Anda di halaman 1dari 29

1

LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS


DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU)
BIDANG KAJIAN USAHA
KABUPATEN BANDUNG
PROVINSI JAWA BARAT

Disusun Oleh :
Aziiz Ramadhan
H0812025

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS


DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU)
BIDANG KAJIAN USAHA
KABUPATEN BANDUNG
PROPINSI JAWA BARAT
Disusun dan Diajukan Oleh :
Aziiz Ramadhan
H0812025

Surakarta,

Desember 2013

Mengetahui,
Ketua Program Studi Agribisnis

Dosen Penguji

Fakultas Pertanian UNS

Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si


NIP 19671012 199302 1 001

Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, M.S.


NIP 19570104 198003 2 001

INTISARI
Aziiz Ramadhan. Kelompok 13. Laporan Praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU).
Bidang Kajian Usaha Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat. Praktikum
ini dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2013 bertempat di Koperasi Peternak
Sapi Bandung Utara (KPSBU).
Praktikum Koperasi ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui sejauh mana
peranan koperasi bagi masyarakat dan terutama untuk mengetahui seluk beluk
keanggotaan koperasi mulai dari syarat menjadi anggota, hak dan kewajiban
anggota serta permasalah yang sering dihadapi anggota dan solusi yang harus
diambil.
KPSBU terletak di Kecamatan Lembang, 15 km sebelah utara kota
Bandung. KPSBU didirikan pada tanggal 8 Agustus 1971 dengan hak badan
hukum No. 4891/BH/DK-102/21. Kegiatan usaha KPSBU meliputi usaha simpan
pinjam, perdagangan susu, penyediaan makanan ternak atau biasa disebut MAKO
(Makanan Koperasi), pembibitan dan kesehatan hewan, dan usaha perdagangan.
Susunan organisasi KPSBU terdiri dari pengurus dan badan pengawas.
Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif analitis yaitu praktikum atau
penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang terjadi saat ini,
kemudian data dijelaskan dan dianalisis. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui teknik wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang sudah dipersiapkan, sesuai bidang kajian yang dipilih. Data yang telah
dikumpulkan dalam praktikum Koperasi dan Kemitraan ini kemudian dianalisis
dengan tabulasi persentatif baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Bidang usaha pokok dan penunjang yang ada di lingkungan KPSBU terbagi
atas beberapa bagian yaitu, bagian pemasaran, bagian warung serba ada, bagian
pembibitan sapi, bagian simpan pinjam, bagian makanan ternak/ pakan konsentrat
bagian Keswan dan IB.
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara telah membangun kemitraan dengan
organisasi pemerintah dan nonpemerintah. KPSBU mengadakan hubungan
kemitraan dengan beberapa perusahaan terutama pada industri pengolah susu
(IPS). Beberapa IPS yang mengadakan kemitraan dengan KPSBU antara lain PT.
Frisian Flag Indonesia, PT. Danone Dairy Indonesia.
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan
adalahbahwa KPSBU beranggotakan semua peternak sapi perah yang berada di
daerah Lembang. Jenis keanggotaan adalah anggota tetap. Sifat kenggotaan
bersifat sukarela. Dan syarat menjadi anggota yaitu dengan membayar simpanan
wajib dan simpanan pokok.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga laporan praktikum Koperasi dan
Manajemen Agribisnis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan praktikum Koperasi dan Manajemen Agribisnis ini disusun
sebagai salah satu rangkaian kegiatan mata kuliah praktikum Koperasi dan
Manajemen Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Pertanian UNS.
2. Team dosen pengampu mata kuliah Budidaya Tanaman Fakultas Pertanian
UNS.
3.

Segenap Pengurus, Manajer, dan Pengawas Koperasi Peternak Sapi


Bandung Utara (KPSBU), Bandung.

4. Team Assisten yang telah membantu serta memberikan pengarahan pada saat
praktikum maupun dalam penyusunan laporan ini.
5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Fakultas Pertanian yang telah memberikan
dorongan serta motivasi dalam penyusunan laporan ini.
6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam segala hal.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penyusun menerima semua kritik dan saran yang bersifat
membangun, demi kesempurnaan laporan selanjutnya.
Akhirnya penyusun mohan maaf bila dalam laporan ini ada kata-kata yang
kurang berkenan. Harapan penyusun semoga laporan ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang bersangkutan serta memberikan wawasan baru
bagi kita semua.

Surakarta,
Penyusun

Desember 2013

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ii
INTISARI.............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vi
I. PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Permasalahan.............................................................................................2
C. Tujuan dan Kegunaan Praktikum..............................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI.......................................4
A. Tinjauan Pustaka........................................................................................4
1. Koperasi................................................................................................4
2. Kemitraan Agribisnis............................................................................6
B. Kerangka Teori..........................................................................................7
III.
METODOLOGI...........................................................................................10
A.
Metode Dasar ............................................................................................10
B.
Metode Pengumpulan Data........................................................................10
C.
Metode Analisis Data.................................................................................10
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................11
A.
Kondisi Umum Koperasi Peternak Sapi bandung Utara...........................11
B. Kondisi Bidang Koperasi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara...........13
C. Hubungan Kemitraan...............................................................................15
V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................19
A. Kesimpulan................................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rantai Nilai Kegiatan Usaha...............................................................8
Gambar 2. Struktur Organisasi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara..............12
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak era orde baru, masalah kemiskinan, pengangguran dan
kesenjangan penguasaan asset nasional merupakan masalah pelik yang
menjadi kendala dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan potensi
sumberdaya nasional. Kondisi ini menjadi indikator bahwa masyarakat
banyak belum berperan sebagai subyek dalam pembangunan. Menjadikan
rakyat sebagai subyek pembangunan adalah memberikan hak-haknya untuk
berpartisipasi dalam pembentukan dan pembagian produksi nasional. Rakyat
perlu dibekali modal material dan mental agar dapat mencampai tujuan
tersebut. Indikator ini juga telah menginspirasikan perlunya pemberdayaaan
ekonomi rakyat yang kemudian berkembang menjadi isu untuk membangun
sistem perekonomian yang bercorak kerakyatan.
Peran serta koperasi sudah makin terlihat dalam pengembangan roda
perekonomian

di

Indonesia.

Koperasi

punya

andil

besar

untuk

mensejahterakan anggota maupun yang bukan anggota. Peranan koperasi


dalam memberikan kesejahteraan misalnya kontribusinya dalam menciptakan
lapangan kerja. Hal ini tentu saja bisa makin meringankan beban pemerintah
maupun swasta dalam menangani tenaga kerja yang jumlahnya makin
meningkat dari tahun ke tahun. Koperasi disini juga dimaksudkan untuk
menampung kegiatan perekonomian pada tingkat lapisan bawah yang masih
merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia untuk melancarkan
kegiatan-kegiatan koperasi tersebut.
Koperasi dan kemitraan agribisnis mempunyai peran yang sangat
penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Melalui praktikum
koperasi dan kemitraan agribisnis ini, mahasiswa diharapkan dapat terjun

langsung ke lapangan mengenai implementasi yang sesungguhnya terkait


bagaimana wujud nyata koperasi dan kemitraan, khususnya di dalam bidang
agribisnis, termasuk segala aspek yang bergerak baik di dalam maupun di luar
koperasi dan kemitraan, sehingga ke depannya mahasiswa mampu
berkecimpung langsung dalam dunia koperasi dan kemitraan secara khusus
dan ikut membangun perekonomian Indonesia pada umumnya. Praktikum
Koperasi dan Komitraan kali ini dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2013
di Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara Jawa Barat. Lokasi Koperasi
Peternak Sapi Bandung Utara dipilih karena dinilai merupakan koperasi yang
1
telah berhasil menjalankan usaha bisnisnya dan merupakan koperasi nomor
lima terbesar di Indonesia.
B. Permasalahan
Permasalahan yang perlu dibahas dalam Laporan Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis terkait bidang usaha di lokasi praktikum antara lain:
1. Bagaimanakah usaha yang diterapkan oleh Koperasi Peternak Sapi
Bandung Utara (KPSBU) meliputi jenis usaha, profil usaha, volume usaha,
prioritas usaha, perencanaan dan pengembangan usaha ke depan, dan
pemasarannya?
2. Bagaimanakah hubungan kemitraan antara Koperasi Peternak Sapi
Bandung Utara (KPSBU) dan mitranya ?
3. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Tujuan dilaksanakan Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis
dengan bidang kajian usaha di lokasi praktikum adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui usaha yang diterapkan oleh Koperasi Peternak Sapi
Bandung Utara (KPSBU) meliputi jenis usaha, profil usaha, volume
usaha, prioritas usaha, perencanaan dan pengembangan usaha ke
depan, dan pemasarannya.
b. Mengetahui hubungan kemitraan yang dilakukan oleh Koperasi
Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) dan mitranya.

2. Kegunaan
Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis diharapkan dapat
memberikan kegunaan sebagai berikut:
a. Bagi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara, hasil praktikum ini
diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dari mahasiswa
mengenai permasalahan usaha yang dikembangkan dalam koperasi
dan kemitraan pertanian.
b. Bagi Fakultas Pertanian UNS, hasil praktikum ini diharapkan dapat
mendukung kelengkapan dalam penerapan kurikulum pendidikan
pertanian.
c. Bagi Mahasiswa Fakultas Peranian UNS, sebagai persyaratan dalam
menempuh mata kuliah Koperasi dan Kemitraan Agribisnis pada
semester tiga. Diharapkan mahasiswa dapat mensinergiskan antara
teori di bangku kuliah dengan aplikasi di lapangan, dapat memahami
dinamika pembangunan perkoperasian, dan dapat memahami
kendala-kendala pertumbuhan koperasi dan kemitraan, terutama
faktor internal dan eksternal.
d. Bagi Pembaca dan Pihak Terkait Lainnya, hasil praktikum ini dapat
dijadikan sebagai rujukan akan pentingnya kegiatan koperasi dan
kemitraan dalam kehidupan sehari-hari dan juga memberikan
gambaran seputar koperasi dan kemitraan seperti jenis usaha, profil
usaha, pengembangan usaha kedepan, pemasaran, dan hubungan
kemitraan, sehingga mampu menerapkannya di lapangan.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI


A. Tinjauan Pustaka
1. Koperasi
Koperasi adalah organisasi bisnis yang para pemilik atau
anggotanya adalah juga pelangggan utama perusahaan tersebut (kriteria
identitas). Kriteria identitas suatu koperasi akan merupakan dalil atau
prinsip identitas yang membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha
yang lainnya. Koperasi biasanya bergerak di usaha marginal.
Berdasarkan kutipan yang dijelaskan pada pasal 33 UUD 1945 dan pasal
1 UU no. 25/1992, bahwa koperasi di indonesia tidak semata-mata
dipandang sebagai bentuk perusahaan sebagaimana halnya Perseroan
Terbatas, Firma, atau Perusahaan komanditer. Koperasi di Indonesia
dipandang sebagai bentuk perusahaan yang memiliki asas dan prinsip
tersendiri, dan juga dipandang sebagai alat membangun sistem
perekonomian, sehingga hal ini sesuai dengan tujuan Koperasi dalam
pasal 3 UU No. 25/1992 (Baswir, 2000).
Koperasi

yang

berhasil

mensejahterakan

sosial

ekonomi

anggotanya akan lebih mudah untuk mengukur keberhasilannya, apabila


aktivitas ekonomi yang dilakukan anggota dilakukan melalui koperasi.
Tingkat kesejahteraan menurut pengertian ekonomi itu dapat ditandai
dengan tinggi rendahnya pendapatan rill. Apabila pendapatan rill
seseorang atau masyarakat meningkat, maka kesejahteraan ekonomi
seseorang atau masyarakat tersebuat juga akan meningkat. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka apabila tujuan koperasi untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota, maka berarti pula tujuan koperasi itu diwujudkan
dalam meningatkan pendapatan (riil) para anggotanya (Sitio, 2001).
Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai
dengan

kepribadian

bangsa

Indonesia

yang

pantas

untuk

ditumbuhkembangkan sebagai badan usaha penting dan bukan sebagai


alternatif terakhir (Hutasuhut, 2001). Koperasi sebagai organisasi di

bidang ekonomi dan sosial sangat rawan terhadap risiko kerugian.


Kerawanan tersebut dapat bersumber dari unsur intern maupun ekstern.
Unsur-unsur intern seperti adanya sifat manusia yang curang, ambisi,
malas, ceroboh, mau menang sendiri, sekongkol, atau bisa juga seperti
harta kekayaan koperasi yang relatif besar nilainya sehingga perlu
diamankan. Unsur-unsur eksteren seperti adanya pihak-pihak atau oknum
4
yang kurang menyukai kegiatan usaha koperasi karena persaingan atau
faktor-faktor lain atau mungkin juga adanya kecenderungan dari oknum
anggota koperasi yang ingin mendahulukan kepentingannya dengan cara
memanfaatkan kelemahan manajemen koperasi (Chariri, 2011).
Koperasi merupakan suatu bisnis yang dimiliki oleh para
pengguna, yang dikontrol oleh para pengguna dan yang menbagikan
keuntungan yang diperoleh berdasarkan atas tingkat partisipasi dari
penggunanya. Dilihat dari pengertian tersebut bisa dikemukakan tiga
konsep tentang koperasi yaitu:
1. Prinsip pemilikan oleh pengguna
2. Prinsip kontrol oleh pengguna
3. Prinsip keuntungan pengguna
(Hudiyanto, 2002).
Kegiatan usaha pemulihan krisis ekonomi Indonesia dewasa ini,
sesungguhnya koperasi mendapatkan peluang (opportunity) untuk tampil
lebih eksis. Krisis ekonomi yang diawali dengan krisis nilai tukar dan
kemudian membawa krisis hutang luar negeri, telah membuka mata
semua pemerhati ekonomi bahwa "fundamental ekonomi" yang semula
diyakini kesahihannya, ternyata hancur lebur. Para pengusaha besar
konglomerat dan industri manufaktur yang selama ini diagung-agungkan
membawa pertumbuhan ekonomi yang pesat pada rata-rata 7% pertahun,
ternyata hanya merupakan wacana. Masalah ini disebabkan karena,
kebesaran mereka ternyata hanya ditopang oleh hutang luar negeri
sebagai hasil perkoncoan dan praktik mark-up ekuitas, dan tidak karena
variabel endogenous (yang tumbuh dari dalam) (Manurung, 2000).

2. Kemitraan Agribisnis
Model kemitraan

usaha

bersama

yang

ideal

merupakan

pembentukan kelembagaan antara pihak-pihak yang bermitra yang


berupaya

memadukan

kekuatan

masing-masing

sesuai

dengan

kesepakatan bersama. Upaya tersebut bertujuan untuk mencapai kondisi


yang lebih baik bagi semua mitra usaha yang terlibat, untuk mendukung
pelaksanaan

kemitraan

usaha

bersama.

Kelompok

mitra

perlu

meningkatkan kemampuan dalam merencanakan usaha, melaksanakan


dan menaati kemitraan, memupuk hubungan antara lembaga sehingga
dapat mandiri dan mencapai skala usaha ekonomi, serta kemitraan
menjadi salah satu pokok menguakan daya saing dan mencapai
kesuksesan (Martodireso, 2002)
Konsep kemitraan mengacu pada konsep kerjasama antara usaha
kecil dengan usaha menengah atau usaha besar disertai pembinaan,
dengan memperhatikan prinsip saling menguntungkan dan memperkuat.
Pola kemitraan sebagai suatu inovasi mengandung pengertian bahwa
telah terjadi proses pembaruan terhadap pola kemitraan dalam banyak hal
(Purnaningsih, 2007). Iklim usaha lebih menunjuk pada political will dari
negara untuk mendorong proses subkontrak, yang secara praktis harus
diwujudkan dalam bentuk kebijakan publik (public policy). Iklim usaha
merupakan situasi ekternal dari individu-individu perusahaan yang
memberikan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan subkontrak
(Sutrisno, 2004).
Konsep kerjasama usaha melalui kemitraan, dilakukan jalinan
kerjasama antara usaha besar atau menengah dengan usaha kecil. Jalinan
kerjasama tersebut didasarkan pada kesejajaran kedudukan atau
mempunyai derajat yang sama terhadap kedua belah pihak yang bermitra.
Ini berarti bahwa hubungan kerjasama yang dilakukan antara pengusaha
besar atau menengah dengan pengusaha kecil mempunyai kedudukan
yang setara dengan hak dan kewajiban timbal balik sehingga tidak ada
pihak yang dirugikan, tidak ada yang saling mengekspoitasi satu sama

lain dan tumbuh berkembangnya rasa saling percaya di antara para pihak
dalam mengembangkan usahanya (Julius, 2003).
Pola kemitraan yang telah berkembang pada perkembangan usaha
hortikultura saat ini pada umumnya adalah dalam bentuk contrac
farming, pola kemitraan dagang umum, pola kemitraan subkontrak, dan
pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis. Pola kerjasama antara
pelaku agribisnis dengan petani terbentuk secara otonom dalam
masyarakat sesuai dengan kebutuhan petani yang diatur dengan aturanaturan informal yaitu kepercayaan dan kejujuran yang disebut dengan
kemitraan lokal atau kemitraan tradisional. Melalui kemitraan diharapkan
adanya upaya-upaya yang mengarah kepada pemberdayaan petani yang
pada

gilirannya

nanti

akan

dapat

mengembangkan

usahanya.

Pemberdayaan secara etimologi atau dari asal usul kata berasal dari kata
empowerment yang secara umum dapat diartikan dengan memberikan
kemampuan atau mengalihkan atau mendelegasikan kekuasaan atau
kewenangan (Erfit, 2011).
B. Kerangka Teori
Mengembangkan usaha melalui koperasi sangatlah penting untuk saat
seperti ini. Persaingan dalam dunia usaha saat ini sangatlah kuat. Terutama
dari golongan yang tidak mempunyai modal yang kuat, tidak akan dapat
bertahan dalam persaingan dalam bidang usaha jika tidak bersatu dalam
menggalang kekuatan dan bahu-membahu menjalankan usaha. Selain dari
segi keuntungan secara ekonomis, usaha bersama juga sangatlah penting
dalam menggalang dan meningkatkan aspek sosial yang akan sangat
membantu para anggota koperasi. Misalnya, adanya semangat gotong royong
di antara para anggota koperasi. Bila salah seorang anggota ingin membangun
rumah, dia dapat meminta bantuan tenaga dari anggota lain untuk turut
bergotong royong membangun rumahnya (Saptana dan Ashari, 2007).
Tantangan bagi dunia usaha terutama pengembangan Koperasi yang
mencakup aspek yang luas. Aspek tersebut antara lain, penigkatan kualitas
SDM dalam hal kemampuan manajemen, organisasi dan teknologi,

kompetensi kewirausahaan, akses yang lebih luas terhadap permodalan,


informasi pasar yang transparan, faktor input produksi lainnya, dan iklim
usaha yang sehat yang mendukung inovasi, kewirausahaan dan praktek bisnis
serta persaingan yang sehat (Haeruman, 2000).
Porter

dalam

bukunya

yang

berjudul

Competitive

Advantage

mengemukakan bahwa dalam memulai kegiatan usaha perlu diperhatikan


beberapa elemen penting yang dinamakan dengan rantai nilai (value chain)
dari suatu usaha. Rantai nilai menggambarkan apa yang harus ada dalam
sebuah usaha. Rantai nilai kegiatan usaha yang dimaksud seperti yang
dideskripsikan pada gambar :
Pendukung Logistik

Manajemen Produksi

Sistem Distribusi

Pemasaran

Pelayanan Pelanggan

Gambar 1. Rantai Nilai Kegiatan Usaha


Perencanaan usaha adalah suatu cetak biru tertulis yang berisikan
tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial, strategi
usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta
keterampilan pengelolanya. Perencanaan usaha sebgai persiapan awal
memiliki dua fungsi penting yaitu, sebagai pedoman untuk mencapai
keberhasilan manajemen usaha, dan sebagai alat untuk mengajukan
kebutuhan permodalan yang bersumber dari luar (Santoso, 2008).
Perencanaan bisnis umumnya terdiri dari tujuan bisnis, strategi yang
digunakan, masalah potensial yang akan dihadapi dan cara mengatasinya,
struktur organisasi, modal, dan bagaimana mempertahankannya sampai
tercapainya harapan-harapan (kebutuhan) anggota koperasinya serta dari sisi
investasi keuangan koperasi mencapai break even point (Mahmuddin, 2009).
Impelentasi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya,
terdapat beraneka ragam strategi. Strategi bisnis tersebut antara lain
memaksimumkan keuntungan, memaksimumkan nilai perusahaan, dan
meminimkan biaya. Variable utama yang perlu diperhatikan untuk
memaksimumkan keuntungan adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan
peneriman yaitu jumlah dan harga output perusahaan. Apabila perusahaan

lebih memilih tidak memaksimumkan keuntungan yang sifatnya jangka


pendek, maka alternatif memaksimumkan nilai perusahaan adalah tujuan
yang tepat untuk jangka menengah atau jangka panjang. Nilai perusahaan
(value of firm) merupakan nilai dari laba sekarang dan yang akan datang yang
dihitung dari sekarang dengan memperhitungkan tingkat resiko dan tingkat
bunga yang tepat. Tujuan strategi selanjutnya menyangkut efisiensi atau
meminimkan biaya, tanggung jawab utama dalam meminimumkan biaya
terletak pada bagian produksi (production depatment) yang didukung oleh
personalia (personnel department) (Sitio, 2001).
Usaha

dengan

prinsip

kemitraan

dimaksudkan

sebagai

upaya

pengembangan usaha yang dilandasi kerja sama antara perusahaan dan


peternakan rakyat, dan pada dasarnya merupakan kerjasama vertikal (vertical
partnership). Kerjasama tersebut mengandung pengertian bahwa kedua belah
pihak harus memperoleh keuntungan dan manfaat Konsep agribisnis atau
strategi pembangunan sistem agribisnis mempunyai ciri antara lain:
1. Berbasis pada pendayagunaan keragaman sumber daya yang ada di
masing-masing daerah (domestic resource based)
2. Akomodatif terhadap kualitas sumber daya manusia yang beragam dan
tidak terlalu mengandalkan impor dan pinjaman luar negeri yang besar
3. Berorientasi ekspor selain memanfaatkan pasar domestik
4. Bersifat multifungsi, yaitu mampu memberikan dampak ganda yang
besar dan luas
(Suryana, 2009).

10

III. METODOLOGI
A. Metode Dasar
Metode dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan praktikum
koperasi dan kemitraan ini adalah deskriptif analitis yaitu praktikum atau
penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang terjadi saat
ini, kemudian data dijelaskan dan dianalisis. Penentuan atau penetapan
sampel koperasi pada praktikum ini dengan menggunakan metode purposive
sampling. Purposive sampling merupakan penentuan koperasi yang sengaja
dipilih untuk diamati.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada praktikum
Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini adalah dengan teknik pengumpulan
data yang dilakukan melalui teknik wawancara dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang sudah dipersiapkan, sesuai bidang kajian yang dipilih.
Mengobservasi data sekunder dengan pencatatan yang didapat dari koperasi
yang berupa struktur organisasi, AD/ART, maupun data lain yang tersedia
pada laporan tahunan maupun profil koperasi.
C. Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dalam praktikum Koperasi dan Kemitraan
ini kemudian dianalisis dengan tabulasi persentatif baik secara kualitatif
maupun

kuantitatif.

Metode

kuantitatif

yaitu

dengan

survey

atau

pengumpulan data sedangkan kualitatif yaitu dengan mengamati keadaan


yang sedang terjadi. Namun dalam kasus-kasus tertentu mahasiswa dapat
memberikan penjelasan-penjelasan yang lebih mendalam dan komprehensif
berdasarkan teori atau hasil penelitian yang relevan.

10

11

IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) terletak di Kecamatan
Lembang, 15 km sebelah utara kota Bandung. Lokasi ini tergolong dataran
tinggi dengan ketinggian mencapai kurang lebih 1200 meter di atas
permukaan laut. Selain memiliki udara yang sejuk (suhu rata-rata 15o
18C), curah hujan di wilayah Lembang juga cukup tinggi yaitu sekitar 1800
- 2500 mm/tahun sehingga daerah ini cocok untuk peternakan sapi perah dan
tanaman hortikultura. Biasanya, pada pertengahan tahun, daerah KPSBU
memasuki musim kemarau dengan suhu sekitar 18 o C, namun kondisi ini
sekiranya dapat berubah. Peternakan sapi perah di Lembang umumnya
memberikan pakan berupa konsentrat yang biasa dibeli di koperasi, selain itu
diberikan pula rumput dan singkong sebagai makanan tambahan.
Sebelum didirikannya KPSBU ini, banyak peternak-peternak sapi perah
di daerah Lembang yang banyak menderita kerugian akibat permainan harga
yang tidak adil dari perusahaan-perusahaan swasta dan loper susu. Atas dasar
inilah kemudian para peternak sapi perah di Lembang yang berjumlah 35
orang sepakat untuk membentuk suatu perkumpulan untuk memperkuat posisi
tawar peternak sapi perah di Lembang, yaitu sebuah koperasi susu. Atas
kesepakatan bersama, maka KPSBU didirikan pada tanggal 8 Agustus 1971
dengan hak badan hukum No. 4891/BH/DK-102/21.
Keunggulan KPSBU adalah anggota yang setia dan aktif dalam
menjalankan semua kewajibannya. Visi KPSBU adalah menjadi model
koperasi yang ideal, handal dan berprestasi, didukung oleh perkantoran dan
pabrik pakan yang modern karyawan dan anggota yang professional sehingga
meningkatkan pendapatan anggota. Nilai-Nilai KPSBU yaitu inovatif,
dinamis, berorientasi pada kualitas, keterbukaan, keadilan, demokratis, dan
mandiri. Tujuan Utama dari KPSBU adalah menghasilkan produk bermutu
tinggi, yakni susu segar yang dihasilkan peternak sebagai produk bermutu

12

tinggi di pasaran. Wilayah kerja KPSBU berada di seluruh Provinsi Jawa


Barat. Prinsip-prinsip yang dimiliki KPSBU antara lain keanggotaan sukarela
dan terbuka, pengendalian oleh anggota secara demokratis, partisipasi
ekonomi anggota, otonomi dan kebebasan, pendidikan, pelatihan dan
informasi, kerjasama diantara koperasi, serta kepedulian terhadap komunitas.
Susunan organisasi KPSBU terdiri dari pengurus dan badan pengawas.
Pengurus bertugas mengelola koperasi yang dibantu oleh para staf, sedangkan
badan pengawas bertugas mengawasi pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
jalannya koperasi. Kekuasaan tertinggi dalam organisasi terletak pada Rapat
Anggota Tahunan (RAT) yang dilaksanakan setahun sekali dan berisi laporan
11
pertanggungjawaban pengurus, menetapkan kebijakan umum dan membuat
rencana kerja. Kegiatan usaha KPSBU Lembang meliputi usaha simpan
pinjam, perdagangan susu, penyediaan makanan ternak atau biasa disebut
MAKO (Makanan Koperasi), pembibitan dan kesehatan hewan, dan usaha
perdagangan.

UNIT QC & ADM PEMASARAN

Gambar 2. Struktur Organisasi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)


Susunan pengurus Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara yaitu:
1. Pengurus
a. Ketua
b. Sekretaris

: Drs. Dedi Setiadi SP


: Drh. Ramdan Sobahi

13

c. Bendahara
2. Pengawas
a. Ketua
b. Anggota

: Toto Abidin
: Jajang Sumarno, BE
: H. Asep Hamdani, ST
Mansyur Hamzah

Selain mendapatkan pengakuan secara luas, KPSBU juga memiliki


pengaruh penting sebagai salah satu pelaku dalam arena gerakan koperasi
nasional. KPSBU juga telah menyumbangkan sumber daya manusia untuk
organisasi sekunder, dimana beberapa wakil pengurus KPSBU Lembang
duduk sebagai pengurus di Gabungan Koperasi Susu Indonesia. Setiap
harinya, tidak kurang dihasilkan sekitar 110 ton susu sapi dari kawasan yang
juga terkenal dengan sektor agrowisatanya ini. Stok yang melimpah dari para
peternak sapi perah Lembang tidak sampai menyulitkan pemasaran. Pasalnya
sudah ada pihak swasta yang siap menampung pasokan dari KPSBU. Lokasi
penjualan susu milik KPSBU tak jauh dari pusat kota Lembang, tepatnya di
bagian timur pasar panorama Lembang.
B. Kondisi Bidang Usaha Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara termasuk jenis koperasi
produsen. Hal ini dikarenakan anggota- anggota koperasi ini memiliki sapi
perah yang hasilnya disetorkan ke koperasi. Susu yang disetorkan oleh
anggota- anggota KPSBU kemudian diolah menjadi susu pasteurisasi dan
youghurt. Saat ini volume produksi yang dihasilkan oleh KPSBU adalah 110
ton/hari. Volume produksi dari KPSBU berfluktuasi, dari 90 ton/hari sampai
160 ton/hari bergantung ketersediaan pakan hijauan untuk sapi perah
peternak. Banyak Industri Pengolah Susu (IPS) bekerja sama dengan KPSBU
dalam penyediaan susu segar. Susu segar yang dihasilkan oleh KPSBU selalu
terjaga kualitasnya, berkat adanya teknologi canggih guna peningkatan dan
penjagaan mutu serta kualitas dari produk susu segar KPSBU.
Aktivitas yang dijalankan KPSBU lembang dalam aktivitas perusahaan
terbagi dalam bidang yang sangat penting, salah satunya adalah bidang usaha.
Semua bidang usaha pokok dan penunjang yang ada di lingkungan KPSBU

14

akan berjalan dengan baik karena perbaikan akan selalu diusahakan guna
mendapatkan hasil yang baik. Bidang ini terbagi atas beberapa bagian yaitu:
a. Bagian Keswan dan IB, bagian ini bertugas untuk melayani kesehatan
ternak dan inseminasi buatan. Tugas lain adalah mengaktifkan pembagian
wilayah kerja, memantauan penyakit dan vaksinasi, dan mencegah segala
penyakit.
b. Bagian Makanan ternak/ pakan konsentrat, bagian ini bertugas untuk
memperbaiki pendistribusian makanan ternak, mengusahakan penyediaan
bahan baku yang disesuaikan kondisi, memperbaiki prosedur pengadaan,
dan menjaga kelestarian kualitas.
c. Bagian Simpan pinjam, bertugas untuk meminta bantuan pihak pemeritah
untuk membantu kelancaran penagihan piutang anggota yang macet,
mengoptimalisasikan tim penagih kerdit yang akan ditunjuk oleh
pengurus, meningkatkan pelayanan pada anggota yang ingin maju
usahanya dengan mengupayakan bantuan modal dari pihak lain.
d. Bagian Pemasaran, bertugas untuk memilih pasar yang lebih baik untuk
mendapatkan harga yang lebih menguntungkan, mengadakan kerjasama
dengan

pabrik

melalui

susu

pasterurisasi,

dan

meningkatkan

pengangkutan dari daerah sentra produksi.


e. Bagian Warung Serba Ada, Mengembangakan usaha warung serba ada
dengan memperluas pelayanan dan komoditi bagi kebutuhan anggota
masyarakat umum sesuai dengan kemampuan.
f. Bagian Pembibitan Sapi, untuk menjaga kesinambungan usaha peternak
sapi perah maka KPSBU Lembang mengadakan proyek pembibitan sapi
perah yang memenuhi standar sebagai bibit yang baik.
Susu segar dipilih sebagai usaha utama karena melihat fakta mengenai
prospek usaha yang sangat potensial mengingat kini gaya hidup konsumen
dunia bergerak ke arah gaya hidup organik, termasuk susu segar, karena itulah
pasar susu segar menjadi pasar yang sangat potensial. Apalagi ditambah
dengan banyaknya industri pengolah susu membuat permintaan susu segar
semakin meningkat. Hal inilah yang membuat pihak KPSBU masih begitu
konsen dengan produk susu segarnya.

15

Berdasarkan buku laporan tahunan KPSBU tahun buku 2012


didapatkan data untuk produksi susu yang dapat tertampung pada tahun 2012
adalah sebesar 46.703.806 liter, naik 13,43 % dari target yang telah
direncanakan yaitu direncanakan produksi susu tahun 2012 adalah 41.175.000
liter naik 5.528.806 liter. Sedangkan untuk usaha pembibitan sapi pada tahun
2012 hasil penjulan pembibitan sapi sebesar Rp 1.710.802.747 atau naik
50,92% dari rencana anggaran penjuaan tahun 2012.
Produksi susu segar dari Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara setelah
diperhitungkan

dengan

persediaan

sebelumnya,

persediaan

menjadi

46.688.887 liter. Produksi susu tersebut akan dipasarkan 45.969.252 liter


sehingga terjadi surplus susu 719.635 liter. Produksi susu dipasarkn ke
Industri Pengolahan Susu (IPS) sebanyak 90,71% atau sebanyak 41.696.461
liter, dipasarkan kepada konsumen 4.140.983 liter (9,01%), dipergunakan
untuk memproduksi susu jadi 131.808 liter (0,28I%). Kualitas susu KPSBU
JABAR secara rataan mengalami kenaikan pada Total Soid dan Total Plate
Count (TPC) dibandingkan dengan tahun lalu. Rataan TS sekarang adalah
12,09 pada total Plate Count (TPC) 1,11 juta/ml sedangkan rataan Protein
mengalami penurunan rataan, sehingga rataan protein tahun 2012 adalah 2,95.
C. Hubungan Kemitraan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara
Kemitraan merupakan hubungan sukarela dan bersifat kerja sama antara
beberapa pihak, baik pemerintah maupun swasta, yang semua orang
didalamnya setuju untuk bekerja sama dlam meraih tujuan bersama dan
menunaikan kewajiban tertentu serta menanggung resiko, tanggung jawab,
sumber daya, kemampuan dan keuntungan secara bersama sama. Kunci
utama terlaksananya kemitraan dan untuk membangun dan mempeluas akses
pendidikan masyarakat serta untuk menjawab tantangan pengembangan
kemitraan adalah dengan menerapkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
seluruh

program-program

dengan

lembaga-lembaga

terkait

yang

berpartisipasi dalam kemitraan tersebut, baik secara internal maupun lintas


sektoral. Penggalangan kemitraan dan kerja sama yang baik dilakukan dengan

16

seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), sehingga seluruh program


sampai ke masyarakat dan dapat dilaksanakan tanpa hambatan berarti.
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara telah membangun kemitraan
dengan organisasi pemerintah dan nonpemerintah. Prestasi yang diperoleh
KPSBU antara lain, meraih penghargaan sebagai koperasi terbaik I tingkat
nasional di tahun 1983-1985, koperasi teladan tingkat nasional Tahun 19871989, dan pada tahun 2006 mendapatkan Indonesia Coorperatives award dari
kementrian negara koperasi dan UKM. Kemitraan dengan institusi pendidikan
terus berlanjut dan menyumbangkan usaha pengembangan sumber daya
manusia.
KPSBU terhadap mitranya memiliki hak dan kewajiban untuk memberi
pelayanan yang baik kepada mitra dan juga memenuhi kebutuhan dari mitra
seperti pemenuhan jumlah sapi, pakan sapi atau konsentrat. Konsentrat
disediakan oleh KPSBU untuk peternak dengan harga Rp 267,50,- per
kilogram. Koperasi menyediakan pakan ternak bertujuan agar hasil susu
berkualitas baik. Susu dari peternak disetorkan kepada koperasi pada waktu
pagi dan sore hari, waktu pagi sekitar jam 5.00 hingga jam 6.00 sedangkan
waktu sore antara jam 16.00 hingga 17.00. Susu yang telah sampai di KPSBU
tidak jarang terjadi kerusakan akan tetapi kebijakan dari KPSBU harus tetap
membayar kepada peternak sapi. Kebijakan seperti ini berdampak baik
kepada peternak sapi. Bentuk kerjasama yang menguntungkan lainnya yaitu
PTPN (PT Perkebunan Nusantara) menyediakan lahan ternak, sehingga petani
cukup menyediakan sapi. PTPN yang menyediakan lahan dapat mempelajari
cara beternak yang baik agar dapat mengembangkan usahanya.
KPSBU mengadakan hubungan kemitraan dengan

beberapa

perusahaan terutama pada industri pengolah susu (IPS) . Beberapa IPS yang
mengadakan kemitraan dengan KPSBU antara lain PT. Frisian Flag
Indonesia, PT. Danone Dairy Indonesia. Koperasi Peternak Sapi Bandung
Utara mengumpulkan susu segar dari peternak anggota untuk dikirimkan ke
IPS, untuk diolah menjadi berbagai macam produk makanan dan minuman,
salah satu produk yang dihasilkan oleh KPSBU Jawa Barat adalah susu
kemasan dan yogurt Fresh Time. Selain bermitra dengan IPS, KPSBU Jawa

17

Barat juga bermitra dengan suplayer pakan ternak, badan pemerintah dan
perguruan tinggi. Industi Pengolah Susu yang mengadakan kemitraan dengan
KPSBU antara lain :
1. PT. Frisian Flag Indonesia
PT Frisian Flag Indonesia merupakan anak usaha Friesland
Campina, yaitu koperasi sapi perah paling besar di dunia yang berpusat di
negara Belanda. PT Frisian Flag Indonesia memiliki bisnis utama produk
di bidang susu. Produk susu Frisian Flag saat ini berhasil menguasai 1/3
pasar susu nasional. Sebagian dari susu segar yang digunakan untuk
diproduksi di PT Frisian Flag Indonesia berasal dari KPSBU.
2. PT. Danone Dairy Indonesia
PT Danone Dairy Indonesia (DDI) merupakan perusahaan yang
memproduksi berbagai jenis makanan dan minuman dibawah naungan
Danone Group. PT Danone Dairy Indonesia membutuhkan susu segar
sebagai bahan utama produknya. Terbatasnya pasokan susu nasional
mendorong DDI mengembangkan program pemberdayaan berupa program
Dairy Development in Ciater. Program ini merupakan program kemitraan
antara DDI dengan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KSPBU) yang
merupakan salah satu pemangku kepentingan DDI dan mitra pelaksanaan
Yayasan Sahabat Cipta. Kegiatan yang dilakukan diantaranya membuat
kandang percontohan, pelatihan pengelolaan peternakan sapi perah untuk
dan dari/ke peternak, renovasi kandang, kredit sapi, dan perbaikan pakan.
Target dari program adalah menaikkan pendapatan peternak sebesar 40%
sebagai dampak dari meningkatnya kuantitas dan kualitas susu. Dampak
dan indikator program Dairy Development in Ciater yakni terciptanya 200
peternak baru, peningkatan kuantitas dan kualitas susu, peningkatan
pendapatan peternak, serta peningkatan pengetahuan dan kapasistas
peternak dalam menjalankan good farming practices.
3. PT Diamond Cold Strorage
PT Diamond Cold

Strorage

(Diamond) adalah

perusahaan

manufaktur Indonesia yang telah mapan dan berfokus pada produk


berbasis susu dan makanan beku. PT Diamond Cold Strorage adalah

18

sebuah perusahaan swasta dengan penetrasi produk di pelayanan makanan,


perdagangan umum dan segmen ritel modern. Produk Diamond meliputi
Susu (UHT & pasteurisasi), Juice, Yogurt, Ice Cream, Cream Soft Ice,
Chocolate, & Mayonnaise Salad Dressing, keju, dan produk kustom
sebagai permintaan klien.
4. Peternak
Hubungan kemitraan KPSBU dengan peternak yaitu kerjasama
yang dilakukan meliputi menyediakan pakan sapi/konsentrat bagi peternak
dengan harga Rp 267,50,- per kilogram, tujuannya agar produksi susu
yang dihasilkan sapi semakin maksimal dan kualitasnya baik. Peternak
bisa mendapatkan pakan konsentrat secara kredit, dan pembayarannya
dapat dipotong dari hasil susu yang disetorkan. Kerjasama kemitraan juga
dilakukan dengan penyewaan lahan perhutani oleh KPSBU yang
kemudian disewakan kembali oleh KPSBU kepada peternak. Peternak sapi
dipermudah dengan fasilitas lahan ternak yang disediakan oleh PTPN,
dengan begitu petani cukup menyediakan sapi. Sementara PTPN yang
menyediakan lahan dapat mempelajari cara beternak yang baik dari
peternak sapi agar dapat mengembangkan usahanya.

19

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan berdasarkan hasil
praktikum di lapangan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) merupakan jenis
koperasi produsen yang bergerak dibidang usaha peternakan sapi, dan
usaha pengolahan susu. Usaha-usaha yang dilakukan oleh KPSBU untuk
mensejahterakan anggotanya adalah penampungan dan pemasaran
produksi susu sapi dari anggota peternak, pengadaan makanan ternak,
jasa simpan pinjam, pengadaan bibit ternak sapi perah, pelayanan
kesehatan ternak, pelayanan inseminasi buatan, peyediaan kebutuhan
pokok peternak dengan mendirikan warung serba ada (waserda), dan
pelayanan kesehatan anggota peternak dengan mengadakan poliklinik
berserta dokter umum. Produk susu yang dihasilkan oleh KPSBU
dipasarkan ke IPS (Industri Pengolahan Susu) seperti PT. Frisian dan PT.
Danone Dairy Indonesia.
2. Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara Jawa Barat melakukan kegiatan
kemitraan dengan Industri-industri pengolah susu seperti PT Frisian Flag,
Danone, selain itu bermitra dengan suplyer pakan ternak, dan dengan
organisasi pemerintah atau nonpemerintah lainnya. Pola kemitraan yang
dijalin oleh Koperasi Peternak Susu Bandung Utara adalah dagang
umum, dimana pihak KPSBU berperan sebagai pemasok susu segar bagi
industri besar pengolah susu
B. Saran
Saran yang dapat penyusun berikan dalam Praktikum Koperasi dan
Kemitraan Agribisnis ini adalah:
1. Sebaiknya KPSBU lebih meningkatkan kemitraan dengan pemerintah
daerah setempat agar pemasarannya dapat masuk ke sekolah-sekolah
sehingga meningkatkan pendapatan.

19

20

2. Perlu adanya ekspansi usaha seperti melakukan inovasi pengolahan untuk


meningkatkan pendapatan.
3. Perlu adanya perhatian secara intensif terhadap pemberian pakan ternak,
peningkatan kualitas bibit yang disertai pengontrolan terhadap penyakit
agar diperoleh peningkatan produksi susu.

21

DAFTAR PUSTAKA
Baswir, R. 2000. Koperasi Indonesia. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.
Chariri, A. 2011. Pengaruh Ukuran Koperasi Dan Jenis Koperasi Terhadap
Kualitas Sistempengendalian Intern. Skripsi Studi Kasus pada
Koperasi di Purworejo. FE. Universitas Diponegoro. Semarang.
Erfit. 2011. Pemberdayaan Petani dengan Kemitraan pada Agribisnis Hortikultura.
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora. Vol.XIII(1): 4758.
Haeruman, H. 2000. Peningkatan Daya Saing Industri Kecil untuk Mendukung
Program PEL. Makalah Seminar Peningkatan Daya Saing. Graha
Sucofindo. Jakarta.
Hudiyanto. 2002. Koperasi: Ideologi dan Pengelolaannya. Proyek Peningkatan
Penelitian Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Julius, Bobo. 2003. Transformasi Ekonomi Rakyat. PT. Pustaka Cidesindo.
Jakarta.
Mahmuddin, Jabbar. 2009. Bisnis : Perencanaan dan Pelaksanaan. Jurnal Bisnis
Vol.I(3):1-7
Manurung. 2000. Perkoperasian Di Indonesia: Masalah, Peluang dan
Tantangannya di Masa Depan. Economics e-Journal. 28 Januari
2000.
Martodireso S, Widada AS. 2002. Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Porter, ME. 1985. Competitive Advantage. Creating and Sustaining Superior
Performance. The Free Press. A Division of Macmillan Inc. New York
Purnaningsih, Nunik. 2007. Strategi Kemitraan Agribisnis Berkelanjutan. Jurnal
Transdisiplin
sosiologi,
Komunikasi,
dan
Ekologi
Manusia.Vol.I(3):393-416.
Santoso, Urip. 2008. Perencanaan Usaha. http:// uripsantoso.wordpress.com.
Diakses pada 30 November 2013.
Saptana dan Ashari. 2007. Pembangunan Pertanian Bekelanjutan melalui
Kemitraan Usaha. Jurnal Litbang Pertanian. Vol.XXVI(4):123-130.
Sitio A, Tamba H. 2001. Koperasi Teori dan praktik. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Suryana. 2009. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi Agribisnis
dengan Pola Kemitraan. Jurnal Litbang Pertanian. Vol.XXVIII(1):2937.
Sutrisno. 2004. Pengembangan Kemitraan Usaha Pola Sub Kontrak Berlandaskan
Persaingan Sehat. Jurnal Infokop.Vol.XX(25):72-76.

22

23

LAMPIRAN

24

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai