Anda di halaman 1dari 27

Pemeriksaan

Ekuitas
AUDITING II

ANGGI PUTRI KUSUMA WARDINI SE.,M.AK


Sifat dan Contoh Ekuitas
Dari segi perusahaan, modal merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik
perusahaan. Sedangkan dari segi pemilik perusahaan, modal adalah bagian hak pemilik
atas kekayaan bersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).
Dalam suatu perusahaan perorangan modal terdiri atas modal pemilik tunggal; laba
yang diperoleh dalam suatu periode dan tambahan setoran modal akan menambah saldo
modal, kerugian yang diderita dalam suatu periode dan pengambilan prive akan mengurangi
saldo modal.
Dalam suatu firma (partnership) modal terdiri atas modal lebih dari satu partner.
Modal masing-masing partner akan bertambah dengan adanya pembagian laba atau
tambahan setoran modal dan akan berkurang dengan adanya pembagian kerugian atau
pengambilan prive.
Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah simpanan
pokok anggota yang tak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kembali pada saat
seorang anggota mengundurkan diri. Kekayaan bersih koperasi adalah simpanan pokok,
simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk cadangan.
Sifat dan Contoh Ekuitas

PSAK (IAI, 2015:9.12) SAK ETAP (IAI, 2009:103)

Ekuitas adalah hak residual atas aset Ekuitas sebagian hak pemilik dalam
perusahaan setelah dikurangi semua entitas harus dilaporkan sedemikian
liabilitas. rupa sehingga memberikan informasi
Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam mengenai sumbernya secara jelas dan
laporan posisi keuangan bergantung disajikan sesuai dengan peraturan
pada pengukuran aset dan liabilitas perundang undangan dan akta
pendirian yang berlaku
Sifat dan Contoh Ekuitas

Dalam Akuntansi, untuk Badan Usaha berbentuk Perseroan Terbatas, Modal terdiri atas
saham. Yang disahkan oleh Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Modal saham ini
meliputi saham preferen, saham biasa dan akun Tambahan Modal Disetor.

Dalam Perseroan terbatas, permodalan terdiri dari :

1. Modal menurut akta pendirian yang telah disahkan Mentri Kehakiman :


a. Modal dasar (authorized capital)
b. Modal ditempatkan (Issued capital)
c. Modal disetor (paid-up/ paid in capital)
Modal yang berasal dari sumbangan (donated capital) bisa dilaporkan sebagai bagian dari
tambahan modal disetor
Sifat dan Contoh Ekuitas

2. Treasury stock (saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli Kembali oleh perusahaan).

3. Premium (agio) atau discount (disagio) dari penjualan saham baik saham biasa (commen
stock) maupun saham preferen (preferred stock)

4. Seliaih kurs atas modal disetor

5. Selisih penilaian Kembali Aset Tetap, untuk perusahaan yang melakukan revaluasi aset tetap
berdasarkan peraturan pemerintah

6. Retained earning (saldo laba/ sisa laba tahun lalu atau deficit/ accumulated losses (sisa rugi
tahun lalu)
Sifat dan Contoh Ekuitas

Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai pemeriksaan ekuitas adalah sebagai berikut.

1. Jika akta pendirian suatu PT belum mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM
menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas yang baru (No. 1 Tahun 1995, yang mulai
berlaku tanggal 7 Maret 1996), transaksi hukum perusahaan (perjanjian-perjanjian yang
dibuat perusahaan) belum dianggap sah.

2. Modal disetor dan modal ditempatkan tidak dapat melebihi modal dasar. Jika modal disetor
melebihi modal dasar maka harus dilakukan perubahan akta pendirian yang harus disahkan
oleh Menteri Hukum dan Ham.
Akta pendirian yang telah disahkan Menteri Hukum dan Ham akan diumumkan dalam Berita Negara
(Lembaran Negara). Selama perubahan akta belum disahkan Menteri Hukum dan Ham, kelebihan modal
disetor atas modal dasar dilaporkan sebagai utang pemegang saham.
Sifat dan Contoh Ekuitas

3. Modal yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) adalah modal disetor.
Contohnya:
Modal Dasar 100.000 lembar saham biasa = Rp1.000.000.000
(nilai nominal Rp10.000 per lembar saham)
Modal ditempatkan 50.000 lembar saham biasa = Rp500.000.000
Modal Disetor 50% dari modal ditempatkan = Rp250.000.000 Jumlah yang tercantum di laporan posisi
keuangan (neraca) adalah sebesar Rp250.000.000

4. Tujuan pembelian kembali saham (treasury stock) adalah:


Tujuan pembelian kembali saham (treasury stock) adalah:
a. untuk meningkatkan harga pasar saham perusahaan;
b. untuk dibagikan sebagai saham bonus kepada para manajer dan pegawai perusahaan.
Sifat dan Contoh Ekuitas
Perlu diperhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen. Oleh karena itu,
jika suatu perusahaan yang memiliki treasury stock membagikan cash dividend, maka dividen per
saham akan menjadi lebih besar.

Misalkan suatu perusahaan yang modal disetornya terdiri atas 100.000 lembar saham dan
treasury stock-nya 20.000 lembar saham, membagikan cash dividend sebesar Rp20.000.000
karena ada treasury stock, maka dividen per sahamnya adalah:
𝑅𝑝. 20.000.000
= 𝑅𝑝. 250
100.000 − 20.000
Jika treasury stock tidak ada, maka dividen per saham adalah :
𝑅𝑝. 20.000.000
= 𝑅𝑝. 200
100.000
Dengan lebih tingginya dividen per saham, diharapkan harga pasar saham bisa meningkat.
Sifat dan Contoh Ekuitas

5. Jika akumulasi kerugian suatu perusahaan mencapai 75% dari Modal disetor
perusahaan harus melaporkan hal tersebut ke Pengadilan Negeri untuk diumumkan
dalam Berita Negara
6. Menurut SAK asset tetap harus dicatat/disajikan dalam laporan posisi keuangan
berdasarkan harga perolehan, namun jika perusahaan melakukan revaluasi asset tetap,
maka di catat dalam sisi kredit sebagai “Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap” yang
nantinya dengan persetujuan Kantor Pelayanan Pajak dapat dikonversikan sebagai
modal.
7. Adjustment yang dilakukan ke retained earning hanya diperbolehkan jika menyangkut
laba rugi tahun lalu yang jumlahnya material (besar) atau menyangkut pajak yang berasal
dari STP (Surat Tagihan Pajak) atau SKP ( Surat Ketetapan Pajak) walaupun jumlahnya
kecil
Sifat dan Contoh Ekuitas

8. Setoran modal dalam bentuk barang , harus menggunakan nilai wajar


asset, bukan kas yang diserahkan, yaitu nilai appraisal yang disetujui
Dewan Komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek, atau
nilai yang dispakati oleh Dewan Komisaris dan peyetoran bentuk barang
9. Waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan permodalan biasanya tidak
banyak kecuali:
a. Perusahaan banyak membuat koreksi retained earning (deficit), sehingga auditor harus
memeriksa koreksi tersebut secara rinci
b. Perusahaan dalam proses go public
TUJUAN PEMERIKSAAN
( A U D I T O B J E C T I V E S ) E K U I TA S
Tujuan pemeriksaan ekuitas adalah sebagai berikut.

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas permodalan, termasuk
internal control atas transaksi jual beli saham, pembayaran dividen dan sertifikat saham.
Beberapa ciri dari internal control yang baik atas ekuitas adalah sebagai berikut
a. Setiap perubahan modal (penambahan atau pengurangan) harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang dan instansi pemerimtah.
b. Pembagian dan pembayaran deviden harus di otorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.
c. Digunakannya biro Administrasi Efek (Stock Transfer Agent) untuk mengurus pengadministrasian
saham dan pembayaran deviden, terutama untuk perusahaan yang sudah go public. Hal ini dilakukan
agar perusahaan tidak direpotkan dalam pencatatan mutasi saham yang sudah di jual ke masyarakat
d. Setiap perubahan (adjustment) retained earnings/deficit diotorisasikan oleh pejabat perusahaan yang
berwenang dan didukung oleh bukti – bukti yang lengkap.
TUJUAN PEMERIKSAAN
( A U D I T O B J E C T I V E S ) E K U I TA S
2. Untuk memeriksa apakah struktur permodalan yang tercantum di laporan posisi
keuangan (neraca) sudah sesuai dengan apa yang tercantum di akta pendirian
perusahaan.
Jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan disetor, baik dalam jumlah lembar saham maupun nilai
nominal yang tercantum di akta pendirian perusahaan sesuai dengan yang tercantum di laporan
posisi keuangan.

3. Untuk memeriksa apakah izin-izin yang diperlukan dari pemerintah yang menyangkut
ekuitas (misalkan dari KemHumKam, BKPM, BKPMD, OJK, KPP dan SK Presiden RI) telah
dimiliki oleh perusahaan.
TUJUAN PEMERIKSAAN
( A U D I T O B J E C T I V E S ) E K U I TA S
4. Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi baik dari
pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan komisaris), Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) maupun dari instansi pemerintah.

5. Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada retained earnings atau accumulated
losses didukung oleh bukti-bukti yang sah

6. Untuk memeriksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan (neraca)


sesuai dengan SAK dan hal-hal yang penting sudah diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan
AUDIT PROSEDUR
YA N G D I S A R A N K A N

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas permodalan dan transaksi jual beli saham,
pembagian dan pembayaran dividen dan sertifikat saham.

2. Minta salinan (copy) dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Hukum dan HAM, SK
BKPM/BKPMD, SK Bapepam-LK, SK Presiden, untuk disimpan dalam permanent file.

3. Cocokkan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang tercantum di
laporan posisi keuangan (neraca) dan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.
Contoh Internal Control Questioner
AUDIT PROSEDUR
YA N G D I S A R A N K A N
4. Untuk perusahaan yang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai tambahan
setoran modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran dan bukti
pembukuan lainnya serta otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang dan instansi
pemerintah.

Caranya dengan menelusuri buku besar akun modal. Jika terdeteksi adanya transaksi di sisi kredit,
maka periksalah voucher reference nya, periksa lah lawan akunnya.
Jika referencenya adalah kas/bank, berarti penambahan dilakukan dalam bentuk tunai, dan artinya
auditor harus memeriksa bukti penerimaan kas.
Jika referancenya adalah journal voucher, berarti setoran modal dilakukan dalam bentuk non cash,
bisa jadi asset tetap, persediaan, atau surat berharga lainnya. Artinya, auditor harus memeriksa
seluruh bukti pendukung dari journal voucher tersebut. Biasanya ada laporan appraisal mengenai
nilai non cash yang di jadikan setoran modal.
AUDIT PROSEDUR
YA N G D I S A R A N K A N
5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan:
➢ Berapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan discount dari
penjualan saham;
➢ Jenis saham yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah common stock dan preferred stock,
dalam jumlah lembar maupun nilai nominalnya;
➢ Rincian pemegang saham
6. Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained
earnings/deficit, untuk mengetahui apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang dan apakah adjustment ke retained
earnings/deficit memang reasonable dan jumlahnya cukup material
Jika Koreksi diakibatkan dari kekurangan pembayarn pajak tahun tahun sebelumnya berdasarkan SKP
atau SPT, maka bukti yang diperiksa adalah bukti pengeluaran kas/bank dan bukti pendukungnya adalah
SSP (Surat Setor Pajak).
Jika Berasal dari pendapatan atau biaya tahun lalu, harus diperiksa apakah nilai nya cukup material dan
kelengkapan dokumennya wajar dan diotorisasi, jika tidak maka harus dibebankan di tahun berjalan.
Contoh Top Schedule Ekuitas
Contoh Supporting Schedule

Modal Disetor
Contoh Supporting Schedule

Saldo Laba (Rugi)


AUDIT PROSEDUR
YA N G D I S A R A N K A N
7. Seandainya ada pembagian dividen, periksa apakah:
➢ Dividen dibagikan dalam bentuk cash dividend, stock dividend atau property dividend;
➢ Pencatatannya sudah benar (pada waktu deklarasi dividen maupun pada saat pembayaran
dividen);
➢ Aspek perpajakannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku

8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan sudah mencapai 75% dari modal
disetor, kalau ini terjadi harus ada penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.

Jika hal ini terjadi, maka auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian, karena
going concern perusahaan diragukan. Auditor harus menjelaskan kepada klien bahwa kerugian ini
akan mengurangi keyakinan auditor terhadap going concern, kecuali perusahaan dapat mayakinkan
auditor bahwa dalam waktu dekat akan dilakukan tambahan setoran modal atau di tahun tahun
berikutnya perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan labanya.
AUDIT PROSEDUR
YA N G D I S A R A N K A N
9. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemegang saham atau Biro Administrasi
Efek (Stock Transfer Agent).

10. Seandainya ada treasury stock:


➢ Periksa bukti pembelian dan otorisasinya.
➢ Periksa bukti penjualannya dan otorisasinya (jika treasury stock dijual kembali)
➢ Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk memperbaiki harga
pasar saham perusahaan atau untuk dibagikan sebagai saham bonus)
➢ Perhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian dividen

11. Periksa apakah penyajian permodalan di laporan posisi keuangan (neraca) dan catatan
atas laporan keuangan sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS
Penyajian Ekuitas di Laporan Posisi
Keuangan dan Pengungkapan di Catatan
atas Laporan Keuangan
Penyajian modal dalam neraca dilakukan sesuai dengan ketentuan pada akta pendirian entitas
dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan keuangan yang ada.
Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal dan banyaknya
saham untuk setiap jenis saham yang dinyatakan dalam neraca.
Bila terdapat lebih dari satu jenis saham, hak preferen dari suatu golongan saham atas deviden
dan pelunasan modal pada saat likuidasi dicantumkan dalam laporan keuangan.
Dalam hal terdapat tunggakan dividen atas saham preferen dengan hak dividen kumulatif, jumlah
tunggakan tiap saham dan jumlah keseluruhan dividen periode sebelumnya diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
Perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.
Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban. Bentuk penyajiannya sesuai Akta Pendirian
Badan Usaha tersebut, misalnya penyertaan modal dalam Kepemilikan PT
Penyajian dan pengungkapan saldo laba
di catatan atas laporan keuangan
Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha perusahaan setelah memperhitungkan deviden
dan koreksi laba rugi periode lalu. Akun ini dinyatakan terpisah dengan dari modal saham.
Pengungkapan saldo laba meliputi hal hal berikut;
1. Pengungkapan penjatahan dan pemisahan saldo laba, menjelaskan jenis penjatahan dan
pemisahan, tujuan penjatahan dan pemisahaan saldo laba, serta jumlahnya. Perubahan
akaun penjatahan atau pemisah saldo lana, juga diungkapan
2. Peraturan, perikatan, Batasan dan jumlah Batasan disekitar saldo laba, diungkapkan
Misalkan, dalam perjanjian kredit perusahaan tidak diizinkan membagi saldo laba tanpa seizin kreditur

3. Koreksi masa lalu, baik bruto maupun neto setelah pajak


4. Pengungkapan jumlah deviden dan deviden per lembar saham, pengungkapan keterbatasan
saldo laba tersedia bagi deviden
5. Tunggakan deviden, jumlah maupun tunggakan perlembar saham
6. Pengungkapan deklarasi deviden setelah tanggal laporan posisi keuangan sebelum tanggal
penyelesaian laporan keuangan.
Contoh Penyajian Ekuitas di

Laporan posisi keuangan dan


Catatan atas Laporan Posisi
Keuangan
Referensi
Agoes Sukrisno, 2019. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor
Akuntan Publik, Buku 2 Edisi 5,Jakarta : Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai