Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASET

Diajukan sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi
pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten
Dibimbing Oleh Dosen : Ratih Purnamasari, SE.,M.Akt

OLEH :

1. Dita Andini (
2. Novia (15020046)
3. Siti Samarotul Janiyyah (15020048)
4. Teti Setiati (
5. Yusrizal Amir Salam (

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) BANTEN


2018

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari semua pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Dan harapan saya semoga makalah dengan judul Aset ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat
saya harapkan demi menyempurnakan tugas makalah ini. Semoga tugas makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin .

Serang, 26 Juli 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................


1

DAFTAR ISI ..............................................................................................................


2

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................


3

1.1 Latar Belakang


........................................................................................................................
3

1.2 Rumusan Masalah


........................................................................................................................
4

1.3 Maksud dan Tujuan


........................................................................................................................
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................


5

2.1 Pengertian Aset


........................................................................................................................
5

2.2 Karakteristik Aset


........................................................................................................................
8

2
2.3 Konsep Penilaian Aset
........................................................................................................................
14

2.4 Pengakuan dan Penyajian Aset


........................................................................................................................
17

BAB III PENUTUP ....................................................................................................


19

3.1 Kesimpulan
........................................................................................................................
19

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aset merupakan elemen neraca yang akan membentuk informasi


semantik berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang lain
yaitu kewajiban dan ekuitas. Aset merepresentasikan potensi jasa fisis dan
nonfisis yang memampukan badan usaha untuk menyediakan barang dan jasa.
Terdapat beberapa sumber dari definis aset, diantaranya adalah
menurut FASB. FASB mendefinisi aset dalam rerangka konseptualnya (SFAC
No. 6, prg. 25) sebagai manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang
diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu. Hampir sama dengan itu IASC juga
mendefinisi aset sebagai suatu sumber daya yang dikendalikan oleh
perusahaan sebagai hasil kejadian masa lalu yang mana manfaat ekonomis
masa depan diharapakan didapatkan oleh perusahaan. Sumber lain, yaitu
AASB, mendefinisi aset sebagai potensial jasa atau manfaat ekonomis yang
dikendalikan oleh pelaporan entitas sebagai hasil transaksi masa lalu atau
kejadian masa lalu lainnya. APB No. 4 membedakan aset menjadi sumber
ekonomik dan nonsumber ekonomik. APB No. 4 merinci aset yang
digolongkan sebagai sumber ekonomik yaitu: sumber produktif, produk yang
merupakan keluaran kesatuan usaha, uang Klaim untuk menerima uang, hak
kepemilikan atau investasi pada perusahaan lain.
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus memiliki manfaat
ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Manfaat ekonomik ini
ditunjukkan oleh potensi jasa atau utilitas yang melekat padanya sebagai yaitu
suatu daya atau kapasitas langka yang dapat dimanfaatkan kesatuan usaha
dalam upayanya untuk mendapatkan pendapatan melalui kegiatan ekonomik.
Disamping manfaat ekonomik, suatu objek bisa dikatakan sebagai aset, objek
tersebut tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas.

4
Artinya, untuk memiliki aset harus terdapat proses yang disebut dengan
transfer kepemilikan. Krtieria lain yang merupakan penyempurnaan dalam
pendefinisian objek sebagai aset adalah aset merupakan akibat transaksi atau
kejadian masa lalu.
Selain beberapa karakteristik yang telah disebutkan, FASB
menyebutkan beberapa karakteristik pendukung yaitu melibatkan kos,
berwujud, tertukarkan, terpisahkan, dan berkekuatan hukum. Karakteristik
pendukung tersebut lebih menguatkan atau meyakinkan adanya aset tetapi
tiadanya karakteristik pendukung tidak menghalangi suatu objek untuk
memenuhi syarat sebagai aset.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Yang Dimaksud Dengan Aset ?
2. Bagaimana Karakteristik Aset ?
3. Bagaimana Konsep Penilaian Aset ?
4. Apa Yang Dimaksud Dengan Pengakuan dan Penyajian Aset ?
1.3 Maksud dan Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa Yang Di Maksud Dengan Aset.


