ABSTRACT
The purpose of this study was to obtain the ratio of pumpkin and seaweed which
was selected in the manufacture of jelly candy according to chemical and
organoleptic quality. This research was conducted by using Completely
Randomized Design (CRD) with five treatments and three replications. The
treatments in this study were LKRL1 (ratio of pumpkin:seaweed 66:34), LKRL2
(pumpkin of ratio:seaweed 58:42), LKRL3 (pumpkin of ratio:seaweed 50:50),
LKRL4 (pumpkin of ratio:seaweed 42:58), and LKRL5 (ratio of pumpkin:
seaweed 34:66). The data obtained were analyzed statistically using ANOVA. The
results showed that the use of yellow squash and seaweed significantly affected
water content, ash content, reducing sugar content and sensory rating. The
selected treatment from this research was LKRL4 which has moisture content
23.69%, ash content 1.77%, reducing sugar content 8.67% and fiber content
0.88%. While the sensory assessment was descriptive ie brownish, slightly
scented pumpkin, sweet taste, chewy texture and favored by panelists.
1
1.
JomMahasiswa
FAPERTAFakultas Pertanian,
Vol. 4 No. Universitas
2 Oktober 2017 Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2
Jom FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017
1,25% , K2SO4 10% dan Alkohol Pembuatan Bubur Labu Kuning
95%. Pembuatan bubur labu kuning
Alat-alat yang digunakan pada berdasarkan penelitian pendahuluan
penelitian ini meliputi alat pembuatan yang telah dilakukan dilaboratorium,
permen jelly yaitu, pisau, sendok, labu kuning dikupas kulitnya lalu
pengaduk, kuali, baskom plastik, dipotong kecil seperti dadu, kemudian
blender, penyaring, gelas ukur, panci, dicuci bersih lalu ditimbang. Labu
kompor gas, pengaduk, wadah kuning lalu dikukus hingga matang
pencetak dan pendingin selama ± 25 menit, lalu dihaluskan
(refrigerator). Alat untuk analisis menggunakan blender sambil
seperti oven, tanur, penjepit kayu, ditambahkan air sebanyak tiga kali
cawan porselen, hot plate, desikator, berat bubur labu kuning. Bubur labu
neraca analitik, kertas saring, kuning hasil penghalusan disaring
erlemeyer, spatula, sarung tangan, dengan penyaring.
gelas piala, tisu, kertas label, booth
pencicip, kamera, alat tulis dan kertas Pembuatan Bubur Rumput Laut
uji sensori. Pembuatan bubur rumput laut
mengacu pada Salamah dkk. (2006)
Metode Penelitian dengan sedikit modifikasi, yaitu tidak
Penelitian ini dilakukan mengunakan kapur dan
dengan metode eksperimen mempersingkat waktu
mengunakan Rancangan Acak perendamannya. Rumput laut terlebih
Lengkap (RAL) dengan lima dahulu direndam selama 2 jam
perlakuan dan tiga kali ulangan. dengan menggunakan air (6 liter air, 1
Sehingga diperoleh lima belas unit kg rumput laut), setelah itu dicuci
percobaan, perlakuan dalam bersih dan direndam lagi selama 5
penelitian ini dengan rasio labu jam dengan asam asetat 3% tujuannya
kuning dan rumput laut adalah untuk melunakkan rumput laut.
sebagai berikut: LKRL1: rasio bubur Rumput laut dicuci bersih dan
labu kuning : bubur rumput laut direndam lagi selama 2 jam untuk
(66:34), LKRL2: rasio bubur labu menghilangkan asam. Setelah lunak
kuning:bubur rumput laut (58:42), rumput laut dilanjutkan dengan
LKRL3:rasio bubur labu membuat bubur rumput laut
kuning:bubur rumput laut (50:50), menggunakan blender dan ditambah
LKRL4: rasio bubur labu air dengan perbandingan 1:2. Bubur
kuning:bubur rumput laut (42:58), rumput laut hasil penghalusan di
LKRL5: rasio bubur labu saring dengan penyaring.
kuning:bubur rumput laut (34:66).
Parameter yang diamati terhadap Pembuatan Permen Jelly
permen jelly yaitu kadar air, kadar Proses pembuatan permen
abu, kadar gula reduksi dan kadar jelly mengacu pada Salamah dkk.
serat kasar selanjutnya dilakukan (2006) dengan sedikit modifikasi,
penilaian sensori terhadap warna, yaitu tidak menggunakan bahan
rasa, tekstur aroma dan penilaian pembentuk gel gelatin, dan juga tidak
secara keseluruhan. mengunakan sorbitol. Bubur labu
kuning dan rumput laut (sesuai
Pelaksanaan Penelitian dengan rasio perlakuan) dicampur
3
Jom FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017
dengan sukrosa dan sirup fruktosa. serat mengacu (Sudarmadji dkk.
Kemudian dipanaskan hingga 1997) dan. penilaian sensori
mencapai suhu ± 100˚C. Lalu dilakukan secara deskriptif dan
ditambahkan karagenan dan pektin. hedonik mengacu (Setyaningsih dkk.
Pemanasan terus dilakukan sampai 2010)
larutan mengental sambil diaduk
selama 25 menit. Kemudian suhu Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil
diturunkan dan ditambah asam sitrat.
pengamatan akan dianalisis secara
Adonam kemudian dituang dalam
statistik dengan mengggunakan
cetakan dan dibiarkan selama 1 jam Analysis of Variance (Anova). Jika F
pada suhu ruang. Setelah itu hitung ≥ F tabel maka dilanjutkan
masukkan ke dalam refrigerator dengan Uji Duncan New Multiple
selama 24 jam. Kemudian dibiarkan Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.
selama 1 jam pada suhu ruang.
Permen jelly dipotong sesuai ukuran. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil sidik ragam kadar air,
Pengamatan kadar abu, kadar gula reduksi dan
Pengamatan yang dilakukan kadar serat dengan perlakuan
pada penelitian ini adalah kadar air, perbandingan labu kuning dan rumput
kadar abu, kadar gula reduksi, kadar laut dapat dilihat pada Tabel 1.
4
Jom FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017
ungu selama 22 menit menghasilkan besi sebesar 2,12 ppm (Winarno,
kadar air permen jelly yang masih 2008). Semakin banyak rumput laut
tinggi. Kadar air ditentukan oleh yang digunakan maka semakin tinggi
lamanya pemasakan dan proses kadar abunya. Kadar abu pada
pengeringan pada produk permen permen jelly ini masih sesuai dengan
(Subaryono dan Utomo 2006). Buckle standar mutu permen jelly (SNI 3547-
dkk. (2007) menyatakan bahwa kadar 2-2008) yaitu maksimal 3%.
air yang terlalu tinggi akan
mengurangi keawetan pada produk Kadar Gula reduksi
karena mikroba akan lebih mudah Gula reduksi permen jelly
berkembang biak. Cara menguranggi berkisar antara 8,61-9,33%. Kadar
kadar air permen jelly dapat
gula reduksi permen jelly yang
dilakukan dengan pengeringan atau
dihasilkan berbeda nyata pada setiap
penguapan (Sinurat dkk., 1997).
perlakuan. Semakin meningkat
Kadar abu penggunaan bubur labu kuning dan
Kadar abu permen jelly pada semakin sedikit penggunaan bubur
penelitian ini berkisar antara 0,89- rumput laut maka kandungan gula
1,86%. Kadar abu permen jelly untuk permen jelly semakin meningkat. Hal
perlakuan LKRL1 berbeda nyata ini disebabkan karena kandungan
terhadap perlakuan lainya, sedangkan karbohidrat labu kuning lebih besar
antara perlakuan LKRL2 dan LKRL3, dari pada karbohidrat rumput laut.
