Anda di halaman 1dari 32

AUDIT KECURANGAN

(FRAUD)
BAB 6
PENDAHULUAN 2

Pertanyaan yang sering timbul, mengapa manusia melakukan


fraud? Atau dalam konteks Indonesia, mengapa pejabat penting
dengan kedudukan dan penghasilan tinggi (termasuk guru besar
universitas ternama dan pimpinan LSM yang mempunyai misi
memberantas korupsi) justru terlibat dalam tindakan korupsi.

Jawaban sederhana menjelaskan korupsi karena:


”corruption (atau fraud) by need, by greed, and by opportunity”
FRAUD DALAM PERUNDANGAN KITA 3

Beberapa pasal dalam KUHP yang mencakup pengertian Fraud :


1. Pasal 362 tentang pencurian (definisi KUHP: “mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum”);
2. Pasal 368 tentang Pemerasan dan pengancaman (definisi KUHP: “dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seseorang dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun
menghapuskan piutang”);
3. Pasal 372 tentang penggelapan (definisi KUHP: “dengan sengaja dan melawan hukum memiliki
barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada
dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”);
FRAUD DALAM PERUNDANGAN KITA 4

4. Pasal 378 tentang perbuatan curang (definisi KUHP: “dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri
atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu
muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang”);
5. Pasal 396 tentang merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit;
6. Pasal 406 tentng menghancurkan dan Merusak Barang (definisi KUHP: “dengan sengaja atau melawan
hukum menghancurkan, merusakkan, membikin tak layak dipakai atau menghilangkan barang sesuatu yang
seluruhnya atau sebagian barang orang lain”) ;
7. Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 417, 418, 419, 420, 423, 425 dan 435 yang secara khusus diatur dalam
Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Undang-Undang Nomor 31 Tahun 199).
FRAUD (KECURANGAN) 5

• Permasalahan yang mengganggu pencapaian tujuan organisasi, dan


oleh karenanya menjadi wilayah kerja internal auditor antara lain
adalah:
• Proses bisnis yang tidak efisien.
• Pelanggaran terhadap prosedur.
• Ketidakpatuhan terhadap kebijakan manajemen.
• Ketidakpatuhan pada undang-undang dan peraturan.
• Keterbatasan kompetensi.
• Kecurangan (fraud)
FRAUD (KECURANGAN) 6

Pengertian kecurangan sesuai Standar Profesional Akuntan


Publik (PSA No.70 seksi 316.2 paragraf 4) adalah salah saji
atau penghilangan secara sengaja jumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabui
pemakai laporan keuangan.
Fraud adalah tindakan ilegal untuk memenuhi kepentingan pribadi
atau kelompok, baik dalam bentuk penyalahgunaan wewenang,
penyembunyian kebenaran (deceit), pemalsuan dokumen, maupun
dalam bentuk pelanggaran kepercayaan.
Unsur-unsur kecurangan – jika salah satu tidak ada
maka tidak terjadi kecurangan yaitu : 7

misrepresentation • Harus terdapat salah pernyataan

Past or present • Dari masa lampau atau sekarang

Material fact • Fakta bersifat material

Make-knowingly or
• Secara sengaja atau tanpa perhitungan
recklessly
• Pihak yang dirugikan harus beraksi terhadap
Acted misrepresentation salah pernyataan
Kecurangan harus dibedakan dengan
kesalahan: 8

Kesalahan • suatu tindakan yang tidak


disengaja yang dapat terjadi dalam
(Error) setiap tahap pengelolaan transaksi

Kecurangan
• tindakan/ kesalahan yang disengaja
(Fraud)
Error 9

BENTUK KESALAHAN :
1. Intentional Error → Kesalahan yang disengaja, tujuannya untuk
keuntungan diri sendiri
Bentuk :
❑ Window Dressing → merekayasa laporan keuangan supaya terlihat
lebih baik
❑ Check Kitting → saldo rekening bank ditampilkan lebih besar
sehingga current ratio terlihat lebih baik
2. Unintentional Error → Kesalahan yang tidak disengaja
(kesalahan manusiawi)
Bentuk :
❑ Salah menjumlah
❑ Salah menerapkan PSAK karena ketidaktahuan
Fraud Pembagian Fraud oleh Association of Certified Fraud : 10

1 Korupsi (Corruption)

2 Fraud Terhadap Asset (Asset Misappropriation)

Fraud Terhadap Lap.Keuangan (Fraudelent


3
Statement)
10
1 Korupsi (Corruption) 12

Istilah corruption disini serupa tetapi tidak sama dengan istilah korupsi dalam ketentuan
perundangan kita. Korupsi menurut UU No. 31 tahun 1999 meliputi 30 tindak pidana korupsi
dan 4 bentuk dalam ranting-ranting: conflicts of interest, bribery, illegal gratuities,
economics extortion.

1. Konflik kepentingan (conflict of interest)


❑ Seseorang atau sekelompok orang di dalam perusahaan yang memiliki hubungan istimewa
dengan pihak luar.
❑ Dikatakan memiliki hubungan istimewa karena memiliki kepentingan tertentu misal
mempunyai saham, anggota keluarga, sahabat dekat).
❑ Disebut juga Kolusi dan Nepotisme
1 Korupsi (Corruption) 13

2. Penyuapan (Bribery)
❑ “As the offering, giving, receiving, or soliciting any thing of value to
influence an official act”. Fraud Examiners Manual 2006
❑ Definisi tersebut menunjukkan bahwa suap merupakan penawaran,
pemberian, penerimaan, permohonan atas sesuatu yang bernilai untuk
mempengaruhi tindakan seorang pegawai atau pejabat.
1 Korupsi (Corruption) 14

3. Illegal Gratuities
Pemberian atau hadiah yang merupakan bentuk terselubung dari penyuapan. Dalam
kasus korupsi di Indonesia kita dapat melihat hal ini dalam bentuk hadiah
perkawinan, hadiah ulang tahun, hadiah perpisahan, hadiah kenaikan pangkat dan
jabatan, dan lain-lain yang diberikan kepada pejabat.

4. Pemerasan (economic excortion)


Pembuat keputusan atau yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan dapat
“mengancam” sang rekanan. Ancaman ini bisa terselubung tetapi tidak jaran pula
dilakukan secara terbuka. Ancaman ini bisa merupakan pemerasan (economic
excortion).
Korupsi (Corruption) MENURUT ACFE DAN UU TPK

NO ACFE UU NO 31/1999 JO UU NO 20/2001


1. Conflict of Interest Benturan kepentingan dalam pengadaan
(Pasal 12 huruf i)
2. Bribery Suap Menyuap (Pasal 5 ayat (1) huruf a; huruf b; Psl 5 ayat (2) huruf b; psl 6
ayat (1) huruf a; Huruf b: psl 6 ayat (2); psl 11; Pasal 12 huruf a; huruf b;
huruf c; huruf d; Pasal 13.
3. Illegal Gratuities Gratifikasi (Pasal 12 B jo. Pasal 12 C )
4. Economic Extortion Pemerasan (Pasal 12 huruf e; huruf f dan huruf g)
Kerugian Keuangan Negara (Psl 2 dan Psl 3)
Penggelapan dalam Jabatan (Psl 8; psl 9; psl 10 huruf a; huruf b; dan huruf c )

Perbuatan Curang (Pasal 7 ayat (1) huruf a; b; c; d; Psl 7 ayat (2); dan psl 12
huruf h )
2 Fraud Terhadap Asset (Asset Misappropriation) 16

Penyalahgunaan aset perusahaan untuk keperluan pribadi tanpa ijin dari perusahaan.

Ada 2 jenis yaitu :


1. Cash misappropriation
Penyelewengan terhadap aset yang berupa kas

2. Non cash misappropriation


Modus operan di dalam penjarahan aset yang bukan uang tunai atau uang di bank
adalah “misuse” dan “larceny”. Misuse adalah penyalahgunaan, misalnya
penggunaan kendaraan bermotor perusahaan atau aset tetap lainnya untuk
keperluan pribadi yang “dipinjamkan” selama seseorang memegang jabatan (misuse)
dan tidak mengembalikan nya sesudah ia tidak lagi menjabat (larceny).
2 Fraud Terhadap Asset (Asset Misappropriation) 17

1. Cash misappropriation
Penyelewengan terhadap aset yang berupa kas, dilakukan dalam tiga
bentuk :

a. Skimming, uang dijarah sebelum uang tersebut secara fisik masuk ke


perusahaan (lapping ).

b. Larceny, penjarahan yang terjadi Ketika uang sudah masuk ke dalam


perusahaan. Larceny adalah bentuk penjarahan yang paling kuno
Peluang untuk terjadinya penjarahan jenis ini berkaitan erat dengan
lemahnya sistem pengendalian intern, khususnya yang berkenaan
dengan perlindungan keselamatan aset (safeguarding of assets).
2 Fraud Terhadap Asset (Asset Misappropriation) 18
c. Fraudulent disbursements Pencurian melalui pengeluaran yang tidak sah, dimana
uang dicuri Ketika sudah masuk ke dalam system atau arus uang sudah terekam;
1. Billing schemes adalah skema permainan (schemes) dengan menggunakan
proses billing atau pembebanan tagihan sebagai sarananya.
2. Payroll schemes adalah skema permainan melalui pembayaran gaji, pegawai
atau karyawan fiktif (ghost employee).
3. Expense reinbursement schemes adalah skema permainan melalui pembayaran
kembali biaya-biaya, misalnya biaya perjalanan.
4. Check tampering adalah sekema permainan melalui pemalsuan cek.
5. Register disbursments adalah pengeluaran yang sudah masuk dalam cash
register. Skema permainan melalui register disbursements pada dasarnya ada
dua, yakni false refunds (pengembalian uang yang dibuat-buat) dan false voids
(pembatalan palsu).
Fraud Terhadap Laporan Keuangan
3
(Fraudelent Statement) 19
Segala tindakan yang membuat laporan keuangan menjadi tidak seperti yang
seharusnya
Ada 2 jenis yaitu :
1. Financial
2. Non financial
Misalnya:
• Memalsukan bukti transaksi
• Mengakui suatu transaksi lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya
• Menerapkan metode akuntansi tertentu secara tidak konsisten untuk menaikkan
atau menurunkan laba
• Menerapkan metode pengakuan aset sedemikian rupa sehingga aset menjadi
lebih besar dari yang seharusnya
• Menerapkan metode pengakuan liabilitas menjadi nampak lebih kecil
dibandingkan yang seharusnya.
Fraud Terhadap Laporan Keuangan
3
(Fraudelent Statement)
18
1. Fraud dalam menyusun laporan keuangan
a. Pertama, menyajikan aset atau pendapatan lebih tinggi dari yang sebenarnya
(aset/revenue overstatements).
b. Kedua, menyajikan aset atau pendapatan lebih rendah dari yang sebenarnya
(aset/revenue understatements).

2. Fraud dalam menyusun laporan non-keuangan


penyampaian laporan non-keuangan secara menyesatkan, lebih bagus dari keadaan
yang sebenarnya, dan sering kali merupakan pemalsuan atau pemutarbalikan
keadaan.
Contoh; perusahaan minyak besar didunia yang mencantumkan cadangan minyak
nya lebih besar secara signifikan dari keadaan yang sebenarnya apabila diukur
dengan standar industrinya.
FRAUD TRIANGLE 21

Terdapat 3 (tiga) kondisi yang


menyebabkan terjadinya
kecurangan dalam laporan
keuangan dan penyalahgunaan
aset sebagaimana dijelaskan
dalam PSA 70 (SA 316).

Kebutuhan (tekanan)
FRAUD TRIANGLE 22

1. Pressure / Tekanan
Manajemen atau pegawai mendapatkan tekanan untuk melakukan
kecurangan.
2. Opportunity / Kesempatan
Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk
melakukan kecurangan.
3. Rationalization / Pembenaran
Adanya suatu sikap, karakter, atau seperangkat nilai-nilai etika yang
memungkinkan manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang
tidak jujur atau mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan
mereka tekanan yang cukup besar sehingga menyebabkan mereka
membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut.
Pressure 23

✓ Masalah keuangan
Tamak, hidup melebihi kemampuan, banyak hutang

✓ Penyakit mental
Penjudi, peminum, pecandu narkoba

✓ Tekanan di tempat kerja


Kurang mendapat perhatian, kondisi kerja yang buruk, careet
path yang tidak jelas
Opportunity 24

✓ Sistem pengendalian intern yang lemah


✓ Tindakan disiplin yang lemah terhadap pelaku
pelanggaran
✓ Kewenangan dan tanggung jawab yang tidak jelas
✓ Kelalaian atasan
Rationalization 25

✓ Mencontoh atasan / Rekan sekerja


✓ Merasa sudah berbuat banyak untuk perusahaan
✓ Menganggap yang diambil tidak seberapa
✓ Dianggap meminjam, nanti dikembalikan
white-collar crime 24

Kejahatan kerah putih adalah terjemahan untuk istilah yang sangat


dikenal dalam bahasa Inggris, yakni white-collar crime. Istilah ini
dikenalkan oleh Edwin H. Sutherland. kejahatan kerah putih
merupakan kejahatan kelas atas, kelas manusia berkerah putih yang
terdiri atas orang-orang bisnis dan profesional terhormat, atau paling
tidak dihormati. Kejahatan kerah putih terbatas pada kejahatan yang
dilakukan dalam lingkup jabatan mereka.
white-collar crime 25
The Federal Bureau of Justice Statistics (Dictionary of Criminal Justice Data Terminology)
"nonviolent crime for financial gain committed by means of deception by persons whose
occupational status is entrepreneurial, professional or semi-professional and utilizing their
special occupational skills and opportunities; also nonviolent crime for financial gain
utilizing deception and committed by anyone having special technical and professional
knowledge of business and government, irrespective of the person's occupation."

"Kejahatan tanpa kekerasan demi keuntungan keuangan yang dilakukan dengan penipuan
oleh orang yang pekerjaannya adalah wiraswasta, profesional atau semi profesional dan yang
memanfaatkan keahlian dan peluang yang diberikan oleh jabatannya; juga kejahatan tanpa
kekerasan demi keuntungan keuangan yang dilakukan dengan penipuan oleh orang yang
mempunyai keahlian khusus dan pengetahuan profesional mengenai bisnis dan
pemerintahan, meskipun ia tidak terkait dengan pekerjaannya.".
white-collar crime 26

Albert J. Reiss, Jr. & Albert Biderman

"White-collar crime violations are those violations of law to which penalties are
attached that involve the use of a violator's position of economic power, influence, or
trust in the legitimate economic or political institutional order for the purpose of
illegal gain, or to commit an illegal act for personal or organizational gain."

“ Pelanggaran kerah putih adalah pelanggaran terhadap hukum yang terkena sanksi
tertentu dan yang meliputi pemanfaatan kedudukan pelakunya yang mempunyai
kekuasaan ekonomi, pengaruh, atau kepercayaan dalam lembaga-lembaga yang
sebenarnya mempunyai legitimasi ekonomi dan politik namun disalahgunakan untuk
keuntungan ilegal atau untuk melakukan kegiatan ilegal demi keuntungan pribadi atau
organisasi."
REPORT TO THE NATION 27
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) secara berkala menerbitkan kajiannya
mengenai fraud di Amerika Serikat. Laporan ACFE terakhir mengenai hal ini dikenal dengan nama
Report to the Nation on Occupational Fraud and Abuse.
1. Fraud dapat terdeteksi dengan adanya informasi (yang diberikan oleh karyawan, konsumen,
anonym, vendor, owner, competitor), review yang dilakukan oleh manajemen dan adanya
internal audit.
2. Pelaku kejahatan fraud jika didasarkan oleh umur mereka, kebanyakan mereka berumur
antara 31 - 41 tahun dan kecenderungannya adalah laki-laki lebih banyak melakukan fraud di
banding dengan perempuan, serta kebanyakan dari mereka adaah orang yang memiliki degree
college sampai kepada post graduate ke atas.
3. bagian yang harus diwaspadai akan adanya fraud adalah bagian Akuntansi, Operasional,
Penjualan, Manajer eksekutif atau manajer tingkat Atas, Costumer service, dan bagian
pembelian.
4. kebanyakan dari mereka melakukan fraud karena ada dorongan dari gaya hidup, kebutuhan
finansial yang mendesak dan karena adanya control yang kurang baik dari organisasi.
Kasus Fraud 30

➢ Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan
polisi. Ia terbukti melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa
dokumen laporan keuangan.
Perbuatan tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari
BRI Cabang Bangkinang pada hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan
pemeriksaan di BRI Unit Tapung.
Tim ini menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo
neraca dengan kas tidak seimbang.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat, diketahui adanya
transaksi gantung yaitu adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar ke BRI Unit
Pasir Pengaraian II pada tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukan Masril, namun
tidak disertai dengan pengiriman fisik uangnya.
Kasus Fraud 31
➢ PT Kimia Farma merupakan salah satu dari produsen obat-obatan milik pemerintah yang
ada di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan
adanya laba bersih yaitu sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans
Tuanakotta & Mustofa.
Namun, Kementrian BUMN dan BAPEPAM menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu
besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002
laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali dan hasilnya telah ditemukan
kesalahan yang cukup mendasar.
Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau
lebih rendah Rp 32,6 milyar (24,7%). Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu
kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral
berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar
Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar
Rp 10,7 miliar. Diduga upaya penggelembungan dana yang dilakukan oleh pihak direksi Kimia
Farma, dilakukan untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya kepada PT. Kimia
Farma.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai