Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dandy Rizky Nurtanto

NIM : 18.05.52.0128

Kelas : J1 - Akuntansi

Tugas Resume Pengauditan 1


“Opini Audit Sesuai dengan Kondisi Klien”

Pengertian
Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari
entitas yang telah diaudit. Kewajaran ini menyangkut materialitas, posisi keuangan, dan
arus kas. Opini audit ini lah yang menjadi “terjemahan” laporan keuangan yang digunakan
oleh pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Opini dapat bermanfaat untuk keberlangsungan perusahaan atau instansi
pemerintah. Opini merupakan pernyataan profesional sebagai kesimpulan pemeriksa
mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Opini audit
diberikan oleh auditor dengan melalui beberapa tahap audit sehingga auditor tersebut
bisa memberikan kesimpulan dari opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang
diauditnya tersebut.

Jenis-jenis Opini Audit


Opini yang diberikan dari asersi manajemen dari klien atau juga instansi peusahaan
yang diaudit dikelompokkan menjadi wajar tanpa adanya pengecualian, wajar dengan
pengecualian, tidak memberikan pendapat, serta jjuga tidak wajar. Menurut Standar
Profesional Akuntan (PSA 29), opini audit terdiri atas 5 jenis yakni :

1. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)


Opini wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika auditor tidak
menemukan kesalahan yang material secara keseluruhan dari laporan keuangan dan laporan
keuangan dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (SAK). Dengan kata lain,
laporan keuangan akan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian jika memenuhi
kondisi seperti berikut:
a) Laporan keuangan lengkap
b) Bukti audit yang dibutuhkan lengkap
c) Ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam perikatan kerja
d) Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan
konsisten
e) Tidak terdapat ketidakpastian yang cukup berarti mengenai perkembangan di masa
depan (going concern)
2. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan (Modified
Unqualified Opinion)
Jenis opini yang satu ini diberikan oleh auditor atas dasar keadaan tertentu yang
tidak memiliki dampak secara langsung terhadap pendapat wajar. Perbedaan dari kenis
opini ini terletak pada paragraph penjelasan yang diberikan oleh auditor terkait dengan
keadaan tertentu yang telah dinyatakan sebelumnya. Keadaan tertentu bisa terjadi apabila ,
sebagai berikut:

a) Pendapat auditor sebagian didasarkan dari pendapat auditor independen lain.


b) Disebabkan karena belum adanya aturan yang jelas maka laporan keuangan tersebut
dibuat menyimpang dari SAK.
c) Laporan tersebut dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa atau kejadian masa yang
akan datang hasilnya belum bisa diperkirakan ditanggal laporan audit.
d) Terdapat keraguan yang besar terhadap suatu kemampuan satuan usaha didalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
e) Diantara 2 periode akuntansi terdapat suatu perubahan yang material didalam
penerapan prinsip akuntansi.
f) Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM namun tetapi tidak
disajikan.

3. Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)


Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat laporan keuangan dikatakan wajar
didalam hal yang material, namun tetapi terdapat sesuatu penyimpangan atau juga kurang
lengkap pada pos tertentu, sehingga harus dilakukan pengecualian . Dari pengecualian
tersebutlah yang bisa mungkin terjadi, apabila:

a) Buktinnya kurang cukup


b) Adanya pembatasan dalam ruang lingkup
c) Terdapat suatu penyimpangan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku
secara umum (SAK).

Menurut SA 508 paragraf 20 (IAI, 2002:508.11), jenis pendapat tersebut diberikan apabila:
1) Tidak adanya bukti kompeten yang cukup dan jelas atau juga adanya pembatasan
dalam lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi suatu laporan keuangan
dengan secara keseluruhan.
2) Auditor yakin bahwa laporan keuangan tersebut berisikan suatu penyimpangan dari
prinsip akuntansi yang berlaku secara umum yang berdampak material namun tetapi
tidak mempengaruhi laporan keuangan dengan secara keseluruhan. Penyimpangan
tersebut bisa berupa suatu pengungkapan yang tidak memadai, ataupun perubahan
didalam prinsip akuntansi.

4. Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion)


Audit harus menyatakan opini tidak wajar ketika auditor setelah melakukan
pemeriksaan memperoleh bukti yang cukup dan tepat kemudian menyimpulkan bahwa ada
kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi adalah material dan
pervasif terhadap laporan keuangan. Pervasif sendiri diartikan sebagai kesalahan yang akan
membawa dampak kemana-mana atau mendalam.

5. Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of opinion)


Adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat ruang lingkup pemeriksaan yang
dibatasi, sehingga auditor tidak melaksanakan suatu pemeriksaan sesuai dengan standar
auditing yang ditetapkan oleh IAI. Pembuatan laporannya auditor tersebut harus memberi
penjelasan mengenai pembatasan ruang lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor
tersebut tidak memberi pendapat.
Contoh:
Tidak Mematahui Gaap / PABU
Paragraf Penjelasan
“sebagaimana atelah dijelaskan dalam Catatan X atas laporan keuangan, perusahaan
mencantumkan akun mesin dan ekuipmen pada nilai yang ditetapkan oleh manajemen, dan
menghitung penyusutannya berdasarkan niali tersebut. Prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia mengharuskan penyajian aktiva tetap pada kos atau nilai revaluasi
berdasarkan perundang-undangan, dikurangi dengan akumulasi penyusutan yang dihitung
berdasarkan nilai tersebut. Karena penyimpangan tersebut, aktiva tetap disajikan lebih
tinggi dibandingan jika disajikan atas dasar kosnya.”

Paragraf Pendapat
“ menurut pendapat kami, karena dampak hal yang kami uraikan dalam paragraf di atas,
laporan keuangan yang kami sebutkan dalam paragraf pertama tidak menyajikan secara
wajar…..”
Tahap-tahap Opini Audit
Sebelum auditor tersebut memberikan pendapat (opininya), seseorang auditor
tersebut juga harus melaksanakan tahap-tahap audit. Adapun tahap-tahapnya dengan
menurut Arens etal (2008:132) yakni ialah sebagai berikut:
1. Perencanaan serta juga pencanangan pendekatan audit.
2. Pengujian pengendalian serta juga transaksi.
3. Pelaksanaan prosedur analitis dan juga pengujian terinci atas saldo.
4. Penyelesaian serta juga penerbitan laporan audit.

Kondisi yang Melandasi Opini Audit


1. Auditor bertanggung jwab untuk mengevaluasi kesangsian besar mengnai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup entitas
2. Mengevaluasi terkait kesangsian mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidup entitas
3. Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi peristiwa yang akan datang
4. Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal
5. Auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas,
auditor harus mempertimbangkan manajemen
6. Auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian
7. Auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen

Anda mungkin juga menyukai