LKRL3 dan LKRL4, serta antara Menurut Mahmud dkk. (2009) labu
LKRL4 dan LKRL5 berbeda tidak kuning mengandung karbohidrat
nyata. Semakin meningkat sebesar 10 gram dan kandungan
penambahan bubur labu kuning yang karbohidrat rumput laut 8,1 gram.
diikuti dengan semakin sedikit Karbohidrat yang ada pada
penambahan bubur rumput laut labu kuning dan rumput laut tersebut
menghasilkan kadar abu yang akan terhidrolisis menjadi gula-gula
semakin sedikit. Hal ini berkaitan sederhana seperti sukrosa akibat
dengan kadar abu labu kuning yang adanya proses pemanasan pada saat
lebih kecil dibandingkan kadar abu pemasakan permen jelly. Menurut
rumput laut. Kadar abu labu kuning
Winarno (2008) karbohidrat
sebesar 1,20% (Mahmud dkk., 2009),
mengalami hidrolisisi dengan suatu
sedangkan kadar abu rumput laut
proses pemanasan, karbohidrat akan
sebesar 17,09% (Istini dkk., 2003).
Menurut Hunaefi (2002) terhidrolisis menjadi sakarida-
tinggi rendah kadar abu permen jelly sakarida yang lebih sederhana seperti
disebabkan oleh kandungan senyawa oligosakarida, polisakarida,
anorganik dalam bahan penyusun. disakarida dan monosakarida.
Kadar abu permen jelly sangat
Kadar Serat Kasar
dipengaruhi oleh kandungan mineral
Kadar serat kasar permen jelly
dalam bahan pangan yang digunakan
berkisar antara 0,60-1,45%. Kadar
(Ratna, 2004). Rumput laut
serat permen jelly perlakuan LKRL1,
merupakan tanaman yang memiliki LKRL2 dan LKRL3 berbeda nyata
mineral makro yaitu kalsium sebesar terhadap perlakuan lainnya. Semakin
186,00 ppm dan fosfor sebesar 2,76 banyak penambahan bubur labu
ppm, serta unsur mineral mikro yaitu
5
Jom FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017
kuning yang diikuti dengan semakin menghasilkan kadar serat sebesar
sedikit penambahan bubur rumput 1,31% (Yani, 2006). Selain itu adanya
laut menghasilkan kadar serat yang bahan tambahan lainnya seperti
semakin besar. Hal ini terkait dengan karagenan juga menambah tingginya
kadar serat labu kuning yang lebih kadar serat kasar permen jelly
tinggi dibandingkan kadar serat (Yuniarti, 2011).
rumput laut. Kadar serat labu kuning
sebesar 2,70 gram (Mahmud dkk, Penilaian Sensori
2009), sedangkan kadar serat rumput Hasil sidik ragam penilaian
laut sebesar 1,95% (Istini dkk., 2003). sensori warna, aroma, tekstur, rasa
Hasil penelitian Sembiring dan penilaian keseluruhan permen
(2002) menunjukkan bahwa jelly dengan perlakuan perbandingan
penggunaan rumput laut sebanyak rasio bubur labu kuning dan bubur
10% pada pembuatan permen jelly lumput laut Dapat dilihat pada tabel
menghasilkan kadar serat kasar 2.
sebesar 0.81%. Penggunakan rumput
laut dalam pembuatan permen jelly
6
Jom FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017
menimbulkan warna kecoklatan pada dapat meningkatkan kekenyalan dari
produk (Buckle dkk., 2007). permen jelly (Winarno, 2008).
Menurut Martawi (2008)
Aroma semakin besar konsentrasinya
Aroma permen jelly berkisar rumput laut maka semakin kuat
2,00-3,47. Aroma permen jelly untuk tekstur yang dihasilkan. Selain itu
perlakuan LKRL1, LKRL4 dan adanya bahan pembentuk gel yang
LKRL5 berbeda nyata dengan terlalu banyak akan mengakibatkan
perlakuan lainnya, sedangkan antara permen jelly menjadi keras,
perlakuan LKRL2 dan LKRL3 sedangkan jika terlalu sedikit permen
berbeda tidak nyata. Semakin besar jelly yang dihasilkan akan terlalu
kandungan labu kuning yang diikuti lunak (Malik, 210).
dengan semakin kecil kandungan
rumput laut menghasilkan aroma Rasa
labu kuning. Hal ini disebabkan pada Rasa permen jelly berkisar
setiap perlakuan penambahan labu 2,55-3,60. Rasa permen jelly pada
kuning pada pembuatan permen jelly perlakuan LKRL1 berbeda nyata
semakin berkurang. Sehingga aroma terhadap perlakuan yang lainnya,
pada tiap perlakuan yang dihasikan sedangkan perlakuan LKRL2 dan
menurun. LKRL3 serta LKRL4 dan LKRL5
Pada industri pangan, berbeda tidak nyata. Rasa permen
pengujian aroma dianggap penting jelly cenderung menurun dengan
karena dapat cepat dianggap bertambahnya bubur rumput laut dan
memberikan penilaian suatu produk, berkurangnya bubur labu kuning.
apakah produk disukai konsumen Rasa di pengaruhi oleh beberapa
atau tidak disukai konsumen faktor yaitu senyawa kimia, suhu,
(Soekarno, 1990). Salah satu faktor konsentrasi dan interaksi dengan
yang dapat menentukan makanan komponen yang lain. Menurut
diterima konsumen adalah aroma Harjono dkk. (2001) menyatakan
(Winarno, 2008). peningkat jumlah karagenan yang
tinggi disukai panelis karena
Tekstur karagenan menghasilkan gel yang
Tekstur permen jelly berkisar kuat dan rasa yang manis dihasilkan
2,17-4,10. Tekstur permen jelly pada permen jelly. Winarno (2008)
untuk perlakuan LKRL1 berbeda menyatakan bahwa sukrosa juga
nyata dengan perlakuan lainnya, dapat meningkatkan cita rasa pada
sedangkan antara perlakuan LKRL3 bahan makanan.
dan LKRL4 berbeda tidak nyata.
Pada pembuatan permen jelly Penilaian keseluruhan
semakin banyak penambahan Penilaian keseluruhan panelis
kandungan bubur rumput laut dan dari antara suka dan tidak suka
berkurang kandungan bubur labu hingga suka dengan rata-rata
kuning pada setiap perlakuan, maka penilaan keseluruhan permen jelly
semakin kenyal produk permen jelly. berkisar 2,57-2,97. Permen jelly yang
Hal ini dikarenakan rumput laut disukai panelis adalah perlakuan
merupakan jenis tanaman yang LKRL1 dengan skor 2,57 (suka).
banyak mengandung karagenan yang Permen jelly pada perlakuan LKRL1
berbeda nyata dengan perlakuan
7
Jom FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017
LKRL4 dan LKRL5 tapi berbeda Perlakuan LKRL4 memiliki
tidak nyata dengan perlakuan kadar air 23,69% sehingga memiliki
LKRL2 dan LKRL3. Permen jelly daya simpan yang cukup lama untuk
yang disukai panelis adalah permen disimpan akan tetapi tidak memenuhi
dengan warna kuning kecoklatan, (SNI, 2008). Kadar abu permen jelly
beraroma labu kuning, tekstur kenyal pada perlakuan LKRL4 yaitu 1,77%
dan berasa labu kuning dan rumput kadar abu erat kaitanya dengan kadar
laut . mineral, semakin tinggi kadar abu
Penilaian organoleptik secara maka kandungan mineral suatu
keseluruhan dapat dikatakan bahan akan semakin tinggi. Kadar
gabungan dari penilaian yang dilihat gula reduksi permen jelly pada
seperti warna, dirasa, dicium seperti perlakuan LKRL4 yaitu sebesar
aroma dan tesktur. Penilaian panelis 8,67% dan sudah memenuhi (SNI
antara suka dan tidak suka 2008) permen jelly. Kadar serat kasar
disebabkan karena panelis masih pada perlakuan LKRL4 yaitu 0,88%.
asing dan belum terbiasa Penilaian organoleptik secara
mengonsumsi permen jelly yang hedonik pada perlakuan LKRL4
terbuat dari labu kuning dan rumput mendapatkan penilaian antara suka
laut. dan tidak suka secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil pengamatan secara
Penentuan permen jelly yang keseluruhan dan hasil pengamatan
terpilih analisis kimia maupun penilaian
Berdasarkan analisis kimia secara organoleptik dapat ditarik
permen jelly, kadar air belum kesimpulan bahwasannya perlakuan
memenuhi syarat SNI. Kadar air terpilih dari permen jelly yang
terendah terdapat pada perlakuan dihasilkan yaitu pada perlakuan
LKRL5 yang berbeda tidak nyata LKRL4 karena memiliki tingkat
dengan LKRL4. Adapun kadar abu kesukaan dan dapat diterima atau
dan gula reduksi untuk semua disukai panelis.
perlakuan telah memenuhi syarat
SNI. Adapun kadar serat kasar
merupakan nilai tambah pada
permen jelly ini. Berdasarkan analisis
kimia perlakuan terpilih adalah
LKRL4 dan LKRL5. Berdasarkan
penilaian keseluruhan secara hedonik
perlakuan antara LKRL4 dan
LKRL5 berbeda tidak nyata.
Mengingat kadar gula reduksi
LKRL4 lebih besar LKRL5 maka
perlakuan LKRL4 (rasio bubur labu
kuning 42 dan bubur rumput laut 58)
merupakan perlakuan terpilih pada
penelitian ini.
8
Jom FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017
Table 3. Rekapitulasi data pemilihan permen jelly terpilih
Perlakuan
Penilaian SNI*
LKRL4 LKRL2 LKRL3 LKRL4 LKRL5
Analisis
kimia
Kadar air Maks.20% 26,05C 25,23cb 24,76b 23,69a 23,04a
Kadar abu Maks.3,0% 0,89a 1,29b 1,25bc 1,77cd 1,86d
Kadar gula Maks. 25% 8,61d
9,33a 8,99b 8,90b 8,67c
reduksi
Kadar serat 0,60c
1,45a 1,33a 1,03b 0,88b
kasar
Penialaian
sensori
Warna Normal 3,90d 3,52c 2,95b 2,70b 2,27a
c b
Rasa Normal 3,60 3,17 2,95b 2,65a 2,55a
Tekstur Normal 2,17a 2,67b 2,95b 3,00c 4,10d
d c
Aroma Normal 3,47 3,15 3,00c 2,55b 2,00a
Penilaian Normal
keseluruha 2,57a 2,67ab 2,75ab 2,92a 2,97b
n
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang berbeda menunjukkan berbeda nyata
berdasarkan uji lanjut DNMRT pada taraf 5%.
SNI * 3574-2008.
9
Jom FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017
Hambali. 2004. Membuat Aneka dari rumput laut. Skripsi.
Olahan Rumput Laut. Teknologi Hasil
Penebar Swadaya. Perikanan, Fakultas
Bogor. Perikanan. Universitas
Hudaya, S. 2008. Food aditive. Riau. Pekanbaru.
Fakultas Nursyamsiati. 2014. Study
Pertanian.UniversitasPadjaja pembuatan permen jelly
ran.Bandung.http://bapeda.pe menggunakan ubi jalar
mda.com. diakses pada ungu (Ipomoea batatas L.)
tanggal 25 oktober 2016. dan rumput laut
Hunaefi, D. 2002. Aplikasi gelatin (Eucheuma cottoni). Skipsi.
dari ikan cucut dan ikan Fakultas Pertanian.
pari pada pembuatan Universitas Riau.
permen jelly. Skripsi. Pekanbaru.
Fakultas Teknologi Ratna. 2004. Pengaruh Air Kelapa
Pertanian. Institut Pertaniaan Pada Sifat Fisiko kimia
Bogor. Bogor. Permen Jelly dari
Gardjito. M dan T. F. K., Sari. 2005. kappaphycus, Fakultas
Pengaruh penambahan Pertanian dan Ilmu Kelautan.
asam sitrat dalam Institut Pertanian Bogor.
pembuatan manisan kering Bogor.
labu kuning (Cucurbita Salamah, E. A., C. Erungan dan Y.
maxima) terhadap sifat Retnowati. 2006.
sifat produknya. Jurnal Pemanfaatan gracilaria sp
Jurusan Teknologi Pangan dalam pembuatan permen
dan Hasil Pertanian. Fakultas jelly. Jurnal Teknologi Hasil
Teknologi Pertaniain. Perikanan, volume 9 (1): 38-
Uiversitas Gajah Mada. 46
Yogyakarta. Sembiring, S.I. 2002. Pemanfaatan
Istini. A., A. Zatnika., Suhaimi. 2003. rumput laut (E. cottonii)
Manfaat dan Pengolahan sebagai bahan baku dalam
Rumput Laut. Jurnal pembuatan permen jelly.
Penelitian, BPPT. No 14. Skripsi. Program Studi Hasil
Jakarta. Perikanan Fakultas
Mahmud, M. K., Herman, N. A Perikanan dan Kelautan.
Zulfianto, I. Ngadiarti, R. R. Institut Pertanian Bogor.
Apriayantono, B. Hartati, Bogor.
Bernandus dan Tinexcelly. Setyaningsih, D. 2010. Analisis
2009. Tabel komposisi Sensori untuk industri
pangan Indonesia. pangan dan agro. Institut
Gramedia. Jakarta. Pertanian Bogor. Bogor
Malik I. 2010. Permen jelly. Word Sinurat, E. Murniyati dan Manik H.
press.com/2015/10/20/perme 2009. Teknik pengeringan
njelly. Diakses pada tangal permen jelly dari blended
20 oktober 2015. karagenan. Laporan Diknas.
Martawi, R. 2008. Penerimaan Jakarta.
konsumen dan mutu SNI (Standar Nasional Indonesia)
permen jelly yang diolah 3574.2-2008. Mutu
10
Jom FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017
kembang gula lunak. Badan Ilmu Gizi. Fakultas
Standarisasi Nasional, Kedokteran. Universitas
Jakarta Diponegoro. Semarang.
Soekarno, S.T. 1990. Penilaian
Organoleptik untuk
Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor
Subaryono dan B. S. B. Utomo. 2006.
Penggunaan campuran
karagenan dan konjak
dalam pembuatan permen
jelly. Jurnal Pascapanen dan
Bioteknologi Kelautan dan
Perikanan. Vol 1 (1) : 19-26
Sudarmadji, S., B. Haryono. dan
Suhardi. 1997. Prosedur
Analisa Bahan Makanan
dan Pertanian. Liberty.
Yogyakarta.
Tambunan, K. 2015. Kajian
penambahan tepung tempe
dalam pembuatan kukis
berbasis tepung labu
kuning (Curcubita
moschata durch). Skripsi.
Teknologi Hasil Pertanian.
Jurusan Teknologi Pertanian.
Fakultas Pertanian
Universitas Riau. Pekanbaru.
Winarno, F. G. 2008. Kimia pangan
dan gizi. Gramedia pustaka
utama. Jakarta.
Yani H, I. 2006. Karakteristik fisika
kimia permen jelly dari
rumput laut Euchema
spinosum dan Euchema
cottonii. Skripsi. Program
Studi Hasil Perikanan.
Fakultas Perikanan dan
Kelautan. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Yuniarti. A. 2011. Kadar zat besi,
serat, gula total dan daya
terima permen jelly dengan
penambahan rumput laut
Gracilia sp dan Sargassum
sp. Skripsi. Program Studi
11
Jom FAPERTA Vol. 4 No. 2 Oktober 2017