Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS

DI KOPERASI ANUGERAH MINA SEJAHTERA KABUPATEN


MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH DAN
UD SABILA FARM KABUPATEN SLEMAN PROVINSI
D.I.YOGYAKARTA

Disusun Oleh :
Louiseka Bryan Pangestu
H0821065

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS


DI KOPERASI ANUGERAH MINA SEJAHTERA KABUPATEN
MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH DAN
UD SABILA FARM KABUPATEN SLEMAN PROVINSI
D.I.YOGYAKARTA

Disusun dan diajukan oleh :


Louiseka Bryan Pangestu
H0821065

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Surakarta, ...........................2022

Mengetahui
Kepala Program Studi Agribisnis Dosen Penguji
Fakultas Pertanian UNS

................................................ ................................................

NIP. ....................................... NIP. ......................................

ii
INTISARI

Louiseka Bryan Pangestu 2022. Laporan Praktikum Koperasi dan


Kemitraan Agribisnis di Koperasi Anugerah Mina Sejahtera yang terletak di
Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah dan UD Sabila Farm yang
terletak di Kabupaten Sleman Provinsi D.I.Yogyakarta. Kunjungan
dilaksanakan di Koperasi Anugerah Mina Sejahtera dan Perusahaan Sabila Farm.
Kunjungan ini dilakukan untuk mengetahui lebih detail terkait keanggotaan, usaha,
manajemen, permodalan, sistem informasi manajemen, organisasi dan kemitraan.
Koperasi Anugerah Mina Sejahtera terletak di Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Koperasi ini beranggotakan 65
anggota aktif yang mayoritas berasal dari klaster petani ikan. Usaha yang
dibangun ialah produksi pakan ikan yang berkualitas dan berdaya saing. Struktur
organisasi yang terdapat pada koperasi ini yaitu Rapat Anggota Tahunan yang
memiliki kekuasaan tertinggi kemudian ada pengawas, pengurus, manajer, unit
usaha, dan anggota. Manajemen Koperasi Anugerah Mina Sejahtera tergolong
cukup baik, dibuktikan dengan produksi dan pemasaran yang selalu
berkesinambungan dan menghasilkan keuntungan. Permodalan diperoleh dari 2
sumber, yaitu sumber internal dan sumber eksternal. Sistem informasi manajemen
masih kurang optimal, hal ini wajar karena koperasi ini baru berjalan 1 tahun.
Kemitraan yang ada pada koperasi ini bersifat tidak langsung yaitu pada pembeli
dan penyedia bahan baku. Perusahaan Sabila Farm merupakan sebuah perusahaan
yang bergerak di bidang pertanian khususnya budidaya tanaman buah naga. Sabila
Farm secara organisasi merupakan usaha dengan bentuk badan hukum Usaha
Dagang atau UD. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan tersebut dirintis oleh
keluarga sendiri. Permodalan yang diperolehpun juga berasal dari tabungan
keluarga yang dikumpulkan kemudian dialokasikan untuk membangun usaha.
Usaha yang dibangun awalnya hanya bergerak di unit produksi buah naga, namun
setelah itu berkembang menjadi unit wisata dan unit edukasi. Ketiga nya terjadi
karena manajemen yang baik oleh perusahaan. Sabila Farm tergolong ke dalam
perusahaan yang terkenal, dibuktikan dengan adanya sistem informasi yang
menggaung hingga mancanegara.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis di Koperasi Anugerah Mina
Sejahtera dan Perusahaan Sabila Farm. Laporan ini dibuat untuk melengkapi tugas
Mata Kuliah Koperasi dan Kemitraan Agribisnis. Dalam penyusunan laporan ini,
penulis tidak lepas dari bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, Bapak Prof.
Dr. Samanhudi, S. P., M. Si.
2. Kepala Program Studi Agribisnis, Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, M. S.
3. Dosen pengampu Mata Kuliah Koperasi dan Kemitraan Agribisnis.
4. Koperasi Anugerah Mina Sejahtera dan Perusahaan Sabila Farm.
5. Tim Co-Assisten Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis yang telah
membantu dalam penyusunan laporan.
6. Panitia Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis.
Penyusun menyadari seandainya dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun yang dapat membantu demi hasil yang lebih
baik lagi untuk kegiatan praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis. Penyusun
juga berharap laporan kegiatan praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, November 2022

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
INTISARI........................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Permasalahan....................................................................................... 2
C. Tujuan dan Kegunaan........................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 5
A. Koperasi................................................................................................ 5
B. Keanggotaan......................................................................................... 6
C. Usaha.................................................................................................... 7
D. Permodalan.......................................................................................... 8
E. Organisasi..............................................................................................9
F. Manajemen........................................................................................... 10
G. Sistem Informasi Manajemen.............................................................. 11
H. Kemitraan............................................................................................. 12
III. METODOLOGI...................................................................................... 14
A. Metode Dasar....................................................................................... 14
B. Metode Pengumpulan Data..................................................................14
C. Metode Analisis Data............................................................................14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 15
A. Kondisi Umum Koperasi Anugerah Mina Sejahtera............................. 15
B. Kondisi Permodalan Koperasi Anugerah Mina Sejahtera.....................18
C. Kondisi Umum Perusahaan Sabila Farm...............................................19
D. Kondisi Permodalan Perusahaan Sabila Farm...................................... 22
V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 24
A. Kesimpulan .......................................................................................... 24
B. Saran..................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1.1 Struktur Organisasi Koperasi.......................................................16


Gambar 4.3.2 Struktur Organisasi UD Sabila Farm...........................................21

vi
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi merupakan sebuah badan usaha ekonomi selain BUMN dan
Swasta. Koperasi menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian,
memiliki arti bahwa koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan
orang atau badan hukum yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
perkoperasian dengan asas kekeluargaan. Koperasi memiliki peranan penting
dalam menyongsong perekonomian rakyat khususnya rakyat menengah ke
bawah. Perkembangan dan peranan koperasi di dunia berawal dari sebuah
persoalan sulit dalam segi ekonomi yang memunculkan suatu sistem usaha
yang saat ini disebut dengan koperasi. Perkembangan koperasi di Indonesia
pertama kali muncul pada zaman penjajahan Belanda dengan tokoh dari
Indonesia yang pertama kali mengusulkan ialah Raden Ngabei Aria
Wiriaatmadja pada tahun 1895. Rakyat Indonesia pada saat itu sangat
menderita disebabkan karena rentenir dari bunga peminjaman yang cukup
tinggi. Sebagian besar rakyat Indonesia tidak bisa melunasinya. Melihat hal
ini, Raden Ngabei Aria Wiriaatmadja mencentuskan sebuah koperasi simpan
pinjam pada masa itu. Bentuk koperasi pada awal mula lahirnya koperasi di
Indonesia tidak hanya berbentuk seperti pinjaman uang, namun juga bisa
dalam bentuk hasil pertanian yang dikenal dengan lumbung desa. Awal mula
itu lah yang menjadi cikal bakal berdirinya koperasi di Indonesia hingga saat
ini.
Perkoperasian di Indonesia mengalami sebuah perubahan yang cukup
signifikan. Perubahan ini bisa mengarah baik ke dalam hal yang positif
maupun negatif. Perkembangan zaman menyebabkan lingkungan koperasi
menjadi dinamis dan kompetitif. Lingkungan dinamis memiliki arti bahwa
dunia ini akan terus berkembang dengan penemuan-penemuan baru serta
ilmu pengetahuan yang baru tentunya atas penyempurnaan substansi
sebelumnya. Lingkungan yang dinamis juga akan memunculkan sebuah
inovasi badan usaha yang lain yang menyebabkan meningkatnya kompetisi
dalam bersaing. Bagi koperasi, hal tersebut merupakan sebuah aktivitas yang

