Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang yang telah memberikan berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup
yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia
dan kehidupan di akhirat nanti, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, sehingga makalah ini terselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangannya,
baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta
teman-teman sekalian, untuk itu besar harapan kami jika kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah kami dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini semoga bisa
bermanfaat baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil
atau menyempurnakan lagi dan mengambil hikmah dari judul ini “Pemeriksaan
Ekuitas” sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Jember, 30 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover.......................................................................................................................

Kata Pengantar......................................................................................................

Daftar Isi.................................................................................................................

Bab I Pendahuluan................................................................................................

1.1. Latar Belakang...........................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3. Tujuan Masalah..........................................................................................2
1.4. Manfaat Masalah.......................................................................................2
Bab II Pembahasan...............................................................................................

2.1. Sifat dan Contoh Ekuitas...........................................................................3


2.2. Tujuan Pemeriksaan Ekuitas......................................................................6
2.3. Prosedur Pemeriksaan Ekuitas...................................................................8
Bab III Penutup.....................................................................................................

3.1. Kesimpulan..............................................................................................15
Daftar Pustaka...................................................................................................16

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut PSAK (IAI,2015:9,12) Ekuitas adalah hak residual atas asset
perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas.biasanya hanya karena kebetulan jika
jumlah ekuitas gabungan sama dengan jumlah nilai pasar keseluruhan dan saham
entitas atas jumlah yang dapat diperoleh dengan melepaskan seluruh asset bersih
entitas baik satu persatu (liquidating value) atau secara keseluruhan dalam kondisi
kelangsungan usaha (going concern value). Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam
laporan posisi keuanganan (neraca) bergantung pada pengukuran asset dan liabilitas.
Pemeriksaan ekuitas dilakukan untuk memeriksa apakah penyajian ekuitas di neraca
dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuai dengan SAK. Modal suatu perusahaan
merupakan setoran harta dari pemilik suatu perusahaan, dan dalam melakukan audit
terhadap transaksi-transaksi dan jumlah-jumlah dalam siklus modal, auditor harus
yakin bahwa syarat-syarat hukum penting yang mempengaruhi laporan keuangan
telah ditaati dan diungkapkan secara memadai dalam laporan.
Ekuitas merupakan unsur penting dari keberadaan suatu entitas yang
berorientasi pada profit atau keuntungan. Transaksi atas ekuitas tidak sering terjadi
atau dengan kata lain volume transaksi yang berkaitan dengan ekuitas cukup rendah.
Modal dan investasi lainnya merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan
dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. Dalam badan hukum yang berbentuk
perseroan terbatas (PT), permodalannya (ekuitas) terdiri dari saham biasa, saham
preferen, dan laba ditahan. Tujuan dari pemeriksaan ekuitas adalah untuk memeriksa
apakah penyajian ekuitas di neraca dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuai
dengan SAK.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat dan contoh Ekuitas ?
2. Apa tujuan dari pemeriksaan Ekuitas ?
3. Bagaimana prosedur pemeriksaan Ekuitas ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui tentang sifat dan contoh Ekuitas.
2. Untuk mengetahui tentang tujuan dari pemeriksaan Ekuitas.
3. Untuk mengetahui tentang prosedur pemeriksaan Ekuitas.

1.4 Manfaat Masalah


1. Agar pembaca dapat mengetahui tentang sifat dan contoh Ekuitas.
2. Agar pembaca dapat mengetahui tentang tujuan dari pemeriksaan Ekuitas.
3. Agar pembaca dapat mengetahui tentang prosedur pemeriksaan Ekuitas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sifat dan Contoh Ekuitas


Dari segi perusahaan, modal merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik
perusahaan. Sedangkan dari segi pemilik perusahaan, modal adalah bagiann hak
pemilik atas kekayaan bersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).
Di dalam suatu perusahaan perorangan modal terdiri atas modal pemilik
tunggal; laba yang diperoleh dalam suatu periode dan tambahan setoran modal akan
menambah saldo modal, kerugian yang diderita dalam suatu periode dan pengambilan
prive akan mengurangi saldo modal.
Di dalam suatu firma (partnership) modal terdiri atas modal lebih dari satu
partner. Modal masing-masing partner akan bertambah dengan adanya pembagian
laba atau tambahan setoran modal dan akan berkurang dengan adanya pembagian
kerugian atau pengambilan prive.
Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah
simpanan pokok anggota yang tidak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil
kembali pada saat seorang anggota mengundurkan diri. Kekayaan bersih koperasi
adalah simpanan pokok, simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha
termasuk cadangan.
Dalam badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas (PT), permodalannya
(ekuitas) terdiri dari:
a. Modal menurut akte pendirian yang telah disahkan menteri Kehakiman dan HAM:
a. Modal dasar (authorized capital)
b. Modal ditempatkan (issue capital)
c. Modal disctor (paid-uo/paid in capital)
Modal yang berasal dari sumbangan (donated capital) bisa dilaporkan sebagai bagian
dari tambahan modal disetor.

3
b. Treasury Stock (saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli kembali oleh
perusahaan).
c. Premium (agio) atau Discount (Disagio) dari penjualan saham baik saham biasa
(common stock) maupun saham preferen (preffered stock).
d. Selisih kurs atas modal disetor.
e. Selisih penilaian kembali aktiva tetap, untuk perusahaan yang melakukan revaluasi
aktiva tetap berdasarkan peraturan pemerintah.
f. Retained Earnings (Laba ditahan/sisa laba tahun lalu) atau Deficit/Accumulated
Losses (sisa rugi tahun lalu).
Beberapa hal yang harus diperhentikan mangenai pemeriksaan ekuitas :
1. Jika akte pendirian suatu PT belum mendapat pengesahan dari menteri kehakiman dan
HAM menurut undang-undang perseroan terbatas no.1 tahun 1995, yang mulai
berlaku tanggal 7 maret 1996, transaksi hukum perusahaan (perjanjian- perjanjian
yang dibuat perusahaan) belum dianggap sah.
2. Modal Disetor dan Modal Ditempatkan tidak dapat melebihi Modal Dasar. Jika modal
disetor melebihi modal dasar maka harus dilakukan perubahan akte pendirian yang
harus disahkan oleh menteri kehakiman dan HAM. Akte pendirian yang telah
disahkan Menteri Kehakiman dan HAM akan diumumkan dalam berita negara
(lembaran negara). Selama perubahan akte belum disahkan Menteri kehakiman dan
HAM, kelebihan modal disetor atas modal dasar dilaporkan sebagai hutang pemegang
saham.
3. Modal yang tercantum di neraca adalah Modal Disetor. Contohnya:
a. Modal Dasar 100.000 lembar saham biasa = Rp. 1.000.000.000,00
b. (nilai nominal Rp. 10.000,00 per lembar saham)
c. Modal ditempatkan 50.000 lembar saham biasa = Rp. 500.000.000,00
d. Modal Disctor 50% dari modal ditempatkan = Rp. 250.000.000.00
Jumlah yang tercantum di neraca adalah sebesar Rp 250.000.000,00
4. Tujuan pembelian saham kembali (treasury stock) adalah :
a. Untuk meningkatkan harga pasar saham perusahaan
b. Untuk dibagikan sebagai saham bonus kepada para manajer dan pegawai
perusahaan

Perlu diperhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen. Karena
itu jika suatu perusahaan yang memiliki treasury stock membagikan cash dividend.

4
Maka dividen per saham akan menjadi lebih besar. Misalkan suatu perusahaan yang
modalnya disetor dan terdiri dari 100.000 lembar saham dan treasury stocknya 20.000
lembar saham, membagikan cash dividend sebesar Rp. 20.000.000,00 karena ada
treasury stock, maka dividen per sahamnya adalah :

Rp. 20.000.000,00
= Rp. 250,00
Rp. 100.000-20.000

Jika treasury stock tidak ada, maka dividen per saham adalah:

Rp. 20.000.000,00
= Rp. 200,00
Rp. 100.000

Dengan lebih tingginya dividen per saham, diharapkan harga pasar saham bisa
meningkat.
5. Jika akumulasi kerugian suatu perusahaan mencapai 50% dari modal disetor,
perusahaan harus melaporkan hal tersebut ke pengadilan negeri untuk diumumkan
dalam berita negara. Jika akumulasi kerugian perusahaan mencapai 75% dari modal
disetor, maka menurut kitab undang-undang Hukum Dagang (KUHD) di Indonesia,
secara hukum perusahaan harus bubar dan kalau masih diteruskan beroperasi maka
para manajer harus bertanggungjawab atas kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga
jika suatu saat perusahaan dibubarkan. Karena hal ini menyangkut kelangsungan
hidup perusahaan (going concern) maka akan mempengaruhi opini yang diberikan
KAP terhadap kewajaran laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Kedua hal
tersebut diatas (kerugian mencapai 50% atau 75% dari modal disetor) harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Namun sejak berlakukannya
Undang-undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, ketentuan tersebut
tidak berlaku lagi.
6. Menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK) aktiva tetap harus
dicatat/disajikan dalam neraca berdasarkan harga perolehannya (acquisition cost).
Namun demikian jika ada peraturan pemerintah yang memperbolehkannya,

5
perusahaan dapat melakukan evaluasi aktiva tetap. Pengaruh dari dilakukannya
revaluasi aktiva tetap adalah nilai aktiva tetap meningkat dan kenaikan nilai tersebut
dicatat disisi kredit sebagai "selisih penilaian kembali aktiva tetap" yang nantinya,
dengan persetujuan kantor pelayanan pajak dapat dikonversikan sebagai modal. Atas
selisih penilaian kembali aktiva tetap dikenakan PPh 10%.
7. Adjustment ke Retained earnings (deficit) hanya diperbolehkan jika menyangkut laba
rugi tahun lalu yang jumlahnya material (besar) atau menyangkut pembayaran pajak
yang berasal dari STP (Surat Tagihan Pajak). Atau SKPKB (Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar) walaupun jumlahnya kecil.
8. Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng), harus menggunakan nilai wajar aktiva
bukan kas yang diserahkan (disetor), yaitu nilai appraisal yang disetujui Dewan
Komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek, atau nilai yang disepakati
oleh dewan komisaris dan penyetor bentuk barang.
9. Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan ekuitas biasanya tidak banyak, kecuali
jika keadaannya sebagai berikut:
a. Perusahaan banyak membuat koreksi retained earnings sehingga auditor harus
memeriksa koreksi tersebut secara rinci.
b. Perusahaan dalam proses go public.

2.2 Tujuan Pemeriksaan Ekuitas


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas permodalan,
termasuk transaksi jual beli saham, pembayaran deviden dan sertifikat saham.
2. Untuk memeriksa apakah struktur permodalan yang tercantum di laporan posisi
keuangan (neraca) sudah dengan apa yang tercantum di akte pendirian
perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah ijin-ijin yang diperlukan dari Pemerintah yang
menyangkut ekuitas (misalnya dari KemHukHam BKPMD, OJK, KPP dan SK
Presiden) telah dimiliki oleh perusahaan.
4. Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi
dari pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan komisaris), RUPS
maupun instansi pemerintah.
5. Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada Retained Earning atau
Accumulated Losses didukung oleh bukti-bukti yang sah.

6
6. Untuk memeriksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan sudah
sesuai dengan SAK dan hal penting sudah diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.

Penjelasan atas Tujuan Pemeriksaan ekuitas


1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas ekuitas.
Beberapa ciri dari internal control yang baik atas ekuitas adalah sebagai berikut.
a. Setiap perubahan modal (penambahan atau pengurangan) harus diotorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang dan instansi pemerintah. Untuk
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), setiap perubahan harus
melalui perubahan akta pendirian dan pengesahan dari Menteri Hukum dan
HAM.
Untuk perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal
dalam negeri (PMDN) harus diotorisasi oleh Badan Koordinasi Penanaman
Modal Dalam Negeri, untuk PMA harus diotorisasi oleh BKPM dan disetujui
oleh Presiden Republik Indonesia melalui SK Presiden. Untuk perusahaan
yang (akan) go public harus mendapat persetujuan dari Ketua Bapepam-LK.
b. Pembagian dan pembayaran dividen harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang.
Besarnya dividen yang akan dibagikan, diusulkan oleh Direksi
Perusahaan dan disahkan dalam RUPS. Untuk perusahaan go public yang
selama tiga tahun berturut-turut tidak membagikan dividen, akan dikenakan
sangsi oleh Bapepam, yaitu harus delisting (dikeluarkan dari bursa saham).
Dividen yang dibagikan perusahaan, bisa dalam bentuk: cash dividend, stock
dividend, property dividend, dan liquidating dividend. Dalam hal pembagian
dividen saham, jumlah stockholders' equity tidak berubah, karena retained
earnings berkurang dan paid in capital bertambah dalam jumlah yang sama.
c. Digunakannya Biro Administrasi Efek (Stock Transfer Agent) untuk mengurus
pengadministrasian saham dan pembayaran dividen, terutama untuk
perusahaan yang sudah go public.
Dengan adanya biro tersebut, perusahaan tidak direpotkan dalam
pencatatan mutasi saham yang sudah dijual ke masyarakat.
d. Setiap perubahan (adjustment) retained earnings/deficit diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang dan didukung oleh bukti-bukti yang lengkap.

7
2. Untuk memeriksa apakah struktur permodalan yang tercantum di laporan posisi
keuangan (neraca) sudah sesuai dengan apa yang tercantum di akta pendirian
perusahaan.
Maksudnya bahwa jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan modal
disetor, baik dalam jumlah lembar saham maupun nilai nominal yang tercantum
di akta pendirian harus sesuai dengan yang tercantum di laporan posisi keuangan
(neraca). Selain itu auditor harus memeriksa dan yakin bahwa modal disetor
betul-betul sudah disetor oleh para pemegang saham.
3. Untuk memeriksa apakah ijin-ijin yang diperlukan dari Pemerintah yang
menyangkut ekuitas (misalnya dari KemHukHam BKPMD, OJK, KPP dan SK
Presiden) telah dimiliki oleh perusahaan.
4. Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi
dari pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan komisaris), RUPS
maupun instansi pemerintah.
5. Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada Retained Earning atau
Accumulated Losses didukung oleh bukti-bukti yang sah.
6. Untuk memeriksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan
(neraca) dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuai dengan ETAP, PSAK,
IFRS.

2.3 Prosedur Pemeriksaan Ekuitas


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas permodalan dan transaksi jual beli
saham, pembagian dan pembayaran dividen dan sertifikat saham.
2. Minta salinan (copy) dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Hukum dan
HAM, SK BKPM/BKPMD, SK Bapepam-LK, SK Presiden, untuk disimpan
dalam permanent file.
3. Cocokkan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang
tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) dan penjelasan dalam catatan atas
laporan keuangan.
4. Untuk perusahaan yang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai
tambahan setoran modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran
dan bukti pembukuan lainnya serta otorisasi dari pejabat perusahaan yang
berwenang dan instansi pemerintah.
5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan:

8
a. Berapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan
discount dari penjualan saham;
b. Jenis saham yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah common stock dan
preferred stock, dalam jumlah lembar maupun nilai nominalnya;
c. Rincian pemegang saham.
6. Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained
earnings /deficit, untuk mengetahui apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi
oleh pejabat perusahaan yang berwenang dan apakah adjustment ke retained
earnings /deficit memang reasonable dan jumlahnya cukup material.
7. Seandainya ada pembagian dividen, periksa apakah:
a. Dividen dibagikan dalam bentuk cash dividend, stock dividend atau property
dividend;
b. Pencatatannya sudah benar (pada waktu deklarasi dividen maupun pada saat
pembayaran dividen);
c. Sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang (melalui notulen
rapat direksi dan rapat umum pemegang saham);
d. Aspek perpajakannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (accumulated losses/deficit)
sudah mencapai 75% dari modal disetor, kalau ini terjadi harus ada penjelasan
dalam catatan atas laporan keuangan.
9. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemegang saham atau Biro
Administrasi Efek (Stock Transfer Agent).
10. Seandainya ada treasury stock:
a. Periksa bukti pembelian dan otorisasinya.
b. Periksa bukti penjualannya dan otorisasinya (jika treasury stock dijual
kembali).
c. Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk
memperbaiki harga pasar saham perusahaan atau untuk dibagikan sebagai
saham bonus).
d. Perhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen.
11. Periksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan (neraca) dan catatan
atas laporan keuangan sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS.
12. Buat kesimpulan mengenai kewajaran ekuitas.

9
Penjelasan prosedur pemeriksaan ekuitas
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas ekuitas
Untuk mempelajari dan mengevaluasi internal control atas ekuitas biasanya
digunakan Internal Control Questionnaires (ICQ) atau penjelasan narrative.
2. Minta salinan (copy) dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Hukum dan HAM,
SK BKPM/BKPMD, SK Bapepam-LK, SK Presiden, untuk disimpan dalam
permanent file
3. Cocokkan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang tercantum
di laporan posisi keuangan (neraca) dan penjelasan dalam catatan atas laporan
keuangan.
4. Periksa bukti setoran dan otorisasi untuk penambahan setoran modal. Caranya lihat
buku besar untuk perkiraan modal, periksa apakah ada transaksi kredit dalam
perkiraan tersebut, jika ada periksa voucher referencenya apakah journal voucher atau
bukti penerimaan kas/bank.
Jika referencenya bukti penerimaan kas/bank berarti setoran modal dilakukan
dalam bentuk uang tunai (fresh money) dan auditor harus memeriksa bukti
penerimaan kas atau kredit nota dari bank. Jika referencenya journal voucher, berarti
setoran modal dilakukan dalam bentuk aset non cash, misalnya aset tetap, persediaan,
surat berharga dan lain-lain (dalam bentuk inbreng). Dalam hal ini auditor harus
memeriksa journal voucher dan bukti pendukungnya. biasanya jika disetor dalam
bentuk inbreng ada laporan dari appraisal mengenai nilai aset non cash yang dijadikan
setoran modal.
Periksa apakah setoran modal dalam bentuk tunai, beberapa waktu kemudian
ditarik kembali oleh pemegang saham dan oleh perusahaan dicatat sebagai piutang
pemegang saham. Berdasarkan UU Perseroan Terbatas No. 1 Tahun 1995. hal tersebut
tidak diperbolehkan, dan dari segi peraturan pajak jika ada piutang pemegang saham
akan dikenakan pajak penghasilan atas bunga. Selain itu perusahaan go public bisa
menambah modal disetornya dengan melakukan Right Issue, yaitu mengeluarkan
tambahan saham ditempatkan yang hak utama untuk membelinya diberikan kepada
pemegang saham lama (misalnya setiap pemegang 3 saham lama diberi hak untuk
membeli 1 saham baru). Jika pemegang saham lama tidak ingin menggunakan
haknya, hak tersebut bisa dialihkan ke pihak lain.

10
5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan besarnya modal, jenis saham dan rincian
pemegang saham.
6. Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan Retained
Earnings/Deficit.
Caranya periksa buku besar untuk perkiraan retained earnings/deficit, apakah
ada transaksi debit dan transaksi kredit, jika ada periksa voucher reference-nya dan
bukti pendukungnya. Jika perusahaan membayar kekurangan penyetoran pajak untuk
tahun-tahun yang lalu, berikut dendanya, berdasarkan SKP (Surat Ketetapan Pajak),
atau STP (Surat Tagihan Pajak), maka voucher reference-nya berupa bukti
pengeluaran kas/bank dan bukti pendukungnya adalah SSP (Surat Setoran Pajak). Jika
koreksi ke retained earnings/deficit berasal dari koreksi yang menyangkut pendapatan
atau biaya tahun-tahun yang lalu, harus diperiksa kewajaran alasannya dan
kelengkapan bukti pendukung serta otorisasinya dan jumlahnya harus material. Jika
jumlahnya tidak material, harus dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun
berjalan.
7. Seandainya ada pembagian dividen, periksa apakah:
a. Dividen dibagikan dalam bentuk cash dividend, stock dividend atau property
dividend;
b. Pencatatannya sudah benar (pada waktu deklarasi dividen maupun pada saat
pembayaran dividen);
c. Sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang (melalui notulen rapat
direksi dan rapat umum pemegang saham);
d. Aspek perpajakannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan sudah mencapai 75% dari modal
disetor.
Jika hal ini terjadi, auditor harus menjelaskan kepada klien bahwa hal ini
memengaruhi keyakinan auditor terhadap kelangsungan hidup perusahaan (going
concern) dan diatur dalam KUHD bahwa secara hukum perusahaan harus bubar.
Dalam hal ini auditor tidak dapat memberikan unqualified opinion (pendapat wajar
tanpa pengecualian) karena going concern perusahaan diragukan. Namun jika
manajemen dapat meyakinkan auditor bahwa dalam waktu singkat akan dilakukan
tambahan setoran modal atau di tahun-tahun berikutnya, perusahaan akan dapat
meningkatkan efisiensi dan labanya, maka bisa saja auditor memberikan unqualified
opinion.

11
9. Pertimbangkan konfirmasi ke pemegang saham atau Biro Administrasi Efek.
Untuk perusahaan yang belum go public harus dipertimbangkan atau
ditanyakan dulu ke klien apakah ada pemegang saham yang keberatan jika dikirimi
konfirmasi Sedangkan untuk perusahaan yang sudah go public, konfirmasi bisa
dikirim ke Biro Administrasi Efek yang ditugaskan oleh klien untuk mengelola
administrasi sahamnya.
10. Periksa treasury stock.
Auditor perlu mengingat bahwa pembelian treasury stock biasanya dicatat
dengan menggunakan cost method. Pada saat treasury stock dijual kembali akan
timbul "Paid-In Capital from Sale of Treasury Stock" sebesar selisih antara harga jual
dan harga beli dari treasury stock tersebut.
11. Periksa apakah penyajian ekuitas sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS.
12. Buat keimpulan mengenai kewajaraan ekuitas.

Penyajian Ekuitas di Laporan Posisi Keuangan dan Pengungkapan di Catatan atas


Laporan Keuangan

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 109)

Penyajian Modal

Penyajian modal dalam neraca dilakukan sesuai dengan ketentuan pada akta pendirian entitas
dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan keuangan yang ada. Modal
dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal dan banyaknya saham
untuk setiap jenis saham yang dinyatakan dalam neraca. Bila terdapat lebih dari satu jenis
saham, hak preferen dari suatu golongan saham atas deviden dan pelunasan modal pada saat
likuidasi dicantumkan dalam laporan keuangan.

Dalam hal terdapat tunggakan dividen atas saham preferen dengan hak dividen kumulatif,
jumlah tunggakan tiap saham dan jumlah keseluruhan dividen periode sebelumnya
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Perubahan atas modal yang ditanam
dalam tahun berjalan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban. Bentuk penyajiannya sesuai Akta Pendirian
Badan Usaha tersebut, misalnya saham adalah penyertaan modal dalam kepemilikan PT.

Menurut PSAK (IAI, 2015: 1.15)

12
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut dalam laporan posisi keuangan atau laporan
perubahan ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan:

a. untuk setiap jenis modal saham:


1. jumlah saham modal dasar;
2. jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh, dan yang diterbitkan tetapi
tidak disetor penuh;
3. nilai nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai nominal;
rekonsiliasi jumlah saham yang beredar pada awal dan akhir periode;
4. hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap kelas saham,
termasuk pembatasan atas dividen dan pelunasan atas modal;
5. saham entitas yang dimiliki oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak atau
entitas asosiasi; dan
6. saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan hak opsi dan kontrak
penjualan saham, termasuk jumlah dan persyaratan;
b. deskripsi mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.

Penyajian dan Pengungkapan Saldo Laba

Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan


pembagian dividen dan koreksi laba rugi periode lalu. Akun ini dinyatakan terpisah dari akun
Modal Saham. Seluruh saldo laba dianggap bebas untuk dibagikan sebagai dividen, kecuali
jika diberikan indikasi mengenai pembatasan terhadap saldo laba, misalnya dicadangkan
untuk perluasan pabrik atau untuk memenuhi ketentuan regulasi maupun ikatan tertentu.
Saldo laba yang tidak tersedia untuk dibagikan sebagai dividen karena pembatasan-
pembatasan tersebut, dilaporkan dalam akun tersendiri yang menggambarkan tujuan
pencadangan termaksud; pembatasan-pembatasan yang diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan

Saldo laba tidak boleh dibebani atau dikreditkan dengan pos-pos yang seharusnya
diperhitungkan pada laporan laba rugi periode berjalan.

Pengungkapan saldo laba meliputi berikut ini..

1. Pengungkapan penjatahan (apropriasi) dan pemisahan saldo laba, menjelaskan jenis


penjatahan dan pemisahan, tujuan penjatahan dan pemisah saldo laba, serta

13
jumlahnya. Perubahan akun-akun penjatahan atau pemisahan saldo laba, juga
diungkapkan.
2. Peraturan, perikatan, batasan, dan jumlah batasan di sekitar saldo laba, diungkapkan.
Misalnya, selama perjanjian kredit berlangsung, entitas tidak diizinkan membagi
saldo laba tanpa seizin kreditur.
3. Koreksi masa lalu, baik bruto maupun neto setelah pajak.
4. Pengungkapan jumlah dividen dan dividen per lembar saham, pengungkapan,
keterbatasan saldo laba tersedia bagi dividen.
5. Tunggakan dividen, jumlah maupun tunggakan per lembar saham.
6. Pengungkapan deklarasi dividen setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca),
sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari segi perusahaan, modal merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik


perusahaan. Sedangkan dari segi pemilik perusahaan, modal adalah bagian dari hak
pemilik atas kekayaan bersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).

Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah


simpanan pokok anggota yang tidak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil
kembali pada saat seseorang anggota mengundurkan diri. Salah satu tujuan dari
pemeriksaan ekuitas adalah untuk memeriksa apakah penyajian ekuitas di neraca dan
catatan atas laporan keuangan sudah sesuai dengan SAK.adapun prosedur yang
penting dalam pemeriksaan ekuita adalah kesimpulan mengenai kewajaran ekuitas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2019. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh


Akuntan Publik Jilid 2 (Edisi 5). Jakarta: Salemba Empat.

Atom,2010, PemeriksaanEkuitas,http://audit-auditing.blogspot.co.id,
diaksesTanggal15November2016

16

Anda mungkin juga menyukai