Iin Nuraeni
ABSTRAK
IIN NURAENI. Keefektifan Ekstrak Buah Lerak (Sapindus rarak) dan Molase
Sebagai Pelindung Ultraviolet untuk Spodoptera litura Nucleopolyhedrovirus. Di
bimbing oleh R. Yayi Munara Kusuma.
Kendala utama dalam penggunaan NPV sebagai agens hayati adalah
persistensinya yang rendah setelah diaplikasikan di lapangan. Radiasi sinar
matahari, terutama sinar ultraviolet dapat menurunkan keefektifan NPV akibat
rusaknya polyhedra sebagai pelindung virus ini. Spodoptera litura NPV (SlNPV)
sangat patogenik terhadap larva S. litura, namun keefektifannya hilang setelah 12
jam terkena sinar matahari. Sejumlah bahan telah diuji untuk digunakan sebagai
bahan tambahan untuk melindungi NPV dari sinar matahari. Tinopal, riboflavin,
propil galat, dan blankophor BBH adalah bahan-bahan yang efektif dalam
melindungi NPV dari sinar matahari. Gula seperti sukrosa, fruktosa dan sorbitol
juga dilaporkan dapat mempertahankan keefektifan NPV. Berdasarkan
kandungan gula pada buah lerak dan molase, maka dilakukan percobaan ekstrak
buah lerak dan molase sebagai UV protektan NPV. Penelitian ini dilakukan untuk
memperoleh informasi mengenai potensi ekstrak buah lerak dan molase sebagai
UV protektan NPV. Suspensi SlNPV ditambah 1% ekstrak buah lerak atau
molase dijemur di bawah sinar matahari dengan waktu pemaparan 0, 1, 3, 6 dan
12 jam. Suspensi yang telah dijemur kemudian diaplikasikan ke daun kedelai
segar dengan metode celup daun. Daun tersebut kemudian ditempatkan dalam
wadah plastik berukuran 50 ml. Larva S. litura instar 3 kemudian dimasukkan ke
dalam wadah yang berisi daun yang telah mendapatkan perlakuan virus.
Pengamatan terhadap kematian larva dilakukan setiap hari sampai semua larva
mati atau menjadi pupa. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan 1%
ekstrak buah lerak dan molase pada SlNPV efektif digunakan sebagai pelindung
SlNPV dari sinar matahari. Rata-rata mortalitas larva S. litura setelah pemaparan
selama 6 jam adalah 82.22% dan 100% berturut-turut pada kedua ekstrak lerak
dan molase. Hasil yang konsisten diperoleh juga pada pemaparan 12 jam.
Penambahan ekstrak buah lerak atau molase memberikan pengaruh nyata sebagai
pelindung UV bagi SlNPV dan berbeda nyata dengan kontrol.
v
Iin Nuraeni
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian di Departemen Proteksi Tanaman,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Menyetujui,
Pembimbing I
Mengetahui,
Ketua Departemen Proteksi Tanaman
Tanggal lulus :
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan anak ke-empat dari empat bersaudara, lahir pada tanggal
20April 1987 di Serang, Banten. Dari pasangan Musri dan Maskah.
Pada tahun 2000 penulis lulus dari SDN Panunggulan II, kemudian pada
tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan di MTS Pon-Pes Assa’adah,
selanjutnya penulis lulus SMA Plus Pon-Pes Assa’adah pada tahun 2006. Tahun
2006 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan
Daerah Departemen Agama Republik Indonesia (BUD DEPAG RI), kemudian
pada tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selain aktif mengikuti kegiatan akademis perkuliahan, penulis juga pernah
aktif dalam berbagai kegiatan organisasi kampus, diantaranya Himpunan
Mahasiswa Proteksi Tanaman (HIMASITA) sebagai bendahara dan Community of
Santri Scholar (CSS IPB) sebagai anggota.
v
KATA PENGANTAR
Iin Nuraeni
v
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Manfaat ................................................................................................... 2
Hipotesis ................................................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 3
Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) ........................................... 3
Morfologi dan Bioekologi.............................................................. 3
Gejala Serangan ............................................................................. 4
Tanaman Inang S. litura ................................................................. 4
Nucleopolyhedrovirus (NPV) ................................................................. 4
Morfologi dan Stuktur.................................................................... 4
Spodoptera litura Nucleopolyhedrovirus (SlNPV) ................................. 5
Ciri Khas SlNPV ............................................................................ 5
Patogenisitas .................................................................................. 6
Mekanisme Mematikan Inang dan Siklus Hidup NPV di Alam .... 6
Bahan Pelindung Ultraviolet untuk SlNPV............................................. 7
Tanaman Buah Lerak (Sapindus rarak) ........................................ 7
Molase ........................................................................................... 8
BAHAN DAN METODE .................................................................................. 9
Tempat dan Waktu ................................................................................. 9
Alat dan Bahan ....................................................................................... 9
Pemeliharaan Serangga Uji .................................................................... 9
Bahan UV Protektan .............................................................................. 10
Uji Efektifitas Bahan Tambahan Buah Lerak dan Molase .................... 10
Paparan Sinar Matahari .......................................................................... 10
Rancangan Percobaan ............................................................................ 11
Analisis Data ........................................................................................... 11
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 12
Perilaku Serangga Uji S. litura ............................................................... 12
Persentase Kematian Serangga Uji Larva S. litura ................................. 12
Interaksi Antara Bahan Campuran Ekstrak dan Waktu Pemaparan
SlNPV ..................................................................................................... 14
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 17
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ulat grayak atau Spodoptera litura merupakan salah satu hama penting pada
tanaman pertanian, karena aktivitasnya dapat menimbulkan kerugian yang nyata.
Kerugian yang disebabkan oleh S. litura dapat mencapai 26-100% (Dhir et al.
1992 dalam Ahmad et al. 2008). Tanaman penting yang dapat terserang oleh S.
litura yaitu kapas, kacang kedelai, kacang tanah, tembakau dan sayur-sayuran
(Qin et al. 2004 dalam Ahmad et al. 2008).
Pengendalian yang selama ini dilakukan oleh para petani umumnya
menggunakan insektisida sintetik. Aplikasi insektisida kimia yang berlebihan
dapat menimbulkan permasalahan baru seperti resistensi serangga sasaran,
resurjensi hama, terbunuhnya musuh alami, meningkatnya residu pada hasil
pertanian, mencemari lingkungan dan gangguan kesehatan bagi pengguna.
Pengurangan penggunaan pestisida di areal pertanian menuntut tersedianya cara
pengendalian lain yang aman dan ramah lingkungan, diantaranya dengan
memanfaatkan musuh alami. Salah satu agens hayati yang berperan penting
sebagai pengendali hama secara alamiah adalah Nucleopolyhedrovirus (NPV)
(Samsudin 2008).
Salah satu kendala utama dalam penggunaan NPV sebagai agens hayati
adalah persistensinya yang rendah setelah diaplikasikan di lapangan. Radiasi
sinar matahari, terutama sinar ultraviolet dapat menurunkan keefektifan NPV
akibat rusaknya polyhedra sebagai pelindung virus ini (Smirnoff 1972).
Keefektifan SlNPV mudah hilang setelah 12 jam tersinari langsung oleh matahari
(Sajap et al. 2007).
Sejumlah bahan telah diuji untuk digunakan sebagai bahan tambahan untuk
melindungi SlNPV dari sinar matahari. Beberapa bahan yang efektif dalam
melindungi SlNPV dari sinar matahari diantaranya tinopal (Shapiro 1992),
riboflavin (Ramakrishnan & Chaudhari 1991), propil galat (Ignoffo & Garcia
1994) dan blankophor BBH (McGuire et al. 2001). Gula, seperti sukrosa,
fruktosa dan sorbitol juga dilaporkan dapat mempertahankan keefektifan NPV
(Ballard et al. 2000).
2
Molase adalah hasil samping industri gula tebu yang biasa digunakan dalam
proses fermentasi. Molase banyak mengandung sejumlah gula baik sukrosa
maupun gula pereduksi. Tanaman lerak termasuk tanaman lokal. Bagian daging
buah lerak digunakan untuk mencuci pakaian maupun sebagai shampo. Daging
buah lerak mengandung saponin yang cukup tinggi. Saponin merupakan suatu
glikosida yang terdapat pada berbagai tanaman termasuk tanaman lerak.
Berdasarkan kandungan gula pada daging buah lerak dan molase maka dilakukan
percobaan ekstrak buah lerak dan molase sebagai UV protektan SlNPV.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai potensi
ekstrak buah lerak dan molase sebagai UV protektan NPV.
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
potensi ekstrak buah lerak dan molase sebagai UV protektan NPV.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala serangan
Larva S. Litura yang berukuran kecil merusak daun dengan meninggalkan
sisa-sisa epidermis pada bagian atas dengan hanya meninggalkan tulang-tulang
daun. Larva instar lanjut merusak tulang daun dan seringkali menyerang buah.
Biasanya larva berada di permukaan bawah daun dan menyerang secara
berkelompok. Serangan berat dapat menyebabkan tanaman gundul karena daun
dan buah habis dimakan ulat, serangan seperti ini biasanya terjadi pada musim
kemarau (Deptan 2010).
Nucleopolyhedrovirus (NPV)
Penggunaan NPV memiliki kelemahan yaitu mudah rusak oleh sinar ultraviolet
yang menyebabkan keefektifannya menurun. Salah satu cara untuk
mempertahankan keefektifan NPV yaitu dengan mengurangi pengaruh ultraviolet.
Infeksi NPV pada inang biasanya dimulai dari saluran pencernaan,
kemudian menyerang organ-organ internal lainnya. Gejala serangan NPV mulai
terlihat pada hari ke-2 atau 3 dan kematian larva terjadi pada hari ke-4 hingga ke-
7 setelah infeksi. Hal ini disebabkan adanya masa inkubasi di dalam tubuh
serangga sebelum terjadi kematian.
Nucleopolyhedrovirus merupakan virus yang berbentuk batang dan terletak
di dalam inclusion bodies, yang disebut polihedra. Polihedra adalah kristal
protein yang membungkus virion yang tersusun dari polihedrin dengan ukuran
29.000-31.000 Dalton. Kristal protein ini berfungsi sebagai pelindung partikel
virus dan menjaga viabilitasnya di alam serta melindungi DNA virus dari
degradasi akibat sinar ultraviolet matahari.
Nucleopolyhedrovirus telah ditemukan pada 523 spesies serangga, sebagian
besar NPV bersifat spesifik inang, yaitu hanya dapat menginfeksi dan mematikan
spesies inang alaminya, sehingga pada mulanya penamaan NPV disesuaikan
dengan nama inang saat pertama kali diisolasi. Sebagai contoh NPV yang
menginfeksi ulat S. litura dinamai Spodoptera litura Nucleopolyhedrovirus
(SlNPV).
Patogenisitas
Spodoptera litura Nucleopolyhedrovirus memiliki tingkat patogenisitas
yang relatif tinggi. Nilai LC50 untuk ulat instar III sebesar 5,4 x 103 polihedra
inclusion bodies (PIBs)/ml. Ulat instar pertama sampai instar ke-tiga lebih rentan
terhadap SlNPV daripada ulat instar ke-empat sampai ke-lima. Tingkat
kerentanan ulat instar awal 100 kali lebih tinggi daripada ulat instar akhir (BB-
Biogen 2009).
dalam waktu 3 sampai 7 hari setelah polihedra tertelan. Sebelum mati, larva
masih dapat merusak tanaman, namun kerusakan yang diakibatkan ulat yang
sudah terinfeksi sangat rendah, karena terjadi penurunan kemampuan makan dari
ulat grayak sampai 84% (BB-Biogen 2009).
Molase
Molase merupakan nira yang tidak mengkristal, mengandung senyawa-
senyawa seperti sukrosa, glukosa, fruktosa, karbohidrat lainnya, nitrogen, lemak,
fosfolopid, pigmen dan vitamin (Puturau 1982 dalam Holilah). Molase
merupakan hasil samping proses pembuatan gula. Total kandungan gula berkisar
48-56% dan pHnya sekitar 5,5-5,6. Terdapat 2 jenis molase yaitu molase hitam
dan molase pekat, kedua jenis molase tersebut merupakan hasil samping dari
insdustri gula tebu dan seringkali digunakan dalam proses fermentasi. Molase
hitam merupakan hasil samping kristalisasi gula tebu (cairan gula).
Molase merupakan sumber energi yang esensial dengan kandungan gula di
dalamnya. Oleh karena itu, molase telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan
tambahan pakan ternak dengan kandungan nutrisi atau zat gizi yang cukup baik
(Pond dkk 1995 dalam Priyono 2009).
Molase memiliki kandungan protein kasar sebesar 3,1%, serat kasar sebesar
0,6%, senyawa organik yang terdiri dari bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN)
sebesar 83,5%, lemak kasar sebesar 0,9% dan abu sebesar 11,9%. Molase dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) Cane-molasses merupakan molase yang
memiliki kandungan 25 – 40% sukrosa dan 12 – 25% gula pereduksi dengan total
kadar gula 50 – 60% atau lebih. Kadar protein kasar sekitar 3% dan kadar abu
sekitar 8 – 10%, yang sebagian besar terbentuk dari K, Ca, Cl dan garam sulfat;
(2) Beet-molasses merupakan pakan pencahar yang normalnya diberikan pada
ternak dalam jumlah kecil (Cheeke 1999; McDonald dkk. 2001 dalam Priyono
2009).
9
Bahan UV Protektan
Bahan UV protektan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah lerak
(Sapindus rarak) dan molase. Buah lerak dihaluskan menggunakan blender
sampai halus kemudian disaring menggunakan saringan halus. Buah lerak
diekstrak menggunakan aquades. Molase juga diekstrak menggunakan aquades
dan kedua ekstrak tersebut digunakan pada konsentari 1%.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam pengujian persistensi virus
dengan ekstrak buah lerak dan molase terhadap mortalitas dan waktu kematian S.
litura adalah rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor sebanyak 3
ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 15 larva. Faktor pertama adalah bahan UV
protektan dengan kombinasi:
HH = H2O+H2O
HL = H2O+ekstrak buah lerak
HM = H2O+ekstrak molase
NH = NPV+H2O
NL = NPV+ekstrak buah lerak
NM = NPV+ekstrak molase
Faktor yang ke dua yaitu waktu pemaparan dibawah sinar matahari
langsung yaitu:
T0 = 0 jam
T1 = 1 jam
T3 = 3 jam
T6 = 6 jam
T12 = 12 jam
Analisis Data
Data diolah menggunakan program Statistical Analisis System (SAS) for
Windows versi 6.12 dengan sidik ragam, apabila berbeda nyata dilanjutkan
dengan uji selang berganda Duncan pada taraf nyata α = 0,05.
12
ekstrak buah lerak, ekstrak molase dan tanpa bahan tambahan sedangkan pada
bahan campuran ekstrak buah lerak atau molase tanpa menggunakan SlNPV tidak
mengalami kematian.
Gambar 1 menunjukan bahwa kematian larva S. litura paling tinggi terjadi
pada campuran SlNPVyang mengandung ekstrak molase, kematian larva terjadi
setelah 9 hari pengamatan hingga mencapai 93,33%, kemudian diikuti oleh
campuran SlNPV yang mengandung ekstrak buah lerak mencapai 88,89% dan
kematian paling rendah terjadi pada campuran SlNPV tanpa bahan tambahan
ekstrak yaitu 68,89%. Hal ini menunjukan bahwa penambahan ekstrak molase
sangat efektif digunakan sebagai pelindung SlNPV dari sinar ultraviolet.
Kematian larva terjadi pada hari ketiga setelah inokulasi SlNPV pada daun
kedelai. Kematian tersebut semakin lama semakin meningkat, demikian pula
pada SlNPV yang mengandung bahan tambahan ekstrak buah lerak atau molase,
kematiannya sangat tinggi hingga mencapai lebih dari 85%. Hal ini pun sesuai
dengan hasil percobaan Karnia (1993) yang menyatakan bahwa penambahan
molase dapat mempertahankan keefektifan NPV dengan tingkat kematian
mencapai 95,75%. Kematian larva pada bahan tambahan ekstrak buah lerak atau
molase meningkat tinggi pada hari ke-6.
100
90 H2O+H2O
80 H2O+rerak
70
Mortalitas (%)
H2O+molase
60
NPV+H2O
50
NPV+rerak
40
30 NPV+molase
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari Setelah Aplikasi (HSA)
tanpa virus NPV tidak berpengaruh pada larva serangga uji, artinya senyawa
toksik dari buah lerak tidak berpengaruh terhadap mortalitas S. litura.
17
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan 1% ekstrak buah lerak dan
molase pada SlNPV efektif digunakan sebagai pelindung SlNPV dari sinar
matahari. Rata-rata mortalitas larva S. litura setelah pemaparan selama 6 jam
adalah 82.22% dan 100% berturut-turut pada kedua ekstrak lerak dan molase.
Hasil yang konsisten diperoleh juga pada pemaparan 12 jam. Penambahan
ekstrak lerak atau molase memberikan pengaruh nyata sebagai pelindung UV bagi
SlNPV dan berbeda nyata dengan kontrol.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang konsentrasi yang lebih efisien
pada kedua ekstrak tersebut, serta untuk bentuk ekstrak buah lerak dan molase
yang digunakan sebagai UV protektan dalam aplikasi di lapangan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad M, Sayyed AH, Saleem MA, Ahmad M. 2008. Evidence for field
evolved resistance to newer insecticides in Spodoptera litura (Lepidoptera:
Noctuidae) from Pakistan. CropProtection. 27: 1367– 1372 [jurnal on-
line]. http://www. sciencedirect. com/science. [20 Februari 2010].
Balai Besar-Biogen. 2009. Bioinsektisida SlNPV: Mengendalikan Hama Larva
Grayak pada Kedelai. http://biogen. litbang. deptan. go.
id/produk/SlNPV. php [14 Februari 2010].
Ballard J, Ellis DJ and Payne CC. 2000. Role of formlarvaion additives in
increasing the potency of Cydia pomonella granulovirus for codling moth
larvae, in laboratory and field experiments [abstrak]. Biocontrol Science
and Technology. 10:627-640. http://www. indofarmaword. com/smpp/
content~db=all?content=10.1080/095831500750016424.[04Januari 2010].
Departemen Pertanian. 2010. Ulat grayak. Departemen Pertanian, Jakarta.
http://Ditlin. Hortikultura. Deptan. Go. Id. [28 Mei 2010].
Grandos RR, Federici BA. 1986. The Biologi of Baculovirus. Volume 1,
Biological Properties and Molecular Biology. Florida: CRC Pres.
Hartono, T. 2009. Saponin. http://farmasi. dikti. net/saponin/. [28 Mei 2010].
Heyne, K. 2007. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III. Badan Litbang
Kehutanan, Terjemahan. Jakarta.
Holilah. 2005. Pengaruh Penambahan Molase Terhadap Keefektifan Ekstrak
Kompos untuk Pengendalian Colletotrichum capsici (Syd. )Butler &
Bisby Penyebab Penyakit Antraknosa pada Cabai [skripsi]. Bogor.
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Ignoffo CM, Garcia C. 1994. Antioxidant and enzyme effects on the inactivation
of inclusion bodies of the Heliothis baculovirus by simulated sunlight-UV.
Environ Entomol. 23: 1025-1029.
Karnia, Lilis Sinta. 1993. Pengaruh Berbagai Bahan Tambahan Terhadap
Stabilitas Nuclear Polyhedro Virus (NPV) Spodoptera litura pada Kedelai
[skipsi]. Bogor. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
[LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 1980. Tumbuhan Obat. Lembaga
Biologi Nasional-LIPI. Jakarta: Balai Pustaka.
Mandal SMA, Mishra BK, Mishra PR. 2003. Efficacy and economics of some
biopesticides in managing Helicoverpa armigera (Hubner) on chickpea.
Annals of Plant Protection Sciences 11(2):201 203.
Marwoto dan Suharsono. 2008. Strategi Dan Komponen Teknologi Pengendalian
Larva Grayak (Spodoptera litura fabricius) pada tanaman kedelai. Balai
penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian. Jurnal Litbang
Pertanian.27(4). http://www. pustaka-deptan. go. id/publikasi/p3274083.
pdf. [23 Mei 2010].
19
McGuire MR, Tamez-Guerra P, Behle RW, Streett DA. 2001. Comparative field
stability of selected entomopathogenic virus formulation. J Econ Entomol.
94: 1037-1044.
Nio, Oey Kam. 1989. Zat-zat Toksik yang Secara Alamiah Ada pada Bahan
Makanan Nabati. Departemen Kesehatan, Jakarta.
Priyono. 2009. Molases [tesis]. Semarang. Fakultas Peternakan, Universitas
Ponogoro.
Ramakrishnan N, Chaudhari S. 1991. Effectiveness of some ultraviolet light
protectants on the activity of nuclear polyhedrosis of Spodoptera litura
(Fabricius). J Entomol. 53: 548-551.
Sajap AS, Bakir MA, Kadir HA and Samad NA. 2007. Effect of pH rearing
temperature and sunlight on infectivity of Malaysian isolate of NPV to
larvae of Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) [Abstrak]. J
Tropical Insect Science 27:108-113. http://journals. cambridge. org/
action/displayAbstract?fromPage=online&aid=1359064.[20Februari2010].
Sajap AS, Bakir MA, Kadir HA and Samad NA. 2009. Efficacy of selected
adjuvants for protecting Spodoptera litura NPV from sunlight inactivation.
jurnal of Asian-Pacific Entomology. 12: 85-88. http://www.
sciencedirect. com/science. [13 Maret 2010].
Samsudin. 2008. Virus psatogen serangga: bio-insektisida ramah lingkungan.
http://www. pertaniansehat. or. id/ [01 Mei 2008].
Shapiro M. 1992. Use of optical brighteners as radiation protectants for gypsy
moth (Lepidoptera: Limantriidae) nuclear polyhedrisis virus. J Econ
Entomol. 85: 1682-1686.
Smirnoff WA. 1972. Effect of sunlight on the nuclear polyhedrosis virus of
Neodiprion swainei with measurement of the solar energy received. J
Invertebr Pathol. 19:179–188 [jurnal on-line]. http://www. sciencedirect.
com/science [23 Februari 2010].
Sunaryadi. 1999. Ekstraksi dan isolasi saponim buah lerak (Sapindus rarak) serta
pengujian daya defaunasinya [tesis]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Tanada Y, Kaya HK. 1993. Insect pathology [Abstrak]. J Tropical Insect
Science 27:108-113. http://journals. cambridge. org/action/display
Abstract?from Page=online&aid=1359064. [20 Februari 2010].
Zuhud dan Haryanto. 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman
Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor:Jurusan Konservasi
Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor dan
Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN).
20
LAMPIRAN
% Mortalitas larva
Bahan
campuran Lama waktu setelah perlakuan (hari)
ekstrak
1 2 3 4 5 6 7 8 9
H2O+ H2O 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
H2O +lerak 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
H2O +molase 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
NPV+ H2O 0,44 0,89 7,11 9,78 14,67 36,00 60,44 65,78 68,89
NPV+lerak 0,00 0,00 5,78 7,56 21,78 39,56 66,22 80,89 88,89
NPV+molase 0,00 0,89 7,11 7,56 20,89 53,33 78,67 84,89 93,33
(a) (b)
(c)
Keterangan gambar:
a) Gejala serangan larva S. litura,
b) Larva S. litura sehat
c) Larva S. litura terinfeksi NPV