(FRAUD)
BAB 6
PENDAHULUAN 2
4. Pasal 378 tentang perbuatan curang (definisi KUHP: “dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri
atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu
muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang”);
5. Pasal 396 tentang merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit;
6. Pasal 406 tentng menghancurkan dan Merusak Barang (definisi KUHP: “dengan sengaja atau melawan
hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak layak dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang
seluruhnya atau sebagian barang orang lain”) ;
7. Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 417, 418, 419, 420, 423, 425 dan 435 yang secara khusus diatur dalam
Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Undang-Undang Nomor 31 Tahun 199).
FRAUD (KECURANGAN) 5
Make-knowingly or
• Secara sengaja atau tanpa perhitungan
recklessly
• Pihak yang dirugikan harus beraksi terhadap
Acted misrepresentation salah pernyataan
Kecurangan harus dibedakan dengan
kesalahan: 8
Kecurangan
• tindakan/ kesalahan yang disengaja
(Fraud)
Error 9
BENTUK KESALAHAN :
1. Intentional Error → Kesalahan yang disengaja, tujuannya untuk
keuntungan diri sendiri
Bentuk :
❑ Window Dressing → merekayasa laporan keuangan supaya terlihat
lebih baik
❑ Check Kitting → saldo rekening bank ditampilkan lebih besar
sehingga current ratio terlihat lebih baik
2. Unintentional Error → Kesalahan yang tidak disengaja
(kesalahan manusiawi)
Bentuk :
❑ Salah menjumlah
❑ Salah menerapkan PSAK karena ketidaktahuan
Fraud Pembagian Fraud oleh Association of Certified Fraud : 10
1 Korupsi (Corruption)
Istilah corruption disini serupa tetapi tidak sama dengan istilah korupsi dalam ketentuan
perundangan kita. Korupsi menurut UU No. 31 tahun 1999 meliputi 30 tindak pidana korupsi
dan 4 bentuk dalam ranting-ranting: conflicts of interest, bribery, illegal gratuities,
economics extortion.
2. Penyuapan (Bribery)
❑ “As the offering, giving, receiving, or soliciting any thing of value to
influence an official act”. Fraud Examiners Manual 2006
❑ Definisi tersebut menunjukkan bahwa suap merupakan penawaran,
pemberian, penerimaan, permohonan atas sesuatu yang bernilai untuk
mempengaruhi tindakan seorang pegawai atau pejabat.
1 Korupsi (Corruption) 14
3. Illegal Gratuities
Pemberian atau hadiah yang merupakan bentuk terselubung dari penyuapan. Dalam
kasus korupsi di Indonesia kita dapat melihat hal ini dalam bentuk hadiah
perkawinan, hadiah ulang tahun, hadiah perpisahan, hadiah kenaikan pangkat dan
jabatan, dan lain-lain yang diberikan kepada pejabat.
Perbuatan Curang (Pasal 7 ayat (1) huruf a; b; c; d; Psl 7 ayat (2); dan psl 12
huruf h )
2 Fraud Terhadap Asset (Asset Misappropriation) 16
Penyalahgunaan aset perusahaan untuk keperluan pribadi tanpa ijin dari perusahaan.
1. Cash misappropriation
Penyelewengan terhadap aset yang berupa kas, dilakukan dalam tiga
bentuk :
Kebutuhan (tekanan)
FRAUD TRIANGLE 22
1. Pressure / Tekanan
Manajemen atau pegawai mendapatkan tekanan untuk melakukan
kecurangan.
2. Opportunity / Kesempatan
Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk
melakukan kecurangan.
3. Rationalization / Pembenaran
Adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etika yang
memungkinkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang
tidak jujur atau mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan
mereka tekanan yang cukup besar sehingga menyebabkan mereka
membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut.
Pressure 23
✓ Masalah keuangan
Tamak, hidup melebihi kemampuan, banyak hutang
✓ Penyakit mental
Penjudi, peminum, pecandu narkoba
"Kejahatan tanpa kekerasan demi keuntungan keuangan yang dilakukan dengan penipuan
oleh orang yang pekerjaannya adalah wiraswasta, profesional atau semi profesional dan yang
memanfaatkan keahlian dan peluang yang diberikan oleh jabatannya; juga kejahatan tanpa
kekerasan demi keuntungan keuangan yang dilakukan dengan penipuan oleh orang yang
mempunyai keahlian khusus dan pengetahuan profesional mengenai bisnis dan
pemerintahan, meskipun ia tidak terkait dengan pekerjaannya.".
white-collar crime 26
"White-collar crime violations are those violations of law to which penalties are
attached that involve the use of a violator's position of economic power, influence, or
trust in the legitimate economic or political institutional order for the purpose of
illegal gain, or to commit an illegal act for personal or organizational gain."
“ Pelanggaran kerah putih adalah pelanggaran terhadap hukum yang terkena sanksi
tertentu dan yang meliputi pemanfaatan kedudukan pelakunya yang mempunyai
kekuasaan ekonomi, pengaruh, atau kepercayaan dalam lembaga-lembaga yang
sebenarnya mempunyai legitimasi ekonomi dan politik namun disalahgunakan untuk
keuntungan ilegal atau untuk melakukan kegiatan ilegal demi keuntungan pribadi atau
organisasi."
REPORT TO THE NATION 27
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) secara berkala menerbitkan kajiannya
mengenai fraud di Amerika Serikat. Laporan ACFE terakhir mengenai hal ini dikenal dengan nama
Report to the Nation on Occupational Fraud and Abuse.
1. Fraud dapat terdeteksi dengan adanya informasi (yang diberikan oleh karyawan, konsumen,
anonym, vendor, owner, competitor), review yang dilakukan oleh manajemen dan adanya
internal audit.
2. Pelaku kejahatan fraud jika didasarkan oleh umur mereka, kebanyakan mereka berumur
antara 31 - 41 tahun dan kecenderungannya adalah laki-laki lebih banyak melakukan fraud di
banding dengan perempuan, serta kebanyakan dari mereka adaah orang yang memiliki degree
college sampai kepada post graduate ke atas.
3. bagian yang harus diwaspadai akan adanya fraud adalah bagian Akuntansi, Operasional,
Penjualan, Manajer eksekutif atau manajer tingkat Atas, Costumer service, dan bagian
pembelian.
4. kebanyakan dari mereka melakukan fraud karena ada dorongan dari gaya hidup, kebutuhan
finansial yang mendesak dan karena adanya control yang kurang baik dari organisasi.
Kasus Fraud 30
➢ Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan
polisi. Ia terbukti melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa
dokumen laporan keuangan.
Perbuatan tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari
BRI Cabang Bangkinang pada hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan
pemeriksaan di BRI Unit Tapung.
Tim ini menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo
neraca dengan kas tidak seimbang.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat, diketahui adanya
transaksi gantung yaitu adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar ke BRI Unit
Pasir Pengaraian II pada tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukan Masril, namun
tidak disertai dengan pengiriman fisik uangnya.
Kasus Fraud 31
➢ PT Kimia Farma merupakan salah satu dari produsen obat-obatan milik pemerintah yang
ada di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan
adanya laba bersih yaitu sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans
Tuanakotta & Mustofa.
Namun, Kementrian BUMN dan BAPEPAM menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu
besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002
laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali dan hasilnya telah ditemukan
kesalahan yang cukup mendasar.
Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau
lebih rendah Rp 32,6 milyar (24,7%). Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu
kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral
berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar
Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar
Rp 10,7 miliar. Diduga upaya penggelembungan dana yang dilakukan oleh pihak direksi Kimia
Farma, dilakukan untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya kepada PT. Kimia
Farma.
Terimakasih