SKRIPSI
Disusun oleh :
Irawan Putra Raharja
D.111.14.0032
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
penelitian ini dalam bentuk skripsi yang berjudul “Variasi Rasio Air Dan Ubi
Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik” sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ir. Sujatinah, M.Si selaku pembimbing utama yang telah bersedia menyediakan
3. C. Hari Wibowo, S.Pt, MP, selaku penguji yang telah memberikan masukan
4. Ir. Sri Haryati, M.Si, selaku pembimbing utama dan Ketua Program Studi S-1
v
5. Ir. Dr. Haslina, M.Si selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Semarang.
hingga perkuliahan.
1. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis terbuka menerima saran dan kritik guna penyempurnaan dan semoga
skripsi ini dapat dimanfaatkan bagi semua pihak. Semoga skripsi ini dapat
Penulis
vi
ABSTRAK
Irawan Putra Raharja. D. 111.14.0032. Variasi Rasio Air Dan Ubi Jalar
Ungu (Ipomea batatas Var. Ayamurasaki) Pada Pembuatan Es Krim
Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik. Pembimbing: Ir.
Sudjatinah,MSi dan Ir. Adi Sampurno,MSi.
Es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara
pembekuan tepung es krim dari campuran susu, lemak hewani maupun nabati,
gula dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan makanan yang diizinkan.
Ubi jalar ungu merupakan salah satu alternatif sumber padatan bukan lemak yang
bisa digunakan. Selain bahan tambahan tanpa lemak, air merupakan bahan utama
penyusun es krim selain gula, bahan tambahan bukan lemak, lemak (susu), dan
krim, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi rasio air
dan ubi jalar ungu (Ipomea batatas var. Amarum) pada pembuatan es krim
terhadap sifat fisik (overrun) kimia (kadar air dan kadar lemak), dan organoleptik
(warna, rasa, aroma, dan kelembutan), serta untuk mengetahui pengaruh variasi
rasio air dan ubi jalar ungu (Ipomea batatas var. Amarum) pada pembuatan es
krim terbaik yang dihasilkan terhadap sifat fisik (overrun) kimia (kadar air, kadar
lemak), dan organoleptik (warna, rasa, aroma, dan kelembutan).
Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan Juni 2018 di Laboratorium
Rekayasa Pangan Fakultas Teknologi Pertanian dan Laboratorium Kimia dan
Biokimia Universitas Semarang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yang terdiri dari 5
perlakuan dengan 4 kali ulangan. Faktor rasio lumatan ubi jalar ungu (Rasio
Lumatan Ubi Jalar Ungu : Air) adalah sebagai berikut : A1= Rasio Lumatan Ubi
Jalar Ungu : Air (5 : 5); A2= Rasio Lumatan Ubi Jalar Ungu : Air (6: 4);
A3= Rasio Lumatan Ubi Jalar Ungu : Air (7 : 3); A4= Rasio Lumatan Ubi Jalar
Ungu : Air (8 : 2); A5= Rasio Lumatan Ubi Jalar Ungu : Air (9 : 1).
Perlakuan rasio ubi jalar ungu dan air berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap
seluruh variabel pengamatan yaitu (kadar air, kadar lemak, overrun, organoleptik
rasa, organoleptic warna, organoleptic aroma, dan organoleptik kelembutan).
Perlakuan A4 dipilih sebagai perlakuan terbaik dengan kadar air 66.54%, kadar
lemak 1,23%, nilai overrun 35.18%, skor organoleptik rasa 3.75 (Manis,
cenderung khas susu dibanding rasa ubi jalar ungu), skor organoleptik warna 3.90
(Ungu, ungu agak tua), skor organoleptik aroma 3,60 (Beraroma Ubi Jalar Ungu,
dengan sedikit aroma susu), dan skor organoleptik kelembutan 4,10 (Lembut,
tidak ada rasa kristal es di lidah, agak lengket).
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................. 3
E. Hipotesis ............................................................................................... 3
A. Es Krim ................................................................................................ 4
D. Pembuatan Es Krim………………...................................................... 12
ix
BAB III METODE PENELITIAN
C. Overrun ............................................................................................... 34
H. Organoleptik Aroma............................................................................. 41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 46
B. Saran ..................................................................................................... 46
LAMPIRAN .......................................................................................................... 50
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
6. Skala Organoleptik.............................................................................. 28
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagai penghasil ubi jalar dengan produktivitas mencapai 2,3 juta ton per
tahun (BPS, 2013 dalam Dewi dkk. 2015). Ubi jalar yang semakin banyak
diteliti dan dikembangkan adalah ubi jalar ungu. Sebagai sumber pangan, ubi
dan mineral yang akan memperkaya kandungan gizi es krim, selain itu ubi
jalar ungu mengandung pigmen warna alami sperti antosianin dan betakaroten,
sehingga akan membuat tanpilan es krim menjadi menarik. Kadar beta karoten
ubi jalar ungu sebesar 9000 µg (32.967 SI), lebih tinggi dibanding ubi jalar
oranye sebesar 2900 µg (9.657 SI), antosianin dalam ubi jalar sebesar ±519
mg/100 g berat basah. Ubi jalar ungu memiliki kandungan antosianin yang
paling tinggi dibandingkan dengan jenis ubi jalar lainnya, yaitu sebesar 110, 51
mg/ 100 g (Ginting, dkk., 2011). Antosianin pada ubi jalar ungu telah diteliti
lebih stabil dibandingkan antosianin dari buah-buahan dan sayuran lain (Suda
gula, bahan tambahan lain seperti bahan pencita rasa, bahan penstabil, bahan
Bahan pengisi pada pembuatan es krim adalah padatan yang berasal dari lemak
1
2
dan padatan bukan lemak (Rachmawanti dan Handajani, 2011) Ubi jalar ungu
merupakan salah satu alternatif sumber padatan bukan lemak yang bisa
digunakan.
penyusun es krim selain gula, bahan tambahan bukan lemak, lemak (susu), dan
krim (Chan, 2009), oleh karena itu jumlah komposisi air pada es krim sangat
menentukan hasil akhir es krim yang dihasilkan. Air dalam es krim berfungsi
lemak dan pembentukan kristal- kristal es (Hakim dkk, 2015) Dalam penelitian
ini akan diamati pengaruh variasi rasio air dan ubi jalar ungu (Ipomea batatas
var. Amarum) pada pembuatan es krim terhadap sifat fisik (overrun) kimia
(kadar air kadar lemak), dan organoleptik (warna, rasa, aroma, dan
kelembutan).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : apakah variasi rasio air
dan ubi jalar ungu (Ipomea batatas var. Amarum) pada pembuatan es krim
berpengaruh terhadap sifat fisik (overrun) kimia (kadar air, kadar lemak), dan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh variasi rasio air dan ubi jalar ungu (Ipomea
batatas var. Amarum) pada pembuatan es krim terhadap sifat fisik (overrun)
3
kimia (kadar air dan kadar lemak), dan organoleptik (warna, rasa, aroma,
dan kelembutan).
2. Untuk mengetahui pengaruh variasi rasio air dan ubi jalar ungu (Ipomea
terhadap sifat fisik (overrun) kimia (kadar air, kadar lemak), dan
D. Manfaat
pembaca dan masyarakat tentang pengaruh variasi rasio air dan ubi jalar ungu
(Ipomea batatas var. Amarum.) pada pembuatan es krim terhadap sifat fisik
(overrun) kimia (kadar air, kadar lemak), dan organoleptik (warna, rasa, aroma,
dan kelembutan).
E. Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh variasi rasio air dan ubi jalar ungu (Ipomea batatas
kimia (kadar air, kadar lemak), dan organoleptik (warna, rasa, aroma, dan
kelembutan).
H1 : Ada pengaruh variasi variasi rasio air dan ubi jalar ungu (Ipomea batatas
kimia (kadar air dan kadar lemak), dan organoleptik (warna, rasa, aroma,
dan kelembutan).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Es Krim
dalam SNI No. 01-3713-1995 adalah jenis makanan semi padat yang dibuat
dengan cara pembekuan tepung es krim dari campuran susu, lemak hewani
maupun nabati, gula dengan atau tanpa bahan makanan lain dan bahan
makanan yang diizinkan. Menurut Chan (2009) es krim adalah buih setengah
beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Bahan utama dari es krim
adalah lemak (susu), gula, krim dan air. Sebagai tambahan diberi gula,
dalam es krim tiga sampai empat kali lebih banyak daripada susu dan setengah
dari total padatannya berupa gula (laktosa, sukrosa, dan lain - lain). Es krim
4
5
bakteri patogen tidak tahan dengan pasteurisasi pada suhu 71,7 – 75,0oC
selama 15 detik dan pembekuan pada saat pembuatan es krim (Goff dan Hartel,
2011). Menurut Harris (2011), es krim yang baik harus memenuhi persyaratan
komposisi umum Ice Cream Mix. Komposisi gizi Ice Cream Mix secara umum
terdiri dari batang, ubi, daun, bunga, buah, dan biji. Batang tanaman berbentuk
(menjalar) (Juanda dan Cahyono, 2009). Ubi jalar ungu ditampilkan pada
Gambar 1
Tanaman ubi jalar ungu memiliki banyak keunggulan, yaitu (1) umbinya
daun ubi jalar kaya akan vitamin A dan sumber protein, (3) dapat tumbuh di
daerah marjinal yang tanaman lain tidak dapat tumbuh (4) sebagai sumber
7
pendapatan petani karena dapat dijual sewaktu-waktu dan (5) dapat disimpan
fenol, serat pangan, dan nilai indeks glikemiknya (Glycemic Index). Pada ubi
jalar ungu, kandungan antosianin dan senyawa fenol cukup tinggi dan dapat
adalah pada jenis zat warnanya. Pada ubi jalar merah/orange yang ditemukan
ubi jalar ungu adalah antosianin dan peonidin glikosida yang mempunyai
aktivitas antioksidan lebih kuat (Pakorny dkk, 2001 dalam Handoko dkk,
2010).
Senyawa asam fenolat yang menyusun sebagian besar umbi ubi jalar
klorogenat adalah ester asam kafeat yang memiliki unit 3-hidroksil. Walter dan
Namun Rumbaoa dkk (2009 dalam Ginting dkk, 2011) memperoleh kisaran
menaikkan kadar gula darah. Nilai IG < 55 tergolong rendah, 55-70 sedang dan
> 70 tinggi (Mendosa 2008). Pangan dengan nilai IG rendah lebih disukai,
8
terutama bagi penderita diabetes dan obesitas karena lambat menaikkan kadar
gula darah. Ubijalar putih, kuning, sebagai sumber karbohidrat memiliki nilai
dibandingkan dengan beras, roti tawar, dan kentang, Secara nutrisi, ubi jalar
dengan kadar air 68,5% (Depkes, 1981 dalam Handoko dkk, 2010). Kandungan
susu, bahan kering tanpa lemak (BKTL) yaitu ubi jalar ungu, bahan pemanis,
bahan penstabil, pengemulsi, dan pencita rasa (Thohari dkk, 2017). Bahan lain
yang digunakan dalam pembuatan es krim ubi jalar ungu pada penelitian ini
menurut) adalah :
9
a. Susu Skim
Susu skim adalah. bahan padatan susu sapi tanpa lemak. Fungsi skim
pada es krim adalah sebagai tubuh yang membentuk tekstur. Membuat es krim
tanpa skim hasilnya akan terlalu encer ringan. Susu skim ini adalah bahan
padatan yang terdiri dari protein, karbohidrat dan mineral (Anonim, 2018).
Susu skim dalam es krim berfungsi sebagai padatan berupa lemak berfungsi
menghasilkan tekstur yang halus, dan memperbaiki body es krim. Lemak susu
Hartel, 2013).
b. Whipping Cream
lemak yaitu sekitar 35%. Whipping cream terbuat dari susu sapi segar
memiliki rasa yang lebih gurih dan tekstur yang lembut. Cara
muncul selaput yang makin lama makin tebal. Fungsi dari krim ini adalah
memberikan aroma susu dan mencegah pembentukan kristal yang terlalu besar
lemak Susu bubuk berlemak (full cream), adalah produk susu berbentuk bubuk
yang diperoleh dari susu cair, atau susu hasil pencampuran susu cair dengan
susu kental atau krim bubuk, atau susu hasil pencampuran susu cair dengan
susu kental atau susu bubuk, yang telah dipasteurisasi dan melalui proses
pengeringan. Susu jenis ini kadar lemak susunya tidak kurang dari 26% dan
kadar airnya tidak lebih dari 5% (Webb, 1988 dalam Wong, 2012).
d. Gula Pasir
Gula pasir adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap
dari tebu atau bit yang mengalami proses pemurnian sampai kadar sakarosa
99,3%. Pemanis yang digunakan dalam es krim adalah berjenis sukrosa dalam
bentuk gula pasir, terdiri dari dua molekul yaitu molekul glukosa dan molekul
(Eckless dan Macy, 1998 dalam Clarke, 2015). Chan (2009), menyatakan
ini disebabkan pemanis memiliki efek menurunkan titik beku dan mengontrol
jumlah air beku dalam es krim serta kelembutan dari produk akhir.
11
e. Air
Menurut Winarno (2017), air merupakan salah satu bahan yang paling
antara lain: sanitasi, boiler dan medium penghantar panas maupun proses
air dalam campuran bahan es krim umumnya berkisar 55-64%. Air pada
yang netral dan bersih dari bahan pencemar fisik dan kimia. Penggunaan air
pada pembuatan es krim sangat berpengaruh terhadap tekstur es krim. Jika air
terlalu banyak maka es krim menjadi kasar, jika air terlalu sedikit maka es krim
overrun, dan kelembutan pada produk akhir. Air pada adonan es krim akan
berikatan dengan amilosa-dan amilopektin ubi jalar ungu (20% amilosa, 80%
produk makanan semi-solid. Saat pati dipanaskan, beberapa double helix fraksi
amilopektin merenggang dan terlepas saat ada ikatan hidrogen yang terputus.
Jika suhu yang lebih tinggi diberikan, ikatan hidrogen akan semakin banyak
(gelatinisasi). Pada proses ini, molekul amilosa terlepas ke fase air yang
12
menyelimuti granula, sehingga struktur dari granula pati menjadi lebih terbuka,
dan lebih banyak air yang masuk ke dalam granula, menyebabkan granula
f. Gelatin
merupakan kostituen utama dari kulit, tulang, dan jaringan ikat binatang.
protein yang sangat tinggi dan rendah kadar lemaknya (Hastuti dan Sumpe,
kasar karena terbentuk kristal- kristal es. Bahan penstabil juga meningkatkan
kemampuan menyerap air, sehingga ICM (Ice Cream Mix) menjadi lebih
kental dan produk es krim tidak mudah meleleh (Thohir dkk, 2017).
D. Pembuatan Es Krim
a. Pencampuran
hingga menjadi adonan yang sempurna dan terdispersi menjadi dua tahap.
13
yaitu dengan mencampurkan krim, susu dan whipping cream yang lain dalam
wadah untuk pasteurisasi. Semua bahan harus tercampur merata sebelum suhu
disebut ICM (Destrosier dan Tessler, 1997 dalam Savaros dan Kastaropoulos,
2015).
b. Pasteurisasi
pembusuk dan patogen yang tidak tahan panas dengan menggunakan suhu
komponen seperti protein dan penstabil (Goff dan Hartel, 2013). Fungsi proses
c. Homogenisasi
yang akan menghasilkan tingkat dispersi lemak yang tinggi (Wong, 2012).
d. Aging
Waktu aging selama 24 jam memberikan hasil yang terbaik pada industri skala
kecil, hal ini menyediakan waktu bagi lemak untuk menjadi dingin dan
memberi kesempatan lemak untuk memadat, bahan penstabil dan protein susu
2013).
e.Pembekuan
dalam alat Ice Cream Maker pada suhu mencapai 4oC (Savaros dan
Kastaropoulos, 2015).
f. Pengemasan
dan prinsipnya harus dilakukan secara cepat agar es krim tidak meleleh.
g. Pengerasan (hardening)
Pengerasan biasanya dilakukan pada suhu -5oC sampai -10oC atau lebih
setengah beku dengan volume mengembang dan tekstur yang lembut (Thohir
E. Variabel Pengamatan
a. Kadar Air
krim Kadar air dalam es krim juga menentukan tingkat overrun, pembentukan
tekstur dan sifat lembut pada es krim. Pada prinsipnya, Kadar air adalah
suhu tinggi. Luas permukaan bahan yang akan dikeringkan harus dibuat
16
jarak yang harus ditempuh oleh panas. sehingga kecepatan penguapan lebih
b. Kadar Lemak
Lemak merupakan bagian dari lipid yang mengandung asam lemak jenuh
bersifat padat. Lemak merupakan senyawa organic yang terdapt di alam serta
tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic non-polar seperti dietil
eter, kloroform, benzene, hexane dan hidrokarbon lainnya. Terdapat dua jenus
lemak yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak jenuh terdapat pada
Kandungan lemak dalam es krim tiga sampai empat kali lebih banyak
daripada susu dan setengah dari total padatannya berupa gula (laktosa, sukrosa,
b. Overrun
umum mempunyai overrun 80% dengan kadar lemak 12 - 14%.). Harris (2011)
d. Tekstur
Kualitas es krim yang baik tidak hanya dinilai dari cita rasanya yang
enak, tetapi juga dinilai dari segi tekstur. Tekstur yang diinginkan dalam es
krim adalah tekstur yang lembut, creamy, dan homogenous (Arbuckle 2013).
Faktor - faktor yang mempengaruhi tekstur es krim adalah ukuran, bentuk dan
distribusi dari kristal es dan partikel lainnya yang membentuk body es krim
(Barraquia, 1998). Tekstur es krim yang disukai adalah halus, ditunjukkan oleh
kelembutan seperti beludru dan terasa lembut di mulut (Webb, 1988). Tekstur
e. Sifat Organoleptik
Hasil pengolahan bahan pangan harus sesuai dengan apa yang disukai
oleh konsumen. Kesukaan ini dapat menyangkut sifat - sifat bahan pangan dan
2017). Informasi tentang suka dan tidak suka, preferensi dan keperluan
pengujian yang berorientasi pada panelis. Evaluasi bau dan rasa tergantung
pada taste panel. Keragaman antara individu dalam respon intensitas dan
kualitas terhadap stimulus tertentu, dan pada seorang individu tertentu (oleh
18
hal yang penting (Soekarto, 1985 dalam Kusuma dkk 2017). Sifat organoleptik
yang dinilai dalam penelitian ini adalah warna, rasa, aroma dan kelembutan
membedakan antara satu warna dengan warna lainnya, cerah, buram, bening,
dan sebagainya. Aroma adalah bau yang sangat subyektif serta sulit diukur,
Selain itu, cara memasak yang berbeda akan menimbulkan aroma yang berbeda
pula (Soekarto, 1985 dalam Kusuma dkk 2017). Rasa sangat dipengaruhi oleh
bahan - bahan dalam ICM (Ice Cream Mix). Cacat pada rasa dapat disebabkan
oleh adanya penyimpanan susu dan produk susu yang digunakan, juga akibat
dihasilkan, misalnya penggunaan susu yang terdiri dari sebagian besar lemak.
METODE PENELITIAN
1. Bahan
Bahan yang digunakan sebagai bahan baku es krim adalah ubi jalar ungu var.
ayamurasaki dengan umur panen 4 bulan yang di peroleh dari pasar Satrio
Wibowo Semarang. Susu bubuk full cream merk Dancow dengan kandungan
lemak hingga 11%, gula pasir rafinasi merk gulaku, dan whipping cream merk
digunakan untuk analisis adalah aquadest, H2SO4 pa, HCL 0.1 N yang
2. Alat
analitik Ohaus Paj 1003, blender Miyako, refrigerator dalam lemari es Merk
Sharp, Ice Cream Maker DeLonghi Gelataio GM 6000, kompor gas merk
Rinnai, mixer merk Miyako, sendok, panci, pengaduk, baskom, freezer dalam
lemari es merk Sharp, LLOYD Texture Analyzer, glass beaker merk pyrex,
19
20
C. Tahapan Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu pembuatan lumatan ubi
pada Gambar 2.
b. Pembuatan Es Krim
b) Bahan-bahan yang telah disiapkan (susu bubuk full crean, gula pasir,
mixer. Setelah itu, ditambahkan lumatan ubi jalar ungu dan air sesuai
10 menit.
21
e) Adonan es krim yang telah di Aging tadi dibekukan selama 30 menit dengan
g) Es krim yang telah jadi kemudian dianalisis kimia, fisik, dan organoleptik.
Pemotongan
Pengukusan
menit
Penghancuran
Penimbangan
± 250 g
Penimbangan
susu bubuk full cream, (sesuai dengan Tabel 5)
gula pasir, whipping
cream)
Pencampuran
Pasteurisasi
79,4oC, 25 detik
Pembekuan
-2,8oC, 30 menit
Pengemasan
Pengerasan (-20oC)
24 jam
Dianalisa :
Es Krim Ubi Jalar Ungu Kadar Lemak
Tekstur
Organoleptik (Rasa, warna,
aroma, kelembutan)
D. Rancangan Percobaan
Kelompok (RAK) satu faktor yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 kali
ulangan. Komposisi bahan dalam Ice Cream Mix didasarkan pada Sudarmanto
(2014) yang dimodifikasi. Faktor rasio lumatan ubi jalar ungu (rasio
E. Variabel Pengamatan
Prosedur analisis kadar air sebagai berikut: cawan yang akan digunakan dioven
24
terlebih dahulu selama 30 menit pada suhu 100-105 ºC, kemudian didinginkan
dalam desikator untuk menghilangkan uap air dan ditimbang (A). Sampel
dioven pada suhu 100-105 ºC selama 6 jam lalu didinginkan dalam desikator
selama 30 menit dan ditimbang (C). Kadar air dihitung dengan rumus
kemudian dikeringkan di dalam oven 1050C selama 3-5 jam sampai beratnya
ditimbang (Y). Sampel dimasukkan ke dalam alat soxhlet diatas waterbath dan
pendingin sampai seluruhnya turun ke labu penampung, kemudian diisi etil eter
Sampel dan etil eter diekstraksi selama 5 jam. Sampel diambil dan dibiarkan
sampai bebas dari etil eter, kemudian dikeringkan dalam oven dan didinginkan
2014)
kemudiuan enter.
1. Ditekan A dan B pada unit display mesin LLOYD yang terdapat tulisan remote
control.
2. Setelah terjadi hubungan antara mesin LLOYD dan komputer maka pada layar
mendadak
3. Kursor di tempatkan diauto return, di on kan bila sampel lebih dari 1 dengan
ukuran yang sama maka setelah pengujian selesai penekan atau penarik akan
1. Court : berapa kali penekanan Contoh untuk angka 1 berarti saat penekanan
2. Upper cycle limit adalah beberapa jarak kedalaman penekanan dari permukaan
3. Low cycle limit adalah jarak selisih kedalaman penekanan yang kedua (upper
lower).
secara otomatis akan mencatat jarak yang ditempuh oleh penekan atau penarik.
maksimal 20 mm/min.
Tekan F7 untuk Go (Pengujian) setelah selesai tekan hurufg S untuk save data.
c. Uji Organoleptik
dengan mengunakan metode skoring dengan panelis agak terlatih yang terdiri
dalam lima skala (Skor). Tata cara uji organoleptik adalah sebagai berikut:
b) Sampel berjumlah 4 buah untuk setiap sifat organoleptic yang diuji dan
lembar kuisioner diletakkan pada setiap ruang bersekat yang ditempati oleh
kelembutan terhadap tiap sampel es krim yang telah diberi kode (angka
yang berbeda) dengan memberi tanda atau angka pada tiap kolom kriteria
d) Hasil penilaian panelis pada lembaran kuisioner ditulis dalam data. Kriteria
pengujian organoleptic rasa, warna, aroma, dan kelembutan es krim ubi jalar
Skala Organoleptik
Skor Rasa Warna Aroma Kelembutan
1 Tidak Manis, Putih, tidak Beraroma Susu, Kasar, terasa
sedikit rasa terdapat warna tidak ada aroma terdapat banyak
khas susu, tidak ungu khas ubi jalar kristal es di
terdapat rasa ubi ungu mulut, kesat di
jalar ungu, lidah
hambar
2 Sedikit Manis, Sedikit Ungu, Sedikit Sedikit Kasar,
sedikit rasa ungu sangat Beraroma Ubi terasa terdapat
khas susu, tidak muda, Jalar Ungu, kristal es di
terdapat rasa ubi cenderung masih mulut, agak kesat
jalar ungu, agak berwarna putih cenderung di lidah
hambar beraroma susu
3 Agak Manis, Agak Ungu, Agak Beraroma Agak Lembut,
sedikit rasa khas ungu muda Ubi Jalar Ungu sedikit terdapat
susu, terdapat dengan sedikit dengan sedikit rasa kristal es di
sedikit rasa ubi campuran warna aroma susu lidah, agak
jalar ungu, putih lengket
4 Manis, Ungu, ungu Beraroma Ubi Lembut, tidak
cenderung khas agak tua Jalar Ungu, ada rasa kristal es
susu dibanding dengan sedikit di lidah, agak
rasa ubi jalar aroma susu lengket
ungu
5 Sangat Manis, Ungu Pekat, Sangat Sangat Lembut.
campuran cenderung Beraroma Ubi Terasa halus di
berimbang berwarna ungu- Jalar Ungu, lidah, tidak
antara manis ubi kehitaman hampir tidak lengket
jalar ungu, dan ada aroma susu
manis susu
Sumber : Sanggur (2017) dengan modifikasi
29
F. Analisis Data
Rancangan Acak Kelompok (RAK), Jika terdapat pengaruh nyata maka akan
dilakukan Uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%
Santoso, 2017)
BAB IV
A. Kadar Air
Rerata kadar air es krim ubi jalar ungu yang dihasilkan berkisar antara
nyata {p<0,05) terhadap kadar air es krim yang dihasilkan. DMRT yang
berbeda nyata dengan perlakuan A2, A3, A4, dan A5; perlakuan A2 berbeda
nyata dengan perlakuan A1, A3, A4, dan A5. Perlakuan A3 berbeda nyata
dengan perlakuan A1, A2, A4, dan A5; perlakuan A4 berbeda nyata dengan
perlakuan A1, A2, A3, dan A5; Perlakuan A5 berbeda nyata dengan perlakuan
komponen lemak. Air dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut dari
air dapat ditemukan sebagai air bebas dan air terikat (Winarno, 2017). Diagram
30
31
terendah (64.79%).
Tingginya kadar air pada perlakuan A1 diduga karena perlakuan rasio air
dan ubi jalar ungu (5:5) memberikan kadar air bebas yang tinggi dalam es
krim. Air bebas adalah air yang dalam ruang-ruang antar sel dan inter-granular
jalar ungu pada es krim, granula pati yang terkandung dalam ubi jalar ungu
bersifat mengikat air pada suhu dingin. Pengikatan air pada granula pati akan
menyebabkan kandungan air bebas menjadi berkurang sehingga kadar air yang
terukur menjadi kecil. Air terikat merupakan molekul air yang bergabung atau
berikatan dengan molekul lain seperti protein, lemak, selulosa, atau pati dapat
Proses pengikatan air pada granula pati terutama dilakukan oleh molekul
mengikat air. Hal ini disebabkan karena rantai amilosa yang bercabang
sehingga kurang kompak dan mudah untuk tertembus air. Penyerapan air pada
B. Kadar Lemak
Rerata kadar lemak es krim ubi jalar ungu yang dihasilkan berkisar antara
nyata {p<0,05) terhadap kadar lemak es krim yang dihasilkan. DMRT yang
dengan perlakuan A3, A4, dan A5 namun tidak berbeda nyata dengan A2;
perlakuan A1 dan A5 namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan A2 dan A4;
perlakuan A4 berbeda nyata dengan A1, A2, dan A5 namun tidak berbeda
nyata dengan A3 dan A2. Perlakuan A5 berbeda nyata dengan perlakuan A1,
33
A1, A2, A3, dan A4. Diagram batang kadar lemak es krim ditampilkan pada
Gambar 5.
terendah (0.71%).
dalam sel. Lemak juga menghasilkan tekstur yang lembut pada es krim dimana
lemak yang tersebar merata dengan ukuran homogen dan kecil membantu
Semakin meningkat rasio ubi jalar ungu dalam es krim semakin menurun
kadar lemak dalam es krim. Hal ini karena kandungan lemak ubi jalar ungu
(0,94%) lebih sedikit daripada kandungan lemak bahan yang mengandung susu
34
pada es krim yaitu whipping cream (±35%), dan susu bubuk full cream
(± 26%).
Kadar lemak es krim dalam penelitian ini belum memenuhi standar SNI
lembut, memberikan sensasi dingin yan lebih besar dibanding es krim dengan
C. Overrun Es Krim
Berdasarkan Tabel 9. perlakuan rasio air dan ubi jalar ungu berpengaruh
nyata {p<0,05) terhadap nilai overrun es krim yang dihasilkan. DMRT yang
dan A5; perlakuan A2 berbeda nyata dengan perlakuan A3 dan A4 namun tidak
dengan perlakuan A1, A2, dan A5 namun tidak berbeda nyata dengan A4.
Perlakuan A4 berbeda nyata dengan perlakuan A1, A2, dan A5 namun tidak
35
perlakuan A3 dan A4 namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan A1 dan A2.
banyak rongga udara menyebabkan es krim cepat menyusut dan meleleh pada
tertinggi Hal ini diduga karena rasio air yang pada perlakuan A1, A2, A3, dan
A5 bukan merupakan rasio kadar air yang optimal dalam pembuatan es krim
ubi jalar ungu. Penambahan ubi jalar ungu berpengaruh terhadap viskositas
dalam adonan es krim pada saat proses aging, sehingga membentuk sifat
terlalu tinggi akan menyebabkan tekstur es krim menjadi terlalu lunak dan
bahan baku dan emulsifier. Masuknya udara dan pengocokan yang seragam
krim dari kesan terlalu padat dan terlalu dingin dimulut. Namun begitu, proses
37
pengadukan yang kurang seragam dari segi teknik dan waktu dapat pula
D. Organoleptik Rasa
Rerata skor organoleptik rasa pada penelitian ini adalah 1.45 – 4.90
(Tidak Manis, sedikit rasa khas susu, tidak terdapat rasa ubi jalar ungu, hambar
- Sangat Manis, campuran berimbang antara manis ubi jalar ungu, dan manis
nyata {p<0,05) terhadap skor rasa es krim yang dihasilkan. Uji lanjut DMRT
dengan perlakuan A2, A3, A4 dan A5.; perlakuan A2 berbeda nyata dengan
perlakuan A1, A4 dan A5 namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan A3;
perlakuan A3 berbeda nyata dengan perlakuan A1, A4, dan A5 namun tidak
38
berbeda nyata dengan A2. Perlakuan A4 berbeda nyata dengan perlakuan A1,
A2, A3, dan A5; Perlakuan A5 berbeda nyata dengan perlakuan A1, A2, A3,
dan A4. Diagram batang skor rasa es krim ditampilkan pada Gambar 7.
dengan (1.45)
terima konsumen terhadap produk es krim yang dihasilkan. Citra atau penilaian
yang muncul pada saat dilakukan uji organoleptik rasa didukung pula oleh
aroma yang dihasilkan es krim. Rasa pada es krim adalah perpaduan dari
karena rasio ubi jalar ungu dan air (9:1) merupakan rasio yang sesuai yang
39
dapat menampilkan rasa ubi jalar ungu dan susu yang berimbang dan tidak
menghilangkan rasa manis es krim. Komposisi gizi dari ubi jalar ungu seperti
E. Organoleptik Warna
Rerata skor organoleptik warna pada penelitian ini adalah 1 – 5 (Putih,
Tabel 11.
berpengaruh nyata {p<0,05) terhadap skor warma es krim yang dihasilkan. Uji
lanjut DMRT yang dilakukan menunjukkan adanya beda nyata antar perlakuan.
Perlakuan A1, A2, A3, A4, dan A5 berbeda nyata satu sama lain. Perlakuan A1
berbeda nyata dengan perlakuan A2, A3, A4, dan A5; perlakuan A2 berbeda
nyata dengan perlakuan A1, A3, A4, dan A5. Perlakuan A3 berbeda nyata
dengan perlakuan A1, A2, A4, dan A5; perlakuan A4 berbeda nyata dengan
perlakuan A1, A2, A3, dan A5; Perlakuan A5 berbeda nyata dengan perlakuan
40
A1, A2, A3, dan A4 Diagram batang skor warna es krim ditampilkan pada
Gambar 8.
warna tertinggi (4.75); kemudian diikuti oleh perlakuan A4 (3.90); lalu diikuti
terendah (1.45).
rasio ubi jalar ungu dalam es krim semakin tinggi nilai skor organoleptik
warna. Nilai skor terhadap warna es krim yang diberikan panelis diduga karena
ubi jalar mengandung pigmen antosianin yang memberikan warna ungu yang
menarik pada es krim. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno (2004) bahwa
penentuan mutu suatu bahan pangan pada umumnya tergantung pada warna,
karena warna tampil terlebih dahulu. Suatu produk yang bergizi, enak, dan
41
bertekstur baik tidak akan dikonsumsi apabila tidak menimbulkan kesan warna
F. Organoleptik Aroma
Rerata skor organoleptik warna pada penelitian ini adalah 1 – 5
(Beraroma Susu, tidak ada aroma khas ubi jalar ungu - . Sangat Beraroma Ubi
Jalar Ungu, hampir tidak ada aroma susu). Rerata skor organoleptik warna
nyata {p<0,05) terhadap skor rasa es krim yang dihasilkan. DMRT yang
dengan perlakuan A2, A3, A4 dan A5.; perlakuan A2 berbeda nyata dengan
perlakuan A1, A3, A4 dan A5; perlakuan A3 berbeda nyata dengan perlakuan
A1, A4, dan A5 namun tidak berbeda nyata dengan A2. Perlakuan A4 berbeda
nyata dengan perlakuan A1, A2, dan A5 tetapi tidak berbeda nyata dengan
perlakuan A3; Perlakuan A5 berbeda nyata dengan perlakuan A1, A2, A3, dan
aroma tertinggi dengan 4.75 (Sangat Beraroma Ubi Jalar Ungu, hampir tidak
ada aroma susu); kemudian diikuti oleh perlakuan A4 dengan 3.60 (Sangat
Beraroma Ubi Jalar Ungu, sedikit aroma susu); lalu diikuti oleh A3 dengan
3.15 (Agak Beraroma Ubi Jalar Ungu dengan sedikit aroma susu); dan A2
dengan 2.15 (Sedikit Beraroma Ubi Jalar Ungu, masih cenderung beraroma
penilaiamnya tergantung dari kualitas bahan baku yang digunakan. Bahan baku
yang digunakan dalam penelitian ini sudah melalui proses pengujian kualitas
terjadi cacat aroma yang dapat mempengaruhi penerimaan aroma es krim oleh
panelis. Perlakuan A5 rasio ubi jalar ungu : air (9:1) mampu menimbulkan
aroma yang khas ubi jalar. Sejalan dengan pendapat Filiyanti dkk (2013)
Semakin banyak proporsi penambahan ubi ungu maka aroma yang dihasilkan
G. Organoleptik Kelembutan
Rerata skor organoleptik kelembutan pada penelitian ini adalah 2 – 5
(Sedikit Kasar, terasa terdapat kristal es di mulut, agak kesat di lidah - Sangat
Lembut. Terasa halus di lidah, tidak lengket). Sangat Beraroma Ubi Jalar
Ungu, hampir tidak ada aroma susu). Rerata skor organoleptik kelembutan
Berdasarkan Tabel 13 perlakuan rasio air dan ubi jalar ungu berpengaruh
nyata {p<0,05) terhadap skor rasa es krim yang dihasilkan. DMRT yang
44
dengan perlakuan A3, A4 dan A5 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan
A2; perlakuan A2 berbeda nyata dengan perlakuan A3, A4 dan A5 tetapi tidak
perlakuan A1, A2, A3, dan A4 Perlakuan A3 berbeda nyata dengan eluruh
perlakuan. Perlakuan A5 berbeda nyata dengan perlakuan A1, A2, A3, dan A4.
Rasa lembut es krim yang baik adalah yang memberikan sensasi kadar
kandumgan lemak dari bahan baku yang digunakan terutama ubi jalar ungu dan
lemak susu serta proses homogenisasi yang dilakukan (Oksilia dkk, 2012).
jalar ungu dan air (9 : 1). Diduga dengan semakin banyaknya ubi jalar ungu
krim sehingga dapat tercipta mouthfeel yang lembut dan tekstur yang
“menyatu” selain itu diduga kandungan air pada rasio ubi jalar ungu dan air
menimbulkan rasa “kasar” dan “tidak kompak” selain itu, diduga pada rasio
ubi jalar ungu dan air (9 : 1) air dapat mendispersikan seluruh bahan dengan
“terlalu lembek”.
dengan kadar lemak yang tinggi pada A4. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Ismunandar (2004) bahwa lemak berfungsi untuk memberi tekstur yang halus,
berkontribusi dengan rasa serta memberi efek sinergis dengan flavor yang
terlalu rendah akan membuat kristal es besar dan tekstur lebih kasar serta terasa
es krim. Menurut Eckles (1984) dalam Clarke (2015), proses pencampuran atau
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perlakuan rasio ubi jalar ungu dan air berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap
kelembutan)
kadar lemak 1,23%, nilai overrun 35.18%, skor organoleptik rasa 3.75
(Manis, cenderung khas susu dibanding rasa ubi jalar ungu), skor
organoleptik warna 3.90 (Ungu, ungu agak tua), skor organoleptik aroma
3,60 (Beraroma Ubi Jalar Ungu, dengan sedikit aroma susu), dan skor
agak lengket).
B. Saran
Es krim dengan perlakuan terbaik (A4) dapat dijadikan varian baru dalam
industry es krim sekaligus sebagai diversifikasi pangan olahan ubi jalar ungu
46
DAFTAR PUSTAKA
.
Al Awwaly, K.U. 2017. Protein Pangan Hasil Ternak dan Aplikasinya.
Universitas Brawijaya Press, Malang.
Anonim. Bikin Es Krim. https://dooons.wordpress.com/tips-dan-trik/bikin-ice-
cream. Diakses 14 April 2018.
[AOAC] 2012. Official Methods of Analysis of Association of Official Analytical
Chemists. Association of Official Analytical Chemist, Washington D.C.
Chan, L. A. 2009. Membuat Es Krim. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Clarke, C. 2015. The Science Of Ice Cream 2nd Ed. RSC Publisher, London.
Dewi, L.R., N.P Laksmiati, N.L. Paramita, A.G. Wirasuta. 2015. Uji aktivitas
antioksidan ekstrak etanol kulit ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam).
dengan metode ferrous ion chelating (fic). Jurnal Penelitian. Universitas
Udayana, Bali.
Filiyanti, I., D.R Affandi, dan B.S. Amanto. 2013. Kajian penggunaan susu tempe
dan ubi jalar ungu sebagai pengganti susu skim pada pembuatan es krim
nabati berbahan dasar santan kelapa, Jurnal Teknosains Pangan.
Ginting, E. J.S. Utomo, R. Yulifianti, dan M. Jusuf. Potensi Ubi Jalar Ungu
Sebagai Pangan Fungsional. Jurnal Iptek Tanaman Pangan
Goff, D dan Hartel, R. 2013. Ice Cream 7th Ed. Springer, New York.
Hakim, L. Purwadi, dan M.C Padaga. 2015. Penambahan gum guar pada
pembuatan es krim instan ditinjau dari viskositas, overrun dan kecepatan
meleleh. Jurnal Penelitian. Universitas Brawijaya, Malang.
Handoko, L. Hendarto, T.M. Siregar. 2010. Pemanfaatan ubi jalar ungu (Ipomoea
batatas L. Poir) sebagai pengganti sebagian tepung terigu dan sumber
antioksidan pada roti tawar, Jurnal Teknologi dan Industri Pangan.
Universitas Pelita Harapan, Banten
Harris, H. 2011. Pengaruh subtitusi ubi jalar (ipomea batatas) dengan susu skim
terhadap pembuatan es krim. Skripsi. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Imaningsih, N. 2012. Profil Gelatinisasi Beberapa Formulasi Tepung-Tepungan
Untuk Pendugaan Sifat Pemasakan. Jurnal Penelitian Gizi Pangan, Jakarta.
Ismunandar. 2009. Dibalik Lembutnya Es Krim. Penerbit IPB, Bogor.
Juanda, D. dan Cahyono, B. 2009. Ubi Jalar : Budidaya dan Analisis Usaha Tani
Cet. 6. Kanisius, Yogyakarta.
47
48
Krisna, D., Pengaruh regelatinasi dan modifikasi hidrotermal terhadap sifat fisik
pada pembuatan edible film dari pati kacang merah (Vigna angularis sp.).
Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang.
Kusuma, T.S. A.D. Kurniawati, Y. Rahmi, I.H. Rudan, R.M Widyanto. 2017.
Pengawaan Mutu Makanan. Univerita Brawijaya Press, Malang.
Lanun, A.D., S.E. Surtijono, L.Ch. M. Karisoh, E.H.B. Sondakh. 2017. Sifat
organoleptik es krim dengan penambahan ubi jalar ungu (Ipomea batatas
L). Zootek Jurnal. Universitas Sam Ratulangi, Manad
Malaka, R. 2011. Pengantar Teknologi Susu. Masagena Press, Makassar.
Oksilia, M.I Syafutri, dan E. Lidiasari. 2012. Karakteristik es krim hasil
modifikasi dengan formulasi bubur timun suri (Curcumis melo L.) dan sari
kedelai. J. Teknol. Dan Industri Pangan. Universitas Sriwijaya,
Palembang.
Potter, N.N. 2013. Food Science 4th.ed. The AVI Publishing. Company Inc, New
York.
Rachmawanti, D. dan Sri Handajani. 2011. Es krim ubi jalar(ipomea batatas):
tinjauan sifat sensoris, fisk, kimia, dan aktivitas antioksidannya. Jurnal
Skripsi.
Sanggur, Y.F. 2017. Kualitas organoleptik, dan daya leleh es krimdengan
penambahan persentase buah nenas (Ananas sativus) berbeda. Skripsi.
Universitas Hasanuddin Makassar.
Santoso, S. 2017. Statistik Multivariat Dengan SPSS. Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Saravacos, G. dan A. E. Kastaropoulos. 2015. Handbook of Processing Equipment
2nd Ed. Springer, New York.
[SNI]. Standar Nasional Indonesia. 1995. SNI No. 01-3713-1995: Syarat Mutu Es
Krim. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Sudarmanto. 2014. Pengaruh substitusi waluh (Cucurbita moshata) terhadap sifat
kimia, fisik dan organoleptik es krim waluh. Skripsi. Universitas
Semarang, Semarang.
Thohari, I. Mustakim. M.C. Padaga, P.P. Rahayu. 2017. Teknologi Hasil Ternak.
Universitas Brawijaya Press, Malang.
[USDA]. 2018. Basic Report 11508, Sweet potato, cooked, baked in skin, flesh,
without salt. https://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/302100.
Diakses 29 Maret 2018 .
49
Widiantoko, Rizky Kurnia dan Yunianta. 2014. Pembuatan es krim tempe jahe
(kajian proporsi bahan dan penstabil terhadap sifat fisik, kimia dan
organoleptik. Jurnal Pangan dan Agroindustri.
Winarno, F.G. 2017. Gastronomi Molekuler. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wong, P.N. 2012. Fundamentals Of Dairy Chemistry. Springer, New York
50
LAMPIRAN
51
ANOVA
Variable: Kadar Air
Derajat
Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Bebas Kuadrat Tengah F Hit. P
Perlakuan 322.973 4 80.743 174.115 .000
ULANGAN 1.433 3 .478 1.030
Galad 5.565 12 .464
Total 329.971 19
a. R Squared = .983 (Adjusted R Squared = .973)
52
Kadar Air
Duncan
Notasi
perlakua
n N a b c d e
A5 4 64.7950
A4 4 66.5450
A3 4 71.3800
A2 4 73.6300
A1 4 75.2075
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
53
ANOVA
Variable: Kadar Lemak
Derajat
Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Bebas Kuadrat Tengah F.Hit P
Perlakuan 11.144 4 2.786 16.542 .000
ulangan 2.421 3 .807 4.792
Galad 2.021 12 .168
Corrected Total 15.587 19
a. R Squared = .870 (Adjusted R Squared = .795)
54
ANOVA
Variabel:overrun
Derajat
Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Bebas Kuadrat Tengah F Hit P
Perlakuan 343.895 4 85.974 10.129 .001
ULANGAN 6.633 3 2.211 .261
Galad 101.850 12 8.488
Total 452.378 19
a. R Squared = .775 (Adjusted R Squared = .644)
56
perlakuan
Homogeneous Subsets
Overrun
Duncan
Notasi
Perlakua
n N a B
A2 4 24.8209
A1 4 25.3946
A5 4 27.8229
A3 4 33.0273
A4 4 35.1819
Sig. .190 .316
57
perlakuan
orlep panelis Mean Std. Deviation N
A1 1 2.0000 . 1
2 1.0000 . 1
3 1.0000 . 1
4 2.0000 . 1
5 1.0000 . 1
6 1.0000 . 1
7 1.0000 . 1
8 1.0000 . 1
9 1.0000 . 1
10 1.0000 . 1
11 1.0000 . 1
12 3.0000 . 1
13 2.0000 . 1
14 2.0000 . 1
15 2.0000 . 1
16 1.0000 . 1
17 2.0000 . 1
18 1.0000 . 1
19 2.0000 . 1
20 1.0000 . 1
Total 1.4500 .60481 20
A2 1 1.0000 . 1
2 3.0000 . 1
3 2.0000 . 1
4 3.0000 . 1
5 2.0000 . 1
6 2.0000 . 1
7 3.0000 . 1
8 3.0000 . 1
9 3.0000 . 1
10 3.0000 . 1
11 2.0000 . 1
12 2.0000 . 1
13 3.0000 . 1
14 1.0000 . 1
15 1.0000 . 1
16 2.0000 . 1
17 1.0000 . 1
18 3.0000 . 1
19 1.0000 . 1
20 3.0000 . 1
Total 2.2000 .83351 20
58
A3 1 3.0000 . 1
2 2.0000 . 1
3 3.0000 . 1
4 1.0000 . 1
5 3.0000 . 1
6 3.0000 . 1
7 2.0000 . 1
8 2.0000 . 1
9 2.0000 . 1
10 2.0000 . 1
11 4.0000 . 1
12 4.0000 . 1
13 1.0000 . 1
14 4.0000 . 1
15 3.0000 . 1
16 4.0000 . 1
17 3.0000 . 1
18 2.0000 . 1
19 3.0000 . 1
20 2.0000 . 1
Total 2.6500 .93330 20
A4 1 4.0000 . 1
2 4.0000 . 1
3 4.0000 . 1
4 4.0000 . 1
5 4.0000 . 1
6 5.0000 . 1
7 3.0000 . 1
8 4.0000 . 1
9 4.0000 . 1
10 4.0000 . 1
11 3.0000 . 1
12 1.0000 . 1
13 4.0000 . 1
14 3.0000 . 1
15 4.0000 . 1
16 3.0000 . 1
17 4.0000 . 1
18 4.0000 . 1
19 4.0000 . 1
20 5.0000 . 1
Total 3.7500 .85070 20
A5 1 5.0000 . 1
2 5.0000 . 1
3 5.0000 . 1
4 5.0000 . 1
5 5.0000 . 1
6 4.0000 . 1
59
7 5.0000 . 1
8 5.0000 . 1
9 5.0000 . 1
10 5.0000 . 1
11 5.0000 . 1
12 5.0000 . 1
13 5.0000 . 1
14 5.0000 . 1
15 5.0000 . 1
16 5.0000 . 1
17 5.0000 . 1
18 5.0000 . 1
19 5.0000 . 1
20 4.0000 . 1
Total 4.9000 .30779 20
ANOVA
Variabel:orleprasa
Derajat
Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Bebas Kuadrat Tengah F. Hit Sig.
perlakuanorlep 146.740 4 36.685 53.555 .000
panelis .190 19 .010 .015 1.000
Galad 52.060 76 .685
Total 198.990 99
a. R Squared = .738 (Adjusted R Squared = .659)
perlakuan
Homogeneous Subsets
Organoleptik rasa
Duncan
Notasi
perlakuan N a b c d
A1 20 1.4500
A2 20 2.2000
A3 20 2.6500
A4 20 3.7500
A5 20 4.9000
Sig. 1.000 .090 1.000 1.000
60
17 2.0000 . 1
18 1.0000 . 1
19 2.0000 . 1
20 2.0000 . 1
Total 2.1000 .78807 20
A3 1 4.0000 . 1
2 3.0000 . 1
3 4.0000 . 1
4 2.0000 . 1
5 4.0000 . 1
6 2.0000 . 1
7 2.0000 . 1
8 2.0000 . 1
9 2.0000 . 1
10 4.0000 . 1
11 3.0000 . 1
12 1.0000 . 1
13 3.0000 . 1
14 1.0000 . 1
15 3.0000 . 1
16 3.0000 . 1
17 3.0000 . 1
18 3.0000 . 1
19 3.0000 . 1
20 3.0000 . 1
Total 2.7500 .91047 20
A4 1 3.0000 . 1
2 4.0000 . 1
3 3.0000 . 1
4 4.0000 . 1
5 3.0000 . 1
6 4.0000 . 1
7 4.0000 . 1
8 4.0000 . 1
9 1.0000 . 1
10 5.0000 . 1
11 5.0000 . 1
12 4.0000 . 1
13 4.0000 . 1
14 4.0000 . 1
15 4.0000 . 1
16 4.0000 . 1
17 5.0000 . 1
18 4.0000 . 1
62
19 4.0000 . 1
20 5.0000 . 1
Total 3.9000 .91191 20
A5 1 5.0000 . 1
2 5.0000 . 1
3 5.0000 . 1
4 5.0000 . 1
5 5.0000 . 1
6 5.0000 . 1
7 5.0000 . 1
8 5.0000 . 1
9 5.0000 . 1
10 3.0000 . 1
11 4.0000 . 1
12 5.0000 . 1
13 5.0000 . 1
14 5.0000 . 1
15 5.0000 . 1
16 5.0000 . 1
17 4.0000 . 1
18 5.0000 . 1
19 5.0000 . 1
20 4.0000 . 1
Total 4.7500 .55012 20
ANOVA
Dependent Variable:Organoleptik Warna
Derajat
Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Bebas Kuadrat Tengah F. Hit P.
perlakuan 142.940 4 35.735 48.619 .000
Panelis .190 19 .010 .014
Galad 55.860 76 .735
Total 198.990 99
a. R Squared = .719 (Adjusted R Squared = .634)
63
perlakuan
Homogeneous Subsets
Orgnoleptik warna
Duncan
Notasi
perlakuan N a b c d e
A1 20 1.4500
A2 20 2.1000
A3 20 2.7500
A4 20 3.9000
A5 20 4.7500
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
64
18 2.0000 . 1
19 1.0000 . 1
20 2.0000 . 1
Total 2.1500 .81273 20
A3 1 4.0000 . 1
2 4.0000 . 1
3 3.0000 . 1
4 3.0000 . 1
5 2.0000 . 1
6 4.0000 . 1
7 3.0000 . 1
8 4.0000 . 1
9 2.0000 . 1
10 4.0000 . 1
11 3.0000 . 1
12 2.0000 . 1
13 2.0000 . 1
14 4.0000 . 1
15 3.0000 . 1
16 4.0000 . 1
17 3.0000 . 1
18 3.0000 . 1
19 3.0000 . 1
20 3.0000 . 1
Total 3.1500 .74516 20
A4 1 2.0000 . 1
2 5.0000 . 1
3 4.0000 . 1
4 5.0000 . 1
5 5.0000 . 1
6 3.0000 . 1
7 4.0000 . 1
8 3.0000 . 1
9 4.0000 . 1
10 2.0000 . 1
11 4.0000 . 1
12 1.0000 . 1
13 4.0000 . 1
14 2.0000 . 1
15 4.0000 . 1
16 3.0000 . 1
17 5.0000 . 1
18 4.0000 . 1
19 4.0000 . 1
66
20 4.0000 . 1
Total 3.6000 1.14248 20
A5 1 5.0000 . 1
2 3.0000 . 1
3 5.0000 . 1
4 4.0000 . 1
5 4.0000 . 1
6 5.0000 . 1
7 5.0000 . 1
8 5.0000 . 1
9 5.0000 . 1
10 5.0000 . 1
11 5.0000 . 1
12 5.0000 . 1
13 5.0000 . 1
14 5.0000 . 1
15 5.0000 . 1
16 5.0000 . 1
17 4.0000 . 1
18 5.0000 . 1
19 5.0000 . 1
20 5.0000 . 1
Total 4.7500 .55012 20
ANOVA
Dependent Variable:organoleptic aroma
Derajat
Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Bebas Kuadrat Tengah F. Hit P.
perlakuan 137.800 4 34.450 42.093 .000
panelis .000 19 .000 .000
Error 62.200 76 .818
Total 200.000 99
67
perlakuan
Homogeneous Subset
Organoleptik Aroma
Duncan
Notasi
perlakuan N A b c d
A1 20 1.3500
A2 20 2.1500
A3 20 3.1500
A4 20 3.6000
A5 20 4.7500
Sig. 1.000 1.000 .120 1.000
68
18 1.0000 . 1
19 1.0000 . 1
20 1.0000 . 1
Total 1.8000 .76777 20
A3 1 3.0000 . 1
2 2.0000 . 1
3 3.0000 . 1
4 3.0000 . 1
5 1.0000 . 1
6 3.0000 . 1
7 1.0000 . 1
8 1.0000 . 1
9 2.0000 . 1
10 3.0000 . 1
11 3.0000 . 1
12 3.0000 . 1
13 3.0000 . 1
14 4.0000 . 1
15 3.0000 . 1
16 2.0000 . 1
17 1.0000 . 1
18 3.0000 . 1
19 2.0000 . 1
20 3.0000 . 1
Total 2.4500 .88704 20
A4 1 4.0000 . 1
2 4.0000 . 1
3 4.0000 . 1
4 4.0000 . 1
5 4.0000 . 1
6 4.0000 . 1
7 2.0000 . 1
8 5.0000 . 1
9 4.0000 . 1
10 4.0000 . 1
11 4.0000 . 1
12 4.0000 . 1
13 4.0000 . 1
14 5.0000 . 1
15 4.0000 . 1
16 5.0000 . 1
17 5.0000 . 1
18 4.0000 . 1
19 4.0000 . 1
70
20 4.0000 . 1
Total 4.1000 .64072 20
A5 1 5.0000 . 1
2 5.0000 . 1
3 5.0000 . 1
4 5.0000 . 1
5 4.0000 . 1
6 5.0000 . 1
7 5.0000 . 1
8 4.0000 . 1
9 5.0000 . 1
10 5.0000 . 1
11 5.0000 . 1
12 5.0000 . 1
13 5.0000 . 1
14 2.0000 . 1
15 5.0000 . 1
16 4.0000 . 1
17 4.0000 . 1
18 5.0000 . 1
19 5.0000 . 1
20 5.0000 . 1
Total 4.6500 .74516 20
ANOVA
Variabel:organoleptic kelembutan
Derajat
Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Bebas Kuadrat Tengah F. Hit P
Perlakuan 142.140 4 35.535 49.408 .000
Panelis 1.040 19 .055 .076 1.000
Galad 54.660 76 .719
Total 197.840 99
71
perlakuan
Homogeneous Subsets
Organoleptik kelembutan
Duncan
Notasi
perlakua
norlep N a b c d
A1 20 1.8000
A2 20 1.8000
A3 20 2.4500
A4 20 4.1000
A5 20 4.6500
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
72
HASIL ANALISIS
Catatan: Hasil Analisis ini berlaku pada sampel yang diuji/ diserahkan pada Lab. INP
Catatan: Hasil Analisis ini berlaku pada sampel yang diuji/ diserahkan pada Lab. INP
73
Lampiran 10. Data Panelis Uji Organoleptik Rasa Es Krim Ubi Jalar Ungu
Panelis A1 A2 A3 A4 A5
1 2 1 3 4 5
2 1 3 2 4 5
3 1 2 3 4 5
4 2 3 1 4 5
5 1 2 3 4 5
6 1 2 3 5 4
7 1 3 2 3 5
8 1 3 2 4 5
9 1 3 2 4 5
10 1 3 2 4 5
11 1 2 4 3 5
12 3 2 4 1 5
13 2 3 1 4 5
14 2 1 4 3 5
15 2 1 3 4 5
16 1 2 4 3 5
17 2 1 3 4 5
18 1 3 2 4 5
19 2 1 3 4 5
20 1 3 2 5 4
75
Lampiran 11, Data Panelis Uji Organoleptik Warna Es Krim Ubi Jalar Ungu
Panelis A1 A2 A3 A4 A5
1 1 3 4 2 5
2 1 2 4 5 3
3 2 1 3 4 5
4 1 2 3 5 4
5 3 1 2 5 4
6 1 2 4 3 5
7 1 2 3 4 5
8 1 2 4 3 5
9 1 3 2 4 5
10 1 3 4 2 5
11 1 2 3 4 5
12 3 4 2 1 5
13 1 3 2 4 5
14 1 3 4 2 5
15 2 1 3 4 5
16 1 2 4 3 5
17 1 2 3 5 4
18 1 2 3 4 5
19 2 1 3 4 5
20 1 2 3 4 5
75
76
Lampiran 12. Data Panelis Uji Organoleptik Aroma Es Krim Ubi Jalar Ungu
Panelis A1 A2 A3 A4 A5
1 1 3 4 2 5
2 1 2 4 5 3
3 2 1 3 4 5
4 1 2 3 5 4
5 3 1 2 5 4
6 1 2 4 3 5
7 1 2 3 4 5
8 1 2 4 3 5
9 1 3 2 4 5
10 1 3 4 2 5
11 1 2 3 4 5
12 3 4 2 1 5
13 1 3 2 4 5
14 1 3 4 2 5
15 2 1 3 4 5
16 1 2 4 3 5
17 1 2 3 5 4
18 1 2 3 4 5
19 2 1 3 4 5
20 1 2 3 4 5
76
77
Lampiran 13. Data Panelis Uji Organoleptik Kelembutan Es Krim Ubi Jalar
Ung
Panelis A1 A2 A3 A4 A5
1 2 1 3 4 5
2 3 1 2 4 5
3 2 1 3 4 5
4 1 2 3 4 5
5 2 3 1 4 4
6 1 2 3 4 5
7 2 3 1 2 5
8 3 2 1 5 4
9 1 3 2 4 5
10 1 2 3 4 5
11 1 2 3 4 5
12 2 1 3 4 5
13 1 2 3 4 5
14 1 2 4 5 2
15 1 2 3 4 5
16 3 1 2 5 4
17 2 3 1 5 4
18 2 1 3 4 5
19 3 1 2 4 5
20 2 1 3 4 5
77
78
Lumatan Ubi Jalar Ungu Bahan Penyusun Es Krim Ubi Jalar Ungu
78
79
RASA
PENILAIAN KODE SAMPEL
217 326 347 438 469
Tidak Manis, sedikit rasa khas susu, tidak terdapat rasa ubi jalar ungu,
hambar
Sedikit Manis, sedikit rasa khas susu, tidak terdapat rasa ubi jalar ungu,
agak hambar
Agak Manis, sedikit rasa khas susu, terdapat sedikit rasa ubi jalar ungu,
Manis, cenderung khas susu dibanding rasa ubi jalar ungu
Sangat Manis, campuran berimbang antara manis ubi jalar ungu, dan
manis susu
WARNA
PENILAIAN KODE SAMPEL
217 326 347 438 469
Putih, tidak terdapat warna ungu
Sedikit Ungu, ungu sangat muda, cenderung berwarna putih
Agak Ungu, ungu muda dengan sedikit campuran warna putih
Ungu, ungu agak tua
Ungu Pekat, cenderung berwarna ungu-kehitaman
AROMA
PENILAIAN KODE SAMPEL
217 326 347 438 469
Beraroma Susu, tidak ada aroma khas ubi jalar ungu
Sedikit Beraroma Ubi Jalar Ungu, masih cenderung beraroma susu
Agak Beraroma Ubi Jalar Ungu dengan sedikit aroma susu
Beraroma Ubi Jalar Ungu, dengan sedikit aroma susu
Sangat Beraroma Ubi Jalar Ungu, hampir tidak ada aroma susu
KELEMBUTAN
PENILAIAN KODE SAMPEL
217 326 347 438 469
Kasar, terasa terdapat banyak kristal es di mulut, kesat di lidah
Sedikit Kasar, terasa terdapat kristal es di mulut, agak kesat di lidah
Agak Lembut, sedikit terdapat rasa kristal es di lidah, agak lengket
Lembut, tidak ada rasa kristal es di lidah, agak lengket
Sangat Lembut. Terasa halus di lidah, tidak lengket
79