Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“KONSEP ASET”

KELOMPOK III :

FALDI 102001057

HADIJAH M. NUR 102001092

LA ODE ABDUL WAHIDIN 102001008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang
"Konsep Aset"

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,


baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Baubau, 28 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................

A. Latar Belakanh..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................

A. Pengertian dan Karakteristik Aser............................................................................


B. Pengukuran Aset.......................................................................................................
C. Penilaian Aset...........................................................................................................
D. Pengakuan dan Penyajian Aset.................................................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................................

A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aset secara umum merupakan barang yang mempunyai nilai


ekonomis, nilai komersial atau nilai tukar yang dimiliki oleh perusahaan,
organisasi, badan usaha atau individu. Aset dalam pengertian hukum disebut
benda yang terdiri dari benda bergerak dan benda tidak bergerak baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud yang tercakup dalam aset kekayaan
dari suatu perusahaan, organisasi, badan usaha atau individu.

Perusahaan merupakan organisasi modern yang mempunyai kegiatan


tertentu untuk mencapai tujuan. Baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang
maupun perusahaan manufaktur. Biasanya disamping mencari laba, tujuan
perusahaan yaitu mencakup pertumbuhan yang terus menerus, kelangsungan
hidup, dan kesan positif dimata publik. Dalam mendukung perkembangan
suatu usaha yang semakin maju perusahaan memerlukan suatu perlengkapan
ataupun peralatan salah satunya yaitu aset tetap. Setiap perusahaan pasti
memilki aset tetap, karena peranan aset tetap ini sangat besar dalam
perusahaan. Aset tetap adalah aset yang :

1. Dimiliki untuk dipakai, tidak untuk dijual kembali


2. Umur pemakaian lebih dari satu tahun
3. Mempunyai manfaat bagi perusahaan yang dapat diukur, serta nilainya
cukup berarti.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan karakteristik aset?

4
2. Bagaimana pengukuran aset?
3. Bagaimana penilaian aset?
4. Bagaimana pengakuan dan penyajian aset?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memaparkan apa yang dimaksud dengan aset.
2. Untuk mengetahui pengukuran aset.
3. Untuk mengetahui seperti apa penilaian aset.
4. Untuk mengetahui seperti apa pengakuan dan penyajian aset.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Karakteristik Aset


1. Pengetian aset
Memahami aset adalah salah satu konsep terpenting dalam
akuntansi. Selain definisi umum, berikut beberapa referensi menurut ahli
yang digunakan sebagai sumber informasi untuk mengetahui arti aset yang
sebenarnya:
a. Hidayat menyampaikan bahwa pengertian aset adalah barang yang
secara hukum terbagi menjadi benda bergerak dan tidak bergerak serta
berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible)
b. Munawir mendefinisikan aset sebagai suatu sumber daya atau sarana
dengan nilai ekonomi yang punya kegunaan sebagai penunjang dalam
mengukur harga perolehan atau nilai wajar perusahaan
c. PP RI No. 24 Tahun 2005 menyatakan bahwa pengertian aset
dikategorikan ke dalam current asset (aset lancar) dan non current asset
(aset tidak lancar)
2. Karakteristik Aset
Sama seperti komponen akuntansi yang lain, aset adalah sesuatu
yang punya sifat dan karakteristik tertentu. Hal itu pastinya sangat berguna
saat kita hendak mengenali secara mudah apa yang dimaksud dengan aset.
Adapun sejumlah sifat dan karakteristik aset yaitu:

a. Merupakan suatu harta yang dihasilkan dari peristiwa atau transaksi


yang dilakukan di masa lalu. Misalnya adalah properti yang dibeli
sebagai bentuk investasi.
b. Dapat dikendalikan dan dikuasai pemilik, baik individu atau badan
perusahaan.

6
c. Punya manfaat ekonomi yang bisa didapat untuk masa depan.

