Anda di halaman 1dari 16

ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN PRODUKSI MISELIA

Rhizopus sp. BERKADAR ASAM NUKLEAT RENDAH

RIZA FIRMANSYAH

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
ABSTRAK

RIZA FIRMANSYAH. Isolasi, Identifikasi dan Produksi miselia Rhizopus sp. berkadar asam
nukleat rendah. Dibimbing oleh NAMPIAH SUKARNO dan UTUT WIDYASTUTI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi dan memproduksi miselia
Rhizopus sp. berkadar asam nukleat rendah yang berkualitas. Kapang merupakan bahan pangan
yang mengandung protein dan asam nukleat yang tinggi. Kandungan asam nukleat pada bahan
pangan yang diperkenankan ialah maksimal 2 % sedangkan kandungan asam nukleat pada kapang
sekitar 8-10 %. Konsumsi asam nukleat yang tinggi dapat mengakibatkan akumulasi asam urat
pada tubuh yang dapat mengakibatkan penyakit encok.
Isolat Rhizopus spp. diisolasi dari 12 sampel tempe yang berasal dari berbagai daerah di
Indonesia dan diidentifikasi berdasarkan ciri morfologinya. Seleksi isolat dilakukan berdasarkan
pertumbuhan miselia dan produksi spora pada media PDA. Produksi massal miselia dilakukan
pada media cair ekstrak kentang dengan konsentrasi 200 gr/L dan ekstrak kedelai dengan
konsentrasi 333.3 gr/L serta penambahan 6 macam konsentrasi sukrosa, yaitu 0, 2, 3, 4, 5 dan 6
gr/L. Penurunan kadar asam nukleat dilakukan dengan perlakuan pemanasan pada suhu 55 oC dan
65 oC selama 15 menit. Analisis kandungan asam nukleat dilakukan dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 260 nm.
Pada penelitian ini di peroleh 58 isolat Rhizopus yang teridentifikasi ke dalam 3 spesies, yaitu
Rhizopus oryzae, R. stolonifer dan R. oligosporus. R. oligosporus menghasilkan pertumbuhan
miselia paling cepat tetapi sporulasi paling lambat dibandingkan dengan kedua spesies lainnya.
Produksi miselia R. oligosporus tertinggi diperoleh pada media ekstrak kedelai dengan
penambahan sukrosa 5 gr/L. Kandungan asam nukleat miselia setelah perlakuan pemanasan
dengan suhu 50 oC ialah 1.82 %. Nilai ini telah melewati batas standar maksimal kandungan asam
nukleat untuk bahan pangan yang aman untuk dikonsumsi menurut USDA.

ABSTRACT

RIZA FIRMANSYAH. Isolation, Identification and Production of Rhizopus sp. mycelium


containing low nucleic acid. Supervised by NAMPIAH SUKARNO and UTUT WIDYASTUTI.
The aim of this research was to isolate, identify and produce a high quality of Rhizopus sp.
mycelium containing low nucleic acid. Molds are rich in protein, but also contain a high nucleic
acid which can be accumulated in the form of uric acid that related with gout disease in human.
Mycelium of fungi or molds commonly contains 8-10 % of nucleic acid, whereas the maximum
concentration of nucleic acid in food that permitted is not more than 2 %.
Rhizopus spp. were isolated from tempeh obtaining from 12 different areas in Indonesia.
Fungal identification was conducted based on morphological characteristics. Isolates were selected
based on mycelial growth and production of spores on PDA. Biomass production of mycelium was
carried out in soybean extract medium obtained from 200 gr/L and potato extract from 333.3 gr/L.
Each medium was added 6 levels of sucrose concentration: 0, 2, 3, 4, 5 and 6 gr/L. Reduction of
nucleic acid content of mycelium was used heat treatment at 50 oC and 60 oC for 15 minutes and
measured by spectrophotometre at 260 nm.
Fifty eight isolates that were identified into 3 species were obtained in this experiment. The 3
species of fungi were Rhizopus oryzae, R. stolonifer and R. oligosporus. R. oligosporus had higher
mycelial growth and lower spore production compared with the two other spesies. R. oligosporus
produced a higher mycelium biomass in the soybean extract medium with 5 gr/L additional
sucrose. The nucleic acid content of the 50 oC heat treated mycelium was 1.82 %. This was lower
that of a maximum standar of nucleic acid content that permitted in food by USDA.
ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN PRODUKSI MISELIA
Rhizopus sp. BERKADAR ASAM NUKLEAT RENDAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

RIZA FIRMANSYAH

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
Judul : Isolasi, Identifikasi dan Produksi Miselia Rhizopus sp. berkadar Asam
Nukleat Rendah
Nama : Riza Firmansyah
NIM : G34102051

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. Nampiah Sukarno Dr. Ir. Utut Widyastuti


NIP 131 663 017 NIP 131 851 279

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S.


NIP 131 473 999

Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya sehingga
karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada manusia
panutan semua umat, Nabi Muhammad SAW. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan penelitian
yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2006 sampai dengan bulan November 2006, dengan judul
Isolasi, Identifikasi dan Produksi Miselia Rhizopus sp. berkadar Asam Nukleat Rendah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Nampiah Sukarno dan Dr. Ir. Utut Widyastuti
selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi selama pelaksanaan
penelitian sampai penulisan karya ilmiah ini serta kepada Ibu Ir. Sulistijorini, M.S. selaku penguji
yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kepala laboratorium Bagian Mikologi Departemen
Biologi IPB beserta para staf, kepala Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi
(PPSHB)-IPB beserta para staf dan bagian IPBCC yang telah memberikan fasilitas dan bantuan
selama melaksanakan penelitian. Terima kasih penulis ucapkan kepada staf pengajar Bagian
Mikologi dan seluruh staf pengajar di Departemen Biologi IPB yang telah memberikan saran dan
bantuannya atas selesainya karya ilmiah ini.
Ungkapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada mama, papa dan adek atas segala doa,
kasih, sayang, pengertian dan dukungannya. Tika atas motivasi, doa, cinta, kasih dan sayangnya;
Mbak rida, Zulfitri, Juve, Kurniadi, Adiantoro dan Aditya atas segala bentuk perhatian dan
semangat yang telah diberikan. Penulis ucapkan terima kasih juga kepada Lucky’38, Aris’38,
Niken, Diessa, rekan-rekan bio’39 dan semua pihak yang telah membantu atas selesainya karya
ilmiah ini atas semangat, dukungan, persahabatan, bantuan dan kebersamaannya saat masa-masa
susah maupun senang.
Semoga karya ilmiah ini dapat menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan Indonesia

Bogor, September 2007

Riza Firmansyah
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 13 Januari 1984 dari Bapak Gatot Afandy dan
Ibu Nanik Sumarini. Penulis merupakan putra kedua dari tiga bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Situbondo dan pada tahun yang sama lulus
seleksi masuk IPB melalui jalur Ujian Saringan Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Program
Studi Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah Biologi Dasar pada tahun
2004/2005 dan 2005/2006 serta asisten Biologi Cendawan pada tahun 2006/2007. Pada tahun 2004
penulis juga aktif dalam Himpunan Kemahasiswaan Biologi yaitu Himabio. Pada tahun 2004
penulis menjadi anggota bagian PSDM dalam Himabio dan menjadi ketua Lomba Cepat Tepat
Biologi se-Indonesia, kemudian menjadi ketua bagian PSDM dalam Himabio pada tahun
berikutnya. Penulis pernah mendapatkan beasiswa PPA-DIKTI pada tahun 2005-2006. Pada tahun
2005 penulis melaksanakan Praktik Lapangan dengan judul Manajemen Pembuangan Limbah dan
Biosafety di Laboratarium Bagian Uji Hewan PT. Bio Farma (persero) Bandung.
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL...........................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................................viii
PENDAHULUAN.............................................................................................................................1
Latar belakang ..............................................................................................................................1
Tujuan...........................................................................................................................................1
BAHAN DAN METODE .................................................................................................................1
Isolasi dan Identifikasi..................................................................................................................1
Produksi Miselia...........................................................................................................................2
1 Pemilihan Isolat ...................................................................................................................2
2 Pemilihan Media Tumbuh dan Konsentrasi Gula................................................................2
Perlakuan Penurunan Asam Nukleat ............................................................................................3

HASIL...............................................................................................................................................3
Isolasi dan Identifikasi..................................................................................................................3
Produksi Miselia...........................................................................................................................4
1 Pemilihan Isolat ...................................................................................................................4
2 Pemilihan Media Tumbuh dan Konsentrasi Gula................................................................4
Perlakuan Penurunan Asam Nukleat ............................................................................................4

PEMBAHASAN ...............................................................................................................................5
SIMPULAN ......................................................................................................................................6
SARAN .............................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................6
DAFTAR TABEL

Halaman
1 Hasil pemurnian dan identifikasi Rhizopus yang berasal
dari sampel tempe ..........................................................................................................................3
2 Identifikasi Rhizopus berdasarkan kunci identifikasi Rifai 1973 ...................................................3
3 Pengaruh suhu pemanasan tehadap kandungan asam nukleat........................................................5

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1 Diagram alir metode penelitian ......................................................................................................1
2 Produksi massal biomassa miselia R. Oligosporus ........................................................................2
3 Struktur mikroskopis Rhizopus dengan perbesaran 40x pada media air .......................................3
4 Pertumbuhan isolat di media PDA pada hari ke-4 setelah inokulasi..............................................4
5 Rata-rata pertumbuhan miselia R. oryzae, R. stolonifer dan R. oligosporus ..................................4
6 Rata-rata jumlah spora R. oryzae, R. stolonifer dan R. oligosporus...............................................4
7 Rata-rata bobot kering R. oligosporus pada media ekstrak kentang dan
ekstrak kedelai................................................................................................................................4
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1 Tabel pengukuran pertumbuhan miselia R. oryzae, R. stolonifer dan R. oligosporus....................9
2 Tabel penghitungan jumlah spora R. oryzae, R. stolonifer dan R. oligosporus............................10
3 Tabel bobot kering R. oligosporus pada media cair ekstrak kentang dengan berbagai macam
konsentrasi gula. ..........................................................................................................................11
4 Tabel Tabel bobot kering R. oligosporus pada media cair ekstrak kedelai dengan berbagai
macam konsentrasi gula...............................................................................................................11
PENDAHULUAN nukleat 8-10 %, padahal kandungan asam
nukleat pada produk pangan yang
Latar belakang diperkenankan ialah maksimal 2 % (USDA
Kapang dan jamur telah diketahui 1998). Oleh karena itu penurunan kandungan
sebagai salah satu sumber bahan pangan asam nukleat dari kapang Rhizopus sebagai
berprotein tinggi, namun sampai saat ini di bahan mikoprotein sampai pada tingkat yang
Indonesia kapang belum dimanfaatkan aman untuk dikonsumsi perlu dilakukan.
secara optimal sebagai sumber pangan yang
berkualitas. Di luar negeri seperti Inggris, Tujuan
beberapa negara di Eropa dan Amerika Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi,
Serikat, telah memproduksi dan mengidentifikasi dan memproduksi miselia
mengkonsumsi pangan yang berasal dari Rhizopus sp. yang berkualitas dan berkadar
miselium kapang Fusarium venetatum yang asam nukleat rendah.
disebut “Quorn” secara besar-besaran.
Di Indonesia tempe dikenal sebagai
makanan sehat dan telah dikonsumsi secara BAHAN DAN METODE
rutin sejak ratusan tahun yang lalu (Slamet
& Tarwotjo 1980). Tempe merupakan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
makanan tradisional yang dihasilkan dengan ialah kentang, kedelai, sukrosa, antibubble dan
cara fermentasi menggunakan kapang tempe yang berasal dari 12 daerah yang berbeda
Rhizopus sp. dan kacang kedelai. Hal ini di Indonesia (Tabel 1). Sedangkan alat yang
menunjukkan bahwa Rhizopus sp. (kapang digunakan ialah shaker, autoklaf, oven dan
tempe) pada tempe merupakan kapang yang spektrofotometer.
aman untuk dikonsumsi. Kapang ini juga Kegiatan ini meliputi beberapa tahapan yang
dapat ditumbuhkan pada media sintetik dan meliputi isolasi dan identifikasi; produksi
pertumbuhannya relatif cepat. Sehingga miselia yang meliputi pemilihan isolat, dan
kapang Rhizopus sendiri dapat digunakan pemilihan media tumbuh dan konsentrasi gula;
tanpa dalam bentuk tempe sebagai sumber serta perlakuan penurunan asam nukleat.
pangan berprotein tinggi. Disamping itu, Tahapan-tahapan penelitian tersebut dapat
tempe di luar negeri juga telah dikenal dilihat pada Gambar 1.
sebagai makanan sehat, namun banyak yang
kurang menyukainya karena aroma kedelai Isolasi dan Identifikasi
yang kuat pada tempe. Hasil penelitian di
Laboratorium Mikologi Departemen Biologi
FMIPA IPB, menunjukkan bahwa aroma
kedelai dapat dikurangi atau dihilangkan Produksi Miselia
dari produk kapang yang tumbuh pada
media kedelai bila yang dipanen ialah
miselia kapangnya (Sukarno, data tidak
Pemilihan Pemilihan media
dipublikasikan). Oleh karena itu, penelitian
Isolat tumbuh dan
tentang pengembangan miselia kapang
konsentrasi gula
Rhizopus sp. sebagai sumber pangan
berprotein tinggi dan berkualitas dapat
dilakukan dan diperlukan untuk program
pengembangan diversitas pangan dalam
rangka meningkatkan gizi masyarakat Perlakuan Penurunan
Indonesia. Asam Nukleat
Kapang merupakan bahan pangan
berprotein tinggi, namun seperti halnya Gambar 1 Diagram alir metode penelitian
produk makanan yang berasal dari jamur
dan ganggang, kapang umumnya I. Isolasi dan Identifikasi. Rhizopus spp.
mengandung asam nukleat yang tinggi. diisolasi dari tempe yang diperoleh dari
Konsumsi asam nukleat tersebut oleh berbagai daerah di Indonesia, yaitu Aceh,
manusia dapat mengakibatkan akumulasi Bondowoso, Situbondo, Malang, Cilegon,
asam urat yang dapat berakibat munculnya Yogyakarta, Jember, Bekasi, Bogor, Jakarta,
penyakit encok pada persendian (Lehninger Padang dan Balikpapan. Isolasi kapang
1982). Bahan pangan yang berasal dari Rhizopus sp. dilakukan dengan cara mengambil
kapang atau jamur mempunyai kadar asam sekelumit hifa dari bagian dalam tempe dengan
menggunakan jarum inokulasi steril yang pertumbuhan miselia paling cepat tetapi
selanjutnya ditumbuhkan pada media PDA bersporulasi paling lambat atau menghasilkan
(Potatos Dextrose Agar) segar yang telah spora dalam jumlah sedikit dipakai untuk
diberi antibiotik kloramfenikol. Cawan pengujian selanjutnya. Percobaan ini dilakukan
kemudian diinkubasi selama 5 hari pada dengan 3 kali ulangan.
suhu ruang. Setelah itu, isolat dipindahkan
ke agar miring dalam tabung dan diinkubasi 2. Pemilihan media tumbuh dan konsentrasi
selama 5 hari. Kultur selanjutnya di- gula.
murnikan melalui isolasi spora tunggal Jenis media tumbuh dan kandungan gula
dengan cara memasukkan air steril sebanyak media sangat mempengaruhi pertumbuhan
10 ml ke dalam tabung yang berisi isolat cendawan. Dua macam media cair, yaitu
Rhizopus sp. tersebut dan di vortex hingga ekstrak kentang dan ekstrak kedelai, dan enam
sporanya larut. Setelah itu, larutan spora penambahan konsentrasi gula , yaitu 0, 2, 3, 4, 5
diencerkan hingga mencapai 105 kali. dan 6 gr/L digunakan dalam penelitian ini. Gula
Sebanyak 1 µl larutan spora disebarkan pada yang digunakan ialah sukrosa teknis.
permukaan media Gellan gum. Kemudian
spora diamati dibawah mikroskop, setiap a). Ekstrak Kentang
spora tunggal yang letaknya terpisah, Dua ratus gram kentang yang telah dikupas
diisolasi dan ditumbuhkan pada media PDA dipotong dadu, kemudian di rebus dalam 1 liter
segar. Spora yang tumbuh kemudian air selama 20 menit. Setelah itu, air rebusan
diidentifikasi berdasarkan morfologi disaring, lalu ditambahkan antibiotik
cendawan yaitu sporangiofor, sporangium kloramfenikol 0.03 gr/L dan ditambahkan gula
dan sporangio-spora dengan menggunakan sesuai dengan perlakuan, kemudian di tera
kunci identifikasi Rifai 1973. Setelah itu, hingga 1 liter. Sebelum disterilisasi, sebanyak
isolat dari spora tunggal dipindahkan ke 300 ml ekstrak kentang dituang ke dalam
dalam 2 tabung, tabung pertama digunakan erlenmeyer 1 liter. Media selanjutnya di-
untuk pengujian selanjutnya dan tabung sterilisasi pada suhu 121 oC dan tekanan 1 atm
yang kedua disimpan untuk keperluan selama 20 menit.
koleksi.
b). Ekstrak Kedelai
II. Produksi Miselia Satu kilogram kedelai direbus dalam air
1. Pemilihan isolat. sebanyak 3 liter selama 15 menit, kemudian
Isolat-isolat murni yang telah dibiarkan selama 24 jam, lalu air rendaman
diidentifikasi selanjutnya ditumbuhkan pada kedelai disaring dan ditambah antibubble 0.2
cawan yang berisi PDA dan diinkubasi pada ml/L dan antibiotik kloramfenikol 0.03 gr/L.
suhu ruang selama 5 hari. Jumlah spora yang Setelah itu, ditambahkan gula sesuai dengan
terbentuk pada masing-masing spesies perlakuan, dan air hingga volumenya mencapai
diukur dengan menggunakan Hema- 3 liter. Sebelum disterilisasi, 300 ml ekstrak
sitometer. Ketiga isolat yang telah di- kedelai dituang ke dalam erlenmeyer 1 liter.
identifikasi masing-masing ditumbuhkan Media selanjutnya disterilisasi selama 20 menit
pada 5 ml PDA dalam tabung reaksi pada suhu 121 oC dan tekanan 1 atm.
berdiameter 1.5 cm dan diinkubasi selama 5
hari pada suhu ruang. Pada hari ke-5, spora
dipanen dengan cara memasukkan air steril
sebanyak 20 ml ke dalam tabung kultur, lalu
dihomogenkan hingga sporanya larut.
Larutan spora selanjutnya diencerkan hingga
mencapai 105 kali pengenceran. Kemudian,
0.1 ml larutan spora yang telah diencerkan
dimasukkan ke dalam Hemasitometer dan di
hitung jumlah sporanya di bawah mikroskop
dengan perbesaran 4x10. Percobaan ini Gambar 2 Produksi massal biomassa miselia R.
dilakukan dengan 3 kali ulangan. oligosporus
Koloni yang tumbuh diamati dan diukur Isolat yang terpilih R. oligosporus, yaitu
diameternya setiap hari sampai kultur isolat yang menghasilkan pertumbuhan miselia
berumur 5 hari. Isolat tersebut diseleksi paling cepat tetapi bersporulasi paling lambat
berdasarkan pada pertumbuhan miselia dan atau menghasilkan spora dalam jumlah sedikit,
produksi spora. Isolat yang menghasilkan ditumbuhkan pada 100 ml media PDA dalam
erlenmeyer 250 ml selama 5 hari, kemudian Karakteristik setiap spesies Rhizopus yang
kultur ditambah air steril sebanyak 30 ml berhasil diisolasi dapat dilihat pada Tabel 2.
dan dikocok sampai sporanya larut dalam
air. Setelah itu, larutan spora dituangkan ke Tabel 1 Hasil pemurnian dan identifikasi
dalam 300 ml ekstrak kedelai steril dalam Rhizopus yang berasal dari sampel tempe
erlenmeyer 1 liter dengan kondisi aseptik,
lalu diinkubasi selama 5 hari dengan shaker
Jumlah
(Gambar 2). Lokasi
isolat
Hasil Identifikasi

III. Perlakuan penurunan asam nukleat.


Penurunan asam nukleat dilakukan Aceh 4 R. oligosporus
Padang 6 R. oligosporus,
dengan cara memanaskan massa miselia R. stolonifer
selama 15 menit pada suhu 50 oC dan 65 oC Cilegon 5 R. oligosporus,
dalam penangas air. Setelah itu miselia R. Stolonifer, R. oryzae
disaring dengan menggunakan kain kassa Jakarta 7 R. oligosporus,
R. Stolonifer, R. oryzae
steril dan dikering ovenkan pada suhu 40 oC Bekasi 4 R. oligosporus,
selama 4-5 hari. Setelah itu bobot keringnya R. Stolonifer
ditimbang, sampel selanjutnya dianalisis Bogor 5 R. oligosporus,
kandungan asam nukleatnya. Miselia tanpa R. Stolonifer
Yogyakarta 5 R. oligosporus, R. oryzae
perlakuan pemanasan digunakan sebagai
Malang 5 R. oligosporus,
kontrol. R. Stolonifer
Analisis kandungan asam nukleat di- Jember 4 R. oligosporus, R. oryzae
lakukan sebagai berikut, Sebanyak 1.5 gram Bondowoso 5 R. oligosporus,
miselia kering R. oligosporus dicuci dengan R. Stolonifer
Situbondo 4 R. oligosporus,
air dingin sebanyak dua kali, kemudian
R. Stolonifer
dihaluskan. Selanjutnya di-tambahkan 5 ml Balikpapan 4 R. oligosporus,
larutan PCA (Perchloric Acid) 0.5 N dingin R. Stolonifer
dan larutan disentrifugasi selama 15 menit Total Isolat 58
pada suhu 4 oC pada 3000 rpm. Bagian
residu yang dihasilkan dilarutkan dalam 5 Tabel 2 Identifikasi Rhizopus berdasarkan kunci
ml PCA 0.5 N dan dipanaskan pada suhu identifikasi Rifai 1973
100 oC selama 15 menit. Setelah dingin Spesies Karakteristik Identifikasi
larutan tersebut disentrifugasi selama 15 - sporangiofor dan sporangium
menit pada 3000 rpm. Bagian supernatan selalu membentuk sporangiospora.
yang dihasilkan kemudian dianalisis meng- R. oryzae - ukuran spora berkisar 8-9 µm*.
gunakan spektrofotometer dengan panjang - Sporangiofor berizoid kaku dan
dengan panjang dari 2-4 mm.
gelombang 260 nm.
- sporangiofor dan sporangium
selalu membentuk sporangiospora.
R. stolonifer - ukuran spora berkisar 16-20 µm*.
HASIL - Sporangiofor berizoid kaku dan
dengan panjang dari 2-4 mm.
I. Isolasi dan Identifikasi - sporangiofor dan sporangium
Hasil isolasi dari 12 jumlah sampel selalu membentuk sporangiospora.
tempe yang berasal dari 12 daerah di R. oligosporus - ukuran spora berkisar 12-15 µm*.
- permukaan spora halus tidak
Indonesia, diperoleh 58 isolat (Tabel 1). Ke-
bergaris*.
58 isolat teridentifikasi ke dalam 3 spesies,
*Diperoleh dari hasil identifikasi.
yaitu Rhizopus oryzae, R. stolonifer dan R.
oligosporus berdasarkan morfologi
50µm
sporangiofor, sporangium, sporangiospora a b c
dan rizoid (Tabel 2). R. oligosporus
S sf
merupakan spesies yang dijumpai pada
seluruh sampel tempe. R. stolonifer dijumpai st
pada 10 sampel tempe dan tidak dijumpai 50µm sp 50µm
pada sampel yang berasal dari Aceh dan
Yogyakarta. Sedangkan R. oryzae hanya Gambar 3 Struktur mikroskopis Rhizopus
dijumpai pada 3 sampel yang berasal dari dengan perbesaran 40x pada media air. (a). R.
Cilegon, Jakarta dan Yogyakarta (Tabel 1). oryzae., (b). R. stolonifers, (c). R. oligosporus
(S) Sporangium, (sf) sporangiofor, (st) stolon,
(sp) kumpulan spora
II. Produksi Miselia Diagram rata-rata jumlah spora R. oryzae, R.
1. Pemilihan Isolat. stolonifer dan R. oligosporus
Pertumbuhan miselia dan spora ketiga
2

Jumlah spora dalam 10 ml


spesies Rhizopus pada media PDA
bervariasi. Ketiga spesies yang diuji

media air (x10 )


1.5

6
menunjukkan bahwa R. oligosporus me-
1
miliki pertumbuhan miselia paling tinggi
dibandingkan dengan kedua spesies lainnya. 0.5
Sedangkan R. stolonifer dan R. oryzae 0
memiliki pertumbuhan miselianya paling spesies
rendah (Gambar 4 dan Gambar 5).
R. oryzae R. stolonifer R. oligosporus
Pola pertumbuhan spora yang di-
tunjukkan dengan jumlah spora dari ketiga Gambar 6 Rata-rata jumlah spora R. oryzae, R.
spesies menunjukkan hasil yang berbeda stolonifer dan R. oligosporus
dengan pertumbuhan miselia. Jumlah spora
R. oryzae lebih banyak dibandingkan dengan 2. Pemilihan media tumbuh dan konsentrasi
R. oligosporus ataupun R. stolonifer gula untuk produksi massal miselia.
(Gambar 6). Pertumbuhan miselia pada media tumbuh
Pertumbuhan miselia dan produksi spora ekstrak kedelai lebih baik dibandingkan dengan
menunjukkan bahwa R. oligosporus me- media ekstrak kentang. Pertumbuhan miselia R.
miliki pertumbuhan miselia yang cepat, oligosporus pada media tumbuh ekstrak kedelai
tetapi mempunyai jumlah spora yang tidak meningkat dengan penambahan gula hingga
terlalu banyak. Oleh karena itu, isolat mencapai 5 gr/L (Gambar 7), tetapi pe-
tersebut dipilih untuk produksi miselia, nambahan gula lebih lanjut dapat menurunkan
sehingga produk yang dihasilkannya tidak produksi miselia.
berwarna gelap. Pertumbuhan miselia pada media tumbuh
ekstrak kentang meningkat dengan penambahan
a b c gula. Namun peningkatan biomassa miselia ter-
tinggi pada media tumbuh ekstrak kentang ter-
jadi pada penambahan gula 4 gr/L (Gambar 7).
1.5 cm 2 cm 2 cm

Kurva rata-rata bobot kering R. oligosporus pada


Gambar 4 Pertumbuhan isolat di media PDA pada media cair ekstrak kentang dan kedelai
hari ke-4 setelah inokulasi. (a). R. oryzae, (b). R.
1
stolonifer, (c). R. oligosporus
Rata-rata bobot kering miselia

0.8
R. oligosporus (gr)

kurva rata-rata pertumbuhan miselia R. oryzae, R. 0.6

stolonifer dan R. oligosporus


0.4
5
4.5 0.2
Rata-rata pertumbuhan miselia (cm)

4
3.5 0
3 0 1 2 3 4 5 6

2.5 Konsentrasi gula (gr/L)


2
Ekstrak kedelai Ekstrak kentang
1.5
1 Gambar 7 Rata-rata bobot kering R. oligosporus
0.5 pada media ekstrak kentang dan ekstrak kedelai
0
0 1 2 3 4 5
Hari ke-
III. Perlakuan penurunan asam nukleat.
Pemanasan pada suhu 50 oC sudah cukup
R. oryzae R. stolonifer R. oligosporus
untuk menurunkan kandungan asam nukleat
miselia R. oligosporus yaitu sebesar 1.82 % dari
Gambar 5 Rata-rata pertumbuhan miselia R. bobot keringnya yaitu 1.5 gr, dimana batas
oryzae, R. stolonifer dan R. Oligosporus aman kandungan asam nukleat untuk makanan
ialah kurang dari 2 %. Pada penelitian ini dapat
dilihat juga bahwa pemanasan lebih lanjut 1997). R. oryzae mempunyai pertumbuhan
lebih dapat menurunkan kandungan asam miselia lebih lambat dan produksi sporanya
nukleatnya (Tabel 3). paling cepat dan banyak jika dibandingkan
dengan kedua spesies lainnya. Selain itu
Tabel 3 Pengaruh suhu pemanasan tehadap beberapa strain R. oryzae menghasilkan toksin
kandungan asam nukleat yang dapat menyebabkan zigomikosis (Ellis
Kandungan asam nukleat 1997). Kondisi ini menyebabkan R. oryzae
Suhu (oC)
(% bobot kering) dalam penelitian ini tidak digunakan untuk
Kontrol 8.18 produksi massal miselia sebagai bahan pangan.
50 1.82 Pertumbuhan kapang sangat dipengaruhi
65 1.73 oleh medium substrat tumbuhnya. Salah satu
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ialah
kandungan nutrisi (Moore-landecker 1996).
PEMBAHASAN Kedelai (Glycine max Merr) sebagai substrat
Rhizopus dalam pembuatan tempe merupakan
Rhizopus ialah kapang yang termasuk salah satu hasil pertanian yang sangat penting
dalam famili Mucoraceae dan ordo artinya sebagai bahan pangan dan pakan, karena
Mucorales (Moore-Landecker 1996). Di jumlah dan mutu protein yang dikandungnya
Indonesia kapang ini banyak ditemukan di sangat tinggi. Kedelai mengandung protein
alam karena hidupnya sebagai saprofit dan sekitar 40 %, kolesterol yang lebih rendah dari
beberapa spesiesnya banyak digunakan ikan dan susunan asam amino essensial yang
dalam pembuatan tempe. Jenis Rhizopus lengkap sehingga protein kedelai mempunyai
yang sering ditemukan pada tempe, antara mutu yang mendekati mutu protein hewani.
lain R. microsporus, R. oligosporus, R. Oleh karena itu, kedelai merupakan media
rhizopodiformis, R. arrhizus, R. nigricans tumbuh yang baik untuk memproduksi miselia
dan R. oryzae (Nout dan Kiers 2005). Tiga R. oligosporus. Hal ini dapat dilihat dari bobot
spesies yang berhasil diisolasi pada kering R. oligosporus yang tumbuh pada media
penelitian ini, ialah R. oligosporus, R. ekstrak kedelai hampir dua kali lipat lebih
stolonifer dan R. oryzae, hal ini diduga saat tinggi dibandingkan dengan yang tumbuh pada
mengisolasi Rhizopus sp. dari tempe, yang media ekstrak kentang. Hal ini diduga karena
terisolasi hanya beberapa bagian saja atau kandungan asam amino total kedelai lebih baik
ketiga spesies tersebut merupakan populasi di-bandingkan dengan kentang, kedelai
yang dominan. Karakteristik unik dari R. mengandung asam amino total sebesar 5.9
oligosporus antara lain ialah dapat tumbuh gr/100 gr, sedangkan kentang mengandung 4.12
dengan cepat pada suhu optimum 37 oC dan gr/100 gr asam amino total. Kedelai juga
mempunyai aktivitas lipolitik yang tinggi mengandung protein yang dapat dicerna lebih
(Hesseltine et al. 1963, diacu dalam Sofyan tinggi daripada kentang, protein kedelai yang
2003). dapat dicerna adalah sekitar 94 %, sedangkan
Hasil percobaan pada penelitian ini kentang hanya 40 % (USDA 1998).
menunjukkan bahwa pertumbuhan miselia Kapang termasuk juga Rhizopus,
R. oligosporus lebih cepat dan produksi memerlukan sumber karbon untuk
sporanya relatif rendah dibanding dengan R. pertumbuhannya, salah satunya ialah gula. Gula
stolonifer dan R. oryzae. Sehingga, R. yang digunakan pada penelitian ini adalah
oligosporus dipilih untuk produksi miselia sukrosa teknis. Penambahan gula sampai
dalam rangka pengembangan pangan konsentrasi 4 gr/L dapat meningkatkan
berbasis kapang. Penelitian ini juga biomassa miselia, penambahan gula lebih lanjut
menunjukkan bahwa R. stolonifer meng- sampai konsentrasi 5 gr/L dan 6 gr/L dapat
hasilkan spora dengan jumlah lebih sedikit menurunkan biomassa miselia (Taherzadeh et
dibandingkan dengan R. oligosporus. tetapi al. 2003). Sukrosa termasuk ke dalam golongan
pertumbuhan miselia R. stolonifer lebih oligosakarida yang terdiri atas rantai pendek
lambat dibanding dengan R. oligosporus dan unit monosakarida yang saling berikatan
menghasilkan miselia yang berwarna hitam kovalen (Lehninger 1982), sehingga dapat
oleh karena itu R. oligosporus tidak dapat dengan mudah dipecah oleh kapang menjadi
digunakan untuk produksi massal miselia monosakarida (glukosa) yang mudah diserap
sebagai bahan pangan. Kapang R. stolonifer dan digunakan dalam proses metabolismenya
ini biasa disebut sebagai kapang hitam roti, (Moore-Landecker 1996). Penggunaan sukrosa
karena spora yang dibentuknya berwarna teknis ternyata dapat meningkatkan biomassa
hitam dan sering tumbuh pada roti (Ellis miselia. Selain itu, harga sukrosa teknis lebih
murah dibanding dengan sukrosa murni. SARAN
Penggunaan sukrosa teknis dapat menekan
biaya produksi yang akhirnya dapat Perlu dilakukan isolasi dan identifikasi
menekan harga jual produk sehingga produk Rhizopus lebih lanjut dengan penambahan
tersebut diharapkan dapat bersaing tidak saja jumlah sampel tempe. Selain itu perlu dilakukan
dari segi kualitas tetapi juga dari segi harga. penelitian lebih lanjut mengenai media tumbuh
Kandungan asam nukleat dari miselia R. dan konsentrasi gula yang digunakan serta
oligosporus setelah perlakuan pemanasan analisis yang dilakukan tidak hanya asam
pada penelitian ini telah mencapai standar nukleat tetapi juga asam amino, isoflavon dan
batas aman untuk dikonsumsi. Kandungan organoleptik dari segi rasa sehingga dapat
asam nukleat yang dicapai ialah 1.73-1.82 % menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
sedangkan batas amannya ialah 2 % (USDA Selain itu suhu pemanasan dan lamanya
1998). Hal ini menegaskan bahwa perlakuan pemanasan perlu lebih bervariasi, sehingga
pemanasan yang digunakan cukup efektif diperoleh data yang lebih akurat lagi.
untuk menurunkan kandungan asam nukleat.
Suhu dan lamanya pemanasan sangat
berpengaruh terhadap kandungan asam DAFTAR PUSTAKA
nukleat. Pemanasan dapat merusak membran
sel, sehingga komponen-komponen dalam [Depkes] Departemen Kesehatan, Dirjen Gizi
sel tersebut larut dalam medium (Castro et al Masyarakat dan Puslitbang Gizi. 1991.
1971) dan dapat menyebabkan enzim-enzim Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia.
yang memproduksi asam nukleat ter- Jakarta : Balai Pustaka.
hidrolisis, sehingga enzim-enzim tersebut [USDA] United State Food and Drugs
terdenaturasi dan menyebabkan produksi Administration. 1998. Nutrient Data Base
asam nukleat berkurang. Selain itu juga for Standard Reference. USA : Quorn
dapat menyebabkan hidrolisis RNA (Ohta et Foods Inc.
al 1971). Castro AC, Sinskey AJ, Tannenbaum SR. 1971.
Perlakuan pemanasan pada penelitian ini Reduction of Nucleic Acid Content in
tidak berpengaruh terhadap organoleptik Candida Yeast Cells by Bovine Pancreatic
dari segi warna, bau dan tekstur miselia, Ribonuclease A Treatment. J Appl
namun pengaruh terhadap kandungan asam Microbiol 22:422-427
amino, isoflavon dan organoleptik lainnya Esaki H, Onozaki H, Kawakishi S, Osawa T.
belum dapat diketahui pada penelitian ini. 1996. New Antioxidant Isolated From
Tempeh. J Agric Food Chem 44 : 696-700.
Ellis DH. 1997. Zygomycetes. Ed ke-9. London
SIMPULAN : Edward Arnold.
Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta :
Isolat Rhizopus yang berhasil diisolasi Gramedia Pustaka Utama.
dari 12 daerah di Indonesia, ialah 58 isolat Hardjo, S. , 1964. Pengolahan dan Pengawetan
yang terdiri dari 3 spesies, yaitu, R. oryzae Kedelai untuk Bahan Makanan Manusia.
R. stolonifer dan R. oligosporus. Isolat Bagian Gizi Fakultas Kedokteran. Jakarta :
terbaik untuk produksi miselia ialah R. Universitas Indonesia.
oligosporus. Media ekstrak kedelai dengan Harris RS, Karmas E. 1989. Evaluasi Gizi Pada
konsentrasi 333.3 gr/L dan penambahan gula Pengolahan Bahan Pangan. Ed ke-2.
dengan konsentrasi 5 gr/L menghasilkan Bandung : ITB Bandung.
massa miselia R. oligosporus yang paling Indarwaty, S. 2005. Ekspresi Subunit Biotin
baik dibandingkan dengan ekstrak kentang Kareboksilase Heteromerik Asetil-KoA
dengan konsentrasi 200 gr/L dan Karboksilase Pada Jaringan Daun Dan
penambahan gula dengan konsentrasi yang Mesokarp Kelapa Sawit (Elaesis guineensis
sama. Miselia R. oligosporus yang ber- Jacq) [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian
kualitas tinggi mempunyai kandungan asam Bogor.
nukleat sebesar 1.73 % dengan dipanaskan Karyadi D. 1985. Prospek Pengembangan
pada suhu 65 oC selama 15 menit. Tempe Dalam Upaya Peningkatan Stabus
Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Lehninger AL. 1982. Dasar-dasar Biokimia.
Jilid ke-1,2. Thenawijaya M, penerjemah ;
Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari :
Principles of Biochemistry.
Moore-landecker, Elizabeth. 1996.
Fundamental Of The Fungi. Ed ke-4.
New Jersey : Prentice-Hall Inc.
Nout MJR, Kiers JL. 2005. Tempe
Fermentation, Innovation and
Functionality : Update Into the Third
Millenium. J Appl Microbiol 98 : 789-
805.
Ohta S, Maul S, Tannenbaum R. 1971.
Characterization of a Heat-Shock
Process for Reduction of the Acid
Content of Candida utilis. J Appl
Microbiol 22 : 415-421.
Onions AHS, Allsopp D, Eggins HOW.
1981. Smith’s Introduction To
Industrial Mycology. Ed ke-7. London :
Edward Arnold Ltd.
Rifai MA. 1973. Kunci Kerja Untuk
Mendeterminasi Jenis-Jenis Rhizopus di
Indonesia. Bogor : Herbarium
Bogoriense.
Rose AH, editor. 1982. Fermented Foods.
Volume ke-7. London : Academic Press
Ltd.
Slamet DS, Tarwotjo Ig. 1980. Komposisi
Zat Gizi Makanan Indonesia. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Sofyan HMI. 2003. Pengaruh Suhu Inkubasi
dan Konsentrasi Inokulum Rhizopus
oligosporus Terhadap Mutu Oncom
Bungkil KacangTanah. Bandung :
Universitas Pasundan.
Suhaidi I. 2003. Pengaruh Lama
Perendaman Kedelai dan Jenis Zat
Penggumpal Terhadap Mutu Tahu.
Medan : USU digital Library.
Taherzadeh MJ, Fox M, Hjorth H, Edebo L.
2003. Production of Mycellium
Biomassa and Ethanol From paper Pulp
Sulfite Liquor by Rhizopus oryzae. J
BioR. Tech 88 : 167-177.
Wiryani E. 1991. Analisis Kandungan
Limbah Cair Pabrik Tempe Kedelai Dan
Upaya Pengolahannya Dengan Proses
Anaerob [Tesis]. Bogor : Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Zee JA, Simard RE. 1975. Simple Process
for the Reduction in the Nicleic Acid
Content in Yeast. J Appl Microbiol 29
: 56-62.

Anda mungkin juga menyukai