2. Untuk Mengetahui dan Memahami Bagaimana Karakteristik Aset
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Konsep Penilaian Aset
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Apa Pengakuan dan Penyajian
Aset

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Aset


FASB mendefinisi aset dalam kerangka konseptualnya sebagai berikut
(SFAC No 6, prg 25):
Assets are probable future economic benefits obtained or controlled
by a perticular entity as a result of past transactions or events.
(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau
diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau
kejadian masa lalu.)
Dengan makna yang sama, IASC mendefinisi aset sebagai berikut:
An assets is resource controlled by the enterprise as a result of past
events and from which future economic benefits are expected to flow to the
enterprise.
Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian
Accounting Standard Board (AASB) mendefinisi aset sebagai berikut:
Assets are service potential or future economic benefits controlled by
the reporting entity as a result of past transaction or other past events.
Definisi FASB dan AASB cukup dibanding definisi yang lain luas
karena aset dinilai mempunyai sifat sebagai manfaat ekonomik (economic
benefits) dan bukan sebagai sumber ekonomik (resources) karena manfaat
ekonomik tidak membatasi bentuk atau jenis sumber ekonomik yang dapat
dimasukkan sebagai aset.
Aset adalah segala kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan,
yang dimaksud dengan kekayaan ini adalah sumber daya yang dapat berupa
benda atau hak yang dikuasai dan yang sebelumnya diperoleh perusahaan
melalui transaksi atau kegiatan masa lalu. Untuk dapat diakui sebegai Aset,
kekayaan atau sumber daya tersebut harus bisa diukur menggunakan satuan
mata uang, bisa Rupiah, Dollar, atau mata uang lainnya tergantung dengan
situasi dan kondisi yang menyertai.
Banyak juga yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Aset
adalah suatu manfaat ekonomik masa depan yang cukup pasti, yang diperoleh

6
atau dikendalikan oleh suatu perusahaan sebagai akibat transaksi atau
kejadian masa lalu. Disebut sebagai manfaat ekonomik masa depan yang
cukup pasti dikarenakan Aset ini merupakan sumber daya perusahaan yang
nantinya akan digunakan untuk menjalankan kegiatan-kegiatannya, seperti
operasional bisnis, pembiayaan, ataupun investasi. Kemudian, disebut akibat
dari transaksi atau kejadian masa lalu dikarenakan perusahaan dalam
memperoleh dan menguasai Aset melalui transaksi-transaksi dan kejadian
yang sebelumnya telah dilakukan, seperti transaksi pinjam meminjam dengan
Bank, pembelian, kontrak piutang, penerbitan saham, investasi, dan transaksi
lainnya.
Pada umumnya, Aset dibagi menjadi empat yaitu Aset lancar, investasi
jangka panjang, Aset tetap, dan Aset tetap tak berwujud. Berikut adalah
beberapa penjelasan singkatnya.
1. Aset Lancar (Current Assets), merupakan Aset yang diharapkan dapat
dicairkan (diuangkan) tidak lebih dari 1 tahun atau 1 siklus akuntansi.
Aset lancar terdiri dari :
a. Kas (cash), semua Aset yang tersedia di dalam kas perusahaan
ataupun setara kas yang disimpan di Bank yang bisa di ambil setiap
saat.
b. Surat Berharga, pemilikan saham atau juga obligasi perusahaan lain
yang mempunyai sifat sementara, yang sewaktu-waktu bisa dijual
kembali.
c. Piutang Dagang, tagihan dari perusahaan kepada pihak lain
(debitur) yang disebabkan karena penjualan barang atau jasa secara
kredit.
d. Piutang Wesel, adalah surat perintah penagihan pada seseorang atau
juga badan untuk dapat membayar sejumlah uang di tanggal yang
telah ditentukan sebelumnya, pada orang yang namanya sudah
disebut di dalam surat
e. Piutang pendapatan, pendapatan yang sudah menjadi hak, namun
belum diterima pembayarannya.
f. Beban Dibayar di Muka, pembayaran beban yang dibayar di awal,
namun belum menjadi suatu kewajiban pada periode yang
bersangkutan.

7
g. Perlengkapan, seluruh perlengkapan yang dipakai demi suatu
kelancaran bisnis dan bersifat habis pakai.
h. Persediaan Barang Dagang, barang yang dibeli dengan tujuan
dijual kembali dengan mengharapkan untuk mendapat suatu laba.
2. Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)
Investasi jangka panjang adalah suatu penanaman modal di dalam
perusahaan lain dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu juga
untuk memperoleh laba atau keuntungan dan mengontrol perusahaan
tersebut.
3. Aset Tetap (Fixed Assets)
Aset tetap adalah suatu kekayaan yang dimiliki perusahaan di mana
pemakaiannya (umur ekonomis) lebih dari satu tahun, digunakan
untuk proses operasi, serta tidak untuk dijual. Contoh fixed assets
antara lain tanah, gedung, mesin, peralatan toko dan kantor, alat
angkut, dan lain sebagainya.
4. Aset Tetap Tak Berwujud (Intagible Fixed Assets)
Aset tetap tak berwujud adalah suatu hak istimewa yang dimiliki
perusahaan dan memiliki nilai namun tidak memiliki bentuk fisik.
Yang termasuk di dalam intagible fixed assets antara lain sebagai
berikut :
a. Good will, nilai lebih yang dipunyai perusahaan dikarenakan
keistimewaan tertentu.
b. Hak Paten, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah
kepada seseorang atau juga badan dikarenakan penemuan tertentu.
c. Hak Cipta, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah
kepada seseorang atau juga badan dikarenakan adanya hasil karya
seni atau tulisan atau juga karya intelektual.
d. Merek Dagang, adalah hak yang diberikan oleh pemerintah kepada
suatu badan untuk dapat menggunakan nama dan juga lambang
bagi bisnisnya.
e. Hak Sewa, adalah hak untuk dapat menggunakan Aset tetap pihak
lain di dalam waktu yang panjang sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya.

8
f. Franchise, adalah suatu hak istimewa yang diterima oleh seseorang
atau juga suatu badan dari pihak lain untuk dapat mengkomersilkan
formula, teknik, atau juga produk tertentu.

Itu adalah pengertian dan jenis Aset dalam akuntansi yang harus
diketahui. Aset suatu bisnis adalah hal penting yang harus dikelola dengan
baik untuk mendapatkan manfaat bagi suatu perusahaan, sekaligus
mendorong tercapainya tujuan perusahaan. Mengelola aset bukanlah hal yang
mudah untuk dilakukan.

2.2 Karakteristik Aset


Karakteristik Aset berkaitan dengan kriteria yang dapat digunakan
untuk menentukan apakah transaksi tertentu diakui sebagai elemen Aset
dalam laporan keuangan. Karakteristik tersebut berhubungan dengan definisi
Aset. Karakteristik umum Aset sebagai berikut :
1. Adanya karakteristik manfaat dimasa mendatang
2. Adanya pengorbanan ekonomi untuk memperoleh Aset
3. Berkaitan dengan entitas tertentu
4. Menunjukkan proses akuntansi
5. Berkaitan dengan dimensi waktu
6. Berkaitan dengan karakteristik keterukuran
FASB mendefinisikan aset adalah manfaat ekonomi yang
mungkin terjadi dimasa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan
oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa
lalu.
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa definisi Aset memiliki
tiga karakteristik utama, yaitu:
1. Memiliki Manfaat Ekonomi Dimasa Mendatang
Sesuatu dikatakan sebagai Aset apabila memiliki manfaat atau potensi
jasa yang cukup pasti dimasa mendatang.Artinya sesuatu tersebut memiliki
kemampuan baik secara individu maupun bersama-sama dengan Aset lain

9
untuk menghasilkan aliran kas masuk dimasa mendatang, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
SFAC No 6 menyebutkan bahwa manfaat ekonomi merupakan esensi
sebenarnya dari Aset. Artinya Aset harus memiliki kemampuan bagi suatu
entitas untuk ditukar dengan sesuatu yang lain yang memiliki nilai,
atau digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai atau
digunakan untuk melunasi hutang. Jadi manfaat ekonomi masa mendatang
yang melekat pada Aset merupakan potensi dari Aset tersebut untuk
memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas
dan setara kas kepada perusahaan.Manfaat ekonomi masa mendatang dapat
juga berhubungan dengan sumber-sumber ekonomi. Ada dua karakteristik
utama yang dapat digunakan untuk menunjukkan sumber-sumber ekonomi
yaitu kelangkaan dan kemanfaatan.
APB dalam statement No 4 memberikan contoh sumber ekonomi
perusahaan sebagai berikut:
a. Sumber Produktif (productive resources):
1. Sumber produktif kesatuan usaha yang meliputi bahan baku,
gedung, pabrik, perlengkapan, sumber alam, paten dan
semacamnya, jasa, dan sumber lain yang digunakan dalam produksi
barang dan jasa.
2. Hak kontraktual atas sumber produktif meliputi semua hak untuk
menggunakan sumber ekonomik pihak lain dan hak untuk
mendapatkan barang atau jasa dari pihak lain.
b. Produk (products) yang merupakan keluaran kesatuan usaha terdiri
atas:
1. Barang jadi yang menunggu penjualan
2. Barang dalam proses
c. Uang (money)
d. Klaim untuk menerima uang (claims to receive money)
e. Hak pemilikan atau investasi pada perusahaan lain (ownership interest
in other enterprises)

10
2. Dikuasai Oleh Suatu Unit Usaha
Sesuatu dapat dikatakan sebagai aset bila unit usaha tertentu dapat
menggunakan manfaat Aset tersebut dan menguasainya sehingga dapat
mengendalikan akses pihak lain terhadap Aset tersebut. Jadi penguasaan
terhadap suatu manfaat merupakan factor yang sangat penting agar suatu
unit usaha dapat menghalangi akses pihak lain terhadap pemakaian Aset.
Penguasaan dan pengendalian terhadap suatu asset dapat diperoleh suatu
unit usaha melalui pembelian, pemberian, Penemuan, perjanjian, produksi,
penjualan, dan pertukaran.
Perlu diperhatikan bahwa pemilikan bukan merupakan kriteria utama
untuk mengakui suatu Aset. Pemilikan umumnya dibuktikan dengan
dokumen-dokumen yang sah menurut hukum terhadap suatu barang. Hal
ini disebabkan akuntansi tidak memusatkan pada masalah hukum.
Akuntansi lebih memusatkan pada substansi ekonomi suatu transaksi yang
mempengaruhi posisi keuangan/ hasil usaha suatu perusahaan. Pemilikan
hanya merupakan karakteristik pendukung untuk mengakui Aset karena ada
hak yuridis yang pasti untuk menguasainya. Bentuk fisik bukan faktor
penentu dari Aset.
3. Hasil Dari Transaksi Masa Lalu
Suatu unit usaha dapat mengakui suatu Aset apabila telah terjadi
transaksi atau peristiwa lain yang menyebabkan suatu entitas memiliki hak
atau pengendalian terhadap manfaat dari Aset tersebut. Meskipun definisi
FASB tersebut dapat diterima secara umum, banyak kritik yang ditujukan.
Hal ini disebabkan dalam definisinya, FASB mengabaikan faktor
exchangeability.
Mac Neal mengatakan bahwa suatu barang kehilangan faktor
exchangeability berarti kehilangan nilai ekonomi karena pembelian atau
penjualannya tidak memungkinkan untuk dilakukan sehingga tidak ada
nilai pasar yang melekat pada barang tersebut. Meskipun demikian, FASB

11
menolak ise tersebut karena pada dasarnya manfaat dari suatu Aset tidak
terbatas pada unsur dapat saling dipertukarkan.

2.2.1 Karakteristik Pendukung


Selain ketiga karakteristik di atas, FASB menyebutkan beberapa
karakteristik pendukung yaitu sebagai berikut :
1. Melibatkan kos (acquired at a cost)
Pemerolehan aset pada umumnya melibatkan kos sebagai penghargaan
sepakatan (measured consideration). Jika kos terjadi karena
pemerolehan suatu objek terjadi akibat pertukaran atau pembelian,
maka objek tersebut lebih kuat untuk masuk sebagai aset
2. Berwujud (tangible)
Bila suatu sumber ekonomik secara fisis dapat diamati, dia memang
lebih kuat untuk disebut sebagai asset. Akan tetapi, keterwujudan
bukan criteria untuk mendefinisi asset. Objek-objek seperti hak paten,
hak cipta, merek dagang dan goodwill tetap dapat dimasukkan sebagai
asset meskipun tidak berwujud fisik. Pada umumnya, pos-pos
takberwujud (intangibles).
3. Tertukarkan (exchangeable)
Beberapa penulis mengajukan gagasan atau argument bahwa untuk
memenuhi syarat sebagai aset, suatu sumber ekonomik harus dapat
ditukarkan dengan sumber ekonomik lainnya. Syarat ini diajukan
dengan alasan bahwa manfaat ekonomik akan menjadi cukup pasti
dan terukur kalau suatu sumber ekonomik mempunyai daya atau nilai
tukar. Syarat dan argument ini disanggah karena manfaat ekonomik
tidak hanya terletak pada daya tukar tetapi juga dari daya guna suatu
objek untuk produksi.
4. Terpisahkan (severable)
Untuk dapat ditukarkan suatu sumber ekonomik harus dapat
dipisahkan dengan sumber ekonomik yang lain atau berdiri sendiri.
Syarat ini diajukan oleh Cgambers dengan alasan bahwa posisi
keuangan harus ditentukan dengan pengukuran nilai berbagai aset dan

12
kewajiban secara individual. Jika syarat ini dimasukkan sebagai
criteria asset, goodwill tidak akan memenuhi syarat untuk disebut dan
diakui sebagai aset.
5. Berkekuatan Hukum (legally enforceable)
Penguasaan atau hak atas aset tidak harus didukung secara yuridis
formal. Klaim seperti piutang usaha tidak harus didukung oleh
dokumen yang mempunyai daya paksa secara hukum memenuhi
definisi aset. Pada umumnya, kemampuan suatu entitas untuk
menguasai manfaat ekonomik timnul akibat hak-hak hukum (legal
rights). Meski demikian, hak paksa yang melekat pada hak-hak
hukum bukan merupakan syarat mutlak untuk mengakui adanya aset
kalau suatu entitas dapat memperoleh dan menguasai manfaat dengan
cara perjanjian atau penemuan

Karakteristik pendukung tersebut lebih menguatkan atau meyakinkan


adanya aset tetapi tiadanya karakteristik pendukung tidak menghalangi suatu
objek untuk memenuhi syarat sebagai aset.

2.2.2 Pengukuran
Pengukuran bukan kriteria untuk mendefinisi aset tetapi merupakan
kriteria pengakuan aset. Salah satu kriteria pengakuan aset adalah keterukuran
(measurability) manfaat ekonomik masa datang.
Sebagai aliran informasi, kos juga mengalami tiga perlakuan
akuntansi mengikuti aliran fisis, yaitu :
1. Pengukuran, pengakuan, dan klasifikasi pertama kali pada saat
terjadinya. Untuk selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut
pengukuran saja.
2. Pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis aset berupa
alokasi, distribusi, dan penggabungan untuk kepentingan internal /
manajerial atau kepentingan pengkosan produk. Untuk selanjutnya
seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut penulusuran (tracing).
3. Pembebanan ke pendapatan perioda berjalan atau periode-periode yan
akan datang. Kos yang belum menjadi beban pendapatan (biaya) akan

13
tetap melekat pada objek menjadi aset badan usaha. Untuk selanjutnya
seluruh kegiatan dalam tahap ini disebut pembebanan ke pendapatan
(charging to revenues).
Gambar 2.1
Hubungan Kos, Aset dan Biaya

Keterangan :
Jika suatu pengeluaran dicatat sebagai biaya, secara konseptual
dianggap bahwa kos objek bersangkutan dicatat sebagai aset dan
kemudin saat yang sama kos tersebut langsung dipindah ke biaya.

2.3 Konsep Penilaian


Konsep penilaian berkaitan dengan masalah penentuan makna yang
ingin disampaikan pada pemakai laporan terhadap aset yang bersangkutan.
Konsep penilaian harus didasarkan pada nilai pertukaran atau konversi.

2.3.1 Tujuan
Adapun tujuan pengukuran atau penilaian aset adalah sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu langkah dalam penentuan laba.
2. Sebagai salah satu langkah dalam proses penyajian posisi keuangan.
3. Memenuhi kebutuhan informasi yang ingin dicapai dalam pelaporan
keuangan.
4. Memenuhi kebutuhan informasi khusus yang memerlukan penilaian
untuk kepentingan manajemen.
.
2.3.2 Dasar Penilaian

14
Penilaian aset berkaitan dengan penentuan nilai pertukaran dari aset
tersebut. Hendriksen (1982) menyebutkan bahwa ada dua jenis nilai
pertukaran yang dapat digunakan yaitu nilai keluaran (output values) dan
nilai masukan (input values).
1. Nilai Keluaran
Nilai keluaran didasarkan pada jumlah kas atau non kas yang diterima
suatu unit usaha bila suatu aset atau potensi jasa akhirnya keluar dari
unit tersebut karena suatu pertukaran. Apabila nilai tersebut tidak
relevan, ada dasar lain yang dapat digunakan yaitu :
a. Penerimaan kas atau potensi jasa di masa mendatang diskontoan
(Discounted future cash receipts or service potential)
Adalah nilai sekarang kas masa yang akan diterima perusahaan
seandainya aset tersebut dijual.
Digunakan jika : harapan penerimaan kas atau setaranya cukup
pasti dan senggang waktu sampai penerimaan cukup panjang tapi
saat atau tanggal penerimaan pasti.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : investasi dalam
obligasi, piutang wesel jangka panjang, dan deposito berjangka.
b. Harga jual sekarang (Current output price)
Apabila produk perusahaan umumnya dijual di pasar yang
terorganisis, harga pasar sekarang merupakan dasar yang rasional
untuk menilai besarnya harga jual di masa mendatang.
Digunakan jika : harga jual pada saat pelaporan mencerminkan
harga di masa mendatang bila pos bersangkutan keluar dari unit
usaha.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : surat berharga
dan beberapa jenis persediaan barang tertentu.
c. Nilai setara tunai (Current cash Equivalent).
Nilai setara tunai menunjukkan jumlah kas atau daya beli umum
yang dapat diperoleh dengan menjual setiap aset di pasar bebas
berdasarkan keadaan perusahaan normal.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : pos-pos aktiva
berwujud.
d. Nilai Likuidasi (Liquidation value).

15
Nilai likuidasi sama dengan harga jual sekarang atau nilai setara
tunai, dengan perbedaan bahwa nilai keluarannya diperoleh dari
kondisi pasar yang berbeda.
Digunakan jika : unit usaha kemungkinan besar tidak akan dapat
menjual produk atau aktiva dalam saluran penjualan yang normal,
syaratnya :
- Bila produk /potensi jasa lainnya telah berkurang manfaat
normalnya, usang, atau tidak laku lagi dipasarkan.
- Bila unit usaha merencanakan untuk menutup usaha dalam
waktu dekat sehingga tidak dapat menjual seluruh potensi jasa
unit usaha dalam pasar yang normal
2. Nilai Masukan
Dalam menilai aset, nilai masukan sering dianggap lebih tepat
daripada nilai keluaran karena nilai tersebut lebih dapat diuji
kebenarannya atau nilai tersebut tidak memungkinkan dilakukannya
pelaporan pendapatan sebelum pendapatan benar-benar terealisasi.
Dasar yang dapat digunakan untuk nilai masukan adalah sebagai
berikut :
a. Biaya Historis (Historical Cost)
Kos menunjukkan harga pertukaran pada saat terjadinya
Keunggulan : dapat diuji (verifiable), dapat diandalkan (reliable)
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : pos-pos aset
tetap berwujud.
b. Biaya masukan sekarang (Current input cost)
Menunjukkan harga pertukaran yang harus dikorbankan pada saat
sekarang untuk memperoleh aset yang sejenis dalam kondisi yang
sama. Istilah lain : kos ganti (replacement cost)
Digunakan jika : ada bukti pendukung yang kuat untuk verifikasi.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : persediaan
barang dan aset lainnya.
c. Biaya masa mendatang diskontoan (Discounted future cost)
Menunjukkan nilai sekarang pengorbanan ekonomi di masa
mendatang seandainya potensi jasa tertentu diperoleh sekaligus
pada saat sekarang.
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : pos-pos aset
berwujud.
d. Biaya Standar (Standart cost)

16
Menunjukkan cost sekarang dalam kondisi perusahaan beroperasi
pada tingkat efisiensi dan kapasitas produksi normal
Pos yang dapat menggunakan dasar penilaian ini : fasilitas fisik
yang dibangun sendiri

