Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH AKUNTANSI PERPAJAKAN

ASET TETAP

DOSEN PENGAMPU:
Mediya Destalia, S.A.B., M.A.B.
Suroto, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :

1. Dhairya Archangel L. 2113031014


2. Faridatun Azzahroh 2113031034
3. Nabila Sapitri 2113031048
4. Oktaviani 2113031076
5. Putri Amalia 2113031028
6. Samuel Turnip 2113031044

UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN EKONOMI
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Aset Tetap” dalam mata kuliah Akuntansi Perpajakan serta
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulisan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pemahaman bagi para pembaca tentang Akuntansi Pajak Aset Tetap. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat kekurangan di
dalamnya. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk makalah ini,
supaya nantinya makalah ini dapat menjadi lebih baik. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon maaf.

Bandarlampung, 20 Mei 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

2.1 Parlakuan Aset Tetap ....................................................................................................... 3

2.2 Nilai Perolehan Aset Tetap ............................................................................................. 6

2.3 Penyusutan Aset Tetap .................................................................................................... 9

2.4 Pelepasan Dan Penghapusan ......................................................................................... 12

2.5 Pengelompokan Asset Tetap ......................................................................................... 20

2.6 Revalasi aset tetap .......................................................................................................... 22

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 25

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 25

3.2 Studi Kasus ...................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktiva tetap sangat berarti terhadap kelayakan laporan keuangan, kesalahan dalam menilai aktiva
tetap berwujud dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup material karena nilai investasi yang
ditanamkan pada aktiva tetap relative besar. Mengingat pentingnya akuntansi aktiva tetap dalam
laporan keuangan tersebut, maka perlakuannya harus berdasarkan pada Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK No.16).
Aktiva tetap tersebut dalam penyajiannya pada laporan keuangan seharusnya membebankan biaya
depresiasi yang dimiliki secara konsisten pada setiap periode dengan menggunakan metode yang
dianggap sesuai dengan standart akuntansi di Indonesia, agar diketahui nilai sisanya pada akhir
periode.
Dalam perpajakan perlakuan akuntansi atas aset tetap tidak seluruhnya sama dengan Pernyatan
setandar akuntansi keuangan (PSAK) dikarenakan dalam perpajakan terdapat undang undang yang
lebih mengikat atau memaksa sehingga alam akuntasi perpajakan tidak dapat mengikuti PSAK
secara keseluruhan. Oleh karena itu kami akan menguraikan mengenai Akuntansi perpajakan yang
ada di Indonesia dengan materi “akuntansi pajak atas aset tetap”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengakuan akuntansi aset tetap dalam sistem perpajakan?
2. Bagaimana perlakuan untuk biaya perolehan dalam pengukuran aset tetap sesuai ketentuan
perpajakan?
3. Bagaimana bila terdapat penarikan and pelepasan aset tetap perusahaan sesuai ketentuan
perpajakan?
4. Bagaimana perhitungan dan metode penyusutan aset tetap sesuai ketentuan perpajakan?
5. Bagaimanakah penentuan pengelompokan aset tetap yang dimiliki perusahaan sesuai dengan
ketentuan perpajakan?
6. Apakah perlakuan akuntansi perpajakan bila terjadi revaluasi aset tetap?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengakuan akuntansi aset tetap dalam sistem perpajakan
2. Mengetahui perlakuan untuk biaya perolehan dalam pengukuran aset tetap sesuai ketentuan
perpajakan
3. Mengetahui bila terdapat penarikan and pelepasan aset tetap perusahaan sesuai ketentuan
perpajakan
4. Mengetahui perhitungan dan metode penyusutan aset tetap sesuai ketentuan perpajakan
5. Mengetahui penentuan pengelompokan aset tetap yang dimiliki perusahaan sesuai dengan
ketentuan perpajakan
6. Mengetahui perlakuan akuntansi perpajakan bila terjadi revaluasi aset tetap

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengakuan Aset Tetap


Pernyataan standar Akntansi KeuanganNo.16 (Revisi2007) bertujuan untuk mengatur perlakuan
akuntansi aset tetap, agar pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi
entitas di asset tetap, dan perubahan dalam investasi tersebut pernyataan tersebut tidaklah berlaku
untuk hak penambangan dan reservasi tambang seperti minyak, gas alam, dan sumber daya alam
sejenis yang tidak dapat di perbaharui. Namun demikian pernyataan tersebut tetap berlaku untuk asset
yang di gunakan untuk mengembangkan asset yang terkait dengan hak penambangan aset yang terkait
dengan hak penambangan dan reservasi tambangtersebut.(waluyo,2011)
Aktiva tetap adalah harta yang dapat digunakan lebih dari satu tahun. Aktiva tetapbterbagi atas:
1. Aktiva yang dapat disusutkan (depreciableassets)
Contoh: Bangunan, mesin dan peralatan yanglain.
2. Aktiva yang tidak dapat disusutkan (nondepreciableassets)
Contoh: Tanah

Aktiva tidak berwujud adalah hak mutlak perusahaan terhadap sesuatu yang diperolehnya karena
keistimewaan tertentu. Syarat- syarat harta tidak berwujud :
1. Ada hak mutlak
2. Ada keistimewaan tertentu
3. Ada pengeluaran biaya

Contoh: Hak paten, hak cipta, franchise, hak guna usaha, hak guna bangunan, goodwill, hak
penambangan, hak pengusahaan hutan, trademark.

Berdasarkan masa manfaatnya, aktiva tidak berwujud terbagi atas :


1. Aktiva tidak berwujud yang masa.manfaatnya dibatasi olehbundang-undang.
Misalnya : hak paten, hak cipta, franchise.
2. Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak dibatasi oleh undang-undang.
Misalnya : goodwill dan merk dagang.

3
Perusahaan harus segera mengakui setiap aktiva yang dimiliki dan mengelompokkannya
sebagai aktiva tetap, apabila aktiva yang dimaksud memenuhi pengertian dan memiliki sifat - sifat
sebagai aktiva tetap. Mengenai pengakuan aktiva tetap ini, Ikatan Akuntan Indonesia memberikan
pernyataan dalam PSAK Nomor 16 paragraf 06, yaitu : (Ikatan Akuntan Indonesia, op. cit. No 16
paragraf 6)
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva
tetap apabila:
1. Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomisan di masa yang akan datang yang berkaitan
dengan aktiva tersebut akan mengalir dalam perusahaan; untuk dapat menilai apakah manfaat
keekonomisan di masa yang akan datang tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan maka
harus di nilai tingkat kepastian terjadinya aliran manfaat keekonomisan tersebut, yang juga
memerlukan suatu kepastian bahwa perusahaan akan menerima imbalan dan menerima resiko
terkait.
2. Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara handal; sedangkan kriteria kedua mengarah kepada
bukti-bukti yang diperlukan untuk mendukungnya. Dalam kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan ditekankan pula masalah pengendalian manfaat yang diharapkan
dari suatu aktiva. Agar aktiva yang digunakan dapat memberikan manfaat yang optimal
terhadap kegiatan operasiperusahaan.
Dengan demikian satu hal yang penting yang berkaitan pula dengan pengakuan suatu aktiva
adalah perusahaan memiliki kendali atas manfaat yang diharapkan dari aktiva tersebut.

1. Penggolongan Aktiva Tetap


Aktiva tetap dikelompokkan karena memiliki sifat yang berbeda dengan aktiva lainnya.
Kriteria aktiva tetap terdiri dari berbagai jenis barang maka dilakukan penggelompokkan lebih
lanjut atas aktiva-aktiva tersebut. Pengelompokkan itu tergantung pada kebijaksanaan akuntansi
perusahaan masing-masing karena umumnya semakin banyak aktiva tetap yang dimiliki oleh
perusahaan maka semakin banyak pula kelompoknya.
Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan terdiri dari berbagai jenis dan bentuk, tergantung
pada sifat dan bidang usaha yang diterjuni perusahaan tersebut. Aktiva tetap sering merupakan
suatu bagian utama dari aktiva perusahaan, karenanya signifikan dalam penyajian posisi
keuangan. Nilai yang relatif besar serta jenis dan bentuk yang beragam dari aktiva tetap
menyebabkan perusahaan harus hati-hati dalam menggolongkannya.

4
a. Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak
dapat diganti dengan aktiva yang sejenis,
misalnya sumber-sumber alam seperti hasil tambang dan lain-lain.

Selain itu aset tetap juga apat di golongkan dari beberapa sudut pandang diantaranya:
a. Sudut substansi
1) Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan peralatan.
2) Intangible Assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti Goodwill, Patent, Copyright,
Hak Cipta, Franchise dan lain-lain.

b. Sudut disusutkan atau tidak:


1) Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti Building
(Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris, Jalan dan lain-lain.
2) Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva yang tidak dapat disusutkan, seperti land
(Tanah).

Aset tetap juga dapat digolongkan berdasarkan jenisnya diantaranya dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Lahan – Lahan adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan
maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan
diatasnya harus dipisahkan pencatatan dari lahan itu sendiri.
b. Bangunan gedung–Gedung adalah bangunan yang berdiri diatas bumi ini baik di atas
lahan/air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung.
c. Mesin–Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang
bersangkutan.
d. Kendaraan-Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkut, truk, grader,traktor, forklift,
mobil, kendaraan bermotor danlain-lain.
e. Perabot - Dalam jenis ini termasuk perabotan kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik
yang merupakan isi dari suatu bangunan
f. Inventaris – Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam
perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, inventaris
gudang dan lain-lain.

5
g. Prasarana–Prasarana merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus
prasarana seperti: jalan, jembatan, roil, pagar dan lain-lain.

2.2 Nilai Perolehan AktivaTetap


Penentuan harga perolehan aktiva tetap sangat penting karena harga perolehan menjadi dasar
untuk menghitung besarnya biaya penyusutan tiap-tiap tahun. Adapun ketentuan sesuai dengan
pasal 10 UU PPh, penentuan harga perolehan aktiva tetap sebagai berikut:
1. Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang tidak
dipengaruhi hubungan istimewa adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau
diterima sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya
dikeluarkan atau diterima.
2. Nilai perolehan atau niai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukarhartaadalah jumlah yang
seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar.
3. Nilai perolehan atau nilai pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi,
penggabungan, peleburan pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha adalah
jumlah yang seharunya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar, kecuali
ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan.
4. Dasar penilaian hartayang dialihkan dalam rangka bantuan sumbangan atau hibah:
a. Yang memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang meneima pengalihan,
sama dengan nilai sisa buku dari pihak yang melakukan pengalihan atau nilai yang
ditetapkan Direktur Jenderal Pajak.
b. Yang tidak memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang menerima
pengalihan, sama dengan nilai pasar dan harta tersebut.
5. Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka penyetoran modal bagi badan yang
menerima pengalihan, sama dengan nilai pasar dari harta tesebut.

Perolehan Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehannya (the acquisition cost). Sementara
itu yang dimaksud dengan harga perolehan adalah pengeluaran-pengeluaran yang timbul mulai
dari peruses pembelian hingga aktiva tersebut siap beroperasi. Maka harga perolehan dapat
dirumuskan dengan:
Nilai Beli + Pengeluaran yang timbul dari proses pembelian hingga aktiva tersebut siap
operasi

Untuk mendapatkan aset yang diinginkan perusahaan dapat menggunakan berbagai macam
cara, berikut ini merupakan macam-macam cara untuk memperoleh aktiva tetap, diantaranya

6
(yang paling sering terjadi):
1) Dibeli tunai (kontan)
2) Dibeli dengan mencicil (kontrak jangka panjang)
3) Dibeli dengan saham
4) Dibangun Sendiri
5) Pertukaran

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi di akui sebagai aset pada awal harus di ukur
sebesar biaya perolehan. Sebagai komponen biaya perolehan aset tetap tersebut meliputi berikut
ini (penerapan paragraf 16 PSAK No. 16 Revisi 2007).

1. Harga Perolehan
Dalam komponen harga perolehan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
boleh di kreditkan setelah di kurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain.
2. Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung untuk membawa aset kelokasi dan
kondisi yang di inginkan agar aset siap di gunakan sesuai dengan keinginan dan manajemen.
3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.
Kewajiban biaya-biaya tersebut timbul pada saat aset diperoleh atau karena entitas
menggunakan aset selama periode tertentu yang bertujuan selain menghasilkan persediaan
sebagai biaya yang didistribusikan secara langsung.

