Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT.RIGUNAS AGRI UTAMA

PERANAP

DISUSUN OLEH:

PUTRA ANDIKA

PROGRAM KEAHLIAN BIDANG AGRIBISNIS TANAMAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1


KELAYANG

2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dilaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) pada tanggal 12


Oktober 2022 di PT. Rigunas Agri Utama (RAU).

Nama : Putra Andika

NISN : 3043113686

Lokasi : PT. Rigunas Agri Utama (RAU)

Program Studi : Agribisnis Tanaman

Tahun Pelajaran : 2022/2023

Laporan ini disetujui oleh:

Ketua Praktik Kerja Lapangan (PKL) Guru Pembimbing

AGUS SALIM, S.P. SULAIMAN, S.P.


NIP. 197808012011021001 NIP. 197708012021211001

Kepala Program

MASDUKI, S.P.
NUPN. 9910677362

i
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Nama Peserta : Putra Andika

Tempat/Tanggal Lahir : Dusun Tua, 13 Agustus 2004

Jenis Kelamin : Laki-laki

Nomor Induk Siswa Nasional : 3043113686

Alamat : Dusun Tua Pelang

Nama Orang Tua/Wali : Ahmad Alim/Robiah

Alamat Orang Tua/Wali : Dusun Tua Pelang

ii
IDENTITAS PERUSAHAAN

Nama Perusahaan : PT. Rigunas Agri Utama

Jenis Usaha : Pengelolaan kebun Sawit

Alamat : Afdeling 1, Peranap, Indragiri Hulu

Nama Pembimbing : Sulaiman, S.P

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Allah SWT


Tuhan Semesta Alam. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi
Allah, Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari jaman
jahilliyah menuju jaman yang terang seperti sekarang.
Alhamdulillahirabbil’alamin, pada akhirnya laporan yang berjudul
“LAPORAN PROGRAM KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
(PKL) DI PT. RIGUNAS AGRI UTAMA (RAU)” telah selesai.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) hingga
terselesaikannya laporan ini, diantaranya:
1. Bapak Firmanzah, S.T. Selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 1 Kelayang
2. Bapak Masduki, S.P. Selaku Ketua Program PKL
3. Bapak Agus Salim, S.P. Selaku Ketua PKL
4. Bapak Sulaiman, S.P. Selaku Guru pembimbing
5. Seluruh staff PT.Rigunas Agri Utama khususnya staff Afdeling 1
beserta bapak-bapak mandor, yaitu Sutriono, Syahril, Afrizal, Asrizal
dan lainnya.
6. Warga afdeling 1 yang telah menemani kami selama tinggal disana
7. Orang tua yang memberikan doa dan semangat serta memberikan
kami dorongan untuk melanjutkan pendidikan
8. Teman-teman kelompok PKL yang telah bekerja sama
Semoga laporan yang disusun ini bermanfaat untuk teman-teman
semua. Kritikan dan masukan yang membangun akan sangat dibutuhkan
untuk menyempurnakan laporan ini.
Peranap, 03 Desember 20022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................i
IDENTITAS PESERTA PRAKTIK.......................................................................ii
IDENTITAS PERUSAHAAN
.................................................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan.........................................................................2
C. Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan......................................................2
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan............................................................................................3
B. Area Perkebunan................................................................................................3
C. Visi dan Misi......................................................................................................6
D. Struktur Organisasi PT. Regunas Agri Utama ..................................................7
BAB III KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Persiapan Penanaman ......................................................................................10
B. Penanaman........................................................................................................10
C. Pemeliharaan.....................................................................................................10
D. Panen................................................................................................................27
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................35
B. Saran.................................................................................................................35
Lampiran.................................................................................................................ix

v
Daftar Pustaka.........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Rigunas Agri Utama.....................................7

Gambar 2. Bagan alur budidaya tanaman kelapa sawit di PT. Rigunas Agri Utama.....9

Gambar 3. Jenis Gulma.......................................................................................11

Gambar 4. Praktik langsung pengendalian gulma secara kimia...................................12

Gambar 5. Praktik melakukan DAK...................................................................13

Gambar 6. Praktik langsung melakukan CWM dan hasil kegiatan CWM Kegiatan
pengendalian gulma di PT.RIGUNAS AGRI UTAMA..........................14

Gambar 7. Praktik pruning..................................................................................15

Gambar 8. Alur Kegiatan Panen.........................................................................30

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat pruningan sesuai umur kelapa sawit.............................................14

Tabel 2. Jumlah standar pelepah pada tanaman kelapa sawit.......................................15

Tabel 3. Alat yang digunakan dalam kegiatan panen.........................................31

vii
DAFTAR LMPIRAN

Lampiran 1. Praktik melakukan DAK....................................................................ix


Lampiran 2. Melakukan pengumpulan buah sawit ………………………………ix

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati


dan memiliki prospek agribisnis yang cerah. Hal ini mampu mendorong
pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan ekspor minyak kelapa
sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia.Sejak 2005, sawit menjadi
minyak nabati terbesar di dunia (24%) menggeser minyak kedelai (23%).
Posisi strategis dan kontribusi sawit pada pertumbuhan ekonomi dunia dan
Indonesia semakin terasa.

Menurut data Kementrian Pertanian Badan Pusat Statistik (BPS)


dari tahun 2006 hingga 2010, luas lahan, produksi, volume ekspor dan nilai
ekspor minyak mentah sawit atau Crude Palm Oil (CPO) selalu meningkat.
Pada 2010, volume ekspor 16.291.856 ton senilai US$ 13.469 juta.Pada
Januari – September 2011, volume ekspor telah mencapai 11.286.285 ton
senilai US$ 12.402,77 juta. Nilai tersebut sebagian kecil berasal dari
kontribusi sawit. Berbagai pajak dan bea ekspor menjadi pendapatan negara
(Sucipto, 2012).
Permintaan CPO datang dari Asia sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi dunia saat ini.India dan Tiongkok merupakan pasar terbesar CPO
Indonesia bahkan, dua negara tersebut menyerap sekitar 70% total pasokan
CPO dunia. Menurut Wakil Ketua I Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI)
Derom Bangun, permintaan CPO India pada 2012 mencapai 7,1 juta ton,
naik 5,18% dari 2011 sebesar 6,75 juta ton. Impor CPO Tiongkok pada 2012
naik dari 5,95 juta ton pada 2011 menjadi 6,65 juta ton pada 2012 (Sucipto,
2012). Selain itu, Pakistan, Timur Tengah dan Afrika merupakan pasar CPO
yang sedang tumbuh. Pasar CPO Pakistan diperkirakan melonjak dari
220.000 ton pada 2011 menjadi 800.000 ton pada 2012.
Secara global, para analis pasar komoditas memprediksi kebutuhan
CPO dunia pada 2012 bekisar 51.150 juta ton, naik 5,1% dari tahun 2011,
sebesar 48.680 juta ton. Sebagian CPO diproses untuk biofuel sekitar

1
700.000 ton. Sementara itu, di pasar domestik, permintaan CPO tumbuh
sekitar 5% dari 6,2 juta ton pada 2011 menjadi 6,5 juta ton pada 2012. Hal
ini dibutuhkan industri farmasi dan makanan (Sucipto, 2012).
PT. Regunas Agri Utama adalah suatu perusahaan Suwasta yang
berorientasi di bidang perkebunan dan pengolahan kilang minyak sawait.
Perkebunan kelapa sawit di PT. Regunas Agri Utama mulai berkembang
pada tahun 1992. yang di sponsori oleh PT. Asean Agri Utama. PT. Regunas
Agri Utama sudah mendapatkan izin lokasi pada tahun 1992 seluas
28.717,50 ha berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah tingkat I Riau
Nomor: KPTS.78/I.L- VI/1992 pada tanggal 24 Juni 1992, kemudian
keputusan dari Mentri Kehutanan Nomor: 690/Kpts.-II-/92 pada tanggal 9
Juni 1992. Kemudian pada tanggal 27 April tahun 2000 areal PT. Regunas
Agri Utama memperoleh ijin HGU dari Kepala Badan Pertanaan Nasional
Nomor: 18/HGU/BPN/2000 dengan luas areal 5.215,142 ha dan berlaku
selama 35 tahun.
B. Tujuan Praktik Kerja Lapangan

1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang budidaya


tanaman kelapa sawit
2. Mengasah keterampilan bekerja secara langsung di PT. Rigunas Agri
Utama
3. Meningkatkan leadership dan teamwork di PT. Rigunas Agri Utama

4. Membangun sikap profesionalisme dan pengabdian diri


sebagai calon tenaga kerja.
C. Waktu dan Tempat Praktik Kerja Lapangan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dimulai pada tanggal 12 Oktober


2022 sampai dengan tanggal 03 Desember 2022 di PT. Rigunas Agri Utama,
Peranap.

2
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PT. Regunas Agri Utama adalah suatu perusahaan Suwasta yang


berorientasi di bidang perkebunan dan pengolahan kilang minyak sawait.
Perkebunan kelapa sawit di PT. Regunas Agri Utama mulai berkembang pada
tahun 1992. yang di sponsori oleh PT. Asean Agri Utama.

PT. Regunas Agri Utama sudah mendapatkan izin lokasi pada tahun
1992 seluas 28.717,50 ha berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah tingkat I Riau
Nomor: KPTS.78/I.L- VI/1992 pada tanggal 24 Juni 1992, kemudian keputusan
dari Mentri Kehutanan Nomor: 690/Kpts.-II-/92 pada tanggal 9 Juni 1992.
Kemudian pada tanggal 27 April tahun 2000 areal PT. Regunas Agri Utama
memperoleh ijin HGU dari Kepala Badan Pertanaan Nasional Nomor:
18/HGU/BPN/2000 dengan luas areal 5.215,142 ha dan berlaku selama 35 tahun.

Pada saat ini kebun inti yang telah di bangun adalah seluas 3.685 Ha
dimana luasnya tersebut terbagi menjadi luas kebun 3.658 Ha dan areal sarana
prasarana penunjang seluas 27 Ha sedangkan kebun plasma yang telah dibangun
seluas 5.136 Ha yang terbagi menjadi dua wilayah kebun plasma antara lain kebun
plasma Koto baru seluas 1.846 Ha, dan kebun plasma Serangge seluas 3.290 Ha .

B. Area Perkebunan

Areal perkebunan kelapa sawit PT. Regunas Agri Utama aecara


keseluruhan terletak di 16 wilayah desa dan 4 kecamatan, antara lian : Desa
Rimba Semenai (Kecamatan Rakit Kulim), Desa Sencano Jaya, Desa Sungai Aur,
Desa Peladangan, Desa Punti Kayu, Desa Pasajian, (Kecamatan Batang Peranap),
Desa Koto Medan, Desa Pulau Sangkilo, Desa Kalayang, (Kecamatan Kelayang),
Desa Paih Ranap, Desa semelinang Tebing, Desa Gumanti, Desa Talang Pring
Jaya, (Kecamatan Peranap), Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Namun
dalam melaksanakan operasional sesuai dengan lokasi arealnya, terbagi menjadi
tiga wilayah kerja Yaitu : Kebun Inti Peranap, Kebun plasma Koto Baru, dan

3
kebun plasma Serangge PT. Regunas Agri Utama berkomitmen untuk melakaukan
pengolaan perkebunan kelapa sawit secara bearkelanjutan.

Berdasarkan panduan Identipikasi NKT Indonesia versi 2 Juni 2008,


kawasan dengan nilai konservasi tinggi adalah kawasan yang memiliki satu atau
lebih ciri-ciri sebagi berikut :

1. Kawasan yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati penting (NKT1),

2. Kawasan bentang alam yang penting bagi dinamika ekologi secara alami
(NKT2),

3. Kawasaan yang mempunyai ekosistem langka atau terancam punah (NKT3),

4. Kawasan yang menyediakan jasa-jasa lingkungan alami (NKT4),

5. Kawasan yang mempunya fungsi penting untuk pemenuhan kebutuhan dasar


masyarakat lokal (NKT5),

6. Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identifikasi budaya komunitas


lokal (NKT6).

Berkaitan dengan hal tersebut dan belum tersedianya data dan


informasi tentang keberadaan NKT1 sampai NKT6, maka pihak pengola PT.
Regunas Agri Utama akan melakukan identifikasi dan analisis keberadaan
terhadap keenam NKT tersebut.

Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan NKT yang telah


teridentifikasi di areal PT. Regunas Agri Utama, pihak pengola harus
merencanakan dan melaksanakan pengolaan serta melakukan pemantaan terhadap
KBKT yang teridentifikasi tersebut. Kendala yang masih dihadapi dalam
pengelolaan dan pemantauan terhadap KBKT yang teridentifikasi adalah belum
tersedianya rencana pengelolaan dan pemantauan KBKT di areal PT. Regunas
Agri Utama ini perlu dilakukan. Kegiatan identifikasi dan analisis keberadaan
NKT di areal PT. Regunas Agri Utama bertujuan untuk:

4
1. Mengidentifikasi keberadaan NKT di areal Kebun Peranap PT. Regunas Agri
Utama.

2. Memberikan rekomendasi kepada pengelola perkebunan kelapa sawit Kebun


Peranap PT. Regunas Agri Utama dalam pengeloaan dan pemantauan Kawasan
bernilai Konservasi Tinggi (KBKT) yang telah teridentifikasi.

Ada dua faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam


pelaksanaan kegiatan identifikasi dan analisis keberadaan Nilai Konservasi Tinggi
(NKT) di areal PT. Regunas Agri Utama, yaitu:

1. Adanya ketersediaan data dan informasi yang cukup memadai dan up to date,
baik data sekunder maupun primer.

2. Tahapan kegiatan yang tepat dan sistematis.

Ketersediaan data dan informasi yang cukup memedai dan up to date


sangat di tentukan adanya kegiatan survei lapangan melakukan perencanaan
survei lapangan seperti yang di harapkan, maka riview terhadap dokumen /laporan
dan peta-peta yang sudah ada dan identifikasi NKT awal perlu dilakukan.
Tahapan kegiatan yang tepat dan sistematis guna meningkatkan keberhasilan
dalam identifikasi dan analisis data, identifasi dan analisis keberadaan NKT,
meliputi: survai lapangan, pengolaan data, analisis dan sintetis data, identifikasi
NKT, analisis keberadaan NKT dan pemetaan.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa keberhasilan dalam


mempertahankan dan meningkatkan NKT di areal sangat di tentukan adanya
dokumen rencana pengelolaan dan pemantauan KBKT yang teridentifikasi yang
akan digunakan segagai acuan dalam pengelolaan dan pemantauan. Rencana
Pengelolaan dan Pemantauan KBKT (Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi) yang
tersedia harus dapat diterapkan dan di inplementasikan di areal PT. Regunas Agri
Utama. Dalam rangka mewujudkan rencana pengelolaan dan pemantauan seperti
yang di harapkan, maka penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan KBKT
harus di dasarkan pada hasil identifikasi dan analisis keberadaan NKT di wilayah
tersebut dan di sesuaikan dengan kondisi setempat.

5
C.Visi dan Misi

visi

PT. Regunas Agri Utama Visi Menjadi perusahaan perkebunan kelapa


sawit dan kilang minyak sawit kelas dunia yangmenghasilkan produk yang
berkelanjutan dan efisien.

Misi

Adapun Misi PT. Regunas Agri Utama adalah sebagaiberikut :

1. Mengembangkan bisnis dan memberikan keuntungan bagi pemegang saham

2. Menjadi tempat kerja pilihan bagi karyawannya, aman, sehat, dan sejahtera

3. Penggunaan sumber daya yang efisien minimasi limbah

D.Ruang lingkup kegiatan PT. Regunas Agri Utama

Ruang lingkup perusahaan adalah menyelenggarakan usaha


perkebunan kelapa sawit terpadu dengan unit pengolahannya menjadi minyak
sawit (CPO) dan inti sawit. Bagian- bagiannya sebagi berikut:

1. Bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit

2. Menerima atau membeli buah sawit segar dari masyarakat

3. Kilang minyak sawit Produk yang dihasilkan dan dipasarkan secara komersial
oleh PT. Regunas Agri Utama atas tiga bagian, yaitu:

1. Benih dan bibit Kelapa Sawit

2. Buah sawit yang berkualitas

3. Minyak Kelapa Sawit dan Turunannya

6
D. Struktur Organisasi PT. Regunas Agri Utama

ALEXC PANJAITAN
(ASST AFD)

SUTRIONO YUSNIZAR HARAHAP


MANDOR 1 KRANI AFD

SYAHRIL ASRIZAL ANGGA R. MUKTI


M. PANEN M. PUPUK M. PANEN A

ANTO EDWARD IRWATO J. RAHMAN B


M. PANEN M. EPD M. PANEN B

MARDIANSYAH IIS HARIANTO


WAHYUDI M. PANEN C
M. PANEN
M. LA

HUSNIT
M. UNTIL

GUSTIAN
M. HPT

M. KHAIRUL ANWAR
M. SEMPROT

PONIRAN
M. PRASARANA

Gambar 1. Struktur organisasi

7
BAB III

KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Kegiatan magang di PT. Rigunas Agri Utama dilakukan pada tanggal 12


Oktober 2022 sampai dengan 03 Desember 2022.Selama kegiatan PKL, siswa
ditempatkan di Afdeling 1. Metode yang digunakan selama mengikuti kegiatan
PKL di PT. Rigunas Agri Utama yaitu metode praktek langsung, tutorial dan
studi kepustakaan.
Metode praktek langsung dilakukan dengan cara ikut berperan langsung
dalam pekerjaan yang dilakukan di kebun seperti berperan sebagai pekerja. Untuk
metode tutorial, siswa melakukan bimbingan dengan mentor (kepala kebun),
asisten (kepala afdeling), MT (manajement traine) maupun dengan mandor.
Selain itu, siswa juga melakukan studi pustaka untuk mempelajari budidaya
kelapa sawit khususnya yang diaplikasikan oleh seluruh anak perusahaan PT.
Rigunas Agri Utama. Secara umum, kegitan budidaya tanaman kelapa sawit di
PT. Rigunas Agri Utama dapat dilihat dari bagan di bawah ini.

8
Gambar 2. Bagan alur budidaya tanaman kelapa sawit di PT. Rigunas
Agri Utama

9
A. Persiapan Penanaman

Dalam persiapan penanaman dibagi dalam dua kegiatan utama yaitu


pengolahan lahan dan pembibitan. Pengolahan lahan atau yang sering
disebut dengan LC (Land Clearing) yaitu kegiatan pembukaan dan
pengolahan lahan hingga siap ditanami kelapa sawit. Tahapan dalam
pengolahan lahan antara lain: (1) imas yakni pemotongan kayu berdiameter
kecil, (2) tumbang atau penebangan kayu, (3) pembakaran kayu, (4) perun
yaitu pemotongan kembali sisa kayu sekaligus pembakaran ulang, (5)
pembuatan jalan dan jembatan serta (6) pembuatan teras atau tapak kuda
pada lahan miring dan pembuatan drainase.
Sementara, untuk pembibitan dibagi menjadi dua sistem yaitu sistem
single stage nursery dan double stage nursery. Sistem single stage nursery
atau sistem langsung yaitu kecambah langsung ditanam ke dalam kantong
plastik besar (large polybag). Untuk sistem double stage nursery yaitu
kecambah mula-mula ditanam pada polybag kecil atau baby polybag di
pembibitan awal (pre-nursery) kemudian setelah 3-4 bulan dipindahkan ke
polybag besar di pembibitan utama (main nursery). Dalam pembibitan untuk
proses perkecambahan harus dilakukan pada tempat yang ternaungi. Jenis
bibit yang digunakan di PT. Rigunas Agri Utama adalah tenera yang
merupakan hasil persilangan dari jenis dura dan psifera.
B. Penanaman
Sebelum melakukan penanaman bibit kelapa sawit, terlebih dahulu
dilakukan penanaman LCC (Legume Cover Crop) yang berfungsi sebagai
penutup tanah. Jenis LCC yang ditanam yaitu campuran antara
Calopogonium muconoides (CM) dan Pureria javanica (PJ) dengan dosis
masing-masing 6 kg/h dan 3 kg/h. Dalam penanamannya dicampur dengan
pupuk TSP (6 Kg CM + 3 Kg PJ + 3 Kg TSP) per hektar.
C. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman merupakan suatu usaha untuk meningkatkan atau


menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman
gunamendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang
diharapkan. Berikut ini merupakan penjelasan kegiatan pemeliharaan yang

10
diikut siswa selama magang yaitu :
1. Pengendalian gulma

Gulma adalah tanaman yang pertumbuhannya tidak dikehendaki


karena bersifat mengganggu tanaman utama. Jenis gulma dominan yang
ditemukan di Afdeling Echo, PT.RIGUNAS AGRI UTAMAantara lain:

Gambar 3. Jenis gulma di OE dari kiri ke kanan: anak sawit, krisan, pakis
resam, Clidemia hirta, Mikania micranta, Neprolepis sp.

Dari beberapa jenis gulma di atas, ada satu jenis gulma yang
termasuk ke dalam softweed yaitu Neprolepis sp yang tidak diperbolehkan
disemprot (dikendalikan). Hal ini dikarenakan Neprolepis sp merupakan
softweeed yang bermanfaat dalam perkebunan kelapa sawit, diantaranya
yaitu:

a. Menjaga kelembaban (RH) tanah

b. Mencegah terjadinya run off pupuk

c. Sebagai habitat mikroorganisme dan predator khususnya predator ulat api

11
Kegiatan pengendalian gulma yang diikuti selama magang yaitu
rawat CPT, WDC, WDM (DAK) dan CWM.
a. Rawat CPT (Circle, Path dan TPH)

Rawat CPT adalah kegiatan membersihkan gulma yang tumbuh di


piringan (circle), di pasar pikul (path) dan di TPH (Tempat Pengumpulan
Hasil). WDC (Weeding Chemist) WDC yaitu kegiatan untuk mengendalikan
gulma-gulma tertentu yang berada di sekitar tanaman kelapa sawit, baik di
piringan (circle), path maupun TPH. Gulma-gulma yang dikendalikan yakni
Clidemia, krisan, anak sawit, pakis kawat dan Mikania. Pengendalian
tersebut dilakukan secara kimiawi atau menggunakan herbisida.
Pada kegiatan WDC, tata laksana penyemprotan tidak dilakukan
menggunakan sistem angka 8.Akan tetapi dilakukan secara selektif (yang
disemprot hanya Clidemia, krisan, anak sawit, pakis kawat dan
Mikania).Dalam hal ini, setiap pekerja masuk dalam path dan melakukan
penyemprotan pada jenis gulma tersebut secara selektif. Norma untuk
kegiatan WDC yaitu 0,3 hk/hektar.

Gambar 4. Praktek langsung pengendalian gulma secara kimia

b. WDM (Weeding Manual)

WDM (Weeding Manual) adalah kegiatan pengendalian gulma


secara manual yang dilakukan sebagai tindak lanjut pengendalian secara
kimiawi.Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mengendalikan gulma yang
masih tumbuh setelah pengendalian kimiawi.Kegiatan WDM biasanya lebih
dikenal dengan sebutan DAK (Dongkel Anak Kayu). Pada prinsipnya, DAK

12
dilakukan dengan cara mendongkel anak kayu yang berada areal baik di
piringan (circle), pasar pikul (path) maupun TPH. Anak kayu yang
dimaksud dalam hal ini yaitu semua jenis gulma berkayu yang berada di
areal.Contoh anak kayu yang dikendalikan pada kegiatan DAK yaitu
Clidemia dan anak sawit.
Alat yang digunakan dalam kegiatan DAK yaitu cados (cangkul
dodos). Kegiatan ini dilakukan dengan cara mendongkel semua jenis anak
kayu yang ada di areal. Anak kayu yang telah didongkel kemudian
dikumpulkan pada tempat yang jauh dari tanah dan terkena sinar matahari.
Hal ini bertujuan agar akar anak kayu dapat terkena sinar matahari yang
menyebabkan anak kayu mati. Selain mendongkel anak kayu, dalam kegiatan
ini juga dilakukan babat epifit yang menempel pada batang pokok dengan
menggunakan parang atau sabit. Hasil babatan epifit tersebut dikumpulkan
dan dibuang pada gawangan mati. Norma kegiatan WDM-DAK yaitu 1
hk/hektar.

Gambar 5. Praktek langsung melakukan DAK

c. CWM (Circle Weeding Manual)

CWM (Circle Weeding Manual) adalah pengendalian gulma di


piringan yang dilakukan secara manual. Alat yang digunakan dalam kegiatan
ini yaitu parang atau sabit dan garuk. Tata cara CWM yaitu dengan
menggaruk piringan selebar 1,5 m dari pokok dan gulma yang digaruk
dipinggirkan (tetapi tidak ditinggal dalam path).

13
Gambar 6. Praktek langsung melakukan CWM dan hasil kegiatan
CWM Kegiatan pengendalian gulma di PT.RIGUNAS AGRI
UTAMA
2. Pemangkasan pelepah atau pruning

Pruning adalah kegiatan menjaga atau mengatur jumlah pelepah di


pokok sesuai kebutuhan pada tingkat umur tanaman dengan cara membuang
pelepah yang tidak berguna lagi bagi tanaman (pelepah tidak produktif).
Kriteria pelepah yang tidak produktif yaitu pelepah kering maupun sengkleh,
sehingga pada saat ini kegiatan pruning di PT.RIGUNAS AGRI
UTAMAlebih dikenal dengan P2K (Potong Pelepah Kering).
Tabel 1. Jumlah standar pelepah pada tanaman kelapa sawit
Umur Standar
tanaman pelepah Rotasi Cara
(tahun)
2,5 – 3 56 – 64 Satu kali Pruning pasir dan selektif
3,5 – 4 56 – 64 Satu kali Pruning selektif setelah tinggi pelepah di atas 90
cm dari permukaan tanah
5 – 12 48 – 56 8 bulan sekali Pelepah tidak produktif dan songgo dua
>12 40 – 48 11 bulan sekali Pelepah tidak produktif dan songgo dua

14
Berikut merupakan alat pruning yang digunakan sesuai
dengan umur tanaman.
Tabel 2. Alat pruning sesuai umur tanaman pada kelapa sawit
Umur tanaman (tahun) Alat
2,5 – 3 Dodos 8 cm, kampak
4–8 Dodos 12 cm, kampak, garuk/garpu
>12 Egrek, kampak, garuk/garpu

Gambar 7. Praktek langsung melakukan pruning


3. Pemupukan

Pemupukan adalah pemberian unsur hara yang dibutuhkan tanaman


untuk pertumbuhan baik vegetatif maupun pertumbuhan generatif. Tujuan
dari kegiatan pemupukan yaitu mempertahankan kesuburan tanah sebagai
pengganti unsur hara yang telah diambil oleh tanaman.

a. Pemupukan mekanis

Pada dasarnya, pemupukan mekanis dilakukan di areal datar yang


bertujuan untuk menekan biaya (cost) ataupun kekurangan tenaga kerja. Jenis
pupuk yang digunakan yaitu pupuk majemuk NPK dengan dosis 2 kg/pokok.
Tenaga kerja yang diperlukan untuk pemupukan mekanis berjumlah 5
pekerja yaitu 1 orang untuk operator alat dan 4 orang sebagai pemuat pupuk.
Kapasitas hopper dari alat pemupukan yaitu 600 kg (12 zak pupuk),
sehingga dalam sekali muat dapat mempupuk pokok dalam ±4 path. Untuk
mengeluarkan pupuk sesuai dosis (2kg/pokok) dapat dilakukan dengan cara
men- setting bukaan takaran pupuk. Prinsip kerja dari alat tersebut yaitu
dengan menggunakan sistem hidrolik untuk settingan bukaan dosis dan

15
menggunakan tenaga kipas untuk mengeluarkan (menyebarkan / spreading)
pupuk dalam hopper pada pokok. Lebar jangkauan spreader yaitu ± 1,7
meter ke arah piringan pokok. Jika pupuk dalam hopper telah habis, maka
traktor akan mengisi pupuk kembali ke tempat pengeceran pupuk (terminal
pupuk) kemudian masuk dalam path yang belum dipupuk.
a. Pemupukan manual

Pemupukan manual hanya dilakukan pada areal yang tidak dapat


dilalui spreader, seperti areal rolling dan dekat rawa. Pemupukan manual
dilakukan dengan sistem beregu (gank).Setiap regu terdiri dari tiga pekerja
yang waktu bekerjanya bersamaan dengan pemupukan mekanis. Alat yang
digunakan yaitu ember beserta gendongannya, cepuk atau mangkuk dan
pisau.

Dalam pelaksanaannya, setiap satu zak pupuk dibagi untuk tiga


orang pekerja tersebut sehingga setiap ember berisi ± 15 kg pupuk NPK.
Aplikasi pemupukan manual dilakukan dengan sistem tebar merata. Pupuk
sebanyak 2 kg/pokok ditebarkan pada piringan pokok dengan jarak taburan
pupuk dengan pokok ± 1,5 – 2 meter. Untuk menentukan dosis pupuk yang
akan diberikan, pekerja menggunakan cepuk atau mangkuk sebanyak
kapasitas cepuk. Jika cepuk berkapasitas 1 kg, maka dalam aplikasinya
dilakukan dua kali penebaran (2 cepuk). Apabila pupuk dalam ember telah
habis, maka pekerja akan mengisi pupuk kembali ke tempat pengeceran
pupuk dan melanjutkan pemupukan pada pokok yang belum dipupuk.
4. Proteksi Tanaman

Proteksi tanaman merupakan suatu kegiatan untuk mencegah ataupun


mengendalikan serangan hama dan penyakit pada tanaman kelapa sawit.

16
No Hama / Penyakit Gejala Pengendalian
Biologi Mekanik Kimia
1 Ulat Pemakan Daun Kelapa -daun berlubang - predator Sycanus sp Light trap (pengendalian Fogging (pengasapan)
Sawit (UPDKS) : -pada serangan hebat mengendalikan M. fase imago). Dilakukan menggunakan Agrofog
a. Ulat api (S. nitens, T. menyebabkan tinggalnya plana dan semua ulat pada malam hari ( pukul AF-35.
asigna, T. bisura, P. tulang daun pada pelepah Api 18.00 – 22.00). Alat yang - Ulat berukuran ≤ 5cm:
diducta dan D. trima) - parasitoid Spinaria digunakan: genset, terpal, bioinsektisida Bacillus
b. Ulat kantong (M. corbeti, Spinator tripod, lampu merkuri, thuringiensis 500 ml
M. plana dan C. pendula) mengendalikan S. lampu Philips, kabel dalam 3500 ml air
nitens - Ulat berukuran  5cm:
matador atau decis 150
– 250 ml dalam 4000 ml
air

S nitens Spinaria spinator


menghisap cairan tubuh
S. nitens

25
M. corbeti
2 Penyakit BPB (Busuk - Pupus dari pokok tidak Penaburan Gliocadium sp Pembuatan parit isolasi Penaburan belerang
Pangkal Batang) membuka > 3 pupus dan atau Trichoderma sp sedalam 60 – 80 cm dengan dosis 3 – 5 kg
Penyebab : jamur - Daun nekrosis dengan dosis 150 g dengan jarak 1,5 – 2 m
Ganoderma boninense - Busuk pada bagian dari pokok
pangkal batang
pokok

26
27
D. Panen

Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan


matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan
mengutip brondolan serta menyusun tandan di tempat pengumpulan
hasil (TPH) berikut brondolannya. kuka

1. Kriteria matang panen

Kriteria matang panen yang digunakan di PT.RIGUNAS AGRI


UTAMA yaitu fraksi dua yang berarti bahwa secara di lapangan
memiliki dua brondolan/kg TBS. Penggunaan kriteria matang panen
dengan F-2 tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara
lain:
a. Rendemen minyak sawit dan rendemen inti sawit sera perolehan
total volume minyal dan inti sawit
b. Kehilangan brondolan di lapangan karena tidak terkutip dapat
diminimalkan

c. Kemudahan bagi pemanen dalam mengutip brondolan, sehingga


yang tidak terkutip dapat diminimalkan

2. Penentuan tenaga kerja

Penentuan tenaga kerja atau pemanen dapat dilakukan dengan


melakukan kegiatan kalibrasi. Kegiatan yang diikuti siswa dalam
kegiatan ini yaitu melakukan kalibrasi panen yang dimulai dari
pemanen masuk dalam path, menurunkan janjang ataupun menurunkan
pelepah sekaligus menyusun pelepah hingga membuat cangkam kodok.

3. Pengaturan panen

Kegiatan yang termasuk ke dalam management atau pengaturan


panen yaitu sensus buah dan taksasi, seksi panen, hancak panen, target
dan premi panen. Jenis kegiatan tersebut diikuti siswa magang dengan
metode praktek langsung, observasi dan tutorial.

28
a. Sensus buah dan taksasi

Kegiatan ini diikuti siswa magang dengan metode praktek


langsung bersama mandor, asisten maupun staff dan tutorial. Sensus
buah adalah penghitungan jumlah buah yang ada di pokok kelapa sawit
untuk mengetahui potensi buah selama beberapa bulan ke depan. Sensus
buah dilaksanakan 6 (enam) bulan sekali, hal ini dilakukan terkait
dengan proses pembentukan buah dari mulai penyerbukan sampai buah
matang siap panen membutuhkan waktu 6 (enam) bulan. Kegiatan
sensus buah yang dilaksanakan di PT.RIGUNAS AGRI UTAMA
dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
i. Sensus enam bulanan, yaitu menghitung semua bunga dan
buah yang ada di pokok. Pelaksanaan sensus enam bulanan
dilakukan setiap bulan Juni dan Desember. Sampel yang
digunakan dalam kegiatan sensus enam bulanan yaitu 10% dari
jumlah pokok yang ada di suatu blok.
ii. Sensus empat bulanan, yaitu menghitung semua buah (baik
buah hitam maupun buah merah) yang ada di pokok guna
mengetahui potensi buah selama 4 (empat) bulan kedepan.
Kegiatan ini dilakukan tiga kali dalamsatu tahun yakni pada
bulan Desember, April dan Agustus dengan sampel 10% dari
jumlah pokok dalam blok.
iii. Sensus satu bulanan, yaitu menghitung semua buah merah
yang ada di pokok. Tujuan dari sensus satu bulanan adalah
untuk mengetahui potensi buah selama satu bulan ke depan.
Selain itu, kegiatan ini juga dapat digunakan untuk mengoreksi hasil
sensus empat bulanan.
iv. Sensus harian, yaitu menghitung semua buah matang panen
untuk rencana panen besok (tonase). Buah matang panen yang
dimaksud dalam hal ini yakni buah yang sesuai dengan kriteria
panen (F-2).

29
Selain melakukan sensus buah, di PT.RIGUNAS AGRI
UTAMAjuga menyelenggarakan taksasi.Pada dasarnya hasil sensus
yang telah dilakukan tersebut digunakan untuk mengetahui taksasi
produksi. Taksasi produksi dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
i. Taksasi buah bulanan, yakni dilakukan satu bulan sekali untuk
mengetahui buah yang ada untuk satu bulan kedepan dengan
cara menghitung buah merah. Pelaksanaan taksasi buah
bulanan biasanya pada minggu ke-4 setiap bulannya dengan
deviasi (akurasi kesalahan) ± 4%.
ii. Taksasi buah mingguan, yakni dilakukan satu minggu sekali
untuk mengetahui potensi buah yang ada untuk minggu depan.
Taksasi ini dilakukan dengan cara menghitung buah merah
pada pokok dengan deviasi
± 3%.

iii. Taksasi buah harian, yakni dilakukan setiap hari untuk


mengetahui potensi buah yang ada untuk rencana panen besok
(keesokan harinya). Selain itu, hasil dari perhitungan taksasi
buah harian dapat digunakan untuk menghitung tenaga kerja
yang dibutuhkan dan unit pengangkutan TBS. Kegiatan ini
dilakukan pada blok-blok yang akan dipanen besok dengan
cara menghitung buah matang panen (F-2). Besarnya akurasi
kesalahan (deviasi) yang diberlakukan yaitu ± 2%.

b. Rotasi panen

Rotasi panen adalah jarak waktu antara pemanen


pertama di satu blok sampai panen berikutnya di blok yang
sama. Rotasi panen yang diberlakukan yaitu rotasi 6/7 yang
berarti bahwa panen dilakukan dengan interval seminggu
sekali dan diselesaikan dalam waktu enam hari panen atau
dengan kata lain enam hari panen dalam seminggu atau
tujuh hari. Pedoman tersebut diberlakukan karena
memiliki korelasi dengan proses pengolahan dipabrik yang

30
juga enam hari mengolah dan yang satu hari digunakan
untuk maintenance alat dan kebersihan pabrik. Untuk data
rotasi panen dapat dilihat pada lampiran 3.

c. Seksi panen

Dengan rotasi panen 6/7, maka di setiap afdeling


berlaku luasan areal TM dibagi menjadi enam bagian dan
setiap bagian akan dipanen secara berturutan mulai dari
hari Senin sampai dengan Sabtu. Setiap bagian inilah yang
disebut dengan seksi panen. Pembagian seksi panen ini
bertujuan untuk membuat kelompok blok yang akan
dipanen sehingga memudahkan mandor dan pemanen
dalam perpindahan blok panen selanjutnya.

4. Proses pemanenan

Pemanenan dilakukan jika buah atau tandan sawit telah


memasuki kriteria matang panen F-2 seperti yang telah dipaparkan di
atas. Secara umum, alur kegiatan panen dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Gambar 8. Alur kegiatan panen

31
Tabel 3. Alat yang digunakan dalam kegiatan panen
No Alat Kegunaan Gambar
1 Dodos Untuk memotong janjang
dengan ketinggian pokok 1 – 6
meter

2 Egrek Untuk memotong janjang


dengan ketinggian pokok > 6
Meter
3 Kampak Untuk membuat cangkam kodok
pada janjang

4 Angkong Untuk mengangkut janjang dari


dalam blok (daerah dekat rawa
atau rolling) ke TPH

5 Gancu Untuk mengangkat janjang ke


dalam angkong dan menata
janjang di TPH

6 Garuk Untuk mengumpulkan atau


mempermudah pengutipan
brondolan di piringan

7 Pengki Untuk memisahkan kutipan


brondolan dari tanah maupun
kotoran lainnya

8 Karung Sebagai tempat brondolan yang


berada di piringan

32
Proses pemanenan dilakukan dengan cara memotong buah sawit
yang matang panen (F-2). Teknis pemanenan dapat dilakukan dengan
melihat spiral pokok yang akan dipanen. Jika pokok sawit
menggunakan spiral kanan, maka posisi pemanen berada di sebelah kiri
pokok dan mengegrek searah dengan arah spiral pada pokok tersebut.
Untuk janjangan yang berada di tengah-tengah pelepah, maka pemanen
terlebih dahulu harus menurunkan pelepah tersebut hingga janjangan
dapat diturunkan. Setelah janjang diturunkan dari pokok, kegiatan
selanjutnya yaitu membuat cangkam kodok pada janjang. Tujuan dari
pembuatan cangkam kodok yaitu untuk menjaga kualitas rendemen
minyak sawit. Selain itu, cangkam kodok berfungsi sebagai penanda
atau ciri khas bahwa janjangan tersebut merupakan buah dari
PT.RIGUNAS AGRI UTAMA.
Setelah dibuat cangkam kodok, maka TBS tersebut
diletakkan pada path yang nantinya akan diangkut saat proses evakuasi.
Untuk lahan datar, pengevakuasian dilakukan secara mekanis,
sedangkan untuk lahan rolling pengevakuasian dilakukan menggunakan
angkong. Pada akhirnya, TBS-TBS tersebut diangkut menuju TPH
maupun langsung dalam unit pengangkut baik bin maupun dump truck.

B. Evakuasi (Mekanisasi)

Evakuasi atau yang sering disebut dengan mekanisasi


merupakan proses pengangkutan TBS dari blok yang dipanen menuju
pabrik. Kegiatan ini lebih dikenal dengan proses “Infield”, sehingga
kegiatan ini masuk dalam kemandoran Infield. Kegiatan ini diterapkan
pada blok-blok dengan topografi datar, sedangkan blok dengan topografi
rolling pengangkutan dilakukan secara manual menggunakan angkong).
Proses evakuasi dibagi menjadi dua macam yaitu evakuasi dalam blok
dan TPH. Evakuasi dalam blok yaitu proses pengangkutan TBS pada
path dalam blok yang dipanen baik menuju TPH maupun langsung
dalam unit angkut (truk). Dalam kegiatan ini terdapat dua alat yang

33
digunakan yaitu wintor dan traktor kubota. Pada setiap afdeling
terdapat lima unit alat mekanisasi yakni tiga buah wintor dan dua buah
kubota.

1. Wintor

Wintor merupakan salah satu alat pendukung mekanisasi dalam


pengangkutan TBS dalam path menuju TPH.Norma dari alat wintor
yaitu 9 ton dengan dua orang pekerja yakni satu orang operator dan satu
orang pemuat. Setiap operator wintor wajib membawa counter yang
berfungsi untuk menghitung janjangan yang terangkut dalam bucket.
Alat yang digunakan pemuat dalam kegiatan ini yaitu tojok yang
berfungsi untuk menaikkan TBS dalam bucket. Output wintor dalam
satu hari yaitu 15 – 20 ton dengan 1 bucket untuk satu kali angkut dapat
memuat 300 kg (rata-rata 15 janjang TBS). Target dari kegiatan
mekanisasi ditentukan berdasarkan kerapatan buah dalam blok yang
akan dipanen. Jika kerapatan buah tinggi, maka yang dijadikan acuan
sebagai target yaitu tonase. Apabila kerapatan buah rendah, maka target
ditentukan dengan luasan blok yang akan dipanen. Target mekanisasi
dengan wintor berdasarkan luasan blok yaitu 15 – 20 hektar.
2. Traktor kubota

Traktor kubota atau yang lebih dikenal dengan sebutan kubota


merupakan alat mekanisasi, sama seperti halnya dengan wintor. Akan
tetapi, perbedaan antara traktor kubota dan wintor yaitu traktor kubota
lebih besar dibandingkan dengan wintor. Selain itu, dilihat dari cara
kerjanya traktor kubota mengangkut TBS dari path langsung menuju
unit angkut (truk) karena alat ini bekerja dengan sistem hidrolik.
Pemanfaatan sistem hidrolik tersebut digunakan untuk mengangkat
bucket yang berisi TBS kemudian menumpahkannya dalam dump truk
maupun bin. Normal dari alat ini yaitu 13,5 ton dengan tiga orang
pekerja, 1 pekerja untuk operator dan 2 orang pekerja untuk pemuat
TBS dalam bucket. Sama halnya dengan wintor, alat yang digunakan
dalam kegiatan ini yaitu counter dan tojok. Selain itu, target juga

34
ditentukan dengan kerapatan buah seperti pada penentuan target untuk
alat wintor. Target alat traktor kubota berdasarkan kubota yaitu 20 – 25
ton/hari dengan 1 bucket untuk sekali angkut dapat memuat 1 – 1,2 ton
(rata-rata 50 janjang). Berdasarkan luasan lahan atau blok, target dari
traktor kubota yaitu 30 – 40 hektar.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan infield dimulai pukul 06.30


yang diawali dengan apel pagi dan memulai evakuasi buah sekitar
pukul 07.00 – 07.30 dalam blok yang dipanen. Di PT.RIGUNAS
AGRI UTAMAuntuk proses evakuasi (infield) telah dilakukan suatu
inovasi pada alat wintor yang dikenal dengan “Win-bin System”. Win-
bin system merupakan proses evakuasi TBS dengan wintor akan tetapi
tidak menuju TPH namun langsung dapat ditumpahkan dalam bin.
Dalam pelaksanaanya, proses ini juga menggunakan inovasi yang lain
yaitu dengan anjungan. Anjungan merupakan tempat dimana wintor
melakukan penumpahan TBS pada bin.Win-bin system ini bertujuan
untuk meningkatkan tingkat efisiensi dalam biaya dan waktu serta
menekan losses panen maupun infield.

35
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Secara umum, kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit di


PT.RIGUNAS AGRI UTAMA telah dilakukan sesuai dengan SOP
(Standart Operational Procedure) yang berlaku.
2. Di PT.RIGUNAS AGRI UTAMA telah dilakukan improvement
dalam kegiatan P-E-A-O (Panen – Evakuasi – Angkut – Olah) yaitu
dengan mengimplementasikan sistem End to End.
3. Pengolahan TBS kelapa sawit di PT.RIGUNAS AGRI
UTAMAdilakukan dengan sistem otomatisasi (automation) dengan
menggunakan Continuous sterilizer.
4. Adanya suplai TBS olah baik dari petani mitra yang tergabung
dalam IGA maupun masyarakat non-mitra.

B. Saran

1. Berdasarkan kondisi tanaman yang ditemui di areal oleh siswa


selama magang yaitu banyak pokok yang masuk dalam kategori
pelepah gondrong, sehingga perlu dilakukan kegiatan management
canopy yang lebih intensif.
2. Permasalahan adanya selisih janjang atau janjang angin dalam
proses evakuasi perlu ditanggulangi dengan cara pengecekan bergilir
untuk tiap pemanen yang dilakukan oleh mandor.
3. Dalam beberapa kegiatan, masih dijumpai pekerja yang tidak
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap, sehingga
dapat membahayakan keselamatan pekerja.Oleh karena itu,
diperlukan kesadaran diri dari pekerja maupun razia yang dilakukan
staff untuk menindaklanjuti pekerja yang tidak safety.

36
LAMPIRAN

Lampiran1. Kegiatan DAK

Lampiran2. Kegiatan panen

ix
DAFTAR PUSTAKA

Sucipto. 2012. Kemilau Sawit 2012.


http://www.investor.co.id/home/kemilau-sawit-2012/27788. Diakses
tanggal 1 Juli 2014.

HTTPS://REPOSITORY.UIN-SUSKA.ac.id/7393/3/BAB%20II.Pdf

Anda mungkin juga menyukai