SKRIPSI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2015
KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK
BUBUK FLAVOR KEPALA IKAN TENGGIRI DENGAN
BAHAN PENGISI TEPUNG TERIGU
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Sidang Sarjana
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2015
JUDUL
PENULIS
NPM
: 230110100092
Komisi Pembimbing:
Dekan,
Ketua,
Anggota,
ini
saya
menyatakan
bahwa
skripsi
berjudul
Karakteristik
ABSTRAK
Kata Kunci: bubuk flavor, kepala ikan tenggiri, tepung terigu, tingkat kesukaan
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas segala
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Karakteristik Organoleptik Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan
Bahan Pengisi Tepung Terigu. Penulis dalam menyusun skripsi ini banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Prof. Dr. Ir. Junianto, M.P., selaku Ketua komisi pembimbing atas segala
bimbingan, saran dan masukannya kepada penulis.
2.
Dr. Agus Asep Handaka Suryana, S.Pi., MT, selaku anggota komisi
pembimbing dan dosen wali yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3.
Rusky Intan Pratama, S.T.P., M.Si., selaku dosen penelaah atas segala
bimbingan, saran dan masukannya kepada penulis.
4.
Dr. Ir. Iskandar, M.Si., selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran.
5.
Bapak dan Ibu atas segala doa, semangat dan kasih sayangnya yang selalu
tercurah kepada penulis.
6.
7.
8.
9.
Semua pihak yang telah membantu dalam proses perwujudan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna bagi
penulis secara pribadi dan semua yang telah memberikan bantuan serta dukungan
dalam penyusunan skripsi ini.
Jatinangor, Maret 2015
DAFTAR ISI
BAB
II
III
IV
Halaman
DAFTAR TABEL...................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR..............................................................
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................
xi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................
1.2 Identifikasi Masalah...........................................................
1.3 Tujuan Penelitian................................................................
1.4 Kegunaan Penelitian...........................................................
1.5 Kerangka Pemikiran...........................................................
1.6 Hipotesis.............................................................................
1
3
3
3
3
4
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Tenggiri......................................................................
2.2 Limbah Kepala Ikan Tenggiri.............................................
2.3 Flavor..................................................................................
2.4 Prosedur Pembuatan Flavor................................................
2.4.1 Pemanasan.......................................................................
2.4.2 Bahan Pengisi dan Bumbu Pada Pengolahan Flavor.......
2.4.3 Pengeringan......................................................................
2.5 Teflon..................................................................................
5
6
7
9
10
10
13
13
15
15
15
15
16
17
19
19
22
22
24
25
26
28
vii
29
32
SIMPULAN
5.1 Simpulan.............................................................................
5.2 Saran...................................................................................
34
34
DAFTAR ACUAN..................................................................
35
LAMPIRAN.............................................................................
39
viii
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
1.
2.
3.
17
4.
22
5.
24
6.
26
7.
27
8.
28
9.
29
10.
29
11.
32
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
1.
2.
Teflon...........................................................................................
14
3.
18
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1.
Uji Organoleptik...........................................................................
40
2.
41
3.
42
4.
44
5.
46
6.
48
7.
49
8.
50
9.
51
10.
52
11.
53
12.
56
57
60
63
66
17.
69
18.
70
Uji Proksimat................................................................................
72
13.
14.
15.
16.
19.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Bubuk flavor dapat ditemui di pasar dalam bentuk bubuk bumbu ekstrak
daging yang telah dikemas secara ekonomis seperti bumbu penyedap Royko,
Masako, Mamasuka dan Knor. Bubuk flavor yang beredar sebagian besar terbuat
dari daging (sapi atau ayam) yang mengandung kandungan lemak jenuh,
berpotensi menimbulkan kolestrol yang dapat memicu hipertensi. MSG
(Monosodium glutamat) sebagai bahan tambahan pangan yang selalu terdapat
dalam bubuk flavor yang beredar juga berpotensi dalam jangka waktu dekat
menimbulkan migrain, peningkatan waktu kambuh pada penderita asma dan
dalam jangka waktu panjang berpotensi memicu kanker maupun penyakit
(Millichap 2003).
Pembuatan bubuk flavor dari kaldu kepala ikan tenggiri yang bersifat cair
memerlukan penambahan bahan pengisi agar kaldu ikan tenggiri ini mudah
dikeringkan menggunakan teflon/wajan anti lengket. Bahan pengisi yang
digunakan adalah tepung terigu. Karbohidrat dan gluten yang terdapat didalam
tepung terigu mampu menjadi agen flavor dan agen enkapsulasi protein maupun
lemak yang terdispersi dalam air (Chaundy et al. 2003). Agen flavor dan
enkapsulasi protein merupakan bahan yang dapat memerangkap flavor dan
protein dalam bentuk partikel sehingga tidak rusak sewaktu proses pengeringan/
pemanasan akibat denaturasi protein.
Bubuk flavor yang berkualitas memiliki penampakan, warna, aroma dan
rasa yang disukai oleh panelis dan memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Konsentrasi bahan pengisi sangat berpengaruh terhadap karakteristik bubuk
flavor kepala ikan tenggiri. Penambahan bahan pengisi berupa tepung terigu jika
terlalu banyak maka flavor kepala ikan tenggiri di dalamnya akan semakin
berkurang dan pada saat proses pengeringan dilakukan, akan sulit kering
disebabkan sifat gluten yang menarik air. Penambahan bahan pengisi berupa
tepung terigu jika terlalu sedikit maka bubuk flavor kepala ikan tenggiri nantinya
akan cepat berwarna terlalu kecoklatan bila dipanaskan agak lama akibat proses
pemanasan. Titik didih/ autoignition temperature pati pada terigu yang tinggi
yaitu sebesar 4100C, sehingga mampu menghambat rambatan panas ke seluruh
bagian adonan flavor yang dikeringkan (ICSC 2004). Oleh karena itu penelitian
ini perlu dilakukan agar dapat menentukan konsentrasi bahan pengisi yang tepat
agar menghasilkan karakteristik bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang paling
disukai.
1.6 Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diajukan suatu hipotesis bahwa
konsentrasi bahan pengisi berupa terigu yang tepat untuk menghasilkan
karakteristik bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang paling disukai adalah 15%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kandungan
Protein
Lemak
Abu
Air
Persentase (%)
19,23
0,9
1,38
76,49
Persentase (%)
5,93
40,11
28,84
24,12
19,74
5,97
makanan seperti cookies guna menambah kandungan kalsium dan kulit ikan
sebagai bahan pembuatan aksesoris seperti dompet dan jam tangan. Selain itu
kepala ikan tenggiri juga dapat dibuat tepung, konsentrat, hidrolisat dan isolat
protein ikan. Kepala ikan tenggiri dalam bentuk utuh juga masih memiliki nilai
ekonomis karena kepala ikan tenggiri terkadang diolah menjadi masakan gulai
khas padang (Muaris 2013).
2.3 Flavor
Flavor didefinisikan sebagai gabungan persepsi yang diterima oleh indera
kita yaitu bau, rasa, penampakan, sentuhan dan bunyi saat kita mengkonsumsi
makanan (Lindsay 1985 dalam Winarno 2002). Protein, lemak, dan karbohidrat
adalah komponen struktural pada sel makhluk hidup yang merupakan sumber
terbesar pembentuk flavor (Supran 1978 dalam Wahyuni 1997). Bagian dalam
mulut dan rongga mulut banyak terdapat saraf rasa yang dapat mendeteksi manis,
asam, asin, dan pahit sedangkan dalam hidung terdapat saraf olfaktori yang
mampu mendeteksi bau yang berbeda-beda. Rasa adalah sensasi dalam
mendeteksi kelarutan komponen dalam saliva atau dalam campuran makanan dan
kontak komponen dalam saraf rasa. Bau adalah sensasi yang dikirimkan oleh
impuls saraf ke otak. Hal yang luar biasa adalah kemampuan kita untuk
mengingat banyak bau dan kemampuan otak untuk menerima dan mendeteksi bau
yang berbeda pada saat bersamaan. Perasaan adalah sensasi umum yang
distimulasi oleh saraf trigeminal dalam kulit muka, lidah dan gigi (Meyer 1978
dalam Wahyuni 1997).
Flavor dapat dibuat dari campuran berbagai komponen flavor, baik yang
alami maupun sintetik. Berdasarkan bentuk fisiknya flavor dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kelas yaitu bentuk padat (solid), bentuk cair (liquid), dan bentuk
pasta (paste) (Furia dan Nicolo 1970 dalam Ismiwarti 2005). Flavor kering atau
bubuk berasal dari flavor cair yang diabsorbsi oleh bahan pembawa kering atau
dienkapsulasi oleh edible polimer yang bersifat inert seperti gum arab atau pati.
Flavor kering atau bubuk banyak dipergunakan untuk produksi gelatin, minuman
bubuk, adonan kue dan adonan es krim (Heath 1986 dalam Winarno 2002).
10
2.4.1 Pemanasan
Pembuatan flavor dilakukan dengan cara mengekstraksi bahan yang dapat
mengeluarkan cita rasa yang diinginkan. Pemanasan dengan suhu tinggi pada
daging selain dapat membunuh bakteri juga diharapkan senyawa flavor akan
lebih banyak terekstraksi. Waktu pemanasan ikan tergantung ukurannya, biasanya
80 90 menit untuk ukuran besar dan 20 30 menit untuk ukuran kecil (Ibrahim
2002). Berdasarkan studi mengenai komponen flavor pada kepiting dengan
perlakuan waktu ekstraksi komponen yang berbeda maka dinyatakan bahwa
komponen non volatil yang berperan penting dalam formasi substansi volatil
dapat melekat pada ekstrak flavor rajungan setelah dilakukan pemanasan pada
suhu antara 850C dan 1000C (Hayashi et al. 1993 dalam Ismiwarti 2005).
A. Tepung Terigu
Tepung terigu diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling
(Astawan 2002). Terigu banyak digunakan sebagai bahan pengikat karena dapat
10
11
B. Bawang Putih
Bawang putih termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi
karena memiliki beragam kegunaan. Tidak hanya di dapur, bawang putih
11
12
memegang peranan sebagai tanaman apotek hidup. Manfaat utama bawang putih
adalah sebagai bumbu penyedap masakan yang membuat masakan menjadi
beraroma dan mengundang selera. Meskipun kebutuhan untuk bumbu masakan
hanya sedikit, namun tanpa kehadirannya masakan akan terasa hambar (Damanik
et al. 2010). Kandungan di dalam 100 gram umbi bawang putih mengandung
protein 6,36 gram, lemak 0,5 gram, karbohidrat 33,05 gram, kalsium (Ca) 181
miligram, fosfat (P) 153 miligram, zat besi (Fe) 1,7 miligram, kalium (K) 401
miligram dan beberapa mineral lain yang jumlahnya tidak terlalu besar. Beberapa
vitamin juga terdapat dalam umbi bawang putih seperti vitamin C, beta-carotene,
vitamin A dan vitamin E (USDA 2014).
Allicin merupakan komponen utama yang memberikan bau khas pada
bawang putih. Allicin dihasilkan ketika bawang putih diiris atau dihancurkan
yang akan menimbulkan reaksi enzimatik yaitu enzim alliinase yang
mengkonversi alliin menjadi allicin. Allicin dikenal sebagai suatu senyawa yang
kuat daya anti bakterinya, kira-kira daya kerjanya sama dengan penisilin terhadap
bakteri. Daya kerja allicin sebanding dengan 15 unit penisilin per miligramnya
(Winarno 2002).
C. Bawang Merah
Bawang merah mempunyai nama ilmiah yaitu Allium cepa var ascalonium
(Wibowo 2007). Bawang merah termasuk salah satu sayuran umbi multiguna.
Paling penting didayagunakan sebagai bahan bumbu dapur sehari-hari dan
penyedap berbagai masakan (Rukmana 1994 dalam Ismiwarti 2005). Kandungan
di dalam 100 gram umbi bawang merah, kandungan airnya saja dapat mencapai
sekitar 8085 gram atau 8085 %. Proteinnya sekitar 1,5 %, lemak 0,3 % dan
karbohidrat 9,2 %. Komponen gizi lainnya diantaranya -karoten (50 IU),
thiamin (30 mg), riboflavin 0,04 mg), niasin (20 mg) dan asam askorbat (9 mg).
Kandungan lain yang terdapat pada umbi bawang merah yaitu 334 mg mineral
kalium dengan sekitar 30 kalori tenaga. Kandungan zat besinya sekitar 0,8 mg
dan fosfornya 40 mg Umbi bawang merah mempunyai efek antiseptik dari
senyawa alliin atau allisin (Wibowo 2007).
12
13
D. Merica
Merica (Piper nigrum L.) merupakan rempah-rempah yang sering
digunakan dalam pengolahan pangan. Merica biasanya ditambahkan pada bahan
makanan sebagai penyedap masakan sangat digemari karena memiliki 2 sifat
penting yaitu rasa dan aroma yang pedas. Kedua sifat tersebut disebabkan adanya
zat piperin dan piperanin (Rismunandar et al. 2003).
E. Garam
Garam dipergunakan manusia sebagai salah satu metode pengawetan
pangan yang pertama dan masih dipergunakan secara luas mengawetkan berbagai
macam makanan. Garam pada konsentrasi tertentu berfungsi sebagai penambah
cita rasa pada bahan pangan secara umum.Penggunaan garam dianjurkan tidak
terlalu banyak karena akan menyebabkan terjadinya penggumpalan atau salting
out dan rasa produk menjadi asin (Buckle et al. 2009).
2.4.3 Pengeringan
Pengeringan
adalah
suatu
metode
untuk
mengeluarkan
atau
menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menggunakan energi panas.
Pada umumnya kandungan air bahan dikurangi sampai batas tertentu sehingga
pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme dapat dihentikan (Winarno 2002).
Selain itu pula pengeringan merupakan cara untuk menghilangkan sebagian besar
air dari suatu bahan dengan bantuan energi panas dari sumber alam (sinar
matahari) atau buatan (alat pengering). Biasanya kandungan air tersebut
dikurangi sampai batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh lagi (Yusup 2010).
Alat pengering yang dipakai untuk mengeringkan bubuk flavor kepala ikan
tenggiri adalah teflon.
2.5 Teflon
Teflon adalah polytetrafluoroethylene (PTFE) yang memiliki struktur
molekul berupa rantai atom karbon yang panjang, mirip dengan polimer lainnya.
13
14
Rantai atom yang panjang ini dikelilingi oleh atom fluor. Ikatan antara atom
karbon dengan fluor sangat kuat.
Gambar 2. Teflon
Teflon memiliki tingkat friksi paling kecil diantara bahan padat apapun
yang dikenal yang menyebabkannya dapat berfungsi dengan sangat baik sebagai
permukaan anti lengket bagi proses pengggorengan.
Teflon memiliki sifat sifat yang unik diantaranya (Gorman 2001):
1) Tahan terhadap banyak bahan kimia termasuk ozone, chlorine, acetic
acid, ammonia, sulfuric acid, dan hydrochloric acid. Satu satunya bahan
kimia yang bisa merusak lapisan teflon adalah lelehan logam alkali.
2) Anti radiasi ultra violet dan tahan segala cuaca.
3) Anti lengket.
4) Mempunyai performa yang baik pada temperatur ekstrim, tahan pada
temperatur -240C sampai pada 260C. Teflon memiliki titik leleh 3420 C.
5) Bersifat hidrofobik (tidak suka air).
Teflon adalah bahan yang tahan terhadap temperatur yang tinggi dan
membuat masakan tidak akan lengket pada alat memasak tersebut walaupun tidak
menggunakan minyak. Penggunaan teflon dalam pengeringan flavor bubuk
kepala ikan tenggiri disebabkan sifat kaldu dari kepala ikan tenggiri yang sangat
lengket apabila dipanaskan hingga kering (Gorman 2001).
14
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.2.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian:
1) Wadah plastik untuk wadah kepala ikan sebelum dimasak.
2) Timbangan untuk menimbang bahan baku.
3) Pisau untuk memotong-motong bahan baku.
4) Panci untuk merebus larutan kaldu.
5) Kompor untuk memanaskan larutan kaldu.
6) Pengaduk untuk mengaduk larutan kaldu.
7) Talenan untuk alas memotong bahan baku.
15
16
16
17
3) Setelah bumbu, kepala ikan tenggiri, dan air dicampur di dalam panci lalu
direbus selama 120 menit dengan suhu perebusan 850C-1000C.
4) Kaldu hasil rebusan disaring dengan saringan lalu cairan kaldu (filtrat)
yang tersaring/bebas ampas dipakai untuk tahap selanjutnya.
5) Kaldu (filtrat) yang sudah disaring, diberi perlakuan penambahan bahan
pengisi yang diberikan berupa tepung terigu sebanyak 0%, 10%, 12,5%,
15% dan 17,5% dari berat kaldu ikan yang dihasilkan. Setelah dicampur
dengan bahan pengisi lalu diaduk hingga homogen.
6) Pada pasta flavor dilakukan pengeringan dengan teflon / wajan anti
lengket. Pasta flavor dihamparkan tipis-tipis sehingga dihasilkan lapisan
tipis flavor kering dengan ketebalan 0,25 mm. Pengeringan di teflon
selama 2 menit.
7) Flavor yang telah kering dihancurkan menggunakan grinder hingga
berbentuk bubuk.
8) Bubuk flavor tersebut kemudian dikemas dengan plastik.
9) Sampel bubuk flavor masing-masing perlakuan di uji organoleptik.
17
18
10) Bubuk flavor yang paling disukai kemudian di uji fisik dan proksimat
(Lampiran 11 dan Lampiran 19)
11) Data uji organoleptik dianalisis menggunakan stastistik non parametrik
menggunakan uji Friedman dan uji Chi-Kuadrat. Data uji fisik dan
proksimat dianalisis secara deskriptif.
Skema pembuatan bubuk flavor dapat dilihat pada Gambar 3. Standard
operational procedure (SOP) lengkap disajikan pada Lampiran 4.
Kepala Ikan
Tenggiri
Pembersihan
Penimbangan
Penambahan air.
Kepala ikan tenggiri : air (1:2)
Penambahan bumbu
Perebusan
Suhu: 850C-1000C,
Waktu: 120 menit
Penyaringan
Kaldu (filtrat)
Penambahan bahan pengisi terigu
dari berat kaldu cair (b/b)
0%, 10%, 12,5%, 15% dan 17,5%
Pengeringan dengan teflon/ wajan
anti panas
Penghalusan menggunakan grinder
Bubuk Flavor
Pengemasan
Uji Organoleptik,
Uji Fisik dan Uji
Proksimat
19
19
20
proksimat. Data hasil pengujian uji fisik dan data uji proksimat dianalisis secara
deskriptif. Analisis non parametrik yang dilakukan untuk pengujian organoleptik
menggunakan analisis varian dua arah uji Friedman dengan uji Chi-kuadrat
(Sudrajat 1999). Statistik yang digunakan dalam uji Friedman didefinisikan
dengan rumus sebagai berikut:
12
2 =
()2 3 ( + 1)
( + 1)
=1
Keterangan:
X2 = Statistik Uji Friedman
B = Ulangan
k = Perlakuan
Rj = Total Rangking setiap perlakuan
Jika ada angka yang sama dilakukan perhitungan faktor koreksi (FK) dengan
rumus sebagai berikut:
= 1
2 =
( 2 1)
Pemberian tepung terigu pada bubuk flavor kepala ikan tenggiri tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap tingkat kesukaan
H1 =
jika X2c > X2((k-1)), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Apabila H1 diterima, maka
perlakuan memberi perbedaan yang nyata dan pengujian dilanjutkan untuk
mengetahui nilai median yang tidak sama atau untuk mengetahui adanya
perbedaan antar perlakuan dengan menggunakan uji perbandingan berganda
(Multiple Comparison) dengan rumus sebagai berikut:
20
21
Keterangan:
| |
Ri
Rj
= banyaknya ulangan
= banyaknya perlakuan
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1
22
23
23
24
Penelitian Aniar (2008) kaldu ayam dan brokoli diberi perlakuan bahan
pengisi berupa tepung terigu, maizena dan tapioka dengan konsentrasi
penambahan bahan pengisi yang berbeda pula yaitu 5%, 10%, 15% dan 20%
terhadap volume kaldu cair ayam dan brokoli (b/v). Hasil penelitian Aniar (2008)
ditemukan bahwa kadar lemak bubuk flavor kaldu ayam dan brokoli ini
mengalami penurunan seiring penambahan jumlah bahan pengisi baik itu tepung
terigu, maizena maupun tapioka. Artinya, semakin banyak bahan pengisi yang
ditambahkan maka kadar lemaknya akan semakin menurun. Efek lembab dan
kasar yang terlihat pada partikel bubuk flavor kepala ikan tenggiri perlakuan
penambahan tepung terigu 0% dimungkinkan karena kadar lemaknya yang tinggi
sehingga dengan penambahan terigu, bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang
dihasilkan lebih terlihat kering dan halus.
4.1.2
24
25
4.1.3
25
26
yang dihasilkan (Sadikin 1993). Hasil pengamatan aroma bubuk flavor kepala
ikan tenggiri dengan perlakuan penambahan konsentrasi tepung terigu disajikan
pada Tabel 6 sedangkan pengamatan dan perhitungan pada Lampiran 15 .
Tabel 6. Rata-Rata Aroma Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri
Berdasarkan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu
Perlakuan Penambahan
Median
Rata-Rata Aroma
Tepung Terigu (%)
0
7
6,47 a
10
7
6,20 a
12,5
7
6,33 a
15
7
6,47 a
17,5
7
6,33 a
Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata menurut uji perbandingan berganda taraf 5%
Berdasarkan hasil penelitian terhadap aroma bubuk flavor diperoleh nilai
median sama pada setiap perlakuan yaitu 7 yang berarti semua produk diterima
oleh panelis. Rata-rata aroma bubuk flavor berkisar 6,20 sampai 6,47. Hasil ratarata aroma tertinggi adalah perlakuan tanpa penambahan tepung terigu (kontrol)
0% dan perlakuan penambahan tepung terigu 15% dengan nilai rata-rata aroma
sebesar 6,47 sedangkan hasil rata-rata aroma terendah yaitu perlakuan
penambahan tepung terigu 10%. Berdasarkan uji statistik pada Lampiran 15
menunjukkan bahwa penambahan tepung terigu dengan konsentrasi berbeda tidak
memberikan pengaruh nyata terhadap penerimaan panelis pada aroma bubuk
flavor kepala ikan tenggiri. Tepung terigu memiliki aroma yang tawar khas
gandum atau tidak berbau tajam/ menyengat menurut Buckle et al. (2009)
sehingga cocok digunakan sebagai bahan pengisi bubuk flavor kepala ikan
tenggiri. Menurut panelis, semua bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang dicoba
tidak ada yang memiliki perbedaan aroma yang signifikan satu sama lain karena
aroma kaldu ikan tenggiri yang kuat.
4.1.4
Rasa adalah respon lidah terhadap rangsangan yang diberikan oleh suatu
makanan. Penginderaan rasa terbagi menjadi empat rasa utama yaitu manis, asin,
pahit dan asam. Menurut Winarno (2002) penerimaan panelis terhadap rasa
26
27
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain senyawa kimia, suhu, konsentrasi
dan interaksi dengan komponen rasa yang lain. Rasa merupakan faktor yang
sangat penting dalam menentukan keputusan akhir konsumen untuk dapat
menerima atau menolak suatu produk walaupun parameter penilaian yang lain
baik tetapi jika rasa tidak enak maka produk akan segera ditolak oleh konsumen.
Hasil pengamatan rasa bubuk flavor kepala ikan tenggiri dengan perlakuan
penambahan konsentrasi tepung terigu disajikan pada Tabel 7 sedangkan
pengamatan dan perhitungan pada Lampiran 16.
Tabel 7. Rata-Rata Rasa Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri
Berdasarkan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu
Perlakuan Penambahan
Median
Rata-Rata Rasa
Tepung Terigu (%)
0
7
6,20 a
10
7
6,73 a
12,5
7
7,13 a
15
7
6,33 a
17,5
7
7,00 a
Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata menurut uji perbandingan berganda taraf 5%
Berdasarkan hasil penelitian terhadap rasa bubuk flavor diperoleh nilai
median sama pada setiap perlakuan yaitu 7 yang berarti semua produk diterima
oleh panelis. Rata-rata rasa bubuk flavor berkisar 6,20 sampai 7,13. Hasil ratarata rasa tertinggi adalah perlakuan penambahan tepung terigu 12,5% sedangkan
hasil rata-rata rasa terendah yaitu bubuk flavor kepala ikan tenggiri tanpa
penambahan tepung terigu (kontrol) 0%. Berdasarkan uji statistik pada Lampiran
16 menunjukkan bahwa penambahan tepung terigu dengan konsentrasi berbeda
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap penerimaan panelis pada rasa bubuk
flavor kepala ikan tenggiri. Tepung terigu memiliki rasa yang tawar seperti ciri
khas pati pada umumnya yaitu tidak berasa asin, pahit, asam maupun manis
menurut Buckle et al. (2009), oleh karena itu penambahan tepung terigu sebagai
bahan pengisi tidak akan memberi pengaruh pada rasa bubuk flavor kepala ikan
tenggiri. Menurut panelis, semua bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang dicoba
27
28
setelah diseduh air panas, tidak ada yang memiliki perbedaan rasa yang signifikan
satu sama lain karena rasa kaldu ikan tenggiri yang kuat dipadu dengan rasa asin.
Bobot Kriteria
0,16
0,24
0,13
0,47
29
Penampakan
5
7
7
9
7
0,16
Kriteria
Aroma Warna
7
5
7
7
7
7
7
9
7
7
0,24
0,13
Rasa
7
7
7
7
7
0,47
Nilai
Alternatif
6,41
7,00
7,00
7,59
7,00
Uji Fisik
Rendemen (%)
Kelarutan (%)
Massa Jenis (g/ml)
WHC (%)
30
bahan pengisi dengan menggunakan tepung terigu dan tepung tapioka dengan
perbandingan 1:1 konsentrasi 8% menghasilkan rendemen bubuk flavor cangkang
rajungan sebesar 10,61% (Ismiwarti 2005). Peningkatan total padatan dari bubuk
flavor disebabkan adanya penambahan bahan pengisi (Kanpairo et al. 2012).
Perhitungan massa jenis (bulk density) dilakukan untuk mengetahui sifat
bulky (menghabiskan tempat) dari bubuk flavor. Semakin kecil massa jenisnya
maka volumenya akan semakin besar (banyak menghabiskan tempat). Semakin
besar massa jenisnya maka volumenya akan semakin kecil. Nilai massa jenis
didapatkan setelah diuji secara triplo lalu hasilnya di rata-rata. Massa jenis bubuk
flavor dipengaruhi oleh massa jenis total solid konsentrat flavor dan massa jenis
bahan pengisinya (Kanpairo et al. 2012).
Kelarutan adalah salah satu parameter penting dalam fisikokimia terutama
pada produk-produk konsentrat protein. Uji kelarutan diperlukan karena pada
aplikasinya bubuk flavor dicampurkan ke dalam masakan sebagai penyedap
terutama uji kelarutan terhadap pelarut air. Nilai kelarutan didapatkan setelah
diuji secara triplo lalu hasilnya di rata-rata. Kelarutan bubuk flavor kepala ikan
tenggiri dengan perlakuan penambahan tepung terigu 15% memiliki tingkat
kelarutan rata-rata sebesar 29,61%. Jika dibandingkan dengan bubuk flavor ikan
tuna dengan bahan pengisi maltodextrin pada penelitian Kanpairo et al. (2012)
yang memiliki tingkat kelarutan 60,87%-70,12%, bubuk flavor kepala ikan
tenggiri dengan bahan pengisi tepung terigu konsentrasi 15% memiliki tingkat
kelarutan yang tergolong rendah. Akibatnya bubuk flavor kepala ikan tenggiri
yang dihasilkan kurang cocok bila diaplikasikan pada masakan yang
membutuhkan bubuk flavor yang langsung larut dalam air, jernih dan tanpa
endapan, contohnya masakan sop, kuah bakso dan kuah mie.
Adanya sifat insoluble gluten terhadap pelarut air yang terdapat dalam
tepung terigu membuat bubuk flavor memiliki tingkat kelarutan yang rendah.
Tepung terigu mengandung 5 jenis protein yang berbeda yaitu albumin
(leucosin), globulin, prolamin (gliadin), glutelin (glutenin), dan protease.
Albumin dan globulin memiliki sifat larut dalam air, namun untuk glutelin dan
gliadin hanya bisa larut pada pelarut yang bersifat asam dan pelarut alkalin.
30
31
Campuran antara glutelin dan gliadin ini yang biasa disebut gluten yang memiliki
sifat tidak larut dalam air (Inamine 1967 dalam Suharso 2006).
Pada umumnya penggunaan bahan pengisi untuk produk bubuk flavor
biasanya menggunakan dekstrin dan maltodekstrin. Dekstrin dan maltodekstrin
memiliki tingkat kelarutan rata-rata 99% terhadap pelarut air (Shogren et al.
2006). Maltodekstrin dan dekstrin merupakan produk hasil hidrolisis pati
menggunakan asam atau enzim. Proses pembuatan maltodekstrin dan dekstrin
memerlukan waktu dan ketelitian terutama saat proses hidrolisisnya, akibatnya
tepung maltodekstrin dan dekstrin jarang terdapat di pasar atau bahkan hanya bisa
dipesan secara khusus.
Bubuk flavor yang terdapat di pasar seperti merk Royko, Masako,
Mamasuka dan Knor, rata-rata semuanya menggunakan dekstrin maupun
maltodekstrin. Bubuk-bubuk flavor di pasaran yang ada sekarang ini secara kasat
mata terlihat bahwa tingkat kelarutannya tinggi dan cocok digunakan untuk jenisjenis masakan seperti sop yang membutuhkan kaldu jernih tanpa endapan. Bubuk
flavor kepala ikan tenggiri dengan penambahan bahan pengisi tepung terigu
dengan tingkat kelarutan yang rendah bisa diaplikasikan juga untuk jenis-jenis
masakan seperti nasi goreng, capcay dan aneka tumisan yang tidak terlalu
membutuhkan jenis kaldu jernih tanpa endapan.
Kapasitas pengikatan air/ water holding capacity (WHC)
yaitu
kemampuan suatu bubuk kering untuk mengabsorbsi air maupun uap air. Uji
kapasitas pengikatan air perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana
karakteristik bubuk flavor apabila disimpan di udara bebas lalu untuk mengetahui
karakteristik bubuk tersebut, mudah menyerap air di sekitar atau tidak. Jika
bubuk flavor mudah menyerap air maka bubuk flavor akan mudah lembab yang
akan memicu terjadinya perubahan kimia akibat kapang, bakteri dan enzim
(Bragadottir et al. 2007). Nilai kapasitas pengikatan air didapatkan setelah
dilakukan secara triplo lalu hasilnya dirata-rata. Kapasitas pengikatan air bubuk
flavor kepala ikan tenggiri dengan perlakuan penambahan tepung terigu 15%
sebesar 80,48%. Bubuk ikan Saithe (Pollachius virens) memiliki kapasitas
pengikatan air sebesar 121% dan diuji sebelum diadakan penyimpanan (storage)
31
32
lalu menjadi 99% setelah disimpan 6 bulan ditempat yang tertutup dan kering
(Bragadottir et al. 2007). Bubuk ikan mudah menyerap air dari lingkungan dan
mudah dihinggapi jamur sehingga harus diberi perlakuan penyimpanan yang
benar seperti menyimpan bubuk pada kemasan tertutup dan kedap udara.
Uji Proksimat
Kadar Air (%)
Kadar Protein (%)
Kadar Lemak (%)
Kadar air dari suatu bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya
awet bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi dapat mengakibatkan bakteri,
kapang dan khamir untuk berkembang biak sehingga akan terjadi perubahan
(Winarno 2002). Kadar air merupakan jumlah atau kandungan air yang hilang
dari bahan jika bahan pangan dipanaskan pada suhu tertentu yang tidak jauh lebih
tinggi dari titik didih air (Ahza 2000). Pengukuran kadar air merupakan
parameter yang penting bagi flavor bubuk. Kerusakan yang terjadi akibat
peningkatan kadar air berupa penggumpalan dan pengerasan.
Hasil uji proksimat terhadap kadar air bubuk flavor kepala ikan tenggiri
pada perlakuan penambahan tepung terigu 15% menghasilkan kadar air sebesar
7,33%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengeringan bubuk flavor cukup baik
mengingat jika dibandingkan dengan karakteristik bubuk flavor tuna pada
penelitian Kanpairo (2012) dengan bahan pengisi maltodextrin dan pengeringan
menggunakan spray dryer, kadar airnya berkisar 4,63-7,46%. Kadar air yang
rendah diharapkan dapat memberikan masa simpan bubuk flavor yang lebih lama.
32
33
33
BAB V
SIMPULAN
5.1 Simpulan
Konsentrasi bahan pengisi (tepung terigu) sebanyak 15% (b/b)
menghasilkan karakteristik organoleptik bubuk flavor kepala ikan tenggiri yang
paling disukai dengan perhitungan nilai alternatif terbesar yaitu 7,59. Bubuk
flavor dengan tingkat penambahan bahan pengisi sebanyak 15% memiliki
karakteristik fisik berupa tingkat rendemen sebesar 10,67%, kelarutan 29,61%,
massa jenis 0,7 g/ml dan kapasitas pengikatan air 80,48% sedangkan karakteristik
proksimatnya yaitu kadar protein 18,28%, kadar air 7,33% dan kadar lemak
3,87%.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disarankan bahwa perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai teknik pengeringan dan jenis bahan
pengisi lain dari bubuk flavor kepala ikan tenggiri.
34
DAFTAR ACUAN
35
36
37
Rusky IP, M Yusuf A dan Safri I. 2011. Analisis Komposisi Asam Lemak yang
Terkandung Dalam Ikan Tongkol, Layur, dan Tenggiri Dari
Pamempeuk, Garut. Jurnal Akuatika Vol. II No. 2. Universitas
Padjadjaran. Bandung.
Sadikin, A.C. dan Hanni, W. 1993. Pembuatan Bubuk Dari Pandan Wangi
(Pandanus amarylifolius) Dengan Metode Mikroenkapsulasi. Skripsi.
Intitut Pertanian Bogor. Bogor.
Septiarini, T. 2008. Karakteristik Mutu Ikan Tenggiri (Scomberomorus
commersonii) Di Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur.
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Shogren, R. and Girma, B. 2006. Surface Properties Of Water Soluble,
Maltodextrin, Starch Acetates And Starch Acetates/ Alkenylsuccinates.
National Center for Agricultural Utilization Research. United States.
Siegel, S. 1991. Nonparametric Statistics: For the Behavioral Sciences. McGraw
Hil.
Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Sudariastuty. 2011. Penyuluhan Ikan Tenggiri. Pusluh Perikanan dan Kelautan.
Jakarta.
Sudrajat, M. 1999. Statistik Non Parametrik. Fakultas Pertanian, Universitas
Padjadjaran. Jatinangor.
Suharso. 2006. Pembuatan Bubuk Flavor Kepala Udang (Penaeus monodon)
Secara Enzimatik Sebagai Bumbu Instan Masakan. Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Supran, M.K. 1978. Lipid as a Source Of Flavor. American Chemical Society.
Washington.
USDA. 2014. National Nutrient Database for Standard Reference. The National
Agricultural Library.
Wahyuni. 1997. Pengaruh Suhu dan Waktu Hidrolisa Tripsin Terhadap Ekstraksi
Flavor Dari Limbah Kepala Udang (Penaeus monodon). Skripsi. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Wibowo S. 2007. Budidaya Bawang: Bawang Putih, Bawang Merah dan
Bawang Bombay. Penebar Swadaya. Jakarta.
Winarno, F.G. 2002. Flavor Bagi Industri Pangan. M-Brio Press. Bogor.
Yusup, H. 2010. Pengaruh Pengeringan Bahan Baku Karet Remah Terhadap
Nilai ASHT Sesuai Dengan Mutu Karet SIR 20 Di PT. Bridgestone
Sumatera Rubber estate Dolok Merangir. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
38
LAMPIRAN
40
Nama Panelis :
NPM
Tanggal
Ujilah sampel flavor bubuk kaldu ikan tenggiri berikut ini dan berikan
penilaian saudara dengan memberi angka yang menunjukkan penilaian kesukaan
saudara terhadap penampakan, warna, aroma, dan rasa. Khusus untuk parameter
aroma dan rasa, 2 gram sampel bubuk flavor dilarutkan dalam 50 ml air panas
lalu di uji sensori.
No Sampel
Penampakan
Warna
A1
A2
A3
A4
A5
Keterangan:
9: Suka
7: Agak Suka
5: Biasa
3: Agak Tidak Suka
1: Tidak Suka
41
Aroma
Rasa
Nama Panelis
Tanggal Uji
Petunjuk Pengisian
(9) (7) (5) (3) (1) (3) (5) (7) (9) Aroma
42
Aroma
Lanjutan Lampiran 3.
1. Penampakan
Aroma
2. Penampakan
Rasa
3. Penampakan
Warna
4. Aroma
(9) (7) (5) (3) (1) (3) (5) (7) (9) Rasa
5. Aroma
Warna
6. Rasa
Warna
43
No
Proses
Tujuan
Keterangan
Pencucian
Penimbangan
Agar jumlah/berat
kepala ikan,air dan
bumbu yang digunakan
sesuai dengan ketentuan
pembuatan bubuk
flavor
Penambahan Air
Membantu proses
pengekstrasian kaldu
kepala ikan tenggiri
Penambahan
Bumbu
Perebusan
(Ekstraksi)
Penyaringan
Penambahan
bahan pengisi
44
kandungan total
padatannya meningkat
Pengeringan
Pembubukan /
Penghalusan
10
Pengemasan
45
2. Penimbangan
1. Pencucian
5. Penyaringan Kaldu
4. Perebusan
46
Lanjutan Lampiran 5.
8. Pengeringan
10. Penggilingan
11. Pengayakan
47
Perlakuan 0 %
Perlakuan 10 %
Perlakuan 12,5 %
Perlakuan 15 %
Perlakuan17,5 %
48
1. Penimbangan bubuk
sampel 5 gram
3. Pencatatan volume
bubuk lalu dianalisis
49
51
Lampiran 10. Rincian Berat Dan Macam Bahan Baku Yang Digunakan
Pada Pembuatan Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri
Air
Jenis Bumbu
Bawang Putih
2%
80
Bawang Merah
2%
80
Merica
0,1 %
Garam
10 %
400
564 gram
Total
Perlakuan (%)
620
10
620
62
12,5
620
77,5
15
620
93
17,5
620
108,5
52
A)
Rendemen
Perhitungan rendemen menggunakan metode gravimetri dilakukan untuk
Perla
kuan
(%)
Berat
Bahan
Baku*(g)
Berat
Berat
Berat
Bumbu Ekstrak Tepung
(g)
(g)
Terigu
(g)
15
1200
112,8
620
93
*Berat Bahan Baku : Berat Kepala Ikan Tenggiri + Air
Berat
Bubuk
Flavor (g)
Rende
men
(%)
150
10,67
Perhitungan:
(%) =
100%
+
A.
(%) =
B)
150
100% = 10,67%
(1200 + 112,8) + 93
Massa Jenis
Sampel 5 gram diisi ke dalam 10 ml cylnder kering/ gelas ukur lalu dilihat
Perlakuan
(%)
15
Triplo
1
2
3
Berat
Sampel
Bubuk (g)
5
5
5
Volume
(ml)
7,1
7,1
7,1
53
Massa
Jenis
(g/ml)
0,70
0,70
0,70
Rata-Rata
Massa Jenis
(g/ml)
0,70
Perhitungan:
)=(
)
C)
5
)=(
) = 0,7/
7,1
Kelarutan
Sampel 0,5 gram (W1) dimasukkan dalam beaker glass ukuran 100 ml yang
Perlakuan
(%)
15
Triplo
W1*
W2*
W3*
Kelarutan
(%)
1
2
3
0,5
0,5
0,5
0,63
0,63
0,63
0,980
0,982
0,983
29,92
29,58
29,34
RataRata
Kelarutan
(%)
29,61
Perhitungan:
% = 100
{[3 2 ] 100}
1
% = 100
54
D)
Perlakuan
(%)
15
Triplo
W0*
W1*
W2*
WHC
(%)
1
2
3
3
3
3
9
9
9
11,405
11,412
11,427
80,15
80,39
80,89
Rata-Rata
WHC
(%)
80,48
Perhitungan:
( )% =
2 1
100
0
( )% =
55
11,412 9
100 = 80,39%
3
Lampiran 12. Hasil Uji Organoleptik Terhadap Penampakan, Warna, Aroma Dan Rasa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Total
Mean
Modus
Median
A
5
3
7
7
3
5
3
5
5
7
5
5
7
5
3
75
5,0
5
5
Bubuk Flavor Kepala Ikan Tenggiri Dengan Perlakuan Konsentrasi Penambahan Bahan Pengisi Tepung Terigu
Penampakan
Warna
Aroma
Rasa
B
C
D
E
A
B
C
D
E
A
B
C
D
E
A
B
C
D
7
7
7
9
5
7
9
7
9
3
9
7
5
5
3
9
7
7
5
7
9
7
3
7
7
9
7
7
7
5
3
7
7
7
7
5
9
7
7
9
7
9
7
7
9
5
5
9
9
7
5
5
9
7
5
7
9
7
7
3
5
9
9
5
3
7
9
7
5
3
7
5
7
5
9
7
9
5
7
9
7
9
9
5
5
3
9
7
5
3
5
5
7
3
3
5
7
9
3
7
5
5
7
5
7
7
9
7
5
5
7
9
3
5
7
9
9
5
3
7
7
7
5
7
7
9
7
5
3
7
5
7
7
5
7
7
7
5
5
7
7
9
7
5
7
7
9
7
5
7
7
9
7
3
5
5
5
7
5
5
5
3
9
9
9
9
5
9
9
5
7
9
9
7
7
7
7
7
9
9
9
5
9
9
5
5
9
9
7
9
7
5
7
7
9
5
9
7
9
7
9
9
5
7
9
9
7
9
5
7
7
5
9
7
7
7
7
9
7
5
7
9
9
7
5
5
5
7
7
7
5
5
7
9
9
7
9
7
3
5
9
9
5
7
7
7
7
7
3
9
7
7
7
7
7
9
3
7
5
9
7
7
7
7
7
7
7
9
5
5
107 99 117 113 75 97 113
121
105
97
93
95
97
95
93
101
107
95
7,1 6,6 7,8 7,5 5,0 6,5 7,5
8,1
7,0
6,5 6,2 6,3 6,5 6,3 6,2
6,7
7,1
6,3
7
7
9
9
5
7
7
9
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
9
7
5
7
7
9
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
*Perlakuan A= 0%
*Perlakuan D= 15%
*Perlakuan B= 10%
*Perlakuan E= 17,5%
*Perlakuan C= 12,5%
56
E
7
5
7
5
5
9
7
7
7
9
5
5
9
9
9
105
7,0
7
7
Perlakuan
Ulangan
A
B
C
D
E
Asli Rank Asli Rank Asli Rank Asli Rank Asli Rank
1
5
1
7
3
7
3
7
3
9
5
2
3
1
5
2
7
3,5
9
5
7
3,5
3
7
2
9
4,5
7
2
7
2
9
4,5
4
7
3
5
1
7
3
9
5
7
3
5
3
1
7
3,5
5
2
9
5
7
3,5
6
5
3
5
3
5
3
7
5
3
1
7
3
1
5
2,5
5
2,5
7
4
9
5
8
5
2,5
7
4,5
5
2,5
3
1
7
4,5
9
5
1
7
3
7
3
9
5
7
3
10
7
1
9
3,5
9
3,5
9
3,5
9
3,5
11
5
1,5
9
4
5
1,5
9
4
9
4
12
5
1
9
4
7
2
9
4
9
4
13
7
3
7
3
9
5
7
3
5
1
14
5
1
9
4,5
7
2,5
9
4,5
7
2,5
15
3
1
7
3
7
3
7
3
9
5
Rj
24
49
42
57
53
Rj2
576
2401
1764
3249
2809
*Perhitungan Statistik Uji Chi Kuadrat:
12
2 =
()2 3 ( + 1)
( + 1)
=1
12
=
(576+. . . +2809)2 3(15) (5 + 1)
(15)(5)(5 + 1)
2
=1
X2 = 17,97
57
Lanjutan Lampiran 13
Data pengamatan memiliki angka yang sama, maka dilakukan
perhitungan faktor koreksi.
Perhitungan Faktor Koreksi
Skor
5
5
5
7
7
7
7
7
9
9
9
Rank
1,5
2,5
3
2
2,5
3
3,5
4,5
3,5
4
4,5
T
2
2
3
3
2
3
2
2
4
3
2
N
1
2
1
1
1
5
2
1
1
2
2
Faktor Koreksi
= 1
( 2 1)
= 1
330
(15)(5)(52 1)
= 1 0,183
= 0,817
Statistik Uji Yang Telah Dikoreksi:
2
=
17,97
2 =
= 22,01
0,817
2
58
t
8
8
27
27
8
27
8
8
64
27
8
t-t
6
6
24
24
6
24
6
6
60
24
6
N(t-t)
6
12
24
24
6
120
12
6
60
48
12
330
Lanjutan Lampiran 13
X2
17,97
X2c
22,01
X20,015 (5-1)
9,49
(0,05(k-1))
signifikan dan berbeda nyata (H0 ditolak dan H1 diterima). Terdapat perbedaan
antara perlakuan maka dilakukan Uji Perbandingan Berganda (Multiple
Comparison), sebagai berikut:
| | [/( 1)]( + 1)/6
59
Lampiran 14. Hasil Perhitungan Rank Warna Bubuk Flavor Kepala Ikan
Tenggiri dengan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu
Perlakuan
Ulangan
A
B
C
D
E
Asli Rank Asli Rank Asli Rank Asli Rank Asli Rank
1
5
1
7
2,5
9
4,5
7
2,5
9
4,5
2
3
1
7
3
7
3
9
5
7
3
3
7
2
9
4,5
7
2
7
2
9
4,5
4
7
3
3
1
5
2
9
4,5
9
4,5
5
9
4,5
5
1
7
2,5
9
4,5
7
2,5
6
3
1,5
5
3
7
4
9
5
3
1,5
7
3
1
5
2
7
3
9
4,5
9
4,5
8
5
1,5
7
4
7
4
5
1,5
7
4
9
5
1
7
3
7
3
9
5
7
3
10
5
1,5
9
4,5
9
4,5
5
1,5
7
3
11
5
1,5
5
1,5
9
4,5
9
4,5
7
3
12
5
1
7
2,5
9
4,5
9
4,5
7
2,5
13
7
2,5
9
4,5
9
4,5
7
2,5
5
1
14
3
1
5
2,5
9
4,5
9
4,5
5
2,5
15
3
1
7
3,5
5
2
9
5
7
3,5
Rj
25
43
52,5
57
47,5
Rj2
625
1849
2756,25
3249
2256,25
*Perhitungan Statistik Uji Chi Kuadrat:
12
2 =
()2 3 ( + 1)
( + 1)
=1
12
=
(625+. . . +2256,25)2 3(15) (5 + 1)
(15)(5)(5 + 1)
2
=1
X2 = 16,28
60
Lanjutan Lampiran 14
Data pengamatan memiliki angka yang sama, maka dilakukan
perhitungan faktor koreksi.
Perhitungan Faktor Koreksi
Skor
3
5
5
7
7
7
7
7
9
Rank
1,5
1,5
2,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
T
2
2
2
3
2
3
2
3
2
N
1
3
1
1
4
2
1
1
10
Faktor Koreksi
= 1
( 2 1)
= 1
216
(15)(5)(52 1)
= 1 0,12
= 0,88
Statistik Uji Yang Telah Dikoreksi:
2
16,28
2 =
= 18,5
0,88
2 =
61
t
8
8
8
27
8
27
8
27
8
t-t
6
6
6
24
6
24
6
24
6
N(t-t)
6
18
6
24
24
48
6
24
60
216
Lanjutan Lampiran 14
X2
16,28
X2c
18,5
X2(0,05(k-1))
9,49
(0,05(k-1))
signifikan dan berbeda nyata (H0 ditolak dan H1 diterima). Terdapat perbedaan
antara perlakuan maka dilakukan Uji Perbandingan Berganda (Multiple
Comparison), sebagai berikut:
| | [/( 1)]( + 1)/6
62
Lampiran 15. Hasil Perhitungan Rank Aroma Bubuk Flavor Kepala Ikan
Tenggiri dengan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu
Perlakuan
Ulangan
A
B
C
D
E
Asli Rank Asli Rank Asli Rank Asli Rank Asli Rank
1
3
1
9
5
7
4
5
2,5
5
2,5
2
7
4
7
4
5
2
3
1
7
4
3
5
1,5
5
1,5
9
4,5
9
4,5
7
3
4
5
2
3
1
7
3,5
9
5
7
3,5
5
9
4,5
9
4,5
5
2,5
5
2,5
3
1
6
7
4,5
5
2
5
2
7
4,5
5
2
7
5
2
3
1
7
4
7
4
7
4
8
7
4
7
4
5
1,5
5
1,5
7
4
9
3
1
5
3
5
3
5
3
7
5
10
9
4,5
9
4,5
7
2
7
2
7
2
11
9
5
7
3
5
1
7
3
7
3
12
9
5
5
1,5
7
3,5
7
3,5
5
1,5
13
5
1,5
5
1,5
7
4
7
4
7
4
14
7
3
7
3
7
3
7
3
7
3
15
7
3
7
3
7
3
7
3
7
3
Rj
46,5
42,5
43,5
47
45,5
Rj2
2162,25
1806,25
1892,25
2209
2070,25
*Perhitungan Statistik Uji Chi Kuadrat:
12
2 =
()2 3 ( + 1)
( + 1)
=1
12
=
(2162,25+. . . +2070,25)2 3(15) (5 + 1)
(15)(5)(5 + 1)
2
=1
X2 = 0,4
63
Lanjutan Lampiran 15
Data pengamatan memiliki angka yang sama, maka dilakukan
perhitungan faktor koreksi.