B. Pengukuran Aset.
Dalam akuntansi, pengakuan (recognition) adalah menjadi salah satu
point yang penting. Dalam makalah ini kami menjelaskan bagaimana suatu
transaksi yang terkait dengan sumber daya dapat diakui sebagai asset.
Untuk memutuskan apakah sumber daya yang terkait dalam suatu
transaksi dalam diakui sebagai asset, maka kita harus mengetahui definisi dari
asset terlebih dahulu.
Dalam conceptual framework versi lama, asset didefinisikan
sebagai “A resource controlled by the entity as a result of past events and
from which future economic benefits are expected to flow to the entity”. Dan
pada conceptual framework versi baru, terdapat perubahan definisi asset
menjadi: “A present economic resource controlled by the entity as a result of
past events” (IFRS, 2018).  Dari definisi tersebut, maka dapat di peroleh dua
karakteristik dari asset, yaitu:
1. resource controlled by the entity.
Untuk dapat diakui sebagai asset, entitas harus memiliki control atas
sumber daya tersebut seperti memiliki kuasa untuk menolak pihak lain
untuk mendapatkan akses ke sumber daya tersebut. Misalnya, suatu entitas
telah mengeluarkan uang untuk memperbaiki jalan raya di sepanjang
pabrik dan kantornya. Entitas itu juga memperbaiki penerangan jalan, jalur
pejalan kaki dan taman area penghijauan. Meski entitas telah
mengeluarkan uang cukup besar, namun entitas tidak dapat mengontrol
akses jalan tersebut oleh pengguna jalan lain atau entitas lain. Tidak
adanya control atas jalan tersebut menyebabkan entitas tidak bisa
memenuhi karakteristik asset seperti yang disebutkan dalam conceptual
framework. Oleh karena itu, jalan ray aini tidak dapat diakui sebagai asset
entitas
2. result of past events

7
Dari karakteristik yang kedua ini, menunjukkan bahwa sumber daya yang
bisa diakui sebagai asset adalah sumber daya yang dihasilkan dari
transaksi masa lalu yang membuat entitas memiliki hak control atas
sumber daya itu. Sebagai contoh, sebuah bangunan (building) bisa diakui
sebagai asset setelah sebuah transaksi pembelian atau kontrak perjanjian
lease telah terjadi dan memberi entitas (perusahaan) hak control atas
bangunan tersebut. Penghapusan satu karakteristik asset “future economic
benefits are expected to flow to the entity” dilakukan oleh FASB (2021)
dengan alasan bahwa asset adalah hak yang ada di masa sekarang, bukan
di masa depan. Namun, frasa ‘manfaat ekonomi masa depan’ dapat
mengalihkan perhatian dari aset itu sendiri sebagai hak saat ini dan
menyebabkan beberapa orang untuk lebih terfokus pada arus masuk di
masa depan, sebagai penentu pengakuan suatu aset. Karakteristik ini dapat
menyebabkan kesimpulan yang salah bahwa beberapa item (sumber daya)
tidak diakui sebagai aset karena nilai manfaat ekonomi masa depan sumber
daya itu mungkin bergantung pada transaksi atau peristiwa di masa depan.

Penting bagi kita sebagai akuntan untuk memahami definisi dan karakteristik
asset dalam penentuan recognition sumber daya yang dihasilkan dari suatu
transaksi, sebagai asset perusahaan.

C. Penilaian Aset.
Penilaian Aset Keuangan merupakan salah satu bidang dalam
manajemen keuangan yang merupakan proses penentuan nilai pasar wajar
suatu aset khususnya dalam proses penentuan aset keuangan. Penilaian adalah
elemen paling penting dari investasi yang sukses.
Dalam kegiatan perdagangan di lantai bursa, analisis instan
berdasarkan informasi yang terpisah-pisah mungkin menarik bagi sebagian
orang. Tetapi sejarah menunjukkan bahwa volatilitas pasar biasanya
merupakan gangguan yang menghambat pengambilan keputusan yang baik
dan dapat mendorong keputusan yang salah. Kebanyakan pelaku pasar terlalu

8
menekankan tentang berita jangka pendek dan gagal mempertimbangkan
apakah informasi itu menguntungkan atau tidak, dan apakah sudah
diperhitungkan dalam sekuritas atau belum.
Kinerja jangka panjang aset keuangan terkait erat dengan nilai
dasarnya. Nilai yang mendasari, pada gilirannya, didorong oleh faktor-faktor
fundamental yang dibahas dalam buku ini. Seperti tentang latar belakang
makroekonomi, Apakah perusahaan dikelola dengan baik, Berapa pendapatan
dan pendapatan yang akan dihasilkan oleh perusahaan, dan Seberapa kuat
neraca dan arus kas. Pengambilan keputusan investasi yang yang tepat saat ini
menitikberatkan juga kepada individu. Individu dan Perusahaan harus bersiap
untuk membuat keputusan yang sesuai mengenai tabungan dan investasi
mereka.
Terlalu banyak investor, baik industri, profesional maupun individu,
gagal mengenali kapan aritmatika investasi sederhana dapat menyesatkan.
Misalnya, rasio harga terhadap pendapatan (P/E) suatu saham dapat
ditafsirkan sangat berbeda tergantung pada apakah inflasi dan suku bunga
yang berlaku tinggi atau rendah. Demikian pula, industri di mana perusahaan
yang mendasari melakukan sebagian besar bisnisnya, atau volatilitas aliran
pendapatannya, juga dapat mempengaruhi apakah P/E menandakan penilaian
yang menarik atau keamanan yang terlalu mahal. Para penulis menawarkan
pedoman yang berguna untuk metodologi yang paling tepat untuk digunakan
dalam keadaan yang berbeda. Lagi pula, opsi investasi sekarang mencakup
beberapa kategori aset keuangan, dan globalisasi arus modal berarti bahwa ada
dunia investasi yang memungkinkan. Banyak industri, perusahaan atau
individu tidak dapat menemukan kapitalisasi yang sesuai di pasar ekuitas dan
utang publik dan telah mencari pembiayaan di tempat lain.
Oleh karena itu, literasi keuangan harus di tingkatkan dalam beberapa
tahun terakhir agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dalam buku ini
menekankan pergerakan jangka pendek dan aliran berita di pasar keuangan,
para pembaca akan dapat mengembangkan apresiasi yang tajam terhadap
berbagai cara dimana perusahaan dan sekuritas mereka dapat dianalisis. Selain

9
hal tersebut pembaca akan memperoleh wawasan yang berguna tentang peran
analis profesional, tantangan dan keterbatasan pekerjaan mereka, dan, yang
paling penting, peran penting yang dimainkan oleh kinerja perusahaan yang
mendasarinya dalam kinerja akhir saham dan terkait surat berharga.

FASB atau Financial Accounting Standards Board mengemukakan 5 dasar


penilaian asset, yaitu sebagai berikut:

1. Historical cost.
Asset perusahaan seperti tanah, gedung, perlengkapan, peralatan dll
dilaporkan atas dasar harga historisnya/ jumlah rupiah kas yang
dikeluarkan untuk memperolehnya yang tentunya disesuaikan dengan
depresiasi asset tersebut;

2. Current cost

Beberapa sediaan dilaporkan sebesar nilai sekarang atau nilai


penggantinya/ jumlah rupiah kas yang harus dikeluarkan untuk
memperoleh asset tersebut di masa sekarang/ periode ini

3. Current market value.

Investasi dilaporkan atas dasar nilai pasar sekarang/ jumlah rupiah kas
yang diperoleh dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan
yang normal dan tidak akan dilikuidasi (diberhentikan)

4. Net Realizable Value.

Beberapa jenis piutang jangka pendek dilaporkan sebesar nilai realisasi


bersih/ jumlah rupiah kas yang akan diterima dari aset tersebut dikurangi
dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk mengkonversi aset tersebut
menjadi kas;

5. Present (or Discounted) Value of Future Cash Flows

Piutang dan investasi jangka panjang dilaporkann sebesar nilai sekarang


penerimaan kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi dikurangi

10
dengan tambahan biaya yang mungkin dikeluarkan.

D. Pengakuan dan Penyajian Aset


Berdasarkan PSAK 16 (2015:07) Biaya perolehan aset tetap harus
diakui sebagai aset jika dan hanya jika :
a. Besar kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan berkenaan
dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas, dan
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

1. Biaya Perolehan Awal


Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan.
Perolehan aset tetap tersebut, walaupun tidak secara langsung
meningkatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset tetap tertentu yang
ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh manfaat ekonomi
masa depan dari aset lain. Aset tetap tersebut memenuhi syarat pengakuan
aset, karena aset tersebut memungkinkan entitas memperoleh manfaat
ekonomi yang dihasilkan seandainya aset tersebut tidak diperoleh. Sesuai
dengan prinsip pengakuan, entitas tidak mengakui biaya perawatan sehari-
hari aset tetap sebagai bagian dari aset tetap tersebut.
Biaya tersebut diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya. Biaya
perawatan sehari-hari terutama terdiri dari biaya tenaga kerja dan bahan
habis pakai termasuk suku cadang kecil. Tujuan pengeluaran ini sering
disebut sebagai pemeliharaan dan perbaikan aset tetap.

PSAK 16 (2015:15) menyebutkan bahwa suatu aset tetap yang memenuhi


kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar
biaya perolehan. Menurut Soemarsono (2005:20) Semua biaya yang
terjadi untuk memperoleh suatu aset tetap sampai tiba ditempat dan siap
digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan suatu
aset tetap tidak terbatas pada harga belinya saja.

11
PSAK 16 (2015) biaya perolehan aset tetap meliputi :
a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang
tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan
potongan-potongan lainnya.
b. Setiap biaya yang dapat diatributkan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan
sesuai dengan maksud manajemen.
c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset tetap. Kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap
diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap selama
periode tertentu untuk tujuan menghasilkan persediaan. Contoh biaya
yang dapat diatribusikan secara langsung adalah :
a) Biaya Imbalan kerja
b) Biaya Penyiapan lahan untuk pabrik
c) Biaya handling dan penyerahan awal
d) Biaya perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset
f) Komisi Profesional

2. Penyajian Aset Tetap


Menurut Martani (2016:290), aset tetap disajikan dilaporan posisi
keuangan (laporan perubahan ekuitas) dibagian aset tidak lancar.
Penyajian aset tetap dalam laporan keuangan secara wajar dan benar akan
sangat membantu manajemen perusahaan dalam menyampaikan informasi
keuangan yang dapat dipercaya kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dan dapat digunakan untuk menentukan kegiatan perusahaan serta dalam
pengambilan keputusan.

Menurut PSAK No. 1 dalam laporan keuangan, penyajian aset tetap akan
terlihat dalam neraca. Neraca merupakan suatu daftar yang
menggambarkan komposisi harta, kewajiban dan modal pada suatu

12
periode tertentu. Ernawati (2014) menyatakan bahwa di neraca, aset tetap
di dicatat sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan aset tetap tersebut
dikurangi dengan akumulasi depresiasi aset tetap.

Unsur-unsur Penyajian Aset Tetap


a. Laporan Neraca
a) Tanah
b) Bangunan
c) Kendaraan
d) Peralatan
e) Investaris kantor

b. Laporan laba rugi


a) Di dalam laporan laba rugi, dilaporkan biaya pemeliharaan dan
reparasi sehari-hari.
b) b. Beban penyusutan yang merupakan pengakuan atas penggunaan
manfaat potensial dari suatu aset.
c) Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau
pelepasan aset tetap.

c. Laporan Arus Kas


a) Pembayaran sejumlah kas untuk memperoleh aktiva tetap
b) penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap

13
BAB III

PENUTUP

A. Saran
1. perlu dipilih suatu kebijakan akuntansi selain dari harga perolehan, yaitu
revaluasi aset tetap
2. menentukan harga perolehan dengan baik agar nilai aset tetap menjadi
relevan, sehingga aset dapat menunjukkan nilai terkini dari aset tetap yang
dimiliki oleh setiap perusahaan perusahaan

B. Kesimpulan
Aset tetap merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan,
selain digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan secara terus menerus, aset
tetap juga merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Aset
tetap memiliki beberapa kriteria yaitu berwujud, memiliki umur manfaat lebih
dari 1 tahun, digunakan untuk operasional perusahaan dan tidak diperjual
belikan serta material. Perlakuan aset tetap berdasarkan PSAK 16 dan
kebijakan perpajakan memiliki beberapa perbedaan diantara mulai dari biaya
perolehan sampai dengan penyajian pada laporan keuangan. Perbedaan yang
paling signifikan terletak pada metode penyusutan, umur manfaat dan pada
saat dimulainya penyusutan aset tetap. Pada saat penyajian laporan keuangan
berdasarkan akuntansi dengan laporan keuangan fiskal nantinya juga terjadi
perbedaan dalam jumlah aset tetap yang tersaji karena laporan keuangan fiskal
nantinya akan dilakukan rekonsiliasi fiskal yang dikoreksi baik koreksi negatif
maupun koreksi negatif. Perbedaan tersebut wajar terjadi karena memang
terdapat perbedaan antara metode penyusutan antara PSAK 16 dengan
kebijakan perpajakan.

14
DAFTAR PUSTKA

@BEKASI, B. (2021, 12 10). Bagaimana Cara Menentukan Pengakuan Aset?


Retrieved from bagaimana-cara-menentukan-pengakuan-aset/:
https://binus.ac.id/bekasi/accounting-technology/2021/12/10/bagaimana-
cara-menentukan-pengakuan-aset/

Anestia, C. (2023, 4 11). Apa itu Aset: Definisi, Sifat dan Jenis-Jenisnya.
Retrieved from apa-itu-aset: https://dailysocial.id/post/koinworks-tutup-
koinpintar

Suciati, R. (2021, 11 6). penilaian-aset-keuangan. Retrieved from PENILAIAN


ASET KEUANGAN:
https://repository.penerbitwidina.com/publications/557489/penilaian-aset-
keuangan#:~:text=Penilaian%20Aset%20Keuangan%20merupakan
%20salah,penting%20dari%20investasi%20yang%20sukses.

15

Anda mungkin juga menyukai