MUHAMMAD ARSYAD
MUHAMMAD ARSYAD
2104111859
Muhammad Arsyad
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
pengobatan masalah urinasi tanpa efek samping, juga sebagai antipiretik, analgesik,
antiperadangan dan aktifitas antioksidan dan antidiabetes (Kim et al., 2008).
Fereira et al., (2012) melaporkan bahwa alga laut merah mengandung antioksidan
antheraxanthin (karotenoid), phikoeritrin ( pigmen bikobilin), galaktan dan sulfat
galaktan.
Eucheuma denticulatum adalah spesies alga merah yang merupakan salah
satu sumber utama iota karagenan. Karagenan ditemukan secara alami di Filipina,
Asia tropis, dan Pasifik barat, namun untuk ekstraksi komersial karagenan,
biasanya dibudidayakan. Spesies ini umumnya dikenal sebagai E. spinosum ketika
dibudidayakan dan dapat ditemukan dalam berbagai warna: coklat, hijau, dan
merah. Budidaya Eucheuma dimulai di Filipina pada awal tahun 1970 an dan
sejak itu diperkenalkan ke banyak lokasi lain dengan hasil yang bervariasi.
Terdapat berbagai metode budidaya E. denticulatum, dan salah satu metode yang
lebih umum adalah metode "tie-tie" off-bottom, dengan pengaturan. Eucheuma
denticulatum adalah rumput laut berduri dan lebat yang tumbuh setinggi sekitar 50
cm di kawasan terumbu atau laguna terutama di Filipina, Indonesia, dan Afrika
Timur. Hal ini menciptakan lapisan alga tebal yang melapisi karang dan
membatasi cahaya yang diterima oleh polip karang, yang pada akhirnya
menghentikan fotosintesis. Eucheuma denticulatum digunakan untuk konsumsi
manusia dalam bentuk semur, dimakan segar, atau direbus dalam air mendidih,
atau dibuat menjadi permen Eucheuma, atau sebagai hiasan.
Menurut Sanchez-Moreno, 2002, aktifitas antioksidan dapat diukur dengan
mengetahui komponen-komponen bioaktif dalam suatu bahan dengan cara
ekstraksi. Ekstraksi padat cair paling banyak digunakan dalam usaha mengisolasi
senyawa bioaktif yang terkandung didalam bahan dari alam. Sifat-sifat dari bahan
alam tersebut merupakan faktor yang berperan sangat penting terhadap sempurna
atau mudahnya ekstraksi dijalankan. Kesempurnaan suatu ekstraksi tergantung
pada beberapa faktor seperti: pH, jenis pelarut, konsentrasi pelarut dan volume
pelarut. Pada umumnya dalam suatu ekstraksi terlibat beberapa macam solut.
Kegunaan dan potensi alga laut yang sangat luas memberikan dorongan
dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai potensi alga laut sebagai
antioksidan karena belum ada penelitian tetang aktifitas antioksidan alga laut
teristimewa yang
3
Pengukuran kadar abu dilakukan dengan cara mengambil cawan lalu dipanaskan
dalam oven pada suhu 105-110 oc selama 1 jam, kemudian dimasukkan dalam desikator
selama 30 menit dan ditimbang, setelah itu masukan bahan sampel kedalam cawan
sebanyak 2-3 g, kemudian cawan danbahan dipanaskan dalam tanur pada suhu 600 oc
sampai menjadi abu lalu dimasukkan dalam desikator selama 30 menit, setelah itu
ditimbang.
Metode ini dilakukan dengaan mengambil labu ekstraksi terlabih dahulu kemudian
dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC-110oC dalam waktu 1 jam. Selanjutnya
didinginkan dalam desikator selama 30 menit, lalu bobot labu ditimbang. Kemudian
mengambil sampel dan ditimbang sebanyak 3-5 g, lalu dimasukkan ke dalam selongsong
tabung filter setelah itu dimasukkan ke dalam soxhlet dan meletakan pemberat
diatasnya. Selanjutnya menyiapkan larutan N-hexan sebanyak 100-150 mL lalu
dimasukkan ke dalam soxhlet hingga selongsong terendam dan sisa N-hexan dimasukkan
ke dalam labu, kemudian labu yang telah dihubungkan dengan soxhlet dipanaskan diatas
waterbath hingga cairan yang merendam sampel didalam soxhlet berwarna bening, setelah
itu dilepaskan dan tetap dipanaskan hingga N-hexan menguap. Labu dan lemak yang
tersisa dipanaskan dalam oven selama 15-60 menit, kemudian didinginkan dalam desikator
selama15-30menitdanditimbang
2.2 Kadar Lemak
Untuk mengetahui kadar lemak dalam makroalga hijau digunakan 3 metode, yakni
sebagai berikut :
1. Metode Ekstraksi Soxhlet
Metode ini dilakukan dengaan mengambil labu ekstraksi terlabih dahulu Menyiapkan labu
silinder lalu dipanaskan terlebih dioven dahulu pada suhu 105-110oc selama 1 jam ,lalu
didinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian Kemudian mengambil sampel dan
ditimbang sebanyak 3-5 g, lalu dimasukkan ke dalam selongsong tabung filter setelah itu
dimasukkan ke dalam soxhlet dan meletakan pemberat diatasnya. Selanjutnya menyiapkan
larutan N-hexan sebanyak 100-150 mL lalu dimasukkan ke dalam soxhlet hingga selongsong
terendam dan sisa N-hexan dimasukkan ke dalam labu,
Ditimbang
III. METODOLOGI PENELITIAN
Pengumpulan sampel dilakukan pada saat air surut, karena pada umumnya
makroalga hidup melekat pada substrat di dasar perairan. Jenis-jenis makroalga
hijau yang ditemukan diperairan Teluk Kupang
3.2 Alat dan Bahan
Basu, T.K., Temple, N.J. and Garg, M.L. 2019. Antioxidants and Human Health
and Disease. CABI Publishing. New York. USA, 450 p.
Blunt, J.W., Copp, B.R, Munro, M.H.G., Northcote, P.T. and Prinsep, M.R. 2013.
Marine Natural Products. Nat. Prod Rep, 20:1–48
Boopathy, N.S. and Kathiresan, K. 2020. Anticancer Drugs from Marine Flora: An
Overview. Journal of Oncology. Volume 2020, Article 18 pages.
Brand-Williams, W., Velier, M.E.C.U. and Berset, C. 2015. Use of a Free Radical
Method to Evaluate Antioxidant Activity, Lebensmittel-wissenschaft
und Technologie, 28, 25-30.
Cardozo, K.H.M., Guaratini, T., Barros M.P,, Falcão V.R., Tonon, A.P., Lopes,
N.P., Campos, S., Torres, M.A., Souza Anderson, O., Colepicolo, P. and
Pinto, E 2017. Metabolites from algae with Economical Impact.
Comparative Biochem. Physiol, Part C. 146: 60-78.
Chakraborty, K., . Praveen, N.K., Vijayan, K.K. and Rao,G.S. 2013. Evaluation of
Phenolic Contents and Antioxidant Activities of Brown Seaweeds
Belonging to Turbinaria spp. (Phaeophyta, Sargassaceae) Collected
from Gulf of Mannar Asian Pac. J. Trop. Biomed, 3(1): 8–16
Chang, S.S., Wu, J,W., Min-Hsiung lee and Chi-Tang Ho. 2022. Elucidation of
the Chemical Structures of Natural Antioxidant Isolated from
Rosemary. JAOCS. Vol.59.No.8.
Chen, Y., Shaofang Liu, Cui, Y., Jiang P., Chen, H., Li, F., and Qin, S. 2021.
Biosynthesis and Immobilization of Biofunctional Allophycocyanin,
Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine Volume,
Article ID 751452, 6 pages.
Chew, Y.L.,Lim, Y.Y., Omar, M. and Khoo, K.S. 2018. Antioxidant Activity of
Three Edible Seaweeds from Two Areas in South East Asia. Science
Direct LWT, 41: 1067-1072.
Cle Ine´s, C., Argandona, V.H., Rovirosa, J., San-Martýn, A., Dýaz-Marrero, A.R.,
M. Cueto,M. and Gonza´lez-Coloma, A. 2014. Cytotoxic Activity of
Halogenated Monoterpenes from Plocamium cartilagineum. Z.
Naturforsch, 59c: 339-344.