Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

PROSES PEMBUATAN EMPING JAGUNG


DI TEACHING FACTORY IA COOPERATION
SMK NEGERI 1 TEMANGGUNG

Oleh :

NAMA : ARIF STYAWAN


NIS : 244

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMKNEGERI 1 WANAYASA
PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
2013

1
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

PROSES PEMBUATAN EMPING JAGUNG


DI TEACHING FACTORY IA COOPERATION
SMK NEGERI 1 TEMANGGUNG

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kenaikan tingkat pada
ProgramKeahlian Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian(TPHP)
Tahun Pelajaran 2012/2013

Oleh :

NAMA : ARIF STYAWAN


NIS : 244

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMK NEGERI 1 WANAYASA


PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
2013

2
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

PROSES PEMBUATAN EMPING JAGUNG


DI TEACHING FACTORY IA COOPERATION
SMK NEGERI 1 TEMANGGUNG

Oleh :

NAMA : Arif Styawan


NIS : 244

Disetujui:
Tanggal .2013

Pembimbing I PembimbingII

Dyah Arumsari C, S.P Pipit Dwi Komariah, S.S


NIP. 19851114 201102 202 NIP. 19781028 201001 2 013

Mengetahui
KepalaSekolah

Drs. Supriyadi, M.M


NIP.19660128 199302 1002

3
KATA PENGANTAR

Puji sukur penyusun haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penyusun. Sehingga penyusunan
laporan praktik kerja industri ini bisa selesai dengan lancer dan tiada halangan suatu
apapun. Penyusunsan laporan ini guna memenuhi tugas-tugas sekolah sebagai salah
satu syarat kenaikantingkatpada program keahlian Teknologi Pengolahan Hasil
Pertanian (TPHP) SMK Negeri 1 Wanayasa. Laporan ini sebagai bukti bahwa
penyusun telah melaksanakan praktik kerjaindustri di Teaching Factory IA
Cooperation SMKN 1 Temanggung. Laporan ini dapat dibuat dan diselesaikan
dengan adanya bantuan daripihak pembimbing materi maupun teknis, oleh karena itu
penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Drs. Supriyadi M.M, selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Wanayasa.


2. Dyah Arumsari C. S.P, selaku pembimbing I
3. Pipit Dwi Komariah S.S, selaku pembimbing II
4. Iwan Saputro selaku pimpinan IA Cooperation.
5. Amin Wastoni selaku pembimbing lapangan.
6. Seluruh karyawan IA Cooperation.
7. Kedua orang tua, kerabat, dan teman-teman yang telah memberikan motivasi dan
dorongan baik moril maupun materil.

Penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak manapun.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penyusun mengharap kritik dan saran demi kesempurnaan laporanini.

Wanayasa,.......................... Mei 2013


Penyusun

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN SEKOLAH.............................................................. iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. vi
DAFTAR ISI............................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. ProfilPerusahaan..................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 3
A. Pengertian Emping Jagung...................................................................... 3
B. Kapur....................................................................................................... 3
C. Air............................................................................................................ 4
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................... 5
A. WaktuPelaksanaan ................................................................................. 5
B. TempatPelaksanaan ............................................................................... 5
C. MetodePengambilanData ...................................................................... 5

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 6


A. ProsedurPembuatan Dan Proses PascaProduksiEmpingJagung ......... 6
B. ManajemenIaCooperation .................................................................... 12

BAB V PENUTUP................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
B. Saran-saran .............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14


LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan jagung di Indonesia saat ini (2013) cukup besar, yaitu lebih
dari 10 juta ton pipilan kering per tahun. Adapun konsumsi jagung terbesar
adalah untuk pangan dan industri pakan ternak. Hal ini dikarenakan sebanyak
51% bahan baku pakan ternak adalah jagung. Dari sisi pasar, potensi pemasaran
jagung terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari semakin
berkembangnya industri peternakan yang pada akhirnya akan meningkatkan
permintaan jagung sebagai campuran bahan ternak. Selain bahan pakan ternak,
saat ini juga berkembang produk pangan dari jagung dalam bentuk tepung
jagung, emping jagung dan sebagainya. Dikalangan masyarakat produk tersebut
banyak dijadikan bahan baku untuk pembuatan produk pangan. Dengan
gambaran potensi pasar jagung tersebut, tentu membuka peluang bagi petani
untuk menanam jagung atau meningkatkan produksi jagung (Peluang Investasi
Agribisnis Jagung).
Secara garis besar, kegunaan jagung dapat dikelompokkan manjadi tiga,
yaitu bahan pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri.
1. Bahan Pangan
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, jagung sudah menjadi
konsumsi seharihari. Biasanya jagung dibuat dalam bentuk makanan seperti
bubur jagung, jagungcampuran beras, dan banyak lagi makanan tradisional
yang berasal dari jagung (Peluang Investasi Agribisnis Jagung).
2. Bahan Pakan
Bagi sebagian besar peternak di Indonesia, jagung merupakan salah satu
bahan campuranpakan ternak. Bahkan di beberapa pedesaan jagung
digunakan sebagai bahan pakan utama.Biasanya jagung dicampur bersama
bahan pakan lain seperti dedak, shourghm, hijauan, dantepung ikan. Pakan
berbahan jagung umumnya diberikan pada ternak ayam, itik, dan puyuh
(Peluang Investasi Agribisnis Jagung).
3. Bahan Baku Industri
Di pasaran, banyak beredar produk olahan jagung. Produk olahan jagung
tersebut umumnyaberasal dari industri skala rumah tangga hingga industri
besar. Secara garis besar, beberapaindustri yang mengolah jagung menjadi
produk sebagai berikut:

6
a. Industri giling kering, yaitu menghasilkan tepung jagung.
b. Industri giling basah, yaitu menghasilkan pati, sirup, gula jagung,
minyak, dan dextrin:Industri destilasi dan fermentasi, yaitu industri yang
menghasilkan etil alcohol, aseton,asam laktat, asam sitrat, gliserol, dan
lainlain.(Peluang Investasi Agribisnis Jagung)
Jagung (Zea Mays L)merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi
kebutuhan pokok dan merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi sebagai sumber karbohidrat(Sepriliyana,
2010).
Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering
biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan
amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi
lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manisdiketahui
mempunyai kandungan amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan
fitoglikogen dan sukrosa (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopeida bebas).

B. Profil Perusahaan
IA Cooperation merupakan salah satu perusahaan yang mengolah jagung
menjadi keripik jagung yang pertama di Temanggung.Perusahaan ini berdiri
pertama kali pada tahun 2007.Nama IA Cooperation sendiri berkaitan dengan
kedua pendiri sekaligus pemilik perusahaan ini yaitu IA (Iwan dan Amin)Iwan
Saputro dan Amin Wastoni yang merupakan alumni SMK Negeri 1
Temanggung. Perusahaan yang bekerjasama dengan SMK Negeri 1 Temanggung
ini mempunyai dukungan dari pihak sekolah dan masyarakat sekitar hasil
produksi keripik jagung tersebut dipasarkan ke berbagai daerah di Temanggung
dan di luar kota.

C. Tujuan
Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Industridi IA Cooperation.
1. Mengetahui proses pembuatan dan proses pasca produksiemping jagung.
2. Mengetahui proses manajemen di IA Cooperation.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Emping Jagung


Emping jagung adalah makanan yang terbuat dari biji jagung dan salah
satu jenis bahan berbentuk serealia. Emping jagung merupakan salah satu hasil
olahan jagung yang diolah dengan prinsip pemasakan, pemipihan dan
pengeringan (pojong. 2013).
Karakteristik emping jagung :
1. Tekstur : Keras.
2. Rasa : Tawar.
3. Kenampakan : Warna seragam.
4. Aroma : Khas jagung.
5. Warna : Kuning oranye.
6. Bentuk : Pipih.
7. Kadar air : 7-8%.

Jagung merupakan tanaman semusim (annual) satu siklus hidupnya


diselesaikan dalam 80 150 hari atau sekitar 4 bulan dari pertama kalimenanam
sampai panen, paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertambahan vegatatif
dan paruh kedua untuk pertumbuhan generative (Sirait M. dan S.H Sutjahjo,
1997).
Macam-macam jagung menurut Miles C. L. Zens, dan G. Alleman yang
bisa digunakan dalam pembuatan emping jagung yaitu :
1. Jagung brondong ataupop corn.
2. Jagung keras atau flint corn.
3. Jagung lekuk atau dent corn.
4. Jagung manis atau sweet corn.
5. Jagung tepung atau soft corn.

B. Kapur
Kapur merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan
emping jagung yang fungsinya adalah mengupas cangkang pada biji jagung serta
mempertegas warna jagung.Selain itu juga bisa untuk mempermudah peroses
perebusan(E-petani, 2013).

8
C. Air
Air merupakan unsur penting dalam pengolahan emping jagung, Air
digunakan untuk perebusan,pencucian, perendaman dan pengukusan. Fungsi air
dalam proses pembuatan emping jagung :
1. Sebagai bahan utama untuk merebus biji jagung pada proses perebusan.
2. Menghilangkan sisa kapur yang menempel pada biji jagung.
3. Menambah volume jagung pada proses perendaman.
4. Sebagai bahan utama untuk mengukus biji jagung pada proses pengukusan.
Macam - macamair:
1. Air danau.
2. Air sungai.
3. Air bendungan.
4. Air hujan.
5. Air sumur.
6. Air gunung.

Air baik adalah air yang tidak mengandung mikrobiologi penyebab


penyakit, tanpa rasa, tidak menimbulkan bau dan tidak berwarna(E-petani, 2013).

9
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu Pelaksanaan
Praktik kerja industri berlangsung selama 59 hari, dilakukan pada tanggal
17 Desember 2012 sampai dengan tanggal 16 Februari 2013.

B. Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan Teaching Factory IA CooperationSMKNegeri 1
Temanggung Jalan Kadar Maron Temanggung.

C. Metode Pengambilan Data


1. Praktik langsung
Pengambilan data yang paling utama penyusun dapat melalu praktik
langsung, karena dengan praktik langsung penyusun dapat mengetahui
secara langsung mengenai teori dan praktik yang diberikan oleh Dunia
Usaha atau Dunia Industri (DU/DI).
2. Wawancara
Penyusun melakukan wawancara langsung dengan pembimbing prakerin
dan dengan narasumber di lapangan untuk mengambil data serta
menjelaskan materi-materi yang didapat selama pengambilan data yang
diperoleh.
3. Observasi
Dengan melakukan pendekatan langsung di lapangan, penyusun dapat
melakukan pengamatan (observasi). Dan dari pengamatan tersebut dapat
diambil data dan fakta ilmiah.
4. Literatur (Kepustakaan)
Penyusun juga mengambil beberapa buku-buku atau sumber bacaan
untuk menambah pengetahuan serta menambah gambaran-gambaran tentang
hal yang dipelajari penyusun.

10
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Prosedur Pembuatan dan Proses Pasca Produksi Emping Jagung


1. Bahan :
a. Jagung (sebagai bahan baku utama, satu kali produksi 20 kg).
b. Kapur (sebagai bahan baku bantu2,5% dari bahan).
c. Air (sebagai bahan baku bantu, dua kali lipat dari bahan).
2. Alat :
a. Plastik (sebagai bahan pengemas primer/ pengemas I ).
b. Kardus (sebagai bahan pengemas sekunder/ pengemas II).
c. Karung (sebagai bahan pengemas sekunder/ pengemas I/II).
d. Bak penampung (sebagai alat penampung jagung).
e. Extruder (sebagai alat pemipih dan alat utama).
f. Sealer (sebagai alat perekat bahan pengemas plastik).
g. Kompor/ tungku perapian (sebagai alat pemanas pada pemasakan).
h. Ayakan (sebagai alat sortasi emping jagung).
i. Washer (sebagai alat pencucian jagung yang sudah direbus).
j. Rigen (sebagai alat penjemuran).
k. Alas palastik (sebagai alat penampung emping jagung ketika akan di
kemas).

B. Proses Pengolahan
1. Pemilihan Material
Jagung yang berkualitasakan menghasilakan emping jagung yang
berkualitas juga.
Faktor yang mempengaruhi raw material, yaitu :
a. Kualitas jagung : Berwarna kuning, kandungan air 14-15 %.
b. Jenis jagung : Pionir 11 dan 21.
c. Bentuk ukuran : Mempunyai bentuk persegi 5.

11
2. Penimbangan
Penimbangan dilakukan guna menentukan berapa jumlah biji jagung yang
akan diproduksi menjadi emping jagung, penimbangan yang dilakukan di IA
Cooperatoin mengunakan naraca dua lengan.
Faktor yang mempengaruhi penimbangan, yaitu :
a. Alat yang digunakan (naraca dua lengan).
b. Jumlah biji jagung yang akan ditimbang (20 kg).

3. Perebusan DenganKapur
Dalam proses perebusan bahan yang digunakan bukan air saja melainkan
ditambah dengan campuran kapur, ini bertujuan untuk melunakkan jagung.
Selain itu kapur digunakan untuk menghilangkan bagian kulit ari jagung dan
mempertegas warna jagung, jika tidak ditambahkan kapur maka kulit ari sulit
terlepas dan warna sedikit pudar. Kapur yang dibutuhkan dalam proses
perebusan yaitu 2,5 % dari bahan dan air dua kali lipat bahan. Dalam
perebusan api yang digunakan harus diperhatikan karena apabila api terlalu
besar maka akan terjadi over cook (bahan terlalu matang) akibatnya akan
terjadi kerusakan pada saat pengilingan biji jagung.
Faktor yang mempengaruhi perebusan, yaitu :
a. Takaran air 2 kali lipat dari bahan.
b. Takaran kapur 2,5 % dari bahan.
c. Lama perebusan 1 jam apabila pada bagian luar sudah matang tapi bagian
dalam masih mentah itu sudah dapat dikatakan sesuai dengan standar.

4. Pencucian I
Dalam proses pencucian I mempunyai tujuan untuk menghilangkan kapur
yang menempel pada jagung dan juga dimaksudkan untuk menghilangkan
kotoran-kotoran yang masih terdapat pada biji jagung. Dalam pencucian I air
sangat berpengaruh karena air adalah media untuk pembersih, perendaman
dalam pencucian.Apabila proses pencucian biji jagung kurang bersih, maka
banyak kapur yang masih menempel pada biji jagung. Lama waktu dalam
proses pencucian biji jagung tidak terlalu berpengaruh, karena apabila jagung
sudah terlihat bersih dan dirasa tidak ada sisa kapur yang menempel pada
permukaan biji jagungmaka proses pencucian dapat dihentikan.
Faktor yang mempengaruhi pencucian I, yaitu :

12
a. Kadar kotoran yang terdapat dalam jagung 2%.
b. Endapan kapur 2,5%.

5. Perendaman
Perendaman bertujuan untuk memperbesar volume dan melunakkan tekstur
jagung. Perendaman dilakukan minimal 12 jam agar hasilnya baik. Jika
perendaman lebih dari 24 jam air harus diganti setiap 12 jam agar jagung tidak
terlalu asam.
Faktor yang mempengaruhi perendaman, diantaranya :
a. Lama perendaman minimal 12 jam.
b. Jumlah air dan jagung perbandingan 2 :1.
c. Pengantian air pada proses perendaman setiap 12 jam.

6. Pencucian II
Pada proses pencucican II bertujuan untuk menghilangkan lendir sisa
proses perendaman yang menempel pada jagung, jika dalam proses pencucian
biji jagung kurang bersih maka hasil akhir emping jagung akanberwarna
coklat karena pengaruh dari air kapur yang ditiriskan.Karenafaktor itu maka
dilakukan proses pencucian sebanyak dua kali.
Faktor yang mempengaruhi pencucian II, yaitu:
a. Kadar air (2 : 1).
b. Lama pencucian (5 menit).
c. Mesin yang digunakan (washer).

7. Pengukusan
Pada proses pengukusan air yang digunakan harus sesuai takaran yaitu 16-
18 cm dari dasar soblok (panci sarangan ukuran diameter 1 meter dan tinggi
2 m). Jumlah air yang terlalu sedikit akan mengkibatkan kegosongan pada
bagian paling bawah jagung. Untuk mengukus jagung sampai setengah
matang memerlukan waktu 2 4 jam, dan diusahakan jagung jangan sampai
pecah.
Faktor yang mempengaruhi proses pengukusan yaitu:
a. Banyak air sesuai takaran yaitu 16 18cm.
b. Suhu yang digunakan1000C/ suhu air mendidih.
c. Kapasitas bahan 20 kg.

13
d. Luas penampang soblok (diameter 1 m).
e. Waktu 24jam.

8. Penggilingan
Penggilingan bertujuan untuk menambah luas permukaan bahan guna
mempercepat proses pengeringan emping jagung. Setelah dikukus jagung
harus segera digiling agar emping yang digiling lebar. Jika jagung tidak segera
digiling maka akan dingin dan jika sudah dingin maka jagung akan mengeras
dan sulit digiling atau tidak terbentuk emping karna tekstur keras dan kenyal.
Faktor yang mempengaruhi proses penggilingan, yaitu:
a. Alat yang digunakan mesin (extruder dan rigen).
b. Tingkat kematangan jagung (warna orange terang dan pulen).
c. Bentuk jagung dan ukuran (segi 5 ketebalan 5 mm)

9. Pengeringan
Pengeringan adalah proses yang sangat penting dalam pembuatan
emping jagung, karena dengan pengeringan jamur tidak akan tumbuh
sehingga emping jagung akan berkualitas baik dan juga tahan lama.

10. Sortasi (Pengayakan)


Pada proses sortasi (pengayakan) ini mempunyai tujuan untuk
memisahkan jagung dari limbahnya dan memisahkan kotoran dari emping
jagung. Emping jagung yang dibutuhkan untuk dikemas ini yaitu pipih
berwarna kuning dan lebar. Sortasi dapat dilakukan dengan bantuan alat
manual.
Faktor yang mempengaruhi proses pengayakan yaitu:
a. Ukuran empingjagung(lebar 1 cm dan tebal 1 mm).
b. Lama pengayakan (5 menit).
c. Lubang pengayakan (0,5 cm).

14
11. Pengemasan Dan Pelabelan
a. Proses perekatan kemasan dengan sealer
Pada saat pengemasan emping jagung yang paling penting yaitu prose
pensealeran. Waktu yang dibutukan sekitar 4-5 detik dan penimbangan
saat mengemas harus tepat. Sedangkan tujuan dari proses pengemasan ini
adalah untuk mendapatkan hasil yang menarik minat konsumen. Bahan
yang digunakan sebagai pengemas yaitu plastik dengan ketebalan 0,4 mm
dengan ukuran disesuaikan dengan isi.
Faktor yang mempengaruhi proses pengemasan dan pelabelan, yaitu:
1. Lama pensealeran (45detik).
2. Kekuatan mesin sealer.
3. Jenis kemasan.
Ukuran dan ketebalan kemasan, yaitu :
a. Pengemasan plastik (0,250,5kg).
b. Kemasan curah (5 20 kg).
c. Kemasan karung (2035 kg dan seterusnya).
b. Label
Label adalah salah satu media atau tempat yang digunakan untuk
memberikan informasi dan identitas produk, label yang baik harus
memenuhi persaratan sebagai berikut.
1. Nama produk.
2. Nama perusahaan.
3. Alamat produksi.
4. Komposisi.
5. Nomer PIRT atau BPOM.
6. Label halal.
7. Logo perusahaan.
8. Cara penyajian.
9. Tanggal kadaluarsa.
10. Netto.

15
Alur proses pembuatan emping jagung

Bahan

Penimbangan

Perebusan

Pencucian I

Perendaman

Pencucian II

Pengukusan

Penggilingan

Pengeringan

Sortasi/Pengayakan

Pengemasan dan Pelabelan

16
C. Manajemen IA Cooperation
Manajemenmerupakan sarana yang tepat dari efisiensi dalam usaha
pencapaian tujuan sebuah organisasi atau perusahaan. Karena manajemen
mampu mengoptimalkan fungsi dan kinerja semua lini sesuai dengan tugas dan
tangung jawab masing-masing (Manajemen dalam organisasi dan perusahaan).
Di IA Cooperation terdapat beberapa pembagian tugas dan tangung jawab.
Terbagi dalam beberapa bagian sesuai dengan kententuan perusahaan dan
kesepakatan bersama antara pendiri dan pemilik perusahaan. IA Cooperation
juga mengembangkan usaha kemitraan yaitu jalinan kerjasama usaha yang saling
menguntungkan antara perusahaan kecil dan menengah/ besar disertai dengan
pembinaan dan pengembangan pengusaha besar sehinga saling memerlukan,
menguntungkan dan memperkuat (Sigit-rh.2011 ), dalam proses produksi dan
pemasaran hal ini ditujukan untuk mempermudah proses tercapainya tujuan
perusahaan dan sekaligus untuk memperkenalkan emping jagung kepada
masyarakat.
Struktur organisasi

Iwan
Saputro
Pimpinan

Amin
Wastoni
Marketing

Beni
Rudi Very. A David Nur
Nugraha
Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi

BAB V

17
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Proses pembuatan empingjagung terdiri dari :pemilihan material,
penimbangan, perebusan dengan kapur, pencucian I, perendaman,
pencucian II, pengukusan, penggilingan, pengeringan, pengayakan/sortasi,
pengemasan dan pelabelan.
2. Manajemen perusahaan di IA Cooperation terdiri dari pimpinan yang
membawai bagian marketing dan produksi.

B. Saran-Saran
1. Keterlaksanaan ( Faktor Pendukung dan Penghambat )
Dalam suatu kegiatan baik yang diadakan didalam (intern) maupun
yang di luar (ekstern) maka tak akan lepas dari segala faktor baik
penghambat ataupun pendukungnya,karena bagaimanapun juga kedua hal
tersebut akan selalu ditemukan dan dihadapi.
Berikut ini faktor pendukung dalam pelaksanaan Praktik pada
produksi emping jagung.
a. Fasilitas peralatan cukup mendukung.
b. Pembimbingan kepada peserta praktik baik dari pihak sekolah maupun
dari pihak industri sangat penuh perhatian.
c. Dari pihak industri memberikan kepercayaan penuh.
Faktor penghambat :
a. Tempat produksi kurang seteril.
b. Jumlah pekerja kurang memadai sehinga menghambat proses prduksi.
2. Fasilitas mesin diTeaching Factory IA Cooperation SMKNegeri 1
Temanggung hendaknya selalu manjaga kebersihanya sebelum dan sesudah
dipakai.
3. Fasilitas alat yang masih berfungsi hendaknya dijaga agar alat tersebut
dapat berfungsi dengan baik jika akan digunakan kembali.
4. Untuk Sekolah (SMK Negeri 1 Wanayasa) hendaknya lebih meningkatkan
sosialisasi ke dunia industri mengenai pengolahan emping jagung untuk
lebih mengetahui kemajuan teknologi dewasa ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sepriliyana, W.R.2010. Analisis Potensi Hasil dan Kualitas Hasil Beberapa


Verietas Jagung (Zea mays) sebagai Jagung Jemi (Beby Cron).
Skirpsi,Departemen Agronomi , Fakultas Pertanian,Insitut Pertanian
Bogor.Bogor.

Miles C. L. Zens, dan G. Alleman. 1999. Baby corn. Jakarta: kanisus.


http://agsyt.wsu.edu/baby/corn/brock.pdf. [8 maret 2012]

19

Anda mungkin juga menyukai