Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN MAGANG PROFESI

DI PABRIK SPIRITUS MADUKISMO


D.I. YOGYAKARTA

PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR MADUKISMO (PUCAMADU) DI


PABRIK SPIRITUS PT. MADUBARU

Disusun oleh:
Dymas Leo Kurniawansyah
20160210109

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
LAPORAN MAGANG PROFESI
DI PABRIK SPIRITUS MADUKISMO YOGYAKARTA

Proses Pembuatan Pupuk Cair Madukismo (PUCAMADU) Di Pabrik Spiritus PT.


Madubaru

Oleh:
Dymas Leo Kurniawansyah
20160210109

Telah disetujui dan disahkan sebagai Laporan Magang Profesi


Pada tanggal, ............................. 2020

Yogyakarta, .............................2020
Dosen Pembimbing Magang Dosen Penguji Magang

Taufiq Hidayat, SP. M.Sc Dr. Ihsan Nurkomar, S.P


NIK: 19880618201810 133 065 NIK: 19910508201810 133 067

Mengetahui
Komisi Magang

Taufiq Hidayat, SP. M.Sc


NIK: 19880618201810 133 065

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
NYA, sehingga Kerja praktek yang telah penulis jalani selama 41 (Empat puluh
satu) hari di Pabrik Spiritus Madukismo yang berfokus pada Pembuatan
PUCAMADU dapat terlaksana dengan baik hingga penyusunan laporan Kerja
Praktek dapat terselesaikan.
Dalam Penyusunan Laporan Magang Profesi yang dapat terselesaikan ini
tentunya tidak luput dari bantuan, motivasi dan juga partisipasi dari berbagai
belah pihak. Karena hal tersebut, maka dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terimakasi kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-NYA kepada penulis.
2. Kedua Orang tua penulis yang telah memberikan doa dan motivasi dalam
kelancaran Kerja Praktek.
3. Bapak Taufiq Hidayat, SP. M.Sc selaku komisi magang sekaligus dosen
pembimbing magang Program Studi Agroteknologi.
4. Bapak Suhadi, S.T. selaku pembimbing lapangan di Pabrik Spiritus
Madukismo.
5. Bapak/Ibu karyawan di Pabrik Spiritus Madukismo
Penulis menyadari penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, selaku penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran yang
dapat membangun dari para pembaca. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga
laporan ini dapat bermanfaat bukan saja bagi penulis, tetapi dari pihak lain untuk
menambah pengetahuan dan wawasan pembaca, khususnya bagi para rekan
mahasiswa.
Yogyakarta, Januari 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Tujuan Magang......................................................................................... 3
Manfaat Kegiatan ..................................................................................... 3
II. PROFIL LOKASI MAGANG PROFESI ....................................................... 4
Sejarah Perusahaan ................................................................................... 4
Lokasi Perusahaan .................................................................................... 6
Manajemen Perusahaan ............................................................................ 7
III. MACAM KEGIATAN .............................................................................. 18
Waktu dan Lokasi Magang Profesi ........................................................ 18
Kegiatan Utama ...................................................................................... 18
Kegiatan Tambahan ................................................................................ 32
IV. PENUTUP .................................................................................................. 37
Kesimpulan ............................................................................................. 37
Saran ....................................................................................................... 37
V. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 38

iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Logo PT. Madubaru .............................................................................. 4
Gambar 2. Diaram Alir Proses Pabrik Alkohol Pabrik Spiritus Madukismo ....... 19
Gambar 3. Flow Sheet Produksi Alkohol Pabrik Spiritus Madukismo ................ 20

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Luas Areal Lahan setiap Rayon PT. Madubaru ...................................... 15
Tabel 2. Total Areal Tanam Tebu PT. Madubaru ................................................. 16

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Magang .................................................... 39
Lampiran 2. Kegiatan Harian Maganag Profesi .................................................... 40
Lampiran 3. Formulir Penilaian Kegiatan Magang Profesi .................................. 42
Lampiran 4. Dokumentasi Magang Profesi .......................................................... 44
Lampiran 5. Struktur Organisasi PT. Madubaru ................................................... 48

vii
I. PENDAHULUAN

Latar Belakang
PT. Madubaru adalah satu satunya Pabrik Gula dan Pabrik Spiritus di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan
program pengadaan pangan Nasional, khususnya gula pasir, sebagai perusahaan
padat karya banyak menampung tenaga kerja dari Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. PT. Madubaru berlokasi diatas bangunan Pabrik Gula Padokan, yang
terletak di desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
PT. Madubaru atau di kenal juga dengan nama PT. Madukismo ini selalu
berkembang. Dapat dilihat dengan peralatan yang di gunakanpun jauh lebih
modern. Hasil dari produk gula pun semakin meningkat seiring penambahan dan
pergantian alat yang lebih modern . Dengan perlatan yang semakin canggih maka
para pekerjapun dituntut untuk lebih mengerti dan memahami, sehingga mampu
menangani kemungkinan kerusakan alat yang terjadi kapan saja. Selaian dari pada
faktor – faktor penunjang yang lain maka seorang teknisi harus dapat memberikan
servis berkala terhadap alat ataupun mesin-mesin yang bekerja selama 24 jam
tersebut. Dengan demikian maka dapat memperkecil kerusakan alat yang
menyebakan kerugian yang lebih besar.
Pabrik Gula dan Pabrik Spiritus (PG/PS) Madukismo berdampak positif
maupun negatif terhadap masyarakat sekitar. Dampak positif yaitu memberikan
lapangan kerja baik langsung dalam pabrik maupun di luar pabrik, sehingga
mampu menekan jumlah pengangguran. Sedangkan dampak negatifnya yaitu
menghasilkan limbah cair yang berasal dari proses pencucian dan pemasakan
yang menghasilkan efek asam atau alkali dengan kandungan garam yang cukup
tinggi.

1
2

Pabrik Gula dan Pabrik Spiritus (PG-PS) Madukismo juga menghasilkan


Limbah padat yang berupa sisa perasan tebu. Namun sebenarnya jika kita kaji
ternyata limbah cair tersebut mengandung unsur unsur hara yang berguna (N, P,
K, Ca, Mg dan lain sebagainya) yang dapat membantu memelihara kesuburan
tanah dan meningkatkan produksi tanaman baik tebu, padi maupun tanaman
lainnya.
Gula merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari fungsi gula sebagai sumber
pemanis dalam berbagai makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat.
Pola pangan sebagian besar masyarakat Indonesia yang menggemari rasa manis
lebih memperkuat posisi komoditi gula sebagai kebutuhan pokok masyarakat.
Selain sebagai pemanis, gula juga merupakan sumber kalori. Sebagai pangan
sumber kalori, kontribusi gula dalam konsumsi kalori penduduk Indonesia
menurut Pola Pangan Harapan (PPH) menempati urutan keempat setelah padi-
padian, pangan hewani, serta minyak dan ternak (Tejasari, 2003).
Masalah lingkungan di indonesia saat ini sudah merupakan masalah mendesak
untuk segera ditanggulangi baik oleh pemerintah maupun masyarakat sendiri pada
dasarnya semua kegiatan usaha dan pembangunan menimbulkan dampak positif
maupun negatif berupa dampak lingkungan dilihat secara fisik maupun secara
sosial. Dampak negatif terhadap lingkungan biasanya ditimbulkan oleh kegiatan
baik berupa limbah cair limbah padat maupun limbah yang berupa gas.
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan maka
setiap kegiatan pembangunan diwajibkan untuk mencegah dan menanggulangi
terjadinya pencemaran lingkungan. Potensi pencemaran dari setiap jenis kegiatan
berbeda-beda tergantung pada bahan baku atau pembantu yang digunakan, proses
produksi yang dijalankan dan kapasitas produksi yang di capai.
3

Tujuan Magang
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan magang ini adalah :
1. Memahami manajemen Pabrik Spiritus di PT. Madubaru.
2. Memahami proses pembuatan PUCAMADU di Pabrik Spiritus Madukismo.
3. Mengetahui hasil uji kandungan PUCAMADU dari vinasse.

Manfaat Kegiatan
Setiap kegiatan yang telah dilakukan dengan perolehan tujuan yang telah
terkonsep, tentunya dapat dikatakan sesuai dengan target yang tepat, bila dapat
memberikan manfaat bagi pelaksana kegiatan. Adapun manfaat yang diperoleh
dengan Kunjungan Lapangan antara lain:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa pekerja praktek
dalam pengolahan vinasse menjadi PUCAMADU di Pabrik Spiritus
Madukismo. Dengan adanya kegiatan magang profesi dapat lebih
memperdalam akan ilmu dan pola pikir yang dapat menstimulus akan
pentingnya pengolaahan limbah indrustri.
2. Meningkatkan pengenalan mahasiswa tentang aspek-aspek pengolahan
limbah cair.
3. Mendekatkan mahasiswa dengan perusahaan, dalam artian kondisi kerja dan
tentunya safety yang terdapat di perusahaan.
II. PROFIL LOKASI MAGANG PROFESI

Sejarah Perusahaan

Sumber : (Qerja, 2019).


Gambar 1. Logo PT. Madubaru
PT. Madubaru memiliki visi dan misi sebagai berikut :

VISI

Menjadikan PT. Madubaru (PG-PS Madukismo) perusahaan Agro Industri yang


unggul di indonesia dengan menjadikan petani sebagai mitra sejati.

MISI

1. Menghasilkan Gula dan Ethanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan


masyarakat dan industri di Indonesia.
2. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah
lingkungan. Dikelola secara professional dan inovatif, memberikan pelayanan
yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.
3. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti.
4. Menempatkan karyawan dan stake holders lainnya sebagai bagian terpenting
dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian share
holdervalues.

4
5

PT. Madubaru adalah perusahaan yang bergerak di bidang Agro Industri yang
memiliki satu pabrik gula dan juga Satu Pabrik Spiritus dan dikenal dengan nama
PG/PS Madukismo. PT. Madubaru ini merupakan satu-satunya pabrik spiritus dan
juga pabrik gula yang berkedudukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Perusahaan
ini menampung tenaga kerja yang berasal dari Provinsi DIY, serta melaksanakan
program untuk pengaduan pangan Nasional khususnya pada gula pasir. Tujuan
dari dibangunnya perusahaan ini adalah untuk Menampung para buruh bekas
pabrik gula yang kehilangan pekerjaannya, Menambah kesejahteran dan
kemakmuran rakyat, dan Menambah pendapatan pemerintah, baik pusat maupun
daerah.
Perusahaan ini dibangun sekitar tahun 1955 yang diprakarsai oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono IX. Pabrik Gula Madukismo berdiri di atas lokasin bekas
Pabrik Gula. Padokan yang merupakan salah satu dari 17 pabrik gula yang sudah
ada pada zaman pendudukan Hindia Belanda di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Yang beralamatkan di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan
Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kontraktor
utama pada pembangunan pabrik gula Madukismo Machine Fabrick
Sangerhausen dari Jerman Timur. Status dari PT. Madubaru yaitu Perseroan
Terbatas (PT) yang didirikan pada 14 Juli 1955 dan pada saat itu memiliki nama
“Pabrik-Pabrik Gula Madu Baru PT (PG Madu Baru PT).
Pada awal berdiri, kepemilikan saham pada perusahaan ini sebagian besar
adalah kepemilikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebesar 75% dan 25%
merupakan milik pemerintah Republik Indonesia (Departemen Pertanian RI).
Namun, sekarang kepemilikan dari Sri Sultan Hamengkubuwono X menjadi 65%
dan 35%-nya merupakan kepemilikan dari Pemerintah yang dikuasakan kepada
PT. Rajawali Nusantara Indonesia.
PG-PS Madukismo ini, selesai dibangun pada tanggal 31 Maret 1958 yang
diawali dengan peletakan batu terakhir oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan
akhirnya diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 29 Mei 1958.
Kemudian, pada tahun 1962 pabrik gula Madukismo mengalami perubahan status
menjadi Perusahaan Negara dibawah BPU-PPN (Badan Pimpinan Umum -
6

Perusahaan Negara). Hal ini disebabkan karena adanya pengambilan alih semua
perusahaan oleh policy Pemerintah Republik Indonesia.
Pada tahun 1966 terjadi pembubaran BPU-PPN yang disebabkan oleh situasi
Indonesia yang sedang memburuk. Hal ini menyebabkan seluruh PG-PG yang ada
di Indonesia boleh untuk memilih statusnya sebagai perusahaan swasta (PT) atau
sebagai perusahaan milik Negara Pabrik Gula Madukismo berubah statusnya
menjadi perusahaan swasta dengan susunan direksi dibawah kepemimpinan
presiden direktur, yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Kemudian pada tanggal
4 Maret 1984 hingga 24 Februari 2004 dilakukan kontrak managemen. Kontrak
managemen ini dilakukan dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). RNI
merupakan salah satu BUMN milik departemen keuangan RI. Sejak 24 Februari
2004 hingga saat ini PT. Madubaru menjadi perusahaan swasta, yag dikelola
secara profesional dan independen.

Lokasi Perusahaan
Pabrik Gula dan Pabrik Spiritus (PG-PS) dibangun di bekas Pabrik Gula
Padepokan yang berjarak 5 Km di sebelah selatan kota Yogyakarta, tepatnya di
kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Pabrik Spiritus terletak dalam satu kompleks dengan Pabrik Gula
Madubaru, dengan fasiltas penunjang berupa perumahaan, gedung, dan
perkantoran. Dasar pemilihan kawasan ini adalah sebagai berikut :
1. Padokan terhitung dekat dengan Yogyakarta, yang dipandang lebih
menguntungkan bagi urusan transportasi pabrik juga bagi karyawan.
2. Di sekitar pabrik merupakan daerah persawahan, sehingga sangat
menguntungkan dan baik untuk tanaman tebu.
3. Tenega kerja ahli dan kasar mudah dicari.
4. Dekat sungai winongo, yang dipandang memenuhi kebutuhan air.
5. Penduduk di sekitar pabrik berpengalaman dalam menanam tebu.
7

Manajemen Perusahaan
1. Tugas Pokok PT. Madubaru
Pabrik gula madukismo dibangun dengan tugas dan tujuan untuk menampung
para buruh bekas pabrik gula yang keilangan pekerjaannya, menambah
kesejakteraan dan kemakmuran rakyat, dan menambah pendapatan pemerintah
baik pusat maupun daerah melalui hasil produk yang diproduksi.
2. Struktur Organisasi
PT. Madubaru dipimpin oleh direktur didalam menjalankan tugasya dan
dibantu oleh General Menejer dan Satuan Pengawas Intern (SPI) serta memiliki
delapan kepala bagian yaitu : Kepala Bagian Tanaman, Kepala Baguan Instalasi,
Kepala Bagian Pabrikasi, Kepala Bagian Akutansi, Kepala Bagian SDM, Kepala
Bagian Pemasaran dan Kepala Bagian Spiritus, dan berikut ialah tugas dan
tanggung jawab masing-masing bagian:
a. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris merupakan sebuah dewan yang bertugas guna melakukan
pengawasan dan memberi nasehat kepada direktur perseroan terbatas (PT). Di
indonesia sendiri, Dewan Komisaris ditunjuk oleh RUPS dan diatur dalam UU
No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Tugas dari Dewan Komisaris di
PT. Madubaru sendiri adalah mengawasi jalannya perusahaan dan kebijakan yang
diambil dalam operasional perusahaan, Komisaris berhak memeriksa pembukuan,
surat-surat dan bukti lainnya, dan Memeriksa dan mencocokan keadaan uang kas
dan lain-lain.
b. Direktur
Direktur bertugas sebagai pengelola perusahaan guna melaksanakan kebijakan
Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS). Tugas-tugas utama direktur di PT.
Madubaru adalah merumuskan tujuan perusahaan, Menetapkan strategi untuk
mencapai tujuan perusahaan, menyusun rencana jangka panjang, menetapkan
kebijakan-kebijakan dan pedoman-pedoman penyusunan anggaran tahunan,
menetapkan rencana Rapat Umum Pemegang Saham, melakukan manajemen
yang meliputi keseluruhan kegiatan termasuk keputusan dan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
8

c. General Manajer
General Manajer mempunyai tugas untuk mengkoordinir bagian-bagian
produksi diantaranya adalah bagian instalasi, bagian pabrikasi, bagian tanaman,
dan bagian pabrik spiritus.
d. Satuan Pengawasan Intern (SPI)
Pada PT. Madubaru, Satuan pengawas intern memiliki tugas untuk melakukan
pengawasan melalui audit, konsultasi, dan juga pembinaan terhadap setiap
kegiatan dan fungsi organisasi selain itu melakukan pengawasan atas pihak-pihak
yang terkait dengan perusahaan atas persetujuan Direktur, melakukan audit
investasi terhadap aspek penuh dan bebas keseluruh fungsi, catatan dokumen, aset
dan karyawan, melakukan penugasan memiliki aspek penuh dan bebas
keseluruhan fungsi, catatan dokumen, aset dan karyawan, mengalokasikan
sumberdaya dan menentukan lingkup kerja, serta menerapkan teknik-teknik audit,
memperoleh bantuan kerjasama dan personel di unit-unit perusahaan pada saat
melakukan pengawasan juga jasa-jasa khusus lainnya dari dalam maupun luar
perusahaan menjadi counterpart bagi auditor, eksternal dalam pelaksanaan
tugasnya.
e. Kepala Bagian Tanaman
Kepala bagian tanaman memiliki fungsi dan tugas untuk membantu kerja
General Manajer didalam menjalankan kebijakan direksi dalam bidang-bidang
seperti Penanaman dan penyediaan bibit tebu, pemasukan areal Tebu Rakyat
Intensifikasi (TRI), penyusunan teknis penanaman tebu, rencana tebang dan
angkut tebu, kegiatan yang menyangkut supply penyediaan bahan baku berupa
tebu, dan memimpin seksi-seksi yang berada didalam bagiannya untuk mencapai
tujuan dan jugasasaran yang diterapkan perusahaan.
f. Kepala Bagian Instalasi
Kepala bagian instalasi memiliki tugas untuk bertanggung jawab kepada
General Manajer di bidang instalasi, mengkoordinir dan memimpin semua
kegiatan di bidang instalasi, dan meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk
kelangsungan proses.
9

g. Kepala Bagian Pabrikasi


Kepala bagian pabrikasi memiliki tugas seperti bertanggung jawab kepada
General Manajer di bidang pabrikasi, mengkoordinir dan memimpin semua
kegiatan di bidang produksi, dan meningkatkan efisiensi proses dan menjaga
kualitas produk (gula).
h. Kepala Bagian Pemasaran
Kepala bagian pemasaran memiliki tugas untuk menyusun strategi pemasaran,
mengusahakan pengembangan pasar untuk produk-produk PT. Madubaru,
mengadakan perbaikan sistem pemasaran, menilai kinerja karyawan pemasaran
dan merencanakan dan mengawasi pengiriman barang dan proses penagihan.
i. Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan
Kepala bagian akutansi dan keuangan di PT. Madukismo memiliki tugas
untuk bertanggung jawab di bagian keuangan, tata usaha, keuangan, dan
pengadaan barang perusahaan, mengkoordinir dan memimpin kegiatan di bidang
keuangan, anggaran, biaya produksi, kegiatan pembelian dan penjualan,
mengkoordinir adminitrasi tebu rakyat dan timbangan tebu dan mengawasi hasil
produksi di gudang gula.
j. Kepala Bagian Sumberdaya Manusia (SDM) dan Umum
Kepala bagian sumberdaya manusia (SDM) dan Umum memiliki tugas untuk
bertanggung jawab di bagian tata usaha dan personalia, mengkoordinasi dan
memimpin kegiatan pengelolahan tenaga dan kesehatan karyawan, mengkoordinir
kegiatan pendidikan bagi karyawan dan bertanggung jawab pada kegiatan-
kegiatan umum, seperti pengaturan dan penggunaan kendaraan dan koordinasi
keamanan perusahaan.
k. Kepala Pabrik Spiritus
Kepala pabrik spiritus memiliki tugas untuk mengkoordinir kegiatan produksi
spiritus dan alkohol, melakukan evaluasi terhadap konsentrasi spirtus dan alkohol
yang diinginkan pasar dan wewenang kerja PT. Madubaru.
10

3. Jam Kerja
Pengaturan jam kerja karyawan pada perusahaan mengikuti peraturan yang
diterapkan oleh pemerintah, yaitu untuk karyawan yang menduduki bagian
manajerial bekerja selama 6 hari dalam 1 minggu. Jam kerja pada bagian Pabrik
Spiritus Madukismo terbagi atas 2 jam kerja, yaitu jam kerja diluar masa produksi
dan jam kerja pada masa produksi. Pada masa giling jam kerja karyawan berbeda-
beda pada masing-masing bagian yaitu:
a. Bagian Administrasi
Bagian administrasi merupakan bagian yang tidak berhubungan langsung
dengan proses produksi. Diamana bagian administrasi memiliki jam kerja pada
hari Senin – Kamis : Jam 06.30 – 15.00 WIB dan Jumat – Sabtu : Jam 06.30 –
11.30 WIB. Sedangkan jam istirahat yang diberlakukan adalah pada Jam istirahat :
Jam 11.30 – 12.30 WIB.
b. Bagian Pabrik
Bagian Pabrik merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan
produksi, dimana karyaawan yang terkait dalam proses produksi berlaku
ketentuan jam kerja dengan sistem 3 shift, dengan masing-masing shift bekerja
selama 8 jam sehari. Oleh karena itu proses produksi yang dilakukan terus-
menerus selama 24 jam, maka dari itu waktu istirahat karyawan dilakukan dengan
cara bergantian seperti untuk shift pagi : pukul 06.00 s.d. 14.00 WIB, kemudian
shift siang : pukul 14.00 s.d. 22.00 WIB dan juga shift malam : pukul 22.00 s.d.
06.00 WIB.

4. Tata Tertib Karyawan


Tata tertib karyawan terdapat pada PKB PT. Madubaru periode 2017 s.d. 2019
pasal 63 yang berisi tentang disiplin kerja. Jenis disiplin kerja tersebut, yaitu :
a. Kewajiban Bagi Pekerja
Terbagi menjadi 2 macam kewajiban yang harus dilakukan oleh pekerja di
Pabrik Spiritus Madukismo, yaitu kewajiban dan kewajiban khusus.
11

1) Kewajiban
Setiap pekerja wajib mentaati peraturan dan ketentuan-ketentuan di
Indonesia pada umumnya dab di Perusahaan pada khususnya, menjaga dan
menyimpan rahasia jabatan dan rahasia Perusahaan, bersedia untuk
dipindahkan dari satu perusahaan ke perusahaan di dalam lingkungan
perusahaan PT. Rajawali Nusantara Indonesia, pada waktu pekerja
meletakkan jabatan, wajib menyerahkan barang milik Perusahaan yang ada
padanya, melakukan maupun tidak berbuat segala apa yang didalam keadaan
yang sama patut dilakukan atau tidak diperbuat oleh pekerja yang baik (Pasal
1603 d KUH Perdata)
2) Kewajiban Khusus
Setiap pekerja wajib bersikap sopan santun terhadap siapapun baik
didalam maupun diluar dinas dan selalu bersedia memberi pertolongan
terhadap sesame pekerja dalam membina rasa setia kawan dan menjalin kerja
sama dengan tertib demi kelancaran jalannya perusahaan, melaksanakan
tugas dengan semua kemampuannya dan penuh tanggung jawab dengan
memperhatikan setiap pedoman yang berlaku dan instruksi atasan yang
berwenang, mentaati ketentuan jam kerja dan hari kerja, pakaian pada jam
kerja, kebersihan dan kesehatan kerja, menjaga keselamatan dirinya dan
teman sekerjanya, serta wajib mempergunakan peralatan keselamatan kerja
didalam hal sifat pekerjaannya mengharuskan untuk itu satu dan lain hal
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Larangan Bagi Pekerja
Berdasarkan pada kewajiban pekerja yang harus dipenuhi, maka setiap
pekerja dilarang untuk menyalahgunakan wewenang jabatannya untuk
kepentingan pribadi, keluarga, dan golongannya, yang dasarnya hal tersebut ada
hubungannya dengan pekerjaan, jabatan dan tanggung jawab, yang pada
hakekatnya merugikan perusahaan.
12

Menyediakan tenaga dalam waktu tugas dinas secara perorangan atau


bersama-sama dengan orang lain secara langsung atau tidak langsung untuk
kepentingan usaha atau jabatan lain, kecuali dengan ijin tertulis dari pimpinan
perusahaan yang berwenang yang termasuk kategori larangan Memberitahukan
rahasia jabatan dan rahasia perusahaan kepada orang-orang yang tidak berhak.
Selain itu, pekerja juga dilaranag untuk lalai dan ceroboh yang dapat
mengakibatkan timbulnya kerugian bagi perusahaan, menyebarkan berita-berita
yang tidak benar dilingkungan perusahaan sehingga menimbulkan keresahan
diantara sesame pekerja, melakukan usaha rentenir di dalam lingkungan
perusahaan.
c. Sanksi
Sebagai alat atau sarana untuk menegakan disiplin kerja yang mengandung
maksud pokok untuk membina dan mendidik, maka pekerja yang melakukan
pelanggaran / kesalahan dapat dijatuhi hukuman jabatan berupa teguran, surat
peringatan I, II, III, skorsing, pemutusan hubungan kerja, dan diajukan ke
pengadilan.
Direksi dalam melaksanakan tata tertib ini selalu akan berpegang pada pasal
1602 y KUH perdata yang berbunyi “Si majikan pada umumnya diwajibkan
melakukan ataupun tidak berbuat segala apa yang didalam keadaan yang sama
sepatutnya harus dilakukan atau diperbuat oleh seorang majikan yang baik”.
Dalam hal pekerja melakukan mogok kerja dengan alasan di luar ketentuan
normative yang sudah diatur dalam ketentuan perundang-undangan maupun
PKB akan dikenakan sanksi sesuai dengan bobot kesalahannya.

5. Produk PT. Madubaru


a. Produk Utama
Produk utama yang dihasilkan oleh PG. Madukismo adalah gula pasir yang
berupa gula kristal putih (Superior High Sugar / SHS). Yang berdasarkan
Standar Nasiona Indonesia (SNI), gula kristal putih dapat diklasifikasikan
menjadi 2 kelas mutu, yaitu Gula kristal Putih (GKP) 1 dan GKP 2. Sedangkan
yang diproduksi oleh Pabrik Gula Madukismo. Madukismo termasuk dalam
13

mutu gula kristal putih 1 (GKP 1) SNI. Pada dasarnya kualitias gula dapat
dibedakan menjadi 4 tipe menurut penerapan yang dikeluarkan BULOG pada
tahun 1982, yaitu SHS 1A, nrd diatas 70, SHS 1B, nrd 67 – 69,9, SHS 1C, nrd
62 – 69,9 dan SHS 11, nrd 56 -59,9
Gula yang di produksi oleh Pabrik Gula Madukismo masuk kedalam
kualitas SHS 1A. Dimana dalam pemasarannya, gula kristal putih ini dikemas
dalam 3 bentuk kemasan yang berbeda yaitu kemasan yang berisi 50 kg,
kemasan eceran yang berisi 1 kg dan kemasan berisi 500 gram.
b. Produk Sampingan
Selain produk utama berupa gula, terdapat pula produk sampingan yang di
produksi oleh PT. Madubaru, yang dikelola oleh Pabrik Spiritus Madukismo
yang memanfaatkan tetes tebu dari Pabrik Gula Madukismo. Produknya ialah
spiritus dengan kandungan alkohol hingga 94% dan alkohol murni dengan kadar
mencapai 95%, dengan pemantauan oleh Balai Penelitian Kimia Departemen
Perindustrian dan PT. Sucofindo.
1) Alkohol Prima
Alkohol prima merupakan alkohol yang memiliki kadar minimal 95%.
Jumlahnya mencakup lebih dari 70% total produksi alkohol rata-rata. Alkohol
jenis ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman keras serta sebagai
bahan pelengkap dalam industri kosmetik, farmasi, dan sebagainya.
2) Alkohol Teknis
Alkohol teknis memiliki kadar 94% yang akan diolah lebih lanjut menjadi
spiritus dengan menambahkan denaturan dan zat pewarna. Spiritus biasanya
fungsinya digunakan sebagai bahan bakar yang dipakai untuk pemanasan dan
penerangan.
14

6. Kerjasama
PT. Madubaru merupakan pabrik yang memiliki kemitraan yang erat dengan
para petani tebu rakyat dimana sesuai dengan visi perusahaan yang menjadi
mitra sejati para petani. Memiliki tiga pola kemitraan diantaranya adalah Tebu
Rakyat Kemitraan, Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha (KSU), dan juga Tebu
Rakyat Mandiri, dimana masing-masing kemitraan mempunyai beberapa
perbedaan didalam budidayanya, modal maupun banyaknya yang digiling oleh
pabrik. Yang dapat dijabarkan dalam penjelasan berikut:
a. Tebu Rakyat Kemitraan
Tebu Rakyat Kemitraan ialah kerjasama yang peran petaninya lebih rendah.
Dalam kemitraan ini setiap petani kemitraan mendapat Jaminan Pendapatan
Minimum (JPM). JPM sendiri adalah pendapatan minimum yang didapatkan
oleh petani walaupun mengalami kerugian jika dilihat dari segi hasil, petani
tetap mendapatkan jaminan pendapatan tersebut. kegiatan budidaya pada Tebu
Rakyat Kemitraan melibatkan PG sebagai pembimbing teknis. Tebu Rakyat
Kemitraan memiliki sasaran yaitu untuk lahan tegalan harus sebesar 60 ku ha
dan lahan sawah sebesar 80 ku ha. Kelebihan produksi gula dari sasaran yang
telah ditetapkan akan dikembalikan sebesar 20% kepada petani.
b. Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha (KSU)
Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha (KSU) merupakan kerjasama dimana peran
petani lebih besar daripada pola Tebu Rakyat Kemitraan. Bentuk kemitraan ini
dikhususkan untuk lahan sawah berpengairan teknis. Menyerupai pola Tebu
Rakyat Kemitraan, petani juga mendapatkan JPM di awal musim tanam agar
petani tidak mengalami kerugian. Apabila mengalami kelebihan maka petani
akan memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU).
c. Tebu Rakyat Mandiri
Tebu Rakyat Mandiri merupakan kerja sama dimana peran petani yang
sepenuhnya melakukan kegiatan budidaya tebu dan pabrik berperan dalam saat
pengilingan tebu. Kegiatan budidaya tebu petani dapat meminta saran kepada
15

mandor atau Sinder Kebun Wilayah (SKW). Tebu Rakyat Mandiri berbeda
dengan pola kerja sama usaha dan kemitraan dimana petani tebu tidak
mendapatkan JPM karena kegiatan semua ditanggung oleh petani baik
keuntungan maupun kerugiaan yang akan didapat. Saat penggilingan tebu, petani
bekerja sama dengan Pabrik Gula Madukismo dimana melakukan sistem bagi
hasil. Sistem bagi hasil dilakukan dimana hasil gula dari proses penggilingan
66% untuk petani dan sisanya 34% untuk Pabrik Gula Madukismo.

7. Luas Wilayah Lahan Kerja Madukismo


Luasan areal wilayah lahan tebu wilayah kerja PT. Madubaru pada setiap
rayon pada tahun 2019 tersusun dalam Tabel 1. yang dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1. Luas Areal Lahan setiap Rayon PT. Madubaru

Wilayah Kabupaten Luas Areal (Ha)


Yogyakarta Bantul 1.204,81
Gunung Kidul 606,27
Sleman 1.127,29
Kulon Progo 454,25
Total 3.393
Jawa Tengah Klaten 1200
Magelang 682,22
Purworejo 660,52
Temanggung 128,54
Kebumen 147,07
Total 2.818,35
Total Wilayah Bina 5.010,97
Wilayah non-binaan 1.868,06
Total area
6.835,68
keseluruhan
Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo (2019).
Dalam tabel yang disajikan diatas, dapat dilihat jika lahan yang berada di DIY.
Tersebar di 4 Kabupaten yaitu Bantul, Gunung Kidul, Sleman dan Kulon Progo.
Sedangkan di jawa tengah, lahan kerja PT. Madubaru tersebar di 4 Kabupaten
yaitu Magelang, Purworejo, Temanggung dan Kebumen.
16

Total areal tanam tebu dalam 5 tahun terakhir di PT. Madubaru meliputi TDD
(Tebu Dalam Daerah) dan TLD (Tebu Luar Daerah) yang tertera dalam tabel 2
yang disajikan sebagai berikut:

Tabel 2. Total Areal Tanam Tebu PT. Madubaru

Luas (Ha)
Tahun Jumlah
TDD TLD
2015 5,397.29 1,876.38 7,273.67
2016 4,819.02 1,776.38 6,595.40
2017 4,781.54 2,774.44 7,555.98
2018 4,900.93 1,904.93 6,805.86
2019)* 4,968.42 1,985.20 6,953.62
Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo (2019).
Keterangan : Tebu Dalam Daerah (TDD), Tebu Luar Daerah (TLD)
Dalam tabel diatas, dijelaskan jika hingga pada paruh pertama tahun 2019,
luas lahan yang dimiliki oleh PT. Madubaru didalam daerah wilayah Yogyakarta
sebesar 4,968.42 Ha dan diluar daerah atau di Jawa Tengah sebesar 1,985.20
dengan total lahan 6,953.62.

8. Ketenagakerjaan Perusahaan
Tenaga kerja adalah unsur yang sangat penting didalam keberlangsungan
proses produksi di PT. Madubaru. Didalam PT. Madubaru terdapat dua klasifikasi
tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap dan juga Karyawan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT). Peningkatan produktivitas karyawan sangat diperlukan
sehingga perusahaan diharuskan memiliki manajemen ketenagakerjaan yang baik
agar produksi perusahaan dapat ditingkatkan dari periode sebelumnya atau
minimalnya sama seperti periode sebelumnya. Pada PT. Madubaru, tenaga
kerjanya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1) Tenaga Kerja Tetap
Tenaga kerja tetap ialah tenaga yang dipekerjakan didalam waktu tidak tentu
dan juga saat dimulai hubungan kerja, diawali dengan percobaan selama tiga
bulan. Karyawan ini bekerja sepanjang tahun baik pada masa giling maupun tidak.
17

Dan Tenaga Kerja tetap dibedakan atas karyawan pimpinan dan karyawan
pelaksana dimana karyawan tersebut ialah:

a) Karyawan Pimpinan
Karyawan pimpinan bertugas untuk membuat kebijakan mengenai
pelaksanaan produksi. Karyawan produksi tidak berhibingan secara langsung
dengan proses produksi pembuatan produk.
b) Karyawan Pelaksanaan
Karyawan pelaksana pada umumnya mendapat posisi berada dibawah
karyawan pimpinan dan bertugas untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh pemimpin.

2) Tenaga Kerja PKWT (Pekerja Kontrak Waktu Tertentu)


PKWT ialah tenaga kerja yang dipekerjakan untuk jangka waktu tertentu
dengan mempunyai kontrak dan pada awal dimulainya hubungan kerja tanpa
masa percobaan kerja. Karyawan jenis ini melamar pekerjaan saat sedang
berlangsungnya musim produksi dan hanya bekerja pada musim produksi saja.
III. MACAM KEGIATAN

Waktu dan Lokasi Magang Profesi


Kegiatan magang dilaksanakan di PT. MADUBARU dalam hal ini di Pabrik
Spiritus Madukismo, Padokan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55181 dengan waktu pelaksanaannya lebih dari 240 jam kerja yang
dimulai pada tanggal 9 September s.d 19 Oktober 2019. Dengan hari kerja setiap
hari Senin sampai dengan hari Sabtu dengan jam kerja dimulai pada pukul 08.00 –
15.00 WIB.

Kegiatan Utama
Kegiatan utama pada magang profesi ini adalah proses pembuatan pupuk cair
madukismo (PUCAMADU), proses pembuatan alkohol di Pabrik Spiritus
Madukismo dapat dibagi menjadi beberapa proses yaitu : 1.Proses masakan, 2.
Proses pembibitan, 3. Proses peragian/fermentasi, 4. Proses destilasi.
Pada proses peragian/fermentasi di Pabrik Spiritus Madukismo ini merupakan
proses dimana yeast mengubah kandungan glukosa yang ada menjadi alkohol dan
CO2. Kadar gula molase yang telah habis karena adanya proses anaerob dari yeast
pasti menghasilkan limbah cair, dan limbah cair tersebut yang disebut sebagai
vinasse yang selanjutnya menjadi bahan baku dari pembuatan PUCAMADU.
Pada gambar 2. terdapat diagram alir pembuatan PUCAMADU dan Alkohol,
sedangkan gambar 3. Terdapat flow sheet Pabrik Spiritus Madukismo.

18
19

Gambar 2. Diaram Alir Proses Pabrik Alkohol Pabrik Spiritus Madukismo


20

Gambar 3. Flow Sheet Produksi Alkohol Pabrik Spiritus Madukismo


21

1. Bahan Pembuatan Alkohol


Bahan pembuatan alkohol meliputi bahan baku dan bahan pembantu.
a. Bahan baku
1) Tetes
Tetes adalah produk samping dari pabrik gula yang mempunyai rasa
manis, warna coklat tua, memiliki kandungan sukrosa sekitar 30% dan gula
reduksi sekitar 25% yang berupa glukosa dan fruktosa (Kurniawan, 2004).
2) Ragi (yeast)
Ragi yang digunakan untuk menghasilkan enzim zimase adalah
Saccharomyces cereviceae yang dibiakan di laboratorium. Bibit
Saccharomyces cereviceae ini diperoleh dari Jerman. Ragi ini mendapatkan
bahan makanan dari bahan baku yang mengandung gula dan sebagai hasil
metabolismenya akan diperoleh alkohol dan CO2.

b. Bahan Tambahan
1) Asam Sulfat
Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4 dalam pembuatan alkohol
asam sulfat digunakan untuk mengatur pH agar sesuai pertumbuhan ragi dan
digunakan sebagi katalisator untuk reaksi hidrolisa sukrosa menjadi glukosa.
2) Turkey Red Oil (TRO)
TRO merupakan minyak nabati mempunyai nama lain oleic acid. TRO ini
berfungsi untuk mengurangi luapan buih putih pada proses peragian.
3) Flocculant
Flocculant yang digunakan adalah superfloc yang mempunyai formula
kimia C3H5NO. Flocculant ini berfungsi untuk mempercepat pengendapan
kotoran pada proses fermentasi sehingga tidak menimbukan kerak pada
menara destilasi.
4) Pupuk Urea
Pupuk urea (CH4N2O) berupa kristal putih yang berfungsi sebagai
penyedia nitrogen untuk pertumbuhan dan mempertinggi aktivitas ragi pada
proses pemasakan.
22

5) Pupuk NPK
Pupuk NPK berupa butiran berwarna coklat tua yang merupakan campuran
antara nitrogen, P2O3 dan K2O dengan perbandingan 15:15:15. Pupuk NPK
ditambahkan sebagai nutrisi bagi pertumbuhan dan aktivitas ragi.
6) Air
Air dalam proses produksi ethanol digunakan untuk proses pengenceran
tetes, pembersih peralatan, steam boiler, dan pendingin.

2. Spesifikasi Alat
Spesifikasi alat ini merupakan alat yang digunakan dari proses pembuatan
vinasse
a. Stasiun Penimbun Tetes
1) Tangki Penimbun Tetes (A1)
Tangki penimbun tetes (A1) di PT. Madubaru merupakan produksi
dari pabrik VEB Meschine Und Apparatebau, fungsi dari tangki ini
adalah sebagai penampung tetes yang dihasilkan dari Pabrik Gula
Madukismo. Tangki penimbus tetes di Madukismo terdapat 4 buah
dengan bentuk silinder tegak tertutup berdiameter 12 meter dan tinggi 8,8
meter.
Tangki penimbun tetes ini terbuat dari bahan besi plat dengan
ketebalan 10 mm dan memiliki kapasitas tampung sebanyak 984,34 m3,
selain itu tangki tetes ini di lengkapi pelampung sebagai penunjuk tinggi
permukaan tetes dalam tangki.

2) Pompa Tetes Luar (A2)


Pompa tetes luar (A2) di PT. Madubaru merupakan produksi dari
pabrik VEB Pumpen Und Geblasewerk Leipzig yang mempunyai fungsi
untuk memompa tetes dari tangki penimbun ke tangki ukur di stasiun
masakan.
Pada PT. Madubaru mempunyai 2 unit pompa tetes luar dengan jenis
screw pump yang digerakan oleh motor listrik dengan tegangan 380 volt
dan putaran sebesar 965 rpm.
23

b. Stasiun Masakan
1) Tangki Masakan
Tangki masakan di Pabrik Spiritus Madukismo terdapat dua macam
tangki yaitu tangki ukur tetes (B1) dan tangki adonan (T – 3A, T – 3B, T -
8). Tangki ukur tetes berfungsi sebagai mengukur volume tetes yang akan
dimasukkan ke tangki masakan. Tangki ukur tetes berbahan besi plat
setebal 10 mm dan diproduksi oleh VEB Maschine Und Apparatebau
Grima dan terdapat tiga buah tangki.
Tangki ukur tetes ini berbentuk silinder tegak tertutup dengan diameter
1,65 meter dan tinggi 1,3 meter, tangki ini mempunyai kapasitas tampung
sebanyak 2.500 liter.
Sedangkan tangki adonan berfungsi untuk membuat adonan tetes yang
nantinya digunakan untuk pembibitan dan peragian. Tangki adonan ini
terdapat lima buah dan berbahan plat besi berlapis tembaga dengan tebal
10 mm produksi dari VEB Maschine Und Apparatebau Grima.
Tangki adonan ini berbentuk silinder tegak tertutup dengan diameter 2
meter dan tinggi 3,46 meter yang dapat menampung 9000 liter. Tangki ini
dilengkapi pengaduk yang digerakan oleh motor listrik dengan tegangan
380 V dan putaran 960 rpm.

2) Pompa Tangki Masakan


Pompa tangki masakan di Pabrik Spiritus Madukismo terdapat dua
macam pompa yaitu pompa tangki ukur tetes (B2) dan pompa tangki
adonan (B6). Pompa tangki ukur tetes berfungsi untuk memompa tetes
dari tangki ukur ke tangki masakan. Terdapat tiga buah pompa tangki ukur
tetes di Pabrik Spiritus Madukismo dengan bentuk pompa sentrifugal
berkapasitas 3 m3/ jam dan digerakan dengan motor listrik bertegangan
380 V.
Sedangkan pompa tangki adonan berfungsi untuk memompa adonan
tetes dari tangki masakan ke tangki pembibitan. Terdapat 4 buah pompa
24

tangki adonan dengan bentuk pompa sentrifugal berkapasitaskan 12


m3/jam dan digerakan oleh motor listrik dengan tegangan sebesar 380 V.

c. Stasiun Pembibitan dan Peragian


1) Tangki Pembibitan
Tangki pembibitan pada Pabrik Spiritus Madukismo terbagi menjadi 4
buah tangki, yaitu tangki carisberger (T-19), tangki bibit I (T-20), tangki
bibit II (T-21), dan tangki bibit III (T-22). Keseluruhan tangki pembibitan
berfungsi untuk mengembangbiakan bibit hanya dengan volume yang
berbeda.
Pada tangki carisberger yang terdapat dua unit ini mempunyai
kapasitas 12 liter dengan diameter 2 meter dan tinggi 3,46 meter berbahan
stainless steel dan dilengkapi dengan pipa pendingin dan pipa udara.
Pada tangki bibit I yang terdapat dua unit berbentuk silinder tegak
tertutup, mempunyai kapasitas 48 Liter berbahan stainless steel dan
dilengkapi dengan thermometer, pipa udara, dan pipa pendingin.
Sedangkan tangki bibit II juga terdapat dua unit dengan kapasitas 480
liter berdiameter 1,75 meter dan tinggi 1,7 meter. Tangki ini berbahan
dasar besi plat setebal 8mm dan dilengkapi dengan thermometer, pipa
udara, dan pipa pendingin.

2) Tangki Peragian
Tangki peragian pada Pabrik Spiritus Madukismo terbagi menjadi 2
buah tangki, yaitu tangki peragian pertama (T-25) dan tangki peragian
utama (T-26). Pada tangki peragian pertama terdapat tiga unit dengan
bentuk silinder vertikal dan berkapasitas 18.000 liter. Tangki ini
mempunyai diameter sebesar 3 meter dan tinggi 3 meter dengan bahan
besi plat setebal 10 mm. tangki ini dilengkapi dengan thermometer dan
pipa pendingin.
Pada tangki peragian utama terdapat sepuluh unit tangki dengan bentuk
silinder vertikal berkapasitas 75.000 liter. Tangki peragian ini mempunyai
diameter 4,5 meter dan tinggi 5,5 meter berbahan besi plat tebal 10 mm
25

dan dilengkapi dengan thermometer, lubang pemasukan TRO, dan pipa


pendingin.

3. Proses Masakan
Proses masakan adalah pembuatan adonan untuk perkembangbiakan dan
pertumbuhan yeast untuk fermentasi. Pembuatan adonan ini meliputi
pengenceran tetes, penambahan pupuk, penambahan asam sulfat untuk
pengaturan pH, dijalankan dalam satu ruangan yang dinamakan stasiun
pemasakan. Di sini dibuat tiga adonan dengan konsentrasi berbeda, yaitu
adonan 14°Brix dan 18°Brix untuk pembentukan alkohol dan 55°Brix untuk
pembuatan bibit (starter) pada proses peragian utama.
Tetes pada pabrik gula yang ditampung di tangki penampung tetes
mempunyai kekentalan yang cukup tinggi berkisar 90°Brix, sehingga
diperlukan pengenceran untuk menurunkan kekentalan tetes supaya yeast
dalam hal ini adalah Saccharomyces cereviceae dapat dengan mudah
mengkonsumsi gula dan tetes.
Terdapat 5 buah tangki adonan yaitu tangki 3A, 3B, 8/1, 8/2, dan 8/3 yang
masing-masing berkapasitas 9.000 liter. Tangki adonan 3A, 3B dan tangki
adonan 8/1-3 digunakan untuk pembuatan adonan dengan Brix yang berbeda-
beda, Tangki adonan ini dilengkapi dengan pengaduk. Seperti yang telah
disebutkan di atas bahwa orises masakan ada dua macam yaitu :
a. Proses pembuatan adonan untuk pembibitan (pertumbuhan khamir)
Untuk pertumbuhan khamir pada pross pembibitan di tangki 22 dan tangki
25 diperlukan adonan dari tangki 3A dan 3B dengan kekentalan 14°Brix dan
18°Brix. Dalam proses pembuatan adonan untuk tangki 3A, harus dimulai
dengan pembersihan tangki kemudian tangki diisi air sebanyak 7.800 liter dan
aktifkan pengaduk tangki.
Setelah itu, Tetes yang mempunyai kekentalan 90°Brix yang berasal dari
tangki penampung dipompakan ke tangki 3A sebanyak 1.200 liter. Pada
adonan ini larutan tetes ditambah dengan 5 kg urea, 4 kg NPK dan 2,5 liter
26

asam sulfat hingga larutan ber pH 4,8. Setelah larutan homogen, pengaduk
dimatikan dan larutan tetes yang mempunyai kekentalan 14°Brix siap untuk
dipompakan ke tangki 22 dan 25.
Sedangkan proses adonan untuk tangki 3B yang perlu dilakukan adalah
membersihkan tangki terlebih dahulu kemudian tangki diisi air sebanyak
7.600 liter dan aktifkan pengaduk tangki. Setelah itu, tetes dari tangki
penampung dipompakan ke tangki 3B sebanyak 1.400 liter, sehingga volume
total 9.000 liter dengan kekentalan 18°Brix.
Pada adonan ini larutan tetes ditambahkan 5 kg urea, 4 kg NPK, dan 2,5
liter asam sulfat sehingga pH larutan berkisar 4,8. Setelah larutan homogen,
pengaduk dimatikan dan larutan tetes yang mempunyai kekentalan 18°Brix
siap dipompakan ke tangki 25.

b. Proses pembuatan adonan untuk peragian utama


Pada proses peragian utama atau proses pembuatan alkohol pada tangki 26
diperlukan adonan dari tangki 8/1 sampai 8/3, hal yang harus dilakukan adalah
mengisi air sebanyak 3.500 liter, kemudian aktifkan pengaduk dihidupkan.
Tetes dari tangki penampungan, yang mempunyai kekentalan 90°Brix
dipompakan ke tangki 8 sebanyak 500 liter. Sehingga kekentalan larutan tetes
menjadi 55°Brix dengan suhu 30°C dan pH larutan 5,5. Pada adonan ini
larutan tetes ditambahkan 5 kg urea dan 4 kg NPK.
Setelah larutan homogen, pengadukan dimatikan dan larutan tetes yang
mempunyai kekentalan 55°Brix siap untuk dipompakan ke tangki fermentasi
utama atau tangki 26.
Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan adonan pada tangki 8 antara 60
– 90 menit. Setelah larutan tetes dari salah satu tangki 8 dipompakan ke tangki
26. Tangki ini diisi dengan larutan tetes 55°Brix dari tangki adonan 8 yang
lain. Demikian seterusnya setiap tetes 55°Brix dialirkan bersamaan dengan air
dari tangki lain.

4. Proses Pembuatan Bibit


27

Proses pembuatan bibit untuk fermentasi dilakukan dengan membiakan sel-sel


saccharomyces cereviceae secara bertahap. Tujuannya adalah untuk memberikan
kesempatan yeast untuk dapat melakukan proses adaptasi dengan volume yang
semakin besar. Adapun tahapan yang dilakukan adalah 1). Pembuatan bibit di
laboratorium, 2). Pembuatan bibit di tangki-tangki start bibit, 3). Pembuatan bibit
di tangki pembibitan (T-22), dan 4). Pembuatan bibit di tangki pembibitan (T-25).
Tahap pertama dan kedua dijalankan hanya sekali, yaitu pada saat awal pabrik
spiritus akan mulai berproduksi. Sedangkan tahap ketiga di tangki dijalankan terus
menurus selama masa produksi.
Pembuatan bibit di Laboratorium bertujuan untuk memperbanyak yeast.
Penumbuhan bibit dalam laboratorium ini dilakukan dalam waktu 72 jam. Waktu
pemindahan bertingkat adalah selama 24 jam. Pertumbuhan ditandai dengan
timbulnya gelembung udara di permukaan medium dan pengamatan di bawah
mikroskop.
Cara pembibitan ini perlu menyaipakn enam buah Erlenmeyer 50 cc, lalu diisi
larutan tetes 6°Brix sebanyak 30 cc yang telah ditambahkan asam sulfat sampai
4,8 dan diberi nutrisi. Yeast murni sebanyak 2 ose dimasukkan ke dalam tiap-tiap
Erlenmeyer dan disimpan selama 24 jam pada suhu 30°C. kemudian 6 tabung
tersebut dipindahkan ke dalam 2 buah Erlenmeyer yang didalamnya telah berisi
tetes 14°Brix, pH 4,8 sebanyak 1000 cc, sehingga volume larutan menjadi 1090 cc
dan disimpan pada suhu 30°C selama 24 jam
Proses fermentasi pertama menggunakan 3 buah tangki berkapasitas 19.000
liter yaitu tangki T-25/1, T-25/2 dan T-25/3. Tangki dilengkapi dengan pipa air
pendingin dan sparger. Pada proses fermentasi pertama, yang menggunakan
tangki 25 (T-25) terjadi pencampuran larutan tetes yang berasal dari tangki bibit
(T-22), tangki adonan 3A dan tangki adonan 3B.
Langkah-langkah yang dijalankan pada proses fermentasi pertama adalah
Larutan tetes dari T-22 dialirkan secara gravitasi ke T-25/1, kemudian ditambah
larutan tetes dari tangki adonan 3A yang mempunyai kekentalan 14°Brix
sebanyak 6.340 liter. Kemudian ditambah larutan tetes dari tangki adonan 3B
yang mempunyai kekentalan 18°Brix sebanyak 9.000 liter, sehingga volume tetes
28

pada tangki 26 (T-26) menjadi 18.000 liter dengan kekentalan berkisar antara 14-
18°Brix.
Proses fermentasi berlangsung selama 14 – 16 jam. Pada awal proses
fermentasi dialiri dengan udara selama 4 jam, bila buih yang terbentuk terlalu
banyak maka larutan diberi TRO sebanyak 2 liter. Perubahan Brix, suhu dan pH
larutan diamati serta dicatat setiap 2 jam sekali.
Setelah 7-8 jam proses pembibitan pada T-25/1, T-25/2 diisi tetes dengan cara
sama. Setelah 7-8 jam pengisian pada T-25/2, fermentasi pada T-25/1 telah
mencapai waktu 14-16 jam dan siap dialirkan ke tangki fermentasi kedua (T-26).
Pada saat yang sama T-25/3 diisi dengan cara yang sama dengan langkah- langkah
di atas.

5. Proses Peragian (Fermentasi)


Proses fermentasi utama menggunakan 10 buah tangki masing-masing
berkapasitas 75.000 liter yaitu T-26/1, T-26/2, T-26/3, T-26/4, T-26/5, T-26/6, T-
26/7, T-26/8, T-26/9, T-26/10. Tangki dilengkapi dengan pipa air pendingin tanpa
sparger.
Proses fermentasi utama berlanngsung secara anaerob, yeast mengubah
glukosa menjadi alkohol dan gas CO2. Dari aktivitas khamir tersebut timbul
panas, sehngga reaksi bersifat eksotermis. Untuk mempertahankan kondisi pada
suhu 30°C, maka diperlukan adanya pendinginan dengan mengalirkan air pada
pipa-pipa pendingin.
Gas CO2 yang dihasilkan oleh stasiun peragian dialirkan ke tangki
penampungan dengan menggunakan blower. Diharapkan kadar alkohol dalam
larutan tetes pada akhir fermentasi adalah 9 – 10%. Selama proses fermentasi
utama, pH tetap pada 5,5.
Langkah-langkah yang dijalankan pada proses pergaian utama yaitu, Larutan
tetes 18000 liter dialirkan dari tangki pembibitan (T-25) ke T-26, lalu
ditambahkan 9000 liter larutan tetes 55°Brix dari tangki adonan 8 yang dipompa
bersamaan dengan 9000 liter air dari tangki adonan 8 yang lainnya. Pemasukan
larutan tetes dan air ini dilakukan sebanyak 3 kali berturut-turut.
29

Setelah itu, ditambah air lagi sebanyak 3000 liter, sehingga volume total
larutan menjadi 75.000 liter. Setelah pencampuran, konsentrasi larutan tetes awal
adalah 22-25°Brix. Proses fermentasi berlangsung selama 60 jam. Perubahan brix,
suhu dan pH diamati setiap 2 jam sekali, dimana akhir fermentasi ditandao dengan
Brix yang konstan dalam larutan tetes yaitu 6 - 8°Brix.
Untuk membantu pengendapan, larutan tetes ditambah dengan flocculant 300
gram yang dilarutakan dalam 2 liter alkohol, setelah larut ditambahkan dengan 20
liter air, baru kemudian dimasukan ke tangki. Untuk mengatasi timbulnya buih
akibat aktivitas khamir, maka larutan tetes tersebut diberi TRO sebanyak 2 liter.
Sebelum dipompa, endapannya harus dikeluarkan lebih dahulu karena kotoran ini
akan menyebabkan timbulya kerak pada kolom destilasi.

6. Proses Produksi Pupuk Cair Madukismo (PUCAMADU)


Limbah cair pembuatan alkohol dari tetes di Pabrik Spiritus Madukismo
menghasilkan limbah cair (Vinasse) sebanyak 250 Ton/hari yang tidak bisa
langsung dirilis ke lingkungan. Karena mempunyai kadar COD yang melebihi
ambang batas yang dapat mengurangi kadar oksigen pada ekosistem sungai.
Dalam pengolahan vinasse menjadi pupuk cair ini, Pabrik Spiritus Madukismo
mampu menghasilkan pupuk cair Madubaru (PUCAMADU) 300 Ton/hari.
PUCAMADU ini masih dalam tahap pengembangan untuk dikomersilkan. Saat
ini PUCAMADU hanya digunakan secara mandiri untuk lahan-lahan tebu
milik/mitra PT. Madubaru.
Berdasarkan data sekunder dengan menanyakan kepada pengguna pupuk
tersebut, penggunaan PUCAMADU ini terdapat perubahan baik dalam
pertembuhan tanaman tebu dibandingkan tanaman tebu yang tidak menggunakan
PUCAMADU.

a. Bahan
Pupuk cair madukismo dalam proses pembuatannya berbahan dasar
limbah cair (vinasse). Vinasse merupakan limbah cair dari maische kolom,
berwarna coklat pekat, mempunyai suhu berkisar 80°C, dan pH 4,5. Dalam
sehari produksi vinasse mencapai 420.000 liter, vinasse mempunyai
30

karakteristik kekentalan sebesar 7°Brix dengan komposisi air sebesar 54,47%


dan bahan padat 45,33%.
Pada bahan padat terdapat kandungan Kalsium 2,74%, Magnesium 0,70%,
Natrium 0,50%, Kalium 3,40%, Magnesium 0,02%, Gula reduksi 5,30%.
Selain itu terdapat kadar COD sebesar 15.000 ppm dan kadar BOD sebesar
7.500 ppm.
Limbah vinasse yang mempunyai dampak negatife apabila dirilis ke
lingkungan tanpa adanya perlakuan, karena mempunyai kadar COD, dan kadar
BOD melebihi ambang batas. Selain itu vinasse juga mempunyai kadar asam
yang cukup tinggi sehingga akan menyebabkan gangguan terhadap ekosistem
sungai apabila vinasse dirilis tanpa perlakuan.

b. Proses Pembuatan PUCAMADU


Dalam pengolahan vinasse menjadi PUCAMADU tentunya membutuhkan
proses dan langkah pertama yang dilakukan dalam proses tersebut adalah
menyiapkan bakteri Bacillus sp. dan bakteri Azospirillum sp. untuk menjinakan
kandungan-kandungan yang ada di vinasse.
Sebanyak 60 liter bakteri Bacillus sp. dan bakteri Azospirillum sp.
dicampurkan air sebanyak 5000 liter pada tangki tera, campuran bakteri dan air
selanjutnya disebut sebagai bio-starter. Setelah itu didiamkan pada ruang
tertutup dengan suhu ruangan selama satu minggu lamanya.
Setelah didiamkan selama satu minggu, bio-stater dipompa ke tangki
PUCAMADU sebanyak 100 liter dan vinasse juga dipompa pada tangki yang
sama sebanyak 5000 liter. Setelah bio-starter dan vinasse berada di tangki yang
sama maka perlu dilakukan pengadukan untuk meratakan bio-starter pada
vinasse, dan produk PUCAMADU telah siap untuk diaplikasikan.
31

c. Kandungan PUCAMADU
PT. Madubaru telah mempunyai sertifikat analisis Mikroorganisme pada
PUCAMADU yang dikeluarkan oleh Departemen Mikrobiologi Pertanian,
Universitas Gadjah Mada.
Pada uji jumlah mikroorganisme dalam sampel PUCAMADU dengan
metode planting, terdapat mikroorganisme jenis Bacillus sp. sebanyak 8,05 x
107 cfu/ml yang dianalisis pada media Medium Spesifik Bacillus. Selain itu,
terdapat bakteri Azospirilum sp. sebanyak 5,25 x 107 cfu/ml yang dianalisis
pada media Asam Malat Agar.
Pada uji fungsi mikroorganisme, bakteri Bacillus sp mempunyai fungsi
sebagai penambat nitrogen dengan metoda yang digunakan adalah MPN pada
media N-free Malat Agar. Sedangkan Azospirilum sp. mempunyai fungsi
sebagai pelarut fosfat dengan metoda yang digunakan adalah plating pada
media Pikovskaya Agar. Kedua bakteri ini telah lolos uji lab dan dapat
diaplikasi ke lahan dan tanaman sebagai pupuk cair.
32

Kegiatan Tambahan
Kegiatan tambahan dari magang profesi ini adalah proses dari peragian
menuju ke punyulingan hingga dihasilkan alkohol teknis dan alkohol prima.

1. Proses Penyulingan (Destilasi)


Proses terakhir untuk menghasilkan alkohol adalah proses penyulingan,
dimana tempat berlangsungnya proses ini dinamakan stasiun penyulingan.
Penyulingan atau destilasi adalah salah satu cara untuk memisahkan suatu
campuran yang terdiri dari dua atau lebih cairan melalui pemanasan untuk
mendapatkan komponen yang dikehendaki dalam keadaan lebih murni.
Pemisahan ini berdasarkan perbedaan titik didih dari komponen-komponen
dalam larutan.
Metode destilasi dibedakan menjadi 2 yaitu destilasi dengan reflux dan
tanpa reflux. Pada destilasi tanpa reflux, uap yang terbentuk diembunkan
dengan tidak memasukan kembali sebagian dari hasil pengembunan tersebut
ke dalam kolom. Kolom yang tanpa reflux adalah maische kolom, sedangkan
kolom lainnya dilakukan dengan reflux. Umumnya semakin tinggi nilai reflux
ratio, semakin besar efisiensi pemisahan. Definisi dari reflux ratio adalah
jumlah liter cairan yang dikeluarkan sebagai hasil atas dan yang di recycle ke
kolom.
Semua kolom destilasi yang digunakan adalah berupa plate tower, yang
terdiri dari plate-plate, dimana pada tiap plate terdapat beberapa buah buble
cap yang terdapat di dalam kolom, tergantung pada tingkat kemurnian dari
produk dan kecepatan air yang dikehendaki.
Untuk pemanasannya digunakan uap bersuhu 110°-120°C dan bertekanan
0,3-0,6 kg/cm2. Uap ini dimasukkan secara langsung (open steam) dan
pemasukkannya melalui bagian bawah kolom. Tekanan yang sesuai dengan
panas yang ada pada bagian bawah ini diatur oleh pengatur tekanan uap secara
otomatis.
Setiap menara destilasi dilengkapi dengan 2 kondensor yang dipasang seri
dengan maksud untuk mengembunkan alkohol yang dapat diuapkan di dalam
33

kolom nachloop, pendingin yang digunakan adalah air kali, sedangkan


kondensor kolom rectifier menggunakan air bersih. Suhu air pendingin <30°C.
Semua kondensor yang dipakai adalah dari jenis shell and tube, di mana air
pendinginan dilewatkan pada tube dan uap alkohol dilewatkan pada shell.
Selain kolom destilasi dan kondensor, ruangan penyulingan juga
dilengkapi dengan cooler yang berfungsi untuk mendinginkan hasil alkohol
sebelum masuk tangki penimbunan sementara. Tangki pendingin yang
digunakan ada 3 buah, masing-masing satu untuk mendinginkan alkohol yang
dihasilkan dari kolom voorloop, kolom rectifier, dan kolom nachloop.

a. Kolom Maische
Sebagai umpan (feed) kolom maische adalah larutan beslag yang dipompa
dari tangki peragian utama (T-26). Larutan yang mempunyai kadar alkohol 9 –
10% ini sebelum masuk kolom lebih dahulu dialirkan melalui voorwarmer
yang berfungsi sebagai preheater. Dalam voorwarmer, larutan tetes
dipanaskan dengan memanfaatkan untuk mengembunkan sebagian alkohol.
Setelah melewati voorwarmer tersebut, larutan tetes kemudian ditampung di
tangki pengatur pemasukan, supaya aliran umpan ke dalam kolom dapat
konstan. Dari dalam tangki alkohol yang menguap dialirkan ke kondensor
untuk diembunkan alkoholnya.
Umpan untuk kolom maische dimasukkan pada plate paling atas (plate ke
16), suhu pada plate tersebut adalah 80°C. Di dalam kolom, umpan
dikontakkan langsung dengan uap yang mengalir ke atas. Suhu uap masuk
lebih tinggi dari titik didih alkohol, maka alkohol akan menguap dan ikut
mengalir ke atas. Sedangkan cairan yang tidak menguap mengalir ke bawah
dari plate ke plate. Ampas cairan atau vinasse keluar dari bagian bawah kolom
dibuang sebagai limbah. Dengan suhu bawah kolom antara 110 – 120°C,
diharapkan vinasse yang keluar kolom telah bebas alkohol. Uap mengandung
alkohol yang keluar dari bagian atas yang ikut melalui tangki saringan busa, di
mana busa yang terikut ke atas dapat ditahan oleh keramik-keramik kecil
berbentuk sadel yang disebut sadel packing, sehingga tidak masuk ke
34

kondensor. Setelah melewati sadel packing dan voorwarmer, selanjutnya


alkohol muda diembunkan di kondensor. Alkohol muda yang dihasilkan
didinginkan di voorwarmer, kondensor I, kondensor II kemudian diumpankan
ke voorloop untuk pemisahan.

b. Kolom Voorloop
Umpan dari kolom voorloop, umpan yang dimasukan pada segmen ketiga
adalah alkohol muda berkadar 45% yang dialirkan dari kondensor pada tangki
kolom maische. Suhu oprasinya adalah suhu atas 78°C, Suhu segmen ke-IV
85°C, dan suhu segmen ke-III 90°C. Steam yang digunakan bertekanan 0,3-
0,6 Kg/cm2 dengan suhu 110 - 120°C.
Di dalam kolom ini aldehid yang berbentuk acetaldehyde yang berasal dari
alkohol muda, mempunyai titik didih rendah (20°C) akan mudah menguap.
Penguapan aldehid juga akan membawa banyak alkohol, yang sesudah
diembunkan hasilnya adalah alkohol teknis 94% yang akan ditampung di
tangki penampungan alkohol teknis. Untuk menjaga supaya tidak terlalu
banyak alkohol yang menguap menjadi alkohol teknis, maka dilakukan reflux
dan apabila perlu dapat diadakan penambahan air yang berasal dari bawah
kolom rectifier. Sebagai hasil bawah adalah alkohol 30% yang diharapkan
sudah bebas aldehid, yang selanjutnya digunakan sebagai umpan pada kolom
rektifiser.

c. Kolom Rektifiser
Umpan dari kolom voorloop masuk ke dalam rektifiser atau prima kolom
pada segmen ketiga, suhu oprasinya adalah sebagai berikut : suhu atas 78°C,
segmen IV 80°C, suhu segmen III 85°C dan suhu bawah 108°C. Di dalam
kolom ini alkohol dipisahkan dari minyak fusel karena titik didih minya fusel
lebih tinggi dari suhu kolom atas, dengan demikian diharapkan pada hasil
atas sudah tidak mengandung minyak fusel lagi. Alkohol yang dihasilkan
adalah alkohol prima yang berkadar 95,5%. Jika kadarnya turun, maka terlalu
bayak alkohol yang diambil sebagai produk, sehingga reflux perlu diperbesar,
35

begitu juga bila suhu pada umpan masuk dan kolom bawah turun maka
alkohol yang dikeluarkan terlalu sedikit, sehingga reflux perlu diperkecil.
Hasil atas dialirkan ke kondensor untuk pengembunan alkohol kemudian
alkohol tersebut ditampung di tangki penimbunan sementara. Liquid yang
terkumpul di bawah kolom adalah air yang diharapkan sudah bebas alkohol
dinamakan Lutter Wasser. Air ini ada yang ditampung, ada juga yang
dibuang. Tempat penampungannya dinamakan tangki lutter wasser, kadang-
kadang air ini masih mengandung alkohol, sehingga kadar alkoholnya selalu
diawasi, diusahakan menunjukan 0% pada suhu 15°C. Untuk mencapai ini,
tekanan dipertahankan dan suhu bawah harus mencapai 102°C. Minyak fusel
yang dapat dipisahkan akan terkumpul di tengah kolom, tepatnya di segmen
IV. Untuk itu, segmen ini dilengkapi pipa pengeluaran. Pengeluaran liquid di
bagian ini selanjutnya dimasukan ke kolom nachloop. Liquid ini adalah
alkohol berkadar 25% yang mengandung minyak fusel.

d. Kolom Nachloop
Alkohol yang mengandung minyak fusel yang berasal dari segmen IV
kolom rektifiser melalui contens apparatus dimasukan ke kolom nachloop
pada segmen III. Tugas kolom ini adalah memisahkan alkohol dari minyak
fusel, sehingga diperoleh hasil atas sebagai alkohol prima yang berkadar 95%
(minimal) dan hasil pada segmen V adalah minyak fusel. Pada pipa
pengeluaran minyak fusel dilengkapi dengan alat pengontrol untuk mengetahui
ada tidaknya minyak fusel. Bila sudah kelihatan penuh, maka kran dibuka
untuk mengalirkan minyak fusel.
Pelaksanaan cara kerja kolom nachloop ini sama dengan pelaksanaan
kolom rectifier yaitu suhu atas 78°C, suhu pengeluaran minyak fusel 85°C,
suhu pemasukan umpan 90°C, dan pada suhu bagian bawah 105°C. Tekanan
kolom dipertahankan tetap secara otomatis dengan pesawat pengatur tekanan
uap. Hasil bawah yang diharapkan tidak mengandung alkohol dibuang sebagai
limbah sedangkan hasil atas dimasukkan ke kondensor untuk pengembunan
36

alkohol dan kemudian alkohol tersebut ditampung di tangki penampungan


sementara.
IV. PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil magang profesi di pabrik spiritus Madukismo Yogyakarta, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pabrik spiritus dalam memproduksi alkohol menggunakan fermentasi dengan


menggunakan bahan baku berupa tetes (molasses) dari pabrik gula
madukismo.
2. Dalam pembuatan alkohol terdapat proses masakan, proses pembibitan,
proses peragian, dan proses penyulingan
3. Hasil samping dari Pabrik Spiritus Madukismo adalah vinasse sebagi limbah
cair.
4. Vinasse masih dapat diolah kembali menjadi pupuk cair madukismo
(PUCAMADU) dengan penambahan Bio starter.

Saran
Meskipun pabrik spiritus madukismo selama ini telah beroprasi dengan
lancar, namun beberapa saran yang mungkin dapat berguna bagi kemajuan pabrik,
antara lain :

1. Perlunya kesadaran para pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri.


2. Perlu ditingkatkan kembali kebersihan dilingkungan pabrik.
3. Pembuatan tangki penampung vinasse, karena didalam vinasse masih
terdapat kandungan metana yang masih dapat difungsikan.
4. Adanya sosialisasi dan mengkomersilkan produk PUCAMADU kepada
masyarakat.

37
V. DAFTAR PUSTAKA

Agus Ruwiyanto. 2006. Eco-efficiency Proses Pembuatan Ethanol dari Tetes Pada
Pabrik Spiritus Madukismo. Skripsi T11812/0444.2006. Universitas
Pembangunan Nasional Veteran.

Kurniawan, Y. A. Susmiadidan A. Toharisman. 2004. Potensi


Pengembangan Industri GulaSebagai Penghasil Energi Di Indonesia.
Pasuruan: Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI)

Tejasari. 2003. Diversifikasi konsumsi pangan ber-dasarkan pendekatan pola


pangan harapan (PPH) di daerah rawan gizi. Media Gizi & Ke-luarga,
27(1), 46—53.

Qerja. 2019. Profil Madubaru Yogyakarta PT.


https://www.qerja.com/company/view/madubaru-yogyakarta-pt. Diakses pada
1 September 2019.

38
39

Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Magang


40

Lampiran 2. Kegiatan Harian Maganag Profesi KEGIATAN UMUM

JADWAL KEGIATAN
MAGANG MAHASISWA

Nama : Dymas Leo Kurniawansyah


No. Mhs : 20160210109
Lokasi Magang : PT. Madubaru
No Tanggal Kegiatan Lokasi Keterangan
41
42

Lampiran 3. Formulir Penilaian Kegiatan Magang Profesi

FORMULIR PENILAIAN
MAHASISWA KERJA MAGANG PROFESI

Nama dan jabatan penilai :


Nama / No. Mahasiswa : Dymas Leo Kurniawansyah / 20160210109
Jurusan : Pertanian / Agroteknologi
Waktu Kerja Lapangan : 9 September s.d. 19 Oktober 2019
Hasil penilaian (Isi menggunakan angka sesuai dengan kriteria) :

No. Komponen Nilai


1. Memiliki Sikap ( kerapian dan kesopanan )
2. Kemampuan Sosialisasi dengan lingkungan
kerja
3. Memiliki Kesungguhan dalam bekerja
4. Kemampuan Kepemimpinan
5. Kemampuan Inovasi dan Kreativitas
6. Kemampuan Berkomunikasi.
7. Kemampuan Bekerjasama
8. Kemampuan Kewirausahaan
9. Kemampuan Berbahasa Inggris
10. Kemampuan penggunaan IT
11 Kompetensi mahasiswa (dapat diisi lebih dari
1)
- Tata Kawasan dan Evaluasi Lahan
- Budidaya Pertanian
- Proteksi Tanaman
- Pasca Panen
- Bioteknologi
43

Catatan Khusus (informasi tentang pelanggaran terhadap tata tertib) :

Catatan : Nilai masing-masing kriteria penilaian


Nilai A. Sempurna 80 s.d 100
AB. Sangat Baik 75 s.d 79
B. Baik 65 s.d 75
BC. Cukup Baik 60 s.d 65
C. Kurang Baik 50 s.d 60
D. Tidak Baik 35 s.d 50
E. Tidak Bekerja <35

, 20

Penilai,

( )

Catatan :

Formulir penilaian ini sifatnya rahasia (tidak boleh diketahui oleh mahasiswa)
dan dinyatakan sah apabila ada cap dari Instansi/Perusahaan.
44

Lampiran 4. Dokumentasi Magang Profesi


DOKUMENTASI MAGANG PROFESI

Penampungan Molase/Tetes

Stasiun Masakan
Stasiun Masakan
45

Stasiun Peragian

Stasiun Penyulingan
46

Gudang Alkohol

Kolam Penampungan Vinasse


47

Bio Starter

Stasiun PUCAMADU
48

Lampiran 5. Struktur Organisasi PT. Madubaru

Anda mungkin juga menyukai