Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA NYATA

PEMANFAATAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) DAN EKSTRAK


SEREH (Cymbopogon citratus) SEBAGAI BAHAN SANITIZER

Oleh
TITIK KARTIKA
201751332

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL – KAMAL
JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan KKN dengan judul:

PEMANFAATAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) DAN EKSTRAK


SEREH (Cymbopogon citratus) SEBAGAI BAHAN SANITIZER

Yang disusun oleh:


Nama : Titik Kartika
NIM : 201751332
Jurusan : Farmasi

Telah dievaluasi dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima sebagai proposal
Laporan Kuliah Kerja Nyata pada tanggal 15 September 2021.

Dosen Pembimbing KKN Pembimbing Lapangan/ Penyuluhan

( Rini Yanuarti, S.Pi., M.Si. ) ( Ghausal Akbar, S.ST. )


NIDN: 035019202 NIP: 198403272017061001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi

( apt. Drs. R. Muhammad Sadikin, M.M. )


NIDN: 0317115501

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) berjudul “Pemanfaatan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) dan Ekstrak
Sereh (Cymbopogon citratus) Sebagai Bahan Sanitizer Masyarakat Gang Swakarya
Kecamatan Kembangan”. Penulisan laporan ini diajukan untuk memenuhi persyaratan nilai
mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Studi Farmasi di Institut Sains dan Teknologi Al-
Kamal.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini
tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan, bantuan, bimbingan dan nasihat dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Dede Rukmayadi, S.T., M.Si. selaku Rektor Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal
Jakarta.
2. apt. Drs. R. Muhammad Sadikin, M.M. selaku Dekan Institut Sains dan Teknologi Al-
Kamal Jakarta.
3. apt. Drs. R. Muhammad Sadikin, M.M. selaku Ketua Program Studi Farmasi Institut
Sains dan Teknologi Al-Kamal Jakarta.
4. Ibu Rini Yanuarti, S.Pi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Kuliah Kerja Nyata (KKN).
5. apt. In Rahmi Fatria Fajar., M.Farm. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Bapak Ghausal Akbar, S.ST. selaku ketua pengelola lahan tanaman, yang selalu
membimbing dan mengarahkan penulis selama dilapangan.
7. Ibu Rapelita selaku pengelola dan penjaga lahan tanaman, yang selalu membimbing dan
mengarahkan penulis selama dilapangan.
8. Masyarakat Gang Swakarya Kembangan Jakarta Barat.
9. Rekan satu kelompok dan pihak lain yang telah membantu dalam mendukung laporan
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karuniaNya serta membalas kebaikan
semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN). Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan khususnya
bagi pembaca pada umumnya.
Jakarta, 15 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................3
C. Tujuan Kuliah Kerja Nyata..............................................................................3
D. Manfaat Kuliah Kerja Nyata............................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................4


A. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)...................................................................4
B. Ekstrak.................................................................................................................4
C. Deskrispi Tanaman.............................................................................................5
D. Sanitizer dan Pemanfaatan Lidah Buaya dengan Ekstrak Sereh Sebagai
Sanitizer....................................................................................................................9
E. Teknik Budidaya Tanaman.............................................................................10
F. Panen.................................................................................................................12

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN KKN...........................................................13


A. Keterlibatan Dalam Pelaksanaan Kegiatan...................................................13
B. Hasil Kegiatan..................................................................................................14
C. Potensi Pengembangan atau keberlanjutan..................................................14

Bab IV KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................15


A. Kesimpulan.......................................................................................................15
B. Saran..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

iii
DAFTAR TABEL

Daftar Tabel II.1 Kegiatan Kerja Selama KKN

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto-foto kegiatan


Lampiran 2. Kegiatan KKN

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu bentuk pendidikan pengabdian
kepada masyarakat. Melalui pengabdian ini mahasiswa diberikan pengalaman belajar
untuk hidup ditengah-tengah masyarakat di luar kampus dan secara aktif terlibat dalam
dinamika yang terjadi di masyarakat (1).
Pada prinsipnya KKN merupakan salah satu kegiatan pengabdian kepada masyarakat
(PPM) yang dilakukan perguruan tinggi sebagai upaya menerapkan ilmu yang diperoleh,
hasil-hasil penelitian di bidang IPTEKS untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
masyarakat. KKN bagi mahasiswa diharapkan dapat menjadi suatu pengalaman belajar
yang baru untuk menambah pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran hidup
bermasyarakat. Bagi masyarakat sasaran kehadiran mahasiswa diharapkan mampu
memberikan motivasi dan inovasi dalam bidang pemberdayaan masayarakat. Hal ini
selaras dengan fungsi perguruan tinggi sebagai agen pembaharu. Oleh karena itu,
mahasiswa harus dapat bertindak sebagai jembatan (komunikasi) dalam proses
pembangunan dan penerapan IPTEK pada khususnya (2).
Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayati, diantaranya berupa ratusan jenis
tumbuhan/tanaman obat. Tumbuhan tersebut banyak dimanfaatkan selain untuk
penyembuhan dan pencegahan penyakit, juga untuk peningkatan daya tahan tubuh, serta
pengembalian kesegaran yang pada akhirnya meningkatkan kesehatan masyarakat (3).
Jenis tanaman obat, pada umumnya lebih banyak tumbuh sebagai tanaman liar, akan
tetapi pada saat ini tanaman obat banyak ditanam di kebun dan dilahan pekarangan. Oleh
karena itu bibit tanaman obat banyak dibutuhkan oleh masyarakat untuk ditanam di lahan
pekarangan (3).
Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang kadang kala sulit untuk
dibedakan satu dengan yang lain. Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan
menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi
masalah kesehatan (4). Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada hakekatnya adalah
tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan pekarangan yang dikelola oleh keluarga.
Ditanam dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan tradisional yang
dapat dibuat sendiri (3).

1
2

Tanaman lidah buaya tumbuh dengan baik di daerah kering maupun daerah dingin.
Tanaman ini banyak dijumpai di daerah Afrika, Asia, dan Amerika. Lidah buaya tidak
membutuhkan banyak air dalam proses tumbuhnya, karena termasuk dalam jenis CAM
(Crassulance Acid Metabolism) yang tahan kekeringan. Kandungan air dalam daun
tanaman cukup tinggi, karena jarang terjadi penguapan air dari tubuh tanaman. Terdapat
lebih dari 250 jenis lidah buaya. Tanaman ini sering dimanfaatkan sebagai penyubur
rambut, makanan olahan, pembersih tubuh, penstabil kadar kolesterol darah, pelembut
kulit karena memiliki kandungan antibiotik dan anti luka bakar. Jaringan lendir yang ada
di bagian tengah daun pada tanaman ini atau yang disebut juga gel lidah buaya digunakan
untuk berbagai kosmetik dan aplikasi medis. Pada bagian tepi daun menghasilkan lateks
pahit dan berwarna kuning (5).
Salah satu bahan alami yang dapat digunakan adalah tanaman Sereh (Cymbopogon
citratus). Berdasarkan penelitian Verawati (2013) menunjukkan bahwa terdapat
kandungan fitokimia pada tanaman sereh yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, saponin,
tanin, kuinon, dan terpenoid yang diperoleh dari ekstraksi simplisa akar, batang, dan daun
sereh. Sereh juga mengandung geraniol dan sitral yang berfungsi sebagai antibakteri yang
terdapat dalam minyak atsirinya. Kandungan flavonoid dalam sereh dapat berfungsi
sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks dengan protein
ekstraseluler (6).
Pada awal tahun 2020, virus Corona menyerang dunia, tidak terkecuali Indonesia.
Serangan ini menyebabkan kerugian di segala bidang, terutama di sektor ekonomi dan
kesehatan. Dalam upaya mencegah paparan virus, pemerintah telah mewajibkan seluruh
penduduk Indonesia melakukan 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak)
dan membatasi kegiatan di luar rumah. Dalam upaya menjaga kebersihan tangan, maka
kebutuhan akan sabun/hand sanitizer menjadi kebutuhan primer yang tidak bisa
diabaikan. Sabun dan hand sanitizer memiliki efektifitasnya masing-masing dalam
membunuh virus corona. Jika ditanya efektif mana antara sabun dengan hand sanitizer,
maka yang perlu ditekankan bahwa kedua bahan tersebut sama-sama memiliki komposisi
kimia yang dapat melemahkan bahkan membunuh virus Covid-19 (7).
Sebagai tanaman yang dapat ditemukan dengan mudah di alam Indonesia,
pemanfaatan ekstrak lidah buaya (aloe vera) sebagai bahan pembuat hand sanitizer ini
berfungsi sebagai pelembut kulit. Masyarakat juga dapat dengan mudah membuatnya di
rumah, sehingga tidak perlu bingung mencari atau membeli produk hand sanitizer di pusat
perbelanjaan (8).
3

B. Rumusan Masalah
1. Apakah masyarakat megetahui khasiat dan manfaat tanaman lidah buaya dan sereh
sebagai sanitizer?
2. Apakah masyarakat mengetahui cara budidaya tanaman lidah buaya dan sereh ?

C. Tujuan Kuliah Kerja Nyata


1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang tanaman obat keluarga salah
satu diantaranya pemanfaatan tanaman lidah buaya dan sereh sebagai .
2. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat cara budidaya tanaman lidah buaya dan
sereh.

D. Manfaat Kuliah Kerja Nyata


1. Untuk mahasiswa KKN, memperluas pengetahuan dan wawasan berfikir dalam
menerapkan ilmu yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain.
2. Untuk Intitusi Pendidikan sebagai masukan informasi bagi Program Studi Farmasi
Fakultas Farmasi Institut Sains dan Teknologi Al–Kamal mengenai budidaya dan
manfaat tanaman obat keluarga.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan
pekarangan yang dikelola keluarga, ditanam dalam rangka memenuhi keperluan keluarga
akan obat – obatan tradisional yang dapat dibuat sendiri. Adapun jenis tanaman obat
keluarga yaitu diantaranya jahe merah, sirih merah, kencur, kunyit, kemangi, lengkuas,
salam, sambiloto, daun dewa, sambung nyawa, katuk dan kumis kucing.(3) Pada
dasarnya obat yang berasal dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah
memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat. Salah
satu manfaat dari tanaman obat keluarga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan
tanaman obat kepada upaya – upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
a. Upaya preventif (pencegahan)
b. Upaya promotif (meningkatkan atau menjaga kesehatan)
c. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit).
B. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Sebagian besar ekstrak dibuat
dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya
dipekatkan dengan cara destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan utama obat
sesedikit mungkin terkena panas (9).
Berdasarkan sifatnya ekstrak dapat dibagi menjadi empat, yaitu ekstrak encer, ekstrak
kental, ekstrak kering, dan ekstrak cair. Ekstrak encer (Extractum tenue) merupakan
sediaan yang memiliki konsistensi seperti cairan madu yang mudah mengalir. Ekstrak
kental (Extractum spissum) merupakan sediaan kental yang apabila dalam keadaan dingin
dan kecil kemungkinan bisa dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai dengan 30%.
Ekstrak kering (Extractum siccum) merupakan sediaan yang memiliki konsistensi kering
dan mudah dihancurkan dengan tangan. Melalui penguapan dan pengeringan sisanya akan
terbentuk suatu produk, yang sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak lebih dari 5%.
Ekstrak cair (Extractum fluidum) merupakan sediaan dari simplisia nabati yang
mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai pelarut dan

4
5

pengawet. Jika tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi tiap ml ekstrak
mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat (9).

C. Deskrispi Tanaman
1. Klasifikasi Tanaman
a. Lidah Buaya (3)
1) Kingdom : Plantae
2) Infra Kingdom : Streptophyta
3) Sub Kingdom : Viridiplantae
4) Divisi : Tracheophyta
5) Super Divisi : Embryophyta
6) Sub Divisi : Spermatophytina
7) Kelas : Magnoliopsida
8) Ordo : Asparagales
9) Super Ordo : Lilianae
10) Famili : Xanthorrhoeaceae
11) Genus : Aloe L.
12) Spesies : Aloe vera L.
b. Sereh (3)
1) Kingdom : Plantae
2) Infra Kingdom : Streptophyta
3) Sub Kingdom : Viridiplantae
4) Divisi : Tracheophyta
5) Super Divisi : Embryophyta
6) Sub Divisi : Spermatophytina
7) Kelas : Lilianae
8) Ordo : Poales
9) Super Ordo : Lilianae
10) Famili : Poaceae
11) Genus : Cimbopogon spreng
12) Spesies : Cimbopogon Nardus L. Rendle

2. Morfologi Tanaman
6

a. Lidah Buaya
1) Akar
Tanaman lidah buaya memiliki akar yang menyebar pada batang di bagian
bawah tanaman. Akar tidak tumbuh ke bawah seperti akar tunjang, tetapi
akar lidah buaya tumbuh kesamping. Hal ini menyebabkan tanaman lidah
buaya dapat mudah roboh karena perakarannya yang tidak cukup kuat
menahan beban daun dan pelepah lidah buaya yang cukup berat. (3).
2) Batang
Batang lidah buaya tidak terlalu besar dan relatif pendek berukuran sekitar
10 cm. Batang lidah buaya dikelilingi daun-daun tebal dengan ujung-ujung
runcing mengarah ke atas (3).
3) Daun
Letak daun lidah buaya berhadap-hadapan dan mempunyai bentuk yang
sama. Daun lidah buaya tebal dan berbentuk roset dengan ujung yang
meruncing mengarah ke atas dan tepi daun yang memiliki duri (3).
4) Bunga
Bunga lidah buaya memiliki warna yang bervariasi, berada di ujung atas
pada tangkai yang keluar dari ketiak daun dan bercabang. Bunga pada
lidah
buaya mampu bertahan 1-2 minggu. Setelah itu, bunga akan mengalami
perontokan dan tangkai pada bunga akan mengering (3).
b. Sereh
1) Akar
Tanaman yang memiliki nama Latin Cimbopogon Nardus L. Rendle
tercipta dengan jenis akar serabut dengan impang yang pendek; akarnya
sendiri-pun tergolong cukup besar. Pada umumnya akar dari tanaman sereh
memiliki warna cokelat muda, akarnya mampu menjejak masuk ke dalam
tanah dengan jarak kurang lebih hingga satu setengah meter (3).
2) Batang
Batang serei memiliki struktur yang berongga dan lunak; batangnya
berumbi dan bergerombol. Seperti yang Anda tahu, batang dari sereh inilah
yang kerap dijadikan sebagai bahan dasar bumbu dapur. Karena, isi batang
tanaman sereh merupakan umbi itu sendiri (di posisi pucuk) yang
seringkali memiliki warna putih kekuningan (3).
7

3) Daun
Sekarang kita beranjak pada daun daripada tanaman sereh. Pada umumnya,
daun dari tanaman sereh tidak memiliki batang dan berwarna hijau. Hal
yang membuat daun tanaman ini agak sedikit berbeda dengan tanaman
lainnya adalah keluarnya sebuah aroma khas menyerupai buah citrus.
Daunnya berbentuk runcing, panjang, serta bertekstur kesat; bentuknya
hampir menyerupai sebuah pita yang terlihat semakin runcing ke ujungnya.
Tepian daripada daun sereh bertekstur tajam dan cukup kasar. Daun-daun
sereh akan menyebar rata pada seluruh batang dan tulang daunnya tersusun
rapi sejajar (3).
4) Bunga
Tanaman sereh jarang sekali memiliki bunga, andai kata tanaman ini
memiliki bunga, bunga yang muncul tidak menyerupai bunga pada
umumnya – yaitu bunga indah yang bermahkota. Namun, bunga dari
tanaman sereh lebih cenderung menyerupai bulir-bulir (3).
3. Syarat Tumbuh
a. Lidah Buaya
Tanaman lidah buaya berbatang pendek dan tersembunyi dalam tanah. Pada
bagian batang inilah muncul anakan yang bergerombol mengelilingi tanaman
induk. Anakan ini dapat digunakan sebagai bibit dengan cara memisahkan
induknya. Anakan yang layak dijadikan bibit berukuran kira-kira sebesar ibu jari,
dengan panjang antara 10 cm – 20 cm. Tiap batang induk dapat menghasilkan 5 –
8 batang yang berada di sekeliling tanaman. Apabila sudah muncul anakan sebesar
ibu jari dapat segera dipotong untuk dipindahkan pada tempat khusus, berupa
bedengan pesemaian maupun polybag. Pendederan (pembibitan) ini dilakukan
sampai akar tanaman kuat untuk dipindahkan ke lapangan. Lama pendederan bisa
mencapai 3 – 4 minggu (3).
Tanaman lidah buaya tidak mempunyai tajuk yang rimbun, sehingga
penanamannya dapat menggunakan jarak tanam yang rapat. Jarak tanam yang
sering digunakan adalah jarak tanam baris tunggal, yang memudahkan
pemeliharaan dan pemanenan. Jarak tanam yang digunakan secara secara baris
tunggal adalah 50 cm x 60 cm; 50 cm x 75 cm; atau 50 cm x 100 cm (3).

b. Sereh
8

Pertumbuhan tanaman sereh wangi dipengaruhi oleh kesuburan tanah, iklim dan
tinggi tempat diatas permukaan laut, dan tumbuh di berbagai tipe tanah baik
didataran rendah maupun daratan tinggi sampai dengan ketinggian 1.200 m dpl,
dengan ketinggian tempat optimum 250 m dpl. Untuk pertumbuhan daun yang
baik diperlukan iklim yang lembab, sehingga pada musim kemarau
pertumbuhannya menjadi agak lambat. Tanaman pelindung berpengaruh kurang
baik terhadap produksi daun dan kadar minyaknya. Secara umum sereh wangi
tumbuh baik pada tanah gembur sampai liat dengan pH 5,5 – 7,0. Dengan curah
hujan rata-rata 1.000 – 1.500 mm/tahun dengan bulan kering 4 - 6 bulan, produksi
daun menjadi turun tetapi rendemen dan mutu minyak meningkat (10).
4. Kandungan Kimia
a. Tanaman Lidah Buaya
Secara kimia, lidah buaya terdiri dari 90% air, 4% karbohidrat dan sisanya terdiri
atas mineral dan 17 macam asam amino yaitu Histidin 48.61, Asam glutamat
41.68, Prolina 38.18, Serina 36.54, Asam aspartat 36.23, Phenil alanina 35.98,
Glisina 33.62, Alanina 31.29, Tirosina 26.63, Methionina 26.54, Lisina 26.38,
Sistina 23.8, Valina 21.57, Treonina 21.45, Isoleusina 15.79, Arginia 10.28 dan
Leusina 5.21 (11).
b. Tanaman Sereh
Kandungan kimia yang terdapat di dalam tanaman sereh antara lain pada daun
sereh dapur mengandung 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang terdiri dari sitral,
sitronelol (66-85%), ߙ-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, ߚ-felandren, psimen, limonen,
cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-4-ol, ߙterpineol, geraniol, farnesol,
metil heptenon, n-desialdehida, dipenten, metil heptenon, bornilasetat, geranilformat,
terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil asetat, dan ߚ-kariofilen oksida (12).
5. Manfaat dan Kegunaan
a. Tanaman Lidah Buaya
Berdasarkan hasil penelitian, tanaman lidah buaya diketahui mempunyai banyak
manfaat dan khasiat, seperti antiinflamasi, anti jamur, antibakteri, dan regenerasi
sel. Di samping itu, berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita
diabetes, mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi kekebalan tubuh terhadap
kanker. Manfaat lain dari lidah buaya yaitu sebagai shampo untuk membersihkan
kulit kepala, melembabkan kulit, menghitamkan rambut, dan menghindari
9

kerontokan rambut; Gel atau lendir lidah buaya bila diminum dapat melegakan
tenggorokan, mengurangi batuk, dan melonggarkan tenggorokan; Bersifat
antelmintik, artinya meluruhkan atau mengeluarkan cacing; dan sebagai bahan
kosmetik (11).
b. Tanaman Sereh
Sereh (Cymbopogon nardus L) biasanya digunakan sebagai bumbu dapur untuk
mengharumkan makanan. Selain itu, sereh bermanfaat sebagai anti radang,
menghilangkan rasa sakit dan melancarkan sirkulasi darah. Manfaat lain yaitu
untuk meredakan sakit kepala, otot, batuk, nyeri lambung, haid tidak teratur dan
bengkak setelah melahirkan. Akar tanaman sereh digunakan sebagai peluruh air
seni, peluruh keringat, peluruh dahak, bahan untuk kumur, dan penghangat badan.
Sedangkan minyak sereh banyak digunakan sebagai bahan pewangi sabun, spray,
disinfektan, dan bahan pengkilap. Sereh wangi mengandung saponin, flavonoid,
polifenol, alkaloid, dan minyak atsiri. Saponin merupakan kelompok glikosida
yang tersusun oleh aglikon bukan gula yang berikatan dengan rantai gula. Sifat
antimikroba dari senyawa saponin disebabkan oleh kemampuan senyawa tersebut
berinteraksi dengan sterol pada membran sehingga menyebabkan kebocoran
protein dan enzim‐enzim tertentu (13).

D. Sanitizer dan Pemanfaatan Lidah Buaya dengan Ekstrak Sereh Sebagai Sanitizer
1. Handsanitizer
Handsanitizer atau biasa disebut dengan pembersih tangan instan merupakan
salah satu alternatif untuk kehidupan manusia selain mencuci tangan menggunakan
sabun sebagai bentuk kegiatan menghindarkan diri dari bakteri yang banyak
berkumpul di tangan. Tingginya aktivitas, maka kecenderungan untuk terkontaminasi
bakteri juga cukup tinggi. Oleh karena itu, cairan handsanitizer sangat berguna ketika
keterbatasan kegiatan cuci tangan dengan sabun atau deterjen. Saat ini, pembuatan
handsanitizer semakin meningkat dan kesadaran masyarakat akan produk ini cukup
besar seiring merebaknya virus corona (Covid19) mulai menjangkiti beberapa orang
di Indonesia. Salah satu langkah tepat adalah selalu menyediakan handsanitizer untuk
dibawa kemana-mana. Akan tetapi, harga yang sangat tinggi saat ini serta kelangkaan
akan bahan baku utama, maka sangat diperlukan upaya inovasi dalam
mengombinasikan bahan kimia dan bahan alam (herbal) sebagai sumber metabolit
10

sekunder meliputi golongan alkaloid, flavonoid,steroid, dan terpenoid yang tersebar


pada jaringan tumbuhan (8).

2. Manfaat Tanaman Lidah Buaya dan Sereh Sebagai Sanitizer


Lidah buaya (aloe vera), telah dikenal oleh masyarakat sebagai pelembab alami.
Selain itu, beberapa keunggulan dari lidah buaya yang dirangkum Wijaya (2013)
dalam penelitiannya yaitu daging dari tanaman lidah buaya mengandung saponin dan
flavonoid, di samping itu juga mengandung tanin dan polifenol. Saponin ini
mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk menyembuhkan
luka terbuka, sedangkan tanin dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi
luka karena mempunyai daya antiseptik dan obat luka bakar. Flavonoid dan polifenol
mempunyai aktivitas sebagai antiseptik. Dalam lidah buaya ini flavonoid berfungsi
sebagai antibakteri, antioksidan, dan dapat menghambat pendarahan pada kulit. Tanin
mempunyai daya antiseptik yaitu mencegah kerusakan yang disebabkan bakteri atau
jamur berfungsi sebagai astringen yang dapat menyebabkan penutupan pori-pori kulit,
menghentikan pendarahan yang ringan. Polifenol merupakan senyawa turunan fenol
yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Steroid sebagai anti inflamatory,
bersifat antiseptik dan penghilang rasa sakit (14).
Terdapat kandungan fitokimia pada tanaman sereh yaitu senyawa alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin, kuinon, dan terpenoid yang diperoleh dari ekstraksi simplisa
akar, batang, dan daun serai. Sereh juga mengandung geraniol dan sitral yang
berfungsi sebagai antibakteri yang terdapat dalam minyak atsirinya. 3 Kandungan
flavonoid dalam sereh dapat berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk
senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler (15).
E. Teknik Budidaya Tanaman
1. Persiapan Bibit
Tanaman lidah buaya berbatang pendek dan tersembunyi dalam tanah. Pada bagian
batang inilah muncul anakan yang bergerombol mengelilingi tanaman induk. Anakan
ini dapat digunakan sebagai bibit dengan cara memisahkan induknya. Anakan yang
layak dijadikan bibit berukuran kira-kira sebesar ibu jari, dengan panjang antara 10
cm – 20 cm. Tiap batang induk dapat menghasilkan 5 – 8 batang yang berada di
sekeliling tanaman.
11

Apabila sudah muncul anakan sebesar ibu jari dapat segera dipotong untuk
dipindahkan pada tempat khusus, berupa bedengan pesemaian maupun polybag.
Pendederan (pembibitan) ini dilakukan sampai akar tanaman kuat untuk dipindahkan
ke lapangan. Lama pendederan bisa mencapai 3 – 4 minggu (3).
2. Jarak Tanam
Tanaman lidah buaya tidak mempunyai tajuk yang rimbun, sehingga penanamannya
dapat menggunakan jarak tanam yang rapat. Jarak tanam yang sering digunakan
adalah jarak tanam baris tunggal, yang memudahkan pemeliharaan dan pemanenan.
Jarak tanam yang digunakan secara secara baris tunggal adalah 50 cm x 60 cm;
50 cm x 75 cm; atau 50 cm x 100 cm (3).
3. Penanaman
Tanaman lidah buaya dapat ditanam pada setiap musim, tetapi penanaman yang baik
dapat dilakukan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Pada musim
hujan kendalanya adalah tanaman lebih mudah terserang jamur, sedangkan pada
musim kering tanaman terancam mati karena kekeringan. Saat penanaman sebaiknya
dipilih pada pagi atau sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik untuk
mengurangi kelayuan.Apabila tidak ada hujan, tanaman baru harus disiram sampai
tanaman kuat (3).
4. Pemeliharaan
Pada umur 3 bulan tanaman sudah mulai tumbuh subur. Untuk memperkokoh
berdirinya tanaman, tanaman perlu dibumbun dengan cara menaikkan tanah di
sekitarnya dan dipadatkan ke sekitar batang tanaman. Pembumbunan biasanya juga
diiringi dengan kegiatan pengendalian gulma dan pemupukan susulan. Pada waktu
pembumbunan ini sekaligus juga dilaksanakan penyobekan tanaman yang sudah
menghasilkan anakan. Tanaman yang memiliki terlalu banyak anak pertumbuhannya
akan terhambat. Di samping itu, penyobekan juga berguna untuk memperoleh anakan
yang akan digunakan sebagai bibit (3).
Tanaman lidah buaya tidak memiliki daun yang rimbun sehingga tanah di sekitar
pertanaman terbuka. Hal ini mengundang banyak yang tumbuh secara liar. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengendalian gulma secara kontinu, yaitu pada saat gulma
nasih kecil. Pengendaliaan gulma dapat dilakukan dengan cara mencabut secara
manual dengan tangan, menggunakan alat cangkul atau koret, mendangir sambil
membumbun, atau menggunakan bahan kimia herbisida (3). Beberapa jenis gulma
yang merugikan adalah alang-alang (Imperata cylindrica) , rumput gerinting (Cynodon
12

dactylon), rumput teki (Cyperus rotundus), krokot (Portuaca spp.), kangkung


(Ipomorea sp.), dan lain-lain (3).

F. Panen
1. Panen Tanaman Lidah Buaya
Tanaman lidah buaya dimanfaatkan getah lendirnya atau gel daun yang telah
mengental. Oleh karena itu, pemungutan hasil dilakukan setelah produksi gelnya
tinggi. Hal ini ditandai dengan ukuran pelepah daun yang besar, ketebalan pelepah
daun sudah maksimal, dan daun berwarna hijau tetapi tidak tua. Bila daun telah tua
kandungan gelnya berkurang. Panen pertama dapat dilakukan setelah tanaman
berumur 8 – 10 bulan, dan ketebalan daun kira-kira 40 cm – 50 cm, dengan berat 300
g – 600 g. Hal ini tergantung kepada kesuburan tanaman dan media penanamnya.
Panen dapat dilakukan secara berkala 1 – 2 minggu sekali dengan cara memotong
pangkal daun yang dimulai dari pelepah daun bagian bawah. Tiap pelepah dapat
mencapai 300 g – 600 g berat basah, sedangkan populasi tanaman per ha dapat
mencapai 40.000 – 60.000 tanaman. Dengan demikian, 1 ha tanah dapat menghasilkan
12 ton – 36 ton berat basah (3).
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN KKN

A. Keterlibatan Dalam Pelaksanaan Kegiatan


Peserta KKN-ISTA Al-Kamal Kedoya Jakarta Barat tidak hanya bertugas untuk
menyelesaikan program kerja yang telah direncanakan sebelum waktu pelaksanaan,
dan harus melibatkan diri dalam kegiatan bermasyarakat dan pendidikan di gang
Swakarya Kecamatan Kembangan. Keterlibatan mahasiswa KKN dalam kegiatan
masyarakat diantaranya adalah:
1. Melakukan pertemuan dengan Supervisor
Kegiatan perkenalan dengan Supervisor atau pembimbing di lapangan yang
dilaksanakan pada tanggal 15 September 20121 di Gang Swakarya Kecamatan
Kembangan yang diikuti oleh seluruh peserta KKN dan dosen pembimbing dari
kampus ISTA Al-Kamal Kedoya Jakarta Barat
2. Melakukan Sosialisasi dengan beberapa masyarakat di tempat KKN
Kegiatan Sosialisasi dengan beberapa masyarakat Gang Swakarya Kecamatan
Kembangan tentang manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dibimbing oleh
Supervisor atau pembimbing di lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 20
September 20121 di Gang Swakarya Kecamatan Kembangan yang diikuti oleh
seluruh peserta KKN dan dosen pembimbing dari kampus ISTA Al-Kamal
Kedoya Jakarta Barat
3. Melakukan Workshop Pembuatan Jamu dari Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
bersama warga
Kegiatan Workshop dengan masyarakat Gang Swakarya Kecamatan Kembangan
tentang pembuatan jamu dari Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dibimbing oleh
Supervisor atau pembimbing di lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 29
September 20121 di Gang Swakarya Kecamatan Kembangan yang diikuti oleh
seluruh peserta KKN dan dosen pembimbing dari kampus ISTA Al-Kamal
Kedoya Jakarta Barat
4. Penyerahan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) untuk masyarakat Kecamatan
Kembangan
Kegiatan penyerahan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dari kampus ISTA Al-
Kamal Kedoya Jakarta Barat yang diwakili oleh seluruh peserta KKN dan

13
14

dibimbing oleh Supervisor atau pembimbing di lapangan yang dilaksanakan


pada tanggal 06 Oktober 20121 untuk masyarakat Gang Swakarya Kecamatan
Kembangan.
B. Hasil Kegiatan
Pada program KKN ini, saya mencoba melakukan penyuluhan tentang budidaya dan
pemanfaatan tanaman lidah buaya dan sereh sebagai sanitizer. Kegiatan ini meliputi
pemaparan manfaat dari tanaman lidah buaya dan sereh, cara budidaya yang baik
dan tepat Tanaman Obat Keluarga (TOGA) khususnya lidah buaya dan sereh, serta
manfaat yang bisa kita ambil dari segi ekonomi. Peserta Kegiatan ini adalah seluruh
warga Gang Swakarya Kecamatan Kembangan ang memang mulai
membudidayakan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di lingkungan tempat tinggal
mereka. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 15 September, dimulai dengan
perkenalan dan bersosialiasi dengan lingkungan sekitar. Kegiatan Selanjutnya
dilaksanakan pada tanggal 20 September 2021 dengan materi pemaparan manfaat
dari Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan dilanjutkan dengan workshop pembuatan
jamu dari Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada tanggal 29 september 2021.
Hambatan yang ditemui ketika workshop adalah keterbatasan masyarakat yang bisa
menghadiri workshop dikarenakan social distancing dalam hal menanggulangi
pandemi Covid-19. Peralatan yang kami bawa adalah kompor gas, panci,
spatula/sendok, dan simplisia sebagai bahan jamu.
Selama workshop pembuatan jamu, masyarakat sangat antusias mendengarkan
penjelasan dari kami, beberapa diantaranya bertanya dalam sesi tanya jawab.
Sebagian besar bertanya manfaat dari jamu dan apa efek sampingnya ketika
digunakan terus menerus. Di akhir workshop kami memberikan cinderamata bagi
beberapa masyarakat yang sudah mengikuti workshop. Dan di akhir kegiatan
tanggal 06 Oktober 2021 rangkaian acara ditutup dengan penyerahan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA) dari kampus ISTA Al-Kamal Kedoya Jakarta Barat untuk
masyarakat gang Swakarya Kecamatan Kembangan.
C. Potensi Pengembangan atau keberlanjutan
Masyarakat gang Swakarya Kecamatan Kembangan diharapkan dapat melestarikan
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dengan cara budidaya dan pemanfaatan dari segi
kandungan isi atau segi ekonomi. Karena dilihat dari keberagaman masyarakat yang
15

tinggal disana, ini merupakan ajang yang bagus untuk memulai konsep “back to
nature”.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada kegiatan KKN Institut Sains Al-kamal Jakarta Barat pada tanggal 15
September 2021 hingga 06 Oktober 2021 di Gang Swakarya Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat dapat disimpulkan berjalan dengan baik, karena dalam
pelaksaaan KKN ini disambut dengan sangat baik oleh warga masyarakat gang
Swakarya Kecamatan Kembangan, sehingga setiap kegiatan program kerja utama
maupun individu mendapat feed back yang baik dari masyarakat. Untuk kegiatan
individu penulis mengambil tema pembuatan sanitizer dengan bahan lidah buaya
dan ekstrak sereh, penyuluhan tentang manfaat dari lidah buaya dan sereh serta cara
membuat ekstrak sereh juga mendapatkan sambutan yang sangat baik dari para
masyarakat.
B. Saran
Diharapkan agar kegiatan ini dapat tetap terlaksana di waktu-waktu yang akan
datang supaya pemanfaatan bahan alam di negeri yang kaya ini bisa mendapat hasil
yang maksimal.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

1. Freddy A. RELEVANSI KEGIATAN KULIAH KERJA NYATA


MAHASISWA DENGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN
2018 DI DESA KEMIRI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN
GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Skripsi UAD.
2020; h. 12–26.
2. OKTRI PERMATA LANI. OPINI MAHASISWA TERHADAP
PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KUKERTA) DI UNIVERSITAS
RIAU. Ilmu Komun Hub Masy. 2014;h. 5–24.
3. Bebet N, Mindarti S. Buku Saku Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Isbn 978-
979-3595-49-8. 2015;1–24(09):h. 52–4.
4. Harjono Y, Yusmaini H, Bahar M. Counselings the Utilization of Medicinal
Plants and Planting of Medicinal Plants in Kampung Mekar Bakti. JPM Ruwa
Jurai. 2017;3:h. 16–21.
5. Boudreau, M.D. & Beland F. An Evaluation of The Biological and Toxicological
Properties of Aloe Barbadensis (Miller), Aloe Vera. J Environ Sci Heal.
2016;24(1):h. 103-154.
6. Verawati, A. & dkk. Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak Etanol Serai Bumbu
(Andropogon citratus D.C) dan Uji Efektivitas Repelen terhadap Nyamuk Aedes
aegypti. J Sains dan Mat. 2013;21(1):h. 20-24.
7. Harjowinangun MD, Lusiana RA, Widodo DS, Suyanti L. Edukasi Pembuatan
Hand Sanitizer Berbasis Lidah Buaya pada. Jpkm Tabikpun. 2020;1(1):h. 47–54.
8. Suparsa I, … AM-… MPC-19, 2020 undefined. Edukasi Cara Pembuatan
Handsanitizer Dari Lidah Buaya. E-JournalUnmasAcId [Internet]. 2020;
Available from:
https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/ProsidingCovid-19/article/view/1986
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Permenkes RI no.5 Tahun 2014.
2014. h. 441-448.
10. Zainal, Daswir, I. Kusuma, M. Ramadhan dan DA. Pengembangan Agribisnis
Serai-wangi Berwawasan Konservasi di kota Sawahlunto, Sumatera Barat. In:
Lap Akhir Kerjasama PuslitbangbunPemkot Sawahlunto. 2014. p. h. 24-26.
11. Marhaeni LS. Potensi Lidah Buaya (Aloe vera Linn) Sebagai Obat Dan Sumber
Pangan. AGRISIA-Jurnal Ilmu-Ilmu Pertan. 2020;13(1):h. 32–9.
12. Rusli, S., Sumangat, D., dan Sumirat I. Pengaruh Lama Pelayuan dan Lama
Penyulingan terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Pada Penyulingan Serai
Dapu. 1979. h. 30.
13. Retno Atun Khasanah E. Pemanfaatan Ekstrak Sereh (Chymbopogon Nardus
L.)Sebagai Alternatif Anti Bakteri Staphylococcusepidermidis Pada Deodoran
Parfume Spray. Pelita - J Penelit Mhs UNY. 2011;0(1):1–9.
14. Wijaya RA. Formulasi Krim Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai Alternatif
Penyembuh Luka Bakar. Skripsi. 2013;
15. CIPTININGTYAS KENSI ANGGREINI. PEMANFAATAN DAUN SERAI
SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN HAND SANITIZER DALAM BENTUK
GEL DENGAN PENAMBAHAN ALKOHOL DAN TRIKLOSAN. Skripsi Univ
Muhammadiyah Surakarta [Internet]. 2018;10(1):h. 1-12. Available from:
http://dx.doi.org/10.1053/j.gastro.2014.05.023%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.gie.2018.04.013%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
18

29451164%0Ahttp://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?
artid=PMC5838726%250Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.gie.2013.07.022%250
19

LAMPIRAN 1. FOTO-FOTO KEGIATAN


20

No Tanda Tangan
Aktivitas Hari/Tanggal
. Pembimbing
Melakukan Pertemuan dengan Supervisor
1 KKN di Lapangan
15 September 2021
21

Melakukan Sosialisai dengan Beberapa


2 Masyarakat di Tempat KKN
20 September 2021

Melakukan Workshop Pembuatan Jamu dari


3 Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Bersama 29 September 2021
Warga

Penyerahan Tanaman Obat Keluarga


4 (TOGA) Untuk Masyarakat Kecamatan 06 Oktober 2021
Kembangan

Anda mungkin juga menyukai