Dosen Pengampu: Dr. Ratno Agriyanto, S.Pd., M.Si., Akt., CA., CPA.
Disusun Oleh:
AKUNTANSI SYARIAH
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................1
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1. Latar Belakang.......................................................................................................3
2. Rumusan masalah...................................................................................................3
3. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
1. Pengertian Aktiva...................................................................................................5
2. Karakteristik Aktiva...............................................................................................5
3. Jenis-Jenis Aktiva...................................................................................................8
4. Pengakuan Aktiva................................................................................................13
5. Pengukuran Aktiva...............................................................................................15
BAB III...........................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
1. Kesimpulan..........................................................................................................17
2. Saran....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Aktiva
Awal mulanya Committee on Terminology mendefinisikan harta,
aktiva (asset) sebagai sesuatu yang disajikan di saldo debet yang akan
dipindahkan setelah tutup buku sesuai dengan prinsip akuntansi (bukan karena
saldo negatif yang akan dianggap sebagai utang, yang mana saldo debet ini
merupakan hak milik atau nilai yang dibeli atau pengeluaran yang dilakukan
untuk mendapatkan kekayaan di masa yang akan datang).
Dari ketiga definisi ini diketahui bahwa sesuatu dianggap sebagai harta
jika di masa yang akan datang dapat diharapkan memberikan arus kas bersih
yang positif kepada perusahaan.
2. Karakteristik Aktiva
Berdasarkan devinisi yang unfkapkan dalam statement FABS maka
dapat disimpulkan bahwasannya karakteristik aktiva ada 3, yaitu
a. Memiliki Manfaat Ekonomi di Masa Mendatang
Sesuatu dikatakan sebagai aktiva apabila memiliki manfaat/potensi
jasa yang cukup pasti di masa mendatang. Artinya sesuatu tersebut
5
memiliki kemampuan baik secara individu atau bersama-sama dengan
aktiva lain untuk menghasilkan aliran kas masuk di masa mendatang.
SFAC No.6 menyebutkan bahwa manfaat ekonomi merupakan esensi
sebenarnya dari aktiva. Artinya aktiva harus memiliki kemampuan bagi
suatu entitas untuk dituklar dengan sesuatu yang lain yang memiliki nilai,
atau digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai atau digunakan
untuk melunasi utang. Jadi manfaat ekonomi masa mendatang yang
melekat pada aktiva merupakan potensi dari aktiva tersebut untuk
memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas
dan setara kas kepada perusahaan. Praktisnya, manfaat ekonomi tersebut
dapat mengalir ke perusahaan dnegan cara seperti (IAI, 1994) :
1. Dapat digunakan baik sendiri maupun bersama aktiva lain dalam
produksi barang dan jasa yang dijual oleh unit usaha.
2. Dapat dipertukarkan dengan aktiva lain.
3. Dapat digunakan untuk melunasi hutang.
4. Dapat dibagikan kepada pemilik perusahaan.
Menurut Paton (1962), Aktiva merupakan kekayaan (properties)
baik berbentuk fisik atau bentuk lainnya yang memiliki nilai bagi suatu
unit usaha. Sedang menurut Sprague (1907), aktiva adalah persediaan atau
potensi yang akan diterima atau dinikmati oleh suatu unit usaha.
Sedangkan Vatter (1947) mendefinisikan aktiva sebagai manfaat ekonomi
masa yang akan datang dalam bentuk potensi jasa yang dapat diubah,
ditukar, atau disimpan.
APB (1970) dalam statement No.4 memberikan contoh sumber
ekonomi perusahaan sebagai berikut :
1. Sumber-sumber ekonomi yang produktif,
a) Bahan baku, tanah, peralatan, paten, dan sumber-sumber lain yang
digunakan dalam produksi.
6
b) Hak kontrak untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi milik
unit usaha lain seperti hak guna bangunan dan sebagainya.
2. Produk, yaitu barang yang siap untuk dijual atau barang yang masih
dalam proses produksi.
3. Uang
4. Klaim untuk menerima uang
5. Hak pemilikan pada perusahaan lain
Untuk mengatasi perbedaan tersebut definisi yang mungkin lebih
tepat untuk aktiva adalah sebagai sumber-sumber ekonomi yang dapat
memberikan manfaat ekonomi di masa mendatang, yang
diperoleh/dikendalikan dikuasai oleh unit usaha tertentu sebagai akibat
peristiwa transaksi masa lalu (Kam, 1992).
b. Diperoleh dan Dikuasai Oleh Unit Usaha
Sesuatu dapat dikatakan sebagai aktiva bila unit usaha tertentu
dapat menggunakan manfaat aktiva tersbut dan menguasainya sehingga
dapat mengendalikan akses pihak lain terhadap aktiva tersebut.
Penguasaan dan pengendalian terhadap suatu aktiva dapat diperoleh suatu
unit usaha melalui pembelian, pemberian, penemuan, perjanjian, produksi,
penjualan, dan pertukaran.
Perlu diperhatikan bahwa pemilikan bukan merupakan kriteria
utama untuk mengakui suatu aktiva. Pemilikan umumnya dibuktikan
dengan dokumen-dokumen yang sah menurut hukum terhadap suatu
barang. Hal ini disebabkan akuntansi tidak memusatkan pada substansi
ekonomi suatu transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan atau hasil
usaha suatu perusahaan (economic substance over legal form).
Pemilikan hanya merupakan karakteristik pendukung untuk
mengakui aktiva karena ada hak yuridis yang pasti untuk menguasainya.
Bentuk fisik juga bukan faktor penentu dari aktiva. Misalnya, Paten dan
Hak Cipta merupakan aktiva meskipun kedua elemen tersebut tidak
7
memiliki bentuk fisik. Hal ini disebabkan kedua elemen tersebut memiliki
manfaat ekonomi di masa mendatang, dikuasai oleh perusahaan dan
berasal dari transaksi masa lalu.
3. Jenis-Jenis Aktiva
Aktiva secara umum diklasifikasikan menjadi dua yaitu aktiva lancar
dan aktiva tetap. Aktiva lancar atau current assets merupakan jenis aktiva yang
diharapkan dapat segera diuangkan, dalam kurun waktu kurang dari satu
siklus akuntansi. Ada pun yang termasuk ke dalam aktiva lancar, antara lain:
a) Kas, yakni aset yang ada di dalam kas perusahaan atau setara dengan kas
yang disimpan dalam bank.
8
b) Piutang dagang, yakni tagihan dari suatu badan usaha kepada debitur. yang
disebabkan oleh penjualan produk secara kredit.
c) Surat berharga, yakni kepemilikan saham atau obligasi perusahaan lain,
yang sifatnya sementara atau dapat dijual kembali sewaktu-waktu.
d) Piutang pendapatan, yakni penghasilan yang telah menjadi hak, tetapi
belum diterima.
e) Piutang wesel, yakni surat perintah penagihan kepada individu atau badan,
agar dapat melakukan pembayaran sesuai tanggal jatuh tempo.
f) Beban dibayar di muka, adalah beban yang dibayar di awal, tetapi belum
menjadi kewajiban pada waktu yang bersangkutan.
g) Perlengkapan, yaitu barang-barang yang digunakan dalam sebuah bisnis
dan memiliki sifat habis pakai.
h) Persediaan barang dagang, yakni barang yang dibeli untuk dijual kembali.
Kemudian ada aktiva tetap atau fixed assests terbagi atas dua jenis,
yakni berwujud dan tidak berwujud. Berikut penjelasannya.
9
darinya karena aset itu memang bisa diuangkan.Beberapa contoh yang
termasuk ke dalam aktiva tetap tak berwujud, antara lain:
1) Hak cipta, yakni hak tunggal yang diperoleh seseorang atau badan dari
pemerintah akibat adanya hasil karya.
2) Hak paten, yakni hak tunggal yang diberikan pemerintah kepada individu
atau kelompok karena adanya penemuan tertentu.
3) Good will, yakni nilai lebih milik perusahaan karena keistimewaan
tertentu.
4) Franchise, yakni hak istimewa yang diterima oleh individu atau badan
dari pihak lain guna mengomersialkan teknik, produk, atau formula
tertentu.
5) Hak sewa, yaitu hak untuk menggunakan aktiva tetap pihak lain dalam
jangka waktu yang telah disepakati sebelumnya.
a. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara bank sebagai
pemilik dana (shahibul maal) dan nasabah sebagai pengelola dana
(mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha dengan nisbah pembagian
hasil (keuntungan atau kerugian) menurut kesepakatan dimuka.
b. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi diantara para pemilik
modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan
usaha secara bersamaan dalam suatu kemitraan, dengan nisbah pembagian
10
hasil sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara
proporsional sesuai dengan kontribusi.
c. Pinjaman Qardh
Pinjaman qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
peminjam dan pihak yang meminjamkan yang mewajibkan peminjam
melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu.
d. Penyaluran Dana Investasi Terikat (Executing)
Penyaluran dana investasi terikat (mudharabah muqayyadah-executing)
adalah akad kerjasama usaha antara bank sebagai pengelola dana
(mudharib) dan nasabah sebagai pemilik dana (shahibil maal) dimana
pemilik dana memberikan persyaratan tertentu dalam tujuan pembiayaan,
sektor usaha, lokasi dan persyaratan lainnya serta bank ikut menaggung
risiko atas penyaluran dana investasi terikat tersebut.
e. Aktiva Produktif
Penyisihan kerugian aktiva produktif dilakukan bank syariah dengan
menggunakan dana yang diambil dari bagian keuntungan yang menjadi
hak bank syariah dan tidak diperkenankan sebagai pengurang pendapatan
dalam unsur perhitungan distribusi hasil usaha. Hal ini dimaksudkan agar
tidak merugikan nasabah.
