Anda di halaman 1dari 32

MODAL

dan
MODAL KERJA

PRESENTED by : MUMU MOHAMAD FADJAR


REFERENSI :
Bambang Riyanto Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan
Edisi 4, BPFE yogya
Izzati Amperaningrum dan Widyatmini MANAJEMEN
KEUANGAN I , Gunadarma
I. MODAL

A. Pengertian Modal
Masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan
yang tidak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal
itu mengandung banyak dan berbagai rupa aspek. Dalam
hubungan inipun perlu disayangkan bahwa sehingga kini di
antara para ahli ekonomi sendiri belum terdapat communis
opinion tentang apa yang disebut modal. Karena begitu
banyaknya pengertian modal yang kadang-kadang
bertentangan satu dengan yang lainnya, hal ini
membingungkan kita. Arti pada faktor produksi modal dalam
sejarahnya adalah berkembang sesuai dengan
perkembangan artian modal itu sendiri secara ilmiah. Pada
permulaannya, orientasi dari pengertian modal adalah
physical oriented
I. MODAL

A. Pengertian Modal
Pengertian modal yang klasik, dimana artian modal
ialah sebagai hasil produksi yang digunakan untuk
memprodusir lebih lanjut. Dalam perkembangannya
kemudian ternyata pengertian modal mulai bersifat
non physical oriented. Dimana antara lain pengertian
modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan
memakai atau menggunakan yang terkandung dalam
barang-barang modal, meskipun dalam hal ini
sebenarnya juga belum ada persesuaian pendapat
diantara para ahli ekonomi sendiri. Dalam hubungan ini
baiklah dikemukakan beberapa pengertian modal
menurut beberapa para penulis.
Berikut beberapa pengertian modal
menurut beberapa penulis antara lain :

Ltge mengartikan modal hanyalah


dalam artian uang (geldkapital).
Schwiedland memberikan pengertian
modal dalam artian yang lebih luas
dimana modal itu meliputi baik modal
dalam bentuk uang (geldkapital),
maupun dalam bentuk barang
(sachkapital), misalnya mesin, barang-
barang dagangan, dan lain sebagainya
Ada beberapa penulis menekankan
pada kekuasaan menggunakannya
diantaranya J.B. Clark. Kemudian
yang lainnya adalah :
A.Amonn, J. Von Komorzynsky, yang memandang modal sebagai kekuasaan
mengggunakan yang diharapkan atas barang-barang modal yang belum digunakan.
Dalam hal ini dikemukakan adanya pengertian modal abstrak dan penganjur
utamanya adalah J.B. Clark. Untuk pengertian modal abstrak digunakan istilah
Capital dan untuk modal kongkret digunakan istilah Capital Goods. Modal abstrak
digambarkan sebagai air terjun atau waterfall dimana air terjunnya adalah tetap
sedangkan tetesan airnya selalu berganti-ganti. Air terjunnya disamakan dengan modal
abstrak yang relative permanen. Dan tetesan air disamakan modal kongkret yang
selalu berganti-ganti. Oleh Fisher diberikan istilah lain untuk modal kongkret ialah
capital goods dan untuk modal abstrak ialah capital value. Capital value dari suatu
perusahaan untuk jangka tertentu adalah relative permanen sedangkan sementara itu
capital goodsnya mengalami perubhan-perubahan atau penggantian-penggantian.
Ada beberapa penulis menekankan
pada kekuasaan menggunakannya
diantaranya J.B. Clark. Kemudian yang
lainnya adalah :

Prof. Meij mengaartikan modal sebagai kolektabilitas dari


barang-barang modal , yang terdapat dalam neraca sebelah
debit, sedangkan yang dimaksud dengan barang-barang modal
ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan
dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan.
Yang dimaksud kekayaan ialah daya beli yang terdapat dalam
barang-barang modal. Dengan demikian maka kekayaan
terdapat dalam neraca sebelah kredit.
Ada beberapa penulis menekankan
pada kekuasaan menggunakannya
diantaranya J.B. Clark. Kemudian yang
lainnya adalah :
Prof. Polak mengartikan modal ialah sebagai kekuasaan untuk
menggunakan barang-barang modal. Dengan demikian modal
ialah terdapat di neraca sebelah kredit. Adapun yang dimaksud
dengan barang-barang modal ialah barang-barang yang ada dalam
perusahaan yang belum digunakan. Jadi yang terdapat di neraca
sebelah debit.

Prof. Bakker mengartikan modal ialah baik yang berupa barang-


barang kongkret yang masih ada dalam rumah tangga
perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debit, maupun
berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang
tercatat disebelah kredit.
Jadi yang tercatat disebelah debit dari neraca disebut modal
kongkret dan yang tercatat disebelah kredit disebut modal
abstrak.

Neraca suatu perusahaan selain menggambarkan adanya


modal kongkret dan modal abstrak. Tampak juga gambaran
modal menurut bentuknya (sebelah debit), dan menurut
sumbernya (sebelah kredit). Modal menurut bentuknya disebut
modal aktif, sedangkan modal menurut sumbernya atau
asalnya disebut modal pasif.

Elemen-elemen dari modal aktif akan selalu berubah-ubah,


akan selalu berganti-ganti baik dalam jangka eaktu pendek
(kas, efekten, piutang, persediaan barang). Maupun dalam
jangka waktu yang panjang (aktiva tetap). Sedangkan nilai dari
modal pasif dalam jangka waktu tertentu adalah relative
permanen.
B. Pembagian Modal Aktif

Berdasarkan cara lamanya


perputaran , modal aktif atau
kekayaan suatu perusahaan dapat
dibedakan antara aktiva lancar dan
akativa tetap. Perbandingan atau
perimbangan antara kedua aktiva
tersebut akan menentukan struktur
kekayaan.
Pengertian aktiva lancar adalah aktiva yang habis
dalam dalam satu kali perputaran dalam proses
produksi, dan proses perputareannya adalah
dalam jangka waktu pendek (umumnya kuarang
dari saatu tahun).
Pengertian aktiva tetap ialah aktiva yang tahan
lama yang tidak atau yang secara berangsur-
angsur habis turut serta dalam proses roduksi.
Aktiva tetap yang tidak habis dalam proses
produksi misalnya tanah, dimana diatasnya
diririkan bangunan pabrik, utan dan untuk aktiva
tersebut tidak diadakan penyusutan. Adapun
aktiva tetap yang berangsur-angsur habis dalam
proses produksi misalnya bangunan-bangunan
pabrik, kendaraankendaran, peralatam dan lain-
lain.
Ditunjau dari lamanya perputaran, aktiva tetap ialah
aktiva yang mengalami proses perputaran dalam
jangka waktu yang panjang (lebih dari satu tahun).

Berdasrkan fungsi bekerjanya aktiva dalam perusahaan


modal aktif dibedakan dalam modal kerja/working
capital assets dan modal tetap/fixed capital assets.
Pengertian modal kerja dimaksudkan sebagai jumlah
keseluruhan aktiva lancar. Adapun artian lain dari
modal kerja ialah kelebihan dari aktiva lancar di atas
untang lancar. Dalam hubungan ini banyak penulis
buku pembelanjaan, antara lain W.B. Taylor
membedakan kedua pengertian tersebut dengan
menggunakan istilah gross working capital untuk
yang disebutkan lebih dahulu, dan istilah net working
capital untuk yang disebutkan lebih kemudian.
Perbedaan fungsionil antara modal kerja dengan modal tetap, ialah
dalam artian bahwa :
Jumlah modal kerja adalah lebih fleksibel. Jumlah modal kerja dapat
lebih mudah diperbesar atau diperkecil, disesuaikan dengan
kebutuhannya. Sedangkan modal tetap, sekali dibeli tidak mudah
dikurangi atau diperkecil. Dalam keadaan gelombang ekonomi yang
menurun, modal kerja dapat dengan segera dikurangi, tetapi modal
tetap tidak dapat dengan segera dikurangi sehingga selalu
ketinggalan waktunya. Demikian pula sebaliknya dalam keadaan
gelombang ekonomi naik, modal tetap tidak dapat segera
diperbesar atau disesuaikan.
Susunan modal kerja adalah relatif variabel. Elemen-elemen modal
kerja akan berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, sedangkan
susunan modal tetap adalah relative permanen dalam jangka waktu
tertentu, karena elemen-elemen dari modal tetap tidak segera
mengalami perubahan-perubahan.
Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka waktu
yang pendek, sedangkan modal tetap mengalami proses
perputaran dalam jangka waktu yang panjang.
Banyak penulis-penulis yang menggunakan
istilah-istilah lain untuk modal kerja, yaitu
istilah-istilah : circulating capital; short term
capital; current capital; current assets; trading
capita; trading assets.
Untuk menentukan apakah suatu aktiva itu
termasuk dalam working capital assets atau
termasuk dalam fixed capital assets,
haruslah dilihat pada fungsi dari aktiva
tersebut dalam perusahaan yang
bersangkutan. Misalnya truck bagi perusahaan
transport adalah termasuk dalam pengertian
modal tetap, tetapi bagi dealer truck tersebut
termasuk sebagai modal kerja.
Pembagian Modal Pasif

Apabila kita melihat kepada asalnya, modal pasif itu dapat


dibedakan antara modal sendiri dan modal asing, atau
modal badan usaha dan modal kreditur/utang.
Modal sendiri atau sering disebut modal badan usaha adalah
modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba)
atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik (modal
saham, modal peserta, dan lain-lain). Modal inilah yang menjadi
tanggungan terhadap keseluruhan risiko perusahaan dan secara
yuridis modal inilah yang merupaka jaminan bagi para kreditur.
Sedangkan modal asing atau sering juga disebut modal kreditur,
adalah modal yang berasal dari kreditur, yang ini merupakan
utang bagi perusahaan yang bersangkutan. Perimbangan atau
perbandingan antara kedua golongan modal tersebut dalam
suatu perusahaan akan menentikan stuktur finansiil dari
perusahaan tersebut.
Ditinjau dari lamanya penggunaan, modal pasiva dapat
dibedakan antara modal jangka panjang dan modal
jangka pendek. Pembagian dari modal pasif dapat juga
didasarkan pada syarat likuiditas, syarat solvabilitas dan
syarat rentabilitas. Berdasarkan syarat likuiditas; yaitu
menurut jangka waktu penggunaanya, modal pasif dapat
dibedakan antara modal jangka panjang (baik yang tertentu
waktunya maupun yang tedak tertentu waktunya), dan
modal jangka pendek (baik yang tertentu waktunya maupun
tidak tertentu waktunya). Modal jangka panjang tak tertentu
waktunya, misalnya modal saham, modal dari perusahaan
induk, dimana modal ini akan tetap tertanam dalam
perusahaan selama hidupnya. Modal jangka panjang
tertentu waktunya, misalnya modal obligasi, hipotek, di man
modal ini akan tertanam dalam perusahaan dlam jangka
waktu yang lama, tetapi terbatas sampai hari jatuhnya,
yaitu saat dimana obligasi atau hipotek tersebut harus
dibayar kembali.
Modal jangka pendek tidak tertentu
waktunya, misalnya kredit rekening koran,
sedangkan kredit jangka pendek tertentu
waktunya, misalnya kredit prolongasi,
kredit belening, kredit wesel, kredit dari
penjual (leveranciers crediet), kredit dari
pembeli (afnemers-crediet) dan lain
sebagainya.
Berdasarkan syarat solvabilias, yang dalam
hubungannya dengan fungsi-nya sebagai
jaminan, modal pasiva dapat dibedakan
antara modal sendiri dan modal asing.
Berdasarkan syarat rentabilitas yaitu dalam hubungannya
dengan penghasilan atau pendapatan, modal pasiva dapat
dibedakan antara modal dengan pendapatan tetap (modal
obligasi), dan modal dengan pendapatan tetap (modal
saham). Apabla ketiga pembagian modal pasiv tersebut kita
hubungkan satu dengan yang lainnya; maka kita dapat
mengatakan bahwa.

Modal jangka panjang yang ditarik untuk jangka waktu tidak


tertentu/terbTa waktunya (dari sudut likuiditas), adalah
modal sendiri (dari sudut solvabilitas), dan merupakan modal
dengan pendapaatan tidak tetap (dari sudut rentabilitas).

Modal yang ditarik untuk jangka waktu tertentu/terbatas


waktunya (dari sudut likuiditas). Adalah modal asing (dari
sudut solvabilitas), dan meruopakan modak dengan
pendapaatan tetap (dari sudut rentabilitas).
D. Struktur Kekayaan dan Struktur
Finansiil/Struktur Modal

Struktur kekayaan adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam


artian absolute maupun dalam artian relative antara aktiva lancar dengan
aktiva tetap. Misalnya aktiva lancar Rp. 80.000,00, aktiva tetap Rp.
120.000,00, absolute 8 : 12, relative 40% : 60%.

Struktur finansiil mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva perusahaan


dibelanjai, dengan demikian struktur finansiil tercermin pada keseluruhan
pasiva dalam neraca. Struktur finansiil juga mencerminkan perimbangan
baik dalam artian absolute maupun dalam artian relative antara
keseluruhan modal asing (baik jangka pendaek maupun jangka panjang)
dengan jumlah modal sendiri. Struktur modal adalah pembelanjaan
permanen dimana mencerminkan perimbangan antara utang jangka
panjang dengan modal sendiri. Apabila struktur finansiil tercermin pada
keseluruhan pasiva dalam neraca, maka struktur modal hanya tercermin
pada utang jangka panjang dan unsure-unsur modal sendiri, dimana kedua
golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka panjang.
Dengan demikian maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja
dari struktur finansiil.
Misalnya suatu perusahaan
mempunyai modal asing sebesar Rp.
50.000,00 dan modal sendiri sebesar
Rp. 150.000,00, maka
perimbangannya dalam artian
absolute antara 5 : 15 dan
perimbangan relative 25% : 75%.
Berikut gambarannya.
Struktur kekayaan dan Struktur Finansiil

Struktur kekayaan Struktur Finansiil


Aktiva Aktiva Lancar Modal Asing Modal
Lancar 8 = 66.7% 5= Asing
8 = 40% dari Aktiva 33.3% dari 5 = 25%
100 Tetap Modal 10
% Sendiri 0%
Aktiva Tetap atau Aktiva Tetap Modal Sendiri Atau Modal Sendiri
12 = 60% 12 = 100% 15 = 100% 15 = 75%
Aturan struktur finansiil yang konservatif, yang vertical
memberikan batasan imbangan yang harus dipertahankan
oleh suatu perusahaan mengenai beasarnya modal asing
dengan modal sendiri.

Berdasarkan anggapan bahwa pembelanjaan yang sehat itu


pertama-tam harus dibangun atas dasar modal sendiri,
yaitu modal yang tahan resiko, maka aturan finansiil
tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam
keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi 1 : 1.
Setiap perluasan bisnis modal sendiri akan memperbesar
kemampuan perusahaan dalam menangggung resiko usaha
perusahaan yang akan dibelanjakannya. Pandangan ini
adalah terutama didasarkan pada proinisp keamanan,
dimana hal ini akan memberikan pengaruh yang baik
terhadap kreditur maupun terhadap perusahaan sendiri.
Aturan struktur finansiil yang konservatif, yang
horizontal memberikan batasan imbangan antara
besarnya modal sendiri di satu pihak dengan
besarnya aktiva tetap plush persediaan besi dilain
pihak. Aturan tersebut menyatakan bahwa
keseluruhan aktiva tetap dan persediaan besi harus
sepenuhnya ditutup atau dibelanjai dengan modal
sendiri. Yaitu modal yang tetap tertanam di dalam
perusahaan. Dengan kata lain dapatlah dikatakan
bahwa besarnya modal sendiri tidak boleh kurang
atau lebih kecil daripada jumlah aktiva tetap plus
persediaan besi. Dengan demikian dianggap normal
oleh aturan tersebut ialah keadaan dimana
besarnya modal sendiri sama besarnya dengan
jumlah aktiva plus persediaan besi.
Keadan normal dalam perimbangan
antara jumlah aktiva tetap (plus persediaan
besi) dengan modal sendiri

Aktiva Lancar Modal


Asing
Aktiva Tetap
+ Modal
Persediaan Besi Sendiri
Suatu keadaan dimana besarnya modal
sendiri lebih kecil daripada besarnya aktiva
tetap plus persediaan, dalam literature
Jerman ialah apa yang disebut Fiskapital
Unterdeckung.
Aktiva Lancar Mobil Asing
Aktiva Tetap
+
Persediaan Besi
Modal Sendiri
Sebaliknya apabila jumlah modal sendiri
lebih besar daripada jumlah aktiva tetap
plus persediaan besi. Berarti bahwa modal
sendiri adalah lebih dari cukup untuk
menutup aktiva tetap tersebut, sehingga
kelebihannya itu dapat digunakan untuk
menutup sebagian daripada aktiva
lancar. Suatu keadaan di mana besarnya
modal sendiri lebih dari cukup untuk
menutup aktiva tetap, dalam literature
jerman ialah apa yang disebut Fiskapital
Uberdeckung
Aktiva Lancar Mobil Asing

Aktiva Tetap Modal


+ Sendiri
Persediaan Besi
II. MODAL KERJA
(WORKING CAPITAL)
A. Pengertian dan Jenis-Jenis Modal Kerja
Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk
membelanjai operasionalnya sehari hari, misalnya
membayar persekot pembelian bahan mentah, membayar
upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya, dimana
uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan
akan dapat kembali lagi masuk dalam perusaqhaan dalam
waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya.
Uang yang masuk yang berasal dari penjualan produk
tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai
operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana
tersebut akan terus menerus berputar setiap periodenya
selama hidupnya perusahaan.
II. MODAL KERJA
(WORKING CAPITAL)
Ada tiga pengertian konsep modal
kerja yaitu :
Konsep Kuantitatif
Konsep Kualitatif
Konsep Fungsionil
Ada tiga pengertian konsep modal kerja yaitu :

a. Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah
aktiva lancar. Modal kerja dalam konsep ini sering disebut modal
kerja bruto (Gross Working Capital).

b. Konsep Kualitatif
Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva
lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai
operasinya perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya. Yaitu
yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas utang lancarnya.

Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto
(net working capital)
Ada tiga pengertian konsep modal kerja yaitu :

c. Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari pada
dana dalam menghasilkan pendapatan (income).
Dalam hubungan ini dapat dikemukakan nama
Wilford J Eitman-j.h. Holtz yang memberikan
definisi modal kerja sebgai dana yang digunakan
selama periode akuntansi dengan maksud untuk
menghasilkan current income yang sesuai dengan
maksud perusahaan. Berdasarkan definisi tersebut
maka pengertian nin working capital adalah dana
yang tidak menghasilkan current income, atau
kalaupunmenghasulkan tidak sesuai dengan tujuan
perusahaan.
Modal kerja dalam suatu perusahaan dapat berbentuk dua
macam, yaitu :

Modal kerja permanen (permanent working capital)

Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk
menjalankan fungsinya. Bisa juga diartikan jumlah kebutuhan
modal kerja yang harus selalu ada dalam satu tahun. Modal
kerja permanen ini dapat dibedakan dalam dua hal yaitu :

Modal kerja primer (primery working capital) yaitu jumlah modal


kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk
menjamin kontinuitas usaha.

Modal kerja normal (normal working capital) yaitu jumlah modal


kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi
yang normal.
Modal kerja variable (variable working capital)

Yaitu modal kerja yang jumlahnya selalu berubah-ubah sessuai


dengan perubahan keadaan atau kebutuhan modal kerja yang
hanya dibutuhkan pada saat-saat tertentu saja dalam satu tahun
perputaran usahanya. Modal kerja variable dapat dibedakan
menjadi :

Modal kerja musiman (seasonal working capital) yaitu modal kerja


yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
musim

Modal kerja siklis (cyclical working capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan fuktuasi konjungtur.

Modal kerja darurat (emergency working capital) yaitu modal


kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan
darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai