Anda di halaman 1dari 36

“PROSEDUR IZIN PRINSIP PENANAMAN MODAL PADA DINAS

PENANAMAN MOADAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN


TENAGA KERJA (PMPTSP DAN NAKER) KABUPATEN TANAH
DATAR”

LAPORAN MAGANG

Oleh :

SRI WAHYU

NIM: 14 232 070

JURUSAN EKONOMI ISLAM/ MANAJEMEN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

TAHUN AJARAN 2017

1
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


kekuatan kepada kita semua sehingga sampai pada hari ini kita masih
dapat memegang amanah Allah sebagai khalifah yang menjadikan
dirinya sebagai Agen perjuangan untuk terciptanya Bangsa yang damai,
Bangsa yang adil dan Bangsa yang berpihak kepada kaum mustadzafin
serta perjuangan untuk menegakkan Dinullah di muka bumi Allah Swt.
Shalawat dan salam yang senantiasa tercurah pada Rasulullah SAW
sosok manusia yang termulia, lugas dan penuh cinta memimpin umat
sekaligus penuh kasih pada yang tersayang.
Mahasiswa menempatkan dirinya pada posisi “Pengawal
Perubahan” dan “The Agent of Historical Change” sebagai bentuk
perwujudan pemahaman terhadap spirit amar Ma’ruf Nahyi Al-Munkar.
Sebagai sosok elit sosial, mahasiswa seharusnya mempunyai tiga pilar
yang harus dikembangkan dan niscaya menjadi spirit dalam langkah
gerakan mahasiswa sebagai Agen Sosial tersebut. Tiga pilar tersebut
adalah Visi Kemanusiaan, Visi Pembebasan dan Visi Ketauhidan
(Trancendenci) nilai-nilai Ilahiyah.
Meminjam istilah Kuntowijoyo yaitu humanism, liberation,
trancendenci. Tiga pilar ini sesungguhnya terjemahan dari tafsir Surat Ali-
Imran Ayat 109 yang memberikan identifikasi umat yang ideal dan visi
umat yang terbaik dalam konstruksi gagasan “Khairu Ummah” adalah
adanya keseimbangan kesalehan sosial dengan kesalehan individual visi
makna ini aksentuasi gerakan relevan dengan Tri Dharma Perguruan
Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Tiga pilar di atas tidak akan pernah terlepas dengan Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Berhasilnya humanism, liberation, trancendenci berawal
dengan adanya pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Sesuai
dengan hal ini maka Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar
pada tanggal 11 September 2017 sampai dengan 1 November 2017 telah
berhasil dengan segenap civitas akademika melaksanakan kegiatan
Magang Mahasiswa Manajemen Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) tahun 2017 yang dilaksanakan
di DPMPTSP DAN NAKER Kabupaten Tanah Datar.
Dalam penyusunan laporan, penulis menyadari masih banyak
terdapat kesalahan baik dari segi penulisan maupun yang lainya. Oleh
karena itu saran dan kritik dari pembaca sangatlah penulis harapkan demi
perbaikan kedepannya.

ii
Pelaksanaan Magang yang telah saya lakukan di DPMPTSP DAN
NAKER Kabupaten Tanah Datar tidak akan berhasil jika tidak mendapat
dukungan dari segala pihak. Untuk itu saya atas nama mahasiswa magang
IAIN Batusangkar tahun 2017. Selama proses magang penulis telah
banyak menjalani kerja sama kepada semua pihak maka dari itu saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan saya nikmat kesehatan dan
nikmat kecerdasan untuk melaksanakan kegiatan magang.
2. Kedua orang tua saya yang memberikan dukungan moril maupun
materil.
3. Bapak Rektor IAIN Batusangkar, selaku penanggung jawab pelaksana
magang.
4. Panitia pelaksana mata kuliah magang
5. Ibuk Yeni Melia, SE., MM selaku DPL (Dosen Pembimbing Lapangan)
yang telah membimbing saya selama kegiatan magang.
6. Drs. Armen selaku KADIS DPMPTSP DAN NAKER Kabupaten Tanah
Datar.
7. Ibuk Syafyoni selaku pembimbing selama saya magang di DPMPTSP
DAN NAKER Kabupaten Tanah Datar.
8. Kepada Bapak/Ibuk pegawai dan staf di DPMPTSP DAN NAKER
Kabupaten Tanah Datar.
9. Teman-teman seperjuangan MANASYA 7B IAIN Batusangkar.
Semoga Allah SWT membalas semua jasa dan bantuan yang telah
diberikan kepada saya selama menjalankan tugas sosial sebagai
mahasiswa magang di Kantor Pegadaian Syariah Padan

Batusangkar, November 2017


Penulis

Sri Wahyu
NIM 14 232 070

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR .................................................................................... ..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... .1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... .1

1.2 Tujuan dan Manfaat Magang………………………………………...3

1.3 Waktu dan Tempat ............................................................................. .5

1.4 Sistematika Pelaporan ....................................................................... .5

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG ................................. .8

2.1 Sejarah Singkat Dinas PMPTSP dan NAKER Tanah Datar ............. .8

2.2 Struktur Organisasi ............................................................................ 10

2.3 Hasil Operasional ............................................................................... 11

BAB III LANDASAN TEORITIS ................................................................ 14

3.1 Izin Prinsip ......................................................................................... 14

3.2 Penanaman Modal .............................................................................. 16

3.3 Pengertian Penanaman Modal............................................................ 16

3.4 Bentuk-bentuk Penanaman Modal………………………………...18

3.5 Manfaat Penanaman Modal............................................................19

3.6 Tujuan penanaman modal………………………………………..19

3.7 Faktor Pendorong Penanaman Modal…………………………..21

BAB IV ANALISIS DAN PELAPORAN ..................................................... 24

4.1 Prosedur Izin Prinsip Penanaman Modal pada Dinas PMPTSP dan
NAKER Tanah Datar.............................................................................24

iv
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 28

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 28

5.2 Saran .................................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Kegiatan Harian

2. Daftar Hadir

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Pemikiran
Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan formal yang
diharapkan dapat menghasilkan sarjana yang mampu untuk
mengisi posisi manajerial menengah sampai puncak dengan bakal
pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh selama perkuliahan.
Kenyataan di lapangan sering menunjukan bahwa lulusan
perguruan tinggi belum mampu secara optimal mengaplikasikan
pengetahuan yang didapatnya ke dalam dunia kerja. Hal ini
dikarenakan adanya kesenjangan antara teori yang diperoleh
dengan kenyataan di lapangan yang lebih kompleks.
Dalam mengatasi adanya kesenjangan antara teori dan
kenyataan di lapangan, serta melengkapi kemampuan Mahasiswa
dengan pengalaman praktis di lapangan, Jurusan Ekonomi
Syariah/ Manajemen Syariah mengembangkan program magang di
berbagai lembaga atau perusahaan yang terkait dengan bidang
manajemen.
Magang merupakan bagian tak terpisahkan dari proses
pendidikan pada Program Sarjana (S.1). Jurusan Ekonomi Syariah/
Manajemen Syariah di Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.
Magang adalah mata kuliah wajib Jurusan Ekonomi Syariah/
Manajemen Syariah yang harus ditempuh oleh setiap Mahasiswa
Manajemen Syraiah yang memuat substansi kegiatan yang sifatnya
praktek kerja yang berupa kegiatan belajar di lapangan yang
dirancang untuk memberikan pengalaman praktis kepada para
Mahasiswa dalam menggunakan aplikasi teori ke dalam praktek
lapangan.

1
Eksistensi magang diharapkan dapat melengkapi atau
menggenapi pengetahuan teoritis yang telah diperoleh Mahasiswa
di bangku perkuliahan.
Penulis melaksanakan magang pada Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Tanah
Datar, yang ditempatkan pada bagian penanaman modal. Salah
satu tugas dari penanaman modal adalah membuat izin prinsip
penanaman modal.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk
membuat judul laporan yaitu “Prosedur Izin Prinsip Penanaman
Modal pada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Tanah Datar”.

2. Pengertian
Magang adalah kegiatan akademik sebagai bagian dari
beban kurikulum program studi Ekonomi Syariah/ Manajemen
Syariah yang wajib diikuti oleh Mahasiswa dalam bentuk praktek
di industri/institusi/instansi Pemerintah sesuai dengan
kompetensi Jurusan.
Kegiatan Magang diharapakan mampu memberikan
gambaran kepada Mahasiswa tentang kesesuaian penerapan
kompetensi keilmuan yang dimiliki dengan kebutuhan
industri/lembaga.
Magang ini wajib diikuti oleh seluruh program studi
Mahasiswa Ekonomi Syariah/ Manajemen syariah yang telah
menyelesaikan 100 SKS dan lulus Pada Mata Kuliah Manajemen
Keuangan I, Manajemen Keuangan II, Manajemen Pemasaran,
Sistem Informasi Manajemen, Manajemen Operasional, Manajemen
Strategik, dan terdaftar di semester VII.

2
B. TUJUAN DAN MANFAAT MAGANG
1. Tujuan
Secara umum, tujuan diadakannya kegiatan magang bagi
Mahasiswa program studi Ekonomi Syariah/ Manajemen
Syariah adalah untuk memberikan bekal pengalaman bekerja
bagi Mahasiswa sesuai dengan kompetensi keilmuan yang
dimiliki.
Secara khusus, tujuan kegiatan Magang ini dijabarkan sebagai
berikut:
a. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai
dengan kompetensi bidang ilmu pada dunia kerja.
b. Mahasiswa mampu mengaplikasikan keterampilan dan
pengetahuan di tempat kerja sesuai tugas yang dilaksanakan
selama Magang.
c. Mahasiswa dapat menguraikan gambaran tugas dan
pekerjaan sesuai dengan kompetensi keilmuan.
d. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kendala-kendala
kompetensi antara teori dan praktek dalam melaksanakan
tugas selama Magang pada industri atau instansi pemerintah.

2. Manfaat Magang
Program magang adalah mata kuliah wajib bagi
Mahasiswa Strata Satu (S1) Jurusan Ekonomi Syariah/
Manajemen Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri Batusangkar. Mata kuliah ini merupakan
bagian integral dari keseluruhan kurikulum yang berlaku dan
memiliki peranan penting dalam pembentukan sikap mental
lulusan dengan orientasi spesialisasi dibidang manajemen
umumnya dan Manajemen Syariah khususnya. Mata kuliah ini
dilaksanakan pada semester ganjil yaitu pada semester VII

3
dengan bobot 3 sks. Dengan peran dan fungsi mata kuliah ini
sangat urgent, maka Mahasiswa diwajibkan “lulus” dalam mata
kuliah ini dengan nilai akhir minimal “C”.
1. Bagi Peseta Magang
a. Dapat melihat perbandingan teori yang didapat selama
perkuliahan dengan penerapan praktek dilapangan
selama kegiatan magang berlangsung.
b. Menjadikan mahasiswa yang kreatif, memiliki rasa
tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan yang
diberikan serta kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan.
2. Bagi IAIN Batusangkar
a. Mahasiswa dapat menyelesaiankn kewajibannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, agar kampus dapat
melahirkan mahasiswa yang mampu bersaing didunia
kerja nantinya.
b. Untuk menciptakan mahasiswa yang kreatif, rasa
tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan.
c. Terciptanya link kerja dengan mahasiswa magang yang
memiliki skill dan wawasan agar bekerjasanma dengan
prusahaan atau instansi terkait untuk mendapatkan
karyawan atau pegawai dari jurusan Ekonomi Syariah
Konsentrasi Manajemen Syariah IAIN Batusangkar.

3. Bagi Instansi (PMPTSP dan NAKER Tanah Datar)


a. Dengan adanya mahasiswa magang dapat membantu
meringankan pekerjaan karyawan.
b. Terwujudnya kerjasama yang baik antara instansi
pendidikan dengan instansi tempat magangyaituPMPTSP
dan NAKER Kabupaten Tanah Datar.

4
C. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu dilaksanakannya magang adalah pada tanggal 11
September 2017 sampai dengan 1 November 2017 yang bertempat
di Dinas PMPTSP dan NAKER Kabupaten Tanah Datar.

D. SISTEMATIKA PELAPORAN
1. Bentuk Sistematika Penulisan Laporan Magang
a. Bagian awal
1) Kulit depan/cover
2) Kulit dalam
3) Lembar pengesahan
4) Kata pengantar
5) Daftar isi
b. Bagian isi
1) BAB I : Pendahuluan
2) BAB II : Gambaran Umum Lokasi Magang
3) BAB III : Landasan Teori
4) BAB IV : Analisis dan Pelaporan
5) BAB V : Penutup
c. Bagian Akhir
1) Daftar Pustaka
2) Lampiran
2. Teknik Pelaporan
Langkah pertama dalam pembuatan laporan adalah
menentukan topik/judul. Judul harus singkat dan padat
(usahakan tidak lebih dari 16 kata), tetapi harus jelas dan
sebaiknya menggunakan tema yang akan dilaporkan. Setelah
didapatkan topik/tema yang akandilaporkan, dapatkan data-
data yang dibutuhkan, kemudian di analisis dengan

5
menggunakan teori yang ada. Ketentuan umum dalam
pembuatann laporan magang adalah sebagai berikut:
a. Jenis huruf yang digunakan book antique dengan 12, rata
kiri kanan.
b. LampiranKertas yang digunakan untuk print out adalah HVS
putih berukuran A4 atau kuarto.
c. Batas ketikana dalah 4 cm dari pinggir kiri 3 cm dari pinggir
kanan, pinggir atas dan dari pinggir bawah.
d. Ketikan antara baris secara umum berjarak 1,5 spasi, kecuali
untukjudultabel, judul gambar atau dibawah lampiran
berjarak 1 spasi.
e. Judul bab dengan baris awal dibawahnya berjarak 4 spasi.
f. Judul sub bab atau sub-sub bab dengan baris terakhir di
atasnya berjarak 3 spasi, sedangkan dengan baris awal di
bawahnya berjarak 1,5 spasi.
g. Baris akhir judul table dengan garis atas tabel, dan garis
bawah dengan judul gambar juga berjarak 1,5 spasi.
h. Bagian awal dari laporan, sebelum pendahuluan diberi
nomor halaman dengan angka romawi kecil (i, ii, iii dst).
i. Bagian isi sampai bagian akhir dari laporanya itu mulai dari
pendahuluan sampai akhir diberi nomor halaman dengan
angka (1, 2, 3, 4, 5 dst). Nomor halaman ditempatkan disudut
kanan atas berjarak 1,5 cm dari pinggir atas dan 3 cm dari
pinggir kanan atas. Halaman judul bab tidak dituliskan
nomor halamannya.
j. Penomoran untuk bab dengan angka romawi besar (I, II, III,
IV dan V)
k. Untuk sub bab menggunakan huruf kapital menurut abjad
(A, B, C, D dst)

6
l. Untuk sub-sub bab dapat digunakan angka (1, 2, 3, 4, dst)
atau huruf kecil menurut abjad (a, b, c, d, dst)
m. Satu alinea terdiri dari beberapa kalimat yang menjelaskan
satu kelompok pemikiran, atau satu kelompok bahasan
tentang suatu persoalan yang relatif sama.
n. Penulisan istilah cetak miring atau garis bawahi. Untuk
istilah asing yang telah di Indonesiakan agar mengikuti ejaan
Bahasa Indonesia.

