Disusun oleh:
Dymas Leo Kurniawansyah
20160210109
Oleh:
Dymas Leo Kurniawansyah
20160210109
Yogyakarta, .............................2020
Dosen Pembimbing Magang Dosen Penguji Magang
Mengetahui
Komisi Magang
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Tujuan Magang......................................................................................... 3
Manfaat Kegiatan ..................................................................................... 3
II. PROFIL LOKASI MAGANG PROFESI ....................................................... 4
Sejarah Perusahaan ................................................................................... 4
Lokasi Perusahaan .................................................................................... 6
Manajemen Perusahaan ............................................................................ 7
III. MACAM KEGIATAN .............................................................................. 18
Waktu dan Lokasi Magang Profesi ........................................................ 18
Kegiatan Utama ...................................................................................... 18
Kegiatan Tambahan ................................................................................ 32
IV. PENUTUP .................................................................................................. 37
Kesimpulan ............................................................................................. 37
Saran ....................................................................................................... 37
V. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 38
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Logo PT. Madubaru .............................................................................. 4
Gambar 2. Diaram Alir Proses Pabrik Alkohol Pabrik Spiritus Madukismo ....... 19
Gambar 3. Flow Sheet Produksi Alkohol Pabrik Spiritus Madukismo ................ 20
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Luas Areal Lahan setiap Rayon PT. Madubaru ...................................... 15
Tabel 2. Total Areal Tanam Tebu PT. Madubaru ................................................. 16
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Magang .................................................... 39
Lampiran 2. Kegiatan Harian Maganag Profesi .................................................... 40
Lampiran 3. Formulir Penilaian Kegiatan Magang Profesi .................................. 42
Lampiran 4. Dokumentasi Magang Profesi .......................................................... 44
Lampiran 5. Struktur Organisasi PT. Madubaru ................................................... 48
vii
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
PT. Madubaru adalah satu satunya Pabrik Gula dan Pabrik Spiritus di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan
program pengadaan pangan Nasional, khususnya gula pasir, sebagai perusahaan
padat karya banyak menampung tenaga kerja dari Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. PT. Madubaru berlokasi diatas bangunan Pabrik Gula Padokan, yang
terletak di desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan,
Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
PT. Madubaru atau di kenal juga dengan nama PT. Madukismo ini selalu
berkembang. Dapat dilihat dengan peralatan yang di gunakanpun jauh lebih
modern. Hasil dari produk gula pun semakin meningkat seiring penambahan dan
pergantian alat yang lebih modern . Dengan perlatan yang semakin canggih maka
para pekerjapun dituntut untuk lebih mengerti dan memahami, sehingga mampu
menangani kemungkinan kerusakan alat yang terjadi kapan saja. Selaian dari pada
faktor – faktor penunjang yang lain maka seorang teknisi harus dapat memberikan
servis berkala terhadap alat ataupun mesin-mesin yang bekerja selama 24 jam
tersebut. Dengan demikian maka dapat memperkecil kerusakan alat yang
menyebakan kerugian yang lebih besar.
Pabrik Gula dan Pabrik Spiritus (PG/PS) Madukismo berdampak positif
maupun negatif terhadap masyarakat sekitar. Dampak positif yaitu memberikan
lapangan kerja baik langsung dalam pabrik maupun di luar pabrik, sehingga
mampu menekan jumlah pengangguran. Sedangkan dampak negatifnya yaitu
menghasilkan limbah cair yang berasal dari proses pencucian dan pemasakan
yang menghasilkan efek asam atau alkali dengan kandungan garam yang cukup
tinggi.
1
2
Tujuan Magang
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan magang ini adalah :
1. Memahami manajemen Pabrik Spiritus di PT. Madubaru.
2. Memahami proses pembuatan PUCAMADU di Pabrik Spiritus Madukismo.
3. Mengetahui hasil uji kandungan PUCAMADU dari vinasse.
Manfaat Kegiatan
Setiap kegiatan yang telah dilakukan dengan perolehan tujuan yang telah
terkonsep, tentunya dapat dikatakan sesuai dengan target yang tepat, bila dapat
memberikan manfaat bagi pelaksana kegiatan. Adapun manfaat yang diperoleh
dengan Kunjungan Lapangan antara lain:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa pekerja praktek
dalam pengolahan vinasse menjadi PUCAMADU di Pabrik Spiritus
Madukismo. Dengan adanya kegiatan magang profesi dapat lebih
memperdalam akan ilmu dan pola pikir yang dapat menstimulus akan
pentingnya pengolaahan limbah indrustri.
2. Meningkatkan pengenalan mahasiswa tentang aspek-aspek pengolahan
limbah cair.
3. Mendekatkan mahasiswa dengan perusahaan, dalam artian kondisi kerja dan
tentunya safety yang terdapat di perusahaan.
II. PROFIL LOKASI MAGANG PROFESI
Sejarah Perusahaan
VISI
MISI
4
5
PT. Madubaru adalah perusahaan yang bergerak di bidang Agro Industri yang
memiliki satu pabrik gula dan juga Satu Pabrik Spiritus dan dikenal dengan nama
PG/PS Madukismo. PT. Madubaru ini merupakan satu-satunya pabrik spiritus dan
juga pabrik gula yang berkedudukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Perusahaan
ini menampung tenaga kerja yang berasal dari Provinsi DIY, serta melaksanakan
program untuk pengaduan pangan Nasional khususnya pada gula pasir. Tujuan
dari dibangunnya perusahaan ini adalah untuk Menampung para buruh bekas
pabrik gula yang kehilangan pekerjaannya, Menambah kesejahteran dan
kemakmuran rakyat, dan Menambah pendapatan pemerintah, baik pusat maupun
daerah.
Perusahaan ini dibangun sekitar tahun 1955 yang diprakarsai oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono IX. Pabrik Gula Madukismo berdiri di atas lokasin bekas
Pabrik Gula. Padokan yang merupakan salah satu dari 17 pabrik gula yang sudah
ada pada zaman pendudukan Hindia Belanda di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Yang beralamatkan di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan
Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kontraktor
utama pada pembangunan pabrik gula Madukismo Machine Fabrick
Sangerhausen dari Jerman Timur. Status dari PT. Madubaru yaitu Perseroan
Terbatas (PT) yang didirikan pada 14 Juli 1955 dan pada saat itu memiliki nama
“Pabrik-Pabrik Gula Madu Baru PT (PG Madu Baru PT).
Pada awal berdiri, kepemilikan saham pada perusahaan ini sebagian besar
adalah kepemilikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebesar 75% dan 25%
merupakan milik pemerintah Republik Indonesia (Departemen Pertanian RI).
Namun, sekarang kepemilikan dari Sri Sultan Hamengkubuwono X menjadi 65%
dan 35%-nya merupakan kepemilikan dari Pemerintah yang dikuasakan kepada
PT. Rajawali Nusantara Indonesia.
PG-PS Madukismo ini, selesai dibangun pada tanggal 31 Maret 1958 yang
diawali dengan peletakan batu terakhir oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan
akhirnya diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 29 Mei 1958.
Kemudian, pada tahun 1962 pabrik gula Madukismo mengalami perubahan status
menjadi Perusahaan Negara dibawah BPU-PPN (Badan Pimpinan Umum -
6
Perusahaan Negara). Hal ini disebabkan karena adanya pengambilan alih semua
perusahaan oleh policy Pemerintah Republik Indonesia.
Pada tahun 1966 terjadi pembubaran BPU-PPN yang disebabkan oleh situasi
Indonesia yang sedang memburuk. Hal ini menyebabkan seluruh PG-PG yang ada
di Indonesia boleh untuk memilih statusnya sebagai perusahaan swasta (PT) atau
sebagai perusahaan milik Negara Pabrik Gula Madukismo berubah statusnya
menjadi perusahaan swasta dengan susunan direksi dibawah kepemimpinan
presiden direktur, yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Kemudian pada tanggal
4 Maret 1984 hingga 24 Februari 2004 dilakukan kontrak managemen. Kontrak
managemen ini dilakukan dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). RNI
merupakan salah satu BUMN milik departemen keuangan RI. Sejak 24 Februari
2004 hingga saat ini PT. Madubaru menjadi perusahaan swasta, yag dikelola
secara profesional dan independen.
Lokasi Perusahaan
Pabrik Gula dan Pabrik Spiritus (PG-PS) dibangun di bekas Pabrik Gula
Padepokan yang berjarak 5 Km di sebelah selatan kota Yogyakarta, tepatnya di
kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Pabrik Spiritus terletak dalam satu kompleks dengan Pabrik Gula
Madubaru, dengan fasiltas penunjang berupa perumahaan, gedung, dan
perkantoran. Dasar pemilihan kawasan ini adalah sebagai berikut :
1. Padokan terhitung dekat dengan Yogyakarta, yang dipandang lebih
menguntungkan bagi urusan transportasi pabrik juga bagi karyawan.
2. Di sekitar pabrik merupakan daerah persawahan, sehingga sangat
menguntungkan dan baik untuk tanaman tebu.
3. Tenega kerja ahli dan kasar mudah dicari.
4. Dekat sungai winongo, yang dipandang memenuhi kebutuhan air.
5. Penduduk di sekitar pabrik berpengalaman dalam menanam tebu.
7
Manajemen Perusahaan
1. Tugas Pokok PT. Madubaru
Pabrik gula madukismo dibangun dengan tugas dan tujuan untuk menampung
para buruh bekas pabrik gula yang keilangan pekerjaannya, menambah
kesejakteraan dan kemakmuran rakyat, dan menambah pendapatan pemerintah
baik pusat maupun daerah melalui hasil produk yang diproduksi.
2. Struktur Organisasi
PT. Madubaru dipimpin oleh direktur didalam menjalankan tugasya dan
dibantu oleh General Menejer dan Satuan Pengawas Intern (SPI) serta memiliki
delapan kepala bagian yaitu : Kepala Bagian Tanaman, Kepala Baguan Instalasi,
Kepala Bagian Pabrikasi, Kepala Bagian Akutansi, Kepala Bagian SDM, Kepala
Bagian Pemasaran dan Kepala Bagian Spiritus, dan berikut ialah tugas dan
tanggung jawab masing-masing bagian:
a. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris merupakan sebuah dewan yang bertugas guna melakukan
pengawasan dan memberi nasehat kepada direktur perseroan terbatas (PT). Di
indonesia sendiri, Dewan Komisaris ditunjuk oleh RUPS dan diatur dalam UU
No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Tugas dari Dewan Komisaris di
PT. Madubaru sendiri adalah mengawasi jalannya perusahaan dan kebijakan yang
diambil dalam operasional perusahaan, Komisaris berhak memeriksa pembukuan,
surat-surat dan bukti lainnya, dan Memeriksa dan mencocokan keadaan uang kas
dan lain-lain.
b. Direktur
Direktur bertugas sebagai pengelola perusahaan guna melaksanakan kebijakan
Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS). Tugas-tugas utama direktur di PT.
Madubaru adalah merumuskan tujuan perusahaan, Menetapkan strategi untuk
mencapai tujuan perusahaan, menyusun rencana jangka panjang, menetapkan
kebijakan-kebijakan dan pedoman-pedoman penyusunan anggaran tahunan,
menetapkan rencana Rapat Umum Pemegang Saham, melakukan manajemen
yang meliputi keseluruhan kegiatan termasuk keputusan dan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Dewan Komisaris.
8
c. General Manajer
General Manajer mempunyai tugas untuk mengkoordinir bagian-bagian
produksi diantaranya adalah bagian instalasi, bagian pabrikasi, bagian tanaman,
dan bagian pabrik spiritus.
d. Satuan Pengawasan Intern (SPI)
Pada PT. Madubaru, Satuan pengawas intern memiliki tugas untuk melakukan
pengawasan melalui audit, konsultasi, dan juga pembinaan terhadap setiap
kegiatan dan fungsi organisasi selain itu melakukan pengawasan atas pihak-pihak
yang terkait dengan perusahaan atas persetujuan Direktur, melakukan audit
investasi terhadap aspek penuh dan bebas keseluruh fungsi, catatan dokumen, aset
dan karyawan, melakukan penugasan memiliki aspek penuh dan bebas
keseluruhan fungsi, catatan dokumen, aset dan karyawan, mengalokasikan
sumberdaya dan menentukan lingkup kerja, serta menerapkan teknik-teknik audit,
memperoleh bantuan kerjasama dan personel di unit-unit perusahaan pada saat
melakukan pengawasan juga jasa-jasa khusus lainnya dari dalam maupun luar
perusahaan menjadi counterpart bagi auditor, eksternal dalam pelaksanaan
tugasnya.
e. Kepala Bagian Tanaman
Kepala bagian tanaman memiliki fungsi dan tugas untuk membantu kerja
General Manajer didalam menjalankan kebijakan direksi dalam bidang-bidang
seperti Penanaman dan penyediaan bibit tebu, pemasukan areal Tebu Rakyat
Intensifikasi (TRI), penyusunan teknis penanaman tebu, rencana tebang dan
angkut tebu, kegiatan yang menyangkut supply penyediaan bahan baku berupa
tebu, dan memimpin seksi-seksi yang berada didalam bagiannya untuk mencapai
tujuan dan jugasasaran yang diterapkan perusahaan.
f. Kepala Bagian Instalasi
Kepala bagian instalasi memiliki tugas untuk bertanggung jawab kepada
General Manajer di bidang instalasi, mengkoordinir dan memimpin semua
kegiatan di bidang instalasi, dan meningkatkan efisiensi kerja alat produksi untuk
kelangsungan proses.
9
3. Jam Kerja
Pengaturan jam kerja karyawan pada perusahaan mengikuti peraturan yang
diterapkan oleh pemerintah, yaitu untuk karyawan yang menduduki bagian
manajerial bekerja selama 6 hari dalam 1 minggu. Jam kerja pada bagian Pabrik
Spiritus Madukismo terbagi atas 2 jam kerja, yaitu jam kerja diluar masa produksi
dan jam kerja pada masa produksi. Pada masa giling jam kerja karyawan berbeda-
beda pada masing-masing bagian yaitu:
a. Bagian Administrasi
Bagian administrasi merupakan bagian yang tidak berhubungan langsung
dengan proses produksi. Diamana bagian administrasi memiliki jam kerja pada
hari Senin – Kamis : Jam 06.30 – 15.00 WIB dan Jumat – Sabtu : Jam 06.30 –
11.30 WIB. Sedangkan jam istirahat yang diberlakukan adalah pada Jam istirahat :
Jam 11.30 – 12.30 WIB.
b. Bagian Pabrik
Bagian Pabrik merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan
produksi, dimana karyaawan yang terkait dalam proses produksi berlaku
ketentuan jam kerja dengan sistem 3 shift, dengan masing-masing shift bekerja
selama 8 jam sehari. Oleh karena itu proses produksi yang dilakukan terus-
menerus selama 24 jam, maka dari itu waktu istirahat karyawan dilakukan dengan
cara bergantian seperti untuk shift pagi : pukul 06.00 s.d. 14.00 WIB, kemudian
shift siang : pukul 14.00 s.d. 22.00 WIB dan juga shift malam : pukul 22.00 s.d.
06.00 WIB.
1) Kewajiban
Setiap pekerja wajib mentaati peraturan dan ketentuan-ketentuan di
Indonesia pada umumnya dab di Perusahaan pada khususnya, menjaga dan
menyimpan rahasia jabatan dan rahasia Perusahaan, bersedia untuk
dipindahkan dari satu perusahaan ke perusahaan di dalam lingkungan
perusahaan PT. Rajawali Nusantara Indonesia, pada waktu pekerja
meletakkan jabatan, wajib menyerahkan barang milik Perusahaan yang ada
padanya, melakukan maupun tidak berbuat segala apa yang didalam keadaan
yang sama patut dilakukan atau tidak diperbuat oleh pekerja yang baik (Pasal
1603 d KUH Perdata)
2) Kewajiban Khusus
Setiap pekerja wajib bersikap sopan santun terhadap siapapun baik
didalam maupun diluar dinas dan selalu bersedia memberi pertolongan
terhadap sesame pekerja dalam membina rasa setia kawan dan menjalin kerja
sama dengan tertib demi kelancaran jalannya perusahaan, melaksanakan
tugas dengan semua kemampuannya dan penuh tanggung jawab dengan
memperhatikan setiap pedoman yang berlaku dan instruksi atasan yang
berwenang, mentaati ketentuan jam kerja dan hari kerja, pakaian pada jam
kerja, kebersihan dan kesehatan kerja, menjaga keselamatan dirinya dan
teman sekerjanya, serta wajib mempergunakan peralatan keselamatan kerja
didalam hal sifat pekerjaannya mengharuskan untuk itu satu dan lain hal
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Larangan Bagi Pekerja
Berdasarkan pada kewajiban pekerja yang harus dipenuhi, maka setiap
pekerja dilarang untuk menyalahgunakan wewenang jabatannya untuk
kepentingan pribadi, keluarga, dan golongannya, yang dasarnya hal tersebut ada
hubungannya dengan pekerjaan, jabatan dan tanggung jawab, yang pada
hakekatnya merugikan perusahaan.
12
mutu gula kristal putih 1 (GKP 1) SNI. Pada dasarnya kualitias gula dapat
dibedakan menjadi 4 tipe menurut penerapan yang dikeluarkan BULOG pada
tahun 1982, yaitu SHS 1A, nrd diatas 70, SHS 1B, nrd 67 – 69,9, SHS 1C, nrd
62 – 69,9 dan SHS 11, nrd 56 -59,9
Gula yang di produksi oleh Pabrik Gula Madukismo masuk kedalam
kualitas SHS 1A. Dimana dalam pemasarannya, gula kristal putih ini dikemas
dalam 3 bentuk kemasan yang berbeda yaitu kemasan yang berisi 50 kg,
kemasan eceran yang berisi 1 kg dan kemasan berisi 500 gram.
b. Produk Sampingan
Selain produk utama berupa gula, terdapat pula produk sampingan yang di
produksi oleh PT. Madubaru, yang dikelola oleh Pabrik Spiritus Madukismo
yang memanfaatkan tetes tebu dari Pabrik Gula Madukismo. Produknya ialah
spiritus dengan kandungan alkohol hingga 94% dan alkohol murni dengan kadar
mencapai 95%, dengan pemantauan oleh Balai Penelitian Kimia Departemen
Perindustrian dan PT. Sucofindo.
1) Alkohol Prima
Alkohol prima merupakan alkohol yang memiliki kadar minimal 95%.
Jumlahnya mencakup lebih dari 70% total produksi alkohol rata-rata. Alkohol
jenis ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman keras serta sebagai
bahan pelengkap dalam industri kosmetik, farmasi, dan sebagainya.
2) Alkohol Teknis
Alkohol teknis memiliki kadar 94% yang akan diolah lebih lanjut menjadi
spiritus dengan menambahkan denaturan dan zat pewarna. Spiritus biasanya
fungsinya digunakan sebagai bahan bakar yang dipakai untuk pemanasan dan
penerangan.
14
6. Kerjasama
PT. Madubaru merupakan pabrik yang memiliki kemitraan yang erat dengan
para petani tebu rakyat dimana sesuai dengan visi perusahaan yang menjadi
mitra sejati para petani. Memiliki tiga pola kemitraan diantaranya adalah Tebu
Rakyat Kemitraan, Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha (KSU), dan juga Tebu
Rakyat Mandiri, dimana masing-masing kemitraan mempunyai beberapa
perbedaan didalam budidayanya, modal maupun banyaknya yang digiling oleh
pabrik. Yang dapat dijabarkan dalam penjelasan berikut:
a. Tebu Rakyat Kemitraan
Tebu Rakyat Kemitraan ialah kerjasama yang peran petaninya lebih rendah.
Dalam kemitraan ini setiap petani kemitraan mendapat Jaminan Pendapatan
Minimum (JPM). JPM sendiri adalah pendapatan minimum yang didapatkan
oleh petani walaupun mengalami kerugian jika dilihat dari segi hasil, petani
tetap mendapatkan jaminan pendapatan tersebut. kegiatan budidaya pada Tebu
Rakyat Kemitraan melibatkan PG sebagai pembimbing teknis. Tebu Rakyat
Kemitraan memiliki sasaran yaitu untuk lahan tegalan harus sebesar 60 ku ha
dan lahan sawah sebesar 80 ku ha. Kelebihan produksi gula dari sasaran yang
telah ditetapkan akan dikembalikan sebesar 20% kepada petani.
b. Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha (KSU)
Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha (KSU) merupakan kerjasama dimana peran
petani lebih besar daripada pola Tebu Rakyat Kemitraan. Bentuk kemitraan ini
dikhususkan untuk lahan sawah berpengairan teknis. Menyerupai pola Tebu
Rakyat Kemitraan, petani juga mendapatkan JPM di awal musim tanam agar
petani tidak mengalami kerugian. Apabila mengalami kelebihan maka petani
akan memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU).
c. Tebu Rakyat Mandiri
Tebu Rakyat Mandiri merupakan kerja sama dimana peran petani yang
sepenuhnya melakukan kegiatan budidaya tebu dan pabrik berperan dalam saat
pengilingan tebu. Kegiatan budidaya tebu petani dapat meminta saran kepada
15
mandor atau Sinder Kebun Wilayah (SKW). Tebu Rakyat Mandiri berbeda
dengan pola kerja sama usaha dan kemitraan dimana petani tebu tidak
mendapatkan JPM karena kegiatan semua ditanggung oleh petani baik
keuntungan maupun kerugiaan yang akan didapat. Saat penggilingan tebu, petani
bekerja sama dengan Pabrik Gula Madukismo dimana melakukan sistem bagi
hasil. Sistem bagi hasil dilakukan dimana hasil gula dari proses penggilingan
66% untuk petani dan sisanya 34% untuk Pabrik Gula Madukismo.
Total areal tanam tebu dalam 5 tahun terakhir di PT. Madubaru meliputi TDD
(Tebu Dalam Daerah) dan TLD (Tebu Luar Daerah) yang tertera dalam tabel 2
yang disajikan sebagai berikut:
Luas (Ha)
Tahun Jumlah
TDD TLD
2015 5,397.29 1,876.38 7,273.67
2016 4,819.02 1,776.38 6,595.40
2017 4,781.54 2,774.44 7,555.98
2018 4,900.93 1,904.93 6,805.86
2019)* 4,968.42 1,985.20 6,953.62
Sumber : Bina Sarana Tani PG Madukismo (2019).
Keterangan : Tebu Dalam Daerah (TDD), Tebu Luar Daerah (TLD)
Dalam tabel diatas, dijelaskan jika hingga pada paruh pertama tahun 2019,
luas lahan yang dimiliki oleh PT. Madubaru didalam daerah wilayah Yogyakarta
sebesar 4,968.42 Ha dan diluar daerah atau di Jawa Tengah sebesar 1,985.20
dengan total lahan 6,953.62.
8. Ketenagakerjaan Perusahaan
Tenaga kerja adalah unsur yang sangat penting didalam keberlangsungan
proses produksi di PT. Madubaru. Didalam PT. Madubaru terdapat dua klasifikasi
tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap dan juga Karyawan Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT). Peningkatan produktivitas karyawan sangat diperlukan
sehingga perusahaan diharuskan memiliki manajemen ketenagakerjaan yang baik
agar produksi perusahaan dapat ditingkatkan dari periode sebelumnya atau
minimalnya sama seperti periode sebelumnya. Pada PT. Madubaru, tenaga
kerjanya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1) Tenaga Kerja Tetap
Tenaga kerja tetap ialah tenaga yang dipekerjakan didalam waktu tidak tentu
dan juga saat dimulai hubungan kerja, diawali dengan percobaan selama tiga
bulan. Karyawan ini bekerja sepanjang tahun baik pada masa giling maupun tidak.
17
Dan Tenaga Kerja tetap dibedakan atas karyawan pimpinan dan karyawan
pelaksana dimana karyawan tersebut ialah:
a) Karyawan Pimpinan
Karyawan pimpinan bertugas untuk membuat kebijakan mengenai
pelaksanaan produksi. Karyawan produksi tidak berhibingan secara langsung
dengan proses produksi pembuatan produk.
b) Karyawan Pelaksanaan
Karyawan pelaksana pada umumnya mendapat posisi berada dibawah
karyawan pimpinan dan bertugas untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh pemimpin.
Kegiatan Utama
Kegiatan utama pada magang profesi ini adalah proses pembuatan pupuk cair
madukismo (PUCAMADU), proses pembuatan alkohol di Pabrik Spiritus
Madukismo dapat dibagi menjadi beberapa proses yaitu : 1.Proses masakan, 2.
Proses pembibitan, 3. Proses peragian/fermentasi, 4. Proses destilasi.
Pada proses peragian/fermentasi di Pabrik Spiritus Madukismo ini merupakan
proses dimana yeast mengubah kandungan glukosa yang ada menjadi alkohol dan
CO2. Kadar gula molase yang telah habis karena adanya proses anaerob dari yeast
pasti menghasilkan limbah cair, dan limbah cair tersebut yang disebut sebagai
vinasse yang selanjutnya menjadi bahan baku dari pembuatan PUCAMADU.
Pada gambar 2. terdapat diagram alir pembuatan PUCAMADU dan Alkohol,
sedangkan gambar 3. Terdapat flow sheet Pabrik Spiritus Madukismo.
18
19
b. Bahan Tambahan
1) Asam Sulfat
Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4 dalam pembuatan alkohol
asam sulfat digunakan untuk mengatur pH agar sesuai pertumbuhan ragi dan
digunakan sebagi katalisator untuk reaksi hidrolisa sukrosa menjadi glukosa.
2) Turkey Red Oil (TRO)
TRO merupakan minyak nabati mempunyai nama lain oleic acid. TRO ini
berfungsi untuk mengurangi luapan buih putih pada proses peragian.
3) Flocculant
Flocculant yang digunakan adalah superfloc yang mempunyai formula
kimia C3H5NO. Flocculant ini berfungsi untuk mempercepat pengendapan
kotoran pada proses fermentasi sehingga tidak menimbukan kerak pada
menara destilasi.
4) Pupuk Urea
Pupuk urea (CH4N2O) berupa kristal putih yang berfungsi sebagai
penyedia nitrogen untuk pertumbuhan dan mempertinggi aktivitas ragi pada
proses pemasakan.
22
5) Pupuk NPK
Pupuk NPK berupa butiran berwarna coklat tua yang merupakan campuran
antara nitrogen, P2O3 dan K2O dengan perbandingan 15:15:15. Pupuk NPK
ditambahkan sebagai nutrisi bagi pertumbuhan dan aktivitas ragi.
6) Air
Air dalam proses produksi ethanol digunakan untuk proses pengenceran
tetes, pembersih peralatan, steam boiler, dan pendingin.
2. Spesifikasi Alat
Spesifikasi alat ini merupakan alat yang digunakan dari proses pembuatan
vinasse
a. Stasiun Penimbun Tetes
1) Tangki Penimbun Tetes (A1)
Tangki penimbun tetes (A1) di PT. Madubaru merupakan produksi
dari pabrik VEB Meschine Und Apparatebau, fungsi dari tangki ini
adalah sebagai penampung tetes yang dihasilkan dari Pabrik Gula
Madukismo. Tangki penimbus tetes di Madukismo terdapat 4 buah
dengan bentuk silinder tegak tertutup berdiameter 12 meter dan tinggi 8,8
meter.
Tangki penimbun tetes ini terbuat dari bahan besi plat dengan
ketebalan 10 mm dan memiliki kapasitas tampung sebanyak 984,34 m3,
selain itu tangki tetes ini di lengkapi pelampung sebagai penunjuk tinggi
permukaan tetes dalam tangki.
b. Stasiun Masakan
1) Tangki Masakan
Tangki masakan di Pabrik Spiritus Madukismo terdapat dua macam
tangki yaitu tangki ukur tetes (B1) dan tangki adonan (T – 3A, T – 3B, T -
8). Tangki ukur tetes berfungsi sebagai mengukur volume tetes yang akan
dimasukkan ke tangki masakan. Tangki ukur tetes berbahan besi plat
setebal 10 mm dan diproduksi oleh VEB Maschine Und Apparatebau
Grima dan terdapat tiga buah tangki.
Tangki ukur tetes ini berbentuk silinder tegak tertutup dengan diameter
1,65 meter dan tinggi 1,3 meter, tangki ini mempunyai kapasitas tampung
sebanyak 2.500 liter.
Sedangkan tangki adonan berfungsi untuk membuat adonan tetes yang
nantinya digunakan untuk pembibitan dan peragian. Tangki adonan ini
terdapat lima buah dan berbahan plat besi berlapis tembaga dengan tebal
10 mm produksi dari VEB Maschine Und Apparatebau Grima.
Tangki adonan ini berbentuk silinder tegak tertutup dengan diameter 2
meter dan tinggi 3,46 meter yang dapat menampung 9000 liter. Tangki ini
dilengkapi pengaduk yang digerakan oleh motor listrik dengan tegangan
380 V dan putaran 960 rpm.
2) Tangki Peragian
Tangki peragian pada Pabrik Spiritus Madukismo terbagi menjadi 2
buah tangki, yaitu tangki peragian pertama (T-25) dan tangki peragian
utama (T-26). Pada tangki peragian pertama terdapat tiga unit dengan
bentuk silinder vertikal dan berkapasitas 18.000 liter. Tangki ini
mempunyai diameter sebesar 3 meter dan tinggi 3 meter dengan bahan
besi plat setebal 10 mm. tangki ini dilengkapi dengan thermometer dan
pipa pendingin.
Pada tangki peragian utama terdapat sepuluh unit tangki dengan bentuk
silinder vertikal berkapasitas 75.000 liter. Tangki peragian ini mempunyai
diameter 4,5 meter dan tinggi 5,5 meter berbahan besi plat tebal 10 mm
25
3. Proses Masakan
Proses masakan adalah pembuatan adonan untuk perkembangbiakan dan
pertumbuhan yeast untuk fermentasi. Pembuatan adonan ini meliputi
pengenceran tetes, penambahan pupuk, penambahan asam sulfat untuk
pengaturan pH, dijalankan dalam satu ruangan yang dinamakan stasiun
pemasakan. Di sini dibuat tiga adonan dengan konsentrasi berbeda, yaitu
adonan 14°Brix dan 18°Brix untuk pembentukan alkohol dan 55°Brix untuk
pembuatan bibit (starter) pada proses peragian utama.
Tetes pada pabrik gula yang ditampung di tangki penampung tetes
mempunyai kekentalan yang cukup tinggi berkisar 90°Brix, sehingga
diperlukan pengenceran untuk menurunkan kekentalan tetes supaya yeast
dalam hal ini adalah Saccharomyces cereviceae dapat dengan mudah
mengkonsumsi gula dan tetes.
Terdapat 5 buah tangki adonan yaitu tangki 3A, 3B, 8/1, 8/2, dan 8/3 yang
masing-masing berkapasitas 9.000 liter. Tangki adonan 3A, 3B dan tangki
adonan 8/1-3 digunakan untuk pembuatan adonan dengan Brix yang berbeda-
beda, Tangki adonan ini dilengkapi dengan pengaduk. Seperti yang telah
disebutkan di atas bahwa orises masakan ada dua macam yaitu :
a. Proses pembuatan adonan untuk pembibitan (pertumbuhan khamir)
Untuk pertumbuhan khamir pada pross pembibitan di tangki 22 dan tangki
25 diperlukan adonan dari tangki 3A dan 3B dengan kekentalan 14°Brix dan
18°Brix. Dalam proses pembuatan adonan untuk tangki 3A, harus dimulai
dengan pembersihan tangki kemudian tangki diisi air sebanyak 7.800 liter dan
aktifkan pengaduk tangki.
Setelah itu, Tetes yang mempunyai kekentalan 90°Brix yang berasal dari
tangki penampung dipompakan ke tangki 3A sebanyak 1.200 liter. Pada
adonan ini larutan tetes ditambah dengan 5 kg urea, 4 kg NPK dan 2,5 liter
26
asam sulfat hingga larutan ber pH 4,8. Setelah larutan homogen, pengaduk
dimatikan dan larutan tetes yang mempunyai kekentalan 14°Brix siap untuk
dipompakan ke tangki 22 dan 25.
Sedangkan proses adonan untuk tangki 3B yang perlu dilakukan adalah
membersihkan tangki terlebih dahulu kemudian tangki diisi air sebanyak
7.600 liter dan aktifkan pengaduk tangki. Setelah itu, tetes dari tangki
penampung dipompakan ke tangki 3B sebanyak 1.400 liter, sehingga volume
total 9.000 liter dengan kekentalan 18°Brix.
Pada adonan ini larutan tetes ditambahkan 5 kg urea, 4 kg NPK, dan 2,5
liter asam sulfat sehingga pH larutan berkisar 4,8. Setelah larutan homogen,
pengaduk dimatikan dan larutan tetes yang mempunyai kekentalan 18°Brix
siap dipompakan ke tangki 25.
pada tangki 26 (T-26) menjadi 18.000 liter dengan kekentalan berkisar antara 14-
18°Brix.
Proses fermentasi berlangsung selama 14 – 16 jam. Pada awal proses
fermentasi dialiri dengan udara selama 4 jam, bila buih yang terbentuk terlalu
banyak maka larutan diberi TRO sebanyak 2 liter. Perubahan Brix, suhu dan pH
larutan diamati serta dicatat setiap 2 jam sekali.
Setelah 7-8 jam proses pembibitan pada T-25/1, T-25/2 diisi tetes dengan cara
sama. Setelah 7-8 jam pengisian pada T-25/2, fermentasi pada T-25/1 telah
mencapai waktu 14-16 jam dan siap dialirkan ke tangki fermentasi kedua (T-26).
Pada saat yang sama T-25/3 diisi dengan cara yang sama dengan langkah- langkah
di atas.
Setelah itu, ditambah air lagi sebanyak 3000 liter, sehingga volume total
larutan menjadi 75.000 liter. Setelah pencampuran, konsentrasi larutan tetes awal
adalah 22-25°Brix. Proses fermentasi berlangsung selama 60 jam. Perubahan brix,
suhu dan pH diamati setiap 2 jam sekali, dimana akhir fermentasi ditandao dengan
Brix yang konstan dalam larutan tetes yaitu 6 - 8°Brix.
Untuk membantu pengendapan, larutan tetes ditambah dengan flocculant 300
gram yang dilarutakan dalam 2 liter alkohol, setelah larut ditambahkan dengan 20
liter air, baru kemudian dimasukan ke tangki. Untuk mengatasi timbulnya buih
akibat aktivitas khamir, maka larutan tetes tersebut diberi TRO sebanyak 2 liter.
Sebelum dipompa, endapannya harus dikeluarkan lebih dahulu karena kotoran ini
akan menyebabkan timbulya kerak pada kolom destilasi.
a. Bahan
Pupuk cair madukismo dalam proses pembuatannya berbahan dasar
limbah cair (vinasse). Vinasse merupakan limbah cair dari maische kolom,
berwarna coklat pekat, mempunyai suhu berkisar 80°C, dan pH 4,5. Dalam
sehari produksi vinasse mencapai 420.000 liter, vinasse mempunyai
30
c. Kandungan PUCAMADU
PT. Madubaru telah mempunyai sertifikat analisis Mikroorganisme pada
PUCAMADU yang dikeluarkan oleh Departemen Mikrobiologi Pertanian,
Universitas Gadjah Mada.
Pada uji jumlah mikroorganisme dalam sampel PUCAMADU dengan
metode planting, terdapat mikroorganisme jenis Bacillus sp. sebanyak 8,05 x
107 cfu/ml yang dianalisis pada media Medium Spesifik Bacillus. Selain itu,
terdapat bakteri Azospirilum sp. sebanyak 5,25 x 107 cfu/ml yang dianalisis
pada media Asam Malat Agar.
Pada uji fungsi mikroorganisme, bakteri Bacillus sp mempunyai fungsi
sebagai penambat nitrogen dengan metoda yang digunakan adalah MPN pada
media N-free Malat Agar. Sedangkan Azospirilum sp. mempunyai fungsi
sebagai pelarut fosfat dengan metoda yang digunakan adalah plating pada
media Pikovskaya Agar. Kedua bakteri ini telah lolos uji lab dan dapat
diaplikasi ke lahan dan tanaman sebagai pupuk cair.
32
Kegiatan Tambahan
Kegiatan tambahan dari magang profesi ini adalah proses dari peragian
menuju ke punyulingan hingga dihasilkan alkohol teknis dan alkohol prima.
a. Kolom Maische
Sebagai umpan (feed) kolom maische adalah larutan beslag yang dipompa
dari tangki peragian utama (T-26). Larutan yang mempunyai kadar alkohol 9 –
10% ini sebelum masuk kolom lebih dahulu dialirkan melalui voorwarmer
yang berfungsi sebagai preheater. Dalam voorwarmer, larutan tetes
dipanaskan dengan memanfaatkan untuk mengembunkan sebagian alkohol.
Setelah melewati voorwarmer tersebut, larutan tetes kemudian ditampung di
tangki pengatur pemasukan, supaya aliran umpan ke dalam kolom dapat
konstan. Dari dalam tangki alkohol yang menguap dialirkan ke kondensor
untuk diembunkan alkoholnya.
Umpan untuk kolom maische dimasukkan pada plate paling atas (plate ke
16), suhu pada plate tersebut adalah 80°C. Di dalam kolom, umpan
dikontakkan langsung dengan uap yang mengalir ke atas. Suhu uap masuk
lebih tinggi dari titik didih alkohol, maka alkohol akan menguap dan ikut
mengalir ke atas. Sedangkan cairan yang tidak menguap mengalir ke bawah
dari plate ke plate. Ampas cairan atau vinasse keluar dari bagian bawah kolom
dibuang sebagai limbah. Dengan suhu bawah kolom antara 110 – 120°C,
diharapkan vinasse yang keluar kolom telah bebas alkohol. Uap mengandung
alkohol yang keluar dari bagian atas yang ikut melalui tangki saringan busa, di
mana busa yang terikut ke atas dapat ditahan oleh keramik-keramik kecil
berbentuk sadel yang disebut sadel packing, sehingga tidak masuk ke
34
b. Kolom Voorloop
Umpan dari kolom voorloop, umpan yang dimasukan pada segmen ketiga
adalah alkohol muda berkadar 45% yang dialirkan dari kondensor pada tangki
kolom maische. Suhu oprasinya adalah suhu atas 78°C, Suhu segmen ke-IV
85°C, dan suhu segmen ke-III 90°C. Steam yang digunakan bertekanan 0,3-
0,6 Kg/cm2 dengan suhu 110 - 120°C.
Di dalam kolom ini aldehid yang berbentuk acetaldehyde yang berasal dari
alkohol muda, mempunyai titik didih rendah (20°C) akan mudah menguap.
Penguapan aldehid juga akan membawa banyak alkohol, yang sesudah
diembunkan hasilnya adalah alkohol teknis 94% yang akan ditampung di
tangki penampungan alkohol teknis. Untuk menjaga supaya tidak terlalu
banyak alkohol yang menguap menjadi alkohol teknis, maka dilakukan reflux
dan apabila perlu dapat diadakan penambahan air yang berasal dari bawah
kolom rectifier. Sebagai hasil bawah adalah alkohol 30% yang diharapkan
sudah bebas aldehid, yang selanjutnya digunakan sebagai umpan pada kolom
rektifiser.
c. Kolom Rektifiser
Umpan dari kolom voorloop masuk ke dalam rektifiser atau prima kolom
pada segmen ketiga, suhu oprasinya adalah sebagai berikut : suhu atas 78°C,
segmen IV 80°C, suhu segmen III 85°C dan suhu bawah 108°C. Di dalam
kolom ini alkohol dipisahkan dari minyak fusel karena titik didih minya fusel
lebih tinggi dari suhu kolom atas, dengan demikian diharapkan pada hasil
atas sudah tidak mengandung minyak fusel lagi. Alkohol yang dihasilkan
adalah alkohol prima yang berkadar 95,5%. Jika kadarnya turun, maka terlalu
bayak alkohol yang diambil sebagai produk, sehingga reflux perlu diperbesar,
35
begitu juga bila suhu pada umpan masuk dan kolom bawah turun maka
alkohol yang dikeluarkan terlalu sedikit, sehingga reflux perlu diperkecil.
Hasil atas dialirkan ke kondensor untuk pengembunan alkohol kemudian
alkohol tersebut ditampung di tangki penimbunan sementara. Liquid yang
terkumpul di bawah kolom adalah air yang diharapkan sudah bebas alkohol
dinamakan Lutter Wasser. Air ini ada yang ditampung, ada juga yang
dibuang. Tempat penampungannya dinamakan tangki lutter wasser, kadang-
kadang air ini masih mengandung alkohol, sehingga kadar alkoholnya selalu
diawasi, diusahakan menunjukan 0% pada suhu 15°C. Untuk mencapai ini,
tekanan dipertahankan dan suhu bawah harus mencapai 102°C. Minyak fusel
yang dapat dipisahkan akan terkumpul di tengah kolom, tepatnya di segmen
IV. Untuk itu, segmen ini dilengkapi pipa pengeluaran. Pengeluaran liquid di
bagian ini selanjutnya dimasukan ke kolom nachloop. Liquid ini adalah
alkohol berkadar 25% yang mengandung minyak fusel.
d. Kolom Nachloop
Alkohol yang mengandung minyak fusel yang berasal dari segmen IV
kolom rektifiser melalui contens apparatus dimasukan ke kolom nachloop
pada segmen III. Tugas kolom ini adalah memisahkan alkohol dari minyak
fusel, sehingga diperoleh hasil atas sebagai alkohol prima yang berkadar 95%
(minimal) dan hasil pada segmen V adalah minyak fusel. Pada pipa
pengeluaran minyak fusel dilengkapi dengan alat pengontrol untuk mengetahui
ada tidaknya minyak fusel. Bila sudah kelihatan penuh, maka kran dibuka
untuk mengalirkan minyak fusel.
Pelaksanaan cara kerja kolom nachloop ini sama dengan pelaksanaan
kolom rectifier yaitu suhu atas 78°C, suhu pengeluaran minyak fusel 85°C,
suhu pemasukan umpan 90°C, dan pada suhu bagian bawah 105°C. Tekanan
kolom dipertahankan tetap secara otomatis dengan pesawat pengatur tekanan
uap. Hasil bawah yang diharapkan tidak mengandung alkohol dibuang sebagai
limbah sedangkan hasil atas dimasukkan ke kondensor untuk pengembunan
36
Kesimpulan
Dari hasil magang profesi di pabrik spiritus Madukismo Yogyakarta, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Saran
Meskipun pabrik spiritus madukismo selama ini telah beroprasi dengan
lancar, namun beberapa saran yang mungkin dapat berguna bagi kemajuan pabrik,
antara lain :
37
V. DAFTAR PUSTAKA
Agus Ruwiyanto. 2006. Eco-efficiency Proses Pembuatan Ethanol dari Tetes Pada
Pabrik Spiritus Madukismo. Skripsi T11812/0444.2006. Universitas
Pembangunan Nasional Veteran.
38
39
JADWAL KEGIATAN
MAGANG MAHASISWA
FORMULIR PENILAIAN
MAHASISWA KERJA MAGANG PROFESI
, 20
Penilai,
( )
Catatan :
Formulir penilaian ini sifatnya rahasia (tidak boleh diketahui oleh mahasiswa)
dan dinyatakan sah apabila ada cap dari Instansi/Perusahaan.
44
Penampungan Molase/Tetes
Stasiun Masakan
Stasiun Masakan
45
Stasiun Peragian
Stasiun Penyulingan
46
Gudang Alkohol
Bio Starter
Stasiun PUCAMADU
48