Disusun Oleh:
Disusun Oleh:
Muhammad Hilmy Fuadi
H0817063
i
2
Mengetahui
Kepala Program Studi Agribisnis Dosen Penguji
Fakultas Pertanian UNS Praktikum Koperasi dan Kemitraan
Agribisnis
Nuning Setyowati, S.P., M.Sc. Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu M. S.
NIP. 198203252005012001 NIP. 19570104198003001
ii
3
INTISARI
iii
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa
karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Koperasi dan Kemitraan Agribisnis
dengan baik dan tepat
pada waktunya. Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah Koperasi dan Kemitraan Agribisnis. Penyusunan laporan ini
tak lepas dari bantuan dan campur tangan berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Kepala Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Dosen Koperasi dan Kemitraan Agribisnis yang telah membimbing dan
mengarahkan kami dalam kuliah.
4. Segenap Manajer dan Karyawan Koperasi Peternakan Bandung Selatan
(KPBS) dan PTPN VII Malabar.
5. Segenap Co-Assisten yang telah membimbing kami baik dalam praktikum
maupun dalam penyusunan laporan ini.
6. Orang tua yang telah mendukung terselesaikannya laporan ini.
7. Teman-teman semua yang turut membantu penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan
laporan ini masih
jauh dari sempurna. Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata,
penyusun
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
5
Surakarta, Desember
2018
Penyusun
iv
6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
INTISARI........................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Permasalahan ..................................................................................... 2
C. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI.......................... 4
A. Tinjaun Pustaka.................................................................................. 4
1. Koperasi ........................................................................................ 4
2. Permodalan ................................................................................... 6
B. Kerangka Teori................................................................................... 9
III. METODOLOGI....................................................................................... 10
A. Metode Dasar...................................................................................... 10
B. Metode Pengumpulan Data................................................................ 10
C. Metode Analisa Data.......................................................................... 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................ 11
A. Kondisi Umum Koperasi dan Perusahaan Kemitraan........................ 11
1. Koperasi Peternakan Bandung Selatan.......................................... 11
2. PTPN VIII Malabar ...................................................................... 14
B. Kondisi Permodalan........................................................................... 15
1. Koperasi Peternakan Bandung Selatan.......................................... 15
2. PTPN VIII Malabar ...................................................................... 17
V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 18
A. Kesimpulan........................................................................................... 18
B. Saran..................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Koperasi merupakan badan usaha yang menganut asas kekeluargaan.
Koperasi sebagai suatu gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha
yang turut berperan serta dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi
khususnya di Indonesia masih perlu membangun dirinya dan dibangun
menjadi kuat. Pembangunan koperasi perlu difokuskan pada kemandirian
dengan tetap berdasarkan prinsip koperasi. Koperasi juga perlu didorong
untuk mewujudkan peranannya sebagai sokoguru perekonomian nasional.
Kemitraan agribisnis di Indonesia umunya menitikberatkan kemitraan
tersebut pada sektor pertanian. Kemitraan tersebut dapat berupa kerjasama
antara petani dengan perusahaan maupun dengan koperasi. Agribisnis
Indonesia merupakan lahan yang sangat subur bagi tumbuh dan
berkembangnya usaha yang menguntungkan karena pola kemitraan usaha
merupakan salah satu tuntutan objektif bagi keberadaan agribisnis.
Kalangan akademisi yang diharapkan banyak berperan adalah dari
kalangan perguruan tinggi. Sebagai salah satu perwujudan dari peran
perguruan tinggi maka mahasiswa sangat penting mengetahui bagaimana
perkembangan koperasi termasuk kemitraan yang dilakukan agar mahasiswa
mengetahui dasar dari permasalahan koperasi sehingga mahasiswa dapat
belajar dan memahami keadaan koperasi secara nyata. Praktikum koperasi
dan kemitraan agribisnis ini penting dilaksanakan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman mahasiswa tentang koperasi dan kemitraan
serta sebagai langkah perguruan tinggi dalam ikut serta memajukan koperasi.
1
2
B. Pemasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam laporan Praktikum
Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan umum KPBS (Koperasi Koperasi Peternakan
Bandung Selatan) dan PTPN VIII Malabar?
2. Bagaimana kondisi mengenai permodalan KPBS (Koperasi Koperasi
Peternakan Bandung Selatan) dan PTPN VIII Malabar ?
C. Tujuan dan Kegunaan
Setiap kegiatan praktikum memiliki tujuan dan kegunaan masing-masing.
Adapun tujuan dan kegunaan praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui keadaan umum KPBS (Koperasi
Koperasi Peternakan Bandung Selatan) dan PTPN VIII Malabar.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi mengenai permodalan KPBS
(Koperasi Koperasi Peternakan Bandung Selatan) dan PTPN VIII
Malabar.
2. Kegunaan
a. Bagi Koperasi dan Kemitraan
Bagi koperasi dan kemitraan praktikum ini berguna sebagai
sarana pertimbangan di dalam menentukan kebijaksanaan dalam
pengembangan koperasi. Praktikum ini dapat sebagai sarana dalam
menyampaikan pemikiran dari mahasiswa mengenai kondisi
organisasi koperasi dalam rangka mencapai perbaikan organisasi
koperasi, serta bagaimana permasalahan usaha yang dikembangkan
dalam koperasi dan kemitraan Agribisnis. Adanya praktikum ini juga
diharapkan dapat meningkatkan semangat pengurus dan anggota
koperasi dalam mengembangkan koperasi.
b. Bagi Fakultas Pertanian
Hasil praktikum ini diharapkan dapat mendukung kelengkapan
dalam penerapan kurikulum pendidikan pertanian. Bagi Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret, praktikum koperasi dan
3
A. Tinjauan Pustaka
1. Koperasi
telah mendapat manfaat dari tren umum sejarah tenaga kerja, dan koperasi
telah berkontribusi pada berbagai bentuk bantuan timbal balik dan bantuan
keuangan yang mampu menyediakan anggotanya dan masyarakat. Ada
beberapa manfaat tentang mengembangkan pemahaman yang lebih dalam
tentang sifat entitas koperasi, khususnya tentang karakteristik saham
anggota koperasi termasuk perbedaan antara karakteristik kepemilikan
anggota dan karakteristik kepemilikan investor.Itu semua alasan mengapa
pemerintah memberikan bantuan khusus kepada komunitas koperasi untuk
memungkinkan mereka mencapai tujuan mereka dengan sukses. Masyarakat
diberi bantuan keuangan dengan harga lebih rendah. Pemerintah juga
memperluas lebih banyak jenis subsidi untuk komunitas koperasi yang bisa
memperkuat stabilitas keuangan dan pertumbuhan berkelanjutan di masa
depan (Hidayati, 2016).
2. Permodalan
Koperasi bukanlah badan usaha yang didirikan untuk wadah
menampung modal (bantuan) dari pihak ketiga, orang lain, atau pemerintah,
melainkan merupakan sebuah badan usaha yang mandiri yang didirikan
sebagai wadah untuk berkumpul dan bekerjasama dalam berusaha untuk
meningkatkan kemampuan ekonomi para anggotanya. Aturan mengenai
permodalan koperasi tidak diatur secara rinci seperti halnya pengaturan
modal dalam perusahaan akan tetapi, secara prinsip sangat jelas asal-usul
pengumpulan modal dalam koperasi seperti yang ditentukan dalam UU
Koperasi, antara lain terdiri dari modal sendiri (simpanan pokok, simpanan
wajib dan hibah) dan modal pinjaman (pinjaman dari anggota, pinjaman dari
koperasi lain, pinjaman dari Bank atau lembaga keuangan lainnya). Definisi
khusus mengenai simpanan pokok, simpanan wajib, dan hibah yang
dilakukan oleh para pendiri koperasi dan anggota koperasi tersebut, UU
Koperasi hanya merumuskan dalam bentuk uang. Artinya, penyertaan modal
dalam bentuk lain seperti harta benda, keahlian atau ketrampilan tidak dapat
dilakukan dalam permodalan koperasi (Kuswiratmo,2016).
7
menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota, (b) Simpanan wajib, adalah sejumlah
simpanan tertentu yang tidak harus sama dan wajib dibayar oleh anggota
kepada koperasi pada waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak
dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota, (c)
Simpanan sukarela adalah simpanan yang dilakukan oleh pemilik dimana
dia secara sukarela menitipkan sejumlah uang kepada koperasi untuk
digunakan atau untuk membantu anggota lainnya yang sangat
membutuhkan, serta (d) Dana cadangan, adalah sejumlah uang yang
diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha. Dana cadangan digunakan untuk
emupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi, (e) Hibah,
adalah sumbangan pihak tertentu yang diserahkan kepada koperasi dalam
upayanya turut serta mengembangkan koperasi. Hibah tidak dapat dibagikan
kepada anggota selama koperasi belum dibubarkan. Sementara Modal
Pinjaman dapat berasal dari: (a) anggota, (b) koperasi lain, (c) bank dan
lembaga keuangan lainnya atau (d) penerbitan obligasi dan surat berharga
lainnya. Koperasi dapat berkembang dengan memupuk modal yang berasal
dari pernyertaan dalam rangka memperkuat kegiatan usaha koperasi
terutama yang berbentuk investasi modal penyertaan ikut menanggung
risiko (Inaryu, 2016).
Modal merupakan sejumlah dana yang akan digunakan untuk
melaksanakan usaha-usaha koperasi. Modal terbagi menjadi dua, yaitu
modal jangka panjang dan modal jangka pendek. Koperasi juga harus
mempunyai rencana pembelanjaan yang konsisten (Purnama, 2016).
9
B. Kerangka Teori
Menurut Rahardjo (2016) dalam sejarah perkembangan koperasi di
Indonesia, meski masihbersifat embrional, koperasi yang pertama kali lahir
adalah dalam bentuklembaga perkreditan rakyat, yaitu De Poerwokertosche
Hulp en SpaarbankDer Inlandsche Hoofden di Purwokerto pada tahun 1895,
atas prakarsa PatihAria Wiriaatmaja, yang mendapat dukungan dari atasannya,
AsistenResiden Purwokerto, E.Sieburg. Pembangunan koperasi merupakan
tugas pemerintah dan seluruh rakyat sesuai dengan perkembangan dan keadaan.
Kebanyakan negara maju, koperasi sudah menjadi bagian dari sistem
perekonomian. Negara berkembang yang mayoritas penduduknya sebagai
petani, koperasi memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan
sektor pertaniannya, mulai dari penyediaan input sampai dengan pemasaran
hasil produksi pertanian. Koperasi memiliki peranan penting dalam kegiatan
perekonomian, karena koperasi dinilai mampu memberikan berbagai kelebihan
kepada para anggota atau masyarakat yang memanfaatkan keberadaannya.
Menurut Prishardoyo (2016) Permodalan koperasi terdiri atas modal
sendiri, modal pinjaman, dan modal penyertaan. Modal sendiri adalah modal
yang berasal dari anggota menurut ketentuan koperasi. Modal sendiri meliputi
simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Modal pinjaman
adalah modal yang berasal dari pinjaman, baik dari anggota, koperasi lain,
bank, dan sumber-sumber lain yang sah. Modal penyertaan adalah investasi
yang berasal dari penanaman modal pemerintah atau swasta bukan anggota
(misalnya perseorangan, dan lainnya). Modal memegang peranan yang sangat
penting dalam menentukan keberlanjutan pengelolaan koperasi dan kemitraan.
Banyak koperasi di Indonesia yang kekurangan sumber modal. Masalah modal
erat hubungannya dengan pemerintah karena pemerintah mempunyai modal
yang cukup besar. Pemberian modal kepada koperasi-koperasi di Indonesia
dapat membantu koperasi dalam memperluas usahanya sehingga dapat
bertahan dan berkembang. Selain modal yang berasal dari pemerintah, orang
yang memiliki dana lebih pun menjadi sumber utama modal koperasi.
III. METODOLOGI
10
A. Metode Dasar
11
12
rasa, Keju Mozarella, Butter Hewani, Ice Cream, Yoghurt, Dodol susu,
Caramel, Kerupuk susu dan masih banyak lagi. Koperasi juga sedang
merintis Unit Pelayanan Kesehatan menjadi Rumah Sakit yang dibantu
oleh perkumpulan dokter muda As-Syifa.
2. PT Perkebunan Nusantara VIII Malabar
PT Perkebunan Nusantara VIII adalah badan usaha perkebunan
yang berada di bawah naungan BUMN. PTPN VIII ini mengelola
perkebunan teh di lahan seluas 25.905,3 Ha. Lahan tersebut tersebar di 6
kabupaten yakni 2 pekebunan di Sukabumi, 2 perkebunan di Bogor, 3
perkebunan di Cianjur, 2 perkebunan di Subang, 12 perkebunan di
kabupaten Bandung dan kabupaten Bandung Barat dan 3 perkebunan di
Garut. Salah satu dari duabelas perkebunan di bandung terletak di
pengalengan yang dikenal dengan PTPN VIII Malabar.
PTPN VIII Malabar mengelola perkebunan teh dengan luas 2.002
Ha. PTPN VIII Malabar ini didirikan oleh seorang belanda yang peduli
terhadap kesejahteraan masyarakat pribumi yaitu K. A. R. Bosscha pada
tahun 1896. PTPN VIII Malabar terletak pada ketinggian 1.550 mdpl.
Produk yang dihasilkan oleh PTPN Malabar meliputi teh Walini yang
sudah memiliki produk the kelas dunia seperti Lipton dan Sara Lee.
Permodalan PTPN VIII awal mulanya dimilki oleh perseorangan
yaitu K. A. R. Bosscha. Sumber modal yang digunakan berasal dari
modal pemilik. Kemudian saat pemilik sudah meninggal pada tahun
1928 akibat serangan tetanus perkebunan teh ini dikelola oleh
pemerintah kolonial Belanda sampai akhirnya Indonesia merdeka lalu
menjadi perusahaan perkebunan negara dibawah naungan BUMN.
Adapun penyertaan nilai saham perusahaan afiliasi pada PTPN VIII
sebagai berikut: PT. Agro Medika Nusantara total saham 96,70% dengan
nilai Rp.23.500 juta, PT Sinkona Indonesia Lestari (PT SIL) total saham
33,63% dengan nilai Rp.10.793 Juta, PT Bio Undustri Nusantara
(BIONUSA) total saham 25% dengan nilai Rp.1.925 Juta, PT Rolas
Mandiri Nusantara total saham 10% dengan nilai Rp.3.000 Juta, PT
18
A. Kesimpulan
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
23
Foto Proses Produksi PTPN VIII Malabar Foto Produk Walini PTPN VIII Malabar