Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN PEMASARAN

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN RENTENG DAN


PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
KABUPATEN JEMBER
PROVINSI JAWA TIMUR

Disusun oleh:

SRI ASTUTI NIM H 0817099

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN PEMASARAN


DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN RENTENG DAN
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
KABUPATEN JEMBER
PROVINSI JAWA TIMUR

Disusun dan diajukan oleh:

SRI ASTUTI

H 0817099

Dinyatakan memenuhi syarat

Surakarta, November 2019

Mengetahui,

Kepala Program StudiAgribisnis Dosen penguji


Praktikum Manajemen Pemasaran

Dr. Ir. Sri Marwanti, M.S Setyowati, S.P. M.P.

NIP.195907091983032001 NIP. 195610121981032001

ii
INTISARI

Sri Astuti. Kelompok 6. 2018. Manajemen Pemasaran di PT. Perkebunan


Nusantara XII Kebun Renteng dan PusatPeneltian Kopi Kakao Indonesia.
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 28-30 Oktober 2019. Praktikum ini
dilaksanakan untuk mengetahui penerapan, hambatan-hambatan, dan cara
mengatasi hambatan dalam target produk, diversifikasi produk, pengembangan
produk, atribut produk, dan daur hidup produk di PT. Perkebunan Nusantara XII
Kebun Renteng dan Pusat Peneltian Kopi Kakao Indonesia, Jember, Jawa Timur.
PT. Perkebunan Nusantara XII kebun renteng merupakan perusahaan yang
bernaung di bidang agribisnis dan agri-industri serta optimalisasi pemanfaatan
sumber daya perusahaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu
tinggi dan berdaya saing kuat yang komoditasnya adalah kopi terletak di
Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. PTPN XII sendiri mengelola 34 unit
kebun di JawaTimur denan total luas 80.000 ha. Terdapat beberapa lokasi kebun
dalam perkebunan renteng di Jember yang memproduksi karet, kopi dan kakao.
Komoditas karet terdapat pada kebun pusat dan kebun Renteng sidomulyo di
Kecamatan Ajung. Kebun renteng Kedaton di Kecamatan Panti ditanami
komoditas kakao. Sedangkan komoditas kopi ditanam di kebun renteng Rayap di
Kecamatan Arjasa. Produk dari PTPN Kebun rayap adalah kopi, wisata dan bibit
kopi. Produ kopi ungulanya adalahkopi robusta dengan kualitas L1, yaitu kualitas
terbaik. Produk ini sudah sampai ke pasar Internasional.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) didirikan pada 1
Januari 1911 dengan nama waktu itu Besoekisch Proefstation, berlokasi di Desa
Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember berjarak 20 km arah Barat Daya dari
Kota Jember. Perusahaan ini begerak pada bidang penelitian kopi dan kakao,
perbenihan, budidaya tanaman kopi dan kakao, dan proses produksi olahan kopi
dan kakao. Kebun Percobaan dan Areal Kantor seluas 380 ha, terdiri atas kebun
percobaan kopi arabika kopi robusta dan kakao. Laboratorium yang dipunyai
seluas 2.365 m2 dengan peralatan sejumlah 850 unit. auran pemasaran di
Puslitkoka terdir dari produk kopi bubuk, dan coklat dengan brand Vicco. Ada
juga produk lain seperti kosmeti dan minuman cepat saji. Komponen place atau
tempat adalah memilih lokasi kebun untuk sekaligus pemasara produk yang
dihasilan . saluran pemasaran dilauan langsung dengan konsumen datang kelokasi.
Harga yang ditawrkan untk poduk Vicco danprduk lainnya cukup terjangkau.
Prmosiyang dilkaukan dengan mediasosia kurang masif, namu dnegan
mengunakan eduwisata cukup mengunungkan karena cukup banyak ang berminat
dengan wisata dan berbelanja produk. Cakupan pasar berada di wilayah Jember,
Jawa Barat, Bali dan Jakarta.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Manajemen Pemasaran ini dengan baik. Laporan ini disusun guna melengkapi
nilai mata kuliah Manajemen Pemasaran. Dengan adanya laporan ini, penulis
mengharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Manajemen Pemasaran.
Dalam penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh beberapa pihak yang
telah membimbing dan memberi masukan guna terselesaikannya buku laporan ini.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran yang telah membimbing dan
mengarahkan kami dalam kuliah.
4. Segenap Co-Assisten yang telah membimbing kami baik dalam praktikum
maupun dalam penyusunan laporan ini.
5. Orang tua yang telah mendukung terselesaikannya laporan ini.
6. Semua teman-teman Agribisnis yang turut membantu penyusunan laporan ini.
Dalam pembuatan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dan
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, November 2019

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
INTISARI .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan dan Kegunaan Praktikum ...................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
A. Landasan Teori .................................................................................. 4
1. Segmentasi dan Targettig pasar produk pertanian ...................... 5
2. Positioning dan diferesiasi produk .............................................. 6
3. Bauran pemasaran produk pertanian ........................................... 7
4. Strategi produ dan disribusi produk pertanian ............................ 8
5. Strategi prmosi dan komunikasi peroduk pertanian .................... 9
6. Proses produksi ........................................................................... 10
7. Proses pasca panen produk pertanian .......................................... 11
8. Kriteria/sifat setiap grade produk pertanian ................................ 12
B. Alur berpikir praktikum .................................................................... 13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 17
A. Mengetahui Kondisi Umum ............................................................. 17
1. PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Renteng .......................... 17
2. Pusat Penelitian Kopi Kakao ....................................................... 18
B. Kajian PTPN XII Kebun Renteng .................................................... 19
1. Kopi ............................................................................................. 19
2. Kakao .......................................................................................... 22
C. Kajian Pusat Kopi Kakao Indonesia ................................................. 22
1. Kopi ............................................................................................. 24
2. Kakao .......................................................................................... 26
V. PENUTUP ............................................................................................. 30
A. Kesimpulan ....................................................................................... 30
B. Saran .................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Alur Pelaksanaan Praktikum di PTPN XII Kebun


Renteng ............................................................................................................ 13
Gambar 2.1 Bagan Alur Pelaksanaan Praktikum di Puslitkoka ....................... 15

vi
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan
karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara
langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat
diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya
dengan pasar. Dalam era persaingan usaha yang semakin kompetitif sekarang
ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam
persaingan pasar akan memberikan perhatian penuh pada strategi pemasaran
yang dijalankannya . Produk – produk yang dipasarkan dibuat melalui suatu
proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu
meningkatkan kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut.
Manajemen Pemasaran adalah sebuah rangkaian proses analisis,
perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan dan pengendalian suatu kegiatan
pemasaran dimana tujuannya adalah untuk mencapai target perusahaan secara
efektif dan efisien. Manajemen pemasaran diartikan juga sebagai alat untuk
analisis, perencanaan, penerapan serta pengendalian suatu program dalam
perusahaan yang sudah dirancang untuk menciptakan, membangun dan juga
mempertahankan pertukaran agar bisa memberikan keuntungan. Keuntungan
ini nantinya digunakan sebagai jalan untuk mencapai tujuan utama sebuah
bisnis atau perusahaan.
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang
peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai
penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping
itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan
pengembangan agroindustri. Kakao lebih sering disebut sebagai buah coklat
karena dari biji kakao yang telah mengalami serangkaian proses pengolahan

1
2

dapat dihasilkan coklat bubuk. Cokelat dalam bentuk bubuk ini banyak
dipakai sebagai bahan untuk membuat berbagai macam produk makanan dan
minuman, seperti susu, selai, roti, dan lain–lain. Selain sebagai bahan
makanan dan minuman, coklat juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Hasil perkebunan lain adalah kopi. Kopi merupakan minuman
hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk.
Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari
50 negara. Jenis kopi yang beredar secara luas adalah arabika, robusta, dan
liberika. Kopi merupakan minuman ke-2 terpopuler di dunia setelah teh. Kopi
menjadi salah satu komoditas perkebunan yang memiliki pasar sangat luas.
Hasil produk kopi yang berasal dari Indonesia banyak yang dipasrakan
hingga ke pasar Internasional.
Pemasaran produk perkebunan seperti kakao dan kopi memerlukan
manajemen yang baik dalam pengelolahannya. Hal ini agar pemasaran
menjadi lebih efekif dan efisien. Praktikum manajemen pemasaran dilakukan
di PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Renteng dan Pusat penelitian kopi
kakao Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28-29 Oktober
2019. Praktikum manajemen pemasaran dapat memberikan pengalaman dan
pemahaman mahasiswa mengenai manajemen pemasaran serta mampu
mengimplementasikan teori yang manajemen pemasaran yang didapat
diperkuliahan. Mahasiswa juga dapat mengetahui kegiatan pemasaran dan
masalah pemasaran produk pertanian secara langsung di lapangan.
B. Permasalahan

Memasuki era pasar global dimana semua bebas keluar masuk pasar,
maka ada beberapa permasalahan usaha yang seringkali timbul dalam
manajemen pemasaran. Permasalahan tersebut diantaranya adalah
1. Bagaimana kondisi umum kondisi umum PT. Perkebunan Nusantara XII
Kebun Renteng dan Pusat penelitian kopi kakao Indonesia
2. Bagaimna proses produksi lapangan di kebun PT. Perkebunan Nusantara
XII Kebun Renteng.
3

3. Bagaimana bauran pemasaran (Marketing Mix) di Pusat penelitian kopi


kakao Indonesia

C. Tujuan dan Kegunaan


Adapun tujuan dan kegunaan dari pelaksanaan praktikum Manajemen
Pemasaran ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum manajemen pemasaran ini
adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui kondisi umum PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun
Renteng dan Pusat penelitian kopi kakao Indonesia
b. Mengetahui proses produksi lapangan di kebun PT. Perkebunan
Nusantara XII Kebun Renteng
c. Mengetahui bauran pemasaran (Marketing Mix) di Pusat penelitian
kopi kakao Indonesia
2. Manfaat
Praktikum manajemn pemasran ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan sebagai berikut:
a. Bagi Pusat Penelitian Kopi Kakao Indionesia dan PT. Perkebunan
Nusantara XII Kebun Renteng, dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk menentukan kebijakan pengemabnagan manajemen pemasaran
serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan
manajemen pemasaran.
b. Bagi Fakultas Pertanian UNS, sebagai pendukung kelengkapan dalam
penerapan kurikulum pendidikan pertanian. Bagi Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret. Diharapkan dapat memberikan informasi
maupun bahan mengenai berbagai kajian masalah dan cara mengatasi
masalah terkait dengan manajemen pemasaran.
c. Bagi mahasiswa, dapat mensinergiklan antara teori atau materi yang
diperoleh dengan aplikasi dilapangan, mengidentifikasi permasalahan
manjeman pemsaran untuk mengatasi permasalahan dan
pengembangan pemasaran.
4

d. Bagi pihak lain yang terkait, untuk menambah pengetahuan,


informasi, dan pemahaman tentang manajeman pemasaran yang
diterapkan di perusahaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Landasan Teori

1. Segmentasi dan Tergetting pasar produk pertanian


Segmentasi pasar pada intinya membagi potensi pasar menjadi
bagian-bagian tertentu; bisa berdasar pembagian demografis; berdasar
kelas ekonomi dan pendidikan ataupun juga berdasar gaya hidup
(psikografis). Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka
langkah berikutnya adalah melakukan targeting atau membidik target
market yang telah dipilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini
tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus sesuai
dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak dituju
(Wijaya dan Sirine, 2016).
Tahap tahap yang perlu dilakukan dalam menyusun strategi
pemasaran adalah melakukan strategi segmentasi dan targeting, yang
kemudidan dilanjutkan positioning. Segmentasi pasar adalah sreategi
membagi pasar meenjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan
kebutuhan, keinginan, karakteristik dan tingkah laku. Masing-masing
segmentasi seharusnya didukung dnegan pengembangan produk serta
komunikasi pemasaran. Pengertian dari targeting adalah proses
mengevaluasi setiap daya tarik setiap segmen pasr dan memilih satu atau
beberapa segmen pasar yang akan dimasuki. Adanya penetapan pasar
sasaran atau targeting yang baik akan memudahkan perusahaan dalam
mengalokasikan produk dan jasa kepada konsumen (Rangkuti, 2010).
Empat alasan utama untuk menggunakan penargetan / segmentasi.
Pertama, pendekatan ini dapat mendistribusikan sumber daya dalam cara
yang lebih adil atau efisien daripada intervensi yang tidak ditargetkan.
Meskisun proses penargetan itu sendiri membutuhkan sumber daya,
intervensi yang tidak ditargetkan dapat memungkinkan manfaat bertambah
bagi mereka yang relatif lebih baik, daripada berfokus pada sumber daya
mereka yang sangat membutuhkan. Penekanan yang semakin besar pada

5
6

intervensi yang berpihak pada kaum miskin telah meningkatkan minat


dalam segmentasi / penargetan. Kedua, penargetan / segmentasi diyakini
untuk membantu mencocokkan intervensi dengan kebutuhan dan
preferensi penerima manfaat potensial. Dengan mempertimbangkan
karakteristik yang penting bagi kelompok penerima, organisasi berpotensi
dapat menyediakan barang dan jasa lebih banyak kemungkinan akan
diadopsi oleh penerima manfaat. Ketiga, penargetan / segmentasi dapat
mengasah strategi organisasi. Saat berusaha menjangkau yang besar dan
heterogen populasi, memungkinkan organisasi untuk memikirkan strategi
yang berbeda untuk kelompok yang berbeda dalam
populasi target (Prindle et.al, 2010).
2. Positioning dan Diferensiasi produk pertanian
Istilah positioning merupakan gabungan antara product
differentiation dengan segmentasi pasar, tetapi positioning lebih
menitikberatkan pada pandangan dan preferensi pembeli mengenai suatu
produk (atau merek) yang ada di pasar tertentu. Adanya segmentasi pasar
dapat membantu perusahaan untuk menentukan beberapa karakteristik dari
pasar yang akan dituju. Perusahaan yang melakukan proses Positioning
akan menghasilkan posisi produk (product position), yaitu citra produk
yang jelas, berbeda dan unggul secara relatif dibanding pesaing, di dalam
benak konsumen. Sehingga Positioning dapat diartikan sebagai pendapat
pertama atau apa yang timbul seketika dalam benak konsumen ketika
konsumen memikirkan suatu produk (Simamora, 2013).
Deferensiasi dalam pemasaran adalah salsah satu taktikberusaha
mendukung pemasaran agar pasaran dapat berhasil dalam baik dalam
mengatasi persaingaan yang ada. Hubungan diferensiasi dengan
positioning adalah jika diferensiasi merupakan salah satu taktik dalam
pemasaran sedangkan positioning adalah salah satu strategi dalam
pemasaran. Tujuan strategi pemasaran untuk memenangkan pemasaran ,
sedngkan taktik pemasaran adalah cara untuk mengkonkritkan suatu
strategi(Enterprise, 2016).
7

Positioning adalah proses menciptakan persepsi di benak


konsumen tentang namaperusahaan dan produknya relatif terhadap para
pesaingnya. Positioning dilakukan untuk mendapatkan respons pembelian
yang positif dari pelanggan. Posisi merek yang kuat mengarahkan
pemasaran strategi dengan menjelaskan detail merek, keunikan merek dan
dalam umum dengan merek kompetitif dan juga alasan untuk membeli dan
gunakan merek tertentu. Persepsi merek ada di benak pelanggan dan tidak
di luar benak pelanggan. Karena itu, upaya positioning tidak diarahkan
pada produk tetapi lebih diarahkan ke pikiran pelanggan (Putri, 2018).
3. Bauran pemasaran (marketing mix) produk pertanian
Salah satu alat yang dipakai dalam strategi pemasaran adalah
bauran pemasaran (marketing mix). Komponen-komponen pemasaran
yang dianalisa dalam bauran pemasaran meliputi 4P yaitu produk
(product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) sehingga
dapat dirumuskan strategi pemasaran yang tepat. Mutu produk merupakan
salah satu bauran pemasaran yang diutamakan dalam perusahaan, sehingga
perusahaan berusaha menyediakan buah-buahan yang berkualitas dengan
mutu terjamin, penampilan fisik serta kesegaran dan ketahanan buah yang
baik (Ardin, 2013).
Marketing mix atau bauran pemasaran adalah perangkat alat
pemasaran takstis yang dikendaliakan atau dipadukan oleh firm untuk
menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Marketing mix adalah
semua faktor yang dapat dikuasai oleh seseorang manajer pemasaran
dalam rangka mempengaruhi permintaan konsumen terhadp barang dan
jasa. Faktor yang mempengaruhi adalh product, place, price, promotion.
lingkungan (Hanafie, 2010).
Konsep bauran pemasaran dikembangkan dari gagasan pemasar
sebagai "mixer bahan-bahan” itu adalah campuran dua belas. Elemen-
elemen pemasaran yang terkendali kemudian memberi label 4P pemasaran
(produk, harga, tempat, dan promosi).Bauran pemasaran dapat disebut
"seperangkat alat intervensi di pasar ”. Meskipun latar belakang dan status
8

Mix seperti parameter teoritis dan praktis utama dari pemasaran


kontemporer, beberapa akademisi terkadang mengungkapkan keraguan
dan keberatan tentang nilai dan masa depan campuran, mengusulkan
alternatif yang berkisar dari kecil modifikasi terhadap penolakan total.
Sementara bukti empiris tentang peran yang tepat dan kontribusi Bauran
untuk kesuksesan organisasi komersial sangat terbatas, beberapa studi
mengkonfirmasi bahwa campuran 4P memang platform konseptual
praktisi yang tepercaya berurusan dengan masalah pemasaran taktis. Itu
penerimaan luas dari bauran antar bidang pemasar adalah mereka
diidentifikasi sebagai parameter yang terkendali cenderung mempengaruhi
proses dan keputusan pembelian konsumen (Dodor, 2015).
4. Strategi produk dan distribusi produk pertanian
Sifat produk pertanian adalah musimam, cepat rusak dan tersebar
dalam beberapa lokasi serta tidak dapat diproduksi seragam secara massal.
Hal ini menyebabkan daya saing produk pertanian relatif rendah
khususnya komoditas sayuran. Sifatnya yang tersebar atau tidak
terkonsentrasi pada satu tempat membuat harga beli ditingkat petani
menjadi murah. Panjangnya rantainya tataniaga yang harus dilewati
komoditas pertanian untuk sampai ketangan konsumen membuat harga
menjadi lebih mahal. Selain itu besar biaya dan keuntungan pedagang juga
mempengaruhi margin tataniaga (Drianti dan Sinaga, 2015).
Mengidentifikasi tiga tipe utama distribusi makanan rantai pendek,
yang semuanya buat beberapa bentuk 'koneksi' antara makanan konsumen
dan produsen. Ini adalah: face-toface (pembelian konsumen dan produk
langsung) dari produsen); kedekatan spasial (produkdiproduksi dan dijual
di wilayah tertentu produksi) dan konsumen dibuat sadar dari sifat 'lokal'
dari produk pada saat itu dasar penjualan; diperpanjang secara spasial
(informasi tentang tempat dan proses produksi dikomunikasikan kepada
konsumen yang berada di luar dari wilayah produksi itu sendiri, dan siapa
yang mungkin tidak punya pengalaman pribadi di wilayah itu
(Stanimirova et.al, 2017).
9

Distribusi fisik meliputi semua aktivita yang diperlukan untuk


menggerakkan produk jadi dari produsen ke konsumen, termasuk
pengolahan pesanan, pengendalian persediaan, pergudangan, penanganan
material, dan operasi transportasi. Dalam memilih daiantara moda-moda
transportasi ini, para manajer mempertimbangkan faktor penyimpanan,
pembiyaan, penjualan, ukuran persediaan, kecepatan keterkaitan dan
flkeksibilits. Keberhasilan distribusi fisik yang kompetitif adalah untuk
memperoleh biaya menyeluruh yang terendah (Soegoto, 2010).

5. Strategi promosi dan komunikasi produk pertanian


Komunikasi pemasaran merupakan kunci keberhasilan usaha
produsen. Hal ini membuat produsen wajib membina komunikasi dan
hubungan dengan konsumennya supaya tidak lari ke produsen lainnya.
Bisa dikatakan, komunikasi pemasaran merupakan bagian dari solusi
bisnis dan bukan hanya solusi pemasaran belaka. Melalui manajemen yang
baik serta teknik dan strategi pemasaran yang tepat komunikasi pemasaran
dapat dijalankan. Karena teknik pemasaran yang tepat tidak dapat jalan
tanpa adanya komunikasi yang baik dari produsen yang nantinya akan
disampaikan pada konsumen, karena komunikasi dan pemasaran
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Penerapan strategi
komunikasi dalam pemasaran dapat menarik minat konsumen yang
berdampak positif pada produsen seperti peningkatan penjualan dan
menciptakan citra yang baik bagi bisnis usahanya (Supit, 2016).
Peningkatan penjualan perusahaan berusaha bersaing dalam
mempengaruhi konsumen dari sisi psikologi dialkukan dengan
penyusunan strategi yang tepat. Eksistensi merk dimata konsumen
berbanding lurus dengan kesadaran merk. Keadaran merk merupaka tujuan
umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Kesadaran merk
mendorong pelanggan memiliki rasa suka terhdap produk. Promosi secara
luas terhadap merk tersebut, kredibilitas, jaringan distribusi yang luas dan
10

manajeman yang baik mendorong peningkatan pelanggan


(Dwiastuti, 2017).
Program iklan yang disponsori atau disahkan negara bagian awal
ini untuk produk-produk berusaha untuk memperluas permintaan negara-
negara. Praktiknya, upaya ini dilakukan oleh pemerintah memang
meningkatkan konsumsi produk pertanian lokal dan meningkatkan laba
bersih untuk produsen menggunakan promosi pemasaran. Baru-baru ini,
dengan pengembangan program promosi, Negara sponsor telah
memperluas promosi untuk memasukkan lebih banyak pertanian dan
makanan lokalproduk (Malaga et.al, 2011)
6. Proses produksi
Proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-
faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar
lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Proses produksi yang
diterapkan oleh perusahaan diharapkan dapat mencapai suatu sasaran yang
optimal dengan menggunakan sumber-sumber secara efesien dan efektif.
Untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya persediaan bahan baku.
Tujuan dari persediaan bahan baku adalah menjamin tersedianya bahan
baku pada tingkat yang optimal agar proses produksi dapat berjalan sesuai
dengan rencana pada tingkat biaya yang minimum. Keberadaan bahan
baku sangatlah penting dalam kelancaran proses produksi. Bahan baku
mutlak ada jika perusahaan akan melakukan produksi
(Herawati dan Mulyani, 2010).
Produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan dan menambah
kegunaan (utility) suatu barang atau jasa. Proses produksi adalah suatu
cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan suatu barang atau jasa
dengan mnggunakn faktor produksi. Kegiatan dan proses produksi
pertanian bersifat musiman. Faktor iklim berupa curah hujan, distribusi
hujan, suhu dan penyinaran sangat berpengaruh terhadap produksi. Oleh
11

karena itu jenis udaha tani sangat bervariansi disesuaikan kondisi dan
irama perubahan iklim (Arwati, 2018).
Pemrosesan didefinisikan sebagai aktivitas apa pun yang
mempertahankan atau meningkatkan kualitas atau mengubah fisik atau
karakteristik kimiawi dari suatu bahan atau benda, atau menambah nilai
padanya dengan cara apa pun. Pemrosesan di lahan dilakukan untuk
menyiapkan produk untuk dijual, membuat produk bernilai tambah untuk
dijual, dan untuk menyiapkan makanan untuk ternak. Pengolahan di lahan
juga mencakup persiapan media tanam produksi rumah kaca dan jamur
dan untuk pengomposan limbah pertanian. Operasi pemrosesan mungkin
dilakukan secara kontinu atau intermiten. Limbah yang dihasilkan selama
operasi pemrosesan tidak dianggap sebagai limbah pertanian tetapi limbah
industri, dan oleh karenanya pembuangannya harus diatur dan diatur di
bawah lingkungan (Ullah dan Helmi, 2017).
7. Proses pasca panen produk pertanian
Pasca panen adalah periode setelah panen sampai komoditas hasil
panen tersebut siap dikonsumsi atau dimanfaatkan. Masalah utama pasca
panen aadalah terjadinya kerusakan komoditas yang da[at menimbulkan
kerugian material, financial, dan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Kerusakan pasca panen diantaranya adalah (1) penyusutan berat, (2)
perubahan kimiawi pada protein, karbihidrat,dan kadar minyak, (3)
kontaminasi dengan racun kimia (Wagiman, 2016).
Permasalahan mengatasi susut pascapanen terkendala bukan oleh
minimnya penerapan teknologi, melainkan lebih disebabkan oleh masalah
non teknis dan masalah sosial. Dengan hamparan sawah siap panen yang
begitu luas terkadang jadwal panen tidaklah tepat sebagaimana diinginkan
petani pemiliknya. Susut pascapanen dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti varietas, umur panen, waktu musim panen, cara panen, serta alat
atau mesin yang digunakan (Hasbullah dan Dewi, 2012).
Minimalisasi kerugian pascapanen dari panen untuk konsumsi
tergantung pada beberapa aspek biologis, lingkungan, yang dapat dikontrol
12

dengan penggunaan teknologi pascapanen yang tepat. Beberapa faktor


kualitas seperti nilai gizi, penampilan fisik, dan sensorik karakteristik juga
mempengaruhi kuantitatif sebagai kerugian kualitatif buah dan sayuran.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa jumlahnya sangat besar perbedaan
antara kerugian pascapanen dari negara berkembang dan maju, estimasi
kisaran kerugian 2-23% bervariasi tergantung pada hasil yang berbeda
(Singh et.al, 2014).
8. Kriteria/ sifat setiap Grade produk pertanian
Penggolongan mutu (grading) adalah kegiatan mengklasifikasikan
hasil pertanian kedalam beberapa golongan mutu yang berbeda, masing
msing dengan nama, etiket, dan harga tertentu. Perbedaaan ini dilakukan
dengan perbedaan bentuk, ukuran, rasa, tingkat kematangan, atau
spesifikasi teknis lainnya. Penggulongan mutu produk pertanian kedalm
kelas kelas sangat mempermudah dalam proses pembelian dan penjualan,
serta membantu sistem pemasaran yang efisien. Stansasarisasi adalah
penentuan mutu barang menurut ukuran dan patokan-patokan tertentu.
Disektor pertanian standarisasi sulit karena kenyataan bahwa produk
pertanian sangat bergantung pasa alam dan lingkungan (Hanafie, 2010).
Grading dan standardisasi adalah fungsi pemasaran, yang
memfasilitasi pergerakan produksi. Tanpa standarisasi ada kebingungan
dan ketidakadilan juga. Standardisasi adalah istilah yang digunakan dalam
arti yang lebih luas. Standar kadar untuk komoditas ditetapkan terlebih
dahulu dan kemudian komoditas disortir sesuai dengan standar yang
diterima. Produk dinilai berdasarkan spesifikasi kualitas. Tetapi jika
spesifikasi kualitas ini bervariasi dari satu penjual ke penjual lainnya, akan
ada banyak kebingungan mengenai nilainya. Tingkat teratas dari satu
penjual mungkin lebih rendah daripada tingkat kedua dari yang lain. Ini
terjadi ketika pembeli kehilangan kepercayaan dalam penilaian. Untuk
menghindari kemungkinan ini, perlu memiliki standar tingkat tetap, yang
diterima secara universal dan diikuti oleh semua orang dalam perdagangan
(Sahurkar 2017).
13

Kegiatan grading, penentuan mutu hasil panen biasanya didasarkan


pada kebersihan produk, aspek kesehatan, ukuran, bobot, warna, bentuk,
kematangan, kesegaran, ada atau tidak adanya serangan/kerusakan oleh
penyakit, adanya kerusakan oleh serangga, dan luka/lecet oleh faktor
mekanis. Pada usaha budidaya tanaman, penyortiran produk hasil panenan
dilakukan secara manual, yaitu menggunakan tangan. Sedang grading
dapat dilakukan secara manual atau menggunakan mesin penyortir.
Grading secara manual memerlukan tenaga yangterampil dan terlatih, dan
bila hasil panen dalam jumlah besar akan memerlukan lebih banyak
tenaga kerja (Dediarta, 2017).
B. Alur Pelaksanaan Praktikum

Praktikum manajemn pemasaran ini digambarkan dengan bagan sebagi


berikut:

Praktikum Manjemen Pemasaran

PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun


Renteng

Manajemen
Pemasaran

Segmentasi Positioning Proses Proses panen Kriteria/


dan Target dan Produksi untuk sifat setiap
Pasarberdas Diferensiasi Lapangan menentukan Grade
arkan grade produk di kebun Grade produk Produk
Produk berdasar
Grade
produk
Gambar 2.1 Bagan alur pelaksanaan praktikum di PT. Perkebunan Nusantara XII
Kebun Renteng
14

Pelaksanan praktikum kali ini bertempat di PT. Perkebunan Nusantara


XII Kebun Renteng. Praktikum ini membahas mengenai bagaimana
manajemen pemasaran yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Adapaun
cakupan dalam manajemen pemasaran meliputi: Segmentasi dan Target
Pasarberdasarkan grade Produk Positioning dan Diferensiasi produk berdasar
Grade, Proses Produksi Lapangan di kebun, Proses panen untuk menentukan
Grade produk, Kriteria/ sifat setiap Grade Produk. Tahap tahap yang perlu
dilakukan dalam menyusun strategi pemasaran adalah melakukan strategi
segmentasi dan targeting, yang kemudian dilanjutkan positioning. Segmentasi
pasar pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagian-bagian tertentu;
bisa berdasar pembagian demografis; berdasar kelas ekonomi dan pendidikan
ataupun juga berdasar gaya hidup (psikografis). Pengertian dari targeting
adalah proses mengevaluasi setiap daya tarik setiap segmen pasar dan
memilih satu atau beberapa segmen pasar yang akan dimasuki. positioning
lebih menitikberatkan pada pandangan dan preferensi pembeli mengenai
suatu produk (atau merek) yang ada di pasar tertentu.
Proses produksi di lapangan meliputi penanaman hingga pemanena
produk pertanian. Dalam proses ini diperlukan manejeman guna menekan
pengueluatan atau output dan juga memperhatikan kualitas atau mutu produk
yang nantinya akan dipasarkan. Hal kualitas produk berkaitan dengan proses
pemanenan yang baik dan benar.
Kriteria atau sifat produk pertanian pada umumnya adalah mudah rusak,
bulky, dan bervolume. Selama masa produksi, produk harus dijaga kualitas
agar tetap baik. setelah dilakukan pemanenan bisanya produk pertanian
disortir, kemudian melakukan grading. Penggolongan mutu (grading) adalah
kegiatan mengklasifikasikan hasil pertanian kedalam beberapa golongan mutu
yang berbeda, masing msing dengan nama, etiket, dan harga tertentu.
Perbedaaan ini dilakukan dengan perbedaan bentuk, ukuran, rasa, tingkat
kematangan, atau spesifikasi teknis lainnya.
15

Pusat Penelitian Kopi Kakao Indonesia

Manajemen
Pemasaran

Segmentasi Positioning Bauran Strategi Strategi


dan Target dan pemasaran produk dan promosi dan
Pasar Diferensiasi ditribusi komunikasi
Produk produk Produk Produk
produk

Gambar 2.1 Bagan alur pelaksanaan praktikum di Pusat Penelitian Kopi


Kakao Indonesia

Pembahasan mengenai manajemen pemasaran tidak hanya menyangkut


segmentasi dan target pasar, positioning dan diferensiasi tetapi menyangkut
bauran pemasaran (Marketing Mix) strategi produk dan distribusi juga
strategi promosi dan komunikasi produk. Bauran Produk atau market mix
adalah perangkat alat pemasaran takstis yang dikendaliakan atau dipadukan
oleh firm untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran.
Komponen-komponen pemasaran yang dianalisa dalam bauran pemasaran
meliputi 4P yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi
(promotion) sehingga dapat dirumuskan strategi pemasaran yang tepat.
Produk dan distribusinya operlu menajemen yang baik, melihat ciri
khas dari hasil pertanian yang mudah rusak. Mutu suatu produk akan
mempengaruhi pemasrannya. Perlu strategi dalam penanganan produk dan
pendistribusiannya agar sampai ke konsumen dalam keadaan baik.
Komunikasi pemasaran merupakan kunci keberhasilan usaha produsen.
Hal ini membuat produsen wajib membina komunikasi dan hubungan dengan
konsumennya supaya tidak lari ke produsen lainnya. Melalui manajemen
yang baik serta teknik dan strategi pemasaran yang tepat komunikasi
pemasaran dapat dijalankan. Penerapan strategi komunikasi dalam pemasaran
16

dapat menarik minat konsumen yang berdampak positif pada produsen seperti
peningkatan penjualan dan menciptakan citra yang baik bagi bisnis usahanya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Mengetahui Kondisi Umum


1. PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Renteng
PT Perkebunan Nusantara XII merupakan hasil penggabungan 3
buah PT Perkebunan (PTP) yang ada di Jawa Timur, yaitu PTP XXIII,
PTP XXVI dan PTP XXIX menjadi PT Perkebunan Nusantara XII
(Persero). Saat ini, 90% saham pemerintah Indonesia di PTPN XII
dialihkan ke PTPN III dan hal ini menjadikan PTPN III sebagai holding
BUMN Perkebunan di Indonesia. PT. Perkebunan Nusantara XII kebun
renteng merupakan perusahaan yang bernaung di bidang agribisnis dan
agri-industri serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya perusahaan
untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya
saing kuat serta mendapatkan keuntungan guna meningkatkan nilai
perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas
dan Good Corporate Governance.
PTPN XII sendiri mengelola 34 unit kebun di JawaTimur dengan
total luas 80.000 ha atau mendominasi perkebunan di Jawa Timur. Kebun
Renteng dibawah komando PT.Perkebunan Nusantara XII wilayah dua
memiliki kantor wilayah di jalan Gajah Mada Jember. Terdapat beberapa
lokasi kebun dalam perkebunan renteng di Jember yang memproduksi
karet, kopi dan kakao. Komoditas karet terdapat pada kebun pusat dan
kebun Renteng sidomulyo di Kecamatan Ajung. Kebun renteng Kedaton
di Kecamatan Panti ditanami komoditas kakao. Sedangkan komoditas kopi
ditanam di kebun renteng Rayap di Kecamatan Arjasa.
PTPN XII kebun renteng merupukan kebun naungan PTPN XII
yang komoditasnya adalah kopi. Selain itu perkebunan ini juga memiliki
pabrik pengolahan kopi dan juga tempat pembibitan kopi. Pabrik kopi
yang didirikan sejak jaman Belanda masih beroperasi hingga saait ini, juga
terdapat berberapa villa yang digunkan untuk tempat tinggal pengelola.
PTPN XII Kebun Renteng juga dijadikan tempat wisata edukasi dengan

17
18

nama wisata Agro Rayap, dimana wisatawan dapat berwisata disekitar


kebun kopi dan melihat pembibitan kopi. Pabrik kopi Kebun Rayap yang
dioperasikan memproduksi kopi yang diolah petani di kebun dan juga
memasarkan hingga masuk ke pasar luar negeri. Produk kopi yang terkenal
adalah kopi jenis L1 yang memiliki kulaitas terbaik di pabrik ini.
2. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) didirikan
pada 1 Januari 1911 dengan nama waktu itu Besoekisch Proefstation.
Setelah mengalami beberapa kali perubahan baik nama maupun pengelola,
saat ini secara fungsional Puslitkoka berada di bawah Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian Republik Indonesia,
sedangkan secara struktural dikelola oleh Lembaga Riset Perkebunan
Indonesia – Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia (LRPI – APPI).
Puslitkoka adalah lembaga non profit yang memperoleh mandat untuk
melakukan penelitian dan pengembangan komoditas kopi dan kakao
secara nasional. Juga sebagai penyedia data dan informasi yang
berhubngan dengan kopi dan kakao.
Sejak berdiri pada tahun 1911, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia berkantor di Jl. PB. Sudirman No. 90 Jember. Namun mulai
1987 seluruh kegiatan/operasional dipindahkan ke kantor baru berlokasi di
Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember berjarak 20 km arah Barat
Daya dari Kota Jember. Sumberdaya manusia Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia saat ini berjumlah 301 orang, yang terbagi dalam 3
bidang tugas, yaitu bidang penelitian dan pelayanan, bidang usaha, dan
bidang administrasi/penunjang. Perusahaan ini begerak pada bidang
penelitian kopi dan kakao, perbenihan, budidaya tanaman kopi dan kakao,
dan proses produksi olahan kopi dan kakao.
Kebun Percobaan dan Areal Kantor seluas 380 ha, terdiri atas
kebun percobaan kopi arabika (KP. Andungsari ketinggian 100-1.200 m
dpl.), kopi robusta dan kakao (KP. Kaliwining dan KP. Sumberasin
ketinggian 45-550 m dpl.). Laboratorium yang dipunyai seluas 2.365 m2
19

dengan peralatan sejumlah 850 unit. Terdiri dari Laboratorium Pemuliaan


Tanaman, Laboratorium Fisika Tanah, Kimia Tanah dan Biologi Tanah,
Laboratorium Kultur Jaringan, Laboratorium Mekanisasi Pertanian,
Laboratorium Pengolahan Hasil, Laboratorium Pengawasan Mutu, Pusat
Informasi dan Pelatihan. Puslitkoka terletak di Desa Nogosari, Kecamaran
Rambipuji, Jember, Jawa Timur. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Pusat
Kota Jember, yakni sekitar 20 kilometer dengan waktu tempuh perjalanan
kurang-lebih 45 menit. Meski berfungsi untuk melakukan penelitian dan
mengembangkan komoditas kopi serta kakao secara nasional, Puslitkoka
merupakan tempat wisata favorit keluarga.Pihak Puslitkoka telah
menambahkan aneka fasilitas penunjang wisata untuk memfasilitasi
pengunjung, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Salah satunya adal
fasilitas kereta kayu yang membawa pengunjung berkeliling kebun.
B. Kajian proses produksi PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Renteng
1. Kopi
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan
lainnya. PT Perkebunan Nusantara yang menangani budidaya dan
pengolahan kopi adalah PTPN XII diantaranya di kebun rayap,
Rembangan, Kabupaten Jember. Jenis kopi yang diolah di kebun kopi
rayap adalah jenis robusta. Menurut Asharie et.al (2012), tanaman kopi
yang banyak dibudidayakan di daerah Kabupaten Jember adalah tanaman
kopi robusta (Coffea robusta). Tanaman kopi ini sendiri sangat berarti
bagi investasi negara terutama hasil produksinya. Sama halnya dengan
yang diutarakan Rahardjo (2012), kopi merupakan salah satu hasil
komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di
antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber
devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa
melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari
satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia.
20

Wilayah Kebun Kopi Rayap PTPN XII yang mencakup


ketinggian tempat dan topografi wilayah, merupakan wilayah yang sesuai
untuk budidaya tanaman kopi robusta. Perbedaan ketinggian tempat akan
menyebabkan perbedaan suhu lingkungan pada tiap Kebun Kopi Robusta.
Suhu yang tepat akan mendukung tanaman untuk melakukan pembungaan
dengan baik sehingga bisa menghasilkan produksi biji kopi yang optimal.
Kopi robusta tumbuh baik di ketinggian 400 – 700 m dpl, temperatur 21o
– 24o celsius dengan jumlah bulan kering 3 – 4 bulan secara berturut turut
dan 3 – 4 kali hujan kiriman. Jumlah luasan kebun rayap yang dianami
kopi robusta bebanyak 5.000 ha.
Jenis kopi yang banyak dibudidayakan di PTPN kebun rayap adalah jenis
robusta. Namun selain kopi robusta juga terdapat kopi arabika dan
excalta, hanya saja kedua kopi tersebut kurang berkembang baik didaerah
ini. Kopi robusta memiliki karakteristik berupa dominan rasa pahit. Salah
satu syarat agar tanaman kopi dapat tumbuh denga baik adalah adanya
tanaman penaung. Tanaman penaung yang digunakan di kebun Rayap -
PTPN XII menggunakan jenis tanaman penaung yaitu Lamtoro. Alasan
penggunaan tanaman ini karena Lamtoro dinilai dapat mengurangi
intensitas cahaya matahari sebanyak 50% - 60% ke tanaman Kopi.
Wilayah perkebunan ini juga terdapat tempat untuk pembibitan
kopi. Luasan lahan yang digunakan untuk pembibitan adalah 1 ha
diketinggian tempat 40-900 mdpl. Jumlah produksi bibit sebanyak 7000
bibit dan 10.000 sulaman. Syarat untuk melakukan pembibitan adalah
cukup air, tidak dekat dengan peternakan dan dekat dengan pemukiman.
Area pembibitan juga ditanami lamtoro sebagai penaung. Media
pembibitan kopi adlah perbandingan 3:2:1, dimana 3 bagian tanah, 2
bagian pupuk kandang dan 1 bagian pasir. Menurut Anita et. al (2016),
pembibitan membutuhkan media tanam dengan sifat fisik, kimia dan
biologi yang baik. penggunaan naungan sebagai upaya untuk
mendapatkan bibit kopi yang berkualitas selain itu juga dengan pemberian
pupuk, agar ketersediaan hara yang dibutuhkan bibit terpenuhi.
21

Kopi di PTPN kebun rayap dikembangbiakan dengan


menggunakan teknik stek sambung. Menurut Hidayati dan Gatot (2016),
keunggulan penyambungan adalah dapat diperoleh dalam jumlah banyak
dan seragam, umur batang bawah dan batang atas relatif sama, resiko
kerusakan akar dapat diminimalkan, mudah dilakukan, dan kombinasi
sambungan antar berbagai varietas diharapkan menghasilkan genotipe
baru, produksi dalam jumlah banyak,seragam, tanaman lebih mampu
hidup atau tumbuh pada lahan kritis, apalagi sistem tanam sulam sangat
menjanjikan untuk hidup. Jenis bibit yang digunakan adalah BP 308
untuk batang bawah dan untuk batang atas menggunakan BP 42, BP 358,
dan BP 409. Alasn pemilihan bibit jenis BP untuk bang bawh adalah
karena varietas ini tahan terkadap peyakit dan memiliki perakaran yan
banyak. Batang atas dipilih BP 42 untuk penyerbukan dan BP 358 dan
BP 409 karena memiliki kenggulan yaitu pembuahannya banyak.
Beberapa keunggulan lainnya dijelaskan oleh Purwanto et. al (2015),
Klon BP 42 memiliki produktivitas 800– 1.200 kg/ha/th, daya adaptasi
tinggi terhadap iklim dan ketinggian sehingga dapat ditanam pada semua
tipe iklim dan ketinggian. Klon BP 358 sebagai bahan tanam anjuran
mempunyai potensi produksi 800-1.700 kg/ha . Sedangkan klon BP 308
adalah bahan tanam yang dianjurkan untuk mengatasi serangan nematoda
pada tanaman kopi Robusta karena sifat ketahanannya.
Bibit kopi dapat ditanam setelah berusia 10- 12 bulan. Penanaman
dilakukan berselang seling antara jenis klon BP 42, BP 350 dan BP 409,
juga terdapat tanaman penaung. Kegitan penanaman secara berselang
seling dilakukan agar mendapatkan kopi yang yang berkualitas baik dan
hasil produksi yang lebih produktif. Tanaman kopi dilakukan perawatan
oleh petani kopi mitra PTPN kebun Rayap. Kopi pada umumnya
berbunga pada umur 3 tahun, dan berubah pada umur 4 tahun. Menurut
Subandi (2011), musim berbunga tanaman kopi dalam 1 tahun dapat
mencapai 3 – 4 kali, bahkan ada yang berbunga sepanjang tahun. Dari
22

mulai berbunga sampai menjadi buah kopi yang siap dipanen memerlukan
waktu antara 8 – 12 bulan.
Pemanen dilakukan dnegan mengambil biji kopi yang
berarnamerah dan hitam namun terkadang biji berwana hijau iku terambil.
Kemiduan biji dilakuakan pencucian dan di sortir di pabrik Kopi Kebun
Rayap. Kopi di kebun rayap tidak dilakuakan fermentasi, dan langsung
diakukan pengolahan pasca penen. Pabrik ini juga melakukan Grading
pada biji kopi menjadi beberapa grade. Grade terbaik adalah L1 dimana
komponen terbayak adalah kopi tunggal. Setelah dilakukan grading, opi
kemudian dikemas unruk grade L1 (ekspor) dengan karung goni dan yang
Grade lannya dengan karung berbahan plastic.
2. Kakao
Kebun Renteng wilayahnya meliputi beberapa Afdeling. Setiap
Afdeling membudidayakan jenis tanaman yang berbeda-beda dan
Afdeling yang membudidayakan kakao adalah Afdeling Kedaton yang
berada di daerah Jember.PTPN XII Kebun Renteng Afd. Kedaton terletak
di Desa Panti, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kebun ini
membudidayakan kakao edel mulia klon DR 2. Ketinggian tempat Afd.
Kedaton adalah 250 – 400 mdpl. PTPN XII memiliki total luas lahan
untuk perkebunan kakao seluas 1.650 hektar.
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan nasional dan
berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Banyak sekali jenis
kakao yang dibudidayakan di Indonesia. Jenis kakao yang dibudidayakan
di PTPN XII afdeling kedaton adalah jenis Kakao edel atau yang dikenal
dengan kakao mulia (Java Cacao) dan kakao bulk. Kakao mulia memiliki
citarasa yang sangat baik sehingga kakao ini sangat diperlukan oleh para
konsumen, dipasaran dunia edel cacao sangat diminati dan dengan harga
yang sangat tinggi. Ciri khusus yang dimiliki kakao jenis ini adalah
bijinya berwarnan putih. Kakao jenis ini menjadi sangat mahal karena
mudah terserang penyakit. Menurut Tsaniya et.al (2016), Kakao edel
23

merupakan salah satu jenis kakao bermutu tinggi dan memiliki harga jual
lebih tinggi dibandingkan dengan kakao bulk.
Perkebunan kakao rakyat di Kedaton, umumnya tanaman kakao
yang diperbanyak secara vegetatif menggunakan teknik sambung
samping, sambung pucuk, dan okulasi. Cara ini dianggap lebih efektif dan
efisien bagi petani untuk perbanyakan tanaman karena perkembangan
secara vegetatif ini dapat menghasilkan klon-klon baru, dan dapat
menghasilkan tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit, serta
menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya. Waktu yang
tepat untuk perkembangbiakan cara vegetatif ini yaitu pada saat awal
musim hujan.
Batang atas yang digunakan adalah jenis kakao edel sedangkan
batang bawah menggunakan jenis kakao bulk. Pemilihan cabang atau
batang untuk perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah pada
pertumbuhan tersier, tidak terlalu besar dan tua, diduduki daun-daun yang
sehat dan lebar, memiliki mata tunas yang bagus, jarak antara mata tunas
sekitar 3-5 cm, dan terhindar dari serangan hama dan penyakit, sehingga
mata tunas yang diambil dapat tumbuh dengan cepat dan sehat. Dalam
pengambilan mata tunas tidak boleh terlalu banyak hanya 2-3 mata tunas
saja. Teknik sambung samping dapat dilakukan dengan cara menyayat
bagian kanan atau kiri pohon kakao sepanjang 10-15 cm. Di atas sayatan
itu, lekatkan cabang/batang (entres) kakao yang sudah dipotong. Panjang
entres yang dilekatkan ke pohon kakao sepanjang 7-10 cm. Usahakan
meletakkan entres serapat mungkin sehingga tidak ada ruang
tersisa. Setelah itu, entres ditutup dengan kantongi plastik transparan dan
diikat dengan tali plastik agar terhindar dari hujan atau panas matahari.
Setelah tiga minggu, tunas tumbuh dan kantong plastik dibuka.
Menurut Karmawati et.al (2010), pertumbuhan buah kakao dapat
dipisahkan ke dalam dua fase. Fase pertama berlangsung sejak
pembuahan sampai buah berumur 75 hari. Selama 40 hari pertama,
pertumbuhan buah agak lambat kemudian sesudah itu cepat dan mencapai
24

puncaknya pada umur 75 hari. Pada umur itu panjang buah mencapai
sekitar 11 cm. Fase kedua ditandai pertumbuhan membesar buah, berlang-
sung cepat sampai umur 120 hari. Pada umur 143 – 170 hari, buah telah
mencapai ukuran maksimal dan mulai masak yang ditandai dengan
perubahan warna kulit buah dan terlepasnya biji dari kulit buah.
Pengelolahna selanjutnyaadalah pemanenan. Kakao kemudian
dipisahkn dari kulit dan lendirnya kemudian di bersikan dan dilakukan
fermenasi. Fermentasi dilakukan untuk meningkatkan aroma dan rasa
serta mengurangi rasa sepe dan[ahit pada kakao. Proses selanjtnya
adlahpengeringa. Peneringan dilakkan untukmengurani kadar air dibiji
kakao agar aman disimpan. Kadar air yag sesuai agarkaka aman disimpan
adala 7,5%. Selanjutnya dalkuakan sortasidan gradin biji keing dan bisa
dlakuaknpenimpanan. Biji kakaodapat diola lagi menjadi poduk ola
seertoicoklat btag maupun bubuk .
C. Kajian Bauran Pemasaran di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia
1. Kopi
Pemasasaran suatu produk tidak akan terlepas dengan bauran
pemasaran. Bauran pemasaran adalah sebuah rumusan strategi yang
mencakup mengenai bagaimana sebuah produk bisa diterima masyarakat,
harga yang melekat pada produk, tempat penjualan produk dan cara
promosi agar produk tersebut memiliki nilai lebih bagi masyarakat
sehingga masyarakat tertarik untuk mengkonsumsinya. Menurut Ardin
(2013), Komponen-komponen pemasaran yang dianalisa dalam bauran
pemasaran meliputi 4P yaitu produk (product), harga (price), tempat
(place), dan promosi (promotion) sehingga dapat dirumuskan strategi
pemasaran yang tepat. Mutu produk merupakan salah satu bauran
pemasaran yang diutamakan dalam perusahaan, sehingga perusahaan
berusaha menyediakan buah-buahan yang berkualitas dengan mutu
terjamin, penampilan fisik serta kesegaran dan ketahanan buah yang baik.
Pusat penelitian kopi dan kakao memilki strategi tertentu untuk
25

mengembangkan serta mempertahakan operasioal perusahaan, melihat


puslit kopi dan kakao belum mendapatkan subsidi dari pemerintah dan
harus memenuhi kebutuhan produksi memalui usahanya sendiri.
Produk merupakan elemen dasar yang utama dalam sebuah
pemasara dimaa jika tidak ada produk maka tidak ada barang yang
diperjualbelikan. Kopi adalah salah satu produk komodias yang ada di
Pusat penelitian kopi da kakaio Jember yang merupakan produk unggulan
disana. Jenis kopi yang ditanan di Puslit Kopi dan Kakao adalah kopi
Arabica, kopi Robusta dan kopi Excelsa. Namun kopi robusta yang
banyak dibudidayakan karena lebih cocok dengan kodisi daerah tersebut.
Tanaman kopi diperusahaan ini, memiliki luas lahan sebesar 11ha dari
total keseluruhan 160ha. Kopi-kopi yang ditanam kemudian diolah sendiri
menjadi kopi bubuk. Produk kopi bubuk memiliki kualitas yang baik
karena dilakukan grading dan sortasi untuk mendapatkan kopi pilihan.
Produk yang dihasilkan selain kopi bubuk juga olahan kopi menjadi
kosmetik dan juga bibit kopi. Bibit kopi tersebut disemaikan di lahan
seluas kurang lebih 50 ha. Bibit dari Puslitkoka memiliki kualitas yang
baik karena dilakukan inovasi serta pembaruan dengan uji coba dan
penelitian, untuk menghasilkan bibit yang unggul. Bibit kopi di
Puslitkoka menjadi rujukan perusahaan perkebunan milik pemerintah
karena memiliki kualits yang unggul.
Harga merupakan komponen yang melekat pada sebuah produk,
ketika sebuah produk tercipta, maka akan memiliki nilai tambah
berdasarkan harga di setiap produknya. Penetuan harga tidak dilakukan
sembarangan, melaikan harus memperhatikan jumlah biaya ang
dikeluarkan untuk produksi. Harga yang dijualbelikan untuk kopi bubuk,
produk olahan kopi yag dijadikan minuman siap saji dan kosmetik
memiliki harga yang vareatif, contohnya untuk minuman kopi siap saji
dihargai Rp3.000,00 per cup. Harga kopi di Puslitkoka cukup terjangkau
melihat dari kualitas dan juga jenis kopi yang dijualbelikan.
26

Komponen bauran pemasaran selanjunya adalah place. Menurut


Imaniar dan Andika (2018), place atau tempat adalah suatu tempat yang
digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan perusahaan untuk
membuat produk dan produk tersebut dapat di peroleh dan tersedia bagi
pelanggan sasaran, yaitu dengan menyediakan saluran pemasaran,
cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan,transportasi. Saluran
pemasaan yang dilakukan di Puslit Kopi dan Kakao, dengan konsumen
membeli langsung eperti memesan dan juga menjual ke outlet yang ada di
Puslit Kopi dan Kakao. Cakupan pasar kopi berada di wilayah Jember,
Jawa Barat, Bali dan Jakarta.
Promosi dalam bauran pemasaran merupakan salah satu hal penting
yang harus diperhatikan karena melalui promosi maka sebuah produk
akan sampai kepada konsumen. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan
ini adalah melalui beberapa aplikasi sosial media, event, dan bazar. Selain
itu promosi juga melalui kegiatan pariwisata. Kegiatan pariwisata menjadi
kegiatan yang poitensial, karena melakukan tariff untuk keliling kebun
juga wisatawan diajak berbelanjan produk di outlet perusahaan.
Penetapan harga juga perlu diperhatikan, dengan melihat keinginam
konsumen yang lebih vareatif. Pengemasn produk perlu diperhatikan dari
segi keunikan kemasan dan juga ukuran sehingga produk lebih menarik
dan juga memberikan keleluasan konsumen memilih sesuai
kebutuhannnya.
2. Kakao
Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa
dari tangan produsen ke tangan konsumen. Pemasaran yang efektif jika
terdapat bauran pemasaran sebagai alat untuk mengidenifikasi kegitan
pemasaran. Kakao adalah salah satu komoditas perkebunan yang cukup
exsis keberadaanya. Pasar kakao sudah merambah keseluruh dunia dan
menjadi tren saat ini. Pemasaran kakao local umumnya masih sangat
sederhana untuk bisa mermabah ke pasar nasional.sehingga perlu strategi
strategi yang digunkan oleh perusahaan kakao nasilonal untuk bisa
27

memperluas pemasrannya yaitu dengan melakukan bauran pemasaran.


Bauran pemasaran kakao yang ada di Puslitkoka jember memilki empat
komponen. Keempat komponen tersebut saling bersinergi untuk
menciptakan pemasaran yang baik. Komponen tersebut adalah product,
price, place, dan promotion.
Produk adalah barang yang dihasikan dari suatu kegiatan yang
nantinya diperjual belikan. Komponen produk sangat penting dalam
pemasaran karena sebagai barang yang dijualbelikan. Produk kakao yang
dihasilkan di Puslitkoka Jember ini, berupa produk yang bernama Vicco.
Produk kakao diolah menjadi coklat batang, coklat susu, coklat bubuk,
dan beberapa dijadikan sebagai kosmetik seperti sabun kecantikan. Selain
itu Puslitkoka juga memproduksi bibit kakao, yang nantinya diperjual
belikan kepada perusahaan perkebunan pemerintah. Produk produk
olahan kakao di Puslitkoka telah memiliki brand yaitu Vicco sebagai
produk olahan coklat murni. Pengolahan produk dilakukan di perusahaan
itu dngan menggunakan mesin olahan yang dibuat sendiri di perusahaan
itu.
Komponen bauran pemasaran selanjutnya adalah price (harga).
Harga ditentukan berdasarkan seberapa jumlah biaya yang
dikeluarkanditambah dengan laba yang diinginkan. Harga produk yang
dipilih Puslitkoka untuk produk coklatnya lebih vareatif dan terangkau.
Dibandingka dengan perusahaan yang memproduksi coklat lainnya,
produk Vicco lebih murah. Produk Vicco dapat dibeli denga harga mulai
dari Rp7.000,- . harga yag cukup murah dengan produk coklat murni yang
berkualitas. Puslitkoka juga menerima pesanan coklat murni bubuk dari
beberapa produsen yang nantinya akan diolah sendiri. Harga produk
coklat murni tentunya lebih mahal dengan coklat yang sudah dicampur
gula dan susu. Jenis kakao Mulia atau kakao berbiji putih memiliki harga
yang mahal, dikarenakan suit dibuduyaka dan mudah terserang penyakit.
Komponen bauran pemasara selanjunya adalah place. Suatu tempat
yang digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan perusahaan untuk
28

membuat produk, memperolehpsar da konsumen. Saluran pemasaran


kakao pada Puslitkoka Jember ini, diakukan secara langsung ke
konsumen. Konsumen dapat memesan produk kakao baik dalam bentuk
bubuk ataupun kopra. Selain itu pemasaran yang dilakuka
denganmenyediakan outlet untuk semua produk kakao. Biasaya untuk
bibit kakao di salurka langsung ke peusahaan perkebunan miik pemerinta,
karena sudah menjalin kemitraan.
Komponen promotion dalam bauran pemasaran yang ada di
Puslitkoka Jember dilakukan secara online melalui sosial media. Namun
promosi yang dilakukan oleh Puslitkoka dengan nedia sosialn kurang
massif. Puslitkoka juga melakukan promosi yang dilakukan dengan wisata
edukasi. Wisata edukasi ini cukup prospektif karena banyak orang tertarik
dengan budidaya kakao, proses pengolahan kakao dan juga menikmati
olahan kakao yang berupa coklat dan minuman coklat. Produk Vicco yang
dihasilkan Puslitkoka melakukan diferesiasi produk menjadi beberapa
macam. Hal ini dilakukan untuk merambah konsumen lebih banyak.
Selain itu produk-produk Vicco dikemas dengan kemasan yang beragam
dari bentuk kotak kecil, pyramid, persegi dan juga varian ukuran. Produk
ini juga dikemas dengan pengemsan yang unik dan aman untuk produk
makanan.
IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dari praktikum Manajemen Pemasaran
yang dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Renteng dan
Pusat Penelitian Kopi Kakao Indonesia, adapun kesimpulannya adalah
sebagai berikut:
1. PT. Perkebunan Nusantara XII kebun renteng merupakan perusahaan yang
bernaung di bidang agribisnis dan agri-industri yang memiliki lokasi di
kebun Renteng sidomulyo di Kecamatan Ajung untuk komoditas karet.
Kebun renteng Kedaton di Kecamatan Panti ditanami komoditas kakao
dan komoditas kopi ditanam di kebun renteng Rayap di Kecamatan
Arjasa. Total luas 80.000 ha, yang ada di Jawa Timur.
2. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) didirikan pada 1
Januari 1911 dengan nama waktu itu Besoekisch Proefstation berlokasi di
Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember berjarak 20 km arah Barat
Daya dari Kota Jember.
3. Proses produksi di lapangan PTPN XII Kebu Renteng untuk komoditas
kopi menggunakan bibit BP 308 untuk batang bawah dan untuk batang
atas menggunakan BP 42, BP 358, dan BP 409. Komoditas kakao yag
banak diaman adalah robusta, selain itu ada kopi Arabica dan excels.
4. Bauran pemasaran produk yang ada di Puslitkoka mengandun empat
komponan / 4P. Produk yang dihasilkan komoditas kopi diolah menjadi
kopi bubuk dan minuman dserta kosmetik. Prduk lainnya dalah bibi kopi.
Harga yang ditawarkan untuk produk kopi cukup terangkau. Place atau
tepat pemasaran dlakukan dilokasi pabrik atau kebu, dngan saluran
pemasaan dimakn konsumen langsung daang membel dioutlet. Promosi
yang dilakukan dengan media sosial kurang masif, adapun promosi lain
dengan menawarkan wisata edukasi mengelilingi kebun dengan kereta.
5. Komoditas kakao melakukan bauran pemasaran dengan produk berupa
cokat dengan merk Vicco. Produk yang dihasilkan dengan berbagai

29
30

macam jenis bentk dan ukuan dengan komposisi coklat murnimaupun


sudah dicanpur denan ssusu. Harga yang diawarkan terjangkau mulai
Rp7.000 sudah dapat membeli produk Vicco. Komponen place pada
produk Vicco menggunakan saluran pemasaran langsung dari konsumen
ke produsennya. Konsumen dapat membeli produk langsung ke outlet dan
bisa melakukan pemesanan ke Puslitkoka. Promosi yang dilakukan dengan
membuat produk bervariasi dan kemasan yang unik. Selain itu pemasaran
dengan media sosial dan juga membuka outlet untuk wisatawan yang
datang ke Puslitkoka.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan mengenai PT.
Perusahaan Nusantara XII Kebun Renteng dan Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao, saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Renteng
PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Renteng sebaiknya
melakukan usaha usaha yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
produk. Usaha tersebut bisa berupa mengajak bermitra ke petani lebih
banyak. Perusahaan seharusnya meningkatkan promosi lebih masif agar
produk yang dihasilkan lebih dikenal masyarakat.
2. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia sebaiknya lebih baik
dalam pengolahan lahan /kebun yang ada agar tetap terawat dan tumbuh
baik. Selain itu diharapkan agar Puslitkoka memasifkan lagi promosi
eduwisata dan produk produknya di sosial media, agar produk lebih
dikenal dan banyak pengunjung yang datang ke Puslitkoka.
DAFTAR PUSTAKA

Anita, Gunawan T, dan Idwar. 2016. Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea
Arabica L.) Di Medium Gambut Pada Berbagai Tingkat Naungan Dan
Dosis Pupuk Nitrogen Arabica Coffee (Coffea Arabica L.). J OM
Faperta 3(2): 1-9
Ardin, S.Y, Parera W.B, Sari R.M. 2013. Strategi Bauran Pemasaran Buah Segar:
Studi Kasus Hypermart “Ambon City Center” Kota Ambon.
Agrilan1(4):41-53.
Dodor A 2015. Exploring Marketing Mix for Building a Viable Agro Business. J
BESBS 6(2): 78-86
Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta:CV Ando offset.
Arwatti, S. 2018. Pengantar Ilmu Pertanian Berkelanjutan. Makassar: CV inti
Mediatama.
Asharie, Primayudha A, Marga M, Niken S. 2012. Yang Diusahakan Oleh
Perkebunan Ptpn Xii, Pt. Kalijompo, dan Rakyat Land Management
System At Robusta Coffee (Coffea Robusta). J Ilmiah Pertanian 5(5): 1-
4.
Dediarta, W.I. 2017. Teknik Penanganan Hasil Pertanian Pembersihan, Sortasi,
Dan Grading Bahan Hasil Pertanian. Agraria 3(2):1-12
Drianti A, Sinaga O.S. 2015. Dampak Pasar Malam Terhadap Tataniaga Hasil
Pertanian Di Kecamatan Tenggarong . Magrobis 15 (1) :24-30
Dwiastuti, R. 2017 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Malang : UB
press
Enterprise, J. 2016. Langkah Pertama Jadi Pengusaha UMKM. Jakarta: Cv
Jubilee Solusi enterprise
Hasbullah, R., dan Dewi A.R. 2012. Penanganan Pascapanen Padi untuk Menekan
Susut dan Meningkatkan Rendemen Giling. J Pangan 21(1): 17-28
Herawati H, dan Mulyani D. 2010. Pengaruh Kualitas Bahan Baku Dan Proses
Produksi Terhadap Kualitas Produk Pada Ud. Tahu Rosydi Puspan
Maron Probolinggo. Agricultural 2(4): 1-12.
Hidayati, R. I, dan Gatot S. Pertumbuhan Bibit Kopi (Coffea Sp.) Hasil Sambung
Hipokotil Sebagai Respon Pemberian Macam Dan Konsentrasi Zat
Pengatur Tumbuh . J Agritrop 16 (1): 149 – 163
Imaniar, Dimas, dan Andhika W. 2018. Strategi Pengembangan Dan Bauran
Pemasaran Potensi Komoditas Kopi Dalam Rangka Penguatan Pasar
Produk Pertanian Secara Integratif Dengan Sektor Pariwisata Di
Kabupaten Banyuwangi . J Of Applied Business Administration 2(2):
206-217.
Malaga J, Xu B, dan Mejia P.M. 2011. Marketing Promotion of Texas
Agricultural Products: The Rural Dimension of the GO TEXAN
Program. J Agricultural and Applied Economics 43(3):433–442
Prindle, C.S, Holway K, Armah J, Cagley J. H, Anderson L. 2010. Market
Segmentation and Beneficiary Targeting in Agricultural Development. J
Agricultural 2(106):1-14.
Purwanto, E.H, Rubiyo, dan Juniaty Towaha. 2015. Karakteristik Mutu dan
Citarasa Kopi Robusta Klon Bp 42, Bp 358 Dan Bp 308 Asal Bali Dan
Lampung . J Sirinov 3(2): 67 –74.

Putri, A., Ridho D, Nurrochmat, dan Bakhtiar T. 2018. Market Segmentation and
Product Positioning Analysis of Cow Milk Processing Brand E-co Farm
Bogor Agricultural University. J Sci. Res 11 (3): 337-343
Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya Dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rangkuti, F. 2010. Dongkrak Penjualan Melalui Marketing Strategy Dan
Competitive Positioning. Jakarta: Gramedia pustaka.
Sahurkar, A. 2017. A Critical Study On Understanding The Importance Of
Grading And Standardisation Of Agricultural Produce On Its
Marketability And Bargaining Power Of Farmers. J Management and
Social Science 5 (12):165-170
Simamora, I. K, Handoyo D.W., dan Widayanto. 2013. Pengaruh Harga, Citra,
Merek, Positioning Dan Diferrensiasi Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen pada Produk Jamu PT. NjonjaMeneer. J Social
and politic 1(1):1-12
Singh, V, Hedayetullah, Zaman P, Meher J. 2014. Postharvest Technology of
Fruits and Vegetables: An Overview Postharvest Technology 2(02):
124-135.
Soegoto E.S. 2010. Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: PT Eka
Media Komputindo
Stanimirova, M., dan Zarev Y. 2017. Opportunities For Distribution Of
Agricultural Products Through Short Supply Chains. Trakia Journal of
Sciences 15(1):77-8.
Subandi. 2011. Budidaya Tanaman Perkebunan. Bandung: Gunung Djati Press.
Supit, E.O.J. 2016. Kajian Strategi KOmunikasi Pemasaran Rumah Panggung di
Woloan. J Acta diuma 5(5):1-13.
Ullah, R., dan Helmi 2017. Redefining Diversity & Dynamics of Natural
Resources Management in Asia, Agriculture 1(7): 371-385
Wagiman, F.X. 2016. Hama Pasca Panen dan Pengelolahannya. Yogyakarta:
Gajah mada University Press
Wijaya H, dan Sirine H. 2016. Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Serta
Strategi Harga Pada Perusahaan Kecap Blekok Di Cilacap. Innovation and
Entrepreneurship 1(3) 175-190

Anda mungkin juga menyukai