Disusun Oleh :
Kelompok 6
KELAS B
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha
Esa atas segala berkat kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah sederhana ini yang berjudul “Modal Sendiri dan
Ekuitas” ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
Hormat kami,
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................1
C. TUJUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. MODAL SAHAM.....................................................................................3
B. SALDO LABA..........................................................................................9
C. RIGHTS, WARRANT, DAN OPSI ATAS SAHAM.............................10
D. PENYESUAIAN MODAL.....................................................................13
E. SELISIH PENILAIAN KEMBALI.........................................................15
BAB III..................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
KESIMPULAN..................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Modal sendiri dan ekuitas merupakan dua konsep yang saling terkait
dalam akuntansi perpajakan. Modal sendiri adalah jumlah dana yang
diinvestasikan oleh pemilik perusahaan, sedangkan ekuitas mencakup modal
sendiri dan laba yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan.
Pengelolaan modal sendiri dan ekuitas memainkan peran penting dalam
perencanaan pajak perusahaan dan pengambilan keputusan keuangan secara
umum.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1
3. Untuk mengetahui dan memahami rights, warrant, dan opsi atas saham.
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana penyesuaian modal.
5. Untuk mengetahui dan memahami apa itu selisih penilaian kembali.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MODAL SAHAM
Modal saham merupakan bagian dari ekuitas suatu perseroan terbatas yang
dikontribusikan pemilik. Lazimnya seseorang dalam berusaha atau meningkatkan
usahanya akan membutuhkan ekuitas. Ekuitas dapat diperoleh dengan bermacam-
macam cara, antara lain investo menyertakan dalam persekutuan atau investor
membeli saham yang diterbitkan perusahaan. Setoran ekuitas dapat berupa uang,
aset baru, atau tenaga kerja tetapi dalam hal bentuk hukum perusahaan yaitu
Perseroan Terbatas tentu berupa saham.
3
keuangan tidak mempunyai hak keuangan masa depan pada penerbit instrumen,
namun berhak secara proporsional atas dividen atau distribusi berlandas ekuitas,
sehingga instrumen digolongkan sebagai ekuitas. Dengan demikian instrumen
keuangan yang tergolong bukan kelompok kewajiban dikelompokkan
dengan judul ekuitas.
1. ekuitas disetor;
2. saldo laba;
3. selisih penilaian kembali aset tetap; dan
4. ekuitas sumbangan.
Secara umum ekuitas saham yang termasuk dalam akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas yang diatur dalam PSAK 21 Tahun
2007, Ekuitas Saham meliputi:
4
1. pembagian aset terlebih dahulu pada saat berdiri;
2. pembagian diuraikan dalam pembagian laba yang dapat berbentuk
kumulatif dan tidak kumulatif, partisipasi, dan tanpa partisipasi;
3. convertible.
5
Pencatatan dapat pula untuk penggunaan saham yang disetor yang lainnya
akan dicatat berdasarkan:
1. Pada tanggal 1 Juni 2016 PT Aditya setuju untuk mengeluarkan saham 10.000
lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp100.000.000,00 per lembar.
Sejumlah 4.000 lembar terjual seharga Rp450.000.000,00 tunai.
Ayat Jurnal
2. Kemungkinan nilai nominal tidak ditetapkan (no par value), sehingga jumlah
yang diterima tunai atas penjualan tersebut tidak dicatat dalam akun
“Tambahan Ekuitas Disetor”, tetapi akun “Ekuitas Saham” seperti di atas akan
dijurnal.
6
Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Kas 450.000.000
Ekuitas Saham 450.000.000
3. Dampak pula terjadi bahan penjualan saham tersebut berupa tanah yang
senilai harga jual saham Rp450.000.000,00.
Ayat jurnal yang disusun.
a. Saat penempatan.
7
Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Piutang atas perusahaan saham 625.000.000
Saham yang dipesan 500.000.000
Tambahan Ekuitas Disetor 125.000.000
1)
2)
Berdasarkan data di atas, maka ekuitas yang dilaporkan, tampak sebagi berikut.
8
Piutang atas penambahaan saham Rp (156.250.000 +
Total ekuitas Rp 468.750.000
B. SALDO LABA
Pos saldo laba biasanya disajikan terpisah dari pos modal saham. Biasanya
saldo laba disediakan untuk dibagikan sebagai diveden. Namun apabila dianggap
perlu maka saldo laba dapat dicadangkan untuk keperluhan lain, seperti untuk
ekspansi perusahaan sehingga tidak seluruh saldo laba didisrtibusikan. Saldo laba
adalah laba yang dikumpulkan setelah dipotong pph sehingga menurut akuntansi
komersial laba ini tidak boleh dibebani atau dikredit dengan pos-pos yang
seharusnya diperhitungkan pada perhitungan laba rugi tahun berjalan. Pembayaran
yang bersumber dari saldo laba tidak diperkenankan sebagai biaya untuk tahun
buku berikunya. Contoh: pembayaran bonus, gratifikasi, jasa produksi, dan
tantiem kepada pegawai serta pengurus yang diambil dari saldo laba tidak boleh
diperhitungan sebagai biaya. Perlakuan ini sama dengan ketentuan fiscal yang
menyatakan bahwa pembayaran tersebut merupakan biaya.
9
Contoh:
PT. Darma dalam tahun 2000 memperoleh penghasilan kena pajak Rp.
100.000.000. Penghasilan itu diperoleh setelah eliminasi penghasilan antar badan
Rp. 34.000.000 dan pengeluaran untuk karyawan yang berupa fasilitas dan
kenikmatan.
1. Rights
10
Contoh:
PT. Iwan memiliki 100 lembar saham PT. Andi (dari total 1000 lembar).
Nilai nominal saham Rp. 10.000 dan dibeli dengan harga Rp. 18.000 per lembar.
PT. Andi mengumumkan tiap 4 lembar saham lama dapat membeli 1 lembar
saham emisi baru dengan harga Rp. 11.000. Saham lama dijual di pasar dengan
harga sebesar Rp. 14.500 (tanpa right), sedangkan right dapat dijual dengan harga
Rp. 500. Alokasi harga perolehan yang dilakukan PT. Iwan sebagai berikut:
Nilai saham baru sebanyak 25 lembar yang dibeli sebesar 25 x Rp. 11.000,
ditambah dengan harga right Rp. 60.000 dan jumlah totalnya Rp. 335.000. Kalau
right dijual semua dengan harga Rp. 875 per lembar, dibuat catatan sbb:
11
Laba penjualan hak beli saham PT Andi Rp. 27.500
2. Warrant
Penerbitan saham perferen atau obligasi sering diikuti dengan hak untuk
membeli saham biasa perusahaan. Warrant membutuhkan alokasi harga perolehan
dengan pencatatan yang oleh penerbit.
Contoh:
PT. Surya menerbitkan 100 lembar saham preferen dengan nominal Rp.
10.000 dengan harga Rp. 12.000. Pemegang saham preferen itu dapat memesan
saham biasa dengan nominal Rp. 5.000 dengan harga Rp. 6.500. Segera setelah
penerbitan saham preferen warrant terjual dengan harga Rp. 1.000, sedangkan
saham preferen tanpa warrant dijual dengan harga Rp. 11.500.
12
Warrant atas saham biasa Rp. 960.000
D. PENYESUAIAN MODAL
Penyesuaian modal dalam modal sendiri dan ekuitas adalah proses yang
dapat terjadi dalam akuntansi perusahaan. Ini terkait dengan bagaimana
perusahaan mengelola modalnya, terutama modal sendiri dan ekuitas pemegang
saham. Beberapa penyesuaian modal yang umum mencakup:
13
3. Laba dan kerugian: Laba yang dihasilkan oleh perusahaan dapat
meningkatkan modal sendiri atau ekuitas, sementara kerugian dapat
menguranginya.
4. Dividen: Pembayaran dividen kepada pemegang saham akan mengurangi
ekuitas, karena ini adalah distribusi laba kepada pemegang saham.
Contoh:
Untuk menutup jumlah negative saldo laba, dilakukan kuasi reorganisasi sbb:
14
2. Dalam aktiva lancar terdapat persediaan yang overstated Rp. 80.000 dan
Rp. 40.000 merupakan piutang tak tertagih
3. Nilai nominal saham diturunkan menjadi Rp. 40 per saham (semula Rp.
100)
15
diperkenankan, sedangkan penghapusan piutang harus didukung oleh
beberapa fakta.
2. Devaluasi peralatan (aktiva tetap) tak mudah diizinkan karena pajak
menganut harga historis.
3. Penghapusan rugi (deficit Rp. 500.000) dapat menghilangkan hak
kompensasi kerugian sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat (3) UU PPh
1984.
1. Terdapat perubahan harga yang cukup materil dan secara relatif bersifat
permanen.
2. Memperoleh fasilitas perpajakan.
3. Untuk penjualan saham di pasar modal
4. Untuk tujuan penggabungan badan usaha.
Fasilitas pajak yang diberikan pembebasan pajak yaitu: selisih nilai lebih
revaluasi dan kapitalisasi dan distribusi saham dari nilai lebih. Keuangan
berdasarkan harga pasar wajar, hanya boleh dilakukan terhadap aktiva yang
dimiliki lebih dari 5 tahun. Revaluasi tersebut dilakukan terhadap seluruh aktiva
tetap dan boleh dilakukan lagi setelah 5 tahun untuk aktiva yang belum
direvaluasi pada masa revaluasi sebelumnya. Nilai sisa lebih dari penilaian
kembali aktiva itu dikenakan pajak penghasilan final 10 % setelah terlebih dahulu
dikompesasikan kerugian. Kalau atas selisih penilaian kembali setelah pajak itu
16
dikapitalisasi dan dibagikan dalam bentuk saham bonus, pembagian dividen tidak
dikenakan pajak penghasilan.
Apabila selisih penilaian kembali secara fiskal lebih besar dari selisish
penilaian kembali komersial, maka pemberian saham bonus atau pencatatan
tambahan nilai nominal saham tanpa penyetoran yang bukan objek pajak hanya
sebesar selisih penilaian kembali secara komersial. Selisih lebih penilaian kembali
(selisih nilai buku dengan nilai penilaian kembali) merupakan objek pajak yang
kena tarif umum dan tidak final. Kompensasi kerugian berdasarkan ketentuan
umum, kapitalisasi atau selisih lebih penilaian kembali dikenakan pajak sesuai
ketentuan umum (orang pribadi kena pajak final 10 % dan badan pemiliki saham
kurang dari 25 % kena tarif umum).
Contoh:
PT. Dian, selain aktiva kelompok 1 (masa manfaat 4 tahun) dan kelompok
2 (masa manfaat 8 tahun), mempunyai harta berupa tanah dan bangunan Rp.
300.000. Nilai buku dari harta kelompok 2 Rp. 150.000.000. Perusahaan berniat
melakukan revaluasi dengan jasa appraisal “Iwan & rekan”. Nilai appraisal tanah
dan bangunan Rp. 500.000.000, nilai harta kelompok 2 Rp. 200.000.000.
Perusahaan masih mempunyai kerugian yang dapat dikompensasikan Rp
125.000.000. Dengan penilaian kembali itu akan diperoleh nilai lebih Rp.
250.000.000. Karena kerugian yang masih dapat dikompensasikan
Rp.125.000.000, pajak penghasilan yang dapat dibayar final 10% sebesar Rp.
12.500.000. Nilai lebih itu kemudian dikapitalisasi dalam bentuk saham dan
dibagikan kepada para persero. Pencatatan yang dilakukan:
17
Tanah dan bangunan Rp. 200.000.000
- Bila terlebih dahulu ditentukan, saldo rugi akan ditutup ke selisih penilaian
kembali aktiva yang berarti jumlah yang dikapitalisasi Rp. 112.500.000.
- Biaya yang dikeluarkan untuk kantor appraisal sehubungan dengan jasa yang
lain, misalnya Rp. 12.500.000 karena sesuai dengan ketentuan perpajakan
18
biaya itu tidak boleh dikurangkan dari penghasilan kena pajak yang lain,
jumlah yang dikapitalisasi menjadi Rp. 100.000.000.
- Penyusutan atas nilai buku baru harta kelompok 2 Rp. 200.000.000 dilakukan
selama masa 8 tahun, apakah memakai metode garis lurus atau saldo menurun
bergantung pada metode yang dipakai perusahaan sebelum revaluasi.
- Nilai buku bangunan Rp. 500.000.000 disusutkan selama 20 tahun dengan
menggunakkan metode garis lurus.
19
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya modal sendiri dan ekuitas dalam
akuntansi perpajakan sangatlah penting. Pengelolaan yang baik dari kedua konsep
ini dapat membantu perusahaan mengoptimalkan struktur keuangan mereka,
mengurangi beban pajak, dan memaksimalkan nilai perusahaan secara
keseluruhan. Dengan pengetahuan yang mendalam tentang modal sendiri dan
ekuitas, perusahaan dapat membuat keputusan keuangan yang lebih baik dan
mempertahankan kepatuhan perpajakan yang baik pula.
20
DAFTAR PUSTAKA
Gunadi. 2009. Akuntansi Pajak (Sesuai dengan Undang – Undang Pajak Baru)
Edisi Revisi. Jakarta: PT. Gramedia.
21