C. Menurut Amin Widjaja Tunggal, 2001: 3, tekanan keuangan mungkin bias terjadi
karena sifat :
a) Tamak,
b) Besar pasak dari pada tiang,
c) Terlilit utang,
d) Kebutuhan biaya pengobatan,
e) Kebutuhan uang mendesak,
f) Kerugian keuangan/aktiva pribadi.
g) Penyakit mental mungkin karena : berjudi, menggunakan obat-obatan terlarang,
dan perilaku seksual yang mahal.
h) Tekanan beban pekerjaan mungkin karena lembur jam kerja yang terlalu lama,
merasa kurang dihargai sesuai prestasi, jenjang karir (career path) yang tidak jelas
dan lain-lain.
Ada ungkapan yang secara mudah ingin menjelaskan penyebab atau akar
permasalahan dari fraud ini, yaitu fraud by need, fraud by greed and fraud by
opportunity. Menurut teori GONE terdapat empat faktor pendorong seseorang untuk
melakukan kecurangan, yaitu: Greed (keserakahan), Opportunity (kesempatan), Need
(kebutuhan), Exposure (pengungkapan)
Faktor Greed dan Need merupakan faktor yang berhubungan dengan individu
pelaku kecurangan (disebut juga faktor individual). Sedangkan faktor Opportunity dan
Exposure merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban
perbuatan kecurangan (disebut juga faktor generik/umum).
Faktor generik
1) Kesempatan (opportunity) untuk melakukan kecurangan tergantung pada
kedudukan pelaku terhadap objek kecurangan. Kesempatan untuk melakukan
kecurangan selalu ada pada setiap kedudukan. Namun, ada yang mempunyai
kesempatan besar dan ada yang kecil. Secara umum manajemen suatu
organisasi/perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan
kecurangan daripada karyawan.
2) Pengungkapan (exposure) suatu kecurangan belum menjamin tidak terulangnya
kecurangan tersebut baik oleh pelaku yang sama maupun oleh pelaku yang
lain. Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya dikenakan sanksi
apabila perbuatannya terungkap.
Faktor individu
Faktor ini melekat pada diri seseorang dan dibagi dalam dua kategori:
1) Moral, faktor ini berhubungan dengan keserakahan (greed). Beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan untuk mengurangi risiko tersebut adalah:
a) Misi/tujuan organisasi/perusahaan, ditetapkan dan dicapai dengan
melibatkan seluruh pihak (manajemen dan karyawan).
b) Aturan perilaku pegawai, dikaitkan dengan lingkungan dan budaya
organisasi/perusahaan.
c) Gaya manajemen, memberikan contoh bekerja sesuai dengan misi dan
aturan perilaku yang ditetapkan organisasi/perusahaan.
d) Praktik penerimaan pegawai, dicegah diterimanya karyawan yang bermoral
tidak baik.
2) Motivasi, faktor ini berhubungan dengan kebutuhan (need). Beberapa cara
mengurangi kemungkinan keterlibatan dalam kecurangan:
a) Menciptakan lingkungan yang menyenangkan, misalnya:
memperlakukan pegawai secara wajar, berkomunikasi secara terbuka,
dan adanya mekanisme agar setiap keluhan dapat didiskusikan dan
diselesaikan.
b) Sistem pengukuran kinerja dan penghargaan, yang wajar sehingga
karyawan merasa diperlakukan secara adil.
c) Bantuan konsultasi pegawai, untuk mengetahui masalah secara dini.
d) Proses penerimaan karyawan, untuk mengidentifikasi calon karyawan yang
berisiko tinggi dan sekaligus mendiskualifikasinya.
e) Kehati-hatian, mengingat motivasi seseorang tidak dapat diamati mata
telanjang, sebaliknya produk motivasi tersebut tidak dapat disembunyikan.
4. Studi Kasus
“Studi Kasus Mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah”
Ratu Atut Chosiyah merupakan mantan Gubernur Banten yang tersandung kasus korupsi.
Diketahui bahwa Ratu Atut tersandung dua kasus, yang pertama yaitu kasus tindak pidana
korupsi (Tipikor) kasus suap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar. Dimana
pada awalnya KPK menangkap lima orang terkait kasus suap sengketa pilkada lebak di
Mk senilai 2-3 miliar. Dua dari kelima tesangka yaitu mantan ketua MK dan Wawan yang
merupakan adik kandung Ratu Atur. Awalnya Ratu Atut dipanggil untuk memberikan
saksi atas adik kandunya. Namun, ternyata setelah diperiksa, Ratu Atut ikut andil dalam
kasus suap tersebut. Dan kasus yang kedua adalah pengadaan alat kesehatan di Provinsi
Banten yang berhasil merugikan negara dengan total Rp 79 miliar. Penyelidikan kasus
dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di Tangerang Selatan dan Provinsi Banten
bermula dari pengembangan kasus suap pengurusan sengketa Pilkada Lebak.
a. Modus : Penggelembungan Harga Perkiraan Sementara (HPS) alat kesehatan
b. Faktor Terjadinya fraud :
1. Gaya hidup mewah Ratu Atut yang diketahui memiliki sejumlah barang mewah
yang dalam sekali transaksi ada yang mencapai angka miliayaran.
2. Sistem pengendalian internal yang buruk, terbukti dengan adanya indikasi
intervensi terhadap pihak-pihak yang berani melawan atau mengkritisi kinerja dan
pelaksanaan program yang dilakukan dibawah pemerintahan Ratu Atut dengan
melakukan terror, atau bentuk intervensi lainnya.
3. Pelaksanaan review atas kinerja instansi pemerintahan Banten pun cenderung
dilakukan untuk formalitas saja. Kecurangan atau prsedur yang tidak eektif
maupun tidak efisien, tidak ditampilkan dalam review untuk menutupi kecurangan
yang sudah dilakukan.
4. Ratu Atut secara jelas malah mendorong terjadinya tindak kecurangan dengan
memberikan hadiah kepada anggota dewan maupun pihak yang terkait dengan
proyek pengadaan alat kesehatan.
c. Vonis : 4 tahun penjara dan denda 200jt subsider 5 bulan kurungan untuk kasus suap
pilkada lebak dan 5 tahun 6 bulan dan denda 250jt subsider 3 bulan kurungan
d. Cara mencegah kasus : Perlu dilakukan pengendalian internal yang lebih ketat dan
mencegah dinasti politik di pemerintahan untuk mencegah tindak kecurangan. Selain
itu, ketegasan hakim dalam menjatuhkan vonis juga sangat dibutuhkan untuk
memberikan efek jera.