ASET TETAP
DOSEN PENGAMPU:
Mediya Destalia, S.A.B., M.A.B.
Suroto, S.Pd., M.Pd.
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN EKONOMI
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Aset Tetap” dalam mata kuliah Akuntansi Perpajakan serta
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulisan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengakuan akuntansi aset tetap dalam sistem perpajakan?
2. Bagaimana perlakuan untuk biaya perolehan dalam pengukuran aset tetap sesuai ketentuan
perpajakan?
3. Bagaimana bila terdapat penarikan and pelepasan aset tetap perusahaan sesuai ketentuan
perpajakan?
4. Bagaimana perhitungan dan metode penyusutan aset tetap sesuai ketentuan perpajakan?
5. Bagaimanakah penentuan pengelompokan aset tetap yang dimiliki perusahaan sesuai dengan
ketentuan perpajakan?
6. Apakah perlakuan akuntansi perpajakan bila terjadi revaluasi aset tetap?
1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengakuan akuntansi aset tetap dalam sistem perpajakan
2. Mengetahui perlakuan untuk biaya perolehan dalam pengukuran aset tetap sesuai ketentuan
perpajakan
3. Mengetahui bila terdapat penarikan and pelepasan aset tetap perusahaan sesuai ketentuan
perpajakan
4. Mengetahui perhitungan dan metode penyusutan aset tetap sesuai ketentuan perpajakan
5. Mengetahui penentuan pengelompokan aset tetap yang dimiliki perusahaan sesuai dengan
ketentuan perpajakan
6. Mengetahui perlakuan akuntansi perpajakan bila terjadi revaluasi aset tetap
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aktiva tidak berwujud adalah hak mutlak perusahaan terhadap sesuatu yang diperolehnya karena
keistimewaan tertentu. Syarat- syarat harta tidak berwujud :
1. Ada hak mutlak
2. Ada keistimewaan tertentu
3. Ada pengeluaran biaya
Contoh: Hak paten, hak cipta, franchise, hak guna usaha, hak guna bangunan, goodwill, hak
penambangan, hak pengusahaan hutan, trademark.
3
Perusahaan harus segera mengakui setiap aktiva yang dimiliki dan mengelompokkannya
sebagai aktiva tetap, apabila aktiva yang dimaksud memenuhi pengertian dan memiliki sifat - sifat
sebagai aktiva tetap. Mengenai pengakuan aktiva tetap ini, Ikatan Akuntan Indonesia memberikan
pernyataan dalam PSAK Nomor 16 paragraf 06, yaitu : (Ikatan Akuntan Indonesia, op. cit. No 16
paragraf 6)
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva
tetap apabila:
1. Besar kemungkinan bahwa manfaat keekonomisan di masa yang akan datang yang berkaitan
dengan aktiva tersebut akan mengalir dalam perusahaan; untuk dapat menilai apakah manfaat
keekonomisan di masa yang akan datang tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan maka
harus di nilai tingkat kepastian terjadinya aliran manfaat keekonomisan tersebut, yang juga
memerlukan suatu kepastian bahwa perusahaan akan menerima imbalan dan menerima resiko
terkait.
2. Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara handal; sedangkan kriteria kedua mengarah kepada
bukti-bukti yang diperlukan untuk mendukungnya. Dalam kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan ditekankan pula masalah pengendalian manfaat yang diharapkan
dari suatu aktiva. Agar aktiva yang digunakan dapat memberikan manfaat yang optimal
terhadap kegiatan operasiperusahaan.
Dengan demikian satu hal yang penting yang berkaitan pula dengan pengakuan suatu aktiva
adalah perusahaan memiliki kendali atas manfaat yang diharapkan dari aktiva tersebut.
4
a. Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak
dapat diganti dengan aktiva yang sejenis,
misalnya sumber-sumber alam seperti hasil tambang dan lain-lain.
Selain itu aset tetap juga apat di golongkan dari beberapa sudut pandang diantaranya:
a. Sudut substansi
1) Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan peralatan.
2) Intangible Assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti Goodwill, Patent, Copyright,
Hak Cipta, Franchise dan lain-lain.