Berikut merupakan macam macam perolehan aset tetap diantaranya:


1. Perolehan aset tetap secara gabungan.
Apabila aset di peroleh secara gabungan, maka harga perolehan masing-masing aset
tetap ditentukan dengan megalokasikan harga gabungan berdasarkan perbandingan nilai
wajar masing-masing aset yang bersangkutan sebagai contoh harga bangunan termasuk
tanah seharga Rp 300.000.000,00 (termasuk biaya notaris, bea balik nama, bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan dan lain – lain).
Contoh :

7
Ayat jurnal yang pada saat pembelian tunai sebagai berikut:

2. Perolehan aset tetap secara angsuran


Terhadap aset tetap yang diperoleh secara angsuran perlu di perhatikan mengenai kontrak
pembeliannya.
Sebagai contoh aset tetap dibeli secara angsuran dalam 24 kalian gsuran dengan harga
perolehan tunai Rp120.000.000, dengan bunga 25% pertahun.

8
Jurnal pada saat pembelian aset tetap:

Jurnal pada saat pembayaran:

3. Perolehan aset tetap dengan cara membangun sendiri


Bunga yang dikeluarkan atas pinjaman untuk pembangunan selama konstruksi akan di
kaptalisasi. Hal ini sesuai dengan keentuan apabila bunga pinjaman apadi distribusikan
secara langsung dengan aset tertentu, maka biaya pinjaman harus dikapitalisasi terhadap
aset tertentu, perlakukan akuntanmmsi komersial dapat diikuti oleh akuntasi pajak,
sedangkan bunga yang dikapialisasi akan dibebankan kepenghasilan melalui penyusutan
selama masa manfaat.

4. Perolehan secara Hibah, bantuan, dan sumbangan


Dalam perolehan secara hibah, bantuan dan sumbangan secara langsungdihubungkan
dengan perlakuan akuntansi pajak, karena akuntansi komersial sedikit mengatur aset yang
diperoleh dari sumbangan (donasi).
Modal donasi dari sisi akuntansi pajak mengacup ada pasal 10 ayat (4) undang undang
pajak penghasilan, undang undang ini saling berkaitan dengan Pasal 4 ayat (3) yang
mengatur mengenai persyaratan dalam menerima aset secara atau berupa bantuan,
sumbangan, dan hibah.

2.3 Penyusutan AktivaTetap


Penyusutan adalah beban yang diakui atas penurunan nilai aset akibat penggunaannya. Sehingga
pengakuannya baru bias dilakukan ketika aset sudah mulai digunakan. Penyusutan atau jumlah yang
disusutkan (depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aset atau jumlah lain yang
disubtitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan di kurangi nilai sisa.(waluyo,2011)

9
Dalam pengaturan penyusutan tersebut, persyaratan aset yang dapat disusutkan menurut
ketentuan perpajakan meliputi :
6. Harta yang dapat disusutkan adalah harta berwujud.
7. Harta tersebut mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
8. Harta tersebut di gunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

Terdapat pula aset tetap yang menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut akuntansi pajak
tidak dapat disusutkan,yaitu :
1. Aset tetap perusahaan berupa kendaraan yang dikuasai dan dibawa pulang pegawai, termasuk
juga yang ada di daerah terpencil.
2. Aset tetap perusahaan berupa rumah yang terletak bukan didaerah terpencil yang ditempati
pegawai yang tidak diberitunjangan oleh perusahaan.

Pada peraturan pajak UU No. 36 tahun 2008, metode Penyusutan yang diakui dan seharusnya
dipergunakan dalam laporan keuangan adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun.

1. Metode garis lurus (straight line method)


Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu dari pada aspek kegunaan metode ini
paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan karena paling mudah diaplikasikan
dalam akuntansi. Dalam metode penyusutan garis lurus, beban penyusutan untuk tiap tahun
nilainya sama besar dan tidak dipengaruhi dengan hasil atau output yang berproduksi.
Perhitungan tarif penyusutan untuk metode garis lurus adalah sebagai berikut:
Beban penyusutan :
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑚 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑎
𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖

1. Metode saldo menurun (declining balancemethod)


Metode ini juga merupakan metode penurunan beban penyusutan yang menggunakan
tingkat penyusutan (diekspresikan dalam persentase) yang merupakan perkalian dari metode
garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini selalu tetap dan diaplikasikan untuk mengurangi
nilai buku pada setiap akhir tahun. Tidak seperti metode lain, dalam metode saldo menurun nilai
sisa tidak dikurangkan dari harga perolehan dalam menghitung nilai yang dapat disusutkan.

