Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Akuntansi Perpajakan Aktiva Tetap

Disusun oleh :

1. Juni andriani (A0C020024)


2. Lalu Rizki Hambali (A0C020028)
3. Ni Made Ayu Septiani (A0C020038)
4. M. Adrayn Eko Wardhana (A0C019090)

PRODI D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Akuntansi Perpajakan Aktiva Tetap” ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Akuntansi Perpajakan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang akuntansi perpajakan aktiva tetap bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Endar
Pituringsih,S.E.,M.Si.Ak. selaku dosen mata kuliah Akuntansi Perpajakan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Tak lupa kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini.Kami menyadari sepenuhnya
bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 12 November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
COVER HALAMAN.............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4

 Latar Belakang......................................................................................4

 Rumusan Masalah................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6

 Perlakuan aset tetap.............................................................................6

 Nilai perolehan aset tetap....................................................................8

 Penyusutan aset tetap..........................................................................9

 pelepasan dan penghapusan..............................................................10

 Pengelompokan aset tetap.................................................................11

 Revalasi aset tetap...........................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

BAB III PENUTUP

 Kesimpulan dan saran......................................................................16


BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aktiva tetap sangat berarti terhadap kelayakan laporan keuangan, kesalahan


dalam menilaiaktiva tetap berwujud dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup
material karena nilaiinvestasi yang ditanamkan pada aktiva tetap relative besar.
Mengingat pentingnya akuntansiaktiva tetap dalam laporan keuangan
tersebut, maka perlakuannya harus berdasarkan padaStandar Akuntansi
Keuangan (PSAK No.16)

Dalam perpajakan perlakuan akuntansi atas aset tetap tidak seluruhnya sama
denganPernyatan setandar akuntansi keuangan (PSAK) dikarenakan dalam
perpajakan terdapat undangundang yang lebih mengikat atau memaksa sehingga
alam akuntasi perpajakan tidak dapatmengikuti PSAK secara keseluruhan. Oleh
karena itu kami akan menguraikan mengenai
Akuntansi perpajakan yang ada di Indonesia dengan materi “akuntansi pajak
atas aset tetap”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah pengakuan akuntansi aset tetap dalam sistem perpajakan?
2. Bagaimana perlakuan untuk biaya perolehan dalam pengukuran aset tetap
sesuai ketentuan perpajakan?
3. Bagaimana bila ada penarikan dan penghapusan aset tetap?
4. Bagaimana penyusutan aset tetap?
5. Bagaimana pengelompokan aset tetap?
6. Apakah perlakuan akuntansi perpajakan bila terjadi revaluasi aset tetap?
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGAKUAN ASET TETAP

Pernyataan standar akuntansi keuangan no 16 (revisi 2007) bertujuan untuk


mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna laoran keuangan dapat
memahami informasi mengenai investasi entitas di asset tetap

Aktiva tetap adalah harta yang dapat digunakan lebih dari satu tahun. Aktiva
tetap terbagi atas :

1. Aktiva yang dapat disusutkan

Contoh: Bangunan, mesin dan peralatan yang lain.

2. Aktiva yang tidak dapat disusutkan

Contoh: Tanah

Aktiva tidak berwujud adalah hak mutlak perusahaan terhadap sesuatu


yang diperolehnyakarena keistimewaan tertentu. Syarat- syarat harta tidak
berwujud :

1. Ada hak mutlak


2. Ada keistimewaan tertentu
3. Ada pengeluaran biaya

Contoh : Hak paten, hak cipta, franchise, hak guna usaha, hak guna bangunan,
goodwill, hakpenambangan, hak pengusahaan hutan, trade mark.

Berdasarkan masa manfaatnya, aktiva tidak berwujud terbagi atas :


1. Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya dibatasi oleh undang-
undang.Misalnya : hak paten, hak cipta, franchise.
2. Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak dibatasi oleh undang-
undang.Misalnya : goodwill dan merk dagang
1. Penggolongan aktiva tetap
Aktiva tetap dikelompokkan karena memiliki sifat yang berbeda dengan
aktivalainnya. Kriteria aktiva tetap terdiri dari berbagai jenis barang maka dilakukan
penggelompokkan lebih lanjut atas aktiva tersebut. Pengelompokkan aktiva
tergantung pada kebijaksanaan akuntansi perusahaan masing-masing karena umumnya
semakin banyak aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin banyak pula
kelompoknya.

Dari macam-macam aktiva tetap, untuk tujuan akuntansi dilakukan


penggolongansebagai berikut:

A. Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak
perusahaan,pertanian dan peternakan.
B. Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannyadapat diganti dengan aktiva yang sejenis,misalnya
bangunan, mesin, alat-alat, mebel dan lain-lain.
C. Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis,misalnya
sumber-sumber alam seperti hasil tambang dan lain-lain.

Aset tetap juga dapat di golongkan berdasarkan Jenisnya diantaranya dapat


dibagi sebagaiberikut:

a. Lahan. Lahan adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat


bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada
lahan yang didirikan bangunan diatasnya harus dipisahkan pencatatan
dari lahan itu sendiri.
b. Bangunan gedung. Gedung adalah bangunan yang berdiri di atas bumi
ini baik diatas lahan/air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang
menjadi lokasigedung.
c. Mesin. Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari
mesin yangbersangkutan.
d. Kendaraan.  Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkut,
truk, grader, traktor,forklift, mobil, kendaraan bermotor dan lain-lain.
e. Perabot - Dalam jenis ini termasuk perabotan kantor,
perabot laboratorium,perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu
bangunan
f. Inventaris - Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang
digunakandalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik , in
ventarisla boratorium, inventaris gudang dan lain-lain.
B. Nilai perolehan aktiva tetap

Penentuan harga perolehan aktiva tetap sangat penting karena harga perolehan
menjadidasar untuk menghitung besarnya biaya penyusutan tiap-tiap tahun.
Adapun ketentuan sesuaidengan pasal 10 UU PPh, penentuan harga perolehan
aktiva tetap sebagai berikut:

1. Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta yang
tidak dipengaruhi hubungan istimewa adalah jumlah yang sesungguhnya
dikeluarkan atau diterima sedangkan apabila terdapat hubungan istimewa
adalah jumlah yang seharusnyadikeluarkan atau diterima.
2.  Nilai perolehan atau niai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta
adalah jumlahyang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan
harga pasar.
3. Nilai perolehan atau nilai pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka
likuidasi,penggabungan, peleburan pemekaran, pemecahan, atau
pengambilalihan usaha
4.  Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka bantuan sumbangan
atau hibah
5. Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka penyetoran modal bagi
badan yang menerima pengalihan, sama dengan nilai pasar dari harta
tersebut.

sementara itu yang dimaksud dengan harga perolehan adalah pengeluaran-


pengeluaranyang timbul mulai dari peruses pembelian hingga aktiva tersebut siap 
beroperasi.Maka harga perolehan dapat dirumuskan dengan : 

Nilai Beli + Pengeluaran yang timbul dari proses pembelian hingga aktiva


tersebut siap operasi

untuk mendapatkan aset yang di inginkan perusahaan dapat menggunakan


berbagai macam cara, berikut ini merupakan macam-macam cara untuk
memperoleh aktiva tetap, diantaranya(yang paling sering terjadi) :
1. 1.Dibeli tunai (kontan)
2. 2.Dibeli dengan mencicil (kontrak jangka panjang)
3. 3.Dibeli dengan saham
4. 4.Dibangun Sendiri
5. 5.Pertukaran

Berikut merupakan cara memproleh aktiva tetap diantaranya:

1. Perolehan aset tetap secara gabungan.Apabila aset di peroleh secara


gabungan, maka harga perolehan masing-masing aset tetap ditentukan
dengan megalokasikan harga gabungan berdasarkanperbandingan nilai
wajar masing-masing aset yang bersangkutan.
2. Perolehan aset tetap secara angsuran. Terhadap aset tetap yang diperoleh
secara angsuran perlu di perhatikan mengenai kontrak pembeliannya.
3. Perolehan aset tetap dengan cara membangun sendiri.Bunga yang dkeluarkan atas
pinjaman untuk pembangunan selama konstruksi akan dikaptalisasi. Hal ini
sesuai dengan keentuan apabila bunga pinjaman apa didistribusikan secara
langsung dengan aset tertentu, maka biaya pinjaman harus di kapitalisasi
terhadapaset tertentu,
4. perolehan secara Hibah, bantuan, dan sumbangan.Dalam perolehan secara hibah,
bantuan dan sumbangan secara langsung dihubungkan dengan perlakuan
akuntansi pajak, karena akuntansi komersial sedikit mengatur aset yang di
peroleh dari sumbangan (donasi).
C. Penyusutan aktiva tetap
Penyusutan adalah beban yang diakui atas penurunan
nilai aset akibat penggunaannya.Sehingga pengakuannya baru bias dilakukan
ketika aset sudah mulai digunakan

Dalam pengaturan penyusutan tersebut, persyaratan aset yang dapat


disusutkanmenurut ketentuan perpajakan meliputi :

1. Harta yang dapat di susutkan adalah harta berwujud.


2. Harta tersebut mempunyai manfaat lebih dari satu tahun.
3. Harta tersebut di gunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan.

Pada peraturan pajak UU No. 36 tahun 2008, metode Penyusutan


yang diakui danseharusnya dipergunakan Dalam laporan keuangan
adalah metode garis lurus Dan metodesaldo menurun.

1.Metode garis lurus

metode ini paling banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan


karena paling mudah diaplikasikan dalam akuntansi. Dalam metode penyusutan
garis lurus, beban penyusutan untuk tiap tahun nilainya sama besar dan tidak
dipengaruhi dengan hasil atau output yang berproduksi. Perhitungan tarif
penyusutan untuk metode garis lurusadalah sebagai berikut:

h arga perole h an−nilai sisa


Beban penyusutan :
umur ekonomis

2. Metode saldo menurun

Tingkat penyusutan metode ini selalu tetap dan di aplikasikan  untuk 


mengurangi nilai buku pada setiap akhir tahun. Tidak seperti metode lain, 
dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak dikurangkan dari harga perolehan
dalam menghitung nilai yang dapat disusutkan.

beban penyusutan : penyusutan % x harga perolehan - akm penyusutan


D. Pengelompokan Aset Tetap
Metode penyusutan menurut ketentuan perundang-undangan perpajakan
sebagaimanatelah diatur dalam pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan
adalah :

1. Metode saldo menurun untuk aset tetap berwujud bukanbangunan dan


untuk berupa bangunan menggunakan Metode garis lurus (straight
linemethod).
2.  Metode garis lurus untuk aset tetap berwujud.

Kelompok harta dan tarif penyusutan, penentuan kelompok dan tarif penyusutan
harta berwujud didasarkan pada pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan sebagai
berikut:

Kelompok harta Masa manfaat Tarif penyusutan Tarif penyusutan


berwujud berdasarkan berdasarkan
metode GL metode SM
1. Kelompok
bangunan
Kelompok 1: 4 th 25% 50%
Kelompok 2 8 th 12,5% 25%
Kelompok 3 16 th 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 th 5% 10%

2. Bangunan 20 th 5% -
permanen
Tidak permanen 10 th 10% -
E. Penarikan dan Pelepasan aktiva tetap

Aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi, dapat di lepas dengan cara:

1. Pembuangan Aktiva Tetap


Aktiva tetap yang sudah habis masa guna atau umur ekonomisnya atau
mungkin mengalami kerusakan karena proses produksi, dan tidak dapat
diperbaiki lagi, perusahaan dapat mengambil keputusan untuk membuang
aktiva tetap tersebut.
2. Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva yang tidak terpakai lagi jika masih laku, maka perusahaan dapat
menjual aktiva tersebut.
3. Pertukaran Aktiva Tetap
Aktiva yang sudah tidak terpakai, selain dibuang dan dijual, dapat ditukar
dengan aktivatetap yang lain, baik dengan perusahaan lain, maupun
ditukar yang baru dengan menambahuang /pembayaran. Aktiva tersebut
dapat ditukar dengan aktiva sejenis maupun aktiva lain

F. Revaluasi Aktiva Tetap


Revaluasi aset tetap merupakan penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang
diakibatkanadanya kenaikan nilai aset tetap tersebut dipasaran atau karena
rendahnya nilai aset tetapdalam laporan keuangan perusahaan yang disebabkan
oleh devaluasi atau sebab lain, sehingganilai aset tetap dalam laporan keuangan
tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar. (Waluyo,2011)

Pada dasarnya penilaian kembali aset tetap dilakukan berdasarkan nilai pasar
atau nilaiwajar aset tetap tersebut pada saat penilaian dengan menggunakan
metode peneliian yanglazim berlaku di Indonesia dan dilakukan oleh perusahaan
penilai atau penilai yang diakui olehPemerintah

Alasan Wajib Pajak Melakukan Revaluasi:

1. Meningkatkan nilai perusahaan (mark-up) sehingga memudahkan perusahaan


dalam prosespencarian dana, baik melalui pinjaman bank maupun pinjaman
saham (go public);

2. Meningkatkan biaya penyusutan aktiva tetap dimasa datang sehingga


deductibie expensedimasa datang semakin besar dan beban pajak semakin kecil;

3. Meningkatkan keakuratan perhitungan penghasilan maupun biaya sehingga


mencerminkankemampuan perusahaan yang sebenarnya dalam menghasilkan
laba;

 4.Agar neraca perusahaan menunjukan posisi kekayaan perusahaan yang


sebenarnya.

Contoh kasus
Penerapan Metode Penyusutan Aktiva tetap dan dampaknya terhadap laba
perusahaan STUDI KASUS PADA PT. KON KWAT INDONESIA

PT. Kon Kuwat Indonesia dalam melaksanakan kegiatan usaha, tidak terlepas dari
penggunaan mesin serta peralatan-peralatan yang termasuk dalam kelompok
aktiva tetap dan dikarenakan bahwa mesin serta perlatan-peralatan yang
digunakan merupakan bagian yang paling mempengaruhi kegiatan usaha di
perusahaan ini, maka dilakukanlah suatu proses pembebanan penyusutan atas
mesin dan peralatan-peralatan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui
bahwa PT. Kon Kuwat Indonesia menggunakan metode penyusutan garis lurus
dalam menghitung penyusutan aktiva tetapnya. Setelah dilakukan perbandingan
perhitungan antara metode penyusutan yang digunakan PT. Kon Kuwat Indonesia
yaitu metode penyusutan garis lurus dengan metode penyusutan saldo menurun
dan metode penyusutan jumlah angka tahun, diketahui bahwa metode garis lurus
memberikan perolehan laba paling tinggi.

G. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab sebelumnya mengenai akuntansi pajak atas aset tetap
dapat kitatarik berapa kesimpulan diantaranya ialah:

1. Pengakuan akuntansi atas aset tetap telah di atur dalam Pernyataan Standar
AkuntansiKeuangan No 16 tetapi tidak berlaku atas pertambangan dan
reservasi pertambangan.
2. Dalam perolehan aset tetap biaya perolehan merupakan setara dengan nilai
tunainya dandiakui pada saat terjadinya, dan dalam perolehan terdapat
banyak cara diantaranya secaragabungan, secara angsuran,
dengan pertukaran, membangun sendiri dan sumbangan.
3. Untuk penarikan atau pelepasan perlakuan akuntansinya sama dengan
komersial baikpembuangan penjualan dan pertukaran aset yang di miliki
oleh perusahaan atau dapadilihat alam PSAK 16
4. Untuk metode penyusutan aset tetap bagi akuntansi pajak hanya mengakui
2 metoe saja yaitu garus lurus dan saldo menurun, walaupun secara
komersial lebih dari 2 metode yangada di standart akuntansi keuangan di
Indonesia khususnya.
5. Untuk pengelompokan aset perusahaan apakah iu masuk kedalam
kelompok 1, 2, 3, danatau 4 dapat di lihat dalam Keputusan
Menteri Keuangan No. 96/PMK.03/2009 yang berlaku sejak anggal 1
januari 2009.
6. Untuk akuntansi pajak mengenai revaluasi aset tetap dapat di lihat dalam
Keputusan Menteri Keuangan No 79/PMK.03/2008 tahun 2008,
yang minimal melakukan revaluasi adalah 5 tahun perusahaan baru dapat
melakukan revaluasi kembali

Saran

Demikian makalah yang kami susun, semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi para pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin
disampaikan demi perbaikan makalah ini, silahkan sampaikan kepada kami agar
menjadi evaluasi bagi kami kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/44505203/
MAKALAH_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP
https://www.academia.edu/35864630/
AKUNTANSI_PAJAK_ASET_TETAP
Eldon S. Hendricksen, Teori Akuntansi, Alih Bahasa Nugroho Widjayanto, Edisi
Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996.
Rollin C. Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess,
PrinsipPrinsip Akuntansi, Terjemahan Herman Wibowo, Edisi Kesembilan Belas, Penerbit
Erlangga,Jakarta, 1999.

file:///C:/Users/Mira/Downloads/498-1330-1-SM%20(1).pdf
Prof. Dr. Mardiasmo, M. A. (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011. Jakarta
https://www.jurnal.id/id/blog/aktiva-tetap-pengertian-jenis-dan-cara-
memperolehnya/
https://accurate.id/akuntansi/pengertian-aset-tetap/

Anda mungkin juga menyukai