Disusun Oleh :
Kelompok : VI (Enam)
Nama Du/Di : PT. BISI INTERNATIONAL, Tbk
Program Studi : Agribisnis Tanaman Pangan Dan Hortikultura
Judul Laporan : LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
(PKL) TEKNIK PRODUKSI BENIH HIBRIDA
(Lycopersicum esculentum Mill.)
PT. BISI INTERNATIONAL TbK.
Laporan ini telah disetujui dan disahkan serta diizinkan untuk
dipresentasikan pada ujian/ seminar Praktik Kerja Lapangan SMK
Pertanian Pembangunan Negeri Lembang Tahun Pelajaran 2020-2021.
Laporan PKL ini telah dipresentasikan dan diujikan di depan tim penguji
PKL Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura SMK
Pertanian Pembangunan Negeri Lembang Provinsi Jawa Barat pada tanggal 3 dan
4 November 2020.
Kelompok : VI ( Enam)
Program Studi Keahlian : Agribisnis Produksi Tanaman
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultur
Judul Laporan : Laporan Praktik Kerja Lapangan ( PKL )
Teknik Produksi Benih Tomat Hibrida
(Lycopersicum esculentum Mill.)
PT.BISI INTERNSTIONAL Tbk.
Penguji I Penguji II
Kelompok VI
DAFTAR ISI
I
Kata Pengantar..........................................................................................................I
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................III
DAFTAR TABEL..................................................................................................IV
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
1.3 Manfaat......................................................................................................1
1.4 Waktu dan Tempat Pelalsanaan Prakerin..................................................1
BAB II......................................................................................................................4
2.1 Sejarah Singkat Industri.............................................................................4
2.2 Struktur Organisasi Industri......................................................................9
2.3 Fasilitas, Sarana dan Prasarana Industri....................................................9
2.4 Deskripsi Produk Unggulan Industri.......................................................12
BAB III...................................................................................................................14
3.1 Deskripsi Tanaman Tomat............................................................................14
3.1.6 Persiapan Media Semai dan Persemaian..............................................18
3.1.7 Persipan Lahan.....................................................................................19
3.1.9 Pemeliharaan Tanaman........................................................................22
3.1.10 Pengendalian Hama Penyakit..............................................................25
3.1.11 Polinasi dan Kastrasi............................................................................28
3.1.12 Panen dan Perlakuan Pasca Panen.......................................................29
3.1.13 EKSTRAKSI DAN PERSIAPAN BENIH..........................................31
3.1.14 HIDROPONIK.....................................................................................32
3.1.15 Analisa Usaha Tani..............................................................................33
II
DAFTAR GAMBAR
III
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Lahan Pengujian dan Penelitian PT. BISI Internasional, Tbk.................5
Tabel 3.2.1 dosis pemupukan susulan....................................................................23
Tabel 3.1.10.1 Pengendalian OPT..........................................................................25
Tabel 3.4.1 Aplikasi Pestisida................................................................................27
Tabel 3.9.1 Kebutuhan pupuk................................................................................37
Tabel 3.9.2 Kebutuhan Pestisida............................................................................38
Tabel 3.9.3 Biaya Variable.....................................................................................54
Tabel 3.9.4 Biaya Tetap.........................................................................................56
Tabel 3.9.5 Upah Tenaga Kerja.............................................................................57
Tabel 3.9.6 Total Input Tetap.................................................................................57
Tabel 3.9.7 Input Total...........................................................................................58
Tabel 3.9.8 Total Penerimaan................................................................................58
Tabel 3.9.9 Investasi Awal.....................................................................................58
IV
V
VI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu kegiatan wajib
bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan di suatu dunia usaha atau dunia industri
(DU/DI) sesuai dengan kompetensi keahlian setiap peserta didik. Proses
pembelajaran di dunia kerja nyata (DU/DI) bertujuan untuk penerapan,
pemantapan, dan peningkatan kompetensi peserta didik yang melibatkan
praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya melalui pembibingan
praktik.
Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) di SMK Pertanian
Pembangunan Negeri Lembang merupakan bagian dari proses
pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan oleh peserta didik tingkat XII,
yang melibatkan masyarakat khususnya dunia kerja. Program ini bertujuan
selain memperkuat penguasaan kompetensi teknis di bidang agribisnis juga
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada peserta didik Sekolah
Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri Lembang untuk
menghayati, mengamalkan, serta menginternalisasi nilai-nilai positif
“Keduniakerjaan” dalam rangka membangun pribadi yang berkarakter dan
unggul di bidang pertanian.
Sehubungan dengan adanya Covid-19 ini maka pelaksanaan Prakerin
sedikit terhambat dan hanya dapat dilakukan dalam waktu singkat saja .
Diharapkan pelaksanaan Prakerin ini dapat dilaksanakan dengan maksimal.
1.2 Tujuan
1
1) Memberikan pengalaman kerja secara langsung (real) dalm
rangka menanamkan (internalize) iklim kerja posirif yang
berorienasi pada
2
2
1.3 Manfaat
Pelaksanaan program Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga
memberikan manfaat bagi para peserta didik diantaranya:
1) Memperoleh ilmu baru dan keahlian yang tidak didapatkan
di sekolah khususnya dalam bidang agribisnis tanaman pangan
dan hortikultura (ATPH).
2) Mengembangkan kemampuan sesuai dengan arahan/bimbingan
pembimbing industri.
3) Menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat
menanamkan etos kerja yang tinggi.
4) Menambah wawasan dunia kerja, iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja, dan
5) Mendapatkan pengalaman kerja langsung (real) sebelum
memasuki dunia kerja sesungguhnya
2
3
4
5
Managemen Mutu sesuai standar SNI dan LSSM - BTPH dan KAN
(Komite Akreditasi Nasional). Ditahun yang sama, PT. BISI
International, Tbk. mulai mengembangkan ekspor hingga ke
mancanegara antara lain China, Philipina, Jepang, Vietnam dan Malaysia
yang kemudian dikembangkan lagi pemasarannya ke India pada
tahun 2008. Upaya ini menunjukkan karya perbenihan Bangsa
Indonesia telah diakui kualitasnya oleh pihak Luar Negeri.
Dalam menjalankan usaha, PT. BISI International, Tbk. memiliki
tiga departemen yang terdiri atas:
1) Departemen Penelitian dan Pengembangan Produk (R&D)
2) Departemen Produksi; dan
3) Departemen Quality Control (QC)
5
6
6
7
7
8
2. Departemen Produksi
8
9
Rudi Hermanto, SP
GENERAL MANAGER
9
10
10
11
7. Tempat Persemaian
Tempat persemaian digunakan sebagai tempat penyemaian benih
dan pemeliharaan bibit sebelum dilakukan penanaman pada area yang
lebih luas.
8. Ruang Pengamatan
Ruang pengamatan digunakan sebagai tempat pelaksanaan
pengamatan pada tanaman. Pengamatan yang dilakukan bermacam-
macam diantaranya adalah pengamatan uji daya simpan buah.
9. Ruang Pasca Panen dan Proses
Hasil panen diangkut ke ruang pasca panen atau ruang proses.
Untuk hasil panen yang akan dijadikan benih, hasil panen dibawa ke
tempat proses untuk dilakukan proses pembuatan benih. Sementara itu,
hasil panen yang tidak dijadikan. benih diangkut ke ruang pasca panen
untuk dilakukan penanganan pasca panen sebelum dilakukan pemasaran
produk.
10. Ruang Inventarisasi Benih
Ruang inventarisasi benih merupakan tempat yang digunakan
sebagai tempat penyortiran dan pengemasan benih yang telah selesai
diproses.
11. Cool-storage
Cool-storage merupakan tempat penyimpanan benih sebelum
dikirim ke kantor pusat. Suhu pada Cool-storage dimodifikasi untuk
selalu dingin yang bertujuan untuk menjaga kualitas benih selama proses
penyimpanan.
12. Gazebo dan Kantin
11
12
12
13
13
14
14
BAB III
Kegiatan Proses Produksi
15
16
Gambar 3.1.1 Organ Penting Tanaman Tomat (a) Akar Tomat, (b) Batang Tomat, (c) Daun
Tomat, (d) Bunga Tomat, (e) Buah Tomat, (f) Biji Tomat
3.1 Akar
Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh menembus
kedalam tanah dan akar serabut yang tumbuh ke samping hingga ke
dalam 60 cm. Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat akan dapat
tumbuh dengan baik jika ditanam di tanah gembur dan poros.
3.2 Batang
16
17
17
18
buah berubah mejadi cerah. Buah tomat memiliki biji berwarna kekuning-
kuningan dan dibatasi oleh daging buah.
3.6 Biji
Biji tomat berukuran kecil, dengan lebar 2 mm- 4 mm dan panjang
3mm- 5 mm. Biji berbentuk seperti ginjal, ringan, berbulu, dan berwarna
cokelat muda. Biji yang telah kering dan di siman di dalam kaleng atau
tempat yang kedap udar dan dingin akan memiliki daya kecambah yang
bertahan selama 3-4 tahun. Memiliki tipe biji epigeal ( keping biji akan
terangkat keatas).
18
19
19
20
c. Pemeliharaan Bibit
20
21
21
22
3.1.7.4 Pengapuran
Pengapuran adalah kegiatan menetralkan pH tanah. Pembantu
proses penguraian bahan organik tanah dan menurunkan zat racun tanpa
menghilangkan zat-zat penting lain. Pengapuran dilakukan bersamaan
pada saat pegolahan tanah sebab pada umumnya akar tanaman tidak kuat
pada pengapuran secara langsung. Tanaman bisa mengalamai gangguan
pertumbuhan bahkan bisa saja mati, dosis pengapuran perlu
memperhatikan kondisi pH tanah.
Pengapuran menggunakan kapur dolomit (CaMg(CO3)2) yang
disebar secara merata di atas bedengan dengan dosis 2ton/Ha,alasan
menggunakan kapur dolomit dikarenakan dolomit dapat mensuplai
kebutuhan unsur hara kalsium(Ca) dan magnesiu(Mg) pada tanaman selain
menetralkan pH.
