RESUME KELOMPOK IV
FRAUD PRINCIPLE
OLEH :
Dari sisi hukum, bagian terpenting apabila telah terjadi fraud adalah pembuktian
kesengajaan dari tindakan fraud tersebut. Apabila terdapat kejadian/ kecurangan atas transaksi
atau aktivitas yang merugikan perusahaan dan dilakukan dengan pola tertentu yang telah
dirancang secara memadai maka hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat kesengajaan dalam
kejadian tersebut dan kejadian tersebut dapat dinyatakan sebagai fraud.
Kecurangan, pencurian, penyangkalan, penyalahgunaan wewenang,
keti dakwajaran, kejahatan kerah puti h dan penggelapan merupakan istilah yang sering
digunakan secara bergantian. Walaupun memiliki beberapa memiliki kesamaan, namun
dari sisi hukum pidana sama sekali ti dak sama. Misalnya, dalam hukum Inggris,
pencurian diarti kan sebagai mengambil dan membawa hak milik orang lain dengan
maksud untuk memilikinya secara permanen, dalam pelaku memperoleh barang yang dicuri
secara ilegal. Sedangkan dalam penggelapan, pelaku secara sah merupakan pemilik barang/
properti namun digunakan oleh orang lain.
F r a u d b i a s a n y a d i p e r s a m a k a n d e n ga n ke j a h a t a n ke r a h p u ti h , h a l
i n i a n t a r a l a i n disampaikan oleh Edwin H. Sutherland dalam White Collar Crime; Donald R.
Cressey dalam Other People’s Money; Norman Jaspan dan Hillel Black dalam The Thief in The
White Collar; dan Frank E. Hartung dalam Crime, Law, and Society.
2. Rasionalisasi
Rasionalisasi atau mencari pembenaran atas tindakan yang dilakukan sebelum melakukan
kejahatan. Rasionalisasi diperlukan agar si pelaku dapat mencerna prilakunya
yang melawan hukum untuk tetap mempertahankan jati dirinya sebagai orang
yang dipercaya. Misalnya: karena gajinya kecil sedangkan tugasnya berat maka
dia mengambil sesuatu dari perusahaan, ketika ketahuan mencuri akan beralasan bahwa
dia hanya meminjam dan akan dikembalikan nanti, menggunakan dana/aset yang dicuri
untuk tujuan sosial, dll.
3. Kesempatan
D a l a m p e n e l i ti a n n y a C r e s sy m e ny a t a k a n b a h w a ti n d a k a n f r a u d d a p a t
t e r j a d i k a r e n a pelaku fraud m e m i l i k i pengetahuan dan kesempatan. Pelaku biasanya
memiliki pengetahuan atas kelemahan pengendalian internal dari perusahaan, dan
kesempatan diperoleh karena pelaku berada dalam posisi yang sangat dipercaya di
perusahaan tersebut. Faktor utama dari kesempatan seseorang dapat melakukan fraud
adalah kelemahan dalam pengendalian intern dari perusahaan tersebut.
Kesempatan untuk melakukan fraud akan membesar ketika pengawasan dari
manajemen perusahaan sangat longgar dan pengendalian internal perusahaan tidak
memadai sehingga menimbulkan motivasi seseorang untuk melakukan fraud.
Profile of Fraudsters
Aspek kunci dari pencegahan dan pendektesian fraud adalah dengan
memahami ciri pelaku ke c u r a n ga n ( fraudsters) b e r d a s a r k a n j e n i s fraud y a n g
d i l a k u k a n . Pe l a k u b i a s a ny a a d a l a h orang yang sama sekali ti dak dicurigai,
sehingga menyebabkan fraud semakin sulit untuk dicegah ataupun dideteksi.
Beberapa pandangan menyatakan bahwa fraud t e r j a d i k a r e n a a d a ny a
d o r o n ga n d a r i l u a r kepada sang pelaku, seperti ekonomi, persaingan, faktor
politi k dan sosial, serta kemiskinan. Namun pada kenyataannya, beberapa orang
cenderung melakukan fraud walaupun ti dak ada faktor eksternal. Menurut Gwynn Nett ler
(Lying, Cheating, and Stealing), pelaku kecurangan dan penipuan adalah sebagai berikut:
a. Orang yang pernah mengalami kegagalan lebih cebnderung untuk melakukan
kecurangan
b. Orang yang ti dak disukai dan ti dak menyukai dirinya sendiri cenderung untuk
menipu (lebih licik)
c. Orang yang impulsif, mudah digoda, dan ti dak sabar dalam memperoleh sesuatu
lebih mungkin terlibat didalam penipuan.
