Anda di halaman 1dari 58

M □ DUL 6

Analisis Aset
Dr. Amilin, M.Si. ,Ak.

PENDAHULUAN

(1 ecara umum, laporan keuangan yang menunjukkan kekayaan perusahaan


e) adalah neraca. Neraca memuat akun yang bersifat lancar dan tetap. Hal
tersebut secara mendetail memiliki histori hingga terbentuk nilai terakhir
pada neraca periode tertentu. Bab ini membahas analisis pada bagian aktiva,
yaitu pembahasan secara teperinci yang menganalisis akun-akun yang ada di
neraca bagian aktiva, yaitu analisis kas, piutang, persediaan investasi, dan
akti va tetap.

Setelah membaca dan mempelajari bab ini, diharapkan para mahasiswa


mampu memahami
I. pengertian neraca,
2. posisi aktiva dan kandungan informasi yang ada pada neraca bagian
aktiva,
3. analisis terhadap kas, piutang, persediaan, investasi, dan aktiva tetap,
4. pengaruh informasi neraca bagian aktiva bagi berbagai pihak yang
membutuhkan.
6.2 ANAL I SIS I NF"ORMASI KEUANGAN •

KEGI A T A N BEL A JAR

Analisis Aset

A. DEFINISI NERACA

Bagi suatu perusahaan, penyusunan neraca bukan hanya


menggambarkan kondisi aktiva dan pasiva, tetapi juga menjadi bagian yang
mampu memberi informasi kepada pihak eksternal tentang kondisi serta
situasi akti va dan pasi va perusahaan. Kepemilikan aktiva dan kondisi pasiva,
khususnya liabilities, merupakan kondisi yang dilihat sebagai bagian yang
menggambarkan keuangan perusahaan. Misalnya, kepemilikan saham (stock)
dan obligasi (bonds) yang berasal dari perusahaan lain yang dibeli dan
menjadi current asset perusahaan tersebut. Maka itu, yang menjadi
pertanyaan, apakah saham dan obligasi yang dibeli tersebut 1nemiliki sisi
profttable atau tidak. Profitable yang dimaksud di sini adalah memiliki
prospek yang menguntungkan di masa yang akan datang. Pada bab ini, kita
akan melakukan pembahasan dan kajian secara komprehensif tentang
berbagai persoalan tentang neraca (balance sheet).
Neraca (balance sheet) merupakan informasi yang menggambarkan
kondisi dan situasi current asset, noncurrrent asset, liabilities, dan
shareholders equity serta berbagai item lainnya yang termasuk di sana untuk
selanjutnya informasi tersebut dijadikan sebagai alat dalam mendukung
proses pengambilan keputusan (decision making). Adapun Lyn M. Fraser dan
Aileen Ormiston mengatakan, "Neraca menunjukkan kondisi keuangan atau
posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu."
Adapun kedudukan aktiva (asset), kewajiban (liabilities), dan ekuitas
(shareholders' equity) dalam neraca sebagai berikut.

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas

atau persamaan ini dapat dilihat dalam bentuk lain, yaitu

Kewajiban = Aktiva - Ekuitas


• E KS 14204/ MDDUL 6 6.3

atau kita juga bisa melihat dalam bentuk seperti berikut ini.

Modal Sendiri = Aktiva - Kewajiban

Jadi, aktiva adalah jumlah pasiva dan ekuitas; pasiva adalah selisih
antara aktiva dan ekuitas; dan ekuitas adalah selisih antara aktiva dan pasiva.
Dalam melakukan analisis neraca (balance sheet) sebagai bentuk atau
cara mendapatkan informasi keuangan suatu perusahaan, dapat dilakukan
dengan dua cara berikut.
1. Menganalisis dengan melihat hubungan-hubungan yang terdapat pada
data-data yang ada di jumlah neraca tersebut.
2. Menganalisis dengan melihat hubungan antara jumlah angka-angka yang
terdapat di neraca (balance sheet) dan laporan raba rugi (income
statement).

Penggunaan rasio keuangan dianggap yang paling efektif dalam


menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Jadi, di sini, akan dapat
dilihat pengklasifikasian formula rasio keuangan (financial ratio) yang data-
datanya diambil dari neraca saja serta data gabungan antara neraca dan
laporan laba rugi. Lebih jauh nanti akan dibahas di bagian analisis rasio serta
rumus rasio keuangan.

Tabel 6.1
Definisi Aktiva, Kewajiban, dan Modal Sendiri

Neraca
Aktiva Kewajiban
Kemungkinan keuntungan ekonomi di masa Kemungkinan pengorbanan keuntungan
depan yang diperoleh atau dikontrol oleh ekonomi di masa depan yang muncul dari
entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi kewajiban sekarang entitas tertentu untuk
atau kejadian di masa lalu. mentransfer aktiva atau memberikan
pelayanan untuk entitas lain di masa depan
sebagai hasil transaksi atau kejadian di
masa lalu.
6.4 ANAL I SIS I NF"ORMASI KEUANGAN •

Neraca
Ekuitas
Residual aktiva setelah dikurangi
kewajiban/utang. Dalam suatu usaha bisnis,
ekuitas sama dengan kepemilikan.

Sumber: Pendapat tentang konsep akuntansi keuangan Nomor 6, "Element of


Financial Statements," hlm. 25, 35, dan 49. Dikutip dari K. Fred Skousen,
Earl K. Stice, dan James D.Stice. 2001. Akuntansi Keuangan Menengah.
Jakarta: PT Dian Mas Cemerlang, hlm. 131.

B. MANF AAT INFORMASI NERACA

Manfaat yang diperoleh dari informasi yang terdapat di neraca (balance


sheet) sebagai berikut.
1. Dapat dilihat kondisi dan situasi yang menggambarkan kepemilikan
aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan.
2. Bagi investor, dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam
menetapkan keputusan pada perusahaan tersebut, seperti keinginan untuk
berinvestasi atau tidak.
3. Informasi neraca memperlihatkan kondisi likuiditas perusahaan,
terutama pada posisi current ratio (rasio lancar).
4. Informasi yang diberikan di neraca akan menjadi lebih bermanfaat pada
saat dipergunakan sebagai salah satu pendukung pengambilan keputusan,
terutama dengan menempatkan dan memasukkan angka-angka yang
terdapat di neraca pada formula yang dipakai.

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Habm, secara lebih spesifik,


neraca dimasukkan membantu pihak eksternal untuk menganalisis
1. likuiditas perusahaan,
2. tleksibilitas keuangan,
3. kemampuan operasional, dan
4. kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
• EKS14204/MDDUL 6 6.5

C. CURRENT ASSETS

Current assets (aset lancar) merupakan aset yang memiliki tingkat


perputaran yang tinggi dan paling cepat bisa dijadikan uang tunai dalam
periode waktu, biasanya satu tahun. Oleh karena itu, suatu manajer
perusahaan paling penting memahami dan menempatkan analisis pemilihan
keputusan pembelian dan kepemilikan aktiva berdasarkan konsep aktiva
likuid. Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang dapat diubah menjadi
kas dengan cepat, tanpa harus terlalu jauh menurunkan harga aktiva tersebut.
Salah satu kesalahan manajer keuangan (financial manager) adalah
melakukan keputusan pembelian aset yang tidak menempatkan konsep aktiva
Likuid secara baik dan profitable. Adapun item-item yang termasuk dalam
kategori current asset akan kita bahas di bawah ini.

1. Kas
Dalam neraca, kas diletakkan paling atas. Ini dilakukan karena kas
adalah yang paling likuid di antara aset lainnya. Dalam artian, jika
perusahaan sedang membutuhkan/memerlukan uang, hal itu dapat langsung
diambil dari kas. Karena itu, ketersediaan kas dalam jumlah yang selalu
cukup sangat diharapkan oleh pihak manajemen perusahaan.
Kas (cash) itu didefinisjkan sebagai suatu kepemilikan perusahaan dalam
bentuk uang tunai atau currency (mata uang), seperti rupiah, dolar Amerika,
yen Jepang, ringgit Malaysia, yuan Cina, euro, dan sebagainya. Artinya, jika
transaksi penerimaan pembayaran disepakati dalam mata uang domestik,
akan diterima dalam mata uang domestik. Begitu pula sebaliknya, dalam
mata uang asing akan diterima dalam mata uang asing (valas).
Penguatan kas dipengaruhi oleh faktor-faktor dan item-item yang ada di
current assets dan noncurrent assets/fixed assets. Perusahaan dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya menganut prinsip going concern atau
keberlangsungan usaha/bisnis. J adi, perusahaan tidak mengenal titik awal dan
titik akhir. Contohnya, perusahaan memutuskan investasi pada pembelian
surat berharga (investment in commercial paper) saham dan obligasi. Jika
saham dan obligasi yang dibeli tersebut memiliki sisi profitable, keuntungan
dari basil penjualan akan masuk ke kas perusahaan.
Begitu juga hubungan kas dengan penjualan. Kemampuan produksi
dipengaruhi oleh perkiraan penjualan dan penjualan dipengaruhi oleh daya
beli (purchasing power parity). Daya beli salah satunya dipengaruhi oleh
6.6 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

kondisi mikro dan makro ekonomi. Hasil penjualan dari barang yang
diproduksi, baik yang dibayar tunai maupun kredit, akan memberi pengaruh
pada kas perusahaan. Apabila harga jual melebihi biaya pokok penjualan
(termasuk penyusutan) untuk suatu periode, perusahaan akan memperoleh
keuntungan.

U ntuk membuat suatu kepemilikan kas berada dalam keadaan yang


sesuai dengan pengharapan para pihak, seperti manajemen perusahaan,
komisaris perusahaan, kreditor, dan sebagainya, suatu laporan kas harus
disusun dengan tahap-tahap yang sistematis. lni sebagaimana dikatakan oleh
Jumingan bahwa pada dasarnya laporan sumber-sumber dan penggunaan kas
disusun melalui tahap-tahap berikut.
a. Mengelompokkan perubahan neto unsur-unsur neraca yang terjadi di
antara dua titik waktu ke dalam kelompok perubahan yang memperbesar
jumlah kas dan kelompok yang mengurangi kas.
b. Mengelompokkan unsur-unsur laba rugi dan laporan laba ditahan ke
dalam kelompok yang memperbesar jumlah kas dan kelompok yang
memperbesar jumlah kas.
c. Melakukan konsolidasi dari informasi-informasi tersebut ke dalam
bentuk laporan sumber-sumber dan penggunaan kas.

Kas
Interval Komitmen
penagihan pembelian

Piutang Pembelian barang


atau jasa

Penjualan -I~ Interval


pemilikan/
produksi
Persediaan

Sumber: Subramanyam dan John J. Wild .

Gambar 6.1
Siklus Operasi
• EKS14204/ MDDUL 6 6.7

Kepemilikan kas perusahaan secara umum disimpan di dua tempat, yaitu


lemari/brankas prusahaan (cash in company) dan di bank ( cash in bank).
Menyimpan uang, baik di brankas perusahaan maupun di perbankan, mampu
memberi pengaruh secara jangka pendek dan jangka panjang bagi
perusahaan, terutama dalam menghadapi berbagai keadaan yang timbul
karena faktor internal dan eksternal. Kasus ini akan terlihat jelas jika dana
yang disimpan tersebut berbentuk mata uang asing (foreign currency).
Foreign currency memiliki nilai fluktuasi di pasaran, terutama pada saat
dikonversikan dengan mata uang domestik, contohnya rupiah dengan dolar
Amerika, rupiah dengan yen Jepang, rupiah dengan euro, dan sebagainya.
Menguat dan melemahnya nilai tukar rupiah di pasaran memengaruhi nilai
uang kas yang din1iliki oleh perusahaan. Dampak ini semakin memengaruhi
perusahaan pada saat memiliki utang dalam mata uang asing. Lalu, beberapa
komponen pabrik harus dibeli serta dihargai dengan mata uang asing. Di sini,
perusahaan memiliki konsep manajemen risiko valuta asing. Risiko valuta
asing (valas) merupakan risiko yang disebabkan oleh perubahan kurs valuta
asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan, terutama
pada saat dikonversikan dengan mata uang domestik. Setiap negara dan
perusahaan yang masuk dalam lingkungan global harus berhadapan dengan
kondisi perubahan nilai tukar mata uang (exchange rate) yang setiap waktu
selalu mengalami kondisi fluktuatif. Sebagaimana dikatakan oleb Gerald J .
Thuesen dan W. J. Fabricky, ''Tiap hari tingkat kurs mata uang berfluktuasi
di pasar pertukaran mata uang dunia."
Dalam perkembangan yang begitu pesat pada era sekarang ini, uang
bukan hanya dilihat sebagai alat transaksi, tetapi lebih dari itu seperti di
bawah ini.
a. Sebagai kekayaan dan status. Mereka yang memiliki jumlah uang yang
banyak akan menggambarkan kemakmuran finansial yang lebih tinggi.
Contohnya, menerima gaji per bulan dalam jumlah yang tinggi serta
memiliki deposito dan tabungan di bank dalam jumlab yang banyak.
b. Sebagai alat pengumpul kekayaan. Uang saat ini dapat dipakai untuk
membeli berbagai kebutuhan dan keperluan, baik dalam bentuk barang
maupun jasa. Contohnya, membeli rumah, tanah, mobil, gedung,
pesawat, kapal laut, dan sebagainya.
c. Sebagai media untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Contohnya,
untuk membayar utang, membayar tambahan pekerjaan (kerja lembur),
dan sebagainya.
6.8 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

d. Sebagai barang. Pemahaman uang dilihat sebagai barang telah mulai


dikenal secara umum dalam masyarakat setelah Perang Donia II, yaitu
negara Amerika Serikat telah menerbitkan mata uang dolar dan dipakai
oleh banyak pebisnis di seluruh dunia sebagai ukuran dalam menghitung
nilai suatu transaksi produk karena selama ini dolar dianggap memiliki
nilai yang stabil di pasaran. Hampir setiap negara telah menjadikan dolar
sebagai ukuran perbandingan kurs nilai mata uangnya sehingga
peredaran mata uang dolar bukan hanya di negara Amerika, tetapi di
seluruh dunia. Lebih jauh, dolar sudah dianggap sebagai barang yang
diperjualbelikan untuk mengambil keuntungan dari selisih nilai jual.

Contoh
Misalkan pada 1 Oktober 2009, $1=Rp9.500; ke1nudian pada 17 Oktober
2009, $1=Rp9.725. Maka itu, kita dapat menghitung selisihnya dengan
menerapkan formula secara sederhana seperti berikut.

7tRp = Rp t- l - Rp t

Keterangan
7tRp = selisih keuntungan dalam bentuk rupiah per dolar Amerika

Rp1. 1 = nilai rupiah per satu dolarnya pada waktu lalu


Rp1 = nilai rupiah per satu dolarnya pada waktu sekarang

P enyelesaiannya
7tRp - Rp t-1 - Rp t
- Rp9.500 - Rp9.725
- Rp225

Maka itu, selisih keuntungan dalam bentuk rupiah per dolarnya adalah
Rp225. Jika seseorang membe]j sebanyak 15.000 dolar, jumlah keuntungan
dengan kondisi seperti di atas menjadi $15.000 x Rp225 = Rp3.375.000.
Keuntungan ini diperoleh hanya dalam waktu 15 hari. Tentu, kondisi
keuntungan ini sangat tergantung pada naik dan turunnya nilai kurs dolar
dibanding nilai rupiah di pasaran.
Uang, menurut banyak pakar, dapat disetarakan dengan kas. Menurut
Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) 2001 , kas adalah mata uang
kertas dan logam, baik rupiah maupun mata uang asing yang masih berlaku
• EKS14204/ MDDUL 6 6.9

sebagai alat pembayaran yang sah. Dasar peraturannya adalah berdasarkan


PSAK 31 paragraf 11. Lebih lanjut, yang dianggap setara dengan kas
berdasarkan PSAK 31 paragraf 103 adalah (a) kas, (b) giro pada Bank
Indonesia; dan (c) giro pada bank lain.

Ada tiga cara yang lazim ditempuh oleh suatu perusahaan dan j uga
lembaga keuangan (financial institution) guna menghindari risiko
ketidakpastian seperti berikut.
a. A ccounting/translation exposure
Pertama menerapkan accounting/translation exposure, yaitu melakukan
kebijakan untuk mengonversi aktiva dan pasiva perusahaan dari bentuk
valas ke dalam bentuk mata uang domestik negara yang bersangkutan.
Tujuan penerapan accounting/translation exposure adalah konsolidasi
dan pelaporan.
b. Transaction exposure
Kedua menerapkan transaction exposure, yaitu melakukan kebijakan
pendapatan dan biaya (cost) pada valas dalam tahun buku yang akan
datang dan selanjutnya melakukan analisis pengaruhnya terhadap laba
bersih atas potensi kemungkinan timbulnya perubahan-perubahan dalam
kurs valuta asing.
c. Economic exposure (operating/competitive exposure)
Ketiga menerapkan economtc exposure (operating/competitive
exposure), yaitu melakukan research dan analisis secara mendalam
terhadap tren kurs valas yang terjadi pada masa yang akan datang (future
analysis), mengkajinya dalam bentuk hubungannya dengan kondisi dari
ekspor dan impor, serta sebagainya pada kondisi jangka panjang.
6.10 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

Accounting/translation . Economic exposure

Transaction exposure ~

Moment in time when exchange rate change

Gambar 6.2
Posisi Accounting/Translation Exposure, Transaction Exposure,
dan Economic Exposure (Operating/Competitive Exposure)

Untuk memahami lebih jauh tentang laporan kas, baik dari segi sumber-
sumbernya maupun ke mana dipergunakannya, dapat kita lihat pada tabel di
bawah ini.

label 6.2
Sumber-sumber dan Penggunaan Kas

Sumber-sumber Kas Pen unaan Kas


Dana bersumber dari o erasi Dividen tunai
Keuntun an neto Bertambahn a aktiva teta
Pen usutan

Berkuran ·
Bertambahn a wesel ba ar
Bertambahn
Bertambahn a kas

Sumber: Jumingan (diolah).


• EKS14 204/ MDDUL 6 6.11

Dalam setiap aktivitas perusahaan, baik dalam bentuk operasi, investasi,


maupun pendanaan, selalu berkaitan dengan kas. Kondisi keterkaitan seperti
ini telah menyebabkan kas ikut mengalami perubahan setiap waktunya. Oleh
karena itu, tugas penting bagi seorang manajer keuangan harus
memperhatikan dan menjaga stabilitas kas agar selalu berada dalam keadaan
yang stabil dan terkendali. Terdapat suatu justifikasi bahwa likuiditas
perusahaan dinilai mulai bermasalah jika kondisi kas perusahaan berada
dalam keadaan yang tidak layak. Artinya, penerimaan arus kas perusahaan
berada dalam keadaan yang tidak sesuai mekanisme yang diharapkan,
khususnya oleh pihak pemegang saham dan kreditor.
Untuk memahami lebih dalam tentang perubahan kas ini, dapat kita lihat
pada tabel di bawah ini.

Tabel 6.3
Klasifikasi Penyebab Perubahan Kas

Perubahan dalam Neraca Operasi lnvestasi Pendanaan


Kenaikan atau penurunan dalam aset
1. Piutana daqanq X
2. Persediaan X
3. Aktiva lancar lainnva X
4. lnvestasi pada surat-surat berharga, X
bangunan, pabrik, dan peralatan
5. Harqa perolehan aset X
6. Akumulasi depresiasi X
7. Aset lainnya X
Kenaikan atau penurunan dalam aset
8. Utanq daaanq X
9. Utanq wesel X
10. Baqian lancar dari utanq janqka panjanq X
11. Utang lancar lainnya X
12. Utanq ianqka paniana X
13. Utang pajak X
14. Utanq nonlancar lainnva X
15. Saham biasa dan agio saham X
16. Laba yang ditahan X
- Laba bersih X
- Dividen X
17. Pembelian saham kembali (treasury X
stock)
18.Kas X
6.12 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

2. Emas
Dari beberapa literatur, ada yang menempatkan posisi emas sama atau
setara dengan kas. Karena, jika dilihat dari segi likuid, emas sama likuidnya
dengan kas dan bahkan nilai emas di pasaran selalu mengalami kenaikan
setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh emas yang masuk dalam kategori
barang langka (scarcity). Karena itu, banyak perusahaan yang menempatkan
emas (gold) sebagai salah satu aset lancar yang dianggap memiliki sisi
profitable di masa yang akan datang.
Menurut sejarahnya, emas telah tercatat sebagai salah satu mata uang
yang paling familiar di seluruh dunia hingga sekarang. Bahkan, banyak bank
sentral (central banking) di berbagai negara menempatkan emas sebagai
cadangan (reserve) , seperti Bank Indonesia (lihat balance sheet of Indonesia
Banking pada Tabel 6.4).

Dalam pemahaman secara umum, nilai emas di pasaran dibagi dalam


tiga kategori:
a. emas batangan,
b. emas koin, dan
c. emas perhiasan.

Dari segi nilai, yang memiliki nilai tertinggi adalah emas batangan
dibandingkan dengan emas koin dan emas perhiasan. Hal ini disebabkan
emas batangan dianggap masih murni dan belum mengalami proses
pembentukan. Yang kedua adalah emas koin. Emas koin pernah dipakai oleh
beberapa negara sebagai alat transaksi perdagangan. Namun, karena dianggap
tidak lagi representatif pada masa sekarang, penggunaan dan pemakaian emas
koin ditiadakan, tentunya ini didasarkan oleh berbagai alasan dari segi
perspektif keuangan. Yang ketiga adalah emas perhiasan yang dianggap
sebagai emas yang nilainya paling rendah dari kedua emas di atas. Alasannya
adalah emas perhiasan sudah mengalami pembentukan/modifikasi dan telah
menghilangkan berbagai sisi kemurnian emas tersebut.
• E KS14204/ MDDUL 6 6.13

Tabel 6.4
Bank Indonesia (Indonesia Banking)
Neraca (Balance Sheet)
Per 31 Desember 2009 dan 2008
(dalam j utaan rupiah)

AKTIVA (ASSETS) 2009 2008


1. Emas (Gold) 24.356.708 22.230.636
2. Uana Asinq (Foreian Currencies) 7.508 11.055
3. Hak Tarik Khusus (Special Drawina Right) 25.877.210 366.069
4. Giro (Demand Deoosits) 28.970.875 34.263.410
5. Deposito (Time Deposits) 2.831.219 7.078.295
6. Surat Berharqa (Marketable Securities) 538.378.349 499.632.381
7. Surat Utang Negara Republik Indonesia 25.353.627 19.558.846
(Goverment Bonds)
8. Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual 969.907 2.885.392
Kembali (Securities Purchased Under Resale
Agreements)
9. Taqihan (Claims) 274.031.063 284.512.763
10. Penyertaan (Equity Participations) 837.467 932.753
11. Aktiva Lain-lain (Others Assets) 9.671.199 9.194.090
12. Penyisihan Aktiva (Allowance for ad Debt) (15.409.756) (1.6.474.382)
JUMLAH AKTIVA (TOTAL ASSETS) 915.875.376 864.191.308
KEWAJIBAN DAN EKUITAS (LIABILITIES
AND EQUITY)
KEWAJIBAN (LIABILITIES) 2009 2008
1. Uang dalam Peredaran (Currency in Circulation) 279.038.469 254.399.922
2. Giro (Demand Deoosits) 156.974.739 181.399.284
3. Sertifikat Bank Indonesia (Bank Indonesia 254.191.592 175.342.804
Certificates)
4. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (Bank Indonesia 4.341 .200 2.824.300
Sharia Certificates)
5. Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Bank 82.375.461 75.673.367
Indonesia Deposit Facilities)
6. Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (Bank 3.386.000 0
Indonesia Sharia Deposit Facilities)
7. Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli 2.556.042 0
Kembali (Securities Sold Unders Repurchase
Aareements)
8. Pinjaman dari Pemerintah (Loan From Goverment) 163.222 206.023

9. Piniaman Luar Neqeri (Foreiqn Borrowinqs) 5.736.175 7.479.880


10. Kewajiban Lain-lain (Other Liabilities) 33.605.133 7.022.347
JUMLAH KEWAJIBAN (TOTAL LIABILITIES) 822.368.033 714.345.927

EKUITAS (EQUITY) 2009 2008


6. 14 ANA LI SIS I NF"ORMASI KE U ANGAN •

AKTIVA (ASSETS) 2009 2008


1. Modal (Capita~ 7.610.885 7.610.885
2. Cadangan (Reserves) 77.631.014 63.028.414
3. Keuntungan atau Kerugian yang Belum (Direalisasi 9.275.348 61 .957.127
Unrealized Gains !Losses)
4. Surplus (Defisit) Tahun Berjalan (Current Year (1.009.904) 17.248.955
Surplus/Deficit)
JUMLAH EKUITAS (TOTAL EQUITY) 93.507.343 149.845.381

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS (TOTAL 915.875.376 864.191.308


LIABILITIES AND EQUITY)

Sumber: Bank Indonesia


*Pada neraca ini terlihat bahwa Bank Indonesia menempatkan emas pada
posisi yang paling atas. Dari tahun 2008 ke 2009 telah terjadi kenaikan
jumlah cadangan emas yang dimiliki.

Emas memiliki perbedaan besar dibandingkan dengan mata uang yang


terbuat dari logarn.. Mata uang yang terbuat dari e1nas (gold currency) benar-
benar merupakan bentuk dari barang dan itu pun tidak mengalami depresiasi
atau pengurangan nilai (penyusutan). Dalam artian, jika kita mengambil uang
tersebut sebanyak dua keping emas dan itu kita simpan dalam jangka waktu
yang lama, misalnya 30 atau bahkan 100 tahun, emas itu tidak mengalami
penyusutan dalam suatu proses waktu karena ia punya nilai yang tinggi dari
waktu ke waktu. Jika dua keping emas itu pun dihancurkan, berat dan
harganya di pasaran tetap seharga dua keping emas juga. Karena emas
menduduki tempat khusus dalam aktivitas moneter, ha] ini memungkinkan
emas dijadikan acuan terhadap ukuran pencetakan jumlah uang di suatu
negara.
Dalam hal ini, Sri Mulyani lndrawati mengatakan, "Bentuk representatif
ini yang akan beredar dan digunakan oleh masyarakat sebagai uang.
Misalnya, pada standar emas, yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat
tukar adalah sertifikat yang menyatakan suatu nilai emas tertentu yang
menjadi pendukung (backing) sertifikat tersebut. Dengan demikian, dalam
transaksi, yang digunakan sebagai alat bayar adalah sertifikat tersebut dan
masyarakat tidak perlu membawa-bawa emas lagi untuk keperluan transaksi.
Sertifikat emas dijamin nilainya, sesuai dengan yang tertulis, dan setiap saat
dapat ditukar dengan emas." Lebih jauh, Sri Mulyani lndrawati mengatakan,
"Sertifikat semacam ini disebut sebagai uang 'representatif' karena
menunjukkan nilai sesungguhnya dari komoditas (emas) yang diwakilinya
dan benar-benar sesuai dengan jumlah emas yang ada."
• EKS14204/ MDDUL 6 6.15

Mengkaji hubungan emas dan mata uang yang beredar adalah sesuatu
yang menarik. Namun, yang menjadi persoalan adalah berapa jumlah emas
yang dimi1iki oleh suatu negara untuk dijadikan sebagai ukuran dengan
jumlah uang yang diterbitkan setiap tahunnya dan bagaimana jika cadangan
emasnya menipis serta apakah cadangan dalam bentuk emas telah begitu
pasti membuat mata uang (currency) suatu negara menjadi aman.
Secara konsep keuangan, semakin besar cadangan yang dimiliki,
semaki n menunjukkan sisi aman karena berpengaruh pada kestabilan
peredaran uang. Secara sederhana, cadangan tersebut dapat dilihat sebagai
hedging atau lindung nilai terhadap kejadian-kejadian yang menyangkut
perubahan dari mata uang suatu negara.
Hampir semua literatur menjelaskan bahwa harga emas cenderung stabil
di pasaran. Adapun yang mengalami perubahan adalah saat uang kertas
dipakai untuk membeli emas tersebut. Contohnya, jika negara X melakukan
bisnis dengan negara Y, yaitu negara X membeli barang dari negara Y dan
membayarnya dalam bentuk emas. Secara sederhana, kita bisa mengetahui
bahwa negara X akan mengalami kek urangan emas karena telah terpakai
untuk membayar ke negara Y. Maka itu, pada saat kondisi emas mengalami
kekurangan, negara X menerapkan kebijakan hati-hati dalam penyaluran
kreditornya sebab emas telah menjadi nilai yang penting bagi negara X
tersebut.

1277 1404
1064
974
872
697

2007 2008 2009 2010F 2011F 2012F


Sumber: London Metal Exchange, Bloomberg dan Prediksi BNIS.

Gambar 6.3
Harga Rata-rata Emas
6.16 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

Dapat kita pahami bahwa ada banyak kebaikan/manfaat apabila suatu


negara memiliki cadangan emas yang mencukupi, bahkan banyak. Pertama,
kita bisa melihat bahwa emas merupakan logam yang diterima untuk
diekspor dan diimpor sehingga menyebabkan masuk dan keluarnya (lalu
lintas) emas di pasaran internasional serta melintasi berbagai negara. Dengan
begitu, negara yang memiliki cadangan emas yang mencukupi berarti
memberi kepercayaan lebih bagi pihak investor atau setiap negara yang
memberi pinjaman bagi negara yang bersangkutan karena dianggap akan
mampu mengembalikan pinjamannya.
Begitu juga bagi para pebisnis yang akan sangat baik jika ia memiliki
cadangan dalam bentuk emas. Emas dapat juga dijadikan sebagai hedging
(lindung nilai) terhadap berbagai kondisi fluktuasi di pasaran internasional
dan emas juga merupakan logam yang paling cepat bisa diuangkan kapan
saja dan di mana saja. Dalam artian, seluruh pendukung di dunia sampai
dengan pelosok yang paling gelap di dunia pun mengenal dan mengetahui
bahwa emas sebagai logam mulia yang memiliki nilai. Di sisi lain pun emas
dianggap cenderung stabil atau banyak pihak n1enyimpulkan bahwa emas
dianggap tidak memiliki efek inflasi (zero inflation effect).

3. Obligasi
a. Pengertian obligasi
Keputusan perusahaan dalam pembelian obligasi (bonds) merupakan
bentuk kebijakan investasi dalam bidang surat berharga (investment in
commercial paper) yang memiliki nilai profitable. Oleh karena itu,
perusahaan dengan perangkat finance analysis melakukan research dan
kajian secara komprehensif untuk menentukan manakah obligasi yang paling
tepat untuk dibeli.
Obligasi itu termasuk dalam kategori commercial paper. Commercial
paper memiliki beberapa ketentuan, yaitu tercantumnya nilai nominal,
adanya waktu (deadline) kapan harus dibayar, dan menjelaskan nama
penerbit. Nilai uang yang tercantum pada commercial paper jauh melebihi
nilai uang jenis instrumen pasar uang lainnya, kecuali treasury bills, dan
sebagian besar diterbitkan oleh lembaga keuangan, seperti perusahaan
holding back (bank holding companies) serta perusahaan-perusahaan yang
terlibat dalam penjualan dan keuangan pribadi, asuransi, dan leasing
(William F. Sharpe, et al).
• EKS14204/MDDUL 6 6.17

Obligasi merupakan suatu surat berharga yang dijual kepada publik, di


sana dicantumkan berbagai ketentuan yang menjelaskan berbagai hal, seperti
nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit, dan
beberapa ketentuan lainnya yang terjelaskan dalam undang-undang yang
disahkan oleh lembaga terkait.

Ada beberapa pendapat lain yang mendefinisikan obligasi sebagai


berikut.
1) Bond (obligasi) merupakan janji tertulis dari sebuah perusahaan,
pemerintah, atau lembaga keuangan lainnya untuk membayar sebanyak
nilai nominal pada waktu jatuh tempo.
2) Bond (obligasi) adalah sekuritas utang jangka panjang yang diterbitkan
oleh sebuah perusahaan atau pemerintah, yang memiliki suku bunga dan
tanggal jatuh tempo yang tetap.
3) A dictionary of economics, businnes & finance memberikan definisi
obligasi seperti di bawah ini.
a) Persetujuan atau perjanjian tertulis yang telah ditetapkan pemerintah
atau selainnya. Perjanjian ini menjelaskan bahwa perusahaan mesti
membayar sejumlah harta dan bunga serta tanggal yang telah
ditetapkan.
b) Perjanjian antara dua orang atau lebib bertujuan agar salah satu
pihak mesti mempunyai kewajiban yang akan membayar utang
kepada pihak lain.

Apabila kita memosisikan obligasi masuk dalam kategori commercial


paper, artinya obligasi tersebut diterbitkan dengan alasan-alasan yang jelas
dan kuat. Angka nominal juga tertera di obligasi yang menggambarkan
angka-angka yang akan keluar masuk ke kas perusahaan secara tunai karena
obligasi dijual dan dibeli harus melalui uang tunai (cash), yaitu rupiah (Rp),
yen ( ¥ ), dolar Amerika ($), euro (€), dan lain-lain.

Jika dana tersebut selanjutnya dipakai untuk menghasilkan produk


(goods and service), keseimbangan jumlah cash money yang dikeluarkan dan
kemampuan menghasilkan produk adalah sesuatu yang barus benar-benar
dikontrol dan dikonsepkan dengan baik karena hal berikut.
1) Jika daya produksi adalah tidak sesuai dengan cash money yang telah
dikeluarkan, artinya itu semua tidak akan memberikan profit bagi
6.18 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

perusahaan. Kondisi seperti 1tu bisa memungkinkan perusahaan akan


mengalami default (gagal bayar), bahkan memungkinkan perusahaan
melakukan kebijakan mengonversi pemegang obligasi menjadi
pemegang saham, tentu ini akan dilakukan dengan kondisi negosiasi atau
tawar-menawar.
2) Jika cash money yang dikeluarkan dan daya produksi yang dilakukan
adalah sama atau bahkan lebih sedikit (tidak begitu tinggi), itu juga tidak
atau belum mampu memberikan profit secara continue bagi perusahaan.
Karena, jika suatu perusahaan memperoleh keuntungan (profit), profit itu
lebih terlihat sebagai bentuk keuntungan yang terjadi secara fluktuasi di
pasaran, bukan dalam artian keuntungan yang ditargetkan (profit target).
Karena sifatnya yang fluktuatif seperti itulah, kita tidak menjamin profit
yang diterima betul-betul safety, yaitu masuknya obligasi tersebut dalam
kategori risiko yang tinggi, termasuk kondisi penundaan pembayaran.
3) Kondisi yang menggambarkan suatu perusahaan atau institusi sangat
mampu mengoperasikan kepemilikan sejurnlah cash money yang
diterima dari hasil penjurnlahan obligasi tersebut secara baik dan sesuai
dengan produk yang diminta oleh konsumen. Oleh karena itu, umumnya
kebijakan untuk menerbitkan obligasi juga diikuti oleh kemampuan
perusahaan dalam menciptakan produk baru. Misalnya, bagi perusahaan
migas, telah ditemukannya lubang sumur gas yang baru dan siap
dieksploitasi dengan target pasar dalam bentuk kesepakatan-kesepakatan
yang sudah sangat jelas pada rancangan proposal yang diajukan kepada
komisaris perusahaan. Bagaimanapun para komisaris perusahaan
memegang peranan penting dalam. memutuskan diterbitkan atau tidaknya
suatu obligasi tersebut.

Namun, mengenai negosiasi dalam bidang commercial paper, William


F. Sharpe et al. menyatakan, "Biasanya persyaratan commercial paper tidak
dapat dinegosiasikan, tetapi perusahaan yang menerbitkannya (emiten)
mungkin bersedia membayar lebih awal nota tersebut (mungkin dengan
menerbitkan nota lain) jika diperlukan. Secara sederhana, kita dapat
memahami bahwa perusahaan yang melakukan negosiasi atau penundaan
pembayaran bunga obligasi menunjukkan kondisi keuangan perusahaan
tersebut sedang bermasalah atau sedang berada dalam posisi financial
distress (kesulitan keuangan)."
• EKS14204/MDDUL 6 6.19

b. Jenis obligasi berdasarkan penerbitan


Jika melihat dari segi penerbitan, jenis obligasi tersebut ada empat
seperti berikut.
l) Treasury bond (TB)
Treasury bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, seperti
departemen keuangan atan bank sentral suatu negara. Adapun risikonya
adalah kecil karena ditanggung langsung oleh negara.
2) Corporate bond (CB)
Corporate bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan.
Obligasi jenis ini mengandung berbagai macam permasalahan, seperti
risiko yang harus ditanggung oleh pihak pemegang obligasi jika
perusahaan tersebut mengalami risk default (risiko gagal bayar) dengan
sebab-sebab tertentu. Jika tingkat risiko kegagalan membayar semakin
tinggi, semakin tinggi tingkat suku bunga yang harus dibayar oleh
penerbit.
3) Municipal bond (MB)
Municipal bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh pe1nerintah negara
bagian dan biasanya pemegang obligasi ini dibebaskan dari pajak.
Adapun risikonya adalah sama-sama memiliki 1isiko, tetapi lebih rendah
dari risiko pemegang obligasi perusahaan.
4) Foreign bond (FB)
Foreign bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh negara asing dan
salah satu risikonya adalah risiko dalam bentuk foreign currency (mata
uang asing). Risiko lain adalah jika terjadi pada risiko gagal bayar.

c. Alasan membeli obligasi


Ada beberapa alasan yang mendasari pada saat individu atau suatu
organisasi ingin membeli obligasi seperti berikut.
1) Memiliki obligasi jauh dari risiko karena tingkat suku bunganya tetap
(tidak berubah).
2) Obligasi diterbitkan oleh institusi yang memiliki badan hukum yang jelas
dan dapat dipertanggungjawabkan serta memiliki mekanisme
penyelesaian pada saat bermasalah.
3) Seorang investor yang membeli obligasi dapat mempertabankan obligasi
yang dimilikinya hingga jatuh tempo tiba dan selanjutnya mengambil
atau memperoleh pendapatan tersebut untuk diinvestasikan kembali.
6.20 ANALISIS INF"O RMASI KEUANGAN •

4) Jika pemegang obligasi merasa terdesak oleh kewajiban untuk


membayar utang karena faktor tagihan dari pihak lain, ia dapat
meminjamkan obligasinya tersebut sebagai jaminan hingga utang
tersebut dilunaskan.
5) Kemampuan sebuah institusi dalam membeli berbagai jenis obligasi
yang berasal dari berbagai perusahaan negara membuat pemerintah
negara bagian akan memberi pengaruh kepada penilaian publik terhadap
kapasitas finansial perubahan yang dianggap kuat atau dengan kata lain
perusahaan akan naik.

d. Karakteristik obligasi
Kajian tentang obligasi menjadi semakin menarik pada saat kita
memaha1ninya secara lebih kompleks. Ada beberapa jenis dan karakteristik
obligasi yang diperdagangkan di bursa efek. Eduardus Tandelilinrs
menyebutkan ada delapan.
1) Obligasi dengan jarninan (mortgage bond) adalah obligasi yang
diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jarninan aset riil. Jika
perusahaan gagal memenuhi kewajibannya, pemegang obligasi berhak
untuk mengambil alih aset terse but. Perusahaan j uga bisa menerbitkan
obligasi junior atau second motgage bond, yaitu obligasi dengan
menggunakan jaminan aset riil yang sama dengan obligasi yang telah
diterbitkan sebelumnya. Contohnya, PT XYZ menerbitkan obligasi
senilai Rp 4 juta dengan menggunakan jarninan tanah dan bangunan
gudang PT XYZ senilai Rp 10 juta. Beberapa waktu kemudian, PT XYZ
mengeluarkan obligasi lagi senilai Rp 2 juta dengan menggunakan
jarninan tanah dan gudang bangunan yang sama dengan obligasi
pertama. Maka itu, obligasi yang pertama kali diterbitkan oleh PT XYZ
disebut dengan obligasi senior atau first mortgage bond dan yang kedua
disebut dengan obligasi junior. Jika terjadi likuidasi, pemegang obligasi
yang kedua akan mempunyai hak atas jarninan tersebut setelah hak
pemegang obligasi pertama terpenuhi.
2) Obligasi tanpa jarninan (debentures atau unsecured bond) adalah
obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jarninan aset riil
tertentu. Sama halnya dengan ,nortgage bond, perusahaan juga bisa
menerbitkan obligasi tanpa jaminan lagi setelah obligasi tanpa jarninan
diterbitkan atau disebut sebagai subordinated (junior) debentures.
• EKS14204/MDDUL 6 6.21

3) Obligasi konversi merupakan obligasi yang memberikan hak kepada


pemegangnya untuk mengonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah
saham perusahaan pada hari yang telah ditetapkan sehingga pemegang
obligasi mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain. Di sisi
lain, perusahaan emiten akan memperoleh keuntungan karena umumnya
obligasi konversi memberikan tingkat kupon yang relatif lebih rendah
dibanding obligasi biasa.
4) Obligasi yang disertai warrant: dengan adanya warrant, pemegang
obligasi mempunyai hak untuk membeli saham perusahaan pada harga
yang telah ditentukan. Sama halnya dengan obligasi konversi, pemegang
obligasi dengan warrant akan mempunya1 kesempatan untuk
mendapatkan capital gain jika harga saham mengalami kenaikan. Emiten
juga akan memperoleh keuntungan dengan memberikan kupon yang
lebih rendah karena obligasi dengan warrant dan obligasi konversi
umumnya memberikan tingkat kupon yang lebih rendah dibandingkan
dengan obligasi biasa.
5) Obligasi tanpa kupon (zero coupon bond) adalah obligasi yang tidak
memberikan pembayaran bunga. Obligasi tanpa kupon umumnya
ditawarkan pada harga di bawah nilai parnya (ada discount) sehingga
investor akan memperoleh keuntungan dari nilai perbedaan harga pasar
nilai per obligasi pada saat obligasi tersebut dibeli.
6) Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond) adalah
obligasi yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan
dengan fluktuasi tingkat bunga pasar berlakunya. Umumnya, obligasi
ditawarkan dengan menggunakan kupon sebesar persentase tertentu dari
suku bunga deposito atau bisa juga kombinasi dengan suku bunga
mengambang.
7) Putable bond adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang
obligasi untuk menerima perlunasan obligasi sesuai dengan nilai par
sebelum waktu jatuh tempo. Putable bond akan melindungi pemegang
obligasi terhadap fluktuasi tingkat bunga yang terjadi. Jika tingkat bunga
pasar mengalami kenaikan dan harga obligasi akan mengalami
penurunan, pemegang obligasi tersebut dapat menginvestasikan kembali
dananya pada tingkat bunga yang sesuai dengan tingkat bunga pasar
yang berlaku.
8) Junk bond adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon)
yang tinggi, tetapi juga mengandung risiko yang sangat tinggi pula. Junk
6.22 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

bond biasanya diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang berisiko


tinggi atau oleh perusahaan yang ingin membiayai suatu rencana merger
atau akusisi.

e. Peringkat obligasi
Obligasi yang dijual ke publik dalam perspektif para pembeli melihatnya
berdasarkan peringkat (rating). Peringkat tersebut menggambarkan credible
dan prospek layaknya obligasi tersebut dibeli untuk dijadikan sebagai salah
satu current asset perusahaan. Oleh karena itu, tidak sembarang obligasi yang
akan dibeli, tetapi obligasi yang dibeli terutama didasarkan pada rekomendasi
dari lembaga pemeringkat yang selama ini telah tepercaya dan teruji
penilaiannya di tingkat internasional.
Beberapa lembaga pemeringkat (rating agency) yang ada di dunia adalah
Moody's Investor Services, Standar & Poor's Corporation, Duff & Phelps,
Fitch Investor Service, dan lain-lain. Sementara itu, lembaga pemeringkat
(rating agency) yang ada di Indonesia adalah PT Pemeringkat Efek Indonesia
(PEFINDO), PT Kasnic, dan lain-lain.

Ta be l 6.5
De finisi dan Peringkat Obligasi

Moody's S&P Definisi


Aaa AAA Obligasi dengan peringkat AAA memiliki peringkat tertinggi.
Kemampuan untuk membayar bunga dan pokok sangatlah
kuat.
Aa AA Obligasi dengan peringkat Aa dan AA memiliki kemampuan
yang sangat kuat untuk membayar kembali pokoknya.
Bersamaan dengan peringkat tertinggi, grup ini termasuk dalam
kelas high grade bond.
A A Obligasi dengan peringkat A memiliki kemampuan yang sangat
kuat untuk membayar kembali pokok. Obligasi ini lebih mudah
terpengaruh perubahan lingkungan dan kondisi ekonomi
daripada obligasi denqan perinqkat vanq lebih tinqqi.
• E KS14204/ MDDUL 6 6.23

Moody's S&P Definisi


Baa BBB Obligasi dengan peringkat Baa dan BBB ini dianggap cukup
mampu untuk membayar bunga dan membayar kembali
pokoknya. Sementara itu, secara normal hal itu
memperlihatkan parameter perlindungan yang cukup terhadap
kondisi ekonomi atau perubahan lingkungan yang sepertinya
memperlemah kemampuan untuk membayar bunga dan
membayar kembali pokoknya di kategori ini dibandingkan
dengan peringkat yang lebih tinggi. Obligasi ini merupakan
medium-grade obligation.
Ba BB Ada unsur spekulatif, dengan tingkat keamanan yang moderat,
tetapi tidak ada jaminan keamanan.
B B Mampu membayar sekarang, tetapi dengan risiko macet
dimasa yang akan datang.
Caa CCC Membayar bunga dan membayar kembali pokoknya sesuai
denaan iangka waktu.
Ca cc Obligasi. BB dan Ba mengindikasikan derajat terendah
spekulasi. Sementara itu, cc dan Ca derajat tertinggi
spekulasi. Walaupun beberapa obligasi sepertinya memiliki
beberapa kualitas dan karakteristik perlindungan, hal itu tidak
sebanding dengan banyaknya ketidakpastian atau risiko-risiko
utama yang ada untuk mengalahkan kondisi lnl. Untuk
beberapa kasus, mungkin dapat diabaikan.
C C Rating ini disediakan untuk obligasi pendapatan dengan tidak
ada bunga yang dibayar.
D D Obligasi dengan peringkat D sudah dianggap gagal dengan
pembayaran bunga ataupun pokoknya mengalami kemacetan.

Sumber: Stephen A. Ross dan Randolph W. Westerfield, Corporate Finance (St.


Louis: Timer Mirror/Mosby College Publishing, 1998) dalam Bodie, Kane,
dan Marcus (2005:472). Data from Various Edition of Standard Et Poor's
Bond Guide and Moody's Bond Guide.

Dalam konsep prudential principle (prinsip kehati-hatian), telah


terjelaskan bahwa bagaimanapun suatu lembaga yang begitu prestisius telah
mengeluarkan dan memberikan informasi tentang peringkat obligasi, tetaplah
kondisi yang terjadi di masa lalu tidak ada yang bisa meramalkan. Yang
ha1us diingat bahwa lembaga peringkat memberikan dan membuat peringkat
berdasarkan data-data dan informasi masa lalu, belum tentu kondisi yang
sama juga terjadi seperti itu. Ini sebagaimana ditegaskan oleh Diana Laura
Darmawan, " Peringkat masing-masing obligasi dari lembaga pemeringkat
pada kenyataannya tidak dapat menjamin dengan pasti tingkat pengembalian
terhadap para investor."
6.24 ANAL I SIS I NF"ORMASI KEUANGAN •

l abel 6.6
Bond Ratings
Very High
Bond Ratings High Quality Speculative Very Poor
Quality
Standard & AM AA A BBB BB B CCC D
Poor's
Moody's Aaa Aa A BBB Ba B Caa C

Sumber: Stephen A. Ross dan Randolph W. Westerf ield, Corporate Finance (St.
Louis: Timer Mirror/Mosby College Publishing, 1998) dalam Bodie, Kane,
dan Marcus (2005 :472). Data from Various Edition of Standard & Poor's
Bond Guide and Moody's Bond Guide.

f Suku bunga dan jangka waktu obligasi


Suku bunga dan jangka waktu obligasi memiliki keterkaitan dalam
memberikan ketetapan. U ntuk ini, ada dua bentuk keputusan yang biasa
berlaku atau diterapkan oleh pemerintah dan perusahaan, yaitu obligasi
dengan jangka waktu pendek (sho rt term) yang memiliki suku bunga lebih
rendah daripada obligasi jangka panjang. Misalnya, pada 26 Februari 2009,
pemerintah menerbitkan obligasi dengan tenor 5 dan 10 tahun. Untuk tenor 5
tahun, telah diserap pasar senilai 1 miliai· rupiah dengan yield (bunga) 10,5
persen. Untuk tenor 10 tahun, diserap pasar 2 miliar rupiah dengan yield lebih
tinggi 17 ,75 persen. Untuk lebih jelasnya, kita dapat lihat pada gambar di
bawah ini.

Suku
Sunga

Rp2 ........................................................................................................ ~
111,75%
Rp1
\ 10,5%,

0 5 10 Waktu

Gambar 6.4
Suku Bunga dan Jangka Waktu Obligasi
• EKS14204/ MDDUL 6 6.25

Untuk memahami secara lebih dalam, ada tiga alasan mengapa obligasi
dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun berbeda suku bunganya seperti berikut.
1) Obligasi adalah surat utang. Dalam konsep utang, semakin lama jangka
waktunya, semakin tinggi suku bunga yang biasanya ditetapkan. Melihat
pada nilai uang, yaitu semakin jauh waktunya, semakin turun nilainya.
Semakin lama investor menanamkan uangnya dalam obligasi, semakin
besar kerugian yang ditanggungnya dan semakin besar pula penurunan
dalam harga obligasi.
2) Konsep time line (garis waktu) yang terus bergerak ke depan, yaitu
melihat pada penggunaan uang bahwa semakin cepat digunakan semakin
baik karena semakin cepat bisa di-turnover-kan. Bisa cepat di-turnover
berarti secara otomatis risiko juga menjadi lebih tinggi, sedangkan
investor merniliki karakteristik penghindar risiko. Dengan begitu,
rekomendasi yang dibuat adalah sulit memperoleh keuntungan dalam
jangka waktu yang singkat, yaitu lima tahun. Guna menghindari
kerugian, investor memutuskan mendapatkan keuntungan dalam bentuk
yield yang hanya 10,5%.
3) Konsep inflasi: inflasi itu sifatnya struktural dan terus naik dari waktu ke
waktu. lnflasi adalah menurunnya nilai uang dan naiknya harga barang.
Semakin lama nilai mata uang, semakin menurun.

g. Obligasi yang dijual tanpa ada batas waktu


Jika pergerakan obligasi terjadi dalam gerakan yang stabil atau dengan
kata lain tumbuh dengan tanpa ada kendala dan permasalahan, lalu obligasi
tersebut diperjualbelikan dan tidak memiliki batas waktu; kita dapat
menggunakan formula seperti di bawah ini.

Keterangan
Otb = obligasi tanpa batas waktu
G = nilai obligasi
R = tingkat keuntungan yang diharapkan dengan penetapan suku bunga
yang ditentukan
6.26 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

-
Price

4.000 Bond Line

I
3.000

I
2.000

I
1.000

I o 2 4 6 8 10
Time

Gambar 6.5
Pergerakan Grafik Obligasi

Pada gambar tersebut, terlihat garis obligasi (bond line) bergerak lurus
mengikuti waktu. Hal ini terjadi karena nilai obligasi adalah tetap atau tidak
berfluktuasi, misalnya obligasi senilai Rp2.800.000.000 pada tiap tahun
nilainya tetap Rp2.800.000.000 hingga akhir periode. Tingkat keuntungan
dalam bentuk bunga (interest) juga tetap, yaitu ditetapkan 0,11 atau 11 %.
1) Tingkat bunga obligasi
Perbedaan tingkat bunga obligasi sangat tergantung pada dua hal berikut.
a) Waktu jatuh tempo suatu obligasi (suatu obligasi yang mempunyai
waktu jatuh tempo yang berbeda akan mempunyai kepekaan yield
obligasi yang berbeda pula).
b) Premi risiko obligasi (premi risiko terkait dengan premi yang
diminta oleh peminjam sebagai kompensasi atas risiko obligasi yang
ditanggungnya).
2) Spot interest rate
Spot interest rate merupakan tingkat bunga dari obligasi yang hanya
mempunyai satu arus kas bagi pembeli obligasi tersebut (Suad Husnan).
Obligasi dengan satu arus kas seperti ini sering disebut juga dengan zero
coupon bond dan pure discount bond.
• EKS14204/MDDUL 6 6.27

3) Nominal yield dan current yield


Yield merupakan hasil yang diperoleh dari menginvestasikan sejumlah
dana pada suatu obligasi. Nominal yield merupakan tingkat bunga
(coupon) dari suatu obligasi. Sebagai contoh, PT Rayam Wuruk Perkasa
menerbitkan obligasi tingkat suku bunga adalah 12,5 persen per tahun,
artinya nominal yield obligasi tersebut adalah 12,5 persen. Current yield
adalah rasio tingkat bunga obligasi terhadap harga pasar dari obligasi.
Adapun rumus untuk menghitung current yield sebagai berikut.

Keterangan
C = current yield dari obligasi tersebut
C; = coupon interest atau kewajiban membayar kupon obligasi pada
tahun i
Pm = market price of bond atau harga pasar dari obligasi

Contoh soal
Diketahui PT Mahesa Dewa melakukan pembayaran obligasi per
tahunnya adalah Rp45.000.000,- dan harga yang ditetapkan adalah
Rp385.000.000,-. Selanjutnya, kita dapat menghitung current yield-nya
sebagai berikut.

45.000.000
N ------
bp - 385.000.000
Nbp = 0,1169 = 11, 69%

4) Yield to maturity (YTM)


Yield to ,naturity (YTM) adalah keuntungan yang diperoleh oleh seorang
investor dalam membeli commercial paper, yaitu obligasi pada harga
pasar saat ini dan selanjutnya menahan obligasi tersebut hingga waktu
deadline atau jatuh tempo tiba. Adapun rumus untuk menghitung yield to
maturity sebagai berikut.
6.28 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

c1 c2 c3 C T,
1
P= l+ 2+ 3+ .. ·+ n n+ n
(l +Y) (l +Y) (l +Y) (l +Y) (l+Y)

Keterangan
P - harga obligasi saat ini
C - pembayaran kupon untuk setiap tahunnya
Y - yield to maturity
Tn - nilai jatuh tempo

Jika kita melihat rumus di atas dan mempelajarinya dengan saksama, ada
kesamaan hitungan YTM dengan cara menghitung IRR (Internal rate
return). Internal rate return (tingkat hasil pengembalian internal) adalah
tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari sebuah usulan proyek
kemudian hari.

4. Saham
Saham yang dimaksud di sini adalah saham yang berasal dari perusahaan
lain, yang dibeli oleh pihak manajemen perusahaan dan sewaktu-waktu bisa
dijual kembali jika membutuhkan dana. Hasil keuntungan penjualan tersebut
akan masuk ke kas perusahaan. Keputusan pembelian saham juga merupakan
bentuk investasi perusahaan dalam bidang commercial paper. Artinya,
keputusan investment in commercial paper memiliki nilai profitable.
Beberapa pengertian saham sebagai berikut.
a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan.
b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan,
serta diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap
pemegangnya.
c. Persediaan yang siap untuk dijual.

a. Common stock dan preferred stock


Dalam pasar modal, ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh
publik, yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preference
stock). Kedua jenis saham ini memiliki arti dan aturannya masing-masing.
1) Common stock (saham biasa)
• EKS14204/ MDDUL 6 6.29

Common stock (saha1n biasa) adalah surat berharga yang dijual oleh
suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen,
dan sebagainya). Pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (rapat
umum pemegang saham) dan RUPSLB (rapat umum pemegang saham
luar biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue
(penjualan saham terbatas) atau tidak. Selanjutnya, pada akhir tahun, ia
akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen. Secara lebih tegas,
Skousen, Stice, dan Stice mengatakan, "Para pemegang saham biasa
merupakan para pemilik riil perusahaan (korporasi) ini: mereka memiliki
hak pilih (vote) atas dewan direktur dan memiliki kepemilikan legal
aktiva perusahaan setelah tuntutan (claim) semua kreditor dan para
pemegang saham preferen dipenuhi."
Saham biasa ini memiliki beberapa jenis seperti berikut.
Common stock (saham biasa) memiliki kelebihan dibandingkan
preferred stock, terutama diberi hak untuk ikut dalam rapat umum
pemegang saham (RUPS) dan rapat umum pemegang saham luar biasa
(RUPSLB) yang otomatis memberikan wewenang kepada pemegangnya
untuk ikut serta dalam menentukan berbagai kebijakan perusahaan.
Common stock ini memiliki beberapa jenis berikut.
a) Blue chip-stock (saham unggulan) adalah saham dari perusahaan
yang dikenal secara nasional dan memiliki sej arah lab a,
pertumbuhan, dan manajemen yang berkualitas. Contohnya adalah
saham-saham IBM dan Du pont.
b) Growth stock adalah saham-saham yang diharapkan memberikan
pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata-rata saham-saham lain
dan karena itu mempunyai PER yang tinggi (Suad Husnan).
c) Defensif stock (saham-saham defensit) adalah saham yang
cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau perekonomian yang
tidak menentu berkaitan dengan dividen, pendapatan, dan kinerja
pasar. Contoh perusahaan yang masuk kategori ini biasanya
perusahaan yang produknya memang dibutuhkan oleh publik,
seperti perusahaan yang masuk kategori food and beverage, yaitu
produk gula, beras, minyak makan, garam dan sejenisnya.
d) Cyclical stock adalah sekuritas yang nilainya cenderung naik secara
cepat saat ekonomi semarak dan jatuh secara cepat serta juga saat
ekonomi lesu. Contohnya, saham pabrik mobil dan real estate.
Sebaliknya, saham nonsiklis mencakup saham-saham perusahaan
6.30 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

yang memproduksi barang-barang kebutuhan umum yang tidak


terpengaruh oleh kondisi ekonomi, misalnya makanan dan obat-
obatan.
e) Seasonal stock adalah perusahaan yang penjualannya bervariasi
karena dampak musiman, misalnya karena cuaca dan liburan.
Sebagai contoh, pabrik mainan memiliki penjualan musiman yang
khusus pada saat musim natal.
t) Speculative stock adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat
spekulasi yang tinggi, yang kemungkinan tingkat pengembalian
basilnya adalah rendah atau negatif. Ini biasanya dipakai untuk
membeli saham pada perusahaan pengeboran minyak.

I
I •••terd(d

""-""-
C • - ..3-&l~aa.l

.J, \. '

Sumber: http/ /www.google.com.

Gambar 6.6
Common Stock

2) Preferred stock (saham istimewa)


Preferred stock (saham istimewa) adalah suatu surat berharga yang
dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah,
dolar, yen, dan sebagainya), yaitu pemegangnya akan memperoleh
pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal
(tiga bulanan).
• EKS14204/ MDDUL 6 6.31

b. Keuntungan memiliki saham


Pihak yang memiliki saham akan memperoleh beberapa keuntungan
sebagai bentuk kewajiban yang harus diterima seperti berikut.
1) Memperoleh dividen sebagai bentuk keuntungan. Biasanya, dividen
dibayarkan dalam bentuk kas, tetapi kadang-kadang perseroan
memutukan memberikan dividen dalam bentuk kekayaan lainnya atau
berapa tambahan saham (Al Haryono J usup ). Secara lebih dalam,
Haryono Jusup mengatakan, "Setiap pengumuman pembayaran dividen
akan diikuti dengan pencatatan pengurangan laba yang ditahan."
2) Memperoleh capital gain, yaitu keuntungan pada saat saham yang
dimiliki tersebut dijual kembali pada harga yang lebih mahal.
3) Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis common stock (saham
biasa).

P.
--
• .

0 Time

Gambar 6.7
Kondisi Terjadinya Capital Gain

Dala1n kasus pembayaran dividen dalam bentuk saham, sebenarnya itu


telah menunjukkan tanda-tanda bahwa perusahaan tersebut mengalami
kesulitan dari segi kas. Jika perusahaan memaksa memakai kas, ini lebih jauh
nantinya akan mengganggu kondisi modal kerja (working capital). Bentuk
pembagian dividen saham bisa bermacam-macam, tetapi pada umumnya
dividen saham diberikan kepada pemegang saham biasa.

c. Fluktuasi saham
Ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan fluktuasi (naik
turunnya) suatu saham seperti berikut.
1) Kondisi mikro dan makroekonomi.
6.32 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

2) Kebijakan perusahaan dalam memutuskan ekspansi (perluasan usaha),


seperti membuka kantor cabang (brand office) serta kantor cabang
pembantu (sub brand office), baik yang dibuka di domestik maupun luar
.
negen.
3) Pergantian direksi secara tiba-tiba.
4) Adan ya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak
pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.
5) Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap
waktunya.
6) Risiko sistematis (systematic risk), yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi
secara menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan terlibat.
7) Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi
teknikal jual beli saham.

Sell

S.11
,.._

t
buy
buy

* Investor yang mengharapkan capital gain akan bereaksi untuk membeli saham pada
saat harga rendah dan menjualnya pada saat harga tinggi.

Gambar 6.8
Kondisi Saham yang Berfluktuasi

d. Alasan perusahaan menjual saham


Ada beberapa alasan yang menjelaskan mengapa suatu perusahaan
memutuskan menerbitkan dan menjual saham seperti berikut.
1) Kebutuhan dana dalam jumlah yang besar dan pihak perbankan tidak
mampu memberikan pinja1nan karena berbagai alasan, seperti tingginya
risiko yang akan dialami jika terjadi kemacetan.
2) Keinginan perusahaan untuk memublikasikan kinerja perusahaan secara
lebih sistematis.
• EKS14204/ MDDUL 6 6.33

3) Menginginkan harga saham perusahaan terus naik dan terus diminati


oleh konsumen secara luas sehingga nantinya akan memberi efek kuat
bagi perusahaan, seperti rasa percaya diri di kalangan manajemen
perusahaan.
4) Mampu memperkecil risiko yang timbul karena permasalahan risiko
diselesaikan dengan pembagian dividen.

e. Penilaian saham dari segi perspektif investor


Perspektif investor jauh lebih sederhana dalam memberikan penilaian
terhadap kondisi suatu saham. Adapun penilaian seorang investor terhadap
suatu saham:
l) prospek usaha yang menjanjikan,
2) kinerja keuangan dan nonkeuangan yang bagus,
3) penyajian laporan keuangan jelas atau bersifat disclosure (pengungkapan
secara terbuka dan j elas),
4) terlihatnya sisi keuntungan yang terus meningkat.

f Kategori saham per sektor industri


Reilly dan Brown mengategorikan saham-saham per sektor industri
menjadi empat:
1) saham-saham sektor finansial (financial stocks excel),
2) saham-saham sektor barang-barang konsumen tahan lama (consumer
durables excel),
3) saham-saham sektor barang modal (capital goods excel),
4) saham-saham sektor industri dasar (basic industries excel),
5) saham-saham sektor barang-barang kebutuhan pokok (consumer staples
excel).

g. Right issue dan stock split


Right issue adalah kebijakan perusahaan untuk mencari tambahan dana
dengan cara melakukan penjualan saham terbatas yang khusus diperuntukkan
kepada pemegang saham lama. Jika pemegang saham lama tidak
membelinya, hak tersebut akan hilang. Stock split adalah peningkatan jumlah
saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham. Misalkan, nilai
nominal satu saham dibagi menjadi dua sehingga terdapat dua saham yang
masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal (Van
Horne dan Wachowitz). Contohnya, jika sebuah perusahaan menerbitkan
6.34 ANALISIS I NF"ORMASI KEUANGAN •

saham di pasar dengan nilai nominal Rp40.000 per lembar, dengan adanya
stock split berarti dibagi dua atau Rp40.000 : 2 = Rp20.000 per lembar. Maka
itu, setiap orang yang dulunya (sebelum stock split) memegang satu lembar,
sekarang (setelah stock split) menjadi dua lembar saham dengan masing-
masing nilai nominal Rp20.000 per lembar.

h. Wait and see dan keputusan pembelian saham


Keputusan wait and see selalu saja sering terdengar pada berbagai
kondisi ekonomi dan pasar yang berfluktuasi. Keputusan melakukan posisi
wait and see sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi dan situasi yang
terjadi seperti berikut.
1) Kondisi pasar yang jauh dari kestabilan dan ketidakmenentuan, baik
f aktor internal maupun eksternal.
2) Terjadinya keributan politik dan kekacauan di parlemen (DPR), seperti
dalam berbagai rapat yang menyangkut pengesahan berbagai rancangan
undang-undang.
3) Reaksi yang berlebihan dari para pengambil keputusan politik dalam
menyikapi berbagai kondisi politik sehingga menimbulkan kebingungan
bagi publik dan investor.
4) Daya tawar politik dari para oposisi dalam ranah politik yang tidak
memberi ruang untuk tumbuhnya nuansa demokrasi sehingga
pembangunan politik yang berpendidikan tidak tercapai, bahkan
menyimpang dari cita-cita yang diharapkan.
5) Terjadinya kecurangan dalam pemilihan umum (general election)
sehingga menghambat jalannya pembangunan dan memperpanjang
pertikaian di kalangan para politikus.
6) Dalam fase pergantian menteri ekonomi, keuangan, dan gubemur bank
sentral.
7) Terjadinya konflik di tubuh militer dalam bentuk kerusuhan yang
berujung pada tewasnya beberapa pimpinan di tubub militer sehingga
menyebabkan kekosongan jabatan pada beberapa posisi penting.
8) Terjadinya kudeta militer atau coupd'tat sehingga menimbulkan
kekacauan dan kerusuhan dalam bidang politik di negara yang
bersangkutan. Contohnya, kudeta militer tahun 2008 di Thailand yang
menurunkan Thaksin Shinawartha dari jabatannya sebagai perdana
menteri sehingga menimbulkan kondisi kekacauan politik yang berlarut-
larut hingga tahun 2009. Begitu juga persoalan pergolakan di Mesir pada
• EKS14204/ MDDUL 6 6.35

tahun 2011 yang berusaha menurunkan presiden Mesir Husni Mubarak


dari posisinya sebagai presiden.
9) Kondisi krisis moneter global yang menerpa dan memberi pengaruh pada
kondisi ekonomi domestik suatu negara. Contohnya, kasus supbrime
mortgage di Ame1ika yang memberi imbas pada kondisi ekonomi di
Indonesia dan juga kondisi krisis moneter yang rnelanda negara-negara
di kawasan Asia pada tahun 1997 dan 1998. Hal itu telah memberi imbas
pada kondisi moneter Indonesia yang mengalami krisis dengan dampak
lebih jauh pada turunnya presiden Soeharto dari tampuk kekuasaannya
dan digantikan secara paruh waktu oleh Burhanuddin Jusuf Habibie.
10) Pergantian jabatan pimpinan di suatu perusahaan yang berlangsung
secara tidak demokratis dan bersifat penunjukan dengan mengindahkan
kualifikasi dan kompetensi yang tidak sesua1 dengan yang
dipersyaratkan.

Kondisi seperti ini memberi suatu kesimpulan dan memberi reaksi


pengaruh positif dan negatif dalam pengarnbilan keputusan bagi para investor
terhadap sejumlah dana yang telah ditempatkannya, baik pada saham
preference maupun common stock, bahkan pada obligasi di sejumlah
perusahaan.

i. Don 't_fight the tape dalam pembelian saham


lstilah don't fight the tape atau jangan melawan pasar merupakan istilah
yang dipakai oleh para manajer keuangan berbagai perusahaan pada saat
situasi pasar menggambarkan suatu kondisi yang tidak menguntungkan dan
akan mengarah pada timbulnya kerugian yang lebih besar jika diteruskan atau
diikuti. Contohnya, pada saat perusahaan ingin melakukan ekspansi bisnis
dan membutuhkan dana serta berkeinginan untuk menjual saham prefered,
harus diperhitungkan berbagai kondisi yang mungkin timbul pada saat saham
tersebut dijual.
Pertimbangan daya beli (purchasing pawer parity) selalu saja menjadi
bahan penting untuk dipikirkan jika tidak menginginkan adanya tanggapan
yang tidak baik dari publik terhadap perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
menjaga opini publik juga menjadi sangat penting untuk dipikirkan guna
mengingat dampak yang akan timbul apabila mengambil keputusan yang
salah.
6.36 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

Adapun kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan bagi sebuah


perusahaan untuk menerbitkan saham dan juga bagi investor yang akan
membeli saham sebagai berikut.
1) Terjadinya krisis moneter yang semakin meluas.
2) Terjadinya kerusuhan dan demonstrasi besar-besaran dalam bentuk
tuntutan yang harus dipenuhi. Contohnya, kerusuhan pada Mei 1997 di
Indonesia.
3) Terjadinya bencana alam yang meluas, contohnya tsunami pada 26
Desember 2004, baik di Aceh maupun beberapa negara Asia lainnya.
4) Terjadinya kudeta militer (coupt'd tat).
5) Terjadinya kudeta sipil, baik di parlemen maupun lembaga eksekutif.
6) Krisis ekonomi yang melanda dunia dan terus menjalar ke berbagai
negara lainnya, contohnya krisis ekonomi yang melanda dunia pada
tahun 1930-an.

Berbagai kondisi yang terjadi seperti itu memberikan suatu kesimpulan


bahwa tidak bijaksana jika kita memperdagangkan sekuritas pada saat
kondisi seperti itu. Jika kita memaksakannya, artinya kita melakukan
tindakan yang melawan pasar atau dengan kata lain efek timbulnya kerugian
sangat besar. Karena, seperti kata pepatah, ''Investor yang cerdas adalah yang
paling mengetahui dengan benar apa yang diinginkan oleh pasar."

j. Tips dalam membeli dan bermain saham


Pada saat terlibat dalam permainan saham, seorang investor diminta
untuk menerapkan berbagai kebijakan antisipasi sebagai bentuk strategi
untuk terus bisa mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain di
pasar saham. Karena pada saat seorang investor melihat saham di bursa
mengalami fluktuasi yang tajam, ia akan merasa gugup dan cenderung
memiliki kegelisahan yang tinggi, padahal dalam kondisi seperti itu ia harus
selalu berpikir dengan kepala dingin. Menurut Tryfino, ada beberapa cara
yang dapat membantu investor (investor kecil) untuk lebih tenang membaca
situasi.
1) Amati dulu reaksi suatu pe1istiwa terhadap pergerakan bursa. Jika bursa
tidak mengalami penurunan yang sangat tajam, ada kemungkinan bursa
akan pulih dalam waktu yang tidak terlalu lama.
2) Biasanya yang ' mengguyur' bursa adalah para investor asing. Hal ini
juga merupakan indikator analisis bagi investor atau perusahaan
• EKS14204/MDDUL 6 6.37

investasi di Indonesia. Untuk itu, coba perhatikan analisis pergerakan


investor asing menjelang penutupan sesi kedua perdagangan, apakah
'mereka' kembali masuk atau tidak. Jika 'mereka' kembali masuk,
investor kecil 1nasih dapat terus mempertahankan sahamnya (blue chip).
3) Perhatikan kondisi bursa keesokan harinya. Jika bursa positif atau hanya
minus sedikit, hal ini menunjukkan bahwa bursa cukup kuat terhadap
kejadian tersebut, investor kecil masih bisa tetap mempertahankan
sahamnya (blue chip).
4) Jika investor kecil memiliki saham, selain blue chip, sebaiknya segera
jual saham tersebut pada guyuran pertama, lalu menukarkannya pada
saham blue chip yang paling banyak terkoreksi. Kalau mau lebih aman,
belilah saham blue chip yang kembali dikumpulkan oleh investor asing
yang mendekati penutupan bursa sesi kedua.
5) Jika pada saat itu investor kecil memiliki dana tunai (tidak sedang
memiliki saham), investor kecil dapat membeli saham-saham blue chip
yang terkoreksi dalam dan merniliki kapitalisasi pasar besar.

Ada berbagai sebab mengapa investor yang bermain di pasar bursa


saha1n sering mengalami kegugupan atau kegelisahan yang tinggi pada saat
sahamnya mengalarni kejatuhan dan pasar berada dalam kondisi sangat
fluktuatif, yaitu salah satunya karena pemahaman investor tersebut sangat
sederhana dalam memahami pasar saham. Ia bahkan cenderung melihat dan
mempelajari semua itu hanya dari segi teknikal (grafik) semata, padahal
faktor fundamental merniliki pengaruh besar untuk dipahami. Beberapa di
antaranya adalah kondisi pergerakan politik, sosial, budaya, hukum,
terknologi, konflik militer, dan tentunya pere.konomian. Hal ini termasuk
dengan mempelajari kondisi pergerakan indeks regional dan dunia serta
khususnya Amerika Serikat.
Alasan perlunya memahami kondisi pergerakan indeks di Amerika
Serikat karena negara tersebut pada saat ini bisa dikatakan sebagai rujukan
ekonomi dunia. Hampir seluruh perusahaan Amerika terlibat investasi di
berbagai negara. Begitu pula sebaliknya, banyak perusahaan dari berbagai
negara di dunia yang terlibat ikut berinvestasi di Amerika.
Oleb karena itu, Tryfmo mengatakan, "Kita tidak bisa lagi berpikir
terkotak-kotak. Kita harus mulai berpikir global/lebih luas karena keterkaitan
pergerakannya yang kadang-kadang cukup signifikan memengaruhi
pergerakan indeks dan harga-harga saham di Indonesia."
6.38 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

5. Piutang
Piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan tempat pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, tetapi
bersifat bertahap. Penjualan piutang artinya lebih jauh perusahaan
menerapkan manajemen kredit. Salah satu target dari manajemen kredit
adalah tercapainya target penjualan sesuai dengan perencanaan, selanjutnya
menunggu masuknya dana angsuran ke kas perusahaan. Subramanyam dan
John J. Wild memberikan pendapatnya sebagai berikut.

Piutang (receivable) merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari


penjualan barang atau jasa atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang
mencakup nilai jatuh tempo yang berasal dari aktivitas, seperti sewa
dan bunga. Piutang usaha (account receivable) mengacu pada janji lisan
untuk membayar yang berasal dari penjualan produk dan jasa secara
kredit. Wesel tagih (notes receivable) mengacu pada janji tertulis untuk
membayar.

Dalam kebijakan perusahaan, piutang terbesar terlihat pada piutang


dagang (account receivable) dan piutang dagang itu tercipta karena daya tarik
konsumen yang tinggi pada produk hasil ciptaan perusahaan. Bagi
perusahaan, semakin besar piutang dagang, semakin besar pula kepemilikan
finansial yang berada di luar yang akan masuk secara bertahap dan sistematis
ke kas perusahaan.
Penjualan produk secara kredit atau piutang dagang dilakukan dengan
maksud untuk menggenjot penjualan agar tercapai sesuai dengan target yang
diinginkan. Namun, persoalan sering terjadi pada saat angka penjualan kredit
diperbesar menjadi seiring dengan meningkatnya piutang ragu-ragu (bad
debt). Serna.kin besar piutang ragu-ragu, semakin besar permasalahan yang
harus ditanggung oleh perusahaan di kemudian hari. Lebih jauh hal tersebut
akan berakibat pada mengecilnya perolehan keuntungan yang akan diterima.
Pendapat ini dipertegas oleh Subramanyam dan John J.Wild, "Pengalaman
menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menagih semua piutangnya."
Oleh karena itu, ada beberapa acuan yang harus diterapkan oleh suatu
perusahaan untuk memperkecil risiko timbulnya bad debt sebagai berikut.
a. Menghindari keputusan penjualan produk pada saat pasar dalam kondisi
fluktuatif atau berada dalam kondisi menuju krisis moneter.
b. Membatalkan penjualan produk pada konsumen yang memiliki reputasi
buruk dalam dunia bisnis.
• EKS14204/ MDDUL 6 6.39

c. Menghindari produksi dan pener1maan order pada saat pasar tidak


menentu.
d. Melakukan dan menerapkan tindakan prudential principle (prinsip
kehati-hatian) pada saat tingkat persaingan bisnis semakin tinggi serta
inovasi produk perusahaan berlangsung secara lambat.
e. Ada ukuran persentase yang layak diterapkan untuk besaran piutang.
Misalnya, 30-40% dari total penjualan atau pada kondisi ekonomi sangat
stabil, perusahaan boleh memperbesar hingga 45%. Namun, jika
persentase itu ingin ditingkatkan lagi, perlu dilakukan pembahasan
dengan seluruh manajer bagian. Seluruh manajer yang dimaksud di sini
dimulai dari manajer marketing, finance, production, hingga human
resource dilibatkan secara intensif dan fokus.

Dalam praktiknya, perusahaan melaporkan piutang sebesar nilai realisasi


bersih (net realizable value) jumlah piutang total dikurangi penyisihan
piutang tak tertagih (kadang-kadang disebut juga piutang sangsi atau piutang
ragu-ragu). Memang pihak 1nanajemen bagian penjualan sudah melakukan
analisis secara sangat mendalam dalam menentukan pihak-pihak mana saja
yang paling tepat menerima order penjualan, artinya bonafit, trust analysis,
kajian mikro dan makroekonomi, metodologi analisis, advis konsultan, dan
sebagainya. Namun, sebagai manusia yang terbiasa mengandalkan data masa
lalu sebagai alat prediksi di masa depan, hal itu memungkinkan ada beberapa
data yang tidak layak lagi untuk dipergunakan atau tidak sesuai dengan
realita masa depan. Di sinilah kesalahan itu terjadi dan piutang ragu-ragu
menjadi salah satu sebab yang harus ditanggung oleh pihak manajemen
perusahaan.

6. Persediaan
Untuk mewujudkan persediaan yang terlaksana secara baik dan stabil,
pihak perusahaan harus menerapkan konsep manajemen persediaan
(inventory management). Manajemen persediaan adalah kemampuan suatu
perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang, baik
barang mentah, barang setengah jadi, maupun barang jadi agar selalu tersedia
dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi.
Setiap perusahaan memiliki jumlah persediaan yang berbeda-beda.
Jumlah itu disesuaikan dengan kondisi dan konsep manajemen persediaan
6.40 ANALISIS I NF"ORMASI KEUANGAN •

yang diinginkan. Pada perusahaan tertentu, kadang-kadang persediaan


menggambarkan 70% dari keseluruhan aktiva lancar.
Menurut Lukas Setia Atmaja, manajemen persediaan (inventory
management) me1nfokuskan diri pada dua pertanyaan dasar: (1) berapa unit
persediaan yang harus dipesan pada suatu waktu dan (2) kapan persediaan
harus dipesan.

Konsep manajemen persediaan berbeda-beda berdasarkan kategori


perusahaan, seperti perusahaan manufaktur, dagang, jasa, dan sebagainya.
Menurt Al Haryono J usup, persediaan memiliki dua karakteristik penting:
a. persediaan tersebut merupakan milik perusahaan, dan
b. persediaan tersebut siap dijual kepada konsumen.

Bagi pihak manajemen perusahaan (khususnya manajer produksi) , secara


umum persediaan itu mencakup tiga bidang:
a. persediaan dalam bentuk barang mentah,
b. persediaan dalam bentuk barang setengah jadi atau barang dalam proses,
dan
c. persediaan dalam bentuk barang jadi.

Kegiatan produksi akan mengalami hambatan pada saat persediaan di


gudang mengalami penurunan persediaan. Karena itu, hal tersebut menjadi
penting bagi pihak manajemen persediaan dalam mengatasi berbagai kondisi
yang tidak menguntungkan seperti berikut ini.
a. Pasar sedang mengalami kondisi berfluktuasi.
b. Negara sedang mengalami kekacauan politik, yaitu stabilitas politik
sedang berada dalam kondisi yang tidak stabil, seperti partai politik di
suatu negara sedang mengalami pertentangan karena ketidakcocokan
dalam memahami persoalan kebangsaan.
c. Terjadi krisis ekonomi global yang berimbas pada ekonomi domestik
suatu negara. Contohnya, pada saat terjadinya krisis finansial yang
disebabkan oleh Amerika Serikat pada kasus subprime mortgage .
d. Terjadi kudeta (coupd'at) atau perebutan kekuasaan secara paksaan.
e. Negara memiliki tingkat utang yang tinggi dan kewajiban membayar
cicilan utang sudah jatuh tempo. Pada kondisi seperti ini, negara tidak
memiliki kesempatan secara sistematis untuk melakukan pembangunan
secara baik karena jadwal pembayaran utang selalu harus diselesaikan
• EKS14204/ MDDUL 6 6.41

dan devisa yang dimiliki oleh negara selalu terkuras untuk membayar
kewajiban tersebut.
f. Terjadinya demonstrasi besar-besaran. Ini pernah terjadi di Indonesia
pada Mei 2008. Saat itu, masyarakat turun ke jalan menuntut agar terjadi
pergantian kekuasaan yang berakibat pada turunnya presiden Soeharto
dari jabatannya sebagai presiden.

Menurut Farah Margaretha, beberapa keuntungan memiliki persediaan


yang cukup:
a. adanya kesempatan untuk menjual barang,
b. memungkinkan mendapatkan potongan,
c. biaya pemesanan dapat dikurangi, dan
d. menjamin kelancaran proses produksi.

Ada yang perlu diingat oleh pihak manajer perusahaan bahwa untuk
memiliki persediaan yang selalu dalam keadaan stabil, pihak manajemen
membutuhkan ketersediaan biaya (reserve cost) dalam keadaan cukup. Jika
kondisi ini tidak terpenuhi, perusahaan akan mengalami masalah dalam
akti vitas produksinya.
lndustri manufacture (pabrik) merupakan salah satu industri yang
mengandalkan konsep inventory management dalam mempertahankan
aktivitasnya secara stabil dan terkendali. Karena itu, bagi industri
manufacture, ketersediaan biaya persediaan harus selalu diperhatikan.
Apalagi adanya kondisi-kondisi yang bersifat dan berpengaruh pada
penyediaan pasokan bahan baku, seperti gagal panen berpengaruh pada bisnis
food and beverage, badai lautan yang berpengaruh pada bisnis pengalengan
ikan, dan sebagainya.
Biaya persediaan manufaktur terdiri atas tiga komponen berikut.
a. Bahan baku atau bahan mentah, yaitu biaya dari bahan dasar yang
digunakan untuk membuat produk.
b. Tenaga kerja, yaitu biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan produk jadi.
c. Overhead, yaitu biaya tidak langsung pada proses manufaktur, seperti
sarana penyusutan peralatan manufaktur, gaji penyelia, dan biaya
prasarana.
6.42 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

a. Model economic order quantity (EOQ )


Model economic order quantity (EOQ) merupakan model matematis
yang menentukan jumlah barang yang harus dipesan untuk memenuhi
permintaan yang diproyeksikan dengan biaya persediaan yang diminimalkan.
Adapun rumus untuk menghitung economic order quantity sebagai berikut.

2(D)(OC)
EOQ=\
cc
Keterangan
EOQ = economic order quantity
D - permintaan tahunan (demand)
OC - biaya pe1nesanan (ordering cost)
CC - biaya penyimpanan (craying cost)

b. Variabel dan asumsi dalam EOQ


Secara umum, ada tiga bentuk variabel dalam economic order quantity
yang terlihat j elas sebagai berikut.
I) Total cost atau biaya total merupakan keseluruhan biaya yang
dikeluarkan dalam suatu masa yang terjadi.
2) Ordering cost atau biaya pesanan merupakan keseluruhan biaya yang
dikeluarkan selama proses pembelian.
3) Carying cost atau biaya penyi1npanan adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan penyimpanan.

Menurut Agus Sartono, ada empat asumsi dasar dalam penggunaan


model economical order quantity (EOQ):
1) tingkat penjualan yang dapat diperkirakan,
2) penggunaan bahan yang konstan,
3) pemesanan dapat dilakukan seketika,
4) pengiriman dapat dilakukan dengan cepat.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat kita simpulkan bahwa EOQ adalah


suatu bentuk usaha dari pihak manajemen perusahaan, khususnya bagian
persediaan dan produksi untuk selalu menciptakan kondisi dan situasi yang
seimbang dan selalu stabil dalam berbagai kondisi. Secara matematis, rumus
• EKS14204/ MDDUL 6 6.43

EOQ dapat dikreativitaskan menjadi berbagai bentuk, tetapi secara umum


seperti yang telah dijelaskan di atas.

Contoh soal
Manajer sebuah perusahaan sedang melakukan perhitungan dengan
mempergunakan EOQ. Manajer tersebut mengharapkan diperolehnya jumlah
barang sebesar 20.000 unit per tahun dengan hitungan biaya pesanan adalah
Rpl20 per unit, sedangkan biaya penyimpanan adalah Rp200 per unit. Maka
itu, kita dapat menghitungnya dengan mempergunakan EOQ sebagai berikut.

2(D)(OC)
EOQ =
cc

2(20.000)(120)
EOQ=
200
4.800.000
EOQ=
200

EOQ = ✓24.000 = 154, 9 = 155 Unit

Jadi, jumlah pesanan yang paling ekonomis adalah 155 unit. Apabila
manajer menginginkan jumlah barang merungkat menjadi 25.000 per tahun,
kita dapat menghitung sebagai berikut.

2(25.000)(120)
EOQ =
200

.6.000.000
EOQ=
200
EOQ = ✓30.000 = 173 Unit

Jadi, apabila terjadi peningkatan sebesar 25.000 unit, pesanan yang


paling ekonomis adalah 173 unit.
6.44 ANALISIS I NF"ORMASI KEUANGAN •

c. Sa,fety stock dan reorder point


Safety stock merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan
kondisi persediaan yang selalu aman atau penuh pengamanan dengan harapan
perusahaan tidak akan pernah mengalami kekurangan persediaan. Sementara
itu, menurut Joel G. Seagel dan Jae K. Shim, safety stock adalah persediaan
tambahan yang disiapkan sebagai proteksi terhadap kemungkinan habisnya
persediaan.
Menurut Kasmir dan Jakfar, terdapat beberapa faktor penentu dalam
menghitung besarnya safety stock:
1) penggunaan bahan baku rata-rata,
2) faktor waktu,
3) biaya yang digunakan.

Menurut Farah Margaretha, faktor-faktor yang memengaruhi besarnya


safety stock:
1) sulit/tidaknya bahan/barang tersebut diperoleh,
2) kebiasaan pemasok menyerahkan barang/bahan,
3) besar/kecilnya jumlah barang/bahan yang dibeli setiap saat,
4) sering/tidaknya mendapatkan pesanan mendadak.

Adapun pengertian dari reorder point adalah titik saat suatu perusahaan
atau institusi bisnis harus memesan barang atau bahan guna menciptakan
kondisi persediaan yang terus terkendali. Catatan tambahan bagi manajer
keuangan dan produksi adalah memahami kondisi bisnis dan terus melakukan
serta menerapkan prudential principle atau prinsip kehati-hatian, termasuk
bersikap tegas dalam menerapkan keputusan menghentikan salah satu
komponen bisnis jika memang dianggap perlu. Tentunya, hal tersebut
didasarkan oleh alasan-alasan yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan
secara business concept, baikjangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam konteks alasan tersebut, Stice, Stice, dan Skousen mengatakan
bahwa manajemen dapat memutuskan menghentikan salah satu komponen
bisnis karena berbagai alasan berikut.
I) Komponen tersebut mungkin tidak menguntungkan.
2) Komponen tersebut mungkin tidak sesuai dengan rencana jangka
panjang perusahaan.
3) Manajemen membutuhkan dana untuk mengurangi utang jangka panjang
atau untuk mengembangkan area bisnis yang lain.
• EKS14204/ MDDUL 6 6.45

4) Manajemen mungkin khawatir akan pengambilalihan oleh investor baru


yang ingin mengendalikan perusahaan.

7. Noncurrent Assets a tau Fixed Assets


Noncurrent asset (aset tidak lancar) atau disebut juga dengan fixed asset
(aktiva tetap) merupakan aktiva perusahaan yang dianggap tidak lancar atau
tidak bisa cepat untuk diuangkan jika perusahaan memerlukan dana. Karena
itu, bagi suatu perusahaan, yang paling penting adalah melakukan keputusan
pembelian noncurrent asset berdasarkan nilai profitable di masa yang akan
datang. Bagian yang termasuk noncurrent asset atau fixed asset ini secara
umum:
a. tanah (land),
b. gedung (building),
c. pabrik (manufacture),
d. rumah (house),
e. kendaraan (vehicle),
f. peralatan (equipment),
g. goodwill,
h. sebagainya.

Bagi seorang manajer keuangan, yang dipertimbangkan dalam keputusan


pembelian current asset dan noncurrent asset terletak pada tingkat
perputaran (turnover). Semakin tinggi turnover, semakin tinggi tingkat
perolehan keuntungan yang bisa diperoleh. Begitu pula sebaliknya. Pendapat
ini sejalan dengan Bambang Riyanto yang menyatakan berikut ini.

Secara konsepsional, sebenarnya tidak ada perbedaan antara


investasi dalam aktiva tetap dengan investasi dalam aktiva lancar.
Namun, yang menjadi perbedaan adalah segi tingkat perputarannya.
Secara umum, perputaran pada aktiva lancar (current asset) lebih tinggi
dibandingkan pada aktiva tetap (noncurrent asset) karena aset pada
aktiva lancar biasanya memiliki tingkat perputaran di bawah satu tahun.

Ada yang perlu dipahami tentang noncurrent asset ini, yaitu penyusutan.
Penyusutan adalah penurunan nilai yang terjadi secara berangsur-angsur dari
waktu ke waktu. Penyusutan itu dapat terj adi pada tanah (land), gedung
(building), pabrik (manufacture), rumah (house), kendaraan (vehicle),
peralatan (equipment), dan sebagainya.
6.46 ANALISIS I NF"ORMASI KEUANGAN •

Penyusutan atau penurunan nilai pada tanah (land) itu dapat terjadi
dalarn bentuk ternpat/lokasi yang tidak rnenguntungkan. Dianggap,
tempat/lokasi tersebut akan rnenyebabkan daya minat tanah tersebut tidak
disukai oleh konsumen, termasuk pada saat tanah tersebut diagunkan ke bank
sebagai collateral atau agunan untuk mengambil pinjaman.

Berikut ini ada beberapa lokasi dan kondisi saat nilai tanah dan rurnah
dianggap tidak menguntungkan untuk dibeli atau sebagai investasi.
1) Lokasi tanah/rumah yang dekat dengan pabrik/industri kimia. Kondisi ini
sangat berkaitan dengan tingkat pencemaran zat kimia yang dihasilkan
oleh pabrik/industri tersebut, yaitu berupa pembuangan dan polusi udara
yang ditimbulkan, termasuk akibatnya pada a1r sumur yang
memungkinkan untuk tercemar.
2) Lokasi tanah/rumah yang berada di daerah rawan longsor dan banjir.
3) Lokasi rumah yang berada dalam posisi tusuk sate dan gang buntu.

~~~~ I ~ r
I
- - I
I Posisi Rumah :
--- ---------- ~
I di Gang Buntu 1
I I
L-----------~
'

~~~~ ta r-----------,
: Posisi Rumah :

~ ~ Tusuk Sate
I ----------1
:

j
Gambar 6.9
Contoh Lokasi Tusuk Sate dan Gang Buntu

Posisi tusuk sate bermasalah pada saat seseorang ingin memarkir


mobilnya di depan pagar atau di luar rumah. Apalagi jika posisi tusuk
sate tersebut dilihat dari segi primbon Jawa atau fengshui dari Cina,
yaitu kajian/pandangan bagi sebagian rnasyarakat yang rnasih
mempercayainya. Hal ini termasuk pandangan dan persepsi masyarakat
jika tanah/rumah berdekatan dengan pohon besar yang tua. Bahkan,
• EKS14204/ MDDUL 6 6.47

dalam konsep ym dan yang, ada beberapa elemen yang harus


diperhatikan, seperti peletakan kolam ikan, kolam renang, taman, tata
letak, dan desain rumah memberi pengaruh kenyamanan dan ketenangan
batin bagi para penghuni rumah tersebut serta rezeki yang akan
diperolehnya. Dalam fengshui, misalnya, dapur dan ruang keluarga tidak
bisa disatukan.
4) Lokasi tanah/rumah yang berdekatan dengan pipa gas. Ini menjadi
persoalan jika pipa gas tersebut tiba-tiba meletus atau terjadi berbagai
hal yang membahayakan konsumen/pemilik tanah dan rumah tersebut.
5) Lokasi tanah/rumah yang berada di lereng gunung atau diprediksi
memungkinkan rumah tersebut suatu saat bisa roboh. Maka itu, harus
dilihat pula konstruksi tiang dan teknik lain dalam proses pengerjaan
pembangunan perumahan tersebut.
6) Lokasi tanah/rumah yang berdekatan dengan tempat pembuangan bahan
olahan pabrik/industri. Permasalahan yang timbul adalah pada saat akan
di gali sumur di sekeliling rumah tersebut maka air sumur rumah tersebut
mungkin saja akan mengalami pencemaran.
7) Lokasi tanah/rumah yang berada di sekitar bekas industri migas.
Dikhawatirkan, suatu saat migas tersebut bisa aktif kembali karena
faktor pergerakan pada lapisan bumi dan juga pergerakan lempengan
kulit bumi lainnya.
8) Lokasi tanah/rumah yang rawan gempa dan bencana tsunami. Misalnya,
bencana tsunami yang melanda Provinsi Aceh pada 26 Desember 2004
yang mampu menghancurlantakkan berbagai bangunan dan korban
manusia dalam jumlah yang sangat banyak, yaitu diperkirakan mencapai
250.000 jiwa lebih.
9) Lokasi tanah/rumah dalam sengketa. Sengketa di sini bisa dalam bentuk
sengketa keluarga pemilik tanah/rumah dan bisa juga dalam bentuk
sengketa dengan pemda setempat serta warga sekitarnya.
10) Lokasi tanah/rumah yang surat-suratnya tidak lengkap atau tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Permasalahan dalam bidang sertifikat tanah dan
rumah adalah beberapa kasus yang sering terjadi. Misalnya, bapak pulan
memiliki sertifikat tanah seluas 500 meter di Jakarta Selatan dengan
harga pasar Rp250 juta. Lalu, menggadaikannya kepada temannya di
Bandung dengan nilai Rpl65 juta karena sedang membutuhkan uang
segera dengan jaminan sertifikat tanah tersebut. Namun, beberapa bulan
kemudian bapak pulan mengurus lagi sertifikat tanah yang baru ke
6.48 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

instansi terkait dengan menyebutkan beberapa alasan serta saksi yang


menjelaskan bahwa sertifikat tanah tersebut sudah hilang karena banjir
dan berbagai alasan lainnya, termasuk berbagai surat keterangan dari
berbagai pihak tertentu. Ini dilakukan tanpa sepengetahuan dari
temannya yang ada di Bandung. Maka itu, pada saat sertifikat tanah yang
baru keluar, bapak pulan mengagunkan tanah tersebut ke lembaga
perbankan dengan tujuan mengambil pinjaman dalam bentuk kredit
sebesar Rpl80 juta dan pihak perbankan mencairkan pinjaman sebesar
145 juta. Beberapa bulan kemudian, bapak pulan pindah ke Palembang
dan kreditnya mengalami kemacetan pembayaran yang menyebabkan
pihak perbankan menyita tanah seluas 500 meter yang dianggap sebagai
jaminan, yaitu sertifikat tanah ada di bank tersebut. Persoalannya,
bagaimana nasib teman bapak pulan yang ada di Bandung sebagai salah
satu pemegang sertifikat tanah asli, apakah ia masih berhak atas tanah
tersebut atau tidak. Ini adalah kerugian yang akan ditanggung karena
ketidakhati-hatian dalam memutuskan membeli tanah/rumah.
11) Lokasi tanah/rumah yang berdekatan dengan makam/kuburan. Banyak
pihak yang enggan tinggal di sekitar atau berdekatan makam karena
terkesan angker atau menakutkan, terutama jika sebuah keluarga
memiliki anak bayi.
12) Lokasi tanah/rumah yang berada di kawasan sering/rawan terjadi tindak
kriminal. Hal ini memungkinkan rumah yang ditempati tersebut turut
mengalami pencurian atau sering tidak nyaman jika rumah ditinggal.
13) Lokasi tanah/rumah yang berada di kawasan konflik, memiliki sisi
historical conflict, seperti adanya konflik antarsuku, atau kawasan
tersebut rawan oleh konflik separatis. Di Indonesia perang dan konflik
yang bersifat horizontal masih sering terjadi, baik antarsuku maupun
persoalan ras dan agama, belum lagi persoalan ketidakadilan yang sering
terjadi dalam proses pembangunan di suatu wilayah yang berimbas pada
aksi perlawanan.
14) Lokasi tanah/rumah yang berada pada kawasan yang menyalahi aturan
pemerintah daerah. Contoh, pelarangan pembangunan perumahan pada
daerah/kawasan resapan air hujan. Misalnya, pembangunan perumahan
di daerah Puncult, Jawa Barat, atau di puncak. Karena daerah tersebut
dianggap sebagai daerah resapan air hujan, jika dibangun perumahan,
mungkin saja suatu saat rumah tersebut harus dibongkar karena berbagai
alasan.
• EKS14204/ MDDUL 6 6.49

15) Lokasi rumah yang berdekatan dengan daerah keributan hiruk pikuk,
seperti dekat dengan perlintasan kereta api, terminal bus, bandara,
bengkel, dan sejenisnya. Ini bisa mengganggu ketenangan pada saat
tidur, belajar, bekerja, dan istirahat ketika sakit.
16) Lokasi rumah/tanah yang jauh dari tempat peribadatan. Lokasi
rumah/tanah yang jauh dari masjid menyebabkan sebagian masyarakat,
seperti umat muslim, mengalami permasalahan karena pada saat ingin
beribadah harus mencari di tempat lain. Jika seorang muslim dekat
dengan masjid, ketenangan dan kedekatannya dalam beribadah ke masjid
setiap waktu akan dapat terlaksana.
17) Lokasi rumah/tanah yang air tanahnya tidak tersedia dengan kualitas
baik. Jika air rumah/tanah tersebut banyak mengandung air asin, itu juga
bisa memengaruhi cepat timbulnya karatan pada besi rumah tersebut.
Bagaimanapun banyak pihak yang masih memiliki ketergantungan pada
air tanah. Dengan kondisi air tanah yang bagus, hal itu memungkinkan
menggali sumur dan 1nengambil air yang berasal dari sumur sehingga
otomatis rumah tersebut tidak membutuhkan pasokan air dari luar,
seperti PDAM. Ditambah jika air berasal dari PDAM, mungkin saja ada
saat-saat aliran PDAM tidak hidup atau berhenti berproduksi. Hal ini
bisa berakibat pada terhentinya pasokan air ke konsumen. Belum lagi,
jika berlangganan air ke PDAM, harus selalu membayar kewajiban
setiap bulan se1ta denda jika terlambat membayar.
18) Lokasi rumah/tanah yang berada di bawah badan jalan. Ini adalah
kondisi yang rawan terhadap terjadinya kecelakaan, seperti masuknya
kendaraan ke rumah tersebut tanpa disengaja.
19) Lokasi ru1nah/tanah yang dekat dengan abrasi pantai. Terjadinya situasi
yang tidak terduga, seperti naiknya air laut hingga menggenangi
rumah/tanah. Bahkan, air laut naik bisa mengakibatkan tanah bergeser,
turun, atau terbawa oleh ombak. Kondisi ini bisa berakibat
berkurangnya jumlah meteran tanah.
20) Lokasi rumah/tanah yang dekat dengan bantaran sungai. Mungkin saja
air sungai meluap atau terjadi banjir sehingga menyebabkan masuknya
air ke rumah/tanah tersebut.
21) Lokasi rumah/tanah yang dekat dengan kebun binatang. Mungkin saja
ada binatang yang lepas serta masuk ke kawasan rumah dan tanah
tersebut.
6.50 ANALISIS I NF"ORMASI KEUANGAN •

22) Lokasi rumah/tanah yang dekat dengan gunung berapi. Kekhawatiran


sewaktu-waktu gunung berapi tersebut bisa meletus.
23) Lokasi rumah/tanah yang dekat dengan gardu listrik atau pusat tenaga
listrik. Ini bisa berbahaya untuk kesehatan dari segi energi yang
ditimbulkan atau juga berbahaya jika suatu saat ada kabel dan gangguan
yang bisa menyebabkan putusnya kabel hingga menyebabkan kebakaran.
24) Lokasi rumah/tanah yang dekat dengan kompleks pelacuran maksiat dan
sejenisnya (karena dikhawatirkan akan memungkinkan timbulnya protes,
kericuhan, dan sejenisnya dari pihak-pihak tertentu). Jika kericuhan dan
demonstrasi terjadi, hal tersebut akan memberi efek ketidaknyamanan
kepada pemilik rumah.
25) Lokasi rumah/tanah yang dekat dengan pembuangan sampah. Ini bisa
menyebabkan bau yang tidak sedap dan juga rawan terhadap penyakit.
Untuk mengatasi ini, pemda sering mengantisipasinya dengan
menyediakan bak sampah dan lokasi akhir pembuangan sampah.
26) Lokasi rumah/tanah yang dekat dengan tempat pemotongan hewan, pasar
ikan, dan sejenisnya. Ini bisa menimbulkan bau busuk dan sebagainya,
seperti basil buangan hewan potong dan ikan.
27) Lokasi rumah/tanah yang dekat dengan porn bensin atau tempat
pengisian bensin. Ini dikhawatirkan bisa menimbulkan dampak yang
tidak terduga, seperti kebakaran besar yang disebabkan oleh meledaknya
porn bensin.
28) Lokasi rumah/tanah yang jauh (tidak tersedia) dengan tempat bermain
anak-anak, seperti lapangan untuk anak-anak bermain/taman bermain.
Mereka yang memiliki keluarga dengan anak-anak yang masih kecil
sangat membutuhkan suatu tempat agar anak-anak bisa bermain dan
bergembira, tanpa harus pergi jauh-jauh.

Dari kepemilikan noncurrent asset di atas, ada yang perlu kita pahami
tentang goodwill. Subramanyam dan John J. Wild mendefinisikan goodwill
dalam dua perspektif berikut.
a. Definisi akuntansi atas goodwill. Goodwill merupakan selisih lebih
antara harga perolehan dan nilai pasar wajar aset bersih yang diperoleh
dalam transaksi pembelian.
b. Definisi analis atas goodwill. Goodwill mencerminkan nilai ekonomis
nyata, seperti nama dagang yang memerlukan pengembangan dana
pemeliharaan yang mahal. Goodwill juga dapat mencerminkan kelebihan
• EKS14204/ MDDU L 6 6.51

pembayaran karena barapan yang tidak realistis, antusias1ne yang


berlebihan, dan tiadanya penilaian atau analisis yang tepat.

~,
- -~
-- ----=
._
LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlab latihan berikut!
1) Jelaskan pengertian current assets dan berikanlah contohnya!
2) Jelaskan secara filosofis bahwa aktiva dengan pasiva harus seimbang!
3) Apakah keunggulan aktiva emas dari waktu ke waktu dibandingkan
dengan aktiva likuid lainnya?
4) Ada beberapa kondisi dan situasi yang 1nenentukan suatu saham akan
mengalami fluktuasi. Sebutkan minimal tiga kondisi tersebut!
5) Dalam keputusan pembelian saham, sering diambil keputusan untuk wait
and see. Hal ini disebabkan kalangan politik yang tidak menentu.
Sebutkan beberapa hal yang diharapkan dari publik dan investor terkait
dengan perkembangan politik!

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Baca Kegiatan Belajar Modul 6 pada bagian current asset.


2) Baca Kegiatan Belajar Modul 6 pada bagian neraca.
3) Baca Kegiatan Belajar Modul 6 pada bagian aktivitas emas.
4) Baca Kegiatan Belajar Modul 6 pada laporan saham.
5) Baca Kegiatan Belajar Modul 6 pada bagian saham.

=DI RANG Ku MAN_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __

Neraca (balance sheet) merupakan informasi yang menggambarkan


kondisi dan situasi current asset, noncurrrent asset, liabilities, dan
shareholders equity serta berbagai item lainnya. Selanjutnya, informasi
tersebut dijadikan sebagai alat dalam mendukung proses pengambilan
keputusan (decision making).
Manfaat yang diperoleh dari informasi yang terdapat di neraca
(balance sheet) sebagai berikut.
a. Dapat di1ihat kondisi dan situasi yang menggambarkan kepemilikan
aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan.
6.52 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

b. Bagi investor, hal itu dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan
dalam menetapkan keputusan pada perusahaan tersebut.
c. Informasi neraca memperlihatkan kondisi likuiditas perusahaan,
terutama pada posisi current ratio (rasio lancar).
d. Informasi yang diberikan di neraca akan menjadi lebih bermanfaat
pada saat dipergunakan sebagai salah satu pendukung pengambilan
keputusan, terutama dengan menempatkan dan memasukkan angka-
angka yang terdapat di neraca pada formula yang dipakai.

Kas adalah yang paling likuid di antara aset lainnya. Dalam artian,
jika perusahaan sedang membutuhkan/memerlukan uang, dapat langsung
diambil dari kas. Karena itu, ketersediaan kas dalam jumlah yang selalu
cukup sangat diharapkan oleh pihak 1nanajemen perusahaan.
Dalam setiap aktivitas perusahaan, baik dalam bentuk operasi,
investasi, dan pendanaan, selalu berkaitan dengan kas. Kondisi
keterkaitan seperti ini telah menyebabkan kas ikut mengalami perubahan
setiap waktunya. U ang bukan hanya dilihat sebagai alat transaksi, tetapi
lebih dari itu:
1) sebagai kekayaan dan status,
2) sebagai alat pengumpul kekayaan,
3) sebagai media untuk menyelesaikan berbagai permasalahan,
4) sebagai barang, seperti mata uang dolar dan dipakai oleh banyak
pebisnis di seluruh dunia sebagai ukuran dalam menghitung nilai
suatu transaksi produk.

Emas telah tercatat sebagai salah satu mata uang yang paling
familiar di seluruh dunia hingga sekarang. Dalam pemahaman secara
umum, nilai emas di pasaran dibagi dalam tiga kategori, yaitu emas
batangan, emas koin, dan emas perhiasan. Dari segi nilai, yang memiliki
nilai tertinggi adalah emas batangan dibandingkan dengan emas koin dan
emas perhiasan. Hal ini disebabkan emas batangan dianggap masih
murni dan belum mengalami proses pembentukan. Yang kedua adalah
emas koin. Emas koin pernah dipakai oleh beberapa negara sebagai alat
transaksi perdagangan. Karena dianggap tidak lagi representatif pada
masa sekarang, penggunaan dan pemakaian emas koin ditiadakan,
tentunya ini didasarkan oleh berbagai alasan dari segi perspektif
keuangan. Yang ketiga adalah emas perhiasan yang dianggap sebagai
emas yang nilainya paling rendah dari kedua emas di atas. Alasannya
adalah emas perhiasan sudah mengalami pembentukan/modifikasi dan
telah menghilangkan berbagai sisi kemurnian emas tersebut.
Obligasi termasuk kategori commercial paper. Commercial paper
memiliki beberapa ketentuan, yaitu tercantumnya nilai nominal, adanya
• EKS14204/MDDUL 6 6.53

waktu (deadline) kapan harus dibayar, dan menjelaskan nama penerbit.


Obligasi merupakan suatu surat berharga yang dijual kepada publik. Di
sana dicantumkan berbagai ketentuan yang menjelaskan berbagai hal,
seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit,
dan beberapa ketentuan lainnya yang terjelaskan dalam undang-undang
yang disahkan oleh lembaga terkait.
Saham adalah saham yang berasal dari perusahaan lain, yang dibeli
oleh pihak manajemen perusahaan dan selanjutnya sewaktu-waktu bisa
dijual kembali jika membutuhkan dana. Hasil keuntungan penj ualan
tersebut akan masuk kas perusahaan. Jenis saham terdiri atas common
stock (saham biasa) adalah surat berharga yang dijual oleh suatu
perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan
sebagainya). Pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (rapat
umum pe.megang saham) dan RUPSLB (rapat umurn pemegang saharn
luar biasa) serta berhak untuk menentukan m.embeli right issue
(penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya pada akhir tahun
akan memperoleh keuntungan dalam bentuk dividen.
Preferred stock (saham istimewa) adalah suatu surat berharga yang
dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah,
dolar, yen, dan sebagainya). Pemegangnya memperoleh pendapatan tetap
dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).
Piutang (receivable) merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari
penjualan barang, jasa, atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang
mencakup nilai jatuh tempo yang berasal dari aktivitas, seperti sewa dan
bunga. Piutang usaha (account receivable) mengacu pada janji lisan
untuk membayar yang berasal dari penjualan produk dan jasa secara
kredit. Wesel tagih (notes receivable) mengacu pada janji tertulis untuk
membayar.
Pada persediaan yang akan baik dan stabil, pihak perusahaan harus
menerapkan konsep manajemen persediaan (inventory management).
Manajemen persediaan adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang, baik barang mentah,
barang setengah jadi, maupun barang jadi agar selalu tersedia dalam
kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi.
Noncurrent asset (aset tidak lancar) atau disebut juga dengan fixed
asset (aktiva tetap) merupakan aktiva perusahaan yang dianggap tidak
lancar atau tidak bisa cepat untuk diuangkan jika perusahaan
memerlukan dana. Karena itu, bagi suatu pe1usahaan, yang paling
penting adalah melakukan keputusan pembelian noncurrent asset
berdasarkan nilai profitable di masa yang akan datang.
6.54 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

~ TES FORMATIF

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Akun yang akan menyebabkan perubahan kas pada neraca, khususnya


aktivitas investasi, adalah akun ....
A. utang dagang
B. utang wesel
C. harga perolehan asset
D . piutang dagang

2) Pada perhitungan stock split, jika sebuah perusahaan menerbitkan saham


di pasar dengan nilai nominal Rp40.000 per lembar, kemudian kebijakan
stock split dibagi dua, pemegang saham yang dulunya memegang saham
satu menjadi dua dengan nominal ....
A. Rp20.000
B . Rp40.000
C. Rp80.000
D. Rp40.000 + Rp20.000

3) Dalam piutang dagang, kemungkinan timbul bad debt. Karena itu, ada
beberapa acuan yang harus diterapkan oleh suatu perusahaan untuk
memperkecil risiko timbulnya bad debt seperti berikut, kecuali ....
A. menghindari keputusan penjualan produk pada saat pasar dalam
kondisi fluktuatif atau berada dalam kondisi 1nenuju krisis moneter
B. membatalkan penjualan produk pada konsumen yang memiliki
reputasi buruk dalam dunia bisnis
C. menghindari produksi dan penerimaan order pada saat pasar tidak
menentu
D. menambah produksi dan penerimaan order pada saat pasar tidak
menentu untuk menciptakan pasar yang kondusif.

Soal untuk nomor 4 dan 5

Perusahaan sedang melakukan perhitungan dengan mempergunakan


EOQ. Hal ini dilakukan dengan mengharapkan diperolehnya jumlah
barang sebesar 100.000 unit per tahun dengan hitungan biaya pesanan
adalah Rp120 per unit, sedangkan biaya penyimpanan adalah Rp200 per
unit.
• EKS14204/ MDDUL 6 6.55

4) Pesanan yang paling ekonomis adalah ....


A. 100 unit
B. 110 unit
C. 120 unit
D. 130 unit

5) Jika jumlah barangnya meningkat menjadi 20.000 unit per tahun, unit
yang dibutuhkan adalah ....
A. 115 unit
B. 125 unit
C. 155 unit
D. 145 unit

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
6.56 ANALISIS INF"ORMASI KEUANGAN •

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif

1) C. Harga perolehan aset merupakan hasil dari sumber dana investasi,


bukan merupakan hasil operasional.
2) A. Stock split adalah harga saham dibagi 2 menjadi Rp40.000 : 2 =
Rp20.000.
3) D. Menambah produksi dan penerimaan order pada saat pasar tidak
menentu untuk menciptakan pasar yang kondusif. Seharusnya, hal
itu tidak menambah produksi dengan kondisi pasar yang tidak
menentu. Jika dilakukan, hal ini akan mengakibatkan risiko karena
konsumen merasa tidak aman untuk memanfaatkan produk dalam
kondisi yang tidak aman.
4) B. Pesanan yang paling ekonomis dapat dicari dengan rumus berikut.

2(D)(OC)
EOQ =
cc

2(20.000)(120)
EOQ=
200

4.400.000
EOQ=
200

EOQ = ✓12.000 = 109, 55 = 110 Unit

J adi, pesanan yang paling ekonornis adalah 110 unit.

5) C. Apabila jumlah barang meningkat menjadi 20.000, kita dapat


menghitung sebagai berikut.

2(20.000)(120)
EOQ=
200
6.58 ANAL I SIS I NF"ORMASI KEUANGAN •

Glosarium

Commercial paper (surat berharga komersial): surat kesanggupan/ promise


tanpa jaminan (unsecured debt) yang diterbitkan oleh
perusahaan dan diperdagangkan melalui bank atau
perusahaan efek, berjangka waktu pendek (short ter,n)
dan diperdagangkan dengan sistem diskonto.

Current asset : uang tunai atau kas dan aset kekayaan lainnya yang
diharapkan bisa dikonversi menjadi kas maupun
dijual/dikonsumsi habis dalam waktu tidak lebih dari
satu tahun buku.

Current liabilities current kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan


dalam waktu satu tahun dengan menggunakan current
asset.

Finance analysis : suatu proses untuk menganalisis keadaan keuangan


suatu perusahaan yang tercermin dalam laporan
keuangannya sehingga kita dapat menilai keunggulan
atau kelemahan kondisi keuangannya dan berdasarkan
basil analisis tersebut akan dapat diambil suatu
keputusan keuangan yang efektif.

Goodwill aktiva tidak berwujud yang merepresentasikan manfaat


ekonomi masa depan yang berasal dari aset lainnya
yang diakuisisi dalam penggabungan usaha yang tidak
dapat diidentifikasi secara individual dan diakui secara
terpisah.

Shareholders' equity : jumlah dana yang dimiliki oleh pemegang saham di


perusahaan, sama dengan modal saham ditambah
cadangan.
• E KS 14204/ MDDUL 6 6.59

Daftar Pustaka

Bachtiar, H. 2010. Analisis lnformasi Keuangan. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Fahrni, Irham. 201 1. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Hanafi, Mamduh, dan Halim A. 2009 . Analisis Laporan Keuangan.


Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Harahap, Sofyan S. 1998. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:


PT Rajagrafindo Persada.

Kasmir, Ja'far. 2010. Analisa Laporan Keuangan . Jakarta: Rajawali Press.

Mardiyanto H. 2009. Jntisari Manaje,nen Keuangan: Teori, Saal, dan


Jawaban. Jakarta: Grasindo.

Muhammad, S. 2006. Strategi Penyehatan Perusahaan. Edisi Revisi.


Yogyakarta: UPP STim YKPN.

Subramanyam dan Jhon J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan Buku 1.


Jakarta: Salemba Empat.

Subramanyam dan Jhon J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan Buku 2.


Jakarta: Salemba Empat.

Suparmoko, M. 2000. Pokok-pokok Ekonometrika. Yogyakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai