Anda di halaman 1dari 29

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT

(Solanum lycopersicum.L) DI KECAMATAN BALIK BUKIT, KABUPATEN


LAMPUNG BARAT

LAPORAN PRAKTIK LAPANG

HABIB M.TAUFIQ

119310047

PROGRAM STUDI TEKNIK BIOSISTEM

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG SELATAN

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktek Lapangan : PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT


PADA TANAMAN TOMAT (Solanum
lycopersicum. L) DI KECAMATAN BALIK
BUKIT, KABUPATEN LAMPUNG BARAT.

Nama : Habib M. Taufiq

NIM : 119310047

Pembimbing Lapangan : Ayu Eka Wulandari,S.P

Lampung Selatan, Juni 2022


Menyetujui, Disetujui Oleh,
Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Ayu Eka Wulandari,S.P Raizummi Fil’aini,S.T.P.,M.Si


NIP. 198905232019032001 NIP.1990 0118 2020 12 2014

Diketahui oleh,
Koordinator Program Studi Teknik Biosistem

Nova Anika,S.T.P.,M.Si.,Ph.D.
NIP. 198605092022032001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan laporan akhir kegiatan
Praktik Lapang yang dilaksanakan di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Lampung Barat. Meskipun dalam pengerjaan terdapat kendala, tapi saya mampu
melewatinya, sehingga laporan kegiatan Praktik Lapang dengan judul
“Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Tomat (Solanum
lycopersicum.L) di Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat”ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Terimakasih penulis ucapkan kepada :
1. Ibu Nova Anika, S.T.P., M.Si., Ph.D. selaku Koordinator Program Studi
Teknik Biositem dan Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktik Lapang.
2. Ibu Raizummi fil’aini, S.T.P., M.Si. selaku Dosen pembimbing Mata
Kuliah Praktik Lapang.
3. Ibu Ayu Eka Wulandari, S.P. selaku Pembimbing Lapangan.
4. Serta berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam pelaksanaan praktik lapang.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam laporan praktik lapang ini.
Oleh karena itu, diharapkan kiranya untuk memberikan kritik dan saran agar dapat
menjadi perbaikan dalam penulisan laporan yang akan datang. Semoga laporan
praktik ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.

Lampung Barat, 29 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................2
1.3 TUJUAN...................................................................................................2
1.4 SISTEMATIKA LAPORAN....................................................................2
1.5 MANFAAT...............................................................................................2
BAB II KEADAAN UMUM INSTANSI................................................................3
2.1 PROFIL DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA.......3
2.2 VISI DAN MISI INSTANSI.....................................................................3
2.3 STRUKTUR ORGANISASI.....................................................................4
BAB III KEGIATAN PRAKTIK LAPANG...........................................................6
3.1 SURVEY LOKASI...................................................................................6
3.2 PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TOMAT......7
3.3 WAWANCARA........................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................9
4.1 PROSES BUDIDAYA TANAMAN TOMAT.........................................9
4.2 PENGAMATAN PADA TANAMAN TOMAT....................................10
4.3 SISTEM PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT.......................12
BAB V PENUTUP.................................................................................................15
5.1 KESIMPULAN.......................................................................................15
5.2 SARAN...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
LAMPIRAN...........................................................................................................17

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel Hasil Pengamatan........................................................................10
Tabel 4.2 Hasil Wawancara...................................................................................12

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Lampung Barat....................................................................................10
Gambar 3.1 Kegiatan Survey Lokasi.....................................................................12
Gambar 3.2 Hama dan Penyakit (a) Bercak Bakteri, (b) Lalat Penggerek, (c)
Busuk Pantat Buah.................................................................................................13
Gambar 3.3 Wawancara Dengan Petani Tomat Kecamatan Balik Bukit..............14
Gambar 4.1 Persiapan Lahan.................................................................................15
Gambar 4.2 Persemaian Benih Tomat...................................................................15
Gambar 4.3 Penyemprotan Pestisida pada Tanaman.............................................16
Gambar 4.4 Penyakit Bercak Bakteri Pada Daun tomat........................................18
Gambar 4.5 Hama Lalat Pengerek Daun Tomat....................................................18
Gambar 4.6 Busuk Pantat Buah Pada tomat..........................................................19
Gambar 4.7 Pestisida..............................................................................................20
Gambar 4.8 Pemotongan Bagian Tanaman............................................................20
Gambar 4.9 Aplikasi Plantix..................................................................................21

v
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tanaman tomat (Solanum Iycopercium.L) termasuk jenis sayuran buah yang
dapat ditanam sepanjang tahun. Buah pada tanaman tomat memiliki gizi yang
cukup tinggi yaitu mengandung vitamin, serta zat mineral seperti kalsium dan
besi. Gizi pada buah tomat tersebut sangat bermanfaat bagi tubuh salah satunya
yaitu mempelancar saluran pencernaan manusia (Setlight, Meray and Lengkong,
2019). Saat sekarang ini, tanaman tomat sudah banyak dibudidayakan di
Indonesia. Selain dijadikan bahan konsumsi, tomat dapat dijadikan sebagai bahan
baku pembuatan juice, saus dan bahan tambahan masakan. Hal ini menjadikan
tanaman tomat menjadi tanaman budidaya oleh para petani karena kebutuhan
dalam konsumsi cukup tinggi. Namun, disisi lain masih banyak petani takut untuk
budidaya tomat karena takut mengalami kegagalan yang salah satu penyebabnya
adalah hama dan penyakit menyerang tanaman tomat. Untuk itu dilakukan
pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tomat agar dapat mengetahui cara
pengendalian dan menaikan produktivitasnya (Mukhlisoh, Wibowo and Irawan,
2016).
Hama dan penyakit menjadi perhatian penting bagi pelaku budidaya
tanaman tomat. Hal ini dikarenakan keduanya dapat menurunkan kuantitas
maupun kualitas hasil panen. Jika ini terjadi dalam kurun waktu yang lama maka
akan menyebabkan kerugian dalam budidaya tanaman tomat. Untuk itu
pengetahuan mengenai pengendalian hama dan penyakit pada budidaya tanaman
tomat ini sangat dibutuhkan agar menyelamatkan hasil produktifitas tomat di
Indonesia (Rahmiyah et al., 2021). Budidayakan tanaman tomat di Indonesia ini
telah dilakukan sejak lama. Berbagai daerah di Indonessia telah membudidayakan
tomat dengan skala besar. Salah satu daerah di Indonesia sebagai daerah yang
menghasilkan tomat yaitu Lampung. Produksi tomat di Lampung dari tahun ke
tahun berbeda – beda. Pada tahun 2018 produksi tomat mencapai 19.604 ton,
sedangkan jumlah produksi tomat pada tahun 2019 sekitar 18.000 ton dan tahun
2020 produksi tomat meningkat kembali menjadi 19.096 ton (Badan Pusat
Statistik, 2021). Tanaman tomat dalam budidaya sekala besar diperlukan
perawatan dan pemeliharaan yang cukup, karena resiko terkena hama dan
penyakit sangat rentan.
Tanaman tomat yang terkena serangan hama dan penyakit akan
mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu, hingga menyebabkan gagal
panen (Pratama & Ilyas, 2016). Namun, petani sering melakukan pengendalian
seadanya tanpa dilakukan secara benar dan tepat. Untuk mengatasi hal tersebut
maka diperlukan pengetahuan dan dalam pengendalian hama dan penyakit.
Misalkan hama dan penyakit yang menyerang daun tanaman tomat dapat
dilakukan pengendalian dengan penyemprotan pestisida atau menginfestasikan
musuh alaminya. Analisis ini dilakukan agar mengetahui penyebab dan akibat
serangan hama dan penyakit serta cara yang tepat untuk pengendaliannya.
(Pratama and Ilyas, 2016).

1
Dengan demikian, lokasi yang dipilih untuk kegiatan praktik lapangan
dengan judul “Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Tomat (Solanum
lycopersicum.L)” yaitu di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura. Dinas
tersebut berlokasi di desa Way Mengaku, Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura merupakan dinas yang bergerak dalam
bidang tanaman pangan, hotikultura, serta sarana dan prasarana. Oleh karena itu,
saya tertarik ingin melaksanakn kegiatan terkait praktik lapapangan di Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses budidaya tomat?
2. Bagaimana sistem pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat di
Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat.
3. Apa saja teknologi yang digunakan untuk menunjang sistem
pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat di Kecamatan Balik
Bukit, Kabupaten Lampung Barat.
1.3 TUJUAN

1. Mengetahui proses budidaya tomat yang ada di Kecamatan Balik Bukit,


Kabupaten Lampung Barat.
2. Mengetahui sistem pengendalian hama dan penyakit di Kecamatan Balik
Bukit, Kabupaten Lampung Barat.
3. Mengetahui teknologi yang digunakan untuk menunjang sistem
pengendalian hama dan penyakit yang ada di Kecamatan Balik Bukit,
Kabupaten Lampung Barat.
1.4 SISTEMATIKA LAPORAN
Bab 1 proposal ini berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, sistematika laporan, dan manfaat. Bab 2 berisi
pembahasan mengenai gambaran umum instansi yang terdiri dari profil Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura, visi misi Instansi, dan struktur organisasi. Bab
3 berisi tentang kegiatan praktik lapang yang telah dilakukan. Bab 4 berisi tentang
pembahasan. Bab 5 berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
1.5 MANFAAT
1. Menambah wawasan dan menambah pengalaman kerja
2. Melatih kemampuan dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan
orang lain
3. Menjalin hubungan baik dengan Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Lampung Barat.

2
BAB II KEADAAN UMUM INSTANSI

2.1 PROFIL DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA


Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura berlokasi di Jalan Teratai No. 6
Komplek Pemda, Desa Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten
Lampung barat. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 08 Tahun 2016 tenang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Barat(Nirlan,
2016).
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Tanaman Pangan
dan Hortikultura, tugas pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan dan
HortikulturaKabupaten Lampung Barat, sebagai berikut :
a. Dinas mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan Urusan
Pemerintahan dibidang Tanaman Pangan dan Hortikultura yang menjadi
kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada
kabupaten.
b. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas
menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan kebijakan di bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang Tanaman Pangan dan
Hortikultura;
3) Pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan bidang Tanaman Pangan dan
Hortikultura;
4) Pelaksanaan administrasi dinas di bidang Tanaman Pangan dan
Hortikultura; dan
5) Pelaksaan fungsi lain yang di berikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya
2.2 VISI DAN MISI INSTANSI
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat
memiliki
visi dan misi sebagai berikut :
a. Visi
Terwujudnya revitalisasi pertanian secara optimal yang berbasis
komoditas unggulan lokal, berkerakyatan dan berkelanjutan.
b. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Lampung Barat memiliki misi, sebagai berikut :
1) Peningkatan perluasan areal pertanian dengan berbagai jenis
komoditas tanaman pangan,hortikultura, perkebunan dan
peternakan (padang pengembalaan).
2) Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian,
perkebunan dan peternakan
3) Peningkatan kewaspadaan dan penanggulangan serta pengendalian
terhadap ancaman serangan hama dan penyakit tanaman dan ternak

3
4) Penyediaan sarana dan prasarana pertanian serta teknologi
pertanian tepat guna yang memadai
5) Peningkatan ketersediaan pangan, distribusi dan konsumsi pangan.
6) Peningkatan sumber daya aparatur dan kelembagaan petani.
2.3 STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung
Barat dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura


Kabupaten Lampung Barat
Tugas dari setiap bagian dalam struktur organisasi Dinas Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Lampung Barat, sebagai berikut (Nirlan, 2017) :
a. Kepala Dinas : bertugas membantu Bupati dalam melaksanakan Urusan
Pemerintahan dibidang Tanaman Pangan dan Hortikultura yang menjadi
kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada
kabupaten.
b. Sekretaris Dinas : bertugas mengkoordinasikan dan menyelenggarakan
kegiatan kesekretariatan, pengelolaan keuangan dan pelayanan
administrasi pada seluruh unit organisasi di lingkungan Dinas serta
melaksanakan penyusunan program, evaluasi dan pelaporan.
c. Sub Bagian Umum dan Perencanaan : bertugas menyiapkan bahan dalam
rangka membantu melaksanakan penjabaran kebijakan teknis di bidang
sub bagian umum, kepegawaian dan perencanaan

4
d. Sub Bagian Keuangan : bertugas melaksanakan dan mengkoordinasikan
rencana anggaran pendapatan dan belanja, melaksanakan kegiatan
perbendaharaan, pembukuan dan verifikasi serta melaksanakan pelaporan
atas realisasi pelaksanaan kegiatan keuangan Dinas
e. Bidang Tanaman Pangan : bertugas melaksanakan sebagian tugas dinas
dalam penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan
teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang tanaman pangan.
1. Seksi Produksi Tanaman Pangan : bertugas menyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis
dan pemantauan serta evaluasi di bidang produksi tanaman pangan.
2. Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan : bertugas
melaksanakan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi
di bidang perbenihan dan perlindungan tanaman pangan.
3. Seksi Bina Usaha Tani Tanaman Pangan : bertugas melaksanakan
penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pelaksanaan, dan pemberian
bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi di bidang bina usaha
tani tanaman pangan.
f. Bidang Hortikultura : bertugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan
kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan
evaluasi di bidang hortikultura.
1. Seksi Produksi Hortikultura : bertugas melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis
dan pemantauan serta evaluasi di bidang produksi hortikultura.
2. Seksi Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura : bertugas
melaksanakan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi
di bidang perbenihan dan perlindungan hortikultura.
3. Seksi Bina Usaha Tani Hortikultura : bertugas melaksanakan
penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pelaksanaan, dan pemberian
bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi di bidang bina usaha
tani hortikultura.
g. Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian : bertugas melaksanakan sebagian
tugas dinas dalam penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian
bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang prasarana dan
sarana tanaman pangan dan hortikultura.
1. Seksi Lahan dan Irigasi : bertugas melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan
serta evaluasi pengelolaan di bidang lahan dan irigasi.
2. Seksi Pupuk, Pestisida dan Alat Mesin Pertanian : bertugas
melaksanakan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan serta
evaluasi di bidang pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian.
3. Seksi Penyuluhan Pertanian : bertugas melaksanakan penyiapan bahan
penyusunan kebijakan, pelaksanaan, dan pemberian bimbingan teknis
serta pemantauan dan evaluasi di bidang kelembagaan, ketenagaan
dan metode, serta informasi penyuluhan pertanian.

5
BAB III KEGIATAN PRAKTIK LAPANG

3.1 SURVEY LOKASI


Survey merupakan tahap awal yang sangat penting dalam
merencanakan suatu kegiatan. Survey lokasi bertujuan untuk mengetahui
keadaan lingkungan sekitar agar kegiatan dapat dirancang secara
maksimal. Kegiatan ini membantu dalam mengetahui jarak, kondisi medan
dan akses lokasi (Leha et al., 2021). Oleh karena itu, kegiatan survey
lapangan dibutuhkan dalam tahap awal melakukan pelaksanaan praktik
lapangan.
Pada pelaksanaan praktik lapang yang dilakukan, kegiatan survey
lapangan dilakukan di daerah pekon Bahway, lingkungan 9 Simpang
Serdang dan Pantau yang termasuk dalam Kecamatan Balik Bukit,
Lampung Barat. Survey lokasi dilakukan untuk mencari lokasi petani yang
mempunyai tanaman tomat. Hasil survey lokasi dapat dilihat pada Gambar
3.1

Gambar 3.1 Kegiatan Survey Lokasi


3.2 PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TOMAT

Pengamatan adalah salah satu cara pengumpulan data dan informasi


mengenai objek atau peristiwa yang bersifat kasat mata. Dalam beberapa

6
hal, data yang diperoleh dari hasil pengamatan lebih akurasi dari pada
informasi yang diperoleh dari wawancara (Pujaastawa, 2016). Pengamatan
bertujuan untuk

6
mendapatkan kesimpulan tentang objek yang diamati, yang nantinya disusun di
dalam sebuah laporan untuk bahan pembelajaran. Metode pengamatan memiliki
tahapan atau proses yang meliputi pemilihan, pengubahan, pencatatan dan
pengkodean (Hasanah, 2016).
Pada kegiatan praktik lapang ini menggunakan metode pengamatan
dalam mengumpulkan informasi dan data. Pengamatan dilakukan secara
acak pada tanaman tomat petani mulai dari akar, batang, dan daun. Hal
yang diamati pada praktik lapang ini yaitu hama dan penyakit pada
tanaman tomat. Kegiatan pengamatan ini bersamaan dengan metode
wawancara. Hasil pengamatan hama dan penyakit yang ditemukan pada
tanaman tomat dapat dilihat pada Gambar 3.2

(a) (b) (c)


Gambar 3.2 Hama dan Penyakit (a) Bercak Bakteri, (b) Lalat Penggerek, (c)
Busuk Pantat Buah
3.3 WAWANCARA
Wawancara adalah salah satu teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data. Wawancara termasuk teknik paling dasar dan berguna
dalam penelitian untuk membuat prediksi dan mengambil keptusan
(Fadhallah, 2021). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan fakta,
kepercayaan, keinginan dan sebagainya untuk mencapai tujuan dalam
penelitian (Mita, 2015). Metode ini biasanya dilakukan bersamaan dengan
pengamatan pada saat penelitian.
Wawancara yang dilakukan pada pelaksanaan praktik lapang ini
untuk memperoleh data dan informasi mengenai cara pengendalian yang
dilakukan oleh petani jika terjadi serangan hama dan penyakit pada
tanaman tomatnya. Selain itu, wawancara untuk mendapatkan informasi
mengenai pemeliharaan tanaman tomat. Metode Wawancara ditujukan
pada petani tomat yang berada di Kecamatan BalikBukit. Hasil wawancara
digunakan untuk melengkapi data dari pengamatan yang telah dilakukan.
Kegiatan wawancara dapat dilihat pada Gambar 3.3.

7
Gambar 3.3 Wawancara Dengan Petani Tomat Kecamatan Balik Bukit

8
BAB IV PEMBAHASAN

Lokasi yang dituju untuk melakukan kegiatan praktik lapangan yaitu di


pekon Bahway, Lingkungan 9 Simpang Serdang, dan Pantau yang termasuk
dalam Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat. Daerah tersebut merupakan
daerah dataran tinggi. Mayoritas penduduknya menanam kopi dan sayuran seperti
wortel, kol, cabe, tomat dan tanaman sayuran lainnya. Suhu di daerah tersebut
berkisar antara 20°C - 27°C sehingga suhu tersebut cocok untuk tanaman sayuran.
Penentuan lokasi bertujuan untuk mempermudah mencari petani yang mempunyai
tanaman tomat agar dapat melakukan pengamatan dan wawancara.
4.1 PROSES BUDIDAYA TANAMAN TOMAT
Budidaya tanaman tomat di kecamatan Balik Bukit dilakukan secara
bertahap dimulai dari :
1. Pemilihan Benih
Petani Kecamatan Balik Bukit memilih bibit kemasan varietas unggul
seperti servo, tymoti, dan gustavi.
2. Persiapan Lahan
Dalam persiapan lahan petani tomat kecamatan balik bukit membuat
bedengan untuk persemaian dan lahan penanaman. Dapat dilihat pada
Gambar 4.1

Gambar 4.1 Persiapan Lahan


3. Persemaian
Petani tomat melakukan persemaian di lahan bedengan yang telah dibuat.
Kemudia tempat persemaian benih tomat tersebut diberikan jaring untuk
melindungi benih dari hama yang menyerang. Dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Persemaian Benih Tomat

9
4. Penanaman
Petani tomat Kecamatan Balik Bukit melakukan penaman ketika benih
yang telah disemai berumur 3 minggu atau berdaun 4-6. Benih ditanam
pada lubang tanaman yang sudah dibuat. Penanaman dilakukan pada pagi
atau sore hari.
5. Pemeliharaan Tanaman
Untuk pemeliharaan tanaman petani tomat Kecamatan Balik Bukit
melakukan pemupukan, pembersihan dari gulma dan penyemprotan
pestisida agar tanaman terhindar dari hama dan penyakit. Dapat dilihat
pada Gambar 4.1.

Gambar 4.3 Penyemprotan Pestisida pada Tanaman


Berdasarkan studi literatur, tanaman tomat merupakan tanaman yang dapat
tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah. Dalam budidaya tanaman tomat
ada beberapa proses yang harus dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal
(Syukur, Saputra and Hermanto, 2015). Namun, masih banyak petani belum
menerapkan teknologi budidaya secara sempurna. Ada beberapa cara dan proses
budidaya tomat sebagai berikut :
1. Syarat iklim dan lahan
 Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang
gembur, subur, mengandung humus dan pH tanah berkisar antara
5-6. Temperatur optimum untuk pertumbuhan tomat antara 21 – 24
°C.
2. Varietas
 Banyak varietas tanaman tomat yang digunakan oleh petani seperti
Servo, Gustavi, Timulti, Opal, Permata, Jamrud, Martha dan
sebagainya. Varietas tersebut merupakan varietas unggul dan
dianjurkan (Hidayati and Dermawan, 2012).
3. Persiapan Lahan
 Memilih lahan yang subur dan gembur dengan pengairan yang baik
 Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan bajak, cangkul atau
traktor
 Tanah yang telah diolah dibiarkan beberapa hari agar terkena sinar
matahari untuk menghindari kemungkinan adanya hama dan
penyakit.
 Membuat bedengan dengan lebar 120 – 160 cm, diantara bedengan
dibuat parit dengan 20 – 30 cm dan kedalaman 30 cm
 Bila pH tanah rendah tambahkan kapur pertanian

10
4. Persemaian
 Menyiapkan benih tomat varietas unggul
 Menyiapkan bedengan atau kantong plastik untuk media tanam
 Media tanam diisi dengan tanah yang ditambahkan pupuk
kandang/kompos
 Sebelum disemai benih direndam dahulu dalam air hangat (50°C)
selama satu jam
 Benih disemai pada media tanam yang sudah disiapkan
 Memindahkan bibit bila sudah berdaun 5-6 (umur 3-4 minggu
setelah tanam)
5. Penanaman
 Saat pindah tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari, agar bibit
lebih cepat beradaptasi
 Bibit di tanam sampai batas pangkal batang, ditimbun dengan
tanah dan siram dengan air secukupnya
6. Pemeliharaan Tanaman Tomat
 Untuk pemeliharaan dapat dilakukan dengan pemupukan,
penyiangan, pembumbunan dan pembuangan tunas
4.2 PENGAMATAN PADA TANAMAN TOMAT
Pengamatan pada tanaman tomat dilakukan setelah menentukan
lokasi petani yang memiliki tanaman tomat. Pengamatan dilakukan secara
acak dari akar, batang, daun,hingga buah pada tanaman tomat. Pengamatan
ini bertujuan untuk mengetahui adanya serangan hama dan penyakit pada
tanaman. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan
tanaman tomat petani yang terserang hama dan penyakit. ada beberapa
hama dan penyakit tanaman yang ditemukan pada tanaman tomat petani
seperti yang tertera pada Tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Tabel Hasil Pengamatan
Hama dan Penyakit
Nama Kelompok Varieras Umur
Daerah Tanaman
Petani Tani Tomat Tanaman
Hama Penyakit
Syukur Pekon Maju Servo 3 bulan - Bercak
Bahway Sejahtera 10 hari Bakteri,
Busuk
Pantat
Buah
Iwan Pekon Maju Servo 3 bulan - Bercak
Bahway Sejahtera Bakteri
Karteni Lingkungan - Gustavi 3 bulan Lalat Bercak
9 Simpang 15 hari Pengerek Bakteri,
Serdang Busuk
Pantat
Buah

11
Yudi Pantau - Tymoti 2 bulan 1 Lalat Bercak
minggu Pengerek Bakteri

11
Berdasarkan hasil pengamatan dari beberapa petani di Kecamatan
Balik Bukit, mereka lebih memilih benih tomat kemasan dari pada benih
yang dibuat sendiri. Benih tomat kemasan contohnya benih tomat Servo,
Gustavi, dan tymoti.Penggunaan benih tomat kemasan dianggap lebih
praktis dari pada petani membuat benih sendiri.
Berdasarkan tabel di atas didapati bahwa tanaman yang diamati berumur
berkisar 2 sampai 3 bulan. Pada umur tersebut tanaman tomat dalam fase siap
dipanen. Namun, berdasarkan pengamatan masih ditemukan hama dan penyakit
yang menyerang tanaman tomat. Hama dan penyakit yang ditemukan yaitu Bercak
Bakteri, lalat penggerek, dan busuk pantat buah. Gambar serta penjelasan dari
hasil pengamatan hama dan penyakit pada tanaman tomat dapat dilihat sebagai
berikut :
1. Bercak Bakteri

Gambar 4.4 Penyakit Bercak Bakteri Pada Daun tomat


Berdasarkan hasil pengamatan penyakit bercak bakteri merupakan
penyakit yang banyak menyerang tanaman tomat petani. Penyakit bercak
bakteri disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Penyakit ini
menyebabkan daun tanaman menguning dan rontok. Penyebarannya dapat
melalui angin, air hujan, dan alat pertanian (Prabaningrum et al., 2014).
2. Lalat Pengerek Daun

Gambar 4.5 Hama Lalat Pengerek Daun Tomat


Daun tanaman yang rusak disebabkan oleh larva lalat betina
penggerek yang membuat lubang kerekan pada daun tanaman. Larva
tersebut melakukan aktivitas memamah biak daun tanaman. Pada daun
terlihat terowongan seperti garis abu-abu dan terisi material kotoran hitam
sebagai jejak tipis di dalam liang. Daun dapat rusak dan gugur sebelum
waktunya (Pujiati, Pamungkas and Darini, 2015).

12
3. Busuk Pantat Buah

Gambar 4.6 Busuk Pantat Buah Pada tomat


Penyakit ini disebabkan karena kekurangan kalsium pada jaringan
buah. Kekurangan kalsium dapat terjadi karena tidak tersedianya nutrisi di
tanah atau ketidakmampuan tanaman untuk menyerap dan
mendistribusikannya ke buah. Penyebab lainnya seperti irigasi yang tidak
teratur atau kerusakan akar.
4.3 SISTEM PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Pada kegiatan praktik lapangan ini dilakukan wawancara mengenai
bagaimana pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tomat.
Wawancara dilakukan kepada 4 orang petani tomat yang berada di
Kecamatan Balik Bukit. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui cara
petani melakukan pengendalian pada tanamannya yang terserang hama
dan penyakit. Hasil wawancara dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Wawancara
Nama Varietas Pengendalian Hama dan Penyakit
Petani Tomat Hama Pengendalian Penyakit Pengendalian
Syukur Servo - Kimia, Bercak Kimia, kultur
Makanis Bakteri, teknis
Busuk
Pantat Buah
Iwan Servo - Kimia, Bercak Kimia, kultur
Mekanis Bakteri teknis
Karten Gustavi Lalat Kimia, Bercak Kimia
i Penggere Mekanis Bakteri,
k Busuk
Pantat Buah
Yudi Tymoti Lalat Kimia, Bercak kimia
Penggere Mekanis Bakteri
k
Berdasarkan Tabel 4.2 pengendalian yang sering dilakukan petani
sebagai berikut :
1. Kimia

13
Petani di Kecamatan Balik Bukit melakukan pengendalian hama dan
penyakit secara kimiawi menggunakan pestisida yang disemprotkan ke

13
tanaman tomat yang terserang. Untuk pengendalian pada penyakit bercak
bakteri, petani menggunakan fungisida dengan bahan aktif Mancozeb,
pestisida ini bekerja secara kontak untuk mengendalikan penyakit jamur
yang menyerang daun, batang dan juga akar tanaman. Pengendalian pada
penyakit busuk pantat buah, petani menggunakan fungisida berbahan aktif
Propineb. Sedangkan pengendalian terhadap hama lalat penggerek, petani
menggunakan Prevathon dan Mospilan yang merupakan insektisida racun
kontak lambung dan sistemik yang efektif mengendalikan berbagai macam
jenis hama. Pestisida yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Pestisida


2. Mekanis
Pengendalian hama secara mekanis yang dilakukan oleh petani seperti
pengendalian manual yaitu pengambilan hama dengan tangan secara
langsung. Sedangkan pengendalian penyakit secara mekanis yaitu
pemotongan bagian tanaman yang terserang, pencabutan tanaman, dan
pemusnahan (pembakaran) tanaman yang terserang penyakit. pemotongan
tanaman yang terserang biasanya petani Kecamatan Balik Bukit
menggunakan arit dan gunting tanaman serta bisa dilakukan dengan tangan
seperti Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Pemotongan Bagian Tanaman

3. Kultur Teknis
Pengendalian secara kultur teknis dapat dimulai dari pemilihan benih
varietas unggul tanaman tomat, pengolahan tanah yang sesuai dengan
ketentuan budidaya tomat, melakukan pemeliharaan tanaman tomat berupa
pembersihan lahan dari gulma, pemupukan yang seimbang, dan
penggunaaan mulsa pada tanaman tomat.

14
Petani tomat Kecamatan Balik Bukit membeli produk kemasan benih
varietas unggul yang ada di toko – toko benih tanaman. Untuk pengolahan
tanah petani biasanya menggunakan cangkul dan traktor roda 2. Kemudian
tanah yang telah diolah ditutup dengan mulsa plastik.
Sistem pengendalian yang dilakukan petani tomat Kecamatan Balik
Bukit masih menggunakan cara konvensional. Teknologi dalam
pengendalian hama dan penyakit masih minim. Petani hanya melakukan
pengendalian dengan pengetahuan mereka masing – masing. salah satunya
yaitu pengendalian secara kimiawi menggunakan pestisida. Namun,
penggunaan yang terlalu berlebihan akan merusak lingkungan dan
kesehatan manusia.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura menggunakan aplikasi
sebagai langkah awal pengamatan hama dan penyakit. Aplikasi yang
menunjang pengamatan hama dan penyakit serta tindak lanjut
pengendalian yaitu aplikasi android Plantix. Plantix merupakan salah satu
aplikasi bercocok tanam yang dapat digunakan untuk memantau
perkembangan dari tumbuhan yang ditanaman. Di dalam aplikasi ini
sangat banyak informasi mengenai berbagai pertumbuhan tanaman dari
berbagai jenis. Aplikasi ini digunakan untuk mengidentifikasi tanaman
jika terjadi suatu masalah seperti melihat penyakit yang diderita oleh
tanaman atau infeksi dari hama yang menyerang tanaman. Bukan hanya itu
saja, plantix memiliki fitur seperti pemilihan tanaman yang ingin
diidentifikasi, kalkulator pupuk untuk menghitung pupuk yang dibutuhkan
tanaman, tips budidaya tanaman, mengidentifikasi hama dan penyakit
tanaman serta pengendaliannya. Aplikasi ini telah terhubung ke seluruh
penggunanya untuk dapat memberikan informasi dan saling
berkomunikasi antar satu sama lain mengenai masalah yang terjadi pada
tanaman. Aplikasi plantix dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Aplikasi Plantix

14
BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktik lapang ini adalah
sebagai berikut :
1. Hama dan penyakit yang ditemukan pada tanaman tomat petani yaitu
bercak bakteri, busuk pantat buah dan lalat penggerek.
2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyakit bercak bakteri
merupakan penyakit yang banyak menyerang tanaman petani
3. Sistem pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat yang digunakan
petani yaitu kultur teknis, kimiawi, dan mekanis.
4. Pengendalian hama dan penyakit yang sering digunakan petani
Kecamatan Balik Bukit yaitu pengendalian secara kimiawi
menggunakan pestisida
5. Salah satu teknologi yang digunakan untuk menunjang sistem
pengendalian hama dan penyakit berupa aplikasi android Plantix
5.2 SARAN
Adapun saran dari praktik lapang ini adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan petani tentang sistem pengendalian hama dan penyakit
masih sangat kurang, maka pemerintah perlu memberikan penyuluhan
mengenai sistem pengendalian hama dan penyakit yang tepat
2. Teknologi yang digunakan dalam menunjang sistem pengendalian hama
dan penyakit tanaman masih sangat kurang, sebab petani masih
melakukan pengendalian secara konvensional. Maka dari itu pemerintah
perlu melakukan peningkatan teknologi dalam pengendalian hama dan
penyakit tanaman.

15
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (2021) ‘Produksi Tanaman Sayuran 2020’.


Fadhallah (2021) WAWANCARA. pertama. Jakarta Timur: Ikatan Penerbit
Indaonesia.
Hasanah, H. (2016) ‘TEKNIK-TEKNIK OBSERVASI’, At-Taqaddum, 8(1), p.
21. doi:10.21580/at.v8i1.1163.
Hidayati, N. and Dermawan, R. (2012) Tomat Unggul. 1st edn. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Leha, E. et al. (2021) ‘Survey Kriteria Standar Usaha 7 Lokasi Wisata di
Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2019’, Mitra Mahajana: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 2(2), pp. 105–116.
Mita, R. (2015) ‘Wawancara Sebuah Interaksi Komunikasi Dalam Penelitian
Kualitatif’, Jurnal Ilmu Budaya, p. 9. Available at:
https://media.neliti.com/media/publications/100164-ID-wawancara-
sebuah-interaksi-komunikasi-da.pdf.
Mukhlisoh, N.A., Wibowo, N.S. and Irawan, T.B. (2016) ‘Penerapan Metode
Forward Chaining Dalam Sistem Pakar Untuk Menentukan Diagnosa
Hama Dan Penyakit Tanaman Tembakau’, Jurnal Ilmiah Inovasi, 15(1),
pp. 4–8.
Nirlan (2016) Peraturan Bupati lampung barat nomor 8 tahun 2016. Liwa.
Nirlan (2017) Peraturan Bupati Lampung Barat Nomor 51 Tahun 2016. Liwa.
Prabaningrum, L. et al. (2014) Panduan Praktis Budidaya Tomat Berdasarkan
Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Lembang.
Pratama, I.D. and Ilyas, M. (2016) ‘Sistem Pakar Diagnosa Hama dan Penyakit
Tanaman Tomat Dengan Metode Heuristic Search’, Teknologi
Informatika, pp. 6–7.
Pujaastawa, I.B.G. (2016) ‘Teknik Wawancara dan Observasi Untuk
Pengumpulan Bahan Informasi’, Universitas Udayana, p. 4.
Pujiati, E.S., Pamungkas, D.H. and Darini, M.T. (2015) ‘EFEKTIVITAS
PESTISIDA NABATI TERHADAP HAMA PENGOROK DAUN
(Liriomyza sp.), PERTUMBUHAN, DAN HASIL TANAMAN KRISAN
(Chrysanthemum morifolium Ramat)’, 4(12), pp. 10–14.
Ramiyah, M. et al. (2021) PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
TANAMAN. I. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Setlight, M.D., Meray, E.R.M. and Lengkong, M. (2019) ‘Jenis dan Serangan
Hama Lalat Buah (Bactroceradorsalis) pada Tanaman Tomat
(Solanumlycopersicum.L) di Desa Taraitak Kecamatan Langowan Utara
Kabupaten Minahasa’, Cocos, 2(6), pp. 1–8.
Syukur, M., Saputra, E.E. and Hermanto, R. (2015) Bertanam Tomat di Musim
Hujan. 1st edn. Jakarta: Penebar Swadaya.

16
LAMPIRAN

Dokumentasi Selama Kegiatan Praktik Lapang

Dokumentasi 1. Wawancara dengan Petani Tomat Daerah Bahway

Dokumentasi 2. Wawancara dengan Petani Tomat Daerah Lingkungan 9 Simpang


Serdang

Dokumentasi 3. Wawancara dengan Petani Tomat Daerah Pantau

17
Dokumentasi 4 Melakukan Pengamatan Pada Tanaman Tomat

Dokumentasi 5 Membantu Petani Memanen Tomat

Dokumentasi 6 Hama dan Penyakit Yang Ditemukan

18
Dokumentasi 7 Tanaman Tomat

Dokumentasi 8 Penyemprotan Pestisida Pada Tanaman Tomat

19

Anda mungkin juga menyukai