22
23
langsung air hujan agar tidak mengenai batang secara langsung. Mulsa
yang digunakan adalah mulsa jenis Mulsa Plastik Hitam Perak yang di
aplikasikan pada siang hari. Berikut adalah tahapan pemasanagan MPHP.:
1. Siapkan bambu penjepit berukuran 20-30cm dan bambu untuk
bagian ujung dengan panjang 1m – 1,2m
2. Membentangkan mulsa diatas bedengan dengan posisi plastik
berwarna perak di atas dan permukaan berwana hitam di bawah.
3. Tancapkan bambu pada bagian ujung setiap isi ujung MPHP serta
tarik panjang bagian sisi sehingga menutupi bedengan secara
sempuran lalu tancapkan pasak yang telah di pasang.
3.1 7 Penanaman
Penanaman adalah kegiatan pemindahan bibit dari persemaian ke
lahan. Bibit yang siap ditanam telah berumur 18-21 hari di persemaian,
memiliki 3-4 helai daun dan pertumbuhannya seragam.
Penempatan jarak tanam pada tanaman harus dilakukan dengan
tepat. Jarak tanam yang terlalu rapat membuat penerimaan cahaya tidak
merata. Sedangkan, jarak tanam yang terlalu renggang tidak begitu
menguntungkan karena populasi tanaman sedikit dan pemakaian luas
lahan tidak optimal. Jarak tanam tanaman tomat yang digunakan pada
penanamn tomat ialah 60 cm x 60 cm. Berikut ini langkah-langkah
penanaman :
1) Membawa bibit dari tempat penyemaian ke lahan.
2) Membuat jarak tanam pada mulsa dengan cara melubagi mulsa
dengan alat pembolong mulsa yang terbuat dari kaleng atau plat besi.
3) Membuat lubang tanam dengan tongkat.
4) Mengeluarkan bibit dari plastik semai dengan cara menekan-nekan
plastiknya agar bibit dapat keluar dengan mudah.
5) Memasukkan bibit ke dalam lubang tanam dan tutup dengan tanah
agar bibit dapat berdiri kokoh.
23
24
6) Mengisi embrat dengan air, siram bibit yang baru ditanam. Apabila
kondisi cuaca sedang hujan maka hindari penyiraman karena
kebutuhan air telah terpenuhi dari air hujan.
3.1.9.1 Penyiraman
Penyiraman adalah memberikan air kepada tanaman hingga
menembus sistem akar. Penyiraman bertujuan untuk mengganti air yang
menguap di siang hari agar kekuatan dan kesegaran tanaman tetap terjaga
seperti halnya saat di malam hari. Penyiraman dilakukan dua kali dalam
sehari dengan menggunakan gembor.
3.1.9.2 Penyulaman
Penyulaman adalah pengantian bibit baru dari bibit tanaman yang
memiliki pertumbuhan yang kurang maksimal, mati dan terserang
penyakit. Bibit baru yang akan ditanam harus memiliki umur dan jenis
yang sama dengan bibit sebelummnya. Penyulaman dilakukan pada saat
bibit berumur 7 HST dengan melakukan pengamatan dan inventalisir
tanaman yang akan disulam. Penyulaman dilakukan dengan cara
mencabut bibit yang akan sulam dan mengantikannya dengan bibit baru.
Waktu yang tepat melakukan penyulaman yakni pada sore hari, agar bibit
dapat beradaptasi dengan lingkungan.
3.1.9.3 Pengajiran
24
25
25
26
3.1.9.5 Pengikatan
Pengikatan batang tomat bertujuan agar batang dapat berdiri tegak.
Pengikatan dilakukana pada saat tanaman berumur 10 HST. Dengan
ketinggian batang mencapai 10 cm-15 cm.
Pengikatan dilakukan dengan menggunakan model angka 8.
Peggunaan model tersebut dilakukan karena kondisi lingkungan yang
berangin, sehingga ikatan akan lebih kuat dan tidak akan turun.
Pengikatan dilakukan setiap pertambahan tinggi batang tomat ±20 cm
atau disesuaikan dengan kondisi tanaman agar batang tomat tetap berdiri
tegak.
3.1.9.6 Pewiwilan
Pewiwilan merupakan pengambilan tunas air atau cabang yang
tidak diperlukan. Pewiwilan bertujuan untuk memfokuskan pemberian
nutrisi ke bagian yang lain. Tunas air harus dibuang karena tidak akan
produktif dan hanya memanfaatkan hasil fotosintesis dari daun-daun yang
lain sehingga pertumbuhan mengganggu pertumbuhan cabang lainnya.
Pewiwilan dapat disebut juga dengan perempelan.
Teknik pewiwilan pada tanaman tomat dibedakan berdasarkan tipe
pertubuhannya yaitu tipe indeterminate dan tipe determinate. Pewiwilan
pada tipe indeterminate dilakukan dengan cara mewiwil cabang tunas
samping pada bagian atas cabang Y. Sedangkan, pada tipe determinate
pewiwilan dilakukan dengan cara mewiwil cabang tunas samping yang
berada di bawah cabang Y.
26
27
a. Pengendalian OPT
OPT adalah organisme baik berupa gulma, hama dan penyakit
yang menyerang tanaman, sehingga kehadirannya dapat menurunkan
hasil produksi tanaman. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian
OPT supaya tanaman dapat berproduksi secara maksimal. Berikut ini
beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman tomat :
Tabel 3.1.10.1 Pengendalian OPT
Hama Gejala dan Pengendalian
Kutu Kebul Gejala :
( Bermisia tabaci Genn.) Terhambatnya pertumbuhan pucuk atau daun,
karena kutu kebul menghisap cairan sel daun dan
ekskresinya menghasilkan “embun madu” yang
menjadi mendium tumbuhannya “embun jelaga”
dan kutu ini berfungsi sebagai vektor penyakit
virus.
Pengendalian :
1. Melakukan pengiliran ( rotasi ) tanaman.
27
28
a) Penyakit
Tabel 3.1.10.2 Penyakit
Gejala :
Penyakit Layu Fusarium Terjadi layuan daun- daun bagian bawah,
( Fusarium oxysporum) menjalar ranting –ranting muda yang juga
layu, kemudian mati berwarna cokelat.
Pengandalian :
1. Tanaman yang menunjukkan gejala layu
segera dicabut. Tanah di lubang tanam
28
29
Gejala :
Penyakit Busuk Buah akibat Buah berwarna hijau tua dan busuk basah.
cendawan Phytohthora infestans Seluruh buah akan terinfeksi, lalu buah
Mont de Barry. mengering dan keriput.
Pengendalian :
1. Mengatur drainase dan jarak tanam.
2. Bagian tanamn yang terinfeksi
dimusnahkan.
3. Melakukan pergiliran tanaman.
4. Penyemprotan fungisida berbahan aktif
mankozeb 80 %, metalaksi, dan
dimetomorf.
Gambar 3.4.4 Penyakit Busuk Buah
29
30
Pemasangan Screen
Pemasangan screen dilakukan untuk tanaman yang berada di luar
green house yang akan dilakukan proses polinasi. Hal ini bertujuan agar
hasil penyerbukan tidak terkena air hujan dan meminimalisir kegagalan.
a) Kastrasi
Kastrasi adalah pembuangan alat kelamin jantan(stamen) pada tetua
betina,sebelum bunga mekar atau sebelum terjadi penyerbukan
sendiri.pembuangan polen dilakukan dengan cara menusukan pinset pada
30
31
a) Panen
Panen tomat dapat dilakukan setelah buah masak dengan selang satu
minggu. Panen pertama dilakukan pada umur 90 hari setelah tanam.
Produksi tiap tanaman mencapai 3 Kg. waktu panen tanaman tomat
dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menjaga kesegaran buah tanaman
tomat. Buah tomat yang dipanen pada pagi hari akan langsung diproses
atau diekstraksi sedangkan panen yang dilakukan pada sore hari akan
diproses pada keesokan harinya.
Ciri tanaman tomat yang siap panen dapat dilihat dari empat aspek.
Aspek yang pertama yaitu secara fisik dengan mudah terlepasnya buah
tomat dari tangkainya. Aspek yang kedua yaitu secara visual atau terlihat
langsung oleh mata manusia dengan warna buah tomat yang
kematangannya 80-95%. Aspek yang ketiga yaitu secara perhitungan,
dihitung dari hari setelah tanam, dalam kisaran 90 – 100 hari setelah
tanam. umur waktu panen tanaman tomat sangat mempengaruhi laju
proses ekstraksi. Buah yang kurang matang sulit untuk dibelah sehingga
mempersulit proses ekstraksi benih sedangkan buah yang dipanen terlalu
matang akan berkecambah sebelum dilakukan ekstraksi. Aspek yang
terakhir yaitu secara analisis kimiawi dengan menggunakan bahan kimia,
namun cara ini jarang dipakai karena membutuhkan pengeluaran yang
cukup besar.
Teknik panen yang digunakan PT.BISI Internasional TBK yaitu
dengan cara manual. Buah tomat dipetik langsung menggunakan tangan
dan kemudian dimasukan ke dalam strimin per lubang tanam kemudian
diberi label sesuai kode identitas yang ada pada lubang tanam. Setelah
buah tomat di dalam strimin per lubang tanam kemudian diikat
menggunakan tali perbedengan agar tidak tercampur dengan bedengan
yang lainnya dan kemudian diangkut menggunakan gerobak untuk
disimpan di ruang proses.
32
33
b) Pasca Panen
Pasca panen adalah kegiatan
untuk menjaga kualitas dan daya
simpan benih tomat agar tetap
memiliki vigor yang tinggi.
Kegiatan pasca panen di PT.BISI
Internaisonal TBK meliputi kegiatan
pengolahan benih, di antaranya
ekstraksi dan pengeringan benih.
Buah tomat yang dipanen pada pagi
hari akan langsung diproses atau
diekstraksi sedangkan panen yang
dilakukan pada sore hari akan
diproses pada keesokan harinya.
Gambar 3.6.2 Penyimpanan hasl panen di gudang
penyimpanan
33
34
a) Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan memisahkan biji tomat dari daging buah
segar dan bahan lainnya yang tidak diperlukan. Alat dan bahan yang perlu
disiapkan adalah pisau, strimin, rak jemur, mesin pengering dryer.
Ekstaksi dilakukan sesuai identitas yang tecatat di label. Diawali
dengan mengeluarkan buah tomat dari strimin lalu memotongnya
menggunakan pisau. Kemudian memisahkan biji dari bagian lainnya dan
selanjutnya biji dimasukan kembali ke dalam strimin. Biji di dalam strimin
dibilas menggunakan air mengalir hingga lendirnya hilang.
b) Pengeringan Benih
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengurangi kandungan air di
dalam benih. Pengeringan ini bertujuan untuk memperkuat daya simpan
benih. Terdapat dua tahapan dalam pengeringan di PT.BISI Internasional
TBK yaitu dengan cara dijemur dengan terkena sinar matahari langsung
selama 3 hari dan kemudian dimasukan kedalam mesin pengering dryer
selama 18 jam.
34
35
3.1 13 HIDROPONIK
Disusun oleh: Fadzla Fauzia Mhikail
Lahan F1a 17 m
27 m
35
36
a. Luas Lahan
Panjang = 27 m
Lebar = 17 m
Luas lahan = panjang x lebar
= 27m x 17 m
= 459 m2
b. Luas lahan efektif
Ukuran bedengan : panjang = 9 m, lebar = 1,2 m, dan jumlah = 38
Luas lahan efektif = p x l x jumlah bedengan
= 9 m x 1,2 m x 38
= 410,4 m 2
c. Efektivitas lahan
Luas lahan efektif
Efektifitas lahan = x 100 %
Luas lahan seleruhnya
410,4 m 2
= x 100 %
459 m 2
= 89 %
2. Populasi
Diketahui : Luas lahan seluruhnya = 459 m 2, jarak tanam = 60 cm x 60
cm atau 0,6 m x 0,6 m
Ditanyakan : populasi ?
459m 2
Jawaban : Populasi =
0,6 m x 0,6 m
459 m2
=
0,36 m2
= 1.275 tanaman
10,8 m 2
Populasi tanaman/ bedengan =
0,6 x 0,6 m ❑
36
37
10,8 m2
=
0,36 m 2
= 30 tanaman
Jumlah : 30 tanaman x 38 bedengan = 1.140 Tanaman
3. Kebutuhan Bibit
Diketahui :populasi = 1.275 tanaman dan daya kecambah = 80 %
Ditanya : kebutuhan bibit ?
1
Jawaban : Kebutuhan Bibit = populasi x
dk
1
= 1.275 x
80 %
= 1.593 bibit
4. Kebutuhan Benih
Diketahui : kebutuhan bibit = 1.593 dan bobot 1000 butir benih =
3 gram
Ditanya : kebutuhan bibit ?
bobot benih
Jawaban : Kebutuhan Benih = x kebutuhan bibit
jumlah benih
3 gram
= x 1.593 bibit
1.000
= 4,779 gram
6. Kebutuhan Dolomit
Diketahui : Ditanya : kebutuhan dolomit ?
37
38
7. Kebutuhan Mulsa
Diketahui : Ditanya : kebutuhan mulsa ?
Luas lahan efektif = 410,4 m 2
1 kg mulsa = 25 kg
luaslahan efektif
Jawaban : Kebutuhan Mulsa =
1 kg mulsa
410,4 m2
=
25 kg
= 16,416 ≈ 16 kg
8. Kebutuhan Media Semai ( cocopeat )
Diketahui : Ditanya : kebutuhan media semai
Populasi = 1.140 tanaman
1 tray berisi = 165 tanaman
1 karung cocopeat (10 kg) = 4 Tray, berarti 1 tray = 2,5 kg cococpeat
populasi
Jawaban : Jumlah Tray =
isi tanaman/tray
1.140tanaman
= 165tanman
38
39
¿
Jawaban : ( 10< 4 tray ¿ x 7 tray
: 2,5 lt/tray x 7 tray
: 17,5 lt
11. Kebutuhan pemupukan susulan
a. Kebutuhan larutan pupuk/tanaman
Diketahui :Jumlah larutan pupuk = 250 ml/ tanaman
Populasi = 1.140 tanaman
Ditanya : Kebutuhan larutn pupuk susulan ?
Jawaban : Kebutuhan larutan =jumlah larutan/tnm x populasi
= 250 ml/tnm x 1.140 tanaman
= 285,000 ml = 285 liter
b. Kebutuhan Volume Semprot (VS)
Diketahui :
39
40
4. Grand –K Dosis :
20 g/l ( 3 x aplikasi )
Keb. Pupuk
= ( 20/l x 1.140 x 3 )
= 68.400 gram
40
41
3,5 ml
Keb. Pupuk = ( x 16 x 8) + ( 1ml/l x16 lt x 8 ) + ( 2ml/lt x 16 lt x
14 l
8)
= 896 ml
4. Raycock Diketahui :
VS : 16 lt
Dosis : 7 ml/14 L (8x), 0,5 ml/L (8x), dan 1 ml/L ( 8x)
7 ml
Keb. Pupuk = ( x 16 lt x 8 ) + (0,5ml/l x 16 x 8 ) + ( 1ml/l x 16 x 8 )
14 l
= 1.024ml + 64 ml + 128 ml
= 1.216 ml
5. Besmor Diketahui:
Volume Semprot : 16 lt
Dosis : 0,3 ml/lt (24 x )
Keb. Pestisida = ( 0,3 ml/lt x 16 lt x 24 )
= 115.2 ml
41
42
42
43
= Rp 943.000
3. Cangkul ( 2 buah )
Nilai baru (NB) = Rp. 50.000
Nilai sisa (NS) = 10 % x NB = 10 % x 50.000 = 5.000
Jarak Usia Ekonomis (JUE) = 8 tahun
Masa Psroduksi ( MP ) = 4 bulan
Suku Bunga ( SB) =6%
a) Penyusutan
50.000−5.000 4
Penyusutan = x
8 12
= Rp. 1.875 × 2
= Rp. 3750
b) Bunga Modal
50.000+ 5.000 4 6
Bunga Modal = x x
2 12 100
24
= 27.500 x
100
= Rp. 6.600×2
= Rp. 13.200
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
= 3750+13.200
= Rp. 16.950
4. Gerobak (1 buah )
Nilai Baru ( NB ) = Rp. 345.000
Nilai Sisa ( NS ) = 10 % x 345.000 = Rp. 3.450
Jarak Usia Ekonimis ( JUE ) = 3 tahun
Masa Produksi ( MP ) = 4 bulan
Suku bunga ( SB) =6%
a) Penyusutan
345.000−3.450 4
Penyusutan = x
3 tahun 12
4
= 113.850 x
12
43
44
= Rp. 37.950
b) Bunga modal
345.000+3.450 4 6
Bunga Modal = x x
2 12 100
24
= 174.225 x
1.200
= Rp. 3.484
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
= 37.950 + 3.484
= Rp. 41.434
5. Ta ( 2 buah )
Nilai Baru ( NB ) = Rp. 55.000
Nilai Sisa ( NS ) = 10 % x 55.000 = 5.500
Jarak Usia Ekonomis ( JUE ) = 3 tahun
Masa Produksi ( MP ) = 4 bulan
Suku Bunga ( SB) =6%
a) Penyusutan
55.000−5.500 4
Penyusutan = x
2 12
= Rp. 8.250 × 2
= Rp.16.500
b) Bunga Modal
55.000+ 5.500 4 6
Bunga Modal = x x
2 12 100
24
= 30.250 x
1200
= Rp. 605×2
= 1.210
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
= 16.500+1.210
= Rp. 17.710
44
45
6. Power sprayer
Nilai Baru ( NB ) = Rp. 3.150.000
Nilai Sisa ( NS ) = 10 % x 3.150.000 = 315.000
Jarak Usia Ekonomis ( JUE ) = 5 tahun
Masa Produksi ( MP ) = 4 bulan
Suku Bunga ( SB ) =6%
a) Penyusutan
3.150.000−315.000 4
Penyusutan = x
5 12
4
= 567.000 x
12
= Rp. 189.000
b) Bunga Modal
3.150.000+ 315.000 4 6
Bunga Modal = x x
2 12 100
24
= 1.732.500 x
1200
= Rp. 34.650
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
= 189.000 + 34.650
= Rp. 223.650
7. Screen ( 88 m 2)
Nilai Baru ( NB ) = Rp. 61.600/10 m 2
Nilai Sisa ( NS ) = 10 % x 61.600 = 6.100
Jarak Usia Ekonomis ( JUE ) = 5 tahun
Masa Produksi ( MP ) = 4 bulan
Suku Bunga ( SB ) =6%
a) Penyusutan
61.600−6.100 4
Penyusutan = x
5 12
4
= 11.100 x
12
45
46
3700
= ×88
10
= 32.560
b) Bunga Modal
61.600+6.100 4 6
Bunga Modal = x x
2 12 100
24
= 67.700 x
1200
1354
= × 88
10
= 11.915
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan+ bunga modal
= 32.560+11.915
= Rp. 44.475
8. Selang ( 100 m
Nilai Baru ( NB ) = Rp. 475.000
Nilai Sisa ( NS ) = 10 % x 475.000 = 47.500
Jarak Usia Ekonomis ( JUE ) = 5 tahun
Masa Produksi ( MP ) = 4 bulan
Suku bunga ( SB ) =6%
a) Penyusutan
475.000−47.500 4
Penyusutan = x
5 12
4
= 85.000 x
12
= Rp. 28.500
b) Bunga Modal
475.000+ 47.500 4 6
Bunga modal = x x
2 12 100
24
= 261.250 x
1200
= Rp. 5.225
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
46
47
= 28.500 + 5.225
= Rp. 33.725
9. Gembor ( 1 buah )
Nilai Baru ( NB ) = Rp. 75.000
Nilai Sisa ( NS ) = 10 % x 75.000 = 7.500
Jarak Usia Ekonomis ( JUE ) = 3 tahun
Masa Produksi ( MP ) = 4 bulan
Suku Bungan ( SB ) =6%
a) Penyusutan
75.000−7.500 4
Penyusutan = x
3 12
4
= 22.500 x
12
= Rp. 7.500
b) Bunga Modal
75.000+ 7.500 4 6
Bunga Modal = x x
2 12 100
24
= 41.250 x
1200
= Rp. 825
c) Jumlah
Jumlah = penyustan + bunga modal
= 7.500 + 825
= Rp. 8.325
10. Drum ( 2 buah )
Nilai Baru ( NB ) = Rp. 110.000
Nilai Sisa ( NS ) = 10 % x 110.000 = 11.000
Jarak Usia Ekonomis ( JUE ) = 5 tahun
Masa Produksi ( MP ) = 4 bulan
Suku Bunga ( SB ) =6%
a) Penyusutan
47
48
110.00−11.000 4
Penyusutan = x
5 12
4
= 19.800 x
12
= Rp. 6.600×2
= 13.200
b) Bunga Modal
110.000+11.000 4 6
Bunga Modal = x x
2 12 100
24
= 60.500 x
1200
= Rp. 1.210×2
= Rp. 2.420
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
= 13.200+2.420
= Rp. 15.620
48
49
24
= 16.5000 x
1200
= Rp. 330
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
= 3.000 + 330
= Rp. 3.330
49
50
50
51
4
= 1.800 x
12
= Rp. 600
b) Bunga Modal
6.000+600 4 6
Bunga Modal = x x
2 12 100
24
= 3.300 x
1200
Rp. 66
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
= 600 + 66
= Rp. 666
15. Embrat ( 1 buah )
Nilai Baru ( NB ) = Rp. 15. 000
Nilai Sisa ( NS ) = 10 % x 15.000 = 1.500
Jarak Usia Ekonomis ( JUE ) = 3 tahun
Masa Produksi ( MP ) = 4 bulann
Suku Bunga ( SB) =6%
a) Penyusutan
15.000−1.500 4
Penyusutan = x
3 12
4
= 4.500 x
12
= Rp. 1.500
b) Bunga Modal
15.000+ 1.500 4 6
Bunga Modal = x x
2 12 100
24
= 8.250 x
1200
= Rp. 165
c) Jumalah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
51
52
= 1.500 + 165
= Rp. 1.665
16. Ajir ( 342 )
Nilai Baru ( NB ) = Rp. 600/buah
Nilai Sisa ( NS ) = 100 % x 60.000 = 6.000
Jarak Usia Ekonomis ( JUE ) = 1 tahun
Masa Produksi ( MP ) = 4 bulan
Suku Bunga ( SB ) =6%
a) Penyusutan
600−60 4
Penyusutan = x
1 12
4
=x
12
= Rp. 180×342
= 61.560
b) Bunga Modal
600+60 4 6
Bunga Modal = x x
2 12 100
24
= x
1200
= Rp. 6,6 ×342
= Rp. 2.257
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
= 61.560 + 2.257
= Rp. 63. 817
17. Timbangan Duduk
Nilai Baru ( NB ) = Rp. 935.000
Nilai Sisa (NS ) = 10 % x 935.000 = 93.500
Jarak Usia Ekonomis (JUE ) = 5 tahun
Masa Produksi ( MP ) = 4 bulan
Suku Bunga ( SB ) =6%
52
53
a) Penyusutan
935.000−93.500 4
Penyusutan = x
5 12
4
= 168.000 x
12
= Rp. 56.100
b) Bunga Modal
935.000+93.500 4 6
Bunga Modal = x x
2 12 100
24
= 514.250 x
1200
= Rp. 10. 285
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
= 56.100 + 10.285
= Rp. 66. 385
53
54
24
= 2.750 x
1200
= Rp. 55
55 x 15 buah
=
10
= Rp. 82.5
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
= 2.250 + 82.5
= Rp. 2.332.5
19. Strimin besar ( 15 buah )
NB = Rp. 700/ buah
NS = 10 % x 700 = 70
JUE = 1 tahun
MP = 4 bulan
SB =6%
a) Penyusutan
700−70 4
Penyusutan = x
1 12
4
= 630 x
12
= Rp. 2.10
2.10 x 15 buah
=
10
= Rp. 3.150
b) Bunga Modal
7.000+700 4 6
Bunga Modal = x x
2 12 100
24
= 3.850 x
1200
= Rp. 77
77 x 15 buah
=
10
= Rp.115.5
c) Jumlah
54
55
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
= 9.000 + 330
= Rp. 9.330
21. Rak Jemur ( 1 buah )
NB = Rp. 65.000
NS = 10 % x 65.000 = 6.500
55
56
JUE = 3 tahun
MP = 4 bulan
SB =6%
a) Penyusutan
65.000−6.500 4
Penyusutan = x
3 12
4
= 19.500 x
12
= Rp. 6.500
b) Bunga Modal
65.000+6.500 4 6
Bunga Modal = x x
2 12 100
24
= 35.750 x
1200
= Rp. 715
c) Jumlah
Jumlah = penyusutan + bunga modal
= 6.500 + 715
= Rp. 7.215
56
57
= 168 ×2
= 336
b) Bunga Modal
28.000+2.800 4
= × ×6%
2 12
4
= 15.400 × ×6 %
12
= 5.134 × 6 %
= 308 ×2
= 616
c) Jumlah
= Penyusutan+ Bunga modal
= 336+616
= 962
57
58
58
59
59
60
60
61
2
5 Penyulaman 2𝑝𝑖×1 𝑘𝑎𝑙𝑖× ×𝑅𝑝.71..000 Rp 35.000,00
8
2
6 Penyiraman 3𝑝𝑖×110 𝑘𝑎𝑙𝑖× ×𝑅𝑝.71.000 Rp 5.857.500,00
8
8
7 Pengajiran 1𝑝𝑎×7 𝑘𝑎𝑙𝑖× ×𝑅𝑝.79.000 Rp 553.000,00
8
1
8 Pemupukan Susulan 3𝑝𝑖×15 𝑘𝑎𝑙𝑖× ×𝑅𝑝.71.000 Rp 399.375,00
8
1
9 Proteksi 2𝑝𝑎×37 𝑘𝑎𝑙𝑖× ×𝑅𝑝.79.000 Rp 730.750,00
8
10 3
Pemangkasan 3𝑝𝑖×7 𝑘𝑎𝑙𝑖× ×𝑅𝑝.71.000 Rp 559.125,00
8
3
11 Pengikatatan 3𝑝𝑖×15 𝑘𝑎𝑙𝑖× ×𝑅𝑝.71.000 Rp 1.198.125,00
8
12 4
Penyiangan 1𝑝𝑎×12 𝑘𝑎𝑙𝑖× ×𝑅𝑝.79.000 Rp 474.000,00
8
5
13 Panen&Pasca Panen 2𝑝𝑖×12 𝑘𝑎𝑙𝑖× ×𝑅𝑝.71.000 Rp 1.065.000,00
8
TOTAL 0
61
62
62
63
63
64
64
65
3.1.15 Pemasar
65
66
66
67
II
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
tinggi.
II
sumber air milik sendiri sehingga tidak ada kendala dalam proses budidaya
dikarenakan sulitnya ketersediaan air bersih.
II
4.3 Masalah dan Penyelesaian Masalah dalam Pelaksanaan PKL
a. Masalah
Adapun permasalahan yang muncul selama pelaksanaan
praktik kerja lapangan (PKL) diantaranya adalah sebagai berikut:
b. Penyelesaian Masalah
II
II
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Setelah selessai melaksanakan kegiatan PKL ini, penyusun memperoleh banyak
pembelajaran dan pengalaman yang tidak di dapat di sekolah terutama dalam
budidaya tomat dan pembenihan tomat. Maka dari itu penyusun dapat
menyimpulkan, diantaranya :
i.Kerja keras, disiplin, dan rasa tanggung jawab yang tigggi harus selalu
diterapkan.
ii.Pengetahuan teori sebelum mengaplikasikan sangat penting.
iii.Harus memulai penerapan pertanian dengan sistem yang lebih modern
untuk dapat menghasilkan produk yang unggul dan berdaya saing tinggi di
pasar lokal maupun manca negara.
iv. Dalam melaksankan budidaya dan pembenihan dengan luas 459 m2 ini,
maka didapat O/I ratio 7.950 yang artinya setipa menginfestasikan biaya
sebesar Rp. 1.000,-maka akan memperoleh hasil sebesar Rp. 7.950,- atau
mendapat keuntungan sebesar Rp. 6.950,- .
5.2 Saran
Setelah penyusun mengambil kesimpulan, penyusun memberikan
beberapa saran kepada perusahaaan dan pihak sekolah yang nantinya mudah-
mudahandapat bermanfaat bagi generasi selanjutnya. Adapun saran-saran
yang dapat penyuun sampaikan, diantarannya :
1. Alangakah baiknya perusahaan memiliki alat produksi benih untuk
proses penginjakan tomat secara otomatis maupun menggunakan
mesim pengiling tomat sehingga mempercepat penghancuran buah
tersebut.
2. Sebaiknya konsep PKL dan seminar sudah ditetapkan dari awal dan
tidak diubah-ubah . Agar peserta PKL dapat mempersiapkan dengan
matang.
II
Daftrar Pustaka
Rukmana, Rahmat. 1994. Tomat dan Cherry. Penerbit Kanisius: Yogyakarta
Syukur, M., H.E. Saputra, R.Hermanto. 2015. Bertanam Tomat di Musim Hujan.
Penerbit Swadaya: Jakarta
http://repository.uin-suska.ac.id/15643/8/7.%20BAB%20II_201899PTN.pdf
https://dosenpertanian.com/tanaman-tomat/
https://mitalom.com/cara-membuat-media-semai/
II