Anda di halaman 1dari 46

KUALITAS BAHAN BAKU PRODUKSI PADA UKM TAS ANYAMAN

PLASTIK IBU SITI DI KOTA BATU

Laporan Pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan

(PKL)

Disusun Oleh
Jupensius Rudi
NIM : 2019120240

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2022
KUALITAS BAHAN BAKU PRODUKSI PADA UKM TAS ANYAMAN
PLASTIK IBU SITI DI KOTA BATU

Laporan Pelaksanaan

Praktik Kerja Lapangan

(PKL)

Disusun Oleh
Jupensius Rudi
NIM : 2019120240

Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas


Praktek Kerja Lapangan Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Tribhuwana Tunggadewi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2022
RINGKASAN

KUALITAS BAHAN BAKU PRODUKSI PADA UKM TAS ANYAMAN


PLASTIK IBU SITI DI KOTA BATU

Kegiatan praktek kerja lapangan ini dilaksanakan dengan melakukan pengamatan


tentang kualitas bahan baku produksi pada UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti di
Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Bahan baku adalah salah satu unsur penting yang
perlu mendapatkan perhatian khusus baik dari segi perencanaan maupun
pengelolaannya karena tanpa bahan baku, kegiatan produksi tidak dapat berjalan
dengan lancar. Pemilihan komponen bahan baku merupakan faktor utama yang harus
diperhatikan. Karena, sebelum merencanakan terlebih dahulu harus memperhatikan,
mengetahui jenis dan sifat bahan baku yang akan digunakan. Adapun tujuan dari
pemilihan bahan baku ini adalah agar bahan baku yang digunakan untuk pembuatan
produk dapat ditekan seefisien mungkin dan selalu berdasarkan pada sumber
pengadaannya.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas bahan baku produksi yang
digunakan dalam pembuatan tas anyaman plastik. Obyek dari pengamatan ini adalah
pelaku UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti di Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Data
dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasilnya
menunjukkan bahwa dalam membuat produk, UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti
menggunakan 4 (empat) bahan baku dasar yaitu bahan tali semi besar, tali semi kecil,
strapping dan tali kaca. Bahan baku yang digunakan pada UKM Tas Anyaman
Plastik Ibu Siti tidak mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, akan tetapi
memberikan pengaruh dari segi efisiensi bahan baku masih sangat rendah karena
pada bagian pemotongan dan pengukuran masih dilakukan secara manual dan
melalui perkiraan tidak menggunakan meteran. Harga jual dari produk pada UKM
Tas Anyaman Plastik Ibu Siti bergantung pada kualitas bahan baku yang digunakan
semakin tinggi kualitas bahan baku semakin tinggi harga jual produk.
Kata kunci: Kualitas bahan baku produksi, UKM tas anyaman plapstik Ibu Siti

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan praktek kerja
lapangan dengan judul “KUALITAS BAHAN BAKU PRODUKSI PADA UKM
TAS ANYAMAN PLASTIK IBU SITI DI KOTA BATU” tepat pada waktunya.
Terlaksananya kegiatan praktek kerja lapangan ini, penulis banyak mendapatkan
berbagai dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, tidak lupa penulis
banyak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Willy Tri Hardianto, S.Sos., MM., MAP selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Tribuwana Tunggadewi.
2. Bapak Ahmad Mukoffi, SE., MSA selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
3. Ibu Rizki Aprilia Dwi Susanti, S.E., MM selaku Ketua Program Studi
Manajemen.
4. Ibu Retno Ayu Dewi Novitawati, S.E., MM selaku Dosen Pembimbing.
5. Ibu Siti Muslifah selaku pemilik UKM yang sudah mengizinkan PKL
ditempatnya.
6. Para karyawan dan karyawati UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti.
7. Keluarga yang selalu memberikan dukungan disetiap kegiatan.
8. Serta, teman-teman kelompok yang luar biasa.
Laporan praktek kerja lapangan ini berisi tentang kegiatan penulis selama
melaksankan praktek kerja lapangan di UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti. Adapun
tujuan pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan ini adalah sebagai tambahan
pengalaman dunia kerja kepada mahasiswa dalam menerapkan ilmu dan teori-teori
yang telah didapatkan diperkuliahan.
Sebagai akhir kata, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak yang
belum sempurna, segala kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan
laporan praktik kerja lapangan ini sangat diharapkan agar penulisan laporan ini bia
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Malang, 11 Maret 2022

ii
Penulis

DAFTAR ISI

RINGKASAN................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1. Analisis Situasi...............................................................................................1
1.2. Tujuan............................................................................................................3
1.3. Manfaat..........................................................................................................4
1.4. Khalayak Sasaran...........................................................................................5
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN......................................................................6
2.1. Realiasi Pelaksanaan Kegiatan.......................................................................6
2.2. Metode dan variabel yang diamati.................................................................8
BAB III ANALISIS DAN EVALUASI.....................................................................13
3.1. Gambaran umum lokasi...............................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................20
4.1. Manajemen Produksi....................................................................................20
4.2. Pemilihan Bahan Baku Produksi..................................................................21
4.3. Kualitas Bahan Baku Produksi....................................................................23
4.4. Masalah Yang Dihadapi...............................................................................24
4.5. Solusi Yang Ditawarkan..............................................................................25
4.6. Strategi Pengembangan Usaha.....................................................................26
BAB V PENUTUP.....................................................................................................28
5.1. Kesimpulan..................................................................................................28
5.2. Saran.............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................29
LAMPIRAN...............................................................................................................31

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 1.1. Jadwal kegiatan Praktek Kerja Lapangan...................................................7
Tabel 2.1. Proses produksi tas...................................................................................17
Tabel 3.1. Wilayah pemasaran...................................................................................19

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 3.1. Lokasi UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti..........................................13
Gambar 3.2. Struktur UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti........................................15
Gambar 3.3. Beberapa jenis tas pada UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti...............18

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Lampiran 4. 1. Jenis bahan baku produksi.................................................................31
Lampiran 4. 2. Data produksi tas per hari..................................................................31
Lampiran 4. 3. Data Penjualan produk selama satu (1) bulan....................................31
Lampiran 4. 4. Dokumentasi kegiatan dilapangan.....................................................33

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi


Dalam perusahaan industri, bahan baku adalah salah satu unsur penting yang
perlu mendapatkan perhatian khusus baik dari segi perencanaan maupun
pengelolaannya karena tanpa bahan baku, kegiatan produksi tidak dapat berjalan
dengan lancar. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian impor,
ataupun diolah sendiri. Pada perusahaan manufaktur, persediaan dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan
persediaan barang jadi. Secara umum dari ketiga macam bentuk persediaan tersebut,
yang paling banyak menyerap biaya adalah persediaan bahan baku. Tetapi masih
banyak perusahaan yang menyimpan persediaan bahan baku dalam jumlah yang
cukup besar. Alasan utama mengapa perusahaan menyimpan bahan baku dalam
jumlah besar adalah sebagai persediaan pengaman (safety stock) apabila terjadi
keterlambatan pengiriman dari pemasok sehingga proses produksi tidak terhenti.
Persediaan bahan baku merupakan aset perusahaan yang berharga bagi sebuah
perusahaan sehingga harus dikelola dengan baik. Pada perusahaan produksi biasanya
dihadapi dengan permasalahan persediaan bahan baku. Kelebihan atau kekurangan
nilai kualitas bahan baku tentu akan mengakibatkan proses produksi dan kualitas
hasil produksi terhambat. Pemilihan komponen bahan baku merupakan faktor utama
yang harus diperhatikan. Karena sebelum merencanakan terlebih dahulu harus
memperhatikan, mengetahui jenis dan sifat bahan baku yang akan digunakan,
misalnya halus dan lembutnya bahan. Adapun tujuan utama dari pemilihan bahan
baku ini adalah agar bahan baku yang digunakan untuk pembuatan produk dapat
ditekan seefisien mungkin dan selalu berdasarkan pada sumber pengadaannya. Agar
bahan baku dapat memenuhi kriteria yang diharapkan perlu juga untuk
memperhitungkan adanya beban yang terjadi pada bahan baku tersebut.
Menurut (Trianti & Sentosa, 2017), bahan baku adalah bahan mentah yang
belum diolah dan akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari
perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal pengadaan bahan baku, keberhasilan

1
2

perusahaan tergantung dari upaya untuk mencari dan memilih bahan baku yang akan
digunakan dalam proses produksi. Oleh karena itu, adanya bahan baku yang
berkualitas baik dan terhindar dari cacat akan memberikan kualitas produk yang baik
pula. Dalam rangka mendapatkan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan, perlu adanya peningkatan kualitas bahan baku dan kualitas
produk, sehingga diperoleh suatu produk yang sesuai dengan standar kualitas yang
diharapkan.
Dengan adanya bahan baku dengan kualitas baik maka akan maka akan
memberikan kualitas keluaran yang baik pula. Dengan kualitas bahan baku yang
semakin baik maka akan mengurangi terjadinya kesalahan produksi maupun proses
produksi ulang. Untuk mendapatkan bahan baku yang bermutu baik maka dilakukan
pengujian atau pengetesan bahan baku, maka dapat diketahui bahan baku yang sesuai
dengan kriteria yang ditetap kan oleh perusahaan dan mana yang tidak sesuai. Bila
mutu bahan baku sesuai dengan standar yang ditetapkan maka diharapkan adanya
produk yang bermutu baik pula. Kualitas adalah tolak ukur relatif terhadap perbaikan
(Farida, 2016). Kualitas produk merupakan keseluruhan karakteristik produk atau
jasa dari rancangan sampai pengiriman produk tersebut kepelanggan sesuai dengan
yang diharapkan tanpa melalui pembuatan yang berulang-ulang. Tanpa
memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan, itu berarti mematikan harapan bagi
perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga perusahaan akan menghasilkan
produk yang lebih rendah kualitasnya. Untuk memperoleh produk dengan kualitas
yang sesuai dengan yang distandarkan, perusahaan harus mengadakan pengawasan
bahkan sebelum proses produksi dimulai.
Produk yang sekarang dinyatakan mempunyai mutu baik, belum tentu
dinyatakan bermutu baik dimasa yang akan datang. Untuk itu, inovasi dalam produk
dengan cara pencarian atribut-atribut yang diharapkan oleh konsumen harus terus
dilakukan. Bahkan suatu produk tertentu dapat dipandang berbeda oleh konsumen
yang berbeda. Menurut (Ahmad Syaickhu, 2022) beberapa konsep mengenai produk
yang bermutu tersebut antara lain kesesuaian dengan persyaratan atau tuntutan,
kecocokan untuk pemakaian, perbaikan atau penyempurnaan berkelanjutan, bebas
dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan
setiap saat, melakukan segala sesuatu secara benar sejak awal dan sesuatu yang bisa
3

membahagiakan pelanggan. Ketujuh konsep ini mengenai produk yang bermutu pada
dasarnya sama, dan perusahaan dapat mengunakan yang manapun dari ketujuh
konsep tersebut. Pada dasarnya produk yang bermutu merupakan produk yang sesuai
dengan harapan konsumen. Sehingga konsumen akan merasa puas dengan produk
yang telah dibelinya. Mutu bahan baku bukan merupakan syarat mutlak, akan tetapi
juga tergantung pada sumber daya manusia dan faktor produk pendukung yang
dipergunakan untuk mengolahnya. Semakin baik peralatan yang dipergunakan untuk
mengolahnya dan didukung dengan tenaga kerja yang bermutu pula, maka produk
yang dihasilkan akan semakin tinggi mutunya dan sebaliknya apabila peralatan yang
digunakan tidak baik dan mutu tenaga kerja rendah maka produk yang dihasilkan
mutunya akan rendah. Untuk menghasilkan produk yang bermutu perlu diadakan
pengawasan yang bertujuan mengawasi seluruh proses atau kegiatan yang ada dalam
perusahaan. Pentingnya mengenai produk yang bermutu, maka setiap perusahaan
berusaha untuk melakukan pengawasan produk sehingga menghasilkan produk yang
bermutu yang diharapkan akan dapat meningkatkan pendapatan atau keuntungan,
pengawasan dimulai dari pemilihan bahan baku yang berkualitas.
Tas Anyaman Plastik Ibu Siti yang terletak di Jl. Trunojoyo No. 87, Kecamatan
Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur merupakan salah satu contoh usaha kecil atau
industri kecil. Industri kecil merupakan industri yang banyak dikelola oleh sebagian
besar masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan. Sehingga mempunyai potensi
untuk dikembangkan sebagai usaha untuk meningkatkan pendapatan. Salah satu
faktor yang harus diperhatikan dalam usaha tas anyaman plastik ibu Siti yaitu
pemilihan baku dalam produksi, kualitas bahan baku produksi, kualitas produk yang
dihasilkan serta harga jual yang diberikan. Dengan demikian usaha tas anyaman
plastik ibu Siti akan mengalami peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan.
Berdasarkan apa yang telah penulis paparkan diatas, maka penulis tertarik
untuk mengambil judul tentang “Kualitas Bahan Baku Produksi Pada UKM Tas
Anyaman Plastik Ibu Siti di Kota Batu”.

1.2. Tujuan
4

Adapun tujuan dari praktek kerja lapangan ini, yaitu untuk mengetahui jenis-
jenis bahan baku dan kualitas bahan baku yang digunakan dalam pembuatan tas
pada UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti.
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Penulis
a. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas praktek kerja lapangan
pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tribhuwana
Tunggadewi.
b. Menerapkan ilmu yang didapatkan pada bangku perkuliahan secara
langsung dilapangan.
c. Menambah pengalaman serta wawasan di bidang usaha kecil dan menengah.
d. Mendapat pengetahuan baru tentang dunia produksi dalam hal memilih
kualitas bahan baku dan kualitas produk.
e. Belajar untuk beradaptasi, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang-
orang yang sudah berpengelaman dalam dunia kerja.
f. Memberikan pengalaman baru.

1.3.2. Bagi Universitas


a. Hasil laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau referensi bagi
penulis berikutnya, secara khusus untuk mahasiswa Program Studi
Manajemen.
b. Mempererat hubungan dunia akademis dengan dunia usaha dalam
menghasilkan wirausaha muda yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan
dan menjadi wirausaha yang sukses.
c. Memberikan keterampilan bagi mahasiswa untuk terus menambah ilmu
pengetahuan terkhusus dibidang ekonomi.
d. Memberikan gambaran kepada mahasiswa ketika sudah terjun dalam dunia
kerja.
e. Menempatkan mahasiswa yang potensial untuk mendapatkan pengalaman
tentang dunia kerja.

1.3.3. Bagi Instansi


5

a. Membangun relasi yang positif antara instansi dengan universitas.


b. Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang berwawasan akademik dari
praktek kerja lapangan.

1.3.4. Bagi Khalayak Ramai


Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau referensi
baik itu sebagai tambahan maupun contoh bagi peneliti berikutnya yang akan
melakukan penelitian dengan laporan yang sama.

1.4. Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah UKM
Tas Anyaman Plastik Ibu Siti yang terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu. UKM
milik Ibu Siti Muslifah ini bergerak dibidang produksi tas anyaman plastik dengan
berbagai bentuk dan beraneka ragam motif.
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. Realiasi Pelaksanaan Kegiatan


2.1.1. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan praktek kerja lapangan ini dilaksanakan di UKM Tas Anyaman
Plastik Ibu Siti yang terletak di Jalan Trunojoyo No. 87 Junrejo, Kecamatan Junrejo,
Kota Batu, Jawa Timur. Kegiatan praktek kerja lapangan berlangsung selama 1 (satu)
bulan penuh yang dimulai dari awal bulan Februari sampai akhir bulan Februari
tepatnya mulai masuk praktek kerja lapangan berdasarkan kesepakatan dengan pihak
instansi yaitu mulai tanggal 1 Februari sampai 28 Februari 2022. Kegiatan praktek
kerja lapangan dilakukan setiap hari senin sampai kamis dan masuk sesuai dengan
jam kerja yang berlaku di UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti.
Sebelum melakukan kegiatan praktek kerja lapangan penulis melakukan
observasi awal ke instansi atau UKM yang akan menjadi tempat praktek kerja
lapangan. Observasi ini dilakukan pada bulan Januari sebelum kegiatan praktek kerja
lapangan dilaksanakan. Setelah tahap observasi, selanjutnya yaitu tahap pesiapan
pelaksanaan praktek kerja lapangan serta dilanjutkan dengan pengambilan data-data
yang diperlukan dalam menyusun laporan praktek kerja lapangan. Adapun rangkaian
kegiatan penulis selama melaksanakan praktek kerja lapangan mulai dari awal
sampai selesesai dapat dilihat dalam tabel dibawah.

No Tanggal Kegiatan
1 Selasa, 1 Februari 2022 a. Pengenalan tempat PKL.
b. Pengenalan dengan karyawan.
c. Kesepakatan dalam pelaksanaan PKL (jam
dan hari masuk PKL).
2 Rabu, 2 Februari 2022 a. Berkunjung kesalah satu rumah karyawan.
b. Melihat dan belajar dalam pembuatan tas
anting (tas plastik).
3 Kamis, 3 Februari 2022 a. Membantu karyawan menarik tali.
b. Membantu karyawan menggulung tali.
c. Wawancara ke salah satu karyawan terkait
bahan yang digunakan untuk membuat tas,
jenis tas dan ukuran bahan yang digunakan.

6
7

4 Senin, 7 Februari 2022 a. Membantu karyawan menurunkan barang


dari mobil.
b. Membantu karyawan menarik tali.
c. Membantu karyawan menggulung tali.
d. Wawancara singkat dengan pemilik UKM
terkait sejarah UKM.
5 Selasa, 8 Februari 2022 a. Membantu karyawan menggulung tali.
b. Membantu karyawan mengganti tali pada
mesin gulung.
6 Rabu, 9 Februari 2022 a. Membantu karyawan mengganti tali pada
mesin.
b. Mengawasi mesin gulung ketika penarikkan
tali.
7 Kamis, 10 Februari 2022 Libur
8 Senin, 14 Februari 2022 a. Membantu karyawan menggulung tali.
b. Mengawasi mesin gulung ketika penarikkan
tali.
9 Selasa, 15 Februari 2022 a. Membantu karyawan menggulung tali.
b. Membantu karyawan menarik tali.
10 Rabu, 16 Februari 2022 a. Wawancara singkat dengan pemilik UKM
terkait bahan baku dalam pembuatan tas.
11 Kamis, 17 Februari 2022 a. Monitoring pertama kegiatan PKL dengan
dosen pembimbing.
b. Wawancara dengan pemilik UKM terkait
kualitas dari bahan baku yang digunakan.
12 Senin, 21 Februari 2022 a. Monitoring kedua kegiatan PKL dengan
dosen pembimbing.
b. Mengawasi mesin gulung ketika penarikkan
tali.
13 Selasa, 22 Februari 2022 a. Membantu karyawan menggulung tali.
b. Membantu karyawan menarik tali.
14 Rabu, 23 Februari 2022 a. Membantu karyawan menggulung tali.
b. Mengawasi mesin gulung ketika penarikkan
tali.
c. Wawancara karyawan terkait jenis-jenis tas
yang diproduksi.
15 Kamis, 24 Februari 2022 a. Monitoring ketiga kegiatan PKL dengan
dosen pembimbing.
b. Membantu karyawan menarik tali.
c. Membantu karyawan menggulung tali.
d. Mengawasi mesin gulung krtika penarikkan
tali.
e. Perpisahan dengan pemilik UKM
Tabel 1.1. Jadwal kegiatan Praktek Kerja Lapangan
8

2.1.2. Hasil Kegiatan


Seteleh mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan yang dilaksanakan di UKM
Tas Anyaman Plastik Ibu Siti di Kecamatan Junrejo, Kota Batu selama satu (1) bulan
penuh, penulis banyak mendapatkan tambahan wawasan terutama dalam dunia
produksi. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dilapangan, untuk bahan baku
dalam pembuatan tas sangat terpenuhi meskipun pihak UKM kebanjiran pesanan dari
pelanggan dan kualitas bahan baku produksi serta motif pada tas sangat menentukan
harga jual produk pada UKM. Hal ini sesuai dengan judul dalam praktek kerja
lapangan yang penulis angkat.

2.2. Metode dan variabel yang diamati


2.2.1. Sumber data
a. Data primer
Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung dari sumber data
pertama dilokasi tempat praktek kerja lapangan atau obyek pada PKL. Penulis
menggunakan sumber data primer berupa hasil wawancara maupun observasi
secara langsung dengan ibu Siti selaku pemilik UKM dan beberapa karyawan.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan secara tidak langsung tetapi
diperoleh melalui orang atau pihak lain misalnya dokumen laporan-laporan,
buku-buku, telaah pustaka, media online, jurnal penelitian, artikel dan majalah
ilmiah yang isinya tidak jauh dengan yang judul yang diambil.

2.2.2. Metode Pengumpulan Data


Dalam melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan ini penulis melakukan
pengumpulan data dengan beberapa cara, diantaranya yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah sebuah metode pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang konkret pada subyek pengamatan dengan disertai
pencatataan terhadap pihak maupun objek sasaran pada sebuah gejala-gejala yang di
amati, dalam metode observasi biasanya dilakukan pengamatan. Menurut Saebani
(2008:186) metode observasi adalah salah satu metode pengumpulan data dimana
9

pemeriksa melihat dan mengamati secara visual sehingga validitas data sangat
tergantung pada kemampuan observasi. Teknik observasi digunakan untuk
mengamati atau mencatat suatu subyek atau untuk mengetahui sebuah fenomena
berdasarkan pengetahuan dan hasil pengamatan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dalam pengamatan.
Metode observasi ini memudahkan penulis dalam melakukan pengamatan
secara langsung untuk mengetahui secara jelas dan dapat teruji kualitas dari kegiatan
yang dilakukan oleh pemilik dan para karyawan ditempat praktek kerja lapangan
karena dapat memberikan catatan peristiwa secara kronologis dan runtun.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik dalam mengumpulkan data dengan
cara mengajukan pertanyaan kepada narasumber atau proses tanya jawab secara lisan
antara dua orang atau lebih yang berhadap-hadapan secara fisik. Menurut Muri
Yusuf (2013: 152) secara sederhana dikatakan bahwa wawancara (interview) adalah
suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan
sumber informasi atau orang yang diwawancarai (narasumber) melalui komunikasi
langsung. Menurut Fandi Rosi (2016:1) metode wawancara merupakan salah satu
cara dalam pengumpulan data maupun informasi yang ingin diketahui. Metode
wawancara digunakan untuk menangkap aksi dan reaksi dari proses tanya jawab.
c. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015:329) adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-
data dari catatan, gambar dokumen serta administrasi yang sesuai dengan masalah
yang diamati.
Menurut Ditha ( 2018:17 ) dokumentasi adalah sebuah cara dalam bentuk
media guna menyediakan informasi yang relevan. Adapun fungsi dokumentasi secara
umum yaitu untuk menyediakan dan memberikan informasi terkait isi dokumen
untuk penggunaannya serta menjamin keutuhan dan data yang tercakup didalam
dokumentasi. Metode dokumentasi ini memberikan informasi secara nyata bahwa
penulis telah melaksanakan praktik kerja lapangan pada UKM Tas Anyaman Plastik
10

Ibu Siti dan memberikan bukti secara fisik serta akurat terkait keterangan tempat,
waktu dan menyimpan bukti fisik agar dapat disusun dalam laporan. Dokumentasi
penulis berfokus pada kualitas bahan baku produksi dan jenis-jenis tas pada UKM
yang diolah berdasarkan sistem pengolahan data yang di ambil secara langsung di
lapangan.

2.2.3. Variabel Yang Diamati


Berdasarkan judul kegiatan praktek kerja lapangan yang penulis angkat yaitu
pemilihan baku baku produksi pada UKM tas anyaman plastik ibu Siti di Kota Batu.
Maka variabel yang penulis amati yaitu sebagai berikut:
a. Bahan baku produksi
Bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses
menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari
perusahaan. Bahan baku merupakan faktor penting yang ikut menentukan tingkat
harga pokok dan kelancaran proses produksi usaha. Bahan baku merupakan barang-
barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti
biayanya. Secara umum bahan baku merupakan bahan mentah yang menjadi dasar
pembuatan suatu produk yang mana bahan tersebut dapat diolah melalui proses
tertentu untuk dijadikan wujud yang lain.
b. Kualitas produk
Produk adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing,
disamping harga dan jangkauan distribusinya. Setiap perusahaan berupaya untuk
mengembangkan produknya, agar mampu bersaing dengan produk-produk
pesaingnya di pasar. Salah satu unsur yang terpenting dalam produk adalah kualitas.
Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan sehingga
definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan
konsumen (Rifa’i et al., 2020). Kualitas produk yang ditetapkan oleh perusahaan
adalah suatu keadaan produk yang terbaik, yang berguna untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan dari konsumen. Kepuasan konsumen merupakan salah satu tujuan dari
perusahaan dalam memproduksi suatu produk atau barang. Apabila suatu perusahaan
11

ingin menetapkan kualitas suatu produk, maka perlu memperhatikan faktor dan sifat
produk yang bersangkutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dari kualitas suatu
produk adalah sebagai berikut:
1. Fungsi suatu barang
Suatu barang yang dihasilkan memerlukan perhatian fungsi barang tersebut,
sehingga barang yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya. Karena
kualitas barang tidak hanya menyangkut tentang barangnya saja akan tetapi
menyangkut pula kebijakan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar dan kebutuhan
investasi, maka tingkat kualitas barang tergantung pada tingkat pemenuhan fungsi
kepuasan penggunaan barang tersebut.
2. Wujud luar
Salah satu faktor yang penting dan seringkali digunakan oleh tingkat konsumen
dalam memilih suatu barang, pertama-tama adalah menentukan kualitas barang
tersebut yang ada di luar atau wujud luarnya. Karena masih sering terjadi
walaupun barang yang dihasilkan secara teknis telah maju tetapi apabila wujud
luarnya kurang dapat diterima konsumen, maka barang tersebut kurang pula
disenangi oleh para konsumen.
3. Biaya barang
Biaya dan harga suatu barang akan menentukan kualitas suatu barang tersebut.
Hal ini akan terlihat pada barang yang mempunyai biaya yang mahal dapat
memberikan kualitas yang tinggi sesuai dengan tingkat tingginya biaya suatu
barang. Hal ini dapat terjadi karena biasanya untuk mendapatkan kualitas yang
baik dibutuhkan biaya yang lebih tinggi. Perlu kiranya disadari mengenai biaya
pembuatan barang bahwa tidak selamanya biaya suatu barang dapat menentukan
kualitas karena biaya yag diperkirakan tidak selamanya biaya yang sebenarnya,
sehingga sering terjadi inefisiensi. Jadi, tidak selamanya biaya atau harga itu lebih
murah daripada nilai barang yang bersangkutan. Akan tetapi, kadang-kadang
terjadi biaya atau harga suatu barang lebih tinggi dari nilai sebenarnya, karena
adanya inefisiensi dalam menghasilkan suatu barang dan keuntungan yang
diambil.
12

c. Harga
Harga merupakan alat pengukur dasar suatu sistem ekonomi karena harga
mempengaruhi alokasi faktor-faktor produksi. Harga didasarkan pada nilai bahwa
seseorang atau pengusaha bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki
kepada pihak lain. Hubungan harga dengan keputusan pembelian yaitu harga
mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian, semakin tinggi
harga, maka keputusan pembelian rendah, sebaliknya jika harga rendah, maka
keputusan pembelian tinggi. Penerapan harga bertujuan untuk mencapai
memperoleh keuntungan, penetapan harga sangatlah berpengaruh pada penetapan
posisi produknya yang berdasarkan kualitas. Penetapan harga jual harus
disesuaikan dengan daya beli konsumen yang dituju dan dengan
mempertimbangkan faktor biaya, laba, pesaing dan perubahan keinginan pasar.
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau
jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki
atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga merupakan elemen bauran
pemasaran yang dapat menghasilkan pendapatan melalui penjualan. Oleh karena
itu, perusahaan harus dapat menetapkan harga produknya dengan baik dan tepat
sehingga konsumen tertarik dan mau membeli produk yang ditawarkan agar
perusahaan mendapatkan keuntungan. Harga merupakan unsur terpenting kedua
dalam bauran pemasaran setelah produk dan merupakan satu-satunya unsur dalam
bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan, sedangkan unsur-
unsur lainnya merupakan pengeluaran biaya.
BAB III

ANALISIS DAN EVALUASI

3.1. Gambaran umum lokasi

Gambar 3.1. Lokasi UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti


Sumber data Google Maps

Dalam upaya mendapatkan konsumen sebanyak mungkin, ada beberapa faktor


yang harus diperhatikan oleh pengusaha. Salah satu faktor tersebut adalah pemilihan
lokasi. Dari beberapa pilihan lokasi usaha, pengusaha diharuskan untuk jeli dalam
memilih lokasi karena hal ini berdampak pada proses berjalannya usaha. Lokasi
adalah tempat usaha beroperasi atau tempat usaha melakukan kegiatan untuk
menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan (Tio Hanggita, 2018). Pemilihan
lokasi usaha dipengaruhi beberapa faktor berbeda penerapannya bagi satu usaha
dengan usaha yang lain, sesuai produk dan jasa yang dihasilkan. Ketepatan dalam
pemilihan lokasi merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh pelaku
usaha sebelum membuka usahanya. Menurut (Nur, 2015) faktor-faktor yang

13
14

mempengaruhi pemilihan lokasi antara lain yaitu lingkungan masyarakat,


ketersediaan sumber alam, tenaga kerja, kedekatan dengan pasar, ketersediaan
transportasi, pembangkit tenaga serta ketersediaan tanah untuk perluasan usaha.
Lokasi adalah tempat dimana orang bisa berkunjung atau tempat para konsumen
untuk berbelanja, dapat mengetahui tempat atau daerah yang ingin di kunjungi,
tempat perusahaan melakukan semua aktivitas operasional serta tempat untuk
melakukan kegiatanmenghasilkan produk-produk. Hubungan lokasi dengan
pemasaran adalah sebuah keuntungan bagi suatu perusahaan terutama dalam
memasarkan produk-produknya. Hal ini dikarenakan lokasi dapat memberitahukan
kepada para konsumen dimana letak atau tempat perusahaan tersebut. Lokasi usaha
adalah hal yang harus dipertimbangkan oleh setiap perusahaan dan UMKM. Lokasi
usaha yang strategis menjadi faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan
suatu usaha.

3.1.1. Sejarah kantor


UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti merupakan sebuah usaha milik
perseorangan atau home industri yang bergerak dibidang pembuatan tas anyaman
plastik. UKM yang terletak di Jalan Trunojoyo No. 87 Junrejo, Kecamatan Junrejo,
Kota Batu ini sudah berdiri sejak 21 tahun yang lalu tepatnya UKM ini dirintis pada
tahun 2001 dengan modal awal sebesar Rp 1.000.000,-. Didalam merintis usaha ini
ibu Siti selaku owner dibantu oleh beberapa karyawan.
Sebelum menekuni usaha ini, ibu Siti membuka usaha keramik dikarenakan
penghasilan yang tidak sesuai dan usahanya tidak berkembang, sehingga membuat
ibu Siti harus beralih ke usaha lain yaitu membuat kerajinan tangan berupa aneka tas
anyam dengan bahan dasar plastik. Didalam menjalankan usahanya ibu Siti dihadapi
oleh beberapa hambatan diantaranya modal yang minim serta kurangnya tenaga
kerja. Tidak hanya itu, dalam memasarkan produknya usaha Ibu Siti ini mengalami
kesulitan dikarenakan jangkauan pemasaran pada awalnya sangat terbatas. Namun,
seiring dengan berjalannya waktu proses penjualan produk semakin dikenal oleh
masyarakat luas serta penjualannya mengalami peningkatan. Sejauh ini, usaha ibu
Siti mengalami peningkatan penjualan produknya bahkan sudah dipasarkan sampai
keluar kota seperti Surabaya, Madura, Sulawesi dan Kalimantan. Terhitung mulai
15

dari awal berdiri hingga saat ini UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti sudah

Ibu Siti

Pemilik UKM

Pemotong Tali Pengrajin (Pembuat Tas)

Karyawan Karyawan
mempekerjakan sebanyak 60 orang karyawan.
3.1.2. Struktur organisasi

Gambar 3.2. Struktur UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti


Sumber data UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti

Dalam UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti, struktur organisasninya sangat
sederhana yakni hanya terdiri atas pemilik usaha, karyawan pemotong tali dan
karyawan pengrajin (pembuat tas). Terkadang ibu selaku pemilik usaha juga ikut
membantu dalam proses pemotongan tali dan dibantu oleh suami dan anaknya.

3.1.3. Pembagian tugas struktur


a. Pemilik UKM
Sebagai pemilik usaha tugas ibu Siti, sebagai berikut:
1. Mengawasi kinerja para karyawan.
2. Memberikan tugas kepada masing-masing karyawan.
3. Mengatur keuangan usaha.
4. Mencatat kegiatan operasional usaha.
b. Karyawan pemotong tali
1. Memotong berbagai macam ukuran tali
16

c. Karyawan pengrajin (pembuat tas)


1. Membuat atau menganyam tas dengan berbagai bentuk sesuai pesanan
baik itu tas anting keranjang, tas anting kepang dan lain-lainnya.

3.1.4. Proses produksi


Proses menciptakan produk yang berkualitas tinggi tidak terlepasnya dari
adanya proses produksi yang baik dan tepat. Proses produksi tersebut tidak hanya
sebatas proses mengubah input menjadi output, tetapi juga proses menemukan suatu
cara untuk memproduksi produk yang memenuhi persyaratan dari pelanggan dan
spesifikasi produk yang ada dalam batasan biaya yang ada dan batasan manajerial
lainnya. Pada perusahaan industri, ketersediaan bahan baku merupakan bagian
penting yang sangat diperlukan dalam proses produksi. Proses produksi adalah suatu
cara, metode maupun teknik bagaimana penambahan manfaat atau penciptaan
faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dapat
bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan konsumen. proses produksi merupakan
kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau
menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses produksi yang
bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses produksi yang
mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan
proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau kegunaan suatu barang
atau jasa dapat dilihat pada proses produksi yang merubah barang setengah jadi
menjadi barang jadi
Proses produksi yang baik dibutuhkan keseimbangan antara faktor produksi,
seperti bahan baku, modal, mesin, metode dan sumber daya manusia. Khusus bahan
baku seringkali menjadi faktor penting, dikarenakan persediaan bahan baku
merupakan unsur utama dalam kelancaran proses produksi. Oleh karena itu setiap
perusahaan harus memiliki perencanaan kebutuhan bahan baku yang baik dan harus
diselaraskan dengan setiap kebutuhan didalam perusahaan tanpa terkecuali(Ayu
Chintia Cahyani, 2019).
17

Proses produksi merupakan kegiatan yang penting dalam pelaksanaan produksi


suatu perusahaan, sehingga kelancaran dalam pelaksanaan proses produksi menjadi
suatu hal yang sangat diharapkan oleh setiap perusahaan. Hal ini karena proses
produksi merupakan cara, metode maupun teknik bagaimana kegiatan penambahan
faedah atau penciptaan faedah tersebut dilaksanakan. Kelancaran dalam proses
produksi sangat ditentukan oleh pengendalian proses produksi yang dijalankan oleh
perusahaan yang bersangkutan selai itu kelancaran proses produksi juga sangat
dipengaruhi oleh sistem produksi yang telah dipersiapkan sebelum perusahaan
melaksanakan proses produksi. Selain itu, demi kelancaran proses produksi
diperlukan pula pengendalian proses produksi yang akan mengendalikan seluruh
komponen penting dalam suatu perusahaan.

No Proses produksi
1 Persiapkan bahan baku untuk membuat tas, yaitu tali semi dan tali stripping.
2 Potong tali sesuai dengan ukuran tas yang akan dibuat.
3 Kemudian, ikat tali yang sudah dipotong sesuai ukuran tas yang akan dibuat.
4 Siapkan alat cetakan untuk tas yang bentuk pondasi dasarnya segi empat
guna mempermudah dalam proses penganyaman.
5 Anyam tas dengan menggunakan cetakkan yang telah disediakan.
6 Untuk tas selempang bisa langsung dianyaman tanpa menggunakan
cetakkan.
7 Selanjutnya, tahap finishing tas anyaman sudah siap untuk dipasarkan.

Tabel 2.1. Proses produksi tas

3.1.5. Produk
Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk
merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di
konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari
perusahaannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang
lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan, garansi dan
rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan membeli produk
18

tersebut. Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk,
perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya. Pembeli akan
membeli produk kalau merasa cocok, karena itu produk harus disesuaikan dengan
keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil. Dengan kata
lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera
konsumen. Menurut (Rifa’i et al., 2020) Produk adalah segala sesuatu yang
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang
dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Produk yang dipasarkan
meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti,
organisasi,informasi, dan ide.

Tas kotak besar

Tas kosmetik

Tas kepang jumbo


19

Tas pita selang kecil

Gambar 3.3. Beberapa jenis tas pada UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti
Sumber data UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti
3.1.6. Wilayah Pemasaran
Pemasaran (marketing) dimaknai sebagai aktivitas sosial yang melibatkan
hubungan antara produsen dan konsumen. Menurut (Wahyono, 2011) pemasaran
diartikan sebagai proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh individual
maupun kelompok dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui suatu
proses penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain. Guna
memperluas pola distribusi dan jaringan pemasaran, UKM harus mampu mencapai
pasar baik secara online maupun offline. Menurut (Muhfiatun & Rudi Nugroho,
2018) pemasaran online bisa dilakukan dalam bentuk website daerah secara terpusat
dengan mencantumkan produk dan profil pengusaha lengkap atau juga bisa melalui
pemanfaatan media sosial yang berkembang. Dalam pemasaran secara offline, UKM
bisa menerapkan 2 (dua) jenis alur distribusi, yaitu two level chanel dan three level
chanel. Two level chanel adalah alur tata niaga yang mana terdapat dua pedagang
perantara yaitu pedangang besar dan pengecer. Sedangkan three level chanel terdiri
dari 3 pedagang perantara. Selain pedagang besar dan pengecer, juga terdapat
pedagang pemborong yang menyalurkan dari pedagang besar ke pengecer, hingga
sampai kepada konsumen. Dengan adanya saluran distribusi melalui jaringan luas
dapat berdampak pada luasnya pangsa pasar sehingga akan lebih mudah
terjangkaunya konsumen potensial. Selain itu, adanya saluran distribusi pemasaran
yang sistematis akan memudahkan UKM untuk melakukan ekspansi pasar.
Adapun pemasaran secara offline berhubungan dengan pola distribusi dan
wilayah pemasaran, yaitu dengan membuat rantai jaringan pemasaran. Dengan
adanya saluran distribusi melalui jaringan luas dapat berdampak pada luasnya pangsa
pasar sehingga akan lebih mudah terjangkaunya konsumen potensial. Untuk UKM
Tas Anyam Plastik Ibu Siti sudah mampu memperluas jangkauan wilayah
20

pemasarannya. Wilayah pemasaran adalah suatu wilayah yang dimana suatu produk
dalam dijual atau dipasarkan. Adapun untuk wilayah pemasaran tas pada UKM ibu
Siti sebagai berikut:

No Jangkauan pemasaran Kota tujuan


1 Pemasaran didalam kota Batu, Malang dan Tulungagung
2 Pemasaran diluar kota Surabaya, Madura, Sulawesi dan Kalimantan
Tabel 3.1. Wilayah pemasaran
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Manajemen Produksi


Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen
yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat. Manajemen dituntut untuk melakukan perencanaan anggaran dan
pengendalian produksi yang efektif dan efisien sesuai dengan fungsi-fungsi
manajerialnya. Sehingga, akan menghasilkan produk yang optimal serta keputusan
yang tepat untuk kepentingan dan kemajuan perusahaan agar tujuan perusahaan
dapat tercapai. Kegiatan produksi merupakan salah satu aktifitas ekonomi yang
sangat menunjang selain kegiatan konsumsi. Kegiatan konsumsi dan produksi adalah
satu mata rantai yang saling berkaitan dan tidak bisa saling dilepaskan. Proses
manufaktur dan produksi, adalah dua proses yang berbeda.
Produksi adalah kegiatan yang dilakukan manusia dalam menghasilkan suatu
produk baik barang maupun jasa yang kemudian di manfaatkan oleh konsumen.
Selain itu produksi juga merupakan segala kegiatan dalam menciptakan dan
menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa. Manajemen Produksi
merupakan suatu aktivitas usaha yang dilakukan oleh sekelompok manusia yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dengan cara
yang efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan adanya manajemen
produksi diharapkan perusahaan dapat melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan sesuai dengan apa yang telah dianggarkan oleh perusahaan, sehingga
tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan terhadap anggaran produksi.
Proses Manufaktur dan Produksi, adalah dua proses yang berbeda (Rudiawan,
2021). Dalam istilah yang sempit, proses mengubah bahan mentah menjadi produk
jadi melalui berbagai proses, mesin dan energi disebut Manufaktur. Sementara itu,
produksi adalah proses mengubah input menjadi output. Ini adalah istilah yang lebih
luas. Pengendalian produksi yang didukung oleh seorang controller yang membantu
manajer perusahaan untuk menganalisis, melakukan penilaian, merekomendasi serta
memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan produksi
diharapkan kemungkinan penyimpangan yang terjadi dapat ditekan semaksimal

21
22

mungkin, sehingga sesuai dengan tujuan perusahaan, yaitu dalam mencapai


efektivitas terhadap produksi.

4.2. Pemilihan Bahan Baku Produksi


Faktor penting dalam suatu perusahaan adalah bahan baku, karena bahan baku
merupakan sumber utama jalannya produksi. Masalah penentuan besarnya
persediaan merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena persediaan
mempunyai efek langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam
menentukan besarnya investasi dalam persediaan akan menekan keuntungan
perusahaan (Howara, 2017). Pembelian bahan baku pada perusahaan manufaktur
biasanya dilakukan oleh divisi purchasing. Purchasing dalam perusahaan
manufaktur dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mendapatkan barang-barang
seperti bahan baku produksi dan bahan pembantu produksi lainnya. Bahan baku
merupakan bahan yang berhubungan dengan proses pembuatan barang setengah jadi
atau barang jadi, yang diolah perusahaan manufaktur. Pembelian bahan baku
biasanya dilakukan oleh perusahaan besar maupun perusahaan kecil, kepala
departemen memiliki wewenang untuk membeli bahan baku sesuai dengan
kebutuhan.
Menurut Sofjan (2008) bahan baku merupakan barang-barang berwujud yang
digunakan dalam proses produksi, barang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam
ataupun dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi
perusahaan pabrik yang menggunakannya. Bahan baku diperlukan oleh pabrik untuk
diolah, yang setelah mengalami beberapa proses diharapkan menjadi barang jadi.
Pada UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pemilihan bahan baku produksi diantaranya sebagai berikut :
a. Efisiensi bahan baku
Dengan memegang prinsip ekonomi dan berlandaskan pada perhitungan-
perhitungan yang memadai, maka diharapkan biaya produksi pada tiap-tiap unit
dapat ditekan sekecil mungkin. Hal ini dimaksudkan agar hasil-hasil produksi dapat
bersaing dipasaran terhadap produk-produk lain dengan spesifikasi yang sama. Pada
23

UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti jika dilihat dari segi efisiensi bahan, UKM ini
belum bisa menerapkannya dengan baik. Efisiensi bahan pada UKM Tas Anyaman
Plastik Ibu Siti sangat kurang efisien karena masih banyak bahan yang disia-siakan,
hal ini diakibatkan minimnya peralatan yang canggih dalam memotong bahan baku.
b. Bahannya mudah untuk didapatkan
Didapat dalam perencanaan suatu produk, apakah bahan yang digunakan
mudah didapatkan atau tidak. Walaupun bahan yang direncanakan sudah cukup baik
tetapi tidak didukung oleh persediaan dipasaran, maka perencanaan akan mengalami
kesulitan atau masalah dikemudian hari karena hambatan bahan baku. Untuk itu
harus terlebih dahulu mengetahui apakah bahan yang akan digunakan itu mempunyai
komponen pengganti tersedia dipasaran. Dalam pemasokan bahan, UKM Tas
Anyaman Plastik Ibu Siti tidak mengalami kendala dalam bahan baku. Berdasarkan
hasil wawancara UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti selalu tercukupi dalam bahan
baku meskipun pesanan dari pelanggan dalam jumlah yang banyak.
c. Spesifikasi bahan yang dipilih
Pada bagian ini penempatan bahan harus sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya sehingga tidak terjadi adanya beban yang berlebihan pada bahan yanag
tidak mampu menerima beban tersebut. Dengan demikian pada perencanaan bahan
yang akan digunakan harus sesuai dengan fungsi yang berbeda antara bagaian satu
dengan bagian yang lain, dimana fungsi dari masing-masing bagian tersebut saling
mempengaruhi antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. UKM Tas
Anyaman Plastik Ibu Siti sangat memperhatikan spesifikasi bahan yang akan
digunakan, untuk bahan baku UKM ini menggunakan 4 (empat) bahan baku dasar
yaitu tali semi besar, tali semi kecil, strapping dan tali kaca dan ini tentunya menjadi
ciri khas atau pembeda dari produk lainnya yang sejenis.
d. Kekuatan bahan baku
Dalam hal ini untuk menentukan bahan yang akan digunakan haruslah
mengetahui dasar kekuatan bahan serta sumber pengadaannya, mengingat
pengecekan dan penyesuaian suatu produk kembali kepada kekuatan bahan yang
akan digunakan. Dari segi kekuatan bahan, bahan baku pada UKM Tas Anyaman
Plastik Ibu Siti bisa menjamin 1-1,5 tahun lamanya penggunaaan dan tentunya ini
bisa menjadi nilai tambah dalam penjualan kepada pelanggan.
24

4.3. Kualitas Bahan Baku Produksi


Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk,
perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya. Pembeli akan
membeli produk kalau merasa cocok, karena itu produk harus disesuaikan dengan
keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil. Dengan kata
lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera
konsumen. Saat ini semua produsen memahami begitu pentingnya peranan arti
kualitas produk yang unggul untuk memenuhi harapan pelanggan pada semua aspek
produk yang dijual kepasar. Para pengusaha pun menyadari dan mempercayai adanya
keterhubungan langsung antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian
konsumen yang pada akhirnya akan meningkatkan pangsa pasar.
Kualitas produk mencerminkan kemampuan produk untuk menjalankan
tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan,
kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-ciri lainnya. Kualitas
produk merupakan salah satu hal yang penting dalam memilih suatu produk.
Konsumen menginginkan kualitas produk yang terbaik dalam melakukan keputusan
pembelian. Kualitas produk (product quality) adalah ciri dan karakteristik suatu
barang atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kualitas produk adalah faktor yang paling
penting bagi pemilihan masing-masing merk atau model, terutama dilingkungan
pasar dimana dengan tingkat persaingan yang ketat dan penetapan harga yang
kompetitif. Kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang
menghasilkan manfaat bagi konsumen.
Pemilihan bahan baku pada UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti dalam
pembuatan produknya sangat menentukan kualitas dari produk yang dihasilkan
sehingga harga jual dari produk bergantung pada kualitas bahan yang digunakan,
semakin tinggi kualitas produk semakin tinggi harga jual produk dan untuk kualitas
produk sangat memperhatikan tingkat kepuasan dari konsumen.
Baik buruknya kualitas suatu produk dinilai oleh pelanggan yang berdasarkan
persepsi pelanggan. Maka, dari itu pihak UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti dalam
25

menjual produknya selain menimbang dari segi kualitas juga sangat memperhatikan
kebutuhan dan keinginan para konsumen. Hal ini bisa dilihat dengan adanya beragam
motif tas yang ditawarkan. Motif tas disini tentunya sangat disesuaikan dengan
kebutuhan pelanggan. Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan pengalaman mereka
terhadap produk atau jasa yang dibeli. Adapun tujuan kualitas dari suatu produk
adalah sebagai berikut:
a. Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang telah
ditetapkan.
b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
c. Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi sekecil
mungkin.
d. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

4.4. Masalah Yang Dihadapi


Berdasarkan kegiatan praktek kerja lapangan yang sudah penulis laksanakan di
UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti di Kecamatan Junrejo, Kota Batu secara garis
besar ada beberapa masalah yang dihadapi oleh UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti.
Permasalahan dalam suatu usaha akan menghambat jalannya proses produksi pada
badan usaha yang bersangkutan. Adapun beberapa masalah yang penulis dapat
jelaskan diantaranya, yaitu:
a. Semua bagian produksi masih dilakukan secara manual
Dalam menjalankan sebuah usaha bagian produksi merupakan hal yang sangat
penting karena dibagian ini semua bahan baku mulai diolah menjadi barang setengah
jadi dan barang jadi. Untuk menunjang kelancaran produksi, tentunya memerlukan
unit-unit atau bagian produksi yang sudah canggih hal ini bisa dilihat dari salah
satunya yaitu mesin yang digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, pada UKM
Tas Anyaman Plastik Ibu Siti mulai dari pemotongan tali, pengukuran panjang tali
sampai proses pembuatan tas masih dilakukan secara manual. Hal ini tentunya akan
membuat proses produksi tidak efisien ditambah lagi dengan pesanan yang banyak
setiap minggunya. Tidak hanya itu, pada bagian mesin produksi juga masih
dilakukan secara manual. Dengan menggunakan peralatan yang masih manual
tentunya kualitas dari produk yang dihasilkan secara tidak langsung akan kalah saing
26

dengan produsen yang memproduksi produk yang sejenis dengan menggunakan


peralatan yang sudah canggih.

b. Pengukuran bahan bahan baku produksi tidak menggunakan meteran


Untuk menghemat dan menekan efisiensi bahan baku sebaiknya dilakukan sesuai
dengan kebutuhan produksi. Pada UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti, pada bagian
pengukuran tali yang akan digunakan dalam membuat tas dilakukan dengan
perkiraan sesuai dengan ukuran tas yang akan dibuat tidak menggunakan meteran.
Hal ini tentunya akan membuat bahan baku yang digunakan dalam (1) satu gulungan
dapat menghasilkan berapa tas tidak bisa diprediksi dengan tepat dan tentunya akan
membuat pemborosan pada bagian bahan baku. Tidak tepatnya pengukuran dalam
bahan baku, tentu akan membuat produk yang dihasilkan tidak maksimal dan ini
akan memberikan dampak pada kualitas produk yang diberikan kepada pelanggan.
Misalnya saja, untuk membuat tas kosmetik, bahan yang digunakan sepanjang 50
meter akan tetapi ketika dilakukan pemotongan tali untuk bahan tas oleh karyawan
kurang dari 50 meter tentunya tas yang dihasilkan tidak akan maksimal.

4.5. Solusi Yang Ditawarkan


Karena adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh UKM Tas Anyaman Plastik
Ibu Siti, maka ada beberapa solusi yang ditawarkan untuk karyawan maupun pemilik
usaha dalam menghadapi masalah dan mengembangkan usaha tersebut. Solusi
dihadirkan karena memiliki peranan penting dalam memecahkan masalah yang
dialami suatu perusahaan atau UKM. Maka dari itu Solusi-solusi yang ditawarkan
adalah sebagai berikut :
a. Mengganti beberapa bagian produksi dengan tenaga mesin
Fasilitas ini bisa berupa alat-alat yang digunakan dalam proses produksi
pembuatan tas. Alat-alat dalam proses pembuatan tas anyaman plastik ini tergolong
masih sederhana. Hal ini yang menjadi masalah dalam proses pembuatan tas. Agar
hal tersebut bisa diatasi penulis menawarkan kepada pemilik usaha untuk membenahi
dan mengganti alat-alat yang tidak layak pakai dengan yang baru dan mengganti
beberapa bagian produksi dengan mesin yang canggih. Mesin yang modern sangat
menunjang keberlangsung proses produksi dengan cepat dan lancar dan tidak hanya
27

itu dengan menggunakan mesin yang canggih tentunya untuk kualitas yang
dihasilkan juga tidak akan kalah bersaing dengan produsen yang memproduksi
produk yang homogen. Karena, bagi konsumen kualitas dari produk merupakan salah
satu nilai yang perlu dipenuhi disamping nilai kegunaan produk tersebut.

b. Membuat pengukuran yang sistematis


Pembuatan pengukuran yang sistemastis tentu akan lebih memudahkan pemilik
usaha dalam menghitung jumlah produksi per gulungan. Tidak hanya itu dengan
adanya pengukuran yang sistematis ini juga bisa menghemat dalam penggunakan
bahan bahu karena untuk ukuran setiap tas sudah diukuran dengan tepat sehingga
tidak akan membuat ukuran tas yang lebih dari standar produksi. Dengan
menerapkan pengukuran yang sistematis dalam artian membuat ukuran yang jelas,
misalnya untuk membuat tas kotak jumbo dalam pengukuran bahannya
menggunakan ukuran 10 meter. Dengan pengukuran yang tepat, tentunya produk
yang dihasilkan juga akan maksimal dan dari segi kualitas pasti sudah terjamin
karena tidak mengalami kekurangan ataupun kelebihan bahan dalam proses
pembuatannya.

4.6. Strategi Pengembangan Usaha


4.6.1. Pengertian pengembangan usaha
Pengembangan usaha adalah tugas dan proses persiapan analisis tentang
peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang
pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan
implementasi dari peluang pertumbuhan usaha. Sedangkan untuk usaha yang
berskala besar, terutama dibidang teknologi industri pengembangan usaha
merupakan istilah yang sering mengacu pada pengaturan dan mengelola hubungan
strategis dan aliansi dengan yang lain perusahaan pihak ketiga. Dalam hal ini
perusahaan dapat memanfaatkan satu sama lain keahlian, teknologi atau kekayaan
intelektual untuk memperluas kapasitas mereka untuk mengidentifikasi, meneliti,
menganalisis dan membawa ke pasar bisnis baru dan produk baru, pengembangan
bisnis berfokus pada implementasi dari rencana bisnis strategis melalui ekuitas
pembiayaan, akuisisi atau divestasi teknologi, produk dan lain-lain. Dalam
28

menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, kita dituntut untuk dapat
mengembangkan usaha, supaya usaha kita dapat maju dan besar serta menjadi
pengusaha yang sukses.

4.6.2. Strategi dan cara penembangan usaha


Berdasarkan permasalahan yang ada pada UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti
untuk keberlangsungan dalam jangka panjang maka perlu diterapkan beberapa
strategi untuk mengembangkan UKM ini, diantaranya yaitu:
a. Memperbanyak kerjasama dengan para penjual dari luar pulau
Jaringan kerjasama yang luas tentu akan memberikan nilai positif untuk tingkat
penjualan produk. Demikian juga dengan UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti,
jika melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dari luar omset penjualan juga
akan bertambah.
b. Membuat toko e-commer
Didalam melakukan pemasaran produk tidak bisa hanya dilakukan secara manual
dan tradisional, apalagi di zaman yang sudah seba digital saat ini. Pemanfaatan
teknologi tentu sangat membantu dan mempermudah dalam proses pemasaran
produk. Untuk pembuatan online shop saat ini sangat mudah bisa dilakukan
dimana saja dan kapan saja dan tentunya platform yang menyediakannya pun
banyak bisa melalui shopee, lazada, tokopedia dan masih banyak platform
lainnya.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Bahan baku merupakan bahan mentah yang menjadi dasar pembuatan suatu
produk yang mana bahan tersebut dapat diolah melalui proses tertentu untuk
dijadikan wujud yang lain. Bahan baku merupakan faktor penting yang ikut
menentukan tingkat harga pokok dan kelancaran proses produksi usaha, pada UKM
Tas Anyaman Plastik Ibu Siti menggunakan 4 (empat) bahan baku dasar yaitu tali
semi besar, semi kecil, strapping dan tali kaca. Unsur terpenting dalam produk
adalah kualitas. Pemilihan bahan baku dalam pembuatan produk pada UKM Tas
Anyaman Plastik Ibu Siti sangat menentukan harga jual dari produk yang dihasilkan.
Bahan baku yang digunakan pada UKM Tas Anyaman Plastik Ibu Siti tidak
mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, akan tetapi memberikan pengaruh
dari segi efisiensi bahan baku masih sangat rendah karena pada bagian pemotongan
dan pengukuran masih dilakukan secara manual dan melalui perkiraan tidak
menggunakan meteran. Harga jual dari produk pada UKM Tas Anyaman Plastik Ibu
Siti bergantung pada kualitas bahan baku yang digunakan semakin tinggi kualitas
bahan baku semakin tinggi harga jual produk.

5.2. Saran
Setelah penulis selesai melakukan pengamatan selama melaksanakan kegiatan
praktek kerja lapangan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut
a. Kepada pemilik usaha Tas Anyaman Plastik Ibu Siti
1. Meningkatkan sistem kinerja karyawan dengan beralih ke tenaga mesin
guna mempercepat dan mempermudah dalam proses produksi.
2. Menjaga kebersihan dalam ruangan tempat produksi.
3. Lebih memperbanyak dalam menjalin kerjasama dengan mitra usaha.
4. Meningkatkan dalam memaksimalkan modal yang ada dengan baik.
b. Kepada penulis
Penulis mengharapkan saran kritikan dari berbagai pihak agar penulis bisa
memperbaiki dan meningkatkan kekurangan dalam Praktek Kerja Lapangan ini.

29
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syaickhu, B. G. H. I. (2022). Analisis Peningkatan Kualitas Produksi Abon
Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Pada UD. Tunas Mulya. Jurnal
Dinamika Ekonomi Syariah, 9(1), 50–60.
Ahmad, Beni dan Saebani. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.
Ayu Chintia Cahyani, I. dkk. (2019). Analisis Persediaan Bahan Baku Untuk
Efektivitas dan Efesiensi Biaya Persediaan Bahan Baku Terhadap Kelancaran
Proses Produksi pada Usaha Industri Tempe Murnisingaraja di Kabupaten
Badung. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi, 18(September), 116–125.
Diana & Laila, N. (n.d.). Strategi Pengembangan Usaha Home Industri Makanan
Sebagai Peluang Pendapatan di masa Pandemi Covid 19. Seminar Nasional
Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ, 1–8.
Edi, Fandi Rosi Sarwo. 2016. Teori Wawancara Psikodiagnostik. Yogyakarta: Pt
Leutika Nouvalitera.
Fajar Fernando, Made & Made Asti Aksari, Ni. 2018. Pengaruh Kualitas Produk,
Harga, Promosi, Dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Produk
Sanitary Ware Toto Di Kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen UNUD. 7(1):
441-469.
Farida, N. (2016). Pengaruh Kualitas Bahan Baku Terhadap Kualitas Hasil Produksi.
Jurnal Akuntabilitas, 9, 19–26.
Howara, D. (2017). Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku Cokelat. 5(4), 491–
500.
Jefri, Ulfi & Ibrohim. 2021. Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Berbasis Ekonomi Kreatif Di Kecamatan Puloampel Kabupaten
Serang Banten. Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo. 7(1): 86-99.
Muhfiatun & Rudi Nugroho, M. (2018). Penerapan Konsep Suply Chain
Management dalam Pengembangan Pola Distribusi dan Wilayah Pemasaran
UMKM Desa Krambilsawit. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat, 2(2), 371–396.
https://doi.org/10.14421/jpm.2018.022-08
Muri Yusuf, A. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana.
Nur, E. (2015). Pengaruh Pemilihan Lokasi Terhadap Kesuksesan Usaha Berskala
Mikro / Kecil Di Komplek Shopping Centre Jepara. Media Ekonomi Dan
Manajemen, 30(1), 56–67.
Prasanti, Ditha. 2018. Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan
Dalam Pencarian Informasi Kesehatan. Jurnal Lontar. 6(1): 13-21.
Rifa’i, M., Siska Elisa, K., & Ayu Dewi Nowitawati, R. (2020). Produk dan Lokasi
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Harga Sebagai Variabel
Intervening : Studi Pada Konsumen Pasar Tradisional. Jurnal Sains Sosio

30
31

Humaniora, 4(2), 386–400.


Riyono & Erlik Budiharja, Gigih. 2016. Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi
Dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Produk Aqua. Jurnal STIE
Semarang. 8(2): 92-121.
Rudiawan, H. (2021). Peranan Manajemen Produksi dalam Menyelaraskan Kinerja
Perusahaan. Jurnal Manajemen, 9(2), 66–71.
Sari, Ekky Maria Farida. 2013. Pemanfaatan Buletin Pustakawan Dikota Semarang.
Jurnal Ilmu Perpustakaan. 2(3) : 1-10.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tio Hanggita, A. (2018). Analisis Faktor Pemilihan Lokasi Usaha Jasa Pada UMKM
Di Kecamatan Paciran. Jurnal Manajemen Bisnis, 8(02), 167–176.
Trianti, E., & Sentosa, & E. (2017). Pengaruh Kualitas Bahan Baku, Proses Produksi
Dan Kualitas Tenaga Kerja Terhadap Kualitas Produk Pada. Jurnal Ilmu
Majemen, 13(2), 62–71.
Wahyono. (2011). Strategi Pemasaran Daerah Sebagai Upaya Meningkatkan Peluang
Investasi Di Kota Semarang. Jurnal Dinamika Manajemen, 2(1), 92–100.
Yusniaji, Fahmi & Widajanti, Erni. Analisis Penentuan Persediaan Bahan Baku
Kedelai Yang Optimal Dengan Menggunakan Metode Stockhastic Pada PT.
Lombok Gandaria. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. 13(2):158-170.
LAMPIRAN

Lampiran 4. 1. Jenis bahan baku produksi


No Jenis Bahan Banyaknya Harga / Rol Jumlah (Rp)
(Rol) (Rp)
1 Semi besar 100 300.000,- 30.000.000,-
2 Semi kecil 100 200.000,- 20.000.000,-
3 Kaca 100 350.000,- 35.000.000,-
4 Strapping 100 200.000,- 20.000.000,-
5 Tali rafia 12 20.000,- 240.000,-
Total biaya bahan baku selama 1 (satu bulan) 105.240.000,-

Lampiran 4. 2. Data produksi tas per hari


No Jenis Produk Jumlah produksi / hari
(Buah)
1 Tas kotak besar 100
2 Tas kotak sedang 100
3 Tas kotak kecil 100
4 Tas kotak polos 100
5 Tas gelembung besar bermotif bunga 100
6 Tas gelembung sedang bermotif bunga 100
7 Tas gelembung kecil bermotif bunga 100
8 Tas kosmetik 100
9 Tas pita besar 100
10 Tas pita sedang 100
11 Tas pita kecil 100
12 Tas pita pot 100
13 Tas pita selang jumbo 100
14 Tas pita selang besar 100
15 Tas pita selang kecil 100
16 Ta pita selang mini 100
17 Tas souvenir 100
18 Tas kepang jumbo 100
19 Tas kepang sedang 100
20 Tas kepang kecil 100
21 Tas parsel 100

Lampiran 4. 3. Data Penjualan produk selama satu (1) bulan


Tanggal Jenis produk Jumlah Harga Total
produk satuan (Rp) (Rp)
(Buah)
Tas kotak besar 300 15.000,- 4.500.000,-
2 Februari
Tas kotak sedang 500 12.000,- 6.000.000,-
2022
Tas kotak kecil 400 10.000,- 4.000.000,-
5 Februari Tas kotak polos 450 20.000,- 9.000.000,-

32
33

Tas gelembung besar 250 30.000,- 7.500.000,-


Tas gelembung sedang 200 25.000,- 5.000.000,-
Tas gelembung kecil 200 20.000,- 4.000.000,-
2022 Tas kosmetik 400 35.000,- 14.000.000,-
Tas pita besar 500 20.000,- 10.000.000,-
Tas pita sedang 300 15.000,- 4.500.000,-
Tas pita kecil 100 13.000,- 1.300.000,-
Tas pot 500 13.000,- 6.500.000,-
Tas pita selang jumbo 400 35.000,- 14.000.000,-
8 Februari
Tas pita selang besar 350 30.000,- 10.500.000,-
2022
Tas pita selang kecil 500 15.000,- 7.500.000,-
Tas selang mini 200 13.000,- 2.600.000,-
Tas souvenir 450 10.000,- 4.500.000,-
15 Februari Tas kepang jumbo 400 20.000,- 8.000.000,-
2022 Tas kepang sedang 250 17.000,- 4.250.000,-
Tas kepang kecil 100 15.000,- 1.500.000,-
Tas parsel 400 15.000,- 6.000.000,-
18 Februari
Tas selang mini 350 13.000,- 4.550.000,-
2022
Tas gelembung kecil 150 20.000,- 3.000.000,-
Tas kotak polos 200 20.000,- 4.000.000,-
22 Februari
Tas kosmetik 350 35.000,- 12.250.000,-
2022
Tas souvenir 100 10.000,- 1.000.000,-
Tas parsel 200 15.000,- 3.000.000,-
Tas pita sedang 100 15.000,- 1.500.000,-
26 Februari
Tas kotak besar 350 15.000,- 5.250.000,-
2022
Tas kepang jumbo 250 20.000,- 5.000.000,-
Tas kotak polos 100 20.000,- 2.000.000,-
Total penjualan tas palstik ibu Siti / bulan Februari 2022 176.700.000,-

Keuntungan yang diperoleh


= Total penjualan – biayan bahan baku
= 176.700.000 – 105.240.000
= 71.460.000 (Keuntungan belum dikurangi biaya beban)
34

Lampiran 4. 4. Dokumentasi kegiatan dilapangan

Rol penggulung tali

Membantu mengawasi rol penggulung


tali

Membantu karyawan menggulung tali

Bahan baku yang sudah dipotong

Membantu karyawan menarik tali


35

Berkunjung ke salah satu rumah


karyawan

Kegiatan monitoring bersama dosen


pembimbing

Foto hari terakhir kegiatan PKL


bersama pemilik UKM

Bahan baku tali semi besar

Bahan baku tali semi kecil


36

Bahan baku tali strapping

Bahan baku tali kaca

Anda mungkin juga menyukai