10
Beban penyusutan : penyusutan % x harga perolehan - akm penyusutan

Menurut IAI (2007) dalam PSAK 16, Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Sedangkan jumlah yang dapat disusutkan
adalah jumlah tercatatnya (baik mengikuti model biaya maupun model revaluasi) dikurangi dengan
nilai residu aset yang bersangkutan.

Contoh:
Penyusutan aktiva tetap menggunakan metode garis lurus :

Harga perolehan tetap : 11.500.000 nilai residu : 1.500.000 Umur manfaat


aktiva tetap : 5 Tahun
11.500.000−1.500.000
Biaya depresiasi pertahun : 5

: 2.000.000

Biaya depresiasi perbulan :


2.000.000 ∶ 12 = 166.667

Aktiva tetap yang di susutkan adalah Rp 10.000.000 setelah dikurangi nilai residu sebesar Rp
1.500.000. Penyusutan pertahunnya adalah Rp 2.000.000 dari perhitungan estimasi biaya depresiasi
di bagi umur manfaat selama 5 tahun.

Pencatatan transaksi perbulan:

Transaksi penyusutan aktiva tetap pada akhir tahun :

11
2.4 Pengelompokkan aktiva tetap untuk penyusutan dalam Pajak
Metode penyusutan menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan sebagaimana telah
diatur dalam pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah :
1. Metode saldo menurun (decline balance method) untuk aset tetap berwujud bukan bangunan dan
untuk berupa bangunan menggunakan Metode garis lurus (straightline method).
2. Metode garis lurus untuk aset tetap berwujud.
Kelompok harta dan tarif penyusutan, penentuan kelompok dan tarif penyusutan harta berwujud
di dasarkan pada pasal 11 Undang-UndangPajakPenghasilan sebagai berikut:
Tarif Penyusutan Tarif Penyusutan
Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat berdasarkan Metode berdasarkan Metode
Garis Lurus Saldo Menurun
I. Kelompokbangunan

Kelompok 1 4 tahun 25 % 50 %

Kelompok 2 8 tahun 12, 5 % 25 %

Kelompok 3 16 tahun 6,25 % 12, 5 %

Kelompok 4 20 tahun 5% 10 %

II.Bangunan Permanen 20 tahun 5% -

Tidak Permanen 10 tahun 10 % -

Untuk lebih memudahkan Wajib Pajak dan memberikan keseragaman dalam pengelompokan
harta tetap berwujud, dikeluarkannya Keputusan Menteri keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 yang
berlaku sejak 1 januari 2009 mengatur tentang pengelompokan jenis- jenis Harta Berwujud,:
1. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok I
No Jenis Usaha Jenis Harta
urut
1 Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk
.

12
meja, bangku, kursi, lemari, dan sejenisnya yang

bukan bagian dari bangunan.

b. Mesin kantor seperti mesin ketik, mesin hitung,

duplikator, mesin fotokopi, mesin

akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner,

dan sejenisnya.
c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassete,

video recorder, televisi dan sejenisnya.

d. Sepeda motor, sepeda, dan becak.

e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa


2.
Pertanian, perkebunan, yang bersangkutan.
kehutanan, perikanan f. Dies, jigs, dan mould

g. Alat-alat komunikasi, seperti pesawat


telepon, faksimile, telepon seluler, dan sejenisnya
3, Industry makanan dan
minuman
Alat yang digerakkan bukan dengan mesin
4.
Perhubungan,

pergudangan
5. Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti
dan komunikasi
huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet
dan sejenisnya Mobil, taksi, bus dan truk yang
digunakan sebagai angkutan umum

Industri semi konduktor


Flash memory tester, writer machine, biporar test
system, eliminator
(PE8-1), pose checker

13
2. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam KelompokII
Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
Urut
1. Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja,
bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan
merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara
seperti AC,kipasangin,dan sejenisnya
b. Mobil, bus, truk, speedboat dan sejenisnya
c. Container dan sejenisnya
Pertanian, perkebunan, a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin
2.
kehutanan, perikanan bajak,
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
memperoduksi bahan atau barang pertanian,
3 Industri makanan dan
Kehutanan, perikanan, perkebunan
minuman

14
a. Mesin yang mengolah produk asalbinatang,

unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu,

pengalengan ikan
4.
b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya
mesin minyak kelapa, margarine, penggilingan

Industri mesin kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian

seperti penggilingan beras, gandum,dan tapioca


5.

c. Mesin yang menghasilkan/ memproduksi

minuman dan buah buahan


Perkayuan

6. d.Mesin yang menghasilkan/ memproduksi bahan-

bahan makanan dan makanan segala jenis

Konstruksi

7 Mesin yang menghasilkan/produksi mesinringan

(misalnya mesin jahit, pompa air)


Perhubungan,

pergudangan
Mesin dan peralatan penebangan
kayu
dan komunikasi
Telekomunikasi

Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump


truck, crane ,buldozer dan sejenisnya

15
a. Truck kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat,
truck peron. truck ngangkang, dan sejenisnya
b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus
dibuat untuk pengangkutan barang tertentu
(misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan
sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki,
kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang
mempunyai berat sampai dengan 100 DWT
8.
Industri semi konduktor c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan
sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan
100DWT
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang
mempunyai berat sampai dengan 250 DWT
e. Kapal balon

a. Perangkat pesawat telepon


b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan
penerimaan radio telegraf dan radio telepon

Auto frame loader, automatic logichandler, baking


oven, ball sheartester, bipolar test handler (automatic),
cleaning machine, coating machine, curing oven, cutting
press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear
test, dynamic burn-in systemoven, dynamic testhandler,
eliminator (PGE- 01), full automatic handler, full
automatic mark, hand maker, individual mark, inserter
remover machine, laser marker(FUM-A-01), logictest
9 system, marker (mark), memory test system, molding,
. mounter, MPS automatic, MPS manual, O/Stester
manual, passoven, posechecker
re-frommachine, SMD stocker, taping machine, tieber
cut press, trimming/forming machine, wire bonder, wire
pull tester

16
3. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok III
nomor jenis usaha jenis harta
urut
1. Pertambangan selain Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang
minyak dan gas pertambangan, termasuk mesin-mesin
yang
2. Pemintalan, pertenunan mengolah produk pelican
dan pencelupan a. Mesin yang mengolah/menghasilkan
produk-produk tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-
serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena rami,
permadani, kain-kain bulu, tule)
b. Mesin untuk yarnpreparation, bleaching, dyeing,
printing, finishing, texturing, packaging
dan sejenisnya
3 Perkayuan
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-
produk kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan

4 Industri Kimia bahan anyaman lainnya


b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu

a. Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan


produk industry kimia dan industri yang ada
hubungannya dengan industry kimia (misalnya bahan
kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis
dan logam mulia, elemenradio aktif, isotop, bahan
kimia organis, produk farmasi,pupuk, obat celup, obat
pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan
resinoidaresinoida wangi wangian, obat kecantikan dan
obat rias, sabun, detergent, dan bahan organis
pembersih lainnya, zat albumina,perekat, bahan
peledak, produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis,
barang fotografi dan sinematografi)
b. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk industri

17
lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan
ester dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit
samak, jangat dan kulit mentah).

5 Industri Mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin


menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin
kapal)
6 Perhubungan dan a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus
Komunikasi dibuat untuk pengangkutan barang-barang tertentu
(misalnya gandum, batu-batuan,biji tambang dan
sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal
tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang
mempunyai berat diatas 100 DWT sampai dengan
1.000 DWT
b. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan
sejenisnya, yang mempunyai berat diatas 100 DWT
sampai dengan 1.000 DWT
c. Dok terapung
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang
mempunyai berat diatas 250 DWT
e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala
jenis
7 telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh

4. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok IV

nomor jenis usaha nama usaha


urut
1 Konstuksi Mesin berat untuk konstruksi

2 Perhubungan dan
komunikasi a. Lokomotif uap dan tender atas rel
b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere
atau dengan tenaga listrik dari sumber luar

18
c. Lokomotif atas rel lainnya
d. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk
container khusus dibuat dan diperlengkapi untuk
ditarik dengan satu alat atau beberapa alat
pengangkutan
e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus
dibuat untuk pengangkutan barang- barang tertentu
(misalnya gandum, batu- batuan, biji tambang dan
sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal
tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang
mempunyai berat diatas1.000 DWT
f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk,
keran keran terapung dan sebagainya, yang mempunyai
berat di atas 1.000 DWT

Sedangkan dalam PSAK no 16:


1. Aktiva tetap dapat disusutkan berdasarkan kebijakan manajemen aktiva dalam menentukan
umur manfaatnya.
2. Tanah dan bagunan harus diperlakukan sebagai aktiva yang terpisah untuk tujuan akuntansi
walaupun diperoleh secara sekaligus. Tanah biasanya memiliki usia takterbatas, oleh karena itu
tidak disusutkan. Sedangkan bangunan memiliki usia terbatas sehingga harus disusutkan.
Untuk metode penyusutan yang diatur dalam PSAK No 17 dalam laporan keuangan perusahaan,
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria
berikut:
1. Berdasarkan kriteria waktu:
a. metode garis lurus
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
Penyusutan= 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

Nilai residu adalah nilai sisa (yang telah digunakan)


b. metode pembebanan yang menurun:
1) metode jumlah angka tahun:
𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 (𝑢𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎𝑠)
Penyusutan= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

19
2) metode saldo-menurun/saldo menurun ganda, dalam metode ini tidak mengenal istilah
nilairesidu

penyusutan= ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛


x2
𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

2. Berdasarkan penggunaan:
a. metode jam jasa
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
Penyusutan perjam= 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑟𝑣𝑖𝑠 𝑙𝑖𝑓𝑒 (𝑗𝑎𝑚)

Metode penyusutan ini menggunakan jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasian beban
penyusutan untuk tiapperiode

Contoh:
Sebuah pesawat terbang dibeli dengan harga Rp. 700.000.000. Diperkirakan akan
memberikanjasapenerbangan1.000jasa jam terbang. Pada tahun2014diperkirakan digunakan
selama 300 jam terbang. Maka penyusutan selama tahun 2014 dihitung:
Penyusutan perjam=Rp.700.000.000, - /1.000=Rp.700.000
Penyusutan tahun 2014 = Rp. 700.000 x 300 = Rp. 210.000.000
a. metode jumlah unit produksi
Menentukan tarif penyusutan terlebih dahulu.
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛− 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
Tarif penyusutan per unit dihasilkan = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

Biaya penyusutan = Tarif penyusutan per unit x unit diproduksi

3. Berdasarkan kriteria lainnya:


Biaya penyusutan dapat dihitung dengan dasar jenis dan kelompok. Dengan sistem metode
garis lurus tanpa mengenal nilai residu.

ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Biaya penyusutan = 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛


Tarif penyusutan= x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

2.5 Penarikan dan atau PelepasanAktiva


Aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi, dapat di lepas dengan cara:
2.4 Pembuangan Aktiva Tetap (Discarding of Plant Assets)

20
Aktiva tetap yang sudah habis masa guna atau umur ekonomisnya atau mungkin mengalami
kerusakan karena proses produksi, dan tidak dapat diperbaiki lagi, perusahaan dapat mengambil
keputusan untuk membuang aktiva tetap tersebut.
2.5 Penjualan Aktiva Tetap (Selling of Plant Assets)
Aktiva yang tidak terpakai lagi jika masih laku, maka perusahaan dapat menjual aktiva tersebut.

2.6 Pertukaran Aktiva Tetap (Exchange of Plant Assets)


Aktiva yang sudah tidak terpakai, selain dibuang dan dijual, dapat ditukar dengan aktiva tetap
yang lain,baik dengan perusahaan lain, maupun ditukar yang baru dengan menambah
uang/pembayaran. Aktiva tersebut dapat ditukar dengan aktiva sejenis maupun aktiva lain.

Contoh :
1. Penarikan dan atau Pelepasan Harta Karena Dijual Menurut Fiskal

Sebuah mesin dengan nilai perolehan Rp40.000.000 dengan akumulasi penyusutan


Rp31.000.000 dijual dengan harga Rp 16.000.000. Biaya yang dikeluarkan berkenaan
dengan penjualan sebesar Rp1.500.000
Diketahui :

21
Keuntungan sebesar Rp5.500.000 merupakan penghasilan yang menjadi objek pajak PPh. Apabila
transaksi ini dicatat maka ayat jurnal adalah sbb:
• Penerimaan kas Rp 16.000.000
Akumulasi penyusutan Rp31.000.000
Mesin Rp40.000.000
HutangBiaya Rp1.500.000
Laba Rp 5.500.000

2.6 Revaluasi Aktiva tetap.


Revaluasi asset tetap merupakan penilaian Kembali asset tetap perusahaan, yang diakibatkan
adanya kenaikan nilai asset tetap tersebut dipasaran atau karena rendahnya nilai asset tetap dalam
laporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain, sehingga nilai asset
tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar.(Waluyo, 2011).
Pada dasarnya penilaian Kembali asset tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar
asset tetap tersebut pada saat penilaian dengan menggunakan metode penelitian yang lazim berlaku
diIndonesia dan dilakukan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh Pemerintah. Jika
nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan penilai atau penilai yang diakui oleh Pemerintah tidak
mencerminkan keadaan yang sebenarnya maka Direktur Jenderal Pajak akan menetapkan Kembali
nilai pasar atau nilai wajar asset yang bersangkutan (Keputusan Menteri keuangan
Nomor79/PMK.03/2009)
Alasan Wajib Pajak Melakukan Revaluasi:
1) Meningkatkan nilai perusahaan (mark-up)sehingga memudahkan perusahaan dalam proses
pencarian dana, baik melalui pinjaman bank maupun pinjaman saham (gopublic);
2) Meningkatkan biaya penyusutan aktiva tetap dimasa dating sehingga deductibie expense dimasa
dating semakin besar dan beban pajak semakin kecil;
3) Meningkatkan keakuratan perhitungan penghasilan maupun biaya sehingga mencerminkan
kemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam menghasilkan laba;
4) Agar neraca perusahaan menunjukan posisi kekayaan perusahaan yang sebenarnya.

22
Contoh :
PT. Pola Petra memiliki daftar aktiva per tanggal 31 Desember 2012 sbb :

Pada tahun 2013, perusahaan berniat melakukan revaluasi atas aktiva tetap yang dimilikinya. Untuk
itu perusahaan menggunakan jasa penilain yang diakui untuk menilai aktiva tetapnya. Dari hasil
penilaian diketahui nilai pasar wajar dan sisa manfaat aktiva pertanggal 15 Januari 2013 sbb:

Hitunglah PPh final Revaluasi dan tentukan nilai yang harus disajikan dalam neraca

23
Jawab:

Jurnal

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya mengenai akuntansi pajak atas aset tetap dapat kita tarik
berapa kesimpulan diantaranya ialah:
1. Pengakuan akuntansi atas aset tetap telah di atur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No 16 tetapi tidak berlaku atas pertambangan dan reservasi pertambangan.
2. Dalam perolehan aset tetap biaya perolehan merupakan setara dengan nilai tunainya dan diakui
pada saat terjadinya, dan dalam perolehan terdapat banyak cara diantaranya secara gabungan,
secara angsuran, dengan pertukaran, membangun sendiri dan sumbangan.
3. Untuk penarikan atau pelepasan perlakuan akuntansinya sama dengan komersial baik
pembuangan penjualan dan pertukaran aset yang di miliki oleh perusahaan atau dapa dilihat alam
PSAK 16.
4. Untuk metode penyusutan aset tetap bagi akuntansi pajak hanya mengakui 2 metoe saja yaitu
garus lurus dan saldo menurun, walaupun secara komersial lebih dari 2 metode yang ada di
standart akuntansi keuangan di Indonesia khususnya.
5. Untuk pengelompokan aset perusahaan apakah iu masuk kedalam kelompok 1, 2, 3, dan atau 4
dapat di lihat dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 96/PMK.03/2009 yang berlaku sejak
anggal 1 januari 2009.
6. Untuk akuntansi pajak mengenai revaluasi aset tetap dapat di lihat dalam Keputusan Menteri
Keuangan No 79/PMK.03/2008 tahun 2008, yang minimal melakukan revaluasi adalah 5 tahun
perusahaan baru dapat melakukan revaluasi kembali.

3.2 Studi Kasus


Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang trading & manufaktur di bulan April membeli 2 mesin:
1. Mesin A seharga 15.000.000 yang dibeli secara tunai dan akan dijual kembali oleh perusahaan,
dikenakan PPn 10% : 1.500.000.
2. Mesin B seharga 10.000.000 yang dibeli secara tunai dan akan digunakan untuk kepentingan
perusahaan, dikenakan PPn 10% : 1.000.000.
Dari transaksi tersebut manakah yang termasuk ke dalam transaksi aset tetap dan bagaimana perlakuan
atas PPn masukan aktiva tetap?
DAFTAR PUSTAKA

Harnovinsah. (2015). Akuntansi Pajak Aset Tetap. Universitas Mercu Buana: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai