)
DI GAPOKTAN CV. ARJUNA FLORA KOTA BATU – JAWA
TIMUR
Oleh :
IKBAL YUNUS
21601031006
FAKULTAS PERTANIAN
i
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
IKBAL YUNUS
NMP. 21601031006
ii
FAKULTAS PERTANIAN
2019
iii
STUDI BUDIDAYA TANAMAN WORTEL ( Daucus Carota L.) DI
GAPOKTAN CV. ARJUNA FLORA KOTA BATU – JAWA TIMUR
NPM : 21601031006
Menyetujui ,
Mengesahkan,
Kaprodi Agroteknologi
Tanggal seminar :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada penulis, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
Praktek Kerja Lapang (PKL) dengan judul: “ Studi Budidaya Tanaman Wortel
(Daucus Carota L.) Di CV. Arjuna Flora Kota Batu – Jawa Timur ”. Laporan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam
menempuh pendidikan pada Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Islam Malang.
Penyususun laporan Praktek Kerja Lapang ini tidak akan berhasil tanpa
bantuan dari bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu, melalui tulisan ini
penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Ir. Anis Rosyidah, MP, selaku dosen pembimbing yang dengan segala
bimbingan, perhatian dan kesabaran mulai dari awal hingga akhir dalam
penyusunan laporan Praktek Kerja Lapang ini.
2. Dr. Ir. Anis Rosyidah, MP, selaku ketua program sutudi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang.
3. Dr. Ir. Nurhidayati, MP, selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas Islam
Malang.
4. Ir. Luki Budiarti selaku ketua di CV. Arjuna Flora kota Batu.
5. Orang tua penulis yang telah memberikan motivasi, kasihsayang, serta do’a
kepada penulis dalam melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang dan
penyususunan laporan Praktek Kerja Lapang.
6. Bapak Imam Hanafi SP. selaku pembimbing lapang di CV. Arjuna Flora.
7. Orang – orang terdekat dan teman-teman yang selalu membantu dan Saling
memberikan dorongan serta kritik yang membantu.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu baik sengaja maupun
tidak disengaja yang telah memberikan bantuan selama persiapan PKL
(Praktek Kerja Lapang) maupun penulisan laporan PKL (Praktek Kerja
Lapang).
ii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapang
masih terdapat kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan penulisan Praktek Kerja Lapang dari
semua pihak. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunianya
dan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca , amin.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3. Tujuan............................................................................................................2
1.4. Manfaat Dari Kegiatan Praktek Kerja Lapang..............................................2
II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4
2.1. Klasifikasi Tanaman Wortel..........................................................................4
2.2. Morfologi Tanaman Wortel..........................................................................4
2.2.1. Akar........................................................................................................4
2.2.2. Batang.....................................................................................................5
2.2.3. Daun........................................................................................................6
2.2.4. Bunga......................................................................................................6
2.2.5. Biji..........................................................................................................6
2.2.6. Umbi.......................................................................................................6
2.3. Kandungan Gizi Tanaman Wortel.................................................................7
2.4. Syrat Tumbuh Tanaman Wortel....................................................................8
2.5. Budidaya Tanaman Wortel............................................................................9
2.5.1. Penyediaan Benih...................................................................................9
2.5.2. Penyediaan Lahan.................................................................................10
2.5.3. Penanaman............................................................................................11
2.5.4. Pemeliharaan.........................................................................................12
2.5.5. Panen.....................................................................................................16
III METODOLOGI................................................................................................18
4.1. Waktu Dan Tempat.....................................................................................18
iv
4.2. Metode Pengumpulan Data.........................................................................18
4.2.1. Pengumpulan Data Primer....................................................................18
4.2.2. Pengumpulan Data Sekunder................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................37
LAMPIRAN...........................................................................................................39
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki banyak tanaman
terutama tanaman pangan yang dapat mudah dibudidayakan mulai dari dataran
rendah hingga dataran tinggi. Iklim tropis yang di miliki oleh negara Indonesia
sangatlah menunjang di sektor pertanian karena kebutuhan konsumsi dari tahun ke
tahun semakin meningkat. Namun tingkat kesadaran akan menjalani hidup sehat
masih sangat minim ditemukan oleh kebanyakan masyarakat di Indonesia,
kususnya mengkonsumsi tanaman sayuran wortel.
Tanaman wortel merupakan bukan tanaman asli yang tumbuh di dataran
Indonesia, tanaman ini berasal dari Asia Timur dan Asia tenga yang menyebar ke
Eropa, Asia, Serta seluruh penjuru dunia. Tanaman wortel di Indonesia pertama
kali hanya terkonsentrasi pada pulau Jawa Barat, lalu berkembangnya zaman
tanaman ini menyebar luas ke seluruh pulau Jawa dan luar pulau Jawa.
Tanaman wortel merupakan tanaman sayuran yang banyak di konsumsi
oleh sebagian besar masyarakat di dunia karena banyak mengandung vitamin
didalamnya, diantaranya vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin G, serta
banyak vitamin lainnya yang memiliki manfaat bagi kesehatan manusia. Wortel
merupakan tanaman pangan yang sangat digemari oleh kalangan masyarakat
karena wortel sendiri mudah di dapatkan di pasar serta mengandung gizi tinggi.
Produksi wortel merupakan salah satu mata dagang komuditas pertanian
antar negara, hal ini dikarenakan wortel (Daucus Carota L.) merupakan jenis
sayuran umbi semusim, terpopuler kedua di Dunia setelah kentang yang
mempunyai kandungan viamin A yang tinggi (12.000 Satuan Internasional / SI ).
Permintaan pasar dunia pada masa mendatang diperkirakan meningkat sejalan
dengan pertumbuhan jumlah penduduk, makin membaiknya pendapatan
masyarakat dan makin tingginya kesadaran masyarakat akan nilai gizi (cahyono,
2002 ).
1
Oleh sebab itu komiditi ini dipilih untuk meningkatkan persentase dalam
segi kuantitas maupun kualitas tanaman wortel sendiri, serta mengajak masyarakat
untuk menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi sayur-sayuran terutama
wortel khususnya di Indonesia.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan oleh
mahasiswa, antara lain :
a. Menambah pengetahuan serta wawasan mahasiswa tentang budidaya
tanaman wortel.
b. Memperoleh pengetahuan dan mendapatkan pengalaman kerja, sehingga
dapat melihat kondisi lahan serta petani dalam bercocok tanam secara
langsung.
c. Memperoleh keterampilan dan pengalaman dalam bidang pertanian
khususnya dalam membudidayakan tanaman wortel secara intensif dan
ekonomis.
2
dapat menambah pengalaman dalam dunia kerja pada saat mahasiswa
tersebut telah lulus dan kerja di dalam suatu bentuk instansi/perusahaan.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Pelaksanaan PKL ( Praktek Kerja Lapang ) bagi perguruan tinggi
sangatlah berguna terutama menciptakan calon-calon serjana unggul,
berprestasi, serta mampu bersaing dengan mahasiswa/mahasiswi lulusan
Universitas lain yang memiliki bakal pengalaman dengan di laksanakan
kegiatan PKL tersebut.
3. Bagi Perusahaan
Pelaksanaan PKL ( Praktek Kerja Lapang ) memiliki manfaat yang
sangat besar terutama dalam sebuah perusahaaan yang menerima calon
karyawan/karyawatinya agar mampu meminimalasir kesalahan dengan
pengalaman yang telah dimiliki oleh lulusan serjana dalam suatu
Universitas tersebut.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
jumlah yang cukup banyak. Adapun akar serabut yang menempel pada akar
tunggang, menyebar ke samping berwarna kekuning-kuningan. Akar serabut tidak
terdapat pada bagian atas hipokotil, tetapi akar serabut yang sangat halus dan amat
bercabang dengan jumlah yang banyak tumbuh dari bagian bawah akar tunggang
hingga beberapa akar tunggang dapat mencapai kedalaman lebih dari 75 cm
( cahyono, 2002). Makmun (2007) menambahkan bahwa secara anatomis, akar
terdiri atas jaringan xilem dan floem primer dengan bagian kambium yang
menggabungkan keduanya dalam suatu lingkungan. Kambium ini menghasilkan
xilem sekunder ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar. Untuk
mendapatkan kualitas layak pangan yang baik, akar ini idealnya harus memiliki
hati (xylem) yang minimum, relatif terhadap korteks (floem) dan dengan
perbedaan warna yang minimum pula antara kedua jaringan ini. Warna jaringan
xylem biasanya lebih terang ketimbang warna floem. Pemisahan tipe akar akar
utama di terapkan pada kultivar Eropa dan kultivar Asia. Umumnya, kultivar
Eropa bertekstur keras, manis, beraroma tajam, berwarna jingga kekuningan
hingga jingga tua, bolting lambat, dan dapat menyesuaikan diri dengan suhu
dingin. Kultivar yang di dataran Asia bertekstur agak lunak, kurang manis,
beraroma lemah, mudah bolting, beradaptasi dengan suhu panas, dan umbinya
sering berwarna merah terang atu jingga kemerahan.
2.2.2. Batang
Pada umumnya batang tanaman wortel berwarna hijau tua dan memiliki
ukuran pendek sehingga batang pada tanaman wortel tersebut hampir tidak
tampak. Batang tanaman wortel berbentuk bulat, tidak berkayu, agak keras dan
berdiameter 1-1,5 cm. Pada umumnya batangberwarna hijau tua. Batang tanaman
tidak bercabang, namun ditumbuhi tangkai-tangkai daun yang berukuran panjang
sehingga kelihatan seperti cabang. Batang berfungsi sebagai media translokasi
hara dan air dari tanah maupun hasil fotosintesis ke seluruh bagian tanaman
(Rukmana,2005).
5
2.2.3. Daun
Daun tanaman wortel termasuk daun majemuk, menyirip daun ganda dua,
atau tiga yang bertangkai. Daun memiliki anak-anak daun yang berbentuk lanset
(garis-garis),. Setiap tanaman memiliki 5-7 tangkai daun yang berukuran agak
panjang. Tangkai daun kaku dan tebal dengan permukaan halus, sedangkan
helaian daun lemas dan tipis. Daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis untuk
menghasilkan zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif maupun
bagian generatif. Tanaman wortel membentuk daun rost dan akar tunggang,
membesar, dan berdaging slama tahun pertama. Daun yang muncul dari batang
memili tangkai daun panjang membesar pada pangkal lekatannya. Lembar
daunnya terbagi secara berulang dengan segmen lembar daun kecil, sempit dan
sangat terbelah. Tanaman yang memiliki tajuk besar umumnya memiliki akar
besar, tetapi memerlukan waktu pertumbuhan yang lebih lama, sedangkan kultifar
bertajuk kecil menghasilkan akar kecil, tetapi periode pertumbuhannya lebih
singkat (Haq, 1993).
2.2.4. Bunga
Bunga tanaman wortel tumbuh pada ujung tanaman berbentuk payung
berganda, berwarna putih atau merah jambu agak pucat. Bunga memiliki tangkai
pendek dan tebal. Kuntum kuntum bunga terletak pada bidang lengkung yang
sama. Bunga wortel yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah
dan biji berukuran kecil dan berbulu (Cahyono, 2002).
2.2.5. Biji
Biji wortel merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan
untuk perbanyakan tanaman. Biji berbentuk kecoklatan dengan panjang 3 mm
dan lebar 1,5 mm. Setiap gram benih akan berisi ± 200 biji (Cahyono, 2002).
2.2.6. Umbi
Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya.
Cadangan makanan tanaman ini di simpan di dalam umbi. Kulit umbi wortel tipis
6
dan jika dimakan mentah terasa agak manis (Makmun, 2007). Setiawan (1995)
menambahkan bahwa wortel merupakan tanaman sayuran umbi semusim,
berbentuk semak yang apat tumbuh sepanjang tahun, baik pada hujan maupun
musim kemarau. Batangnya pendek dan berakar tunggang yang fungsinya
berubah menjadi bulat dan memanjang.warna umbi kuning kemerah merahan,
mempunyai karoten A yang sangat tinggi, umbi wortel juga mengandung vitamin
B, vitamin C, dan mineral. Menurut CIAT Columbia (1992) umbi biasanya
berbentuk kerucut yang terbalik, tetapi dapat juga berbentuk selinder, bulat, atau
bentuk diantaranya. Pada bagian terbesar, diameter umbi beragam. Zat Antosianin
yang menyebab kan umbi warna ungu kemerahan. Alfa dan beta karoten, berturut-
turut menyebabkan warna kuning dan jingga adalah pigmen karotenoid utama.
Beta karoten biasanya mencapai sedikitnya 50% dari kandungan total karotenoid,
nisbah alfa terhadapat beta karoten sekitar 1-2. Warna merah pada daging kultivar
tertentu disebabkan oleh likopen. Karotenoid tidak tersebar merata dalam umbi.
Pembentukan karoten berlangsung dari jaringan ujung proksimal ke ujung distal
akar tunggang. Jaringn floem biasanya mengandung pigmen sekitar 30% lebih
banyak dari pada jaringan xylem.
Umbi wortel terbentuk dari akar tunggang yang berubah fungsi menjadi
tempat penyimpanan cadangan makanan (karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air). Ukuran umbi wortel bervariasi tergantung varietasnya. Umbi
yang berukuran besar berdiameter 6,3 cm, sedangkan wortel yang berukuran kecil
diameter 3,5 cm. Berat umbi dapat mencapai 300 gr sedangkan yang berukuran
kecil mempunyai berat 100 gr. Umbi wortel terdapat dalam beragam warna,
ukuran, dan bentuk.
7
Tabel 2.1. Kandungan nutrisi dan kalori dalam wortel per 100 gr
8
karoten terakumulasi dan mencapai konsentrasi maksimum setelah tanam berumur
sekitar 90-120 hari, dan selanjutnya biasanya secara perlahan berkurang.
Tanah yang ideal untuk produksi tanaman wortel adalah tanah liat berpasir
atau gambut yang dalam, remah, subur, dan berdrainase baik. Wortel khususnya
kultivar berakar panjang, terpengaruh buruk oleh sifat tanah dangkal dan padat.