Aset tetap juga dapat digolongkan berdasarkan jenisnya diantaranya dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Lahan – Lahan adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan
maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan
diatasnya harus dipisahkan pencatatan dari lahan itu sendiri.
b. Bangunan gedung–Gedung adalah bangunan yang berdiri diatas bumi ini baik di atas
lahan/air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung.
c. Mesin–Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang
bersangkutan.
d. Kendaraan-Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkut, truk, grader,traktor, forklift,
mobil, kendaraan bermotor danlain-lain.
e. Perabot - Dalam jenis ini termasuk perabotan kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik
yang merupakan isi dari suatu bangunan
f. Inventaris – Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam
perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium, inventaris
gudang dan lain-lain.
5
g. Prasarana–Prasarana merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus
prasarana seperti: jalan, jembatan, roil, pagar dan lain-lain.
Perolehan Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehannya (the acquisition cost). Sementara
itu yang dimaksud dengan harga perolehan adalah pengeluaran-pengeluaran yang timbul mulai
dari peruses pembelian hingga aktiva tersebut siap beroperasi. Maka harga perolehan dapat
dirumuskan dengan:
Nilai Beli + Pengeluaran yang timbul dari proses pembelian hingga aktiva tersebut siap
operasi
Untuk mendapatkan aset yang diinginkan perusahaan dapat menggunakan berbagai macam
cara, berikut ini merupakan macam-macam cara untuk memperoleh aktiva tetap, diantaranya
6
(yang paling sering terjadi):
1) Dibeli tunai (kontan)
2) Dibeli dengan mencicil (kontrak jangka panjang)
3) Dibeli dengan saham
4) Dibangun Sendiri
5) Pertukaran
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi di akui sebagai aset pada awal harus di ukur
sebesar biaya perolehan. Sebagai komponen biaya perolehan aset tetap tersebut meliputi berikut
ini (penerapan paragraf 16 PSAK No. 16 Revisi 2007).
1. Harga Perolehan
Dalam komponen harga perolehan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
boleh di kreditkan setelah di kurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain.
2. Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung untuk membawa aset kelokasi dan
kondisi yang di inginkan agar aset siap di gunakan sesuai dengan keinginan dan manajemen.
3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.
Kewajiban biaya-biaya tersebut timbul pada saat aset diperoleh atau karena entitas
menggunakan aset selama periode tertentu yang bertujuan selain menghasilkan persediaan
sebagai biaya yang didistribusikan secara langsung.
7
Ayat jurnal yang pada saat pembelian tunai sebagai berikut:
8
Jurnal pada saat pembelian aset tetap:
9
Dalam pengaturan penyusutan tersebut, persyaratan aset yang dapat disusutkan menurut
ketentuan perpajakan meliputi :
6. Harta yang dapat disusutkan adalah harta berwujud.
7. Harta tersebut mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
8. Harta tersebut di gunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
Terdapat pula aset tetap yang menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut akuntansi pajak
tidak dapat disusutkan,yaitu :
1. Aset tetap perusahaan berupa kendaraan yang dikuasai dan dibawa pulang pegawai, termasuk
juga yang ada di daerah terpencil.
2. Aset tetap perusahaan berupa rumah yang terletak bukan didaerah terpencil yang ditempati
pegawai yang tidak diberitunjangan oleh perusahaan.
Pada peraturan pajak UU No. 36 tahun 2008, metode Penyusutan yang diakui dan seharusnya
dipergunakan dalam laporan keuangan adalah metode garis lurus dan metode saldo menurun.
10
Beban penyusutan : penyusutan % x harga perolehan - akm penyusutan
Menurut IAI (2007) dalam PSAK 16, Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Sedangkan jumlah yang dapat disusutkan
adalah jumlah tercatatnya (baik mengikuti model biaya maupun model revaluasi) dikurangi dengan
nilai residu aset yang bersangkutan.
Contoh:
Penyusutan aktiva tetap menggunakan metode garis lurus :
: 2.000.000
Aktiva tetap yang di susutkan adalah Rp 10.000.000 setelah dikurangi nilai residu sebesar Rp
1.500.000. Penyusutan pertahunnya adalah Rp 2.000.000 dari perhitungan estimasi biaya depresiasi
di bagi umur manfaat selama 5 tahun.
