Anda di halaman 1dari 35

AKTIVITAS KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU)

LEMBANG

LAPORAN PROYEK LOGISTIK 1


Diajukan untuk memenuhi kelulusan mata kuliah Proyek Logistik 1
di Program Studi D3 Administrasi Logistik

Oleh:
1. Ihsan Muzakki NPM 5183029
2. Ivan Zachari NPM 5183116

PROGRAM STUDI D3 ADMINISTRASI LOGISTIK


POLITEKNIK POS INDONESIA
BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Logistik 1 ini diajukan oleh :

1. Ihsan Muzakki NPM 5183029


2. Ivan Zachari NPM 5183116

Program Studi : D3 Administrasi Bisnis

Judul Proyek Logistik 1 : Aktivitas Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)
Lembang
Proyek Logistik 1 ini telah diperiksa dan disidangkan di Bandung pada hari senin, 14
Juli 2019 dan dinyatakan LULUS

Oleh :

Pembimbing Utama, Penguji,

I Wayan Kemara Giri, S.Sos., M.Si.


NIK. 211.53.075

i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Ihsan Muzakki NPM 5183029


2. Ivan Zachari NPM 5183116

Menyatakan bahwa:

1. Laporan Proyek Logistik 1 (PL1) saya adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk Kelulusan pada Mata Kuliah Proyek Logistik 1.
2. Laporan Proyek Logistik 1 (PL1) ini adalah murni gagasan, rumusan dan
penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain kecuali arahan pembimbing
3. Dalam Laporan Proyek Logistik 1 (PL1) ini tidak terdapat karya atau pendapat
yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan
jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama
pengarang dan mencantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan-penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar yang diperoleh
dengan karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
perguruan tinggi ini.

Bandung, 10 Juli 2019


Yang Membuat Pernyataan

ii
ABSTRAK

Muzakki, Ihsan, dan Ivan Zachari. 2019. Aktivitas Di Koperasi Peternak Sapi
Bandung Utara (KPSBU) Lembang. Proyek Logistik 1, Jurusan
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia Bandung.
Pembimbing : I Wayan Kemara Giri, S.Sos., M.Si.

Kata Kunci : Indusri Pengolahan Susu (IPS), Supplier, Direct Delivery, zero
inventory

Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang yang berdiri


sejak 1971 merupakan salah satu koperasi produksi dengan komoditas utamanya
yaitu susu. Koperasi ini memberikan pelayanan kepada para peternak sapi selaku
anggota dari KPSBU Lembang, pelayanan yang diberikan salah satunya adalah
memasarkan susu dari para peternak sapi ke perusahaan. Dengan semakin
banyaknya Industri Pengolahan Susu (IPS) baru, KPSBU Lembang berupaya
untuk menjadi penyedia susu dengan kualitas terbaik. Selain itu, koperasi ini
berusaha untuk mencapai tujuan menjadi model koperasi dalam
menyejahterakan anggotanya.
KPSBU Lembang berperan sebagai supplier bagi dua Industri
Pengolahan Susu (IPS) yang saat ini eksistensinya dapat diperhitungkan, yaitu
PT Frisian Flag Indonesia, dan PT Sukanda Djaya (Diamond). Dengan jumlah
pengiriman per hari sebesar 100 ton, pihak KPSBU Lembang masih belum
mampu untuk memenuhi keseluruhan permintaan dari konsumen (dalam hal ini
IPS), karena di sisi lain, KPSBU Lembang juga membuka outlet penjualan
dengan sistem direct delivery, sedangkan untuk kegiatan penerimaan maksimum
sebanyak 140 ton liter per hari, tentu saja pihak KPSBU Lembang harus
mengupayakan agar kuota permintaan perusahaan dapat terpenuhi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas pada suatu
koperasi produksi (dalam hal ini KPSBU Lembang). Pada penelitian ini,
penyusun menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan
data melalui observasi dan wawancara.
Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan diperoleh bahwa
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang sudah baik dalam
melaksanakan aktivitas perkoperasiannya, terutama pada bagian persediaan,
KPSBU Lembang menerapkan strategi zero inventory, yaitu strategi bisnis di
mana perusahaan terinspirasi untuk memiliki sedikit atau tidak ada stok
persediaan di tangan. Tujuan dari nol persediaan adalah untuk memesan jumlah
yang tepat yang akan dijual, dan menerima barang menjadi persediaan saat
dibutuhkan.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, serta
karunia-Nya, kami dapat menyusun Laporan Proyek Logistik 1 yang berjudul “Aktivitas
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang” dengan baik. Tujuan dari
penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi kriteria kelulusan pada Mata
Kuliah Proyek Logistik 1. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan
dalam penyusunan laporan ini, namun terlepas dari semua itu kami mengucapkan terima
kasih kepada :

1. I Wayan Kemara Giri, S.Sos., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang


telah menyediakan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk mengarahkan
penyusun dalam menyusun Laporan Proyek Logistik 1 ini.
2. Bapak Nurcahyo Kusriyanto, SE. Selaku kepala personalia Koperasi
Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang yang telah membantu
penyusun dalam mengumpulkan informasi yang diperlukan.
3. Kedua orangtua kami yang selalu memberi dukungan baik materil
maupun moral dalam pengerjaan laporan ini.
4. Seluruh Dosen dan staff D3 Administrasi Logistik.
5. Teman-teman yang telah membantu pihak penyusun dalam memberikan
pemahaman mengenai pembuatan laporan proyek logistik 1 ini.

Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga laporan proyek logistik 1 ini dapat bermanfaat
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Bandung, 3 April 2019

Penyusun

iv
v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... i


SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS .....................................................................ii
ABSTRAK .......................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ...........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2
1.4 Sistematika Penelitian .......................................................................................... 2
BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN ........................................................................... 4
2.1 Sejarah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang ................ 4
2.2 Visi dan Misi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang ....... 5
2.3 Logo Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang.................... 5
2.4 Struktur Organisasi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)
Lembang ............................................................................................................. 6
2.5 Alamat Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang ................ 7
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 8
3.1 Gudang (Warehousing) ....................................................................................... 8
3.2 Persediaan (Inventory) ...................................................................................... 11
3.3 Distribusi (Distribution).................................................................................... 13
3.4 Transportasi (Transportation)........................................................................... 15
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................... 17
4.1 Aktivitas Penerimaan Susu ............................................................................... 17
4.2 Aktivitas Pendistribusian Susu KPSBU Lembang ........................................... 21
BAB V KESIMPULAN .................................................................................................. 26
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 26
5.2 Saran ................................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 27

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo KPSBU Lembang ................................................................................ 5


Gambar 2.2 Struktur organisasi KPSBU Lembang........................................................... 6
Gambar 4.1 Flowchart alur masuk susu murni KPSBU Lembang ................................ 19
Gambar 4.2 Flowchart penerimaan pakan sapi.............................................................. 20
Gambar 4.3 Proses loading pakan sapi di gudang mako ............................................... 20
Gambar 4.4 Proses mixing pakan sapi di gudang mako ................................................. 21
Gambar 4.5 Flowchart alur keluar susu murni KPSBU Lembang ................................ 23
Gambar 4.6 Flowchart pengiriman pakan sapi .............................................................. 24
Gambar 4.7 Jadwal pengiriman pakan sapi.................................................................... 25

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Syarat mutu susu segar .................................................................................... 18

vii
Bab I Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap aktivitas koperasi sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan
anggotanya, terutama bagi koperasi produksi. Koperasi dituntut untuk memberikan
pelayanan terhadap anggota dengan sebaik-baiknya, disatu pihak dituntut untuk
memupuk pendapatan yang berdasarkan prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas, dan
ekonomis. Koperasi yang menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas, dan
ekonomis akan dapat melaksanakan kegiatan perkoperasiannya dengan baik, tanpa
kendala berarti.

Dalam koperasi produksi, aktivitas logistik memiliki peran yang sangat krusial,
sebagai contoh aktivitas pergudangan, persediaan dan transportasi. Pada intinya,
semakin efisien aktivitas logistik suatu koperasi maka koperasi tersebut akan semakin
baik dalam meningkatkan produktivitasnya. Selain itu keunggulan dan
keberlangsungan koperasi sangat ditentukan oleh bagaimana koperasi tersebut
mengelola setiap aktivitasnya secara efektif.

KPSBU Lembang merupakan salah satu jenis koperasi produksi yang berperan
dalam proses penerimaan susu dan pemasaran susu. Koperasi ini menyediakan
beberapa fasilitas penting yang tidak dimiliki oleh para peternak sapi, yaitu gudang
pendingin, tempat penampungan susu, mesin pengolahan susu sapi, dsb. Dari
pertanyaan tersebut penyusun ingin mengetahui lebih lanjut mengenai aktivitas-
aktivitas yang terjadi dalam suatu koperasi produksi. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penyusun membuat laporan yang berjudul “Aktivitas Koperasi Peternak Sapi
Bandung Utara (KPSBU) Lembang”.

1
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab I Pendahuluan

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana aktivitas penerimaan susu KPSBU Lembang ?
2. Bagaimana aktivitas pendistribusian susu KPSBU Lembang ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui aktivitas penerimaan susu di KPSBU Lembang
2. Mengetahui aktivitas distribusi susu di KPSBU Lembang

1.4 Sistematika Penelitian


Untuk memperjelas kerangka materi dalam laporan proyek logistik 1, maka
penyusun mengelompokkan menjadi beberapa bagian sub-bab, dengan sistematika
penyampaian sebagai berikut :
 BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta
sistematika penelitian.
 BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN
Berisikan tentang sejarah KPSBU Lembang, logo KPSBU Lembang, visi dan misi
KPSBU Lembang, struktur organisasi KPSBU Lembang, serta lokasi spesifik
KPSBU Lembang.
 BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang diambil dari beberapa kutipan dalam
buku maupun jurnal yang berhubungan dengan masalah yang dipaparkan.
 BAB IV PEMBAHASAN
Pada bagian ini penyusun menjelaskan/memaparkan informasi-informasi yang
didapatkan dari kegiatan observasi di KPSBU Lembang, kemudian disandingkan
dengan teori yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.
 BAB V PENUTUP
Bab terakhir dalam laporan ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang
didapat dari hasil observasi atau pun analisa penyusun pada bab-bab sebelumnya.

2
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab II Gambaran Perusahaan

BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang


Berdiri pada tanggal 22 Mei 1971, Mayjen R. Soebiantoro dengan istrinya
Afwani Soebiantoro mengajak beberapa perusahaan sapi perah rakyat yang sudah
ada dan para peternak sapi perah mendirikan koperasi susu di Lembang yang diberi
nama Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang.

Mas Biek yang sedang menjabat sebagai Dirjen Transmigrasi pada Departemen
Transkop, sangat bersemangat membangun koperasi. Sebagai syarat administratif
dibentuklah kepengurusan dimana tercatat tiga nama pengurus selain R. Soebiantoro
dan Istrinya, yaitu Kasim, Soejoedi dan Udi Sjamsudin dan juga tercatat ada 68 orang
yang hadir pada rapat pertama pembentukan KPSBU. Untuk menguatkan
keberadaannya, KPSBU Lembang mendapat izin beroperasi dengan badan hukum
tertanggal 8 Agustus 1971 dari Direktorat Jenderal Koperasi Provinsi Jawa Barat, Jl.
Asia Afrika N0. 102 Bandung No. 4891/B.H/DK-10/20.

Mengingat KPSBU didirikan oleh pemilik PT. Lembang dan belum memiliki
fasilitas, maka sejak didirikan, aktitas KPSBU berada di PT Lembang. Mulai dari
proses penerimaan susu setiap pagi dan sore, proses pendinginan susu dan pemasaran
menggunakan fasilitas milik PT Lembang, termasuk kendaraan dan peralatan lainnya.

Setiap hari para anggota yang berkomitmen untuk berkoperasi datang ke PT


Lembang menyetorkan susu, hari demi hari produksi susu KPSBU semakin
bertambah, bahkan bebepara pelanggan susu PT Lembang sebagian beralih ke
KPSBU. Hal ini menimbulkan perasaan yang kurang nyaman bagi manejer PT
Lembang, Pahlevitz A. Heirawan, putra sulung R. Soebiantoro. Pak Iwan
(panggilan) Pahlevitz A. Heirawan terpaksa mengusir KPSBU Lembang agar
memisahkan diri dari PT Lembang sekalipun KPSBU adalah Koperasi yang
didirikan oleh kedua orangtuanya.

4
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab II Gambaran Perusahaan

2.2 Visi dan Misi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang
Visi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang yaitu “Menjadi
Koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan Anggota”. Sedangkan
Misi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang adalah :
1. Menyejahterakan anggota melalui layanan prima dalam industri persusuan
dengan manajemen yang berkomitmen.
2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan,
pemberdayaan SDM dan kemitraan strategis.

2.3 Logo Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang

Gambar 2.1 Logo KPSBU Lembang

5
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab II Gambaran Perusahaan

2.4 Struktur Organisasi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)


Lembang

Gambar 2.2 Struktur organisasi KPSBU Lembang

6
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab II Gambaran Perusahaan

2.5 Alamat Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang


Alamat Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang berada di
Jalan Kayu Ambon No. 38, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391.

Telepon : 022 278 6198


Fax : 022 278 6431
E-mail : contact@kpsbu.co.id

7
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Gudang (Warehousing)


Secara tradisional pergudangan telah digunakan sebagai sarana untuk
menyimpan barang selama dalam tahapan proses logistik, terdapat 2 tipe dasar
persediaan yang mengalami penyimpanan, yaitu (1) bahan baku, komponen, suku
cadang, dan (2) barang jadi. Douglas M Lambert (1998) menyatakan tentang alasan
mengapa perusahaan menyimpan persediaan di gudang, maka secara tradisional
aktivitas pergudangan dilakukan karena salah satu atau lebih dari alasan berikut:

1. Untuk memperoleh kegiatan transportasi dan produksi yang ekonomis.


2. Mengambil manfaat dari diskon pembelian, dan memelihara sumber
pasokan.
3. Untuk mendukung kebijakan customer service perusahaan.
4. Untuk menyesuaikan terhadap kondisi perubahan pasar.
5. Menyesuaikan beda ruang dan waktu antara produsen dengan konsumen.
6. Memenuhi ongkos logistik terkecil pada tingkat pelayanan yang diharapkan.
7. Mendukung program just in time untuk pemasok dan pelanggan.
8. Melayani pelanggan dengan produk majemuk, bukan hanya produk tunggal.
9. Menyimpan sementara dari material yang didaur ulang atau dibuang.

A. Kegunaan Gudang
1. Gudang sebagai pendukung manufaktur, kegiatan manufaktur memerlukan
dukungan bahan baku, penolong, komponen, dan suku cadang untuk
aktivitas produksi, adanya material itu merupakan hasil kerja bagian
pengadaan yang bersumber dari berbagai pemasok. Pada saat pesanan
datang dari para pemasok diterima oleh bagian receiving, diperiksa, dan
masuk ke gudang untuk menunggu digunakan oleh bagian manufaktur,
dengan demikian, gudang berfungsi sebagai tempat holding (switching)
material yang selanjutnya dikonversi pada bagian manufaktur untuk menjadi
barang jadi.

8
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka

2. Gudang yang menyatukan, barang yang datang dari berbagai produsen


dikirim menggunakan truk dan diterima di gudang, aktivitas pergudangan
ini adalah melakukan penyatuan produk-produk yang bervariasi tersebut
selanjutnya dikirim kepada para pelanggan dengan menggunakan kendaraan
yang lebih kecil. Jadi fasilitas gudang berfungsi sebagai tempat untuk
menyatukan, di mana produk yang datang dari pemasok (produsen) bersifat
produk tunggal, yang bervariasi adalah pihak pemasok (pabrik).
3. Gudang konsolidasi, dilakukan pada kondisi, dimana produk dikirim dari
para produsen namun dalam jumlah kecil-kecil, dan tidak ekonomis jika
dikirim langsung ke pelanggan dengan jumlah kecil-kecil juga, maka
dilakukan konsolidasi di gudang, selanjutnya dikirim ke pelanggan dalam
jumlah besar agar lebih ekonomis.
4. Gudang pemecah (break bulk), barang dikirim dalam jumlah besar, namun
pelanggan memerlukan dalam jumlah kecil-kecil.

Berdasarkan kegunaan gudang tersebut jelas bahwa aktivitas pergudangan tidak


hanya sebagai titik simpan (holding point), tetapi juga berfungsi sebagai titik alir-
lewat (flow-through) atau titik pintas, sebagai pusat informasi persediaan, dan
sarana konsolidasi dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.

B. Tipe Gudang
1. Cross-Docking
Cross Docking adalah pemindahan barang dari truk pada proses penerimaan
barang langsung menuju ke truk pengiriman. Proses ini sebenarnya bagian dari
upaya efisiensi penerimaan barang selain proses bulk storage dan proses racking.
Pada dasarnya cross docking merupakan proses pemendekan pengiriman
langsung dari penerimaan barang tanpa melalui proses layaknya aktivitas
pergudangan (put away, refill, dan picking).
Jika gudang sudah dapat melakukan cross docking secara normal dan lancar,
maka proses efisiensi dapat lebih ditingkatkan karena identik dengan proses
pengiriman langsung ke konsumen (direct delivery) dengan syarat yang harus
dipenuhi (1) barang yang diterima sama dengan barang yang dikirim, (2) tersedia
tempat yang memadai, (3) variasi barang sedikit, jumlah barang banyak,
(4) jadwal kedatangan truk relatif sama dengan keberangkatan, (5) jenis truk yang
sepadan, dan dokumentasi yang mantap.
9
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka

2. Gudang Umum (Public Warehouse)

Terdapat banyak tipe gudang umum; (a) gudang dagang untuk produk
manufaktur, (b) gudang pendingin, (c) gudang bonded, (d) gudang barang rumah
tangga dan furnitur, (e) gudang komoditas khusus, (f) gudang curah.

a. Gudang dagang untuk produk manufaktur, paling banyak digunakan, dirancang


untuk digunakan oleh pihak manufaktur, distributor, dan pelanggan untuk
menyimpan berbagai jenis barang.
b. Gudang pendingin, adalah gudang penyimpanan dengan suhu terkendali, biasa
digunakan untuk menyimpan komoditas yang cepat rusak, seperti daging, ikan,
sayur, dan buah-buahan. Atau untuk fasilitas gudang yang diperlukan
menyimpan produk farmasi, kertas, dan film fotografis, dan lain-lain.
c. Gudang “bonded”, gudang yang biasa digunakan untuk menyimpan sementara
barang-barang khusus seperti tembakau, minuman beralkohol berasal dari
impor, dan pemerintah mengendalikan barang-barang tersebut.
d. Gudang barang rumah tangga, gudang ini digunakan untuk properti pribadi,
bukan barang dagangan, properti disimpan bisa dalam jangka panjang atau
hanya singgah sementara.
e. Gudang komoditas khusus, adalah digunakan untuk menyimpan komoditas
pertanian, seperti biji-bijian, wol, kapas.
f. Gudang curah, digunakan untuk barang cair atau barang yang memerlukan
perlindungan, untuk menyimpan barang-barang cair menggunakan tanki besar
(silo), atau gudang untuk melindungi barang agar tetap kering.

3. Gudang Kontrak
Gudang kontrak merupakan variasi dari tipe gudang umum (public
warehouse), yang diselenggarakan antara pengguna dengan penyelenggara jasa
pergudangan.

10
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka

C. Aliran Arus Barang


Klasifikasi terhadap aliran arus barang pada gudang dapat digolongkan
menjadi tiga jenis yaitu, fast moving, medium moving, dan slow moving. Adapun
pengertian dari masing-masing golongan aliran arus barang adalah sebagai
berikut:
1. Barang Fast Moving
Barang-barang yang disebut fast moving adalah barang dengan aliran sangat cepat,
atau dengan kata lain barang fast moving ini akan berada di gudang dalam waktu
yang singkat.
2. Barang Medium Moving
Barang medium moving adalah barang-barang yang aliran barnagnya sedang,
tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat.
3. Barang Slow Moving
Barang-barang slow moving merupakan barang denga arus aliran barang yang
sangat lambat, sehingga biasanya barang-barang slow moving ini akan tersedia di
gudang dalam jangka waktu yang cukup lama.

3.2 Persediaan (Inventory)


Aktivitas pergudangan dengan persediaan tidak dapat dipisahkan karena
keduanya saling berhubungan, dapat dikatakan bahwa gudang adalah tempat untuk
menyimpan persediaan, sedangkan persediaan adalah objek/item yang menempati
gudang. Berikut adalah pengertian persediaan menurut beberapa ahli:
 Persediaan adalah kumpulan stok barang (material mentah, komponen,
barang setengah jadi, dan barang jadi) yang menunggu untuk diproses,
dipindahkan, atau digunakan pada titik rantai penyediaan barang (supply
chain). (Ghiani, 2004: 121)
 Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan
untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau
perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu
peralatan atau mesin. (Herjanto, 1999: 219)

11
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka

Jenis sistem manajemen persediaan yang digunakan ditentukan oleh sifat


permintaan barang dan jasa pada organisasi. Permintaan dapat diklasifikasikan ke
dalam dua kategori; Dependent dan Independent.

1. Dependent demand, memiliki permintaan yang relatif dapat diprediksi karena


tergantung pada faktor-faktor lain. Jadi item permintaan yang tergantung dapat
diklasifikasikan telah memiliki permintaan yang dapat dihitung sebagai jumlah
item yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah yang dijadwalkan dari sebuah
majelis yang menggunakan item itu.
2. Independent demand, adalah ketika permintaan tidak secara langsung terkait
dengan permintaan untuk barang inventaris lainnya. Biasanya permintaan ini
datang dari pelanggan di luar perusahaan sehingga tidak dapat diprediksi seperti
permintaan tergantung. Karena persyaratan pelanggan di masa mendatang yang
tidak diketahui, peramalan digunakan untuk memprediksi tingkat permintaan.
Stok pengaman jika kemudian dihitung untuk mencakup perkiraan kesalahan.
Barang permintaan independen dapat berupa barang jadi atau suku cadang yang
digunakan untuk layanan purna jual.

A. Jenis Persediaan
Umumnya persediaan diklasifikasikan sebagai bahan baku, barang dalam
proses (WIP) atau barang jadi. Proporsi antara jenis inventaris ini akan
bervariasi tetapi diperkirakan bahwa umumnya 30% adalah bahan baku, 40%
sedang dalam proses dan 30% barang jadi. Lokasi inventaris dapat digunakan
untuk menentukan tipe inventaris dan karakteristiknya. Ada berbagai definisi
jenis inventaris termasuk yang berikut:
 Buffer / Keamanan
Ini digunakan untuk mengkompensasi ketidakpastian yang melekat dalam
waktu atau tingkat penawaran dan permintaan antara dua tahap operasional.
 Siklus
Jika diperlukan untuk menghasilkan banyak produk dari satu operasi dalam
batch, ada kebutuhan untuk menghasilkan cukup untuk menjaga pasokan
sementara batch lain sedang diproduksi.

12
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka

 Antisipasi
Ini termasuk produksi untuk stok untuk mengantisipasi peningkatan
permintaan karena faktor musiman. Juga kebijakan spekulatif seperti
membeli dalam jumlah besar untuk memanfaatkan diskon harga juga dapat
meningkatkan tingkat persediaan.
 Pipeline / Gerakan
Ini adalah inventaris yang dibutuhkan untuk mengkompensasi kekurangan
stok saat material dipindahkan antar tahap. misalnya waktu yang dibutuhkan
dalam distribusi dari gudang ke outlet ritel.

3.3 Distribusi (Distribution)


Distribusi adalah proses yang membawa produk atau bahan baku dari lokasi
produksi atau pemasok ke pabrik, konsumen atau pengguna akhir. Proses distribusi
harus mengikuti semua aturan yang baik. Sebagai bagian dari proses logistik, ia
harus memenuhi kebutuhan perusahaan maupun pelanggan. Ini juga harus
membantu menciptakan pasar yang stabil dan dapat diprediksi untuk produk dan
memberikan mereka margin optimal dalam proses distribusi.

Menurut Tompkins (1994) tujuan distribusi adalah “the management of


inventory to achieve customer satisfaction”. Dalam distribusi ada juga saluran
distribusi dan mempunyai tujuan, yaitu :

1. Mengirimkan barang yang tepat dengan waktu tepat, dalam jumlah yang
tepat dan tempat yang tepat.
2. Menyesuaikan output dengan permintaan dengan memegang inventaris
jika perlu untuk:
- Membuat kemampuan untuk menangani penjualan kapasitas lonjakan
- Mendukung produksi dan kapasitas tahan dan kapasitas cadangan

13
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan saluran distribusi, menurut Rushton (2010) ada yang perlu
diperhatikan :
1. Membuat produk tersedia untuk pasar konsumen di mana ia ditujukan.
2. Meningkatkan prospek penjualan yang dilakukan.
3. Mencapai tingkat layanan tertentu.
4. Meminimalkan logistik dan total biaya.
5. Menerima umpan balik informasi yang cepat dan akurat.

A. Saluran Distribusi Barang Konsumen


Ada beberapa alternatif saluran yang dapat dipakai. Biasanya, altenatif saluran
tersebut didasarkan pada golongan barang konsumen dan barang industrial. Dalam
penyaluran barang konsumen yang ditujukan untuk pasar konsumen, terdapat lima
macam saluran. Pada setiap saluran produsen mempunyai altenatif yang sama
untuk menggunakan kantor dan cabang penjualan. Selanjutnya, produsen juga
dapat menggunakan lebih dari satu pedagang besar sehingga barang-barang dapat
mengalir dari satu pedagan besar kepada pedagang besar lainnya. Jadi dalam hal
ini terdapat dua jalur pedagang besar. Adapun macam-macam saluran distribusi
barang konsumen adalah :
1. Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan yang paling
sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen, tanpa
menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang
dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen
(dari rumah ke rumah). Oleh karena itu, saluran ini disebut sebagai
saluran distribusi langsung (direct delivery) atau saluran distribusi
pendek.
2. Produsen – Pengecer – Konsumen
Seperti hal nya dengan jenis saluran yang pertama (produsen-
konsumen), saluaran ini juga disebut sebagai saluran distribusi tidak
langsung. Disini, pengecer besar melakukan pembelian pada produsen.
Ada pula beberapa produsen yang mendirikan took pengecer sehingga
dapat secara langsung melayani konsumen, dan tidak umum dipakai.

14
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka

3. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen


Saluran disrtibusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen,
dan dinamakan sebagai saluaran distribusi tradisional. Disini produsen
hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar
saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani
pedagang besar, dan pembelian oleh konsumendlayani pengecer saja.
4. Produsen- Agen – Pengecer – Konsumen
Disini, produsen memilih agen (agen penjualan atau agen
pabrik) sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar
dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama
ditujukan kepada para pengecer besar.
5. Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distrbusi, produsen sering menggunakan agen
sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar
yang kemudian menjualnya kepada took-yoko kecil. Agen yang terlihat
dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.

3.4 Transportasi (Transportation)


Didalam manajemen logistik terdapat suatu unsur terpenting yang
merupakan penunjang bagi logistiknya itu sendiri dan unsur tersebut adalah
transportasi, hal ini dikarenakan proses pengiriman dan pengantaran, baik produk
mentah dari supplier ataupun pengiriman hasil produksi dari perusahaan. Tanpa
ada transportasi, tentunya manajemen logistik tidak akan berfungsi dengan baik.
Kegiatan transportasi dalam aktivitas logistik terdiri dari lima faktor yang
merupakan faktor terpenting, yaitu:

1. Kecepatan
Kecepatan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dalam proses
suatu pendistribusian/pengantaran dari satu titik ke titik lainnya yang telah
ditentukan.
2. Keamanan
Keamanan dari barang atau produk yang dipindahkan dalam proses
pengantaran menjadi perhatian khusus dari pihak konsumen atau pihak yang
menggunakan transportasi. Tentunya para konsumen menginginkan barang

15
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka

atau produk yang mereka ingin kirimkan atau terima masih dalam keadaan
baik atau tidak rusak atau ada yang hilang ketika sampai di tujuan.
3. Biaya
Biaya yang terlibat dalam proses transportasi adalah biaya yang harus
dikeluarkan ketika dilakukan pengangkutan barang mulai dari proses
pengepakan untuk jaminan keamannya terlebih dahulu hingga biaya-biaya
selama perjalanan seperti bahan bakar dan lainnya higga biaya jada dari
pengantarnya itu sendiri.
4. Perjanjian
Perjanjian antara pihak yang mengantarkan dengan pihak konsumen yang
menuggu produknya yang diminta sampai. Dimana didalamnya terdapat
komitmen dari pihak pemasok yang mengirimkan produk atau bahan mentah
yang dipesan bisa sampai dengan tepat waktu, dengan kondisi yang sesuai
dengan yang diinginkan konsumen yaitu dalam keadaan tidak rusak atau ada
bagian yang hilang.
5. Jasa
Jasa yang diberikan ketika proses transportasi dalam system logistic dapat
berupa pelayanan dari si pengantar sesuai perjanjian dan pemberian jasa
tambahan seperti halnya bonus biaya jasa mengepak barang atau produk,
sehingga tidak dibebankan kepada pihak konsumen. Setiap perusahaan
mengharapkan suatu pelayanan yang terbaik diharapkan dengan tidak
menambah biaya transportasi dari biaya yang normal, sehingga kita harus
bisa memikirkan cara agar harapan tersebut tercapai dengan cara dapat
mengantarkan barang dengan kondisi barang yang tetap seperti mulanya
tidak terjadi kerusakan.

16
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Aktivitas Penerimaan Susu


Komoditas utama pada koperasi ini adalah susu sapi, kuota penerimaan susu
sapi di KPSBU Lembang saat ini sebesar 140 ton per hari (untuk dua kali
pengiriman). Proses penerimaan susu dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pada pagi
hari (sekitar jam 4.00 WIB) dan sore hari (sekitar jam 16.00 WIB). Dalam proses
penerimaan, susu sapi didatangkan dari para peternak sapi (anggota koperasi), para
peternak sapi ini tersebar di seluruh wilayah Bandung. Dalam kegiatan ini,
transportasi memiliki peran yang sangat penting, saat ini KPSBU Lembang
memiliki 45 truk, dari ke 45 truk tersebut dibagi menjadi dua. Pertama, 30 truk
sedang untuk penjemputan susu dari para peternak sapi. Kedua, 15 truk besar untuk
mengantarkan susu ke perusahaan.
Untuk tangki penampungan susu sendiri dibedakan menjadi 2 jenis:
1. Tangki penampungan susu stainless dengan 1 lapis digunakan untuk
penjemputan susu ke daerah. Kapasitasnya berkisar antara 2.000-6.000 liter.
2. Tangki penampungan susu stainless dengan 2 lapis untuk mengantarkan susu
ke perusahaan, tangki 2 lapis ini sifatnya seperti termos, tujuannya untuk
menjaga suhu udara pada saat proses pengiriman. Kapasitasnya berkisar antara
10.000-12.000 liter.

Susu sapi hanya bertahan selama kurang lebih 6 jam setelah diperah, oleh
karena itu setelah proses penerimaan, susu langsung dipindahkan ke gudang
pendingin dengan suhu 2°C, tujuannya agar kualitas susu tetap terjaga, selain itu
gudang pendingin juga berperan dalam mengawetkan susu. Setelah berada dalam
gudang pendingin, proses pengujian susu sapi dilakukan, yaitu dengan melakukan
uji kelayakan susu di laboratorium. Dalam uji kelayakan, susu dibagi menjadi 3 sifat,
yaitu:
1. Sifat Fisik
Sifat fisik susu menunjukkan keadaan fisik susu yang dapat diuji dengan
peralatan tertentu atau panca indera. Sifat fisik susu yang dapat diuji
dengan alat antara lain berat jenis, kekentalan. Sedangkan sifat
17
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan

organoleptik (yang dapat diuji dengan panca indera) yaitu bau, rasa, warna,
dan konsistensi.
2. Sifat Kimiawi
Sifat kimiawi susu menunjukkan komposisi zat gizi serta kandungan zat
kimia tertentu termasuk adanya cemaran.
3. Sifat Mikrobiologis
Sifat mikrobiologis susu menunjukkan jumlah mikroba yang ada di dalam
susu serta beberapa parameter lain yang berkaitan dengan pertumbuhan
mikroba.

Menurut Badan Standarisasi Nasional dalam Standar Nasional Indonesia (SNI


3141.1:2011) mutu susu segar yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan
seperti tercantum pada Tabel berikut:

Tabel 4.1 Syarat mutu susu segar

18
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan

Setelah dilakukan uji kelayakan, susu kemudian diberi label guna


memudahkan dalam proses pengklasifikasian. Proses pengklasifikasian digunakan
untuk menentukan harga dari susu segar tersebut, saat ini harga per liter dengan
kualitas terbaik berada pada kisaran Rp. 6.200,-. Setelah diklasifikasikan, 10% dari
penerimaan susu dijual langsung kepada konsumen (direct delivery).

Gambar 4.1 Flowchart alur masuk susu murni KPSBU Lembang

Pada aktivitas penerimaan, pihak KPSBU Lembang tidak hanya menerima


susu sapi, tetapi juga menerima kiriman pakan sapi, penerimaan pakan sapi
dilakukan setiap hari. Pakan sapi didatangkan dari Jakarta melalui jalur darat
dengan jumlah penerimaan sebesar 80 ton. Nantinya pakan sapi ini akan disimpan
ke gudang komoditas khusus (KPSBU Lembang menyebutnya gudang mako).
Gudang ini digunakan untuk menyimpan pakan sapi. Dalam gudang mako terjadi
proses mixing, yaitu pencampuran bahan pakan untuk sapi perah. Nantinya pakan
sapi ini akan didistribusikan ke seluruh peternak sapi (dalam hal ini para anggota
koperasi).
19
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan

Gambar 4.2 Flowchart penerimaan pakan sapi

Gambar 4.3 Proses loading pakan sapi di gudang mako

20
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan

Gambar 4.4 Proses mixing pakan sapi di gudang mako

4.2 Aktivitas Pendistribusian Susu KPSBU Lembang


Terdapat tiga kegiatan distribusi di KPSBU Lembang, yaitu:
1. Distribusi Susu ke Perusahaan
2. Distribusi Susu Langsung ke Konsumen Akhir
3. Distribusi Pakan ke Peternak Sapi

1. Distribusi Susu ke Perusahaan


Dalam proses distribusi ke perusahaan, KPSBU Lembang bekerja sama
dengan PT Frisian Flag Indonesia, dan PT Sukanda Djaya (Diamond). KPSBU
Lembang berperan sebagai supplier yang menjadi penyedia susu bagi kedua
perusahaan tersebut. Proses pengiriman dilakukan setiap hari dengan kuota 100
ton. Sebenarnya 100 ton per hari belum memenuhi kuota permintaan perusahaan,
apabila dipersentasekan kemungkinan hanya terpenuhi 20% dari keseluruhan
permintaan, oleh karena itu pihak KPSBU Lembang saat ini sedang berusaha
untuk memperluas kegiatan usahanya dengan membuat cabang koperasi baru
dengan harapan dapat memenuhi kuota permintaan konsumen (dalam hal ini
21
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan

perusahaan). Proses distribusi susu ke perusahaan ini memakan 90% dari


keseluruhan penerimaan. Jenis susu yang dikirimkan ke perusahaan adalah susu
segar. Susu segar dikirim dengan menggunakan truk besar dengan volume tangki
sebesar 10.000-12.000 ton.

2. Distribusi Susu Langsung ke Konsumen Akhir (Direct Delivery)


Selain memasarkan susu segar ke perusahaan, KPSBU Lembang membuka
outlet penjualan langsung kepada konsumen akhir. Pihak KPSBU Lembang tidak
hanya menjual susu segar kepada konsumen, tetapi juga menjual produk olahan
susu. Susu segar yang diolah lebih lanjut dijadikan sebagai yoghurt dan susu
sterilisasi. Pada tahun 2008, KPSBU mulai mengolah susu segar produksinya
menjadi produk olahan yoghurt. Setiap harinya KPSBU memproduksi yoghurt
bermerek Fresh Time sebanyak 0,30 persen dari jumlah total susu yang diproduksi.
Varian rasa yang ditawarkan antara lain strawberi, melon, moka, anggur, durian,
dan plain.

Setelah membuat olahan yoghurt, manajemen KPSBU Lembang


kemudian membuat produk olahan baru yaitu susu sterilisasi Fresh Time,
produk susu sterilisasi ini mempunyai 2 varian rasa, yaitu coklat dan strawberi.
Karena pihak KPSBU Lembang belum siap untuk memproduksi susu sterilisasi,
maka dalam proses produksinya KPSBU Lembang bekerja sama dengan PT
Industri Susu Alam Murni (PT ISAM). produksi susu sterilisasi yang dapat
diolah koperasi sangatlah terbatas yaitu sebanyak 2 ton sehari dengan frekuensi
dua minggu sekali.

22
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan

Gambar 4.5 Flowchart alur keluar susu murni KPSBU Lembang

3. Distribusi Pakan ke Peternak Sapi


Pakan merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan kualitas
susu sapi, semakin berkualitas pakannya maka semakin baik pula kualitas susu
sapi yang dihasilkan, oleh karena itu KPSBU Lembang menyediakan pakan
terbaik bagi sapi-sapi milik anggotanya. Pakan sapi ini merupakan campuran dari
jagung, ampas kecap, kopi, garam, kalsium, dedak padi, dan sebagainya. Proses
distribusi pakan dilakukan dari pagi hingga siang hari (antara pukul 07.00-11.00)
dengan kuota pengiriman pakan mencapai 1200 ton per 15 hari.

23
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan

Gambar 4.6 Flowchart pengiriman pakan sapi

24
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan

Gambar 4.7 Jadwal pengiriman pakan sapi

25
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab V Penutup

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan hasil observasi pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa KPSBU Lembang suda baik dalam melakukan aktivitas
perkoperasiannya. Mulai dari proses penerimaan sampai dengan distribusi. Sebagai
contoh, dalam sistem persediaan, KPSBU Lembang memiliki persediaan dalam
jumlah yang sedikit, hal ini sudah sejalan dengan tujuan logistik, yaitu melakukan
efisiensi biaya. Dengan sistem persediaan yang sedikit serta jadwal permintaan yang
tetap (dependent demand), maka dapat dipastikan KPSBU Lembang memiliki
keuntungan yang lebih dibandingkan produsen susu lain. Selain itu, proses
pendistribusian pakan sapi dan penjemputan susu sapi merupakan salah satu bentuk
strategi KPSBU Lembang dalam menjalin hubungan dengan para supplier. Tidak
hanya itu, pendistribusian pakan sapi dan penjemputan susu sapi juga dapat
menciptakan nilai tambah tersendiri di mata supplier.

5.2 Saran
KPSBU Lembang seharusnya lebih mengembangkan kegiatan usahanya,
seperti memperbesar produksi yoghurt, walaupun dalam kenyataannya produksi
yoghurt tidak melebihi 1% dari total penerimaan, tetap saja produk ini harus
dikembangkan sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu perusahaan memutuskan
hubungan kerjanya (kontrak). Selain itu dalam sistem penjualan langsung (direct
delivery), akan lebih baik apabila melibatkan internet (penjualan berbasis online
atau lebih sering disebut online shop), selain dapat menarik konsumen lebih banyak,
penjualan berbasis online juga dapat digunakan sebagai sarana promosi.

26
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab V Penutup

DAFTAR PUSTAKA

Hendayani, Ratih. 2006. Mari Berkenalan dengan Manajemen Logistik. Bandung:


Alfabeta

Miranda dan Amin Widjaja Tunggal. 2006. Manajemen Logistik dan Supply Chain
Management. Jakarta: Harvaindo

Rushton, Alan dkk. 2010. The Handbook of Logistics and Distribution Management 4rd
edition. London: Kogan Page
Sutarman. 2017. Dasar-Dasar Manajemen Logistik. Bandung: PT Refika Aditama

Waters, Donald. 2003. Logistics An Introduction to Supply Chain Management.


Hampshire: Palgrave Macmillan

Waters, Donald. 2010. Global Logistics : New Directions in Supply Chain Management.
London: Kogan Page

Waters, Donald. 2003. Global Logistics and Distribution Planning: Strategies for
Management. London: Kogan Page
Dharmmesta, Basu Swastha. Strategi Distribusi.
https://www.kpsbu.co.id [9 April 2019]
https://www.tneutron.net/pangan/pengujian-mutu-susu-segar/

27
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1

Anda mungkin juga menyukai