Disusun oleh:
i
HALAMAN PENGESAHAN
SRI ASTUTI
H 0817099
Mengetahui,
ii
INTISARI
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Manajemen Pemasaran ini dengan baik. Laporan ini disusun guna melengkapi
nilai mata kuliah Manajemen Pemasaran. Dengan adanya laporan ini, penulis
mengharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Manajemen Pemasaran.
Dalam penyusunan laporan ini penulis dibantu oleh beberapa pihak yang
telah membimbing dan memberi masukan guna terselesaikannya buku laporan ini.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran yang telah membimbing dan
mengarahkan kami dalam kuliah.
4. Segenap Co-Assisten yang telah membimbing kami baik dalam praktikum
maupun dalam penyusunan laporan ini.
5. Orang tua yang telah mendukung terselesaikannya laporan ini.
6. Semua teman-teman Agribisnis yang turut membantu penyusunan laporan ini.
Dalam pembuatan laporan ini penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dan
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, November 2019
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan
karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara
langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat
diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya
dengan pasar. Dalam era persaingan usaha yang semakin kompetitif sekarang
ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam
persaingan pasar akan memberikan perhatian penuh pada strategi pemasaran
yang dijalankannya . Produk – produk yang dipasarkan dibuat melalui suatu
proses yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu
meningkatkan kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut.
Manajemen Pemasaran adalah sebuah rangkaian proses analisis,
perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan dan pengendalian suatu kegiatan
pemasaran dimana tujuannya adalah untuk mencapai target perusahaan secara
efektif dan efisien. Manajemen pemasaran diartikan juga sebagai alat untuk
analisis, perencanaan, penerapan serta pengendalian suatu program dalam
perusahaan yang sudah dirancang untuk menciptakan, membangun dan juga
mempertahankan pertukaran agar bisa memberikan keuntungan. Keuntungan
ini nantinya digunakan sebagai jalan untuk mencapai tujuan utama sebuah
bisnis atau perusahaan.
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang
peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai
penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping
itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan
pengembangan agroindustri. Kakao lebih sering disebut sebagai buah coklat
karena dari biji kakao yang telah mengalami serangkaian proses pengolahan
1
2
dapat dihasilkan coklat bubuk. Cokelat dalam bentuk bubuk ini banyak
dipakai sebagai bahan untuk membuat berbagai macam produk makanan dan
minuman, seperti susu, selai, roti, dan lain–lain. Selain sebagai bahan
makanan dan minuman, coklat juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Hasil perkebunan lain adalah kopi. Kopi merupakan minuman
hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk.
Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari
50 negara. Jenis kopi yang beredar secara luas adalah arabika, robusta, dan
liberika. Kopi merupakan minuman ke-2 terpopuler di dunia setelah teh. Kopi
menjadi salah satu komoditas perkebunan yang memiliki pasar sangat luas.
Hasil produk kopi yang berasal dari Indonesia banyak yang dipasrakan
hingga ke pasar Internasional.
Pemasaran produk perkebunan seperti kakao dan kopi memerlukan
manajemen yang baik dalam pengelolahannya. Hal ini agar pemasaran
menjadi lebih efekif dan efisien. Praktikum manajemen pemasaran dilakukan
di PT. Perkebunan Nusantara XII Kebun Renteng dan Pusat penelitian kopi
kakao Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 28-29 Oktober
2019. Praktikum manajemen pemasaran dapat memberikan pengalaman dan
pemahaman mahasiswa mengenai manajemen pemasaran serta mampu
mengimplementasikan teori yang manajemen pemasaran yang didapat
diperkuliahan. Mahasiswa juga dapat mengetahui kegiatan pemasaran dan
masalah pemasaran produk pertanian secara langsung di lapangan.
B. Permasalahan
Memasuki era pasar global dimana semua bebas keluar masuk pasar,
maka ada beberapa permasalahan usaha yang seringkali timbul dalam
manajemen pemasaran. Permasalahan tersebut diantaranya adalah
1. Bagaimana kondisi umum kondisi umum PT. Perkebunan Nusantara XII
Kebun Renteng dan Pusat penelitian kopi kakao Indonesia
2. Bagaimna proses produksi lapangan di kebun PT. Perkebunan Nusantara
XII Kebun Renteng.
3
A. Landasan Teori
5
6
karena itu jenis udaha tani sangat bervariansi disesuaikan kondisi dan
irama perubahan iklim (Arwati, 2018).
Pemrosesan didefinisikan sebagai aktivitas apa pun yang
mempertahankan atau meningkatkan kualitas atau mengubah fisik atau
karakteristik kimiawi dari suatu bahan atau benda, atau menambah nilai
padanya dengan cara apa pun. Pemrosesan di lahan dilakukan untuk
menyiapkan produk untuk dijual, membuat produk bernilai tambah untuk
dijual, dan untuk menyiapkan makanan untuk ternak. Pengolahan di lahan
juga mencakup persiapan media tanam produksi rumah kaca dan jamur
dan untuk pengomposan limbah pertanian. Operasi pemrosesan mungkin
dilakukan secara kontinu atau intermiten. Limbah yang dihasilkan selama
operasi pemrosesan tidak dianggap sebagai limbah pertanian tetapi limbah
industri, dan oleh karenanya pembuangannya harus diatur dan diatur di
bawah lingkungan (Ullah dan Helmi, 2017).
7. Proses pasca panen produk pertanian
Pasca panen adalah periode setelah panen sampai komoditas hasil
panen tersebut siap dikonsumsi atau dimanfaatkan. Masalah utama pasca
panen aadalah terjadinya kerusakan komoditas yang da[at menimbulkan
kerugian material, financial, dan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Kerusakan pasca panen diantaranya adalah (1) penyusutan berat, (2)
perubahan kimiawi pada protein, karbihidrat,dan kadar minyak, (3)
kontaminasi dengan racun kimia (Wagiman, 2016).
Permasalahan mengatasi susut pascapanen terkendala bukan oleh
minimnya penerapan teknologi, melainkan lebih disebabkan oleh masalah
non teknis dan masalah sosial. Dengan hamparan sawah siap panen yang
begitu luas terkadang jadwal panen tidaklah tepat sebagaimana diinginkan
petani pemiliknya. Susut pascapanen dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti varietas, umur panen, waktu musim panen, cara panen, serta alat
atau mesin yang digunakan (Hasbullah dan Dewi, 2012).
Minimalisasi kerugian pascapanen dari panen untuk konsumsi
tergantung pada beberapa aspek biologis, lingkungan, yang dapat dikontrol
12
Manajemen
Pemasaran
Manajemen
Pemasaran
dapat menarik minat konsumen yang berdampak positif pada produsen seperti
peningkatan penjualan dan menciptakan citra yang baik bagi bisnis usahanya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
17
18
mulai berbunga sampai menjadi buah kopi yang siap dipanen memerlukan
waktu antara 8 – 12 bulan.
Pemanen dilakukan dnegan mengambil biji kopi yang
berarnamerah dan hitam namun terkadang biji berwana hijau iku terambil.
Kemiduan biji dilakuakan pencucian dan di sortir di pabrik Kopi Kebun
Rayap. Kopi di kebun rayap tidak dilakuakan fermentasi, dan langsung
diakukan pengolahan pasca penen. Pabrik ini juga melakukan Grading
pada biji kopi menjadi beberapa grade. Grade terbaik adalah L1 dimana
komponen terbayak adalah kopi tunggal. Setelah dilakukan grading, opi
kemudian dikemas unruk grade L1 (ekspor) dengan karung goni dan yang
Grade lannya dengan karung berbahan plastic.
2. Kakao
Kebun Renteng wilayahnya meliputi beberapa Afdeling. Setiap
Afdeling membudidayakan jenis tanaman yang berbeda-beda dan
Afdeling yang membudidayakan kakao adalah Afdeling Kedaton yang
berada di daerah Jember.PTPN XII Kebun Renteng Afd. Kedaton terletak
di Desa Panti, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kebun ini
membudidayakan kakao edel mulia klon DR 2. Ketinggian tempat Afd.
Kedaton adalah 250 – 400 mdpl. PTPN XII memiliki total luas lahan
untuk perkebunan kakao seluas 1.650 hektar.
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan nasional dan
berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Banyak sekali jenis
kakao yang dibudidayakan di Indonesia. Jenis kakao yang dibudidayakan
di PTPN XII afdeling kedaton adalah jenis Kakao edel atau yang dikenal
dengan kakao mulia (Java Cacao) dan kakao bulk. Kakao mulia memiliki
citarasa yang sangat baik sehingga kakao ini sangat diperlukan oleh para
konsumen, dipasaran dunia edel cacao sangat diminati dan dengan harga
yang sangat tinggi. Ciri khusus yang dimiliki kakao jenis ini adalah
bijinya berwarnan putih. Kakao jenis ini menjadi sangat mahal karena
mudah terserang penyakit. Menurut Tsaniya et.al (2016), Kakao edel
23
merupakan salah satu jenis kakao bermutu tinggi dan memiliki harga jual
lebih tinggi dibandingkan dengan kakao bulk.
Perkebunan kakao rakyat di Kedaton, umumnya tanaman kakao
yang diperbanyak secara vegetatif menggunakan teknik sambung
samping, sambung pucuk, dan okulasi. Cara ini dianggap lebih efektif dan
efisien bagi petani untuk perbanyakan tanaman karena perkembangan
secara vegetatif ini dapat menghasilkan klon-klon baru, dan dapat
menghasilkan tanaman yang tahan terhadap hama dan penyakit, serta
menghasilkan tanaman baru yang sama dengan induknya. Waktu yang
tepat untuk perkembangbiakan cara vegetatif ini yaitu pada saat awal
musim hujan.
Batang atas yang digunakan adalah jenis kakao edel sedangkan
batang bawah menggunakan jenis kakao bulk. Pemilihan cabang atau
batang untuk perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah pada
pertumbuhan tersier, tidak terlalu besar dan tua, diduduki daun-daun yang
sehat dan lebar, memiliki mata tunas yang bagus, jarak antara mata tunas
sekitar 3-5 cm, dan terhindar dari serangan hama dan penyakit, sehingga
mata tunas yang diambil dapat tumbuh dengan cepat dan sehat. Dalam
pengambilan mata tunas tidak boleh terlalu banyak hanya 2-3 mata tunas
saja. Teknik sambung samping dapat dilakukan dengan cara menyayat
bagian kanan atau kiri pohon kakao sepanjang 10-15 cm. Di atas sayatan
itu, lekatkan cabang/batang (entres) kakao yang sudah dipotong. Panjang
entres yang dilekatkan ke pohon kakao sepanjang 7-10 cm. Usahakan
meletakkan entres serapat mungkin sehingga tidak ada ruang
tersisa. Setelah itu, entres ditutup dengan kantongi plastik transparan dan
diikat dengan tali plastik agar terhindar dari hujan atau panas matahari.
Setelah tiga minggu, tunas tumbuh dan kantong plastik dibuka.
Menurut Karmawati et.al (2010), pertumbuhan buah kakao dapat
dipisahkan ke dalam dua fase. Fase pertama berlangsung sejak
pembuahan sampai buah berumur 75 hari. Selama 40 hari pertama,
pertumbuhan buah agak lambat kemudian sesudah itu cepat dan mencapai
24
puncaknya pada umur 75 hari. Pada umur itu panjang buah mencapai
sekitar 11 cm. Fase kedua ditandai pertumbuhan membesar buah, berlang-
sung cepat sampai umur 120 hari. Pada umur 143 – 170 hari, buah telah
mencapai ukuran maksimal dan mulai masak yang ditandai dengan
perubahan warna kulit buah dan terlepasnya biji dari kulit buah.
Pengelolahna selanjutnyaadalah pemanenan. Kakao kemudian
dipisahkn dari kulit dan lendirnya kemudian di bersikan dan dilakukan
fermenasi. Fermentasi dilakukan untuk meningkatkan aroma dan rasa
serta mengurangi rasa sepe dan[ahit pada kakao. Proses selanjtnya
adlahpengeringa. Peneringan dilakkan untukmengurani kadar air dibiji
kakao agar aman disimpan. Kadar air yag sesuai agarkaka aman disimpan
adala 7,5%. Selanjutnya dalkuakan sortasidan gradin biji keing dan bisa
dlakuaknpenimpanan. Biji kakaodapat diola lagi menjadi poduk ola
seertoicoklat btag maupun bubuk .
C. Kajian Bauran Pemasaran di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia
1. Kopi
Pemasasaran suatu produk tidak akan terlepas dengan bauran
pemasaran. Bauran pemasaran adalah sebuah rumusan strategi yang
mencakup mengenai bagaimana sebuah produk bisa diterima masyarakat,
harga yang melekat pada produk, tempat penjualan produk dan cara
promosi agar produk tersebut memiliki nilai lebih bagi masyarakat
sehingga masyarakat tertarik untuk mengkonsumsinya. Menurut Ardin
(2013), Komponen-komponen pemasaran yang dianalisa dalam bauran
pemasaran meliputi 4P yaitu produk (product), harga (price), tempat
(place), dan promosi (promotion) sehingga dapat dirumuskan strategi
pemasaran yang tepat. Mutu produk merupakan salah satu bauran
pemasaran yang diutamakan dalam perusahaan, sehingga perusahaan
berusaha menyediakan buah-buahan yang berkualitas dengan mutu
terjamin, penampilan fisik serta kesegaran dan ketahanan buah yang baik.
Pusat penelitian kopi dan kakao memilki strategi tertentu untuk
25
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dari praktikum Manajemen Pemasaran
yang dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Renteng dan
Pusat Penelitian Kopi Kakao Indonesia, adapun kesimpulannya adalah
sebagai berikut:
1. PT. Perkebunan Nusantara XII kebun renteng merupakan perusahaan yang
bernaung di bidang agribisnis dan agri-industri yang memiliki lokasi di
kebun Renteng sidomulyo di Kecamatan Ajung untuk komoditas karet.
Kebun renteng Kedaton di Kecamatan Panti ditanami komoditas kakao
dan komoditas kopi ditanam di kebun renteng Rayap di Kecamatan
Arjasa. Total luas 80.000 ha, yang ada di Jawa Timur.
2. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) didirikan pada 1
Januari 1911 dengan nama waktu itu Besoekisch Proefstation berlokasi di
Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Jember berjarak 20 km arah Barat
Daya dari Kota Jember.
3. Proses produksi di lapangan PTPN XII Kebu Renteng untuk komoditas
kopi menggunakan bibit BP 308 untuk batang bawah dan untuk batang
atas menggunakan BP 42, BP 358, dan BP 409. Komoditas kakao yag
banak diaman adalah robusta, selain itu ada kopi Arabica dan excels.
4. Bauran pemasaran produk yang ada di Puslitkoka mengandun empat
komponan / 4P. Produk yang dihasilkan komoditas kopi diolah menjadi
kopi bubuk dan minuman dserta kosmetik. Prduk lainnya dalah bibi kopi.
Harga yang ditawarkan untuk produk kopi cukup terangkau. Place atau
tepat pemasaran dlakukan dilokasi pabrik atau kebu, dngan saluran
pemasaan dimakn konsumen langsung daang membel dioutlet. Promosi
yang dilakukan dengan media sosial kurang masif, adapun promosi lain
dengan menawarkan wisata edukasi mengelilingi kebun dengan kereta.
5. Komoditas kakao melakukan bauran pemasaran dengan produk berupa
cokat dengan merk Vicco. Produk yang dihasilkan dengan berbagai
29
30
Anita, Gunawan T, dan Idwar. 2016. Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea
Arabica L.) Di Medium Gambut Pada Berbagai Tingkat Naungan Dan
Dosis Pupuk Nitrogen Arabica Coffee (Coffea Arabica L.). J OM
Faperta 3(2): 1-9
Ardin, S.Y, Parera W.B, Sari R.M. 2013. Strategi Bauran Pemasaran Buah Segar:
Studi Kasus Hypermart “Ambon City Center” Kota Ambon.
Agrilan1(4):41-53.
Dodor A 2015. Exploring Marketing Mix for Building a Viable Agro Business. J
BESBS 6(2): 78-86
Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta:CV Ando offset.
Arwatti, S. 2018. Pengantar Ilmu Pertanian Berkelanjutan. Makassar: CV inti
Mediatama.
Asharie, Primayudha A, Marga M, Niken S. 2012. Yang Diusahakan Oleh
Perkebunan Ptpn Xii, Pt. Kalijompo, dan Rakyat Land Management
System At Robusta Coffee (Coffea Robusta). J Ilmiah Pertanian 5(5): 1-
4.
Dediarta, W.I. 2017. Teknik Penanganan Hasil Pertanian Pembersihan, Sortasi,
Dan Grading Bahan Hasil Pertanian. Agraria 3(2):1-12
Drianti A, Sinaga O.S. 2015. Dampak Pasar Malam Terhadap Tataniaga Hasil
Pertanian Di Kecamatan Tenggarong . Magrobis 15 (1) :24-30
Dwiastuti, R. 2017 Metode Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Malang : UB
press
Enterprise, J. 2016. Langkah Pertama Jadi Pengusaha UMKM. Jakarta: Cv
Jubilee Solusi enterprise
Hasbullah, R., dan Dewi A.R. 2012. Penanganan Pascapanen Padi untuk Menekan
Susut dan Meningkatkan Rendemen Giling. J Pangan 21(1): 17-28
Herawati H, dan Mulyani D. 2010. Pengaruh Kualitas Bahan Baku Dan Proses
Produksi Terhadap Kualitas Produk Pada Ud. Tahu Rosydi Puspan
Maron Probolinggo. Agricultural 2(4): 1-12.
Hidayati, R. I, dan Gatot S. Pertumbuhan Bibit Kopi (Coffea Sp.) Hasil Sambung
Hipokotil Sebagai Respon Pemberian Macam Dan Konsentrasi Zat
Pengatur Tumbuh . J Agritrop 16 (1): 149 – 163
Imaniar, Dimas, dan Andhika W. 2018. Strategi Pengembangan Dan Bauran
Pemasaran Potensi Komoditas Kopi Dalam Rangka Penguatan Pasar
Produk Pertanian Secara Integratif Dengan Sektor Pariwisata Di
Kabupaten Banyuwangi . J Of Applied Business Administration 2(2):
206-217.
Malaga J, Xu B, dan Mejia P.M. 2011. Marketing Promotion of Texas
Agricultural Products: The Rural Dimension of the GO TEXAN
Program. J Agricultural and Applied Economics 43(3):433–442
Prindle, C.S, Holway K, Armah J, Cagley J. H, Anderson L. 2010. Market
Segmentation and Beneficiary Targeting in Agricultural Development. J
Agricultural 2(106):1-14.
Purwanto, E.H, Rubiyo, dan Juniaty Towaha. 2015. Karakteristik Mutu dan
Citarasa Kopi Robusta Klon Bp 42, Bp 358 Dan Bp 308 Asal Bali Dan
Lampung . J Sirinov 3(2): 67 –74.
Putri, A., Ridho D, Nurrochmat, dan Bakhtiar T. 2018. Market Segmentation and
Product Positioning Analysis of Cow Milk Processing Brand E-co Farm
Bogor Agricultural University. J Sci. Res 11 (3): 337-343
Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya Dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rangkuti, F. 2010. Dongkrak Penjualan Melalui Marketing Strategy Dan
Competitive Positioning. Jakarta: Gramedia pustaka.
Sahurkar, A. 2017. A Critical Study On Understanding The Importance Of
Grading And Standardisation Of Agricultural Produce On Its
Marketability And Bargaining Power Of Farmers. J Management and
Social Science 5 (12):165-170
Simamora, I. K, Handoyo D.W., dan Widayanto. 2013. Pengaruh Harga, Citra,
Merek, Positioning Dan Diferrensiasi Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen pada Produk Jamu PT. NjonjaMeneer. J Social
and politic 1(1):1-12
Singh, V, Hedayetullah, Zaman P, Meher J. 2014. Postharvest Technology of
Fruits and Vegetables: An Overview Postharvest Technology 2(02):
124-135.
Soegoto E.S. 2010. Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: PT Eka
Media Komputindo
Stanimirova, M., dan Zarev Y. 2017. Opportunities For Distribution Of
Agricultural Products Through Short Supply Chains. Trakia Journal of
Sciences 15(1):77-8.
Subandi. 2011. Budidaya Tanaman Perkebunan. Bandung: Gunung Djati Press.
Supit, E.O.J. 2016. Kajian Strategi KOmunikasi Pemasaran Rumah Panggung di
Woloan. J Acta diuma 5(5):1-13.
Ullah, R., dan Helmi 2017. Redefining Diversity & Dynamics of Natural
Resources Management in Asia, Agriculture 1(7): 371-385
Wagiman, F.X. 2016. Hama Pasca Panen dan Pengelolahannya. Yogyakarta:
Gajah mada University Press
Wijaya H, dan Sirine H. 2016. Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Serta
Strategi Harga Pada Perusahaan Kecap Blekok Di Cilacap. Innovation and
Entrepreneurship 1(3) 175-190