Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS

MANAJEMEN AGRIBISNIS DI PABRIK GULA KRISTAL


KOPERASI WANITA SRIKANDI DAN JOGLO TANI

Disusun Oleh :
Kelompok 8
Dita Putri Annisa H0817032
Fulkananda Luqmana Mustofa H0817037
Gabriela Fortunata H0817038
Intan Ardyningrum H0817045
Melati Ayu Gita Pradana H0817060

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018

i
Scanned by CamScanner
INTISARI

Kelompok 8 Manajemen Agribisnis Di Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita


Srikandi dan Joglo Tani. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui strategi
pengelolaan perusahaan agribisnis. Hasil praktikum yaitu mengetahui identitas
perusahaan, cara pengelolaan usaha, pembiayaan usaha, proses pemasaran dan
manajemen pemasaran, proses penjualan, dan perencananaan produksi di
perusahaan agribisnis Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita Srikandi dan Joglo
Tani sesuai dengan komoditas yang dikaji yaitu peternakan. Produk yang paling
menonjol di Joglo Tani diantaranya ikan dan itik. Pabrik Gula Kristal Koperasi
Wanita Srikandi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis produk
olahan nira kelapa terutama gula kristal. Proses pengelolaan agribisnis hingga
pemasaran pada perusahaan ini, telah tersusun dengan baik, menjadikan produk
yang di tawarkan memiliki nama dan kelas di masyarakat luas. Adanya sistem
yang terkelola dengan baik di perusahaan agribisnis Pabrik Gula Kristal Koperasi
Wanita Srikandi dan Joglo Tani menjadikan proses pengelolaan hingga pemasaran
berjalan lancar dan menghasilkan keuntungan yang maksimal.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga dapat
menyelesaikan laporan kegiatan praktikum Manajemen Agribisnis yang bertempat
di Pabrik Gula Semut dan Joglo Tani.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian UNS Surakarta, Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang
Pujiasmanto, MS.
2. Kepala Program Studi Agribisnis, Nuning Setyowati, S.P., M.Sc.
3. Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Agribisnis, Ir. Rhina Uchyani
Fajarningsih, M.S.
4. Pihak Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita Srikandi dan Joglo Tani yang
telah banyak memberikan ilmu dalam praktikum Manajemen Agribisnis.
5. Tim Co-Assisten Praktikum Manajemen Agribisnis yang telah membantu
dalam penyusunan laporan.
6. Panitia Praktikum Manajemen Agribisnis.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini
masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun yang dapat membantu
demi lengkapnya laporan kegiatan praktikum Manajemen Agribisnis. Penyusun
juga berharap laporan kegiatan praktikum Manajemen Agribisnis ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Mei 2018

Penyusun

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
INTISARI ....................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Permasalahan............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Organisasi Bisnis ...................................................................... 3
B. Pengelolaan Usaha Agribisnis .................................................. 4
C. Pembiayaan Agribisnis ............................................................. 6
D. Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Agribisnis .................. 8
E. Penjualan Agribisnis ................................................................. 10
F. Perencanaan Proses Produksi Agribisnis.................................. 12
G. Komoditas Peternakan .............................................................. 13
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita Srikandi
1. Kondisi Umum ................................................................... 16
2. Organisasi Bisnis ................................................................ 19
3. Pengelolaan Usaha Agribisnis............................................ 20
4. Pembiayaan Agribisnis....................................................... 21
5. Pemasaran dan Manajemen Pemasaran ............................. 22
6. Proses Penjualan Agribisnis ............................................... 23
7. Perencanaan Proses Produksi Agribisnis ........................... 24
B. Joglo Tani Komoditas Peternakan
1. Kondisi Umum ................................................................... 26
2. Komoditas Peternakan ....................................................... 28
3. Pemasaran dan Manajemen Pemasaran ............................. 29

v
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 31
B. Saran ......................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.1 Denah Pabrik Gula Kristal ........................................................ 18


Gambar 3.1.2 Minimarket Pabrik Gula Kristal ................................................ 22
Gambar 3.1.3 Alur Produksi Pabrik Gula Kristal ............................................ 24

vii
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perguruan tinggi adalah tempat untuk menyiapkan mahasiswa sebagai


calon pembangun bangsa. Melalui pengajaran di bangku kuliah, mahasiswa
dibekali teori-teori dasar yang pada saatnya nanti diharapkan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Pembekalan pembelajaran secara materi
diperlukan adanya praktik secara langsung, hal tersebut diupayakan agar skill
mahasiswa dapat terlatih secara nyata dalam pembelajaran.
Kaitannya dengan hal ini dan untuk meningkatkan mutu pendidikan di
perguruan tinggi, mahasiswa perlu dilatih dengan dihadapkan langsung pada
permasalahan yang terjadi di lapangan. Dengan berhadapan langsung dengan
permasalahan yang ada, mahasiswa menjadi lebih peka dan tanggap terhadap
apa yang terjadi. Mahasiswa juga dapat memperoleh lebih jelas arah
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.
Salah satu masalah yang sangat penting dalam pertanian adalah masalah
agribisnis. Hal ini dikarenakan sektor ini masih merupakan sektor yang
banyak menyerap tenaga kerja sekaligus sektor yang tangguh terhadap
goncangan saat terjadi krisis ekonomi. Adanya dukungan sumberdaya alam
yang menguntungkan, agribisnis menjanjikan kehidupan yang lebih baik.
Usaha di bidang agribisnis mempunyai prospek yang sangat baik dan
merupakan salah satu peluang yang sangat layak untuk ditekuni.
Pada praktikum kali ini mahasiswa mengunjungi pabrik Gula Semut
yang terletak di Desa Krendetan, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purwerejo.
Produksi gula semut telah menjamah pasar ekspor dengan kapasitas ekspor
100 ton per bulan. Selain itu juga mengunjungi Joglo Tani yang terletak di
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lembaga ini bertujuan untuk
membantu dalam menghadapi enam tekanan petani, yakni alam, sosial,
budaya, global, dan kebijakan. Selain itu menjadi wadah pengembangan
keahlian dalam budidaya tanaman, ikan, hingga unggas.

1
2

Maka dari itulah, mahasiswa perlu mendapatkan gambaran secara nyata


tentang pengelolaannya usaha di bidang agribisnis. Melalui praktikum ini
diharapkan mahasiswa dapat mengetahui strategi mengelola perusahaan
agribisnis.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan


permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah dan struktur organisasi perusahaan agribisnis?
2. Bagaimana cara pengelolaan usaha pada perusahaan agribisnis?
3. Bagaimana pembiayaan perusahaan agribisnis?
4. Bagaimana proses pemasaran dan manajemen pemasaran dalam
perusahaan agribisnis?
5. Bagaimana proses penjualan yang dilakukan oleh perusahaan agribisnis?
6. Bagaimana perencanaan proses produksi dari perusahaan agribisnis?

C. Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah perusahaan dan struktur organisasi


perusahaan agribisnis.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pengelolaan usaha pada perusahaan
agribisnis.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pembiayaan perusahaan agribisnis.
4. Mahasiswa dapat mengetahui proses pemasaran dan manajemen
pemasaran dalam perusahaan agribisnis.
5. Mahasiswa dapat mengetahui proses penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan agribisnis.
6. Mahasiswa dapat mengetahui perencanaan proses produksi dari
perusahaan agribisnis.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Organisasi Bisnis

Dalam melakukan bisnis perlu dilakukan perencanaan yang terstruktur


sehingga terdeskripsi beberapa aspek penting, yaitu; manajemen, keuangan,
dan pemasaran, serta hal yang berkaitan dengan resiko yang dihadapi. Ada
tujuh uraian pokok yang perlu direncanakan sebelum melakukan bisnis; 1)
organisasi bisnis, 2) lingkungan bisnis, 3) perencanaan manajemen, 4)
perencanaan sumber daya manusia, 5) perencanaan pemasaran, 6)
perencanaan keuangan, 7) perencanaan kebutuhan teknologi dan jaminan
resiko. Masing-masing uraian terdiri dari sub-uraian yang dijabarkan secara
lengkap sehingga dapat memberikan prespektif kedepan dari bisnis yang akan
dilakukan (Mudjahidin, 2008).
Organisasi merupakan alat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu
manajemen personalia harus menyusun struktur organisasi. Keuntungan dari
pengorganisasian yang baik, antara lain: Menjelaskan siapa yang akan
melakukan apa, menjelaskan siapa yang memimpin siapa, menjelaskan
saluran-saluran komunikasi, memusatkan sumber-sumber daya terhadap
sasaran-sasaran (Koto, 2017).
Tujuan dari sebuah organisasi adalah bagaimana menggunakan sumber
daya ini dengan cara yang paling efektif dan efesien. Empat sumber daya yang
pertama disebut sebagai sumber daya fisik, dalam arti memiliki wujud fisik.
Sumber daya informasi merupakan sumber daya konseptual yang merupakan
sumber daya yang digunakan untuk mengelola sumber daya fisik dalam
mencapai tujuan organisasi (Wibowo, 2009).
Organisasi merniliki berbagai macam sumber daya sebagai ‘input’ untuk
diubah menjadi ‘output’ berupa produk barang atau jasa. Sumber daya tersebut
meliputi modal atau uang, teknologi untuk menunjang proses produksi,
metode atau strategi yang digurunakan untuk beroperasi, manusia dan
sebagainya. Di antara berbagai macam sumber daya tersebut, manusia

3
4

atau sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen yang paling


penting (Priyono, 2010).
Manajemen kinerja baru dapat digali dengan menggunakan beberapa
pendekatan, misalnya: total quality management, reengineering, fast-response
organization dan pengembangan organisasional (organizational development).
Dalam mengelola setiap proses dalam organisasi bisnis saat ini, ada suatu
kecenderungan bagi organisasi untuk menerapkan total quality management,
sebagai paradigma baru manajemen. Penggalian manajemen kinerja baru
dalam makalah ini dilakukan dengan cara mengubah manajemen kenierja
tradisional menjadi manajemen kinerja yang berakar prinsip-prinsip total
quality management (Suhartono, 2009).