7
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG

A. Sejarah Singkat
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
Tenaga Kerja merupakan suatu Dinas yang bergerak dibidang
Penanaman modal, Perizinan, Kesektariatan dan Tenaga Kerja.
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
Tenaga Kerja adalah salah satu dari Satuan Kerja Perangkat Daerah
dalam lingkungan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar yang
berkedudukan sebagai Dinas Daerah..DinasPenanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja merupakan salah
satu unit organisasi berada dibawah naungan Pemerintahan
Daerah, Kabupaten Tanah Datar.
Dinas PMPTSP DAN NAKER Kabupaten Tanah Datar
memiliki sejarah yang cukup indah, mengapa penulis katakan
sejarah yang cukup indah karena dulu namanya KPPT (Kantor
Perizinan Pelayanan Terpadu) Tanah Datar pada tahun 2009,
singkat cerita pada awal tahun 2017 tepatnya bulan januari tahun
2017 KPPT naik ekselon atau telah bergabung menjadi Dinas
Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga
Kerja (DPMPTSP DAN NAKER) sesuai dengan PERDA yang
terkait, maka dengan penggabungan tersebut tergabung empat
bidang di dalam satu dinas.
Adapun bidang-bidang yang berada di DPMPTSP DAN
NAKER Kabupaten Tanah Datar yaitu:
1. Bidang Sekretariat
2. Bidang Tenaga Kerja ( NAKER )
3. Bidang Perizinan

8
4. Bidang Penanaman Modal

Visi Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu


Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Tanah Datar tahun 2016-
2021:“Meningkatnya Investasi Dan Kesempatan Kerja Melalui
Penyiapan Potensi Investasi, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan
Ketersediaan Tenaga Kerja Yang Siap Pakai”.

Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu


dan Tenaga Kerja Kabupaten Tanah Datar berdasarkan visinya
menetapkan misi sebagai berikut :

a. Mewujudkan aparatur yang disiplin dan


profesionalMewujudkan sarana dan prasarana pelayanan
yang memadai.
b. Menyiapkan potensi investasi yang dapat dipromosikan dan
dikerjasamakan.
c. Meningkatkan pelayanan terpadu satu pintu bidang
penanaman modal .
d. Meningkatkan pelayanan ketenagakerjaan .
e. Meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan.
f. Menciptakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
penyempurnaan legislasi dalam proses pelayanan penanaman
modal dan ketenagakerjaan.
g. Meningkatkan pembinaan dan pengawasanpenanaman modal
dan ketenagakerjaan

9
B. Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal, Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja

KEPALA

SEKRETARIS

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

KASUBBAG KASUBAG KASUBBAG


PERENCANAAN KEUANGAN UMUM &
& EVALUASI KEPEGAWAIAN

KEPALA KEPALA KEPALA BIDANG


KEPALA BIDANG
BIDANG PENGADUAN,
BIDANG BIDANG TENAGA KERJA
KEBIJAKAN DAN
PENANAMAN PELAYANAN PELAPORAN LAYANAN
MODAL & SDM PERIZINAN
DAN NON
PERIZINAN
KASI
KASI
KASI PELAYANAN PEMBINAAN
KASI
PERENCANAN, PERIZINAN DAN NON PENEMPATAN &
PENGADUAN
PENGEMBANGAN PERIZINAN BIDANG PERLUASAN
DAN INFORMASI
IKLIM & PROMOSI FISIK KESEMPATAN TK
LAYANAN
PM
PM
KASI PENGENDALIAN KASI
PENANAMAN PELAYANAN KASI
KASI
MODAL PERIZINAN DAN NON PELATIHAN &
KEBIJAKAN DAN
PERIZINAN BIDANG PRODUKFITAS TK
PENYULUHAN
EKONOMI
LAYANAN

KASI
KASI KASI HUBUNGAN
KEPALA
KASI PELAYANAN PELAPORAN DAN INDUSTRIAL &
SUMBER DAYA PERIZINAN DAN NON PENINGKATAN PERLINDUNGAN BLK/
MINERAL PERIZINAN BIDANG LAYANAN TK UPTD
SOSIAL BUDAYA

TIM
TEKNIS

10
C. Hasil Operasional
1. Kepala Dinas dan Sekretaris
Penanggung Jawab Program dan wakil Penanggung
Jawab Program.
2. Bidang Sekretatiat
a. Kasubag Umum dan Kepegawaian
Merupakan bidang yang bergerak dalam bidang:
1) Penyediaan jasa surat menyurat
2) Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
3) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional
4) Penyediaan jasa kebersihan kantor
5) Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
6) Penyediaan alat tulis kantor
7) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
8) Penyediaan komponen instansi listrik/penerangan
bangunan kantor
9) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-
undangan
10) Penyediaan makanan dan minuman
11) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
12) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, kendaraan
dinas/operasional, peralatan gedung kantor.
b. Kasubag Perencanaan dan Evaluasi
Merupakan bidang yang bergerak dalam kegiatan:
1) Izin Pendidikan dan pelatihan formal
2) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
3) Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
4) Penyusunan perencanaan tahunan

11
3. Bidang Tenaga Kerja
a. Kasi Pelatihan Produktivitas Tenaga Kerja
1) Penyusunan database tenaga kerja daerah
2) Pembangunan balai latihan kerja
3) Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari
kerja
4) Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana BLK
5) Penyusunan Informasi bursa tenaga kerja
6) Kerjasama pendidikan dan pelatihan
b. Kasi Pengembangan Iklim Promosi dan Kerjasama
Program kegiatan yaitu koordinasi perencanaan dan
pengembangan penanaman modal.
c. Kasi Pembianaan Pendapatan dan Perluasan Kesempatan
Kerja
1) Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja
2) Penyiapan tenaga kerja siap pakai
3) Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan
kewirausahaan
d. Kasi Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja
1) Fasilitas penyelesaian prosedur, penyelesaian
perselisihan hubungan industry
2) Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang
ketenagakerjaan
3) Menyusun kebijakan standarisasi upah tenaga kerja
4) Pemantauan kinerja lembaga penyalur tenaga kerja
5) Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan
hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

12
2. Bidang Perizinan
Secara umum bidang perizinan merupakan bidang yang
bergerak untuk mengurus segala izin seperti:
a. IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
b. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan
c. HO (Izin Gangguan)
d. IUJK (Izin Usaha Jasa Kontruksi)
e. Surat izin mendirikan apotik.
3. Bidang Penanaman Modal
Bidang Penanaman Modal bergerak dan mengatur
tentang penanaman modal dan izin prinsip penanaman modal.

13
BAB III

LANDASAN TEORITIS

A. Izin Prinsip
Izin Prinsip Penanaman Modal adalah izin dari Pemerintah,
Pemda Propinsi, Pemda Kabupaten/Kota yang wajib dimiliki
dalam rangka memulai usaha. Dalam Peraturan Kepala BKPM No.
12 Tahun 2009 tentang pedoman dan tata cara Penanaman Modal
menjelaskan bahwa Izin Prinsip Penanaman Modal adalah izizn
untuk memulai kegiatan penanaman modal dibidang usaha yang
dapat diperoleh fasilitas fiskal dan dalam pelaksanaan penanaman
modalnya memerlukan fasilitas fiskal. (Jurnal Ilmu Hukum Legal
Opinion Edisi 3, Volume 2, 2014: 5-6).
Menurut Pasal 4 Perka BKPM Nomor 9 Tahun 2015, Izin
Prinsip diberikan oleh Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat (PTSP)
di BKPM, Badan Penanaman Modal PTSP (BPMPTSP) Provinsi,
Kabupaten/Kota, PTSP Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas (KPBPB), dan PTSP Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK).Tanda Daftar Pemerintah Propinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota, sesuai dengan kewenangannya, dimana
kewenangan tersebut dapat dirincikan sebagai berikut:
1. Kewenangan izin prinsip oleh pemerintah pusat terdiri atas:
a. Penyelenggaraan Penanaman Modal yang lingkupnya lintas
propinsi
b. Penanaman modal yang meliputi:
1) Penanaman modal terkait sumber daya yang tidak
terbarukan dengan tingkat resiko kerusakan lingkungan
yang tinggi.
2) Penanaman Modal pada bidang industry yang
merupakan prioritas tinggi pada skala nasional.

14
3) Penanaman Modal yang terkait pada fungsi pemersatu
dan penghubung antar wilayah atau ruang lingkupnya
lintas Propinsi.
4) Penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan
strategi pertahanan dan keamanan nasional.
5) Penanaman modal asing dan penanaman modal yang
menggunakan modal asing, yang berasal dari pemerintah
negara lain yang didasarkan pejanjian yang dibuat oleh
PemerintahNegara lain, dan
6) Bidang Penanaman Modal lain yang menjadi urusan
Pemerintah menurut Undang-undang.
2. Kewenangan pemberian izin prinsip oleh Pemerintah Propinsi
terdiri atas:
a. Penanaman Modal yang ruang lingkup kegiatan lintas

Kabupaten/Kota.
b. Penanaman Modal yang kewenangan Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Propinsi yang diberikan


pelimpahan/pendelegasian wewenang dari Pemerintah
Pusat kepada Gubernur, dan
c. Penanaman modal yang menjaddi kewenangan pemerintah

Propinsi berdasarkan peraturan Perundang-undangan.


d. Kewenangan izin prinsip oleh Pemerintah Kabupaten/Kota,

terdiri atas:
1) Penanaman modal yang ruang lingkup kegiatan di
Kabupaten/Kota yang diperbantukan kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota

3. Kewenangan pemberian izin prinsip oleh KPBPB dan KEK


dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota berdasarkan
pelimpahan/pendelegasian kewenangan dari Pemerintah

15
Pusat/ Pemerintah daerah dan memperhatikan peraturan
perundang-undangan terkait KPBPB dan KEK.

B. Penanaman Modal
1. Pengertian Penanaman Modal
Dalam Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal Republik Indonesia No. 14 Tahun 2015 tentang Pedoman
dan Tata Cara Izin Prinsip Penanaman Modal pada Bab I, Pasal
satu dijelaskan bahwa:
a. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam

modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun


penanam modal asing, untuk melakukan usaha di wilayah
Negara Republik Indonesia.
b. Penanam modal Dalam Negeri adalah perseorangan warga

Negara Indonesia, bahkan badan usaha Indonesia, Negara


Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan
penanaman modal di wilayah Negara Repblik Indonesia.
c. Penanam Modal Asing adalah perseorangan warga Negara

asing, badan usaha asing, dan/atau Pemerintah asing yang


melakukan penanaman modal di wilayah Negara Republik
Indonesia.
d. Penanaman Modal Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut

sebagai PMDN adalah kegiatan menanam modal untuk


melakukan usaha diwilayah Negara Republik Indonesia
yang dilakukan oleh Penanaman Modal Dalam Negeri
dengan menggunakan modal dalam Negeri.
e. Penanaman Modal Asing, yang selanjutnya disebut sebagai

PMA adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan


usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan
oleh Penanam Modal Asing, baik yang menggunakan modal

16
asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan
Penanam Modal Dalam Negeri.
f. Pelayanan terpadu satu pintu di bidang Penanaman Modal,

yang selanjutnya disebut PTSP, adalah kegiatan


penyelenggaraan perizinan dan Nonperizinan berdasarkan
pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari pelimpahan
wewenang dan lembaga atau instansi yang memiliki
kewenangan perizinan dan Nonperizinan yang proses
pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai
dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu
tempat.
Kemudahan penanaman modal adalah penyediaan
fasilitas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah kepada
penanaman modal untuk mempermudah setiap kegiatan
penanaman modal dalam rangka mendorong peningkatan
penanaman modal. Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat
memberikan kemudahan berupa:
a. Berbagai kemudahan pelayanan melalui PTSP di bidang
penanaman modal.
b. Pengadaan infrasruktur melalui dukungan dan jaminan
Pemerintah.
c. Kemudahan pelayanan dan atau perizinan kepada
perusahaan penanaman modal untuk memperoleh hak atas
tanah, fasilitas pelayanan keimigrasian, dan fasilitas
perizinan impor
d. Penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal
e. Penyediaan sarana dan prasarana
f. Penyediaan layanan atau lokasi
g. Pemberian bantuan teknis.

17
2. Bentuk-bentuk penanaman modal
Dalam melakukan kegiatan penanaman modal diperlukan
suatu bentu badan usaha. Pilahan bentuk badan usaha akan
mempengaruhi terhadap perkembangan usaha, bentuk
pertanggung jawaban, akses permodalan, pembagian keuntungan,
pembubaran perusahaan, dan lain-lain. Bentuk perusahaan dalam
pemodal modal asing dan pemodal dalam negeri. Ketentuan ini
diatur pada bab IV Pasal 5 UU PM yang berbunyi:
a. Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk
badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan
hukum dan hukum atau usaha perseorangan, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Penanaman modal asing dan bekedudukan didalam wilayah
Negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan oleh undang-
undang.
c. Penanaman modal dalam negeri dan asing yang melakukan
penanaman modal dalam bentuk perseroan terbatas dilakukan
dengan:
1) Mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan
terbatas.
2) Membeli saham, dan
3) Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pengertian diatas mengandung makna bahwa penanaman
modal dalam negeri dalam melakukan investasi dapat membentuk
badan hukum atau tidak berbadan hukum. Sedangkan bagi
penanaman modal asing wajib berbadan hukum yang membentuk
perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia. ( Suparji: 4).

18
3. Manfaat Penanaman Modal
Hadirnya investor dalam krgiatan penanaman modal
disuatu Negara diharapkan dapat membawa manfaat bagi
pembangunan ekonomi disuatu negara, baik penanaman modal
yang dilakukan oleh investor asing maupun investor dalam negeri.
Namun beberapa literatur mencata bahwa manfaat penanaman
modal asing selalu menjadi pembahasan utama mengingat bahwa
kegiatan penanaman modal asing berkaitan dengan masuknya
modal asing ke dalam negeri. Menurut Gunardi Suhardi, “Investasi
lebih baik jika dibandingkan dengan investasi portofolio karena
investasi langsung lebih permanen.” Selain itu manfaat investasi
langsung adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kerja bagi penduduk
b. Mempunyai kekuatan pengadaan ekonomi lokal
c. Memberikan residu baik berupa peralatan maupun alih
teknologi
d. Bila diproduksi diekspor memberikan jalan atau jalur pemasaran
yang dapat dirunut oleh pengusaha lokal disamping seketika
memberikan tambahan devisa dan pajak bagi negara.
e. Lebih tahan terhadap fluktuasi bunga dan valuta asing
f. Memberikan perlindungan politik dan keamanan wilayah
karena baik investor berasal dari negara kuat niscaya bantuan
keamanan juga akan diberikan.

4. Tujuan Penanaman Modal


Menurut Yusnan, UU penaanaman modal bertujuan untuk
beberapa hal diantaranya, pertama, sebagai bentuk kepastian
terhadap berbagai ketidakpastian yang terkait dengan kegiatan
investasi; kedua, untuk memperbaiki image investasi dalam negeri
menjadikan Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi produk-

19
produk asing tetapi tempat yang layak untuk melakukan investasi
dan setidak-tidaknya dengan diterbitkannya Undang-undang ini
terlihat ada respon positif yang ditunjukkan dari angka statistik
persetujuan investasi dan realisasi investasi meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan pasal 3 ayat (2) UU Penanaman Modal,
disebutkan mengenai tujuan diselenggarakannya penanaman
modal, antara lain:
a. LampiranMenciptakan lapangan pekerjaan.
b. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
c. Meningkatkan kemajuan daya saing usaha nasional.
d. Meningkatkan kemajuan daya saing usaha nasional.
e. Meningkatkan kapasitas dan kemajuan teknologi nasional.
f. Mendorong kapasitas dan kemajuan teknologi nasional.
g. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan.
h. Mengolah ekonomi potensial.
i. Menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana
yang berasal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
j. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan penyelenggaraan penanaman modal tersebut hanya


dapat tercapai apabila faktor penunjang yang menghambat iklim
penanaman modal dapat diatasi, antara lain dengan perbaikan
koordinasi antarinstansi pemerintah pusat dan daerah, penciptaan
birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman
modal, biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim usaha
yang kondusif di bidang ketenagakerjaan dan keamanan
berusaha.(Dhaniswara.K Harjono. 2007: 107)

20
5. Faktor Pendorong Penanaman Modal
Berbagai studi tentang penanaman modal asing
menunjukkan bahwa motif suatu perusahaan menanamkan
modalnya di suatu negara adalah mencari keuntungan.
a. Upah buruh murah
Dalam berbagai literatur dikemukakan, bahwa ada
berbagai faktor yang mempengaruhi investor asing ingin
menanamkan modalnya di suatu negara.Para ahli pada
umumnya berpendapat selain faktor biaya produksi di
negaranya cukup mahal, juga ingin memperluas jaringan
usaha. Menurut Sujud Margono, motif suatu perusahaan
menanamkan modalnya di suatu negara didorong oleh
berbagai faktor, antara lain:
1) Untuk menekan biaya produksi, perusahaan negara-negara
maju melakukan investasi di negara-negara berkembang
dengan tujuan untuk mendapatkan upah butuh yang
murah, harapan ini didukung oleh karena kebanyakan
negara berkembang memiliki tenaga kerja yang melimpah,
dengan tingkat upah yang jauh lebih murah dibandingkan
upah buruh untuk pekerjaan yang sama di negara-negara
maju.
b. Dekat dengan sumber bahan mentah
Bahan mentah merupakan faktor yang sangat penting dalam
proses produksi. Kebanyakan negara-negara maju memiliki
bahan mentah yang sangat terbatas, sedangkan negara-negara
berkembang memiliki bahan mentah yang belum dieksploitasi.
Untuk itulah negara-negara maju melakukan penanaman
modal dengaan memindahkan industrinya ke negara-negara
berkembang.

21
c. LampiranMenemukan pasar yang baru
Negara-negara yang maju berusaha menanamkan modal
di negara lain dengan tujuan untuk menjaga pasar hasil
produksinya. Berkaitan dengan upaya menemukan pasar yang
baru, paling tidak ada 3 (tiga) alasan mengapa investor datang
ke suatu negara, yaitu:
1) Mengamankan komoditi ekspor dan mengambil
keuntungan dari rendahnya upah buruh dalam
menghasilkan produk-produk teknologi yang rendah.
2) Memperoleh akses terhadap pasar konsumen yang lebih
besar.
3) Mengambil keuntungan sendiri dari struktur sosial, politik
dan ekonomi yang unik yang tidak mudah ditiru oleh orang
lain.
d. Royalti dari alih teknologi
Penanman modal asing, seringkali diikuti dengan alih
teknologi. Negara investor akan mendapatkan keuntungan dari
proses transfer teknologi melalui penjualan hak merek, paten,
rahasia dagang, desain industri. Transfer teknologi meliputi
product, production process, machinery.
e. Penjualan bahan baku dan suku cadang
Investor asing juga dapat memperoleh keuntungan dari
penjualan bahan baku. Hal ini terkait dengan ciri negara
berkembang yaitu belum dapat memproduksi bahan baku yang
memadai yang dapat dijadikan barang jadi, sehingga penjualan
suku cadang di negara berkembang menjadi suatu hal yang
menguntungkan bagi investor, misalnya penjualan suku
cadang di bidang industry otomotif.

22
f. Fasilitas dan Insentif
3) Pemberian fasilitas dan insentif merupakan salah satu
daya tarik investor dalam menanamkan modalnya Faktor
pendorong terjadinya penanaman modal yang telah
disebutkan diatas hanya dapat terjadi apabila didukung
oleh keadaan di negara tujuan investasi sekaligus sebagai
faktor penarik terjadinya penanaman modal. (Erman
Rajagukguk.2005).

23
BAB IV
ANALISIS DAN PELAPORAN

A. Prosedur Izin Prinsip Penanaman Modal pada Dinas PMPTSP


dan NAKER Tanah Datar
1. Prosedur Izin Prinsip Penanaman Modal
a. Persyaratan
1) Kelengkapan Data Pemohon
a) Rekaman akta pendirian perusahaan dan
perubahannya untuk PT, CV dan Fa dilengkapi
dengan pengesahan Anggaran Dasar Perusahaan
dan persetujuan/pemberitahuan perubahan, apabila
ada, dari menteri Hukum dan HAM serta NPWP
perusahaan.
b) Rekaman anggaran dasar bagi badan usaha koperasi,
yayasan, dilengkapi pengesahan Anggaran Dasar
Badan Usaha Koperasi oleh instansi yang berwenang
serta NPWP perusahaan, atau
c) Rekaman KTP yang masih berlaku dan NPWP untuk
usaha perorangan.
2) Keterangan rencana kegiatan
a) Untuk industri, berupa diagram aliran air produksi
(flow chart of production) dilengkapi dengan
penjelasan detail uraian proses produksi dengan
mencantumkan jenis bahan baku.
b) Untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan yang akan
dilakukan dan penjelasan produk jasa uang
dihasilkan.

24
3) Rekomendsi dari SPPD terkait.

Dokumen permohonan Izin Prinsip telah dinyatakan


lengkap dan benar, dalam waktu paling lambat 3 hari kerja,
izin prinsip Penanaman Modal telah dapat diterima oleh
pemohon, baik PMA maupun PMDN.

b. Prosedur
1) Pemohon mengajukan permohonan dan persyaratan
yang telah ditentukan pada petugas pelayanan.
2) Petugas memeriksa kelengkapan persyaratan
(administrasi) dan mengajukan persyaratan pada kasih
pelayanan penyuluhan perizinan untuk diparaf.
3) Membukukan permohonan izin yang telah lengkap
pada buku control
4) Mengajukan persyaratan izin pada kepala untuk minta
pertimbangan/saran atasan.
5) Diserahkan pada kasi perizinan untuk pememeriksaan
lapangan dan penerbitan izin
6) Pemberian nomor izin
7) Pemberitahuan pada sipemohon bahwa izin telah
diterbitkan siap untuk diambil.

Dinas penanaman modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan


Tenaga Kerja Kabupaten Tanah Datar melayani 56 (Lima Puluh
Enam) jenis pelayanan perizinan yaitu sebagai berikut:
1. Izin Gangguan (Gangguan terhadap Sosial Kemasyarakatan
dan Ekonomi)
2. Izin Usaha Heller
3. Tanda Daftar Usaha Huller
4. Izin Usaha Perdagangan

25
5. Izin UsahaIndustri
6. Tanda Daftar Perusahaan
7. Tanda Daftar Gudang
8. Izin Usaha Jasa Konstruksi
9. Izin Mendirikan Bangunan
10. Izin penyelenggaraan dan pemasangan reklame
11. Izin usaha peternakan
12. Pendaftaran usahaPeternakan Rakyat
13. Izin Usaha Jasa Warung internet
14. Izin Usaha Depot Air Minum
15. Izin Mendirikan Rumah Sakit
16. Izin Operasional Rumah Sakit
17. Izin Klinik
18. Izin Laboratorium Klinik
19. Izin Optik
20. Izin Apotek
21. Izin Pedagang Eceran Obat
22. Izin Operasional Penyelenggaraan Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM)
23. Izin Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD)
24. Izin Penyelenggaraan Kursus
25. Tanda Daftar Sementara Usaha
26. Tanda Daftar Usaha Parawisata
27. Pertunjukan Temporer Usaha Parawisata
28. Izin Usaha Angkutan
29. Izin pendirian Sekolah Swasta
30. Izin Usaha Perikanan
31. Tanda Daftar Usaha Perikanan
32. Tanda Daftar Pengobatan Tradisional

26
33. Izin Lembaga pelatihan Kerja
34. Izin Penambahan Program Lembaga Pelatihan Kerja
35. Izin Toko Alat Kesehatan
36. Izin Usaha Mikro Obat Trdisional
37. Izin Pengumpulan Sumbangan
38. Izin Lokasi
39. Izin Usaha Obat Hewan
40. Izin Prinsip Penanaman Modal
41. Izin Prinsip Perluasan Usaha Penanaman Modal
42. Izin Prinsip Perubaahan Penanaman Modal
43. Izin Prinsip Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal
44. Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang
45. Izin Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
46. Izin pembuangan Limbah ke Sungai Air
47. Izin Dokter Hewan Praktek
48. Izin Usaha Pelayanan Jasa Medik Veteriner
49. Izin Tenaga Paramedik Veteriner
50. Izin Lingkungan
51. Izin Trayek
52. Izin Usaha Simpan Pinjan untuk Koperasi
53. Izin Pembukaan Kantor Cabang Koperasi Simpan Pinjam
54. Izin Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Koperasi Simpan
Pinjam
55. Izin Pembukaan Kantor Kas Koperasi Simpan Pinjam
56. Izin Praktek Mandiri Tenaga Kesehatan

27
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang telah penulis uraikan dalam
laporan magang, penulis menarik kesimpulan, yaitu:
1. Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
Tenaga Kerja Kabupaten Tanah Datar telah melakukan
prosedur Izin Prinsip Penanaman Modal dengan baik, sesuai
dengan peraturan Bupati Tanah Datar Nomor 43 Tahun 2015
tentang Izin Prinsip Penanaman Modal.
2. Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
Tenaga Kerja Kabupaten Tanah Datar dalam melaksanakan
tugasnya mengaju kepada Peraturan Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015
tentang pedoman dan tata cara izin prinsip penanaman modal.
3. Pelayanan yang diberikan Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kabupaten Tanah Datar
kepada warga yang mengurus surat izin usaha maupun izin
prinsip telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
instansi.

B. Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis
kemukakan, penulis ingin memberikan saran yang sekiranya bisa
bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dalam penulisan laporan
praktek kerja lapangan ini. Saran-saran tersebut antara lain:

28
28
1. Dinas PMPTSP dan NAKER TANAH DATAR terus
meningkatkan lagi sosialisassi dan penyuluhan tentang
peraturan perizinan usaha.
2. Dinas PMPTSP dan NAKER TANAH DATARagar lebih
meningkatkan saranadan prasarana yang sudah ada
maupun yang belum ada.
3. Anjuran kepada masyarakat Kabupaten Tanah Datar pada
umumnya, khususnya bagi masyarakat yang mendirikan
bangunan atau yang mendirikan usaha agar mengurus izin
yang terkait sesuai prosedur yang berlaku. Dan bagi
masyarakat yang sudah memiliki bangunan atau usahatetapi
belum memilikiizin agar sesegera mengurus perizinan di
Dinas PMPTSP dan NAKER demi kelancaran dan keamanan
bangunan dan usahanya.

29
DAFTAR PUSTAKA

Erman Rajagukguk. 2005.Jakarta:UI Press.


Dhaniswara.K Harjono.2007.Hukum Penanaman Modal: Tinjauan
Terhadap Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 25 tahun
2007 tentang Penanaman Modal.Jakarta:Raja Grafindo
Persada.

Suparji.Pengaturan Penanaman Modal Di Indonesia.UAI


Universitas Al Azhar Indonesia.

Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion Edisi 3, Volume 2, Tahun 2014.


Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik
Indonesia No. 14 Tahun 2015 tentang Pedoman dan Tata Cara
Izin Prinsip Penanaman Modal.

30

Anda mungkin juga menyukai