Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS METABOLIT SEKUNDER DAN KANDUNGAN

NUTRISI DARI MAKROALGA HIJAU (Chlorophyceae) DI


PERAIRAN TELUK KUPANG

MUHAMMAD ARSYAD

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
USULAN PENELITIAN

ANALISIS METABOLIT SEKUNDER DAN KANDUNGAN


NUTRISI DARI MAKROALGA HIJAU (Chlorophyceae) DI
PERAIRAN TELUK KUPANG

DALAM BIDANG MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian Pada


Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

MUHAMMAD ARSYAD
2104111859

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT atas


limpahan rahmat, ridha, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini. Proposal penelitian ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat untuk melakukan penelitian pada Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Adapun judul proposal penelitian
ini adalah “ANALISIS METABOLIT SEKUNDER DAN KANDUNGAN
NUTRISI DARI MAKROALGA HIJAU (Chlorophyceae) DI PERAIRAN
TELUK KUPANG.”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberi bimbingan kepada penulis sehingga proposal penelitian ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada orang tua yang selalu mendukung dalam proses pembuatan proposal
penelitian ini serta semua pihak yang terlibat dan mendukung.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal penelitian ini masih
banyak kekurangan. Harapan penulis semoga proposal penelitian ini dapat
memberi manfaat khususnya kepada penulis. Akhir kata, penulis mengucapkan
terima kasih.

Pekanbaru, Oktober 2023

Muhammad Arsyad
DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kadar air ................................................................................... 4
2.2 Kadar abu..................................................................... 4
2.3 Kadar lemak...................................................... 5

III. METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 6
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................... 6
3.3 Prosedur Penelitian .................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makroalga termasuk golongan tumbuhan berklorofil dengan jaringan


tubuh yang secara relatif tidak berdiferensiasi, tidak membentuk akar batang
dandaun.Tubuh makroalga atau ganggang secara keseluruhan disebutdengan
talus ganggangdan golongan Thallopyta yang lain dianggap sebagai bentuk
tumbuhan rendah yaitu tumbuhan yang mempunyai hubugan kekeluargaan yang
sangat erat dengan organisme lain yang paling primitif dan mulai muncul pertama
di bumi sifat tumbuhan rendah yang memiliki stuktur yang kompleks,
diperkirakan terdapat sekitar 30.0000 spesies ganggang yang tumbuh di bumi,
kebanyakan diantaranyahidup dilaut, species yang hidup di airtawar
kelihatannyamempunyai arah perkembangan yang lebih
leluasa,jikadibandingkandenganbentuk yang hidupdidarat (Anggadiredja dkk.,
2009)

Kandungan pigmen makroalga dikelompokkan ke dalam empat


kelasyaitu,Rhodophyceae(ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang coklat),
Chlorophyceae (ganggang hijau) dan Cyanophyceae (ganggang biru).Tercatat sedikitnya
12 genus alga hijau yang banyak diantaranya sering dijumpai di perairan pantai. Berikut
ini adalah genus-genus alga hijau diantaranya Caulerpa, Ulva, Valonia (V. ventricosa),
Dictyosphaera (D. caversona), Halimeda, Chaetomorpha, Codium, dari marga Udotea,
Tydemania(T. expeditionis),Burnetella (B. nitida), Burgenesia (B. forbisii), Neomeris (N.
annulata)(Romimohtarto dan Juwana, 1999).
Secara ekologi, komunitas makroalga mempunyai peranan dan manfaat terhadap
lingkungan sekitarnya yaitu sebagai tempat asuhan dan perlindungan bagi jenis–jenis ikan
tertentu (nursery grounds), tempat pemijahan (Spawning grounds), sebagai tempat mencari
makanan alami ikan–ikan dan hewan herbivor (Feeding grounds). Dari segi ekonomi,
makroalga sebagai produk alam merupakan komoditi yang sangat baik untuk
dikembangkan mengingat kandungan kimia yang dimilikinya. Makroalga dimanfaatkan
secara luas baik dalam bentuk material mentah seluruh bagian tumbuhan maupun dalam
bentuk olahan. Di Indonesia digunakan sebagai lalapan, sayuran, manisan dan asinan. Dari
segi biologis, makroalga mempunyai andil yang besar dalam meningkatkan produktivitas
primer, penyerap bahan
polutan, penghasil bahan organik dan sumber produksi oksigen bagi organisme akuatik di
lingkunganperairan(BoldanWynne,1985).
2

pengobatan masalah urinasi tanpa efek samping, juga sebagai antipiretik, analgesik,
antiperadangan dan aktifitas antioksidan dan antidiabetes (Kim et al., 2008).
Fereira et al., (2012) melaporkan bahwa alga laut merah mengandung antioksidan
antheraxanthin (karotenoid), phikoeritrin ( pigmen bikobilin), galaktan dan sulfat
galaktan.
Eucheuma denticulatum adalah spesies alga merah yang merupakan salah
satu sumber utama iota karagenan. Karagenan ditemukan secara alami di Filipina,
Asia tropis, dan Pasifik barat, namun untuk ekstraksi komersial karagenan,
biasanya dibudidayakan. Spesies ini umumnya dikenal sebagai E. spinosum ketika
dibudidayakan dan dapat ditemukan dalam berbagai warna: coklat, hijau, dan
merah. Budidaya Eucheuma dimulai di Filipina pada awal tahun 1970 an dan
sejak itu diperkenalkan ke banyak lokasi lain dengan hasil yang bervariasi.
Terdapat berbagai metode budidaya E. denticulatum, dan salah satu metode yang
lebih umum adalah metode "tie-tie" off-bottom, dengan pengaturan. Eucheuma
denticulatum adalah rumput laut berduri dan lebat yang tumbuh setinggi sekitar 50
cm di kawasan terumbu atau laguna terutama di Filipina, Indonesia, dan Afrika
Timur. Hal ini menciptakan lapisan alga tebal yang melapisi karang dan
membatasi cahaya yang diterima oleh polip karang, yang pada akhirnya
menghentikan fotosintesis. Eucheuma denticulatum digunakan untuk konsumsi
manusia dalam bentuk semur, dimakan segar, atau direbus dalam air mendidih,
atau dibuat menjadi permen Eucheuma, atau sebagai hiasan.
Menurut Sanchez-Moreno, 2002, aktifitas antioksidan dapat diukur dengan
mengetahui komponen-komponen bioaktif dalam suatu bahan dengan cara
ekstraksi. Ekstraksi padat cair paling banyak digunakan dalam usaha mengisolasi
senyawa bioaktif yang terkandung didalam bahan dari alam. Sifat-sifat dari bahan
alam tersebut merupakan faktor yang berperan sangat penting terhadap sempurna
atau mudahnya ekstraksi dijalankan. Kesempurnaan suatu ekstraksi tergantung
pada beberapa faktor seperti: pH, jenis pelarut, konsentrasi pelarut dan volume
pelarut. Pada umumnya dalam suatu ekstraksi terlibat beberapa macam solut.
Kegunaan dan potensi alga laut yang sangat luas memberikan dorongan
dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai potensi alga laut sebagai
antioksidan karena belum ada penelitian tetang aktifitas antioksidan alga laut
teristimewa yang
3

ada di Indonesia. Ekstraksi alga laut menggunakan variasi konsentrasi metanol,


fraksinasi menggunakan beberapa jenis pelarut dan isolasi bertujuan untuk
mengetahui aktifitas antioksidan serta struktur senyawa antioksidan isolat murni.
Penelitian ini akan bermanfat untuk memberikan informasi dalam upaya
pemanfaatan alga laut sebagai sumber antioksidan alami untuk tujuan yang lebih
luas terutama untuk kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah konsentrasi metanol mempunyai pengaruh terhadap kemampuan
aktifitas antioksidan alga laut ?
2. Apakah kepolaran pelarut mempengaruh aktifitas antioksidan alga laut?
3. Bagaimana metoda isolasi yang tepat untuk mendapatkan senyawa murni
dan bagaimana menginterpretasi spektrum FTIR, MS dan NMR.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat mengenai penelitian ini ialah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis aktifitas antioksidan tertinggi ekstrak metanol 30, 50
dan 70% dari alga laut Eucheuma denticulatum.
2. Memanfaatkan alga laut sebagai sumber antioksidan alamiah terutama
untuk tujuan kesehatan
3. Penemuan tentang alga laut Eucheuma denticulatum mempunyai akktifitas
antioksidan akan memungkinkan memperbaiki nilai alga laut ini sebagai
bahan makanan fungsional sumber antioksidan alami untuk dieksplorasi
secara industri
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kadar Air


Pengukuran kadar air dilakukan dengan cara memanaskan cawan dalam
oven pada suhu 105-110 oc selama 1 jam kemudian dimasukkan dalam desikator
selama30 menit lalu ditimbang. Setelah itu mengambil sampel dan ditimbang
sebanyak 2-3 g, kemudian panaskan cawan dalam oven pada suhu 105-
110ocselama 4 jam setelah itu dimasukkan dalam desikator selama 30 menit lalu
ditimbang.
Kadar air dapat di hitung dengan menggunakan rumus yang dikemukan oleh
Association Of Official Analytical Chemist (2005), yaitu :
(𝑋1 + 𝐴) − X2
Tahap Oksidasi diawali dengan mengambil sampel lalu ditimbang sebanyak
0,5 g kemudian dimasukkan kedalam labu Kjeldahl, setelah itu campurkan Katalis
(K2SO4+CuSO4.5H2O) dengan rasio 9:1 yang telah ditimbang sebanyak 3g,
setelah itu tambahkan 10 mL H2SO4 pekat, lalu campuran larutan tersebut
dipanaskan dalam rak oksidasi pada 400 oc selama 3-4 jam sampai terjadi
perubahan warna cairan dalam labu menjadi hijau bening. Setelah dipanaskan
mencapai suhu 400 oc, larutan tersebut dikeluarkan dari rakoksidasi untuk
didinginkan. Setelah dingin, campuran tersebut ditambahkan air destilasi sebanyak
100 mL dan larutan sampel siap untuk didestilasi.
Mengambil labu ukur lalu di isi dengan aquades sebanyak ½ gelas ukur
tersebut agar tidak terjadi kontaminasi oleh ammonia lingkungan, kemudian
didihkan selama10 menit, kemudian mengambil tabung erlenmeyer lalu
diisidengan 10 mL H2SO4 yang telah ditambahkan 2 tetes indicator methylred
yang diletakkan dibawah pipa pembuangan kondensor dengan cara dimiringkan
sehingga ujung pipa tenggelam dalam cairan. Setelah itu, masukan larutan sampel
sebanyak 5 mL kedalam tabung destilasi melalui corong yang sebelumnya telah
dibilas dengan aquades
2.2 Kadar Abu

Pengukuran kadar abu dilakukan dengan cara mengambil cawan lalu dipanaskan
dalam oven pada suhu 105-110 oc selama 1 jam, kemudian dimasukkan dalam desikator
selama 30 menit dan ditimbang, setelah itu masukan bahan sampel kedalam cawan
sebanyak 2-3 g, kemudian cawan danbahan dipanaskan dalam tanur pada suhu 600 oc
sampai menjadi abu lalu dimasukkan dalam desikator selama 30 menit, setelah itu
ditimbang.

Metode ini dilakukan dengaan mengambil labu ekstraksi terlabih dahulu kemudian
dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC-110oC dalam waktu 1 jam. Selanjutnya
didinginkan dalam desikator selama 30 menit, lalu bobot labu ditimbang. Kemudian
mengambil sampel dan ditimbang sebanyak 3-5 g, lalu dimasukkan ke dalam selongsong

tabung filter setelah itu dimasukkan ke dalam soxhlet dan meletakan pemberat
diatasnya. Selanjutnya menyiapkan larutan N-hexan sebanyak 100-150 mL lalu
dimasukkan ke dalam soxhlet hingga selongsong terendam dan sisa N-hexan dimasukkan
ke dalam labu, kemudian labu yang telah dihubungkan dengan soxhlet dipanaskan diatas
waterbath hingga cairan yang merendam sampel didalam soxhlet berwarna bening, setelah
itu dilepaskan dan tetap dipanaskan hingga N-hexan menguap. Labu dan lemak yang
tersisa dipanaskan dalam oven selama 15-60 menit, kemudian didinginkan dalam desikator
selama15-30menitdanditimbang
2.2 Kadar Lemak

Untuk mengetahui kadar lemak dalam makroalga hijau digunakan 3 metode, yakni
sebagai berikut :
1. Metode Ekstraksi Soxhlet
Metode ini dilakukan dengaan mengambil labu ekstraksi terlabih dahulu Menyiapkan labu
silinder lalu dipanaskan terlebih dioven dahulu pada suhu 105-110oc selama 1 jam ,lalu
didinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian Kemudian mengambil sampel dan
ditimbang sebanyak 3-5 g, lalu dimasukkan ke dalam selongsong tabung filter setelah itu
dimasukkan ke dalam soxhlet dan meletakan pemberat diatasnya. Selanjutnya menyiapkan
larutan N-hexan sebanyak 100-150 mL lalu dimasukkan ke dalam soxhlet hingga selongsong
terendam dan sisa N-hexan dimasukkan ke dalam labu,

Ditimbang
III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengumpulan sampel makroalga hijau pada penelitian ini dilakukan di


Perairan Pantai Teluk Kupang meliputi pantai Tablolong, pantai Bolok, pantai
Pasir Panjang dan Pantai Kelapa Lima.

Pengumpulan sampel dilakukan pada saat air surut, karena pada umumnya
makroalga hidup melekat pada substrat di dasar perairan. Jenis-jenis makroalga
hijau yang ditemukan diperairan Teluk Kupang
3.2 Alat dan Bahan

Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah 2,2-diphenyl-1-


picrylhydrazyl (DPPH) dibeli dari Sigma Aldrich; ferozin iron reagent, Follin
Ciocalteu’s phenol, natrium karbonat, metanol, n-heksana, kloroform, etil asetat,
aseton, silica gel 60 F254, kalium dihidrogen fosfat, iron (III) kloride-6-hydrat,
asam trikloroacetat, kalium ferricyanida dan kertas saring Whatman no.1. dibeli
dari Merk. Pelarut-pelarut dan senyawa kimia lainnya sesuai standart analisis.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini alah adalah rotary vacum
evaporator, destilator Buchi, vacum desikator, freeze dryer, timbangan digital,
mikropipet, spektrofotometer UV, oven, kolom diameter 0,5 cm dan 1,5 cm,
lampu UV 254 dan 365 nm. Jeol NMR JNM ECA-500 (500 MHz untuk H-NMR
dan 125 MHz untuk C-NMR), FTIR Simadzu dan ESMS menggunakan
instrument ACQ TOD, Water TQ detector Tune mass lynx 4.1 Scn 714 serta
peralatan gelas lainnya.
3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Ekstraksi Metanol 30, 50 dan 70


250 g sampel segar alga laut Eucheuma denticulatum dan H. Durvilae
masing-masing dihancurkan dengan blender kemudian dieksraksi menggunakan
konsentrasi metanol dalam air 30%, 50%, dan 70% dengan perbandingan 1:2
(b/v), kemudian direndam selama semalam. Ekstraksi dilakukan sebanyak 3x,
dengan cara yang sama (Devi et al., 2008). Maseratnya ditampung, kemudian
difiltrasi
7

dengan kertas saring Whatman no.1 Filtrat dikumpulkan diuapkan menggunakan


evaporator vakum (400C) hingga didapatkan ekstrak metanol 30,50 dan 70% dari
5 jenis alga laut. Kemudian semua ekstrak alga laut dianalisis kadar total fenol,
DPPH, daya reduksi dan pengkelat ion (Gambar 4.1). Sebagai pembanding
digunakan antioksidan BHT (Butilated Hydroxy Toluena) dengan konsentrasi 200
ppm, prosesur pengukurannya sama dengan sampel uji alga laut.
3.3.2 Fraksinasi Ekstrak Metanol 70
Alga laut H.durvilae segar sebanyak 18 kg diblender menjadi butiran
butiran yang sangat kecil, agar senyawa kimia yang tekandung dapat terekstraksi
dengan baik. Sampel kemudian diekstraksi dengan cara maserasi dalam suhu
ruang dengan pelarut metanol 70% (1:2 b/v) selama 24 jam, sebanyak tiga kali.
Menurut Nazir et al. 2011, ekstrak pekat metanol ini didekantasi dengan etil asetat
sebanyak 3 kali, kemudian dievaporasi, Selanjutnya ektrak pekat yang diperoleh
dilarutkan dalam akuades dan dipartisi secara bertingkat/ berkesinambungan
dalam corong pisah dengan menggunakan pelarut n-heksana sehingga diperoleh
fraksi n-heksana dan fraksi air. Fraksi air dipartisi dengan kloroform, sehingga
diperoleh fraksi kloroform dan fraksi air. Fraksi-fraksi hasil partisi (n-heksana,
kloroform dan air) diuapkan pelarutnya dengan menggunakan rotary evaporator
dengan suhu 40℃ (Gambar 4.2). Kemudian semua ekstrak dan fraksi alga laut
dianalisis Kadar Total Fenol, DPPH, Daya reduksi dan Pengkelat Ion.
DAFTAR PUSTAKA

Atmadja, 2016. Pengenalan Jenis Alga Merah (Rhodophyta). Pengenalan Jenis


Jenis Alga Indonesia. Jakarta Puslitbang Oseanologi LIPI.

Atmadja, W.S., Kadi,A., Sulistijo dan Rachmaniar S. 2016. Pengenalan Jenisjenis


Algae Indonesia. Jakarta Puslitbang Oseanologi LIPI.

Barsanti, L. and Gualtieri, P. 2013. Alga: Anatomy, Biochemistry and


Biotechnology. Taylor & Francis Group, CRC Press, 320 pages.

Basu, T.K., Temple, N.J. and Garg, M.L. 2019. Antioxidants and Human Health
and Disease. CABI Publishing. New York. USA, 450 p.

Bhaskar, N. and Miyashita, K. 2015. Lipid Composition of Padina Tetratomatica


(Dictyotales, Phaeophyta), Brown Seaweed of the West Coast of India.
Ind J. of Fish, 52: 263-268.

Blunt, J.W., Copp, B.R, Munro, M.H.G., Northcote, P.T. and Prinsep, M.R. 2013.
Marine Natural Products. Nat. Prod Rep, 20:1–48

Boonchum, W., Y. Peerapornpisal, P. Vacharapiyasophon, J. Pekkoh, C. Pumas,


U. Jamjai, D. Amornlerdpison, T. Noiraksar and D.Kanjanapothi, 2021.
Antioxidant Activity of Some Seaweed from the Gulf of Thailand. Int.
J. Agric. Biol., 13: 95–99.

Boopathy, N.S. and Kathiresan, K. 2020. Anticancer Drugs from Marine Flora: An
Overview. Journal of Oncology. Volume 2020, Article 18 pages.

Botsoglou, N.A., Gririporopoulou, S.H., Botsoglou, E., Govaris, A. and


Papageorgiou G, 2013. The Effect of Dietary Oregano Essential Oil and
Tocoferyl Acetate on Lipid Oxidation in Raw and Cooked Turkey
During Refrigerated Storage. Journal of Meat Science 65 (2013) 1193-
1200.

Brand-Williams, W., Velier, M.E.C.U. and Berset, C. 2015. Use of a Free Radical
Method to Evaluate Antioxidant Activity, Lebensmittel-wissenschaft
und Technologie, 28, 25-30.

Burtin, P. 2013. Nutritional Value of Seaweeds. Electron. J. Environ. Agric. Food


chem., 2:498-503.

Cardozo, K.H.M., Guaratini, T., Barros M.P,, Falcão V.R., Tonon, A.P., Lopes,
N.P., Campos, S., Torres, M.A., Souza Anderson, O., Colepicolo, P. and
Pinto, E 2017. Metabolites from algae with Economical Impact.
Comparative Biochem. Physiol, Part C. 146: 60-78.
Chakraborty, K., . Praveen, N.K., Vijayan, K.K. and Rao,G.S. 2013. Evaluation of
Phenolic Contents and Antioxidant Activities of Brown Seaweeds
Belonging to Turbinaria spp. (Phaeophyta, Sargassaceae) Collected
from Gulf of Mannar Asian Pac. J. Trop. Biomed, 3(1): 8–16

Chandini, S.K, Ganesan, P. and Baskhar, N. 2018. In Vitro Antioxidant Activities


of Three Selected Brown Seaweeds of India. Science Direct. Food
Chemistry, 107:707-713.

Chang, S.S., Wu, J,W., Min-Hsiung lee and Chi-Tang Ho. 2022. Elucidation of
the Chemical Structures of Natural Antioxidant Isolated from
Rosemary. JAOCS. Vol.59.No.8.

Chen, Y., Shaofang Liu, Cui, Y., Jiang P., Chen, H., Li, F., and Qin, S. 2021.
Biosynthesis and Immobilization of Biofunctional Allophycocyanin,
Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine Volume,
Article ID 751452, 6 pages.

Chew, Y.L.,Lim, Y.Y., Omar, M. and Khoo, K.S. 2018. Antioxidant Activity of
Three Edible Seaweeds from Two Areas in South East Asia. Science
Direct LWT, 41: 1067-1072.

Cle Ine´s, C., Argandona, V.H., Rovirosa, J., San-Martýn, A., Dýaz-Marrero, A.R.,
M. Cueto,M. and Gonza´lez-Coloma, A. 2014. Cytotoxic Activity of
Halogenated Monoterpenes from Plocamium cartilagineum. Z.
Naturforsch, 59c: 339-344.

Connan, S., F. Delisle, E. Deslandes and E.A. Gall, 2016. Intra-Thallus


Phlorotannin Content and Antioxidant Activity in Phaeophyceae of
Temperate Waters. Bot. Mar., 49: 34-46.

Anda mungkin juga menyukai