Opportunity
Low
RATIONALIZATION
• Pelaku fraud yakin bahwa tindakannya bukan merupakan fraud tetapi adalah suatu
yang menjadi haknya
• Merupakan bagian dari fraud yang paling sulit diukur
BERLIAN FRAUD
(DIAMOND THEORY)
incentive opportunity
rationalization capability
GONE THEORY
individu pelaku fraud organisasi sebagai korban fraud
(individual pelaku fraud) (generic - umum)
1. Greed 1. Opportunity
2. Need 2. Exposure
)
MCP THEORY
1. Motives (motivasi seseorang melakukan fraud)
2. Capabilities (kemampuan seseorang yang memungkinkan melakukan fraud)
3. Possibility of Exposure (kemungkinan tindakan fraud akan terungkap dan
mendapatkan sanksi)
KLASIFIKASI FRAUD (ACFE)
The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)
Fraud dibagi dalam 3 (tiga) tipologi besar:
1. Penyimpangan atas aset (asset misappropriation)
2. Pernyataan atau pelaporan yang menipu atau dibuat salah (fraudulent
statements)
3. Korupsi (corruption)
ASSET MISAPPROPRIATION
• Merupakan penyalahgunaan, penggelapan, atau pencurian aset atau harta
perusahaan oleh pihak di dalam dan/atau di luar perusahaan
• Sifatnya berwujud (tangible) atau dapat diukur/dihitung (defined value)
• Employee Fraud karena mayoritas pelaku berada pada tingkat atau kedudukan
sebagai pegawai
FRAUDULENT STATEMENTS
• Merupakan tindakan yang dilakukan oleh pejabat/eksekutif/manajer senior suatu
perusahaan untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan
rekayasa keuangan atau mempercantik laporan keuangan guna memperoleh
keuntungan pribadi terkait dengan kedudukan atau tanggungjwabnya
• Misalnya window dressing, illegal earning management, income smoothing, dll
• Management Fraud karena mayoritas pelaku berada pada kedudukan sebagai
pejabat/eksekutif dan manajer senior
KORUPSI
Jenis fraud yang paling sulit dideteksi, karena bersifat kolusi (simbiosis mutualisma)
Macam-macamnya:
1. Penyalahgunaan wewenang atau konflik kepentingan (conflict of interest)
2. Penyuapan (bribery)
3. Penerimaan yang tidak sah/legal (illegal gratuities)
4. Pemerasan secara ekonomi (economic extortion), misalnya pungutan liar, upeti
KLASIFIKASI FRAUD
(STANDAR AUDITING SEKSI
316)
Fraud dikelompokkan menjadi:
1. Penyimpangan atas asset (Assets Missappropriation)
2. Pembuatan pernyataan atau pelaporan yang dipalsukan atau salah (Fraudulent
Statement)
a. Manipulasi, pemalsuan, perubahan catatan akuntansi dan/atau dokumen
pendukung
b. Representasi yang salah atau penghilangan peristiwa, transaksi, atau
informasi signifikan dari laporan keuangan
c. Penerapan yang salah secara sengaja mengenai prinsip akuntansi (jumlah,
klasifikasi, penyajian, pengungkapan)
KLASIFIKASI FRAUD
(FRAUD TRIANGLE)
Fraud dikelompokkan menjadi:
1. Theft (Assets Missappropriation)
2. Concealment (Fraudulent Statement)
3. Conversion (Money Laundering)
KLASIFIKASI LAIN
1. Letak pelaku di suatu entitas (pihak internal, pihak eksternal, pihak internal
bersama eksternal entitas)
2. Korbannya (fraud against organization – fraud terhadap entitas – occupational
fraud dan fraud by organization – fraud oleh entitas)
3. Jenis industri (banking fraud, credit card fraud, insurance fraud, securities fraud
dan tax fraud)
4. Pencatatan (fraud open on the books, fraud hidden on the books dan fraud off the
books)
5. Frekuensi terjadinya (non-repeating fraud dan repeating fraud)
6. fraud)
FINANCIAL NUMBERS GAME
1. Aggressive Accounting (pemilihan dan penerapan prinsip akuntansi yang
bertujuan agar laba tahun berjalan lebih tinggi)
2. Earning Management (manipulasi laba secara aktif untuk mendapatkan trend laba
yang tidak fluktuatif dan berkelanjutan)
3. Income Smoothing (bentuk earning management untuk menghilangkan aliran
laba yang fluktuatif)
4. Fraudulent Financial Reporting
5. Creative Accounting
FRAUDULENT FINANCIAL
REPORTING
1. Manipulasi, pemalsuan atau pengubahan terhadap catatan akuntansi atau
dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan
2. Kesengajaan dalam penyajian atau sengaja menghilangkan suatu transaksi,
kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan
3. Salah penerapan secara sengaja mengenai prinsip akuntansi (jumlah, klasifikasi,
penyajian, pengungkapan)
EARNING MANAGEMENT
• Manajemen Laba
• Manipulasi laba secara aktif untuk suatu target yang telah ditentukan sebelumnya
untuk suatu proyeksi keuangan yang sudah dibuat, atau untuk mendapatkan trend
laba yang tidak fluktuatif dan berkelanjutan (smoother, more sustainable earnings
stream)
• Berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba atau kinerja suatu organisasi
karena tingkat keuntungan atau laba yang diperoleh dikaitkan dengan prestasi
manajemen (bonus yang diterima tergantung besar kecilnya laba yang diperoleh)
INCOME SMOOTHING
• Perataan Laba
• Upaya yang dilakukan manajemen untuk menstabilkan laba tidak volatile atau
tidak berfluktuasi tajam dimana pendapatan dan beban digeser ke beberapa
periode khususnya periode yang sedang melonjak labanya ke periode berikutnya
(big bath)
• Teknik yang dilakukan:
1. Perataan melalui waktu terjadinya transaksi atau pengakuan transaksi
2. Perataan melalui alokasi untuk beberapa periode tertentu
3. Perataan melalui klasifikasi
CREATIVE ACCOUNTING
Diterapkan perusahaan karena beberapa kondisi seperti bervariasinya prinsip
akuntansi, dalam rangka penerapan prinsip akuntansi yang agresif , dalam rangka
earning management, pelaporan keuangan yang benar-benar menyimpang
Perusahaan dapat memilih dan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) secara fleksibel:
1. Penentuan biaya persediaan
2. Pengakuan pendapatan
3. Metode penyusutan dan amortisasi
4. Metode penyisihan
FINANCIAL SHENANIGANS
• Tindakan yang bertujuan mendistorsi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan
• Dikelompokkan menjadi:
1. Mencatat penghasilan terlalu segera
2. Mencatat penghasilan palsu
3. Memperbesar pendapatan dengan laba sesaat
4. Menggeser beban tahun berjalan ke periode sebelumnya atau sesudahnya
5. Tidak mengungkapkan liabilitas secara cukup
6. Menggeser pendapatan tahun berjalan ke periode sesudahnya
7. Menggeser beban yang akan dating ke periode tahun berjalan
WINDOW DRESSING
Penyajian laporan keuangan atau financial numbers game yang bertujuan untuk
menyesatkan atau mengelabui pembacanya sehingga pembaca tersebut terpikat pada
angka-angka yang disajikan yang kondisi ekonomis sebenarnya tidak sesuai dengan
angka-angka yang disajikan
PENYEBAB TIMBULNYA
FRAUD (1)
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
1. Fungsi pengawasan yang lemah dari dewan komisaris atau komite audit
2. Jumlah keberadaan komisaris independen yang cukup (lebih baik mayoritas) dan
keefektifan peran, fungsi, dan tanggung jawab komisaris independen
3. Kompetensi komite audit di bidang akuntansi dan keuangan serta pemahaman
yang kurang atas industri dan bisnis perusahaan
PENYEBAB TIMBULNYA
FRAUD (2)
4. Pemberian remunerasi dan kompensasi berbasis pada ukuran kinerja
jangka pendek dan bersifat finansial
5. Tidak efektifnya fungsi audit internal dan audit independen serta
komunikasi ke dan dari komite audit
6. Manajemen yang sombong, serakah, otokratis dan mengabaikan
pengendalian internal dan governance
7. Pemegang saham yang lengah dan tidak berkepentingan pada governance
8. Terdapat hubungan kekeluargaan antara manajemen dengan dewan
komisaris dan pemegang saham