Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PEMASARAN TANAMAN HIAS ANGGREK JENIS


DENDROBIUM “LOMBOK ORCHID” DI REMBIGA, KOTA
MATARAM

NAMA : YOAN JULIAN HARIANSYAH


NIM : C1G116134
PRODI : AGRIBISNIS REGULER SORE
LOKASI : LOMBOK ORCHID, REMBIGA

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Judul : Pemasaran Tanaman Hias Anggrek Jenis Dendrobium


“Lombok Orchid”
Lokasi : Jalan Dakota, Rembiga, Kota Mataram
Periode Pelaksanaan : September-November 2019
Nama : Yoan Julian Hariansyah
NIM : C1G116134
Program Studi : Agribisnis Reguler Sore
Laporan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini telah ditelaah dan
dinilai sebagai satu kesatuan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
pada Lombok Orchid, Rembiga, Kota Mataram.

Menyetujui,

Pembimbing PKL Pembimbing Lapangan

(Dr. Ir. Halil, MBA) (Indah Trisnawati)


NIP 19601231 198603 1 027
Ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan
S1 Agribisnis Reguler Sore

(Dr.Ir. Abdullah Usman,M.Agr,Sc)


NIP. 19610927 1988031 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di Lombok Orchid tepat waktu. Praktek Kerja Lapangan
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang studi Strata Satu (S1)
pada Program Studi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
Terlaksananya PKL dan penyusunan laporan ini tidak lepas dari peran dari
berbagai pihak. Tidak lupa pula Penyusun menyampaikan Terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Bambang Dipokusumo, M.Si selaku Ketua Prodi
Agribisnis Reguler Sore Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
2. Bapak Dr. Ir. Halil, MBA selaku Dosen Pembimbing sampai penulisan
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini selesai.
3. Bapak Pujiyanto dan Ibu Indah Trisnawati beserta keluarga dan selaku
pekerja di Lombok Orchid yang sudah menerima, membimbing,
mendidik dan membantu kegiatan PKL.
4. Serta semua pihak yang telah membantu penulis selama proses Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran pembaca
yang bermanfaat masih sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi ssemua pihak yang
membacanya.

Mataram, Desember 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ......................................................................................1
1.2. Tujuan PKL...........................................................................................2
1.3.Manfaat PKL..........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian Pemasaran.............................................................................3
2.2.Deskripsi Umum Tanaman Anggrek......................................................3
2.2.1. Klasifikasi Tanaman Anggrek Dendrobium sp.............................4
2.2.2. Morfologi Tanaman Anggrek Dendrobium...................................5
2.2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Anggrek Dendrobium..........................7
2.3.Pentingnya Pemasaran............................................................................9
2.4.Aliran Produk dan Saluran Pemasaran.................................................10
2.4.1. Ekualisasi.....................................................................................10
2.4.2. Saluran Pemasaran.......................................................................10
BAB III URAIAN SINGKAT PELAKSANAAN PKL
3.1.Sejarah Singkat Lombok Orchid..........................................................11
3.2 Ruang Lingkup.....................................................................................12
3.2.1.Aset Usaha....................................................................................12
BAB IV RENCANA KEGIATAN
BAB V RENCANA KEGIATAN
5.1. Waktu dan Lokasi PKL........................................................................16
5.2. Jenis Kegiatan.......................................................................................16
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Pemasaran.............................................................................................18
6.2. Saluran Pemasaran..................................................................................... 19
6.2.1.Pedagang Tanaman Hias...............................................................19
6.2.2.Event Organizer............................................................................19
6.2.3.Pesanan Langsung Konsumen......................................................20
6.3. Margin Pemasaran...................................................................................... 20
6.4. Efisiensi Pemasaran................................................................................... 20
BAB VII PENUTUP
7.1. Kesimpulan...........................................................................................22
7.2.Saran............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................23
LAMPIRAN.....................................................................................................24

iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jenis Peralatan Selama Merawat Anggrek Dendrobium ......................12
Tabel 3.2 Peralatan Yang di Jual oleh Lombok Orchid........................................12
Tabel 3.3 Jenis Tanaman Anggrek yang Dijual....................................................14
Tabel 4.1 Rencana Kegiatan PKL Lombok Orchid..............................................15
Tabel 6.1 Harga Tanaman Hias Anggrek Dendrobium.........................................18

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1. Struktur Organisasi................................................................................14
Gambar 6.3. Struktur Saluran Pemasaran..................................................................18

vi
DAFTAR LAMPIRAN

vii
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman hias adalah jenis tanaman tertentu baik yang berasal dari tanaman daun atau
tanaman bunga yang dapat ditata untuk memperindah lingkungan sehingga suasana menjadi
lbebih artistic dan menarik. Tanaman hias daun ataupun tanaman hias bunga berasal dari alam
terbuka (Sudarmono, 1997). Menurut Krisnawati (1991), Tanaman hias merupakan tanaman
yang mempunyai keindahan dan daya tarik tertentu serta memberikan kesejukan, keceriaan,
kenyamanan dan ketenangan bagi yang memandang atau yang berada pada sekitarnya.
Perhatian masyarakat pada tanaman hias semakin meningkat bila dibandingkan dengan
beberaoa tahun lalu. Minat masyarakat untuk membudidayakan tanaman hias secara
komersial juga meningkatnya permintaan pasar. Hal ini dibuktikan dari peningkatan luas area
dan jumlah petani tanaman hias diberbagai daerah sentra. Peningkatan jumlah tersebut perlu
diimbangi dengan pembinaan, agar peningkatan luas area dan petanu dapat memberikan
keuntungan maksimal tanpa merusak lingkungan sistem produksi dan pangsa pasar.
Anggrek termasuk dalam family Orchidaceae. Dalam bahasa Yunani, kata “Orchid”
berasal dari Orchis yang berarti testicle atau buah zakar. Pada zaman dahulu, anggrek biasa
diidentikkan dengan keberadaan pria, baik warna, bentuk, bahkan strukturnya. Anggrek juga
melambangkan kesuburan dan kejantanan. Mereka beranggapan jika mengonsumsi anggrek
muda, seorang bisa memilki anak laki-laki dan jika mengonsumsi anggrek tua melahirkan
anak perempuan (Parnata, 2007). Family anggrek merupakan salah satu kelompok terbesar
diantara tumbuhan lainnya di dunia. Anggrek termasuk keluarga besar dari kelompok
(subdivisi) tanaman berbunga atau berbiji tertutup (angiospermae), kelas tanaman berbiji
tunggal (monocotyledon), ordo orchidales, dan family orchidaceae (anggrek-anggrekan).
Family ini dapat dibagi menjadi lima subfamily, 16 tribe (suku), dan 28 subtribe (subsuku).
Menurut para ahli,di dunia ada 50.000 jenis spesies anggrek alam yang terhimpun dalam
1.200 genus (Induk atau jenis marga). Diantara jenis-jenis anggrek tersebut, ada yang terbagi
lagi menjadi beberapa subspecies atau lebih dikenal dengan nama varietas (Parnata, 2007).
Menurut Kamemoto, et al. (1999), Dendrobium antenatum memiliki bunga yang kecil
dan ukuran bunganya dibawah 2,5 cm. D. antenatum jenis anggrek yang mempunyai bunga
melengkung pada mahkota yang berwarna hijau hingga kuning kehijauan dan berwarna putih

1
pada kelopaknya. Sedangkan anggrek Dendrobium goldii merupakan jenis anggrek
Dendrobium yang sangat banyak variasinya. Warna bunga yang memiliki oleh jenis D. goldii
yaitu putih, kuning pucat, keeemasan, merah tua, dan ungu. Panjang tangkai bunganya bisa
mencapai 30-70 cm dan memiliki banyak bunga berukuran kecil.
Permintaan akan komoditas anggrek relative terus meningkat. Akan tetapi, belum banyak
pelaku bisnis yang mengusahakan tanaman anggrek untuk memenuhi permintaan tersebut.
Salah satu perusahaan pertanian yang jeli melihat peluang ini adalah Lombok Orchid yang
berada di Jalan Dkota, Kecamatan Selaparang, Kota Mtaram. Perusahaan ini fokus pada
kegiatan pemasaran dan budidaya anggrek sejak tahun 2009.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1. Bagaimana saluran pemasaran anggrek Dendrobium di Lombok Orchid?
2. Apa saja kendala dalam proses pemasaran anggrek Dendrobium di Lombok Orchid?
3. Apa saja ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia usaha
terutama dalam hal memasarkan suatu produk usaha tani?
1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Adapun Tujuan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1. Mengetahui saluran pemasaran anggrek Dendrobium di Lombok Orchid
2. Mengetahui kendala dalam proses pemasaran anggrek Dendrobium di Lombok
Orchid.
3. Menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam dunia usaha terutama dalam
hal memasarkan suatu produk usaha tani.
1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan
1. Mempelajari teknik budidaya tanaman anggrek mulai dari penyiapanmedia tanam,
penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama hingga panen.
2. Menerapkan pola pemasaran dalam usaha agribisnis anggrek di Lombok Orchid.
3. Menumbuhkan keinginan berwirausaha pada diri mahasiswa PKL.
4. Mendapatkan wawasan bagaimana merintis suatu usaha terutama dibidang pertanian.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemasaran


Sebagian orang yang menganggap pemasaran sama dengan penjualan atau periklanan,
padahal periklanan dan penjualan hanyalah bagian dari pemasaran. Pemasaran perlu dipahami
dalam arti yang lebih luas, yaitu suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu
dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan
pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Pemasaran merupakan faktor
yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mengembangkan, melanjutkan, dan
mempertahankan usahanya. Pemasaran meliputi segala kegiatan perusahaan yang saling
berhubungan mulai proses input, proses, dan output. Asosiasi pemasaran Amerika
menawarkan defenisi formal; Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi atau seperangkat
proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan
dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para
pemilik sahamnya (Kotler, 2006).
Menurut Fandy Tjiptono dalam Damanik (2014), pemasaran merupakan fungsi yang
memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya
memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Pemasaran bertujuan untuk
menarik pembeli dalam mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, pemasaran
memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi. Jadi pemasaran adalah bagaimana
memuaskan kebutuhan pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan pelanggan dengan
baik, mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior dan menetapkan harga,
mendistribusikan dan mempromosikan produknya dengan efektif, produk-produk tersebut
akan terjual dengan mudah.
2.2. Deskripsi Umum Tanaman Anggrek
Dendrobium berasal dari kata “dendro” yang berarti pohon, dan “bios” yang berarti
hidup. Anggrek ini merupakan salah satu jenis anggrek yang paling populer. Baik dikalangan
penghobi maupun pengusaha pembesaran anggrek. Para pengusaha anggrek biasanya
memulai usahanya dengan menanam anggrek ini, karena paling mudah memperolehnya dan

3
mudah untuk menanamnya, anggrek Dendrobium merupakan salah satu genus anggrek yang
terbesar yang terdapat pada dunia ini (Dhian Aziz, 2007).
Anggrek Dendrobium tumbuh menyebar di Asia selatan, India dan Sri langka. Anggrek
Dendrobium di Asia timur hanya dibudidayakan oleh masyarakat Jepang, Taiwan dan Korea.
Anggrek Dendrobium di Asia tenggara menjadi andalan Thailand, Indonesia dan Filipina.
Sebarannya lalu meluas ke Selandia baru dan Tahiti. Dendrobium kebanyakan tumbuh liar di
daerah tropis seperti asia dan dalam jumlah yang terbatas di temukan di selatan Amerika
serikat dan bekas jajahan inggris (Trubus, 2005).
Dendrobium adalah salah satu marga anggrek epifit yang biasa digunakan sebagai
tanaman hias ruang atau taman. Bunganya sangat bervariasi dan indah. Dendrobium relatif
mudah dipelihara dan berbunga. Pola pertumbuhan anggrek Dendrobium bertipe simpodial,
artinya memiliki pertumbuhan ujung batang terbatas. Batang ini tumbuh terus dan akan
berhenti setelah mencapai batas maksimum. Pertumbuhan ini akan dilanjutkan oleh anakan
baru yang tumbuh di sampingnya. Pada anggrek simpodial ini terdapat penghubung yang
disebut rhizoma atau batang di bawah tanah. Dari rhizoma ini akan keluar tunas anakan baru.
Di antara rhizoma dan daun ada semacam umbi yang disebut Pseudobulb (umbi palsu).
Ukuran maupun bentuk Pseudobulb bervariasi. Anggrek Dendrobium membutuhkan sinar
matahari sedang sampai tinggi, tergantung dari jenis Dendrobium. Apabila suhu terlalu tinggi
dapat dibantu dengan pengkabutan dengan penggunaan semprotan untuk menghindari
penguapan yang lebih besar.
2.2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Dendrobium sp
Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan
sangat bervariasi. Famili ini terdiri dari 800 genus dan tidak kurang dari 25.000
spesies (Gunawan, 2006). Salah satu genus yang mempunyai posisi sangat tinggi
dalam kultur dan industri bunga potong di Indonesia adalah anggrek Dendrobium
(Gunadi, 1985 dalam Pohan, 2005). Menurut Dressler dan Dodson (2000) dalam
Widiastoety dkk. (2010) klasifikasi anggrek Dendrobium adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae

4
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Dendrobium
Dendrobium merupakan salah satu spesies anggrek yang banyak ditemui
Indonesia yang jumlahnya diperkirakan mencapai 275 spesies (Gandawidjaya dan
Sastrapradja 1980).
2.2.2 Morfologi Tanaman Anggrek Dendrobium
2.2.2.1. Bunga dan Bagian – Bagiannya
Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki keragaman warna dan
bentuk bunga . meski demikian anggrek memiliki struktur bunga yang sama dan khas.
Bunga anggrek terdiri dari: Kelopak (sepal), Mahkota (petal), Lidah (Labelum), Bakal
buah, dibentuk oleh penyatuan putik dan benangsari. Sepal yang dimiliki anggrek
terdiri atas tiga helai dan di sela-sela sepal terdapat dua helai petal. Sedangkan labelum
atau lidah bunga merupakan modifikasi dari petal.
2.2.2.2 Buah
Bentuk buah anggrek berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Buah anggrek
merupakan lentera atau capsular yang memiliki 6 rusuk. Tiga di antaranya merupakan
rusuk sejati dan yang tiga lainnya adalah tempat melekatnya dua tepi daun buah yang
berlainan. Di tempat bersatunya tepi daun buah tadi dalam satu buah anggrek sebesar
kelingking terdapat ratusan ribu bahkan jutaan biji anggrek yang sangat lembut dalam
ukuran yang sangat kecil. Biji anggrek tidak memiliki endosperm sebagai cadangan
makanan, sehingga untuk perkecambahannya dibutuhkan nutrisi yang berfungsi untuk
membantu pertumbuhan biji. Perkecambahan di alam sangat sulit jika tanpa bantuan
fungi (Jamur) yang disebut mikoriza yang bersimbiosis dengan biji-biji anggrek
tersebut. Kondisi lingkungan yang sesuai, hifa atau benang dari mikoriza akan
menembus embrio anggrek melalui sel-sel suspensor. Kemudian fungi tersebut dicerna
sehingga terjadi pelepasan nutrisi sebagai bahan energi yang digunakan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan perkecambahan biji-biji anggrek. Buah anggrek
berbentuk seperti kapsul dan di dalamnya terdapat banyak biji dengan ukuran sangat
kecil. Endosperm tidak terdapat pada biji anggrek padahal endosperm berfungsi

5
sebagai cadangan makanan dan sangat berperan saat terjadi perkecambahan (Parnata,
2005).
2.2.2.3 Daun
Helaian daun anggrek berdaging berwarna hijau tua. Permukaan daun dilapisi
kutikula (lapisan lilin) yang dapat melindungi dari serangan hama dan penyakit.
Kedudukan daun tersusun secara berjajar berselingan. Daun anggrek memiliki ciri
khas bertulang daun sejajar, sedangkan bentuknya berbeda-beda, ada yang memanjang
dan ada yang membulat tergantung pada spesies. Tipe daun menunjukkan keadaan
habitat anggrek. Menurut pertumbuhan daunnya, anggrek digolongkan menjadi dua
yaitu :
1. Kelompok evergreen (tipe daun tetap segar / hijau), yaitu anggrek yang
helaian-helaian daun nya tidak gugur serentak.
2. Kelompok decidous (tipe gugur), yaitu semua helaian-helaian daun gugur dan
tanaman mengalami masa istirahat, kemudian diganti tempatnya dengan
munculnya bunga.
Batang dan daun anggrek mengandung klorofil, hal ini sangat membantunya
memaksimalkan penyerapan sinar matahari untuk fotosintesis dalam habitatnya di
hutan yang minim cahaya. Klorofil pada batang anggrek tidak mudah hilang atau
terdegradasi walaupun daun-daunnya telah gugur, oleh sebab itu anggrek juga
memiliki julukan evergreen.
2.2.2.4. Batang
Batang anggrek yang menebal merupakan batang semu yang dikenal dengan
istilah pseudobulb (pseudo=semu, bulb=batang yang menggembung), berfungsi
sebagai penyimpan air dan makanan untuk bertahan saat keadaan kering (Bose dan
Battcharjee, 1980). Batang Anggrek ada dua tipe yang dipengaruhi oleh titik
tumbuhnya, yaitu:
1. Monopodial
Anggrek tipe monopodial hanya memiliki satu batang dan satu titik tumbuh.
Batang utama terus tumbuh dan tidak terbatas panjangnya, bentuk batangnya ramping
dan tidak berumbi. Tangkai bunga akan keluar di antara dua ketiak daun. Anggrek
jenis ini dapat diperbanyak dengan cara stek batang dan biji. Kelompok anggrek

6
monopodial yaitu genus Aerides, Arachnis, Phalaenopsis, Renanthera, Aranthera,
Vanda dan lain-lain.
2. Simpodial
Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang memiliki batang utama yang
tersusun oleh ruas-ruas tahunan. Angrek tipe simpodial mempunyai batang yang
berumbi semu (Pseudobulb) yang juga berfungsi sebagai cadangan makanan. Masing-
masing ruas dimulai dengan daun sisik dan berakhir dengan setangkai perbungaan.
Pertumbuhan ujung-ujung batangnya terbatas, pertumbuhan batang akan terhenti bila
pertumbuhan ke atas telah maksimal. Batang utama baru muncul dari dasar batang
utama. Pada anggrek simpodial terdapat suatu penghubung dari tunas satu ke tunas
lainnya yang disebut rhizome. Anggrek jenis ini dapat diperbanyak dengan cara split,
pemisahan keiki, stek batang dan biji, Kelompok anggrek simpodial yaitu genus
Cattleya, Coelogyne, Dendrobium, Grammatophyllum, Oncidium dan lain-lain.
2.2.2.5. Akar
Akar anggrek berbentuk silindris dan berdaging, lunak, mudah patah dengan
ujung akar yang meruncing licin dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering akar akan
tampak berwarna putih keperak-perakan pada bagian luarnya dan hanya pada bagian
ujung akar saja yang berwarna hijau atau tampak agak keunguan. Akar yang telah tua
menjadi coklat dan kering, kemudian akan digantikan oleh akar yang baru . Akar pada
anggrek berfungsi untuk mengambil, menyerap, dan mengantarkan zat hara ke seluruh
bagian tanaman. Fungsi lain dari akar adalah menempelkan dirinya pada tempat atau
media tumbuh.Tanaman dikatakan sehat atau tidaknya dapat dilihat dari akarnya. Akar
udara terdapat lapisan velamen yang berongga dan berfungsi untuk menyerap air dan
udara. Akar ini juga dapat berfotosintesis karena megandung butiran hijau daun
(klorofil). Pada lapisan velamen terdapat Mycorhiza (myco = cendawan dan rhizome =
akar) atau cendawan yang hidup dalam akar tumbuhan. Mycorhiza hidup secara
simbiosis yaitu dengan memfiksasi.
2.2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Anggrek Dendrobium
2.2.3.1. Ketiggian Tempat
Anggrek Dendrobium sebenarnya memliki daya adaptasi tinggi dan dapat tumbuh
di daerah pada ketinggian tempat lebih dari 1000 mdpl. Dendrobium umumnya

7
menyukai daerah panas dari pada daerah dingin, tetapi beberapa jenis Dendrobium
hanya bisa tumbuh di daerah dingin misalnya Dendrobium nobile dan Dendrobium
cuthbertsonii. Lokasi yang paling baik untuk budidaya anggrek Dendrobium berada
pada ketinggian di bawah 400 mdpl. Perbedaan ketinggian tempat dapat
mempengaruhi terhadap agroklimatologi lingkungan seperti cahaya, kelembaban, dan
curah hujan.
2.2.3.2. Cahaya
Dendrobium bersifat epifit dengan cara tumbuh menumpang pada pohon lain
tanpa merugikan inangnya. Oleh karena itu, Dendrobium hanya membutuhkan
intensitas cahaya dan lama penyinaran terbatas. Besarnya intensitas cahaya yang
dibutuhkan sekitar 1500 – 3000 footcandle (fc). Sebagai perbandingan, saat matahari
terik di siang hari, kisaran intensitas cahaya matahari sekitar 7000 – 10000 fc. Oleh
karena itu, untuk mengatasi hal tersebut Dendrobium membutuhkan naungan untuk
mengurangi intensitas cahaya (Trubus, 2005). Di Indonesia untuk memperoleh
intensitas optimal dibutuhkan lama penyinaran 10 jam per hari. Lama penyinaran di
bawah itu masih bisa membuat anggrek berbunga, tetapi kurang maksimal. Energi
cahaya digunakan untuk pertumbuhan dan pembungaan, sehingga tanpa cahaya yang
cukup, tanaman tidak dapat mengakumulasi cukup cadangan energi untuk
pertumbuhan dan pembungaan. Para pembudidaya anggrek umumnya menggunakan
atau memasang jaring penaung (paranet) di atas lahan anggrek. Kerapatan berkisar
antara 55%-65% yang artinya cahaya matahari yang di terima anggrek 35%-45% dan
sisanya terhalang oleh jaring penaung .
2.2.3.3. Kelembaban
Kelembaban yang diinginkan anggrek Dendrobium berkisar antara 60%-85%
dengan kisaran itu maka penguapan yang terjadi pada siang hari bisa dicegah.
Sedangkan malam hari kelembaban tidak boleh melebihi 70% untuk menekan
tanaman terserang penyakit. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara, media tanaman
tidak boleh terlalu basah oleh karena itu hindari penyiraman menjelang malam. Saat
kelembaban tinggi dan suhu meningkat meupakan kondisi yang sangat disukai oleh
organisme pengganggu. Sebaliknya kelembaban dibawah 50% membuat udara
menjadi kering sehingga berdampak pada daun dan bulb kekurangan air. Hal tersebut

8
dapat di atasi dengan penyiraman tanaman dengan cara pengabutan. Anggrek
Dendrobium yang mempunyai unsur hara, suhu serta kelembaban sesuai dapat
berfotosintesis dan tumbuh optimal. Selain itu kelembaban juga mempengaruhi kadar
air dalam jaringan tanaman. Apabila kadar air terganggu, maka proses transformasi zat
hara dalam tanaman ikut terhambat, sehingga semuanya berdampak buruk pada proses
fotosintesis (Trubus, 2005).
2.2.3.4. Suhu
Suhu udara sangat mempengaruhi proses metabolisme tanaman. Suhu udara tinggi
memacu proses metabolisme dan suhu udara rendah memperlambat lajunya.
Pertumbuhan, Dendrobium memerlukan suhu udara rata-rata 25oC-27oC dengan suhu
udara minimum 21oC-23oC dan maksimum 31oC-34oC. Suhu siang sebaiknya 27oC-
32oC, dan suhu pada malam hari 21oC-24oC. Serupa dengan cara meningkatkan
kelembaban, kenaikan suhu di siang hari bisa ditekan dengan memanipulasi
pengkabutan dan penyiraman di lingkungan sekitar (Trubus, 2005).
2.2.3.5. Ketersediaan Air
Lokasi tepat budidaya anggrek Dendrobium harus memiliki ketersediaan air yang
cukup, hal tersebut merupakan syarat yang mutlak apalagi saat musim kemarau
datang. Dendrobium memang menyukai air tetapi tidak boleh berlebihan. Air
digunakan saat pertumbuhan vegetatif, tunas-tunas muda tumbuh dan sebelum
berbunga. Namun, keperluan air berkurang saat tangkai bunga tumbuh dan berkurang
pada periode muncul kuncup sampai mekar berbunga (Trubus, 2005).
2.2.3.6. Angin
Pertukaran udara yang baik, lancar, dan teratur sangat mendukung kesehatan
anggrek. Namun angin yang bertiup terlalu kencang dapat mematahkan tangkaitangkai
bunganya. Keaadan angin yang sesuai adalah angin yang bertiup sepoisepoi sehingga
menciptakan goyangan lembut pada daun dan tangkainya serta aman untuk bunganya.
2.3 Pentingnya Pemasaran
Pentingnya pemasaran dapat dijelaskan dari pernyataan Peter F. Drucker berikut
ini:
1. Dalam bisnis hanya ada dua fungsi penting, yaitu pemasaran dan inovasi. Di luar
itu semua adalah biaya.

9
2. Pemasaran pada negara-negara yang baru berkembang merupakan bagian paling
“terbelakang” perekonomian yang bersangkutan. Akibatnya, Negara-negara tersebut
tidak dapat menggunakan sumber-sumber mereka secara efektif.
3. Perkembangan sistem pemasaran pada negara-negara yang baru berkembandengan
sendirinya dapat mengubah keadaan ekonomi negara yang bersangkutan tanpa harus
melakukan perubahan dalam bidang produksi-distribusi produk- ataupun distribusi
pendapatan.
2.4 Aliran Produk dan Saluran Pemasaran
2.4.1 Ekualisasi
Ekualisasi adalah tindakan penyesuaian permintaan dan penawaran, berdasarkan
waktu, jumlah dan kualitas. Ekualisasi merupakaan proses dengan apa penawaran
produk-produk yang siap dijual, disesuaikan dengan permintaan. Sebagian besar
pemasaran tanaman hias disesuaikan dengan permintaan konsumen. Permintaan sering
mengalami fluktuasi maka aliran pemasaran langsung ke konsumen.pemilik lebih
memenuhi kebutuhan konsumen seperti tanaman hias anggrek jenis bulan serta
Dendrobium.
2.5 Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran adalah organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam
proses yang membuat produk dan jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau
dikonsumsi oleh konsumen perangkat ini yang menjadi alur lintas produk dari
produsen ke konsumen setelah diproduksi. Keputusan memilih saluran pemasaran
adalah salah satu yang menentukan keputusan pemasaran seperti dalam hal penetapan
harga produk (pricing) sangat ditentukan keputusan ini ketika perusahaan memilih
memasarkan di took terbatas, harganya pun tinggi karena ada nilai eksklusifitas.
Banyak produsen yang membuat suatu produk tidak menjual langsung produknya ke
konsumen akhir, pertimbangan biaya distribusi biasanya menjadi factor utama
perusahaan memilih mendistribusikan ke konsumen.
2.6 Pemasaran Anggrek Dendrobium di Indonesia
Prospek bisnis anggrek di Indonesia masih jauh dari permintaan pasar karena dari
segi produksi masih kurang. Bahkan, kebutuhan dalam negeri masih banyak yang
didatangkan dari luar negeri. Tanaman anggrek banyak dibeli untuk hiasan rumah,

10
baik oleh kolektor, pecinta, maupun pembeli biasa. Data statistik hortikultura terbaru
menunjukkan daerah konsumen terbesar anggrek, terutama anggrek potong adalah
DKI Jakarta. Daerah ini hampir menyerap 70% produksi anggrek nasional.
Selebihnya adalah kota-kota besar seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan
Medan. Di kota-kota besar tersebut anggrek potong sering dijadikan hiasan, terutama
untuk dekorasi atau hiasan rumah, hotel, tempat wisata,serta untuk ucapan
selamatpernikahan dan ulang tahun. Akan tetapi, Permintaan pasar DKI masih belum
dapat dipenuhi oleh produksi nasional. Permintaan konsumen DKI Jakarta yang
tidak dapat dipenuhi mencapai 30-45%(Parnata, 2007). Berdasarkan informasi pusat
data dan sistem informasi pertanian mengenai proyeksi penawaran anggrek di
Indonesia 2015-2019, menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan proyeksi
penawaran anggrek merupakan representasi dari fungsi produksi, namun terbatasnya
komoditas anggrek, maka perhitungan biaya produksi dilakukan dengan analisis deret
waktu (time series).

11
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan mulai tanggal
2019 berlokasi di Lombok Orchid, Jalan Dakota Kelurahan Rembiga, Kecamatan
Selaparang, Kota Mataram.
3.2 Metode
Tahapan kegiatan analisis pendapatan usaha tanaman hias anggrek yang dilakukan di
Lombok Orchid adalah sebagai berikut:
3.2.1 Sosialisasi
Pada tahap sosialisasi ini, sebelum di lakukan pelaksanaan praktek kerja
lapangan , pihak Lombok Orchid memberikan penjelasan, gambaran dan arahan secara
langsung tentang kegiatan, tata tertib serta peraturan yang akan dilakukan selama praktek
kerja lapangan
3.2.2 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mencari data sumber referensi terkait dengan
kegiatan praktek kerja lapangan dalam menyusun laporan akhir. Sumber referensi dapat
berasal dari buku, jurnal ilmiah, artikel maupun penelitian-penelitian sebelumnya yang
berkaitan dengan topik yang diangkat.
3.2.3 Pengamaatan
Prose pengamatan dilakukan dengan cara mengfamati secara langsung
bagaimana teknik budidaya yang dilakukan pekerja di lapangan dan ikut aktif kegiatan
pekerja di lapangan agar mengetahui secara langsung bagaimana teknik budidaya dan
merawat tanaman anggrek yang baik dan benar.
3.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Adapun rencana pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu
sebagai berikut pada tabel 2 :

12
Tabel 3. 1. Rincian Rencana Kegiatan PKL di Lombok Orchid

Bulan

No Kegiatan September Oktober Nopember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Konsultasi dan
penyetujuan tempat
1
PKL dengan dosen
pembimbing

2 Peninjauan lokasi

Pengarahan dari
3
pembimbing lapangan

Pelepasan mahasiswa
4
PKL

5 Pelaksanaan PKL

6 Penarikan PKL

Penyusunan laporan
7
PKL

BAB IV
KONDISI WILAYAH
4.1 Letak Geografis

13
Lombok orchid berlokasi di Orchid Jalan Dakota, Kelurahan Rembiga,
Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Letak Kota Mataram Secara geografis Kota
Mataram terletak pada ujung sebelah barat Pulau Lombok dan secara astronomis
terletak pada posisi 116o04’-116o10’ Bujur Timur, dan 08o33’-08o38’ Lintang
Selatan dengan panjang garis pantai 9 km, Secara topografis Kota Mataram
merupakan dataran rendah, sedang dan sisanya sebelah utara merupakan dataran
pegunungan dan perbukitan. Kota Mataram berada pada posisi 50 meter dibawah
permukaan laut (dpl) sehingga sebagain besar wilayahnya berupa hamparan datar.
` Ketinggian tanah bervareasi di kecamatan Cakranegara ketinggian tanah berkisar 25
meter, sementara di kecamatan Mataram sekitar 15 meter, dan di kecamatan
Ampenan sekitar 5 meter dari permukaan laut sehingga termasuk daerah pantai.
Bagian selatan Kota Mataram mempunyai topografi yang relatif rendah sehingga
pada musim penghujan sering tergenang air.
4.2 Kondisi Biofisik
4.3 Kondisi Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi di wilayah rembiga kota Mataram banyak diisi dengan
pedagang-pedagang diberbagai sector seperti makanan, perdagangan, dan pertanian.
Di sector pertanian, banyak pedagang-pedagang yang menjual berbagai macam
tanaman salah satunya tanaman hias.

BAB V
PROFIL KELOMPOK TANI

14
5.1 Sejarah Singkat Lombok Orchid
Lombok Orchid didirikan oleh pasangan suami istri Pujiyanto Surahman dan Indah
Trisnawati pada tahun 2009. Pada awalnya, agribisnis anggrek ini dimulai karena kegemaran
Pujiyanto Surahman dalam mengoleksi tanaman ias, terutama anggrek. Ia melihat, anggrek bisa
sangat menguntungkan tetapi belum banyak yang melihat peluang tersebut. Walaupun demikian,
ide bisnis anggrek tidak serta merta diterima oleh Indah Trisnawati. Alasan minim pengalaman
dan anak-anak yang masih kecil membuatnya ragu memulai usaha. Setelah sempat ragu, Lombok
Orchid pun dimulai dengan bentuk yang sangat sederhana dan tanpa perencanaan yang matang.
Outlet penjualan pertama Lombok Orchid adalah sebuah kios kecil di pinggir jalan di daerah
Cakranegara. Walaupun kecil, outlet ini mendapat respon yang sangat baik dari pasar saat itu.
Pada saat ini Indah mulai termotivasi untuk terus mengembangkan usahanya dengan
perencanaan dan pengelolaan yang lebih baik. Dengan semakin banyaknya permintaan pasar saat
itu, Lombok Orchid kemudian menyewa sebidang tanah sebagai gudang penyimpanan stok
bunga di daerah Ampenan. Setiap pagi stok bunga dari gudang akan dipindahkan ke kios bunga
untuk dijual dan dikembalikan pada sore harinya. Praktek ini berlangsung cukup lama hingga
kios di daerah Cakranegara harus digusur akibat adanya pekerjaan pelebaran jalan.
Outlet Lombok Orchid kemudian pindah ke Jalan Pendidikan sebelah utara Kampus
STIE AMM Mataram. Di sini bukan hanya anggrek yang dijual melainkan juga beberapa jenis
bung lain seperti krisan. Pada fase ini komitmen Indah pada usahanya terus diuji. Sempat
ditinggalkan karyawan, pelanggan dan investornya, Indah dan Pujiyanto harus memikirkan
jangka panjang untuk usahanya agar usahanya terus berjalan. Satu hal yang mereka sadari pada
fase ini adalah tidak seharusnya bunga hidup dijual di dalam ruko. Mereka pun mulai berpikir
untuk menyewa lahan dan mendirikan green house sendiri untuk mempermudah kegiatan
pemasarannya.
Pada tahun 2016, Lombok Orchid akhirnya menyewa lahan seluas 10 are di Jalan Dakota
Kelurahan Rembige Kota Mataram. Di lahan inilah, Indah dan Pujiyanto mendirikan green house
sebagai tempat pemeliharaan dan penjualan anggrek-anggreknya. Pengelolaan Lombok Orchid
juga ikut dibenahi. Indah secara aktif mengikuti banyak pelatihan bisnis yang diadakan oleh
Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian maupun pihak-pihak lain. Lombok Orchid kini
mempekerjakan lima orang pegawai dengan control pelayanan dan kualitas yang ketat. Lombok
Orchid hingga saat ini masih menjadi pemasok anggrek terbesar di Pulau Lombok.

15
5.2 Ruang Lingkup
5.2.1 Aset Usaha
5.2.1.1 Peralatan Usaha
Peralatan yang digunakan selama merawat anggrek dendrobium sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jebis peralatan selama merawat anggrek Dendrobium
NO Jenis Peralatan Jumlah Harga (Rp)
1. Pot Tanah Per buah 7.000-8.000
2. Arang Per bugkus 5.000
3. Semprotan 45.000
Tabel 3.2 Peralatan dan bahan yang dijual oleh Lombok Orchid
NO Jenis Peralatan Jumlah Harga (Rp)
1. Tray 25.000
2. Arang Per tas 5.000
3. Pot tanah Per buah 7.000-8.000
4. Pakis Per tas 5.000
Pakis gantung Per buah 5.000
5. Kawat gantung 5.000
6. Pot plastik 2.000-20.000
7. Semprotan 45.000
8. Pupuk
a) Pembungaan Per botol 5.000
b) Penyubur Per botol 25.000
c) B1 Per botol 15.000-35.000
d) Antonik Per botol 15.000
e) Pupuk daun Per botol 5.000
f) Pupuk bunga Per botol 5.000

5.2.1.2 Luas Lahan


Luas lahan yang dimiliki oleh Lombok Orchid adalah 10 are dan status lahan tersebut
adalah sewa seluas 10 are digunakan seluas 6 are.
5.2.1.3 Modal Usaha
Pada tahun 2009 modal usaha yang digunakan modal bersama, dan pada tahun 2010
modal usaha yang digunakan berbentuk modal pribadi sebesar Rp. 68.300.000.

16
5.2.1.4 Jenis Tanaman Hias
Tabel 5.3 Jenis Tanaman Anggrek yang dijual sebagai berikut
NO. Jenis Tanaman Hias Harga (Rp)
1. Anggrek bulan
a. Anggrek bulan superior 125.000
b. Anggrek bulan premium 115.000
c. Anggrek bulan standar 105.000
2. Anggrek Dendrobium 75.000-100.000
a. Bibit 25.000
3. Anggrek Vanda
a. Berbunga 225.000-250.000
b. Belum berbunga 200.000
4. Anggrek Catelya 100.000-200.000
5. Anggrek Oncydium 100.000-200.000
5.2.1.5 Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan, Lombok Orchid memiliki
direktur sekaligus sebagai bendahara, melakukan pengawasan terhadap kegiatan produksi,
manajemen dan pemasaran.

17
Direktur
Pujiyanto Surahman

Controlling
Indah Trisnawati

Operasional dan Penjualan Teknik


Subuhtiah Sri Hariadi

Perawatan Pembungaan Admin Stok


Cindy Yuniar Yuliana Marwita Galih Aditia Pratama

Gambar 3.1 Struktur Organisasi


5.3 Visi dan Misi Kelompok Tani
Visi :
Menjadi perusahaan anggrek terkemuka dan terpercaya yang unggul dalam
produk, sumberdaya dan layanan
Misi :
1. Menjadi agen pembangunan dan mitra bisnis anggrek di NTB
2. Menjadi sarana edukasi pertanian bagi pelajar dan masyarakat umum
3. Menjadi distributor, pelopor dan produsen utama anggrek di NTB
5.4 Kondisi dan Situasi Kelompok Tani
Lombok orchid dalam pelaksanaan kegiatan usahanya sudah masuk ke dalam
kategori berkembang. Karena owner Lombok Orchid sendiri terus berusaha untuk
memperbaiki dan mengembangkan usahanya baik dari segi kualitas produk,
pemasaran, promosi, dan peningkatan sumber daya dari usaha tani ini. Sehingga
kedepannya diharapkan pasar dari anggrek khususnya di kota Mataram semakin
diminati oleh berbagai kalangan.

18
19
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Jenis Kegiatan
Praktek kerja lapangan ini berbentuk magang yakni membantu pengusaha dalam proses
merawat tanaman hias anggrek dan sarana produksi hingga pemasaran.
6.1.1 Pemasaran
Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,
mengkombinasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan
pelanggan degan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya, kegiatan
bisnis untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-
barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun
konsumen potensial (Kotler dan Keller, 2009).
Dalam memasarkan tanaman hias Lombok Orchid menetapkan harga produk sesuai ongkos kirim dan
bervariasi sebagai betikut :
NO. Jenis Tanaman Hias Harga (Rp)
1. Anggrek Dendrobium 75.000-100.000
a. Bibit 25.000
Jenis tanaman hias Anggrek Dendrobium pemasarannya disemua kalangan dari siswa SMA,
mahasiswa, ibu rumah tangga hingga lansia untuk menjadi hiasan di meja kantor. Bisa digunakan
untuk diberikan kepada keluarga atau kerabat yang sedang sakit. Sedangkan pemasaran Anggrek
Dendrobium untuk bibit peminatnya pada anak SD dan SMP untuk dikumpulkan ke sekolah.
6.3 Struktur Saluran Pemasaran

Lombok Orchid

Pesanan langsung konsumen :


Pedagang Tanaman Hias Event Organizer Hotel

Bank

Kantor
Keterangan :

20
a. Lombok Orchid menjual pada pedagang tanaman hias dengan harga yang sesuai untuk
dijual kembali.
b. Lombok Orchid menjual dan menyewakan ke event organizer untuk acara wedding.
c. Pesanan langsung konsumen.
dimana pesanan secara langsung ke konsumen dengan menual ke hotel, bank dan kantor.
6.2 Saluran Pemasaran
Pemasaran tanaman hias merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kegiatan pemasaran suatu produk pertanian, kita harus mempertimbangkan
saluran pemasaran yang dapat dipakai untukk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen.
Menurut Philip Kotler (1996) mengemukakan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian
organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses menjadikan suatu produk.
Sistem saluran pemasaran yang digunakan dalam proses pemasaran di Lombok Orchid
diantaranya :
a. Lombok orchid Pedagang tanaman hias Konsumen akhir
b. Lombok Orchid Even Organizer Konsumen akhir
c. Lombok Orchid Langsung ke konsumen Konsumen akhir (Hotel, Bank, Kantor)

6.2.1 Pedagang Tanaman Hias


Dalam distribusi ini, produsen memasarkan produk pertanian tidak langsung ke
konsumen, melainkan ke pedagang tanaman hias yang lain. Cara tersebut untuk mengenalkan
produk pertanian lebih luas khususnya tanaman hias jenis anggrek . sistem distribusi ini cukup
cocok karena pedagang tersebut mengambil sendiri tanaman tersebut ke Lombok Orchid.
Volume untuk pemasarannya sekitar 10-30 per box untuk per minggu. Kemudian harga yang
dierikan produsen ke pedagang untuk anggrek Dendrobium seharga Rp.65.000 per pot. Harga
terebut sudah dikurangi oleh produsen tidak dapat berubah.

6.2.2 Event Organizer


Pemasaran yang dilakukan ke Event Organizer mampu memberikan produsen untuk
mengenalkan produk mereka hingga global. Volume pemasaran yang dilakukan ialah Lombok
Orchid menjual dan menyewakan ke Event Organizer. Jika dijual, harga yang diberikan untuk
Event Organizer perbandingannya sedikit dari pedagang tanaman hias karena Event Organizer
membeli dengan jumlah banyak. Anggrek Dendrobium yang diberikan seharga Rp.60.000 per

21
pot. Event Organizer datang langsung ke Lombok Orchid bila disewakan seharga Rp.125.000
per pot.
6.2.3 Pesanan Langsung Konsumen
Penjualan langsung ke konsumen adalah penjualan tanpa melalui jasa atau perantara.
Cara ini merupakan sistem distribusi yang cepat dilaksanaka oleh produsen. Keuntungan sistem
penjualan ini adalah konsumen dapat melihat langsung tanaman hias yang akan digunakan harga
jual yang diterima produsen lebih tinggi. Sedangkan kelemahannya adalah jika konsumen
meminta produk yang telah habis. Volume pemasaran bervariasu sekitar 5-30 untuk sebulan.
Kemudian harga yang diberikan produsen ke konsumen tersebut berbeda sesuai dengan jenis
anggrek yang diminta. Pesanan langsung ke konsumen seperti bank, kantor dan hotel langsung
pada konsumen akhir biasanya konsumen yang bersangkutan datang langsung ke Lombok
Orchid agar dapat melihat langsung tanaman hias yang akan dipilih.
6.3 Margin Pemasaran
Margin pemasaran adalah perbedaan harga yang diterima petani untuk suatu komoditas
tertentu dengan harga yang dibayar oleh konsumen akhir pada jumlah yang sama. Margin
pemasaran juga dapat diperoleh dari penjumlahan seluruh biaya pemasaran yang dikeluarkan
dengan keuntungan yang diperoleh (Limbong dan Sitorus, 1987).
Margin pemasaran melliputi semua biaya dan keuntungan pemasaran yang menggerakan produk
mulai dari petani sampai konsumen akhir, margin pemasaran dapat diperkecil dengan cara
mengurangi biaya pemasaran dan keuntungan yang berlebihan. Keuntungan lembaga pemasaran
sering dikatakan sebagai unsur pokok oyang menyebabkan tingginya margin pemasaran yaitu
sebagai akibat terlalu banyak dan tidak efisiennya pedagang perantara dalam saluran pemasaran
yang ada (Saefuddin, 1981).
6.4 Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran adalah perjalanan produksi dari produsen serta mata urantai dalam
lembaga pemasaran kepada konsumen dengan harga yang wajar tanpa merugikan kepentingan
berbagai pihak yang ikut dalam kegiatan pemasaran (Nitisemito, 1981).
Mubyarto (1986) mengatakan bahwa suatu pemasaran akan efisien apabila memenuhi dua syarat
yaitu :
1. Mampu menyampaikan hasil-hasil dari produsen ke konsumen akhir dengan biaya
serendah-rendahnya.

22
2. Mampu membagi hasil yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan oleh konsumen
akhir kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan produksi dan tataniaga tersebut.

BAB VII

23
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Saluran pemasaran di Lombok Orchid yaitu Lombok Orchid pedagang tanaman hias
Konsumen akhir. Dimana pedagang tanaman hias mengambil sendiri anggrek tersebut ke
Lombok Orchid dengan volume pemasarannya sekitar 10-30 box per minggu. Kemudian
harga yang diberikan produsen ke pedagang untuk anggrek Dendrobium seharga Rp.
65.000 per pot. Kedua Lombok orchid Event Organizer konsumen akhir. Dari
Lombok Orchid ke event organizer diberikan harga yang berbeda sedikit dari pedagang
tanaman hias karena jumlah banyak dan harga yang diberikan dari produsen seharga Rp.
60.000 per pot. Event organizer sendiri datang langsung ke Lombok Orchid dan jika
disewakan seharga Rp. 125.000 per pot. Ketiga Lombok Orchid langsung ke
konsumen konsumen akhir (bank, hotel, kantor) biasanya konsumen akhir seperti
bank, kantor dan hotel datang langsung ke lokasi untuk membeli langsung anggrek yang
akan dibawa.
2. Selama PKL penulis memperoleh ilmu tentang merawat tanaman hias anggrek dengan
cara potting dengan media arang, mengganti media moss yang telah rusak dengan yang
baru dan mengetahui karakteristik tanaman anggrek yang skit, rusak, dan terjangkit hama
serta cara mengobati dan mengatasinya.

7.2 Saran
Dari hasil pengamatan selama PKL penulis menyarankan kepada pemilik Lombok Orchid
untuk meningkatkan promosi dengan menampilkan keunggulan dari usaha tersebut untuk
menarik konsumen lebih banyak dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

DAFTAR PUSTAKA

24
Dresler, F.B. dan dandsun C.W. 2000. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3. Penerbit ITB
Bandung. 343 hlm.

Gunawan, L. W. 2007. Budidaya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta.

Gunadi, L.W. 1985. Budidaya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta. 86 hlm.

Limbong. 1985. Pengantar Tataniaga Pertanian Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
IPB Press. Bogor.

Kotler. Philip. 1996. Dasar-dasar pemasaran (Principles of Marketing 7e). Jakarta: PT.
Prehallindo.

Parnata, F. 2005. Mengenal dan Bertanam Anggrek. Penerbit CV Armico. Bandung. 90 hlm.

Saefudin, 1981. Pemasaran Produk Pertanian. IPB Press. Bogor.

Sudarmono,1997. Tanaman Hias Ruangan. Kanisius. Yogyakarta.

Tjiptono. Fandy, 1997. Strategi Pemasaran, Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Widiastoety Dyah, Nina Solvia, dan Muchdar Soedarjo 2010. Potensi AnggrekDendrobium
dalam Meningkatkan Variasi dan Kualitas Anggrek Bunga Potong. Jurnal Litbang
Pertanian 29(3): 101-106.

LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai