Anda di halaman 1dari 4

Jenis Jenis Pendapat Akuntan

1.pendapatan wajar tanpa pengecualian

Jenis pendapatan ini diberikan pada kondisi apabila seorang akuntan telah menjalankan
proses pemeriksaannya sesuai SA yang telah ditetapkan dan sudah tertera bukti yang cukup
memadai dalam rangka mendukung opini tersebut serta tidak mendapat kesalahan yang
material atas laporan keuangan manajemen terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum
diindonesia.dalam kondisi ini seorang akuntan dapat memberi pendapat berupa pendapat
wajar tanpa pengecualian .dengan dikeluarkannya pendapat tadi maka seorang auditor
meyakini bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang bersifat
material,posisi keuangan(neraca),hasil usaha(laba rugi),perubahan ekuitas dan arus kas suatu
manajemen atau entitas usaha sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum diindonesia.

2.pendapat wajar tanpa pengecualian dengan Bahasa penjelas

Jenis pendapat ini dikeluarkan karena adanya keadaan tertentu yang mengharuskan auditor
menambahkan paragraph penjelasan dalam laporan auditnya,walaupun hal ini tidak
memengaruhi pendapat tersebut misal pendapat wajar Sebagian didasarkan atas laporan
auditor independent yag lainnya,dalam rangka mencegah laporan keuangan tidak
menyesatkan karena adanya kondisi yang berbeda pada laporan keuangan yang disajikan
menyimpang dari prinsip akuntansi,apabila terdapat keadaan dan perisiwa yang pada awalnya
seorang auditor meyakini tentang adanya kesangsian tentang kelangsungan hidup
entitas,tetapi apabila dipertimbangkan rencana dari pohak manajemen menyebabkan auditor
berkesimpulan bahwa rencana dari pihak manajemen tersebut dapat dengan efektif untuk
dilaksanakan dan pengungkapan tentang hal tersebut telah memadai, di anatara 2 periode
akuntansi terdapat adanya suatu perubahan yang material dalam penerapan terhadap prinsip
akuntansi, keadaan tertentu yang berkaitan dengan laporan audit atas laporan keuangan
komparatif (perbandingan), informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan
keuangan yang diaudit secara material tdk konsisten dgn informasi yg sajikan dlm laporan
keuangan, informasi tambahan yang diharuskan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
telah dihilangkan, yg penyajiannya menyimpang jauh dari pedoman yang telah dikeluarkan
oleh Dewan tersebut.

3.pendpat wajar dengan pengecualian


Menyatakan bahwa laporan keuangan yang disajikan dalam semua hal sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum diindonesi,kecuali untuk dampak hal yang berhubungan
dengan yang dikecualikan.kapankan seorang akuntan menerbitkan pendapat wajar dengan
pengecualian ,yaitu pada kondisi ketidakadaan terhadap bukti yang kompeten dan adanya
pembatasan terhadap lingkup audit yang dilakukn,seorang auditor yakin bahwa laporan
keuangan yang sudah disusun oleh pihak manajemen berisi penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

4.pendapat tidak wajar

Menyatakan bahwa laporan keuangan yang sudah disusun oleh entitas tidak menyajikan
secara wajar neraca,laba rugi,perubahan ekuitas dan cash flow sesuai prinsip akuntansi secara
umum.jika seorang akuntan menjelaskan dengan paragraph yang terpisah sebelum semua
opininya menjadikan pendapatnya tidak wajar

5.pernyataan tidak memberikan pendapat

seorang akuntan tidak memberikan pendapatnya atas kewajaran dari laporan keuangan yang
dibuat oleh pihak manajemen.pernyataan ini muncul karena akuntan tidak bisa merumuskan
tentang suatu pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Apabila seorang auditor memberikan pendapat
ini maka ia harus memberi alasan substansif yang mendukung terhadap pernyataannya
tersebut.

Kesimpulan Audit Dan Pelaporan

Kesimpulan audit Ketika pengungkapan ketidakpastian material sudh memadai

Suatu ilustrasi paragraph penekanan Ketika auditor meyakini bahwa pengungkapan dalam
laporan keuangan sudah memadai :

1.paragraf pebekanan suatu hal

Tanpa menyatakan pengecalian atas pendapat ,kami membawa perhatian saudara pada catatan
Y ,yang mana mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami rugi bersih Rp….. untuk tahun
yang berakhir pada 31 desember dan pada tanggal itu juga liabilitas lancer perusahaan
melampaui total asset sebesar Rp….,kondisi ini Bersama dengan hal lain yang
mengindikasikan adanya ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan
signifikan atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Pelaporan audit bila pengungkapan ketidakpastian material tidak memadai:

1.basis untuk opini wajar dengan pengecuaalian

Opini wajar dengan pengecualia,kecuali untuk pengungkapan yang tidak lengkap atas
informasi yang dirujuk,posisi keuangan perusahaan tanggak 31 desember serta kinerja
keuangan dan arus kas terkait untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
SAK diindonesia.

2.basis untuk opini tidak wajar

Jika sebuah laporan keuangan disusun dengan menggunakan basis kelangsungan usaha tetapi
menurut pertimbangan auditor,penggunaan asumsi kelangsungan usaha dalam laporan
keuangan oleh manajemen tidak tepat,maka ketentuannya bagi auditor untuk menyatakan
suatu opini tidak wajar,tanpa memperhatikan apakah laporan keuangan mencantumkan
pengungkapan tentang ketidaktepatan penggunaan asumsu kelangsungan usaha oleh
manajemen.

Pertimbangan Auditor Atas Kemampuan Entitas Dalam Mempertimbangkan


Kelangsungan Hidupnya

1.Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam audit atas laporan keuangan berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, dalam hal auditor mengevaluasi
apakah ada kesangsian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya.Kelangsungan hidup entitas dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan
sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan.

2. Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu
pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit
(selanjutnya periode tersebut akan disebut dengan jangka waktu pantas).

3. Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan


entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas

4.Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau peristiwa yang akan
datang. Fakta bahwa entitas kemungkinan akan berakhir kelangsungan hidupnya setelah
menerima laporan dari auditor yang tidak memperlihatkan kesangsian besar, dalam jangka
waktu satu tahun setelah tanggal laporan keuangan, tidak berarti dengan sendirinya
menunjukkan kinerja audit yang tidak memadai.

5.Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk
mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan,
menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.

6. Dalam pelaksanaan prosedur seperti yang disebutkan dalam paragraf 05, auditor dapat
mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang, jika
dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar tentang
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu
pantas.

7. Jika, setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang telah diidentifikasi secara
keseluruhan, auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus
mempertimbangkan rencana manajemen dalam menghadapi dampak merugikan dari kondisi
atau peristiwa tersebut.

Referensi

Rustam,Andi .Andi Arifwangsa Adiningrat. Muhammad Adil. (2018).AUDITING-


1(penerapan praktisi jasa audit).Makassar. LPP Unismuh Makassar.

Agoes,Sukrisno.AUDITING(petunjuk praktisi pemeriksaan akuntan oleh akuntan


public).Salemba Empat.

https://alengwee.files.wordpress.com/2011/10/sa-seksi-341.pdf

Anda mungkin juga menyukai