1
2

tidak mudah, pasalnya koperasi cenderung bergerak di strata masyarakat


menengah ke bawah yang rata-rata belum memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan perkembangan zaman. Terlepas dari hal tersebut, tidak sedikit
koperasi yang mampu mengikuti arus yang dinamis dan kompetitif sehingga
mampu bertahan dan justru terus berkembang pesat. Koperasi yang berhasil
bertahan tersebut banyak kemudian dapat menyejahterakan anggota dan
masyarakat di sekitar dengan menjalin komunikasi yang baik bersama
lembaga atau perusahaan lain. Koperasi bersama kemitraan lainnya menjalin
hubungan kerja sama yang saling menguntungkan satu sama lain, dengan
mengubah lingkungan yang kompetitif menjadi lingkungan yang kolaboratif
tentunya dengan kesepakatan bersama.
Berdasarkan fenomena koperasi dan kemitraan tersebut, diperlukan
adanya perhatian kepada koperasi khususnya untuk koperasi yang kurang
bisa menyesuaikan atau mengikuti perkembangan zaman. Langkah yang
dapat dilakukan ialah memberikan sebuah ajang bagi mahasiswa untuk
menjadi pelaku dalam upaya pembenahan tersebut. Era digital menjadi salah
satu faktor dalam terhambatnya beberapa koperasi, dengan adanya pemuda
yang paham akan hal tersebut diharapkan mampu menjadi motor dalam
upaya perbaikan koperasi, khususnya koperasi yang telah mati. Koperasi Unit
Desa atau KUD setempat apabila diamati masih memiliki potensi untuk
menjadi koperasi yang aktif dan bermanfaat dengan dibantu oleh kemitraan
yang bergerak di bidangnya. KUD biasanya bergerak pada sektor pertanian
dan cenderung memiliki sebuah program atau sistem yang masih tradisional.
Oleh sebab itu diperlukannya pelopor yang mampu menjadikan koperasi
menjadi badan usaha yang hidup dan bermanfaat.

B. Permasalahan
Adapun permasalahan yang dibahas dalam praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi umum di koperasi Anugrah Mina Sejahtera?
2. Bagaimana kondisi mengenai permodalan di koperasi Anugrah Mina
Sejahtera?
3

3. Bagaimana kondisi umum di perusahaan Sabila Farm?


4. Bagaimana kondisi mengenai permodalan di perusahaan Sabila Farm?

C. Tujuan dan Kegunaan


Adapun tujuan dalam praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini
adalah sebagai berikut :
1) Tujuan
1. Mengetahui kondisi umum di koperasi Anugrah Mina Sejahtera
2. Mengetahui kondisi mengenai permodalan di koperasi Anugrah Mina
Sejahtera
3. Mengetahui kondisi umum di perusahaan Sabila Farm
4. Mengetahui kondisi mengenai permodalan di perusahaan Sabila Farm
2) Kegunaan
a. Bagi Koperasi dan Kemitraan
Hasil praktikum ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran dari mahasiswa mengenai permasalahan usaha yang
dikembangkan dalam koperasi dan kemitraan agribisnis. Sesuai
dengan bidang kajian yang akan dibahas maka diharapkan praktikum
ini berguna sebagai sarana memberi informasi tentang pentingnya
pengembangan koperasi. Adanya praktikum ini juga diharapkan dapat
meningkatkan semangat pengurus dan anggota koperasi dalam upaya
mengembangkan koperasi.
b. Bagi Fakultas
Hasil praktikum ini diharapkan dapat mendukung kelengkapan
dalam penerapan kurikulum Pendidikan pertanian. Bagi Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, praktikum koperasi
dan kemitraan ini berguna untuk menambah arsip dan pengetahuan
tentang perkoperasian dan kemitraan terkhusus di bidang pertanian.
Praktikum ini menunjukkan bahwa program studi agribisnis, fakultas
pertanian telah 3 menjalankan UNS ACTIVE.
4

c. Bagi Mahasiswa
Diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa dengan ketua dan
pengurus koperasi dapat digunakan sebagai sumber inspirasi dalam
membuat penelitian dan motivasi untuk melakukan wirausaha. Hal
tersebut merupakan persyaratan dalam menempuh mata kuliah
Koperasi dan Kemitraan Agribisnis pada semester III. Mahasiswa juga
dapat mengetahui secara langsung pertumbuhan kondisi koperasi dan
kemitraan di lapang serta hambatan-hambatan yang ada pada
keduanya.
d. Bagi pembaca
Diharapkan pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang
lebih mendalam mengenai koperasi dan kemitraan agribisnis yang
telah berkembang di lapangan. Praktikum ini juga dapat berguna
sebagai sumber inspirasi pembaca ketika ingin mendirikan koperasi
ataupun akan bergabung dengan koperasi. Pembaca dapat pula
mengetahui gambaran tentang perkembangan koperasi terkini.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Koperasi
Koperasi merupakan sebuah badan usaha yang berisikan anggota yaitu
orang atau badan hukum tertentu yang dilandasi oleh asas kekeluargaan.
Koperasi memiliki tujuan yang mulia, salah satunya ialah menyejahterakan
anggota dan masyarakat sekitarnya. Badan usaha ini umumnya menaungi
masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi menengah ke bawah. Unit usaha
yang dikembangkan bermacam-macam, antara lain: unit simpan pinjam, unit
pembayaran listrik, unit usahatani, dan lain-lain. Koperasi juga diartikan
sebagai wadah berupa lembaga untuk menjalankan sebuah kegiatan usaha yang
ditujukan untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat berupa pemenuhan
kebutuhan (Susanto et al., 2018).
Koperasi berlandaskan asas kekeluargaan yang menumbuhkan sifat
saling percaya antar anggotannya. Pedoman dalam keberjalanan koperasi ialah
prinsip-prinsip koperasi yang telah disepakati pada sidang ICA. Indonesia
menerima dan merespon dengan mencantumkan prinsip-prinsip koperasi yang
telah disepakati secara global tersebut menjadi Sendi-Sendi Dasar Koperasi
sebagai bentuk penerimaan. Sendi-Sendi Dasar Koperasi tersebut tertuang
dalam UU Nomor 12 Tahun 1967 yang kemudian disempurnakan menjadi UU
Nomor 25 Tahun 1992. Koperasi harus berjalan dan melaksanakan dengan
seksama berdasarkan asas dan sendi-sendi dasar perkoperasian yang telah
ditetapkan (Suyani, 2018).
Prinsip koperasi sangatlah penting dalam adanya sebuah koperasi. Ada
tujuh prinsip yang tercantum dalam UU Nomor 25 Tahun 1992. Semua prinsip
tersebut harus dijalani oleh sebuah koperasi, apabila koperasi tidak dapat
memenuhi salah satu prinsip tersebut, maka badan usaha tersebut tidak bisa
atau tidak sah dalam perkoperasian. Koperasi memuat sebuah substansi yang
cukup kompleks, diantaranya ada struktur organisasi, kemitraan, manajemen
usaha, profile company, pembagian SHU, dan lain sebagainya.

5
6

Beberapa substansi tersebut guna untuk keberjalanan koperasi dalam


memenuhi tujuan koperasi untuk mengelola usaha sehingga tercapai
kesejahteraan anggota maupun masyarakat salah satunya melalui pembagian
Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai dengan jasa anggota kepada koperasi. Konsep
pembagian SHU ini berasal dari hasil kerja tiap anggota dengan besar jasa
yang telah diberikan kepada koperasi, kemudian setelah akhir periode akan
dibagikan SHU, apabila memiliki pendapatan yang lebih maka akan disalurkan
kepada masyarakat sekitar (Supriyadi dan Jatmika, 2021).

B. Keanggotaan
Anggota merupakan sebuah bagian penting dalam sebuah organisasi
atau lembaga yang terdiri dari pelaku organisasi tersebut. Anggota koperasi
merupakan pelaku yang memiliki tugas dan wewenangnya masing-masing
sesuai yang telah disepakati bersama yang memiliki tujuan, visi, misi yang
sama dan bersifat mengikat. Syarat berdirinya sebuah koperasi ialah adanya
minimal jumlah anggota untuk mendirikan sebuah koperasi. Hal ini telah diatur
dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 pada Bab IV Pasal 6:1 yang menyatakan
bahwa “Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh)
orang.”. Keanggotaan dalam koperasi ini adalah mereka yang telah
mencalonkan diri menjadi anggota dan siap menanggung amanah yang telah
diberikan dalam keanggotan suatu koperasi (Marlina dan Pratama, 2017).
Sesuai dengan prinsip koperasi yang menyatakan bahwa keanggotaan
koperasi bersifat sukarela atau tidak memaksa dan terbuka. Koperasi bersifat
sukarela atau tidak memaksa berarti siapa saja yang tergabung dalam koperasi
bukan atas dasar paksaan, namun karena dirinya sendiri yang telah
memutuskan dan siap untuk menerima apa yang telah menjadi pilihannya.
Koperasi bersifat terbuka berarti calon anggota yang ingin bergabung dengan
koperasi tidak memandang latar belakang dalam semua aspek tanpa kecuali.
Setiap anggota yang terdaftar di dalam koperasi memiliki hak dan kewajiban
yang sama dan harus diperhatikan sesuai dengan Anggaran Dasar yang telah
ditetapkan. Anggota yang terdaftar dalam sebuah koperasi, nantinya akan
dicatat sebagai anggota di dalam buku daftar anggota koperasi. Anggota harus
7

memiliki keterlibatan yang aktif dalam keberjalanan koperasi baik dalam


pengambilan keputusan, pengelolaan koperasi,pengelolaan usaha dan lain
sebagainya (Liang et al., 2015).
Keanggotaan diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian pada pasal 19. Isi dari Pasal 19 tersebut ialah koperasi didasarkan
pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi;
keanggotaan koperasi dapat diperoleh atau diakhiri setelah syarat sebagaimana
diatur dalam Anggaran Dasar dipenuhi; keanggotaan koperasi tidak dapat
dipindahtangankan. Pasal tersebut mengatur beberapa hal terkait keanggotaan
dalam koperasi. Implementasi dari pasal tersebut ialah anggota yang dapat aktif
berperan dalam rangka memenuhi tujuan koperasi dengan manajemen gotong
royong (Sutanto et al., 2022).

C. Usaha
Usaha dalam koperasi merupakan suatu komponen utama dalam
menjalankan sistem perkoperasian. Definsi dari koperasi merupakan sebuah
badan usaha yang bergerak berdasarkan prinsip koperasi yang berlandaskan
asas kekeluargaan. Sektor usaha dalam koperasi merupakan sektor yang harus
dijalankan tanpa kecuali. Adanya pengelolaan tata usaha yang baik tentunya
akn menghasilkan yang seimbang. Usaha dalam koperasi umumnya akan
dipegang oleh seorang manajer yang berkompeten dalam bidangnya. Manajer
tersebut diharapkan mampu mengelola usaha baik dalam skala besar maupun
kecil guna unruk mencapai tujuan dari koperasi untuk menyejahterakan
anggota. Kegagalan ataupun keberhasilan dari koperasi dapat dilihat dari
keunggulan komparatif sebuah koperasi dalam manajemen anggota dan
menjalankan usahanya (Sitepu dan Hasyim, 2018).
Usaha dalam sebuah koperasi bermacam-macam tergantung bentuk
koperasi yang didirikan. Bentuk koperasi konsumen biasanya akan mendirikan
sebuah toko yang menjual kebutuhan sehari-hari masyarakat, seperti toko
kelontong, toko alat tulis, dan lain-lain. Koperasi produsen cenderung akan
mendirikan usaha berupa pemenuhan barang dan jasa produksi, salah
contohnya ialah peternakan sapi perah kemudian dijual. Bentuk koperasi jasa
8

cenderung akan menyediakan pelayanan jasa, seperti pembayaran listrik,


PDAM, dan layanan lainnya. Bentuk koperasi simpan pinjam ialah koperasi
yang bergerak di sektor usaha keuangan atau permodalan. Salah satu faktor
yang memengaruhi SHU ialah usaha yang dibangun oleh koperasi. Terlepas
dari hal tersebut, SHU bukan menjadi indikator yang utama, melainkan dengan
pengelolaan yang baik diharapkan koperasi layak untuk mencapai target SHU
dan meningkat setiap tahunnya (Yuliastuti dan Susandya, 2018).

D. Permodalan
Permodalan dalam koperasi merupakan sebuah bagian yang vital
khususnya dalam membangun usaha koperasi. Modal dalam koperasi
dipergunakan dalam memulai usaha dan pembagian SHU. Secara harafiah
modal memiliki arti sebuah barang atau kemampuan yang dibutuhkan sebagai
dasar atau bekal untuk bekerja. Permodalan diklasifikasikan menjadi 2
berdasarkan cara memperolehnya, yaitu permodalan internal dan permodalan
eksternal. Permodalan dalam koperasi akan memengaruhi pembelanjaan dalam
koperasi. Pembelanjaan koperasi merupakan usaha memperoleh dana koperasi,
untuk membiayai kelangsungan hidup koperasi yang meliputi pengumpulan
modal dan pemanfaatan modal. Kegiatan pencarian dana/modal, adalah
aktivitas untuk memperoleh atau mendapatkan modal, baik modal dari sumber
internal maupun modal dari sumber eksternal (Batubara, 2012).
Permodalan internal merupakan permodalan yang berasal dari koperasi
itu sendiri. Ada 9 elemen dalam memperoleh permodalan ini, yaitu yang
pertama ialah dana dari anggota yang meliputi: simpanan pokok, simpanan
wajib, simpanan manasuka atau sukarela. Permodalan yang kedua ialah
cadangan modal yang diperoleh dari SHU yang disisihkan. Permodalan yang
ketiga ialah uang kontan, lalu yang keempat pengendalian piutang, yang
kelima pengendalian stok. Elemen berikutnya ialah biaya penyusutan,
simpanan wajib kredit, simpanan hari koperasi dan yang terakhir ialah
simpanan lain-lain. Modal yang diperoleh tersebut kemudian dikelola sehingga
akan dimanfaatkan untuk membangun usaha (Murni et al., 2019).
9

Permodalan eksternal merupakan sebuah upaya untuk mendapatkan


modal yang berasal dari luar koperasi itu sendiri. Permodalan eksternal ini
berasal dari 3 elemen, yaitu andil, hutang, dan sumber lain yang valid. Ketiga
elemen tersebut memiliki manfaat dan resiko yang berbeda-beda. Permodalan
eksternal merupakan tanggung jawab koperasi terhadap pihak eksternal yang
bersangkutan dalam upaya memperoleh modal. Berbeda dengan memperoleh
modal dari internal dengan tanggung jawab koperasi sepenuhnya kepada pihak
internal koperasi atau anggota koperasi. Andil merupakan penjualan sebagian
usaha kepada pemilik modal atau biasa disebut dengan penjualan saham.
Hutang merupakan sebuah pinjaman dari pihak luar dari penyedia dana
contohnya ialah bank, kreditur, pemilik modal dan lain-lain. Sumber lain
merupakan sebuah usaha untuk mendapatkan modal selain andil dan hutang,
contonya ialah penjualan aset, sewa aset dan lain-lain. Modal eksternal ini
bertujuan sebagai modal tambahan dan bukan merupakan sebuahb bagian
utama atau nomor satu dalam permodalan (Setiawan dan Kartiwa, 2020).

E. Organisasi
Struktur organisasi koperasi merupakan sebuah manajemen organisasi
koperasi yang berisi tingkatan berdasarkan jabatan dengan tugas dan
wewenangnya masing-masing. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 21
Tentang perangkat koperasi, terdiri dari Rapat Anggota, Pengurus, dan
Pengawas dengan tugas dan wewenangnya masing-masing. Struktur organisasi
koperasi biasanya disajikan dalam bentuk bagan dengan garis komando
maupun garis koordinasi antar bagiannya. Adanya struktur organisasi ini
tentunya juga tidak terlepas dari prinsip-prinsip koperasi yang telah diatur yang
selalu menjadi landasan. Struktur organisasi merupakan sebuah substansi yang
harus ada pada setiap organisasi koperasi. Struktur organisasi memberikan
sebuah gambaran terkait hubungan kerja dan polanya yang menunjukan
kedudukan, tugas dan wewenang, serta tanggung jawab secara hierarki
(Senduk et al., 2017).
Rapat Anggota Tahunan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
secara hierarki pada struktur organisasi. Rapat Anggota Tahunan membawahi
10

pengurus dengan tugas dan wewenangnya yang termuat dalam UU Nomor 25


Tahun 1992 Pasal 30 dan Pengawas dengan tugas dan wewenangnya yang
termuat dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 39. Struktur organisasi juga
memuat manajer dan karyawan yang bertugas untuk memanajemen usaha yang
ada pada suatu koperasi yang diusulkan pada Rapat Anggota. Manajer dan
karyawan ini nantinya akan membantu koperasi dalam mengelola dan
mengembangkan usaha sehingga akan tercipta pertumbuhan ekonomi dalam
rangka menyejahterakan anggota, selain itu adanya pengusulan manajer dan
karyawan dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Baik
pengawas maupun pengurus dan manajer atas usulan pengurus, merupakan
anggota yang menerima mandat atau tanggung jawab dari Rapat Anggota yang
selalu dilaksanakan setiap tahun (Setiawan, 2021).

F. Manajemen
Manajemen koperasi merupakan sebuah usaha untuk mengelola baik
memanajemen organisasi, maupun manajemen usaha. Berdasarkan struktur
organisasi, manajemen organisasi merupakan tanggung jawab pengurus
sebagai pengelola koperasi, sedangkan manajemen usaha merupakan tanggung
jawab manajemen dalam mengelola usaha koperasi tersebut. Manajemen dalam
koperasi tentunya menerapkan fungsi-fungsi manajerial, yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating),
pengawasan (controlling). Penerapan fungsi tersebut sangatlah penting dalam
upaya mengelola koperasi. Pengelolaan internal yang baik oleh pengurus selain
harus menerapkan fungsi manajemen, pengurus harus mengadakan manajemen
organisasi dengan berlandaskan prinsip-prinsip koperasi salah satunya ialah
prinsip demokrasi one person one vote untuk menentukan keputusan.
Manajemen yang baik dapat terjadi apabila data pengelolaan yang telah diolah
menjadi sebuah informasi dapat tersampaikan dengan baik kepada seluruh
pelaku usaha (Rahmanto, 2021).
Manajer bertanggung jawab atas usaha yang sedang dijalankan oleh
suatu koperasi. Manajemen usaha yang baik tentunya akan membuat koperasi
semakin berkembang. Perkembangan tidak hanya dari aspek keuangan saja,
11

namun juga anggota serta masyarakat sekitar yang merasa terbantu dengan
adanya koperasi. Seorang manajer dibantu oleh karyawan yang diusulkan pada
saat Rapat Anggota pula. Pengelolaan usaha oleh manajer tentunya
berhubungan dengan keuangan yaitu tentang modal dan pendapatan. Penerapan
fungsi manajerial dengan tepat serta pemahaman seorang manajer terhadap
bidang usaha yang dikelolanya diharapkan mampu mendorong usaha ke arah
yang lebih berkembang. Manajemen yang baik baru bisa dicapai jika dalam
keberjalanannya diterapkan sikap yang tegas dan disiplin (Hendra et al., 2021).
Sisa Hasil Usaha (SHU) menjadi indikator keberhasilan seorang
manajer dalam mengelola usaha dalam setiap tahunnya. Pertambahan
presentase Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagikan pada akhir periode tiap
tahunnya membuktikan bahwa manajer telah berhasil mengelola usaha
koperasi, dengan begitu kesejahteraan anggota dan masyarakat yang ikut
terbantu telah berhasil dipenuhi. Indikator keberhasilan dalam memanajemen
koperasi tidak hanya pada SHU saja, melainkan juga pada permodalan yang
tetap stabil dan tidak mengalami kendala yang berat. Manajemen baik
organisasi dan usaha dapat juga dilihat dari tingkat keaktifan anggota, semakin
aktif anggota maka bisa dikatakan bahwa telah menunjukan manajemen yang
baik (Hamidi et al., 2020).

G. Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi manajemen merupakan sebuah pengolahan data
menjadi informasi yang kemudian dimanfaatkan khususnya dalam mengelola
sebuah usaha. Sistem informasi manajemen dalam koperasi sangatlah penting,
seperti yang kita ketahui bahwasanya koperasi merupakan sebuah badan usaha.
Usaha dalam keberjalanannya tentu akan menghadapi persaingan pasar dengan
lingkungan yang dinamis atau berubah-ubah. Manajemen koperasi yang baik
membutuhkan informasi dan riset yang baik pula, dengan begitu akan
menghasilkan sebuah keberjalanan usaha koperasi yang masuk dan berdaya
saing tinggi. Sistem informasi manajemen ini berfungsi untuk perencanaan
strategis, perencanaan taktis dan pengendalian manajemen, perencanaan dan
pengendalian operasional (Sudjiman, 2018).
12

Sistem informasi manajemen ini tidak hanya berkaitan dengan


pengolahan informasi, melainkan juga pemberian informasi kepada pihak luar.
Salah satu sistem informasi tersebut ialah dari adanya profile company. Profile
company di dalam koperasi merupakan semacam identitas dari suatu koperasi
yang berisi ringkasan koperasi, logo koperasi, visi dan misi, struktur organisasi,
alamat, narahubung dan informasi lainnya. Profile company biasanya terdapat
pada kantor koperasi tersebut dan juga termuat ke dalam sebuah buku koperasi,
namun beberapa koperasi telah mengikuti perkembangan jaman dengan
mencantumkan pada website resmi suatu koperasi yang dapat diakses dengan
mudah oleh khalayak umum. Informasi yang disajikan di dalamnya harus
memuat data yang valid seperti profile company pada umumnya yang
memberikan gambaran berupa sejarah, visi dan misi, alamat dan lain
sebagainya sehingga memudahkan untuk pihak manapun mengetahui dari
suatu organisasi khususnya koperasi. Profile Company selain berfungsi untuk
memberikan informasi seputar profil sebuah koperasi, profile company juga
berfungsi untuk memberikan sebuah data perkembangan untuk mengetahui dan
mengawasi usaha binaan (Ardhiansyah et al., 2022).

H. Kemitraan
Kemitraan merupakan sebuah hubungan timbal balik berupa kerja sama
antara koperasi dan mitranya dalam rangka mencapai tujuan bersama yaitu
saling menguntungkan. Kemitraan berbeda dengan kerja sama, dalam
konsepnya kemitraan ini memiliki tujuan untuk saling menguntungkan kedua
belah pihak atau lebih, sedangkan kerja sama bisa jadi ada yang tidak
diuntungkan. Syarat kemitraan ialah adanya dua pihak atau lebih yang saling
membutuhkan dan saling melengkapi. Pandangan teoritis mengenai kemitraan
menyatakan bahwa kemitraan usaha akan menghasilkan efisiensi dan energi
sumberdaya yang dimiliki oleh pihak-pihak yang bermitra dan karenanya akan
menguntungkan kedua belah pihak (Alam dan Hermawan, 2017).
Kemitraan bagi koperasi sangatlah penting khususnya dalam usaha
yang dirintis dalam koperasi tersebut. Kemitraan memiliki manfaat dalam
berbagai aspek perkoperasian. Aspek tersebut meliputi akses bahan baku atau
13

input, dengan bermitra dengan perusahaan penyedia bahan baku, maka dijamin
koperasi tersebut dapan berjalan lancar dalam proses produksinya. Akses
modal pada koperasi tentunya sangatlah penting, maka dari itu adanya
kemitraan modal dapat memudahkan koperasi memperoleh modal usahanya.
Akses informasi, dalam akses ini koperasi mampu memperoleh informasi
seputar pasar dan teknologi terbarukan yang efektif dan efisien. Manfaat
kemitraan tersebut guna mengatasi sebuah kendala berupa akses teknologi dan
informasi serta permodalan dalam upaya membangun bisnis (Satiti et al., 2018).
III. METODOLOGI

A. Metode Dasar
Metode dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah
metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis merupakan sebuah
metode atau teknik menganalisis data dengan mendeskripsikan data yang
telah ada tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang bersifat umum.
Tujuan dari metode deskriptif analitis ini ialah untuk menggambarkan secara
sistematis melalui data yang telah dianalisa, sehingga mampu menghasilkan
sebuah informasi yang bersalan dari hasil analitis yang tajam.

B. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penyusunan laporan ini ialah
dengan melakukan wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang sudah
dipersiapkan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara merupakan
sebuah teknik dengan memperoleh data secara langsung dari narasumber
yang valid. Wawancara pada dasarnya ialah sebuah komunikasi antara 2
orang atau lebih untuk mendapatkan sebuah cakrawala baru atau informasi
baru. Adanya teknik wawancara ini tentunya bisa melihat dan berinteraksi
secara langsung dengan narasumber dan topik yang dibicarakan. Teknik
observasi merupakan sebuah teknik dengan menggunakan indra penglihatan
yang bertujuan untuk mengamati objek yang dituju, sedangkan teknik
pencatatan merupakan teknik dengan mencatat hasil dari teknik sebelumnya
yaitu teknik observasi.

C. Metode Analisis Data


Metode yang analisis data dalam penyusunan laporan ini ialah tabulasi
presentatif. Metode tabulasi presentatif merupakan kegiatan untuk
mengelompokkan data berdasarkan klasifikasi masing-masing guna
memudahkan dalam pengelolaannya. Metode ini juga digunakan untuk
menganalisis data yang diperoleh baik melalui data primer maupun data
sekunder. Pengelompokan data tersebut berguna sebagai arsip dan bukti
perkembangan sebuah organisasi.

14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Koperasi Anugerah Mina Sejahtera


Koperasi Anugerah Mina Sejahtera terletak di Desa Pabelan
Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Koperasi
Anugerah Mina Sejahtera ini beranggotakan 65 orang yang memiliki latar
belakang petani ikan. Koperasi ini memiliki mayoritas anggota yang berasal
dari klaster petani ikan, namun tidak menutup kemungkinan siapa saja dapat
bergabung menjadi anggota di Koperasi Anugerah Mina Sejahtera. Sesuai
dengan prinsip-prinsip koperasi, bahwa keanggotaan bersifat terbuka dan
sukarela maka siapa saja berhak dan memiliki kesempatan untuk bergabung.
Koperasi Anugerah Mina Sejahtera bergerak di bidang penyediaan
input petani ikan. Bidang usaha yang dijalani yaitu pada subsisten hulu pada
ruang lingkup agribisnis. Usaha yang dijalankan oleh Koperasi ini bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan pakan untuk petani ikan dengan kualitas yang
bagus dan harga yang murah. Pakan ikan yang dihasilkan tentu sudah lolos
uji laboratorium sehingga layak untuk dijual. Hasil laboratorium juga
menunjukan protein pada pakan ikan yang diproduksi oleh Koperasi
Anugerah Mina Sejahtera sebesae 33% yang berarti layak untuk digunakan
oleh petani ikan. Kualitas pakan ikan yang baik ini dijual dengan harga
Rp9.000/Kg dan lebih murah daripada harga pakan ikan pabrikan.
Modal yang diperoleh koperasi ini berasal dari 2 sumber, yaitu
permodalan internal dan permodalan eksternal. Permodalan internal berasal
dari simpanan wajib dan simpanan pokok anggota dan simpanan lainnya.
Permodalan eksternal koperasi ini berasal daru KUR BRI (perbankan). Modal
koperasi tersebut digunakan untuk mengelola usaha khususnya pada
penyediaan peralatan dan bahan baku. Peralatan yang dimaksud ialah mesin
extruder yang digunakan untuk membuat pakan ikan. Bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan pakan ikan antara lain tepung ikan, tepung
kedelai, bekatul, terigu, minyak ikan dan vitamin. Permodalan kedepanya
akan digunakan untuk perluasan lahan, hal tersebut disebabkan karena lahan

15
16

untuk memproduksi pakan ikan masih berdampingan dan menyewa


perusahaan lainnya yang berada di dekat situ.
Koperasi yang memproduksi pakan ikan ini tentu memiliki struktur
organisasi untuk mengelola usahanya. Rapat Anggota Tahunan atau RAT
memegang kekuasaan tertinggi dalam struktur organisasi koperasi. Koperasi
Anugerah Mina Sejahtera memiliki pengawas yang terdiri dari 3 orang
dengan jabatan sebagai ketua pengawas dan anggota pengawas. Struktur
organisasi menunjukan pengurus yang sejajar dengan pengawas dengan 3
orang pengurus yang menjabat sebagai ketua, sekretaris, dan bendahara.
Pengurus membawahi manajer yang terbagi menjadi manajer produksi,
manajer penyediaan bahan baku, dan manajer pemasaran. Berikut merupakan
bagan struktur organisasi dari Koperasi Anugerah Mina Sejahtera.

Gambar 4.1.1 Struktur Organisasi Koperasi Anugerah Mina Sejahtera


Manajemen pada koperasi terbagi menjadi 2 yaitu manajemen
organisasi dan manajemen usaha. Manajemen organisasi dilakukan oleh
pengurus untuk mengelola internal dan bertanggung jawab di Rapat Anggota
Tahunan atau RAT. Manajemen usaha dilakukan oleh seorang manajer yang
disahkan pada saat Rapat Anggota Tahunan atau RAT. Seorang manajer akan
diaujukan oleh pengurus dan disepakati bersama oleh anggota dalam RAT.
Seorang manajer dalam koperasi harus mampu mengelola usaha koperasi
untuk memenuhi tujuan koperasi yaitu menyejahterakan anggota dan
masyarakat sekitar. Manajemen usaha yang baik dapat dilihat ketika RAT
17

pada saat pembagian Sisa Hasil Usaha atau SHU. Manajemen koperasi di
Koperasi Anugerah Mina Sejahtera tergolong baik, para manajer telah
memenuhi tugasnya sebagai pengelola usaha yang dibangun yait usaha pakan
ikan. Manajer produksi memiliki tugas untuk memantau unit produksi pakan
ikan agar sesuai standar dan kualitas yang telah ditetapkan. Manajer penyedia
bahan baku selalu melengkapinya dengan memberikan bahan baku
pembuatan pakan ikan juga sesuai standar yang seharusnya. Begitu pula
dengan manajer pemasaran, beliau memasarkan produknya melalui anggota
yang berasal dari klaster petani ikan. Manajemen yang baik dan
berkesinambungan pada Koperasi Anugerah Mina Sejahtera ini akan
memberikan kemajuan nantinya untuk anggota dan koperasi itu sendiri.
Manajemen juga berkaitan erat dengan sistem informasi koperasi.
Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting dan mahal harganya
apabila dilihat dari kacamata usaha. Manajer harus tepat dalam mengelola
informasi agar tidak salah dalam menganalisa suatu pasar tertentu. Manajer
tidak hanya sebagai pencari informasi, namun juga sebagai pemberi informasi
kepada masyarakat terkait koperasi dan usaha yang dijalankan. Sistem
informasi di Koperasi Anugerah Mina Sejahtera tergolong masih dalam tahap
pengembangan. Koperasi ini merupakan koperasi yang baru, hal tersebut
disebabkan karena baru berjalan sekitar satu tahun. Maka dari itu sistem
informasi yang diadakanpun belum maksimal. Sistem informasi yang saat ini
dijalankan oleh koperasi yang terletak di Kecamatan Mungkid itu ialah
melalui media sosial Facebook. Koperasi Anugerah Mina Sejahtera berjanji
akan mengembangkan sistem informasi agar mampu mengikuti
perkembangan zaman.
Koperasi Anugerah Mina Sejahtera memiliki kemitraan dengan
penyedia bahan baku dan konsumennya. Kemitraan tersebut bersifat tidak
langsung disebabkan karena belum ada kontrak yang menaunginya.
Kemitraan merupakan bentuk kerjasama yang saling menguntungkan kedua
belah pihak yang menjalai kemitraan. Berdasarkan definisi tersebut, maka
secara tidak langsung koperasi ini telah menjalin kemitran dengan penyedia
18

bahan baku dan konsumennya. Penyedia bahan baku seperti tepung, bekatul,
vitamin dan lain-lain tentu akan untung apabila produknya dibeli oleh
koperasi sebagai bahan baku pembuatan pakan ikan, begitu sebaliknya. Maka
dari itu baik pihak koperasi dan mitra penyedia bahan baku sebenarnya telah
melakukan kemitraan secara tidak langsung.

B. Bidang Kajian Permodalan Koperasi Anugerah Mina Sejahtera


Modal merupakan suatu substansi yang digunakan dalam upaya
menyediakan suatu bahan produksi. Tanpa ada modal, maka suatu
perusahaan tidak akan bisa berjalan. Permodalan dalam koperasi digunakan
untuk memulai usaha dan akan berpengaruh pada tingkat Sisa Hasil Usaha
pada akhir pembukuan. Permodalan dalam koperasi didapatkan melalui 2
sumber, yaitu sumber internal dan sumber eksternal. Sumber internal
merupakan sumber permodalan yang berasal dari koperasi itu sendiri, yaitu
berupa simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, simpanan hasil
produksi dan lain sebagainya. Permodalan koperasi berikutnya ialah
bersumber dari eksternal yang berarti sumber keuangan berasal dari luar
koperasi atau pihak lain. Contoh dari sumber permodalan eksternal ialah
pinjaman modal dari perbankan, penjualan atau penyewaan aset dan lain-lain.
Koperasi Anugerah Mina Sejahtera juga memiliki sumber
permodalan yang sama, yaitu sumber modal internal dan sumber modal
eksternal. Sumber modal internal yang diperoleh koperasi ini yaitu berasal
dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota yang menjadi fokus
utamanya. Simpanan pokok merupakan simpanan yang dibayar dengan
jumlah yang sama oleh semua anggota sebagai syarat untuk bergabung
menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok di Koperasi Anugerah Mina
Sejahtera sebesar Rp250.000 sebagai syarat bergabung menjadi anggota
koperasi. Jumlah anggota koperasi saat ini yaitu 65 orang, maka dari itu
modal yang berasal dari simpanan pokok berjumlah Rp16.250.000. Koperasi
Anugerah Mina Sejahtera juga memiliki modal dari simpanan wajib anggota.
Simpanan wajib merupakan kewajiban setiap anggota yang harus dibayarkan
setiap periode waktu tertentu dan besaran tertentu yang telah disepakati
19

dalam Rapat Anggota Tahunan atau RAT. Simpanan pokok yang disepakati
oleh Koperasi Anugerah Mina Sejahtera ialah Rp2.500.000 untuk satu tahun
atau satu periode. Adapun sumber eksternal yang diperoleh Koperasi
Anugerah Mina Sejahtera, yaitu berasal dari KUR Perbankan. KUR
merupakan kependekan dari Kredit Usaha Mikro yang diadakan oleh pihak
perbankan, dalam hal ini ialah Bank Rakyat Indonesia atau BRI. Besaran
nominal yang diperoleh yaitu Rp100.000.000 untuk 3 tahun ke depan dengan
bunga 6%. Hal tersebut menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi Koperasi
Anugerah Mina Sejahtera untuk terus maju dalam usahanya untuk memenuhi
tujuan koperasi dan visi misinya.
Permodalan tersebut tentu akan digunakan dalam upaya
mengembangkan usaha koperasi. Koperasi Anugerah Mina Sejahtera
memiliki target untuk membeli lahan sendiri sehingga tidak menyewa pada
perusahaan yang berada di dekat situ. Maka dari itu, modal yang didapatkan
nantinya akan dialokasikan sebagai pembelian lahan. Permodalan ini juga
dialokasikan untuk pembelian mesin extruder yang berguna dalam upaya
pembuatan pakan ikan. Tidak hanya pembelian mesin saja, melainkan modal
juga digunakan dalam keberlanjutan usaha yang dijalankan dengan membeli
bahan baku. Permodalan yang didapatkan diharapkan mampu untuk
menunjang pembangunan yang menjadi target Koperasi Anugerah Mina
Sejahtera.

C. Kondisi Umum Perusahaan Sabila Farm


Sabila Farm merupakan sebuah agrowisata yang membudidayakan
tanaman tahunan yaitu tanaman buah naga. Sabila Farm juga merupakan
sebuah perusahaan keluarga yang keanggotaan intinya berasal dari keluarga
itu sendiri. Keanggotaan dalam perusahaan ini awalnya berdiri karena latar
belakang pemilik yang berasal dari keluarga dan pendidikan pertanian.
Awalnya Sabila Farm dikelola oleh keluarga kecil yang berjumlah 4 orang
dengan jabatannya masing-masing. Sabila Farm kini telah memiliki
setidaknya lebih dari 10 anggota yang menjabat sebagai manajer unit
20

produksi, manajer unit wisata, manajer unit edukasi, dan karyawan yang
membantu.
Usaha yang dikelola oleh keluarga kecil tersebut akhirnya berkembang,
yang awalnya hanya berawal dari 1 unit produksi kini berkembang menjadi
unit wisata dan edukasi. Ketiganya saling berkesinambungan dan saling
melengkapi dalam upaya mendapatkan keuntungan. Unit produksi
merupakan sebuah usaha untuk memproduksi komoditas buah-buahan
khususnya buah naga yang menjadi komoditas usaha utama. Unit produksi ini
di alokasikan sebagai unit usaha untuk menjual hasil produksi berupa buah
naga ke pasar-pasar tertentu. Hasil produksi tidak hanya dijual mentah-
mentah, namun juga ada yang diolah menjadi produk bernilai ekonomis
seperti puding, ice cream, jus dan lain-lain. Unit wisata merupakan unit hasil
perkembangan dari unit produksi. Lahan produksi yang luas dirasa kurang
apabila hanya dialokasikan untuk produksi saja, maka dari itu muncul lah ide
agrowisata Sabila Farm. Unit ini juga berkembang menjadi unit edukasi yang
di dalamnya berisi edukasi baik terkait produksi, manajemen, pemasaran, dan
lain sebagainya.
Usaha yang dibangun tentu membutuhkan modal untuk berkembang.
Modal yang diperoleh perusahaan ini awalnya berasal dari tabungan pribadi.
Tabungan tersebut kemudian dikumpulkan sehingga terkumpul membentuk
modal guna membangun suatu usaha. Permodalan tersebut lalu digunakan
untuk menyewa lahan dan menyiapkan bahan baku. Permodalan pada Sabila
Farm tidak berupa uang saja, melainkan juga ilmu dan pengalaman dalam
membangun usahanya.
Organisasi dalam perusahaan ini berasal dari keluarga sendiri yang
memegang jabatan penting di dalam usahanya. Pemilik utama dari
perusahaan ini bernama Bapak Gunung Soetopo. Sabila Farm memiliki
bentuk badan hukum Usaha Dagang atau UD karena latar belakang
berdirinya berasal dari perusahaan keluarga. Bapak Gunung Soetopo dibantu
oleh istri dan kedua anaknya dalam mengelola usahanya. Ibu Elly Soetopo
menjabat sebagai Co-Founder di Sabila Farm. Kedua anaknya merupakan
21

seorang manajer yang mengelola usaha di Sabila Farm. Berikut merupakan


bagan struktur organisasi dari UD Sabila Farm.

Gambar 4.3.2 Struktur Organisasi UD Sabila Farm


Manajemen dari perusahaan Sabila Farm tergolong cukup baik. Hal
tersebut dibuktikan perkembangan unit usaha di dalamnya yang begitu pesat.
Sabila Farm awalnya hanya bergerak pada unit produksi seperti pertanian
pada umumnya, namun kemudian berkembang dalam mengolah hasil
produksi menjadi produk bernilai jual lebih tinggi, seperti puding, ice cream,
jus buah dan lain-lain. Berawal dari situ kemudian banyak pengunjung yang
mengunjungi proses budidaya buah naga dan komoditas buah segar lainnya.
Dari situ terbesit ide untuk mengembangkan menjadi unit wisata Sabila Farm
dan unit edukasi untuk melengkapi kedua unit lainnya. Hanya dengan
manajemen yang baik maka akan menghasilkan hasil yang sedemikian rupa
terjadi pada Sabila Farm.
Sabila Farm kini dapat diakses melalui website resminya yaitu
www.sabilafarm.com. Hal tersebut merupakan bukti bahwa manajemen yang
baik khususnya dalam hal sistem informasi oleh manajer. Sabila Farm juga
memiliki media sosial yang berfungsi untuk menjaga eksistensinya di dunia
maya. Adanya sistem informasi yang baik ini akan berdampak baik pula
dalam keberjalanan usaha di Sabila Farm. Salah satu manfaat dengan adanya
sistem informasi yang baik adalah adanya ketertarikan bagi calon pengunjung
untuk singgah menikmati unit yang ada di Sabila Farm.
22

Adanya unit usaha yang bermanfaat serta manajemen yang baik tentu
selain dibutuhkan internal yang berkualitas juga dibutuhkan pihak eksternal
dalam upaya kemitraan. Kemitraan merupakan sebuah hubungan timbal balik
yang saling menguntungkan satu sama lain. Sabila Farm memiliki banyak
kemitraan dan menjalin hubungan yang baik dengan mitranya. Mitra yang
dimiliki Sabila Farm tidak hanya dalam pemasaran produk saja, namun juga
dalam upaya produksi. Kemitraan yang dijalin Sabila Farm tidak hanya di
klaster distributor saja, melainkan juga pada penempuh pendidikan seperti
sekolah, perkuliahan dalam negeri maupun perkuliahan luar negeri.
Kemitraan ini tentu akan saling menguntungkan satu sama lain khususnya
pada kalangan pelajar yang ingin meningkatkan kompetensinya di bidang
pertanian dan manajemen.

D. Bidang Kajian Permodalan Perusahaan Sabila Farm


Modal pada sebuah usaha merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam upaya membangun dan mengembangan suatu bisnis. Tanpa modal
maka suatu perusahaan tidak akan dapat berjalan. Maka dari itu sesuai
dengan definisi modal yang menyatakan bahwa modal merupakan sebuah hal
yang berguna dalam upaya memulai suatu usaha tertentu. Pengertian modal
tidak hanya dalam bentuk keuangan saja, melainkan bisa juga dalam bentuk
pengalaman dan pengetahuan. Modal juga bisa berupa peralatan atau biasa
disebut dengan aset. Modal aset bisa juga berupa lahan atau tanah yang
disebut dengan modal istimewa. Lahan atau tanah disebut sebagai modal
istimewa karena tidak akan pernah menyusut atau berkurang nilainya baik
dalam ukuran maupun satuan nilai ekonomis. Justru lahan akan memiliki
nilai jual yang terus bertambah sepanjang tahun.
Modal yang ada pada perusahaan Sabila Farm meliputi ketiga modal
tersebut, yaitu modal keuangan, modal pengetahuan, dan modal lahan atau
aset. Modal pengetahuan diperoleh dari pemilik Sabila Farm itu sendiri yaitu
Bapak Gunung Soetopo dan Ibu Elly Soetopo yang memiliki latar belakang
pendidikan di sektor pertanian. Kedua anaknya pun juga memiliki ilmu
pengetahuan yang tak kalah pada bidang pertanian dan manajemen. Maka
23

dari itu secara organisasi dan manajemen Sabila Farm telah membuktikannya
dengan manajemen usaha dan organisasi yang baik. Permodalan selanjutnya
ialah lahan, awalnya lahan yang dimiliki oleh keluarga Bapak Gunung
Soetopo kecil dan tidak cukup apabila dialokasikan untuk budidaya buah
naga, namun kemudian ia menyewa lahan yang lebih luas untuk
mengembangkan usahanya. Maka dari itu dibutuhkan modal keuangan yang
pada saat itu berasal dari tabungan keluarganya sendiri. Modal tersebut dirasa
cukup untuk mengembangan bisnisnya pada produksi buah naga.
Proses mengembangkan usaha pada saat merintis disesuaikan dengan
modal yang ada. Maka dari itu, berapapun modal yang tersedia akan selalu
mencukupi. Usaha yang dibangun ketika sudah membuahkan hasil, maka
tidak sepenuhnya hasil labanya dikonsumsi pribadi, namun juga disisihkan
untuk modal berikutnya. Adanya teknik manajemen tersebut akan membuat
modal yang awalnya sedikit menjadi terus bertambah. Modal tersebut
akhirnya digunakan untuk perluasan usaha yaitu pada unit produksi untuk
menambah luas lahan dan inovasi lainnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis di Koperasi Anugerah Mina Sejahtera dan Perusahaan
Sabila Farm adalah sebagai berikut :
1. Kondisi umum di Koperasi Anugerah Mina Sejahtera memiliki kondisi
manajemen usaha dan organisasi yang baik, hal tersebut dapat dinilai dari
keberjalanan yang baru 1 tahun namun sudah mampu bersaing pada pasar
dengan anggota yang terus bertambah.
2. Kondisi permodalan di Koperasi Anugerah Mina Sejahtera berasal dari
internal yaitu melalui simpanan pokok dan simpanan wajib kemudian
sumber eksternal yaitu KUR BRI.
3. Kondisi umum perusahaan Sabila Farm memiliki kondisi yang cukup baik
dari berbagai segi khususnya manajemen usaha yang dijalankan yaitu unit
produksi, unit wisata, dan unit edukasi yang berjalan dengan baik.
4. Kondisi permodalan Perusahaan Sabila Farm berasal dari tabungan
keluarga pribadi dan cukup untuk membangun dan mengembangkan
perusahaannya.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan dari kegiatan praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis di Koperasi Anugerah Mina Sejahtera dan Perusahaan
Sabila Farm adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya Koperasi Anugerah Mina Sejahtera menyediakan tempat khusus
yang layak sebagai tempat menyambut tamu yang berkunjung.
2. Sebaiknya Koperasi Anugerah Mina Sejahtera mengembangkan unit
usahanya sehingga tidak hanya bergerak pada penyediaan pakan ikan saja.
3. Sebaiknya Koperasi Anugerah Mina Sejahtera membuat kontrak kemitraan
secara resmi dan dilindungi oleh hukum untuk memperoleh keuntungan
yang masih belum dapat dicapai

24
25

4. Sebaiknya Perusahaan Sabila Farm menyediakan tempat kunjungan dalam


ruangan, sehingga dapat menjadi solusi ketika hujan
5. Sebaiknya Perusahaan Sabila Farm menyediakan tawaran fasilitas yang
sesuai dengan biaya paket yang telah dipilih.
DAFTAR PUSTAKA

Alam, AS., Hermawan, H. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hubungan


Kemitraan Antara Petani Budidaya Jamur Tiram dengan CV. Asa Agro
Corporation. J Agroscience. 7(1) : 214-219.
Ardhiansyah, et al. 2022 Implementasi Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota
Surakarta dalam Pengembangan Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). J Mahasiswa Wacana Publik. 2.1 (2022): 192-208.
Batubara, MM. 2012. Koperasi Pertanian. Palembang: Faperta Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Hamidi, I., et al. 2020. Pelatihan Manajemen Koperasi Syariah di Desa Kerinjing,
Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. J of Sriwijaya Community
Services. 1(1) : 9-16.
Hendra, H., et al. 2021. Manajemen Koperasi. Bandung: Yayasan Kita Menulis.
Liang, Q., et al. 2015. Social Capital, Member Participation, and Cooperative
Performance: Evidence from China’s Zhejiang. J International Food and
Agribusiness Management Review. 18(1030-2016-83053) : 49-77.
Marlina, R., Pratama, YY. 2017. Koperasi Syariah Sebagai Solusi Penerapan
Akad Syrikah Yang Sah. J Ekonomi dan Keuangan Syariah. 1(2) : 263-275.
Murni, S., et al. 2019. Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi dalam
Perhitungan Pendapatan Atas Hutang Anggota Koperasi. J Khatulistiwa
Informatika. 7(2) : 36-90.
Rahmanto, Y. 2021. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Koperasi
Menggunakan Metode Web Engineering (Studi Kasus: Primkop Kartika
Gatam). J Data Mining Dan Sistem Informasi . 2(1) : 24-30.
Satiti, R., et al. 2018. Sistem Agribisnis dan Kemitraan Usaha Penggemukan Sapi
Potong di Koperasi Gunung Madu. J Ilmu Ilmu Agribisnis: J of Agribusiness
Science. 5(4) : 90-99
Senduk, et al. 2017. Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Pada
Koperasi Simpan Pinjam “Ayamen Mandiri” Kombi. J EMBA: J Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi. 4(4) : 235-244
Setiawan, D., Kartiwa, I. 2020. Pengearuh Modal Sendiri dan Modal Pinjaman
Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (shu) pada Koperasi Pegawai–RI Guru
Soreang (kgs). J ilmiah akuntansi fe unibba. 11(2) : 54-59.
Setiawan, WL. 2021. Komunikasi Organisasi Rapat Anggota Koperasi. J Ikopin.
19(1) : 185-190.
Sitepu, CF., Hasyim, H. 2018. Perkembangan Ekonomi Koperasi di Indonesia. J
Niagawan. 7(2) : 59-68.
Sudjiman, PE., Sudjiman, LS. 2018. Analisis Sistem Informasi Manajemen
Berbasis Komputer Dalam Proses Pengambilan Keputusan. J TeIKa. 8(2) :
55-66.
Supriyadi, SG., Jatmika, D. 2021. An Analysis of Factors Affecting SHU in
Cooperatives of Micro Business and Labor Cooperative Department in
Kediri City. International Jof Economics, Business and Accounting Research
(IJEBAR). 5(1) : 185-193.
Susanto, S., et al. 2018. Analisis Kinerja Keuangan Untuk Mengetahui Tingkat
Kesehatan, Pertumbuhan Dan Prospek Usaha Pada Unit Usaha Koperasi
(Studi Kasus Koperasi Awak Pesawat Garuda Indonesia di Tangerang).
J Inovasi. 1(1) : 99-105
Sutanto, T., et al. 2022. Sistem Informasi Manajemen Keanggotaan Koperasi
Berbasis Sosial Media Untuk Meningkatkan Peran Aktif Anggota
Koperasi. J Ilmiah Scroll (Jendela Teknologi Informasi). 10(1) : 64-72.
Suyani, S. 2018. Koperasi dan Semangat Nasionalisme-Kebangsaan. J Mimbar
Administrasi Fisip Untag Semarang. 14(18) : 93-108.
Yuliastuti, IAN., Susandya, AAPGBA. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Sisa Hasil Usaha Koperasi di Kota Denpasar. J Piramida. 14(1) : 59-66.

.
LAMPIRAN
List Pertanyaan
Bukti Jurnal Internasional Poin A
Bukti Jurnal Internasional Poin B
Bukti Jurnal Nasional Poin C

\
Bukti Buku Poin D
Bukti Jurnal Nasional Poin E
Bukti Buku Poin F
Bukti Jurnal Nasional Poin G
Bukti Jurnal Nasional Poin H
Dokumentasi di Koperasi Anugerah Mina Sejahtera
Dokumentasi di Perusahaan Sabila Farm

Anda mungkin juga menyukai