Anda di halaman 1dari 131

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI

CABAI MERAH (Capsicum annum L.)


(Studi Kasus: Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

SKRIPSI

OLEH :

REIGANA GABRIEL LAURENS


130304093
AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI
CABAI MERAH (Capsicum annum L.)
(Studi Kasus: Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

SKRIPSI

OLEH :

REIGANA GABRIEL LAURENS


130304093
AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk DapatMemperoleh Gelar Sarjana


Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Medan

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Cabai
Merah (Capsicum annum L.)(Studi Kasus : Desa
Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten
Langkat)
Nama : Reigana Gabriel Laurens
NIM : 130304093
Program Studi : Agribisnis

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Ir. Luhut Sihombing, M.P) (Dr. Ir. Salmiah, M.S)


NIP. 196510081992031001 NIP. 195702171986032001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Agribisnis

( Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec )


NIP: 196304021997031001

Universitas Sumatera Utara


Tanggal Lulus : 11 Agustus 2017
HALAMAN PENGESAHAN

REIGANA GABRIEL LAURENS (130304093), Dengan Judul Skripsi


Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Cabai Merah (Capsicum annum L.)
(Studi Kasus : Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten
Langkat). Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Program
Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, dan
Diterima UntukMemenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana.

Pada Tanggal : 11 Agustus 2017

Panitia Penguji Skripsi :

Ketua : (Ir. Luhut Sihombing, M.P)


NIP. 196510081992031001

Anggota : 1.( Dr. Ir. Salmiah, M.S )


NIP. 195702171986032001

2.( Ir. M. Jufri, M.Si )


NIP. 196011101988031003

3.(HM. Mozart B. Darus, M.Sc)


NIP. 196210051987031005

Mengetahui,
Ketua Program Studi Agribisnis

Universitas Sumatera Utara


( Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec )
NIP: 196304021997031001

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

REIGANA GABRIEL LAURENS (130304093) dengan judul skripsi “Analisis


Kelayakan Finansial Usahatani Cabai Merah (Capsicum annum L.)”(Studi
Kasus : Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)
dibawah bimbingan Bapak Ir. Luhut Sihombing, M.P sebagai Ketua Komisi
Pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S sebagai Anggota Komisi Pembimbing.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar pendapatan usahatani cabai
merah dan menganalisis kelayakan finansial serta break event point (titik impas)
usahatani cabai merah di Desa Telaga Jenih, Kecamatan Secanggang,Kabupaten
Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara
purvosive(sengaja). Penentuansampel penelitian menggunakan metode
sensusyaitu sebanyak 32 petani cabai merah. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis usahatani, analisis kelayakan finansial, dan
analisis break event point. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pendapatan
usahatani cabai merah menguntungkan yaitu sebesar Rp. 21.183.270 per petani
per musim tanam atau sebesar Rp. 90.052.052,51per hektar per musim tanam dan
usahatani cabai merah tergolong layak diusahakan secara finansial (R/C = 3,10
dan B/C = 2,10) sertatelah melewati titik impas produksi dan titik impas harga
(BEP Produksi = 664,31 Kg dan BEP Harga = Rp. 5.065/Kg).
Kata Kunci : Cabai Merah, Pendapatan, Kelayakan Finansial, Nilai Titik
Impas

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

REIGANA GABRIEL LAURENS (130304093) with the research entitled, An


Analysis on Financial Feasibility of Red Chili (Capsicum annum L.)
Agribusiness (A Case Study at Telaga Jernih Village, Secanggang Subdistrict,
Langkat Regency). The research was supervised by Ir. Luhut Sihombing, M.P as
the Chairperson of Supervisory Committee and Dr. Ir. Salmiah, M.S as the
member of the Supervisory Committee.
The objective of the research was to find out the income of red chili agribusiness
and to analyze financial analysis the break even point of red chili agribusiness at
Telaga Jernih Village, Secanggang Subdistrict, Langkat Regency, North Sumatera
Province. The research area was determined purposively. The samples were 32
red chili farmers, taken by using total sampling technique. The data were
analyzed by using the analysis on agribusiness, the analysis on financial
feasibility, and the analysis on break even point. The conclusion of the research
was that red chili agribusiness was profitable (Rp. 21.183.270 per farmer per
planting season or Rp. 90.052.052,51 per hectare per planting season). Red chili
agribusiness was feasible to be cultivated financially (R/C = 3,10 and B/C = 2,10)
and had passed production break even point and price break even point
(Production BEP = 664,31 kg and Price BEP = Rp. 5.065/kg).
Keywords : Red Chili, Income, Financial Feasibility, The Value of Break Even
Point

ii
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP

Penulis memiliki nama lengkap Reigana Gabriel Laurens, lahir di Medan pada

tanggal 06 Oktober 1995. Penulis merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara

dari Bapak Johannes Laurens (Alm) dan Ibu Ida Chatarina Sibuea. Pendidikan

formal yang pernah ditempuh dan kegiatan yang pernah diikuti penulis adalah

sebagai berikut :

1. Tahun 2001 masuk Sekolah Dasar di SD St. AntoniusMedan dan tamat tahun

2007.

2. Tahun 2007 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Putri Cahaya Medan

dan tamat tahun 2010.

3. Tahun 2010 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA St. Thomas 1 Medan dan

tamat tahun 2013.

4. Tahun 2013 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara melalui jalur tertulis (SBMPTN).

5. Pada bulan Juli - Agustus 2016 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

di Desa Silau Rakyat, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai,

Provinsi Sumatera Utara.

6. Anggota Koperasi IMASEP, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

7. Anggota Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

iii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat

yang telah dianugerahkanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan

judul skripsi “Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Cabai Merah

(Capsicum annum L.) (Studi Kasus: Desa Telaga Jernih, Kecamatan

Secanggang, Kabupaten Langkat)”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Luhut Sihombing, M.P selaku Ketua Komisi Pembimbing yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan,

serta saran dan selalu memberikan banyak nasehat sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, serta

saran dan selalu memberikan banyak nasehat sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini di waktu yang tepat.

3. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Program Studi

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. M. Jufri, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Siti Khadijah H. N. S.P., M.Si selaku Dosen Penasihat Akademik yang

telah memberikan saran dan nasihat kepada penulis selama perkuliahan.

iv
Universitas Sumatera Utara
6. Kedua orang tua tercinta Bapak Johannes Laurens (Alm) dan Ibu Ida

Chatarina Sibuea yang selalu mendoakan, mendukung, memberikan banyak

perhatian, kasih sayang, motivasi serta dukungan baik moril maupun materil

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini pada waktu yang tepat.

7. Kakak tercinta Nathassya Gloria Laurens, S.E dan Abang tercinta Biondi

Yehezkiel Laurens, S.T serta keponakan tersayang Dika yang memberikan

banyak perhatian, kasih sayang, motivasi serta dukungan baik moril maupun

materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini dengan baik.

8. Sahabat SMA terbaik Tomy, Melly, Patricia, Stephanie, Rommel, Nelwan,

Jovi, Diko, Lucas, Bryan, Dina, May, Fhany, Loly, Merry, Tania, Stephany,

Septiani dan Berth yang telah memberikan motivasi dan dukungan doa

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini pada waktu yang tepat.

9. Teman sepelayanan muger terbaik Helena, bang Charisma, kak Mutiara, bang

Jimmy, kak Carolina, kak Raisa, Rachel, Chynthia, Aris, Bona, Bella, Tasya,

Theodora, Ugani, Yunike, Daniel, Debora, dan bang Immanuel yang telah

memberikan motivasi dan dukungan doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi ini pada waktu yang tepat.

10. Sahabat kuliah Bon Doli, Ikbal, Wuddan, Annur, Fanema, Eny, Tio, Tiurma,

Henny, Herlina, Sri Ayu dan KTB Glory-Glory Hallelujah Ayu, Widya,

David, PKK kak Restu Elisabeth Nainggolan, S.Pserta teman-teman PKL

Kiky, Diana, Ulfa, dan Rian yang telah memberikan motivasi dan dukungan

doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini pada waktu yang tepat.

11. Sahabat sedoping ALS Ivan, Febrinae, Novita, Tiara, bang Christ, bang

Anggi, kak Sylvia dan alumni ALS kak Angel, kak Vanny, kak Vero, bang

v
Universitas Sumatera Utara
Yovi dan bang Yoga yang telah membantu penulis semasa menjalani skripsi

melalui ilmu pengetahuan, pengalaman, motivasi dan dukungan doa sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

12. Seluruh teman-teman seangkatan 2013 dan seluruh pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan selama penulis

menempuh pendidikan dan penulisan skripsi.

13. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis

serta kepada seluruh staf pengajar dan seluruh staf pegawai Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, khususnya staf pegawai yang ada di

Departemen Agribisnis Kak Runi dan Kak Lisbeth yang telah membantu

seluruh proses administrasi.

14. Seluruh instansi dan responden yang terkait dengan penelitian penulis yaitu

Bapak Samiun selaku PPL di Desa Telaga Jernih, Bapak Tumino selaku

responden supervisi penelitian, Bapak Misran selaku Sekretaris Desa Telaga

Jernihdan Bapak Sukirdi selaku Kepala Desa Telaga Jernih yang telah banyak

membantu penulis mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis

menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan

skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi

pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan. Akhir kata, penulis mengcapkan

terima kasih.

Medan, Agustus 2017

Penulis

vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

ABSTRACT ......................................................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
1.4 Kegunaan Penulisan .............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................... 9
2.1.1 Tinjauan Agronomi Cabai Merah .................................................. 9
2.1.2 Tinjauan Ekonomi Cabai Merah ................................................... 11
2.1.3 Karakteristik Produsen Cabai Merah ............................................. 13
2.1.4 Karakteristik Produk Cabai Merah ................................................ 15
2.1.5 Karakteristik Produksi Cabai Merah ............................................. 17
2.2 Landasan Teori ...................................................................................... 19
2.2.1 Ilmu Usahatani ............................................................................... 19
2.2.2 Biaya Produksi ............................................................................... 20
2.2.3 Penerimaan..................................................................................... 21
2.2.4 Pendapatan ..................................................................................... 21
2.2.5 Analisis Kelayakan Finansial......................................................... 21
2.2.6 Analisis Break Event Point (BEP) ................................................. 22
2.3 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 23
2.4 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 24
2.5 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian .................................................... 28
3.2 Metode Penentuan Sampel .................................................................... 30
3.3 MetodePengumpulan Data .................................................................... 31
3.4 Metode Analisis Data ............................................................................ 31

vii
Universitas Sumatera Utara
3.5 Definisi dan Batasan Operasional.......................................................... 35
3.5.1 Definisi .......................................................................................... 35
3.5.2 Batasan Operasional..................................................................................... 36

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK


SAMPEL
4.1 Kondisi Biofisik Desa Telaga Jernih ..................................................... 37
4.2 Rona Sosial Budaya Ekonomi Desa Telaga Jernih ............................... 38
4.2.1 Rona Sosial Masyarakat ................................................................ 38
4.2.2 Rona Budaya Masyarakat .............................................................. 40
4.2.3 Rona Ekonomi Masyarakat ........................................................... 41
4.3 Sarana dan Prasarana ............................................................................. 41
4.4Deskripsi Karakteristik Sampel .............................................................. 43

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Pendapatan Usahatani Cabai Merah ...................................................... 46
5.1.1 Penerimaan Total Usahatani Cabai Merah (Total Revenue) ......... 46
5.1.1.1 Produktivitas Cabai Merah ................................................. 46
5.1.1.2 Harga Jual Cabai Merah ..................................................... 47
5.1.1.3 Penerimaan Usahatani Cabai Merah .................................. 47
5.1.2 Biaya Total Usahatani Cabai Merah (Total Cost) ......................... 48
5.1.2.1 Biaya Tetap (Fixed Cost).................................................... 48
5.1.2.2 Biaya Variabel (Variable Cost) .......................................... 50
5.1.2.3 Biaya Usahatani Cabai Merah ............................................ 55
5.1.3 Pendapatan Total Usahatani Cabai Merah (Income) ..................... 56
5.2 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Cabai Merah.......................... 58
5.2.1 Analisis R/C Ratio ......................................................................... 58
5.2.2 Analisis B/C Ratio ......................................................................... 59
5.3 Analisis Break Event Point Usahatani Cabai Merah ............................. 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ............................................................................................ 64
6.2 Saran ...................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas


Komoditas Unggulan Tanaman Sayuran Buah- 2
Buahan Semusim menurut Jenis Tanaman di
Sumatera Utara Tahun 2015

1.2 Luas Panen, Produksi dan ProduktivitasCabai di 3


Kabupaten Langkat, Tahun 2009 – 2015

1.3 Harga Cabai Merah di Tingkat Produsen di 5


Kabupaten Langkat, Tahun 2011 – 2015 (Rp/Kg)

2.1 Volume Ekspor dan Impor Cabai, Tahun 2008 – 11


2012

2.2 Kualitas Cabai Merah Besar Segar Berdasarkan 16


Standar Nasional Indonesia

3.1 Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi 28


Tanaman Cabai Menurut Kecamatan, Tahun 2014

3.2 Luas Panen dan Produksi Tanaman Cabai 29


Menurut Desa / Kelurahan, Tahun 2014

4.1 Luas Tata Guna Lahan di Desa Telaga Jernih, 38


Tahun 2016

4.2 Distribusi Penduduk di Desa Telaga Jernih 39


Menurut Kelompok Umur, Tahun 2016

4.3 Jumlah Penduduk Menurut Agama dan 39


Kepercayaan di Desa Telaga Jernih, Tahun 2016

4.4 Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa Telaga 40


Jernih, Tahun 2016

4.5 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian 41


Penduduk di Desa Telaga Jernih, Tahun 2016

4.6 Distribusi Sarana dan Prasarana di Desa Telaga 42


Jernih, Tahun 2016

4.7 Karakteristik Sampel Petani Cabai Merah di Desa 43


Telaga Jernih, Tahun 2016

ix
Universitas Sumatera Utara
5.1 Penerimaan Total (Total Revenue) Usahatani 47
Cabai Merah di Desa Telaga Jernih, Kecamatan
Secanggang, Kabupaten Langkat

5.2 Biaya Penyusutan Peralatan Pertanian Usahatani 49


Cabai Merah Per Musim Tanam

5.3 Kebutuhan dan Biaya Pupuk pada Petani Sampel 52


Usahatani Cabai Merah Per Musim Tanam

5.4 Kebutuhan dan Biaya Pestisida pada Petani 53


Sampel Usahatani Cabai Merah Per Musim
Tanam

5.5 Kebutuhan dan Biaya Tenaga Kerja pada Petani 54


Sampel Usahatani Cabai Merah Per Musim
Tanam

5.6 Biaya Total (Total Cost) Usahatani Cabai Merah 55


di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang,
Kabupaten Langkat

5.7 Pendapatan Total (Income) Usahatani Cabai 57


Merah di Desa Telaga Jernih, Kecamatan
Secanggang, Kabupaten Langkat

5.8 Nilai R/C Ratio Usahatani Cabai Merah di Desa 58


Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten
Langkat

5.9 Nilai B/C Ratio Usahatani Cabai Merah di Desa 59


Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten
Langkat

5.10 Nilai Titik Impas (Break Event Point) Usahatani 61


Cabai Merah di Desa Telaga Jernih, Kecamatan
Secanggang, Kabupaten Langkat

x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran 26

5.1 Grafik Break Event PointUsahatani Cabai 62


Merah di Desa Telaga Jernih, Kecamatan
Secanggang, Kabupaten Langkat

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1. Karakteristik Petani Cabai Merah di Desa Telaga Jernih,


Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat

2. Penerimaan Usahatani Cabai Merah

3. Biaya Benih Usahatani Cabai Merah

4. Biaya Mulsa Usahatani Cabai Merah

5. Biaya Pupuk Usahatani Cabai Merah

6. Biaya Pestisida Usahatani Cabai Merah

7. Biaya Upah Tenaga Kerja Usahatani Cabai Merah

8. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Cabai Merah

9. Biaya Tetap (Fixed Cost) Usahatani Cabai Merah

10. Biaya Variabel (Variable Cost) Usahatani Cabai Merah

11. Rekapitulasi Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya Variabel


(Variable Cost) Usahatani Cabai Merah

12. Pendapatan Per Petani Per Musim Tanam Usahatani Cabai


Merah

13. Pendapatan Per Hektar Per Musim Tanam Usahatani Cabai


Merah

14. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Cabai Merah (R/C ratio


dan B/C ratio)

15. Analisis Break Event Point Usahatani Cabai Merah (BEP


Produksi dan BEP Harga)

xii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

arti dan kedudukan penting dalam perekonomian nasional. Sektor ini berperan

sebagai sumber penghasil bahan makanan, sumber bahan baku bagi industri, mata

pencaharian sebagian besar penduduk, penghasil devisa negara dari ekspor

komoditasnya bahkan berpengaruh besar terhadap stabilitas dan keamanan

nasional. Selain berpotensi ekonomis, tanaman hortikultura juga memiliki manfaat

ekologi, yaitu membantu melestarikan lingkungan hidup yang berkelanjutan,

mengurangi dampak pemanasan global dan pada akhirnya meningkatkan kualitas

hidup masyarakat (Badan Pusat Statistik, 2014).

Di antara berbagai komoditas pertanian yang ada di Indonesia khususnya di

Provinsi Sumatera Utara, hortikultura merupakan salah satu komoditas yang

mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Ketersediaan beragam jenis

tanaman hortikultura yang meliputi tanaman buah-buahan, sayuran, biofarmaka

dan bunga (tanaman hias) dapat menjadi kegiatan usaha ekonomi yang sangat

menguntungkan apabila dapat dikelola secara secara baik dan optimal.

(Badan Pusat Statistik, 2014).

Menurut data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, ada beberapa tanaman yang

merupakan komoditas unggulan di Sumatera Utara pada tahun 2015 antara lain:

cabai, kubis, tomat, kentang, petsai/sawi, semangka, terung, wortel, kacang

panjang dan ketimun. Sepuluh jenis tanaman unggulan ini mempunyai kapasitas

1
Universitas Sumatera Utara
2

produksi terbesar dari 26 jenis tanaman sayuran dan buah-buahan semusim yang

ada di Sumatera Utara. Produksi sayuran terbesar adalah tanaman cabai yaitu

sebesar 227.489 ton dengan luas panen 20.093 hektar.

Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Komoditas Unggulan


Tanaman Sayuran Buah-buahan Semusim menurut Jenis
Tanaman di Sumatera Utara Tahun 2015
No. Jenis Tanaman Luas Panen Produksi Produktivitas
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
1. Cabai 20.093 227.489 11,32
2. Kubis 7.579 170.665 22,51
3. Tomat 4.794 114.652 23,91
4. Kentang 5.914 106.452 18,00
5. Petsai/Sawi 6.415 76.367 11,90
6. Semangka 3.403 73.861 21,70
7. Terung 3.940 69.164 17,55
8. Wortel 2.562 51.810 20,22
9. Kacang Panjang 4.119 45.095 10,94
10. Ketimun/Mentimun 2.572 37.656 14,64
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2015

Sebagai salah satu jenis tanaman hortikultura, cabai merupakan salah satu

komoditi tanaman sayuran buah semusim yang berbentuk perdu. Cabai tergolong

sayuran buah multi guna dan multi fungsi yang dapat dibudidayakan di lahan

dataran rendah atau pun di lahan dataran tinggi. Tanaman berbentuk perdu ini

mempunyai daun bercelah menyisip, tersusun pada tangkai dan berwarna hijau.

Buahnya dapat dipetik sampai beberapa kali, lebih dari satu tahun, bentuknya

bulat memanjang yang pada ujungnya meruncing. Warna cabai merah mula-mula

berwarna hijau dan lama kelamaan sesudah masak berwarna merah

(Tim Bina Karya Tani, 2008).

Universitas Sumatera Utara


3

Cabai merah merupakan salah satu komoditi yang sangat potensial untuk

dibudidayakan. Kendati demikian petani cabai merah tidak selamanya mengalami

keuntungan. Ada waktu dimana petani sering mengalami kerugian yang sangat

besar. Hal ini terkait dengan resiko yang dihadapi petani terutama dari sisi harga.

Harga cabai merah sangat fluktuatif, hal ini tidak terlepas dari adanya pengaruh

permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar (Rachma, 2008).

Sebagai tanaman pertanian kondisi alam sangat mempengaruhi keberlangsungan

proses produksi cabai merah. Kondisi alam yang tidak dapat diprediksi, mudah

berubah, sulit untuk diramalkan, dan tidak dapat dikendalikan menjadi suatu

risiko bagi pelaku usaha dibidang pertanian. Faktor alam seperti perubahan suhu

dan fluktuasi iklim atau cuaca merupakan suatu ketidakpastian yang menjadi

variabel penyebab terjadinya risiko dalam usaha pertanian, dan risiko tersebut

dapat terjadi pada kegiatan usahatani cabai merah (Situmeang, 2011).

Berikut ini disajikan data perkembangan produksi, luas panen dan produktivitas

cabai di Kabupaten Langkat tahun 2011-2015.

Tabel 1.2Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Cabai di Kabupaten


Langkat, Tahun 2009 - 2015
No Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
1 2009 417 1.438 3,44
2 2010 330 1.142 3,46
3 2011 380 1.323 3,48
4 2012 464 1.707 3,67
5 2013 476 1.859 3,90
6 2014 445 1.777 3,99
7 2015 631 2.524 4,00
Rataan 449 1.681 3,70
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat

Universitas Sumatera Utara


4

Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa produksi cabai merah mengalami fluktuasi

antar tahun. Fluktuasi tersebut diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi,

karena secara teoritis hubungan tersebut digambarkan dalam fungsi produksi.

Faktor produksi dapat berupa masukan (input) produksi maupun faktor iklim.

Masukan (input) seperti sarana produksi pertanian masih dapat dikendalikan oleh

petani, sedangkan curah hujan, suhu, dan berbagai variabel iklim yang lain tentu

diluar kendali petani (Heady dan Dillon, 1961).

Produksi yang cenderung mengalami penurunan mungkin berdampak pada

penurunan pendapatan usahatani, sehingga usahatani cabai merah harus dilakukan

dengan efisien. Efisiensi tersebut perlu dilakukan dengan harapan diperoleh

keuntungan maksimum. Efisiensi usahatani secara umum dapat didekati dengan

rasio penerimaan terhadap pengeluaran (R/C) dan rasio keuntungan terhadap

pengeluaran (B/C) sehingga dapat diketahui apakah usahatani cabai merah layak

untuk diusahakan.

Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap cabai terus meningkat dari tahun ke

tahun. Namun, harganya sering mengalami fluktuasi yang sangat drastis. Tahun

1998, orang beramai-ramai menanam cabai karena harganya mencapai Rp25.000

– Rp100.000 per kilogram. Setelah itu, harga cabai turun berangsur-angsur

kembali ke harga normal. Namun kondisi ini hanya berlangsung sementara. Tahun

2010, harga cabai kembali melambung hingga Rp130.000/kilogram

(Redaksi Agromedia, 2008).

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi harga cabai merah dari

tahun ke tahun. Fluktuasi harga tersebut berpengaruh terhadap

Universitas Sumatera Utara


5

pendapatanusahatani cabai merah, karena harga merupakan salah satu

komponen penerimaan usahatani selain hasil panen.Fluktuasi harga cabai

merah diduga juga akan berpengaruh terhadap efisiensi alokasi faktor produksi.

Oleh sebab itu usahatani cabai merah biasanya dilakukan dalam skala kecil. Hal

ini terjadi karena usahatani ini sangat tergantung terhadap harga jual yang

berfluktuasi setiap waktu, sehingga mempengaruhi hasil produksi usahatani serta

pendapatan petani.

Berikut ini disajikan data perkembangan harga cabai merah di tingkat produsen di

Kabupaten Langkat tahun 2011-2015.

Tabel 1.3 Harga Cabai Merah di Tingkat Produsendi Kabupaten Langkat,


Tahun 2011-2015 (Rp/Kg)
Bulan Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 37.500 24.500 15.625 45.000 35.000
Februari 40.833 15.500 20.750 24.000 20.000
Maret 17.000 12.000 21.750 22.000 18.000
April 11.000 13.750 16.250 20.000 10.000
Mei 10.000 12.750 40.500 15.000 30.000
Juni 9.000 20.000 41.500 12.000 57.000
Juli 10.000 17.500 43.000 8.000 47.000
Agustus 11.000 18.750 38.500 14.000 37.000
September 11.667 13.500 26.750 28.000 14.000
Oktober 11.667 11.875 37.500 22.000 15.000
November 17.667 10.875 36.500 51.000 20.000
Desember 24.000 11.125 30.500 51.000 27.000
Rataan 17.611 15.177 30.760 26.000 27.500
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat

Universitas Sumatera Utara


6

Prasarana dan sarana yang dibutuhkan dalam usaha tani cabai merah mencakup

dua hal pokok yaitu : (1) Investasi yang berupa tanah, peralatan dan administrasi,

(2) Alat dan Bahan produksi kerja termasuk di dalamnya bibit, mulsa plastik,

pupuk, pestisida, tenaga kerja, gaji pengelola, transportasi dan traktor. Komponen

biaya dalam analisis kelayakan usaha budidaya cabai merah dibedakan

menjadi dua yaitu biaya investasi dan biaya modal kerja (eksploitasi). Biaya

investasi adalah komponen biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

dana awal pendirian usaha yang meliputi biaya persiapan, sewa lahan/areal usaha

dan peralatan. Biaya modal kerja/eksploitasi adalah seluruh biaya yang harus

dikeluarkan dalam proses produksi dalam hal ini pada awal proyek. Biaya

eksploitasi atau biaya modal kerja selalu tergantung pada besar kecilnya produksi

per periode waktu. Biaya operasional ini meliputi biaya sarana produksi pertanian

dan biaya tenaga kerja (Bank Indonesia, 2007).

Masukan produksi mempunyai nilai ekonomis yang penting dalam usahatani.

Masukan produksi merupakan sumber biaya pada suatu usahatani, sehingga harus

digunakan dengan efisien. Usahatani diharapkan dapat dilakukan dengan biaya

produksi minimal, namun dihasilkan keuntungan yang maksimum. Biaya sarana

produksi dapat dikendalikan melalui alokasi jumlah yang tepat, sehingga setiap

masukan dapat digunakan dengan efisien. Keuntungan maksimum usahatani

diharapkan dapat dicapai melalui efisiensi tersebut.

Kendala utama penyebab rendahnya produksi cabai skala nasional adalah

keterbatasan teknologi budidaya yang dimiliki petani karena kurangnya informasi

teknologi. Pada umumnya petani masih menggunakan benih lokal yang

diturunkan terus menerus, belum menggunakan pemupukan berimbang, dan

Universitas Sumatera Utara


7

belum mengenal sistem budidaya dengan mulsa plastik. Salah satu cara untuk

meningkatkan produksi cabai merah skala nasional yakni melalui pengelolaan

manajemen usahatani yang baik disertai dengan perbaikan teknik budidaya.

Analisis usahatani tidak sekedar hanya untuk mengetahui jumlah modal yang

harus dikeluarkan ataupun presentase keuntungan. Namun, harus diperhitungkan

titik balik modal/BEP dan rasio biaya dan pendapatan (B/C) (Prajnanta, 1999).

Berdasarkan dari data-data yang sudah dikemukakan sebelumnya, penulis tertarik

untuk meneliti mengenai analisis kelayakan finansial usahatani cabai merah di

Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah

sebagai berikut :

1) Berapa besar pendapatan usahatani cabai merah di daerah penelitian?

2) Apakah usahatani cabai merah layak diusahakan secara finansial di daerah

penelitian?

3) Bagaimana break event point (titik impas) usahatani cabai merah di daerah

penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :

1) Untuk mengetahui besar pendapatan usahatani cabai merah di daerah

penelitian.

2) Untuk menganalisis kelayakan finansial usahatani cabai merah di daerah

penelitian.

Universitas Sumatera Utara


8

3) Untuk menganalisis break event point (titik impas) usahatani cabai merah di

daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian dalam hal ini diharapkan dapat berguna antara lain sebagai berikut :

1) Sebagai bahan informasi bagi petani cabai merah dalam mengembangkan

usaha taninya.

2) Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang

membutuhkannya.

3) Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam mengembangkan kebijakan

mengenai usahatani cabai merah.

Universitas Sumatera Utara


9

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1. Tinjauan Agronomi Cabai Merah

Cabai merupakan tanaman perdu dari family terung-terungan (Solanaceae).

Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan sekitar 2000spesies yang

terdiri dari tumbuhan herba, semak dan tumbuhan kerdil lainnya. Dari banyaknya

spesies tersebut, hampir dapat dikatakan sebagian besar merupakan tumbuhan

negeri tropis. Namun, secara ekonomis yang dapat atau sudah dimanfaatkan baru

beberapa spesies saja (Setiadi, 2004).

Secara lengkap cabai diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantarum

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatopyta

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Sub class : Asteridae

Ordo : Solanale

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annum L

(Keyendh, 2011).

10
Universitas Sumatera Utara
11

Cabai merupakan terna tahunan yang tumbuh tegak dengan batang berkayu,

banyak cabang, serta ukuran yang mencapai tinggi 120 cm dan lebar tajuk

tanaman hingga 90 cm. Umumnya, daun cabai berwarna hijau muda sampai hijau

gelap, tergantung varietasnya. Daun cabai yang ditopang oleh tangkai daun

mempunyai tulang menyirip. Daun cabai berbentuk bulat telur, lonjong, ataupun

oval dengan ujung yang meruncing, tergantung spesies dan varietas nya

(Redaksi Agromedia, 2008).

Perakaran tanaman cabai hibrida merupakan akar tunggang yang terdiri atas akar

utama (primer) dan akar lateral (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut-

serabut akar (akar tersier). Panjang akar primer berkisar 35 – 50 cm. Akar lateral

menyebar sekitar 35 – 45 cm (Prajnanta, 1999).

Bunga cabai keluar dari ketiak daun dan berbentuk seperti terompet. Sama halnya

dengan tanaman dari keluarga Solanaceae lainnya. Bunga cabai merupakan bunga

lengkap yang terdiri atas kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik.

Bunga cabai juga berkelamin dua, karena benang sari dan putik terdapat dalam

satu tangkai (Redaksi Agromedia, 2008).

Bentuk buah bervariasi mulai dari yang panjang lurus, mata kail (lurus dengan

ujung agak melengkung), sampai melintir. Panjang buah berkisar antara 9 – 18 cm

tergantung pada varietas nya (Prajnanta, 1999).

Cabai merah biasanya ditanam dibedengan yang permukaannya ditutupi dengan

mulsa plastik, sehingga tidak memerlukan penyiangan hingga akhir masa tanam.

Pemupukan pada tanaman cabai merah biasanya 5-7 kali per masa tanam. Hama

dan penyakit tanaman cabai yang paling sering mengganggu antara lain: hama

Universitas Sumatera Utara


12

tungau merah, thrips, peridroma saucia, heliotis sp., spodoptera sp., lalat buah,

penyakit busuk buah, penyakit kering buah/patek dan busuk daun.

(Setyaningrum dan Cahyo, 2014).

2.1.2. Tinjauan Ekonomi Cabai Merah

Indonesia melakukan perdagangan cabai dengan beberapa negara lain, namun

volume impor lebih besar daripada volume ekspor sehingga secara umum neraca

perdagangan berada dalam kondisi defisit. Tahun 2008 neraca perdagangan pada

posisi surplus namun tahun-tahun selanjutnya pada posisi defisit. Selama periode

2008-2012, besaran defisit perdagangan cabai berfluktuasi namun cenderung

membesar bahkan pada tahun 2012 defisit perdagangan cabai bahkan mencapai

169% terhadap total ekspor pada tahun yang sama. Selama periode yang sama,

volume eskpor cabai tumbuh dengan laju 55%/tahun sementara volume impor

tumbuh dengan laju 111%/tahun. Impor cabai dari Indonesia sebagian besar

berasal dari Jepang, Hong Kong, Korea, China, Thailand, Singapura, Malaysia,

Vietnam, dan India (Direktorat Pangan dan Pertanian, 2014).

Tabel 2.1Volume Ekspor dan Impor Cabai, 2008-2012


Tahun Ekspor Impor Surplus / Defisit
(Ton) (Ton) Ton %
2008 729,3 280,0 449,3 61,60
2009 612,4 846,5 -234,1 -38,23
2010 1.229,1 1.798,1 -568,9 -46,29
2011 826,4 6207,4 -5.381,0 -651,16
2012 9.986,2 26.838,7 -16.852,5 -168,76
Laju (%/th) 55,33 111,18 - -
Sumber: Statistik Ekspor dan Statistik Impor 2008-2012 (BPS), diolah.
Keterangan : Data gabungan cabai segar dan cabai diawetkan.

Universitas Sumatera Utara


13

Harga produk dibidang pertanian berbeda dengan harga produk dibidang industri

dimana harga produk dibidang industri relatif konstan atau lebih

banyak ditentukan oleh perusahaan. Sedangkan harga produk pertanian

relative berfluktuatif karena produk pertanian mempunyai beberapa sifat, yaitu :

• Keadaan biologi di lingkungan pertanian, seperti hama dan penyakit dan

iklim menyebabkan output pertanian bersifat musiman dan tidak kontinu.

• Adanya time lags (waktu yang terlambat ketika keputusan

dalam menggunakan input dan menjual output). Di bidang industri, waktu ini

sangat dekat.

• Keadaan pasar, khususnya struktur pasar dan berbagai anggapan tentang

pasar pertanian yang menyebabkan semakin tidak menentunya harga

dibidang pertanian.

• Dampak dari institusi, seperti Bulog dan komitmen perdagangan (antara

lain pengurangan tariff dan lain-lain) (Anindita, 2008).

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu dari enam

jenis komoditas sayuran segar yang diekspor Indonesia ke beberapa negara

seperti Malaysia dan Singapura. Besarnya minat masyarakat dunia terhadap

komoditi cabai merah ini karena penggunaannya yang relatif sering dalam

kehidupan sehari-hari sebagai bumbu dapur atau rempah-rempah penambah cita

rasa makanan. Menurut Rukmana (1996) bahwa cabai menempati urutan paling

atas di antara delapan jenis sayuran komersial yang dibudidayakan di Indonesia.

Cabaimerah (Capsicum annuum L.) biasanya diekspor dalam bentuk segar dan

bentuk kering (serbuk dan utuh).

Universitas Sumatera Utara


14

Ada satu fenomena yang biasanya terjadi pada saat panen raya cabai merah, yaitu

harga cabai merah yang turun drastis sedangkan jumlah panennya sangat tinggi,

sehingga petani terpaksa menjual hasil panennya dengan harga rendah tersebut

dan biasanya modal tanamnya tidak kembali. Petani cabai tetap menanggung

resiko usaha yang sangat tinggi, yang tercermin dari lebarnya kesenjangan harga

terendah dan tertinggi, yaitu antara Rp 2000/kg pada saat panen raya dan Rp

20000/kg (sampai 10 kali lipatnya) pada masa panceklik (Hutabarat dan

Rahmanto, 1998). Meskipun harga pasar cabai sering naik dan turun cukup tajam,

minat petani yang membudidayakannya tidak pernah surut.

Secara umum harga cabai ditentukan oleh jumlah pasokan/suplai dan jumlah

permintaan/kebutuhan. Pada saat pasokan kurang dari permintaan maka harga

meningkat cepat, sebaliknya pada saat pasokan lebih besar dari permintaan maka

harga anjlok (harga cabai sangat elastis terhadap pasokan). Permintaan/kebutuhan

cenderung konstan setiap waktu, hanya pada waktu-waktu tertentu, yaitu pada hari

raya atau hari besar keagamaan permintaan cabai meningkat sekitar 10-20%,

sementara pasokan bersifat musiman, dimana penanaman cabai bersamaan setelah

padi menyebabkan panen raya cabai cenderung bersamaan. Oleh karenanya untuk

menghindari fluktuasi harga yang terjadi terus menerus, diperlukan kebijakan

perencanaan produksi dan manajemen pola produksi cabai nasional

(Direktorat Pangan dan Pertanian, 2014).

2.1.3. Karakteristik Produsen Cabai Merah

Produsen atau petani cabai merah memiliki karakteristik yang beragam.

Karakteristik tersebut dapat berupa karakter demografis, karakter sosial serta

karakter kondisi ekonomi petani itu sendiri. Karakter-karakter tersebut yang

Universitas Sumatera Utara


15

membedakan tipe perilaku petani pada situasi tertentu. Berikut ini merupakan

karakteristik produsen cabai merah :

• Tingkat pendidikan petani

Faktor pendidikan pada umumnya akan mempengaruhi cara berpikir petani dalam

mengelola usahataninya. Pendidikan membuat seseorang berpikir ilmiah sehingga

mampu untuk membuat keputusan dari berbagai alternative dalam mengelola

usahataninya dan mengetahui kapan ia harus menjual hasil usahataninya sebanyak

mungkin untuk memperoleh pendapatan.Petani yang memiliki tingkat pendidikan

yang lebih tinggi memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memahami dan

menerapkan teknologi produktif sehingga produktivitasnya menjadi tinggi. Selain

itu juga dengan pendidikan maka akan memberikan atau menambah kemampuan

dari petani untuk dapat mengambil keputusan, mengatasi masalah-masalah yang

terjadi (Mamboai, 2003).

• Permodalan usahatani cabai merah

Modal juga menjadi syarat penentu dalam menjalankan bisnis cabai untuk

industri. Pasalnya, kegiatan budidaya akan berlangsung dengan baik jika biaya

produksi tersedia. Masalah yang sering dihadapi petani cabai yaitu sulitnya

mendapat modal awal. Alternatif perolehan modal selain dana pribadi biasanya

berupa pinjaman baik dari investor, perbankan, koperasi, supplier sarana produksi

pertanian, para pedagang, maupun pihak industri (Hamid dan Munir, 2011).

• Penguasaan teknologi dan sumberdaya

Penerapan inovasi teknologi merupakan salah satu kunci utama dalam

pemanfaatan sumberdaya petani yang terbatas sesuai kondisinya masing-masing.

Universitas Sumatera Utara


16

Dengan penerapan inovasi teknologi tepat guna diharapkan dapat dicapai

peningkatan produksi, produktivitas, peningkatan efisiensi dan mutu produk yang

selanjutnya akan membawa kepada peningkatan nilai tambah agribisnis

bagi kesejahteraan masyarakat.Pengembangan setiap subsistem agribisnis

memerlukan rekayasa don adopsi teknologi untuk meningkatkan produktivitas,

efisiensi dan mutu produk, sehingga berdaya saing tinggi. Inovasi teknologi

mutlak diperlukan dalarn pengembangan potensi sumberdaya petani bagi

peningkatan kesejahteraan mereka (Simatupang dan Nizwar, 2002).

• Tingkat kosmopolitan petani

Tingkat kosmopolitan dapat diartikan sebagai keterbukaan maupun hubungan

petani dengan dunia luar yang nantinya akan memberikan inovasi baru bagi para

petani dalam menjalankan usahataninya. Tingkat kosmopolitan dapat diukur dari

perkembangan inovasi baru, antara lain media elektronik (TV, Radio, Telepon)

media cetak (Surat kabar, Tabloid, Majalah) dan beperginya petani keluar daerah

tinggal mereka atau keluar desa dalam rangka memaskan usahatani mereka juga

untuk mendapatkan pendidikan dan informasi mengenai inovasi pertanian (Fauzia

dan Tampubolon, 1991).

2.1.4. Karakteristik Produk Cabai Merah

Sifat fisik hasil pertanian berbeda dengan sifat fisik hasil industri. Cabai merah

sebagai salah satu produk hasil pertanian memiliki karakteristik yang khas.

Karakteristik tersebut yaitu sifat produk cabai merah yang mudah rusak / busuk,

sifat kadar air yang tinggi dalam cabai merah dan variasi warna, bentuk serta

ukuran cabai merah yang berbeda-beda sehingga perlu dilakukan sortasi.

Universitas Sumatera Utara


17

• Kandungan air

Cabai merah memiliki sifat mudah rusak. Sifat mudah rusak ini dipengaruhi oleh

kadar air dalam cabai yang sangat tinggi sekitar 90% dari kandungan cabai merah

itu sendiri. Kandungan air yang sangat tinggi ini dapat menjadi penyebab

kerusakan cabai pada saat musim panen raya. Hal ini dikarenakan hasil panen

yang melimpah sedangkan proses pengeringan tidak dapat berlangsung secara

serentak, sehingga menyebabkan kadar air dalam cabai masih dalam keadaan

besar, sehingga menyebabkan pembusukan (Anonimousa, 2011).

• Variasi warna, bentuk, dan ukuran

Tabel 2.2Kualitas cabai merah besar segar berdasarkan Standar Nasional


Indonesia
No. Jenis Uji Persyaratan
Mutu I Mutu II Mutu III
1. Keseragaman Warna Merah > 95% Merah ≥ 95% Merah ≥ 95%
2. Keseragaman Seragam (98%) Seragam (96%) Seragam (95%)
3. Bentuk 98 Normal 96 Normal 95 Normal
4. Keseragaman Ukuran :
a. Cabai merah besar segar
- Panjang buah 12 – 14 cm 9 – 10 cm < 9 cm
- Garis tengah pangkal 1,5 – 1,7 cm 1,3 – 1,5 cm < 3 cm
b. Cabai merah keriting
- Panjang buah > 12 – 17 cm > 10 – 12 cm < 10 cm
- Garis tengah pangkal > 1,3 – 1,5 cm > 1,0 – 1,3 cm < 1,0 cm
5. Kadar kotoran 1 2 5
6. Tingkat kerusakan & busuk
a. Cabai merah besar 0 1 2
b Cabai merah keriting 0 1 2
Sumber : Departemen Pertanian, Standar Mutu Indonesia SNI 01-4480-1998

Universitas Sumatera Utara


18

Cabai dipanen pada saat buah memiliki bobot maksimal, bentuknya padat, dan

warnanya tepat merah menyala (untuk cabai merah) dengan sedikit garis hitam

(90% masak). Umur panen cabai pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu

varietas, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan

(Anonimousb, 2011).

• Perishable (mudah rusak / busuk)

Produk hasil pertanian dikenal tidak tahan lama dan sangat mudah rusak.

Penyebabnya yaitu karena rendahnya kualitas penanganan pasca panen,

kandungan air yang relatif tinggi, faktor-faktor lain yang lekat dengan

karakteristik biologis dan fisiologis produk agronomi itu sendiri. Sifat fisiologis

ini menyebabkan cabai merah memiliki tingkat kerusakan yang dapat mencapai

40%. Daya tahan cabai merah segar yang rendah ini menyebabkan harga cabai

merah di pasaran sangat berfluktuasi. Alternatif teknologi penanganan pascapanen

yang tepat dapat menyelamatkan serta meningkatkan nilai tambah produk cabai

merah (Prayudi, 2010).

2.1.5. Karakteristik Produksi Cabai Merah

Cabai merah memiliki beberapa karakteristik yang umumnya sama dengan

karakteristik hasil pertanian lainnya yaitu ciri-ciri produksi cabai merah yang

membutuhkan ruang tumbuh ekologi, bersifat musiman, tergantung kondisi alam,

terpencar-pencar menurut lokasi, dan panen yang tidak seragam serta berkali-kali.

• Ruang tumbuh ekologi

Cabai merah dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, mulai dari dataran rendah

hingga dataran tinggi sampai ketinggian 2.000 m dpl. Kondisi tanah yang baik

Universitas Sumatera Utara


19

untuk pertumbuhannya adalah subur, remah, kaya bahan organik, dan berdrainase

baik. Keasaman tanah yang disukainya adalah pH 5,5 – 6,8. Selain itu cabai

merah akan tumbuh baik bila ditanam di tempat yang berkelembapan sedang

sampai tinggi dan bersuhu 18 – 30o C. Cabai merah menghendaki curah hujan

tahunan 600 – 1.250 mm. Cabai merah pun membutuhkan sinar matahari penuh

sepanjang hari selama hidupnya (Andoko, 2004).

• Bersifat musiman

Menurut Dermawan dan Asep (2010), salah satu sifat tanaman cabai yang disukai

oleh petani adalah tidak mengenal musim. Artinya, tanaman cabai dapat ditanam

kapan pun tanpa tergantung musim. Cabai juga mampu tumbuh di rendengan

maupun labuhan, itulah sebabnya cabai dapat ditemukan kapan pun di pasar atau

di swalayan.

• Tergantung kondisi alam

Penanaman cabai pada musim hujan mengandung resiko. Penyebabnya adalah

tanaman cabai tidak tahan terhadap hujan lebat yang terus menerus. Selain itu,

genangan air pada daerah penanaman bisa mengakibatkan kerontokan daun dan

terserang penyakit akar. Pukulan air hujan juga bisa menyebabkan bunga dan

bakal buah berguguran. Sementara itu, kelembapan udara yang tinggi

meningkatkan penyebaran dan perkembangan hama serta penyakit tanaman

(Dermawan dan Asep, 2010).

• Terpencar-pencar menurut lokasi

Keberadaan lokasi penanaman cabai yang terpencar-pencar dan jauh dari pusat

perekonomian yang mengarah pada terbentuknya pola distribusi yang panjang,

Universitas Sumatera Utara


20

karena adanya peran dari pedagang perantara yang cenderung menambah upaya

perbaikan mutu cabai (Ebert dan Griffin, 2007).

Lokasi yang tepat akan memudahkan dalam teknis pemeliharaan dan mengurangi

resiko kerusakan cabai. Sebaiknya petani mempertimbangkan terlebih dahulu

faktor pendukung sebelum menentukan lokasi penanaman. Beberapa faktor yang

harus diperhatikan diantaranya faktor agronomi, akses transportasi, dan

kemudahan mencari tenaga kerja (Hamid dan Munir, 2011).

• Panen tidak seragam dan berkali-kali

Umur panen cabai pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal yakni varietas, lokasi

tempat penanaman, dan kombinasi pemupukan yang digunakan. Meskipun

varietasnya sama, tetapi lokasi penanamannya berbeda, maka umur panennya

akan berbeda juga. Penanaman di lokasi yang sama dengan varietas yang berbeda

juga akan menentukan perbedaan umur panen. Kombinasi pupuk juga dapat

berpengaruh terhadap waktu pemanenan (Hamid dan Munir, 2011).

Umumnya, panen dilakukan 3 – 4 hari sekali atau paling lambat seminggu sekali.

Normalnya, panen bisa dilakukan 12 – 20 kali hingga tanaman berumur 6 – 7

bulan. Keadaan ini sangat tergantung pada keadaan pertanaman dan perlakuan

yang diberikan (Redaksi Agromedia, 2008).

2.2 Landasan Teori

2.2.1. Ilmu Usahatani

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang

mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila

Universitas Sumatera Utara


21

petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik-baiknya,

dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut mengeluarkan

output yang melebihi input (Soekartawi, 1995).

Yang termasuk faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada

tanaman agara tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik.

Diberbagai literatur, faktor produksi ini dikenal pula dengan istilah sarana

produksi, input, production factor, dan korbanan produksi. Faktor produksi sangat

menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Dalam berbagai pengalaman

menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, bibit, tenaga kerja, pupuk dan

pestisida adalah faktor produksi yang terpenting (Soekartawi, 1995).

2.2.2.Biaya Produksi

Dalam suatu usaha untuk menghasilkan suatu produk memerlukan biaya, yaitu

seluruh korbanan dalam proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga

pasar yang berlaku. Pengorbanan adalah faktor-faktor yang digunakan sebagai

input, dinilai dalam bentuk uang menurut harga pasar menjadi biaya produksi

(Sugiarto, dkk. 2007).

Biaya-biaya yang termasuk dalam usatahani yaitu biaya tetap (FC) merupakan

biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah output yang dihasilkan oleh

perusahaan hingga tingkatan tertentu. Biaya variabel (VC) merupakan biaya yang

besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah output yang diproduksi oleh perusahaan,

semakin besar jumlah output yang dihasilkan, akan semakin besar biaya variabel

yang ditanggung perusahaan dan sebaliknya (Gilarso, 2003).

Universitas Sumatera Utara


22

2.2.3. Penerimaan

Penerimaan dalam usahatani merupakan total produksi dikali harga produksi

tersebut. Penerimaan tunai dalam usahatani merupakan nilai uang yang diterima

dari penjualan produk usahatani tidak mencakup pinjaman uang serta tidak

dihitung nilai produk yang dikonsumsi sendiri (Soekartawi, 2011).

2.2.4. Pendapatan

Modal merupakan syarat mutlak untuk berlangsungnya suatu usaha. Dalam

ekonomi perusahaan modal yaitu barang ekonomi yang dapat digunakan untuk

mempertahankan atau meningkatkan pendapatan. Pendapatan petani yaitu selisih

penerimaan yang didapatkan dengan total biaya yang digunakan dalam usahatani

(Suratiyah, 2009).

Pendapatan usahatani diperoleh apabila semua biaya yang telah dikeluarkan dapat

ditutupi oleh hasil penjualan dari kegiatan produksi yang telah dilakukan

(Soekartawi, 1998).

2.2.5. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis finansial adalah studi yang bertujuan sebagai penilaian suatu kegiatan

yang dilakukan layak atau tidak layak dilihat dari aspek finansial

(Soekartawi, 1995).

Analisis kelayakan merupakan penilaian sejauh mana manfaat yang di dapat dari

suatu kegiatan usaha dengan tujuan sebagai pertimbangan usaha yang

dilaksanakan diterima atau ditolak (Ibrahim, 2009).

Kelayakan suatu usahatani yang sedang dilaksanakan dapat dikatakan layak atau

tidak layak apabila syarat-syarat berikut ini terpenuhi, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


23

1. R/C > 1

2. B/C > 1

Apabila kriteria diatas sudah terpenuhi maka usaha tersebut layak untuk

diusahakan (Jumingan, 2011).

Analisis finansial dalam suatu usahatani dapat dilihat dari kriteria perhitungan

R/C ratio dan B/C ratio. Penjelasan dari kriteria yang akan digunakan yaitu

sebagai berikut ini :

1. R/C ratio

R/C ratio adalah perbandingan antara total penerimaan dengan seluruhbiaya yang

digunakan pada saat proses produksi sampai hasil. R/C ratio yang semakin besar

akan memberikan keuntungan semakin besar juga kepada petani dalam

melaksanakan usahataninya (Soekartawi, 2005).

2. B/C ratio

B/C ratio merupakan rasio perbandingan keuntungan dengan biaya-biaya yang

digunakan dalam merealisasikan perencanaan pendirian dan mengoperasikan

suatu usaha untuk melihat manfaat yang didapat oleh proyek dengan satu rupiah

pengeluaran. Jika nilai B/C ratio lebih besar dari satu usaha menguntungkan dan

layak untuk dikerjakan. Jika lebih kecil dari satu usaha tidak menguntungkan dan

sebaiknya tidak dilanjutkan (Ibrahim, 2009).

2.2.6. Analisis Break Event Point (BEP)

Analisis BEP yaitu suatu keadaan perusahaan dalam melakukan kegiatan tidak

memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugiaan atau keuntungan dan

kerugiaan sama dengan nol (Hanafie, 2010).

Universitas Sumatera Utara


24

Kriteria break even point usahatani cabai merah :

1. Produksi (Kg) > BEP produksi (Kg)

2. Penerimaan (Rp) > BEP penerimaan (Rp)

3. Harga (Rp/kg) > BEP harga (Rp/kg)

(Suratiyah, 2009).

Menurut Muchtar (2010), manfaat analisis BEP membantu dalam pengambilan

keputusan, antara lain :

1. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan sehingga tidak

mengalami kerugian.

2. Target penjualan yang harus dicapai guna memperoleh keuntungan tertentu.

3. Seberapa jauh berkurangnya penjualan agar tidak menderita kerugian.

2.3 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2011) dengan judul skripsi

“Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi

Cabai Merah Keriting Di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor”

menyimpulkan bahwa usahatani cabai merah yang dilakukan oleh petani

responden di Desa Citapen secara umum dikatakan menguntungkan dan layak

untuk diusahakan, karena nilai R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total

menunjukkan nilai lebih dari satu, yakni sebesar 2,65 dan 2,46; dengan artian

bahwa penerimaan yang diperoleh petani responden dalam mengusahakan cabai

merahdapat menutupi biaya usahatani yang dikeluarkan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hendrawanto (2008) yang berjudul

“Analisis Pendapatan dan Produksi Cabang Usahatani Cabai Merah di Desa

Universitas Sumatera Utara


25

Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor” menyimpulkan bahwa

rasio penerimaan dengan pengeluaran berdasarkan biaya tunai dan total, masing-

masing sebesar 2,59 dan 1,59. Ukuran rasio tersebut merupakan indikator bahwa

cabang usahatani cabai merah sudah menguntungkan bagi petani.

2.4 Kerangka Pemikiran

Cabai merah menjadi salah satu komoditas sayuran penting. Buahnya dikenal

sebagai bahan penyedap dan pelengkap berbagai menu masakan khas Indonesia.

Karenanya hamper setiap hari produk ini dibutuhkan. Kian hari, kebutuhan akan

komoditas ini semakin meningkat sejalan dengan makin bervariasinya jenis dan

menu makanan yang memanfaatkan produk ini.

Petani cabai merah tidak selamanya mengalami keuntungan meskipun cabai

merah merupakan salah satu komoditi yang sangat potensial untuk dibudidayakan.

Ada waktu dimana petani sering mengalami kerugian yang sangat besar. Hal ini

terkait dengan resiko yang dihadapi petani terutama dari sisi harga. Harga cabai

merah sangat fluktuatif, hal ini tidak terlepas dari adanya pengaruh permintaan

dan penawaran yang terjadi di pasar.

Fluktuasi harga tersebut berpengaruh terhadap pendapatan usahatani cabai merah,

karena harga merupakan salah satu komponen penerimaan usahatani selain hasil

panen.Fluktuasi harga cabai merah diduga juga akan berpengaruh terhadap

efisiensi alokasi faktor produksi. Oleh sebab itu usahatani cabai merah biasanya

dilakukan dalam skala kecil. Hal ini terjadi karena usahatani ini sangat tergantung

terhadap harga jual yang berfluktuasi setiap waktu, sehingga mempengaruhi hasil

produksi usahatani serta pendapatan petani.

Universitas Sumatera Utara


26

Permasalahan lain yang dihadapi petani cabai merah yaitu produktivitas cabai

merah yang cenderung mengalami penurunan. Hal ini berdampak pada penurunan

pendapatan usahatani, sehingga usahatani cabai merah harus dilakukan dengan

efisien. Efisiensi tersebut perlu dilakukan dengan harapan diperoleh keuntungan

maksimum. Efisiensi usahatani secara umum dapat didekati dengan rasio

penerimaan terhadap pengeluaran (R/C) dan rasio keuntungan terhadap

pengeluaran (B/C) sehingga dapat diketahui apakah usahatani cabai merah layak

untuk diusahakan.

Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas cabai merah skala nasional

yakni melalui pengelolaan manajemen usahatani yang baik disertai dengan

perbaikan teknik budidaya. Usahatani diharapkan dapat dilakukan dengan biaya

produksi minimal, namun dihasilkan keuntungan yang maksimum. Biaya sarana

produksi dapat dikendalikan melalui alokasi jumlah yang tepat, sehingga setiap

masukan dapat digunakan dengan efisien. Keuntungan maksimum usahatani

diharapkan dapat dicapai melalui efisiensi tersebut.

Metode yang digunakan untuk mengetahui kelayakan usahatani cabai merah yaitu

metode analisis finansial. Dalam melakukan perhitungan analisis finansial perlu

diperhatikan beberapa hal seperti input dan output dimana dari input produksi

tersebut yang berupa lahan, benih, pupuk, pestisida, mulsa dan tenaga kerja akan

menjadi biaya produksi dalam usahatani cabai merah (Capsicum annum L.).

Output produksi usahatani cabai merah (Capsicum annum L.) yang berupa buah

cabai merah menjadi jumlah produksi yang akan menjadi penerimaan bagi petani

setelah dikalikan dengan harga jual cabai merah.

Universitas Sumatera Utara


27

Pendapatan yang diterima petani merupakan jumlah penerimaan petani cabai

merah yang dikurangi oleh total biaya produksi. Usahatani cabai merah ini

nantinya akan dianalisis dengan menghitung R/C ratio, B/C ratio, dan Break

Event Point. Jika usahatani cabai merah sesuai dengan kriteria kelayakan secara

finansial maka usahatani ini layak untuk dikembangkan dan menguntungkan atau

memberi manfaat bagi petani cabai merah. Secara skematis kerangka pemikiran

dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

USAHATANI CABAI MERAH

PRODUKSI

HARGA JUAL

BIAYA PRODUKSI
PENERIMAAN
• Lahan
• Benih
• Pupuk
• Pestisida
• Mulsa
PENDAPATAN
• Tenaga Kerja

ANALISIS FINANSIAL

LAYAK TIDAK LAYAK

Keterangan : = Menyatakan Hubungan


= Menyatakan Pengaruh

Universitas Sumatera Utara


28

2.5 Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan landasan teori yang telah disusun, diperoleh hipotesis penelitian

sebagai berikut :

1. Pendapatan usahatani cabai merah di daerah penelitian menguntungkan.

2. Usahatani cabai merah di daerah penelitian sudah layak secara finansial.

3. Usahatani cabai merah di daerah penelitian telah melewati titik impas atau

Break Event Point.

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau secara

sengaja yaitu teknik penentuan suatu daerah berdasarkan pertimbangan tertentu

yang telah dibuat terhadap suatu objek yang sesuai dengan tujuan.

Kabupaten Langkat dipilih dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Langkat

merupakan salah satu sentra produksi cabai merah di Sumatera Utara khususnya di

Kecamatan Secanggang. Desa Telaga Jernih ditentukan sebagai daerah penelitian

karena desa ini merupakan salah satu desa yang memiliki luas lahan dan produksi

terbesar di Kecamatan Secanggang.

Tabel 3.1 Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Tanaman Cabai
Menurut Kecamatan, Tahun 2014
Kecamatan Luas Panen Produksi Rata-Rata Produksi
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
1. Bahorok 13 49 3,76
2. Serapit 12 47 3,91
3. Salapian 2 4 3,50
4. Kutambaru 4 13 3,23
5. Sei Bingai 9 37 4,11
6. Kuala 16 65 4,06
7. Selesai 33 140 4,24
8. Binjai 51 227 4,45
9. Stabat 21 86 4,09
10. Wampu 20 73 3,65
11. Batang Serangan 2 7 3,50
12. Sawit Seberang - - -
13. Padang Tualang 10 38 3,80

29
Universitas Sumatera Utara
30

Lanjutan Tabel 3.1 Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi


Tanaman Cabai Menurut Kecamatan, Tahun 2014
Kecamatan Luas Panen Produksi Rata-Rata Produksi
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
14. Hinai 50 195 3,90
15. Secanggang 83 342 4,12
16. Tanjung Pura 44 164 3,72
17. Gerbang 12 35 2,91
18. Babalan - - -
19. Sei Lepan - - -
20. Brandan Barat 1 3 3,00
21. Besitang 33 135 4,09
22. Pangkalan Susu 24 95 3,95
23. Pematang Jaya 5 19 3,80
Langkat 445 1.777 3,99
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, 2015

Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa Kecamatan Secanggang merupakan daerah

produksi cabai terbesar dan luas panen terbesar di Kabupaten Langkat dengan luas

panen untuk komoditi cabai yaitu sebesar 83 Ha, produksi cabai sebesar 342 Ton

dan rata-rata produksi cabai sebesar 4,12 Ton/Ha.

Tabel 3.2 Luas Panen dan Produksi Tanaman Cabai Menurut Desa/
Kelurahan, Tahun 2014
Desa / Kelurahan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
1. Kepala Sungai 5 25
2. Perkotaan 6 30
3. Teluk 7 36
4. Cinta Raja - -
5. Telaga Jernih 12 60
6. Karang Gading 10 55
7. Kuala Besar - -

Universitas Sumatera Utara


31

Lanjutan Tabel 3.2 Luas Panen dan Produksi Tanaman Cabai Menurut
Desa/ Kelurahan, Tahun 2014
Desa / Kelurahan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
8. Selotong 3 15
9. Secanggang 9 47
10. Tanjung Ibus 7 38
11. Hinai Kiri 8 42
12. Kebun Kelapa 9 48
13. Sungai Ular 10 52
14. Jaring Halus - -
15. Karang Anyar 3 16
16. Pantai Gading - -
17. Suka Mulia - 31
Jumlah 89 495
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, 2015

Dari Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa Desa Telaga Jernih merupakan daerah

produksi cabai terbesar dan luas panen terbesar di Kecamatan Secanggang

Kabupaten langkat dengan luas panen untuk komoditi cabai yaitu sebesar 12 Ha,

produksi cabai sebesar 60 Ton dan rata-rata produksi cabai sebesar 5 Ton/Ha.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode sensus. Menurut

Singarimbun dan Efendi (1989) metode sensus, yakni semua populasi dicacah

sebagai responden, dicacah artinya diselidiki atau diwawancarai. Metode ini

menggunakan teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan

jumlah populasi. Alasan pengambilan metode sensus karena jumlah populasi yang

kurang dari 100 maka seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian.

Universitas Sumatera Utara


32

Sampel dalam penelitian ini adalah petani cabai merah, dimana seluruh petani

cabai merah di daerah penelitian dijadikan sebagai sampel. Jumlah populasi petani

yang mengusahakan cabai merah di Desa Telaga Jernih yaitu 32 petani, sehingga

berdasarkan penentuan sampel dengan metode sensus maka seluruh populasi

petani cabai merah di daerah penelitian dijadikan sebagai sampel penelitian.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari petani dengan wawancara.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga serta instansi yang terkait seperti

Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian Langkat, Badan Penyuluh Pertanian

Kecamatan Secanggang, serta instansi lain yang terkait dengan penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk tujuan penelitian pertama yaitu menganalisis

pendapatan usahatani cabai merah. Menurut Gilarso (2003) biaya total merupakan

penjumlahan dari seluruh biaya yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap yang

dikeluarkan untuk menghasilkan output. Biaya produksi usahatani cabai merah

dihitung dengan rumus berikut ini :

TC = FC + VC

Keterangan :

TC = Total Biaya (Rp)

FC = Biaya Tetap (Rp)

VC = Biaya Variabel (Rp)

Penerimaan usahatani cabai merah yaitu jumlah produksi cabai merah dikali

dengan harga jual cabai merah, dengan rumus sebagai berikut ini :

Universitas Sumatera Utara


33

TR = Y . P

Keterangan :

TR = Total Penerimaan (Rp)

Y = Total Produksi Cabai Merah (Kg)

P = Harga Jual Cabai Merah (Rp/kg)

(Suratiyah, 2009).

Pendapatan usahatani cabai merah merupakan selisih penerimaan usahatani cabai

merah dengan seluruh biaya yang digunakan. Rumus pendapatan sebagai berikut :

Pd = TR – TC

Keterangan :

Pd = Pendapatan (Rp)

TR = Total Penerimaan (Rp)

TC = Total Biaya (Rp)

(Soekartawi, 1995).

Metode yang digunakan untuktujuan penelitian kedua yaitu menganalisis

kelayakan usahatani cabai merah secara finansial di daerah penelitian. Metode

yang digunakan yaitu R/C ratio dan B/C ratio. Revenue Cost Ratio merupakan

perbandingan antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani. Rumus yang

digunakan :

𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏
𝐑𝐑/𝐂𝐂 =
𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁

Dengan konsep berikut ini :

a = R/C

R = Py.Y

Universitas Sumatera Utara


34

C = FC + VC

a = {(Py.Y) / (FC+VC)}

Keterangan :

R = Penerimaan (Rp)

C = Total Biaya (Rp)

Py = Harga Jual Cabai Merah (Rp/kg)

Y = Output (Kg)

FC = Biaya Tetap (Rp)

VC = Biaya Variabel (Rp)

Usatahani yang dilaksanakan dikatakan menguntungkan apabila nilai R/C ratio

lebih besar dari satu. Jika R/C ratio usahatani lebih kecil dari satu maka usahatani

tersebut dikatakan belum layak untuk diusahakan (Soekartawi, 1995).

B/C ratio adalah perbandingan keuntungan usahatani yang diperoleh dengan total

biaya usahatani yang digunakan, dengan rumus berikut ini :

𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊𝐊
𝐁𝐁/𝐂𝐂 =
𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓 𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁

Analisis B/C ratio digunakan untuk melihat kelayakan dan manfaat dari usahatani

yang dilaksanakan. Usahatani dikatakan layak jika nilai B/C ratio lebih besar dari

satu. Nilai manfaat yang diperoleh dari usahatani semakin besar apabila nilai B/C

semakin besar (Jumingan, 2011).

Metode yang digunakan untuktujuan penelitian ketiga yaitu menganalisisbreak

event point (titik impas). Analisis Break Event Point (BEP) digunakan sebagai

pengukuran untuk menentukan usahatani berada dalam keadaan impas, yaitu

dicapai jika total penerimaan atau total revenue sama dengan total biaya atau total

Universitas Sumatera Utara


35

cost (TR=TC). Konsep penerimaan (TR) = p.q dan jumlah biaya (TC) = a + bq.

Sehingga dapat diselesaikan dengan cara berikut ini :

TR = p . q dan TC = a + bq

BEP adalah p . q = a + bq

p . q - bq = a

q (p – b) = a

q = a(p−b)

Keterangan :

q = Jumlah Produksi (Kg)

p = Harga Jual (Rp)

b = Biaya Variabel (Rp)

a = Biaya Tetap (Rp)

(Ibrahim, 2009).

Secara matematis penentuan BEP produksi dengan rumus sebagai berikut :

𝐓𝐓𝐓𝐓
𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁 𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏 (𝐊𝐊𝐊𝐊) =
𝐏𝐏

Keterangan :

TC = Total Biaya Usahatani Cabai Merah (Rp)

P = Harga Jual Cabai Merah (Rp/kg)

(Mahyuddin, 2007).

Rumus BEP harga, sebagai berikut :

𝐓𝐓𝐓𝐓
𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁 𝐇𝐇𝐇𝐇𝐇𝐇𝐇𝐇𝐇𝐇 (𝐑𝐑𝐑𝐑) =
𝐘𝐘
Keterangan :

TC = Total Biaya Usahatani Cabai Merah (Rp)

Universitas Sumatera Utara


36

Y = Produksi Total Usahatani Cabai Merah (Kg)

(Suratiyah, 2009).

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka perlu adanya

definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

3.5.1 Definisi

1. Usahatani cabai merah adalah kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan

petani dengan cabai merah sebagai komoditasnya.

2. Produksi cabai merah adalah hasil panen dari cabai merah yang bernilai

ekonomis yang dinyatakan dalam satuan kilogram (kg).

3. Biaya produksi usahatani cabai merah adalah seluruh biaya yang dikeluarkan

selama proses produksi atau jumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap usahatani

cabai merah per musim tanam yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

4. Harga jual adalah nilai produk cabai merah atau harga cabai merah yang

berlaku di tingkat produsen yang dinyatakan dalam satuan rupiah per kilogram

(Rp/Kg).

5. Penerimaan usahatani cabai merah adalah jumlah produksi cabai merahyang

diperoleh petani dikali dengan harga jual cabai merah yang dinyatakan dalam

satuan rupiah (Rp).

6. Pendapatan usahatani cabai merah adalah selisih dari total penerimaan

usahatani cabai merah yang diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan

oleh petani untuk usahatani cabai merah yang dinyatakan dalam satuan rupiah

(Rp).

Universitas Sumatera Utara


37

7. R/C ratio adalah perbandingan penerimaan usahatani cabai merah dengan

seluruh biaya yang dipakai pada usahatani cabai merah selama proses

produksi.

8. B/C ratio adalah perbandingan keuntungan usahatani cabai merah dengan

seluruh biaya yang dipakai pada usahatani cabai merah selama proses

produksi.

9. Break Even Point (BEP) usahatani cabai merah adalah keadaan usahatani

cabai merah tidak mendapatkan keuntungan dan tidak menderita kerugian atau

dalam keadaan impas.

3.5.2 Batasan Operasional

Adapun batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian dilakukan di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang,

Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.

2. Sampel penelitian adalah petani cabai merah di Desa Telaga Jernih,

Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.

3. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara


38

BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Kondisi Biofisik Desa Telaga Jernih

Penelitian dilakukan di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten

Langkat. Desa Telaga Jernih terletak di dataran rendah dengan ketinggian tempat

5m dpl dan rata-rata suhu udara 32oC serta luas wilayah 1.259 Ha yang terdiri

dari: sawah tadah hujan 440 Ha, kebun sawit 259 Ha, perladangan 200 Ha,

perumahan/pemukiman 203 Ha, tanah wakaf 2 Ha, dan lainnya 155 Ha. Desa ini

terdiri dari 18 dusun dengan jumlah 1.381 KK. Berikut ini merupakan kondisi

demografi Desa Telaga Jernih :

• Batas Wilayah Desa

- Sebelah Utara : Desa Cinta Raja

- Sebelah Selatan : Desa Teluk

- Sebelah Barat : Desa Suka Mulia

- Sebelah Timur : Desa Karang Gading

• Letak Astronomi

- 3o49‘ 00” – 3o51‘ 00” LU

- 98o29‘ 51” – 98o33‘ 10” BT

• Orbitasi

- Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat : 13 Km

- Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan : 20 menit

- Jarak ke ibu kota kabupaten : 15 Km

- Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten : ½ Jam

Universitas Sumatera Utara


39

Luas lahan Desa Telaga Jernih menurut penggunaan atau fungsinya di bagi

menjadi areal pemukiman, persawahan, perladangan, perkebunan, perkuburan dan

lainnya. Berikut ini merupakan luas tata guna lahan di Desa Telaga Jernih :

Tabel 4.1 Luas Tata Guna Lahan di Desa Telaga Jernih, Tahun 2016

No. Tata Guna Lahan Luas (Ha) Presentase (%)


1. Sawah tadah hujan 440 34,94
2. Kebun sawit 259 20,58
3. Perladangan 200 15,88
4. Perumahan/Permukiman 203 16,12
5. Tanah wakaf 2 0,16
6. Lain-lain 155 12,32
Total 1.259 100
Sumber : Kantor Kepala Desa Telaga Jernih, Tahun 2016

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa tata guna lahan di Desa Telaga Jernih yang

paling luas adalah areal persawahan yang merupakan lahan sawah tadah hujan

dengan luas sebesar 440 Ha (34,94%).

4.2 Rona Sosial Budaya Ekonomi Desa Telaga Jernih

Kondisi sosial budaya ekonomi di Desa Telaga Jernih berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat yaitu sandang, pangan, perumahan,

pendidikan, dan kesehatan. Pemenuhan kebutuhan masyarakat tersebut

dipengaruhi oleh pekerjaan dan pendidikan masyarakatnya.

4.2.1 Rona Sosial Masyarakat

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kepala desa Telaga Jernih, jumlah

penduduk Desa Telaga Jernih terdiri dari 4.734 jiwa dengan perincian laki-laki

berjumlah 2.410 jiwa dan perempuan berjumlah 2.324 jiwa serta jumlah rumah

Universitas Sumatera Utara


40

tangga (RT) sebanyak 1.381 KK. Berikut ini merupakan data distribusi penduduk

di Desa Telaga Jernih menurut kelompok umur :

Tabel 4.2Distribusi Penduduk di Desa Telaga Jernih Menurut Kelompok


Umur, Tahun 2016
No. Golongan Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Presentase (%)
1. 0–9 776 16,40
2. 10 – 14 449 9,48
3. 15 – 59 3.141 66,35
4. > 60 368 7,77
Total 4.734 100
Sumber : Kantor Kepala Desa Telaga Jernih, Tahun 2016

Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Telaga Jernih masih

tergolong umur produktif (15 – 59 tahun) yaitu sebanyak 3.141 jiwa (66,35%) dan

umur yang tidak produktif (< 15 tahun dan > 59 tahun) yaitu sebanyak 1.593 jiwa

(33,65%). Berikut ini merupakan data jumlah penduduk menurut agama dan

kepercayaan di Desa Telaga Jernih :

Tabel 4.3Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan di Desa


Telaga Jernih, Tahun 2016
No. Agama Jumlah (Jiwa) Presentase (%)
1. Islam 4.716 99,6
2. Kristen 4 0,10
3. Budha 14 0,30
Total 4.734 100
Sumber : Kantor Kepala Desa Telaga Jernih, Tahun 2016

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Telaga Jernih lebih

banyak menganut agama Islam yaitu sebanyak 4.716 jiwa (99,6%) dan yang

paling sedikit adalah agama Kristen yaitu sebanyak 4 jiwa (0,10%). Berikut ini

disajikan data tingkat pendidikan penduduk di Desa Telaga Jernih :

Universitas Sumatera Utara


41

Tabel 4.4Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa Telaga Jernih, Tahun 2016


No. Pendidikan Jumlah (Jiwa) Presentase (%)
1. SD 303 19,32
2. SMP 508 32,40
3. SMA 709 45,22
4. S1 48 3,06
Total 1.568 100
Sumber : Kantor Kepala Desa Telaga Jernih, Tahun 2016

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa Telaga

Jernih yang paling banyak adalah SMA yaitu sebesar 709 jiwa (45,22%) dan yang

paling sedikit adalah S1 yaitu sebesar 48 jiwa (3,06%). Tingkat pendidikan ini

menunjukkan bagaimana pola pikir masyarakat di Desa Telaga Jernih.

4.2.2 Rona Budaya Masyarakat

Kebutuhan masyarakat Desa Telaga Jernih sangat kental dengan tradisi

peninggalan leluhur. Upacara adat yang berhubungan dengan siklus hidup

manusia (lahir – dewasa – berumah tangga – mati) seperti upacara kelahiran,

khitanan, perkawinan, dan upacara yang berhubungan dengan musibah kematian

hampir selalu dilakukan oleh masyarakat Desa Telaga Jernih. Selain itu tradisi

sedekah bumi, tolak balak, turun bibit, punggahan, surahan, dan sejenisnya masih

dilakukan oleh masyarakat.

Kegiatan gotong royong masyarakat masih kuat, semua itu menggambarkan

bahwa hubungan ketetanggaan di Desa Telaga Jernih masih kuat. Kegiatan

pengamanan (siskamling) Desa Telaga Jernih ini tampak kurang aktif, karena

semakin banyak waktu yang digunakan oleh masyarakat untuk mencari nafkah

(bekerja), tetapi kondisi desa masih dalam keadaan aman.

Universitas Sumatera Utara


42

4.2.3Rona Ekonomi Masyarakat

Mata pencaharian penduduk di Desa Telaga Jernih sangat beragam, sehingga

dengan adanya mata perncaharian tersebut penduduk dapat memenuhi kebutuhan

sehari-harinya. Berikut ini disajikan data keadaan penduduk menurut mata

pencaharian di Desa Telaga Jernih :

Tabel 4.5Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian Penduduk di Desa


Telaga Jernih, Tahun 2016
No. Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Presentase (%)
1. Petani 621 39,80
2. Wiraswasta 733 46,99
3. PNS 35 2,25
4. BUMN 3 0,19
5. Buruh 74 4,75
6. Lain-lain 94 6,02
Total 1.560 100
Sumber : Kantor Kepala Desa Telaga Jernih, Tahun 2016

Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa mata pencaharian penduduk di Desa Telaga

Jernih yang paling banyak adalah wiraswasta yaitu sebesar 733 jiwa (46,99%) dan

yang paling sedikit adalah BUMN yaitu sebesar 3 jiwa (0,19%). Sedangkan mata

pencaharian sebagai petani berjumlah 621 jiwa atau sebesar 39,80%.

4.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di suatu desa akan mempengaruhi perkembangan dan

kemajuan penduduk atau masyarakatnya. Semakin baik dan mendukung

tersedianya sarana dan prasarana maka akan mempercepat laju perkembangan di

desa tersebut. Berikut ini disajikan data distribusi sarana dan prasarana yang

tersedia di Desa Telaga Jernih :

Universitas Sumatera Utara


43

Tabel 4.6Distribusi Sarana dan Prasarana di Desa Telaga Jernih, Tahun


2016
No. Sarana dan Prasarana Volume Satuan
1. Aset Transportasi Umum
- Jalan Protokol / Kabupaten 4,5 KM
- Jalan Dusun 11 KM
- Jalan Pertanian 10 KM
- Jembatan 22 Unit
2. Aset Pendidikan
- Gedung Paud 2 Unit
- Gedung TK/RA 3 Unit
- Gedung SD 2 Unit
- Taman Pendidikan Alqur’an 14 Unit
- Madrasah Diniyah 4 Unit
- MI 1 Unit
- MTS 1 Unit
- Pondok Pesantren 1 Unit
3. Aset Kesehatan
- Posyandu 5 Unit
- Klinik Bidan 3 Unit
- MCK 3 Unit
- Sarana Air Bersih 14 Unit
- Apotek 2 Unit
4. Aset Peribadatan
- Masjid 4 Unit
- Mushalla 144 Unit
5. Aset Olahraga
- Lapangan Sepak Bola 1 Unit
- Lapangan Volly 1 Unit
- Tenis Meja 2 Unit
- Lapangan Takraw 1 Unit
Sumber : Kantor Kepala Desa Telaga Jernih, Tahun 2016

Universitas Sumatera Utara


44

Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di Desa Telaga Jernih

telah terpenuhi dengan baik melalui adanya berbagai fasilitas yang mendukung,

seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, tempat ibadah dan lain sebagainya.

4.4 Deskripsi Karakteristik Sampel

Berdasarkan metode penentuan sampel yang ditentukan dengan metode sensus,

bahwa populasi petani cabai merah sebanyak 32 orang maka jumlah sampel yang

diambil sebanyak 32 petani cabai merah. Karakteristik petani sampel yang

dimaksud adalah karakteristik ekonomi petani yaitu sumber pendapatan usahatani,

jumlah produksi cabai merah, dan luas lahan cabai merah, serta karakteristik

sosial petani yaitu umur, pendidikan, lama berusahatani, dan jumlah tanggungan

keluarga. Berikut disajikan data karakteristik sampel petani cabai merah di Desa

Telaga Jernih pada Tabel 4.7 dibawah ini :

Tabel 4.7Karakteristik Sampel Petani Cabai Merah di Desa Telaga Jernih,


Tahun 2016
No. Uraian Satuan Standart Deviasi
1. Pendapatan Rupiah 21.183.270
2. Produksi Ton 2,002
3. Luas Lahan Hektar 0,244
4. Umur Tahun 46
5. Pendidikan Tahun SMA
6. Lama Berusahatani Tahun 22
7. Jumlah Tanggungan Jiwa 3
Sumber : Diolah dari Lampiran 1

Sumber Pendapatan Usahatani

Sumber pendapatan utama petani sampel berasal dari sektor pertanian yaitu

usahatani cabai merah. Besar pendapatan bersih usahatani berkisar antara

Universitas Sumatera Utara


45

Rp. 7.539.000– Rp. 44.839.000dengan rataan besar pendapatan Rp. 21.183.270.

Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan usahatani petani cabai merah di Desa

Telaga Jernih masih relatif cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Produksi Cabai Merah

Jumlah produksi cabai merah petani sampel berkisar antara 1 – 3,5 ton dengan

rataan jumlah produksi cabai merah sebesar 2,002 ton. Hal ini menunjukkan

bahwa jumlah produksi cabai merah petani sampel di Desa Telaga Jernih masih

rendah jika dibandingkan dengan luas lahan yang dimiliki petani cabai merah.

Luas Lahan

Luas lahan petani sampel berkisar antara 0,08– 0,50Ha dengan rataan luas lahan

sebesar 0,244 ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani cabai merah di Desa Telaga

Jernih memiliki lahan yang cukup luas untuk mengelolah usahataninya.

Umur Petani

Umur petani sampel yang menjadi objek penelitian berkisar antara 25 – 79 tahun

dengan rataan umur 46 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel masih

dalam usia yang produktif, sehingga petani cabai merah di Desa Telaga Jernih

masih tergolong sebagai tenaga kerja yang berpotensial dalam mengelolah

usahataninya.

Pendidikan Petani

Pendidikan petani sampel terdiri dari SD, SMP, dan SMA dengan kisaran

pendidikan antara SD sampai SMA. Adapun rataan tingkat pendidikan petani

sampel adalah SMA. Oleh karena itu wawasan, pengetahuan, cara berpikir dan

Universitas Sumatera Utara


46

bertindak petani cabai merah di Desa Telaga Jernih dalam mengelolah

usahataninya sudah tergolong baik.

Lama Berusahatani

Lama berusahatani petani sampel berkisar antara 5 – 50 tahun dengan rataan lama

berusahatani 22 tahun. Berdasarkan rataan tersebut pengalaman bertani petani

sampel sudah cukup lama, sehingga petani cabai merah di Desa Telaga Jernih

memiliki wawasan dan pengetahuan yang lebih baik dalam mengelolah

usahataninya.

Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga petani sampel berkisar antara 1 – 5 jiwa dengan

rataan jumlah tanggungan sebanyak 3 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah

tanggungan keluarga petani cabai merah di Desa Telaga Jernih tergolong cukup

besar.

Universitas Sumatera Utara


BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pendapatan Usahatani Cabai Merah

Aktivitas pertanian merupakan sumber pendapatan utama petani sampel di Desa

Telaga Jernih. Artinya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari pendapatan

utama mereka berasal dari usahatani. Adapun salah satu sumber pendapatan

mereka berasal dari usahatani cabai merah.

5.1.1 Penerimaan Total Usahatani Cabai Merah (Total Revenue)

Penerimaan usahatani cabai merah adalah nilai yang diperoleh dari produksi total

cabai merah yang dihasilkan dikalikan dengan harga jual cabai merah. Besar

kecilnya penerimaan yang diperoleh dari usahatani cabai merah ini dipengaruhi

oleh besar kecilnya produksi cabai merah dan harga jual cabai merah yang

berlaku, karena produksi total dan harga jual merupakan komponen dari

penerimaan usahatani.

5.1.1.1 Produktivitas Cabai Merah

Buah cabai merah merupakan komponen produksi cabai merah yang dihasilkan

petani. Umumnya petani sampel dapat memperoleh hasil produksi cabai merah

sekitar 25 Kg per rante dengan masa pemanenan kurang lebih 15 kali panen dalam

sekali musim tanam cabai merah. Rata-rata luasan lahan cabai merah petani yaitu

0,244 Ha. Lahan cabai merah ini dapat menghasilkan 2,002 ton cabai merah per

petani dalam satu musim tanam. Sehingga produktivitas cabai merah di Desa

Telaga Jernih yaitu sebesar 8,21 Ton/Ha. Sementara produktivitas optimal cabai

merah seharusnya dapat mencapai 13 – 17 ton/ha. Kondisi ini menunjukkan

47
Universitas Sumatera Utara
48

bahwa terdapat selisih sebesar 4,79 – 8,79 ton/ha antara produktivitas optimal

dengan produktivitas cabai merah di Desa Telaga Jernih.

5.1.1.2 Harga Jual Cabai Merah

Harga jual cabai merah merupakan nilai produk cabai merah yang berlaku dalam

satuan rupiah per kilogram. Harga jual cabai merah ini berfluktuatif setiap waktu

dengan kisaran harga jual antara Rp.10.000/kg – Rp.20.000/kg. Berdasarkan hasil

wawancara langsung dengan petani sampel diperoleh informasi bahwa rata-rata

harga jual cabai merah di Desa Telaga Jernih yaitu Rp. 15.281/kg cabai merah.

5.1.1.3 Penerimaan Usahatani Cabai Merah

Penerimaan petani cabai merah di daerah penelitian diperoleh dari hasil penjualan

buah cabai merah. Umumnya petani dapat memanen buah cabai merah dalam

waktu sekali seminggu, sehingga memperoleh penerimaan usahatani setiap

mingggunya. Untuk lebih jelasnya mengenai penerimaan usahatani cabai merah,

berikut disajikan data penerimaan total usahatani cabai merah di Desa Telaga

Jernih pada Tabel 5.1 dibawah ini :

Tabel 5.1Penerimaan Total (Total Revenue) Usahatani Cabai Merah di Desa


Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat
No. Uraian Per Petani Per Hektar
1. Produksi Total (Kg) 2.001,563 8.757,515
2. Harga Jual (Rp) 15.281,25 15.281,25
Penerimaan Total (Rp) 31.321.875 132.832.942,7
Sumber : Diolah dari Lampiran 2

Penerimaan total usahatani cabai merah per hektar per musim tanam lebih besar

dari pada penerimaan total usahatani cabai merah per petani per musim tanam.

Produksi total diperoleh dari banyaknya buah cabai merah yang dipanen oleh

Universitas Sumatera Utara


49

petani selama satu musim tanam. Hasil produksi cabai merah ini kemudian di jual

kepada pedagang pegumpul dengan harga yang telah ditentukan. Hasil produksi

cabai merah yang telah dijual petani kepada pedagang pengumpul akan menjadi

penerimaan usahatani cabai merah.

5.1.2Biaya Total Usahatani Cabai Merah (Total Cost)

Biaya total atau biaya produksi merupakan korbanan yang perlu dilakukan oleh

petani untuk memperoleh input produksi yang akan digunakan dalam mengelola

usahatani untuk menghasilkan output produksi. Biaya produksi dalam penelitian

ini terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap usahatani cabai merah

pada penelitian ini berupa biaya penyusutan peralatan pertanian dan biaya sewa

lahan / PBB , dimana penggunaannya tidak habis dalam satu masa musim tanam.

Selain biaya tetap, terdapat juga biaya variabel dimana penggunaanya habis dalam

satu masa musim tanam. Biaya yang termasuk kedalam biaya variabel adalah

biaya benih, mulsa, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja.

5.1.2.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya relatif tetap dan terus dikeluarkan

meskipun produksinya banyak atau sedikit dan dapat dipakai berulang kali dalam

proses produksi. Komponen biaya tetap yang dikeluarkan pada usahatani cabai

merah terdiri dari biaya penyusutan peralatan dan biaya sewa lahan / PBB.

Penyusutan Peralatan

Alat-alat pertanian merupakan sarana penting dalam melaksanakan kegiatan

usahatani seperti persiapan lahan, pembuatan bedengan, persemaian benih,

pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Alat-alat pertanian ini mempunyai

Universitas Sumatera Utara


50

nilai penyusutan yang akan menjadi biaya penyusutan peralatan. Biaya

penyusutan peralatan yang dihitung meliputi penyusutan alat-alat pertanian

diantaranya terdiri atas cangkul, sabit, parang, mesin air, selang air, hand sprayer,

dan beko. Berikut disajikan data rata-rata biaya penyusutan peralatan pertanian

pada Tabel 5.2 dibawah ini :

Tabel 5.2Biaya Penyusutan Peralatan Pertanian Usahatani Cabai Merah Per


Musim Tanam
No. Uraian Biaya Penyusutan (Rp)
8. Cangkul 21.750
9. Sabit 12.843,75
10. Parang 16.406,25
11. Mesin Air 191.964,25
12. Selang Air 36.562,5
13. Hand Sprayer 27.218,75
14. Beko 59.937,5
Biaya Total Per Petani (Rp) 366.683
Biaya Total Per Hektar (Rp) 1.844.283,52
Sumber : Diolah dari Lampiran 8

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa biaya total penyusutan peralatan

pertanian per hektar per musim tanam lebih besar dari biaya total penyusutan

peralatan pertanian per petani per musim tanam. Dari data tersebut diketahui

bahwa mesin air merupakan biaya penyusutan peralatan terbesar yang harus

dikeluarkan petani. Mesin air ini digunakan petani untuk menyiram tanaman cabai

merah karena tanaman ini membutuhkan cukup air setiap hari agar tidak

mengalami kekeringan. Sedangkan sabit merupakan biaya penyusutan peralatan

terkecil yang dikeluarkan petani dalam usahatani cabai merah. Alat sabit ini

Universitas Sumatera Utara


51

digunakan petani untuk menyiangi gulma yang tumbuh di sekitar tanaman cabai

sehingga tanaman ini dapat tumbuh dengan baik.

Biaya Sewa Lahan / Pajak (PBB)

Lahan yang digunakan petani cabai merah di Desa Telaga Jernih merupakan lahan

sewa dan lahan milik sendiri, sehingga petani perlu membayar biaya sewa lahan

dan diwajibkan membayar biaya pajak lahan (PBB). Dalam usahatani cabai merah

di Desa Telaga Jernih diketahui bahwa rata-rata besarnya biaya sewa lahan / pajak

(PBB) lahan cabai merah per petani adalah sebesar Rp.1.394.688per tahun dengan

besarnya biaya sewa lahan sekitar Rp. 300.000 per rante per tahun dan besarnya

biaya pajak sekitar Rp. 13.000 per rante per tahun.

5.1.2.2 Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan petani yang habis terpakai

dalam satu periode produksi dan tidak dapat digunakan berulang kali. Biaya yang

dikeluarkan akan mempengaruhi besar kecilnya tingkat produksi. Komponen

biaya variabel yang dikeluarkan petani pada usahatani cabai merah antara lain

biaya benih, mulsa, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja.

Benih Cabai Merah

Para petani di Desa Telaga Jernih menggunakan benih cabai merah varietas lokal

dan hibrida yang dijual sebesar Rp. 126.406/pack. Benih yang dibeli berasal dari

toko pertanian yang ada di Desa Telaga Jernih. Kebutuhan benih cabai merah

yaitu banyaknya benih yang disemaikan untuk ditanam pada bedengan lahan.

Rata-rata benih cabai merah yang dibutuhkan petani yaitu 3,375 pack sehingga

biaya total benih yang di keluarkan petani cabai merah di Desa Telaga Jernih

Universitas Sumatera Utara


52

yaitu sebesar Rp. 435.156per musim tanam dan biaya total benih per hektar per

musim tanam yaitu sebesar Rp. 1.839.208,52.

Mulsa

Penggunaan mulsa sangat dianjurkan untuk bertanam cabai merah secara intensif.

Mulsa yang digunakan petani cabai merah di Desa Telaga Jernih yaitu mulsa

plastik hitam perak. Penggunaan mulsa ini bertujuan untuk mengurangi gulma

sehingga menekan biaya penyiangan. Rata-rata mulsa plastik hitam perak yang

dibutuhkan petani yaitu 3,53 bal dengan harga mulsa sebesar Rp 264.063/bal

sehingga biaya total mulsa yang dikeluarkan petani cabai merah di Desa Telaga

Jernih yaitu sebesar Rp 935.313per musim tanam dan biaya total mulsa per hektar

per musim tanam yaitu sebesar Rp. 3.928.967,63.

Pupuk

Pupuk merupakan pendukung yang sangat penting untuk keberlangsungan

tanaman cabai merah. Pemupukan adalah proses yang dilakukan oleh petani

dengan pemberian unsur hara untuk meningkatkan bahan organik pada lahan

sehingga tanaman mempunyai produksi yang baik. Pemupukan harus diberikan

sesuai dengan jenis pupuk dan kebutuhan yang tepat.

Petani cabai merah di daerah penelitian menggunakan pupuk kimia sebagai pupuk

dasar untuk bertanam cabai merah. Pupuk tersebut yaitu pupuk ZA, TSP, KCl,

dan SP36. Semua pupuk ini akan dicampur dengan dosis yang sesuai kemudian

disebar merata pada lahan cabai merah. Setelah menggunakan pupuk dasar, petani

menggunakan pupuk NPK Mutiara yang diberikan seminggu setelah cabai di

tanam di bedengan lahan. Pupuk dicairkan dengan air sesuai dosis kemudian

Universitas Sumatera Utara


53

disemprotkan pada tanaman cabai merah. Pemupukan ini dilakukan setiap 10 hari

sekali sampai habis masa pemanenan cabai merah. Berikut ini disajikan data rata-

rata kebutuhan dan biaya pupuk yang dikeluarkan petani pada Tabel 5.3 :

Tabel 5.3Kebutuhan dan Biaya Pupuk pada Petani Sampel Usahatani Cabai
Merah Per Musim Tanam
No. Jenis Pupuk Kebutuhan (Kg) Harga (Rp/Kg) Biaya (Rp)
1. Pupuk ZA 162,96 1.900 309.641
2. Pupuk TSP 73,281 2.400 175.875
3. Pupuk KCl 77,5 6.000 465.000
4. Pupuk SP36 45 2.300 103.500
5. Pupuk NPK Mutiara 44,6875 8.000 357.500
Biaya Total Per Petani (Rp) 1.411.516
Biaya Total Per Hektar (Rp) 5.985.143,88
Sumber : Diolah dari Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui bahwa rata-rata biaya pupuk per hektar per

musim tanam lebih besar dari biaya pupuk per petani per musim tanam. Pupuk

KCl merupakan biaya pupuk paling besar yang dikeluarkan petani untuk usahatani

cabai merah dan pupuk SP36 merupakan jenis pupuk dengan biaya produksi

paling murah yang dikeluarkan petani.

Pestisida

Pestisida harus diberikan dengan dosis yang tepat dan sesuai dengan gejala yang

terjadi sehingga tanaman cabai merah tidak keracunan dan dapat bertahan hidup.

Jumlah pemberian pestisida disesuaikan dengan banyaknya gejala yang ditemukan

petani. Petani cabai merah di daerah penelitian menggunakan berbagai jenis

pestisida yaitu antrakol, demolish, metindo 40sp, surakon, dan samite. Pestisida

ini diberikan pada tanaman cabai merah jika terlihat serangan penyakit atau hama

Universitas Sumatera Utara


54

pada tanaman. Pengaplikasian pestisida ini dengan cara mencampurkan pestisida

ke air kemudian menyemprotkannya pada bagian tanaman yang terkena penyakit,

seperti daun yang menguning, buah cabai merah yang keriting dan jamur pada

tanaman. Berikut disajikan data rata-rata kebutuhan dan biaya pestisida yang

dikeluarkan petani untuk membeli pestisida pada Tabel 5.4 di bawah ini :

Tabel 5.4Kebutuhan dan Biaya Pestisida pada Petani Sampel Usahatani


Cabai Merah Per Musim Tanam
No. Jenis Pestisida Kebutuhan (L) Harga (Rp/L) Biaya (Rp)
1. Antrakol 0,0831 400.000 33.250
2. Demolish 0,0537 900.000 48.375
3. Metindo 40SP 1,3719 360.000 493.875
4. Surakon 0,0444 500.000 22.188
5. Samite 0,2625 230.000 60.375
Biaya Total Per Petani (Rp) 658.063
Biaya Total Per Hektar (Rp) 2.760.621,1
Sumber : Diolah dari Lampiran 6

Berdasarkan Tabel 5.4 diketahui bahwa rata-rata biaya pestisida per hektar per

musim tanam lebih besar dari biaya pestisida per petani per musim tanam.

Metindo 40SP merupakan biaya pestisida paling besar yang dikeluarkan petani

untuk usahatani cabai merah dan Surakon merupakan jenis pestisida dengan biaya

produksi paling murah yang dikeluarkan petani. Pestisida ini bukan pestisida

subsidi dari pemerintah tetapi di beli petani dari toko pertanian yang ada di desa.

Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam usahatani karena

merupakan penunjang terhadap keberlangsungan usahatani itu sendiri. Dalam

penelitian ini terdapat beberapa kegiatan usahatani yaitu pengolahan lahan,

Universitas Sumatera Utara


55

persemaian benih, penanaman bibit, pembuatan bedengan, pemasangan mulsa,

pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Oleh sebab itu petani cabai merah

membutuhkan biaya tenaga kerja yang cukup besar dalam mengolah usahatani

cabai merah karena tanaman cabai merah merupakan tanaman yang membutuhkan

perawatan yang intensif mulai dari pengolahan lahan sampai pada kegiatan

pemanenan. Berikut disajikan data rata-rata distribusi kebutuhan dan biaya tenaga

kerja pada usahatani cabai merah pada Tabel 5.5 dibawah ini :

Tabel 5.5Kebutuhan dan Biaya Tenaga Kerja pada Petani Sampel Usahatani
Cabai Merah Per Musim Tanam
No. Uraian Tenaga Kerja (HKO) Biaya Tenaga Kerja (Rp)
1. Pengolahan Lahan 5,25 367.500
2. Persemaian Benih 1 70.000
3. Penanaman Bibit 6,65625 465.937,5
4. Pembuatan Bedengan 23,6875 1.658.125
5. Pemasangan Mulsa 6,125 428.750
6. Pemupukan 17,25 1.207.500
7. Pemeliharaan 4,84375 339.062,5
8. Pemanenan 5,71875 400.312,5
Biaya Total Per Petani (Rp) 4.937.187,5
Biaya Total Per Hektar (Rp) 21.775.065,1
Sumber : Diolah dari Lampiran 7

Berdasarkan data pada Tabel 5.5 diketahui bahwa rata-rata biaya tenaga kerja per

hektar per musim tanam lebih besar dari biaya tenaga kerja per petani per musim

tanam. Kegiatan pembuatan bedengan lahan merupakan biaya tenaga kerja paling

besar yang dikeluarkan petani untuk usahatani cabai merah. Pembuatan bedengan

ini bertujuan agar cabai merah tidak tergenang air saat musim hujan, karena

tanaman ini akan rentan terkena penyakit jika kelebihan air atau tergenang air.

Universitas Sumatera Utara


56

Kegiatan persemaian benih merupakan jenis pekerjaan dengan biaya tenaga kerja

paling murah yang dikeluarkan petani. Persemaian benih ini dilakukan dengan

menyebarkan benih cabai merah ke sebidang tanah, kemudian benih disiram

dengan air dan dibiarkan tumbuh menjadi bibit cabai hingga berumur 3 – 4

minggu. Hal ini bertujuan agar benih yang menjadi bibit cabai merah dapat

tumbuh di bedengan lahan.

5.1.2.3 Biaya Usahatani Cabai Merah

Setelah didapatkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel, penjumlahan kedua

biaya tersebut menjadi biaya total atau biaya produksi usahatani cabai merah.

Berikut disajikan data rata-rata biaya produksi usahatani cabai merah pada

Tabel 5.6 dibawah ini :

Tabel 5.6Biaya Total (Total Cost) Usahatani Cabai Merah di Desa Telaga
Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat
No. Uraian Per Petani (Rp) Per Hektar (Rp)
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
- Penyusutan Peralatan Pertanian 366.683 1.844.283,52
- Sewa Lahan / Pajak (PBB) 1.394.687,5 4.647.600,45
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
- Benih Cabai Merah 435.156,25 1.839.208,52
- Mulsa 935.312,5 3.928.967,63
- Pupuk 1.411.515,625 5.985.143,88
- Pestisida 658.062,5 2.760.621,09
- Tenaga Kerja 4.937.187,5 21.775.065,1
Biaya Total (Rp) 10.138.605 42.780.890,2
Sumber : Diolah dari Lampiran 11

Berdasarkan data pada Tabel 5.6 diketahui bahwa rata-rata biaya variabel

(variable cost) lebih besar dari rata-rata biaya tetap (fixed cost). Hal ini

Universitas Sumatera Utara


57

disebabkan karena kegiatan pemeliharaan berupa tenaga kerja merupakan

komponen biaya paling dominan dalam usahatani cabai merah. Rata-rata biaya

variabel per petani yaitu sebesar Rp. 8.377.234,375 per musim tanam atau sebesar

Rp. 36.289.006,23 per hektar per musim tanam. Sedangkan rata-rata biaya tetap

per petani yaitu sebesar Rp. 1.761.370,5 per musim tanam atau sebesar

Rp. 6.491.883,966 per hektar per musim tanam.

Biaya sewa lahan / pajak (PBB) merupakan biaya terbesar dalam biaya tetap

(fixed cost). Hal ini disebabkan karena petani kebanyakan tidak memiliki lahan

pribadi sehingga harus mengeluarkan biaya sewa lahan. Sedangkan biaya tenaga

kerja merupakan biaya terbesar dalam biaya variabel (Variable Cost). Hal ini

disebabkan karena tanaman cabai merah membutuhkan perawatan yang intensif

mulai dari pengolahan lahan hingga pemanenan, sehingga membutuhkan tenaga

kerja yang cukup besar selama proses produksi. Tenaga kerja dibedakan menjadi

dua yaitu tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga

kerja yang banyak digunakan petani cabai merah adalah tenaga kerja luar

keluarga.

5.1.3 Pendapatan Total Usahatani Cabai Merah (Income)

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total yang telah

dikeluarkan petani dalam usahatani cabai merah. Penerimaan yang diperoleh

petani berasal dari seluruh hasil produksi cabai merah yang di jual kepada

pedagang pengumpul. Biaya total yang dikeluarkan petani adalah total seluruh

biaya tetap dan biaya variabel selama proses produksi. Untuk lebih jelasnya,

berikut disajikan data rata-rata pendapatan petani pada usahatani cabai merah di

Desa Telaga Jernih pada Tabel 5.7 dibawah ini :

Universitas Sumatera Utara


58

Tabel 5.7Pendapatan Total (Income) Usahatani Cabai Merah di Desa Telaga


Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat
No. Uraian Per Petani (Rp) Per Hektar (Rp)
1. Penerimaan Total 31.321.875 132.832.942,7
2. Biaya Total 10.138.605 42.780.890,2
- Biaya Tetap 1.761.370,5 6.491.883,966
- Biaya Variabel 8.377.234,375 36.289.006,23
Pendapatan Total (Rp) 21.183.270 90.052.052,51
Sumber : Diolah dari Lampiran 12 dan Lampiran 13

Berdasarkan data pada Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa penerimaan total petani

cabai merah lebih besar dari biaya total yang dikeluarkan petani selama proses

produksi. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan usahatani cabai merah di

daerah penelitian menguntungan. Pendapatan usahatani ini diperoleh dari

pengurangan antara penerimaan usahatani dengan biaya total usahatani.

Penerimaan usahatani cabai merah diperoleh dari produksi total cabai merah

sebesar 2.001,563 kg yang dijual kepada pedagang pengumpul dengan harga

Rp. 15.281/kg. Biaya total usahatani cabai merah diperoleh dari penjumlahan

keseluruhan biaya tetap yaitu biaya penyusutan peralatan pertanian dan biaya

pajak lahan dengan biaya variabel yaitu biaya benih, biaya mulsa, biaya pupuk,

biaya pestisida, dan biaya tenaga kerja. Biaya terbesar dalam usahatani cabai

merah ini adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp. 4.937.187,5per petani per

musim tanam atau sebesar Rp. 21.775.065,1 per hektar per musim tanam. Hal ini

disebabkan karena tanaman cabai merah membutuhkan perawatan yang intensif

mulai dari pengolahan lahan, pemeliharaan, sampai pada pemanenan, sehingga

membutuhkan biaya tenaga kerja yang cukup besar dalam mengelolah usahatani.

Universitas Sumatera Utara


59

Pendapatan usahatani cabai merah yang menguntungkan ini dapat dianalisis dari

nilai R/C ratio dan nilai B/C ratio. Nilai R/C ratio dapat diketahui dengan

membandingkan antara penerimaan dengan biaya total, dimana nilai R/C ratio

sebesar 3,10 ( > 1 ) yang artinya bahwa usahatani cabai merah layak untuk

diusahakan dan dijalankan. Nilai B/C ratio dapat diketahui dengan

membandingkan antara pendapatan dengan biaya total, dimana nilai B/C ratio

sebesar 2,10 ( > 1 ) yang artinya bahwa usahatani cabai merah menguntungkan.

5.2 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Cabai Merah

Tujuan dari suatu usaha dilakukan yaitu untuk mendapatkan keuntungan. Dengan

menganalisis kelayakan finansial usahatani maka dapat diketahui apakah

usahatani tersebut layak untuk diusahakan atau tidak. Kelayakan usahatani cabai

merah secara finansial dapat dihitung dengan kriteria R/C ratio dan B/C ratio.

5.2.1 Analisis R/C Ratio

Analisis R/C (Revenue-Cost) ratio merupakan gambaran tentang keberlanjutan

usahatani cabai merah yang dilakukan termasuk kategori layak atau tidak layak.

Apabila nilai R/C ratio> 1 maka usahatani layak untuk diusahakan. Untuk lebih

jelasnya, berikut disajikan data R/C ratio usahatani cabai merah di Desa Telaga

Jernih pada Tabel 5.8 dibawah ini :

Tabel 5.8Nilai R/C Ratio Usahatani Cabai Merah di Desa Telaga Jernih,
Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat
No. Uraian Per Petani Per Hektar
1. Penerimaan Total (Rp) 31.321.875 132.832.942,7
2. Biaya Total (Rp) 10.138.605 42.780.890,2
R/C ratio 3,10 3,10
Sumber : Diolah dari Lampiran 14

Universitas Sumatera Utara


60

R/C ratio adalah penerimaan total usahatani cabai merah dibagi dengan seluruh

biaya yang dikeluarkan atau total pengeluaran. Dengan memperbesar penerimaan

total usahatani dan menekan biaya total usahatani, maka petani akan memperoleh

nilai R/C ratio yang lebih besar. Nilai R/C ratio yang semakin besar akan

memberikan keuntungan semakin besar juga kepada petani dalam melaksanakan

usahataninya.Pada Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa nilai R/C ratio lebih besar

dari satu. Berdasarkan kriteria kelayakan usahatani cabai merah dengan

perhitungan R/C > 1 maka usahatani cabai merah dikatakan layak secara finansial

untuk diusahakan. Nilai R/C ratiosebesar 3,10 mempunyai arti bahwa setiap biaya

yang dikeluarkan petani sebesar Rp. 1.000 maka petani cabai merah akan

memperoleh penerimaan sebesar Rp. 3.100 dan memperoleh keuntungan atau

pendapatan sebesar Rp. 2.100.

5.2.2 Analisis B/C Ratio

Analisis B/C (Benefit-Cost)ratiodigunakan untuk melihat kelayakan dan manfaat

dari usahatani yang dilaksanakan. Apabilai nilai B/C ratio> 1 maka usahatani

layak untuk diusahakan dan menguntungkan. Untuk lebih jelasnya, berikut

disajikan data B/C ratio usahatani cabai merah di Desa Telaga Jernih pada Tabel

5.9 dibawah ini:

Tabel 5.9Nilai B/C Ratio Usahatani Cabai Merah di Desa Telaga Jernih,
Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat
No. Uraian Per Petani Per Hektar
1. Pendapatan Total (Rp) 21.183.270 90.052.052,51
2. Biaya Total (Rp) 10.138.605 42.780.890,2
B/C ratio 2,10 2,10
Sumber : Diolah dari Lampiran 14

Universitas Sumatera Utara


61

B/Cratio adalah pendapatan total usahatani cabai merah dibagi dengan seluruh

biaya yang dikeluarkan atau total pengeluaran. Nilai manfaat yang diperoleh dari

usahatani semakin besar apabila nilai B/C ratio semakin besar. Upaya

peningkatan B/C ratiodapat dilakukan dengan meningkatkan keuntungan atau

pendapatan usahatani dan menurunkan biaya total usahatani. Pendapatan

usahatani ini dapat ditingkatkan dengan memperbesar penerimaan usahatani yaitu

melalui peningkatan produksi cabai merah dengan cara memperluas lahan

usahatani, menggunakan benih cabai merah varietas unggul dan mengaplikasikan

pupuk dan pestisida secara tepat. Biaya total usahatani dapat diturunkan dengan

menekan biaya variabel seperti menggunakan pupuk bersubsidi dan menggunakan

input produksi secara efektif dan efisien.

Pada Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa nilai B/C ratio lebih besar dari satu.

Berdasarkan kriteria kelayakan usahatani cabai merah dengan perhitungan B/C >

1 maka usahatani cabai merah dikatakan layak secara finansial untuk diusahakan

dan bermanfaat. Nilai B/C ratiosebesar 2,10 mempunyai arti bahwa setiap biaya

yang dikeluarkan petani sebesar Rp. 1.000 maka petani cabai merah akan

memperoleh pendapatan atau keuntungan sebesar Rp. 2.100.

5.3 Analisis Break Event Point Usahatani Cabai Merah

Break Even Point (BEP) adalah nilai titik impas dari usahatani cabai merah.

Keadaan impas tercapai pada saat penerimaan total (total revenue) sama dengan

biaya total (total cost). BEP dapat terbagi atas titik impas produksi dan titik impas

harga. Titik impas produksi adalah jumlah produksi dari usahatani cabai merah

pada saat tidak memperoleh keuntungan ataupun menderita kerugian. Perhitungan

BEP Produksi usahatani cabai merah diperoleh dari perbandingan antara biaya

Universitas Sumatera Utara


62

total usahatani dengan harga jual cabai merah. Titik impas harga yaitu tingkat

harga jual cabai merah untuk menutupi biaya yang dikeluarkan petani dalam

usahanya dengan tidak mendapatkan keuntungan ataupun mengalami kerugian.

Perhitungan BEP Harga usahatani cabai merah diperoleh dari perbandingan antara

biaya total usahatani dengan produksi total cabai merah. Berikut ini disajikan

perhitungan titik impas usahatani cabai merah di Desa Telaga Jernih :

Tabel 5.10Break Event Point Usahatani Cabai Merah di Desa Telaga Jernih,
Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat
No. Uraian Nilai Titik Impas
1. BEP Produksi (Kg) 664,31
2. BEP Harga (Rp/Kg) 5.065
Sumber : Diolah dari Lampiran 15

Pada Tabel 5.10 dapat di ketahui bahwa usahatani cabai merah telah melewati

titik impas produksi atau produksi cabai merah di Desa Telaga Jernih lebih besar

dari BEP produksi (2.001,563 kg >664,31 kg) sehingga usahatani cabai merah

menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Nilai titik impas produksi (BEP

produksi) mempunyai arti bahwa usahatani cabai merah tidak mengalami

keuntungan ataupun tidak menderita kerugian (keadaan impas) pada saat produksi

cabai merah nya sebesar 664,31kg.

Usahatani cabai merah telah melewati titik impas harga atau harga jual cabai

merah di Desa Telaga Jernih lebih besar dari BEP harga (Rp.15.281/kg >

Rp.5.065/kg) sehingga usahatani cabai merah menguntungkan dan layak untuk

diusahakan. Nilai titik impas harga (BEP harga) mempunyai arti bahwa usahatani

cabai merah tidak mengalami keuntungan ataupun tidak menderita kerugian

(keadaan impas) pada saat harga jual cabai merah nya sebesar Rp. 5.065/kg.

Universitas Sumatera Utara


63

Berikut ini disajikan grafik break event point (titik impas) usahatani cabai merah

di Desa Telaga Jernih :

Gambar 5.1 Grafik Break Event Point Usahatani Cabai Merah di Desa
Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat

Penerimaan /
Biaya (Rp)

Total Revenue

Total Cost
Break Event Point
Variable Cost
10.138.605

Fixed Cost

Produksi (kg)
664,31

Pada Gambar 5.1 dapat di ketahui bahwa nilai titik impas (break event point)

terjadi pada saat perpotongan antara kurva penerimaan total dan kurva biaya total

(TR = TC). Usahatani cabai merah tidak mengalami keuntungan maupun

menderita kerugian saat penerimaan usahatani sebesar Rp. 10.138.605karena

biaya total yang dikeluarkan petani yaitu sebesar Rp. 10.138.605. Usahatani cabai

merah akan mengalami keuntungan pada saat kurva penerimaan total berada

diatas kurva biaya total (TR > TC) dan sebaliknya, pada saat kurva penerimaan

total berada dibawah kurva biaya total (TR < TC) maka usahatani cabai merah

akan menderita kerugian. Usahatani cabai merah di Desa Telaga Jernih

menguntungkan karena penerimaan usahatani yaitu Rp. 31.321.875lebih besar

dari biaya total usahatani cabai merah yaitu Rp. 10.138.605.

Universitas Sumatera Utara


64

Biaya total diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap

usahatani cabai merah sebesar Rp. 1.761.370,5. Biaya ini tidak akan mengalami

perubahan apabila terjadi perubahan volume produksi cabai merah sehingga kurva

fixed cost akan konstan. Biaya variabel usahatani cabai merah sebesar

Rp. 8.377.234,375. Biaya ini berubah-ubah tergantung dengan perubahan volume

produksi cabai merah sehingga kurva variable cost berubah secara proposional

dengan perubahan volume produksi. Produksi cabai merah berada dalam keadaan

impas saat jumlahnya mencapai 664,31 kg dan harga cabai merah berada dalam

keadaan impas saat harga jualnya sebesar Rp. 5.065/kg.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari analisis yang dilakukan terhadap usahatani cabai merah di Desa Telaga

Jernih, Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat, dapat disimpulkan bahwa :

1. Pendapatan usahatani cabai merah di Desa Telaga Jernih, Kecamatan

Secanggang, Kabupaten Langkat menguntungkan yaitu sebesar

Rp.21.183.270per musim tanam dan rata-rata pendapatan usahatani per

hektar sebesar Rp 90.052.052,51per musim tanam.

2. Usahatani cabai merah di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang,

Kabupaten Langkat layak secara finansial untuk diusahakan, dengan nilai

R/C ratio dan nilai B/C ratio lebih besar dari satu (R/C ratio = 3,10 dan B/C

ratio = 2,10).

3. Usahatani cabai merah di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang,

Kabupaten Langkat telah melewati titik impas atau break event point,

dengan nilai BEP produksi sebesar 664,31 kg dan BEP harga sebesar Rp.

5.065/kg (Produksi cabai merah > BEP produksi dan harga jual cabai merah

> BEP harga).

6.2 Saran

Adapun saran penelitian ditujukan kepada :

1. Petani Cabai Merah di Desa Telaga Jernih

Diharapkan kepada petani cabai merah agar melakukan upaya peningkatan

produksi melalui perluasan lahan untuk mengoptimalkan produktivitas cabai

65
Universitas Sumatera Utara
66

merah sehingga petani dapat meningkatkan penerimaan usahatani dan

mengantisipasi keadaan saat harga cabai merah jatuh.

2. Kepada Pemerintah

Diharapkan kepada pemerintah untuk dapat membantu mengstabilkan harga

cabai merah yang berfluktuatif tiap tahun nya dan membantu petani dengan

memberikan bantuan usahatani berupa pupuk subsidi, pestisida, dan bantuan

pengetahuan teknis tentang cabai merah melalui program penyuluhan

pertanian.

3. KepadaPenelitiSelanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk menganalisis tataniaga atau

jalur pemasaran cabai merah, mengingat bahwa cabai merah memiliki prospek

usahatani yang sangat baik di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Andoko, A. 2004. Budi Daya Cabai Merah Secara Vertikultur Organik.


Cetakan I. Jakarta: Penebar swadaya: 1-3,5.

Anindita, Ratya, 2008. Pendekatan Ekonomi untuk Analisis Harga. Kencana :


Jakarta.

Anonimousa. 2011. Rancang Bangun Sistem Pengering Cabai Merah secara


Elektrik. http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:VYRUN0r1jw
gJ:digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/import/1849.pdf.(Maret
2011).

Anonimousb. 2011. Pedasnya Cabai Manisnya Laba. http://www.agriculturesnetw


ork.org/magazines/indonesia/8-pascapanen/pedasnya-cabai-manisnya-
laba/at_download/article_pdf.(Maret 2011).

Badan Pusat Statistik. Beberapa tahun. Statistik Indonesia. BPS : Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Tanaman Hortikultura Sumatera Utara


Tahun 2014. Sumatera Utara.

___________________. 2015. Langkat Dalam Angka 2015. Sumatera Utara.

___________________. 2015. Secanggang Dalam Angka 2015. Sumatera Utara.

Bank Indonesia. 2007. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Syariah (PPUK-


Syariah) Usaha Budidaya Cabai Merah. Departemen Pengembangan
Akses Usaha dan UMKM, Bank Indonesia.

Departemen Pertanian. 2010. Standar Nasional Indonesia. Badan Standarisasi


Nasional (BSN), Jakarta.

Dermawan,R dan Asep Harpenas. 2010. Budi Daya Cabai Unggul, Cabai
Besar, Cabai keriting, Cabai Rawit, dan Paprika. Penebar Swadaya:
Jakarta.

Direktorat Pangan dan Pertanian. 2014. Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Nasional (RPJMN) Bidang Pangan dan Pertanian 2015-2019.
Bappenas, Jakarta.

Ebert, Ronald. J, Griffin, Riky. W. 2007. Bisnis. edisi ke delapan, jilid pertama.
Jakarta : Gelora Aksara Pratama, Erlangga.

Fauzia, L dan Tampubolon, H. 1991. Pengaruh Keadaan Sosial Ekonomi


Petani Terhadap keputusan Petani Dalam Penggunaan Sarana
Produksi. Universitas Sumatera Utara Press, Medan.

Universitas Sumatera Utara


Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Kanisius : Yogyakarta.

Hamid, Abdul dan Munir Haryanto. 2011. Bertanam Cabai Hibrida Untuk
Industri. Agromedia Pustaka : Jakarta.

Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. C.V Andi Offset : Yogyakarta.

Heady, Earl O and Dillon, Jhon L. 1961. Agricultural Production Fungtions. Iowa
State University Press. Ames. Iowa.

Hendrawanto, E. 2008. Analisis Pendapatan dan Produksi Cabang Usahatani


Cabai Merah (Skripsi). Institut Pertanian Bogor : Bogor.

Hutabarat, B. dan B. Rahmanto, 1998. Dimensi Oligopsonistik Pasar


Domestik Cabai Merah. www.ipb.ac.id.

Ibrahim, H.M. Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta : Jakarta.

Jumingan. 2011. Studi Kelayakan Bisnis Teori dan Pembuatan Proposal


Kelayakan. Bumi Aksara : Jakarta.

Keyendh,Fais. 2011. Deskripsi Klasifikasi dan Morfologi. Dikutip dari http://fasul


a.blogspot.com/2011/06/deskripsi-klasifikasi-danmorfologi.html.

Mahyuddin, K. 2007. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya :


Jakarta.

Mamboai, H. 2003. Sistem Pengelolaan Usahatani Komoditi Kopi (Coffea Sp) Di


Kampong Ambaidiru Distrik Angkatsera Kabupaten Yapen Waropen
http://www.papuaweb.org

Muchtar, A.F. 2010. Panduan Pratis Strategi Memenangkan Persaingan Usaha


dengan Menyusun Business Plan. PT Elex Media Komputindo:
Jakarta.

Prajnanta, F. 1999. Agribinis Cabai Hibrida. Penebar Swadaya : Jakarta.

Prayudi, B. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Cabai Merah (Capsicum annum
L.). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian, Jawa Tengah.

Rachma, M. 2008. Efisiensi Tataniaga Cabe Merah, Kab.Ciamis, Provinsi Jawa


Barat (Skripsi). Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Redaksi Agromedia. 2008. Panduan Lengkap Budidaya dan Bisnis Cabai.


Agromedia Pustaka : Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


Rukmana, R. 1996. Usaha Tani Cabai Hibrida Sistem Mulsa Plastik. Kanisius :
Yogyakarta.

Setiadi. 2004. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya : Jakarta.

Setyaningrum, Hesti Dwi dan Cahyo Saparinto. 2014. Panen Sayur secara Rutin
di Lahan Sempit. Penebar Swadaya : Jakarta.

Simatupang, P dan Nizwar Syafa’at. 2002. Pengembangan Potensi Sumberdaya


Petani Melalui Penerapan Teknologi Partisipatif. Puslitbang Sosial
Ekonorni Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Singarimbun, M dan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3ES : Jakarta.

Siregar, Nining.M. 2011. Analisis Pendapatan Usahatani dan Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Produksi Cabai Merah Keriting di Desa Citapen,
Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor (Skripsi). Institut Pertanian
Bogor : Bogor.

Situmeang, H. 2011. Analisis Risiko Produksi Cabai Merah Keriting Pada


Kelompoktani Pondok Menteng Desa Citapen Kecamatan Ciawi
Bogor (skripsi). Bogor : Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi
Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press):


Jakarta.

_________. 1998. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. UI Press : Jakarta.

_________. 2005. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT RajaGrafindo Persada :


Jakarta.

Soekartawi, dkk. 2011. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan


Petani Kecil. Universitas Indonesia : Jakarta.

Sugiarto, dkk. 2007. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. PT Gramedia


Pustaka Utama : Jakarta.

Suratiyah, Ken. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya : Jakarta.

Tim Bina Karya Tani. 2008. Pedoman Bertanam Cabai. Yrama Widya : Bandung.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1. Karakteristik Petani Cabai Merah Di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat

Pengalaman Luas Hasil Pendapatan


No. Jenis Umur Tingkat Tanggungan
Nama Responden Bertani Lahan Produksi Usahatani
Responden Kelamin (Tahun) Pendidikan (Jiwa)
(Tahun) (Hektar) (Kg) (Rp)
1 Tumino L 49 SMP 10 3 0,32 2.800 2.612.917
2 Sudi Irwanto L 36 SMA 9 3 0,28 2.400 3.659.167
3 Iswardianto L 37 SMP 10 3 0,28 2.300 4.659.583
4 Sobiran L 79 SD 49 1 0,12 1.100 1.720.598
5 Sukirdi L 43 SMA 10 3 0,50 3.500 6.606.500
6 Junaidi L 39 SMA 25 3 0,20 1.750 3.151.648
7 Tukijo L 46 SMP 17 4 0,20 1.800 4.181.398
8 Ramlan L 42 SMP 20 4 0,20 1.700 1.958.564
9 Solihin L 34 SMA 5 3 0,20 1.800 4.471.750
10 Guvis L 66 SD 39 1 0,16 1.500 3.800.848
11 Posan L 49 SMP 25 3 0,16 1.400 2.711.333
12 Levi L 48 SMA 25 3 0,16 1.450 2.335.250
13 Sukino L 55 SD 30 4 0,08 1.000 1.429.848
14 Dowik L 31 SMA 8 4 0,50 3.400 6.987.781
15 Luwik L 37 SMA 10 5 0,50 3.450 5.949.281
16 Muciman L 25 SMP 5 2 0,20 1.700 3.272.250
17 Suparmin L 41 SMP 20 3 0,50 3.400 7.473.167
18 Lasimin L 53 SD 35 4 0,16 1.400 1.975.431
19 Suryadi L 50 SD 32 5 0,40 3.100 5.513.198
20 Winarto L 40 SMP 19 3 0,24 2.200 3.375.148
21 Ngatijo L 73 SD 50 1 0,20 1.800 2.077.898
22 Apong L 41 SMA 15 3 0,50 3.400 5.758.583

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 1. Karakteristik Petani Cabai Merah Di Desa Telaga Jernih, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat

Pengalaman Luas Hasil Pendapatan


No. Jenis Umur Tingkat Tanggungan
Nama Responden Bertani Lahan Produksi Usahatani
Responden Kelamin (Tahun) Pendidikan (Jiwa)
(Tahun) (Hektar) (Kg) (Rp)
23 Sutrisno L 47 SD 29 3 0,28 2.400 6.026.833
24 Imbram L 55 SD 35 3 0,20 1.600 3.800.314
25 Aziz Muslim L 44 SMP 20 3 0,12 1.200 2.131.431
26 Kocan L 41 SMP 17 3 0,16 1.400 1.517.583
27 Zailani L 40 SMA 15 3 0,32 2.700 5.373.667
28 Kelana L 32 SMA 10 2 0,08 1.100 1.963.514
29 Sogok L 38 SMA 14 5 0,16 1.400 1.776.014
30 Banjar L 63 SD 37 3 0,16 1.300 1.547.598
31 Icang L 52 SD 30 2 0,16 1.400 1.256.500
32 Mulyono L 56 SD 35 3 0,12 1.200 1.901.848
Jumlah 1.482 - 710 98 7,82 64.050 112.977.440
Rata-rata 46 SMA 22 3 0,244375 2.001,563 3.530.545

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2. Penerimaan Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Jumlah Bibit Hasil Produksi Harga Jual* Penerimaan
Varietas
Responden (Hektar) (Batang) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 0,32 Lokal 7.000 2.800 10.000 28.000.000
2 0,28 Lokal 6.000 2.400 13.000 31.200.000
3 0,28 Lokal 6.000 2.300 17.000 39.100.000
4 0,12 Lokal 2.500 1.100 14.000 15.400.000
5 0,50 Hibrida 9.000 3.500 17.000 59.500.000
6 0,20 Lokal 4.000 1.750 16.000 28.000.000
7 0,20 Lokal 4.000 1.800 19.000 34.200.000
8 0,20 Lokal 4.000 1.700 12.000 20.400.000
9 0,20 Lokal 4.000 1.800 20.000 36.000.000
10 0,16 Lokal 3.000 1.500 20.000 30.000.000
11 0,16 Lokal 3.000 1.400 16.000 22.400.000
12 0,16 Lokal 3.000 1.450 14.000 20.300.000
13 0,08 Lokal 1.500 1.000 13.000 13.000.000
14 0,50 Hibrida 9.000 3.400 18.000 61.200.000
15 0,50 Lokal 9.000 3.450 16.000 55.200.000
16 0,20 Lokal 4.000 1.700 17.000 28.900.000
17 0,50 Hibrida 9.000 3.400 19.000 64.600.000
18 0,16 Lokal 3.000 1.400 13.000 18.200.000
19 0,40 Lokal 8.000 3.100 16.000 49.600.000
20 0,24 Lokal 5.000 2.200 14.000 30.800.000
21 0,20 Lokal 4.000 1.800 12.000 21.600.000
22 0,50 Hibrida 9.000 3.400 16.000 54.400.000
23 0,28 Lokal 6.000 2.400 20.000 48.000.000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 2. Penerimaan Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Jumlah Bibit Hasil Produksi Harga Jual Penerimaan
Varietas
Responden (Hektar) (Batang) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
24 0,20 Lokal 4.000 1.600 20.000 32.000.000
25 0,12 Lokal 2.500 1.200 15.000 18.000.000
26 0,16 Lokal 3.000 1.400 11.000 15.400.000
27 0,32 Hibrida 7.000 2.700 17.000 45.900.000
28 0,08 Lokal 1.500 1.100 15.000 16.500.000
29 0,16 Lokal 3.000 1.400 12.000 16.800.000
30 0,16 Lokal 3.000 1.300 13.000 16.900.000
31 0,16 Lokal 3.000 1.400 10.000 14.000.000
32 0,12 Lokal 2.500 1.200 14.000 16.800.000
Jumlah 7,82 - 152.500 64.050 489.000 1.002.300.000
Rata-rata 0,244375 Lokal 4.765,625 2.001,563 15.281,25 31.321.875

*Harga cabai merah setiap kali panen relatif berbeda. Kisaran harga adalah Rp 10.000/Kg – Rp 20.000/Kg

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3. Biaya Benih Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Benih Cabai Merah


Total Biaya (Rp)
Responden (Hektar) Jumlah Benih (Pack) Harga Benih (Rp/Pack)
1 0,32 5 120.000 600.000
2 0,28 4 120.000 480.000
3 0,28 4 130.000 520.000
4 0,12 2 120.000 240.000
5 0,50 6 145.000 870.000
6 0,20 3 120.000 360.000
7 0,20 3 120.000 360.000
8 0,20 3 130.000 390.000
9 0,20 3 130.000 390.000
10 0,16 2 120.000 240.000
11 0,16 2 120.000 240.000
12 0,16 2 120.000 240.000
13 0,08 2 130.000 260.000
14 0,50 6 145.000 870.000
15 0,50 6 130.000 780.000
16 0,20 3 120.000 360.000
17 0,50 6 145.000 870.000
18 0,16 2 130.000 260.000
19 0,40 6 120.000 720.000
20 0,24 3 120.000 360.000
21 0,20 3 120.000 360.000
22 0,50 6 145.000 870.000
23 0,28 4 120.000 480.000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 3. Biaya Benih Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Benih Cabai Merah


Total Biaya (Rp)
Responden (Hektar) Jumlah Benih (Pack) Harga Benih (Rp/Pack)
24 0,20 3 120.000 360.000
25 0,12 2 130.000 260.000
26 0,16 2 120.000 240.000
27 0,32 5 145.000 725.000
28 0,08 2 120.000 240.000
29 0,16 2 120.000 240.000
30 0,16 2 120.000 240.000
31 0,16 2 120.000 240.000
32 0,12 2 130.000 260.000
Jumlah 7,82 108 4.045.000 13.925.000
Rata-rata 0,244375 3,375 126.406,25 435.156,25

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4. Biaya Mulsa Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Mulsa Cabai Merah


Total Biaya (Rp)
Responden (Hektar) Jumlah Mulsa (Bal) Harga Mulsa (Rp/Bal)
1 0,32 5 260.000 1.300.000
2 0,28 4 260.000 1.040.000
3 0,28 4 270.000 1.080.000
4 0,12 2 260.000 520.000
5 0,50 7 270.000 1.890.000
6 0,20 3 260.000 780.000
7 0,20 3 260.000 780.000
8 0,20 3 270.000 810.000
9 0,20 3 270.000 810.000
10 0,16 2 260.000 520.000
11 0,16 2 270.000 540.000
12 0,16 2 260.000 520.000
13 0,08 2 260.000 520.000
14 0,50 7 270.000 1.890.000
15 0,50 7 260.000 1.820.000
16 0,20 3 260.000 780.000
17 0,50 7 270.000 1.890.000
18 0,16 2 260.000 520.000
19 0,40 6 260.000 1.560.000
20 0,24 3 270.000 810.000
21 0,20 3 260.000 780.000
22 0,50 7 270.000 1.890.000
23 0,28 4 260.000 1.040.000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 4. Biaya Mulsa Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Mulsa Cabai Merah


Total Biaya (Rp)
Responden (Hektar) Jumlah Mulsa (Bal) Harga Mulsa (Rp/Bal)
24 0,20 3 270.000 810.000
25 0,12 2 260.000 520.000
26 0,16 2 260.000 520.000
27 0,32 5 270.000 1.350.000
28 0,08 2 260.000 520.000
29 0,16 2 260.000 520.000
30 0,16 2 270.000 540.000
31 0,16 2 270.000 540.000
32 0,12 2 260.000 520.000
Jumlah 7,82 113 8.450.000 29.930.000
Rata-rata 0,244375 3,53125 264.062,5 935.312,5

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5. Biaya Pupuk Usahatani Cabai Merah

Luas Pupuk ZA Pupuk TSP Pupuk KCl


No.
Lahan Dosis Harga Dosis Harga Dosis Harga
Responden Total (Rp) Total (Rp) Total (Rp)
(Hektar) (Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg)
1 0,32 200 1.900 380.000 - - - 100 6.000 600.000
2 0,28 175 1.900 332.500 - - - 90 6.000 540.000
3 0,28 170 1.900 323.000 130 2.400 312.000 85 6.000 510.000
4 0,12 75 1.900 142.500 - - - 35 6.000 210.000
5 0,50 325 1.900 617.500 240 2.400 576.000 150 6.000 900.000
6 0,20 130 1.900 247.000 100 2.400 240.000 60 6.000 360.000
7 0,20 125 1.900 237.500 110 2.400 264.000 65 6.000 390.000
8 0,20 125 1.900 237.500 - - - 65 6.000 390.000
9 0,20 130 1.900 247.000 - - - 60 6.000 360.000
10 0,16 110 1.900 209.000 80 2.400 192.000 50 6.000 300.000
11 0,16 95 1.900 180.500 80 2.400 192.000 50 6.000 300.000
12 0,16 100 1.900 190.000 70 2.400 168.000 55 6.000 330.000
13 0,08 50 1.900 95.000 50 2.400 120.000 25 6.000 150.000
14 0,50 350 1.900 665.000 - - - 140 6.000 840.000
15 0,50 350 1.900 665.000 250 2.400 600.000 150 6.000 900.000
16 0,20 130 1.900 247.000 100 2.400 240.000 70 6.000 420.000
17 0,50 325 1.900 617.500 240 2.400 576.000 140 6.000 840.000
18 0,16 120 1.900 228.000 - - - 60 6.000 360.000
19 0,40 275 1.900 522.500 - - - 130 6.000 780.000
20 0,24 150 1.900 285.000 125 2.400 300.000 80 6.000 480.000
21 0,20 125 1.900 237.500 - - - 70 6.000 420.000
22 0,50 350 1.900 665.000 250 2.400 600.000 150 6.000 900.000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 5. Biaya Pupuk Usahatani Cabai Merah

Luas Pupuk ZA Pupuk TSP Pupuk KCl


No.
Lahan Dosis Harga Dosis Harga Dosis Harga
Responden Total (Rp) Total (Rp) Total (Rp)
(Hektar) (Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg)
23 0,28 185 1.900 351.500 140 2.400 336.000 80 6.000 480.000
24 0,20 140 1.900 266.000 100 2.400 240.000 65 6.000 390.000
25 0,12 75 1.900 142.500 - - - 40 6.000 240.000
26 0,16 120 1.900 228.000 85 2.400 204.000 50 6.000 300.000
27 0,32 220 1.900 418.000 - - - 100 6.000 600.000
28 0,08 60 1.900 114.000 50 2.400 120.000 45 6.000 270.000
29 0,16 130 1.900 247.000 85 2.400 204.000 55 6.000 330.000
30 0,16 100 1.900 190.000 - - - 55 6.000 330.000
31 0,16 120 1.900 228.000 - - - 60 6.000 360.000
32 0,12 80 1.900 152.000 60 2.400 144.000 50 6.000 300.000
Jumlah 7,82 5.215 60.800 9.908.500 2.345 76.800 5.628.000 2.480 192.000 14.880.000
Rata-rata 0,244375 162,96 1.900 309.640,6 73,281 2.400 175.875 77,5 6.000 465.000

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5. Biaya Pupuk Usahatani Cabai Merah

Luas Pupuk SP36 Pupuk NPK Mutiara


No.
Lahan Dosis Harga Dosis Harga Total Biaya (Rp)
Responden Total (Rp) Total (Rp)
(Hektar) (Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg)
1 0,32 150 2.300 345.000 50 8.000 400.000 1.725.000
2 0,28 130 2.300 299.000 45 8.000 360.000 1.531.500
3 0,28 - - - 45 8.000 360.000 1.505.000
4 0,12 50 2.300 115.000 20 8.000 160.000 627.500
5 0,50 - - - 80 8.000 640.000 2.733.500
6 0,20 - - - 35 8.000 280.000 1.127.000
7 0,20 - - - 35 8.000 280.000 1.171.500
8 0,20 90 2.300 207.000 45 8.000 360.000 1.194.500
9 0,20 90 2.300 207.000 45 8.000 360.000 1.174.000
10 0,16 - - - 30 8.000 240.000 941.000
11 0,16 - - - 30 8.000 240.000 912.500
12 0,16 - - - 35 8.000 280.000 968.000
13 0,08 - - - 20 8.000 160.000 525.000
14 0,50 230 2.300 529.000 75 8.000 600.000 2.634.000
15 0,50 - - - 80 8.000 640.000 2.805.000
16 0,20 - - - 40 8.000 320.000 1.227.000
17 0,50 - - - 80 8.000 640.000 2.673.500
18 0,16 75 2.300 172.500 35 8.000 280.000 1.040.500
19 0,40 200 2.300 460.000 65 8.000 520.000 2.282.500
20 0,24 - - - 45 8.000 360.000 1.425.000
21 0,20 80 2.300 184.000 40 8.000 320.000 1.161.500
22 0,50 - - - 80 8.000 640.000 2.805.000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 5. Biaya Pupuk Usahatani Cabai Merah

Luas Pupuk SP36 Pupuk NPK Mutiara


No.
Lahan Dosis Harga Dosis Harga Total Biaya (Rp)
Responden Total (Rp) Total (Rp)
(Hektar) (Kg) (Rp/Kg) (Kg) (Rp/Kg)
23 0,28 - - - 45 8.000 360.000 1.527.500
24 0,20 - - - 40 8.000 320.000 1.216.000
25 0,12 50 2.300 115.000 30 8.000 240.000 737.500
26 0,16 - - - 40 8.000 320.000 1.052.000
27 0,32 155 2.300 356.500 50 8.000 400.000 1.774.500
28 0,08 - - - 25 8.000 200.000 704.000
29 0,16 - - - 40 8.000 320.000 1.101.000
30 0,16 65 2.300 149.500 40 8.000 320.000 989.500
31 0,16 75 2.300 172.500 35 8.000 280.000 1.040.500
32 0,12 - - - 30 8.000 240.000 836.000
Jumlah 7,82 1.440 73.600 3.312.000 1.430 256.000 11.440.000 45.168.500
Rata-rata 0,244375 45 2.300 103.500 44,6875 8.000 357.500 1.411.515,625

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6. Biaya Pestisida Usahatani Cabai Merah

Luas Antrakol Demolish Metindo 40SP


No.
Lahan Dosis Harga Dosis Harga Dosis Harga
Responden Total (Rp) Total (Rp) Total (Rp)
(Hektar) (Kg) (Rp/Kg) (Liter) (Rp/L) (Kg) (Rp/Kg)
1 0,32 0,10 400.000 40.000 0,14 900.000 126.000 1,8 360.000 648.000
2 0,28 0,10 400.000 40.000 - - - 1,5 360.000 540.000
3 0,28 0,10 400.000 40.000 - - - 1,4 360.000 504.000
4 0,12 0,04 400.000 16.000 0,05 900.000 45.000 0,6 360.000 216.000
5 0,50 0,15 400.000 60.000 0,17 900.000 153.000 2,6 360.000 936.000
6 0,20 0,08 400.000 32.000 0,09 900.000 81.000 1,2 360.000 432.000
7 0,20 0,08 400.000 32.000 - - - 1,2 360.000 432.000
8 0,20 0,09 400.000 36.000 0,09 900.000 81.000 1,3 360.000 468.000
9 0,20 0,09 400.000 36.000 - - - 1,2 360.000 432.000
10 0,16 0,06 400.000 24.000 0,05 900.000 45.000 1,0 360.000 360.000
11 0,16 0,06 400.000 24.000 0,04 900.000 36.000 0,9 360.000 324.000
12 0,16 0,05 400.000 20.000 0,05 900.000 45.000 0,9 360.000 324.000
13 0,08 0,03 400.000 12.000 0,03 900.000 27.000 0,5 360.000 180.000
14 0,50 0,15 400.000 60.000 - - - 2,5 360.000 900.000
15 0,50 0,15 400.000 60.000 - - - 2,6 360.000 936.000
16 0,20 0,09 400.000 36.000 0,09 900.000 81.000 1,2 360.000 432.000
17 0,50 0,15 400.000 60.000 0,16 900.000 144.000 2,5 360.000 900.000
18 0,16 0,05 400.000 20.000 0,05 900.000 45.000 0,8 360.000 288.000
19 0,40 0,13 400.000 52.000 - - - 2,2 360.000 792.000
20 0,24 0,09 400.000 36.000 0,10 900.000 90.000 1,4 360.000 504.000
21 0,20 0,08 400.000 32.000 - - - 1,3 360.000 468.000
22 0,50 0,15 400.000 60.000 0,16 900.000 144.000 2,6 360.000 936.000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 6. Biaya Pestisida Usahatani Cabai Merah

Luas Antrakol Demolish Metindo 40SP


No.
Lahan Dosis Harga Dosis Harga Dosis Harga
Responden Total (Rp) Total (Rp) Total (Rp)
(Hektar) (Kg) (Rp/Kg) (Liter) (Rp/L) (Liter) (Rp/L)
23 0,28 0,11 400.000 44.000 0,12 900.000 108.000 1,6 360.000 576.000
24 0,20 0,07 400.000 28.000 - - - 1,5 360.000 540.000
25 0,12 0,05 400.000 20.000 0,04 900.000 36.000 0,6 360.000 216.000
26 0,16 0,05 400.000 20.000 0,05 900.000 45.000 0,8 360.000 288.000
27 0,32 0,12 400.000 48.000 0,13 900.000 117.000 2,0 360.000 720.000
28 0,08 0,03 400.000 12.000 - - - 0,6 360.000 216.000
29 0,16 0,05 400.000 20.000 - - - 0,9 360.000 324.000
30 0,16 0,04 400.000 16.000 0,06 900.000 54.000 1,0 360.000 360.000
31 0,16 0,04 400.000 16.000 - - - 1,0 360.000 360.000
32 0,12 0,03 400.000 12.000 0,05 900.000 45.000 0,7 360.000 252.000
Jumlah 7,82 2,66 12.800.000 1.064.000 1,72 28.800.000 1.548.000 43,9 11.520.000 15.804.000
Rata-rata 0,244375 0,0831 400.000 33.250 0,0537 900.000 48.375 1,37187 360.000 493.875

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6. Biaya Pestisida Usahatani Cabai Merah

Luas Surakon Samite


No.
Lahan Dosis Harga Dosis Harga Total Biaya (Rp)
Responden Total (Rp) Total (Rp)
(Hektar) (Liter) (Rp/L) (Liter) (Rp/L)
1 0,32 - - - 0,5 230.000 115.000 929.000
2 0,28 0,07 500.000 35.000 - - - 615.000
3 0,28 0,07 500.000 35.000 - - - 579.000
4 0,12 0,02 500.000 10.000 0,1 230.000 23.000 310.000
5 0,50 0,15 500.000 75.000 0,9 230.000 207.000 1.431.000
6 0,20 - - - 0,3 230.000 69.000 614.000
7 0,20 0,07 500.000 35.000 0,4 230.000 92.000 591.000
8 0,20 0,06 500.000 30.000 - - - 615.000
9 0,20 0,06 500.000 30.000 0,3 230.000 69.000 567.000
10 0,16 - - - 0,2 230.000 46.000 475.000
11 0,16 0,05 500.000 25.000 - - - 409.000
12 0,16 0,05 500.000 25.000 0,2 230.000 46.000 460.000
13 0,08 0,02 500.000 10.000 0,1 230.000 23.000 252.000
14 0,50 - - - - - - 960.000
15 0,50 - - - 0,8 230.000 184.000 1.180.000
16 0,20 0,06 500.000 30.000 0,4 230.000 92.000 671.000
17 0,50 0,16 500.000 80.000 0,9 230.000 207.000 1.391.000
18 0,16 0,05 500.000 25.000 - - - 378.000
19 0,40 0,13 500.000 65.000 - - - 909.000
20 0,24 - - - 0,5 230.000 115.000 745.000
21 0,20 0,06 500.000 30.000 0,4 230.000 92.000 622.000
22 0,50 - - - 0,9 230.000 207.000 1.347.000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 6. Biaya Pestisida Usahatani Cabai Merah

Luas Surakon Samite


No.
Lahan Dosis Harga Dosis Harga Total Biaya (Rp)
Responden Total (Rp) Total (Rp)
(Hektar) (Liter) (Rp/L) (Liter) (Rp/L)
23 0,28 - - - 0,5 230.000 115.000 843.000
24 0,20 0,07 500.000 35.000 - - - 603.000
25 0,12 0,04 500.000 20.000 0,1 230.000 23.000 315.000
26 0,16 0,06 500.000 30.000 0,3 230.000 69.000 452.000
27 0,32 0,09 500.000 45.000 - - - 930.000
28 0,08 - - - 0,1 230.000 23.000 251.000
29 0,16 - - - - - - 344.000
30 0,16 - - - 0,2 230.000 46.000 476.000
31 0,16 0,05 500.000 25.000 0,3 230.000 69.000 470.000
32 0,12 0,03 500.000 15.000 - - - 324.000
Jumlah 7,82 1,42 16.000.000 710.000 8,4 7.360.000 1.932.000 21.058.000
Rata-rata 0,244375 0,044375 500.000 22.187,5 0,2625 230.000 60.375 658.062,5

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7. Biaya Upah Tenaga Kerja Usahatani Cabai Merah

Jenis Pekerjaan
Luas
No. Pengolahan Lahan Persemaian Benih Penanaman Bibit
Lahan
Responden TKDK (HKO) TKLK (HKO) TKDK (HKO) TKLK (HKO) TKDK (HKO) TKLK (HKO)
(Hektar)
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
1 0,32 3 0 4 0 1 0 0 0 0 0 0 8
2 0,28 2 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 7
3 0,28 2 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 7
4 0,12 1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 4
5 0,50 5 0 7 0 1 0 0 0 0 0 0 12
6 0,20 2 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 6
7 0,20 2 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 6
8 0,20 2 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 6
9 0,20 2 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 6
10 0,16 1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 5
11 0,16 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5
12 0,16 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5
13 0,08 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3
14 0,50 4 0 8 0 1 0 0 0 0 0 0 12
15 0,50 5 0 7 0 1 0 0 0 0 0 0 12
16 0,20 2 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 6
17 0,50 5 0 7 0 1 0 0 0 0 0 0 12
18 0,16 1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 5
19 0,40 4 0 6 0 1 0 0 0 0 0 0 10
20 0,24 2 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 7
21 0,20 2 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 6

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 7. Biaya Upah Tenaga Kerja Usahatani Cabai Merah

Jenis Pekerjaan
Luas
No. Pengolahan Lahan Persemaian Benih Penanaman Bibit
Lahan
Responden TKDK (HKO) TKLK (HKO) TKDK (HKO) TKLK (HKO) TKDK (HKO) TKLK (HKO)
(Hektar)
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
22 0,50 5 0 7 0 1 0 0 0 0 0 0 12
23 0,28 2 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 7
24 0,20 2 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 6
25 0,12 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4
26 0,16 1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 5
27 0,32 3 0 4 0 1 0 0 0 0 0 0 7
28 0,08 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3
29 0,16 1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 5
30 0,16 1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 5
31 0,16 2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 5
32 0,12 1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 4
Jumlah 7,82 72 0 96 0 32 0 0 0 0 0 0 213
Rata-rata 0,244375 2,25 0 3 0 1 0 0 0 0 0 0 6,65625

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7. Biaya Upah Tenaga Kerja Usahatani Cabai Merah

Jenis Pekerjaan
Luas
No. Pembuatan Bedengan Pemasangan Mulsa Pemupukan
Lahan
Responden TKDK (HKO) TKLK (HKO) TKDK (HKO) TKLK (HKO) TKDK (HKO) TKLK (HKO)
(Hektar)
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
1 0,32 7 0 20 0 0 0 0 8 20 0 0 0
2 0,28 6 0 18 0 0 0 0 7 18 0 0 0
3 0,28 6 0 18 0 0 0 0 7 16 0 0 0
4 0,12 3 0 12 0 0 0 0 3 12 0 0 0
5 0,50 12 0 28 0 0 0 0 12 28 0 0 0
6 0,20 5 0 16 0 0 0 0 5 16 0 0 0
7 0,20 5 0 16 0 0 0 0 5 16 0 0 0
8 0,20 5 0 18 0 0 0 0 4 14 0 0 0
9 0,20 5 0 16 0 0 0 0 5 16 0 0 0
10 0,16 4 0 14 0 0 0 0 4 12 0 0 0
11 0,16 4 0 16 0 0 0 0 4 12 0 0 0
12 0,16 4 0 14 0 0 0 0 5 14 0 0 0
13 0,08 2 0 10 0 0 0 0 3 10 0 0 0
14 0,50 12 0 28 0 0 0 0 12 28 0 0 0
15 0,50 12 0 28 0 0 0 0 12 28 0 0 0
16 0,20 5 0 16 0 0 0 0 5 16 0 0 0
17 0,50 12 0 28 0 0 0 0 12 28 0 0 0
18 0,16 4 0 16 0 0 0 0 4 14 0 0 0
19 0,40 10 0 26 0 0 0 0 10 26 0 0 0
20 0,24 6 0 18 0 0 0 0 6 18 0 0 0
21 0,20 5 0 16 0 0 0 0 5 16 0 0 0

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 7. Biaya Upah Tenaga Kerja Usahatani Cabai Merah

Jenis Pekerjaan
Luas
No. Pembuatan Bedengan Pemasangan Mulsa Pemupukan
Lahan
Responden TKDK (HKO) TKLK (HKO) TKDK (HKO) TKLK (HKO) TKDK (HKO) TKLK (HKO)
(Hektar)
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
22 0,50 12 0 28 0 0 0 0 12 28 0 0 0
23 0,28 7 0 20 0 0 0 0 7 18 0 0 0
24 0,20 5 0 16 0 0 0 0 5 16 0 0 0
25 0,12 3 0 12 0 0 0 0 3 12 0 0 0
26 0,16 4 0 14 0 0 0 0 4 14 0 0 0
27 0,32 8 0 22 0 0 0 0 8 20 0 0 0
28 0,08 3 0 10 0 0 0 0 3 10 0 0 0
29 0,16 5 0 12 0 0 0 0 4 14 0 0 0
30 0,16 4 0 14 0 0 0 0 4 16 0 0 0
31 0,16 4 0 14 0 0 0 0 5 14 0 0 0
32 0,12 3 0 12 0 0 0 0 3 12 0 0 0
Jumlah 7,82 192 0 566 0 0 0 0 196 552 0 0 0
Rata-rata 0,244375 6 0 17,6875 0 0 0 0 6,125 17,25 0 0 0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7. Biaya Upah Tenaga Kerja Usahatani Cabai Merah

Jenis Pekerjaan
Luas Jumlah Jumlah
No. Pemeliharaan Pemanenan
Lahan TKDK TKLK Total Biaya (Rp)
Responden TKDK (HKO) TKLK (HKO) TKDK (HKO) TKLK (HKO)
(Hektar) (HKO) (HKO)
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
1 0,32 6 0 0 0 1 1 0 5 39 45 5.880.000
2 0,28 5 0 0 0 1 1 0 4 34 39 5.110.000
3 0,28 5 0 0 0 1 1 0 4 32 39 4.970.000
4 0,12 2 0 0 0 1 1 0 1 21 22 3.010.000
5 0,50 10 0 0 0 1 1 0 8 58 67 8.750.000
6 0,20 4 0 0 0 1 1 0 3 30 32 4.340.000
7 0,20 4 0 0 0 1 1 0 3 30 32 4.340.000
8 0,20 4 0 0 0 1 1 0 3 28 33 4.270.000
9 0,20 4 0 0 0 1 1 0 3 30 32 4.340.000
10 0,16 3 0 0 0 1 1 0 2 23 27 3.500.000
11 0,16 3 0 0 0 1 1 0 2 24 28 3.640.000
12 0,16 3 0 0 0 1 1 0 2 26 27 3.710.000
13 0,08 2 0 0 0 1 1 0 1 18 18 2.520.000
14 0,50 10 0 0 0 1 1 0 8 57 68 8.750.000
15 0,50 10 0 0 0 1 1 0 8 58 67 8.750.000
16 0,20 4 0 0 0 1 1 0 3 30 32 4.340.000
17 0,50 10 0 0 0 1 1 0 8 58 67 8.750.000
18 0,16 3 0 0 0 1 1 0 2 25 29 3.780.000
19 0,40 8 0 0 0 1 1 0 6 51 58 7.630.000
20 0,24 5 0 0 0 1 1 0 4 34 38 5.040.000
21 0,20 4 0 0 0 1 1 0 3 30 32 4.340.000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 7. Biaya Upah Tenaga Kerja Usahatani Cabai Merah

Jenis Pekerjaan
Luas Jumlah Jumlah
No. Pemeliharaan Pemanenan
Lahan TKDK TKLK Total Biaya (Rp)
Responden TKDK (HKO) TKLK (HKO) TKDK (HKO) TKLK (HKO)
(Hektar) (HKO) (HKO)
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
22 0,50 10 0 0 0 1 1 0 8 58 67 8.750.000
23 0,28 6 0 0 0 1 1 0 5 36 42 5.460.000
24 0,20 4 0 0 0 1 1 0 3 30 32 4.340.000
25 0,12 2 0 0 0 1 1 0 2 21 22 3.010.000
26 0,16 3 0 0 0 1 1 0 2 25 27 3.640.000
27 0,32 6 0 0 0 1 1 0 6 40 47 6.090.000
28 0,08 2 0 0 0 1 1 0 2 19 19 2.660.000
29 0,16 3 0 0 0 1 1 0 2 26 25 3.570.000
30 0,16 4 0 0 0 1 1 0 2 28 27 3.850.000
31 0,16 4 0 0 0 1 1 0 2 27 27 3.780.000
32 0,12 2 0 0 0 1 1 0 2 21 23 3.080.000
Jumlah 7,82 155 0 0 0 32 32 0 119 1.067 1.190 157.990.000
Rata-rata 0,244375 4,843 0 0 0 1 1 0 3,7187 33,343 37.187 4.937.187,5

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 8. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Cabai Merah

Cangkul Sabit
Luas
No. Nilai Nilai Nilai Nilai
Lahan Jumlah Harga Nilai Sisa Jumlah Harga Nilai Sisa
Responden Ekonomis Penyusutan Ekonomis Penyusutan
(Hektar) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit)
(Tahun) (Rp) (Tahun) (Rp)
1 0,32 2 70.000 10.000 5 24.000 2 40.000 5.000 5 14.000
2 0,28 2 70.000 10.000 5 24.000 2 40.000 5.000 5 14.000
3 0,28 2 70.000 10.000 5 24.000 2 40.000 5.000 5 14.000
4 0,12 1 70.000 8.000 5 12.400 1 40.000 3.000 5 7.400
5 0,50 3 70.000 10.000 5 36.000 3 40.000 5.000 5 21.000
6 0,20 2 70.000 8.000 5 24.800 2 40.000 3.000 5 14.800
7 0,20 2 70.000 8.000 5 24.800 2 40.000 3.000 5 14.800
8 0,20 2 70.000 8.000 5 24.800 2 40.000 3.000 5 14.800
9 0,20 2 70.000 10.000 5 24.000 2 40.000 5.000 5 14.000
10 0,16 1 70.000 8.000 5 12.400 1 40.000 3.000 5 7.400
11 0,16 1 70.000 10.000 5 12.000 1 40.000 5.000 5 7.000
12 0,16 1 70.000 10.000 5 12.000 1 40.000 5.000 5 7.000
13 0,08 1 70.000 8.000 5 12.400 1 40.000 3.000 5 7.400
14 0,50 3 70.000 8.000 5 37.200 3 40.000 3.000 5 22.200
15 0,50 3 70.000 8.000 5 37.200 3 40.000 3.000 5 22.200
16 0,20 2 70.000 10.000 5 24.000 2 40.000 5.000 5 14.000
17 0,50 3 70.000 10.000 5 36.000 3 40.000 5.000 5 21.000
18 0,16 1 70.000 8.000 5 12.400 1 40.000 3.000 5 7.400
19 0,40 3 70.000 8.000 5 37.200 3 40.000 3.000 5 22.200
20 0,24 2 70.000 8.000 5 24.800 2 40.000 3.000 5 14.800
21 0,20 2 70.000 8.000 5 24.800 2 40.000 3.000 5 14.800

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 8. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Cabai Merah

Cangkul Sabit
Luas
No. Nilai Nilai Nilai Nilai
Lahan Jumlah Harga Nilai Sisa Jumlah Harga Nilai Sisa
Responden Ekonomis Penyusutan Ekonomis Penyusutan
(Hektar) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit)
(Tahun) (Rp) (Tahun) (Rp)
22 0,50 3 70.000 10.000 5 36.000 3 40.000 5.000 5 21.000
23 0,28 2 70.000 10.000 5 24.000 2 40.000 5.000 5 14.000
24 0,20 2 70.000 8.000 5 24.800 2 40.000 3.000 5 14.800
25 0,12 1 70.000 8.000 5 12.400 1 40.000 3.000 5 7.400
26 0,16 1 70.000 10.000 5 12.000 1 40.000 5.000 5 7.000
27 0,32 2 70.000 10.000 5 24.000 2 40.000 5.000 5 14.000
28 0,08 1 70.000 8.000 5 12.400 1 40.000 3.000 5 7.400
29 0,16 1 70.000 8.000 5 12.400 1 40.000 3.000 5 7.400
30 0,16 1 70.000 8.000 5 12.400 1 40.000 3.000 5 7.400
31 0,16 1 70.000 10.000 5 12.000 1 40.000 5.000 5 7.000
32 0,12 1 70.000 8.000 5 12.400 1 40.000 3.000 5 7.400
Jumlah 7,82 57 2.240.000 284.000 160 696.000 57 1.280.000 124.000 160 411.000
Rata-rata 0,24437 1,7812 70.000 8.875 5 21.750 1,7812 40.000 3.875 5 12.843,75

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 8. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Cabai Merah

Mesin Air Selang Air


Luas
No. Nilai Nilai Nilai Nilai
Lahan Jumlah Harga Nilai Sisa Jumlah Harga Nilai Sisa
Responden Ekonomis Penyusutan Ekonomis Penyusutan
(Hektar) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit)
(Tahun) (Rp) (Tahun) (Rp)
1 0,32 1 1.500.000 100.000 7 200.000 2 250.000 50.000 10 40.000
2 0,28 1 1.500.000 100.000 7 200.000 2 250.000 50.000 10 40.000
3 0,28 1 1.500.000 100.000 7 200.000 2 250.000 50.000 10 40.000
4 0,12 1 1.350.000 50.000 7 185.714 1 250.000 40.000 10 21.000
5 0,50 1 1.500.000 100.000 7 200.000 3 250.000 50.000 10 60.000
6 0,20 1 1.350.000 50.000 7 185.714 2 250.000 40.000 10 42.000
7 0,20 1 1.350.000 50.000 7 185.714 2 250.000 40.000 10 42.000
8 0,20 1 1.350.000 50.000 7 185.714 2 250.000 40.000 10 42.000
9 0,20 1 1.500.000 100.000 7 200.000 2 250.000 50.000 10 40.000
10 0,16 1 1.350.000 50.000 7 185.714 1 250.000 40.000 10 21.000
11 0,16 1 1.500.000 100.000 7 200.000 1 250.000 50.000 10 20.000
12 0,16 1 1.500.000 100.000 7 200.000 1 250.000 50.000 10 20.000
13 0,08 1 1.350.000 50.000 7 185.714 1 250.000 40.000 10 21.000
14 0,50 1 1.350.000 50.000 7 185.714 3 250.000 40.000 10 63.000
15 0,50 1 1.350.000 50.000 7 185.714 3 250.000 40.000 10 63.000
16 0,20 1 1.500.000 100.000 7 200.000 2 250.000 50.000 10 40.000
17 0,50 1 1.500.000 100.000 7 200.000 3 250.000 50.000 10 60.000
18 0,16 1 1.350.000 50.000 7 185.714 1 250.000 40.000 10 21.000
19 0,40 1 1.350.000 50.000 7 185.714 3 250.000 40.000 10 63.000
20 0,24 1 1.350.000 50.000 7 185.714 2 250.000 40.000 10 42.000
21 0,20 1 1.350.000 50.000 7 185.714 2 250.000 40.000 10 42.000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 8. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Cabai Merah

Mesin Air Selang Air


Luas
No. Nilai Nilai Nilai Nilai
Lahan Jumlah Harga Nilai Sisa Jumlah Harga Nilai Sisa
Responden Ekonomis Penyusutan Ekonomis Penyusutan
(Hektar) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit)
(Tahun) (Rp) (Tahun) (Rp)
22 0,50 1 1.500.000 100.000 7 200.000 3 250.000 50.000 10 60.000
23 0,28 1 1.500.000 100.000 7 200.000 2 250.000 50.000 10 40.000
24 0,20 1 1.350.000 50.000 7 185.714 2 250.000 40.000 10 42.000
25 0,12 1 1.350.000 50.000 7 185.714 1 250.000 40.000 10 21.000
26 0,16 1 1.500.000 100.000 7 200.000 1 250.000 50.000 10 20.000
27 0,32 1 1.500.000 100.000 7 200.000 2 250.000 50.000 10 40.000
28 0,08 1 1.350.000 50.000 7 185.714 1 250.000 40.000 10 21.000
29 0,16 1 1.350.000 50.000 7 185.714 1 250.000 40.000 10 21.000
30 0,16 1 1.350.000 50.000 7 185.714 1 250.000 40.000 10 21.000
31 0,16 1 1.500.000 100.000 7 200.000 1 250.000 50.000 10 20.000
32 0,12 1 1.350.000 50.000 7 185.714 1 250.000 40.000 10 21.000
Jumlah 7,82 32 45.300.000 2.300.000 224 6.142.857 57 8.000.000 1.420.000 320 1.170.000
Rata-rata 0,24437 1 1.415.625 71.875 7 191.964,25 1,7812 250.000 44.375 10 36.562,5

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 8. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Cabai Merah

Hand Sprayer Beko


Luas
No. Nilai Nilai Nilai Nilai
Lahan Jumlah Harga Nilai Sisa Jumlah Harga Nilai Sisa
Responden Ekonomis Penyusutan Ekonomis Penyusutan
(Hektar) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit)
(Tahun) (Rp) (Tahun) (Rp)
1 0,32 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
2 0,28 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
3 0,28 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
4 0,12 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
5 0,50 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
6 0,20 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
7 0,20 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
8 0,20 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
9 0,20 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
10 0,16 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
11 0,16 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
12 0,16 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
13 0,08 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
14 0,50 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
15 0,50 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
16 0,20 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
17 0,50 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
18 0,16 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
19 0,40 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
20 0,24 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
21 0,20 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 8. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Cabai Merah

Hand Sprayer Beko


Luas
No. Nilai Nilai Nilai Nilai
Lahan Jumlah Harga Nilai Sisa Jumlah Harga Nilai Sisa
Responden Ekonomis Penyusutan Ekonomis Penyusutan
(Hektar) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit)
(Tahun) (Rp) (Tahun) (Rp)
22 0,50 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
23 0,28 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
24 0,20 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
25 0,12 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
26 0,16 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
27 0,32 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
28 0,08 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
29 0,16 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
30 0,16 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
31 0,16 1 300.000 25.000 10 27.500 1 700.000 50.000 10 65.000
32 0,12 1 285.000 15.000 10 27.000 1 600.000 40.000 10 56.000
Jumlah 7,82 32 9.330.000 620.000 320 871.000 32 20.600.000 1.420.000 320 1.918.000
Rata-rata 0,24437 1 291.563 19.375 10 27.218,75 1 643.750 44.375 10 59.937,5

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 8. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Cabai Merah

Luas Parang Total Biaya


No.
Lahan Jumlah Harga Nilai Sisa Nilai Ekonomis Nilai Penyusutan Penyusutan Alat
Responden
(Hektar) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Tahun) (Rp) Pertanian (Rp)
1 0,32 2 50.000 5.000 5 18.000 388.500
2 0,28 2 50.000 5.000 5 18.000 388.500
3 0,28 2 50.000 5.000 5 18.000 388.500
4 0,12 1 50.000 3.000 5 9.400 318.914
5 0,50 3 50.000 5.000 5 27.000 436.500
6 0,20 2 50.000 3.000 5 18.800 369.114
7 0,20 2 50.000 3.000 5 18.800 369.114
8 0,20 2 50.000 3.000 5 18.800 369.114
9 0,20 2 50.000 5.000 5 18.000 388.500
10 0,16 1 50.000 3.000 5 9.400 318.914
11 0,16 1 50.000 5.000 5 9.000 340.500
12 0,16 1 50.000 5.000 5 9.000 340.500
13 0,08 1 50.000 3.000 5 9.400 318.914
14 0,50 3 50.000 3.000 5 28.200 419.314
15 0,50 3 50.000 3.000 5 28.200 419.314
16 0,20 2 50.000 5.000 5 18.000 388.500
17 0,50 3 50.000 5.000 5 27.000 436.500
18 0,16 1 50.000 3.000 5 9.400 318.914
19 0,40 3 50.000 3.000 5 28.200 419.314
20 0,24 2 50.000 3.000 5 18.800 369.114
21 0,20 2 50.000 3.000 5 18.800 369.114
22 0,50 3 50.000 5.000 5 27.000 436.500

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 8. Biaya Penyusutan Alat Usahatani Cabai Merah

Luas Parang Total Biaya


No.
Lahan Jumlah Harga Nilai Sisa Nilai Ekonomis Nilai Penyusutan Penyusutan Alat
Responden
(Hektar) (Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Tahun) (Rp) (Rp)
23 0,28 2 50.000 5.000 5 18.000 388.500
24 0,20 2 50.000 3.000 5 18.800 369.114
25 0,12 1 50.000 3.000 5 9.400 318.914
26 0,16 1 50.000 5.000 5 9.000 340.500
27 0,32 2 50.000 5.000 5 18.000 388.500
28 0,08 1 50.000 3.000 5 9.400 318.914
29 0,16 1 50.000 3.000 5 9.400 318.914
30 0,16 1 50.000 3.000 5 9.400 318.914
31 0,16 1 50.000 5.000 5 9.000 340.500
32 0,12 1 50.000 3.000 5 9.400 318.914
Jumlah 7,82 57 1.600.000 124.000 160 525.000 11.733.857
Rata-rata 0,24437 1,7812 50.000 3.875 5 16.406,25 366.683

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 9. Biaya Tetap (Fixed Cost) Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Sewa Lahan / PBB Penyusutan Alat Pertanian Total Biaya
Responden (Hektar) (Rp) (Rp) (Rp)
1 0,32 1.500.000 388.500 1.888.500
2 0,28 80.000 388.500 468.500
3 0,28 2.100.000 388.500 2.488.500
4 0,12 50.000 318.914 368.914
5 0,50 3.750.000 436.500 4.186.500
6 0,20 1.500.000 369.114 1.869.114
7 0,20 1.500.000 369.114 1.869.114
8 0,20 1.000.000 369.114 1.369.114
9 0,20 1.500.000 388.500 1.888.500
10 0,16 1.200.000 318.914 1.518.914
11 0,16 50.000 340.500 390.500
12 0,16 50.000 340.500 390.500
13 0,08 25.000 318.914 343.914
14 0,50 3.750.000 419.314 4.169.314
15 0,50 3.750.000 419.314 4.169.314
16 0,20 1.500.000 388.500 1.888.500
17 0,50 3.750.000 436.500 4.186.500
18 0,16 50.000 318.914 368.914
19 0,40 3.000.000 419.314 3.419.314
20 0,24 1.800.000 369.114 2.169.114
21 0,20 1.500.000 369.114 1.869.114
22 0,50 3.750.000 436.500 4.186.500
23 0,28 2.100.000 388.500 2.488.500

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 9. Biaya Tetap (Fixed Cost) Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Sewa Lahan / PBB Penyusutan Alat Pertanian Total Biaya
Responden (Hektar) (Rp) (Rp) (Rp)
24 0,20 1.500.000 369.114 1.869.114
25 0,12 50.000 318.914 368.914
26 0,16 50.000 340.500 390.500
27 0,32 2.400.000 388.500 2.788.500
28 0,08 25.000 318.914 343.914
29 0,16 50.000 318.914 368.914
30 0,16 1.200.000 318.914 1.518.914
31 0,16 50.000 340.500 390.500
32 0,12 50.000 318.914 368.914
Jumlah 7,82 44.630.000 11.733.857 56.363.857
Rata-rata 0,24437 1.394.687,5 366.683 1.761.371

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 10. Biaya Variabel (Variable Cost) Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Benih Mulsa Pupuk Pestisida Tenaga Kerja Total Biaya
Responden (Hektar) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 0,32 600.000 1.300.000 1.725.000 929.000 5.880.000 10.434.000
2 0,28 480.000 1.040.000 1.531.500 615.000 5.110.000 8.776.500
3 0,28 520.000 1.080.000 1.505.000 579.000 4.970.000 8.654.000
4 0,12 240.000 520.000 627.500 310.000 3.010.000 4.707.500
5 0,50 870.000 1.890.000 2.733.500 1.431.000 8.750.000 15.674.500
6 0,20 360.000 780.000 1.127.000 614.000 4.340.000 7.221.000
7 0,20 360.000 780.000 1.171.500 591.000 4.340.000 7.242.500
8 0,20 390.000 810.000 1.194.500 615.000 4.270.000 7.279.500
9 0,20 390.000 810.000 1.174.000 567.000 4.340.000 7.281.000
10 0,16 240.000 520.000 941.000 475.000 3.500.000 5.676.000
11 0,16 240.000 540.000 912.500 409.000 3.640.000 5.741.500
12 0,16 240.000 520.000 968.000 460.000 3.710.000 5.898.000
13 0,08 260.000 520.000 525.000 252.000 2.520.000 4.077.000
14 0,50 870.000 1.890.000 2.634.000 960.000 8.750.000 15.104.000
15 0,50 780.000 1.820.000 2.805.000 1.180.000 8.750.000 15.335.000
16 0,20 360.000 780.000 1.227.000 671.000 4.340.000 7.378.000
17 0,50 870.000 1.890.000 2.673.500 1.391.000 8.750.000 15.574.500
18 0,16 260.000 520.000 1.040.500 378.000 3.780.000 5.978.500
19 0,40 720.000 1.560.000 2.282.500 909.000 7.630.000 13.101.500
20 0,24 360.000 810.000 1.425.000 745.000 5.040.000 8.380.000
21 0,20 360.000 780.000 1.161.500 622.000 4.340.000 7.263.500
22 0,50 870.000 1.890.000 2.805.000 1.347.000 8.750.000 15.662.000
23 0,28 480.000 1.040.000 1.527.500 843.000 5.460.000 9.350.500

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 10. Biaya Variabel (Variable Cost) Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Benih Mulsa Pupuk Pestisida Tenaga Kerja Total Biaya
Responden (Hektar) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
24 0,20 360.000 810.000 1.216.000 603.000 4.340.000 7.329.000
25 0,12 260.000 520.000 737.500 315.000 3.010.000 4.842.500
26 0,16 240.000 520.000 1.052.000 452.000 3.640.000 5.904.000
27 0,32 725.000 1.350.000 1.774.500 930.000 6.090.000 10.869.500
28 0,08 240.000 520.000 704.000 251.000 2.660.000 4.375.000
29 0,16 240.000 520.000 1.101.000 344.000 3.570.000 5.775.000
30 0,16 240.000 540.000 989.500 476.000 3.850.000 6.095.500
31 0,16 240.000 540.000 1.040.500 470.000 3.780.000 6.070.500
32 0,12 260.000 520.000 836.000 324.000 3.080.000 5.020.000
Jumlah 7,82 13.925.000 29.930.000 45.168.500 21.058.000 157.990.000 268.071.500
Rata-rata 0,24437 435.156,25 935.312,5 1.411.515,625 658.062,5 4.937.187,5 8.377.234,375

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 11. Rekapitulasi Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya Variabel (Variable Cost) Usahatani Cabai Merah

Luas Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya Total
No.
Lahan Penyusutan Alat PBB Benih Mulsa Pupuk Pestisida Tenaga (Total Cost)
Responden
(Hektar) Pertanian (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Kerja (Rp) (Rp)
1 0,32 388.500 1.500.000 600.000 1.300.000 1.725.000 929.000 5.880.000 12.322.500
2 0,28 388.500 80.000 480.000 1.040.000 1.531.500 615.000 5.110.000 9.245.000
3 0,28 388.500 2.100.000 520.000 1.080.000 1.505.000 579.000 4.970.000 11.142.500
4 0,12 318.914 50.000 240.000 520.000 627.500 310.000 3.010.000 5.076.414
5 0,50 436.500 3.750.000 870.000 1.890.000 2.733.500 1.431.000 8.750.000 19.861.000
6 0,20 369.114 1.500.000 360.000 780.000 1.127.000 614.000 4.340.000 9.090.114
7 0,20 369.114 1.500.000 360.000 780.000 1.171.500 591.000 4.340.000 9.111.614
8 0,20 369.114 1.000.000 390.000 810.000 1.194.500 615.000 4.270.000 8.648.614
9 0,20 388.500 1.500.000 390.000 810.000 1.174.000 567.000 4.340.000 9.169.500
10 0,16 318.914 1.200.000 240.000 520.000 941.000 475.000 3.500.000 7.194.914
11 0,16 340.500 50.000 240.000 540.000 912.500 409.000 3.640.000 6.132.000
12 0,16 340.500 50.000 240.000 520.000 968.000 460.000 3.710.000 6.288.500
13 0,08 318.914 25.000 260.000 520.000 525.000 252.000 2.520.000 4.420.914
14 0,50 419.314 3.750.000 870.000 1.890.000 2.634.000 960.000 8.750.000 19.273.314
15 0,50 419.314 3.750.000 780.000 1.820.000 2.805.000 1.180.000 8.750.000 19.504.314
16 0,20 388.500 1.500.000 360.000 780.000 1.227.000 671.000 4.340.000 9.266.500
17 0,50 436.500 3.750.000 870.000 1.890.000 2.673.500 1.391.000 8.750.000 19.761.000
18 0,16 318.914 50.000 260.000 520.000 1.040.500 378.000 3.780.000 6.347.414
19 0,40 419.314 3.000.000 720.000 1.560.000 2.282.500 909.000 7.630.000 16.520.814
20 0,24 369.114 1.800.000 360.000 810.000 1.425.000 745.000 5.040.000 10.549.114
21 0,20 369.114 1.500.000 360.000 780.000 1.161.500 622.000 4.340.000 9.132.614
22 0,50 436.500 3.750.000 870.000 1.890.000 2.805.000 1.347.000 8.750.000 19.848.500

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 11. Rekapitulasi Biaya Tetap (Fixed Cost) dan Biaya Variabel (Variable Cost) Usahatani Cabai Merah

Luas Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya Variabel (Variable Cost) Biaya Total
No.
Lahan Penyusutan Alat PBB Benih Mulsa Pupuk Pestisida Tenaga (Total Cost)
Responden
(Hektar) Pertanian (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Kerja (Rp) (Rp)
23 0,28 388.500 2.100.000 480.000 1.040.000 1.527.500 843.000 5.460.000 11.839.000
24 0,20 369.114 1.500.000 360.000 810.000 1.216.000 603.000 4.340.000 9.198.114
25 0,12 318.914 50.000 260.000 520.000 737.500 315.000 3.010.000 5.211.414
26 0,16 340.500 50.000 240.000 520.000 1.052.000 452.000 3.640.000 6.294.500
27 0,32 388.500 2.400.000 725.000 1.350.000 1.774.500 930.000 6.090.000 13.658.000
28 0,08 318.914 25.000 240.000 520.000 704.000 251.000 2.660.000 4.718.914
29 0,16 318.914 50.000 240.000 520.000 1.101.000 344.000 3.570.000 6.143.914
30 0,16 318.914 1.200.000 240.000 540.000 989.500 476.000 3.850.000 7.614.414
31 0,16 340.500 50.000 240.000 540.000 1.040.500 470.000 3.780.000 6.461.000
32 0,12 318.914 50.000 260.000 520.000 836.000 324.000 3.080.000 5.388.914
Jumlah 7,82 11.733.857 44.630.000 13.925.000 29.930.000 45.168.500 21.058.000 157.990.000 324.435.357
1.394.687,5 435.156,25 935.312,5 1.411.515,625 658.062,5
Rata-rata 0,24437 366.683 4.937.187,5 10.138.605

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 12. Pendapatan Per Petani Per Musim Tanam Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Total Penerimaan Total Biaya Total Pendapatan


Responden (Hektar) (Rp) (Rp) (Rp)
1 0,32 28.000.000 12.322.500 15.677.500
2 0,28 31.200.000 9.245.000 21.955.000
3 0,28 39.100.000 11.142.500 27.957.500
4 0,12 15.400.000 5.076.414 10.323.586
5 0,50 59.500.000 19.861.000 39.639.000
6 0,20 28.000.000 9.090.114 18.909.886
7 0,20 34.200.000 9.111.614 25.088.386
8 0,20 20.400.000 8.648.614 11.751.386
9 0,20 36.000.000 9.169.500 26.830.500
10 0,16 30.000.000 7.194.914 22.805.086
11 0,16 22.400.000 6.132.000 16.268.000
12 0,16 20.300.000 6.288.500 14.011.500
13 0,08 13.000.000 4.420.914 8.579.086
14 0,50 61.200.000 19.273.314 41.926.686
15 0,50 55.200.000 19.504.314 35.695.686
16 0,20 28.900.000 9.266.500 19.633.500
17 0,50 64.600.000 19.761.000 44.839.000
18 0,16 18.200.000 6.347.414 11.852.586
19 0,40 49.600.000 16.520.814 33.079.186
20 0,24 30.800.000 10.549.114 20.250.886
21 0,20 21.600.000 9.132.614 12.467.386
22 0,50 54.400.000 19.848.500 34.551.500
23 0,28 48.000.000 11.839.000 36.161.000

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 12. Pendapatan Per Petani Per Musim Tanam Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Total Penerimaan Total Biaya Total Pendapatan


Responden (Hektar) (Rp) (Rp) (Rp)
24 0,20 32.000.000 9.198.114 22.801.886
25 0,12 18.000.000 5.211.414 12.788.586
26 0,16 15.400.000 6.294.500 9.105.500
27 0,32 45.900.000 13.658.000 32.242.000
28 0,08 16.500.000 4.718.914 11.781.086
29 0,16 16.800.000 6.143.914 10.656.086
30 0,16 16.900.000 7.614.414 9.285.586
31 0,16 14.000.000 6.461.000 7.539.000
32 0,12 16.800.000 5.388.914 11.411.086
Jumlah 7,82 1.002.300.000 324.435.357 677.864.643
Rata-rata 0,24437 31.321.875 10.138.605 21.183.270

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 13. Pendapatan Per Hektar Per Musim Tanam Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Total Penerimaan Total Biaya Total Pendapatan


Responden (Hektar) (Rp) (Rp) (Rp)
1 0,32 87.500.000 38.507.812,5 48.992.187,5
2 0,28 111.428.571 33.017.857,14 78.410.714,29
3 0,28 139.642.857 39.794.642,86 99.848.214,29
4 0,12 128.333.333 42.303.452,38 86.029.880,95
5 0,50 119.000.000 39.722.000 79.278.000
6 0,20 140.000.000 45.450.571,43 94.549.428,57
7 0,20 171.000.000 45.558.071,43 125.441.928,6
8 0,20 102.000.000 43.243.071,43 58.756.928,57
9 0,20 180.000.000 45.847.500 134.152.500
10 0,16 187.500.000 44.968.214,29 142.531.785,7
11 0,16 140.000.000 38.325.000 101.675.000
12 0,16 126.875.000 39.303.125 87.571.875
13 0,08 162.500.000 55.261.428,57 107.238.571,4
14 0,50 122.400.000 38.546.628,57 83.853.371,43
15 0,50 110.400.000 39.008.628,57 71.391.371,43
16 0,20 144.500.000 46.332.500 98.167.500
17 0,50 129.200.000 39.522.000 89.678.000
18 0,16 113.750.000 39.671.339,29 74.078.660,71
19 0,40 124.000.000 41.302.035,71 82.697.964,29
20 0,24 128.333.333 43.954.642,86 84.378.690,48
21 0,20 108.000.000 45.663.071,43 62.336.928,57
22 0,50 108.800.000 39.697.000 69.103.000
23 0,28 171.428.571 42.282.142,86 129.146.428,6

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 13. Pendapatan Per Hektar Per Musim Tanam Usahatani Cabai Merah

No. Luas Lahan Total Penerimaan Total Biaya Total Pendapatan


Responden (Hektar) (Rp) (Rp) (Rp)
24 0,20 160.000.000 45.990.571,43 114.009.428,6
25 0,12 150.000.000 43.428.452,38 106.571.547,6
26 0,16 96.250.000 39.340.625 56.909.375
27 0,32 143.437.500 42.681.250 100.756.250
28 0,08 206.250.000 58.986.428,57 147.263.571,4
29 0,16 105.000.000 38.399.464,29 66.600.535,71
30 0,16 105.625.000 47.590.089,29 58.034.910,71
31 0,16 87.500.000 40.381.250 47.118.750
32 0,12 140.000.000 44.907.619,05 95.092.380,95
Jumlah 7,82 4.250.654.167 1.368.988.486 2.881.665.680
Rata-rata 0,24437 132.832.942,7 42.780.890,2 90.052.052,51

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 14. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Cabai Merah (R/C ratio dan B/C ratio)

No. Luas Lahan Total Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Total Pendapatan (Rp) R/C ratio B/C ratio
Responden (Hektar) [a] [b] [c] [a/b] [c/b]
1 0,32 28.000.000 12.322.500 15.677.500 2,27 1,27
2 0,28 31.200.000 9.245.000 21.955.000 3,37 2,37
3 0,28 39.100.000 11.142.500 27.957.500 3,51 2,51
4 0,12 15.400.000 5.076.414 10.323.586 3,03 2,03
5 0,50 59.500.000 19.861.000 39.639.000 3,00 2,00
6 0,20 28.000.000 9.090.114 18.909.886 3,08 2,08
7 0,20 34.200.000 9.111.614 25.088.386 3,75 2,75
8 0,20 20.400.000 8.648.614 11.751.386 2,36 1,36
9 0,20 36.000.000 9.169.500 26.830.500 3,93 2,93
10 0,16 30.000.000 7.194.914 22.805.086 4,17 3,17
11 0,16 22.400.000 6.132.000 16.268.000 3,65 2,65
12 0,16 20.300.000 6.288.500 14.011.500 3,23 2,23
13 0,08 13.000.000 4.420.914 8.579.086 2,94 1,94
14 0,50 61.200.000 19.273.314 41.926.686 3,18 2,18
15 0,50 55.200.000 19.504.314 35.695.686 2,83 1,83
16 0,20 28.900.000 9.266.500 19.633.500 3,12 2,12
17 0,50 64.600.000 19.761.000 44.839.000 3,27 2,27
18 0,16 18.200.000 6.347.414 11.852.586 2,87 1,87
19 0,40 49.600.000 16.520.814 33.079.186 3,00 2,00
20 0,24 30.800.000 10.549.114 20.250.886 2,92 1,92
21 0,20 21.600.000 9.132.614 12.467.386 2,37 1,37
22 0,50 54.400.000 19.848.500 34.551.500 2,74 1,74
23 0,28 48.000.000 11.839.000 36.161.000 4,05 3,05

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 14. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Cabai Merah (R/C ratio dan B/C ratio)

No. Luas Lahan Total Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Total Pendapatan (Rp) R/C ratio B/C ratio
Responden (Hektar) [a] [b] [c] [a/b] [c/b]
24 0,20 32.000.000 9.198.114 22.801.886 3,48 2,48
25 0,12 18.000.000 5.211.414 12.788.586 3,45 2,45
26 0,16 15.400.000 6.294.500 9.105.500 2,45 1,45
27 0,32 45.900.000 13.658.000 32.242.000 3,36 2,36
28 0,08 16.500.000 4.718.914 11.781.086 3,50 2,50
29 0,16 16.800.000 6.143.914 10.656.086 2,73 1,73
30 0,16 16.900.000 7.614.414 9.285.586 2,22 1,22
31 0,16 14.000.000 6.461.000 7.539.000 2,17 1,17
32 0,12 16.800.000 5.388.914 11.411.086 3,12 2,12
Jumlah 7,82 1.002.300.000 324.435.357 677.864.643 99,1 67,1
Rata-rata 0,24437 31.321.875 10.138.605 21.183.270 3,10 2,10

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 15. Analisis Break Event Point Usahatani Cabai Merah (BEP Produksi dan BEP Harga)

Luas Total Biaya Harga Jual Total Produksi BEP Produksi BEP Harga
No.
Lahan (Rp) (Rp/Kg) (Kg) (Kg) (Rp/Kg)
Responden
(Hektar) [a] [b] [c] [a/b] [a/c]
1 0,32 12.322.500 10.000 2.800 1.232,25 4.401
2 0,28 9.245.000 13.000 2.400 711,15 3.852
3 0,28 11.142.500 17.000 2.300 655,44 4.845
4 0,12 5.076.414 14.000 1.100 362,60 4.615
5 0,50 19.861.000 17.000 3.500 1.168,29 5.675
6 0,20 9.090.114 16.000 1.750 568,13 5.194
7 0,20 9.111.614 19.000 1.800 479,56 5.062
8 0,20 8.648.614 12.000 1.700 720,72 5.087
9 0,20 9.169.500 20.000 1.800 458,48 5.094
10 0,16 7.194.914 20.000 1.500 359,75 4.797
11 0,16 6.132.000 16.000 1.400 383,25 4.380
12 0,16 6.288.500 14.000 1.450 449,18 4.337
13 0,08 4.420.914 13.000 1.000 340,07 4.421
14 0,50 19.273.314 18.000 3.400 1.070,74 5.669
15 0,50 19.504.314 16.000 3.450 1.219,02 5.653
16 0,20 9.266.500 17.000 1.700 545,09 5.451
17 0,50 19.761.000 19.000 3.400 1.040,05 5.812
18 0,16 6.347.414 13.000 1.400 488,26 4.534
19 0,40 16.520.814 16.000 3.100 1.032,55 5.329
20 0,24 10.549.114 14.000 2.200 753,51 4.795
21 0,20 9.132.614 12.000 1.800 761,05 5.074
22 0,50 19.848.500 16.000 3.400 1.240,53 5.838

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan Lampiran 15. Analisis Break Event Point Usahatani Cabai Merah (BEP Produksi dan BEP Harga)

Luas Total Biaya Harga Jual Total Produksi BEP Produksi BEP Harga
No.
Lahan (Rp) (Rp/Kg) (Kg) (Kg) (Rp/Kg)
Responden
(Hektar) [a] [b] [c] [a/b] [a/c]
23 0,28 11.839.000 20.000 2.400 591,95 4.933
24 0,20 9.198.114 20.000 1.600 459,91 5.749
25 0,12 5.211.414 15.000 1.200 347,43 4.343
26 0,16 6.294.500 11.000 1.400 572,23 4.496
27 0,32 13.658.000 17.000 2.700 803,41 5.059
28 0,08 4.718.914 15.000 1.100 314,59 4.290
29 0,16 6.143.914 12.000 1.400 511,99 4.389
30 0,16 7.614.414 13.000 1.300 585,72 5.857
31 0,16 6.461.000 10.000 1.400 646,10 4.615
32 0,12 5.388.914 14.000 1.200 384,92 4.491
Jumlah 7,82 324.435.357 489.000 64.050 21.257,93 162.091
Rata-rata 0,24437 10.138.605 15.281,25 2.001,563 664,31 5.065

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai