Kelas : 2A
NIM : P1337421020033
MK : PBAK
1. Pasal 362: Pencurian (definisi KUHP: “mengambil sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum”);
2. Pasal 368: Pemerasan dan Pengancaman (definisi KUHP: “dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa
seseorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang
sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain,
atau supaya membuat utang maupun menghapuskan piutang”);
3. Pasal 372: Penggelapan (definisi KUHP: “ dengan sengaja dan melawan hukum
memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain,
tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan”);
4. Pasal 378: Perbuatan Curang (definisi KUHP: “ dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai
nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian
kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang”);
5. Pasal 396: Merugikan pemberi piutang dalam keadaan pailit;
6. Pasal 406: Menghancurkan atau merusakkan barang;
7. Pasal 209, 210, 387, 388, 415, 417, 418, 419, 420, 423, 425, dan 435 yang secara
khusus diatur dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999). (Tuanakotta, 2007:95).
B. Jenis-jenis Fraud (Perbuatan Curang)
Dalam pengadilan yang dilakukan secara online pada Rabu (5/8), Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis kepada terdakwa RW, Direktur
Operasional PT DC atas perkara tindak pidana di bidang perpajakan dan tindak pidana
pencucian uang.
Vonis yang dijatuhkan yakni 5 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp 20,5 miliar, yaitu dua
kali jumlah kerugian negara, subsider 6 bulan kurungan kepada terdakwa.
Perbuatan pidana perpajakan dilakukan terdakwa terjadi di kurun waktu 2010 sampai
dengan 2012 dengan cara menggunakan faktur pajak tidak sah untuk mengecilkan jumlah
pajak pertambahan nilai terutang yang harus disetorkan ke kas negara dan dilaporkan ke
kantor pelayanan pajak.