Perhitungan Faktor Koreksi
Skor
5
5
5
5
7
7
7
7
7
7
9
Rank
1,5
2
2,5
3
2
3
3
3,5
4
4,5
4,5
N
2
3
2
3
3
3
5
2
3
2
2
4
1
2
1
1
1
2
1
4
1
3
Faktor Koreksi
= 1
( 2 1)
= 1
498
(15)(5)(52 1)
= 1 0,28
= 0,72
Statistik Uji Yang Telah Dikoreksi:
2
=
0,4
2 =
= 0,28
0,72
2
64
t
8
27
8
27
27
27
125
8
27
8
8
t-t
6
24
6
24
24
24
120
6
24
6
6
N(t-t)
24
24
12
24
24
24
240
6
96
6
18
498
Lanjutan Lampiran 15
X2
0,4
X2c
0,28
X2(0,05(k-1))
9,49
(0,05(k-1))
65
Lampiran 16. Hasil Perhitungan Rank Rasa Bubuk Flavor Kepala Ikan
Tenggiri dengan Perlakuan Penambahan Tepung Terigu
Perlakuan
Ulangan
A
B
C
D
E
Asli Rank Asli Rank Asli Rank Asli Rank Asli Rank
1
3
1
9
5
7
3
7
3
7
3
2
7
4
7
4
7
4
5
1,5
5
1,5
3
5
1,5
5
1,5
9
5
7
3,5
7
3,5
4
5
3
3
1
7
5
5
3
5
3
5
9
5
7
4
5
2,5
3
1
5
2,5
6
7
2
7
2
9
4,5
7
2
9
4,5
7
5
1
7
3
7
3
9
5
7
3
8
7
3
9
5
7
3
5
1
7
3
9
5
3
5
3
5
3
3
1
7
5
10
7
1,5
7
1,5
9
4
9
4
9
4
11
9
4,5
5
1,5
9
4,5
7
3
5
1,5
12
9
5
7
3
7
3
7
3
5
1
13
5
1,5
5
1,5
7
3
9
4,5
9
4,5
14
3
1
9
4,5
7
2,5
7
2,5
9
4,5
15
7
3
9
4,5
5
1,5
5
1,5
9
4,5
Rj
40
45
51,5
39,5
49
Rj2
1600
2025
2652,25
1560,25
2401
*Perhitungan Statistik Uji Chi Kuadrat:
12
2 =
()2 3 ( + 1)
( + 1)
=1
12
=
(1600+. . . +2401)2 3(15) (5 + 1)
(15)(5)(5 + 1)
2
=1
X2 = 3,03
66
Lanjutan Lampiran 16
Data pengamatan memiliki angka yang sama, maka dilakukan
perhitungan faktor koreksi.
Perhitungan Faktor Koreksi
Skor
5
5
5
7
7
7
7
7
7
9
9
Rank
1,5
2,5
3
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4
4,5
T
2
2
3
2
3
2
3
2
3
3
2
N
5
2
2
1
1
1
4
1
1
1
5
Faktor Koreksi
= 1
( 2 1)
= 1
306
(15)(5)(52 1)
= 1 0,17
= 0,83
Statistik Uji Yang Telah Dikoreksi:
2
=
3,03
2 =
= 3,65
0,83
2
67
t
8
8
27
8
27
8
27
8
27
27
8
t-t
6
6
24
6
24
6
24
6
24
24
6
N(t-t)
30
12
48
6
24
6
96
6
24
24
30
306
Lanjutan Lampiran 16
X2
3,03
X2c
3,65
X2(0,05(k-1))
9,49
(0,05(k-1))
68
P&A
1
0,2
2
0,2
3
0,143
4
5
5
0,333
6
3
7
0,333
8
0,333
9
5
10
7
11
0,2
12
0,143
13
0,2
14
0,2
15
5
27,29
Total
1,82
Rata2
0,61
Xgeo
* P: Penampakan
A&P
P&R
5
1
5
0,143
7
0,143
0,2
7
3
5
0,333
0,111
3
0,2
3
0,143
0,2
3
0,143
0,2
5
0,2
7
0,333
5
0,143
5
0,333
0,2
0,143
49,08
18,09
3,27
1,21
1,63
0,39
* A: Aroma
R&P
P&W
W&P
A&R
R&A
A&W
W&A R&W
W&R
1
7
7
0,143
0,2
9
5
7
0,333
5
5
3
7
3
7
66,68
4,45
2,59
5
0,2
3
0,2
0,143
7
5
0,2
1
0,143
5
5
7
7
0,2
46,09
3,07
1,23
* W: Warna
0,2
5
0,333
5
7
0,143
0,2
5
1
7
0,2
0,2
0,143
0,143
5
36,56
2,44
0,82
0,143
0,143
5
1
9
0,143
0,143
0,143
3
1
0,333
0,2
0,333
0,2
0,143
20,92
1,39
0,44
*R: Rasa
7
7
0,2
1
0,111
7
7
7
0,333
1
3
5
3
5
7
60,64
4,04
2,25
0,2
3
3
5
0,143
5
5
5
0,143
3
3
7
3
0,2
5
47,69
3,18
1,75
5
0,333
0,333
0,2
7
0,2
0,2
0,2
7
0,333
0,333
0,143
0,333
5
0,2
26,81
1,79
0,57
1
0,2
0,333
0,2
0,143
7
0,2
0,2
0,333
0,111
0,143
0,2
0,143
0,333
0,2
10,74
0,72
0,28
69
1
5
3
5
7
0,143
5
5
3
9
7
5
7
3
5
70,14
4,68
3,56
Penampakan Aroma
Penampakan
Aroma
Warna
Rasa
1
5
0,2
1
0,2
1
5
7
Warna
Rasa
Jumlah
5
0,2
1
1
1
0,14
1
1
7,2
6,34
7,2
10
30,74
Jumlah
Bobot
Kriteria
0,23422
0,20625
0,23422
0,32531
1
=
Keterangan:
XG
= Rata-Rata Geometrik
= Permutasi
= Jumlah Panelis
Xi
Sehingga diperoleh nilai prioritas tiap kriteia dari data hasil rata-rata geometri tiap
kriteria.
70
Lanjutan Lampiran 18
Kriteria
Penampakan Aroma
Penampakan
Aroma
Warna
Rasa
1
1,63
0,82
2,59
Warna
Rasa
Jumlah
1,23
1,75
1
3,56
0,39
0,44
0,28
1
3,22
4,83
2,67
9,41
20,12
0,61
1
0,57
2,25
Jumlah
Bobot
Kriteria
0,16
0,24
0,13
0,47
1
Penampakan
5
7
7
9
7
0,16
Kriteria
Aroma
7
7
7
7
7
0,24
Warna
5
7
7
9
7
0,13
Nilai
Nilai
Rasa Alternatif Prioritas
7
6,41
20,09
7
7
21,93
7
7
21,93
7
7,59
23,76
7
7
21,93
0,47
0,32
1
Nilai Alternatif:
Perlakuan A: (5 x 0,16) + (7 x 0,24) + (5 x 0,13) + (7 x 0,47) = 6,41
Perlakuan B: (7 x 0,16) + (7 x 0,24) + (7 x 0,13) + (7 x 0,47) = 7
Perlakuan C: (7 x 0,16) + (7 x 0,24) + (7 x 0,13) + (7 x 0,47) = 7
Perlakuan D: (9 x 0,16) + (7 x 0,24) + (9 x 0,13) + (7 x 0,47) = 7,59
Perlakuan E: (7 x 0,16) + (7 x 0,24) + (7 x 0,13) + (7 x 0,47) = 7
71
B1 B2
B 100%
72
Analisis Proksimat
Sampel 15%
Air (%)
7,33
Protein (%)
18,28
Lemak (%)
3,87
73
RIWAYAT HIDUP