B. Pengelolaan Usaha Agribisnis

Pada umumnya perusahaan kecil di Indonesia saat ini memiliki


kelemahan-kelemahan pada hal-hal berikut sehingga menimbulkan
permasalahan dalam mengembangkan usahanya antara lain penerapan sistem
manajemen yang kurang baik, kurang pandai membaca peluang pasar,
penerapan strategi pemasaran yang kurang efektif, terbatasnya modal kerja
untuk menunjang strategi perusahaan, dan sistem produksi yang masih belum
memenuhi standar, hal ini menjadi kendala dalam perkembangan industri-
industri kecil yang ada di Indonesia.Secara internal permasalahan utama yang
dihadapi oleh pelaku UKM antara lain dari sisi manajemen usaha. Manajemen
berfungsi memandu semua bagian agar mencapai apa yang diharapkan
perusahaan kedepan. Panduan inilah yang menjadikan sebuah dasar dalam
pelaksanaan di lapangan, evaluasi dan pelaporan dapat dijalankan dengan
baik. Pada kenyataannya manajemen yang efektif kurang diterapkan karena
semua hal dikerjakan sendiri tanpa pendelegasian yang jelas dalam
menjalankan sistem manajemen yang ada (Uktolseya, 2014).
Ilmu manajemen keuangan dapat dikatakan sebagai ilmu yang fleksibel,
dapat digunakan baik dalam perusahaan besar maupun usaha kecil menengah.
Pola pikir yang digunakan pasti sama, namun waktu eksekusi, pertimbangan
5

dalam pengambilan keputusanlah yang membedakan keduanya. Dalam usaha


kecil, beberapa keputusan keuangan yang harus dilakukan adalah keputusan
pendanaan, keputusan terkait dengan pengelolaan modal kerja dan keputusan
pembiayaan (struktur modal). Keputusan-keputusan tersebut juga terdapat di
perusahaan besar (Prasetyo, 2010).
Secara kelembagaan, potensi agribisnis kreatif berupa kreasi dari
lembaga pelayanan, lembaga pemasaran, lembaga keuangan, lembaga
informasi, lembaga distribusi, dan lembaga pengelolaan lingkungan usaha.
LSM, kelompok tani, koperasi tani, koperasi, pasar, usaha kecil menegah, dan
lembaga pertanian terkait lainnya harus dikreasi dan diinovasi agar tidak
stagnan, nilainya meningkat, dinamis, dan adaptif dengan arus perubahan
sosial, ekonomi, ekologi, teknologi, infrastruktur, dan kelembagaan.
Kampung-kampung, desa-desa, dan sentra-sentra produksi pertanian perlu
ditingkatkan nilai kreativitasnya sehingga memiliki daya tarik ekonomi,
wisata, kesehatan, pendidikan, dan penelitian (Setiawan, 2012).
Ketersediaan bahan baku merupakan salah satu masalah yang dihadapi
oleh produksi yang berskala rumah tangga dan terdapat persaingan dengan
perusahaan yang menjual produk sejenis. Sejalan dengan persaingan dan
pemasaran yang semakin bertambah membuat industri berupaya untuk
meningkatkan usahanya. Setiap usaha atau industri tertentu pastinya memiliki
strategi yang dijalankan dalam melaksanakan bisnisnya agar bisnis tersebut
tercapai tujuannya. Berdasarkan hal tersebut maka industri pengolahan
khususnya Rumah Abon harus memiliki prospek yang baik untuk kedepannya
sehingga perlunya keunggulan tersendiri dan strategi pengembangan usaha
untuk dapat bersaing dengan industri lainnya (Aliyah., et al, 2015).
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan yang selanjutnya disebut
PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani yang
tergabung dalam kelompok – kelompok tani, baik petani pemilik, petani
penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Gabungan Kelompok Tani
yang selanjutnya disebut Gapoktan merupakan kelembagaan tani pelaksana
PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Dalam
6

pelaksanaan program, Gapoktan didampingi oleh tenaga Penyuluh


Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT), sehingga diharapkan Gapoktan
dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola
petani (Dwimanur, 2014).

C. Pembiayaan Agribisnis

Petani di pedesaan umumnya usaha berskala kecil yang jumlahnya


banyak. Petani-petani kecil sering tidak mampu menangkap skala usaha
ekonomis di bidang produksi, distribusi, dan mendapatkan layanan
jasa.Inovasi kelembagaan melalui kelompok tani memerlukan fasilitas
permodalan yang bisa diakses oleh petani dengan mudah. Di sisi lain untuk
mendapatkan modal dengan mengandalkan lembaga keuangan formal yang
ada, terkendala persyaratan administrasi yang tidak dapat memenuhinya.
Untuk mendapatkan modal atau kredit dari lembaga keuangan formal
(perbankan), petani dihadapkan pada persyaratan formal administrasi dan
kesulitan akses permodalan (Utami, 2015).
Pengembangan agribisnis perlu adanya dukungan modal dari lembaga
perkreditan. Kendala yang sering dialami dalam usaha agribisnis adalah
kurangnya modal atau pembiayaan usaha agribisnis. Bank Dunia menyebutkan
bahwa selayaknya agribisnis dan agroindustri diberikan bunga lebih kecil dari
12%. Bank yang ada saat ini kebanyakan tidak bisa memaklumi bahwa usaha
di sektor pertanian sangat bergantung pada alam dan merupakan bidang usaha
yang sangat beresiko sehingga pemberian kredit untuk pembiayaan pada
pelaku usaha sulit (Wahyuningsih, 2007).
Keterbatasan akses terhadap sumber-sumber pembiayaan yang dihadapi
UKM atau petani khususnya dari lembaga-lembaga keuangan formal seperti
perbankan yang menyebabkan mereka bergantung pada sumber-sumber
informal. Data yang ada menyebutkan bahwa jumlah UMKM 42 juta hanya
sebesar 22,14% yang menikmati akses kepada sumber keuangan formal. Data
World Bank dan IFC menempatkan Indonesia pada posisi 109 dari 181 negara
tentang akses dan kemudahan kredit, hal ini disebabkan karena sulitnya
7

UMKM mendapatkan akses kredit baik terkait hambatan ketersediaan


kolateral maupun hambatan administratif lainnya (Saptono, 2010).
Berbagai temuan tersebut mengindikasi bahwa peran lembaga
pembiayaan komersial dalam melayani permodalan petani kecil belum
optimal, atau terdapat jurang antara pola pelayanan yang ditawarkan oleh
lembaga pembiayaan dengan karateristik petani sebagai pengguna. Beberapa
pola pelayanan telah sesuai dengan karateristik petani, tetapi lainnya belum
sesuai sehingga menjadi kendala dalam lembaga tersebut. Informasi dijikan
diharapkan dapat menjadi masukan dalam merancang pelayanan lembaga
pembiayaan mikro yang sesuai di pedesaan (Supriatna, 2009).
Petani dan pelaku agribisnis memiliki usaha yang feasible, bahkan ada
yang mampu membayar harga modal 5-20% per bulan, namun seringkali
petani dan pelaku agribisnis tidak bankable. Pada prinsipnya, petani dan
pelaku agribisnis lebih mengharapkan mekanisme pembiayaan yang mudah
jika dibandingkan dengan yang murah. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan petani dan pelaku agribisnis tidak bankable, antara lain:
1. Tidak adanya kolateral (jaminan), terutama jika berhubungan dengan
lembaga keuangan formal.
2. Adanya track record yang buruk terhadap lembaga pembiayaan yang
pernah ada, misalnya KUT (kredit usaha tani).
3. Sulitnya petani dan pelaku agribisnis lain secara langsung mengikuti
formalitas yang diharapkan pihak bank.
4. Lembaga keuangan formal kebanyakan tidak mampu –mungkin juga tidak
mau– atau tidak mengerti dan tidak memahami sifat nature dari kegiatan
pertanian, misalnya masalah gestate period, hubungannya dengan musim,
dan lain-lain.
Berdasarkan beberapa faktor penyebab tidak bankable-nya petani dan
pelaku agribisnis tersebut maka kendala utama pembiaayan usaha agribisnis
ada sebagai berikut:
1. Bekum adanya bank khusus untuk membiayai pertanian (Bank Pertanian).
2. Kehati-hatian perbankan dalam menyalurkan kredit ke sektor agribisnis.
8

3. Terbatasnya lembaga penjaminan kredit untuk sektor pertanian.


4. Proses pembelajaran dari pola channeling ke pola executing.
5. Adanya program pemerintah yang sifatnya bantuan menghambat
penyaluran kredit perbankan.
6. Kesan perbankan bahwa sektor agribisnis masih high
risk (Hanafie, 2010).

D. Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Agribisnis

Pemasaran merupakan ujung tombak dari serangkaian kegiatan usaha


yang bergerak dalam bidang barang ataupun jasa. Pemasaran juga sangat
menentukan apakah usaha yang dijalankan mampu bertahan dan menghasilkan
laba atau tidak. Produksi dan pemasaran memiliki keterkaitan yang erat.
Peningkatan produksi tidak akan berjalan baik jika tidak ada dukungan sistem
pemasaran yang dapat menyerap hasil produksi pada tingkat harga yang layak.
Strategi pemasaran memfokuskan pada pengidentifikasian dan pengevaluasian
peluang dan ancaman lingkungan suatu usaha agribisnis dengan melihat
kekuatan dan kelemahannya. Analisis faktor-faktor lingkungan baik internal
dan eksternal penting dilakukan guna merumuskan formulasi strategi
pemasaran (Putri.,et al, 2012).
Pemasaran dianggap sebagai proses perencanaan konsep, harga,
promosi, dan pendistribusian ide-ide barang maupun jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi. Pemasaran
merupakan fungsi organisasi dan satu set proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada pelanggan dan untuk
membangun hubungan pelanggan yang memberikan keuntungan bagi
organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi.
Pemasaran merupakan sekumpulan aktivitas dan fungsi manajemen dimana
bisnis dan organisasi lainnya menciptakan pertukaran nilai di antara bisnis dan
perusahaan itu sendiri dan para pelanggannya (Alma.,et al, 2014).
Manajemen pemasaran sayur organik dilakukan dengan proses
menganalisa, merencanakan, mengimplementasikan, dan mengawasi semua
9

kegiatan (program) dengan efisien dan efektif sehingga mengacu kepada


bauran pemasaran yaitu perencanaan produk, harga, distribusi, dan promosi.
Perencanaan pemasaran sayur organik dimulai dengan perencanaan jenis
danjumlah sayur organik yang akan ditanam, survei peluang, dan analisis
pasar. Selanjutnya agar lebih tepat dan mudah diterima oleh konsumen, maka
pemilik usaha akan menetapkan strategi dan membentuk program
pemasaran (Surya.,et al, 2015).
Perusahaan agribisnis terdapat suatu manajemen pemasaran, yaitu
memadukan kegiatan dan sumberdaya bisnis secara logis guna memenuhi
kebutuhan pelanggan dan menghasilkan laba. Biasanya hal tersebut
diusahakan melalui marketing mix (bauran pemasaran), dalam pemasaran ada
lima keputusan yaitu keputusan pasar yang menyeluruh, keputusan produk,
keputusan harga, keputusan promosi, dan keputusan tempat. Para pengambil
keputusan di setiap organisasi profit atau non-profit yang sukses, menjalankan
dua langkah untuk mengembangkan strategi pemasaran. Pertama, mereka
mempelajari dan menganalisis pasar target potensial serta memilih salah satu
diantaranya. Kedua, mereka menciptakan bauran pemasaran untuk memenuhi
kebutuhan pasar yang dipilih oleh organisasi tersebut (Boone.,et al, 2014).
Strategi pemasaran dalam sebuah perusahaan terdiri atas lima elemen
yang saling berkesinambungan. Pertama, pemilihan pasar yaitu memilih pasar
yang akan dilayani dengan melakukan segmentasi pasar sasaran yang paling
memungkinkan. Kedua, perencanaan produk meliputi spesifikasi produk yang
dijual, merek dagang, kemasan, ukuran, pelayanan, dan jaminan
pengembalian. Ketiga, penetapan harga yaitu menentukan harga yang dapat
mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan. Keempat,
sistem distribusi yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui
produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan
menggunakannya. Kelima, komunikasi pemasaran (promosi) meliputi
periklanan, promosi, penjualan, pemasaran langsung, dan hubungan
masyarakat (Budasih.,et al, 2014).
10

E. Penjualan Agribisnis

Promosi penjualan (sales promotion) terdiri atas promosi, seperti kupon,


sampel produk, potongan harga yang mendukung iklan dan penjualan
personal. Ada tiga dasar tugas dasar tugas penjualan yaitu: pemrosesan
pesanan, penjualan kreatif, dan penjualan misionaris. Pemrosesan pesanan
(order processing) sering sekali berkaitan dengan pedagang eceran dan
pedagang besar. Penjualan kreatif (creative selling) penjualan dasar yang
mempromosikan barang atau jasa yang manfaatnya belum dirasakan pembeli.
Penjualan Misionaris (missionary selling) pekerjaan yang bersistem penjualan
juga meliputi bentuk penjualan tidak langsung dimana agen mempromosi-
kan niat baik untuk perusahaan berupa teknik atau operasional bagi
pelanggan (Boone.,et al, 2014).
Usaha penjualan merupakan bagian integral dari fungsi pertukaran. Bagi
produsen, memutuskan kapan menjual merupakan bahan pertimbangan pokok
dalam pemasaran. Beberapa produk pertanian dapat dijual dengan tenggang
waktu yang panjang dengan mengadakan perjanjian kontrak beberapa bulan
sebelum panen, dengan menjanjikan pengiriman beberapa bulan yang akan
datang atau dapat pula disimpan dahulu sesudah panen dan dijual beberapa
bulan kemudian. Adapula yang tenggang waktunya sangat terbatas, bahkan
sekali produk telah siap dipasarkan tidak ada kemungkinan untuk menunda
penjualannya karena mutunya akan merosot (Hanafie, 2010).
Suatu perusahaan akan mampu bertahan apabila perusahaan tersebut
dapat memasarkan barang dan jasa yang dihasilkannya sesuai dengan
kebutuhan dan diterima oleh konsumen (masyarakat) dan harga yang yang
ditawarkan oleh perusahaan sesuai dengan permintaan konsumen itu sendiri.
Staton mengatakan bahwa “Penjualan adalah suatu usaha untuk membujuk
konsumen membeli produknya agar sesuai dengan supply yang diajukan”.
Lain halnya dengan Kotler, “Penjualan adalah tujuan inti suatu perusahaan,
dimana seorang penjual berusaha membuat apa yang pasar inginkan dan atau
apa yang dapat kita jual bukan menjual apa yang kita hasilkan. Berdasarkan
dua pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan adalah
11

suatu usaha untuk membujuk konsumen agar mau membeli produk yang
dihasilkan oleh perusahaan yang sesuai dengan apa yang pasar inginkan
sehingga perundingan, persetujuan harga dan serah terima barang dapat
diselesaikan dengan baik antara penjual dengan konsumen (Dane.,et al, 2013).
Perkembangan teknologi yang semakin maju sekarang ini menuntut
berbagai aktivitas yang lebih maju juga terutama dalam sistem jual beli.
Kegiatan ini memudahkan sitem jual beli antara produsen dengan konsumen
maka dirancanglah sistem penjualan tunai berbasis web. Sistem penjualan
tunai berbasis web adalah sistem serta prosedur yang mengorganisasi formulir,
catatan, laporan dan transaksi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan
perusahaan yang berasal dari transaksi penjualan tunai atau transaksi lain
yang dapat menambah kas perusahaan menggunakan suatu media agar dapat
menyediakan informasi yang dibutuhkan manajemen (Wiharjanto, 2012).
Untuk memlancarkan penjualan maka diperlukan suatu strategi khusus.
Strategi penjualan merupakan salah satu strategi khusus tersebut. Strategi
penjualan adalah rencana yang dibuat oleh perusahaan untuk menentukan
bagaimana dapat meningkatkan volume penjualan produknya dan dapat
memenuhi serta memberikan kepuasan akan permintaan konsumen. Berikut
adalah pertimbangan yang harus dilakukan dalam menentukan atau
memperbaharui strategi penjualan yang tepat: apakah penekanan diutamakan
pada mempertahankan pelanggan saat ini atau menambah pelanggan yang ada;
keputusan tersebut ditentukan oleh lamanya wiraniaga berurusan dengan
pelanggan, pertumbuhan status industri, kekuatan dan kelemahan perusahaan,
kekuatan pesaing, dan tujuan pemasaran (khususnya dalam menambah
pelanggan); meningkatkan produktivitas wiraniaga. Pemanfaatan biaya tinggi
(untuk meningkatkan motivasi), kemajuan teknologi (telemarketing,
teleconferencing, cybermarketing, dan penjualan terkomputerisasi), dan teknik
penjualan inovatif (seperti prensentasi dengan video) banyak menguntungkan
pemasar dalam hal memproduktifkan sumber-sumber armada penjualnya;
siapa yang harus dihubungi bila berurusan dengan pelanggan
organisasi (Widharta.,et al, 2013).
12

F. Perencanaan Proses Produksi Agribisnis

Perencanaan urutan proses adalah “Penyusunan satu set instruksi yang


menjelaskan bagaimana untuk membuat bagian atau membangun sebuah
komponen yang akan memenuhi spesifikasi rekayasa desain”. Definisi
produksi merupakan pembahasan mengenai urutan pengerjaan, mesin dan alat-
alat yang digunakan, material yang dibutuhkan, toleransi, parameter
pemesinan, dan lain-lain. Prosedur perencanaan proses meliputi beberapa
tugas yaitu pemilihan proses, alat potong, parameter permesinan, mesin,
pengurutan operasi, serta penentuan gerak pahat. Perencanaan proses produksi
adalah merupakan penentuan proses perakitan dan pembuatan dan pengurutan
dimana proses ini harus diselesaikan untuk menyelesaikan produk dari bentuk
awal sampai bentuk akhir (Febriansyah.,et al, 2015).
Perencanaan adalah fungsi manajerial utama untuk perusahaan, yang
merupakan arahan dan petunjuk untuk berkoordinasi dan bekerjasama operasi
perusahaan secara menyeluruh. Hanya dengan fungsi perencanaan yang kuat,
operasi bisnis dan produksi akan berjalan lancar melalui instruksi yang
diberikan. Enterprise Resource Planning, yang juga dikenal sebagai ERP,
adalah sistem manajemen sumber daya yang paling populer saat ini. Ada lima
tingkatan dalam manajemen perencanaan ERP, termasuk perencanaan bisnis,
penjualan dan perencanaan operasional, jadwal induk produksi, perencanaan
kebutuhan material dan perencanaan kapasitas (Adhi, 2014).
Perencanaan produksi adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan
sangat luas meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan pada waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan tertentu.
Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam organisasi
sangat membutuhkan aktivitas perencanaan. Perencanaan juga merupakan
fungsi memilih sasaran perusahaan secara kebijaksanaan, program dan
pemilihan langkah-langkah apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukan
dan kapan aktivitasnya dilaksanakan (Faqih, 2010).
13

Suatu sistem ekonomi membutuhkan input tertentu agar berhasil


beroperasi. Kalangan ekonom menggunakan istilah faktor-faktor produksi
(factors of productions) untuk menyebut empat input dasar: sumber daya
alam, modal, sumber daya manusia, dan kewirausahaan (enterpreneurship).
Sumber daya alam (natural resources) mencakup segala input produksi yang
berguna dalam kondisi alamiahnya, misalnya lahan pertanian, lahan bangunan,
hutan, dan cadangan mineral (Boone.,et al, 2014).
Perencanaan yang ideal seharusnya membentuk suatu siklus yang tak
berkesudahan dengan diserta perbaikan-perbaikan. Perbaikan program sendiri
hanya dapat diwujudkan dengan pelaksanaan evaluasi dampak. Evaluasi
dampak memungkinkan perubahan kisaran perencanaan dari tahun ke
tahun yang diarahkan untuk mempercepat tercapainya tujuan
program (Kartikawati.,et al, 2015).

G. Komoditas Peternakan

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan


hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Keberhasilan
suatu produksi bergantung pada faktor genetik dan lingkungan, diantaranya
peningkatan kemampuan teknis peternakan yang terdiri dari; peningkatan
kemampuan tatalaksana reproduksi, tatalaksana pemberian pakan, dan
tatalaksana pemeliharaan sehari-hari yang mutlak harus dimiliki oleh peternak.
Upaya kegiatan reproduksi memegang peranan penting untuk diketahui,
karena dapat menggambarkan tingkat tatalaksana reproduksi yang dijalankan
peternak yang secara tidak langsung mempengaruhi tingkat efisiensi produksi
dan pendapatan (Setyowati, 2011).
Ternak secara garis besar terbagi atas ternak besar dan ternak kecil.
Ternak besar pada umumnya merupakan hewan-hewan ruminasia sementara
itu ternak kecil erat kaitannya dengan unggas. Ternak sapi perah, sapi potong,
ayam pedaging, dan ayam petelur merupakan ternak-ternak yang termasuk
dalam komoditas peternakan unggul. Indikator yang digunakan untuk
membahas permasalahan peningkatan daya saing komoditas peternakan dalam
14

hal ini terbagi atas: sarana produksi, budidaya, pemasaran dan agroindustri.
Sarana produksi yang menjadi masalah adalah penyediaan bibit dari segi
kuantitas dan kualitas. Budidaya yang menjadi masalah adalah lemahnya
kelembagaan yang menaungi kelompok usaha. Pemasaran yang menjadi
masalah adalah tidak stabilnya kuantitas dan kualitas hasil ternak.
Agroindustri yang menjadi masalah adalah terbatasnya olahan hasil
peternakan (Asmara.,et al, 2014).
Peubah utama yang mempengaruhi pertumbuhan subsektor peternakan
melalui peubah produksi (Q) dan harga (P). Peubah harga cenderung
mengikuti mekanisme pasar maka sulit dikendalikan. Pertumbuhan subsektor
peternakan lebih difokuskan pada peubah produksi. Konsep dasar
pembangunan peternakan terdapat tiga faktor utama yang menentukan
produksi yaitu bibit, pakan dan manajemen usaha. Syarat keamanan produk
ternak juga menjadi perhatian yang penting diantaranya: aman maksudnya,
bahwa hewan atau unggas tidak mengandung penyakit dan menggangu
kesehatan manusia. Sehat artinya hewan tersebut memiliki zat-zat yang
berguna bagi kesehatan dan pertumbuhan tubuh. Utuh artinya, tidak dicampur
dengan bagian lain dari hewan tersebut atau bagian dari hewan lain. Halal
artinya hewan dan unggas tersebut dipotong dan ditangani berdasarkan syariat
Islam (Widiati.,et al, 2017).
Subsektor peternakan dalam mewujudkan program pembangunan
peternakan secara operasional diawali dengan pembentukan kawasan melalui
pendekatan sistem dan usaha agribisnis. Pembangunan kawasan agribisnis
berbasis peternakan merupakan salah satu alternatif program yang diharapkan
dapat menjawab tantangan dan tuntutan pembangunan peternakan yaitu
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Produksi peternakan
akan optimal apabila penggunaan faktor-faktor produksi dapat dialokasikan
secara efisien dengan menggunakan input-input produksi secara optimum.
Efisiensi dimaksudkan agar daya guna input produksi maksimum sehingga
diperoleh keuntungan yang maksimum pula (Santosa.,et al, 2013).
15

Jenis usaha berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan peternak


diklasifikasikan menjadi empat kelompok usaha. Pertama, peternakan sebagai
usaha sambilan, yaitu petani mengusahakan komoditas pertanian terutama
tanaman pangan dan ternak yang dimiliki sebagai usaha sambilan untuk
mencukupi kebutuhan sendiri, dengan tingkat pendapatan kurang dari 30%.
Kedua, peternakan sebagai cabang usaha, yaitu petani peternak yang
mengusahakan pertanian campuran dengan ternak sebagai cabang usaha tani
yang tingkat pendapatannya 30-70%. Ketiga, peternakan sebagai usaha pokok,
yaitu peternak mengusahakan peternakan sebagai usaha pokok dan komoditas
pertanian lainnya sebagai usaha sambilan dengan tingkat pendapatan dari
ternak sekitar 70-100%. Keempat, peternakan sebagai usaha industri, yaitu
peternak mengusahakan komoditas ternak secara khusus dengan tingkat
pendapatan 100% (Rasyaf, 2010).
16

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita Srikandi

1. Kondisi Umum
a. Sejarah dan Perkembangan
Koperasi Wanita Srikandi merupakan koperasi produksi yang
didirikan pada tanggal 24 Desember 2014 dengan Badan Hukum
Nomor : 192/ BH/ XIV.31/ XII/ 2014. Awal berdirinya beralamat di
Tuksongo RT 04 RW 03 Kelurahan Purworejo, Kecamatan Purworejo,
Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Koperasi Wanita
Srikandi mempunyai petani dampingan di beberapa wilayah
Kabupaten Purworejo, Wonosobo, dan Kebumen. Pengelolaannya
dibantu beberapa staf adminsitrasi yang berkualitas di bidangnya
masing-masing.
Adanya Pabrik Gula Kristal ini untuk meningkatkan posisi tawar
petani pengrajin gula kelapa melalui Koperasi Wanita Srikandi dalam
hal kualitas, jenis produk dan harga produk. Sehingga diharapkan dari
aktivitas yang dilakukan Koperasi Wanita Srikandi dan anggotanya,
mampu membawa perubahan ekonomi masyarakat untuk kesejahteraan
petani pengrajin gula. Pendirian pabrik ini bertujuan agar SDM tertarik
secara penuh pada profesi penderes nira kelapa, walaupun petani
produsen gula kelapa mempunyai tingkat risiko penderes tinggi. Solusi
pemecahannya yaitu dengan jaminan kesehatan (asuransi). Produksi
gula kristal di sini merupakan produk organik yang sudah bersertifikat.
Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Koperasi Wanita Srikandi
adalah sertifikasi organik tahun 2015 pada 2 desa di Kecamatan Bener,
Kabupaten Purworejo. Sertifikasi organik tahun 2016 pada 7 desa di
Kabupaten Purworejo (2 desa di Kecamatan Kaligesing, 5 desa di
Kecamatan Loano) dan 2 desa di Kecamatan Kepil, Kabupaten
Wonosobo. Sertifikasi organik tahun 2017 pada 4 kecamatan di
Kabupaten Wonosobo yaitu Kecamatan Wadaslintang, Kalibawang,

