Disusun Oleh:
Kelompok 1
Akuntansi C 2012
Kata Pengantar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan semaksimal mungkin dan teapat pada waktunya.
Tujuan kami membuat makalah ini, yaitu untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah
Teori Akuntansi yang diberikan oleh Bapak Achmad Effendi, SE.AK., MM.
Dalam makalah ini, kami membahas materi mengenai Pengukuran Aktiva dan Aktiva
Lancar, yaitu mencakup sub-bab Proses Pengukuran Aktiva Lancar; Ukuran Masukan;
Ukuran Keluaran; dan Ukuran Lower Cost or Market.
Untuk lebih menyempurnakan penyusunan makalah, kami tetap mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca.
Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Achmad Effendi, SE.AK.,
MM. yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini. Kami juga berterima
kasih kepada orang tua yang telah mendukung kami selama pembuatan makalah ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Ruang Lingkup................................................................................................2
1.3. Tujuan..............................................................................................................2
1.4. Metode.............................................................................................................2
1.5. Manfaat............................................................................................................2
1.6. Sistematika Penulisan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1. Laporan Posisi Keuangan................................................................................5
2.1.1. Struktur Analisis.......................................................................................................5
2.1.2. Mengukur Aktiva yang Digunakan...........................................................................6
2.1.3. EVA VS ROI.............................................................................................................9
2.1.4. Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer........................................10
2.1.5. Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas........................................................10
2.2. Pengukuran, Pengakuan, dan Penilaian.........................................................11
2.2.1. Proses Pengukuran dan Ukuran Masukan...............................................................11
2.2.2. Ukuran-ukuran Keluaran dan Tujuan Pengukuran.................................................12
2.2.3. Konsep-konsep Penilaian........................................................................................15
2.2.4. Evaluasi dari Konsep-konsep Penilaian..................................................................21
BAB III PENUTUP..................................................................................................................24
3.1. Kesimpulan.................................................................................................24
3.2. Saran...........................................................................................................24
Daftar Pustaka..........................................................................................................................25
BAB I PENDAHULUAN
ekonomik
masa
datang
yang
cukup
pasti
yang
diperoleh
atau
dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
Hampir sama dengan itu IASC juga mendefinisi aset sebagai suatu sumber daya yang
dikendalikan oleh perusahaan sebagai hasil kejadian masa lalu yang mana manfaat
ekonomis masa depan diharapakan didapatkan oleh perusahaan. Sumber lain, yaitu
AASB, mendefinisi aset sebagai potensial jasa atau manfaat ekonomis yang
dikendalikan oleh pelaporan entitas sebagai hasil transaksi masa lalu atau kejadian masa
lalu lainnya. APB No. 4 membedakan aset menjadi sumber ekonomik dan nonsumber
ekonomik. APB No. 4 merinci aset yang digolongkan sebagai sumber ekonomik yaitu:
sumber produktif, produk yang merupakan keluaran kesatuan usaha, uang Klaim untuk
menerima uang, hak kepemilikan atau investasi pada perusahaan lain.
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus memiliki manfaat ekonomik
di masa datang yang cukup pasti. Manfaat ekonomik ini ditunjukkan oleh potensi jasa
atau utilitas yang melekat padanya sebagai yaitu suatu daya atau kapasitas langka yang
dapat dimanfaatkan kesatuan usaha dalam upayanya untuk mendapatkan pendapatan
melalui kegiatan ekonomik. Disamping manfaat ekonomik, suatu objek bisa dikatakan
sebagai aset, objek tersebut tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh
entitas. Artinya, untuk memiliki aset harus terdapat proses yang disebut dengan transfer
kepemilikan. Krtieria lain yang merupakan penyempurnaan dalam pendefinisian objek
sebagai aset adalah aset merupakan akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
BAB II PEMBAHASAN
b. Piutang
Manajer unit usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak
langsung, melalui kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan, dan
secara langsung melalui penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas
kredit individual dan batas kredit, serta melalui wewenang mereka dalam
menagih kredit yang telah jatuh tempo.
Memasuki unsur piutang pada harga jual atau pada harga pokok penjualan
merupakan hal yang masih diperdebatkan. Suatu pihak dapat berargumen
bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang adalah hanya sebesar harga
pokok penjualan dan bahwa tingkat pengembalian yang memuaskan atas
investasi ini mungkin sudah mencukupi.
c. Persediaan
Persediaan biasanya diperlakukan sama seperti piutang, yaitu dicatat pada
jumlah akhir meskipun rata-rata antar periode lebih baik secara konsep. Jika
perusahaan menggunakan untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode
penilaian lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha, karena
saldo persediaan LIFO cenderung sangat rendahh pada periode terjadinya
inflasi.
Jika persediaan barang dalam proses didanai melalui pembayaran di muka
atau pembayaran cicilan dari konsumen, seperti yang biasa terjadi jika barang
tersebut membutuhkan waktu produksi yang lama. Pembayaran tersebut akan
dikurangi dari jumlah persediaan kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban.
7
adalah untuk mendorong para manajer unit usaha guna melepas aktiva
menganggur ke unit lain yang mungkin memerlukannya.
h. Aktiva Tidak Berwujud
Beberapa
perusahaan
cenderung
melaksanakan
penelitian
dan
rasio ini. Kedua, ROI mudah dihitung, mudah dipahami, dan sangat berarti dalam
pengertian absolut. Ketiga, ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan ke
setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhdap profitabilitas, tanpa
mempedulikan ukuran dan jenis usahanya.
EVA tidak memberikan dasar perbandingan semacam ini. Tetapi, pendekatan
EVA juga memiliki beberapa keunggulan. Ada empat alasan yang membuatnya
lebih unggul dari ROI.
Pertama, dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama
untuk perbandingan investasi. Kedua, keputusan-keputusan yang meningkatkan
ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan laba keseluruhan. Keunggulan ketiga
dari EVA adalah tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis
aktiva yang berbeda pula. Keunggulan keempat adalah bahwa EVA, berlawanan
dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahanperubahan dalam nilai pasar perusahaan.
2.1.4. Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer
Dengan melihat kelemahan ROI, kelihatannya mengejutkan bahwa ROI
digunakan secara luas. Diketahui dari pengalaman pribadi bahwa kesalahan
konseptual ROI untuk evaluasi kinerja adalah nyata dan menyebabkan timbulnya
perilaku disfungsional dari para manajer unit usaha.
Penggunaan EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat disarankan.
Tetapi, EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan
penghitungan aktiva tetap, seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, kecuali
metode penyusutan anuitas dipergunakan, dan hal ini jarang dilakukan dalam
praktik bisnis sehari-hari.
Lebih lanjut lagi, beberapa aktiva mungkin akan dinyatakan terlalu rendah
nilainya ketika dikapitalisasi, sementara aktiva lain ketika dibebankan. Meskipun
biaya pembelian aktiva tetap biasanya dikapitaliasi, sejumlah besar investasi
dalam biaya awal, pengembangan produk baru, organisasi dealer, dan sebagainya,
10
mungkin dapat dihapuskan sebagai beban, dan dengan demikian tidak akan
terlihat dalam dasar investasi.
Dengan mempertimbangkan hal ini, beberapa perusahaan memutuskan untuk
mengeluarkan unsur aktiva tetap dari dasar investasi. Perusahaan-perusahaan
tersebut membebankan beban bunga hanya untuk aktiva yang dapat dikendalikan,
dan mengendalikan aktiva tetap dengan perangka terpisah. Aktiva yang dapat
dikendalikan pada dasarnya merupakan modal kerja.
Investasi dalam aktiva tetap dikendalikan oleh proses anggaran modal sebelum
terjadinya dan oleh audit setelah penyelesaian untuk menentukan apakah ada arus
kas yang diantisipasi terwujud. Hal tersebut jauh lebih dari memuaskan karena
penghematan atau pendapatan aktual dari akuisisi aktiva tetap tidak dapat
diidentifikasikan.
2.1.5. Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas
Pembahasan sampai pada saat ini terfokus pada pengukuran kinerja dari para
manajer unit usaha. Laporan-laporan manajemen dibuat bulanan atau kuartalan
sementara laporan kinerja ekonomi biasanya dibuat dengan selang waktu yang
tidak tetap, biasanya sekali dalam selang beberapa tahun.
Laporan-laporan ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik. Laporan
tersebut memberikan indikasi apakah strategi unit usaha yang sekarang sudah
memuaskan dan jika tidak, keputusan apa yang harus diambil untuk unit usaha
ekonomi atas suatu unit usaha dapat memperlihatkan bahwa rencana yang
sekarang atas produk-produk, pabrik dan peralatan baru, atau strategi baru yang
lain.
Laporan-laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperoleh nilai
perusahaan secara keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup value yaitu,
estimasi jumlah yang akan diterima oleh para pemegang saham jika masingmasing unit usaha dijual. Laporan tersebut menunjukkan unit usaha yang menarik
dan dapat mengindikasikan bahwa manajemen senior salah mengalokasikan waktu
mereka yang terbatas yaitu, menghabiskan waktu yang terlalu banyak untuk unit
11
12
lalu (historical input cost), pertukaran masa berjalan (current input cost), atau
pertukaran masa depan yang diharapkan (discounted future input cost).
2.2.2. Ukuran-ukuran Keluaran dan Tujuan Pengukuran
Harga keluaran menunjukkan jumlah kas atau nilai imbalan lainnya yang
diterima ketika aktiva atau manfaatnya meninggalkan perusahaan dalam suatu
pertukaran atau konversi. Nilai penerimaan kas yang diharapkan yang
didiskontokan untuk aktiva merupakan ukuran yang paling diperhatikan bila
menggunakan ukuran-ukuran keluaran.
Aktiva mempunyai harga pertukaran yang kemungkinan akan diterima dalam
periode tertentu di masa depan, aktiva itu harus diperlakukan sama, seperti
piutang. Menurut pendekatan ini, persediaan harus dimasukkan sebesar harga
jualnya, bukan sebesar harga biasanya. Penggunaan harga keluaran ini dibenarkan
bila aktiva dapat segera direalisasi.Terdapat lima pendekatan dalam menilai harga
keluaran yaitu:
nilai realisasi bersih;
setara kas masa berjalan;
konsep nilai likuidasi;
penerimaan kas atau potensi jasa masa depan yang didiskontokan;
ukuran nilai terendah antara biaya dan pasar (lower-of-cost-or-market
measures).
Secara keseluruhan tujuan-tujuan pengukuran aktiva dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu sintaksis, semantis, dan pragmatis.
Pengukuran diartikan sebagai pemberian nilai-nilai numerikal kepada objekobjek dan peristiwa-peristiwa tertentu untuk menunjukkan atribut-atribut tertentu.
Penilaian assets adalah proses pengukuran atribut-atribut keuangan (masa lalu,
masa kini, dan masa mendatang) dari pada assets atau kumpulan assets.
Neraca atau balance sheet, sering juga disebut sebagai a statement of
financial position atau ikhtisar keadaan keuangan. Penyebutan ini mengandung
arti bahwa neraca merupakan suatu daftar dari sumber-sumber atau resources dan
kewajiban-kewajiban atau commitments.
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah menyajikan informasi yang
memungkinkan para investor dan kreditur membuat prediksi mereka sendiri
tentang arus kas perusahaan di kemudian hari. Dengan demikian pengukuran13
pengukuran assets harus dievaluasi atas dasar ciri-ciri prilaku mereka disamping
kadar interpretatifnya dan kemampuan pengukuran-pengukura dalam menjadi
bagian dari struktur pelaporan yang logis.
Sifat Aset
Assets sering diartikan sebagai biaya-biaya yang belum dialokasikan
(unallocated costs) atau jumlah-jumlah yang dibawa ke periode-periode yang
akan dating.
APB Statement No.4, mendefinisikan assets sebagai sumber-sumber ekonomi
(economic resources) dari suatu perusahaan yang diukur dan diakui sesuai dengan
prinsip akuntansi yang lazim diterima (generally accepted accounting principles)
termasuk deferred charges tertentu yang bukan merupakan resources.
Ciri-ciri Aset
Harus ada hak tertentu atas manfaat-manfaat dikemudian hari atau potensipotensi jasa di kemudian hari. Hak dan jasa yang telah habis tidak dapat
dimasukkan, hak-hak ini haruslah merupakan manfaat yang positif, apabila
mempunyai manfaat nihil/negative maka hak ini tidak dapat dikatakan
sebagai assets. Contoh: gedung yang tidak dapat pakai lagi dan biaya untuk
menyingkirnya adalah sama dengan nilai residu-nya, bukanlah assets.
a. Hak ini harus menjadi milik orang atau perusahaan tertentu.
b. Harus ada suatu klaim yang dapat dipaksakan berdasarkan kekuatan hokum.
Contoh: jasa-jasa yang dapat diambil oleh seseorang, atau suatu perusahaan,
bukanlah assets.
Tujuan Pengukuran Aset
Karena penilaian ini penting dalam proses akuntansi, maka tujuan-tujuan dari
pada penilaian ini sama dengan tujuan-tujuan akuntansi.
Penilaian Aset bagi Pengukuran Income
Accounting income dapat dievaluasi dari ketiga tingkat teori, yakni : bentuk
structural atau sintaktis, bentuk semantic atau interpretative, bentuk behavioral
atau pragmatis. Dalam bentuk tradisional structural, penilaian assets merupakan
suatu
langkah
denga
proses matching.
interpretasimengenai
income
Dalam
menggunakan
maintenance ini
14
bentuk
yang
kedua,
konsep capital
mensyaratkan
assets dinilai
berdasarkan net
assets dinilai
berdasarkan
realizable
nilai
masukan
atau input-values sampai non-monetary assets ini dialokasikan menjadi biaya dan
di-match denganrevenue dari produk yang bersangkutan atau kepada periode yang
bersangkutan.
Maka tujuan
penilaian non-monetary
assets adalah
untuk
memperoleh dasar bagi perhitungan gross operating margin dan income dari
semua
transaksi.
merupakan
selisih
antara
seluruh revenue dengan nilai masuk atau input value dari semua expense yang
berkaitan dengan revenue tersebut/expense yang berkaitan dengan periode
tersebut.
Income merupakan hasil dari pada perbandingan antara biaya yang dinilai
dengan historical cost dan revenue yang bersangkutan. Dengan adanya perubahanperubahan nilai satuan uang pengukuran income akan lebih baik apabila historical
costs dinilai kembali dalam satuan uang yang mempunyai daya beli yang sama
seperti current (arus) revenue. Pemisahan
gains (memegang keuntungan) atauholding loss juga dapat dilakukan dengan nilai
masuk berdasarkan current replacement costs.
Kelemahan dari proses matching adalah karena banyak kegiatan perusahaan
tidak memungkinkanmatching secara teliti. Dalam kebanyakan kasus, alokasi
daripada
penilaian
assets baik
ke
produk
maupun
keexpense dilakukan
nilai-nilai
yang
berlaku
dipasar,
karena
adanya
transaksi
jual
15
belum
dijual
dalam
waktu
dekat,
maka current
output
dengan
biaya-biaya
ini
untuk
16
dipakai. (2) banyak assets hanyalah akan menjadi harga dimasa mendatang
konsep
pengukuran
tunggal
bagi
semua assets. Current cash equivalents adalah harga-harga assets pada saat
benar-benar dapat diwujudkan melalui penjualan yang normal (penjualan
yang tidak dipaksa seperti dalam kebangkrutan perusahaan) dan lazimnya
dapat diketahui dari catatan harga pasar untuk barang yang sejenis.
Konsep ini sifatnya non-additive, dimana jumlah current
cash
cash
assets,
maka
nilai
tukarnya
melalui
ditentukan
assets.
Keuntungan
yang
terutama
adalah
sifatnya
yang verifiable. Costs merupakan harga yang disepakati oleh pembeli dan
penjual dalam suatu pasar yang bebas. Perusahaan seharusnya dapat
17
membeli assets dan jasa dengan harga yang lebih rendah pada penjual
yang lain.
Kelemahannya adalah karena nilai assets bagi perusahaan dapat
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Setelah suatu periode yang cukup
panjang historical costs mungkin akan kehilangan maknanya sebagai
rugi operasional.
Kelemahannya: (1)konsep ini kehilangan objektivitas.
Discounted future costs
Konsep ini relevan dalam pembuatan keputusan untuk membeli jasajasa dalam bentuk suatu himpunan sekarang atau dalam jumlah yang kecil-
tukar
masukan
values tergantung
dari
jenis standard cost yang digunakan. Standar yang ideal mungkin berguna
bagi
bagi
tujuan-tujuan
manajerial,
akan
tetapi standard
cost ini
yang
tepat
baik
ditinjau
dari
segi service
costing,
hanya
memperhitungkanvariable
diproduksi.
Keuntungan
utama
maupun
dikemudian
hari,
baik
dalam
19
kerugi-laba pada waktu di-accrue, dan tidak dimasukkan sebagai biaya dari
suatu produk.
Ada 3 alasan mengapa variable costing untuk tujuan pelaporan ekstern
dianggap lebih unggul: (1)net incomedianggap lebih mempunyai makna
apabila inventories dihitung atas dasar variable costs apabila produksi
tidak sama dengan jumlah penjualan dalam setiap periode, (2)variable
costing menghilangkan kemampuan manajemen untuk mempengaruhi atau
bahkan menyesatkan pelaporan net income melalui kebijakan produksi,
(3)dalam hal tertentu, jika terjadi kapasitas yang menganggur, fixed
costs tidak membawa manfaat untuk periode yang akan datang.
c. Lower of cost or market, dikenal juga sebagai cost or market whichever is
lower (comwil) merupakan campuran dari konsep penilaian masuk dan
penilaian keluar.
Konsep ini dikenal dalam akuntansi pada abad XIX. Pada awalnya konsep
ini dianut dalam hubungan dengan penekana yang diberikan kepada neraca
sebagai laporan bagi para kreditur. Tanpa laporan yang dapat dipercaya
(karena pada waktu itu perusahaan masih sangat tertutup dan informasi
akuntansi marupakan rahasia yang sangat besar) para kreditur memberikan
penekanan kepada nilai assets yang paling rendah. Oleh karena itu pandangan
yang konservatif dianggap sebagai sikap yang paling aman dalam penilaian
pos-pos neraca.
Dengan bergesernya penekanan kepada ikhtisar l/r, maka konsep comwil ini
mendapatkan makna besar. Akibat dianutnya comwil maka income juga
dinyatakan secara konservatif. Dengan diturunkannya penilaianassets pada
akhir periode maka net income juga menjadi rendah. Disini semua
kemungkinan kerugian langsung diperhitungkan dalam penentuan net income,
tetapi sebaliknya, kemungkinan untung atau laba ditunda pengakuannya
sampai saat penjualan atau realisasi.
Comwil pada dasarnya adalah penerapan suatu prosedur akuntansi yang
sudah lazim diterima. Comwilmerupakan aplikasi dari konsep-konsep yang
ada dengan mengambil segi-segi baiknya (electic).
Comwil secara formal diakui oleh AICPA, AAA, SEC dan FASB di
Amerika, dan juga oleh profesi akuntansi dinegara-negara lain, termasuk
Indonesia. Sebagai suatu konsep, comwil ini sebenarnya tidak mempunyai
tempat dalam teori akuntansi karena hal-hal berikut:
20
Sebagai
suatu
metode
yang
lebih
baik. Net
realizable
cash
equivalents juga
menggunakan investment
models yang
normative,
tujuan
21
Exchange Output
Values
1.
Discounted future
expected cash
receipts atau discounted
service potentials
2.
Current output
values
Apabila
harga
penjualan
sekarang
menunjukkan output pricedikemudian hari.
3.
Current cash
equivalents
4.
Liquidation values
1.
Historical cost
Sebagai
ukuran
daripada current
value apabila assets baru saja diperoleh.
2.
input
4.
Standard costs
Direct costing
5.
23
3.1. Kesimpulan
Aktiva tetap merupakan salah satu komponen aktiva yang berperan
penting dalam kegiatan usaha perusahaan. Aktiva lancar biasanya menyangkut
jumlah dana yang sangat besar.
Jika aktiva tetap mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode
akuntansi, digunakan dalam bentuk operasi perusahaan, dan tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Aktiva tetap mempunyai usia
yang terbatas kecuali tanah, dan aktiva tetap bersifat non moneter dalam artian
masa manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan
dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu. Maka, aktiva lancar
memiliki sifat yang lebih likuid dari aktiva tetap karena mudahnya atau cepatnya
terkonversi menjadi kas.
Aktiva lancar dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya dengan cara
penjualan tunai atau kredit.
3.2. Saran
Aktiva lancar memiliki sifat yang lebih likuid dari aktiva tetap karena
mudahnya atau cepatnya terkonversi menjadi kas. Sehinggam perusahaan harus
memiliki strategi dalam likuiditas tersebut.
24
Daftar Pustaka
Hendriksen, Eldon S dan Michael F. Van Breda. Accounting Theory, atau Teori
Akunting, Terj. Herman Wibowo, Tangerang: Interaksara.
Adi, Siti Sarah. 2013. Tugas Kuliah Makalah Akuntansi Teori Asset.
https://sitisarahadi.wordpress.com/2013/05/31/tugas-kuliah-makalah-akuntansi-teori-asset/ .
Materi
Teori
(diakses
Akuntansi.
http://www.academia.edu/6780244/RINGKASAN_MATERI_TEORI_AKUNTANSI_KOMPLIT .
(Teori
http://shinraemun.blogspot.com/2012/11/assets-dan-pengukurannya.html.
25
Akuntansi).
(diakses
pada