LEMBANG
Oleh:
1. Ihsan Muzakki NPM 5183029
2. Ivan Zachari NPM 5183116
Judul Proyek Logistik 1 : Aktivitas Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU)
Lembang
Proyek Logistik 1 ini telah diperiksa dan disidangkan di Bandung pada hari senin, 14
Juli 2019 dan dinyatakan LULUS
Oleh :
i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Menyatakan bahwa:
1. Laporan Proyek Logistik 1 (PL1) saya adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk Kelulusan pada Mata Kuliah Proyek Logistik 1.
2. Laporan Proyek Logistik 1 (PL1) ini adalah murni gagasan, rumusan dan
penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain kecuali arahan pembimbing
3. Dalam Laporan Proyek Logistik 1 (PL1) ini tidak terdapat karya atau pendapat
yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan
jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama
pengarang dan mencantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan-penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar yang diperoleh
dengan karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
perguruan tinggi ini.
ii
ABSTRAK
Muzakki, Ihsan, dan Ivan Zachari. 2019. Aktivitas Di Koperasi Peternak Sapi
Bandung Utara (KPSBU) Lembang. Proyek Logistik 1, Jurusan
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia Bandung.
Pembimbing : I Wayan Kemara Giri, S.Sos., M.Si.
Kata Kunci : Indusri Pengolahan Susu (IPS), Supplier, Direct Delivery, zero
inventory
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat, serta
karunia-Nya, kami dapat menyusun Laporan Proyek Logistik 1 yang berjudul “Aktivitas
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang” dengan baik. Tujuan dari
penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi kriteria kelulusan pada Mata
Kuliah Proyek Logistik 1. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan
dalam penyusunan laporan ini, namun terlepas dari semua itu kami mengucapkan terima
kasih kepada :
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga laporan proyek logistik 1 ini dapat bermanfaat
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Penyusun
iv
v
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam koperasi produksi, aktivitas logistik memiliki peran yang sangat krusial,
sebagai contoh aktivitas pergudangan, persediaan dan transportasi. Pada intinya,
semakin efisien aktivitas logistik suatu koperasi maka koperasi tersebut akan semakin
baik dalam meningkatkan produktivitasnya. Selain itu keunggulan dan
keberlangsungan koperasi sangat ditentukan oleh bagaimana koperasi tersebut
mengelola setiap aktivitasnya secara efektif.
KPSBU Lembang merupakan salah satu jenis koperasi produksi yang berperan
dalam proses penerimaan susu dan pemasaran susu. Koperasi ini menyediakan
beberapa fasilitas penting yang tidak dimiliki oleh para peternak sapi, yaitu gudang
pendingin, tempat penampungan susu, mesin pengolahan susu sapi, dsb. Dari
pertanyaan tersebut penyusun ingin mengetahui lebih lanjut mengenai aktivitas-
aktivitas yang terjadi dalam suatu koperasi produksi. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penyusun membuat laporan yang berjudul “Aktivitas Koperasi Peternak Sapi
Bandung Utara (KPSBU) Lembang”.
1
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab I Pendahuluan
2
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab II Gambaran Perusahaan
BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN
Mas Biek yang sedang menjabat sebagai Dirjen Transmigrasi pada Departemen
Transkop, sangat bersemangat membangun koperasi. Sebagai syarat administratif
dibentuklah kepengurusan dimana tercatat tiga nama pengurus selain R. Soebiantoro
dan Istrinya, yaitu Kasim, Soejoedi dan Udi Sjamsudin dan juga tercatat ada 68 orang
yang hadir pada rapat pertama pembentukan KPSBU. Untuk menguatkan
keberadaannya, KPSBU Lembang mendapat izin beroperasi dengan badan hukum
tertanggal 8 Agustus 1971 dari Direktorat Jenderal Koperasi Provinsi Jawa Barat, Jl.
Asia Afrika N0. 102 Bandung No. 4891/B.H/DK-10/20.
Mengingat KPSBU didirikan oleh pemilik PT. Lembang dan belum memiliki
fasilitas, maka sejak didirikan, aktitas KPSBU berada di PT Lembang. Mulai dari
proses penerimaan susu setiap pagi dan sore, proses pendinginan susu dan pemasaran
menggunakan fasilitas milik PT Lembang, termasuk kendaraan dan peralatan lainnya.
4
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab II Gambaran Perusahaan
2.2 Visi dan Misi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang
Visi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang yaitu “Menjadi
Koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan Anggota”. Sedangkan
Misi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang adalah :
1. Menyejahterakan anggota melalui layanan prima dalam industri persusuan
dengan manajemen yang berkomitmen.
2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan,
pemberdayaan SDM dan kemitraan strategis.
5
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab II Gambaran Perusahaan
6
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab II Gambaran Perusahaan
7
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kegunaan Gudang
1. Gudang sebagai pendukung manufaktur, kegiatan manufaktur memerlukan
dukungan bahan baku, penolong, komponen, dan suku cadang untuk
aktivitas produksi, adanya material itu merupakan hasil kerja bagian
pengadaan yang bersumber dari berbagai pemasok. Pada saat pesanan
datang dari para pemasok diterima oleh bagian receiving, diperiksa, dan
masuk ke gudang untuk menunggu digunakan oleh bagian manufaktur,
dengan demikian, gudang berfungsi sebagai tempat holding (switching)
material yang selanjutnya dikonversi pada bagian manufaktur untuk menjadi
barang jadi.
8
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka
B. Tipe Gudang
1. Cross-Docking
Cross Docking adalah pemindahan barang dari truk pada proses penerimaan
barang langsung menuju ke truk pengiriman. Proses ini sebenarnya bagian dari
upaya efisiensi penerimaan barang selain proses bulk storage dan proses racking.
Pada dasarnya cross docking merupakan proses pemendekan pengiriman
langsung dari penerimaan barang tanpa melalui proses layaknya aktivitas
pergudangan (put away, refill, dan picking).
Jika gudang sudah dapat melakukan cross docking secara normal dan lancar,
maka proses efisiensi dapat lebih ditingkatkan karena identik dengan proses
pengiriman langsung ke konsumen (direct delivery) dengan syarat yang harus
dipenuhi (1) barang yang diterima sama dengan barang yang dikirim, (2) tersedia
tempat yang memadai, (3) variasi barang sedikit, jumlah barang banyak,
(4) jadwal kedatangan truk relatif sama dengan keberangkatan, (5) jenis truk yang
sepadan, dan dokumentasi yang mantap.
9
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka
Terdapat banyak tipe gudang umum; (a) gudang dagang untuk produk
manufaktur, (b) gudang pendingin, (c) gudang bonded, (d) gudang barang rumah
tangga dan furnitur, (e) gudang komoditas khusus, (f) gudang curah.
3. Gudang Kontrak
Gudang kontrak merupakan variasi dari tipe gudang umum (public
warehouse), yang diselenggarakan antara pengguna dengan penyelenggara jasa
pergudangan.
10
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka
11
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka
A. Jenis Persediaan
Umumnya persediaan diklasifikasikan sebagai bahan baku, barang dalam
proses (WIP) atau barang jadi. Proporsi antara jenis inventaris ini akan
bervariasi tetapi diperkirakan bahwa umumnya 30% adalah bahan baku, 40%
sedang dalam proses dan 30% barang jadi. Lokasi inventaris dapat digunakan
untuk menentukan tipe inventaris dan karakteristiknya. Ada berbagai definisi
jenis inventaris termasuk yang berikut:
Buffer / Keamanan
Ini digunakan untuk mengkompensasi ketidakpastian yang melekat dalam
waktu atau tingkat penawaran dan permintaan antara dua tahap operasional.
Siklus
Jika diperlukan untuk menghasilkan banyak produk dari satu operasi dalam
batch, ada kebutuhan untuk menghasilkan cukup untuk menjaga pasokan
sementara batch lain sedang diproduksi.
12
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka
Antisipasi
Ini termasuk produksi untuk stok untuk mengantisipasi peningkatan
permintaan karena faktor musiman. Juga kebijakan spekulatif seperti
membeli dalam jumlah besar untuk memanfaatkan diskon harga juga dapat
meningkatkan tingkat persediaan.
Pipeline / Gerakan
Ini adalah inventaris yang dibutuhkan untuk mengkompensasi kekurangan
stok saat material dipindahkan antar tahap. misalnya waktu yang dibutuhkan
dalam distribusi dari gudang ke outlet ritel.
1. Mengirimkan barang yang tepat dengan waktu tepat, dalam jumlah yang
tepat dan tempat yang tepat.
2. Menyesuaikan output dengan permintaan dengan memegang inventaris
jika perlu untuk:
- Membuat kemampuan untuk menangani penjualan kapasitas lonjakan
- Mendukung produksi dan kapasitas tahan dan kapasitas cadangan
13
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan saluran distribusi, menurut Rushton (2010) ada yang perlu
diperhatikan :
1. Membuat produk tersedia untuk pasar konsumen di mana ia ditujukan.
2. Meningkatkan prospek penjualan yang dilakukan.
3. Mencapai tingkat layanan tertentu.
4. Meminimalkan logistik dan total biaya.
5. Menerima umpan balik informasi yang cepat dan akurat.
14
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka
1. Kecepatan
Kecepatan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan dalam proses
suatu pendistribusian/pengantaran dari satu titik ke titik lainnya yang telah
ditentukan.
2. Keamanan
Keamanan dari barang atau produk yang dipindahkan dalam proses
pengantaran menjadi perhatian khusus dari pihak konsumen atau pihak yang
menggunakan transportasi. Tentunya para konsumen menginginkan barang
15
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab III Tinjauan Pustaka
atau produk yang mereka ingin kirimkan atau terima masih dalam keadaan
baik atau tidak rusak atau ada yang hilang ketika sampai di tujuan.
3. Biaya
Biaya yang terlibat dalam proses transportasi adalah biaya yang harus
dikeluarkan ketika dilakukan pengangkutan barang mulai dari proses
pengepakan untuk jaminan keamannya terlebih dahulu hingga biaya-biaya
selama perjalanan seperti bahan bakar dan lainnya higga biaya jada dari
pengantarnya itu sendiri.
4. Perjanjian
Perjanjian antara pihak yang mengantarkan dengan pihak konsumen yang
menuggu produknya yang diminta sampai. Dimana didalamnya terdapat
komitmen dari pihak pemasok yang mengirimkan produk atau bahan mentah
yang dipesan bisa sampai dengan tepat waktu, dengan kondisi yang sesuai
dengan yang diinginkan konsumen yaitu dalam keadaan tidak rusak atau ada
bagian yang hilang.
5. Jasa
Jasa yang diberikan ketika proses transportasi dalam system logistic dapat
berupa pelayanan dari si pengantar sesuai perjanjian dan pemberian jasa
tambahan seperti halnya bonus biaya jasa mengepak barang atau produk,
sehingga tidak dibebankan kepada pihak konsumen. Setiap perusahaan
mengharapkan suatu pelayanan yang terbaik diharapkan dengan tidak
menambah biaya transportasi dari biaya yang normal, sehingga kita harus
bisa memikirkan cara agar harapan tersebut tercapai dengan cara dapat
mengantarkan barang dengan kondisi barang yang tetap seperti mulanya
tidak terjadi kerusakan.
16
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan
BAB IV
PEMBAHASAN
Susu sapi hanya bertahan selama kurang lebih 6 jam setelah diperah, oleh
karena itu setelah proses penerimaan, susu langsung dipindahkan ke gudang
pendingin dengan suhu 2°C, tujuannya agar kualitas susu tetap terjaga, selain itu
gudang pendingin juga berperan dalam mengawetkan susu. Setelah berada dalam
gudang pendingin, proses pengujian susu sapi dilakukan, yaitu dengan melakukan
uji kelayakan susu di laboratorium. Dalam uji kelayakan, susu dibagi menjadi 3 sifat,
yaitu:
1. Sifat Fisik
Sifat fisik susu menunjukkan keadaan fisik susu yang dapat diuji dengan
peralatan tertentu atau panca indera. Sifat fisik susu yang dapat diuji
dengan alat antara lain berat jenis, kekentalan. Sedangkan sifat
17
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan
organoleptik (yang dapat diuji dengan panca indera) yaitu bau, rasa, warna,
dan konsistensi.
2. Sifat Kimiawi
Sifat kimiawi susu menunjukkan komposisi zat gizi serta kandungan zat
kimia tertentu termasuk adanya cemaran.
3. Sifat Mikrobiologis
Sifat mikrobiologis susu menunjukkan jumlah mikroba yang ada di dalam
susu serta beberapa parameter lain yang berkaitan dengan pertumbuhan
mikroba.
18
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan
20
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan
22
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan
23
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan
24
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab IV Pembahasan
25
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab V Penutup
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan hasil observasi pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa KPSBU Lembang suda baik dalam melakukan aktivitas
perkoperasiannya. Mulai dari proses penerimaan sampai dengan distribusi. Sebagai
contoh, dalam sistem persediaan, KPSBU Lembang memiliki persediaan dalam
jumlah yang sedikit, hal ini sudah sejalan dengan tujuan logistik, yaitu melakukan
efisiensi biaya. Dengan sistem persediaan yang sedikit serta jadwal permintaan yang
tetap (dependent demand), maka dapat dipastikan KPSBU Lembang memiliki
keuntungan yang lebih dibandingkan produsen susu lain. Selain itu, proses
pendistribusian pakan sapi dan penjemputan susu sapi merupakan salah satu bentuk
strategi KPSBU Lembang dalam menjalin hubungan dengan para supplier. Tidak
hanya itu, pendistribusian pakan sapi dan penjemputan susu sapi juga dapat
menciptakan nilai tambah tersendiri di mata supplier.
5.2 Saran
KPSBU Lembang seharusnya lebih mengembangkan kegiatan usahanya,
seperti memperbesar produksi yoghurt, walaupun dalam kenyataannya produksi
yoghurt tidak melebihi 1% dari total penerimaan, tetap saja produk ini harus
dikembangkan sebagai antisipasi jika sewaktu-waktu perusahaan memutuskan
hubungan kerjanya (kontrak). Selain itu dalam sistem penjualan langsung (direct
delivery), akan lebih baik apabila melibatkan internet (penjualan berbasis online
atau lebih sering disebut online shop), selain dapat menarik konsumen lebih banyak,
penjualan berbasis online juga dapat digunakan sebagai sarana promosi.
26
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1
Bab V Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Miranda dan Amin Widjaja Tunggal. 2006. Manajemen Logistik dan Supply Chain
Management. Jakarta: Harvaindo
Rushton, Alan dkk. 2010. The Handbook of Logistics and Distribution Management 4rd
edition. London: Kogan Page
Sutarman. 2017. Dasar-Dasar Manajemen Logistik. Bandung: PT Refika Aditama
Waters, Donald. 2010. Global Logistics : New Directions in Supply Chain Management.
London: Kogan Page
Waters, Donald. 2003. Global Logistics and Distribution Planning: Strategies for
Management. London: Kogan Page
Dharmmesta, Basu Swastha. Strategi Distribusi.
https://www.kpsbu.co.id [9 April 2019]
https://www.tneutron.net/pangan/pengujian-mutu-susu-segar/
27
Administrasi Logistik Politeknik Pos Indonesia/Proyek Logistik 1