Tanaman ini agak toleran terhadap keasaman tanah ( pH yang sesuai adalah
antara 5,5 dan 7,0). Pemupukan biasanya dilakukan dengan dosis 75-150 kg/ha N,
50-100 kg/ha P, dan 50- 200 kg/ha K yang umumnya tanaman wortel menyerap
unsur K dalam jumlah yang lebih banyak. Sebagian besar rekomendasi
menganjurkan untuk menghindari kelebihan nitrogen karena cenderung lebih
merangsang pertumbuhan daun ketimbang pembesaran umbi (Pohang, 2008).
Sebagian besar pembesaran wortel memerlukan sekitar 30-55 mm air/minggu atau
dari 450-600 mm selama satu musim tanam. Ketersediaan air yang seragam
sangat diperlukan, kelengasan rendah menghasilkan umbi beraroma tajam.
Kelengasan tanah tinggi dapat menyebabkan umbi membelah atau pecah, dan
cendrung menghambat perkembangan warna. Hasil dan efisiensi air terbaik di
peroleh jika pemberian air dilakuakan pada saat 40% lengas pada jona perakaran
telah habis (Rukmana, 2005).
9
biji wortel ditaburkan langsung di tempat penanaman, dapat disebarkan merata di
bedengan atau dengan dicicir memanjang dalam barisan. Kebetulan benih untuk
penanaman setiap area antara 150-200 gram. Para petani sayuran jarang
menggunakan lebih dari 10 kg benih untuk tiap hektar. Biji wortel akan mulai
berkecambah setelah 8-12 hari. Menurut Suryono (1990) wortel diperbanyak
dengan biji dan langsung ditanam di kebun tanpa melalui persemaian terlebih
dahulu.
10
pemberian pupuk kandang ini tidak dapat ditiadakan. Jadi dapat diketahui
tanaman wortel memerlukan tanah yang subur, yaitu tanah yang bertekstur remah
dengan penambah pupuk organik pada saat pengolahan tanah juga tanah bekas
tanaman kentang atau kubis.
2.5.3. Penanaman
Benih ditanam sedalam 2-20 cm. Takaran penanaman ( 1-3juta benih/ha) di
tentukan berdasarkan persentase perkecambahan, kejaguran benih, dan pengaruh
kondisi lapangan dan lingkungan terhadap kemunculan kecambah yang
diperkirakan. Penentuan ini penting karena penjarangan tanaman wortel tidak
layak; dengan demikian tujuan kegunaan tanaman menentukan kerapatan tanaman
yang digunakan. Untuk wortel yang dijual segar, kerapatan tanaman berkisar dari
80-100 umbi per m2. Populasi lapangan untuk kultivar berumbi kecil, dan
kerapatan yang sama juga digunakan dalam produksi umbi untuk diolah, yaitu
potong dan kupas, yang secara salah kaprah keduanya disebut wortel bayi.
Namun untuk wortel yang sangat kecil yang dipanen sangat dini, biasanya
digunakan kerapatan 5 juta benih/ha. Umbi ini tidak untuk diolah dan hanya
diproduksi untuk pasar tertentu. Untuk kultivar berumbi besar, yang biasanya
diolah, kerapatan lapangan berkisar dari 40 sampai 70 tanaman per m2. Secara
umum, untuk kultivar tertentu, umbi menjadi besar jika populasinya rendah dan
kecil jika ditanam sangat rapat (Rubatzky, M, 1998). Penanaman dilakukan dalam
baris tunggal maupun dalam baris ganda atau secara acak dalam alur yang sempit.
Idealnya jarak tanam harus menghasilkan jarak antar umbi yang seragam, tetapi
hal ini sulit di capai walaupun menggunakan alat tanam yang akurat. Untuk
menyesuaikan sebagian besar peralatan panenmekanis, jarak antar baris atau antar
alur benih biasanya kurang dari 10 atau 12 cm. Tanah kebun di cangkul sedalam
30-40 cm dan digemburkan. Setelah itu dibuat bedengan tanaman selebar kurang
lebih 100 cm dan dibuat guritan dengan jarak kurang lebih 20 cm (Rubatzky, M.
1998).
2.5.4. Pemeliharaan
11
1. Pengairan
Pemeliharaan pertama adalah pengairan, pada fase awal tanaman wortel
(Daucus Carota L.) memerlukan air yang memadai, sehingga perlu disiram
(diairi) secara rutin 1-2 kali sehari, terutama pada musim kemerau. Cara pengairan
(penyiraman) adalah dengan disiram menggunakan alat bantu gembor (embrat).
Cara pemberian air yang lain ialah dengan jalan menggenangi parit diantara
bedengan. Cara seperti ini dapat dilakukan bila terdapat saluran drainase. Waktu
penyiraman sebaiknya pada pagi atau sore hari, saat suhu udara dan trik matahari
tidak terlalu tinggi. Bila tanaman Wortel (Daucus Carota L.) sudah tumbuh besar,
maka pengairan dapat dikurangi. Pengairan harus diperhatikan agar tanah tidak
mengalami kekeringan (Anonim, 2003). Menurut Alfizar (2001), penyiraman
pada tanaman wortel harus dilakukan secara rutin, terutama pada musim kemerau.
Penyiraman dapat dilakukan sehari sekali atau dua kali sekali tergantung kondisi
tanah. Pada musim hujan penyiraman tanaman wortel dapat ditiadakan.
Penyiraman pada musim hujan hanya dilakukan pada saat tanah kelihatan kering
dan hujan belum turun.
2. Penjarangan
Tanaman wortel yang telah tumbuh harus segera diseleksi. Penyeleksian
dilakukan dengan cara mencabut tanamn yang lemah atau kering dan
meninggalkan tanaman yang sehat dan kokoh. Tindakan ini sekaligus diikuti
dengan penjarangan yang berguna untuk memberikan jarak dalam alur dan
menjaga tercukupinya sinar matahari sehingga tanaman tumbuh subur.
Penjarangan menghasilkan alur yang rapi berjarak antara 5-10 cm (Anonim,
1995).
3. Pembumbunan
Dalam budidaya tanaman wortel, perlu diadakan pembumbunan, yang
dilakukan untuk membersihkan gulma yang dapat mengganggu tanaman pokok.
Bibit yang masih sangat muda menghendaki perlindungan tumbuhan pwngganggu
antaralain gulma. Pembumbunan ini juga akan memperbaiki aerasi tanah. Aerasi
12
berkaitan erat dengan sirkulasi udara dalam tanah. Aerasi tanah yang baik akan
menunjang kehidupan organisme dalam tanah terutama organisme yang
menguntungkan misalnya dekomposer. Dekomposer akan mengurai bahan-bahan
organik tanah sehingga siap digunakan oleh tanaman. Selain itu, pembumbunan
akan memperlancar drainase karena ketinggian tanah akan berbeda sehingga tidak
ada penggenangan. Genangan pada sekitar batang tanaman dapat merusak akar
karena menyebabkan pembususkan akar tanaman (Anonim, 1992).
4. Penyiangan
Gulma atau tanaman pengganggu sering tumbuh di sekitar tanaman.
Gulma merupakan tanaman lain di sekitar tanaman yang tumbuh liar. Dalam
pertumbuhannya, gulma sering memperebutkan air, cahaya, dan unsur hara
dengan wortel yang dibudidayakan. Sehingga gulma harus dikendalikan dengan
cara penyiangan. Sewaktu penggemburan tanah (mendangir) dilakuakan pula
penutupan umbi wortel yang muncul di permukaan tanah. Bagian umbi yang
terkena sinar matahari langsung, umbinya berubah warna menjadi hijau. Wortel
seperti ini kurang baik di mata konsumen sehingga perlu dihindari (Anonim,
2003). Tujuan penyiangan adalah agar tanamn tidak terganggu rumput-rumput liar
(gulma) yang tumbuh disekitar tanaman yang dibudidaya. Gulma tersebut
merupakan pesaing tanaman wortel dalam kebutuhan air, sinar matahari, unsur
hara dan lain-lain, sehingga harus disiangi. Waktu penyiangan biasanya saat
tanaman wortel berumur 1 bulan, bersamaan dengan penjarangan tanaman dan
pemupukan. Cara menyiangi yang baik adalah membersihkan rumput liar dengan
alat bantu cangkul atau sekop. Tanah di sekitar digemburkan, kemudian
ditimbunkan kebagian pangkal batang wortel agar umbinya tertutup oleh tanah
(Anonim,1995). Tanaman wortel (Daucus Carota L.) perlu mendapatkan
unsurhara yang cukup, maka pemupukan terhadap tanaman wortel perlu
dilakukan, cara pemupukan yang baik adalah dengan menyebarkan secara merata
dalam alur-alur atau garutan-garutan dangkal atau dimasukan kedalam lubang
pupuk (tugal) sejauh 5-10 cm dari batang wortel, kemudian lubang tersebut segra
ditutup dengan tanah dan disiram atau diairi hingga cukup basah. Pemberian
13
pupuk susulan dilakukan bersama dengan kegiatan penyiangan, yakni pada saat
tanaman wortel brumur 1 bulan. Jenis pupuk yang digunakan untuk pemupukan
sususlan adalah Urea atau ZA (Anonim, 2003).
5. Pemupukan
Pupuk mengandung satu unsur atau lebih yang digunakan untuk
menggantikan unsur yang diserap tanaman dari tanah. Sehingga memupuk berarti
menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama
dengan unsur hara bagian tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro,
pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin
beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab
pupuk dengan merek apapun dan buatan manapun, dari segi unsur yang
terkandung, pada dasarnya adalah berasal dari pupuk makro dan mikro. Jadi
patokan dalam membeli pupuk adalah unsur yang di kandungnya (Lingga, 1997).
Pemeliharaan selanjutnya pada tanaman wortel adalah pemupukan yang dapat
dilakukan sejak tanaman berumur dua minggu berupa 50 g Urea/Ha, disusul
pemberian pupuk yang kedua (1 atau 1,5 bulan kemudian) berupa Urea sebanyak
50 kg/Ha dan KCL 20 kg/Ha. Dosis dapat berubah sesuai kondisi tanah dan
rekomendasi pemupukan yang ada. Cara pemupukan adalah dengan
menambahkan pupuk pada alur sedalam 2 cm yang dibuat memanjang berjarak 5
cm dari alur tanaman (Anonim, !995).
14
menyerang bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman yang masih muda. Akibat
serangan tanaman layu atau terkulai, terutama pada bagian tanaman yang dirusak
hama (Cahyono, 2002). Pengendalian hama secara non kimiawi dapat dilakukan
dengan mengumpulkan ulat pada pagi atau siang hari, dari tempat yang dicurigai
bekas serangannya untuk segera dibunuh, menjaga kebersihan kebun dan
pengiliran tanaman. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan
menggunakan insektisida Furadan 3 G atau Indoforan 3 G pada saat tanam atau
disemprot Hostthion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang di anjurkan
(Alfizar, 2001). Penyakit yang sering terdapat pada tanamn wortel adalah bercak
daun Cercospora. Penyebab bercak daun Cercospora adalah cendawan (jamur)
Cercospors carotae (pass) Solheim. Gejalanya dapat berupa timbul bercak-bercak
berwarna coklat muda atau putih dengan pinggiran berwarna coklat tua sampai
hitam pada daun-daun yang sudah tua. Pengendalian yang dapat dilakukan oleh
petani adalah disinfeksi benih dengan larutan fungisida yang mengandung
tembaga klorida satu permil selama 5 menit, penggiliran tanaman dengan jenis
lain yang tidak famili, pembersih sisa-sisa tanaman dari sekitar kebun,
penyemprotan fungisida yang mangkus dan sangkil seperti Dithane M-45 0,2%.
Penyakit berikutnya adalah Nematoda bintil akar, penyebabnya adalah
mikroganisme Nematoda Sista (Heterodera carotae). Gejalanya adalah umbi,
daun, akar tanaman wortel menjadi salah bentuk, yakni berbenjol-benjol
abnormal. Pengendalian nematoda antara lain dengan cara pergiliran tanaman
dengan jenis lain yang tidak famili, penggunaan nematisida seperti Rugby 10 G
atau Rhocap 10 G (Cahyono, 2003).
Pestisida merupakan salah satu komponen penting dalam upaya
peningkatan produksi pertanian, tetapi apabila penggunanya tidak memperhatikan
aturan yang ditentukan, maka akan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan
dan kesehatan manusia. Dampak negatif bagi lingkungan adalah tercemarnya air,
tanah, bahkan munculnya strain hama penyakit akibat penggunaan pestisida
secara intensif pada areal yang sama. Selain itu terganggunya keseimbangan
alamiah seperti terbunuhnya musuh-musuh alami yang berperan sebagai penentu
keseimbangan alam. Sedangkan dampak negatif bagi manusia jelas akan
15
menimbulkan berbagai penyakit. Sebaliknya pestisida yang diaplikasikan ke tanah
(soil treatment) dapat memengaruhi ekositem di dalam tanah (Alfizar, 2001).
2.5.5. Panen
Menurut tim penulis PS (1997), wortel dapat dipanen setelah 100 hari.
Umur panen wortel juga dipengaruhi oleh keadaan iklim setempat. Kondisi iklim
yang kurang sesuai, misalnya suhu udara yang sangat dingin, dapat
memperlambat pertunasan pada pertumbuhan tanaman, sehingga memperpanjang
masa pertunasan. Dengan demikian umur panen menjadi lebih panjang dari umur
panen normal. Menurut cahyono (2003), dalam pemanenan tanaman wortel bagian
yang dipanen adalah umbi. Umbi wortel ini ada di dalam tanah sehingga panen
harus dilakukan dengan mencabut tanaman. Pencabutan harus dilakukan dengan
hati-hati agar umbi tidak terputus atau patah dan kemudian tertinggal di dalam
tanah. Panen wortel tidak ditentukan oleh fase kematangan tanaman yang jelas.
Pada berbagai musim, tanaman sering dipanen ketika umbi belum mencapai
ukuran yang diharapkan atau sebelum memperoleh hasil yang maksimum.
Bergantung pada kondisi pertumbuhan dan kultivar, periode dari penanaman
hingga panen dapat kurang dari 70 hari hingga lebih dari 150 hari. Panen dini
dapat dicapai dengan ukuran umbi kecil dan/atau laju pertumbuhan cepat.
Kadang-kadang umbi disimpan di lapangan dan dipanen saat diperlukan. Wortel
untuk pengolahan ditanam lebih lama untuk meningkatkan bobot, warna, dan
tingkat kemanisan serta bobot kering. Kandungan bobot kering yang tinggi
berkaitan dengan sifat penyimpanan dan penanganan lebih baik. Namun
penundaan panen yang berkepanjangan sering dibarengi dengan meningkatnya
pembentukan serat dan aroma yang kuat (Rubatzky, M, 1998). Waktu panen
dikemukakan oleh Sutopo (2004), bahwa pemanenan sebaiknya dilakukan pagi
hari agar segera dapat di pasarkan. Persiapan pascapanen wortel tanpa daun dapat
melalui beberapa cara. Untuk dijual segera, wortel dapat ditangani dan di
perpanjang dalam onggokan atau dibungkus. Wortel yang ditangani dalam
tumpukan segar dapat di pasarkan setelah dicuci, kebiasaan yang tidak dilakukan
di kebanyakan negara. Wortel yang dicuci dapat di pasarkan setelah dibungkus
16
dengan kantong plastik kecil dan menjadi sangat populer karena bungkusan ini
dapat mempertahankan kualitas. Bungkusan plastik tersebut berisi umbi yang
bersih dan relatif seragam.
BAB III
METODOLOGI
17
4.1. Waktu Dan Tempat
Lokasi Praktek Kerja Lapang (PKL) di laksanakan di Gabungan
Kelompok Tani (GAPOKTAN) CV. Arjuna Flora yang terletak di Dusun Junggo,
Desa Tulungredjo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu Jawa Timur. Praktek Kerja
Lapang dilakukan pada 2 Februari 2019 sampai dengan 2 Maret 2019.
a. Observasi partisipan
Bentuk ini merupakan bentuk pengamatan, pencatatan serta pengambilan
gambar secara sistematis terhadap kejadian yang diselidiki serta ikut adil
dalam kegiatan di Gabungan Kelompok Tani CV. Arjuna Flora.
b. Wawancara
Bertujuan untuk pengumpulan data dengan menggunakan metode tanya
jawab sesuai dengan informsi yang akan dikumpulkan untuk mendapatkan
penjelasan atau suatu pemahaman mengenai keadaan yang akan dikaji
yang diperoleh dari salah satu anggota kelompok tani ataupun kepada
pendamping di lapang dalam Praktek Kerja Lapang ( PKL ).
18
4.3. Penyajian Data
Penyajian data dalam Praktek Kerja Lapang ini berdasarkan atas data-data
yang di peroleh dari setiap kegiatan budidaya tanaman wortel di Gabungan
Kelompok Tani CV. Arjuna Flora, yang kemudian di analisis dengan menyajikan
data dalam bentuk narasi serta Tabel atau gambar dalam pembahasan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
4.1.1 Letak Geografis
Gapoktan Mitra Arjuna berada di Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan
Bumiaji Kota Batu Jawa Timur. Terletak di ketinggian 1000 – 1700 mdpl.
Kondisi tanah subur, curah hujan di daerah tersebut rata-rata 2087 mm/tahun,
dengan suhu rata-rata pada siang berkisar 23 0C sampai 25 0C, sedangkan pada
malam hari berkisar antara 17 0C sampai 22 0C. Letak geografis yang demikian
sangat cocok untuk menghasilkan berbagai macam produk tanaman hortikultura
seperti kentang, bawang putih, bawang merah, wortel, cabai, apel, bunga, dan
jamur. Batas desa tulung rejo sebagai berikut;
1. Seblah utara berbatasan dengan sumber berantas
2. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Punten
3. Sebelah barat berbatasan dengan Hutan
4. Sebelah timur berbatasan dengan desa Sumbergondo
20
GAPOKTAN CV. Arjuna Flora didirikan pada tahun 2000 saat Indonesia
mengalami krisis moneter. Dimana semua harga barang semakin meningkat
termasuk sarana produksi pertanian seperti pupuk, bibit, pestisida, dan prasarana
lain yang diakibatkan kenaikan dollar Amerika dan rendahnya nilai tukar rupiah.
Dampak dan kejadian itu banyak petani desa junggo tidak mengembangkan
usahanya, bahkan dapat di katakan bangkrut maka dibentuklah GAPOKTAN
Mitra Arjuna Flora.
Pembina
Kepala Dinas Pertanian Dan Kehutanan
Kota Batu
21
Penasehat
Kepala Desa Tulungrejo
Ketua I
Ketua II
Imam Hanafi, SP
Sekretaris I
Bendahara I
Nia rositasari
Yeni Dwiandari
Sekretaris II
Bendahara II
Ina Emawati
Kusman
Kariadi
Unit Produksi
Seksi Humas Seksi Keamanan Olahan Unit Simpan Pinjam
Juma’at Joni Rahmat Afif Syarifudin Wiwin Sudarji
22
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) 10/125/422.209/SIUP-K496/2007.selain
itu juga terdaftar NPWP 02.533.496.2-628.000 dan Tanda Daftar Perusahaan
(TDP)13385500644. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas yang dibebankan,
maka Gapoktan Mitra Arjuna dibentuk struktur organisasi lengkap dengan
bagian-bagian dan seksi-seksi (Gambar 4.1).
23
melaksanakan manajemen, dan pelaporan secara optimal serta mengembangkan
usaha berkelanjutan. Gapoktan juga menerima kunjungan dalam rangka
pembelajaran, pelatihan, studi lapang dan magang dari kelompok tani, akademis,
dan dinas terkait kegiatan pertanian. Komuditas yang dikembangkan di
GAPOKTAN CV. Mitra Arjuna Flora yaitu hortikultura, buah dan tanaman hias.
Komuditas hortikultura yang dibudidayakan di GAPOKTAN CV. Mitra Arjuna
Flora yaitu kentang, bawang merah, bawang putih, wortel, cabai, terong, tomat,
dan sayuran lainnya. Sedangkan untuk buah yang ditanam atau yang
dibudidayakan adalah apel. Untuk tanaman hias banyak sekali yang
dikembangkan seperti zepirantes, bonsai, dan lainnya. Di gapoktan mitra arjuna
flora juga ada juga yang bergerak di bidang budidaya jamur yang dapat
menghasilkan rata-rata 1 ton perhari.
24
kotoran ayam dilakukan setelah pembuatan bedengan dengan menggunakan
teknik sebar. Pupuk kandang yang diberikan sebanyak satu setengah hingga dua
karung yang digunakan dalam satu bedengan. Penutupan tanah ke bedengan
dilakuakan setelah pencampuran tanah dengan pupuk kandang kotoran ayam
dengan menggunakan cangkul.
a. Pengukuran lahan/gacar.
Pengukuran lahan ini dilakukan pada saat proses pertama kali kita
ingin membuat bedengan. Pengukuran bertujuan agar membantu petani
tersebut dalam melakukan suatu pemeliharaan terhadap tanaman
budidaya serta memudahkan dalam proses pemanena. Pembuatan suatu
bedengan ini memiliki ukuran lebar 60-100 cm, panjang bedengan
menyesuaikan lahan, tinggi bedengan 30-50 cm, serta jarak antar
bedengan memiliki ukuran 20 cm.
b. Pemberian pupuk awal
25
Gambar. 4.3. Pemberian pupuk kadang kotoran ayam
Pemberian pupuk kandang kotoran ayam dilakukan setelah bedengan
sudah setengah jadi. Pemberian pupuk kandang dilakuakan dengan
cara disebar dan biasanya dicampur dengan pupuk ampas kopi dengan
takaran satu hingga dua karung pada setiap bedengannya.
c. Penggemburan lahan/kecroh
Penggemburan lahan dilakukan pada lahan yang telah diberi pupuk
yang di lakukan dengan menggunakan alat bantu pacul dengan tidak
merubah atau membongkar suatu bedengan. Hal ini bertujuan agar
pupuk dapat tercampur pada tanah di bedengan tersebut, sehingga
nutrisi yang dibutuhkan pada tanaman budidaya terutama tanaman
wortel dapat terpenuhi.
d. Penutupan bedengan
Penutupan bedengan dapat dilakukan setelah bedengan sebagai media
tanam sudah jadi dan benih tanaman wortel sudah disebar. Penutupan
bedengan ini dilakukan dengan terampil agar benih tanaman wortel
yang telah disebar tersebut mampu tumbuh dan tidak menghambat
pertumbuhan benih tanaman wortel. Penutupan bedengan dengan alat
bantu cangkul ini dapat dilakukan dengan menyebar luaskan tanah
secara tipis-tipis setinggi 0,5cm.
26
4.6.3. Penanaman
Kegiatan penanaman tanaman wortel dilakukan pada awal musim
penghujan, tepatnya pada pagi hari setelah penyediaan lahan dilakukan.
Kebutuhan benih tanaman wortel sendiri membutuhkan 3-5 kg/ha. Penanaman
benih tanaman wortel dilakukan dengan menggunakan alat bantu cangkul agar
benih tanaman wortel tidak mudah hanyut oleh air hujan dan beterbangan.
27
dengan mengambil wortel sehingga membentuk jarak mulai 5-10 cm yang
bertujuan untuk tetap menjaga persaingan penyerapan unsur hara dan air antara
tanaman satu dengan tanaman yang lainnya.
3. Penyiangan Gulma
Penyiangan gulma dengan menggunakan alat bantu sabit dengan
membersihkan gulma pada sisi miring bedengan serta pada sekitar tanaman
wortel. Pada bedengan utamanya biasanya para petani secara manual (tangan)
dengan menggunakan sarung tangan secara langsung agar mempermudah
membersihkan gulma. Penyiangan gulma pada tanaman wortel dilakukan pada
pagi hari atau sore hari. Penyiangan ini bertujuan untuk membuang rumput
liar/gulma karena tanaman tersebut merupakan pesaing bagi tanaman budidaya
dalam mencukupi nutrisi untuk kebutuhan hidup dan berkembangnya.
4. Penggulutan /Pendangiran
Penggulutan/pendangiran merupakan kegiatan dalam menutupi umbi
tanaman wortel agar umbinya tertutup oleh tanah karena sinar matahari.
Pendangiran dilakukan pada siang hari setelah pemupukan dan penyiraman,
dilakukan dengan menggunakan alat bantu cangkul. Pendangiran ini juga
bertujuan dalam memperbaiki aerasi dan struktur tanah sehingga umbi tanaman
wortel tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
5. Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan menambah atau mencukupi unsur hara
yang dibutuhkan dalam suatu tanaman agar tanaman tersebut dapat tumbuh dan
berkembang, terutama dapat berproduksi secara maksimal pada saat proses
pemanenan. Pemupukan pada pemeliharaan ini dilakukan pada pagi hari setelah
kegiatan penyiangan yang dilakukan secara bertahap. Pada pemupukan pertama,
tanaman wortel diberikan 100 kg/ha pupuk Urea pada saat berumur satu bulan.
Pupuk tersebut bisa diganti dengan menggunakan herbisida pada awal pemupukan
untuk menekan pertumbuhan laju gulma di sekitar tanaman wortel dengan jumlah
yang sama.
Pada pemupukan susulan kedua, tanaman wortel dapat diberikan 200 kg/ha
pupuk ZA. Pupuk ini diberikan pada saat usia tanaman wortel memasuki 50-60
28
hari setelah tanam. Setelah itu pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK (dengan
dosis 15:15:15) dengan jumlah 500-600 kg/ha. Pada pemupukan terakhir, pupuk
yang diberikan juga sama yaitu NPK (dosis sama) dengan mengurangi
pemberiannya, yaitu 300 kg/ha pada saat tanaman wortel memasuki umur 80-90
hari setelah tanam. Pemberian pupuk tersebut dilakukan dengan menggunakan
teknik sebar.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada para petani di GAPOKTAN CV.
Arjuna Flora ini dengan teknis. Pengendalian ini melihat dengan kondisi dan
situasi lapang terlebih dahulu, sehingga pestisida yang diberikan sangatlah jarang
diterapkan di lapang. Tetapi pestisida yang diberikan pada saat pemeliharaan
tanaman wortel ini kebanyakan menggunakan Ragen dan Uradan yang
pemberiannya dapat dilakukan dengan cara ditebar yang dilakukan pada pagi atau
sore hari. Hal ini bertujuan agar pestisida tidak cepat menguap pada saat
pemberian dilakukan pada siang hari. Hama yang menyerang tanaman wortel
biasanya orong-orong/anjing tanah (Gryllotalpidae),uret (Lepidiota stigma), serta
ulat tanah (Agrotis ipsilon). Pengendalian pada hama tersebut dapat dilakuakan
secara fisik (dengan membuang secara langsung) pada saat hama ditemukan pada
tanaman wortel. Sedangkan pada penyakit yang menyerang tanaman wortel
biasanya busuk umbi, erminia, dan embun tepung.
29
dari tanaman wortel tersebut. Pemanenan perlu hati-hati agar tanaman wortel
tersebut tidak berkurang nilai daya jualnya.
4.8 Pembahasan
Penananaman wortel yang dilakukan oleh GAPOKTAN CV. Arjuna Flora
sama halnya dengan penanaman tanaman wortel yang dilakukan pada umumnya
oleh para petani lainnya, serta sumber tinjauan yang berasal dari jurnal dan
30
pustaka yang diambil dengan menerapkan Panca Usaha Tani. Panca Usaha Tani
tersebut terdiri dari penyediaan bibit yang unggul, penyediaan lahan, penanaman,
pemeliharaan (pengairan, penjarangan, penyiangan, penggulutan, dan
pengendalian hama dan penyakit yang menyerang), serta penanganan dalam
proses panen dan pasca panen.
Zacky (2010) mengatakan bahwa cara penyemaian benih yang baik yaitu
biji wortel ditaburkan langsung di tempat penanaman, disebarkan secara merata di
bedengan atau dicicir secara memanjang dalam barisan menggunakan lebih dari
10 kg benih untuk tiap hektar. Hal tersebut sama dengan apa yang dilakukan pada
saat penanaman wortel yang dilakukan oleh para petani di CV. Arjuna Flora
dengan cara ditebar namun yang membedakan adalah penyediaan benih yang di
lakukan oleh kelompok tetani di CV. Arjuna Flora yang hanya membutuhkan 3-5
kg/ha. Pengektifan penebaran benih sangat penting dilakukan di kelompok tani
tersebut karena kondisi lingkungan yang sudah cocok serta struktur tanah yang
gembur yang menjadi alasan penyediaan benih tidak membutuhkan benih yang
terlalu banyak di tempat tersebut.