11
2.4 Pengelompokkan aktiva tetap untuk penyusutan dalam Pajak
Metode penyusutan menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan sebagaimana telah
diatur dalam pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah :
1. Metode saldo menurun (decline balance method) untuk aset tetap berwujud bukan bangunan dan
untuk berupa bangunan menggunakan Metode garis lurus (straightline method).
2. Metode garis lurus untuk aset tetap berwujud.
Kelompok harta dan tarif penyusutan, penentuan kelompok dan tarif penyusutan harta berwujud
di dasarkan pada pasal 11 Undang-UndangPajakPenghasilan sebagai berikut:
Tarif Penyusutan Tarif Penyusutan
Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat berdasarkan Metode berdasarkan Metode
Garis Lurus Saldo Menurun
I. Kelompokbangunan
Kelompok 1 4 tahun 25 % 50 %
Kelompok 4 20 tahun 5% 10 %
Untuk lebih memudahkan Wajib Pajak dan memberikan keseragaman dalam pengelompokan
harta tetap berwujud, dikeluarkannya Keputusan Menteri keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 yang
berlaku sejak 1 januari 2009 mengatur tentang pengelompokan jenis- jenis Harta Berwujud,:
1. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok I
No Jenis Usaha Jenis Harta
urut
1 Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk
.
12
meja, bangku, kursi, lemari, dan sejenisnya yang
dan sejenisnya.
c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassete,
pergudangan
5. Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti
dan komunikasi
huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet
dan sejenisnya Mobil, taksi, bus dan truk yang
digunakan sebagai angkutan umum
13
2. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam KelompokII
Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
Urut
1. Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja,
bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan
merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara
seperti AC,kipasangin,dan sejenisnya
b. Mobil, bus, truk, speedboat dan sejenisnya
c. Container dan sejenisnya
Pertanian, perkebunan, a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin
2.
kehutanan, perikanan bajak,
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
memperoduksi bahan atau barang pertanian,
3 Industri makanan dan
Kehutanan, perikanan, perkebunan
minuman
14
a. Mesin yang mengolah produk asalbinatang,
pengalengan ikan
4.
b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya
mesin minyak kelapa, margarine, penggilingan
Konstruksi
pergudangan
Mesin dan peralatan penebangan
kayu
dan komunikasi
Telekomunikasi
15
a. Truck kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat,
truck peron. truck ngangkang, dan sejenisnya
b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus
dibuat untuk pengangkutan barang tertentu
(misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan
sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki,
kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang
mempunyai berat sampai dengan 100 DWT
8.
Industri semi konduktor c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan
sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan
100DWT
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang
mempunyai berat sampai dengan 250 DWT
e. Kapal balon
16
3. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok III
nomor jenis usaha jenis harta
urut
1. Pertambangan selain Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang
minyak dan gas pertambangan, termasuk mesin-mesin
yang
2. Pemintalan, pertenunan mengolah produk pelican
dan pencelupan a. Mesin yang mengolah/menghasilkan
produk-produk tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-
serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena rami,
permadani, kain-kain bulu, tule)
b. Mesin untuk yarnpreparation, bleaching, dyeing,
printing, finishing, texturing, packaging
dan sejenisnya
3 Perkayuan
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-
produk kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan
17
lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan
ester dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit
samak, jangat dan kulit mentah).
2 Perhubungan dan
komunikasi a. Lokomotif uap dan tender atas rel
b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere
atau dengan tenaga listrik dari sumber luar
18
c. Lokomotif atas rel lainnya
d. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk
container khusus dibuat dan diperlengkapi untuk
ditarik dengan satu alat atau beberapa alat
pengangkutan
e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus
dibuat untuk pengangkutan barang- barang tertentu
(misalnya gandum, batu- batuan, biji tambang dan
sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal
tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang
mempunyai berat diatas1.000 DWT
f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk,
keran keran terapung dan sebagainya, yang mempunyai
berat di atas 1.000 DWT
19
2) metode saldo-menurun/saldo menurun ganda, dalam metode ini tidak mengenal istilah
nilairesidu
2. Berdasarkan penggunaan:
a. metode jam jasa
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
Penyusutan perjam= 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑟𝑣𝑖𝑠 𝑙𝑖𝑓𝑒 (𝑗𝑎𝑚)
Metode penyusutan ini menggunakan jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasian beban
penyusutan untuk tiapperiode
Contoh:
Sebuah pesawat terbang dibeli dengan harga Rp. 700.000.000. Diperkirakan akan
memberikanjasapenerbangan1.000jasa jam terbang. Pada tahun2014diperkirakan digunakan
selama 300 jam terbang. Maka penyusutan selama tahun 2014 dihitung:
Penyusutan perjam=Rp.700.000.000, - /1.000=Rp.700.000
Penyusutan tahun 2014 = Rp. 700.000 x 300 = Rp. 210.000.000
a. metode jumlah unit produksi
Menentukan tarif penyusutan terlebih dahulu.
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛− 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
Tarif penyusutan per unit dihasilkan = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Biaya penyusutan = 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠
20
Aktiva tetap yang sudah habis masa guna atau umur ekonomisnya atau mungkin mengalami
kerusakan karena proses produksi, dan tidak dapat diperbaiki lagi, perusahaan dapat mengambil
keputusan untuk membuang aktiva tetap tersebut.
2.5 Penjualan Aktiva Tetap (Selling of Plant Assets)
Aktiva yang tidak terpakai lagi jika masih laku, maka perusahaan dapat menjual aktiva tersebut.
Contoh :
1. Penarikan dan atau Pelepasan Harta Karena Dijual Menurut Fiskal
21
Keuntungan sebesar Rp5.500.000 merupakan penghasilan yang menjadi objek pajak PPh. Apabila
transaksi ini dicatat maka ayat jurnal adalah sbb:
• Penerimaan kas Rp 16.000.000
Akumulasi penyusutan Rp31.000.000
Mesin Rp40.000.000
HutangBiaya Rp1.500.000
Laba Rp 5.500.000
22
Contoh :
PT. Pola Petra memiliki daftar aktiva per tanggal 31 Desember 2012 sbb :
Pada tahun 2013, perusahaan berniat melakukan revaluasi atas aktiva tetap yang dimilikinya. Untuk
itu perusahaan menggunakan jasa penilain yang diakui untuk menilai aktiva tetapnya. Dari hasil
penilaian diketahui nilai pasar wajar dan sisa manfaat aktiva pertanggal 15 Januari 2013 sbb:
Hitunglah PPh final Revaluasi dan tentukan nilai yang harus disajikan dalam neraca
23
Jawab:
Jurnal
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya mengenai akuntansi pajak atas aset tetap dapat kita tarik
berapa kesimpulan diantaranya ialah:
1. Pengakuan akuntansi atas aset tetap telah di atur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No 16 tetapi tidak berlaku atas pertambangan dan reservasi pertambangan.
2. Dalam perolehan aset tetap biaya perolehan merupakan setara dengan nilai tunainya dan diakui
pada saat terjadinya, dan dalam perolehan terdapat banyak cara diantaranya secara gabungan,
secara angsuran, dengan pertukaran, membangun sendiri dan sumbangan.
3. Untuk penarikan atau pelepasan perlakuan akuntansinya sama dengan komersial baik
pembuangan penjualan dan pertukaran aset yang di miliki oleh perusahaan atau dapa dilihat alam
PSAK 16.
4. Untuk metode penyusutan aset tetap bagi akuntansi pajak hanya mengakui 2 metoe saja yaitu
garus lurus dan saldo menurun, walaupun secara komersial lebih dari 2 metode yang ada di
standart akuntansi keuangan di Indonesia khususnya.
5. Untuk pengelompokan aset perusahaan apakah iu masuk kedalam kelompok 1, 2, 3, dan atau 4
dapat di lihat dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 96/PMK.03/2009 yang berlaku sejak
anggal 1 januari 2009.
6. Untuk akuntansi pajak mengenai revaluasi aset tetap dapat di lihat dalam Keputusan Menteri
Keuangan No 79/PMK.03/2008 tahun 2008, yang minimal melakukan revaluasi adalah 5 tahun
perusahaan baru dapat melakukan revaluasi kembali.
Harnovinsah. (2015). Akuntansi Pajak Aset Tetap. Universitas Mercu Buana: Jakarta.