“ASET”
Dosen Pengampu:
Della Hilia Anriva, SE.,M.Ak., Ak., CA
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya
sehingga kelompok kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Aset” dimana
makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah Teori Akuntansi.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna menghasilkan
makalah yang lebih baik. Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca dan ilmu yang didapat menambah wawasan kita bersama.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang
dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun.
Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas,
emas batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan lain
sebagainya.
2. Harta Investasi/Aktiva Ivestasi/Investment Assets/Investasi Jangka Panjang
Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki
perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph,
franchise,goodwill, dan lain sebagainya.
4. Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets
Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang
permanen kepemilikannya.
Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain.
Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta
atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan
aset lancar.
Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan
yang sah, dan lain-lain.
Terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos
dapatdisebut harta/ aset, yaitu :
1) Manfaat ekonomik yang datang cukup pasti
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik
di masa datang yang cukup pasti. Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa
karena daya belinya atau daya tukarnya. Sumber selain kas mempunyai manfaat ekonomik
karena dapat ditukarkan dengan kas, barang, atau jasa, karena dapat digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa, atau karena dapat digunakan untuk melunasi kewajiban.
2) Dikuasai atau dikendalikan entitas
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh
entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Oleh, karena itu, konsep penguasaan atau kendali
lebih penting daripada konsep kepemilikan. Penguasaan disini berarti kemampuan entitas
untuk mendapatkan, memelihara/menahan, menukarkan, menggunakan manfaat ekonomik
dan mencegah akses pihak lain terhadap manfaat tersebut. Hal ini dilandasi oleh konsep
dasar substansi mengungguli bentuk yuridis (substance over form). Pemilikan (ownership)
hanya mempunyai makna yuridis atau legal.
3) Timbul akibat transaksi masa lalu
Pengukuran Kos
Dalam praktiknya, pemerolehan aset merupakan proses yang tidak terjadi begitu saja
selesai dalam satu kegiatan tetapi terdiri atas serngkaian kegiatannya misalnya,
menempatkan order, menerima barang, meneliti kecocokan, mengangkut barang, mencoba
barang, menyimpan atau menempatkan barang, dan akhirnya menggunakan barang
tersebut. Kos yang melekat pada suatu objek ditentukan oleh batas kegiatan pemerolehan
dan jenis penghargaan.
Secara konseptual, pembentuk kos suatu aset adalah semua pengeluaran
(pengorbanan sumber ekonomik) yang terjadi atau yang diperlukan akibat kegiatan
pemerolehan suatu aset sampai tia ditempatkan dalam kondisi siap dipakai atau berfungsi
sesuai dengan tujuanpemerolehannya.
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai wajarlpasar aset yang diserahkan nilai
wajar aset yang diterima, mana yang lebih mudah atau ditentukan. Untung atau
rugi yangtimbul diakui pada saat pertukaran.
b) Pertukaran taksejenin, dengan pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai pasar aset yang diserahkan ditambah
tombok atau nilai wajar pasar aset yang diterima. Dalam hal ini, nilai pasar aset
yang diserahkan menunjukkan kas yang akan diterima seandainya aset tersebut
dijual.Untung atau rugi yang timbul dinkui pada saat pertukaran.
c) Pertukaran sejenis, tanpa pembayaran tombok
Aset yang diterima dicatat sebesar nilai buku atau nilai pasar aset yang diserahkan,
mana yang lebih rendah. Ini berarti bahwa kalau terjadi untung tersebut untung
tidak diakui dan sebaliknya kalau terjadi rugi, rugi tersebut diakui pada saat
transaksi.
d) Pertukaran sejenis, dengan pembayaran tombol: Aset yang diterima dicatat sebesar
nilai buku aset yang diserahkan ditambah tombok atau nilai pasar aset yang
diserahkan ditambah tambok, mana yang lebih rendah. Ini juga berarti bahwa kalau
terjadi untung maka untung tidak diakui dan sebaliknya kalau terjadi rugi, rugi
tersebut diakui pada saat transaksi.
e) Pertukaran sejenis, dengan penerimaan tombok:
Bila terjadi rugi: Aset yang diterima dicatat sebesar harga pasar asset yang
diserahkan dikurangi kas yang diterima. Ini berarti rugi yang terjadi diakui semua
pada saat terjadinya transaksi. Bila terjadi untung: Aset yang diterima dicatat
sebesar nilai yang diserahkan dikurangi porsi nilai buku aset yang diserahkan yang
di anggap dijual (ditukar dengan kas). Atau, nilai pasarhwajar aset yang diterima
dikurangi untung tangguhan (deferred gain).
Penilaian adalah penentuan angka satuan pengukur terhadap suatu objek untuk
menunjukkan makna tertentu objek tersebut. Objek dapat berupa barang dan jasa.
Penilaian asset dalam akuntansi adalah proses penentuan jumlah rupiah untuk menentukan
makna ekonomi dari suatu asset yang akan disajikan dalam necara. Konsep penilaian
berkaitan dengan masalah penentuan makna yang ingin disampaikan pada pemakai laporan
terhadap asset yang bersangkutan. Penilaian biasanya digunakan untuk menunjuk proses
penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap elemen atau pos statemen
keuangan pada saat penyajian.
Dalam penilaian suatu pos untuk tujuan penyajian, akuntansi dapat menggunakan
berbagai dasar penilaian bergantung pada makna yang ingin direpresentase melalui pos
statemen keuangan. Penilaian pos aset dimaksudkan untuk menentukan berapa jumlah
rupiah yang harus dilekatkan pada tiap pos aset dan apa dasar penilaiannya.
a. Tujuan Penilaian Asset
Tujuan pengukuran/penilaian asset adalah sebagai berikut:
Kos Historis
Kos hitoris sebagai nilai masukan merupakan harga yang paling objektif untuk pos
aset yang baru diperoleh. Kos menunjukkan harga pertukaran pada saat terjadiya. Salah
satu keunggulan kos historis dari sudut konsep penilaian adalah dapat diujinya hasil
penilaian tersebut karena kos historis terjadi dari hasil kesepaktan dua pihak yang
independen. Arena dapat diuji validitas penilaiannya, kos historis dapat diandalkan
sebagai informasi. Akan tetapi , ditinjau dari relevansi informasi , kos historis menjadi
kurang ebermanfaatannya karena nilai aset berubah dengan berjalannya waktu baik akibat
perubahan daya beli atau perubahan harga.
Kos Pengganti
Kos pengganti atau kos masukan sekarang menunjukkan jumlah rupiah harga
pertukaran atau kesepaktan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha untuk
memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau pengganti yang setara. Harga
pertukaran harus ditentukan dari pasar barang yang sekarang digunakan kesatuan usaha
sehingga harga pertukaran akan menggambarkan dengan tepat nilai yang bersangkutan.
Kos Harapan
Kos harapan suatu aset merupakan nilai pengorbanan ekonomik dimasa datang
seandainya potensi jasa aset tersebut diperoleh secara bagian demi bagian dan bukan
sekaligus.
Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling
lancar dicantumkan pada urutan pertama.
Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto. Jika lebih
dari satu dasar yang digunakan, jumlah tercatat bruto untuk dasar dalam setiap
kategori harus diungkapkan;
1) metode penyusutan yang digunakan;
3) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1. Seharusnya dapat lebih teliti dalam perhitungan penyusutan aset tetap. yaitu
kelompok aset tetap apa saja yang dapat disusutkan dan yang tidak dapat disusutkan
sehingga laba perusahaan dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
2. Lebih memperhatikan masa perolehan aset tetap tersebut .karena jumlah yang
dialokasikan dapat memberikan manfaat pada periode tersebut. Akibat dari perlakuan
pencatatan yang dilakukan perusahaan maka hal ini akan berpengaruh terhadap
laporan keuangan perusahaan yaitu dalam laporan laba rugi dan neraca.
3. Sebaiknya dalam menggunakan metode penyusutan aset tetap harus sesuai dengan
standar akuntansi keuangan karena akan mempengaruhi dalam laporan keuangan
perusahaan.
4. Dan Sebaiknya perusahaan menyajikan beban penyusutan kedalam laporan keuangan
yaitu laporan laba rugi agar para pembaca laporan keuangan bisa memperoleh
informasi yang lebih jelas.
DAFTAR PUSTAKA