f. Persediaan adalah aktiva non-kas yang tersedia untuk:
Dijual dengan akad murabahah,
Diserahkan sebagai bagian modal bank dalam akad pembiayaan
mudharabah/musyarakah,
Disalurkan dalam akad salam atau salam paralel, dan atau
Aktiva istishna yang telah selesai tetapi belum diserahkan bank kepada
pembeli akhir.
g. Tagihan dan Kewajiban Akseptasi
11
Letter of Credit (L/C) adalah suatu akad yang diterbitkan Opening Bank
atas permintaan importir (aplicant) dimana bank berjanji akan
melaksanakan pembayaran kepada eksportir(beneficiary) selama
memenuhi syarat-syarat yang diminta dalamL/C.
h. Ijarah
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara muajjir (lessor) dengan musta’jir
(lessee) atasma’jur (objek sewa) untuk mendapatkan imbalan atas barang
yang disewakannya. Sedangkan ijarah muntahiyah bittamlik adalah
perjanjian sewa suatu barang antara lessor dengan lessee yang diakhiri
dengan perpindahan hak milik obyek sewa.
i. Aktiva Istishna dalam Penyelesaian adalah aktiva istishna yang masih
dalam proses pembuatan. Biaya istishna terdiri dari:
Biaya langsung, terutama biaya untuk menghasilkan barang pesanan, dan
Biaya tidak langsung yang berhubungan dengan akad (termasuk biaya pra-
akad) yang dialokasikan secara obyektif.
j. Penyertaan pada Entitas Lain adalah penanaman dana bank
syariah/lembaga keuangan syariah dalam bentuk kepemilikan saham pada
lembaga keuangan syariah lain untuk tujuan investasi jangka panjang baik
dalam rangka pendirian maupun ikut serta dalam operasi lembaga
keuangan lain, termasuk penyertaan sementara dalam rangka
restrukturisasi pembiayaan atau lainnya.
k. Aktiva Tetap dan Akumulasi Penyusutan
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk sipa
pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi
perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Biaya
perolehan adalah jumlah kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain
yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau
12
konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang
siap untuk dipergunakan.
4. Pengakuan Aktiva
Pengakuan aktiva merupakan pencatatan suatu jumlah rupiah ke dalam
struktur akuntansi (sistem pembukuan) sehingga jumlah tersebut pada
akhirnya akan memperngaruhi posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
FASB (1984) dalam Statement Of Financial Accounting Concepts No. 5
menyatakan pengakuan suatu pos didasarkan pada empat kriteria sebagai
berikut :
a. Definisi (Definition)
Suatu Pos akan masuk dalam struktur akuntansi apabila memiliki
defini elemen laporan keuangan
b. Keterukuran (Measurebility)
Suatu Pos harus memiliki makna tertentu yang relevan dan dapat
diukur jumlahnya dengan reabilitas yang tinggi.
c. Relevansi (Relevance)
Informasi yang terdapat (terkandung) dalam pos tersebut memiliki
kemampuan untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang
diambil pemaki laporan keuangan.
d. Reliabilitas (Reability)
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang
digambarkan atau direpresentasikan, dapat diuji kebenarannya (Verifiable)
dan netral.
13
berwenang. Contoh aturan menurut konversi adalah piutang dagang dicatat
bila penjualan kredit dilakukan dan peralatan dicatat saat pembelian.Kemudian
contoh aturan yang didasarkan pada keputusa badan berwenang adalah Capital
Lease. Dalam SFAS No. 13 “Accounting for Lease” disebutkan bahwa
kapiltalisasi lease (sewa guna usaha) hanya dilakukan bila salah satu atau lebih
kriteria berikut dipenuhi :
Jika akuntan tidak dapat mengukur nilai aktiva baik dengan cara
arbitree maupun cara lain maka aktiva tersebut tidak boleh dicatat.
Keterukuran ini berhubungan dengan reliabilitas informasi.
5. Pengukuran Aktiva
Terdapat perbedaan istilah antara PSAK dan sebelum dan setelah
konvergensi dengan IFRS.Dalam PSAK 55 bukti obyektif atas penurunan nilai
aset keuangan dan penilaianya dilakukan setiap tanggal laporan
keuangan.Dalam PSAK 55 aset keuangan dibagi menjadi:
a) Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
b) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo
c) Pinjaman yang diberikan atau piutang
d) Aset keuangan tersedia untuk dijual
15
perusahaan untuk memperoleh aset tertentu untuk memenuhi liabilitas.Harga
pasar atas aset yang diterbitkan ialah harga penawaran (bid price) dan Harga
pasar aset yang dibeli ialah harga permintaan (Asking price).Aset dapat diukur
dengan nilai wajar,biaya amortiasi dan biaya biaya lain.PSAK 55 mengukur
aset menggunakan dasar nilai sekarang (curent value) dan metode biaya untuk
perusahaan yang tidak mampu menentukan nilai wajar
16
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
17