d. Orang yang memiliki perasaan takut akan ditangkap dan dihukum, lebih tahan
terhadap godaan untuk melakukan penipuan.
e. Orang cerdas cenderung lebih jujur daripada orang ti dak tahu. Orang kelas
menengah keatas cenderung lebih jujur daripada orang kelas bawah .
f. Semakin mudah untuk melakukan kecurangan dan pencurian, semakin banyak
orang yang akan melakukannya.
g. Masing-masing individu memiliki ti ngkat kebutuhan berbeda yang akan
mendorong untuk berbohong, berbuat curang, atau mencuri .
h. Kebohongan, Kecurangan, dan Pencurian meningkat keti ka seseorang memiliki
tekanan yang ti nggi untuk mencapai suatu tujuan . Berbohong, curang dan
mencuri meningkat keti ka orang memiliki tekanan besar untuk mencapai
tujuan.
i. Perjuangan untuk bertahan hidup dapat menyebabkan keti dakjujuran.
Fraud Taxonomy
Hampir setiap survei penipuan dan penulis penipuan besar memiliki sistem yang berbeda untuk
mengklasifikasikan penipuan. Sementara beberapa serupa, beberapa masalah juga hadir di
menerapkan taksonomi untuk kegiatan antif raud. Untuk keperluan buku ini, kami fokus pada
penipuan dalam laporan keuangan dan transaksi bisnis. Pengikut adalah beberapa cara
penipuan telah diklasifikasikan.
Penipuan perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori besar: (1) penipuan diarahkan
terhadap perusahaan, dan (2) penipuan yang menguntungkan perusahaan. Di yang pertama,
perusahaan adalah korban; yang terakhir, perusahaan, melalui tindakan curang dari petugasnya,
adalah penerima manfaat yang dituju. Dalam konteks itu, seseorang dapat membedakan antara
penipuan organisasi yang dimaksudkan untuk menguntungkan entitas organisasi dan mereka
yang dimaksudkan untuk merusak entitas. Klasifikasi ini juga dapat memperjelas maksud
penipuan, yang seperti yang disebutkan sebelumnya bisa sulit untuk dibedakan atau dibuktikan.
Misalnya, penetapan harga, penggelapan pajak perusahaan, pelanggaran lingkungan undang-
undang, iklan palsu, dan penghitungan pendek dan bobot pada umumnya dimaksudkan untuk
membantu kinerja keuangan organisasi. Memanipulasi catatan akuntansi untuk melebih-
lebihkan keuntungan adalah ilustrasi lain dari penipuan yang ditujukan untuk menguntungkan
perusahaan tetapi itu dapat menguntungkan manajemen melalui bonus berdasarkan
profitabilitas atau harga saham di pasar. Dalam penipuan untuk organisasi, manajemen mungkin
terlibat dalam konspirasi untuk menipu. Hanya satu orang yang terlibat dalam penipuan
terhadap organisasi, seperti pegawai yang bertanggung jawab membuat faktur dari vendor yang
tidak ada, memiliki cek yang dikeluarkan untuk vendor itu, dan mengubah cek untuk digunakan
sendiri. Penipuan untuk perusahaan dilakukan terutama oleh manajer senior yang ingin
meningkatkan posisi keuangan atau kondisi perusahaan dengan cara seperti itu sebagai
melebih-lebihkan pendapatan, penjualan, atau aset atau dengan mengecilkan biaya dan
kewajiban.
Intinya, salah saji yang disengaja atas fakta keuangan dibuat, dan itu dapat merupakan penipuan
perdata atau pidana. Tetapi penghasilan, misalnya, mungkin juga sengaja dikecilkan untuk
menghindari pajak, dan biaya dapat dibesar-besarkan untuk alasan serupa. Manajer puncak
menggunakan penipuan untuk menipu pemegang saham, kreditur, dan pihak berwenang.
Kecurangan serupa oleh manajer pusat-laba tingkat rendah mungkin digunakan untuk menipu
atasan mereka di organisasi, untuk membuat mereka percaya unit lebih menguntungkan atau
produktif daripada itu, dan dengan demikian mungkin untuk mendapatkan penghargaan bonus
lebih tinggi atau promosi. Di acara terakhir, terlepas dari fakta itu kelebihan pendapatan,
penjualan, atau produktivitas bawahan bawahan seolah-olah membantu perusahaan terlihat
lebih baik, itu benar-benar penipuan terhadap perusahaan. Penipuan terhadap perusahaan
dimaksudkan untuk menguntungkan hanya pelaku, seperti dalam kasus pencurian aset
perusahaan atau penggelapan. Yang terakhir spesifik kategori penipuan sering disebut sebagai
penyalahgunaan aset. Penipuan terhadap perusahaan mungkin juga termasuk vendor,
pemasok, kontraktor, dan pesaing menyuap karyawan. Kasus-kasus suap pegawai sulit untuk
dilihat atau temukan dengan audit, karena catatan akuntansi perusahaan secara umum tidak
dimanipulasi, diubah, atau dihancurkan. Pembayaran suap untuk mendukung satu produk
vendor di atas yang lain dibuat di bawah meja atau, seperti yang dikatakan pengacara, ‘‘ Sub
rosa. ’’ Petunjuk pertama suap mungkin datang dari vendor yang marah produk ditolak secara
konsisten meskipun kualitas, harga, dan kinerjanya. Suap juga bisa menjadi nyata jika karyawan
mulai hidup di luar kemampuannya jauh melebihi gaji dan sumber daya keluarga. Satu proses
pemikiran logis harus ditunjukkan. Dalam penipuan untuk perusahaan yang melibatkan
manajemen eksekutif yang memanipulasi buku, penipuan akhirnya akan melawan perusahaan.
Mengambil salah satu skandal publik terbaru Enron, WorldCom, atau HealthSouth dan
mengikuti perusahaan setelah penipuan itu ditemukan. Semua dari mereka mengalami
kesulitan untuk pulih dari penipuan. Beberapa perusahaan tidak pulih tetapi menutup pintu
mereka. Jadi meskipun kami mengklasifikasikan penipuan laporan keuangan seperti untuk
perusahaan, klasifikasi itu hanya sementara penipuan tidak terdeteksi. Begitu terdeteksi, itu
menjadi sesuatu yang melawan kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup. Beberapa
kejahatan keuangan lainnya tidak cocok dengan skema di sini tetapi juga patut dicatat:
pembakaran untuk keuntungan, kebangkrutan yang direncanakan, dan penipuan klaim asuransi.
Untuk meringkas tipologi ini, panduan kasar untuk klasifikasi muncul sebagai:
Insider Penipuan terhadap Perusahaan
Pengalihan tunai, konversi, dan pencurian (penipuan front-end).
Memeriksa pengningkatan dan penananda tangan atau dukungan pemalsuan.
Manipulasi piutang seperti memo dan memo kredit palsu.
Manipulasi hutang seperti menaikkan atau membuat faktur vendor, klaim manfaat, dan
voucher biaya, dan memungkinkan vendor, pemasok, dan kontraktor untuk menjual terlalu
mahal.
Manipulasi penggajian seperti menambahkan karyawan yang tidak ada atau mengubah
kartu waktu.
Invent Manipulasi dan pengalihan inventaris seperti reklasifikasi yang menyesatkan
persediaan ke status usang, rusak, atau sampel, untuk membuat cache dari mana pencurian
dapat dibuat lebih mudah.
Bantuan dan pembayaran kepada karyawan oleh vendor, pemasok, dan kontraktor.
Fraud Tree
Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) melakukan fraud taxonomy/ fraud tree untuk
mengelompokkan fraud yang dikenal dengan fraud tree. Fraud tree ini telah teruji digunakan
sebagai acuan organisasi profesi lain seperti American Institute of Certified Public Accountant
(AICPA), Institute of Internal Auditors (IIA), dan Information Systems Audit and Control
Association (ISACA). Penggolongan dan jenis-jenis fraud dapat dilihat secara jelas pada gambar
berikut ini.
Tiga kategori utama adalah
1. Penyesatan dalam Laporan Keuangan (Fraudululent Statement)
Skema penyesatan laporan keuangan biasanya dilakukan oleh eksekutif. Mereka melakukan
fraud dengan dampak kerugian paling mahal tetapi yang paling jarang dilakukan.
Kecurangan Laporan Keuangan didefinisikan sebagai kesalahan yang disengaja, pengaburan
fakta-fakta material, atau akuntansi yang menyesatkan dan dapat mempengaruhi atau
mengubah keputusan dan penilaian pembaca setelah mempertimbangkan fakta-fakta salah
yang disajikan. Kecurangan laporan keuangan dilakukan dengan menyajikan laporan
keuangan lebih baik dari sebenarnya (overstatement) dan lebih buruk dari sebenarnya
(understatement).
Laporan keuangan overstated dilakukan dengan melaporkan aset dan pendapatan lebih
besar dari yang sebenarnya. Kecurangan ini bertujuan:
Meninggikan nilai kekayaan untuk mendapatkan keuntungan melalui penjualan saham,
karena nilainya baik.
Untuk mendapatkan sumber pembiayaan atau memperoleh persyaratan yang lebih
menguntungkan, dalam kaitannya untuk kredit perbankan atau kredit lembaga
keuangan lain.
Untuk menggambarkan rentabilitas atau perolehan laba yang lebih baik.
Untuk menutupi ketidakmampuan dalam menghasilkan uang/ kas.
Untuk menghilangkan persepsi negatif pasar.
Untuk memperoleh penghargaan/ bonus karena kinerja perubahan baik.
Cara-cara untuk mewujudkan jenis kecurangan tersebut di atas, antara lain dengan
memasukkan dalam laporan keuangan:
a. Penghasilan/ pendapatan fiktif (fictious revenue)
b. Penilaian akhir atas aset tidak tepat
c. Menyembunyikan kewajiban (concealed liabilities)
d. Mencatat aset, liabilitas, pendapatan, dan biaya pada periode akuntansi yang tidak
tepat (timing deference). Biaya pendapatan tahun berjalan digeser ke tahun
sebelumnya atau sesudahnya. Sebaliknya, pendapatan tahun lalu digeser ke tahun
berjalan dan pendapatan tahun yang akan dating digeser ke tahun berjalan.
e. Menyembunyikan biaya antara lain dengan mengkapitalisasi biaya.
f. Pengungkapan laporan keuangan yang tidak tepat (improper disclosures) seperti tidak
diungkapkannya kewajiban bersyarat (contigence liabilities) atau kejadian-kejadian
penting yang berpengaruh negatif terhadap pos-pos laporan keuangan. Kejadian
penting yang seharusnya diungkap antara lain:
Perusahaan pada tahun buku yang dilaporkan dalam laporan keuangan terlibat
perkara di pengadilan yang apabila nanti kalah terkena kewajiban yang sangat
material.
Lokasi usaha (misalnya berupa pabrik) terkena ketentuan tata kota sehingga pabrik
harus dipindah/ ditututp.
Penilaian aset tidak tepat (improper asset valuation) yaitu penilaian yang tidak
sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum dengan sengaja agar laporan
keuangan tampak lebih baik dari yang sebenarnya.
Pada sisi lain, kecurangan laporan keuangan dilakukan untuk menekan laba (revenue
understatement) dalam rangkan menghindari atau memperkecil pengenaan pajak
penghasilan badan.
Pendeteksian atas kecurangan laporan keuangan antara lain dilakukan dengan
membandingkan hasil analisis atas laporan tersebut dengan laporan periode
sebelumnya. Perbandingan tersebut dapat juga berupa perbandingan data keuangan.
Deteksi atas kecurangan laporan keuangan antara lain dengan melakukan:
a. Analisis Vertikal
Merupakan analisis antara item-item laporan keuangan (neraca, laporan laba-rugi,
dan laporan arus kas) dan membandingkannya dengan tahun lalu dan digambarkan
dalam persentase. Bila hasilnya terjadi perbedaan yang tidak wajar menunjukkan
adanya tanda-tanda fraud.
b. Analisis Horizontal
Merupakan analisis perubahan item-item laporan keuangan selama beberapa
periode pelaporan yang digambarkan dalam persentase. Bila hasil analisisnya
terjadi perbedaan yang mencolok, menunjukkan adanya tanda-tanda fraud.
c. Analisis Rasio
Merupakan analisis dengan menbandingkan item-item dalam laporan keuangan
3. Korupsi (Corruption)
Korupsi melibatkan sejumlah skema, seperti penyuapan dan pemerasan, yang biasanya
melibatkan seseorang di dalam entitas yang bekerja dengan seseorang di luar entitas,
meskipun orang mungkin menganggap sebagai pihak yang tidak mau. Korupsi karena itu
didasarkan pada transaksi pihak terkait, dan biasanya hubungannya tidak diketahui.
Korupsi umumnya didefinisikan adalah penyalahgunaan jabatan di sektor pemerintahan
untuk keuntungan pribadi. Korupsi yang definisikan seperti itu meliputi penjualan kekayaan
negara yang idak sah oleh pejabat, kickbacks dalam pengadaan disektor pemerintahan,
penyuapan dan pencurian dana – dana pemerintah.
Penyuapan didefinisikan sebagai menawarkan, memberi, menerima sesuatu yang berharga
untuk memengaruhi keputusan resmi yang diambil. Penyuapan tidak hanya berlaku di
sector pemerintahan tetapi juga di sektor swasta. Pemberian illegal hampir sama dengan
penyuapan, tetapi dalam skema ini pemberian dilakukan bukan untuk memengaruhi
keputusan melainkan sebagai hadiah atas keputusan yang diambil. Apabila dalam skema
suap dan pemberian illegal yang berperan adalah orang lain di luar pelaku fraud, namun
dalam skema perluasan ekonomi berlaku sebaliknya.