16
17

Kaliwiro dan Kepil. Ada juga pelatihan pemberdayaan masyarakat di


wilayah sertifikasi yang meliputi pelatihan produksi gula kristal,
pelatihan produksi VCO, pendirian pusat-pusat produksi di beberapa
wilayah sertifikasi untuk membantu perluasan kesempatan kerja bagi
masyarakat lokal, dan pemberian santunan kecelakaan, kesehatan dan
bantuan sosial bagi petani penderes yang tergabung dalam Koperasi
Wanita Srikandi di wilayah sertifikasi. Gula kristal organik produksi
Koperasi Wanita Srikandi Purworejo sudah merambah pasar
internasional. Australia dan Sri Lanka menjadi tujuan pasar ekspor.
Dua kontainer diberangkatkan secara simbolik oleh Kepala Dinkop
UKM Provinsi Jawa Tengah, Dra. Ema Rachmawati, M.Hum dan
Kepala Dinkump Purworejo, Dra. Suhartini, MM. Hadir pula H. Kelik
Sumrahadi, S.Sos, MM, selaku Pembina Koperasi wanita Srikandi.
Gula kristal organik sudah menjadi pengganti gula pasir. Selain
memiliki kadar glukosa yang rendah, gula kristal kelapa organik
terbukti memiliki kandungan gizi yang tinggi. Wilayah sertifikasi
organik meliputi Kabupaten Purworejo, Wonosobo, dan Kebumen.
Koperasi Wanita Srikandi telah memiliki mitra binaan sekitar 2.750
petani kelapa bersertifikasi yang tersebar di Kabupaten Purworejo dan
Wonosobo. Untuk memenuhi tingginya permintaan pasar, dalam waktu
dekat Koperasi Wanita Srikandi akan menambah 1.200 petani di
Kabupaten Kebumen dan Banyumas.
b. Kondisi Geografis
Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita Srikandi beralamat Gedung
Pradja Jl. Magelang KM.1, Kelurahan Keseneng, Kecamatan
Purworejo, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Koperasi
Wanita Srikandi mempunyai petani dampingan di beberapa wilayah di
Kabupaten Purworejo, Wonosobo, dan Kebumen. Dengan dibantu
beberapa staf adminsitrasi yang berkualitas di bidang masing-masing.
Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita Srikandi disebelah utara
berbatasan dengan Jalan Ahmad Yani. Pabrik Gula Kristal Koperasi
18

Wanita Srikandi disebelah selatan berbatasan dengan Bengkel Global


Variasi. Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita Srikandi disebelah timur
berbatasan dengan Jalan Purworejo-Sleman. Pabrik Gula Kristal
Koperasi Wanita Srikandi disebelah timur berbatasan dengan Jalan
Wedas Malang.

Gambar 3.1.1 Denah Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita


Srikandi
Keterangan :
1. Koperasi Srikandi
2. Ruang Pengemasan
3. Parkir Mobil
4. Mini Aula
5. Ruang Penyimpanan dan Dapur
6. Ruang Karyawan
7. Gudang Penyimpanan Kemasan dan Cetakan
8. Ruang Pengolahan
9. Ruang Karyawan dan Pekerja
Kondisi Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita Srikandi bersih,
rapi dan nyaman. Mesin- mesin disana tertata dengan rapi. Mesin-
mesin tersebut meliputi mesin oven,dan penyaringan atau penyortir
gula. Gudang penyimpanan juga bersih, rapi, dan tidak ada semut
yang berada disana. Luas Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita
Srikandi tidak diketahui karena terbatasnya sumber yang kami peroleh
dalam praktikum ini.
19

2. Organisasi Bisnis
Organisasi bisnis merupakan suatu organisasi yang melakukan
aktivitas ekonomi dan bertujuan untuk menghasilkan keuntungan. Struktur
organisasi merupakan alat untuk membantu manusia dalam mengatur
mekanisme suatu perusahaan. Berikut merupakan struktur organisasi
Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita Srikandi.
Ketua : Sri Susilowati, S.E.
Sekretaris : Kismiyati, SIP
Bendahara : Urip Komala
Pembantu umum : Musriyatun, Dra Riyanti S, Nurul K
General Manager : Hanggoro Susanto, S.P., MM
Head Site Manager : Muhamad Muhadi
General Secretary : Nuke Isnayanti Putri, S.P.
Product Manager : Bowo Yogo Librianto, STP
Site Manager Srikandi 2 : Iswahyudi, S.Sos
Site Manager Srikandi 3 : Budiyanto
Site Manager Srikandi 4 : Samud Purnomo
Struktur organisasi Koperasi Wanita Srikandi dipimpin oleh ketua
yang bertanggungjawab untuk mengendalikan seluruh kegiatan koperasi
yang dibantu oleh sekretaris, bendahara, pembantu umum, dan jabatan lain
di bawahnya. Tugas ketua juga mengkoordinir, memimpin, mengontrol
bagian-bagian yang ada di dalam koperasi, memimpin rapat anggota, dan
juga mengambil keputusan. Peran ketua sangat penting bagi koperasi.
Sekretaris bertugas mempersiapkan semua alat kantor yang
diperlukan oleh ketua. Sekretaris juga bertugas mengurus urusan yang
berhubungan dengan kearsipan, seperti surat masuk untuk ketua dan
menata arsip. Bendahara bertanggungjawab untuk mengurus keuangan
koperasi sedangkan pembantu umum membantu secara umum dari awal
sampai akhir.
General sekretaris bertugas memberikan saran kepada ketua dalam
rangka untuk mengambil keputusan, menyiapkan kearsipan dari seluruh
20

kegiatan. General manager juga membantu ketua dalam hal fungsional


pada suatu perusahaan yang dibantu oleh head site manager, product
manager, dan site manager Srikandi 2-4. Product manager membantu
general manager dalam hal fungsional produksi dari awal hingga akhir
produksi, sedangkan head site manager bertugas untuk mengurus kegiatan
fungsional site manager Srikandi. Site manager memiliki tugas untuk
mengelola pada bagiannya masing-masing, seperti pada site manager
Srikandi 2 akan mengelola Srikandi 2 begitu pula yang lainnya. Adanya
struktur organisasi ini untuk memperlancar pengelolaan Pabrik Gula
Kristal Koperasi Wanita Srikandi.
3. Pengelolaan Usaha Agribisnis
Setiap perusahaan agribisnis, tentu sangat diperlukan adanya
pengelolaan usaha. Tentang bagaimana mengontrol kinerja agar tetap
berjalan dengan baik, sampai dengan bagaimana agar perusahaan tersebut
dapat maju dan mampu bersaing dangan perusahaan lain. Tugas spesifik
masing-masing juga sangat penting dalam menentukan keberhasilan
perusahaan.
Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita Srikandi memiliki tugas
spesifik masing-masing, dalam rangka mengembangkan koperasi yang
ada. Pembuatan struktur organisasi yang membawahi tenaga-tenaga kerja
yang ada. Contoh adanya tenaga kerja bidang manajemen, administrasi,
produksi, lapangan, dan tenaga kerja yang terserap dalam proses produksi.
Itu semua tentu memiliki tugasnya masing-masing sehingga kegiatan
produksi mampu berjalan dengan baik. Namun, tidak hanya sampai
produksi, bagian manajemen dan pemasaran juga sangat menentukan
keberhasilan perusahaan ini, salah satunya dengan ekspor. Agar dapat
terus berkembang, koperasi ini terus menigkatkan kualitas produk dan
membuat relasi sebanyak mungkin untuk mencari pasar sehingga
memperoleh keuntungan yang maksimal.
Untuk mencukupi kebutuhan bahan baku gula kristal, Pabrik Gula
Kristal Koperasi Wanita Srikandi bekerja sama dengan petani-petani nira
21

kelapa di beberapa kabupaten daerah Wonorejo untuk mencukupi pasokan


gula merah. Pabrik Gula Kristal memberikan kepercayaan kepada petani
dengan melegalkan sertifikasi organik pada pohon kelapa yang dimiliki
petani sehingga kualitas gula kristalnya baik.
4. Pembiayaan Agribisnis
Pembiayaan dalam agribisnis memang masih menjadi kendala
khususnya bagi petani yang memiliki aset yang kecil sehingga dalam
pembiayaan untuk usahanya sulit dilakukan. Pembiayaan agribisnis di
Indonesia itu sendiri terdiri dari berbagai jenis pembiayaan, mulai dari
pembiayaan konvensional (dengan menetapkan suku bunga) dan juga
sistem pembiayaan syariah (sistem bagi hasil). Pembiayaan konvensional
tingkat suku bunga yang berlaku sangat mempengaruhi pengembalian
pinjaman. Pembiayaan syariah petani sebagai peminjam modal diwajibkan
membayar dengan sistem bagi hasil.
Sektor pembiayaan menjadi sektor yang sangat perlu diperhatikan
karena berpengaruh ke seluruh sektor dalam suatu perusahaan tersebut.
Dimana semakin tinggi margin antara biaya produksi dan hasil produksi,
makan semakin baik pula perusahaan itu. Dapat dikatakan demikian
karena semakin tinggi margin pemasaran, maka keuntungan yang
didapatkan pun semakin tinggi, sehingga menjadi salah satu indikator
keberhasilan suatu perusahaan.
Untuk rincian pembiayaan tidak dijelaskan secara mendetail. Namun
untuk biaya yang diperlukan, awalnya membeli gula kristal dari petani,
lalu biaya alat dan mesin, seperti metal detector, oven, dan lain-lain. Selain
itu, pengurusan sertifikat organik juga menelan biaya apalagi untuk
mempertahankan sertifikat agar tetap terjaga. Jaminan kesehatan bagi
petani juga menjadi salah satu aspek pembiayaan yang menjamin apabila
ada petani yang mengalami kecelakaan kerja. Perijinan untuk bisa ekspor
ke luar negeri juga susah untuk didapat dan perlu biaya yang banyak.
Biaya promosi juga tidak kalah banyak dengan produksi karena
sasaran koperasi ini adalah masyarakat luar negeri. Tentunya dengan pasar
22

yang luas diperlukan pula biaya promosi yang tinggi. Contohnya biaya
transport yang tidak murah untuk sekali ekspor gula kristal ke negara yang
menjadi tujuan pengiriman.
5. Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Gambar 3.1.2 Minimarket Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita Srikandi


Sebuah perusahaan dalam mendistribusikan produknya akan
melakukan berbagai hal agar produk tersebut dikenal banyak orang dan
laris di pasaran. Pemasaran dianggap sebagai proses perencanaan konsep,
harga, promosi, dan pendistribusian ide-ide barang maupun jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi.
Pemasaran merupakan fungsi organisasi dan satu set proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada
pelanggan dan untuk membangun hubungan pelanggan yang memberikan
keuntungan bagi organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
organisasi.
Stategi pemasaran terdiri atas terdiri lima elemen yang saling terkait,
seperti pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani dengan
melakukan segmentasi pasar sasaran yang paling memungkinkan.
Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, merek dagang,
kemasan, ukuran, pelayanan, dan jaminan pengembalian. Penetapan harga,
yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari
produk kepada pelanggan. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan
23

grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir
yang membeli dan menggunakannya. Selanjutnya komunikasi pemasaran
yang meliputi periklanan, promosi, pemasaran langsung, dan hubungan
masyarakat.
Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita Srikandi memiliki relasi kerja
dalam pemasaran produk-produknya yang berbahan dasar kelapa. Relasi
kerja yang bekerja sama dengan Koperasi Wanita Srikandi ini yaitu
Lottemart dengan mengeluarkan produk andalannya VCO (Virgin Coconut
Oil). VCO sendiri adalah minyak yang dibuat dari bahan baku kelapa
segar yang diproses tanpa bahan kimia. Pemasaran pabrik gula ini sudah di
beberapa supermarket di wilayah Yogyakarta, Semarang, Purwekerto,
Solo, dan Magelang.
Pemasaran gula kristal dari Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita
Srikandi sudah merambah ke pasar internasional. Hal ini dilihat dari
kegiatan ekspor dengan sasaran negara Srilanka dan Australia. Gula kristal
menjadi produk yang menarik dikalangan konsumen sebab suatu hal baru
ada inovasi dari gula merah. Apalagi didukung dengan sertifikasi organik
pada pohon kelapa yang menjadi bahan baku utama, sehingga minat pasar
semakin banyak dan luas.
6. Proses Penjualan Agribisnis
Strategi penjualan dengan memberikan pelayanan pesan antar
kepada konsumen, memaksimalkan tampilan kemasan, menerima saran
konsumen, menjaga kepercayaan konsumen dengan meningkatkan
pelayanan serta memberikan potongan harga apabila pembelian dalam
jumlah besar. Strategi stabilitas yang diterapkan perusahaan adalah dengan
tidak menambah produksi dan tidak memperluas pasar, tetapi lebih kepada
upaya meningkatkan efisiensi dalam rangka peningkatan kinerja dan
keuntungan. Strategi ini memilih resiko rendah tetapi dengan analisa
EFAS dan IFAS menunjukkan posisi perusahaan berada pada kuadran 1
yaitu strategi agresif yang artinya perusahaan dimungkinkan untuk
24

ekspansi memperbesar pertumbuhan pasar dengan memaksimalkan


kekuatan internal dan eksternal untuk meningkatkan penjualan.
Penjualan produk di Pabrik Gula Kristal Koperasi Wanita Srikandi
sudah mencapai di beberapa supermarket di daerah Yogyakarta, Solo,
Semarang, Purwekerto, dan Magelang. Produk yang dipanen lalu diolah
menjadi minyak kelapa murni atau VCO (Virgin Coconut Oil) sudah
tembus sampai Lotte Mart. Koperasi ini juga sudah mampu memproduksi
sebanyak 9911 botol ukuran 100 mililiter untuk dipasarkan di gerai-gerai
Lotte Mart.
Peluncuran VCO Srikandi juga merupakan hasil dari program OVOP
(One Village One Product) yaitu kerjasama antara Indonesia dengan
Korea. Produk ini sebagai salah satu dari produk Indonesia yang bisa
menembus pasar internasional. Selain itu, penjualan produk yang lain
diantaranya terdapat sabun AZ-ZICO madu, sabun AZ-ZICO susu, sabun
AZ-ZICO sereh, minyak goreng kelapa ZICO dan terakhir yang paling
banyak diminati adalah gula kristal Srikandi.
Produk gula kristal atau yang biasa disebut gula semut sudah melalui
trader dalam negeri sebanyak 150 ton/bulan. Sedangkan untuk diekspor
sudah mencapai 5 kontainer dengan kapasitas 20ft/bulan. Permintaan pasar
semakin banyak seiring dengan kebutuhan gula kristal yang sudah
bersertifikat organik. Harga yang ditawarkan pun terjangkau dengan
kualitas gula kristal yang sudah tidak diragukan lagi.
7. Perencanaan Proses Produksi Agribisnis

Gambar 3.1.3 Alur Produksi Gula Kristal


25

Aspek produksi merupakan proses kegiatan manajemen dalam


proses produksi. Manajemen produksi mencakup tentang perancangan
produksi dan pengendalian proses produksi yang di dalamnya terdapat
pula pengambilan keputusan dalam bidang persiapan dan proses produksi
untuk jangka pendek, menengah, atau panjang. Dengan demikian,
diharapkan pengusaha dapat diharapkan berproduksi secara efisien.
Awal perencanaan produksi gula kristal adalah gula cetak.
Pembuatan gula cetak melalui proses pengambilan air nira yang dilakukan
para penderes kelapa. Penderes naik keatas pohon kelapa dengan
membawa beberapa pongkor yang terbuat dari bambu atau wadah air nira
yang sudah diberikan laru alami dari kapur dan cangkang manggis untuk
mencegah terjadinya fermentasi. Jika laru tersebut tidak diberikan pada
pongkor maka bisa menyebabkan air nira berubah menjadi asam. Ketika
berada di atas pohon, para penderes akan mengambil air nira di dalam
pongkor yang sebelumnya sudah dipasang untuk kemudian menggantinya
dengan pongkor yang baru setelah sebelumnya menyayat bunga kelapa
(Manggar) dengan sayatan baru agar air nira dapat kembali keluar.
Gula cetak tersebut lalu diencerkan kembali dan disaring agar
kotorannya tidak ikut tercampur. Setelah mencair, dipanaskan hingga
mengental dan ditambah inti kristal. Dilakukan penggerusan menggunakan
alat gerus hingga halus, lalu dilakukan pengayakan. Hasil pengayakan
tersebut di oven agar kuman atau bakteri yang ada mati dan agar lebih
awet, setelah itu di packing dan siap untuk dipasarkan.
Pembuatan gula kristal juga bisa dibuat langsung dari nira tanpa
harus dicetak terlebih dahulu. Nira yang telah diambil, dipanskan hingga
mengental lalu dilakukan sama seperti gula cetak. Nira yang tidak
dibentuk menjadi gula cetak terlebih dahulu tidak awet, sehingga harus
cepat diproduksi, sedangkan nira yang sudah dibentuk gula cetak lebih
awet dan lebih menguntungkan bagi petani karena harga jualnya lebih
tinggi dibanding nira yang belum diolah.
26

B. Joglo Tani Komoditas Peternakan

1. Kondisi Umum
Joglo Tani adalah lembaga yang memperjuangkan terwujudnya
pertanian terpadu yang mengembangkan prinsip-prinsip:
a. Campur tangan manusia pada lingkungan pertanian dilandasi cara
berfikir rasional,
b. Pendekatan pemecahan masalah dilakukan secara komprehensif yang
dilandasi dengan proses pengambilan keputusan yang menerapkan
azas manfaat berkelanjutan,
c. Penerapan dan pengembangan teknis dan sarana pertanian yang
mengembangkan potensi dan dinamika lingkungan lokal.
Strateginya seperti pilar joglo, lembaga ini menjalankan programnya
dengan kekuatan empat pilar strategi program, yaitu:
a. BERDOA : nilai-nilai luhur seperti kepasrahan, rasa syukur dan
permohonan menjadi kekuatan nenek moyang dalam bertani. Prinsip
melestarikan nilai-nilai spiritual dalam bertani ini ditujukan untuk
membangun kembali semangat bakti bumi demi kesejahteraan
bersama.
b. BELAJAR : kondisi, potensi, dan dinamika lingkungan pertanian yang
bersifat lokal spesifik menuntut para petani untuk terus belajar
memahami perubahan alam. Prinsip ini ditekankan pada membangun
inisiatif petani dalam membangun upaya mandiri.
c. BERKARYA : petani itu seorang pengelola yang menjalankan sendiri
usahanya sekaligus menanggung sendiri resiko apapun. Prinsip ini
yang akan mewarnai semua aktivitas adalah dalam bentuk kekaryaan,
bukan sekedar mengungkap gagasan.
d. BERSOSIAL : pertanian adalah budaya yang dibangun bersama. Oleh
karena itu nilai sosial seperti pemahaman, kesepakatan, keputusan, dan
komitmen bersama akan menjadi dasar pembangunan program.
Misi dari Joglo Tani yaitu mengembangkan wahana penelitian,
pembelajaran, penerapan, dan penyebarluasan sistem pertanian terpadu.
27

Visi dari Joglo Tani yaitu mewujudkan pertanian terpadu menjadi pilar
perekonomian pedesaan dan kelestarian lingkungan.
Program Kerja Joglo Tani
a. Pengembangan kapasitas masyarakat sesuai potensi dan dinamika
lingkungan dan sosial masyarakat dengan pendekatan pertanian
terpadu.
b. Membangun jaringan kerjasama dengan pola kemitraan strategis
dengan pihak lain; Program ini bertujuan untuk menggalang dukungan
bagi keberlanjutan program dan atau kerjasama kemitraan operasional
yang bertujuan untuk mendapatkan sinergi dan kemudahan operasional
program tanpa menyimpang dari maksud, tujuan dan sifat lembaga.
c. Penelitian pertanian dari, oleh, dan untuk petani; Kegiatan ini
ditujukan pada pengembangan sains petani dan kearifan tradisional
yang dalam sejarah perkembangan teknologi pertanian lebih diterapkan
masyarakat.
d. Identifikasi dan Inisiasi
e. Model-model Pertanian Terpadu: pola pertanian terpadu telah
berkembang dengan berbagai bentuk sesuai kondisi lingkungan
setempat. Aktifitas untuk mengidentifikasi dan menginisiasi kekayaan
aneka model ini dipandang sangat perlu sebagai bahan Pelatihan
Pertanian Terpadu; Pelatihan dasar dan tematik untuk mendukung
penerapan pertanian terpadu disusun dalam bentuk kurikulum belajar
dengan proses belajar berdasar pengalaman, dengan metode yang
mengundang minat dan mendorong berbuat. Pengembangan strategi
komunikasi; Menyebarluasan informasi pertanian terpadu melalui
multi media, seperti Kegiatan atau event lokakarya, seminar dan
symposium dan media informasi bentuk lainnya. Kegiatan ini
ditujukan untuk proses kampanye bangga pertanian, advokasi dan
tukar pengalaman.
28

f. Pengembangan wisata pertanian dan pendidikan untuk anak menjadi


salah satu strategi kampanye bangga pertanian dikemas dalam paket
wisata pendidikan yang partisipatif.
g. Pengembangan unit-unit usaha, dalam bentuk koperasi atau bentuk
badan usaha lainnya yang bertujuan menggali dana bagi kepentingan
Yayasan.
2. Komoditas Peternakan
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan hewan ternak
untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut. Komoditas peternakan
merupakan salah satu komoditas yang sangat menjanjikan keuntungannya.
Komoditas peternakan yang dikembangkan di Joglo Tani diantaranya ikan,
unggas, dan ternak besar. Joglo Tani mengemban peternakan kambing,
sapi, dan itik yang dikelola oleh para petani. Perikanan tampak dari kolam
ikan yang terhampar di samping kanan-kiri jalan setapak menuju Joglo
tani. Joglo Tani memperoleh penghasilan harian (telur), 1 bulan (penetasan
dan sayuran), 2 bulan (pembesaran itik dan hortikultura), 3 bulan (ikan dan
hortikultura), 4 bulan (padi), 6 bulan (kelinci), dan 1 tahun (kambing,
lembu, kerbau).
Sistem pertanian berkelanjutan di Joglo Tani pada aspek ekologi
yaitu adanya keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, seperti terdapat
kandang ternak dimana hasil dari kotorannya dapat digunakan sebagai
pupuk kompos. Pupuk tersebut digunakan untuk pemupukan pada tanaman
yang ada di Joglo Tani sehingga mengurangi ketergantungan terhadap
pupuk anorganik dan mengurangi pengeluaran dalam pembelian pupuk.
Komoditas peternakan yang ada di Joglo Tani terawat dengan baik.
Pembersihan kandang dan pemberian makan terhadap hewan ternak juga
dilakukan secara intensif. Sebagian besar lahan di Joglo Tani dijadikan
sebagai kolam yang terdapat berbagai jenis ikan. Bagian belakang Joglo
Tani terdapat beberapa kandang itik dan kandang kelinci. Kandang ayam
terletak dibagian atas kolam keuntungannya minimalis tempat tetapi
maksimalis produksi.
29

Perawatan dari komoditas peternakan itu sendiri dilakukan dengan


sederhana. Bagian atas kolam ikan yang terdapat kandang ayam
mengakibatkan kotoran dan sisa makanan ayam akan jatuh ke dalam
kolam, sehingga dapat efisiensi pakan menurut sisi produktif. Namun pada
sisi kesehatan hal itu tidak boleh dilakukan karena kolam tercemar
sehingga ikan tidak layak untuk dikonsumsi. Mengatasi permasalahan
tersebut kolam ikan dibuat seperti aliran sungai yang terus mengalir
airnya, sehingga sirkulasi air terjaga dan tidak akan menimbulkan polusi.
Ketika akan memanen ikan, perlu dipindahkan dahulu ke tempat yang
netral selama satu bulan sebagai solusinya. Penetasan telur ayam bisa
menggunakan alat penetas ataupun secara sederhana menggunakan sekam.
3. Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Sebuah perusahaan pastinya dalam mendistribusikan produknya
akan melakukan berbagai hal agar produk tersebut dikenal banyak orang
dan laris di pasar. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan pemasaran.
Berbeda dengan penjualan yang hanya sekedar berusaha mempengaruhi
calon konsumen untuk bersedia membeli, kegiatan pemasaran merupakan
serangkaian proses sejak analisis (permintaan pasar), penyiapan produk,
menawarkan/promosi produk, penyampaian atau distribusi produk,
negosiasi dan penetapan harga produk, bahkan sampai dengan layanan
pasca-jual agar konsumen tetap menjadi pelanggan yang loyal.
Produk tanaman yang ada di Joglo Tani dipasarkan dalam bentuk
bibit tanaman maupun hasil dari tanaman tersebut. Produk peternakan
yang dipasarkan yaitu telur, ayam, ikan, kelinci, kambing dan sapi. Joglo
Tani juga memproduksi pupuk organik dengan harga yang terjangkau.
Produk-produk di Joglo Tani termasuk komoditas organik sehingga sudah
tidak diragukan lagi kualitasnya. Selain itu produknya sudah cukup
terkenal di kalangan masyarakat luas sehingga proses pemasarannya
menjadi lebih mudah dan terjangkau.
Permintaan pasar akan produk pertanian organik semakin meningkat,
untuk menangani hal tersebut diadakan kerja sama dengan anggota
30

kelompok tani yang ada di Joglo Tani guna memenuhi kebutuhan


konsumen. Harga dari produk pertanian Joglo Tani sudah disepakati dalam
forum anggota kelompok tani agar tidak ada perbedaan harga yang
mencolok di kalangan konsumen. Pemasaran dilakukan dengan baik dan
teratur, mempromosikan produk pertanian organik dengan berbagai
macam keuntungan atau manfaat yang dapat dirasakan oleh konsumen
secara langsung.
Joglo Tani melakukan pemasaran melalui Koperasi Pemasaran.
Koperasi ini membeli hasil produksi anggota kelompok tani di wilayah
desa dan selanjutnya memasarkannya. Tupoksi Koperasi Pemasaran
meliputi membeli hasil produksi pertanian dan kewirausahaan yang akan
dijual oleh anggota dengan ketentuan harga yang telah disepakati,
melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam hal pemasaran hasil
pembelian dari anggota. melaporkan, menyerahkan dan langsung
bertanggung jawab kepada BUMDes hasil penjualan dari usaha koperasi
secara periodik sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART).
31

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pabrik Gula Kristal Srikandi


Kegiatan praktikum manajemen agribisnis di Pabrik Gula Kristal
Koperasi Wanita Srikandi dapat disimpulkan bahwa :
a. Pabrik Gula Kristal Srikandi merupakan sebuah koperasi wanita yang
mengembangkan UMKM yakni pengolahan gula merah menjadi gula
kristal yang nilai jualnya jauh lebih tinggi dari gula merah karena
dinilai lebih praktis dikonsumsi.
b. Produksi gula kristal ini memanfaatkan masyarakat sekitar khususnya
petani nira kelapa untuk bergabung dengan koperasi sehingga juga
mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
c. Pemasarannya pun sudah ke level luar negeri jadi juga mampu
menambah devisa negara. Maka bisa dinilai bahwa koperasi ini sudah
memiliki skala yang besar.
2. Joglo Tani
Kegiatan praktikum manajemen agribisnis di Joglo Tani dapat
disimpulkan bahwa :
a. Joglo Tani adalah lembaga yang memperjuangkan terwujudnya
pertanian terpadu yang mengembangkan prinsip-prinsip terpadu.
b. Komoditas peternakan yang ada di Joglo Tani terawat dengan baik.
Pembersihan kandang dan pemberian makan terhadap hewan ternak
juga dilakukan secara intensif.
c. Produk peternakan yang dipasarkan yaitu telur, ayam, ikan, kelinci,
kambing dan sapi.

B. Saran

1. Saran utnuk Pabrik Gula Kristal Srikandi, yaitu tentang penataan alat alat
produksi, karena contoh saat ada praktikum seperti ini, membuat bingung
para praktikan bagaimana alur pembuatannya karena peempatan alat yang

31
32

relatif kurang tertata dengan baik. Lalu mengenai kualitas produk, dimana
produk yang dihasilkan belum stabil dikarenakan produk gulakristal oleh
petani yang beragam. Ini perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi
perilaku buyer atau konsumen.
2. Untuk Joglo Tani, sebaiknya nilai keindahan dan kebersihan lebih
ditingkatkan agar saat ada yang berkunjung makin enak dipandang. Juga
dengan tempat yang lebih tertata sehingga kita pun tidak bingung dengan
masing-masing item di Joglo Tani.
3. Saran untuk pelaksanaan Praktikum Manajemen Agribisnis, lebih
ditekankan lagi pada praktik, bukan teori, sehingga mahasiswa mengerti
secara langsung praktik di lapangan seperti apa. Dan juga lebih baik lagi
dalam memilih lokasi praktikum, seperti tempat yang sudah terkenal sekali
sehingga minat mahasiswa maupun motivasi menerapkan apa yang
diterima saat praktikum pun semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Adhi, Antono. 2014. Model Sistem Perencanaan Produksi Terintegrasi di Industri


Percetakan. Jurnal Dinamika Teknik. Vol. 8(1):1-6.
Aliyah, Rizkia dkk. 2015. Strategi Pengembangan Usaha Pengelolaan Abon Ikan
(Studi Kasus Rumah Abon di Kota Bandung). Jurnal Perikanan Kelautan.
Vol. 4(2):79.
Alma, Buchari, Donni J. 2014. Manajemen Bisnis Syariah. Bandung: Alfabeta.
Asmara, Rosihan, Nuhfil H, Fahriyah. 2014. Strategi Peningkatan Daya Saing
Komoditas Pertanian. Malang: Gunung Samudera.
Atrori, Agus dan Supriyono, 2013, Analisa Strategi Pemasaran dalam
Meningaktkan Volume Penjualan Produk pada Perusahaan Snack Lucky
Olympic Kediri. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol 2(4).
Boone, Louis E. dan David L. 2014. Pengantar Bisnis Kontemporer. Edisi 13
Buku 2. Diterjemahkan oleh: M.Ramdhan Adhi. Jakarta: Salemba Empat.
Buchari, Prof. Dr. H. Alma, Donni Juni Priansa, S.Pd., S.E., S.S., M.M.,QWP.
2014. Manjemen Bisnis Syariah. Bandung: Penerbit Alfabeta
Budasih, Nl, Igaa Ambarawati, Nw Sri Astiti. 2014. Strategi Pemasaran Produk
Olahan Jamur Tiram pada Kelompok Wanita Tani (Kwt) Spora Bali.
Jurnal Manajemen Agribisnis. Vol. 2(2):114-130.
Dane, N., dkk. Analisis Pengaruh Biaya Promosi terhadap Nilai Penjualan Produk
pada UD. Kopi Bali Banyuatis, Singaraja. Jurnal Manajemen Agribisnis
Vol. 1(1):1-15.
Dwimanur, Kurniawati dan Hendro Wibowo. 2014. Strategi Pembentukan
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Pasca Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kabupaten
Kuningan. Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah. Vol. 2(1):32.
Elfindri, dkk. 2008. Strategi Sukses Membangun Daerah. Jakarta: Gorga Media.
Faqih, Achmad. 2010. Manajemen Agribisnis. Yogyakarta: Dee Publish.
Febriansyah, Egi, Rispianda, Prassetiyo, Hendro. 2015. Alternatif Usulan
Perencanaan Proses Produksi Produk Pin Printer Epson (Studi Kasus di
Laboratorium Ssml). Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. Vol.
3(1):188-199.
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: ANDI
Ilham, Nyak. 2008. Alternatif Kebijakan Peningkatan Pertumbuhan PDB
Subsektor Peternakan di Indonesia. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian.
Vol. 5(4):337.
Kartikawati, Maria Theresia Dian, dkk. 2015. Perencanaan Program Peningkatan
Pemasaran Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan di Kota Batu. Jurnal
Reformasi. Vol. 5(1):142.
Koto, Mhd Shafwan. 2017. Fungsi Organisasi dalam Manajemen Proyek. Jurnal
Ilman. Vol. 5(1):8-14.
Mudjahidin. 2008. Perencanaan Bisnis: Organisasi, Lingkungan Bisnis,
Manajemen, dan Sumber Daya Manusia. Jurnal Teknologi Informasi. Vol.
4(1):141-146.
Prasetyo, Aries Heru. 2010. Sukses Mengelola Keuangan UMKM. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Priyono. 2010. Pengantar Manajemen. Surabaya: Zifatama.
Putri, Dindy Darmawanti, Altri M, Ratna S. 2012. Strategi Pemasaran Keripik
Pisang dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan di Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas. Jurnal Sepa. Vol. 8(2):162-167.
Rasyaf, M. 2010. Manajemen Peternakan Ayam Kampung. Yogyakarta: Kanisius.
Santosa, Siswanto Imam, Agus S, Ratih W. 2013. Analisis Potensi Pengembangan
Usaha Peternakan Sapi Perah dengan Menggunakan Paradigma Agribisnis
di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. Jurnal Buletin Peternakan.
Vol. 37(2):125-126.
Saptono, Imam Teguh. 2010. Desain Lembaga Pembiayaan Pertanian Nasional
Subsektor Tanaman Pangan Menggunakan Pendekatan Intepretative
Structural Modeling (ISM). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Suhartono, Iman. 2010. Manajemen Kinerja pada Perusahaan Bisnis dari
Manajemen Kinerja Tradisional ke Manajemen Kinerja Baru. Jurnal
Among Makarti. Vol. 3(1):105-118.
Setiawan, Iwan. 2012. Agribisnis Kreatif: Pilar Wirausaha Masa Depan,
Kekuatan Dunia Baru Menuju Kemakmuran Hijau. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Suherman, Dadang. 2008. Evaluasi Penerapan Aspek Teknis Peternakan pada
Usaha Peternakan Sapi Perah Sistem Individu dan Kelompok di Rejang
Lebong. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. Vol. 3(1):35-37.
Surya, Putu Dharma Putra, Igaa Ambarawati, Ria P. 2015. Manajemen Pemasaran
Sayur Organik (Studi Kasus pada P4s Eka Setia Lestari di Desa Bangli,
Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan). Jurnal Agribisnis Dan
Agrowisata. Vol. 4(2):107-116.
Uktolseya, Inggrid dkk. 2014. Aspek Manajemen dan Pendapatan Usaha
Penyulingan Minyak Kayu Putih (Studi Kasus pada Usaha Penyulingan
Minyak Kayu Putih (Cajuput Oil) Koperasi Serba Usaha Charisto Henfelin
di Kate-Kate, Desa Hunuth Durian Patah, Kecamatan Teluk Ambon, Kota
Ambon. Jurnal Agribisnis. Vol. 2(2):64.
Utami, Ratih Apri. 2015. Analisis Keberlanjutan dan Pola Pengembangan Co-
Operative Entrepreneurship Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-
A). Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Wahyuningsih, Sri. 2007. Pengembangan Agribisnis ditinjau dari Kelembagaan.
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol. 3(1).
Wibowo, Sampurno. 2009. Pengantar Manajemen Bisnis. Bandung: Telkom
Polytechnic.
Widharta, Willy Pratama, dan Sugiono Sugiharto. 2013. Penyusunan Strategi dan
Sistem Penjualan dalam Rangka Meningkatkan Penjualan Toko Damai.
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra. Vol. 2(1):1-15.
Wiharjanto Y. 2012. Perancangan Sistem Penjualan Tunai Berbasis Web sebagai
Sarana Informasi Produk bagi Konsumen pada PT. Warna AC. Jurnal
Nominal. Vol. 1(1):6-1.
LAMPIRAN
Gambar 1 Foto Kelompok di Joglo Tani Gambar 2 Keliling Joglo Tani

Gambar 3 Ternak Sapi Gambar 4 Ternak Ayam

Gambar 5 Foto Kelompok di Gula Semut Gambar 6 Keliling Pabrik Gula


Semut
Gambar 7 Diskusi di Pabrik Gula Semut Gambar 8 Pencairan Gula Padat

Gambar 9 Alat Pengayak Gula Gambar 10 Alat Oven

Gambar 11 Alat Penimbang Gula Gambar 12 Pengemasan Gula


Sri Susilowati, S.E.
Ketua Koperasi

PENGAWAS
Hanggoro Susanto, S.P., MM.
General Manager

Muhammad Muhadi
Nuke Isnayanti Putri, S.P. Bowo Yogo Librianto, STP.
Head Site Manager
General Secretary Product Manager

Budiyanto
Anton Triwibowo, S.E. Site Manager 3
Admin Srikandi 3
Iswahyudi, Ssos.
Mustakim
Site Manager 2
Admin Srikandi 4

Luky Pristiani Samud Purnomo


Admin Umum Site Manager 4

Hery Prasetya, SPd.


Admin Srikandi 2

Gambar 13 Struktur Organisasi di Pabrik Gula Semut


A. Organisasi Bisnis
B. Pengelolaan Usaha Agribisnis
C. Pembiayaan Agribisnis
D. Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Agribisnis
E. Penjualan Agribisnis
F. Perencanaan Proses Produksi Agribisnis
G. Peternakan

Anda mungkin juga menyukai