Anda di halaman 1dari 12

MODAL DALAM PERUSAHAAN

A. Pengertian Modal; Modal Abstrak-Kongkret; Modal Aktif-Pasif


Perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta juga
makin benyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka faktor produksi modal
mempunyai arti yang lebih menonjol lagi. Sebenarnya masalah modal dalam perusahaan
merupakan persoalan yang tak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu
mengandung begitu banyak dan berbagai rupa aspek. Dalam hubungan inipun perlu
disayangkan bahwa sehingga kini di antara para ahli ekonomi sendiri belum terdapat
“communis opinio” tentang apa yang disebut modal, sehingga karena begitu banyaknya
pendapat-pendapat mengenai pengertian modal yang kadang-kadang bertentangan satu
dengan lainnya, hal ini akan dapat membingungkan kita. Arti pada faktor produksi modal
dalam sejarahnya adalah berkembang sesuai dengan perkembangan artian modal itu sendiri
secara ilmiah. Pada permulaannya, orientasi dari pengertian modal adalah “physical-
oriented”.
Dalam hubungan ini dapat dikemukakan misalnya pengertian modal yang klasik, di
mana artian modal ialah sebagai “hasil produksi yang digunakan untuk memprodusir lebih
lanjut”. Dalam perkembangannya kemudian ternyata pengertian modal mulai bersifat “non-
physical oriented”, di mana antara lain pengertian modal ditekankan pada nilai, daya beli
atau kekuasaan memakai atau mengguanakan yang terkandung dalam barang-barang modal,
meskipun dalam hal ini sebenarnya juga belum ada persesuaian pendapat di antara para ahli
ekonomi sendiri. Dalam hubungan ini baiklah dikemukakan beberapa pengertian modal
menurut beberapa penulis. Lütge mengartikan modal hanyalah dalam artian uang
(geldkapital).
Schwiedland memberikan pengertian modal dalam artian yang lebih luas, di mana modal
itu meliputi baik modal dalam bentuk uang (geldkapital), maupun dalam bentuk barang
(sachkapital), misalnya mesin, barang-barang dagangan, dan lain sebagainya.
Kemudian ada beberapa penulis yang menekankan pada kekuasaan menggunakannya, yaitu
antara lain J.B. Clark.

Putu Sri Wati/Keuangan smt 3-2020-2021 Page 1


A. Amom, J. von Komorzynsky, yang memandang modal sebagai kekuasaan
menggunakan yang diharapkan atas barang-barang modal yang belum digunakan. Dalam
hubungan ini perlu dikemukakan adanya pengertian “modal abstrak” dan penganjur utama
dari pengertian tersebut dapatlah disebut J.B. Clark, di mana dia mengatakan: “Capital is
this permanen fund of productive goods, the identity of whose component elements is
forever changing. Capital goods are shifting component part of this permanent
aggregate”. Untuk pengertian modal abstrak digunakan istilah “capital” dan untuk modal
kongkret digunakan istilah “capital goods”. Modal abstrak digambarkan sebagai “air
terjun” (waterfall), di mana “air terjunnya” adalah tetap, sedangkan “tetesan airnya” selalu
berganti-ganti. Air terjunnya disamakan dengan modal abstrak yang relatif permanen, dan
tetesan airnya disamakan dengan modal kongkret yang selalu berganti-ganti. Oleh Fisher
diberikan istilah lain untuk modal kongkret ialah “capital goods” dan untuk modal abstrak
ialah “ Capital value dari suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu adalah relatif
permanen, sedangkan sementara itu capital goodsnya mengalami perubahan-perubahan
atau pergantian-pergantian.

Prof. Meij mengartikan modal sebagai “kolektivitas dari barang-barang modal” yang
terdapat dalam neraca sebelah debit, sedang yang dimaksudkan dengan barang-barang
modal ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi
produktifnya untuk membentuk pendapatan. Yang dimaksudkan dengan “kekayaan” ialah
“daya beli” yang terdapat dalam barang-barang modal. Dengan demikian maka kekayaan
terdapat dalam neraca sebelah kredit.

Prof. Polak mengartikan modal ialah sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang-
barang modal. Dengan demikian modal ialah terdapat di neraca sebelah kredit. Adapun
yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah barang-barang yang ada dalam
perusahaan yang belum digunakan, jadi yang terdapat di neraca sebelah debit.

Prof. Bakker mengartikan modal ialah baik yang berupa barang-barang kongkret yang
masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debit, maupun
berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat disebelah kredit.

Putu Sri Wati/Keuangan smt 3-2020-2021 Page 2


Jadi yang tercatat di sebelah debit dari neraca disebut “modal kongkret” dan yang
tercatat di sebelah kredit disebut “modal abstrak”.

Apabila kita melihat neraca suatu perusahaan maka selain menggambarkan adanya modal
kongkret dan modal abstrak, dari neraca juga akan tampak 2 gambaran modal, yaitu bahwa
neraca di satu pihak menunjukkan modal menurut bentuknya (sebelah debit) dan di lain
pihak menurut “sumber”nya atau “asal”nya (sebelah kredit). Modal yang menunjukkan
bentuknya ialah apa yang disebut “modal aktif”, sedangkan modal yang menunjukkan
sumbernya atau asalnya ialah apa yang disebut “modal pasif”.

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa “modal aktif” ialah modal yang tertera di
sebelah debit dari neraca, yang menggambarkan bentu-bentuk dalam mana seluruh dana
yang diperoleh perusahaan ditanamkan, sedangkan pengertian “modal pasif” ialah modal
yang tertera di sebelah kredit dari neraca yang menggambarkan sumber-sumber dari mana
dana diperoleh.

Apabila pengertian modal aktif dan pasif di satu pihak dihubungkan dengan
pengertian modal abstrak dan kongkret di lain pihak, maka dapatlah dikatakan bahwa
modal aktif itu termasuk dalam pengertian modal kongkret, sedangkan modal pasif
termasuk dalam pengertian modal abstrak.

Elemen-elemen dari modal aktif akan selalu berubah-ubah, akan selalu berganti-ganti baik
dalam waktu yang pendek (kas, efekten, piutang, barang), maupun dalam jangka waktu
yang panjang (aktiva tetap). Sedangkan nilai dari modal pasif dalam jangka waktu tertentu
adalah relatif permanen.

B. Pembagian Modal Aktif


Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, modal aktif atau kekayaan suatu perusahaan
dapat dibedakan antara “aktiva lancar” dan “aktiva tetap”. Perbandingan atau perimbangan
antara kedua aktiva tersebut akan menentukan “struktur kekayaan”.

Dimaksudkan dengan pengertian aktiva lancar ialah aktiva yang habis dalam satu kali
berputar dalam proses produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang
pendek (umumya kurang dari satu tahun). Dalam perputarannya yang satu kali ini, elemen-

Putu Sri Wati/Keuangan smt 3-2020-2021 Page 3


elemen dari aktiva lancar tidak sama cepatnya ataupun tingkat perputarannya, misalnya
piutang menjadinya kas adalah lebih cepat daripada inventory (apabila penjualan dilakukan
secara kredit), karena piutang menjadinya kas hanya membutuhkan satu langkah saja,
sedangkan inventory melalui piutang dahulu barulah menjadi kas. Dengan kata lain, dapat
dikatakan bahwa aktiva lancar ialah aktiva yang dapat diuangkan dalam waktu yang pendek.
Dimaksudkan dengan pengertian aktiva tetap ialah aktiva yang tahan lama yang tidak atau
yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi.

Aktiva tetap yang tidak habis dalam proses produksi misalnya; tanah di mana di
atasnya didirikan bangunan-bangunan pabrik, hutan, dan untuk aktiva tersebut tidak diadakan
penyusutan. Adapun aktiva tetap yang berangsur-angsur habis dalam proses produksi
misalnya bangunan-bangunan pabrik, kendaraan-kendaraan, perlengkapan-perlengkapan dan
lain-lain, dan untuk golongan aktiva ini diadakan penyusutan, sebagai prestasi yang
digunakan dalam proses produksi selama periode tertentu. Dengan demikian maka aktiva ini
akan kemabli dalam bentuk semula dengan cara tidak sekaligus dalam satu kali perputaran,
melainkan secara berangsur-angsur kembalinya melalui penyusutan-penyusutan.

Ditinjau dari lamanya perputaran, aktiva tetap ialah aktiva yang mengalami proses perputaran
dalam jangka waktu yang panjang (lebih dari satu tahun).

Berdasarkan fungsi bekerjanya aktiva dalam perusahaan, dapatlah modal aktif dibedakan
dalam: “modal kerja” (working capital assets) dan “modal tetap” (fixed capital assets).
Pengertian modal kerja dimaksudkan sebagai jumlah keseluruhan aktiva lancar. Adapun
artian lain dari modal kerja ialah kelebihan dari aktiva lancar di atas utang lancar. Dalam
hubungan ini banyak penulis buku pembelanjaan, antara lain W.B. Taylor membedakan
kedua pengertian tersebut dengan menggunakan istilah “gross working capital” untuk yang
disebutkan lebih dahulu, dan istilah “net working capital” untuk yang disebutkan lebih
kemudian.

Perbedaan fungsionil antara modal kerja dengan modal tetap, ialah dalam artian bahwa:

1. Jumlah modal kerja adalah lebih fleksibel. Jumlah modal kerja dapat lebih mudah
diperbesar atau diperkecil, disesuaikan dengan kebutuhannya. Sedangkan modal tetap,
sekali dibeli tidak mudah dikurangi atau diperkecil. Dalam keadaan gelombang

Putu Sri Wati/Keuangan smt 3-2020-2021 Page 4


ekonomi yang menurun, modal kerja dapat dengan segera dikurangi, tetapi modal tetap
tidak dapat dengan segera dikurangi sehingga selalu ketinggalan waktunya. Demikian
pula sebaliknya dalam keadaan gelombang ekonomi naik, modal tetap tidak dapat
segera diperbesar atau disesuaikan.
2. Susunan modal kerja adalah relatif variabel. Elemen-elemen modal kerja akan
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, sedangkan susunan modal tetap adalah relatif
permanen dalam jangka waktu tertentu, karena elemen-elemen dari modal tetap tidak
segera mengalami perubahan-perubahan.
3. Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang pendek, sedangkan
modal tetap mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang panjang.
Banyak penulis-penulis yang menggunakan istilah-istilah lain untuk modal kerja,
yaitu istilah-istilah: “circulating capital; short term capital; current capital; current
assets; trading capital; trading assets”.

Untuk menentukan apakah suatu aktiva itu termasuk dalam “working capital assets” atau
termasuk dalam ‘fixed capital assets”, haruslah dilihat pada fungsi dari aktiva tersebut
dalam perusahaan yang bersangkutan. Misalnya truck bagi perusahaan transpor adalah
termasuk dalam pengertian modal tetap, tetapi bagi dealer truck tersebut termasuk sebagai
modal kerja.

C. Pembagian Modal Pasif

Apabila kita melihat kepada asalnya, modal pasif dapat dibedakan antara “modal
sendiri” dan “modal asing”, atau “modal badan usaha” dan “modal kreditur/utang”.

Modal sendiri atau sering disebut modal bahan usaha adalah modal yang berasal dari
perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau
pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain). Modal inilah yang menjadi tanggungan
terhadap keseluruhan risiko perusahaan dan secara yuridis modal inilah yang merupakan
jaminan bagi para kreditur. Sedangkan modal asing atau sering juga disebut modal kreditur,
adalah modal yang berasal dari kreditur, yang ini merupakan utang bagi perusahaan yang
bersangkutan. Perimbangan atau perbandingan antara kedua golongan modal tersebut dalam
suatu perusahaan akan menentukan “struktur finansiil” dari perusahaan tersebut.

Putu Sri Wati/Keuangan smt 3-2020-2021 Page 5


Ditinjau dari lamanya penggunaan modal passiva dapat dibedakan antara “modal
jangka panjang” dan “modal jangka pendek”. Pembagian dari modal pasif dapat juga
didasarkan pada syarat likuiditas, syarat solvabilitas dan syarat rentabilitas. Berdasarkan
syarat likuiditas; yaitu menurut jangka waktu penggunaannya, modal pasif dapat dibedakan
antara modal jangka panjang (baik yang tertentu waktunya maupun yang tidak tertentu
waktunya), dan modal jangka pendek (baik yang tertentu waktunya maupun tidak tertentu
waktunya). Modal jangka panjang tak tertentu waktunya, misalnya modal saham, modal dari
perusahaan induk, di mana modal ini akan tetap tertanam dalam perusahaan selama
hidupnya. Modal jangka panjang tertentu waktunya, misalnya modal obligasi, hipotek, di
mana modal ini akan tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu yang lama, tetapi
terbatas sampai hari jatuhnya, yaitu saat di mana obligasi atau hipotek tersebut harus dibayar
kemabli.

Modal jangka pendek tidak tertentu waktunya, misalnya kredit rekening koran,
sedangkan kredit jangka pendek tertentu waktunya, misalnya kredit prolongasi, kredit
belening, kredit wesel, kredit dari penjual (leveranciers crediet), kredit dari pembeli
(afnemers-crediet) dan lain sebagainya.

Berdasarkan syarat solvabilitas, yang dalam hubungannya dengan fungsinya sebagai


jaminan, modal pasiva dapat dibedakan antara “modal sendiri” dan “modal asing”.

Berdasarkan syarat rentabilitas, yaitu hubungannya dengan penghasilan atau


pendapatan, modal pasiva dapat dibedakan antara modal dengan pendapatan tetap (modal
obligasi), dan modal dengan pendapatan tidak tetap (modal saham). Apabila ketiga
pembagian modal pasiva tersebut kita hubungkan satu dengan lainnya, maka kita dapat
mengatakan bahwa:

1. Modal jangka panjang yang ditarik untuk jangka waktu tidak tertentu/terbatas waktunya
(dari susut likuiditas), adalah modal sendiri (dari sudut solvabilitas), dan merupakan
modal dengan pendapatan tidak tetap (dari sudut rentabilitas).
2. Modal yang ditarik untuk jangka waktu tertentu/terbatas waktunya (dari sudut likuiditas),
adalah modal asing (dari sudut solvabilitas), dan merupakan modal dengan pendapatan
tetap (dari sudut rentabilitas).

Putu Sri Wati/Keuangan smt 3-2020-2021 Page 6


D. Struktur Kekayaan dan Struktur Finansiil/Struktur Modal
Dimaksudkan dengan pengertian “ struktur kekayaan” ialah perimbangan
atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar
dengan aktiva tetap. Misalnya: aktiva lancar Rp. 80.000,00; aktiva tetap Rp. 120.000,00;
absolut = 8 : 12; relatif 40% :60%.

“Struktur finansiil” mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva perusahaan


dibelanjai, dengan demikian struktur finansiil tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca.
Struktur finansiil mencerminkan pula perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif
antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah

modal sendiri. “Struktur modal” adalah pembelanjaan permanen di mana mecerminkan


perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Apabila struktur finansiil
tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca, maka struktur modal hanya tercermin pada
utang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri, di mana kedua golongan tersebut
merupakan dana permanen atau dana jangka panjang. Dengan demikian maka struktur modal
hanya merupakan sebagian saja dari struktur finansiil.

Misalkan suatu perusahaan mempunyai modal asing sebesar Rp. 50.000,00 dan modal
sendiri sebesar Rp. 150.000,00 maka perimbangannya dalam artian absolut adalah 5 : 15 dan
perimbangan relatif adalah 25 % : 75%. Untuk dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, hal
tersebut digambarkan sebagai berikut:

Putu Sri Wati/Keuangan smt 3-2020-2021 Page 7


Tabel 2.1
Struktur kekayaan dan struktur finansiil

Struktur Kekayaan Struktur Finansiil


Aktiva Aktiva Modal Modal
Lancar Lancar Asing 5 = Asing
8 8 33,3% 5=25%
= = dari
40% 66,7% dari Modal
Aktiva Sendiri
100% Tetap 100%
Aktiva atau Aktiva Modal atau Modal
Tetap Tetap Sendiri Sendiri
15 12 15 15
= = = =
60% 100% 100% 75%

Dalam hubungannya dengan struktur finansiil dan struktur kekayaan, kita mengenal
adanya pedoman atau aturan struktur finansiil yang konservatif, baik yang vertikal maupun yang
horizontal. Aturan struktur finansiil konservatif yang vertikal memberikan batas imbangan yang
harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dengan modal
sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-tama harus dibangun
atas dasar modal sendiri, yaitu modal yang tahan risiko, maka aturan finansiil tersebut
menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh
melebihi besarnya modal sendiri. Koefisien utang, yaitu angka perbandingan antara jumlah
modal asing dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1 : 1. Setiap perluasan basis modal
sendiri akan memperbesar kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko usaha perusahaan
yang akan dibelanjainya. Pandangan ini adalah terutama didasarkan pada “prinsip keamanan”,
di mana hal ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kreditur maupun terhadap
perusahaan sendiri.

Adapun aturan struktur finansiil konservatif yang horizontal memberikan batas imbangan
antara besarnya modal sendiri di satu pihak dengan besarnya aktiva tetap plus persediaan besi di
lain pihak. Aturan tersebut menyatakan bahwa keseluruhan “aktiva tetap” dan “persediaan besi”
harus sepenuhnya ditutup atau dibelanjai dengan modal sendiri, yaitu modal yang tetap tertanam
di dalam perusahaan. Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa besarnya modal sendiri tidak

Putu Sri Wati/Keuangan smt 3-2020-2021 Page 8


boleh kurang atau lebih kecil daripada jumlah aktiva tetap plus persediaan besi. Dengan
demikian maka keadaan yang dianggap normal oleh aturan tersebut ialah keadaan di mana
besarnya modal sendiri sama besarnya dengan jumlah aktiva plus persediaan besi.

Tabel 2.2
Keadaan normal dalam perimbangan antara jumlah aktiva tetap
(plus persediaan besi) dengan modal sendiri

Aktiva Lancar Modal Asing


Aktiva Tetap
+ Modal Sendiri
Persediaan Besi

Apabila jumlah modal sendiri lebih kecil atau kurang daripada besarnya aktiva tetap plus
persediaan besi, berarti bahwa aktiva tetap tersebut “kurang tertutup” oleh modal sendiri,
sehingga besarnya modal sendiri tidak cukup untuk menjamin atau menutup aktiva tetap
tersebut.

Aktiva tetap dan persediaan besi adalah merupakan asset yang akan tetap terikat di dalam
perusahaan untuk jangka waktu yang lama sehingga untuk membelanjai assets tersebut juga
diperlukan modal yang akan tetap tertanam dalam perusahaan, yaitu dalam bentuknya modal
sendiri. Apabila besarnya modal sendiri lebih kecil daripada aktiva tetap plus persediaan besi,
berarti bahwa sebagian dari aktiva tersenut dibelanjai dengan modal asing. Apabila jangka waktu
modal asing tersebut lebih pendek daripada jangka waktu terikatnya dana dalam aktiva tetap
tersebut, hal ini akan mengganggu likuiditas perusahaan yang bersangkutan. Suatu keadaan di
mana besarnya modal sendiri lebih kecil daripada besarnya aktiva tetap plus-persediaan besi,
dalam literatur Jerman ialah apa yang disebut “Fixkapital-Unterdeckung”. Sisi lain dalam suatu
rumah tangga perusahaan memerlukan modal yang dipergunakan untuk operasional. Dan modal
yang dimaksud dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu :

1. Modal aktif yang sering di sebut modal perusahaan.


2. Modal pasip perusahaan kadang-kadang disebut dengan kekayaan perusahaan

Putu Sri Wati/Keuangan smt 3-2020-2021 Page 9


Tabel 2.3 berikut memperlihatkan pembagian modal aktip perusahaan.

Aktiva lancar a. Modal kerja


Bahan baku Produk jadi
Bahan pembantu Piutang yang tidak dapat di
tagih saat jatuh tempo.

b. Alat-alat lancar Piutang/tagihan yang segera


Uang kas dapat di uangkan atau di
tagih.

Surat-surat berharga yang


segera dapat di uangkan

Aktiva Tetap Tanah Kendaraan bermotor,


Bangunan-bangunan peralatan besar pabrik dll
Mesin-mesin

Gambar 2.4 menampilkan komposisi sebelah kanan neraca = struktur keuangan.


Perbandingan antara pinjaman jangka panjang dan modal sendiri = struktur modal.

Putu Sri Wati/Keuangan smt 3-2020-2021 Page 10


Perusahaan ABC
NERACA
Per 31 Desember 20xx

DEBET KREDIT
Modal aktip Modal pasip
1. Aktiva lancar 1. Pinjaman jangka
a. Modal kerja pendek
Bahan baku,bahan Utang
pembantu,produk dagang,promes dan
Struktur
setengah jadi,dll wesel bayar, utang
Keuangan
b. Alat-alat lancar jangka pendek dll.
Kas,bank,piutang,sur
at-surat berharga. 2. Pinjaman jangka
panjang
2. Aktiva tetap Pinjaman obligasi,
Tanah, bangunan dan pinjaman hipotek
gedung dll dll

3. Modal sendiri Struktur


Modal, cadangan modal
dan saldo laba tidak
dibagi atau di tanam
kembali.
Sumber : Kartadinata
(1998:5)

dilihat dari pembagian modal (www.geogle.com- IV) bisa dilihat dalam gambar 2.3
berikut :

Putu Sri Wati/Keuangan smt 3-2020-2021 Page 11


Aktiva lancar

Aktiva tetap
Cara dan
lama berputar

Modal aktif Fungsi aktiva Modal tetap


Bekerja dlm persh
Modal kerja

Modal Dilihat dari


Modal sendiri
asalnya

Modal pasif
Lama penggunaan Modal asing

Modal jk Panjang

Modal Jk Pendek

Selesai

Putu Sri Wati/Keuangan smt 3-2020-2021 Page 12

Anda mungkin juga menyukai