Analisis Aset
Dr. Amilin, M.Si. ,Ak.
PENDAHULUAN
Analisis Aset
A. DEFINISI NERACA
atau kita juga bisa melihat dalam bentuk seperti berikut ini.
Jadi, aktiva adalah jumlah pasiva dan ekuitas; pasiva adalah selisih
antara aktiva dan ekuitas; dan ekuitas adalah selisih antara aktiva dan pasiva.
Dalam melakukan analisis neraca (balance sheet) sebagai bentuk atau
cara mendapatkan informasi keuangan suatu perusahaan, dapat dilakukan
dengan dua cara berikut.
1. Menganalisis dengan melihat hubungan-hubungan yang terdapat pada
data-data yang ada di jumlah neraca tersebut.
2. Menganalisis dengan melihat hubungan antara jumlah angka-angka yang
terdapat di neraca (balance sheet) dan laporan raba rugi (income
statement).
Tabel 6.1
Definisi Aktiva, Kewajiban, dan Modal Sendiri
Neraca
Aktiva Kewajiban
Kemungkinan keuntungan ekonomi di masa Kemungkinan pengorbanan keuntungan
depan yang diperoleh atau dikontrol oleh ekonomi di masa depan yang muncul dari
entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi kewajiban sekarang entitas tertentu untuk
atau kejadian di masa lalu. mentransfer aktiva atau memberikan
pelayanan untuk entitas lain di masa depan
sebagai hasil transaksi atau kejadian di
masa lalu.
6.4 ANAL I SIS I NF"ORMASI KEUANGAN •
Neraca
Ekuitas
Residual aktiva setelah dikurangi
kewajiban/utang. Dalam suatu usaha bisnis,
ekuitas sama dengan kepemilikan.
C. CURRENT ASSETS
1. Kas
Dalam neraca, kas diletakkan paling atas. Ini dilakukan karena kas
adalah yang paling likuid di antara aset lainnya. Dalam artian, jika
perusahaan sedang membutuhkan/memerlukan uang, hal itu dapat langsung
diambil dari kas. Karena itu, ketersediaan kas dalam jumlah yang selalu
cukup sangat diharapkan oleh pihak manajemen perusahaan.
Kas (cash) itu didefinisjkan sebagai suatu kepemilikan perusahaan dalam
bentuk uang tunai atau currency (mata uang), seperti rupiah, dolar Amerika,
yen Jepang, ringgit Malaysia, yuan Cina, euro, dan sebagainya. Artinya, jika
transaksi penerimaan pembayaran disepakati dalam mata uang domestik,
akan diterima dalam mata uang domestik. Begitu pula sebaliknya, dalam
mata uang asing akan diterima dalam mata uang asing (valas).
Penguatan kas dipengaruhi oleh faktor-faktor dan item-item yang ada di
current assets dan noncurrent assets/fixed assets. Perusahaan dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya menganut prinsip going concern atau
keberlangsungan usaha/bisnis. J adi, perusahaan tidak mengenal titik awal dan
titik akhir. Contohnya, perusahaan memutuskan investasi pada pembelian
surat berharga (investment in commercial paper) saham dan obligasi. Jika
saham dan obligasi yang dibeli tersebut memiliki sisi profitable, keuntungan
dari basil penjualan akan masuk ke kas perusahaan.
Begitu juga hubungan kas dengan penjualan. Kemampuan produksi
dipengaruhi oleh perkiraan penjualan dan penjualan dipengaruhi oleh daya
beli (purchasing power parity). Daya beli salah satunya dipengaruhi oleh
6.6 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •
kondisi mikro dan makro ekonomi. Hasil penjualan dari barang yang
diproduksi, baik yang dibayar tunai maupun kredit, akan memberi pengaruh
pada kas perusahaan. Apabila harga jual melebihi biaya pokok penjualan
(termasuk penyusutan) untuk suatu periode, perusahaan akan memperoleh
keuntungan.
Kas
Interval Komitmen
penagihan pembelian
Gambar 6.1
Siklus Operasi
• EKS14204/ MDDUL 6 6.7
Contoh
Misalkan pada 1 Oktober 2009, $1=Rp9.500; ke1nudian pada 17 Oktober
2009, $1=Rp9.725. Maka itu, kita dapat menghitung selisihnya dengan
menerapkan formula secara sederhana seperti berikut.
7tRp = Rp t- l - Rp t
Keterangan
7tRp = selisih keuntungan dalam bentuk rupiah per dolar Amerika
P enyelesaiannya
7tRp - Rp t-1 - Rp t
- Rp9.500 - Rp9.725
- Rp225
Maka itu, selisih keuntungan dalam bentuk rupiah per dolarnya adalah
Rp225. Jika seseorang membe]j sebanyak 15.000 dolar, jumlah keuntungan
dengan kondisi seperti di atas menjadi $15.000 x Rp225 = Rp3.375.000.
Keuntungan ini diperoleh hanya dalam waktu 15 hari. Tentu, kondisi
keuntungan ini sangat tergantung pada naik dan turunnya nilai kurs dolar
dibanding nilai rupiah di pasaran.
Uang, menurut banyak pakar, dapat disetarakan dengan kas. Menurut
Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2001 , kas adalah mata uang
kertas dan logam, baik rupiah maupun mata uang asing yang masih berlaku
• EKS14204/ MDDUL 6 6.9
Ada tiga cara yang lazim ditempuh oleh suatu perusahaan dan j uga
lembaga keuangan (financial institution) guna menghindari risiko
ketidakpastian seperti berikut.
a. A ccounting/translation exposure
Pertama menerapkan accounting/translation exposure, yaitu melakukan
kebijakan untuk mengonversi aktiva dan pasiva perusahaan dari bentuk
valas ke dalam bentuk mata uang domestik negara yang bersangkutan.
Tujuan penerapan accounting/translation exposure adalah konsolidasi
dan pelaporan.
b. Transaction exposure
Kedua menerapkan transaction exposure, yaitu melakukan kebijakan
pendapatan dan biaya (cost) pada valas dalam tahun buku yang akan
datang dan selanjutnya melakukan analisis pengaruhnya terhadap laba
bersih atas potensi kemungkinan timbulnya perubahan-perubahan dalam
kurs valuta asing.
c. Economic exposure (operating/competitive exposure)
Ketiga menerapkan economtc exposure (operating/competitive
exposure), yaitu melakukan research dan analisis secara mendalam
terhadap tren kurs valas yang terjadi pada masa yang akan datang (future
analysis), mengkajinya dalam bentuk hubungannya dengan kondisi dari
ekspor dan impor, serta sebagainya pada kondisi jangka panjang.
6.10 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •
Transaction exposure ~
Gambar 6.2
Posisi Accounting/Translation Exposure, Transaction Exposure,
dan Economic Exposure (Operating/Competitive Exposure)
Untuk memahami lebih jauh tentang laporan kas, baik dari segi sumber-
sumbernya maupun ke mana dipergunakannya, dapat kita lihat pada tabel di
bawah ini.
label 6.2
Sumber-sumber dan Penggunaan Kas
Berkuran ·
Bertambahn a wesel ba ar
Bertambahn
Bertambahn a kas
Tabel 6.3
Klasifikasi Penyebab Perubahan Kas
2. Emas
Dari beberapa literatur, ada yang menempatkan posisi emas sama atau
setara dengan kas. Karena, jika dilihat dari segi likuid, emas sama likuidnya
dengan kas dan bahkan nilai emas di pasaran selalu mengalami kenaikan
setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh emas yang masuk dalam kategori
barang langka (scarcity). Karena itu, banyak perusahaan yang menempatkan
emas (gold) sebagai salah satu aset lancar yang dianggap memiliki sisi
profitable di masa yang akan datang.
Menurut sejarahnya, emas telah tercatat sebagai salah satu mata uang
yang paling familiar di seluruh dunia hingga sekarang. Bahkan, banyak bank
sentral (central banking) di berbagai negara menempatkan emas sebagai
cadangan (reserve) , seperti Bank Indonesia (lihat balance sheet of Indonesia
Banking pada Tabel 6.4).
Dari segi nilai, yang memiliki nilai tertinggi adalah emas batangan
dibandingkan dengan emas koin dan emas perhiasan. Hal ini disebabkan
emas batangan dianggap masih murni dan belum mengalami proses
pembentukan. Yang kedua adalah emas koin. Emas koin pernah dipakai oleh
beberapa negara sebagai alat transaksi perdagangan. Namun, karena dianggap
tidak lagi representatif pada masa sekarang, penggunaan dan pemakaian emas
koin ditiadakan, tentunya ini didasarkan oleh berbagai alasan dari segi
perspektif keuangan. Yang ketiga adalah emas perhiasan yang dianggap
sebagai emas yang nilainya paling rendah dari kedua emas di atas. Alasannya
adalah emas perhiasan sudah mengalami pembentukan/modifikasi dan telah
menghilangkan berbagai sisi kemurnian emas tersebut.
• E KS14204/ MDDUL 6 6.13
Tabel 6.4
Bank Indonesia (Indonesia Banking)
Neraca (Balance Sheet)
Per 31 Desember 2009 dan 2008
(dalam j utaan rupiah)
Mengkaji hubungan emas dan mata uang yang beredar adalah sesuatu
yang menarik. Namun, yang menjadi persoalan adalah berapa jumlah emas
yang dimi1iki oleh suatu negara untuk dijadikan sebagai ukuran dengan
jumlah uang yang diterbitkan setiap tahunnya dan bagaimana jika cadangan
emasnya menipis serta apakah cadangan dalam bentuk emas telah begitu
pasti membuat mata uang (currency) suatu negara menjadi aman.
Secara konsep keuangan, semakin besar cadangan yang dimiliki,
semaki n menunjukkan sisi aman karena berpengaruh pada kestabilan
peredaran uang. Secara sederhana, cadangan tersebut dapat dilihat sebagai
hedging atau lindung nilai terhadap kejadian-kejadian yang menyangkut
perubahan dari mata uang suatu negara.
Hampir semua literatur menjelaskan bahwa harga emas cenderung stabil
di pasaran. Adapun yang mengalami perubahan adalah saat uang kertas
dipakai untuk membeli emas tersebut. Contohnya, jika negara X melakukan
bisnis dengan negara Y, yaitu negara X membeli barang dari negara Y dan
membayarnya dalam bentuk emas. Secara sederhana, kita bisa mengetahui
bahwa negara X akan mengalami kek urangan emas karena telah terpakai
untuk membayar ke negara Y. Maka itu, pada saat kondisi emas mengalami
kekurangan, negara X menerapkan kebijakan hati-hati dalam penyaluran
kreditornya sebab emas telah menjadi nilai yang penting bagi negara X
tersebut.
1277 1404
1064
974
872
697
Gambar 6.3
Harga Rata-rata Emas
6.16 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •
3. Obligasi
a. Pengertian obligasi
Keputusan perusahaan dalam pembelian obligasi (bonds) merupakan
bentuk kebijakan investasi dalam bidang surat berharga (investment in
commercial paper) yang memiliki nilai profitable. Oleh karena itu,
perusahaan dengan perangkat finance analysis melakukan research dan
kajian secara komprehensif untuk menentukan manakah obligasi yang paling
tepat untuk dibeli.
Obligasi itu termasuk dalam kategori commercial paper. Commercial
paper memiliki beberapa ketentuan, yaitu tercantumnya nilai nominal,
adanya waktu (deadline) kapan harus dibayar, dan menjelaskan nama
penerbit. Nilai uang yang tercantum pada commercial paper jauh melebihi
nilai uang jenis instrumen pasar uang lainnya, kecuali treasury bills, dan
sebagian besar diterbitkan oleh lembaga keuangan, seperti perusahaan
holding back (bank holding companies) serta perusahaan-perusahaan yang
terlibat dalam penjualan dan keuangan pribadi, asuransi, dan leasing
(William F. Sharpe, et al).
• EKS14204/MDDUL 6 6.17
d. Karakteristik obligasi
Kajian tentang obligasi menjadi semakin menarik pada saat kita
memaha1ninya secara lebih kompleks. Ada beberapa jenis dan karakteristik
obligasi yang diperdagangkan di bursa efek. Eduardus Tandelilinrs
menyebutkan ada delapan.
1) Obligasi dengan jarninan (mortgage bond) adalah obligasi yang
diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jarninan aset riil. Jika
perusahaan gagal memenuhi kewajibannya, pemegang obligasi berhak
untuk mengambil alih aset terse but. Perusahaan j uga bisa menerbitkan
obligasi junior atau second motgage bond, yaitu obligasi dengan
menggunakan jaminan aset riil yang sama dengan obligasi yang telah
diterbitkan sebelumnya. Contohnya, PT XYZ menerbitkan obligasi
senilai Rp 4 juta dengan menggunakan jarninan tanah dan bangunan
gudang PT XYZ senilai Rp 10 juta. Beberapa waktu kemudian, PT XYZ
mengeluarkan obligasi lagi senilai Rp 2 juta dengan menggunakan
jarninan tanah dan gudang bangunan yang sama dengan obligasi
pertama. Maka itu, obligasi yang pertama kali diterbitkan oleh PT XYZ
disebut dengan obligasi senior atau first mortgage bond dan yang kedua
disebut dengan obligasi junior. Jika terjadi likuidasi, pemegang obligasi
yang kedua akan mempunyai hak atas jarninan tersebut setelah hak
pemegang obligasi pertama terpenuhi.
2) Obligasi tanpa jarninan (debentures atau unsecured bond) adalah
obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jarninan aset riil
tertentu. Sama halnya dengan ,nortgage bond, perusahaan juga bisa
menerbitkan obligasi tanpa jaminan lagi setelah obligasi tanpa jarninan
diterbitkan atau disebut sebagai subordinated (junior) debentures.
• EKS14204/MDDUL 6 6.21
e. Peringkat obligasi
Obligasi yang dijual ke publik dalam perspektif para pembeli melihatnya
berdasarkan peringkat (rating). Peringkat tersebut menggambarkan credible
dan prospek layaknya obligasi tersebut dibeli untuk dijadikan sebagai salah
satu current asset perusahaan. Oleh karena itu, tidak sembarang obligasi yang
akan dibeli, tetapi obligasi yang dibeli terutama didasarkan pada rekomendasi
dari lembaga pemeringkat yang selama ini telah tepercaya dan teruji
penilaiannya di tingkat internasional.
Beberapa lembaga pemeringkat (rating agency) yang ada di dunia adalah
Moody's Investor Services, Standar & Poor's Corporation, Duff & Phelps,
Fitch Investor Service, dan lain-lain. Sementara itu, lembaga pemeringkat
(rating agency) yang ada di Indonesia adalah PT Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO), PT Kasnic, dan lain-lain.
Ta be l 6.5
De finisi dan Peringkat Obligasi
l abel 6.6
Bond Ratings
Very High
Bond Ratings High Quality Speculative Very Poor
Quality
Standard & AM AA A BBB BB B CCC D
Poor's
Moody's Aaa Aa A BBB Ba B Caa C
Sumber: Stephen A. Ross dan Randolph W. Westerf ield, Corporate Finance (St.
Louis: Timer Mirror/Mosby College Publishing, 1998) dalam Bodie, Kane,
dan Marcus (2005 :472). Data from Various Edition of Standard & Poor's
Bond Guide and Moody's Bond Guide.
Suku
Sunga
Rp2 ........................................................................................................ ~
111,75%
Rp1
\ 10,5%,
0 5 10 Waktu
Gambar 6.4
Suku Bunga dan Jangka Waktu Obligasi
• EKS14204/ MDDUL 6 6.25
Untuk memahami secara lebih dalam, ada tiga alasan mengapa obligasi
dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun berbeda suku bunganya seperti berikut.
1) Obligasi adalah surat utang. Dalam konsep utang, semakin lama jangka
waktunya, semakin tinggi suku bunga yang biasanya ditetapkan. Melihat
pada nilai uang, yaitu semakin jauh waktunya, semakin turun nilainya.
Semakin lama investor menanamkan uangnya dalam obligasi, semakin
besar kerugian yang ditanggungnya dan semakin besar pula penurunan
dalam harga obligasi.
2) Konsep time line (garis waktu) yang terus bergerak ke depan, yaitu
melihat pada penggunaan uang bahwa semakin cepat digunakan semakin
baik karena semakin cepat bisa di-turnover-kan. Bisa cepat di-turnover
berarti secara otomatis risiko juga menjadi lebih tinggi, sedangkan
investor merniliki karakteristik penghindar risiko. Dengan begitu,
rekomendasi yang dibuat adalah sulit memperoleh keuntungan dalam
jangka waktu yang singkat, yaitu lima tahun. Guna menghindari
kerugian, investor memutuskan mendapatkan keuntungan dalam bentuk
yield yang hanya 10,5%.
3) Konsep inflasi: inflasi itu sifatnya struktural dan terus naik dari waktu ke
waktu. lnflasi adalah menurunnya nilai uang dan naiknya harga barang.
Semakin lama nilai mata uang, semakin menurun.
Keterangan
Otb = obligasi tanpa batas waktu
G = nilai obligasi
R = tingkat keuntungan yang diharapkan dengan penetapan suku bunga
yang ditentukan
6.26 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •
-
Price
I
3.000
I
2.000
I
1.000
I o 2 4 6 8 10
Time
Gambar 6.5
Pergerakan Grafik Obligasi
Pada gambar tersebut, terlihat garis obligasi (bond line) bergerak lurus
mengikuti waktu. Hal ini terjadi karena nilai obligasi adalah tetap atau tidak
berfluktuasi, misalnya obligasi senilai Rp2.800.000.000 pada tiap tahun
nilainya tetap Rp2.800.000.000 hingga akhir periode. Tingkat keuntungan
dalam bentuk bunga (interest) juga tetap, yaitu ditetapkan 0,11 atau 11 %.
1) Tingkat bunga obligasi
Perbedaan tingkat bunga obligasi sangat tergantung pada dua hal berikut.
a) Waktu jatuh tempo suatu obligasi (suatu obligasi yang mempunyai
waktu jatuh tempo yang berbeda akan mempunyai kepekaan yield
obligasi yang berbeda pula).
b) Premi risiko obligasi (premi risiko terkait dengan premi yang
diminta oleh peminjam sebagai kompensasi atas risiko obligasi yang
ditanggungnya).
2) Spot interest rate
Spot interest rate merupakan tingkat bunga dari obligasi yang hanya
mempunyai satu arus kas bagi pembeli obligasi tersebut (Suad Husnan).
Obligasi dengan satu arus kas seperti ini sering disebut juga dengan zero
coupon bond dan pure discount bond.
• EKS14204/MDDUL 6 6.27
Keterangan
C = current yield dari obligasi tersebut
C; = coupon interest atau kewajiban membayar kupon obligasi pada
tahun i
Pm = market price of bond atau harga pasar dari obligasi
Contoh soal
Diketahui PT Mahesa Dewa melakukan pembayaran obligasi per
tahunnya adalah Rp45.000.000,- dan harga yang ditetapkan adalah
Rp385.000.000,-. Selanjutnya, kita dapat menghitung current yield-nya
sebagai berikut.
45.000.000
N ------
bp - 385.000.000
Nbp = 0,1169 = 11, 69%
c1 c2 c3 C T,
1
P= l+ 2+ 3+ .. ·+ n n+ n
(l +Y) (l +Y) (l +Y) (l +Y) (l+Y)
Keterangan
P - harga obligasi saat ini
C - pembayaran kupon untuk setiap tahunnya
Y - yield to maturity
Tn - nilai jatuh tempo
Jika kita melihat rumus di atas dan mempelajarinya dengan saksama, ada
kesamaan hitungan YTM dengan cara menghitung IRR (Internal rate
return). Internal rate return (tingkat hasil pengembalian internal) adalah
tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari sebuah usulan proyek
kemudian hari.
4. Saham
Saham yang dimaksud di sini adalah saham yang berasal dari perusahaan
lain, yang dibeli oleh pihak manajemen perusahaan dan sewaktu-waktu bisa
dijual kembali jika membutuhkan dana. Hasil keuntungan penjualan tersebut
akan masuk ke kas perusahaan. Keputusan pembelian saham juga merupakan
bentuk investasi perusahaan dalam bidang commercial paper. Artinya,
keputusan investment in commercial paper memiliki nilai profitable.
Beberapa pengertian saham sebagai berikut.
a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan.
b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan,
serta diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap
pemegangnya.
c. Persediaan yang siap untuk dijual.
Common stock (saha1n biasa) adalah surat berharga yang dijual oleh
suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen,
dan sebagainya). Pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (rapat
umum pemegang saham) dan RUPSLB (rapat umum pemegang saham
luar biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue
(penjualan saham terbatas) atau tidak. Selanjutnya, pada akhir tahun, ia
akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen. Secara lebih tegas,
Skousen, Stice, dan Stice mengatakan, "Para pemegang saham biasa
merupakan para pemilik riil perusahaan (korporasi) ini: mereka memiliki
hak pilih (vote) atas dewan direktur dan memiliki kepemilikan legal
aktiva perusahaan setelah tuntutan (claim) semua kreditor dan para
pemegang saham preferen dipenuhi."
Saham biasa ini memiliki beberapa jenis seperti berikut.
Common stock (saham biasa) memiliki kelebihan dibandingkan
preferred stock, terutama diberi hak untuk ikut dalam rapat umum
pemegang saham (RUPS) dan rapat umum pemegang saham luar biasa
(RUPSLB) yang otomatis memberikan wewenang kepada pemegangnya
untuk ikut serta dalam menentukan berbagai kebijakan perusahaan.
Common stock ini memiliki beberapa jenis berikut.
a) Blue chip-stock (saham unggulan) adalah saham dari perusahaan
yang dikenal secara nasional dan memiliki sej arah lab a,
pertumbuhan, dan manajemen yang berkualitas. Contohnya adalah
saham-saham IBM dan Du pont.
b) Growth stock adalah saham-saham yang diharapkan memberikan
pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata-rata saham-saham lain
dan karena itu mempunyai PER yang tinggi (Suad Husnan).
c) Defensif stock (saham-saham defensit) adalah saham yang
cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau perekonomian yang
tidak menentu berkaitan dengan dividen, pendapatan, dan kinerja
pasar. Contoh perusahaan yang masuk kategori ini biasanya
perusahaan yang produknya memang dibutuhkan oleh publik,
seperti perusahaan yang masuk kategori food and beverage, yaitu
produk gula, beras, minyak makan, garam dan sejenisnya.
d) Cyclical stock adalah sekuritas yang nilainya cenderung naik secara
cepat saat ekonomi semarak dan jatuh secara cepat serta juga saat
ekonomi lesu. Contohnya, saham pabrik mobil dan real estate.
Sebaliknya, saham nonsiklis mencakup saham-saham perusahaan
6.30 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •
I
I •••terd(d
""-""-
C • - ..3-&l~aa.l
.J, \. '
Gambar 6.6
Common Stock
P.
--
• .
•
0 Time
Gambar 6.7
Kondisi Terjadinya Capital Gain
c. Fluktuasi saham
Ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan fluktuasi (naik
turunnya) suatu saham seperti berikut.
1) Kondisi mikro dan makroekonomi.
6.32 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •
Sell
S.11
,.._
t
buy
buy
* Investor yang mengharapkan capital gain akan bereaksi untuk membeli saham pada
saat harga rendah dan menjualnya pada saat harga tinggi.
Gambar 6.8
Kondisi Saham yang Berfluktuasi
saham di pasar dengan nilai nominal Rp40.000 per lembar, dengan adanya
stock split berarti dibagi dua atau Rp40.000 : 2 = Rp20.000 per lembar. Maka
itu, setiap orang yang dulunya (sebelum stock split) memegang satu lembar,
sekarang (setelah stock split) menjadi dua lembar saham dengan masing-
masing nilai nominal Rp20.000 per lembar.
5. Piutang
Piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan tempat pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, tetapi
bersifat bertahap. Penjualan piutang artinya lebih jauh perusahaan
menerapkan manajemen kredit. Salah satu target dari manajemen kredit
adalah tercapainya target penjualan sesuai dengan perencanaan, selanjutnya
menunggu masuknya dana angsuran ke kas perusahaan. Subramanyam dan
John J. Wild memberikan pendapatnya sebagai berikut.
6. Persediaan
Untuk mewujudkan persediaan yang terlaksana secara baik dan stabil,
pihak perusahaan harus menerapkan konsep manajemen persediaan
(inventory management). Manajemen persediaan adalah kemampuan suatu
perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang, baik
barang mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi agar selalu tersedia
dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi.
Setiap perusahaan memiliki jumlah persediaan yang berbeda-beda.
Jumlah itu disesuaikan dengan kondisi dan konsep manajemen persediaan
6.40 ANALISIS I NF"ORMASI KEUANGAN •
dan devisa yang dimiliki oleh negara selalu terkuras untuk membayar
kewajiban tersebut.
f. Terjadinya demonstrasi besar-besaran. Ini pernah terjadi di Indonesia
pada Mei 2008. Saat itu, masyarakat turun ke jalan menuntut agar terjadi
pergantian kekuasaan yang berakibat pada turunnya presiden Soeharto
dari jabatannya sebagai presiden.
Ada yang perlu diingat oleh pihak manajer perusahaan bahwa untuk
memiliki persediaan yang selalu dalam keadaan stabil, pihak manajemen
membutuhkan ketersediaan biaya (reserve cost) dalam keadaan cukup. Jika
kondisi ini tidak terpenuhi, perusahaan akan mengalami masalah dalam
akti vitas produksinya.
lndustri manufacture (pabrik) merupakan salah satu industri yang
mengandalkan konsep inventory management dalam mempertahankan
aktivitasnya secara stabil dan terkendali. Karena itu, bagi industri
manufacture, ketersediaan biaya persediaan harus selalu diperhatikan.
Apalagi adanya kondisi-kondisi yang bersifat dan berpengaruh pada
penyediaan pasokan bahan baku, seperti gagal panen berpengaruh pada bisnis
food and beverage, badai lautan yang berpengaruh pada bisnis pengalengan
ikan, dan sebagainya.
Biaya persediaan manufaktur terdiri atas tiga komponen berikut.
a. Bahan baku atau bahan mentah, yaitu biaya dari bahan dasar yang
digunakan untuk membuat produk.
b. Tenaga kerja, yaitu biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan produk jadi.
c. Overhead, yaitu biaya tidak langsung pada proses manufaktur, seperti
sarana penyusutan peralatan manufaktur, gaji penyelia, dan biaya
prasarana.
6.42 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •
2(D)(OC)
EOQ=\
cc
Keterangan
EOQ = economic order quantity
D - permintaan tahunan (demand)
OC - biaya pe1nesanan (ordering cost)
CC - biaya penyimpanan (craying cost)
Contoh soal
Manajer sebuah perusahaan sedang melakukan perhitungan dengan
mempergunakan EOQ. Manajer tersebut mengharapkan diperolehnya jumlah
barang sebesar 20.000 unit per tahun dengan hitungan biaya pesanan adalah
Rpl20 per unit, sedangkan biaya penyimpanan adalah Rp200 per unit. Maka
itu, kita dapat menghitungnya dengan mempergunakan EOQ sebagai berikut.
2(D)(OC)
EOQ =
cc
2(20.000)(120)
EOQ=
200
4.800.000
EOQ=
200
Jadi, jumlah pesanan yang paling ekonomis adalah 155 unit. Apabila
manajer menginginkan jumlah barang merungkat menjadi 25.000 per tahun,
kita dapat menghitung sebagai berikut.
2(25.000)(120)
EOQ =
200
.6.000.000
EOQ=
200
EOQ = ✓30.000 = 173 Unit
Adapun pengertian dari reorder point adalah titik saat suatu perusahaan
atau institusi bisnis harus memesan barang atau bahan guna menciptakan
kondisi persediaan yang terus terkendali. Catatan tambahan bagi manajer
keuangan dan produksi adalah memahami kondisi bisnis dan terus melakukan
serta menerapkan prudential principle atau prinsip kehati-hatian, termasuk
bersikap tegas dalam menerapkan keputusan menghentikan salah satu
komponen bisnis jika memang dianggap perlu. Tentunya, hal tersebut
didasarkan oleh alasan-alasan yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan
secara business concept, baikjangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam konteks alasan tersebut, Stice, Stice, dan Skousen mengatakan
bahwa manajemen dapat memutuskan menghentikan salah satu komponen
bisnis karena berbagai alasan berikut.
I) Komponen tersebut mungkin tidak menguntungkan.
2) Komponen tersebut mungkin tidak sesuai dengan rencana jangka
panjang perusahaan.
3) Manajemen membutuhkan dana untuk mengurangi utang jangka panjang
atau untuk mengembangkan area bisnis yang lain.
• EKS14204/ MDDUL 6 6.45
Ada yang perlu dipahami tentang noncurrent asset ini, yaitu penyusutan.
Penyusutan adalah penurunan nilai yang terjadi secara berangsur-angsur dari
waktu ke waktu. Penyusutan itu dapat terj adi pada tanah (land), gedung
(building), pabrik (manufacture), rumah (house), kendaraan (vehicle),
peralatan (equipment), dan sebagainya.
6.46 ANALISIS I NF"ORMASI KEUANGAN •
Penyusutan atau penurunan nilai pada tanah (land) itu dapat terjadi
dalarn bentuk ternpat/lokasi yang tidak rnenguntungkan. Dianggap,
tempat/lokasi tersebut akan rnenyebabkan daya minat tanah tersebut tidak
disukai oleh konsumen, termasuk pada saat tanah tersebut diagunkan ke bank
sebagai collateral atau agunan untuk mengambil pinjaman.
Berikut ini ada beberapa lokasi dan kondisi saat nilai tanah dan rurnah
dianggap tidak menguntungkan untuk dibeli atau sebagai investasi.
1) Lokasi tanah/rumah yang dekat dengan pabrik/industri kimia. Kondisi ini
sangat berkaitan dengan tingkat pencemaran zat kimia yang dihasilkan
oleh pabrik/industri tersebut, yaitu berupa pembuangan dan polusi udara
yang ditimbulkan, termasuk akibatnya pada a1r sumur yang
memungkinkan untuk tercemar.
2) Lokasi tanah/rumah yang berada di daerah rawan longsor dan banjir.
3) Lokasi rumah yang berada dalam posisi tusuk sate dan gang buntu.
~~~~ I ~ r
I
- - I
I Posisi Rumah :
--- ---------- ~
I di Gang Buntu 1
I I
L-----------~
'
~~~~ ta r-----------,
: Posisi Rumah :
~ ~ Tusuk Sate
I ----------1
:
j
Gambar 6.9
Contoh Lokasi Tusuk Sate dan Gang Buntu
15) Lokasi rumah yang berdekatan dengan daerah keributan hiruk pikuk,
seperti dekat dengan perlintasan kereta api, terminal bus, bandara,
bengkel, dan sejenisnya. Ini bisa mengganggu ketenangan pada saat
tidur, belajar, bekerja, dan istirahat ketika sakit.
16) Lokasi rumah/tanah yang jauh dari tempat peribadatan. Lokasi
rumah/tanah yang jauh dari masjid menyebabkan sebagian masyarakat,
seperti umat muslim, mengalami permasalahan karena pada saat ingin
beribadah harus mencari di tempat lain. Jika seorang muslim dekat
dengan masjid, ketenangan dan kedekatannya dalam beribadah ke masjid
setiap waktu akan dapat terlaksana.
17) Lokasi rumah/tanah yang air tanahnya tidak tersedia dengan kualitas
baik. Jika air rumah/tanah tersebut banyak mengandung air asin, itu juga
bisa memengaruhi cepat timbulnya karatan pada besi rumah tersebut.
Bagaimanapun banyak pihak yang masih memiliki ketergantungan pada
air tanah. Dengan kondisi air tanah yang bagus, hal itu memungkinkan
menggali sumur dan 1nengambil air yang berasal dari sumur sehingga
otomatis rumah tersebut tidak membutuhkan pasokan air dari luar,
seperti PDAM. Ditambah jika air berasal dari PDAM, mungkin saja ada
saat-saat aliran PDAM tidak hidup atau berhenti berproduksi. Hal ini
bisa berakibat pada terhentinya pasokan air ke konsumen. Belum lagi,
jika berlangganan air ke PDAM, harus selalu membayar kewajiban
setiap bulan se1ta denda jika terlambat membayar.
18) Lokasi rumah/tanah yang berada di bawah badan jalan. Ini adalah
kondisi yang rawan terhadap terjadinya kecelakaan, seperti masuknya
kendaraan ke rumah tersebut tanpa disengaja.
19) Lokasi ru1nah/tanah yang dekat dengan abrasi pantai. Terjadinya situasi
yang tidak terduga, seperti naiknya air laut hingga menggenangi
rumah/tanah. Bahkan, air laut naik bisa mengakibatkan tanah bergeser,
turun, atau terbawa oleh ombak. Kondisi ini bisa berakibat
berkurangnya jumlah meteran tanah.
20) Lokasi rumah/tanah yang dekat dengan bantaran sungai. Mungkin saja
air sungai meluap atau terjadi banjir sehingga menyebabkan masuknya
air ke rumah/tanah tersebut.
21) Lokasi rumah/tanah yang dekat dengan kebun binatang. Mungkin saja
ada binatang yang lepas serta masuk ke kawasan rumah dan tanah
tersebut.
6.50 ANALISIS I NF"ORMASI KEUANGAN •
Dari kepemilikan noncurrent asset di atas, ada yang perlu kita pahami
tentang goodwill. Subramanyam dan John J. Wild mendefinisikan goodwill
dalam dua perspektif berikut.
a. Definisi akuntansi atas goodwill. Goodwill merupakan selisih lebih
antara harga perolehan dan nilai pasar wajar aset bersih yang diperoleh
dalam transaksi pembelian.
b. Definisi analis atas goodwill. Goodwill mencerminkan nilai ekonomis
nyata, seperti nama dagang yang memerlukan pengembangan dana
pemeliharaan yang mahal. Goodwill juga dapat mencerminkan kelebihan
• EKS14204/ MDDU L 6 6.51
~,
- -~
-- ----=
._
LATIHAN
b. Bagi investor, hal itu dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan
dalam menetapkan keputusan pada perusahaan tersebut.
c. Informasi neraca memperlihatkan kondisi likuiditas perusahaan,
terutama pada posisi current ratio (rasio lancar).
d. Informasi yang diberikan di neraca akan menjadi lebih bermanfaat
pada saat dipergunakan sebagai salah satu pendukung pengambilan
keputusan, terutama dengan menempatkan dan memasukkan angka-
angka yang terdapat di neraca pada formula yang dipakai.
Kas adalah yang paling likuid di antara aset lainnya. Dalam artian,
jika perusahaan sedang membutuhkan/memerlukan uang, dapat langsung
diambil dari kas. Karena itu, ketersediaan kas dalam jumlah yang selalu
cukup sangat diharapkan oleh pihak 1nanajemen perusahaan.
Dalam setiap aktivitas perusahaan, baik dalam bentuk operasi,
investasi, dan pendanaan, selalu berkaitan dengan kas. Kondisi
keterkaitan seperti ini telah menyebabkan kas ikut mengalami perubahan
setiap waktunya. U ang bukan hanya dilihat sebagai alat transaksi, tetapi
lebih dari itu:
1) sebagai kekayaan dan status,
2) sebagai alat pengumpul kekayaan,
3) sebagai media untuk menyelesaikan berbagai permasalahan,
4) sebagai barang, seperti mata uang dolar dan dipakai oleh banyak
pebisnis di seluruh dunia sebagai ukuran dalam menghitung nilai
suatu transaksi produk.
Emas telah tercatat sebagai salah satu mata uang yang paling
familiar di seluruh dunia hingga sekarang. Dalam pemahaman secara
umum, nilai emas di pasaran dibagi dalam tiga kategori, yaitu emas
batangan, emas koin, dan emas perhiasan. Dari segi nilai, yang memiliki
nilai tertinggi adalah emas batangan dibandingkan dengan emas koin dan
emas perhiasan. Hal ini disebabkan emas batangan dianggap masih
murni dan belum mengalami proses pembentukan. Yang kedua adalah
emas koin. Emas koin pernah dipakai oleh beberapa negara sebagai alat
transaksi perdagangan. Karena dianggap tidak lagi representatif pada
masa sekarang, penggunaan dan pemakaian emas koin ditiadakan,
tentunya ini didasarkan oleh berbagai alasan dari segi perspektif
keuangan. Yang ketiga adalah emas perhiasan yang dianggap sebagai
emas yang nilainya paling rendah dari kedua emas di atas. Alasannya
adalah emas perhiasan sudah mengalami pembentukan/modifikasi dan
telah menghilangkan berbagai sisi kemurnian emas tersebut.
Obligasi termasuk kategori commercial paper. Commercial paper
memiliki beberapa ketentuan, yaitu tercantumnya nilai nominal, adanya
• EKS14204/MDDUL 6 6.53
~ TES FORMATIF
3) Dalam piutang dagang, kemungkinan timbul bad debt. Karena itu, ada
beberapa acuan yang harus diterapkan oleh suatu perusahaan untuk
memperkecil risiko timbulnya bad debt seperti berikut, kecuali ....
A. menghindari keputusan penjualan produk pada saat pasar dalam
kondisi fluktuatif atau berada dalam kondisi 1nenuju krisis moneter
B. membatalkan penjualan produk pada konsumen yang memiliki
reputasi buruk dalam dunia bisnis
C. menghindari produksi dan penerimaan order pada saat pasar tidak
menentu
D. menambah produksi dan penerimaan order pada saat pasar tidak
menentu untuk menciptakan pasar yang kondusif.
5) Jika jumlah barangnya meningkat menjadi 20.000 unit per tahun, unit
yang dibutuhkan adalah ....
A. 115 unit
B. 125 unit
C. 155 unit
D. 145 unit
Tes Formatif
2(D)(OC)
EOQ =
cc
2(20.000)(120)
EOQ=
200
4.400.000
EOQ=
200
2(20.000)(120)
EOQ=
200
6.58 ANAL I SIS I NF"ORMASI KEUANGAN •
Glosarium
Current asset : uang tunai atau kas dan aset kekayaan lainnya yang
diharapkan bisa dikonversi menjadi kas maupun
dijual/dikonsumsi habis dalam waktu tidak lebih dari
satu tahun buku.
Daftar Pustaka