1. Tekanan (Pressure)
Kejahatan kerah putih dapat dilakukan untuk menguntungkan diri pribadi atau
organisasi tempat dia bekerja. Kejahatan kerah putih yang dilakukan karyawan
seperti menggelapkan kekayaan suatu organisasi atau perusahaan, hal tersebut
dilakukan untuk kepentingan pribadi atau sekelompok yang memiliki tujuan
yang sama. Dan jika pihak manajemen yang melakuakn kejahatan kerah putih
seperti menipu para pemegang saham, investor, kreditur di perusahaan dengan
cara memamipulasi laporan keuangan. Hal ini tidak hanya pihak perusahaan
untung namun pribadi manajemen tersebut juga untung.
1. Tekanan Keuangan
a. Berberapa penelitian menunjukkan bahwa kejahatan kerah putih
terjadi karena adanya tekanan keuangan. Tekanan keuangan yang
umum terjadi yang menimbulkan kejahatan kerah putih adalah:
b. Adanya sifat serakah
c. Pola hidup yang bermewah mewahan
d. Memiliki tanggungan hutang yang besar
e. Kerugian dalam membangun usaha
f. Kebutuhan keuangan yang tidak terduga duga.
4. Tekanan Lain
Bentuk – bentuk tekanan lain ini bermacam macam. Gaya hidup istri
atau suami yang boros dan suka hidup bermewah mewah dapat
mendorong seorang karyawan melakukan kejahatan kerah putih.
2. Peluang (Opportunity)
Selain adanya tekanan, kejahatan kerah putih dapat terjadi jika terdapat
peluang. Dan terdapat 6 faktor peluang yang mendorong seseorang melakukan
kejahatan kerah putih. Faktor – faktor tersebut adalah:
1. Langkanya Pengawasan
Tidak adanya pengawasan atau pengendalian dalam suatu organisasi
menjadi penyebab terbesar adanya kejahatan kerah putih. Terdapat 3 unsur
yang penting adalah:
a. Lingkungan pengendalian. Lingkungan pengendalian ini terdiri dari
peran manajemen dalam pengelolaan usaha, komunikasi yang
dilakukan manajemen, penerimaan karyawan yang benar, struktur
organisasi yang jelas, serta adanya departemen audit internal yang
efektif.
b. Sistem akuntansi. Adanya sistem akuntansi yang baik harus menjamin
bahwa transaksi – transaksi dalam organisasi atau perusahaan dicatat
dan diinformasikan dengan benar.
c. Aktivitas pengawasan. Pengendalian internal akan berjalan dengan baik
bila dalam organisasi atau perusahaan terdapat kegiatan pengawasan
yang dilaksanakan secara kontinyu. Di samping itu pengawasan harus
dilakukan oleh orang yang benar – benar memiliki kualifikasi untuk itu.
Kejahatan kerah putih sering terjadi bila ketiga unsur tersebut tidak ada atau
tidak dijalankan dengan baik dalam organisasi atau perusahaan.
3. Pembenaran (Rationalization)
Selain tekanan dan peluang, kejahatan kerah putih terjadi bila terdapat
pembenaran atau rasionalisasi atas tindakannya. Hampir semua kejahatan kerah
putih melibatkan unsur pembenaran. Banyak para pelaku kejahatan kerah putih
pada awalnya adalah bukan pelaku berbagai kejahatan yang lain. Oleh
karenanya mereka harus mencari pembenaran atas tindak kejahatan kerah
putihnya.