Anda di halaman 1dari 66

PEMANFAATAN RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) UNTUK

MENINGKATKAN KADAR IODIUM DAN SERAT PANGAN PADA


SELAI DAN DODOL (www.jurnal-itp.net)

PENDAHULUAN
• Masalah gizi di Indonesia adalah
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI)
• Defisiensi iodium dapat menyebabkan
pertumbuhan terhambat, retardasi
mental, penurunan tingkat kecerdasan
(IQ), kretin/kerdil, kematian perinatal,
kematian bayi, bisu, tuli, mata juling dan
gondok
• Selain itu adalah penyakit degeneratif seperti
penyakit jantung dan pembuluh darah,
penyakit kanker usus besar, diabetes mellitus,
batu empedu, konstipasi serta penyakit-
penyakit lainnya yang berhubungan dengan
obesitas
• Hal ini disebabkan kurangnya konsumsi
makanan yang berserat
• Salah satu bahan baku pangan yang
mengandung kadar iodium dan serat tinggi
adalah rumput laut
Tujuan penelitian
 untuk memanfaatkan rumput laut yang dapat
meningkatkan kadar iodium dan serat pangan
selai dan dodol
 selai dan dodol yang dihasilkan diharapkan
mengandung iodium dan serat pangan yang
dapat membantu mencukupi
kebutuhan masyarakat
METODE PENELITIAN
Bahan dan alat
Bahan yang digunakan adalah rumput
laut jenis Eucheuma cottonii, air, gula
pasir, esens strawberry, asam sitrat,
tepung ketan, gula merah, margarin

Bahan-bahan kimia untuk analisis


proksimat
 Alat yang digunakan adalah waring blender,
timbangan, texture analyzer, viskometer,
chromameter Minolta CR-200, aw-meter,
spektrofotometer dan peralatan untuk analisis
proksimat
Pelaksanaan tahap pertama
• Dilakukan analisis komposisi
kimia rumput laut segar jenis
Eucheuma cottonii
• Ditetapkan komposisi bahan
penyusun serta proses
pembuatan selai dan dodol
rumput laut
• Rumput laut selanjutnya
diolah menjadi bentuk bubur
untuk memudahkan
formulasi adonan

Pelaksanaan tahap kedua


• Bubur rumput laut yang diperoleh dari penelitian
tahap pertama, selanjutnya diolah menjadi selai dan
dodol
• Selai rumput laut dibuat dengan menggunakan tiga
formulasi perbandingan antara bubur rumput laut
dengan gula yaitu 45 : 55, 41 : 59, 37 : 63
• Dodol rumput laut dibuat dengan
menggunakan 5 formulasi perbandingan
antara bubur rumput laut dengan tepung
ketan yaitu 2 : 5, 3 : 4, 4 : 3, 5 : 2, 6 :1
• Pada tahap ini dilakukan uji organoleptik
dengan uji hedonik, kekentalan dengan
viskometer, nilai aw dengan aw-meter, warna
dengan chromameter, serta kekerasan dan
kekenyalan dengan texture analyze
• Analisis kimia meliputi proksimat dengan
metode AOAC, iodium dengan metode
spektrofotometri dan serat pangan dengan
metode enzimatik
HASIL dan PEMBAHASAN
Komposisi kimia rumput laut
Zat gizi Jumlah Zat gizi Jumlah
Abu (%) 29,97 Serat pangan tidak larut air (%) 55,05
Protein (%) 5,91 Serat pangan larut air (%) 23,89
Lemak (%) 0,28 Serat pangan total (%) 78,94
Karbohidrat (%) 63,84 Iodium µg/g 282,93

Formulasi selai rumput laut


Bahan Komposisi (%b/b)
perbandingan 45:55 41:59 37:63
Bubur rumput laut 17,95 16,35 14,76
Gula 21,93 23,53 25,12
Air 59,82 59,82 59,82
Asam sitrat 0,1 0,1 0,1
Esens strawberry 0,2 0,2 0,2
Jumlah 100 100 100
Tahapan proses pembuatan selai rumput laut
• Sortasi rumput laut dan pencucian di air
mengalir
• Perendaman dalam NaOCl 0.25 % selama 6
jam dengan tujuan untuk :

1. pembersihan rumput laut dari kotoran-


kotoran yang masih melekat
2. mengoksidasi warna pigmen rumput laut
sehingga berwarna agak putih dan lunak
3. memudahkan pemberian esens strawberry
4. memudahkan proses pengecilan ukuran
• Bubur rumput laut ditambah air sebagai media
pelarut kemudian dipanaskan dan diberi gula

• Penambahan gula dengan perbandingan 45:55,


41:59 dan 37:63 (b/b) antara bubur rumput laut dan
gula
• Perbandingan dianggap optimum karena bila
perbandingan bubur rumput laut dan gula lebih
tinggi akan terbentuk selai yang keras dan bila terlalu
rendah terbentuk selai yang encer

• Konsentrasi bubur rumput laut yang tinggi


mengandung jumlah karaginan yang lebih tinggi
• Ditambah esens strawberry, karena
rumput laut mempunyai aroma air
laut yang khas
• Penambahan asam sitrat bertujuan
untuk pemberi flavor dan
menurunkan pH
• Menurut Cruess (1958), gel dan
aroma selai yang baik dapat
diperoleh pada batasan pH 3.0-3.7
• Penambahan asam sitrat 0.1 % pada
formulasi menghasilkan pH selai
3.42-3.57
• Pemanasan selai rumput laut
dilakukan pada suhu 100-105oC
dengan waktu 24-29 menit
• Pemasakan diakhiri ketika total
padatan terlarut mencapai 65-67
briks
Dodol rumput laut
Pembuatan dodol rumput laut
Pada pembuatan dodol, rumput laut yang digunakan terlebih
dahulu dibuat menjadi bubur sama seperti pada pembuatan
selai
Formulasi pembuatan dodol

Bahan Komposisi (%)


Perbandingan
2:5 3:4 4:3 5:2 6:1

Bubur rumput laut 10 15 20 25 30


Tepung ketan 25 20 15 10 5
Gula merah 35 35 35 35 35
Gula putih 5 5 5 5 5
Santan 22 22 22 22 22
Margarin 3 3 3 3 3
Jumlah 100 100 100 100 100
Pemasakan dodol meliputi empat tahap, yaitu:
pembuatan mata ula
pengadukan pertama
pengadukan kedua
pengadukan ketiga

• Mata ula adalah santan kental yang


dipanaskan sampai setengah berminyak
• Santan yang berasal dari perasan kelapa segar
yang diparut dengan tambahan air
• Perbandingan kelapa parut dan air = 1:4 (b/b)
Pada pengadukan pertama
• Dilakukan pembuatan buburan dari
tepung ketan dan air
• Air yang digunakan diseimbangkan
dengan pemakaian tepung ketan yaitu
dua kali dari tepung ketan
• Tujuannya agar pada saat pengadukan,
adonan memiliki kekentalan yang relatif
sama antar formulasi
• Suhu pemasakan 65-75 oC untuk mencapai proses
gelatinisasi yang baik
• Pengadukan selesai jika penampakan adonan halus,
mengkilap dan mengental, bila diteteskan tampak
terputus dan bila dicicipi tidak terasa mentah

Pada tahap pengadukan kedua


• Dilakukan penambahan gula pasir dan gula merah
• Gula berperan sebagai penambah citarasa,
pembentuk warna, aroma, tekstur dan pengawet
• Pengadukan dihentikan jika teksturnya sudah kenyal
dan tidak lengket di penggorengan
Pada tahap pengadukan ketiga
• Ditambahkan margarin dan bubur rumput laut
• Adonan telah matang bila diteteskan mulur
dan tidak terputus
• Setelah tahap pemasakan, adonan
dipindahkan ke loyang dan harus dilakukan
sesegera mungkin untuk menghindari dodol
lewat matang akibat sisa panas wajan hasil
pemasakan
• Setelah itu didinginkan agar tekstur dodol
mudah diiris dan dibentuk saat dikemas
KESIMPULAN
• Selai dengan perbandingan bubur rumput laut dan gula
37:63 merupakan produk yang paling disukai oleh
panelis
• Dodol yang direkomendasikan adalah perbandingan
bubur rumput laut dan tepung ketan 5 : 2
• Kadar iodium pada selai dan dodol rumput laut yang
direkomendasikan masing-masing adalah 25,96 dan
21,56 mg/g (bk)
• Kadar serat pangan total pada selai dan dodol rumput
laut, masing-masing adalah 8.39 dan 6.20 %bk
• Satu sendok makan selai (8 g) dan 1 buah dodol (15 g)
masing-masing memenuhi 94.88 dan 195.70 % AKG
iodium, serta 1.53 dan 2.80 % AKG serat pangan
Pembuatan Selai Rumput laut
(Eucheuma cottonii) kaya serat
• Selai rumput laut dibuat dari rumput laut jenis
Eucheuma cottonii, gula pasir, asam sitrat,
pewarna makanan dan air

• Berdasarkan hasil uji organoleptik metode


skoring diperoleh selai rumput laut dengan
penambahan gula pasir 70% b/b sebagai
formula yang disukai
• Berdasarkan analisis karakteristik kimia
diperoleh kadar air selai 54,33%, kadar
abu 0,45%, kadar lemak 0,05%, kadar
protein total 0,29% dan kadar serat
kasar 2,87%
• Selai rumput laut dianalisis kelayakan
usaha dan diperoleh hasil yaitu kapasitas
produksinya 3600 botol/bulan dengan
harga pokok Rp. 4.217,57/botol, harga
jual Rp. 5.000,00/botol
• Diperoleh laba bersih sebesar Rp.
678.125,5 /bulan usaha akan mencapai
titik impas pada tingkat produksi 3037
botol/bulan
• Untuk nilai B/C produksi Selai Rumput
Laut sebesar 1,18 artinya rumah industri
pembuatan Selai Rumput Laut secara
ekonomi layak dikembangkan karena
nilai B/C lebih dari 1
KANDUNGAN FOSFOR MINUMAN SARI
RUMPUT LAUT (Eucheuma sp.)
PENDAHULUAN
• Rumput laut kaya mineral yang diperlukan oleh tubuh
• Salah satunya adalah fosfor 0,2-0,6%, yang berfungsi
dalam pembentukan tulang dan gigi dalam tubuh
manusia
Tujuan penelitian
• mempelajari cara pembuatan minuman sari rumput
laut Eucheuma sp.
• mengetahui kandungan fosfor
• mengetahui tingkat kesukaan konsumen melalui
penilaian terhadap organoleptik
Bahan dan alat
• Bahan yang digunakan adalah alga merah jenis
Eucheuma denticulatum, gula pasir, larutan CMC,
natrium benzoat dan asam sitrat dari sari jeruk
nipis serta bahan kimia untuk analisis
• Alat yang digunakan
baskom, timbangan,
pisau, blender,
kompor, panci,
saringan, botol,
penutup botol dan
alat analisis kimia
Pelaksanaan penelitian
• Rumput laut segar (basah) dan rumput
laut kering diambil dari desa Arakan
Kecamatan Tumpaan, Kabupaten
Minahasa Selatan
• Dicuci bersih agar terlepas dari kotoran
yang menempel atau yang melekat
• Setelah dicuci kemudian diolah menjadi
minuman sari rumput laut, yang
selanjutnya dianalisis di laboratorium
Pembuatan minuman sari rumput laut
 Rumput laut kering dan rumput laut
basah (segar) masing-masing 500 g
direndam dalam larutan air kapur 1%
selama 24 jam
 Direndam dengan air tawar selama 3 hari
untuk pencucian
 Untuk merendam 500 g rumput laut
dibutuhkan 1 liter air, air perendaman
diganti tiap pagi dan sore
• Kedua jenis rumput laut yang sudah
direndam, ditiriskan lalu dipotong kecil-
kecil dan diblender, yang selanjutnya
dimasukkan ke dalam panci berisi air
sebanyak 1 liter lalu dimasak dan
didihkan selama 10-15 menit

• Setelah itu, ditambahkan larutan gula


masing-masing 150 g, 200 g dan 250 g
sesuai perlakuan pada rumput laut basah
dan rumput laut kering
• Ditambahkan larutan CMC (zat pengental) 7,5
g dan Natrium Benzoat (pengawet) 0,25 g
serta sari jeruk nipis sampai larutan dalam
suasana asam pada hasil rebusan

• Larutan diaduk sampai rata, kemudian


dipanaskan sampai mendidih selama 3 menit
dan disaring

• Larutan panas tersebut dimasukkan ke dalam


botol bersih kemudian tutup, disimpan dalam
suasana dingin, lalu dilakukan analisis
Rancangan penelitian dan analisis data
• Data dianalisis menggunakan analisis rancangan
acak lengkap (RAL) secara faktorial
• Terdiri dari dua faktor: jenis rumput laut (faktor
A) dan penambahan gula (faktor B)
• Faktor A terdiri dari dua tingkat: rumput laut
basah (a1) dan rumput laut kering (a2)
• Faktor B terdiri dari tiga tingkat 150 g (b1), 200 g
(b2) dan 250 g (b3)
• Parameter yang diamati adalah kandungan fosfor
• Nilai citarasa dan wama dari minuman sari
rumput laut diperoleh berdasarkan uji
organoleptik dengan berdasarkan skala Hedonik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fosfor
• Kandungan fosfor minuman sari rumput laut
segar 62,57 mg, rumput laut kering 82,42 mg
• Kandungan fosfor semakin meningkat dengan
penambahan gula, karena gula mengandung
fosfor 1 mg dalam 100 g bahan
Rasa
• Tingkat kesukaan terendah terhadap rasa 5,34
yakni pada perlakuan jenis rumput laut basah
dengan penambahan gula 150 g, disebabkan
rumput laut basah masih terasa bau khasnya,
juga penambahan gula yang sedikit sehingga
menyebabkan rasanya tidak enak dan tidak
disukai oleh panelis

• Nilai tertinggi 7,58 yaitu pada perlakuan jenis


rumput laut kering dengan penambahan gula
250 g
Warna
• Tingkat kesukaan terendah terhadap warna
minuman dari rumput laut adalah 6,25 yaitu
pada perlakuan jenis rumput laut basah
dengan penambahan gula 150 g
• Nilai tertinggi 7,43 yaitu pada jenis rumput
laut kering dengan penambahan gula 250 g,
karena rumput laut kering telah mengalami
proses pengeringan (mengalami perubahan
warna, tekstur dan aroma) sehingga agak
terang
KESIMPULAN
• Kombinasi perlakuan terbaik adalah
minuman sari rumput laut kering dengan
penambahan gula 250 g
• Kandungan fosfornya tertinggi (sekitar
500 mg/100 g)
• Berdasarkan penilaian organoleptik
terhadap rasa dan warna memperoleh
nilai tertinggi
MUTU PERMEN RUMPUT LAUT
(Eucheuma cottonii)
PENDAHULUAN
• Rumput laut kaya kandungan serat yang dapat
mencegah kanker usus besar, karena serat dapat
melancarkan pencernaan dengan membentuk zat
seperti gelatin dalam usus halus dan
meningkatkan kadar air dalam feses
• Penambahan rumput laut pada permen
dipandang penting mengingat rumput laut kaya
senyawa hidrokoloid yang banyak digunakan di
berbagai industri
Tujuan penelitian
• Mengetahui pengaruh penambahan
rumput laut terhadap cita rasa dan
tekstur yang disukai oleh panelis
• Persentase rumput laut yang tepat
dan disukai panelis dalam
pembuatan permen rumput laut
dapat ditingkatkan menjadi suatu
industri bahan pangan
METODE PENELITIAN
Bahan dan alat
• Bahan yang digunakan : rumput laut Eucheuma
cottonii, gula pasir (sukrosa), asam sitrat, larutan
bufer
• Alat yang digunakan : pH meter, blender, timbangan
analitik, desikator, oven, cawan porselin, gelas piala
dan peralatan pengolahan

Rancangan percobaan
• Terdiri dari: perlakuan A (gula pasir 300 g dan rumput
laut 50 g), B (gula pasir 300 g dan rumput laut 75 g),
dan C (gula pasir 300 g dan rumput laut 100 g)
• Data yang diperoleh dengan dua kali ulangan
dianalisis dengan rancangan acak lengkap
Prosedur penelitian
• Rumput laut kering dibersihkan dengan
memukul-mukul untuk mengeluarkan garam dan
kotoran lain, lalu ditimbang 100, 75 dan 50 g
• Direndam dalam larutan kapur 1% selama 24 jam,
dilanjutkan dengan perendaman dengan air
selama 3 hari dan dipotong-potong
• Ketiga kelompok rumput laut tersebut (100, 75
dan 50g), masing-masing dilarutkan dalam 200 ml
air lalu diblender sampai halus
• Selanjutnya masingmasing ditambahkan dengan
300 g gula pasir dan 2 g asam sitrat, lalu diaduk
hingga homogen
• Pemasakan dilakukan selama 1-2 jam sampai
campuran mengental dan tidak menempel
dalam panci
• Adonan didinginkan dan dimasukkan dalam
cetakan
Analisis mutu
• Penilaian terhadap mutu permen rumput laut
Eucheuma cottonii dilakukan dengan uji
organoleptik terhadap nilai cita rasa dan
tekstur dengan menggunakan skala hedonik
• Kadar air dengan metoda pemanasan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kadar air
• Semakin banyak rumput laut yang
ditambahkan semakin tinggi nilai kadar air
permen rumput laut
• Rata-rata kadar airnya sebesar 3,89-14,75%
• Nilai kadar air mempengaruhi
nilai tekstur produk rumput laut
• Nilai kekenyalan menurun
dengan meningkatnya kadar air
Rasa
• Semakin banyak penambahan rumput
laut tingkat kesukaan rasa makin
berkurang
• Permen A (gula pasir 300 g dan rumput
laut 50 g) lebih disukai dibanding permen
B dan C, hal ini disebabkan kekenyalan
permen ini lebih rendah akibat semakin
sedikitnya senyawa pembentuk gel yang
dihasilkan oleh rumput laut
Tekstur
• Semakin banyak penambahan rumput laut nilai
tekstur permen makin rendah
• Nilai tekstur paling tinggi pada permen A (gula
pasir 300 g dan rumput laut 50 g) yang berarti
disukai panelis
• Nilai tekstur sangat dipengaruhi oleh nilai kadar
air yang sangat menentukan terhadap nilai rasa,
pada kadar air yang lebih tinggi dengan nilai
tekstur yang lebih baik menyebabkan permen A
lebih disukai oleh panelis
• Tingkat kemanisan permen lebih tinggi
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
• Permen rumput laut yang paling baik adalah
permen yang dibuat dengan menambahkan
rumput laut 50 g ke dalam larutan gula 300 g
dalam 200 ml air
Saran
• Perlu penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan
nilai kesukaan terhadap rasa maka produk
permen rumput laut ini perlu ditambahkan
senyawa flavor disebabkan rumput laut relatif
tidak mempunyai cita rasa (flavor)
PEMBUATAN MI KERING DARI TEPUNG TERIGU DENGAN
TEPUNG RUMPUT LAUT YANG DIFORTIFIKASI
DENGAN KACANG KEDELAI

PENDAHULUAN
• Mi (noodle) adalah salah satu produk pangan
yang terbuat dari tepung dan menyerupai tali
yang berasal dari Cina
• Bahan baku utamanya adalah tepung terigu,
yang tidak mengandung vitamin A, penyedia
energi dan memperbaiki tekstur
• Rumput laut kaya kandungan mineral dan
vitamin A
• Kacang kedelai merupakan sumber protein
yang baik, sumber lemak, vitamin, mineral dan
serat
• Adanya serat mampu mengikat sisa-sisa hasil
metabolisme dalam saluran pencernaan

Tujuan penelitian
Memperoleh mi kering yang kaya mineral,
vitamin A, serat dan harganya terjangkau
BAHAN DAN METODE
Bahan
• Rumput laut diperoleh dari Pasar Sambas
Medan
• Tepung terigu dan kacang kedelai yang
digunakan diperoleh dari Pajak Pagi Kampung
Durian Medan
Alat
• Ayakan, oven, alat-alat laboratorium yang
digunakan untuk analisis
Metode
• Rumput laut dan kacang kedelai sebelumnya
dibersihkan lalu dicuci kemudian dihaluskan
dan diayak dengan ayakan 80 mesh hingga
diperoleh tepung rumput laut dan tepung
kacang kedelai

• Tepung terigu dicampur dengan tepung


rumput laut yang difortifikasi dengan tepung
kacang kedelai lalu diolah dan selanjutnya
diproses menjadi mi kemudian dikeringkan
dengan oven pada suhu 60oC
HASIL DAN PEMBAHASAN
• Mi kering yang diperoleh dari variasi berat
tepung terigu, tepung rumput laut dan tepung
kacang kedelai
Variasi berat tepung terigu, tepung rumput laut
dan tepung kacang kedelai
TT TRL TKK
(g) (g) (g) HASIL
10 45 45 Tidak dapat dicetak TT : tepung terigu
20 40 40 Tidak dapat dicetak TRL : tepung rumput laut
30 35 35 Tidak dapat dicetak TKK : tepung kacang kedelai
40 30 30 Tidak dapat dicetak
50 25 25 Dapat dicetak tapi putus-putus
60 20 20 Dapat dicetak dengan baik
• TT:TRL:TKK = 60:20:20 yang dipilih karena
dapat dicetak dengan baik
• Kondisi fisik mi yang paling baik dilihat dari
segi warna dan bentuk adalah pada
pencampuran 60 g tepung terigu, 20 g tepung
rumput laut yang difortifikasi dengan 20 g
tepung kacang kedelai
• Karena pada perlakuan tersebut, berat tepung
terigu lebih besar (banyak) daripada berat
tepung rumput laut dan tepung kacang
kedelai
• Terigu memiliki protein khusus, yaitu gluten
sebesar 80 % dari total protein. Gluten terdiri
dari komponen gliadin dan glutelin yang
menghasilkan sifat viskoelastis
• Gluten adalah protein yang merupakan suatu
massa kohesif dan mempunyai sifat
viskoelastis yang dapat meregang dan elastis
• Kandungan tersebut yang dapat membuat
adonan tepung terigu dapat dibuat menjadi
lembaran, digiling, dicetak ataupun dibuat
mengembang
• Kadar protein, kadar air, kadar abu memenuhi
syarat mutu mi kering, yaitu Standar Nasional
Indonesia (SNI) 01-2774-1992.
• Kadar vitamin A sangat rendah, karena mi
dikeringkan pada suhu 600 C, sehingga terjadi
oksidasi dan degradasi termal vitamin A
• Adanya vitamin A dapat dengan cara
menambahkan vitamin A sintetik tanpa
menimbulkan masalah cita rasa, dengan aktivitas
biologis yang baik dan mempunyai stabilitas yang
baik
• Vitamin A yang disemprot kering juga berguna
dalam bahan makanan campuran yang ditambah
dengan vitamin
• Hasil uji organoleptik bau mi tidak normal
yaitu bau langu, yang disebabkan kacang
kedelai mengandung SBTI (Soybean Trypsin
Inhibitor) dan enzim lipoksigenase
• Adanya enzim lipoksigenase dalam biji kacang
kedelai akan mengoksidasi lipid dan
menghasilkan senyawa etil vinil keton yang
menyebabkan bau langu pada mi
• Bau langu tersebut akan semakin kuat (jelas)
bila dilakukan perendaman serta penggilingan
kacang kedelai mentah
KESIMPULAN
• Kadar protein 39,61%, kadar air 3,44%, kadar
abu 1,6% mi kering yang dihasilkan
memenuhi syarat mutu mi kering Standar
Nasional Indonesia
• Kadar vitamin A mi kering sebesar 0,014 IU/g
MEMBUKA PELUANG BISNIS MELALUI
PENGEMBANGAN INDUSTRI
ROTI ISI RUMPUT LAUT
PENDAHULUAN
Pemanfaatan rumput laut kurang inovatif, sehingga
perlu pengembangan pemanfaatannya dalam
pembuatan roti
Tujuan
• mengetahui proses pembuatan roti
isi rumput laut
• mengetahui cara pemasaran roti
yang memiliki nilai jual
METODE
Wirausaha roti isi rumput laut dikembangkan di
daerah Sukun, kecamatan Sukun Malang
Cara pembuatan
• Pembuatan isi rumput laut dengan cara
merendam rumput laut kering dalam air hangat
selama 2-3 jam, agar rumput laut tersebut
mengembang
• Selanjutnya dibersihkan dengan air hangat selama
5 menit dan dipotong kecil-kecil (dirajang)
• Kemudian panaskan margarin dalam wajan,
masukkan rumput laut dan gula pasir, aduk hingga
menjadi adonan yang dapat dipulung
• Aduk bahan sponge seperti : tepung terigu,
ragi instan dan air selama 10 menit hingga
adonan tidak lengket ditangan

• Biarkan 60 menit sampai mengembang


• Campur adonan sponge dengan tepung terigu,
gula halus, susu skim, dan baking powder
hingga adonan menyatu

• Tambahkan putih telur dan mentega, aduk


rata dan istirahatkan 10 menit hingga
mengembang
• Adonan seberat 50 g, bulatkan dan diamkan 10
menit
• Pipihkan adonan dan isi, kemudian bentuk sesuai
selera
• Alasi dengan kertas roti/daun pisang dan
istirahatkan 45 menit
• Kukus selama 10 menit hingga matang, tak perlu
api besar
• Tempat kukusan yang digunakan tutupnya harus
berbentuk kerucut, maksudnya agar air dan tutup
kukusan tidak langsung mengenai roti yang
sedang dikukus
Pengemasan
• menyiapkan kardus kue dengan 3 ukuran
yaitu: besar, sedang dan kecil
• roti rumput laut dikemas dalam kardus kue
berdasarkan ukuran yag telah disediakan
• menentukan tanggal kadaluarsa produk
kemasan roti
• mengecek kemasan roti untuk menghindari
kemasan yang telah rusak
Pemasaran , dengan 3 cara : analisa pasar, desain
pemasaran dan evaluasi pemasaran

Analisa pasar
• Menentukan lokasi pemasaran yang strategis dan
terjangkau oleh banyak konsumen
• Melihat minat konsumen terhadap produk ini
dibandingkan dengan produk-produk lain yang
telah beredar di pasaran
• Membandingkan harga produk kemasan roti ini
dengan produk-produk roti yang lain
• Melihat prospek pasar dalam pendistribusian
produksi roti ini
Desain pasar
• Mengenalkan produk Roti Isi Rumput
Laut kepada konsumen melalui
media elektronik
• Mendistribusikan produk Roti Isi
Rumput Laut ke pasar-pasar,
pertokoan-pertokoan
dan ke swalayan-
swalayan
Evaluasi pasar
• Melihat daya beli konsumen terhadap
produk Roti Isi Rumput Laut
• Melihat kekurangan serta keunggulan
produk Roti Isi Rumput Laut
dibandingkan dengan produk-produk
yang lain
• Melihat tingkat kepuasan konsumen
terhadap produk Roti Isi Rumput Laut
HASIL
• Hasil observasi di lapangan banyak masyarakat
penggemar sendiri dan yang cenderung
menjadi pelanggan, sehingga penjualan roti
relatif stabil
• Peluang untuk berkembang terbuka lebar dan
terlebih kalau kreatif, setelah dicoba selama 3
bulan banyak peminatnya
• Pada bulan pertama yaitu promosi tahap
pengenalan dengan produksi 240 roti
• Setelah dilihat produksi roti dalam 1
bulan dengan permintaan pasar yang
semakin meningkat, dinaikkan sebanyak
386 roti
• Adanya jalinan kerjasama dengan para
distributor roti semakin banyak, produksi
tetap 386 roti
• Untuk analisa pasar produksi perlu
ditambah atau dikurangi dengan kata lain
mengevaluasi yang perlu diperbarui
• Pemasaran roti dengan cara menitipkan di
toko dan melalui penjual jajanan keliling
dengan menjalin kerjasama dalam pemasaran
roti ke konsumen

• Ada 15 toko dan 6 penjual jajanan keliling,


lintas penjualan sampai saat ini hanya berada
pada lingkup kecamatan sukun, untuk bulan
berikutnya pemasaran akan di luaskan lagi
sampai di beberapa daerah kota dan
kabupaten Malang
KESIMPULAN
• Proses pemanfaatan rumput laut sebagai bahan
olahan lebih menguntungkan daripada
dipasarkan dalam bentuk segar
• Rumput laut diolah menjadi campuran dan isi
dalam roti
• Dalam proses produksi rumput laut perlu adanya
pengelolaan keuangan yang terbuka dan relevan
• Produk olahan rumput laut yang telah dipasarkan
diharapkan memiliki nilai jual
• Mengetahui peningkatan daya saing terhadap
produk-produk kue yang lain
Tugas e-learning dikumpulkan saat
ujian
Saudara telah mempelajari beberapa produk
olahan rumput laut a.l dodol, permen, minuman
yang pada dasarnya rumput laut yang diolah
terjadi pembentukan gel. Komponen apa yang
menyebabkan terbentuknya gel dan mengapa
hal tersebut dapat terjadi (tuliskan mekanisme
pembentukan gel rumput laut).
Terima kasih dan selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai