1. Mengkomunikasikan.
2. Menjelaskan.
3. Mempengaruhi.
1
dapat dimengerti oleh pihak-pihak yang menggunakannya, karena tujuan laporan
pemeriksaan adalah agar diambil tindakan yang perlukan. Pemeriksa harus
memperhatikan dan menghindarkan hal-hal yang menyebabkan laporan menjadi tidak
jelas. Adapun sebab-sebab ketidakjelasan suatu laporan ialah karena:
a. Pemeriksa tidak memahami pokok masalah yang dilaporkannya.
b. Laporan ditulis dengan gaya bahasa yang membosankan atau ditulis secara
bertele-tele.
c. Struktur laporan yang tidak menarik, gagasan-gagasan yang disajikan dengan
urutan yang baik akan lebih mudah dipahami. Kalimat dan paragrap yang kacau
dapat menyebabkan temuan yang penting menjadi tidak terlihat.
d. Banyak menggunakan istilah-istilah teknis dan istilah khusus yang kurang
lazim.
e. Temuan-temuan dilaporkan tanpa diuraikan latar belakangnya. Memberikan
informasi mengenai latar belakang adalah penting untuk dapat memahami suatu
proses atau keadaan untuk memahami berapa pentingnya sesuatu hal.
f. Uraian yang panjang lebar mengenai hal yang bersifat teknis.
3. Ringkas
Struktur laporan yang baik melaporkan dengan ringkas pelaksanaan operasional,
pengendalian, dan hasil kerja. Laporan itu harus terhindar dari hal-hal yang tidak
relevan, tidak material seperti gagasan, temuan, kalimat dan sebagainya yang tidak
menunjang tema pokok laporan, namun tetap menjaga kualitas informasi yang
disampaikan melalui laporan tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pemakainya.
4. Membangun (konstruktif)
Laporan yang bersifat membangun adalah laporan yang sedapat mungkin
memaparkan rekomendasi tindakan perbaikan yang dapat dilakukan untuk
mengupayakan peningkatan operasi.
5. Tepat waktu
Laporan audit hanya dapat bermanfaat dengan maksimal bila laporan tersebut
disajikan pada saat dibutuhkan. Sehingga auditor harus mampu menyajikan laporan
yang tepat waktu.
2
10.2 FILOSOFI PELAPORAN
Laporan audit internal menjadi sebuah instrument yang kuat jika dibuat dan
dipergunakan dengan baik. Laporan audit internal dapat menciptakan kesan keprofesionalan
audit. Laporan tersebut dapat memberitahukan kepada manajemen mengenai kejadian –
kejadian penting yang tidak diketahui kecuali jika diberitahukan. Laporan audit internal dapat
mengubah pandangan. Didalam laporannya auditor hendaknya berusaha untuk :
1. Menginformasikan : Menceritakan hal – hal yang ditemukan / atau suatu kejadian
penting kepada manajemen.
2. Mempengaruhi : Meyakinkan manajemen mengenai nilai & validitas dari temuan
audit.
3. Memberikan hasil : Menggerakan manajemen kearah perubahan dan perbaikan.
Karena laporan tersebut sebaiknya mempresentasikan temuan audit dengan jelas dan
sederhana. Laporan audit internal harus mendukung kesimpulan dengan bukti yang
persuasive. Laporan harus memberikan arah pada pengambilan keputusan manajemen dengan
memberikan rekomendasi perbaikan. Hasil akhir ini dapat dicapai dengan menggunakan cara
– cara berikut :
1. Menginformasikan : Dengan cara menciptakan kesadaran
2. Mempengaruhi : Menciptakan dukungan
3. Memberikan hasil : Mendorong pelaksanaan tindakan
Tujuan dari laporan audit adalah menyediakan cara – cara diatas. Laporan tersebut sebaiknya
menciptakan di pikiran pembacanya keyakinan bahwa :
1. Apa yang dilaporkan dapat dipercaya, dan
2. Apa direkomendasikan adalah valid dan berharga.
4
Proses audit merupakan suatu penilaian atas keyakinan, independen, obyektif
dan aktivitas konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan
operasi organisasi.
2. Menguraikan profesionalisme dari staf audit.
Untuk meningkatkan kualitas peran auditor internal dalam mengungkapkan
temuan audit diperlukan profesionalisme yaitu kemampuan individu dalam
melaksanakan tugas auditor internal yang terkait dengan kegiatan perusahaan secara
profesional. Adapun lima elemen profesionalisme meliputi (Hall, 1968) dalam
Asikin, 2006:
a. Dedikasi terhadap profesi.
b. Tanggung jawab sosial
c. Tuntutan otonomi
d. Percaya pada pengaturan sendiri
e. Perkumpulan profesi
3. Mengidentifikasikan anatomi dari sebuah temuan audit secara sederhana.
Auditor internal bukan saja dituntut untuk bersikap profesional tetapi dituntut
untuk memiliki suatu keterampilan untuk mengembangkan fakta dan detail dalam
suatu temuan audit yang dapat dilaporkan. Dalam mengungkapkan temuan audit
bukanlah aktivitas yang dapat merugikan perusahaan yang berkaitan dengan system
kontrolnya
4. Menguraikan keuntung-keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan laporan untuk
setiap tingkatan manajemen.
5. Menjelaskan bagaimana manajemen dapat memperoleh bantuan dari staf audit dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan manajemennya secara objektif.
5
b. Memberikan klien jangka waktu yang wajar untuk memberikan komentarnya: biasanya
30 hingga 60 hari.
c. Menulis draf laporan di kantor berdasarkan kertas kerja audit.
d. Mengakomodasi komentar-komentar klien di dalam laporan.
e. Memperbaiki draf laporan melalui dua atau tiga tingkatan.
f. Menelaah laporan
g. Telaah akhir oleh direktur audit internal.
10.6 KOMUNIKASI
Laporan bertujuan untuk melakukan komunikasi. Jika mereka tidak dapat mencapai
tujuan komunikasinya, maka laporan tersebut tidak akan memiliki niali. Namun jarang sekali
ditemuan individu yang memiliki pemahaman akan unsur-unsur komunikasi.
Kesulitan ini diawali dengan sebuah pemikiran: penulis laporan lebih memikirkan
bagaimana menuliskannya dan bukan bagaimana membacanya. Mereka tidak memahami
bahwa komunikasi tidak terjadi hanya pada penulisnya, penuturnya saja, ia juga berlaku pada
penerimanya.
Dalam melakukan upaya komunikasi, auditor internal harus mengingat sasaran-sasaran
prinsip mereka: (1) untuk memberikan informasi yang berguna dan tepat pada waktunya akan
hal-hal yang signifikan, baik secara lisan maupu tulisan; dan (2) mempromosikan
peningkatan control dan kinerja operasi organisasi.
6
2430- Engagement Disclosure of Noncompliance with the Standards ( Pengungkapan
Penugasan atas Ketidak patuhan terhadap Standar)
Ketika ketidakpatuhan terhadap standar memiliki dampak terhadap sebuah penugasan
tertentu, komunikasi mengenai hasilnya sebaiknya mengungkapkan bahwa:
- Standar-standar apa yang tidak sepenuhnya diikuti
- Alasan-alasan ketidakpatuhan, dan
- Dampak terjadinya ketidakpatuhan pada penugasan.
2440- Disseminating Result (Penyebarluasan Hasil)
Direktur audit internal hendaknya mendistribusikan hasil penugasan kepada pihak-pihak yang
tepat.
a) Laporan Interim. Disarankan untuk menggunakan laporan interim ketika dibutuhkan
adanya informasi awal, tetapi ia hendaknya tidak menjadi pengganti dari laporan
finalnya. Temuan-temuan yang dibahas di dalam sebuah laporan interim dan dapat
dengan sukses diselesaikan sebelum laporan final di terbitkan, tidak perlu untuk
dimasukan di dalam laporan final.
b) Ringkasan Laporan. Salah satu sasaran yang penting dari audit internal adalah untuk
membuat manajemen senior tertarik pada audit dan membaca laporan. Laporan audit
dapat memberikan informasi yng objektif mengenai organisasi yang bisanya tidak
tersedia di tempat lain.
c) Diskusi dengan Klien. Auditor internal hendaknya berhati-hati untuk menghindari
kemungkinan memberikan jawaban atas laporan audit yang bertentangan dengan
fakta-fakta yang dilaporkan. Komentar-komentar tersebut, baik benar ataupun tidak,
akan menimbulkan keragu-raguan pada kredibilitas audit. Karenanya auditor
sebaiknya menelaah seluruh temuan dengan pegawai dan manajemen klien selama
pelaksanaan audit untuk menjamin tidak terjadinya pertentangan akan fakta-fakta
yang dilaporkan. Ketika terjadi perbedaan interpretasi, pandangan yang di berikan
klien hendaknya dimasukan di dalam laporan.
d) Partisipan diskusi. Direktur audit dapat menjamin beberapa keseragaman di dalam
draf laporan dengan mengeluarkan sebuah instruksi tertulis yang memandu auditor
dan supervisor audit. Namun demikian, instruksi tersebut hendaknya fleksibel hingga
dapat memperhitungkan unsur manusia yang terdapat di dalamnya.
e) Laporan-laporan faktual. Laporan harus faktual secara lengkap dan menyeluruh.
Setiap kategori pernyataan, setiap angka, setiap referensi harus didasari oleh bukti
nyata.
7
f) Perspektif. Objektivitas juga meminta adanya perspektif sasaran, observasi, tidak
melebih-lebihkan hal-hal yang tidak material atau relevan.
g) Akurasi. Kata-kata yang tidak akurat akan membuat bingung pembacanya. Suatu hal
yang khusus akan dapat menyampaikan pemikiran dengan lebih akurat daripada
sebuah keadaan umum.
h) Kejelasan. Kejelasan berhubungan dengan banyak hal. Yang terutama adalah ia
menggambarkan pemindahan dari apa yang ada di pikiran auditor ke dalam pikiran
pembacanya.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi jika mengharapkan terjadinya suatu
transfer pemikiran yang jelas. Auditor harus sadar akan hal ini dan harus berusaha
untuk dapat menghilangkannya.
1. Kurangnya kejelasan di dalam pikiran si auditor
2. Penulisan yang tumpul dan membosankan
3. Laporan yang memiliki struktur yang buruk
4. Istilah-istilah dan jargon teknis
i) Dukungan latar belakang yang memadai. Memberikan informasi latar belakang
yang memadai terkadang merupakan suatu hal yang mendasar bagi pemahaman
sebuah proses atau kondisi, atau bagi apresiasi signifikansi suatu permasalahan.
j) Diskusi masalah teknis. Diskusi yang panjang mengenai masalah-masalah teknis,
seperti interrelasi dari banyak jumlah-jumlah yang berbeda, merupaka kendala bagi
pemahaman laporan.
k) Pengorganisasian yang tepat. Pengorganisasian materi yang dilaporkan dengan
buruk adalah kendala bagi kejelasan. Laporan hendaknya dapat mengalir dengan
lancar sejak awal hingga akhir. Laporan sebaiknya tidak memuat materi-materi yang
berdekatan di bagian-bagian yang berbeda.
10
Isi
- Pekerjaan audit yang dilaksanakan.
- Hasil dari pekerjaan audit.
Temuan dari rekomendasi
- Kriteria.
- Kondisi.
- Penyebab.
- Dampak.
- Rekomendasi.
Unsur-Unsur lain Laporan Audit Internal, yaitu :
1) Laporan-laporan Pendek.
Banyak manajer-manajer senior dibatasi oleh tekanan dari posisi mereka dalam
meluangkan cukup waktu guna membaca laporan audit yang cukup panjang.
Akibatnya, beberapa aktivitas audit telah mengembangkan apa yang disebut “laporan
pendek”. Laporan ini dibatasi hanya sepanjang lima halaman, dalam beberapa kejadian
bahkan hanya satu hingga dua halaman. Materinya telah teringkas, biasanya menjadi
satu paragrap untuk setiap temuan audit.
Jenis yang lain untuk “pelaporan pendek” adalah dengan melakukan laporan lisan
menggunakan PowerPoint atau transparansi overhead yang umum dipakai dengan
sebuah Salinan untuk para eksekutif yang menghadiri presentasi.
2) Laporan yang Lebih Cepat—Pilihan Lain
Salah satu metode yang lain untuk memperoleh waktu yang minimum antara
penyelesaian pekerjaan lapangan dengan diterbitkannya laporan audit adalah melalui
penggunaan komputer dalam mengirimkan status terkini atas temuan kepada klien dan
supervisor. Pengeditan dan klarifikasi oleh supervisor akan diberikan melalui computer
kepada staf auditor. Begitu pula, pertanyaan-pertanyaan untuk fakta-fakta dan dan
presentasi dapat dimasukkan langsung ke dalam komputer oleh klien. Jadi, temuan-
temuan audit yang ada akan secara konsisten terus berada dalam tahap penyempurnaan
sehingga nantinya pada akhir pekerjaan lapangan, rapat akhir hanyalah sekedar
formalitas saja.
11
DAFTAR PUSTAKA
12