Penyediaan lahan sendiri merupakan kegiatan yang penting dilakuakan
dalam pembudidayaan wortel, karena dengan pengolahan tanah yang baik dapat
memberikan pertumbuhan akar dan pembentukan umbi tanaman wortel dapat
berkembang dengan baik.penyediaan lahan sendiri sangat mudah dilakuakan
sanagt mudah dilakukan mengingat kondisi tanah yang relatif subur, gembur, kaya
akan bahan organik, tidak mudah becek. Pernyataan tersebut sesuai dengan
Duryanto (2006) yaitu dengan mengolah lahan tidak hanya mengubah tekstur
tanah menjadi agregat yang lebih halus dan bertekstur remah/gembur.
Penanaman tanaman wortel dilakukan dengan teknik sebar. Rubatzky, M
(1998) menambahkan bahwa penanaman dilakukan dalam baris tunggal maupun
baris ganda atau secara acak dalam alur yang sempit. Idealnya, jarak tanaman
harus menghasilkan jarak antar umbi yang seragam, tetapi hal ini sulit dicapai
walaupun digunakan alat tanam akurat. Penanaman yang dilakukan pada musim
hujan tidak perlu dilakukan penyiraman, sedangkan penanaman yang dilakukan
31
pada saat musim kemerau dilakukan penyiraman 2 kali sehari pada pagi hari dan
sore hari.
Pemeliharaan tanaman wortel sendiri terdiri dari sebagai macam
pemeliharaan, diantaranya; pengairan, pemjarangan, penyiangan gulma,
penggulutan/pendangiran, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit.
Pengairan pada fase awal tanaman wortel ( Daucus Carota L.) memerlukan air
yang memadai, sehingga perlu di siram secara rutin 1-2 kali sehari, terutama pada
musim kemerau (Anonim 2003), oleh karena itu tanaman wortel biasanya di
tanam pada saat awal musim penghujan yang memudahkan petani dalam proses
pengairan. Penyeleksian atau penjarangan perlu dilakukan agar pertumbuhan
wortel dapat tumbuh dengan baik sehingga tidak adanya persaingan dalam
penyerapan unsur hara dan perkembangan akar. Penjarangan sendiri berguna
dalam memberikan jarak dalam alur dan terjaganya percukupan sinar matahari
sehingga tanaman tumbuh subur (Anonim, 1995). Penjarangan dilakukan dengan
cara mencabut tanaman yang lemah atau tidak sehat dan menyisakan tanaman
yang sehat dan kokoh. Kegiatan tersebut dilakukan dengan mengambil bibit yang
telah tumbuh dengan mencabut secara perlahan dan memindahkan pada bedengan
lain. Dalam pertumbuhannya, gulma akan saling memeperebutkan air, cahaya, dan
unsurhara dengan wortel yang dibudidayakan, sehingga gulma perlu dikendalikan
dengan cara penyiangan (Anonim,2003). Hal ini bertujuan agar menghindari
persaingan unsur hara di dalam tanah serta menghindari ujung umbi tanaman
wortel tersebut terkena paparan sinar matahari secara langsung yang dapat
mengakibatkan umbi wortel berwarna hijau. Pemupukan yang dilakukan oleh
kelompok tani di daerah tersebut sangatlah dominan dalam memberikan pupuk
NPK. Sebagian besar merekomendasi menganjurkan untuk menghindari kelebihan
nitrogen karena cenderung lebih merangsang pertumbuhan daun ketimbang
pertumbuhan umbi (Pohan, 2008). Hal ini menyebabkan perbedaan yang sangat
signifikan pada saat kondisi lapang, mengingat perbedaan ukuran dan berathasil
panen tanaman wortel yang mengakibatkankurang maksimal hasil yang
didapatkan oleh kelompok tani CV. Arjuna Flora. Sedangkan pemeliharaan
terhadap serangan hama dan penyakit yang dilakukan oleh para petani kelompok
32
tani di daerah tersebut menggunakan pengendalian secara sintetik. Pengendalian
secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida Furadan dengan
cara disemprotkan dengan konsentrasi yang dianjurkan (Alfizar, 2001). Jadi
sehingga hama dan penyakit yang menyerang masih pada batas ambang ekonomi
maka penggunaan pestisida sangat jarang dilakukan penyemprotan pada tanaman
budidaya. Hal ini sama dilakukan oleh petani pada kelompok tani CV. Arjuna
Flora, karena pada saat itu tidak ditemukan hama dan penyakit yang menyerang
tanaman wortel.
Pemanenan pada tanaman wortel yang berada di kelompok tani tersebut
yaitu pada saat tanaman wortel berusia 120-150 hari . Hal ini berbanding terbalik
dengan pustaka menurut PS (1995) yang menyatakan tanaman wortel dapat
dipanen setelah 100 hari. Hal ini dapat disebabkan karena varietas yang digunakan
sangatlah berbeda, dan suhu pada lahan tanam atau ketinggian tempat juga
berbeda. Pemanenan dilakukan secara terampil agar tanaman wortel tersebut tidak
berkurang nilai daya jualnya.
Pada penanganan pasca panen tanaman wortel, biasanya dilakukan
persortiran/pemilihan dengan tujuan untuk memisahka baik bedasarkan ukuran
maupun kerusakanya serta yang mengalami percabanagan, atau untuk
ditumbuhkan kembali untuk diambil bijinya. Kriteria yang diambil dijadikan bibit
yaitu pangkal umbi yang tidak terlalu besar dan pangkal umbi yang cekung.
Sebelum ditanam umbi tersebut dipotong 1/3 bagian. Kegiatan tersebut untuk
melihat kondisi umbi wortel pada saat dipanen agar dilihat kelayakan atau
tidaknya tanaman wortel di daerah itu. Kegiatan pasca panen ini biasanya yang
berbeda pada kelompok tani lainnya, karena biasanya setiap tanam para petani
lain menanam benih dengan varietas unggul yang didapatkan di pasar benih.
Berdasarkan kondisi lahan yang ada di GAPOKTAN CV. Arjuna Flora
Batu Jawa Timur dapat dikatakan lahan petani yang dimiliki sesuai dengan syarat
tumbuh, kondisi iklim, dan tanah yang sangat mendukung untuk
melakukanproduksi tanaman wortel, sehingga perlu dilakukan peningkatan
produktifitas yang dibantu oleh pemerintah sekitar mengingat kondisi lingkungan
33
serta iklim yang sudah sesuai agar petani di daerah tersebut dapat hidup dengan
sejahtera dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.
Pada 4 tahun terakhir GAPOKTAN CV. Arjuna Flora memiliki data
statistik panen komuditas tanaman wortel yang tidak stabil.pada tahun 2015
produksi panen tanaman wortel berkisar 35 ton/ha, dan pada tahun 2016 produksi
meningkat menjadi 40 ton/ha. Pada tahun 2017 hasil panen produksi tanaman
wortel hanya mencapai 30 ton/ha. Sedangkan di tahun 2018 hasil panen tanaman
wortel menghasilkan 25 ton/ha. Hal ini disebabkan terjadi perbedaan cuaca yang
selalu mengalami perubahan disetiap tahunnya, yang menyebabkan petani banyak
yang menanam tanaman wortel dengan jumlah yang sedikit dan sebagian lahan
dipakai untuk membudidayakan tanaman hortikultura lainnya.
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil praktek kerja lapang (PKL) tentang budidaya tanaman wortel di
GAPOKTAN Mitra Arjuna Flora, Batu Jawa Timur dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Penyediaan benih dapat dilakukan dengan memproduksi sendiri varietas
local yang dibudidayakan secara turun temurun (telah menyesuaikan
lingkungan dan iklim yang berada di tempat tanaman tersebut
dibudidayakan)
2. Penyediaan lahan terdiri dari; pengukuran lahan (gencar) yang dilanjutkan
dengan pembuatan bedengan setengah jadi, pemberian pupuk kandang
kotoran ayam, penggemburan lahan dan penutupan lahan/bedengan
3. Penanaman tanaman wortel dengan varietas lokal dapat dilakukan dengan
sistem tebar yang kemudian dilakukan penjarangan pada saat dewasa
4. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman (pengairan),
penjarangan, penyiangan gulma, pemupukan, penggulutan, tetapi tidak
dilakukan pengendalian hama dan penyakit
5. Pemanenan, para petani sangatlah berhati-hati dalam melakukan
pemanenan dan mensortir kualitas dan bentuk wortel pada saat pasca
panen yang akan dipasarkan pada masyarakat luas
6. Adanya lahan yang luas, petani di GAPOKTAN CV. Arjuna Flora sudah
memiliki wawasan untuk membudi dayakan tanaman wortel tersebut
sehingga dapat mencegah terjadinya gagal panen pada tanaman wortel.
5.2. Saran
1. Dalam melakasanakan budidaya tanaman wortel proses pembumbunan
sangatlah penting, agar umbi tanaman wortel tidak terkena sinar matahari
secara langsung yang dapat menurunkan kualitas dari hasil umbi tanaman
wortel tersebut.
35
2. Proses penjarangan dalam budidaya tanaman wortel harus dilakukan agar
umbi tidak mengalami penyatuan yang mengakibatkan umbi bercabang
dan ukuran umbi menjadi kecil dan tidak seragam.
3. Pemberian pupuk disarankan pada penanaman tanaman wortel pada saat
proses generatife, petani harus mengganti pupuk agar umbi tanaman
wortel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
36
DAFTAR PUSTAKA
Haq, N. 1993. Teknik budidaya wortel organik. Bandung; Gayasan Sarana Bakti.
Bandung 45 Hal
Lingga, P.1997. Petunjuk penggunaan pupuk. Jakarta; penebar swadaya. 162 Hal
Setiawan, A.I. 1995. Sayuran dataran tinggi; dan pasca panen. Jakarta; Penebar
Swadaya. 226 hal
37
Sunaryono, H. 1990. Kunci Bercocok Tananam Sayur Penting Di Indonesia.
Bandung; CV. Sinar Baru. 154 Hal
Tim Penulis, PS.1995. Pra Dan Pasca Panen Tanaman Wortel. Jakarta. 111 Hal
Zacky, W.2010. Pengaruh Waktu Panen Dan Pupuk Organic Terhadap Hasil
Tanaman Wortel (Daucus Carota L.). Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Negri Gorontalo. Gorontalo. 59 Hal
38
LAMPIRAN
Subtotal Rp.25.750.000,00
3. Pemeliharaan Tanaman
39
f. HKP Rp. 1.000.000.00
5. Lain-Lain
40
L.II. Lampiran Kegiatan Prakter Kerja Lapang
Tabel 2. Kegiatan PKL ( Praktek Kerja Lapang) selama satu bulan
No Waktu
Masuk Keluar
Hari Dan Tanggal Kegiatan
1 Sabtu, 02 Februari 2019 08.00 15.00 Brifing, Label Sari Buah Apel,
Penataan Taman
2 Seni, 04 Februari 2019 06.00 15.00 Penanaman Bunga Zephyranthes
Sp, Penyiangan Gulma
3 Selasa, 05 Februari 2019 06.00 15.00 Membuat Gren House
4 Rabu, 06 Februari 2019 06.00 15.00 Membuat Dan Meratakan
Bedengan, Menanam Bawang
Putih, Mengangkut Bunga
5 Kamis, 07 Februari 2019 06.00 15.00 Mengemas Sari Apel,
Penyiangan Gulma, Membuat
Alur Tanaman Dan Menanam
Bunga Zephyrantes Sp
6 Jum’at, 08 Februari 2019 06.00 15.00 Memanen Bawang Merah,
Brifing
7 Sabtu, 09 Februari 2019 06.00 15.00 Memanen Bawang Merah Dan
Menata Penyimpanan Bawang
Merah
8 Senin, 11 Februari 2019 06.00 15.00 Memanen Bawang Merah Dan
Menata Penyimpanan Bawang
Merah
9 Selasa, 12 Februari 2019 06.00 15.00 Pengeringan Dan Sortasi
Bawang Merah
10 Rabu, 13 Februari 2019 06.00 15.00 Membuat Gren House,
Penyiangan Gulma, Membuat
Penyangga Tanman Cabe
41
11 Kamis, 14 Februari 2019 06.00 15.00 Pemanenan Buah Apel
12 Jum’at, 15 Februari 2019 06.00 15.00 Membuat Bedengan, Brifing
13 Sabtu, 16 Februari 2019 06.00 15.00 Membuat Bedengan, Mencabut
Gulma, Panen Buah Apel
14 Senin, 18 Februari 2019 06.00 15.00 Libur
15 Selasa, 19 Februari 2019 06.00 15.00 Penyiangan Gulma Tanaman
Jeruk
16 Rabu, 20 Februari 2019 06.00 15.00 Peking Apel Celup, Memilih
Apel Busuk, Penguapan Plastik
Apel Celup, Pengeringan
Kemsan Apel Celup
17 Kamis, 21 Februari 2019 06.00 15.00 Pembuatan Gren House,
Penyiangan Gulma,
Pemasanyan Penyangga
Tanaman Cabe
18 Jum’at, 22 Februari 2019 06.00 15.00 Penyiangan Gulma,
Penggemburan Tanah
19 Sabtu, 23 Februari 2019 06.00 15.00 Penggemburan, Pemupukan
Bawang Putih, Penanaman
Tanaman Kentang , Penyiangan
Dan Pemupukan Tanaman
Wortel
20 Senin, 25 Februari 2019 06.00 15.00 Sortasi Bibit Bawang Putih
21 Selasa, 26 Februari 2019 06.00 15.00 Penjarangan Tanaman Wortel,
Membungkus Apel Celup
22 Rabu, 27 Februari 2019 06.00 15.00 Penyiangan Gulma Bawang
Putih, Penjarangan Tanaman
Wortel, Pencangkulan Dan
Membumbun Tanaman LL.
23 Kamis, 28 Februari 2019 06.00 15.00 Greding Botol Plastik,
42
Pengambilan Bunga, Peking
Apel Celup
24 Jum’at, 01 Maret 2019 06.00 15.00 Panen Apel, Penyiangan Gulma,
Brifing
25 Sabtu, 02 Maret 2019 06.00 15.00 Penyusunan Laporan PKL Dan
Persentasi
43