Anda di halaman 1dari 15

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

“ASET,LIABILITAS DAN EKUITAS”

Dibuat Oleh :
Kiki Fatmawati (20210632)
Kintan Mely Sasmifta (20210143)
Sasa Sasmita (20210130)
Suliya Ekayanti (20210149)
Nur Diah Ramadiningsih (20210129)

Dosen Pembimbing :
Dr. Wulandari Harjanti, S.Sos, SE, MM

KELAS REGULER MALAM MANAJEMEN-A


STIE MAHARDHIKA SURABAYA
TAHUN 2022 – 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Nikmat sehat baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis diberikan kemudahan untuk dapat
menyelesaikan tugas Analisa Laporan Keuangan dengan judul ”Aset,Liabilitas,dan
Ekuitas” tepat pada waktunya.

Tidak lupa, Penulis ucapkan rasa terima kasih khususnya kepada Dosen Pengampuh
Mata Kuliah Analisa Laporan Keuangan Ibu Dr. Wulandari Harjanti, S.Sos, SE, MM yang
tidak kurangnya dalam memberikan dukungan serta bimbingan sehingga tugas Analisa
Laporan Keuangan ini dapat penulis susun dengan baik.

Penulis tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca, supaya tugas ini nantinya dapat menjadi tugas yang lebih baik
lagi. Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada tugas ini, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Surabaya, 09 September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Seperti hal nya harta (Aktiva), Liabilitas atau yang sering disebut Kewajiban /
Hutang juga memiliki peranan penting dalam penyusunan laporan keuangan apabila
digabungkan dengan komponen - komponen lain seperti harta/asset (aktiva) dan
modal (ekuitas).

Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akuntansi selama tahun buku
yang bersangkutan yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak - pihak yang berkepentingan
terhadap data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Pada umumnya, laporan keuanga terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba
serta laporan perubahan modal, dimana neraca menggambarkan jumlah aktiva,
hutang, dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan laporan
rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya
yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukkan
sumber dan penggunaan atau alasan – alasan yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan. Selain di atas laporan keuangan juga sering mengikutsertakan laporan
lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh keterangan lebih lanjut, diantara
laporan tersebut adalah laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan
penggunaan kas (arus kas), laporan sebab - sebab perubahan laba kotor, laporan biaya
produksi serta daftar - daftar lainnya.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut,maka yang menjadi rumusan masalah dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan aktiva (Aset)?
2. Apa yang dimaksud dengan kewajiban (Liabilitas)?
3. Apa yang dimaksud dengan kewajiban (Ekuitas)?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Aktiva (Aset).
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kewajiban (Liabilitas)
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kewajiban modal (Ekuitas)
BAB II

PEMBAHASAN

1. AKTIVA (ASET)
1.1 Pengertian Aktiva (Aset)
Adalah salah satu konsep penting dalam akuntansi. Selain definisi secara umum,
sejumlah ahli dan regulasi pemerintah juga turut dijadikan sumber untuk mengetahui
apa yang dimaksud dengan aset sebenarnya. Beberapa contoh referensi di antaranya
adalah :
 Hidayat menyampaikan bahwa pengertian aset adalah barang yang secara hukum
terbagi menjadi benda bergerak dan tidak bergerak serta berwujud (tangible) dan
tidak berwujud (intangible).
 Munawir mendefinisikan aset sebagai suatu sumber daya atau sarana dengan
nilai ekonomi yang punya kegunaan sebagai penunjang dalam mengukur harga
perolehan atau nilai wajar perusahaan.
 PP RI No. 24 Tahun 2005 menyatakan bahwa pengertian aset dikategorikan ke
dalam current asset (aset lancar) dan non current asset (aset tidak lancar).

1.2 Jenis - Jenis Aset

Aset adalah kekayaan yang bisa diklasifikasikan menjadi beberapa kategori. Mulai
dari sifat konversinya, penggunaannya, dan keberadaan wujud aset. Kemudian
kategori tersebut kembali dipecah menjadi beberapa contoh aset. Berikut poin
penjelasan lebih lanjut mengenai macam-macam aset yang perlu Anda ketahui.

1. Contoh Aset berdasarkan Sifat Konversi

Konvertibilitas atau sifat konversi aset adalah tingkat kesulitan untuk merubah
bentuk atau rupa aset satu ke bentuk yang lain. Klasifikasi aset yang pertama ini
dibagi menjadi dua macam kategori yaitu :

 Aset tidak tetap adalah sesuatu yang mudah untuk diubah bentuk menjadi kas
atau setara dengan kas. Nama lain aset ini yaitu aset likuid dan aset lancar.
Sedangkan contohnya adalah uang tunai, saham, deposit jangka pendek, dan
surat berharga lainnya
 Pengertian aset tetap adalah sesuatu yang lebih sulit untuk diubah bentuknya
ke dalam kas atau aset lain yang setara. Contoh yang ada dalam kategori ini
seringkali disebut aset tidak lancar, jangka panjang, atau aset keras. Misalnya :
tanah, bangunan, mesin, dan peralatan

2. Contoh Aset berdasarkan Penggunaan

Dalam klasifikasi aset kedua ini, pemecahan kategori dilakukan dengan melihat
kegunaan atau tujuan dari adanya aset bagi suatu individu atau perusahaan. Aset
dibagi menjadi dua kategori yaitu :

 Aset operasional adalah harta benda yang diperlukan dalam kegiatan


operasional perusahaan demi menghasilkan pendapatan dari kegiatan bisnis.
Contohnya yaitu uang tunai, persediaan, gedung bangunan, peralatan, mesin,
paten, dan lain - lain.

 Aset non operasional adalah kekayaan yang tidak digunakan dalam kegiatan
bisnis sehari - hari, namun masih bersifat sebagai penghasil pendapatan.
Misalnya: investasi jangka pendek, tanah kosong, surat berharga, dan
penghasilan bunga.

3. Contoh Aset berdasarkan Keberadaan Wujud Fisik

Selain dua klasifikasi sebelumnya, aset adalah sesuatu yang bisa dikategorikan
sebagai keberadaan fisik. Pada poin ini, aset dibagi ke dalam dua kategori juga
yaitu berwujud dan tidak berwujud. Penjelasan lengkap dari keduanya adalah :

 Aset berwujud adalah suatu kekayaan harta benda yang keberadaannya dapat
terlihat kasat mata. Tidak hanya itu, dalam kategori ini aset adalah sesuatu
yang bisa disentuh secara fisik. Beberapa contohnya adalah tanah, bangunan,
mesin, surat berharga, persediaan bahan, peralatan kantor, dan lain-lain.

 Aset tidak berwujud adalah barang - barang yang tidak memiliki keberadaan
secara fisik. Misalnya hak atas paten, merek, hak cipta, izin bisnis, dan bentuk-
bentuk perjanjian yang biasanya dilakukan sesama pihak yang punya
kepentingan
2.1 Pengertian Liabilitas
Dalam bisnis dan neraca keuangan, liabilitas dikenal pula dengan istilah pasiva.
Secara umum, liabilitas adalah utang yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
operasional bisnis. Biasanya, liabilitas tidak hanya berbentuk uang tetapi juga barang
dan jasa tergantung apa yang dibutuhkan perusahaan dari pihak lain.

Meskipun sama-sama digolongkan pasiva, liabilitas ternyata berbeda dengan beban


usaha (expenses). Beban memiliki pengertian sebagai sesuatu yang dikeluarkan
perusahaan untuk mendapatkan laba bersih. Contoh beban adalah, biaya sewa,
penyusutan, pengeluaran listrik, pembayaran gaji, dan lain sebagainya.

Beban dibayarkan dengan cara mengurangi pendapatan sehingga nantinya keluar laba
hasil sebelum digunakan untuk membayar pajak. Sebaliknya, liabilitas adalah suatu
kewajiban yang harus dibayarkan sebelum jatuh tempo tidak peduli perusahaan
memiliki pendapatan atau tidak. 

Dalam akuntansi keuangan, liabilitas didefinisikan sebagai kewajiban entitas yang


timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Kewajiban ini diartikan melalui
beberapa karakteristik berikut:

1. Kewajiban adalah segala jenis pinjaman dari perseorangan atau bank untuk
meningkatkan pendapatan bisnis.

2. Kewajiban adalah tanggung jawab kepada pihak lain yang memerlukan


penyelesaian melalui transfer aset berupa penyediaan layanan atau transaksi lain
di masa depan dan menghasilkan manfaat ekonomi.

3. Kewajiban adalah tugas dan tanggung jawab pada pihak lain, baik meninggalkan
sedikit atau tidak sama sekali kebijakan untuk menghindari penyelesaian.

4. Kewajiban adalah suatu peristiwa atau transaksi yang telah terjadi dan
menimbulkan tanggung jawab entitas.

2.2 Jenis-Jenis Liabilitas


Sebagaimana transaksi ekonomi dan akuntansi lainnya, liabilitas memiliki beberapa
jenis yang perlu diketahui, yaitu :

1. Liabilitas Jangka Pendek

Liabilitas ini memiliki waktu jatuh tempo maksimal satu tahun. Liabilitas jangka
pendek dikenal pula dengan istilah kewajiban lancar dan digunakan sebagai
komponen kunci dalam beberapa langkah likuiditas jangka pendek. Beberapa
contoh kewajiban lancar adalah:

 Utang dagang

 Utang wesel

 Penghasilan yang ditangguhkan 

 Beban yang perlu dibayarkan

 Utang pajak

 Pendapatan diterima di muka

 Pinjaman jangka pendek

2. Liabilitas Jangka Panjang

Pada jenis ini, liabilitas adalah utang dengan jangka waktu lama dan lebih dari
satu tahun atau satu siklus normal operasi perusahaan. Perusahaan biasanya
mengambil utang ini untuk mendapatkan modal langsung dan membiayai
pembelian aset atau berinvestasi pada proyek modal baru.

Liabilitas ini sangat penting dalam menentukan solvabilitas jangka panjang


perusahaan. Jadi apabila perusahaan belum mampu menunaikan kewajiban
jangka panjangnya saat jatuh tempo, maka perusahaan akan mengalami krisis
solvabilitas. Beberapa contoh liabiltas jangka panjang adalah:

 Utang bank
 Utang hipotik

 Utang obligasi

 Kredit noveltasi

 Utang sewa jangka panjang

 Utang subduersi

 Utang pemegang saham, dan

 Utang sewa dana

Modal

Modal juga bisa dikategorikan sebagai liabilitas karena nilainya diperoleh dari
selisih antara total aset dan utang. Selisih tersebut dapat digunakan untuk
memajukan bisnis agar bisa berkembang dan memotivasi perusahaan untuk bisa
menghasilkan pendapatan yang lebih besar.

Modal bisa pula dikategorikan sebagai liabilitas kontijensi atau kewajiban yang
ada atau tidaknya bergantung pada peristiwa yang akan terjadi di masa depan.
Jadi berbeda dengan dua jenis liabilitas lainnya, modal atau liabilitas kontijen
tidak bisa diprediksi jatuh temponya.

3.1 Pengertian Equity (Ekuitas)

Secara umum equity adalah mewakili nilai kepemilikan atas suatu hal. Bisa berupa
usaha, inventaris atau saham dari sebuah perusahaan.

Jika kita merujuk pada persamaan akuntansi, dimana pada kolom sebelah kiri
berisikan aktiva atau harta, sementara kolom kanan berisi utang juga equity.
Jika kolom kiri adalah sumber daya di bawah kekuasaan perusahaan, maka kolom
kanan adalah jumlah kepentingan pemilik juga kreditur atas harta perusahaan.

Besar atau nominal kepentingan pemilik atas harta perusahaan itulah yang adalah
disebut dengan equity atau ekuitas.

Dari penjabaran di atas, bisa disimpulkan bahwasanya equity tidak lain adalah hasil
dari jumlah aktiva yang dikurangi keseluruhan pasiva.

Dengan kata lain, equity adalah selisih dari keseluruhan aktiva dengan kewajiban
yang ada.

Secara mendasar, jumlah ekuitas dalam sebuah perusahaan diperoleh dari investasi
pemilik perusahaan itu sendiri dan juga hasil operasional usaha.

Dalam perjalanannya, ekuitas pasti akan berkurang.

Alasannya yaitu untuk pembagian hasil usaha, bisa juga karena penarikan investasi
oleh investor atau pemegang saham lainnya, serta kemungkinan usaha mengalami
kerugian.

Dengan begitu, kesimpulan dari seluruh penjabaran di atas adalah bahwa equity
adalah jumlah kekayaan bersih sebuah perusahaan.

Dimana kekayaan tersebut berasal dari sejumlah investasi dari pemilik dan hasil
aktivitas usaha perusahaan itu sendiri.

3.2 Jenis-Jenis Equity

Secara umum ada dua jenis equity yang perlu Anda pahami. Kedua jenis tersebut
yaitu, nilai buku keuangan (book value) dan nilai pasar (market value).

Pada jenis yang pertama yaitu nilai buku keuangan (book value), Anda bisa
menghitungnya dengan cara total aset dikurangi beban yang berhubungan
dengan hutang piutang, atau dengan menjumlahkan bagi pendapatan dengan modal
tersimpan.

Sementara untuk jenis kedua, nilai pasar (market value) Anda cukup menjumlahkan
harga saham dengan jumlah saham yang sudah ada untuk menghitungnya.
Namun tidak semua equity selalu berhubungan dengan saham juga investasi
perusahaan.

Seperti beberapa contoh jenis equity atau ekuitas adalah berikut ini :

1. Equity Pemilik Usaha

Jenis yang pertama ini berhubungan dengan modal awal ketika seseorang
memulai usahanya.

Modal tersebut tidak termasuk dalam perhitungan manapun, serta segala


bentuk keuntungan yang berasal dari modal akan menjadi milik dari owner
usaha itu.

Modal tersebut ada dua jenis berbeda. Dua jenis modal tersebut adalah:

1. Modal Saham, yaitu jumlah besaran saham yang telah diedarkan ke publik.

2. Modal Disagio/Agio Saham, yaitu selisih total saham dari modal pemegang
saham dikurangi dengan nilai nominal dari saham itu sendiri. Disagio jika
selisihnya lebih rendah dari nilai saham, sedangkan agio sebaliknya.

2. Equity Pemegang Saham

Tidak jauh beda dengan jenis equity yang pertama.

Hal yang membedakan dengan jenis kedua ini yaitu adanya pembagian dividen
dengan pemegang saham lainnya.

Alasannya adalah karena dividen merupakan hasil yang diperoleh


dari investasi yang telah dikeluarkan di awal oleh pemegang saham.

3. Equity Rumah

Untuk jenis ekuitas yang ketiga ini, dapat Anda hitung dari nilai rumah
tersebut dikurangi dengan total utang hipotek.

Hipotik merupakan surat pernyataan atas kepemilikan hutang,


terkait kredit yang digunakan untuk membeli sebuah rumah.
Sebagai contoh kasus, ketika Anda membeli rumah dengan bantuan kredit dari
bank. Apabila jumlah pinjaman pada bank lebih besar dari nilai jual rumah
tersebut, artinya ekuitasnya negatif, jika sebaliknya artinya ekuitasnya positif.

Hal ini cukup penting untuk Anda pahami. Sebab akan menentukan untung-
rugi Anda ketika membeli maupun menjual rumah tersebut.

4. Equity Pembiayaan

Jenis ekuitas yang keempat ini hanya akan muncul pada saat perusahaan
mampu beroperasi tetapi tidak menghasilkan keuntungan.

Dengan kondisi tersebut, maka saham perusahaan akan dijual pada investor.
Lantas hasil dari penjualan tersebut digunakan sebagai modal pengembangan
perusahaan.

Kesimpulannya, equity pembiayaan adalah besaran uang pembelian saham


oleh investor yang digunakan untuk pengembangan usaha tersebut.

3.3 Laporan Neraca


Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:205), laporan keuangan merupakan output
dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan
informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses
pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi, laporan keuangan juga
sebagai pertanggungjawaban atau accountability. Sekaligus menggambarkan
indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Menurut Bambang Subroto (1991:29), neraca atau disebut juga laporan posisi
keuangan atau laporan kondisi keuangan adalah salah satu dari laporan keuangan
yang memberikan informasi tentang posisi dan keadaan keuangan perusahaan pada
suatu saat tertentu. Posisi keuangan tersebut adalah keadaan aktiva, hutang, dan
modal dari perusahaan.

Menurut Mulyadi (2006:…), neraca (Balance Sheet) adalah laporan keuangan yang
menyajikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu saat atau
tanggal tertentu. Komponen posisi keuangan suatu perusahaan terdiri atas harta
(aktiva), utang (kewajiban), dan ekuitas (modal).

Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan neraca adalah laporan posisi keuangan
(harta, utang, dan modal) perusahaan dalan suatu periode tertentu. Rumus dari
pembuatan neraca sendiri yaitu (AKTIVA = LIABILITAS + EKUITAS).

Di dalam penyajiannya aktiva, hutang, dan modal tersebut harus diklasifikasikan


sedemikian rupa sehingga aktiva akan dilaporkan sesuai dengan tingkat
likuiditasnya. Kewajiban diklasifikasikan sesuai dengan urutan jatuh temponya,
kewajiban yang harus dipenuhi lebih dahulu harus dilaporkan di atas, kemudian
baru kewajiban yang pemenuhannya lebih kemudian. Modal harus disajikan sesuai
dengan tingkat kekekalannya sehingga semakin kekal atau permanen akan
dilaporkan lebih dahulu kemudian baru yang tingkat kekekalannya lebih rendah.

Neraca terdiri dari tiga komponen, yaitu: aktiva, utang, dan ekuitas (modal). Dalam
neraca umumnya terdapat pos - pos neraca. Pos - pos neraca tersebut adalah
sebagai berikut :

a. Aktiva lancar, yaitu: kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang,
persediaan, biaya dibayar di muka.

b. Aktiva tidak lancar, yaitu: investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak
berwujud, dan aktiva tidak lancar lainnya (biaya dibayar di muka, biaya
pension dibayar di muka, piutang tidak lancar, aktiva pajak penghasilan yang
ditangguhkan, dan aktiva yang dimiliki untuk dijual)

c. Kewajiban lancar, yaitu: utang usaha, utang wesel jangka pendek, beban yang
masih harus dibayar, pendapatan diterima di muka, bagian utang jangka
panjang yang lancar.

d. Kewajiban tidak lancar, yaitu: utang jangka panjang (utang obligasi, utang
hipotek, pinjaman jangka panjang yang lain/utang jangka panjang ke bank.

e. Kewajiban sewa jangka panjang.


f. Kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan.

g. Kewajiban tidak lancar lainnya, yaitu kewajiban pensiun yang masih harus
dibayar, utang jaminan produk, dan kewajiban kontingensi lainnya.

h. Ekuitas atau Modal

Berikut Contoh Bentuk laporan Neraca :

a. Neraca Staffle

b. Neraca Skontro

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Liabilitas merupakan kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, dimana penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

Ekuitas merupakan hak pemilik atas sisa aset setelah dikurangin dengansemua
liabilitas perusahaan atau dapat dikatakan bahwa ekuitas sama dengan asetneto.
Liabilitas dan ekuitas merupakan elemen terpenting dalam laporan keuangan terlebih
di neraca dan laporan laba rugi guna memperlihatkan keadaansuatu perusahaan itu
laba/rugi, menentukan perencanaan bisnis perusahaan kedepannya pula.

Anda mungkin juga menyukai