Anda di halaman 1dari 9

15 (1) (2020) 1-4

Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian

http://journals.usm.ac.id/index.php/jtphp

KONSENTRASI GULA PASIR


TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK
SELAI TIMUN KRAI (Curcumis sp)

Romli Cipto Utomo1, Ir. Elly Yuniarti Sani, M.Si.2 dan Ir. Sri Haryati, M.Si.2

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang,


Indonesia

DOI: http://dx.doi.org/10.26623/jtphp.v13i1.1845.kodeartikel
Info Artikel Abstrak
___________________ ____________________________________________________________
Sejarah Artikel: Selai merupakan produk yang dibuat dari buah-buahan yang telah dihancurkan serta
Disubmit 6 Juli 2019 dilakukan penambahan gula kemudian dipanaskan atau dimasak sampai terbentuk
Direvisi 24 Februari 2020 tekstur kental.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gula
terhadap sifat kimia (kadar air, pH, dan kalium), sifat fisik (viskositas dan daya oles) dan
Disetujui 11 Maret 2020
organoleptik (daya oles dan kesukaan keseluruhan) selai timun krai. Rancangan
___________________ percobaan yang digunakan adalah rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan
Keywords: konsentrasi gula yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Data yang diperoleh
Ditulis dalam bahasa Inggris 3-5 dianalisa dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan uji
DMRT taraf 5%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi gula pasir pada
kata atau kelompok kata, ditulis
selai timun krai menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap sifat kimia
menurut abjad, dipisah dengan (kadar air dan kadar kalium), sifat fisik (viskositas dan daya oles), organoleptik (daya
titik koma ; oles dan penerimaan kesukaan keseluruhan). Setelah dilakukan uji lanjut Duncan 5%
_______________________ ada perbedaan nyata pada semua perlakuan. Berdasarkan pengujian variabel pada selai
timun krai, diperoleh perlakuan terbaik yang disukai panelis berdasarkan daya oles dan
kesukaan dengan P5 (konsentrasi gula 50%), memiliki skor uji organoleptik daya oles
pada roti dengan skor 4,25 (sangat mudah dioleskan), kesukaan terhadap selai timun
krai 4,85 (sangat suka). Adapun selai pada P5 (konsentrasi gula 50%) mempunyai kadar
air 298,15%, pH 4,30, kadar kalium 67,769mg, viskositas 111,68cP, daya oles 16,59mJ.
Hal ini karena P5 secara keseluruhan lebih disukai konsumen daripada perlakuan lain.
Abstract

Jam is a product made from fruits that have been crushed and added to sugar and then
heated or cooked to form a thick texture. This study aims to determine the effect of sugar
concentration on chemical properties (water content, pH, and potassium), physical
properties (viscosity and topical power) and organoleptic (topical power and overall
preference) of cucumber jam. The experimental design used was a completely randomized
design (CRD) one factor with a sugar concentration consisting of 5 treatments and 4
replications. The data obtained were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and
followed by DMRT at 5% level. The results showed that the concentration of granulated
sugar in cucumber jam showed a significant effect on chemical properties (water content
and potassium levels), physical properties (viscosity and topical), organoleptic (topical and
acceptability). After further testing Duncan 5% there were significant differences in all
treatments. Based on variable testing on cucumber jam, the best treatment was obtained by
the panelists based on the power of smearing and liking with P5 (50% sugar
concentration), having an organoleptic test score of smearing power on bread with a score
of 4.25 (very easy to apply), preference for jam cucumber krai 4.85 (really like). The jam at
P5 (50% sugar concentration) has a moisture content of 298.15%, pH 4.30, potassium
content of 67.769mg, viscosity of 111.68cP, rubbing power of 16.59mJ. This is because P5
as a whole is more preferred by consumers than other treatments.

Keywords: Jam, cucumber krai, sugar


 Alamat Korespondensi:Jl. Soekarno Hatta Semarang, Jawa Tengah p-ISSN 1693-9115
E-mail: alamat@email.mu
e-ISSN 2580-846X

1
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 15 (1) (2020)

PENDAHULUAN basah yang merupakan pengolahan bubur


buah dan gula yang dibuat dari campuran
Timun Krai (Curcumis sp) tidak kurang dari 45% berat sari buah dan
merupakan sumber dengan kadar tinggi air 55% berat gula. Campuran tersebut
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia kemudian dipekatkan sampai diperoleh
yang membuat tubuh terhidrasi dengan baik hasil akhir berupa padatan terlarut lebih
serta membuang seluruh racun yang dari 65% yang diukur menggunakan
terkumpul di dalam tubuh. Saat dimasak, refraktometer. Gula biasanya digunakan
rasanya begitu manis dan menyegarkan. sebagai bahan pemanis makanan.
Selain mengandung air yang tinggi, timun Penambahan gula dalam proses pembuatan
krai juga kaya gizi, diantaranya : Vitamin selai bertujuan untuk memperoleh tekstur,
A, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin K, dan penampakan dan flavor yang baik. Asam
mineral penting seperti : potasium, kalsium, dan gula mampu mempengaruhi
magnesium, mangan, serat, dan masih konsistensi dan dipersibilitas yang
banyak yang lainnya (Arlina, 2017). memiliki hubungan dengan daya oles selai,
Krai adalah Komoditas hortikutura, dalam hal ini gula dan asam berpengaruh
krai merupakan sayuran yang melimpah dalam pembentukan gel. Sukrosa (gula)
dan belum banyak dimanfaatkan. Krai akan mengalami hidrolisis menjadi glukosa
merupakan sayuran yang banyak ditanam dan fruktosa karena adanya pengaruh dari
oleh petani pada musim tanam kemarau. suhu pemanasan dan asam yang
Krai dipilih oleh petani karena meningkatkan kelarutan sukrosa (Fatonah,
budidayanya yang mudah dengan biaya 2002). Menurut Yenrina dkk (2009) selai
yang murah dengan waktu panen yang yang bermutu baik memiliki sifat tertentu,
beberapa kali sehingga diharapkan diantaranya adalah konsisten, warna
pendapatan yang diperoleh tidak hanya cemerlang, tekstur lembut, flavor buah
sekali. Tanaman krai merupakan tanaman alami, tidak mengalami sineresis.
sayuran jenis timun dengan warna hijau Krai memiliki potensi untuk dibuat
bergaris putih. Tanaman ini memiliki selai karena krai merupakan sayuran yang
kalori yang rendah 15 kalori per 100 gram memiliki kandungan air cukup banyak
dan tidak mengandung lemak jenuh atau dengan aroma yang khas terutama pada
kolesterol serta sebagai sumber serat, bagian daging dan biji pada bagian
memiliki kadnungan kalium 147 mg, tengah krai, untuk memperoleh mutu selai
sodium dan elektrolit penting. Komoditas yang baik dibutuhkan bahan baku yang
tersebut pada umumnya masih dijual dalam berkualitas, cara pengolahan yang tepat
bentuk segar sehingga harganya murah dan serta komposisi bahan baku dan bahan
belum memiliki nilai tambah disamping itu tambahan yang sesuai. Oleh karena itu
produk tersebut tidak mampu disimpan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
karena cepat mengalami pembusukan konsentrasi gula terhadap sifat fisikokimia
sehingga sayuran ini sering digunakan dan organoleptik selai timun krai.
sebagai pakan ternak sapi. Timun krai belum banyak
Selai merupakan produk awetan dimanfaatkan sebagai selai, dengan adanya
yang dibuat dengan memasak hancuran penambahan variasi gula pasir diharapkan
buah yang dicampur gula atau campuran dapat menciptakan produk selai timun krai
gula dengan dekstrosa atau glukosa, dengan yang manis, kental dan mudah dioleskan.
atau tanpa penambahan air dan memiliki Apakah perbedaan konsentrasi gula pada
tekstur yang lunak dan plastis (Suryani selai timun krai akan mempengaruhi
dkk., 2004). Menurut SNI-01-3746-1995, karakteristik fisikokimia dan organoleptik
selai buah adalah produk pangan semi dari selai yang dihasilkan?

2
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 15 (1) (2020)

Tujuan penelitian untuk mengetahui P3: Proporsi bubur timun krai 200 gram
pengaruh konsentrasi gula terhadap sifat konsentrasi gula 30%
fisikokimia dan organoleptik selai timun P4: Proporsi bubur timun krai 200 gram
krai dan mengetahui perlakuan yang konsentrasi gula 30%
terbaik pada selai timun krai. Manfaat P1: Proporsi bubur timun krai 200 gram
penelitian untuk memberikan informasi konsentrasi gula 30%
penggunaan konsentrasi gula yang sesuai Data yang diperoleh dihitung dengan
untuk mendapatkan selai timun krai untuk metode statistik ANOVA apabila ada
menghasilkan selai bermutu baik. Diduga perbedaan nyata antar perlakuan
perbedaan konsentrasi gula pada dilanjutkan dengan uji beda nyata
pembuatan selai timun krai akan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT)
memberikan pengaruh terhadap sifat pada tingkat kepercayaan α 5%.
fisikokimia dan organoleptik dari selai
yang dihasilkan Prosedur Penelitian
1. Penelitian Pendahuluan
METODE a. Siapkan semua alat yang diperlukan
Penelitian ini dilaksanakan di untuk pembuatan selai dalam keadaan
Laboratorium Rekayasa Pangan Fakultas bersih, kering, dan dapat digunakan
Teknologi Pertanian Universitas Semarang sesuai dengan fungsinya.
pada bulan Oktober 2019 – Desember b. Siapkan semua bahan yang digunakan
2019. Alat-alat yang digunakan untuk dan timbang sesuai takaran.
proses pembuatan selai timun krai adalah 2. Pembuatan Bubur Timun Krai
pisau, panci stainless steel, mangkuk, a. Timun krai dilakukan sortasi, yaitu
kompor, pengaduk, gelas ukur, termometer, memilih timun krai dengan kualitas
timbangan analitik, solet, blender dan baik (yang masih segar tidak terlalu
saringan. Alat-alat yang digunakan untuk muda dan tidak terlalu tua)
analisa yaitu pH meter, viscometer b. Timun krai kemudian dicuci dengan air
brookfield, timbangan analitik, beaker mengalir, kulitnya jangan dikupas,
glass, oven, botol timbang, gelas piala, hilangkan saja biji buah didalamnya.
esikator, elenmeyer, hot plate, labu takar c. Potong timun krai dengan ukuran ± 2
100 ml, kertas saring whatman no.42, pipet cm, timbang sebanyak 1.000 gram
volume (1,50 ml; 2,00 ml; 2,50 ml; 3,00 kemudian blanching rebus dengan
ml; 3,50 ml; 4,00 ml dan 10,00 ml) dan 1000 mL 3 menit.
texture analyzer.Bahan yang digunakan d. Timun krai yang sudah diblanching
untuk pembuatan selai dalam penelitian ini ditambahkan air 250 ml kemudian
yaitu buah timun krai dibeli dari petani diblender selama 5 menit hingga
Jepara, gula pasir, CMC, asam sitrat, air. terbentuk bubur timun krai halus.
Bahan yang dibutuhkan untuk analisa yaitu 3. Pembuatan Selai Timun Krai
aquadest, HNO₃ 65% dan buffer. Komposisi dalam pembuatan selai
Penelitian dilakukan dengan metode timun krai dapat dilihat pada Tabel 5.
Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan
satu faktor yaitu konsentrasi gula terdiri
dari lima perlakuan dan 4 kali ulangan
dengan rincian sebagai berikut :
P1: Proporsi bubur timun krai 200 gram
konsentrasi gula 30%
P2: Proporsi bubur timun krai 200 gram
konsentrasi gula 30%

3
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 15 (1) (2020)

4) bahwa konsentrasi gula pasir


berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap
kadar kalium selai timun krai dan
setelah diuji lanjut dengan DMRT 5%
menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata antar perlakuan. Rerata
perhitungan kadar kalium dapat
dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Rerata Kadar Kalium Selai
Timun Krai
Nilai Kadar
Persentase gula berdasarkan Konsentrasi Kalium
penelitian Irvan Hidayat (2018) yang (mg/100g)*
diperoleh perlakuan terbaik pada P1 (30%) 52,196a
persentase gula 40%, sehingga dalam P2 (35%) 60,911b
penelitian ini dengan konsentrasi 30% s.d. P3 (40%) 62,917bc
50%. P4 (45%) 65,288cd
Tahapan proses pembuatan selai timun P5 (50%) 67,769d
krai: Keterangan : *Angka yang ditandai
a. Bubur timun krai diambil sebanyak 200 notasi huruf berbeda menunjukkan
gram dan ditambahkan CMC 1 gram, ada perbedaan nyata (p<0,05).
asam sitrat 0,5 gram dan gula pasir Rerata kadar kalium yang
sesuai proporsi perlakuan 30 %, 35 %, dihasilkan yaitu 52,196 - 67,769 mg.
40 %, 45 % dan 50 % kemudian Konsentrasi gula pasir berpengaruh
diaduk. terhadap kadar kalium, semakin tinggi
b. Dilakukan pemasakan dengan suhu penambahan gula pasir maka kadar
103°C dan pengadukan sampai benar- kalium selai timun krai akan semakin
benar tercampur rata selama 30 menit. meningkat. Hal ini dapat terjadi
c. Sampel di didinginkan selama 1 jam. karena gula pasir mengandung 2 mg
d. Dilakukan analisa kadar air, pH, daya kalium setiap 100 gram berat bahan
oles, viskositas, kadar kalium dan (Darwin, 2013), sehingga semakin
organoleptik ( daya oles, kesukaan ) tinggi konsentrasi gula pasir yang
terhadap selai timun krai yang ditambahkan pada selai semakin
dihasilkan. meningkat pula kadar kalium selai.
4. Variabel Penelitian Grafik kadar kalium timun krai dapat
Parameter yang diamati adalah analisa dilihat pada Gambar 6.
fisik (daya oles, viskositas), analisa
kimia (kadar air, pH, kalium) dan
analisa organoleptik (daya oles, dan
kesukaan) untuk menguji tingkat
kesukaan panelis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Kadar Kalium
Kalium merupakan mineral yang
bermanfaat bagi tubuh yang berfungsi
untuk mengendalikan tekanan darah
(Yaswir dan Ferawati, 2012).
Berdasarkan analisa ragam (Lampiran

4
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 15 (1) (2020)

Gambar 6 menunjukkan semakin perbedaan yang nyata antar


tinggi konsentrasi gula maka kadar perlakuan. Rerata perhitungan
kadar kalium akan meningkat, hal ini viskositas dapat dilihat pada Tabel 11.
berkaitan dengan kadar air selai timun
krai yang semakin menurun. Timun Tabel 11. Rerata Viskositas Selai
krai mengandung kalium yang cukup Timun Krai
tinggi yaitu 122mg/100g (Rukmana, Nilai Viskositas
Konsentrasi
1994), jika kadar air menurun pada (cP)*
selai maka kandungan air akan turun P1 (30%) 96,68a
dan kadar kalium timun krai P2 (35%) 98,69b
meningkat dan tidak larut dalam air. P3 (40%) 100,74c
Menurut Muchtadi dan Sugiyono P4 (45%) 103,33d
(2015) selama proses pemasakan, air P5 (50%) 111,68e
dan uap air akan dikeluarkan dari Keterangan : *Angka yang ditandai
kapiler yang lebih besar. notasi huruf berbeda menunjukkan ada
Pengujian kalium adalah untuk perbedaan nyata (p<0,05).
mengetahui jumlah kalium yang masih
terkandung pada selai timun krai Rerata viskositas yang paling tinggi
setelah mengalami proses pengolahan pada perlakuan P5 (konsentrasi gula
yang dapat memungkinkan susut pada 50%) sebesar 111,68cP yang terendah
jumlah kandungan kalium, diketahui pada perlakuan P1 (konsentrasi gula
pada timun krai mengandung kalium 30%) sebesar 96,68cP, sehingga
yang cukup tinggi. Menurut Ajala urutan persentase pengaruh
(2009), memungkinkan adanya air konsentrasi gula pasir terhadap
yang diikat kembali oleh serat dan viskositas selai timun krai dari
senyawa kimia lain yang terdapat terendah hingga tertinggi yaitu
dalam bahan. perlakuan P1, P2, P3, P4, dan P5.
Viskositas adalah ukuran resistensi
2. Viskositas zat cair untuk mengalir. Semakin
Viskositas adalah ukuran resistensi tinggi viskositas suatu zat cair, maka
zat cair untuk mengalir. Viskositas akan semakin kental aliran zat cair
adalah gesekan yang ditimbulkan oleh tersebut. Semakin banyak konsentrasi
fluida yang bergerak, atau benda gula yang ditambahkan maka
padat yang bergerak didalam fluida viskositas selai semakin meningkat.
(Martuharsono, 2006). Kekentalan Hal ini disebabkan semakin tinggi
dinyatakan sebagai daya tahan yang gula, maka gula akan menyerap air
diberikan oleh suatu cairan terhadap sehingga viskositas meningkat
gerakan-gerakan yang dikenakan (Afrizal dan Usman, 2017). Hal ini
pada cairan tersebut. Kekentalan selai berkaitan dengan kadar air, semakin
diukur dengan viskometer yang tinggi konsentrasi gula, kadar air
dinyatakan dalam satuan cP semakin menurun yang
(centipoise) (Anonim, 1990). mengakibatkan meningkatnya
Berdasarkan analisa ragam viskositas selai. Menurut Antarlina
(Lampiran 5) bahwa konsentrasi gula dan Ginting (1992) faktor yang
pasir berpengaruh nyata (p<0,05) mempengaruhi viskositas, antara lain
terhadap viskositas selai timun krai kadar air bahan. Viskometer berputar
dan setelah diuji lanjut dengan menyesuaikan kekentalan selai,
DMRT 5% menunjukkan adanya apabila selai terlalu kental maka

5
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 15 (1) (2020)

putaran akan semakin pelan dan nilai 3. Uji Organoleptik Kesukaan


viskositas semakin besar, sebaliknya Keseluruhan
jika selai tidak terlalu kental atau Berdasarkan analisa ragam
encer maka putarannya semakin cepat (Lampiran 8) bahwa konsentrasi gula
dan nilai viskositas semakin kecil. pasir berpengaruh nyata perbedaan
Grafik viskositas selai timun krai nyata (p<0,05) terhadap organoleptik
dapat dilihat pada Gambar 7. kesukaan keseluruhan selai timun krai
dan setelah diuji lanjut dengan
DMRT 5% menunjukkan adanya
perbedaan yang nyata antar
perlakuan. Rerata perhitungan
organoleptik kesukaan dapat dilihat
pada Tabel 14.
Tabel 14. Rerata Organoleptik
Kesukaan Rerata Selai Timun Krai
Konsent Skor Keterangan
rasi Overall
(%)*
P1 (30%) 1,15a Sangat Tidak Suka
P2 (35%) 2,10b Tidak suka
c
Gambar 7. menunjukkan kadar P3 (40%) 3,20 Agak Suka
viskositas selai timun krai cenderung P4 (45%) 3,70d Suka
e
meningkat terhadap setiap perlakuan. P5 (50%) 4,85 Sangat Suka
Viskositas selai dipengaruhi oleh Keterangan : *Angka yang ditandai
pengentalnya. Peningkatan viskositas notasi huruf berbeda menunjukkan ada
ini berkaitan dengan kepadatan perbedaan nyata perbedaan nyata
struktur serabut yang terbentuk. (p<0,05).
Selain itu, konsentrasi gula yang
banyak juga mempengaruhi viskositas Pengujian mutu hedonik
selai (Ekaputri, dkk., 2017). Gula di penerimaan keseluruhan dilakukan
dalam selai ditujukan untuk mengikat untuk mengetahui pengaruh perbedaan
air sehingga akan mempengaruhi konsentrasi gula pasir terhadap
tekstur atau kekerasan dari produk penerimaan kesukaan keseluruhan
selai yang dihasilkan. Jika air dalam selai saat dikonsumsi panelis. Tabel
bahan pangan terperangkap maka air 14 menunjukan bahwa jumlah panelis
yang tersedia untuk pertumbuhan yang sangat suka pada tingkat
mikroba atau Aw menjadi rendah, hal kesukaan secara keseluruhan dari selai
ini yang menjadikan produk awet. timun krai perlakuan P5 sebesar 4,85
Gula dapat meningkatkan (sangat suka) dengan konsentrasi gula
kemampuan CMC membentuk gel, 50% dan skor terendah adalah
dan mempengaruhi tekstur dan perlakuan P1 dengan skor nilai 1,15
konsistensi selai. Semakin tinggi (sangat tidak suka) konsentrasi gula
konsentrasi gula semakin rendah 30%. Panelis lebih menyukai selai
kadar air, sehingga diduga CMC tidak yang manis karena enak dimakan
banyak yang larut bersama air karena dibandingkan selai yang konsentrasi
sifat CMC yang larut dalam air. gulanya sedikit. Grafik organoleptik
kesukaan keseluruhan selai timun krai
dapat dilihat pada Gambar 10.

6
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 15 (1) (2020)

Grafik organoleptik kesukaan pengaruh yang nyata terhadap sifat


keseluruhan selai timun krai dapat kimia (kadar kalium), sifat fisik
dilihat pada Gambar 10. (viskositas), organoleptik
(penerimaan kesukaan keseluruhan),
Setelah dilakukan uji lanjut Duncan
5% ada perbedaan nyata semua
perlakuan.
2. Hasil analisa laboratorium yang
tertinggi pada selai timun krai yaitu,
kadar air tertinggi di P1, kadar kalium
paling tinggi di P5, viskositas
tertinggi di P5, Hasil skor uji
organoleptik kesukaan keseluruhan
tertinggi di P5.
3. Perlakuan terbaik P5 (konsentrasi
Gambar 10. Grafik Rerata Mutu gula 50%) menurut karakteristik
Hedonik Kesukaan Selai Timun Krai sebagai berikut kadar kalium
Jika berdasarkan SNI 3764-2008 67,769mg, viskositas 111,68cP, Hasil
menyatakan, bahwa kriteria rasa selai skor uji organoleptik kesukaan
buah adalah normal. Semakin tinggi terhadap selai timun krai 4,85 (sangat
konsentrasi gula pasir yang suka). Hal ini karena P5 secara
ditambahkan pada selai timun krai keseluruhan lebih disukai konsumen
maka nilai mutu hedonik penerimaan daripada perlakuan lain, nilai kadar
keseluruhan akan meningkat. air dan pH sesuai SNI, sehingga selai
Peningkatan nilai skor penerimaan memiliki tekstur yang kental dan daya
keseluruhan tersebut dikarenakan olesnya mudah dioleskan.
derajat keasaman (pH) dari selai
meningkat sehingga rasa yang
dihasilkan tidak terlalu asam dan DAFTAR PUSTAKA
memiliki tekstur yang kental. Andarwulan, N., F. Kusnandar dan D.
Faktor penilaian terhadap Herawati. 2011. Analisis Pangan.
parameter kesukaan pada selai timun Dian.
krai didasarkan atas parameter uji AOAC (Association of Official Analytical
mutu hedonik lainnya yaitu daya oles Chemist). 2005. Official Method
selai terhadap roti, panelis kesukaan of Analysis of The Association of
dipengaruhi oleh adanya tingkat Official Analytical of Chemist.
kesukaan panelis terhadap daya oles Arlington: The Association of
yang berbeda-beda, hal tersebut Official Analytical Chemist, Inc.
menyebabkan tingkat kesukaan Atkins, P. W., 2007. Kimia Fisika. Jilid II
panelis secara keseluruhan terhadap Edisi IV. Erlangga, Jakarta.
produk selai timun krai yaitu tidak Baiquni F.A, Ahmad, Thariq S,
suka sampai sangat suka. Muhammad, Nur K, Muhammad.
2018. Pengaruh Konsentrasi Garam
dan Lama Fermentasi Terhadap
SIMPULAN Sifat Kimia dan Organoleptik
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kimchi. Universitas Darussalam
konsentrasi gula pasir pada selai Gontor. Ponorogo
timun krai menunjukkan adanya

7
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 15 (1) (2020)

Budiayu, Y. 2002. Daya Terima Dan Gardjito, Murdijati, dan Theresia Fitria
Kandungan Zat Gizi Selai Campuran Kartika Sari. 2005. Pengaruh
Tempe Dan Pisang Raja Bulu (Musa penambahan asam sitrat dalam
Paradisiaca L.). [Skripsi]. Bogor : pembuatan manisan kering labu
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian kuning (Cucurbita maxima) terhadap
Bogor. sifat-sifat produknya. Jurnal
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Tegnologi Pertanian. Vol. 1 No.2.
Konsep-konsep Inti. Ed. ke-3. Hasbullah. 2001. Teknologi Tepat Guna
Jakarta: Penerbit Erlangga. Agroindustri Kecil Sumatera Barat.
Darwin Philips. 2013. Menikmati Gula Dewan Ilmu Pengetahuan.
Tanpa Rasa Takut. Perpustakaan Teknologi dan Industri Sumatera
Nasional: Sinar Ilmu. Barat.
Desrosier. N. W. 2008. Teknologi Hambali, E.A. Suryani dan N.
Pengawetan Bahan Pangan. Widianingsih. 2004. Membuat Aneka
Penerjemah M. Muljohardjo. UIPres. Olahan Mangga. Penebar Swadaya.
Jakarta. Jakarta.
Dewi MK. 2011. Pengaruh Metode Hamzah. M. M. 2015. Perbedaan Tekanan
Pemasakan Terhadap Kandungan Media Pemeliharaan Larva Kerang
Mineral Kerang Hijau (Perna Mutiara (Pinctada maxima)
Viridis).[Skripsi].Bogor(ID):Institut Terhadap Daya Reaksi Enzim
Pertanian Bogor. Protease Dalam Memacu
Ekaputri, Fitriyanti, Ela Turmala, dan Pertumbuhan dan Sintasan. Jurnal
Hasnelly. 2017. Pengaruh Ilmu dan teknologi Kelautan Tropis.
Perbandingan Kulit Dan Sari Lemon Vol. 7 (2) : 655-669.
Dan Konsentrasi Kayu Manis Hayati, Rahmah, Rahmat Fadhil dan
Terhadap Karakteristik Selai Lemon Raida Agustina. 2017. Analisis
(Citrus Limon Burm F.) Secara Kualitas Sauerkraut (Asinan
Organoleptik. Jurnal Fakultas Jerman) Dari Kol (Brassica
Teknologi Pangan. Universitas oleracea) Selama Fermentasi
Pasundan, Bandung. Dengan Variasi Konsentrasi Garam.
Fahrizal dan Fadhil, F., 2014. Kajian Jurnal Rona Teknik Pertanian vol. 10
Fisikokimia dan Daya Terima no. 2. Universitas Syiah Kuala.
Organoleptik Selai Nanas yang https://rifky1116058.wordpress.com/
Menggunakan Pektin dari Limbah 2013/01/09/apa-itu-uji-organoleptik/.
Kulit Kakao. Jurnal Teknologi dan Diakses tanggal 25 September 2019.
Industri Pertanian Indonesia. Imeson A. 2010. Food
Universitas Syaiah Kuala, Banda Stabilisers,Thickeners and Gelling
Aceh. Agents. Inggris: Blackwell
Fitrianto dan Yudha Lutfi. 2011. Publishing.
Formulasi Selai Berbahan Baku Kamal, N., 2010. Pengaruh Bahan Aditif
Daging dan Kulit Buah Jeruk CMC (Carboxymethyl Cellulose)
Pamelo (Citrus maxima) Kultivar Terhadap Beberapa Parameter Pada
Nambangan. Larutan Sukrosa. Jurnal Teknologi
Food and Drug Administration (FDA). Vol I. Edisi 17, Periode Juli-
2007. Approximate pH od Foods and Desember 2010. Hal:78-84.
Food Product. USA: Center For Karseno dan R. Setyawati, 2013.
Food Safety and Applied Nutrition. Karakteristik Selai Buah Pala :
Pengaruh Proporsi Gula Pasir, Gula

8
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 15 (1) (2020)

Kelapa dan Nenas. Jurnal Sudarmadji, S; B. Haryono dan Suhardi.


Pembangunan Pedesaan. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Lailiyana. 2012. Analisis Kandungan Zat Pertanian. Penerbit Liberty.
Gizi dan Uji Hedonik Cookies Kaya Yogyakarta.
Gizi Pada Siswi SMPN 27 Syahputra, A. R., Suhartini, 2011.
Pekanbaru Tahun 2012. Thesis. Peningkatan Stabilitas Viskositas
Universitas Indonesia. Depok. Pelumas Hidrolik dari Kopolimer
Muchtadi, T. R., Sugiyono, dan F. Lateks Karet Alam Stirena.
Ayungtaningwarno. 2015. Ilmu Bionatura Jurnal Ilmu Hayati dan
Pengetahuan Bahan Pangan. Fisik. Batan, Jakarta.
ALVABETA, CV, Bandung. Syahrumsyah, H., Murdianto W. Dan
Muryanti. 2011. Proses Pembuatan Selai Pramanti N., 2010. Pengaruh
Herbal Rosella (Hibisas Penambahan Karboksi Metil
Sabdariffa L) Kaya Antioksidan Selulosa ( CMC ) dan Tingkat
Dan Vitamin C. Skripsi. Fakultas Kematangan Buah Nanas (Ananas
Pertanian Universitas Sebelas comosul (L) Merr.) Terhadap Mutu
Maret, Surakarta. Selai Nanas. Jurnal Teknologi
Mutia, A. Khairun dan Yunus, Rafika. Pertanian, Samarinda.
2016. Pengaruh Penambahan Thio, J., Djarkasi, G.S.S., Lalujan, L.
Sukrosa pada Pembuatan Selai 2018. Sifat Sensoris dan Kimia Selai
Langsat. Jurnal Technologi dan Kelapa Muda (Cocos nuciffera L)
Entrepreneur. Vol. 4 No.2. dan Buah Naga Merah (Hylocereus
Program Studi Teknologi Hasil polyrhizus). Jurnal Teknologi
Pertanian Fakultas Pertanian Pertanian Vol.9, No.2, Desember
Universitas Gorontalo. 2018. Program studi Ilmu dan
Nanni, 2019. Mengenal, Memilih, Teknologi Pangan, Jurusan
Mengolah, dan Menyimpan Timun Teknologi Pertanian, Fakultas
Krai https://resepkoki.id/mengenal- Pertanian Universitas Sam Ratulangi,
memilih-mengolah-dan-menyimpan- Manado.
timun- krai/. Diakses tanggal 25 Wahyu, R. 2011. Inovasi Produk Selai
September 2019. Lembaran Berbasis Agar-agar.
Ramadhan W, Trilaksani W. 2017. Laboratorium Preservasi Hasil
Formulasi hidrokoloid-agar, sukrosa Perairan, IPB, Bogor.
dan Acidulant pada pengembangan Winarno, F.G. 2007. Kimia Pangan dan
produk selai lembaran. Jurnal Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Pengolahan Hasil Perikanan Jakarta.
Indonesia. 20(1): 95-108. Wirawan dan Wahyu M. 2008. Optimasi
Siregar, Erin Alawiyah., Herla Lama Blancing Pengolahan Selai
Rusmarilin., Lasma Nora Limbong. Kacang Tanah Metode Regresi
2015. Pengaruh Lama Blansing Kuadratik. Jurnal Buana Sains, 8(1).
dan Jumlah Gula Terhadap Mutu Yaswir, R., Ira Ferawati. 2012. Fisiologi
Manisan Basah Sawi Pahit. Jurnal dan Gangguan Keseimbangan
Rekayasa Pangan dan Pertanian. Natrium, Kalium dan Klorida serta
Vol.3, No 02. Program Studi Ilmu Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal
dan Teknologi Pangan Fakultas Kesehatan Andalas 2012;1(2) FK-
Pertanian Universitas Sumatera Unand.
Utara Medan.

Anda mungkin juga menyukai