SELA PRATIWI
Sela Pratiwi
NIM D14100007
ABSTRAK
SELA PRATIWI. Karakteristik Fisik Kimia dan Organoleptik Sosis Daging
Sapi dengan Selongsong Usus Sapi pada Lama Pencampuran Nanas yang
Berbeda. Dibimbing oleh IRMA ISNAFIA ARIEF dan MOCHAMMAD
SRIDURESTA SOENARNO.
ABSTRACT
SELA PRATIWI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga skripsi dengan berjudul Sifat Fisik kimia dan Organoleptik
Sosis Sapi dengan Selongsong Usus Sapi pada Lama Pencampuran Nanas
yang Berbeda dapat diselesaikan. Waktu penelitian dimulai pada bulan
Maret sampai bulan Juni 2014.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Irma Isnafia Arief, SPt MSi
dan Mochammad Sriduresta Soenarno, SPt MSc selaku pembimbing skripsi,
serta Ir Sri Rahayu MS selaku pembimbing akademik sekaligus dosen
penguji ujian sidang. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
keluarga besar Laboratorium Ruminansia Besar, keluarga besar
Laboratorium Terpadu Analisis Hasil Ternak, serta Ibu Endang dari
Laboratorium Pusat Antar Universitas yang telah banyak membantu dalam
teknis penelitian. Karya ini juga tidak terlepas dari peran orang tua penulis
Puji Rahayu (Almh) dan Pujo serta Murtini yang tanpa hentinya
memberikan bimbingan dan doa selama ini. Selain itu juga tak terlepas dari
dukungan kedua adik tercinta Giri Prasojo dan Nadia Trimawanti. Ucapan
terima kasih juga saya tujukan untuk Kartini Tambunan, Jannaatin Al Faafa,
Laras Shafa F, Vinny Putri S, Rangga Lawe S, Slamet Heri K, Rayis U,
Asnidar R, Faisal Nur H, M Irfan F, dan DProtector yang selalu menemani
dalam keadaan apapun. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada M
Jundi Adila, Tarmidzi Taher A, Yudistira Soeherman, Siti Fatimah, Hida
Laili MR, dan ISMAPETI yang telah memberikan banyak pelajaran baru.
Semoga karya ini bermanfaat untuk semuanya dan semakin dikembangkan.
Sela
Pratiwi
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar belakang
Tujuan Penelitian
pH, aw , DSA, dan karakteristik kimia sosis meliputi kadar air, kadar abu, kadar
lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, serta penilaian organoleptik berdasarkan
uji hedonik dan mutu hedonik.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yakni dari bulan Maret sampai
Mei 2014. Laboratorium yang digunakan yakni Laboratorium Ruminansia Besar,
Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, dan Laboratorium Pengujian Organoleptik,
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan serta Laboratorium Pusat
Antar Universitas (PAU), Institut Pertanian Bogor.
Bahan
Alat
Alat yang digunakan untuk membuat sosis adalah food processor, kompor,
dan stuffer. Alat untuk uji fisik, kimia, dan organoleptik adalah pH meter,
timbangan analitik, sentrifuce, tanur, aw meter, tabung erlenmeyer, oven,
desikator, cawan, thermometer bimetal, piring kertas.
Prosedur
Persiapan Sampel. Langkah awal yakni pemilihan nanas yang akan digunakan.
Nanas dikupas kulitnya dan dicuci. Nanas kemudian ditimbang. Nanas yang
digunakan sebanyak 26 g untuk 1 kg usus (Bakker and Houben 1997). Nanas yang
telah ditimbang kemudian dicacah. Sampel usus sapi yang digunakan adalah
bagian usus halus. Usus dipisahkan dari lemak perut dan bagian dalam usus
dikerik. Tindakan ini bertujuan untuk membuang bagian mukosa dan serosa
kemudian menyisakan submukosa dan kedua lapisan otot polos. Usus selanjutnya
dicuci hingga bersih. Kemudian usus dicampur dengan nanas yang telah dicacah
halus dan didiamkan sesuai perlakuan. Usus lalu dicuci kembali.
(2.5 g) untuk digiling. Setelah itu, adonan dimasukkan ke dalam selongsong usus
yang sudah diolesi nanas. Selanjutnya sosis tersebut dikukus dengan suhu
o
dibawah 60 C hingga matang. Skema pembuatan sosis dapat dilihat pada Gambar
1.
o
Sosis dimasak pada suhu 60 C hingga
Sosis
Peubah
Karakteristik Fisik
Analisis Nilai pH (AOAC 2005). Nilai pH diukur menggunakan pH
meter. Alat pH meter dikalibrasi pada pH 7 dan 4. Elektroda dibilas dan
dikeringkan. Kemudian ditusukkan pada sosis dan dibiarkan hingga angka yang
tertera pada pengukuran digital tidak berubah lagi. Pencucian dan pengeringan
elektroda dilakukan setiap akan digunakan kembali.
Analisis Water Activity (aw) (AOAC 2005). Penentuan nilai aktivitas air
dari produk diukur dengan menggunakan aw meter. Pengkalibrasian aw meter
dilakukan dengan larutan NaCl jenuh yang mempunyai a w sekitar 0.7509. Sampel
sebanyak 1 g dilumatkan dan dimasukkan ke dalam aw meter. Tombol start
ditekan saat alat dalam posisi ready. Nilai aw dapat dibaca jika alat tersebut dalam
posisi completed.
Daya Serap Air (%) = volume aquades awal volume supernatan yang terbentuk x100%
volume aquades awal
Karakteristik Kimia
Analisis Kadar Air (AOAC 2005). Analisis dilakukan dengan
menimbang cawan alumunium steril menggunakan neraca analitik untuk
mengetahui bobot kosongnya. Sekitar 1 g sampel sosis ditimbang dalam cawan
o
alumunium. Sampel kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105 C selama
8 jam dan didinginkan dalam desikator, lalu ditimbang sampai diperoleh bobot
konstan dari cawan dan sampel kering.
Kadar Air(%)= bobot sampel basah (bobot cawan dan sampel kering bobot
cawan )x100% bobot sampel basah
Analisis Kadar Abu (AOAC 2005). Kadar abu dilakukan dengan metode
pengabuan kering menggunakan tanur. Cawan porselen dikeringkan dengan tanur
o
pada suhu 600 C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan
ditimbang. Sampel sebanyak 1 g ditimbang dalam cawan porselen. Sampel
diuapkan di atas hot plate selama 30-60 menit sampai kering. Kemudian
o
dimasukkan ke dalam tanur bersuhu 600 C selama 2 jam atau sampai terbentuk
abu berwarna putih, lalu sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
5
bobot
Kadar abu (%) = sampel x 100%
Kadar protein dapat dihitung dengan rumus : Kadar protein = 6.25 x % Nitrogen
Kadar karbohidrat (%) = 100 - (kadar air + kadar abu + kadar protein +
kadar lemak )
Penilaian Organoleptik
Penilaian konsumen terhadap suatu produk dapat dilakukan dengan dua
pengujian yakni uji hedonik (kesukaan) dan mutu hedonik (penerimaan). Uji
hedonik dilakukan untuk memilih satu produk diantara produk yang lain secara
langsung (Setyaningsih 2010). Penilaian mutu hedonik tidak menyatakan suka
atau tidak suka melainkan kesan tentang baik atau buruk suatu produk
(Setyaningsih 2010). Metode yang digunakan adalah uji hedonik dan mutu
hedonik. Uji hedonik yang dilakukan yakni terhadap warna, aroma, tekstur, rasa,
6
kekenyalan, dan kealotan, sedangkan uji mutu hedonik menguji warna, aroma,
kekenyalan, tekstur, dan kealotan. Pengujian menggunakan skala 1 sampai 4.
Panelis yang diperlukan ialah panelis tidak terlatih sebanyak 40 orang. Sampel
diambil dari tiap perlakuan (Setyaningsih et al. 2010).
Rancangan
Model
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak
lengkap (RAL) pola searah. Perlakuan yang diberikan yaitu pembuatan sosis sapi
dengan selongsong usus sapi tanpa pencampuran, lama pencampuran selongsong
usus dengan buah nanas selama 1.25 menit, dan lama pencampuran selongsong
usus dengan buah nanas selama 2.5 menit dengan 3 kali ulangan. Model
matematika yang digunakan menurut Mattjik dan Sumertajaya (2013) adalah
sebagai berikut :
Yij = + Pi + ij
Keterangan:
Yij : pengamatan pada lama waktu pencampuran nanas ke-i dan ulangan ke-j
: rataan umum
Pi : pengaruh lama waktu pencampuran nanas ke- i (0 menit, 1.25 menit, 2.5 menit) ij :
pengaruh acak pada lama waktu pencampuran nanas ke-i dan ulangan
ke-j (1, 2, 3).
Analisis Data
Data diolah menggunakan analisis ragam (ANOVA). Hasil analisis yang
menunjukkan perbedaan nyata, diuji dengan uji pembanding berganda Tukey.
Data organoleptik diolah dengan uji nonparametrik Kruskal-Wallis.
Penelitian Pendahuluan
menit. Hasil yang didapat juga masih sama dengan tahapan yang pertama, yakni
selongsong yang digunakan tetap pecah.
Tahapan yang ketiga tidak melibatkan pencampuran garam. Menurut
Bakker and Houben (1997), formulasi penggunaan garam untuk pengawetan usus
sapi yakni sebanyak 26 g garam untuk 1 kg usus. Formulasi ini kemudian diganti
dengan nanas untuk menghasilkan usus yang lebih lunak. Nanas yang digunakan,
tidak diambil sarinya, melainkan hanya dicacah dan tidak dicampur dengan air.
Perlakuan yang digunakan yakni tanpa pencampuran (0 menit), lama waktu
pencampuran 2.5 menit (2.5 menit), dan lama waktu pencampuran 5 menit (5
menit). Setelah dicampur nanas, usus segera dicuci dengan air. Hasil yang
didapatkan pada perlakuan tanpa pencampuran yakni selongsong yang digunakan
tidak pecah. Selongsong tersebut melekat erat pada sosis. Namun selongsong tetap
alot pada saat dimakan. Hasil dari selongsong yang dicampur nanas selama 2.5
menit yakni selongsong yang digunakan mengalami perubahan bentuk menjadi
lendir yang menyelimuti sosis yang dihasilkan. Lama pencampuran 5 menit
menghasilkan sosis dengan selongsong yang telah pecah. Berdasarkan tahapan-
tahapan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil
bahwa formulasi nanas yang digunakan untuk penelitian ini adalah 26 g untuk 1
kg usus dengan nanas hanya dicacah, dengan perlakuan yang diberikan yakni
tanpa pencampuran nanas (0 menit), lama waktu pencampuran 1.25 menit (1.25
menit), dan lama waktu pencampuran 2.5 menit (2.5 menit).
Karakteristik fisik sosis yang diamati dalam penelitian ini yaitu nilai pH, a w,
dan Daya Serap Air (DSA). Data hasil pengujian fisik sosis dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut ini,
sosis. Hal ini diduga karena proses pencampuran selongsong usus sapi dengan
nanas hanya dilakukan dalam jangka waktu yang relatif singkat, sehingga kerja
enzim bromelin maupun asam yang terdapat di dalam nanas belum mempengaruhi
nilai aw sosis.
Mala (2009) menyatakan bahwa DSA mengindikasikan kemampuan bahan
dalam menyerap air yang dipengaruhi oleh ikatan protein dalam produk. Hasil
penelitian ini menunjukkan pencampuran nanas berpengaruh nyata terhadap nilai
DSA sosis. Menurut Soeparno (2005) DSA pada sosis dipengaruhi oleh nilai pH
sosis. Pada pH lebih tinggi atau lebih rendah dari titik isoelektrik protein daging
(5-5.1), DSAakan meningkat. Pada kisaran pH isoelektrik ini protein daging tidak
bermuatan dan solubilitasnya minimal. Pada pH yang lebih tinggi dari pH
isoelektrik protein daging, sejumlah muatan positif dibebaskan dan terdapat
surplus muatan negatif yang mengakibatkan penolakan dari miofilamen dan
memberi lebih banyak ruang untuk molekul air (Soeparno 2005).
Pengaruh pencampuran nanas terhadap nilai DSA sosis diduga disebabkan
oleh adanya proses denaturasi pada selongsong usus yang digunakan. Denaturasi
protein ini disebabkan oleh enzim bromelin yang menyebabkan pemecahan
protein menjadi unit yang lebih kecil (Winarno 2008). Hal ini menyebabkan
ikatan peptida pada usus yang digunakan menjadi tidak stabil dan pada saat
perlakuan pencucian setelah pencampurannanas, banyak air yang masuk ke dalam
usus. Semakin lama waktu pencampurannanas, maka DSA yang dihasilkan juga
semakin tinggi. Hal ini sesuai menurut Utami (2011) yang menyatakan bahwa
perlakuan penambahan nanas menyebabkan Daya Ikat Air (DIA) daging
meningkat, yang disebabkan oleh adanya protein yang terdenaturasi.
Organoleptik Sosis
Penilaian uji hedonik pada penelitian kali ini yaitu warna, rasa, aroma,
kekenyalan, tekstur, dan kealotan, sedangkan penilaian mutu hedonik hanya
menilai warna, aroma, kekenyalan, tekstur, dan kealotan tanpa penilaian rasa.
Warna merupakan alat sensori pertama yang dapat langsung dilihat oleh panelis
10
pada pencampuran 2.5 menit hasil uji mutu hedonik menunjukkan bahwa panelis
menilai sosis tersebut alot. Hal ini diduga disebabkan terjadinya proses
gelatinisasi pada adonan. Enzim bromelin pada nanas akan mengubah struktur
protein menjadi penyusun usus sapi (Winarno 2010). Oleh karena itu,
pencampuran sosis 2.5 menit diduga menyebabkan susunan protein usus banyak
mengalami pemutusan kolagen dan elastin sehingga pada saat dimasak selongsong
menjadi pecah. Pecahnya selongsong ini menyebabkan adonan tidak memiliki
pelindung dan terjadi kontak langsung dengan uap air.
Gelatinisasi disebabkan adanya kontak langsung uap air dengan amilosa-
amilopeptin yang ada pada tepung tapioka ditambahkan (Winarno 2008).
Imanningsih (2012) menyatakan bahwa proses pemanasan yang dilakukan,
menyebabkan ikatan hidrogen pada tepung akan semakin banyak yang terputus,
sehingga air terserap masuk ke dalam granula pati. Pada proses ini, molekul
amilosa terlepas ke fase air yang menyelimuti granula, sehingga struktur dari
granula pati menjadi lebih terbuka, dan lebih banyak air yang masuk ke dalam
granula, menyebabkan granula membengkak dan volumenya meningkat. Proses
inilah yang menyebabkan adonan menjadi alot (Imanningsih 2012).
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abadi A. 2004. Sifat fisik dan organoleptik sosis daging sapi dengan kombinasi
minyak jagung dan wortel (Daucus Carota L) yang berbeda [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 2005. Official Method of
Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist. Arlington
(US) : The Association of Official Analytical Chemist, Inc.
13
Bakker WAM and Houben JH. 1997. Improved treatment of natural casings for
quality improvement in automated filling processes; sub project P3; salting
and curing. EU-CRAFT Project BRE 2. CT94. 1945. Final Report My.
Buckle KA, RA Edwards, GH Fleet, M Wotton. 1987. Ilmu Pangan. Terjemahan
H. Purnomo dan Adiono. Jakarta (ID): UI Pr.
Dalillah E. 2006. Evaluasi nilai gizi dan karakteristik protein daging sapi dan hasil
olahannya [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[DSN] Dewan Standarisasi Nasional. 1995. SNI 01-3020-1995. Sosis. Jakarta
(ID): Standar Nasional Indonesia.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 2008. Casing [internet]. [diunduh 2013
Juni 3]. Tersedia pada :
http://www.fao.org/docrep/010/ai407e/ai407e20.htm.
Fardiaz D, Andarwulan N, Hariantono HW, Puspita NL. 1992. Teknik analisis
sifat kimia dan fungsional komponen pangan. Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Imanningsih N. 2012. Profil gelatinisasi beberapa formulasi tepung-tepungan
untuk pendugaan sifat pemasakan. Penel Gizi Makan. 35 (1): 13-22.
Indriyani B. 2007. Karakteristik sosis sapi dengan menggunakan bahan dasar
tepung daging sapi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
INSCA. 2006. A brief history of natural casings [internet]. [diunduh 2014 Januari
11]. Tersedia pada : http://insca.kdgp.me/modules.php?
name=Casings&cont=2.
Lawrie RA. 2003. Ilmu Daging. Edisi Ke-5. Terjemahan: Parakkasi, A. Jakarta
(ID) : UI Pr.
Mala L. 2009. Aplikasi substrat antimikroba Lactobacillus plantarum (1A5)
sebagai biopreservatif terhadap kualitas fisik, kimia, dan organoleptik sosis
sapi pada penyimpanan suhu ruang [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Mattjik AA, Sumertajaya M. 2013. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS
dan Minitab. Bogor (ID) : IPB Pr.
Murdianto W, Hudaida S. 2012. Pengaruh natrium bikarbonat terhadap kadar
vitamin C, total padatan terlarut, dan nilai sensoris dari sari buah nanas
berkarbonasi. Jurnal Teknologi Pertanian. 8(1):1-5.
Setyaningsih D, Anton A, Maya PS. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan
dan Agro. Bogor (ID): IPB Pr.
Sianipar DT. 2003. Pengaruh kombinasi bahan pengisi dan bahan pengikat
terhadap sifat fisik, kimia, serta palatabilitas fish nugget dari jagung merah
ikan tuna (Thunnus Obsesus) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada
University Pr.
Sulchanet M, Endang WN. 2007. Keamanan pangan kemasan plastik dan
styrofoam. Majalah Kedokteran Indonesia. 57(2):55-58.
Syahrumsyah H, Wiwit M, Novitasari P. 2010. Pengaruh penambahan karboksi
metil selulosa (CMC) dan tingkat kematangan buah nanas (Ananas
comosus
(L) Merr.) terhadap mutu selai nanas. Jurnal Teknologi Pertanian. 6(1) : 34-
40.
14
Utami DP. 2010. Pengaruh penambahan ekstrak buah nenas (Anenas comosus L.
Merr ) dan waktu pemasakan yang berbeda terhadap kualitas daging itik
afkir [skripsi]. Surakarta (ID) : Universitas Sebelas Maret.
Utami DP, Pudjomartatmo, Adi MPN. 2011. Manfaat bromelin dari ekstrak buah
nanas (Ananas comosus L. Merr) dan waktu pemasakan untuk
meningkatkan kualitas daging itik afkir. Sains Peternakan. 9(2) : 82-87.
Widjanarko SB, Elok Z, Aan MK. 2012. Studi kualitas fisik-kimiawi dan
organoleptik sosis ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) akibat pengaruh
perebusan, pengukusan dan kombinasinya dengan pengasapan. Jurnal
Teknologi Pertanian. 4(3) : 193 202.
Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor (ID): Mbrio Pr.
Winarno FG. 2010. Enzim Pangan. Bogor (ID): Mbrio Pr.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis ragam daya serap air sosis dengan pencampuran nanas pada
selongsong yang digunakan
SK db JK KT F P
Perlakuan 2 18.5 9.250 6.53 0.031
Galat 6 8.5 1.417
Total 8 27
Lampiran 2 Analisis ragam kadar air sosis dengan pencampuran nanas pada
selongsong yang digunakan
SK db JK KT F P
Perlakuan 2 10.0072 5.0036 19.50 0.002
Galat 6 1.5394 0.2566
Total 8 11.5466
RIWAYAT HIDUP
SMP N 2 BA III pada tahun 2004 dan SMA N 2 BA III pada tahun 2007, serta
dilanjutkan di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2010. Penulis diterima sebagai
mahasiswa jurusan Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Penulis aktif dalam kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu
Produksi Peternakan (HIMAPROTER) sebagai staf Keprofesian selama 2 periode
kepengurusan. Selain itu penulis juga aktif sebagai Majelis Pekerja Nasional
Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia periode 2012 - 2014. Tidak hanya
itu, penulis juga diberi kesempatan untuk menjadi ketua kelas Hubungan
Masyarakat Klub Sekolah Peternakan Rakyat pada tahun 2013. Penulis
berkesempatan menjadi penerima beasiswa BBM pada tahun 2012 sampai 2014.
Penulis pernah menjadi asisten pada praktikum mata kuliah Teknologi
Pengolahan Daging dan Teknologi Pengolahan Daging dan Telur Unggas,
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Sejumlah penghargaan juga pernah
diterima selama berkuliah di Institut Pertanian Bogor, diantaranya yaitu Juara 1
pada perlombaan Hymne Lagu Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia
selama 2 periode berturut-turut. Penulis juga berpartisipasi dalam Program
Kreativitas Mahasiswa bidang penelitian tahun 2012/2013 dan berhasil didanai.