2.4 Pengakuan dan Penyajian


2.4.1 Pengakuan
Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya
transaksi, kejadian, atau keadaan yang mempebgaruhi aset. Disamping
memenuhi definisi aset, kriteria keterukuran, keberpautan, dan keterandalan
harus dipenuhi pula. Menurut Sterling, Belkaoui (1993) menunjukkan kondisi
perlu (necessary) dan kondisi cukup (sufficient) yang merupakan penguji
(test) yang cukup rinci untuk mengakui aset tersebut, yaitu:
1. Deteksi adanya aset (detection of existence test). Untuk mengajui aset,
harus ada transaksi yang menandai timbulnya aset
2. Sumber ekonomik dan kewajiban (economic resources and obligation
test). Untuk mengakui aset, suatu objek harus merupakan sumber
ekonomik yang langka, dibutuhkan dan berharga.
3. Berkaitan dengan entitas (entity association test). Untuk mengakui
aset, kesatuan usaha harus mengendalikan atau menguasai objek aset.
4. Mengandung nilai (non-zero magnitude test). Untuk mengakui aset,
suatu objek harus mempunyai manfaat yang terukur secara moneter.
5. Berkaitan dengan waktu pelaporan (temporal association test). Untuk
mengakui aset, semua penguji di atas harus dipenuhi pada tanggal
pelaporan (tanggal neraca).
6. Verifikasi (verification test). Untuk mengakui aset, harus ada bukti
pendukung untuk meyakinkan bahwa kelima penguji diatas dipenuhi.

Yang dikemukakan Belkoui di atas sebenarnya adalah apa yang


disebut dengan kaidah pengakuan (recognition rules) yang merupakan
petunjuk teknis atau prosedur untuk menerapkan empat kriteria pengakuan
(recogniton criteria) FASB yaitu definisi, keterukuran, keberpautan, dan
keterandalan. Kaidah tersebut diperlukan karena kriteria pengakuan sifatnya
konseptual atau umum.

2.4.2 Penyajian

17
Pengungkapan dan penyajian pos-pos aset harus dipelajari dari standar
yang mengatur tiap pos. Secara umum, prinsip akuntansi berterima umum
memberi pedoman penyajian dan pengungkapan aset sebagai berikut:
1. Aset disajikan di sisi debit atau kiri dalam neraca berformatakun atau
di bagian atas dalam neraca berformat laporan.
2. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar dan aset tetap.
3. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya,
yang paling lancar dicantumkan pada urutan pertama.
4. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus
diungkapkan (misalnya metoda depresiasi aset tetap dan dasar
penilaian sediaan barang.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Aset adalah segala kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan,
yang dimaksud dengan kekayaan ini adalah sumber daya yang dapat
berupa benda atau hak yang dikuasai dan yang sebelumnya diperoleh
perusahaan melalui transaksi atau kegiatan masa lalu. Untuk dapat
diakui sebegai Aset, kekayaan atau sumber daya tersebut harus bisa
diukur menggunakan satuan mata uang, bisa Rupiah, Dollar, atau mata
uang lainnya tergantung dengan situasi dan kondisi yang menyertai.
2. Tiga karakteristik utama aset, yaitu: memiliki manfaat ekonomi
dimasa mendatang, dikuasai oleh suatu unit usaha, hasil dari transaksi
masa lalu. Karakteristik pendukung : melibatkan kos (acquired at a
cost), berwujud (tangible), tertukarkan (exchangeable), terpisahkan
(severable), dan penegasan atau kekuatan secara hukum (legally
enforceable)
3. Konsep penilaian harus didasarkan pada nilai pertukaran atau
konversi. Tujuan penilaian aset adalah merepresentasi atribut pos-pos
aset yang berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan
menggunakan basis penilaian yan sesuai. Penilaian dapat didasarkan
pada nilai masukan atau keluaran bergantungan pada tujuan
merepresentasi aset.
4. Pengakuan dan Penyajian aset biasanya ditentukan dalam standar
akuntansi yang mengatur tiap pos aset. Masalah akuntansi yang
menyangkut pengakuan biasanya berkaitan dengan masalah apakah
suau kos atau jumlah rupiah yang terlibat dalam transaksi, kejadian
atau keadaan tertentu dapat diasetkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Mardiasmo (2002), Otonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah,


Yogyakarta;Andi.
2. https://www.jurnal.id/id/blog/2017/pengertian-dan-jenis-jenis-Aset-
dalam-akuntansi (diakses tanggal 24 Juli, pukul 13.00 WIB)
3. http://dominique122.blogspot.com/2015/04/teori-akuntansi-aset.html
(diakses tanggal 25 Juli, pukul 11.30 WIB)
4. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309999/pendidikan/ta-konsep-
aktiva.pdf (diakses tanggal 26 Julli, Pukul 11.00 WIB)
5. https://sijenius.wordpress.com/2008/08/25/aset-sekilas-tentang-aset/
(diakses tanggal 26 Juli, Pukul 15.00 WIB)

20

Anda mungkin juga menyukai