MINUMAN FUNGSIONAL
OLEH :
GLADYS ANDILOLO
45 18 032 008
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022
i
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
MINUMAN FUNGSIONAL
Oleh :
GLADYS ANDILOLO
45 18 032 008
Skripsi Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Gelar
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2022
i
PERNYATAAN KEORISINILAN SKIRPSI
tulis, seluruh ide yang ada dalam skripsi ini, kecuali yang saya nyatakan
sebagai kutipan, merupakan ide yang saya susun sendiri. Selain itu, tidak
ada bagian dari skripsi ini yang telah saya gunakan sebelumnya untuk
Gladys Andilolo
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
salah satu syarat wajib dalam menyelesaikan mata kuliah pada prodi
besarnya kepada :
hingga selesai.
3. Dr. Hj. Fatmawati, S.TP., M.Pd selaku ketua Progam Studi Teknologi
4. Dr. Ir. H. Abdul Khalik M.Si selaku Wakil Dekan I dan selaku dosen
penguji.
5. Kedua orang tua Surya Dharmawati dan Jonos Kadang, adik-adik serta
keluarga besar yang selalu memberi doa, dan kasih sayang kepada
penulis.
iv
6. Kepada ibu Wahyuni, S.T dan Khaerunisa S.TP, M.TP untuk ilmu dan
Azhariyah Syarif, Adinda andriani, Rizka Putri, dan Apner Kristian yang
mengerjakan skripsi.
satu per satu, yang telah tulus dan ikhlas membantu penulis selama
oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi
Penulis
v
Gladys Andilolo 4518032008 “Karakteristik Teh Celup Herbal
Sebagai Minuman Fungsional” dibimbing oleh Suriana Laga dan Andi
Tenri Fitriyah
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
vii
2.3 Cengkeh (Syzygiumaromaticum L).............................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
salah satunya teh celup herbal dari berbagai macam rempah-rempah. Teh
daun kering, biji, kayu, buah, bunga dan tanaman lain yang memiliki
hari dan tetap menjaga kesehatan tubuh. Teh celup herbal yang dibuat
1
dari jahe merah, serai, dan cengkeh diharapkan dapat meningkatkan cita
berbagai penyakit, mutu produk dapat terjaga, mudah larut, praktis, dan
radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh. Jahe mengandung anti-
2
inflamasi dan anti-oksidan yang dapat memperkuat kekebalan tubuh
(Sinartani, 2020).
penyakit degeneratif yang dipicu karena reaksi oksidasi dalam tubuh yang
hewan lalu menular ke manusia dan terjadi pertama kali di kota Wuhan,
yang lebih serius, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
3
diprediksi melalui droplet dan kontak langsung dengan virus yang
mengetahui :
menghemat produk.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
yakni jahe merah, jahe gajah, dan jahe emprit. Aroma yang kuat serta cita
rasa pedas pada jahe merah yang membedakannya dari jenis jahe
lainnya, hal ini dikarenakan kandungan minyak atsiri yang dimiliki oleh
5
Rimpang jahe merah memiliki bobot sekitar 0,5-0,7 kg/rumpun.
kuning kemerahan, memiliki serat yang kasar, rasa pedas dan aroma yang
sangat tajam kandungan minyak atsiri paling tinggi yang cocok untuk
Perbedaan pada jahe merah dengan jahe gajah ataupun jahe kecil
yakni, berwarna merah sampai jingga muda. Serat agak kasar, aroma
yang tajam, dan rasanya sangat pedas. Panjang akar 17,03 - 24,06 cm,
diameter akar 5,36 - 5,46 mm, panjang rimpang 12,33 - 12,60 cm, tinggi
rimpang 5,86 - 7,03 cm, dan berat rimpang 0,29 - 1,17 kg. Jahe merah
48,23 cm.
(volatile oil) dan minyak yang tidak menguap (non volatile oil), serta pati.
Minyak atsiri sendiri (volatile oil) yang pada umumnya berwarna kuning
dan agak kental pemberi bau khas. Sedangkan komponen minyak yang
tidak menguap ialah oleoresin (non volatile oil) memberi rasa pahit dan
pedas dimana kandungan ini paling banyak ditemui dalam jahe merah
umur panen jahe tersebut, jahe yang di panen dalam umur yang muda
makan kandungan minyak atsirinya tinggi dan jika jahe yang dipanen tua
6
maka kandungan minyak atsirinya rendah. Minyak atsiri jahe hanya
Minyak atsiri diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari bubuk jahe
kering (Bustan dkk., 2010). Minyak atsiri jahe yang paling dominan adalah
umur panen tua maka kandungan oleoresin maka akan semakin terasa
pahit dan pedas (Mayuni., 2006). Oleoresin bersifat tidak stabil terhadap
kadar pedas jahe bisa menurun agar ektrak jahe mempunyai daya
7
Kandungan minyak atsiri dan oleoresin terdapat paling banyak
lemak, protein, pati, serat kasar, abu (mineral), asam organik, oleoresin,
lebih kecil adalah shogaol dan gingerol yang telah teridentifikasi sebagai
8
Tabel 2. Manfaat farmakologi jahe merah
No. Jenis zat aktif Efek farmakologi
1. Limonene Menghambat jamur Candid albicans,
antikholinesterase, obat flu.
2. 1,8 cineolene Mengatasi ejakulasi dini prematur, anestetik
antikholinesterase, merangsang aktifitas
saraf pusat, merangsang ereksi,
merangsang keluarnya keringat, dan
penguat hepar.
3. Alpha-linolenic acid Anti pendarahan diluar haid, merangsang
kekebalan tubuh, merangsang produksi
getah bening.
4. Chlorogenik acid (seluruh Mencegah proses penuaan, merangsang
bagian tanaman) regenerasi kulit.
9
2.1. Serai Dapur (Cymbopogon Citratus)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
citratus) adalah salah satu bahan yang biasa digunakan pada makanan
dan minuman di Asia. Serai juga tanaman herba dari daerah beriklim
10
pelepah umbi pada pucuk yang berwarna putih kekuningan. Namun ada
Terdapat dua jenis serai yang sering kita jumpai yakni serai dapur
daun dan batang sereh adalah geranial, neral, limonen, geraniol dan b-
mirsen. Minyak atsiri dari dalam sereh juga memiliki aktivitas antioksidan
sebesar 89% dan 78.89%, yang juga dapat menurunkan kadar glukosa
essential oil pada batang serai sangat tinggi dengan daya hambat yang
efektif sebesar 89% dan 89,63%. Sedangkan pada daun serai sedikit lebih
dan 79,26%
11
Serai dapur banyak mengandung nutrisi, mineral, fitokimia, serta
4. Geraniolasetat 3-8
5. Sitronelilasetat 2-4
6. L-Limoene 2-5
7. Elemol&Seskwiterpene lain 2-5
8. Elemene&Cadinene 2-5
Sumber : Guenther (2006)
12
obesitas, anti-hipertensi, serta aromanya mampu mengatasi kecemasan
sehingga ekstrak yang dimiliki pada serai berpotensi besar sebagai zat
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Spesies : Syzygiumaromaticum L.
13
2.2.2. Morfologi Cengkeh Cengkeh (Syzygiumaromaticum L)
menjaga kekabalan tubuh (Dewi & Riyandari, 2020; Kumala & Indriani,
pembangunan yang turut serta dalam pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan.
14
yakni (81,20%), trans-β-kariofilen (3,92%), α-humulene (0,45%),
trimetoksiasetofenon (0,53%).
pucat, kental layaknya minyak, sifatnya mudah larut dalam pelarut organik
serta sedikit larut dalam air. Berat molekul pada Eugenol 164,20 serta titik
teh herbal daun nangka dan rempah maka semakin meningkat pula
kapasitas antioksidannya.
mempunyai khasiat seperti mengobati sakit gigi, rasa mulas sewaktu haid,
15
juga dipercaya mampu mencegah aktivitas mikroba dalam suatu pangan
2.3. Pengeringan
16
atsiri, pro-vitamin A, zat-zat antioksidan, dan lain-lain yang dikandungnya.
Pada penelitian Irfan dkk (2017) bahan dengan kadar serat yang tinggi,
diolah dengan persentase tertentu sesuai jenis teh dan karakteristik bahan
akan berpengaruh pada penurunan nilai gizi dan perubahan warna produk
maka produk yang dihasilkan basah dan lengket serta berbau busuk
(Winarno, 2004).
aktivitas antioksidan yang paling kuat karena jumlah senyawa fenolik 5.2-,
1.1-, dan 2,4 yang lebih tinggi dibandingkan dengan jahe segar dan jahe
dan ketebalan irisan optimum menghasilkan nilai aktual kadar air 9-10%
bb, kadar abu 3,513%. (Desak Agung, dkk., (2021) dan Devi 2021)
17
Menurut Shadri, dkk (2018) lama dan suhu pengeringan
berpengaruh sangat nyata pada kadar air dan kadar abu bubuk serai
tingginya kadar abu sehingga suhu terbaik dalam pengeringan pada suhu
pangan yang berbentuk serbuk, mudah larut dalam air, serta penyajiannya
sinesis saja, kini teh dari rempah-rempah menjadi inovasi baru (Inti, 2008).
Teh herbal yang dibuat dari kombinasi daun kering, biji, kayu, buah, bunga
berikut :
18
Tabel 3. Syarat Mutu Teh kering Menurut BSN-2012
19
sehingga kesehatan dapat terganggu. Teh celup herbal disajikan dalam
2.5. Antioksidan
oksidasi molekul lain atau menetralisir radikal bebas (Fajriah dkk, 2007).
sel-sel sehat.
warna dan aroma, serta kerusakan fisik lain yang diakibatkan oleh reaksi
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Makassar (UNM) .
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yakni Jahe merah, Serai,
21
P4 = Jahe Merah 50% : Serai 30% : Cengkeh 20%
sebagai berikut :
60mesh.
9. Analisis kadar air dan kadar abu pada teh celup herbal.
22
3.4. Parameter Pengamatan
uji proksimat dengan menganalisis kadar air, kadar abu dan kandungan
antioksidan. Serta uji sensori berupa rasa, warna, dan tekstur tehadap teh
dikeringkan dalam oven pada suhu 100 − 105°C selama 30 menit atau
pada suhu 100- 105°C sampai tercapai berat tetap (selisih 0,102 ms) (8-
ditimbag (B2). kadar air dinyatakan sebagai % (b/b), dihitung sampai dua
𝐵1 −𝐵2
Kadar air % = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Keterangan :
B1 = Bobot Cuplikan
23
dikarenakan komponen organik akan terurai menjadi gas karbondioksida
ke dalam tanur pada suhu 100°C selama 2 jam lalu timbang sebagai
dengan teliti yang dinyatakan sebagai bobot awal lalu dimasukan kedalam
kali sampai diperoleh bobot tetap sebagai bobot akhir. Kadar abu dihitung
dengan rumus :
𝑊1 − 𝑊2 𝑋 100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟𝐴𝑏𝑢 % =
𝑊1 − 𝑊0
Keterangan :
24
Skor yang digunakan adalah 5 (sangat suka), 4 (suka), 3 ( agak
Yij = + Ʈi + ij
Keterangan:
: Rataan umum
25
Jahe Merah dan Serai Cengkeh 1000 gr
1000 gr
Sortasi Sortasi
Pengupasan
Pemotongan
Penghalusan
menggunakan blender
Pengayakan 60 mesh
Pengayakan
menggunakan 60 mesh
Penimbangan
Pencampuran
Bubuk Jahe Merah (30%, 40%, 50%) :
Bubuk Serai (50%, 40%, 30%)
: Cengkeh (20%)
Homogenisasi (Pencampuran)
26
BAB IV
perbandingan Jahe Merah dengan serai (20% : 60% ; 30% : 50% ; 40% :
Jahe Merah 20% : Serai 60% : Cengkeh 20% menghasilkan rasa yang
amat pahit dan perlakuan perbandingan (Jahe Merah 60% : Serai 20% :
Cengkeh 20%), (Jahe Merah 40% : Serai 40% : Cengkeh 20%) (Jahe
27
4.1.1. Kadar Air
Kadar air yakni sifat kimia dalam suatu bahan yang menentukan
banyaknya kandungan air dalam suatu bahan, Kadar air dapat dinyatakan
berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
penampakan, tekstur, serta cita rasa dalam bahan pangan. Kadar air
yang tinggi juga salah satu penyebab bahan mudah rusak sehingga bahan
Rata-rata kadar air teh celup herbal yang dihasilkan pada penelitian
ini berkisar antara 6,36%-6,78% dari berat kering. Kadar air terendah
sebanyak 6,36% dan kadar air tertinggi diperoleh 6,76% (Gambar 6).
Apabila dibandingkan dengan kadar air teh kering yang ditetapkan oleh
Badan Standar Nasional Indonesia (BSN) yaitu maksimum 8%, kadar air
teh celup herbal yang dihasilkan dalam penelitian ini sesuai dengan
dengan serai berpengaruh nyata terhadap kadar air teh celup herbal
bahwa perlakuan ( Jahe Merah 30% : Serai 50% : Cengkeh 20%) berbeda
nyata dengan (Jahe Merah 50% : Serai 30% : Cengkeh 20%) tetapi tidak
28
Cengkeh 20%). Perbandingan (Jahe Merah 40%: Serai 40% : Cengkeh
20%) berbeda nyata dengan perbandingan ( Jahe Merah 50% : Serai 30%
6.8 6.76
6.68
6.7
6.6
Kadar Air (%)
6.5
6.4 6.36
6.3
6.2
6.1
P1 P2 P3
Perbandingan Jahe Merah dan Serai (%)
Keterangan :
P1 = Jahe Merah 30% : Serai 50%
P2 = Jahe Merah 40% : Serai 40%
P3 = Jahe Merah 50% : Serai 30%
Gambar 6. Pengaruh Perbandingan Jahe Merah dan Serai Terhadap
Kadar Air Teh Celup Herbal
jahe merah semakin meningkatnya kadar air, hal ini diduga disebabkan
oleh kandungan kadar air pada jahe merah yang cukup tinggi. Hal ini
29
penambahan ginger kering (zingiber officinale) terhadap mutu dan daya
terima teh herbal daun Afrika Selatan (vernonia amygdalina) yakni adanya
penambahan jahe kering, maka kadar air teh herbal daun Afrika Selatan
yang dihasilkan semakin tinggi dengan adar air teh herbal daun Afrika
pada macam bahan. Nilai kadar abu pada suatu bahan disebabkan
sebanyak 14,96%, dan kadar abu tertinggi sebesar 15,11% (Gambar 7).
Apabila dibandingkan dengan kadar abu teh kering yang ditetapkan oleh
Badan Standar Nasional Indonesia (BSN) yaitu maksimum 8%, kadar abu
teh celup herbal yang dihasilkan dalam penelitian ini tidak sesuai dengan
dengan serai tidak berpengaruh nyata terhadap kadar abu teh celup
Hasil nilai rata-rata kadar abu pada teh celup herbal tersaji pada
Gambar 7.
30
15.15
15,11
15.1
15,05
Kadar Abu (%)
15.05
15
14,96
14.95
14.9
14.85
P1 p2 p3
Perbandingan Jahe dan Serai (%)
Keterangan :
P1 = Jahe Merah 30% : Serai 50%
P2 = Jahe Merah 40% : Serai 40%
P3 = Jahe Merah 50% : Seriai 30%
perbandingan jahe merah mempengaruhi tingginya kadar abu, hal ini juga
semakin banyak kandungan pati jahe merah maka akan semakin tinggi
kimiawi, dimana dalam pati jahe merah yang mengandung mineral yang
jahe antara lain kalsium, zat besi, dan fosfor (Florida dkk., 2012).
semakin tinggi diduga karena air pada bahan yang sudah berkurang
31
4.5. Uji Organoleptik
parameter peneliaian pada produk teh herbal yaitu pada warna, aroma,
citarasa tanpa gula, dan citarasa dengan penambahan gula. Pada uji ini
4.5.1. Warna
panelis (Winarno, 1992). warna teh yang baik dan normal yaitu berwarna
terhadap warna teh celup herbal berkisar antara 3,21-3,64 (Gambar 10).
Serai 40% : Cengkeh 20% dengan skor tertinggi 3,64 (suka) sebanyak 14
panelis.
32
20%) berbeda nyata dengan perbandingan (Jahe Merah 40% : Serai 40%
30% : Serai 50% : Cengkeh 20%) dan perbandingan (Jahe Merah 50% :
(Jahe Merah 30% : Serai 50% : Cengkeh 20%) dan perbandingan (Jahe
3.7 3.64
3.6
3.5 3.43
3.4
Warna
3.3
3,21
3.2
3.1
3
P1 P2 P3
Perbandingan Jahe Merah dan Serai (%)
Keterangan :
P1 = Jahe Merah 30% : Serai 50%
P2 = Jahe Merah 40% : Serai 40%
P3 = Jahe Merah 50% : Serai 30%
mempengaruhi kesukaan warna pada produk teh celup herbal, hal ini
33
diduga karena adanya pengaruh lama waktu dan suhu pengeringan pada
4.1.1 Aroma
dari produk tersebut. Selain itu dianggap penting, karena dapat dijadikan
bahan pangan itu sendiri atau bisa juga disebabkan adanya interaksi
terhadap aroma teh celup herbal berkisar antara 3,58-3,72 (Gambar 9).
Jahe Merah 40% : Serai 40% : Cengkeh 20% dengan skor 3,72 (sangat
perbandingan (Jahe Merah 30% : Serai 50% : Cengkeh 20%) dengan skor
serai tidak berpengaruh nyata terhadap aroma teh celup herbal sehingga
34
Hasil rata-rata penilaian panelis pada uji kesukaan aroma tersaji
3.75
3.72
3.7
3.65
Aroma
3,60
3.6 3,58
3.55
3.5
P1 P2 P3
Perbandingan Jahe Merah dan Serai %
Keterangan :
P1 = Jahe Merah 30% : Serai 50%
P2 = Jahe Merah 40% : Serai 40%
P3 = Jahe Merah 50% : Serai 30%
itu jahe juga memiliki kandungan minyak atsiri dengan komponenn utama
pengaruh aroma.
35
4.1.2 Citarasa
menjadi 4 kriteria utama yaitu: asin, asam, manis, dan pahit. Umumnya
bahan pangan tidak hanya terdiri dari satu rasa saja tetapi merupakan
(Gambar 10). Skor penilaian tertinggi 3,06 (agak suka) pada perbandingan
Jahe Merah 40% : Serai 40% : Cengkeh 20% sebanyak 14 panelis dan
skor penilaian terendah 2,05 (tidak suka) pada sampel (Jahe Merah 30% :
serai berpengaruh sangat nyata terhadap citarasa tanpa gula teh celup
20%) berbeda nyata dengan perbandingan (Jahe Merah 40% : Serai 40%
(Jahe Merah 40% : Serai 40% : Cengkeh 20%) berbeda nyata dengan
36
perlakuan perbandingan (Jahe Merah 30% : Serai 50% : Cengkeh 20%)
dan perbandingan (Jahe Merah 50% : Serai 30% : Cengkeh 20%). Pada
3.5
3.06
3
2.52
2.5 2.27
Citarasa
1.5
0.5
0
P1 P2 P3
Perbandingan Jahe Merah dan Serai (%)
rasa pada serai agak pahit (Sangi, 2011., Arsendy dkk., 2018).
37
Sedangkan pada perlakuan perbandingan jahe yang tinggi rasa
yang dihasilkan semakin tidak enak dan terasa pedas diduga disebabkan
oleh banyaknya pati jahe merah (Hargono dkk., 2013). Selain itu
38
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
teh celup herbal diperoleh perbandingan terbaik Jahe Merah 40% : Serai
40% : Cengkeh 20% yang berbeda nyata terhadap kadar air, warna, dan
citarasa dengan dan tidak berbeda nyata tehadap kadar abu dan aroma.
memperoleh kadar air sebanyak 6,68%, kadar abu 15,05% dan nilai
kesukaan pada warna 3,64 (suka), aroma 3,72 (suka), dan Citarasa 3,06
(agak suka).
5.2. Saran
perbandingan pada jahe merah dan serai serta melakukan uji lebih
39
DAFTAR PUSTAKA
BSN-SNI No. 3836. 2012. Syarat Mutu Teh Kering dalam Kemasan.
Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
40
Hargono., Pradita, F, dan Aulia, M. P. 2013. Pemisahan Gingerol dari
Rimpang Jahe Segar Melalui Proses Ekstraksi Secara Batch.
Jurnal ISSN 0216-7395. 9(2) : 16-21
Hapsoh & Hasanah, Y., 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah.
Medan: USU Press.
Li, X, Geng, M, Peng, Y., Meng L & Lu, S. (2020). Molecular imme
phatogenenesis and diagnosis of COVID-19. Jurnal of
parametycal analysis
41
Mao, Q.Q.,Yu, X., Cao, Shi-Yu., Gan, R.Y., Corke, H., Beta, T., Bin , L.
2019. , Bioactive Compounds and Bioactivities of Ginger
(Zingiberofficinale Roscoe). J. Foods. Review. MDPI. 8(185):2-21
Nisa, Marifa. 2020. Formulasi dan Uji Antioksidan Emulgel Minyak Atsiri
Bunga Cengkeh Menggunakan Metode (1,1 –difenil-2-
pikrilhidrazil) DPPH. Skripsi tidak diterbitkan, Malang: Universitas
Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Nizhar, U.M. 2012. Optimum Sari Buah Lemon (Citrus limon) Sebagai
Bahan Penggumpal Pembuatan Keju Cottage. Skripsi. Fakultas
Peternakan. Universitas Hassanuddin.
Ramadan, M.M., Ali, M.M., Ghanem, K.Z., and El-Ghorabe, A.H. (2015).
Essential oils from Egyptian aromatic plants as antioxidant and
novel anticancer agents in human cancer cell lines.
Grasasyaceites, International Journal of Faits and Oils, Instituto de
la Grasa. Volume 66, Nomor 2.
42
Sari, A. N. (2016). Berbagai Tanaman Rempah sebagai Sumber
Antioksidan Alami. Journal of Islamic Science and Technology,
2(2), 203–212.
Septiana B.K. & Deny Utomo 2020. Kualitas Minuman Serbuk InstanSereh
(CymbopogonCitratus) Dengan Metode Foam Mat Drying . Jurnal
Teknologi Pangan. Vol. 11(1). Universitas YudhartaPasuruan.
Shan, B., Cai, Y.Z., Sun, M & Corke, H. 2005. Antioxidant Capacity of 26
Spice Extracts and Characterization of Their Phenolic
Constituents. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 53(20),
7749¯ 7759.
43
Winarti, C., &Nurdjannah, N. (2005). Peluang Tanaman Rempah dan Obat
sebagai Sumber Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian,
24(2), 47– 55.
44
LAMPIRAN
45
Lampiran 1. Rekapitulasi Analisis Laboratorium dan Uji Organoleptik
Penelitian Teh Celup Herbal.
Parameter Penilaian Perlakuan
P1 P2 P3
Keterangan :
46
Lampiran 2. Hasil Analisis Kadar Air Teh Celup Herbal
Perlakuan Ulangan % Rata-rata (%)
1 2 3
P1 (30:50:20) 6,71 6,86 6,5 6,76
Anova
Kadar_Air
Sum of Df Mean F Sig.
squares squares
Between Groups .266 2 .133 6.311 .033
Within Groups .126 6 .021
Total .392 8
Lower Upper
Bound Bound
6.7567 .08963 .05175 6.5340 6.9793 6.70 6.86
P1 3
6.6800 .20075 .11590 6.1813 7.1787 6.54 6.91
P2 3
6.3600 .12166 .07024 6.0578 6.6622 6.28 6.50
P3 3
6.5989 .22133 .07378 6.4288 6.7690 6.28 6.91
Total 9
47
c. Hasil Analisis Beda Nyata Terkecil (BNT)
Multiple Comparisons
48
Lampiran 3. Hasil Analisis Kadar Abu Teh Celup Herbal
Perlakuan Ulangan % Rata-rata %
1 2 3
P1 15,041 15,0122 14,837 14,96
P2 14,93878 14,8919 15,347 15,06
P3 14,9220053 15,029 15,37 15,11
Anova
Kadar Abu
Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Between .032 2 .016 .372 .704
Groups
Within .261 6 .043
Groups
Total .293 8
Descriptives
kadar_abu
N Mean Std. Std. 95% Confidence Minimu Maximu
Deviati Error Interval for Mean m m
on Lower Upper
Bound Bound
P1 3 14.9638 .11062 .06387 14.6890 15.2386 14.84 15.04
P2 3 15.0592 .25030 .14451 14.4375 15.6810 14.89 15.35
P3 3 15.1082 .23567 .13607 14.5227 15.6936 14.92 15.37
Total 9 15.0437 .19144 .06381 14.8966 15.1909 14.84 15.37
49
c. Hasil Analisis Beda Nyata Terkecil (BNT)
Multiple Comparisons
LSD
(I) (J) Mean Std. Sig. 95% Confidence Interval
Perlakuan Perlakuan Difference Error Lower Upper
(I-J) Bound Bound
P1 P2 -.09541 .17025 .595 -.5120 .3212
P3 -.14433 .17025 .429 -.5609 .2723
P2 P1 .09541 .17025 .595 -.3212 .5120
P3 -.04891 .17025 .784 -.4655 .3677
P3 P1 .14433 .17025 .429 -.2723 .5609
P2 .04891 .17025 .784 -.3677 .4655
50
Lampiran 4. Hasil Skor penilaian Warna Teh Celup Herbal
WARNA
PERLAKUAN RATA-RATA
1 2 3
P1 3,24 3,24 3,16 3,21
P2 3,68 3,64 3,6 3,64
P3 3,43 3,43 3,43 3,43
51
c. Hasil Analisis Uji Lanjutaan Beda Nyata (BNT)
Multiple Comparisons
52
Lampiran 5. Hasil Skor Penilaian Aroma Teh Celup Herbal
AROMA
PERLAKUAN RATA-RATA
Q1 Q2 Q3
P1 3,64 3,6 3,52 3,58
P2 3,76 3,72 3,68 3,72
P3 3,73 3,52 3,56 3,60
Anova
Aroma
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Between Groups .032 2 .016 2.674 .148
Within Groups .036 6 .006
Total .067 8
Descriptives
Aroma
N Mean Std. Std. 95% Confidence Minimum Maximum
Deviation Error Interval for Mean
Lower Upper
Bound Bound
P1 3 3.5867 .06110 .03528 3.4349 3.7384 3.52 3.64
P2 3 3.7200 .04000 .02309 3.6206 3.8194 3.68 3.76
P3 3 3.6033 .11150 .06438 3.3263 3.8803 3.52 3.73
Total 9 3.6367 .09165 .03055 3.5662 3.7071 3.52 3.76
53
c. Hasil Analisis Beda Nyata Terkeceil (BNT)
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Aroma
LSD
(I) (J) Mean Std. Sig. 95% Confidence
Perlakuan Perlakuan Difference Error Interval
(I-J) Lower Upper
Bound Bound
P1 P2 -.13333 .06283 .078 -.2871 .0204
P3 -.01667 .06283 .800 -.1704 .1371
P2 P1 .13333 .06283 .078 -.0204 .2871
P3 .11667 .06283 .113 -.0371 .2704
P3 P1 .01667 .06283 .800 -.1371 .1704
P2 -.11667 .06283 .113 -.2704 .0371
54
Lampiran 6. Hasil Skor Penilaian Panelis Terhadap Citarasa Teh
Celup Herbal
PERLAKUAN CITARASA TANPA GULA RATA-RATA
1 2 3
P1 2,64 2,52 2,4 2,52
P2 3,16 3 3,04 3,066666667
P3 2,34 2,26 2,21 2,27
Anova
Sum of df Mean F Sig.
Squares Squar
Citarasa Tanpa
e
Gula Between 1.613 2 .807 18.668 .003
Groups
Within Groups .259 6 .043
Total 1.873 8
DESCRIPTIVES
55
c. Hasil Analisis Beda Nyata Terkecil (BNT)
56
Lampiran 7. Format Penilaian Organoleptik
Format Uji Organoleptik
UJI KESUKAAN
Nama Panelis :
Tanggal Pengujian :
Kriteria Uji :
Sampel Gula
P1.1
P1.2
P1.3
P2.1
P2.2
P2.3
P3.1
P3.2
57
P3.3
58
Tabel 2. Perlakuan P2 = Jahe Merah 40% : Serai 40% : Cengkeh 20%
Citarasa dengan
Citarasa tanpa Penambahan
Nama Panelis Warna Aroma gula Guls
P2.1 P2.2 P2.3 P2.1 P2.2 P2.3 P2.1 P2.2 P2.3 P2.1 P2.2 P2.3
Sefnice 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3
Puri Irene 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 3 3
Muh. Fadil F. 4 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3
Anggi Erpilla 5 5 5 4 4 4 2 2 3 4 4 4
Dwi Angraeni 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2
Maria Beatrix 5 5 5 4 4 4 3 2 2 4 4 4
Adinda 4 4 4 5 5 5 5 5 5 2 2 3
Riska Putri 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3
Nurnavilia Y. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5
Mersiana P. 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5
Rindi Antika 5 5 5 4 4 4 2 2 2 4 4 4
Shakiah S.S 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
Erdin 4 4 4 5 5 5 3 3 3 5 5 5
Nurfadilah 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
Dwi Resky 4 4 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5
Candra R. 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3
Putri Nabila 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3
Yustin R. 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
Lutfhi 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2
A. Tri Zalsa 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Ardi 4 4 4 3 3 3 5 5 5 5 5 5
Alvian 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5
Dirsa 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
Akbar 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
Putri Islan 4 4 4 5 5 5 3 3 3 4 4 4
RATA-RATA 3,68 3,64 3,6 3,76 3,72 3,68 3,16 3 3,04 3,68 3,64 3,68
59
c. Tabel 3. Perlakuan P3 Jahe Merah 50% : Serai 30% : Cengkeh 20%
60
LAMPIRAN 9
DOKUMENTASI PEMBUATAN TEH CELUP HERBAL
61
Gambar 4. Pengirisan Serai dan Jahe Merah
62
Gambar 9. Penghalusan Bahan
63
Gambar 12. Penimbangan
64